MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN"

Transkripsi

1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, Oktober 2017 MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Khaizal Jamaluddin 1,2, Banta Chairullah 1, Muhazir 1, Irwandi 2, dan Ibnu Rusydy 3 1. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh khaizal@unsyiah.ac.id, bantachairullah@yahoo.com, muhazir.sipil@yahoo.com 2. Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Irwandi@unsyiah.ac.id 3. Program Studi Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Ibnu@unsyiah.ac.id ABSTRAK Untuk keperluan geoteknik diperlukan investigasi bawah permukaan sebelum mendirikan struktur di atas maupun di dalamnya. Metode investigasi yang sudah lama dikenal seperti lubang bor, N- SPT, qc-cpt. Metode ini memberikan informasi data 1-D dan untuk suatu luasan pengujian diperlukan beberapa titik pengujian sehingga mengakibatkan biaya pengujian menjadi mahal. Untuk masalah investigasi geoteknik ini metode gelombang permukaan 2-D digunakan. Gelombang permukaan untuk interpretasi geoteknik bawah permukaan berdasarkan kecepatan gelombang geser. Di lapangan geophone sebanyak 24 buah, frekwensi 10 Hz dan spasi geophone 1,5 m digunakan. Untuk menghasilkan 2D, palu seberat 7 kg diketuk pada setiap di antara geophone dan offset 10 m dipakai. Hasil image 2D diperlihatkan perbedaan karakteristik lapisan-lapisan tanah berdasarkan parameter kecepatan gelombang geser. Dibandingkan dengan data qc-cpt memperlihatkan kesesuaian di antara keduanya. Kata kunci: investigasi geoteknik, gelombang permukaan, kecepatan gelombang geser. 1. PENDAHULUAN Kegagalan infrastruktur telah banyak dilaporkan, di antara penyebab karena kurangnya informasi geoteknik bawah permukaan. Material geologi (tanah dan batuan) yang terjadi secara alami, bersifat heterogenitis, dan unisotropi baik pada area endapan, residual maupun lapisan batuan. Bagaimanapun untuk keperluan geoteknik diperlukan penyelidikan detail bawah permukaan di area tapak sebelum membangun struktur di atas maupun di dalamnya. Selama ini di dalam geoteknik metode konvensional yang sudah lama digunakan yaitu lubang bor dengan sampel tanah, N-SPT, qc-cpt, vane shear test. Metode investigasi geoteknik yang diberi nama metode konvensional ini walaupun sudah teruji digunakan untuk desain tetapi masih ada kekurangannya di antaranya memberikan informasi data satu dimensi (1-D), pelaksanaan membutuhkan banyak tenaga kerja dan waktu pengujian lama. Untuk pengujian pada area tertentu diperlukan beberapa titik pengujian sehingga mengakibatkan biaya pengujian menjadi mahal kurang efisien. Untuk mengatasi permasalahan geoteknik lapangan ini metode seismik gelombang permukaan dicoba digunakan. Di dalam penelitian ini dispersi gelombang permukaan Rayleigh digunakan. Penelitian ini bertujuan mendeteksi lapisan-lapisan bawah permukaan berdasarkan parameter kecepatan gelombang geser. Metode gelombang permukaan dapat diuji dalam bentuk hasil dua dimensi (2-D) atau image. Dapat diinterpretasi dalam bentuk dua dimensi sehingga menghasilkan cakupan area yang lebih besar. Alat ini tidak banyak memakai tenaga kerja dan pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. Cocok untuk konstruksi yang membutuhkan masa kerja lebih cepat. 2. METODE PENELITIAN Deskripsi site dan geologi lokal Aplikasi penelitian ini dilakukan pada studi penyelidikan geoteknik bawah permukaan untuk perancangan pondasi jembatan. Penyelidikan geoteknik untuk jembatan Singgah Mata KM 27 Jalan BabahRot Kabupaten Aceh Barat Daya Trangon Kabupaten Gayo Lues. Area penelitian masuk dalam taman nasional gunung Leuser Provinsi Aceh. Vegetasi sekitar lokasi penelitian berupa hutan tropis. Area penelitian masuk dalam formasi BabahRot di mana berupa batuan serpih (Shale). Dari data pengamatan lapangan permukaan berupa batuan yang sudah lapuk. Tingkat pelapukan batuan permukaan terlihat bervariasi. Pengujian gelombang permukaan dilakukan dua line masing-masing pada lokasi rencana perletakan abutment. Sketsa peta lokasi dan letak line diperlihatkan pada Gambar 1. GEO - 109

2 North HUTAN Ke Gayo lues HUTAN SUNGAI Dari Abdya L 1 MULAI L 2 MULAI SUNGAI HUTAN TITIK SONDIR LINE SEISMIK Gambar 1. Sketsa situasi pengujian gelombang permukaan line 1 dan line 2. Titik awal line sesuai dengan arah panah. Gelombang permukaan Gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat pada permukaan suatu media. Gelombang ini terdiri dari dua jenis: gelombang Rayleigh dan Love. Gelombang Rayleigh berperilaku geser vertikal dan Love berperilaku geser horizontal. Sebanyak 67 % dari energi gelombang diserap kedalam gelombang permukaan (Huda 2009). Oleh karena itu efektif digunakan untuk karakterisasi material. Penelitian ini menggunakan bangkitan gelombang aktif sehingga dalam analisis dispersinya, phase velocity yang berlaku. Dispersi adalah perubahan sifat gelombang ketika melewati material yang berbeda elastisitasnya. Oleh karena itu walaupun lapisan tipis dapat dideteksi oleh gelombang ini. Sehingga sangat efektif digunakan untuk investigasi geoteknik bawah permukaan. Pengujian gelombang permukaan menggunakan multi geofon atau multichannel analisis diperkenalkan oleh Park dan kawankawan (1999). Pekerjaan Park ini merupakan lanjutan dari kerja Nazarian dan Stokoe (1984) yang merupakan permulaan dari analisis gelombang permukaan dengan hanya dua channel geofon. Penelitian seismik menggunakan gelombang permukaan Rayleigh telah dilakukan. Sebanyak 24 geofon vertikal dengan frekuensi 10 Hz telah digunakan. Spasi geofon telah digunakan dengan jarak 2 m. Palu untuk bangkitan energi gelombang seberat 7 Kg telah digunakan. Palu dipukul pada plat dengan ukuran 10 cm persegi. Stacking per shoot dilakukan 3 kali. Jarak kedua offset digunakan masing-masing 20 m. Pengujian seismik menghasilkan 2-D, ketukan palu dilakukan pada kedua offset dan pada setiap di antara geofon. Seismometer yang digunakan merk PASI 16S-24P Italy dan dua gulungan kabel seismik PASI telah digunakan. Peralatan lainnya berupa battery 12 volt untuk power supply, satu gulungan trigger kabel, measuring tape 50 m dan Global Positioning System. Record gelombang seismik dilakukan dengan travel time 1250 msecond dan sampling time 250 mikrosecond. Gelombang seismik yang didapatkan dalam parameter waktu kemudian ditransformasikan ke dalam frekwensi atau panjang gelombang. Proses transformasi mengunakan metode fast fourier transform. Tahap pengubahan dari waktu ke frekwensi diberi nama proses dispersi menghasilkan kurva dispersi di mana hubungan frekwensi terhadap phase velocity. Kurva dispersi kemudian dihitung kembali sehingga menghasilkan grafik kecepatan geser (shear velocity) terhadap kedalaman lapisan. Perubahan ini diberi nama proses inversi (inversion proses). Kurva inversi dapat menggambarkan perbedaan lapisan dan kecepatan gesernya. Perbedaan ini menggambarkan karakteristik masingmasing lapisan. Semua tahap perhitungan yang dilakukan dalam penelitian menggunakan SeisImager program. Gambar 2 diperlihatkan susunan peralatan pada waktu akuisisi data seismik. GEO - 110

3 Gambar 2. Konfigurasi pengujian seismik gelombang permukaan (Rusdy dan kawan-kawan, 2016) 3. HASIL DAN DISKUSI Penelitian ini dilakukan dua line gelombang permukaan: line 1 dan line 2 seperti pada Gambar 1. Di samping pengujian gelombang permukaan, dilakukan juga pengujian sondir sebagai perbandingan terhadap hasil dari parameter kecepatan gelombang geser per kedalaman. Line 1 Hasil image line 1 memperlihatkan tiga lapisan. Lapisan permukaan dengan kedalaman sampai 6 m dimana dikatergorikan ke dalam tanah kepadatan sedang. Menurut SNI (1726:2012) kepadatan sedang memiliki rentang kecepatan gelombang geser (Vs) di antara m/detik. Jika dikorelasikan dengan nilai N-SPT di antara Nilai di bawahnya merupakan tanah lunak dan di atasnya tanah keras. Pada Gambar 3 juga diperlihatkan lapisan peralihan dari padat sedang ke padat keras. Lapisan ini padatnya di antara sedang dan keras. Sementara pada lapisan ke tiga padat keras sampai sangat keras di kategorikan batuan dalam istilah geoteknik. Line 2 Gambar 3. Image hasil pengujian pada line 1 Image line 2 memperlihatkan tiga karakteristik lapisan yaitu padat lunak, padat sedang, dan keras. Berbeda dengan line 1, line 2 ini terlihat tanah lapisan sedang lebih dalam hingga 12 m dari permukaan. Pada permukaan GEO - 111

4 juga terlihat bagian-bagian singkapan tanah yang agak lunak, singkapan ini disebabkan proses pelapukan. Lapisan tanah keras sebagai batuan terlihat lebih dalam dibandingkan line 1. Pada image terlihat jelas lapisan-lapisan yang menggambarkan derajat pelapukan batuan. Pelapukan lebih kecil pada kedalaman yang lebih dalam dari permukaan. Perbedaan karakter lapisan pada arah horizontal juga dapat dilihat secara jelas di mana perbedaan ini juga menggambarkan tingkat pelapukan batuan. Karakteristik lapisan menurut arah horizontal sulit diperoleh dari metode konvensional seperti lubang bor. Gelombang permukaan dapat diuji menurut arah horizontal dengan jarak yang lebih jauh. Sehingga didapatkan informasi bawah permukaan dengan cakupan yang lebih besar. Dengan biaya pengujian yang relatif murah sehingga sangat sesuai untuk diaplikasikan untuk geoteknik. Gambar 4. Image hasil pengujian pada line 2 Data dari hasil bor, N-SPT maupun qc-cpt hanya memberikan data berupa satu dimensi. Untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan lebih detail diperlukan jumlah titik-titik pengujian yang lebih banyak. Jumlah titik bor maupun sondir lebih banyak baru dapat menggambarkan pendekatan dua dimensi atau tiga dimensi. Metode gelombang permukaan ini menawarkan kemudahan dalam interpretasi bawah permukaan. Dalam pengujiannya dapat menghasilkan satu dimensi seperti bor dan sondir dan dua dimensi secara cepat dan efektif. Bahkan jika pengujian lebih banyak line dapat menggambarkan informasi bawah permukaan dengan pendekatan tiga dimensi. Seperti diperlihatkan pada image line 1 dan 2. Dalam investigasi geoteknik bawah permukaan umumnya jika pengujian gelombang permukaan diikutsertakan maka akan menambah kualitas inverstigasi. Di mana dalam hal ini data interpretasi bawah permukaan saling melengkapi satu sama lain. Untuk suatu luasan pengujian yang lebih besar dapat mengurangi jumlah pengujian titik bor, N-SPT maupun sondir. Sehingga menghasilkan data lebih detail, waktu pengujian lebih efektif dan biaya pengujian dapat direduksi. Untuk melihat keandalan data hasil gelombang permukaan yang diuji pada permukaan tanah, Xia dan kawan-kawan (2002) telah membandingkannya dengan uji seismik di dalam lubang bor didapatkan tingkat keandalan hingga 85 sampai 90 persen. Gambar 5 diperlihatkan perbandingan hasil antara pengujian qc-cpt dengan kecepatan gelombang geser menunjukan kesesuaian kepadatan tanah antara keduanya. Pada sondir terlihat tanah padat sedang sedangkan pada pengujian gelombang permukaan tanah padat sedang. Hal ini menunjukan metode gelombang permukaan bersesuaian dengan metode konvensional secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk penelitian selanjutnya perlu juga dilakukan perbandingan dengan pengujian N-SPT khususnya untuk tanah di Indonesia. Sehingga dapat diambil sebuah ukuran bahwa metode gelombang permukaan ini dapat diterapkan secara lebih luas. Penggunaan metode gelombang permukaan pada pekerjaan ini berawal dari pihak kontraktor yang ingin mengetahui informasi bawah permukaan pada batuan yang sudah lapuk. Dalam geoteknik diberi nama tanah residu yang umum dijumpai di Indonesia umumnya daerah tropis. GEO - 112

5 Vs (m/s) Qc Kg/Cm² Kedalaman (m) Tanah Sedang Tanah Sedang Gambar 5. Perbandingan kepadatan tanah di antara pengujian gelombang permukaan dengan qc-cpt. 4. KESIMPULAN Image hasil pengujian gelombang permukaan memperlihatkan kesesuaian dengan kondisi lapangan. Geologi lapangan menunjukkan batuan permukaan telah mengalami pelapukan. Semakin dekat dengan permukaan tingkat pelapukan semakin tinggi dan sebaliknya semakin dalam pelapukan semakin kurang. Untuk persoalan geoteknik kecepatan gelombang geser dikaitkan dengan kepadatan tanah lunak, sedang, keras dan sangat keras. Dari interpretasi ini maka parameter kecepatan gelombang dapat mengetahui karakteristik geoteknik bawah permukaan. Metode konvensional memberikan data satu dimensi sedangkan metode ini dapat dua dimensi. Sehingga dapat mengcover area yang lebih luas dibandingkan metode konvensional. Akhirnya biaya untuk inversitigasi dapat diefektifkan dan waktu yang dibutuhkan lebih efisien. UCAPAN TERIMAKASIH Peneltian ini telah selesai, penulis mengucapkan terimakasih kepada PPTK Perencanaan, Dinas Bina Marga Provinsi Aceh yang telah memberikan dana penelitian. Laboratorium Near surface Geophysics, Program Studi Teknik Geofisika Universitas Syiah Kuala yang telah memberi izin penggunaan alat seismik. Penulis juga berterimakasih kepada Professor Taksiah Majid, School of Civil Engineering, Universiti Sains Malaysia yang telah memberikan penggunaan software SeisImager. Dan juga mahasiswa geoteknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala yang telah membantu akuisisi data seismik di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Huda, H dan Santosa, B.J., Pencitraan struktur permukaan bawah tanah dengan menggunakan analisa kurva dispersi, studi kasus: kampus geomatika FTSP ITS Surabaya, Seminar nasional pascasarjana. Nazarian, S. and Stokoe, K.H. II, In situ shear wave velocities from spectral analysis of surface waves: In: Proceedings of the 8th Conference on Earthquake Engineering, San Francisco, 3, Park, C.H., Miller, R.D. and Xia, J., Multichannel analysis of surface waves, Geophysics, 64, Rusydy, I., Jamaluddin, K., Fatimah, E., Syafrizal, dan Andika, F. (2016). Studi awal: analisa kecepatan gelombang geser (Vs) pada cekungan Takengon dalam upaya mitigasi gempa bumi. Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, SNI (1726:2012), Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. Xia, J., Miller, R.D., Park, C.B., Hunter, J.A., Harris, J.B. and Ivanov, J., Comparing shear-wave velocity profiles inverted from multichannel surface wave with borehole measurements, Soil Dynamic Earthquake Engineering. 22, GEO - 113

6 GEO - 114

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Jurnal radien Vol No Juli : - Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Muhammad Isa, Nuriza Yani, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak studi menunjukkan bahwa kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi akan lebih besar terjadi pada wilayah yang tanahnya tidak terkonsolidasi dengan baik. Tanah yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan tanggal 4 mei 2015 4 juli 2015 dan bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sub. Bidang

Lebih terperinci

PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW)

PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW) PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW) Sri Atmaja P. Rosyidi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997)... 4

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997)... 4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997).... 4 Gambar 2. Peta geologi dan titik pengukuran MASW (S. Kuesumadinatan dkk., 1997).... 9 Gambar 3. Gambaran umum survei metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada tiga pertemuan lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Pasifik di bagian timur, dan Lempeng Eurasia di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metoda Mikrozonasi Gempabumi Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya batuan sedimen yang berada di atas basement dengan perbedaan densitas dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode Marshall (SNI 06-2849-1991) telah lazim digunakan di Indonesia untuk menguji kualitas dan kekuatan campuran aspal melalui nilai stabilitas bahan. Dalam pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika aktif, yang memanfaatkan pergerakan gelombang dalam suatu medium dimana dalam penyelidikannnya di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN

KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321 Universitas Syiah Kuala pp. 269-280 KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Khaizal Jamaluddin

Lebih terperinci

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah Wawang Sri Purnomo dan Muhammad Rizki Ramdhani Kelompok Penyelidikan

Lebih terperinci

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang (Identification of subsurface structure based on the shear wave analysis in West Palu subdistrict) Musrifah Am Tayeb *),

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array

Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array M. Asrurifak, Masyhur Irsyam, Bigman M Hutapea Pusat

Lebih terperinci

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 1-12 STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI Ibnu Rusydy 1,6, Khaizal Jamaluddin 2,3, Eldina Fatimah

Lebih terperinci

PEMETAAN KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs30) DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE MASW

PEMETAAN KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs30) DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE MASW p-issn 2088-9321 e-issn 2502-5295 Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 PEMETAAN KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs30) DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE MASW Khaizal Jamaluddin 1, Rahmatul Ulfa

Lebih terperinci

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit Ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1 Deskripsi tanah BH-1 Kedalaman (m) Ketebalan (m) Vs (m/s) Deskripsi tanah BH-2 Kedalaman (m) Ketebalan (m) clayey silt 37.6-41. 3.4 38 clayey silt 48. - 54. 6. 35 clayey sand 41. - 44. 3. 31 clayey silt

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi 20 BAB III TEORI DASAR 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi dengan menggunakan gelombang seismik yang dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi yang terjadi di Pulau Jawa yang terbesar mencapai kekuatan 8.5 SR, terutama di Jawa bagian barat, sedangkan yang berkekuatan 5-6 SR sering terjadi di wilayah

Lebih terperinci

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Priyono, Tony Rahadinata, dan Muhammad Rizki Ramdhani Kelompok Penyelidikan

Lebih terperinci

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 1-12 STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI Ibnu Rusydy 1,6, Khaizal Jamaluddin 2,3, Eldina Fatimah

Lebih terperinci

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor B194 Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor Nizar Dwi Riyantiyo, Amien Widodo, dan Ayi Syaeful Bahri Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Plumbon, Tawangmangu, Karanganyar. Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yang dimulai dari bulan Juli

Lebih terperinci

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL J. Sains Dasar 2017 6 (1) 49-56 RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL RATIO OF Vs30 MODEL BASED ON MICROTREMOR AND USGS DATA IN JETIS BANTUL Nugroho

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN

LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN JALAN NASIONAL PIYUNGAN GADING JALAN PROPINSI PRAMBANAN PAKEM PENGUKURAN NILAI STIFFNESS BAHAN DAN TEBAL LAPISAN PROFIL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE SASW (Spectral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Minyak dan gasbumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, meskipun sumber energy alternatif lainnya sudah

Lebih terperinci

Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan

Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 12, No. 2, 185-198, November 29 185 Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan (Soil Shear Modulus Measurement Using

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin banyak penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan perkembangan pemanfaatan energi dan sumber daya alam di laut Indonesia, maka ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4. DAFTAR ISI PRAKATA... i INTISARI... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR ISTILAH... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang... 1 I.2. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Depok terletak disebelah Selatan Jakarta yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Bila dilihat dari peta Geologi Jakarta Bogor (Direktorat Jendral Pertambangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran semen, air, agregat

I. PENDAHULUAN. Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran semen, air, agregat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran semen, air, agregat kasar, agregat halus dan bahan tambahan lainnya. Campuran beton telah banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penerapan Cadzow Filtering Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan meningkatkan strength tras seismik yang dapat dilakukan setelah koreksi NMO

Lebih terperinci

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI Ashadi Salim Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO Sandra Kasim 1, Joni Loe Talo 1, Rustan Efendi 1, Maskur 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy (Psdm Vti) Pada Data Seismik Laut 2D

Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy (Psdm Vti) Pada Data Seismik Laut 2D B-50 Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy Psdm Vti Pada Data Seismik Laut 2D Thariq Guntoro, Bagus Jaya Santosa Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Jl. Arief

Lebih terperinci

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Pertemuan ke-2 http://civilengstudent.blogspot.co.id/2016/06/dynamic-analysis-of-building-using-ibc.html 7 lempeng/plate besar Regional Asia Regional Asia http://smartgeografi.blogspot.co.id/2015/12/tektonik-lempeng.html

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG I. PENDAHULUAN Dalam rangka rencana bangunan yang terletak di Jalan Fatmawati No. 15 Semarang, maka telah

Lebih terperinci

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 194 Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor Nizar Dwi Riyantiyo, Amien Widodo, dan Ayi Syaeful Bahri Departemen

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.1 halaman 29 April 2013 Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar Nakif Nurcandra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan

Lebih terperinci

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kota Yogyakarta merupakan kota dengan tujuan pariwisata yang tinggi. Tingginya wisatawan yang datang menyebabkan kota dengan julukan kota pelajar ini membutuhkan banyak

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA Sutrisno 1), Eka Priadi 2), Ahmad Faisal 2) Abstrak Dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan, perlu dilakukan penyelidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. gelombang akustik yang dihasilkan oleh sumber gelombang (dapat berupa

III. TEORI DASAR. gelombang akustik yang dihasilkan oleh sumber gelombang (dapat berupa III. TEORI DASAR 3.1 Konsep Seismik Refleksi Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui keadaan di bawah permukaan bumi. Metode ini menggunakan gelombang akustik

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran. BAB III DASAR PERENCANAAN 3.1 Data-data Fisik dan Pembebanan Untuk data-data pembebanan pada struktur atas jembatan layang Jl. RE Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini.

Lebih terperinci

VOL 1, NO 1 (2017): JURNAL ILMIAH MAHASISWA TEKNIK KEBUMIAN

VOL 1, NO 1 (2017): JURNAL ILMIAH MAHASISWA TEKNIK KEBUMIAN Penentuan Litologi Bawah Permukaan Berdasarkan Nilai Poisson Ratio Area Gempa Bumi Menggunakan Metode Seismik Refraksi dan MASW di Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya Hayatul Muna 1, Asrillah 1, M. Syukri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali dikembangkan oleh Nakamura (1989) dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi

Lebih terperinci

Pada ujung bawah kaki timbunan terlihat kelongsoran material disposal yang menutup pesawahan penduduk seperti terlihat pada Gambar III.27.

Pada ujung bawah kaki timbunan terlihat kelongsoran material disposal yang menutup pesawahan penduduk seperti terlihat pada Gambar III.27. Retakan Gambar III.23 Kondisi Badan Jalan di KM 96+660 B (Nov - Des 2007) ( Sumber : Balai Geoteknik Puslitbang Jalan dan Jembatan DPU) Retakan Gambar III.24 Retak-retak Geoteknik Puslitbang Jalan dan

Lebih terperinci

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN... (MICHEL S. PANSAWIRA, DKK) ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS Michel S. Pansawira 1, Paulus P. Rahardjo 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN.... KATA PENGANTAR.... ABSTRAK.... ABSTRACT.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL.... i ii iii v vi vii x xiv BAB I PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 42 KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI Virgo Erlando Purba, Novdin M Sianturi Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

xiv BAB I : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca

xiv BAB I : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca xiv BAB I Gambar 1.1 Gambar 1.2 : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca : Potongan melintang (cross-section) formasi

Lebih terperinci

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu) PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR Benyamin Bontong* * Abstract The DCPT penatration resistance on each type of soil has a specific characteristic. The

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi, 1 III. TEORI DASAR A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Gempa bumi umumnya menggambarkan proses dinamis yang melibatkan akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2016 di Bulan Juni bencana tanah longsor menimpa Kabupaten Purworejo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Fisika Eksperimen MIPA Unsoed pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk lebih mengeksplorasi kekayaan dan sumber daya alam yang belum terjamah,

Lebih terperinci

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI Reza Satria Warman 1), Yusep Muslih Purwana 2), Noegroho Djarwanti 3) 1) Soil Mechanics Laboratory, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik

Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 4 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2017 Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik MUHAMAD FADHLAN ALFAFA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan tatanan geologi Indonesia berada pada tiga pertemuan lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Bemmelen, 1949).

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci

INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE

INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE 1, a) Mohammad Heriyanto 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Penegetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi Estimation of the elasticity characteristics of the subsurface

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi studi yaitu Jalan Raya Sekaran di depan Perumahan Taman Sentosa Gunungpati,

Lebih terperinci

ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK

ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK *1 Ahmad Sholihan 2 Bagus Jaya Santosa Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief

Lebih terperinci

STUDI PENDAHULUAN MIKROZONASI KOTA TANGERANG SELATAN MELALUI ANALISIS NILAI VS-30 DAN PERIODE DOMINAN

STUDI PENDAHULUAN MIKROZONASI KOTA TANGERANG SELATAN MELALUI ANALISIS NILAI VS-30 DAN PERIODE DOMINAN STUDI PENDAHULUAN MIKROZONASI KOTA TANGERANG SELATAN MELALUI ANALISIS NILAI VS-30 DAN PERIODE DOMINAN Bagus Adi Wibowo 1,a), Ariska Rudiyanto 2, Gunawan Ibrahim 1, Yusuf Haidar Ali 1, Alexander Taufan

Lebih terperinci

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane. Bab 4 Analisa Beban Pada Dermaga BAB 4 ANALISA BEBAN PADA DERMAGA 4.1. Dasar Teori Pembebanan Dermaga yang telah direncanakan bentuk dan jenisnya, harus ditentukan disain detailnya yang direncanakan dapat

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu) PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu) Benyamin Bontong* * Abstract The penatration resistance using DCPT on a type

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Heni Dewi Saidah, Eko Andi Suryo, Suroso Jurusan Teknik

Lebih terperinci

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 GEOTEKNIK FORENSIK (FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 Dr.Eng. Agus S. Muntohar 1 Kasus Keruntuhan Struktur PROYEK KOMPLEK OLAH RAGA HAMBALANG 2 Proyek Hambalang

Lebih terperinci

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang ISSN Cetak: 2087-4286; ISSN On Line: 2580-6017 Analisis Daya Dukung Tanah dan Bahan Untuk Pondasi...(Ruslan) Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan

Lebih terperinci

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

Lebih terperinci

RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG

RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG Sari Farlianti Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang. Email : sarifarlianti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang Windu Partono, Masyhur Irsyam, Sri Prabandiyani R.W., Syamsul Maarif Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Struktur pondasi pada sebuah bangunan sangatlah penting untuk menopang dan mendistribusikan beban bangunan terhadap tanah keras di bawahnya. Metode tes pembebanan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH Muhammad Hasan Basri 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1 Abstrak. Bijih besi adalah

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN

STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN Liyansen Universitas Bina Nusantara, Liyansen_ce2014@yahoo.co.id Ir.

Lebih terperinci

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc 11 November 2008 I. PENDAHULUAN a. Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan bawah (sub structure). Konstruksi bawah merupakan penghantar bangunan atas

Lebih terperinci

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break APLIKASI METODE DELAY TIME UNTUK MENENTUKAN PONDASI BANGUNAN GEDUNG TEKNIK GEOFISIKA DI LAPANGAN SOFTBALL UPN VETERAN YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Gunungpati merupakan daerah berbukit di sisi utara Gunung Ungaran dengan kemiringan dan panjang yang bervariasi. Sungai utama yang melintas dan mengalir melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi khususnya Bidang Mitigasi Gempabumi dan Gerakan Tanah, yang

Lebih terperinci

DESAIN PONDASI TAHAN GEMPA dan LIQUEFACTION untuk NEW HOTEL AMBACANG dengan SANSPRO

DESAIN PONDASI TAHAN GEMPA dan LIQUEFACTION untuk NEW HOTEL AMBACANG dengan SANSPRO PT ANUGRAH MULTI CIPTA KARYA DESAIN PONDASI TAHAN GEMPA dan LIQUEFACTION untuk NEW HOTEL AMBACANG dengan SANSPRO By. DR. NATHAN MADUTUJUH PRICILLIA S. TANUWIJAYA, ST. LATAR BELAKANG Efek gempa dangkal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interprestasi hasil analisis untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PADA PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA UMUM

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PADA PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA UMUM ISSN : 2579-5821 (Cetak) ISSN : 2579-5546 (Online) Alamat URL : http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes Jurnal Geocelebes Vol. 2 No. 1, April 2018, 42-46 ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PADA PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN Afdal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: afdal@fmipa.unand.ac.id

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: lutfinur.ismi@ymail.com

Lebih terperinci

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 IDENTIFIKASI ZONA BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR HASIL PROSES TEKTONISME KOMPLEKS DI DISTRIK NAMROLE, KABUPATEN BURRU SELATAN, PULAU BURRU, MALUKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH DI KOTA KALABAHI BERDASARKAN NILAI KECEPATAN GELOMBANG SHEAR (Vs)

KARAKTERISTIK TANAH DI KOTA KALABAHI BERDASARKAN NILAI KECEPATAN GELOMBANG SHEAR (Vs) JLBG JURNAL LINGKUNGAN DAN BENCANA GEOLOGI Journal of Environment and Geological Hazards ISSN: 2086-7794, e-issn: 2502-8804 Akreditasi LIPI No. 692/AU/P2MI-LIPI/07/2015 e-mail: jlbg_geo@yahoo.com - http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg

Lebih terperinci

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016 GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 216 Supriyanto Rohadi, Bambang Sunardi, Pupung Susilanto, Jimmi Nugraha, Drajat Ngadmanto Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG s.rohadi@yahoo.com The

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki peranan penting dalam memikul beban struktur atas sebagai akibat dari adanya gaya-gaya yang terjadi

Lebih terperinci