KONSTRUKSI GENDER PADA IKLAN TELEVISI. (Analisis Semiotika Pada Iklan Susu Bayi SGM Tahun ) NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI GENDER PADA IKLAN TELEVISI. (Analisis Semiotika Pada Iklan Susu Bayi SGM Tahun ) NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI GENDER PADA IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotika Pada Iklan Susu Bayi SGM Tahun ) NASKAH PUBLIKASI Oleh : YAN LIGHARYANTI L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

3 KONSTRUKSI GENDER PADA IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotika Pada Iklan Susu Bayi SGM Tahun ) Yan Ligharyanti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk membedah berbagai tanda-tanda yang muncul dalam sebuah iklan. Objek dari penelitian ini adalah iklan susu bayi SGM. Iklan-iklan tersebut menunjukkan berbagai konstruksi gender antara anak laki-laki dan anak perempuan yang ditunjukkan pada aktivitas talent. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika. Metode ini bertujuan untuk menjelaskan secara keseluruhan sesuai dengan fakta-fakta yang ada terkait dengan berbagai pemaknaan terhadap tanda dari pesan iklan susu bayi SGM. Selanjutnya data yang diperoleh akan ditulis serta di analisis dengan semiotika Roland Barthes dan pendekatan teori gender. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan perbedaan-perbedaan konstruksi gender pada talent iklan tersebut. Untuk talent anak laki-laki akan lebih menunjukkan sisi maskulinnya sebagai seorang yang kuat dan aktif sedangkan talent anak perempuan akan menunjukkan sisi femininnya sebagai seseorang yang memiliki sifat keibuan dengan sifat yang tanggap terhadap semua pekerjaan rumah terutama pekerjaan di dapur. Kata kunci: Iklan Susu Bayi SGM, Gender, Semiotika A. Pendahuluan Iklan mempunyai peran yang penting dalam sebuah perusahaan karena iklan dianggap atau dikenal sebagai pelaksana pada beragam fungsi-fungsi komunikasi (Shimp, 2003: 357). Selain dianggap sebagai pelaksana dari beragam fungsi komunikasi, iklan juga memiliki pengaruh terhadap proses pemasaran yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Iklan, memberi pengaruh terhadap calon khalayak sasaran untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. Tugas atau peran utama pada iklan yaitu membentuk sebuah citra yang positif dari produk atau jasa tertentu dan untuk pencitraan yang digunakan pada sebuah iklan baik itu citra seksualitas, citra kelas sosial dan lain sebagainya. Hal terpenting dalam melakukan proses beriklan yaitu jenis media yang di

4 gunakan untuk beriklan dan tempat untuk melakukan proses penawaran terhadap suatu produk atau jasa. Saat ini sudah banyak dari media yang telah mengalami perkembangan pesat seiring dengan kemajuan teknologi baik dari media elektronik ataupun media cetak. Media televisi saat ini menjadi pilihan utama bagi para pembuat iklan karena jangkauannya yang luas selain itu dalam hal penyajiannya lebih menarik dan memiliki banyak keunggulan karena dengan perpaduan antara kualitas suara serta gambar yang membuat iklan televisi lebih di sukai banyak orang. Saat ini baik dalam iklan melalui media televisi maupun media cetak sering menampilkan adanya unsur konstruksi gender dalam memberikan pembeda antara peran laki-laki dan perempuan. Gender adalah suatu sifat yang akan terus melekat pada diri seorang laki-laki maupun perempuan sebagai pembeda yang dipengaruhi oleh faktor biologis dan perbedaan peran sosial yang dibangun secara sosial maupun kultural (Fakih, 2006: 71). Dalam kontruksi peran sosial atau gender sudah dialami manusia sejak bayi. Dimasa bayi, manusia sudah mengalami bagaimana perbedaan peran sosial yang ditunjukan dengan perbedaan peranperan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Dari berbagai macam iklan yang muncul di televisi yang menampilkan konstruksi gender dengan lebih menunjukkan pada peran para talent dalam iklan tersebut sehingga masyarakat yang melihat sedikit mengerti tentang gender. Objek utama dalam iklan adalah iklan susu bayi SGM. Alasan penulis memilih iklan tersebut karena iklan tersebut terdiri dari berbagai versi yang menampilkan konstruksi gender yang dilihat dari dua sisi yaitu maskulin dan femininnya. B. Kerangka Teori Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan kebutuhan pokok atau kebutuhan terpenting dari manusia, manusia tidak bisa hidup tanpa melakukan komunikasi karena manusia terlahir sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dalam

5 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain, sehingga melalui komunikasi manusia akan mudah dalam berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara tatap muka maupun melalui media. Komunikasi adalah sebuah proses didalam menjadikan satu pengertian yang sama antara dua atau beberapa hal mengenai sebuah kekuasaan terhadap seseorang atau beberapa orang (Littlejohn, 2009:5). Iklan pada televisi adalah bagian dari komunikasi massa, karena melibatkan media massa. Di dalam iklan, konsumen dalam membeli suatu produk bukan berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan, tetapi berdasarkan pada simbol-simbol yang disuguhkan secara variatif sehingga memberikan kesan yang menarik (Piliang, 2003:287). Terkait penggunaan tanda dalam iklan, sering terjadi kerancuan khususnya di dalam penyampaian sebuah pernyataan atau gagasan kepada calon khalayak sasaran dengan kata-kata yang kurang bisa dimengerti sehingga komunikasi yang terjadi kurang efektif dan terjadi sebuah kesinambungan antara pengirim dan penerima. Dalam sebuah proses produksi iklan, tahapan yang utama adalah dalam hal pengambilan gambar. Sehingga seorang juru kamera diharapkan lebih mengerti didalam cara pengambilan gambar sehingga gambar tidak monoton dan lebih memahami masalah komposisi gambar. Komposisi adalah suatu cara dimana dalam sebuah layar diletakkan suatu objek dengan tujuan agar gambar yang terlihat dapat mendukung alur suatu cerita dan terlihat lebih menarik (Semedhi, 2011:43). Sering terjadi kerancuan mengenai pengertian gender dan seks. Banyak orang yang mengartikan gender sebagai jenis kelamin. Gender bukanlah seks ataupun jenis kelamin (Moore Abdullah, 2003: 19). Namun gender adalah perbedaan peran sosial seorang laki-laki maupun perempuan ataupun perbedaan mengenai kekuasaan laki-laki

6 terhadap perempuan. Gender selalu melibatkan pada tiga hal yaitu feminin, maskulin serta bias gender. Wanita selalu identik dengan sifat femininnya yang selalu terlihat lebih lemah lembut, keibuan, agresif, emosional, serta manja. Sedangkan pada laki-laki akan selalu terlihat sisi maskulinnya yang terlihat lebih kuat, aktif, berjiwa petualang, percaya diri, tidak mudah menangis dan tidak mudah tersinggung. Dan untuk kaitannya dengan bias gender yaitu sebuah pembelokan dari peran sosial, baik dari pembelokan peran seorang perempuan yang beralih didalam peran seorang laki-laki maupun sebaliknya. Dalam mengartikan sebuah pesanpesan yang muncul dalam sebuah iklan kaitannya dengan tanda adalah dengan menggunakan analisis semiotika (Sobur, 2009:12). Berkaitan dengan iklan, untuk menafsirkan sebuah iklan didalam perspektif semiotika, dapat membedahnya melalui sistem tanda yang muncul dalam sebuah iklan. Iklan terdiri atas lambang-lambang yang menggunakan sistem tanda, baik melalui verbal maupun non verbal. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan analisis semiotika yaitu penelitian yang menggambarkan secara keseluruhan, terperinci terhadap suatu objek penelitian yang memfokuskan pada tanda yang muncul terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan kemudian ditarik dalam sebuah kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif ini, bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci, luas serta mendalam mengenai sebuah potret dan kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa yang ada di lapangan (Sutopo, 2002:111). Terkait dengan teknik pengumpulan data adalah dengan studi kepustakaan dan dokumentasi. Untuk studi kepustakaan menggunakan penelitianpenelitian terdahulu dimana dalam penelitian

7 tersebut menggunakan analisis mengenai tanda dan makna dalam iklan televisi. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan metode penganalisaan unsurunsur tanda yang ada dalam iklan susu bayi SGM dengan menggunakan analisis semiotika. Dalam penelitian ini, menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes. Dalam tori analisis semiotika Roland Barthes, terdiri dari tiga hal penting didalamnya yaitu denotasi (menafsirkan sebuah tanda yang muncul kedalam sebuah makna berdasarkan dengan tanda visual maupun verbalnya atau tataran antara penanda dan petanda), konotasi (menafsirkan tanda kedalam sebuah makna berdasarkan emosi atau perasaan yang bertemu dengan kedalam sebuah makna berdasarkan pada unsur kebudayaan atau realitas alam (Fiske, 2011 : 118). Dalam sebuah penelitian terkait dengan data yang disajikan harus teruji keabsahannya untuk meyakinkan serta tersebut. Untuk pengembangan validitas terhadap penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi yang merupakan teknik pemeriksaan untuk menguji keabsahan terhadap data-data yang disajikan. Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi teori yang menggabungkan berbagai teori gender dengan teori semiotika. D. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini dibagi dalam tiga kategorisasi pembahasan, yaitu talent dan atribut, aktivitas, dan pandangan sosial yang dilihat dari tiga sisi yakni maskulin, feminin dan bias gender. 1. Talent dan atribut Dalam dunia iklan, model dalam iklan disebut sebagai talent. Talent sangat memberikan pengaruh besar dalam tercapainya suatu iklan. Talent menunjukkan bagaiamana ciri-ciri fisik dari model iklannya. Talent ditunjang dengan adanya suatu atribut. Atribut atau properti adalah sesuatu yang melekat memastikan kebenaran dari data-data

8 pada talent. Talent menunjukkan kode visual yang terdapat dalam iklan. 1.1 Maskulin Akibat dari perbedaan hormonal alam tubuh laki-laki lebih agresif, cara berpikirnya rasional, tidak emosional, independen, lebih objektif, lebih suka berpetualang, tidak mudah menangis, penuh rasa percaya diri, tidak mudah 1.2 Feminin Perempuan telah menyadari bahwa sifat dan kualitas feminin bukan sesuatu yang rendah, namun justru sebaliknya. Feminin ditafsirkan dalam arti yang positif aktif. Kualitas feminin bukan merupakan pembentukan kultur dan struktur, melainkan menjadi kodrat kewanitaan, kodrat yang harus diterima tersinggung, dan penuh rasa percaya diri. sebagai sebuah keniscayaan adanya. Anak laki-laki lebih sering menggunakan busana atau pakaian model kaos oblong dengan bahan katun atau dengan menggunakan kemeja maupun hem serta menggunakan celana panjang atau pendek (Danesi, 2010:254). Dan untuk dominan warna yang digunakan adalah warna putih yang memiliki makna bersih ataupun suci. Atau dengan kata lain warna putih dapat diartikan sebagai pembawa kedamaian (Hartman, 2004:117). Perempuan dipandang sebagai makhluk yang lemah lembut, emosional dan memiliki sifat keibuan. Untuk warna yang lebih sering digunakan anak perempuan adaah warna putih dan pink. Pada warna putih sendiri menimbulkan makna yang damai, mudah terkesan, terkesan, baik hati dan mudah membaur dan lemah lembut (Hartman, 2004: ). 2. Aktivitas Dalam melakukan promosi maupun kampanye beriklan, aktivitas dari talent sangat mempengaruhi keberhasilan untuk

9 menarik minat konsumen.selain itu, aktivitas yang dilakukan talent dalam iklan, juga dapat menimbulkan makna. Dalam hal ini makna bisa muncul dalam suatu bentuk tanda. 1.1 Maskulin Anak laki-laki dalam kehidupan sehari-hari memiliki peran yang utama dalam hal melindungi kaum perempuan, selain itu kegiatan serta pekerjaan laki-laki yang lebih berat dibanding kaum perempuan. Laki-laki memiliki peran yang sangat penting, karena laki-laki harus bisa melindungi kaum perempuan. Untuk dominan warnanya adalah warna merah yang merujuk pada makna wrana merah sebagai Raja Rimba (Hartman, 2004:69). Karena sifatnya yang sangat produktif dan gigih, kalau anak lakilaki yang menggunakan warna merah akan lebih memancarkan rasa percaya diri yang luar biasa. Selain itu, warna merah yang digunakan pada anak lakilaki tersebut dapat menimbulkan sebuah makna yang pantang menyerah, banyak akal (survivor yang tangguh), penuh tekat, dan selalu mengandalkan diri sendiri. 1.2 Feminin Mereka tidak pernah dilibatkan dalam proses yang membuat dirinya sengsara. Perempuan lebih berada pada sektor domestik atau didalam rumah. Dan untuk ruang yang menjadi tempat dalam indah bagi kaum perempuan yaitu dapur. Dapur dianggap menjadi tempat yang paling indah yang membuat perempuan betah di rumah (Abdullah, 1997:8). 1.3 Bias gender Berlainan dengan jenis kelamin, perilaku gender adalah perilaku yang tercipta melalui proses pembelajaran, bukannya sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri secara alamiah atau takdir yang

10 tidak bisa dipengaruhi oleh manusia maka dari itu menjadikan sebuah keganjalan kaitannya dengan gender yang salah satunya yaitu bias gender. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi sebuah pembelokan peran sosial antara kaum laki-laki dan perempuan. hal ini tidak dapat dihindarkan, karena bias gender dengan sendirinya baik karena faktor hormonal/alami maupun karena faktor tuntuntan yang membuat dirinya untuk melakukan sesuatu yang memang menjadi peran maupun pekerjaannya. Dalam melihat kebudayaan serta kebiasaan yang dilakukan para anak laki-laki di Indonesia adalah sangat menggemari acara-acara televisi yang menayangkan acara olahraga maupun film kartun/animasi. Anak laki-laki lebih menyukai kegiatan yang sifatnya produktif serta mengandalkan otot dan otak daripada mengandalkan emosi (Umar, 1999:44). 3. Pandangan sosial Ketika sebuah aktivitas dalam iklan yang menimbulkan sebuah pesan verbal diantara para talent dan dalam pesan verbal tersebut menimbulkan sebuah ungkapan kagum maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah pandangan ataupun respon sosial. 1.1 Maskulin Tubuh laki-laki memilki ciri biologis serta ciri fisik yang kuat, sifat hormonal yang agresif, cara berpikirnya rasional, lincah, independen, lebih objektif, lebih suka berpetualang, tidak mudah menangis, penuh rasa percaya diri, dan lebih cenderung menyukai di ruang publik (berada diluar rumah). Anak laki-laki dalam kehidupan nyata, dianggap sebagai makhluk

11 yang menjadi dambaan para perempuan karena laki-laki dapat melindungi serta menjaga kaum perempuan dengan sifatnya yang sensitiv terhadap sesuatu. Persepsi lain mengatakan bahwa laki-laki itu lebih kuat, lebih aktif, dan lebih cerdas (Umar, 1999:44). 1.2 Feminin Mengenai ciri biologis yang dimilki oleh perempuan, secara sosial maupun kultural di representasikan sebagai makhluk yang lemah lembut, emosional sekaligus keibuan. Strategi perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial yang sejati dari perspektif kaum perempuan pada dasarnya telah ditempuh melalui berbagai strategi. Dengan melihat pernyataan itu maka pupuslah kesangsian bahwa gender sudah terangkat menjadi unsur agenda internasional. Perempuan dengan peranperannya yang bersifat marginal menunjukkan bahwa perempuan disebut sebagai warga kelas dua. Peran-peran yang bersifat mariginal adalah mengurus anak, mencuci, memasak serta menghidangkan makanan. Perempuan dianggap mewakili sifat alam (nature) (Abdullah, 1997:3). Perempuan dianggap sebagai makhluk yang indah, karena perempuan dianggap lebih mampu menunjukkan sesuatu dengan emosional sehingga para kaum laki-laki akan kagum terhadap mereka. Dengan kemampuannya didalam ruang domestik, peranan seorang perempuan dianggap penting dan menjadi kunci kebahagiaan sebuah keluarga. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis data, penulis menarik kesimpulan bahwa: 1. Terkait dengan pemaknaan dari Roland Berthes, pada makna denotasi, konotasi

12 serta mitosnya terlihat bagaimana sebuah konstruksi gender itu ada. Dilihat dari kategorisasi talent dan atribut, sangat menunjukkan berbagai perbedaan yang terlihat dari hal ciri fisik, ciri biologis, pakaian serta aksesoris lain yang di gunakan oleh masing-masing talent anak perempuan dan anak laki-laki. Jika dilihat dari kategorisasi aktivitasnya, dilihat dari berbagai peran yang di lakukan masingmasing talent dilihat dari berbagai aktivitas atau kegiatannya. Selain itu Dilihat dari segi feminin serta maskulinnya, mereka memberikan berbagai makna tentang bagaimana konstruksi itu dibangun. Anak laki-laki selalu menunjukkan ciri biologis serta ciri fisiknya yang kuat, aktif, cerdas, suka berpetualang, lincah, rasional serta jantan. Sedangkan pada anak perempuan selalu menunjukkan bagaimana dia menjadi seorang ibu yang baik yang suka menghabiskan waktu di dalam rumah (ruang dapur). Dan terkait masalah dilihat dari berat ringannya aktivitas yang dengan warna yang digunakan dari dilakukan. Dan untuk kategorisasi masing-masing talent yang dikaitkan pandangan sosial, terlihat bagaimana dengan psikologi warna yang perasaan kagum yang di tunjukkan dengan ungkapan kagum terhadap apa yang dilihat pada kecerdasan anak dari seseorang yang lebih dewasa (ayah/ibu) yang menjadi talent dalam iklan tersebut. 2. Kaitannya dengan bias gender, terjadi sebuah pertukaran sifat antara laki-laki dan perempuan dapat terjadi karena faktor alami dan juga karena faktor tuntutan. menimbulkan makna-makna yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka. Karena warna dapat menjadi sebuah simbol dari kepribadian manusia di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu pemahaman yang pada awalnya salah mengartikan gender sebagai alat kelamin (sex) menjadi paham tentang arti gender yang sebenarnya.

13 Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran dalam hal akademis terutama dalam kajian Ilmu memberikan timbal balik terhadap isi pesan dari iklan tersebut. Sehingga feed back yang muncul akan selaras terhadap isi pesan yang Komunikasi, diharapkan perlu disampaikan. Karena pesan-pesan media mempertimbangkan dalam kaitannya dengan memperdalam berbagai pengetahuan kepada mahasiswa terhadap berbagai kajian analisis teks seperti analisis semiotika, analisis framing, dan analisis wacana karena dengan pemahaman terhadap tiga kajian analisis teks tersebut akan mempermudah di dalam memahami pesan-pesan terhadap proses komunikasi terutama terkait dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan canggih. Saran yang kedua ditujukan kepada masyarakat agar lebih belajar untuk memahami berbagai pengetahuan tentang kemajuan teknologi yang ada dan lebih melek media. Karena dengan melek media dapat membantu seseorang didalam memahami arti pesan terutama didalam iklan dan membantu dalam menafsirkannya. Jika seseorang lebih melek media akan lebih mudah di dalam merupakan konstruksi atau buatan dari suatu ideologis. Dan penggunaan bahasa-bahasa yang kreatif pada pesan media, sehingga seseorang di dalam memahami pesan media akan berbeda-beda. F. Persantunan Atas terselesaikannya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Taufik Murtono selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Rinasari Kusuma selaku Dosen Pembimbing II yang telah berbaik hati menyediakan waktunya untuk memberikan masukan, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, More A Small and Medium Enterprise and Medium in Asia Pacific: Rules and Issues. Huntington: NY, Nova Science Publisher. Danesi, Marcel Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

14 Fakih, M Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fiske, John Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Hartman, Taylor The Color Kode (Kode Warna). Batam : Interaksara. HB, Sutopo Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Little W, Stephen dan Foos A, Karen Teori Komunikasi (Theories Of Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika. Piliang, Yasraf Amir Hipersemiotika (Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna). Bandung: Jalasutra. Shimp A, Terence Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sobur, Alex Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Umar, Nasaruddin Argumen Kesetaraan Jender : Perspektif Al- Qur an. Jakarta: Paramadina.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Arus teknologi dan informasi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hedonisme sudah menjadi bagian dari gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini. Hedonisme merupakan sebuah gaya hidup di mana kesenangan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan pada dasarnya merupakan suatu bentuk proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi gagasan atau ide kepada sekelompok orang atau individu melalui suatu

Lebih terperinci

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM THE DEVIL WEARS PRADA DAN CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC NASKAH PUBLIKASI

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM THE DEVIL WEARS PRADA DAN CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC NASKAH PUBLIKASI REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM THE DEVIL WEARS PRADA DAN CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tantang Analisis Perbedaan Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi S1 Terhadap Pentinngnya Laporan Keuangan (Studi Pada Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Iklan dikenal berperan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui berbagai jenis media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEREMPUAN DALAM MEDIA

KOMUNIKASI PEREMPUAN DALAM MEDIA KOMUNIKASI PEREMPUAN DALAM MEDIA (Analisis Semiotika Komunikasi Istri terhadap Suami yang direpresentasikan dalam Iklan-Iklan Teh Sariwangi Tema Mari Bicara ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin mendekatkan khalayak sasaran dengan menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perhelatan akbar pemilihan kepala daerah hingga pemilihan presiden di Indonesia setiap calon pasangan yang maju menggunakan berbagai cara untuk membangun image

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Menerut Basrowi Sadakin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun ) POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gender adalah signifikansi sosial dari seks (Burr 1998:11). Burr mengatakan bahwa gender mengacu pada karakteristik dan perilaku lakilaki dan perempuan dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan wajah identik bagi para wanita saja, namun saat ini para pria mulai menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehatan kulit wajah. Berbagai macam produk perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan kemajemukannya dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa atau etnis, agama, bahasa, adat istiadat dan

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat menarik perhatian orang banyak, bahkan membuat banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat menarik perhatian orang banyak, bahkan membuat banyak orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penampilan iklan Extra Joss di media cetak dan elektronik secara besarbesaran di Indonesia sungguh menarik perhatian untuk disimak. Penampilan iklan ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi bukan berarti perbedaan itu diperuntukkan untuk saling menindas, selain dari jenis kelamin, laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian

Lebih terperinci

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menggunakan tiga level dalam menganalisis iklan yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Berdasarkan ketiga level tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat hidup secara berkelompok dalam suatu kesatuan sistem sosial atau organisasi. Salah satu bidang dalam organisasi yaitu bidang politik (Wirawan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reporduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reporduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reporduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006 Adlin, Alfathri. Spiritualitas dan Relitas Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta : Jalasutra, 2006 Apter,

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN ) Poligami Dalam Film 37 ABSTRAK POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN 2006-2009) Rahmalia Dhamayanti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perempuan dan laki-laki merupakan istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk membedakan dua jenis kelamin yang berbeda. Dalam Fakih (2013:8), jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan kampanye politik merupakan suatu tindakan spesifik yang dirancang untuk mengiklankan sebuah aktifitas politik atau kampanye dalam rangka proses pemilihan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pendapat, dan perasaan seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Aku ingin membeli sepeda jadi aku bisa balapan dengan Abdullah... Kalimat di atas merupakan kalimat yang diungkapkan oleh Wadjda kepada ibunya, dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang ketat pada era globalisasi saat ini membuat para produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi

Lebih terperinci

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012) ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012) Indah Suci Wulandari K8407032 Pendidikan Sosiologi Antropologi ABSTRAK : Indah Suci Wulandari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang komunikasi sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-media komunikasi. Bangsa Indonesia termasuk salah satu Negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Gaya hidup masyarakat saat ini sangat dekat dengan rokok. Tidak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak sekarang juga sudah banyak yang mengkonsumsi rokok. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya industri media saat ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mengomunikasikan produk mereka kepada khalayak, sehingga diperlukan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan barang maupun jasa, perlu memperkenalkan produk mereka kepada publik atau konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan industri periklanan di Indonesia cukup pesat. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran penting media iklan dalam mata rantai strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Hasil interpretasi tanda pada Iklan Oriflame versi Oriflame Changes Lives, menunjukkan perempuan belum sepenuhnya bebas, peran perempuan dalam hal pekerjaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita dalam konteks budaya Jawa sering disebut kanca wingking (teman di dapur) oleh suaminya yang nasibnya sepenuhnya tergantung pada suaminya. Pepatah Jawa menggambarkan

Lebih terperinci

TRANSGENDER DALAM FILM. (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender. Dalam Film The Iron Ladies )

TRANSGENDER DALAM FILM. (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender. Dalam Film The Iron Ladies ) TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film The Iron Ladies ) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan

Lebih terperinci

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Oleh: RIKHI SUTRISNO L 100090157 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai gaya hidup sebagai inti dari pesan komersialnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai gaya hidup sebagai inti dari pesan komersialnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ada premis yang mengatakan bahwa penjualan sebuah produk akan meningkat apabila produk tersebut dapat dikaitkan dengan gaya hidup dan trend serta nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi menjadi sangat penting. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan salah satu bagian dari media massa. Menurut Berkhouver iklan adalah setiap penyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik dalam bentuk apapun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI KONSTRUKSI PEREMPUAN DI DALAM MAJALAH MALE

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI KONSTRUKSI PEREMPUAN DI DALAM MAJALAH MALE NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI KONSTRUKSI PEREMPUAN DI DALAM MAJALAH MALE Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelengkapan Siding Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi CANDRA PUTRA MANTOVANI L100 090 002 PROGRAM

Lebih terperinci