BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Vera Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perempuan dan laki-laki merupakan istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk membedakan dua jenis kelamin yang berbeda. Dalam Fakih (2013:8), jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Istilah jenis kelamin ini selalu dikaitkan bahkan diartikan sama dengan istilah gender. Padahal keduanya memiliki definisi yang berbeda. Gender sendiri merupakan sebuah konsep pembedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan perspektif sosial budaya, dan bukannya dari sudut pandang perbedaan kodratnya (Kasiyan, 2008:27). Pembedaan antara jenis kelamin ini, berpengaruh kepada kedudukan, hak, dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki karena adanya nilai-nilai yang memang dikonstruk oleh masyarakat sendiri. Dengan melekatnya nilai-nilai yang ada pada masyarakat di Indonesia, dan meyakini secara bersama jika jenis kelamin dan gender itu sama, menjadikan munculnya fenomena bias gender di masyarakat, dimana fenomena ini adalah pembagian posisi dan peran yang tidak adil antara lakilaki dan perempuan sesuai dengan konsep gendernya. Menempatkan perempuan dengan sosok tradisional yaitu berada pada wilayah domestik dan laki-laki berada pada wilayah publik, serta merugikan salah satu jenis kelamin. Dalam perspektif tempat wilayah domestik ini meliputi ruang keluarga, dapur, kamar mandi, ruang tidur, hingga batas rumah dengan jalan raya. Sedangkan wilayah publik merupakan di luar tempat-tempat tersebut. Secara umum, bias gender ini sangat melekat pada kaum perempuan. 1
2 Kesadaran terhadap adanya bias gender sendiri, dikarenakan adanya sebuah keresahan yang dialami oleh kaum perempuan. Bukan hanya di Indonesia, bias gender ini juga dialami oleh perempuan di Negara lain, salah satunya di Inggris dan Amerika. Kaum perempuan di kedua Negara ini mendapat perlakuan yang tidak adil, dalam kesempatan upah kerja, akses pendidikan, kesempatan kerja, adanya kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi pada perempuan (Hollows, 2010:5). Dari keresahan tersebut, muncul gerakan feminisme yang mencakup baik gerakan hak-hak perempuan maupun emasipasi perempuan yang menuntut keadilan bagi kaum perempuan. Teori feminisme berdasarkan tahapan era perkembangannya, yakni teori feminsime gelombang pertama (the first wave) yang dimulai pada akhir abad 18 hingga awal abad 20, kemudian teori feminisme gelombang kedua (the second wave) yang berlangsung kurang lebih dua dekade, yakni dimulai pada dekade 1960-an hingga 1980-an, dan terakhir feminisme gelombang ketiga (the third wave) yang dimulai pada dekade 1990 hingga sekarang (Haryanto, 2012:99). Di Indonesia sendiri, sudah ada gerakan yang menolak bias gender. Gerakan tersebut adalah gerakan emansipasi perempuan yang di pelopori oleh R. A. Kartini. Dalam Mustikawati (2015:70), makna konsepsi emansipasi wanita dalam pemikiran R. A. Kartini adalah menginginkan kebebasan dan mandiri. Bebas dan mandiri dalam bidang pendidikan dan kehidupan berumah tangga. Kartini ingin perempuan mendapatkan pendidikan di bangku sekolah serta menolak pernikahan poligami. Akan tetapi gerakan menolak bias gender tersebut, tidak merubah perspektif masyarakat Indonesia terhadap kaum perempuan dan laki-laki. Masih menganggap bahwa konsepsi dari gender merupakan sebuah kodrat. Nilai-nilai tersebut turut diperkuat dan dikonstruksi melalui media. Salah satunya melalui iklan televisi, khususnya pada iklan komersial. Digambarkan bahwa perempuan memiliki citra pinggan, yaitu tidak bisa melepaskan diri dari dapur karena dapur adalah dunia perempuan. Sedangkan laki-laki ditampilkan memiliki citra maskulin, dimaknai dengan kejantaan, ketangkasan, keuletan, keberanian, keteguhan hati, pelindung, 2
3 dan perkasa, dambaan perempuan. Padahal, dalam perspektif gender maskulin dan feminim merupakan sifat pilihan untuk kaum perempuan maupun laki-laki, sesuai dengan jenis kelaminnya. Peneliti mengambil objek penelitian Iklan Ramadhan Line, yang terdiri dari dua versi iklan, versi Adzan Ayah dan versi Pulang Bersama Line. Kedua iklan ini merupakan iklan komersial yang dimiliki oleh produk teknologi komunikasi asal Jepang yaitu Line untuk mengenalkan fitur baru dari aplikasi Line yaitu Line video call dan Line free call. Kedua iklan ini tayang pada beberapa stasiun televisi swasta nasional di Indonesia, pada bulan Juni 2015 saat bulan Ramadhan 1436 H. Iklan ini dapat disaksikan juga di media sosial yaitu youtube.com. Dapat dikatakan, iklan ini telah menjangkau khalayak luas, bukan hanya di Indonesia bahkan dunia. Salah satu hal yang menarik dari iklan ini adalah, Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah merupakan iklan yang berdasarkan kisah nyata pengguna Line di Indonesia yang dikirimkan melalui kompetisi Line story pada awal Mei 2015 dan berhasil mengungguli cerita lainnya (Wiwiek:2015). Secara tidak langsung, jalan cerita Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah merupakan kisah yang benarbenar ada dan nyata bukan sebuah fiktif belaka. Gambar 1.1 Screen Shot Cuplikan Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah (sumber : youtube.com) Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah, berkisah tentang seorang ayah bernama Ari yang bergelut dengan realitas hidup menghadapi kewajiban pekerjaannya, terpisah jarak km dari sang istri bernama Ida yang sedang 3
4 mengandung besar. Pasangan suami istri ini menggunakan aplikasi Line untuk berkomunikasi dan saling bertukar kabar. Digambarkan pada Iklan Ramadhan Line Adzan Ayah, Ida sang istri merupakan perempuan yang memiliki profesi sebagai ibu rumah tangga. Gambaran Ida pada iklan ini, menurut peneliti merujuk pada makna bias gender, sesuai dengan konsep bias gender dalam Widyatama (2006:7) yaitu sebuah prasangka atau konstruksi sosial yang berupaya mendudukan perempuan dalam sosok yang tradisional, lebih lemah dibandingkan dengan pria. Perempuan dalam sosok tradisional dalam iklan ini, sang istri yang ditampilkan sebagai perempuan yang hanya bekerja di rumah mengurus segala hal yang ada di rumah, salah satunya kebersihan rumah. Sedangkan sosok Ari lebih digambarkan sebagai sosok yang tangguh serta kuat mampu bekerja di sebuah pertambangan di lautan lepas. Anggapan perempuan memiliki kekuasaaan dirumah merujuk kepada falsafah Jawa, yang mengatakan bahwa perempuan tidak dapat dijauhkan dengan istilah kasur, dapur, sumur. Falsafah tersebut mengandung ajaran bagi perempuan Jawa. Tiga tempat tersebut merupakan wilayah utama seorang perempuan. Padahal bahwasannya sudah banyak perempuan Indonesia yang bekerja pada wilayah publik. Gambar 1.2 Screen Shot Cuplikan Iklan Ramadhan Line Pulang Bersama Line (Sumber: youtube.com) Pada iklan kedua, Iklan Ramadhan Line Versi Pulang Bersama Line merupakan kelanjutan dari Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah. Iklan ini 4
5 berkisah tentang kehidupan Ari dan Ida pasca kelahiran anaknya. Ida sang istri digambarkan sudah melahirkan anak pertamanya. Suasana hari raya Idul Fitri pun terasa pada iklan ini. Walaupun jalan cerita sudah berbeda, pada iklan ini, Ida masih ditampilkan dengan sosok yang tradisional. Ida masih dilekatkkan dengan peran domestik, melakukan kegiatan seperti menyajikan makanan, ditambah setelah kelahiran anaknya, Ida mengemban tugas baru yaitu mengasuh anak. Bukan sebuah kebetulan jika perempuan dan laki-laki sering digambarkan secara bias. Berikut daftar stereotip gender pada iklan televisi : Tabel 1.1 Daftar Stereotip Gender Pada Iklan Perempuan Laki-laki Lembut Kasar Emosional Rasional Feminim Maskulin Cengeng Tabah Berambut panjang Berkumis Berkulit putih Terpesona pada kecantikan Bertubuh langsing Berpenampilan mapan Pakai Rok Pakai celana Mengasuh anak Bekerja Mencuci piring Mencuci mobil Tidak perlu sekolah Berpendidikan tinggi Ibu rumah tangga Bekerja di ruang publik Lemah Kuat Cerewet, Judes Kalem (Sumber: Venny, 2002 dalam Kusumastutie&Faturochman, 2004:111 diakses pada 16 Januari 2017 pukul WIB) 5
6 Sesuai dengan tabel diatas ada 14 data stereotip gender pada iklan di televisi. Data yang peneliti tebalkan, merupakan konsep gender yang muncul pada kedua objek penelitian ini. Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah dan Iklan Ramadhan Line Versi Pulang Bersama Line termasuk kedalam iklan yang merepresentasikan stereotip perempuan dan laki-laki pada pembagian peran pekerjaan dalam rumah tangga. Bias gender di Indonesia masih menjadi sebuah fenomena yg harus dikaji lebih mendalam sehingga tidak akan adanya lagi pihak yang merasa dirugikan dengan ideologi gender yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia ini khususnya kaum perempuan. Selain itu, tema bias gender menarik untuk diteliti karena bias gender sendiri masih sangat tinggi di Indonesia. Dilihat dari jumlah pekerja perempuan di Indonesia saat ini baru mencapai 54,44 persen dari total angkatan kerja perempuan. Berbeda dengan laki-laki dimana tingkat partisipasinya mencapai 84,66 persen. Meski partisipasi kerja perempuan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun jumlah perempuan yang tidak bekerja dinilai jauh lebih banyak. Dari total seluruh angkatan kerja perempuan, ada 45,56 persen perempuan yang tidak bekerja (sumber : diakses pada 30 oktober 2016 pukul WIB, diupdate pada April tahun 2015 ). Berdasarkan data tersebut menjelaskan bahwa bias gender merugikan kaum perempuan, karena adanya anggapan bahwa kaum laki-laki lah yang lebih berhak bekerja dan mencari nafkah. Padahal untuk beberapa kondisi seperti perempuan yang masih lajang dan berstatus janda, pekerjaan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kehidupannya. Pada kasus lain perempuan Indonesia tidak diperkenankan untuk mengenyam pendidikan, karena adanya anggapan Setinggi-tingginya perempuan sekolah, pada akhirnya akan kembali kedapur. Sedangkan laki-laki memang diharuskan untuk bekerja diluar rumah mengenyam pendidikan yang tinggi dan memiliki kewajiban sebagai pencari nafkah. 6
7 Berdasarkan uraian diatas, iklan televisi tidak hanya mengenalkan produk yang diiklankan saja, akan tetapi merepresentasikan nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Iklan televisi yang bersifat massa, tersebar secara luas dan dapat diterima secara serentak dan sesaat, tidak menutup kemungkinan menciptakan pemaknaan setiap iklan menjadi berbeda-beda, karena setiap orang memiliki pengetahuan yang berbeda-beda dan juga segala sesuatu yang disiarkan melalui televisi dapat diterima begitu saja oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat menganggap iklan merupakan refleksi dari kehidupan nyata, karena sudah adanya realitas sosial itu sendiri yang dibangun oleh media. Maka dari itu iklan televisi membentuk sebuah citra tertentu sesuai dengan yang direpresentasikan dalam iklan. Salah satu citra yang dibentuk oleh iklan televisi adalah sesuai dengan uraian diatas merepresentasikan karakter karakter dan posisi perempuan dan laki-laki secara stereotipe, citra tersebut memperkuat bias gender yang ada. Peneliti memilih Iklan Ramadhan Line Adzan Ayah dan Pulang Bersama Line, karena dirasa menarik. Bias gender sebagian besar digambarkan pada iklan produk rumah tangga seperti pasta gigi, mie instan, susu anak, penyedap makanan dan lain sebagainya. Namun, kedua iklan ini merupakan produk teknologi komunikasi modern. Bila merujuk kepada hal tersebut, iklan teknologi komunikasi modern biasanya merepresentasikan perempuan sebagai sosok yang lebih bebas, modern dan berkembang bahkan merujuk kepada kesetaraan gender seperti pada iklan produk sejenis yaitu Iklan WeChat Versi Look-Around, dan Iklan Kakao Talk Versi Dance Party Ello, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan menganalisis mengenai bias gender pada Iklan Ramadhan Line Versi Adzan Ayah dan Pulang Bersama Line full Version dengan durasi 1 menit 58 detik dan 1 menit 55 detik, menggunakan analisis semiotika John Fiske. Semiotika adalah studi tentang pertanda dan makna dari sistem tanda; ilmu tentang tanda tentang bagaimana makna dibangun dalam teks media; atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apa pun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna (John Fiske, 2007:282 dalam Vera, 2014:2). Fiske menolak gagasan penonton yang mengasumsikan massa yang 7
8 tidak kritis. Maka dari itu, peneliti memilih menggunakan paradigma kritis. Analisis kritis menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada saat proses produksi dan mereproduksi makna (Ardianto & Q-Anees, 2007: 167). Menurut peneliti semiotika John Fiske, dirasa tepat untuk menganalisis bias gender pada Iklan Ramadhan Line. Karena, semiotika John Fiske mengemukakan teori tentang kode-kode televisi (the codes of televsion) yang memiliki tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi (Vera, 2015:35). Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui realitas yang dikonstruk oleh iklan televisi mengenai bias gender pada Iklan Ramadhan Line dengan menggunakan level analisis pertama yaitu realitas dari kode tampilan, kostum, gesture, ekspresi, percakapan, suara dan teks, pada level kedua yaitu level representasi dari kode kamera, karakter, narasi, setting, suara dan yang terakhir melaui level ketiga yaitu level ideologi peneliti ingin mengetahui bias gender melalui ideologi gender. Sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan diatas maka dari itu peneliti memilih judul penelitian Bias Gender Dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika John Fiske Pada Iklan Ramadhan Line). 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka muncul aspek pada fokus penelitian ini adalah bagaimana bias gender pada Iklan Ramadhan Line? Adapun aspek pada fokus penelitian ini disesuaikan dengan tiga level analisis semiotika menurut John Fiske yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi, sebagai berikut : 1. Bagaimana level realitas dalam pemaknaan bias gender pada iklan Ramadhan Line? 2. Bagaimana level representasi dalam pemaknaan bias gender pada iklan Ramadhan Line? 3. Bagaimana level ideologi dalam pemaknaan bias gender pada iklan Ramadhan Line? 8
9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui level realitas dalam pemaknaan bias gender pada Iklan Ramadhan Line. 2. Untuk mengetahui level representasi dalam pemaknaan bias gender pada Iklan Ramadhan Line. 3. Untuk mengetahui level ideologi dalam pemaknaan bias gender pada Iklan Ramadhan Line. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi UniVersitas Telkom serta diharapkan dapat melengkapi dan menambah pengetahuan melalui penelitian ini dalam bidang broadcasting Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam memproduksi sebuah iklan dalam media massa khususnya televisi tanpa adanya ketidakadilan gender atau bias gender. 9
10 1.5 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian pada penelitian Bias Gender Dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika John Fiske Pada Iklan Ramadhan Line) sebagai berikut: Kegiatan Mencari informasi (riset) Penyusunan draft Desk Evaluation Penyusunan bab I, II, III Tabel 1.2 Tahapan Penelitian Bulan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Desk Evaluation Analisis Data Pembahasan Data Penarikan Kesimpulan Skripsi ( Sumber: Olahan Peneliti, 2016) 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat dimana saja dikarenakan fokus penelitian tidak terkait dengan tempat penelitian Waktu Penelitian Waktu penelitian pada penelitian ini adalah dari bulan November 2016 Maret
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin mendekatkan khalayak sasaran dengan menarik perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi bukan berarti perbedaan itu diperuntukkan untuk saling menindas, selain dari jenis kelamin, laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciREPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI
REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciDekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1
Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan wajah identik bagi para wanita saja, namun saat ini para pria mulai menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehatan kulit wajah. Berbagai macam produk perawatan
Lebih terperinciGambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul
Lebih terperinci2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gender adalah signifikansi sosial dari seks (Burr 1998:11). Burr mengatakan bahwa gender mengacu pada karakteristik dan perilaku lakilaki dan perempuan dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi persuasif yang menyajikan informasi tentang aneka ragam produk, gagasan, serta layanan yang tujuan akhirnya adalah memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Gagasan Emansipasi Kartini Tiga gagasan yang diperjuangkan Kartini yaitu emansipasi dalam bidang pendidikan, gagasan kesamaan hak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia dalam untuk meneruskan segala kehidupan di muka bumi. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciPERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK
PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perempuan selalu menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibicarakan terutama di dalam media massa. Pandangan masyarakat mengenai perempuan selama ini seringkali
Lebih terperinciBAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA
BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperincidapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia jurnalistik adalah dunia yang penuh dengan gejolak dan selalu berhubungan dengan persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Semua peristiwa menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berdasarkan pada fenomena semakin maraknya perempuan menjadi model iklan di media massa elektronik, khususnya televisi. Dilihat dari sisi sosiologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Relasi Kekuasaan Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki- laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat hidup secara berkelompok dalam suatu kesatuan sistem sosial atau organisasi. Salah satu bidang dalam organisasi yaitu bidang politik (Wirawan,
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Norma dan nilai gender dalam masyarakat merujuk pada gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. praktik-praktik anihilasi simbolis dalam proses produksi berita. Perempuan yang
131 BAB IV KESIMPULAN Anihilasi simbolis terhadap perempuan terjadi dalam Program Berita Kanal 22 yang ditayangkan oleh Lembaga Penyiaran Publik TVRI D.I Yogyakarta. Anihilasi simbolis terhadap perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab laki-laki yang lebih besar, kekuatan laki-laki lebih besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Berkendara sepeda motor sudah menjadi budaya pada masyarakat modern saat ini.kesan bahwa berkendara motor lebih identik dengan kaum adam nampaknya begitu kokoh dan membumi
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian
BAB 6 PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Penjelasan secara diskripsi tentang hasil pnelitian ini menekankan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan barang maupun jasa, perlu memperkenalkan produk mereka kepada publik atau konsumen.
Lebih terperinciKasus Bias Gender dalam Pembelajaran
Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Oleh: Wagiran (Anggota Pokja Gender bidang Pendidikan Provinsi DIY, Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta), maswa_giran@yahoo.com GENDER BERMASALAH? salah satu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat melalui iklan banyak dilakukan oleh perusahaan untuk membedakan produk yang dipasarkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender adalah suatu konsep yang masih menimbulkan ambigu di
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Gender adalah suatu konsep yang masih menimbulkan ambigu di masyarakat hingga saat ini. Gender dan jenis kelamin sering kali diartikan sama, padahal gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah Tangga merupakan sub sistem dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah tangga peran suami
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal
Lebih terperinci# Benarkah rokok menjadi lambang maskulinitas? Seperti pada beberapa penelitian yang diadakan di Eropa, justru perempuan karir yang sukses cenderung m
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok memang sangat identik dengan pria. Tetapi tidak menutup kemungkinan seorang wanita bisa saja merokok. Jika seorang wanita merokok, khusus seorang gadis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting
Lebih terperinci1Konsep dan Teori Gender
1Konsep dan Teori Gender Pengantar Dalam bab ini akan disampaikan secara detil arti dan makna dari Gender, serta konsepsi yang berkembang dalam melihat gender. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat
Lebih terperinciKEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI
KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Itu lah sepenggal kata yang diucapkan oleh Mike Lucock yang
I.1. Latar Balakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perempuan Kudu di rumah nyuci baju, ngurus suami, ngurus anak, masak, dan patuh dengan suami dan bila tidak dilakukan semua berarti itu haram!!. Itu lah sepenggal
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan Hasil Analisis Novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi merekam fenomenafenomena atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui novelnya yang berjudul
Lebih terperinciKOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA
KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA Disusun Oleh : ANDRE RISPANDITA HIRNANTO D 1114001 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Posisi perempuan sangat mendominasi pertelevisian baik itu iklan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi perempuan sangat mendominasi pertelevisian baik itu iklan, sinetron, maupun tayangan-tayangan lainnya. Perempuan dilibatkan atas dasar pasar industri yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Dalam dunia promosi yang semakin dinamis ini para marketers dituntut untuk selalu berinovasi, (Kotler dan De Bes, 2004:38) inovasi-inovasi ini melibatkan modifikasi
Lebih terperinciGENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd
GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT Agustina Tri W, M.Pd Manusia dilahirkan o Laki-laki kodrat o Perempuan Konsekuensi dg sex sbg Laki-laki Sosial Konsekuensinya dg sex sbg Perempuan 2 Apa Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perempuan bekerja dan mengurus rumah tangga menjadi pemandangan biasa dalam film Suffragette. Perempuan harus membagi waktunya untuk keluarga dan pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian besar dipenuhi oleh iklan yang mempromosikan berbagai macam produk atau jasa. Dengan menampilkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir, menikah dan meninggal dunia. Pada umumnya wanita menikah di usia yang lebih muda
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.
Lebih terperinciPEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I
PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: ARTANTO RIDHO LAKSONO F 100
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.
Lebih terperinciPERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D
PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D 305 141 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah perempuan memiliki berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran-peran tersebut diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan sistem informasinya memberikan banyak dampak positif bagi kalangan yang jeli membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki pada posisi dan kekuasaan yang lebih dominan dibandingkan perempuan. Secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gender Istilah gender diketengahkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan Tuhan dan mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Film sebagai gambaran kehidupan sosial masyarakat, merupakan pandangan yang secara umum lebih mudah disepakati termasuk pada bagaimana pemakaian bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana
Lebih terperinci