Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 12, No. 2, , November Penentuan Modulus Geser Tanah Menggunakan Metode Analisis Multi-channel Gelombang Permukaan (Soil Shear Modulus Measurement Using Multi-channel Analysis of Surface Wave Method) SUSY K. ARIESTIANTY, MOHD. RAIHAN TAHA, KHAIRUL ANUAR MOHD. NAYAN, ZAMRI CHIK ABSTRACT Multi-channel Analysis of Surface Wave (MASW) is one of non-destructive seismic methods that can be used to obtain the soil dynamic parameters, such as the shear wave velocity (V S ) and the shear modulus (G). Indirect measurement of soil dynamic parameters can also be estimated by the empirical correlations of V S /G and N SPT values obtained from Standard Penetration Test (SPT). However, borehole test is required for SPT, which is relatively high cost and also may disturb in surrounding environment of investigated sites. Therefore, MASW seismic method then can be performed as alternative options in avoiding these problems. In this study MASW method was used to obtain the V S and G profile at several selected sites in Peninsular of Malaysia, i.e., Universiti Kebangsaan Malaysia Bangi campus, Selangor and Sungai Temala, Terengganu. The Rayleigh wave propagations are recorded using 24 geophones of 4.5 Hz resonant frequency connected to the seismograph. Subsequently, the seismic data is processed and analyzed to generate the V S profile versus depth in one-dimensional (1-D) and two-dimensional (2-D) form. In general, the shear wave velocity from MASW method measurements show reasonable agreements compared to the V S values obtained from empirical correlation of N SPT value. A good relationship between shear modulus from this study compared to empirical correlations of N SPT value from previous researchers. Finally, MASW method can be nondestructively used for identifying and validating subsurface soil condition of the investigated sites. Keywords: shear wave velocity, shear modulus, MASW, N SPT PENDAHULUAN Kecepatan gelombang geser (V S ), modulus geser (G) dan rasio redaman (D) merupakan parameter yang penting dan diperlukan dalam analisis respon dinamik tanah. Penentuan parameter dinamik tanah ini dapat dilakukan dari pengujian lapangan dengan metode seismik seperti cross-hole, down-hole, spectral analysis of surface wave (SASW) dan multichannel analysis of surface wave (MASW). Dua metode terakhir yang disebutkan merupakan metode seismik non-destruktif yang merekam perambatan gelombang permukaan (gelombang Rayleigh). Sifat kekakuan tanah dapat dinilai dari kecepatan gelombang gesernya, dimana keduanya menunjukkan hubungan yang elastik linier. Semakin besar nilai kecepatan gelombang geser maka akan semakin besar juga nilai kekakuan tanahnya atau semakin keras dan padat. Kecepatan gelombang geser hanya berkaitan dengan kekakuan geser dari struktur tanah sedangkan pengaruh tingkat kejenuhan tanah pada kecepatan gelombang geser lebih terkaitan dengan kepadatan tanah (Stokoe et al., 24). Semakin rendah tingkat kejenuhan tanah maka akan semakin tinggi nilai V S dan G (Cho & Santamarina, 21). Parameter dinamik tanah juga dapat ditentukan secara tidak langsung dari hasil pengujian statis di lapangan seperti pengujian penetrasi standar (N SPT, N-standard penetration test). Beberapa peneliti telah membuat korelasi empirik antara V S dan G dengan nilai N SPT, seperti Seed dan Idriss (1981), Imai dan

2 186 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 Tonouchi (1982), Lee (199), Athanasopoulos (1995), Nayan (1995), Hasancebi dan Ulusay (26), Suharsono (26), Dikmen (29), Rosyidi (29) untuk kecepatan gelombang geser (Vs), sedangkan untuk modulus geser seperti Ohsaki dan Iwasaki (1973) dan Imai dan Tonouchi (1982), dan Seed et al. (1983). Metode SASW dikembangkan oleh Nazarian dan Stokoe pada tahun Park et al (1995) dan Foti (2) mulai mengusulkan metode MASW yang merupakan pengembangan dari metode SASW. Kedua metode ini pada prinsipnya mempunyai teknik analisis yang sama. Perbedaan diantara kedua metode ini adalah pada jumlah geofon yang digunakan. Sepasang geofon dengan beberapa kali konfigurasi geometrik digunakan dalam metode SASW untuk mendapatkan data seismik hingga kedalaman tertentu, sedangkan dalam metode MASW, data seismik direkam sekaligus dalam satu konfigurasi geofon. Dalam makalah ini, disampaikan mengenai hasil pengukuran dan penentuan nilai-nilai parameter dinamik tanah dengan menggunakan metode MASW yang diperoleh pada beberapa daerah kajian yang terpilih di semenanjung Malaysia. Beberapa korelasi antara parameter dinamis dengan nilai kekakuan tanah yang diperoleh dari pengujian SPT juga telah diperoleh dan ditunjukkan dalam kajian ini. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Daerah kajian terletak pada Semenanjung Malaysia, tepatnya yaitu di dalam lingkungan kampus Univesiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi (Selangor) dan daerah Sungai Temala (Terengganu), seperti yang terlihat pada Gambar 1. Lokasi pertama terletak pada daerah rencana pembangunan gedung perkuliahan tambahan pada Fakultas Undang- Undang (FUU), lokasi kedua pada daerah rencana pembangunan gedung taman kanakkanak (Pusat Pengajian Umum, PPU) dan lokasi ketiga yaitu pada lokasi proyek pembangunan jembatan Jabatan Kerja Raya (JKR) Malaysia. Data-data sekunder tanah hasil pemboran dan pengujian penetrasi standar (SPT) diperoleh dari kegiatan penyelidikan lapangan awal yang telah dilakukan pada lokasi-lokasi tersebut. Kemudian pengukuran data seismik dengan metode MASW dilakukan pada lintasan yang berdekatan dengan titik-titik pemboran sehingga hasilnya nanti dapat dibandingkan dengan data-data sekunder. Lokasi titik-titik pemboran dan lintasan survai untuk pengambilan data seismik juga dapat dilihat pada Gambar 1. Penyelidikan Tanah Pada lokasi lokasi FUU (UKM), terdapat dua titik pemboran yaitu BH3 dan BH4 yang dilalui oleh lintasan survai MASW. Begitu juga pada lokasi PPU (UKM) yaitu titik-titik pemboran BH2 dan BH3. Kemudian di lokasi terakhir Sungai Temala (Terengganu), terdapat sembilan titik pemboran (BH1- BH9) yang dilalui oleh lintasan survai MASW dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. (a) Tapak UKM (b) Tapak Terengganu GAMBAR 1. Peta lokasi daerah kajian dan lokasi titik-titik penyelidikan

3 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 Pemboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor putar (multi-speed rotary wash boring machine) dan selubung berukuran NW dan BW untuk melindungi lubang bor dari runtuhan tanah. Untuk ketentuan kedalaman dari pemboran adalah maksimal 45 m atau jika nilai NSPT dari pengujian penetrasi standar secara tujuh kali berturut-turut telah mencapai nilai lebih besar daripada 5 (NSPT > 5/3 mm). konfigurasi lapangan juga perlu diperhatikan dan ditentukan dengan benar. Langkah-langkah dalam pengambilan data seismik dengan metode MASW ini dapat dilihat pada Gambar 3. Terdapat beberapa asumsi umum yang biasa digunakan dan dapat menjadi acuan dalam pemilihan konfigurasi lapangan, seperti yang dianjurkan oleh Penumadu dan Park (25) dan Park (26). Untuk kajian ini, jarak antara sumber getaran dengan geofon pertama dipilih sebesar 5 dan 1 m sedangkan untuk spasi antara geofon adalah 1 dan 2 m, dengan waktu perekaman 1 mili detik serta nilai sampling 1 mili detik. Pengujian penetrasi standar dilakukan dengan mengacu kepada BS :199. Penentuan nilai uji penetrasi tanah ini menggunakan splitbarrel sampler dan palu dengan berat kg. Pengujian dilakukan dengan interval kedalaman 1 m untuk kedalaman hingga 6 m, kemudian selanjutnya dengan interval kedalaman 1.5 m atau jika terdapat perubahan lapisan tanah. Satu set rekaman data seismik yang mencatat waktu dan amplitudo energi gelombang terhadap jarak geofon kemudian diperoleh dari satu konfigurasi lapangan. Selanjutnya dalam satu lintasan survei akan direkam beberapa set rekaman data seismik dengan melakukan beberapa kali pergeseran lokasi sumber getaran berikut geofonnya. Metode Seismik MASW Dalam kajian ini, perambatan gelombang permukaan direkam oleh seismograf (Seistronix RAS 24) yang dihubungkan pada 24 geofon (geophone) dengan kopeling paku (spike coupling) yang ditanamkan kedalam tanah sepanjang lintasan survai (Gambar 2). Geofon yang digunakan adalah geofon berfrekuensi rendah yaitu 4.5 Hz, sehingga dapat merekam gelombang Rayleigh dengan baik. Sedangkan sumber getaran yang digunakan untuk menghasilkan gelombang, berasal dari sebuah palu besar yang mempunyai berat sekitar 2 lb atau 9 kg. Untuk memperoleh data seismik yang berkualitas baik, selain peralatan yang memadai, beberapa parameter dalam Rekaman data seismik kemudian diproses dan dianalisis sehingga diperoleh profil kecepatan gelombang geser terhadapn kedalaman. Profil kecepatan gelombang geser satu dimensi (1-D) diperoleh dari satu set rekaman data seismik dan kemudian profil dua dimensi (2-D) kecepatan gelombang geser dapat dihasilkan dari beberapa set rakaman data seismik, seperti diperlihatkan dalam Gambar 4. Dalam kajian ini, pemprosesan data seismik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SurfSeis versi 2.1 yang telah dikembangkan oleh Kansas Geological Survey, Texas, Amerika. palu (9 kg) seismograf geofon 4.5 Hz plat aluminium sinyal dari geofon kotak konektor kabel konektor kabel konektor GAMBAR 2. Peralatan yang digunakan untuk merekam data seismik dengan metode MASW 187

4 188 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 PENGAMBILAN DATA SEISMIK DENGAN METODE MASW Penentuan Lintasan Survei Penentuan Peralatan & Konfigurasi Lapangan untuk Perekaman Data Seismik Pengambilan & Perekaman Gelombang Seismik PERALATAN: Sumber getaran (palu besi), geofon (4.5 Hz), seismograf, laptop Puk ulan 1 D Z max max dx Z min min x 1 = 2%D T 1 2 detik dt.5 1 milidetik Rekaman Data Seismik Tidak Baik REKAMAN DATA SEISMIK Baik Perpindahan Lokasi Titik Permulaan Sumber Getaran & Geofon Pukulan-n GAMBAR 3. Prosedur dalam pengambilan data seismik di lapangan dengan Metode MASW Pukulan 1 1 set rekaman 1 set rekaman X1 X2 X3 data seismik data seismik Pukulan 2 Pukulan 3 1 set rekaman data seismik, m n a m la a e d K Kecepatan Gelombang Geser (Vs), m/s , m n a 12 m la a d 14 e K Kecepatan Gelombang Geser (Vs), m/s , m 12 th p e D Kecepatan Gelombang Geser (Vs), m/s Profil Vs 1-D Profil Vs 1-D Profil Vs 1-D 26 Profil Vs 2-D Lokasi profil Vs 1-D yang digunakan GAMBAR 4. Rekaman data seismik dan profil V S 1-D dan 2-D yang diperoleh dari satu lintasan survei Langkah-langkah dalam pemprosesan dan analisis data seismik dapat dilihat pada Gambar 5. Tahap pertama adalah melakukan konversi dan pengkodean data seismik sesuai dengan format yang digunakan oleh perangkat lunak.

5 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November PEMPROSESAN DATA SEISMIK Konversi Data Seimik (SEG KGS) Pengkodean Konfigurasi Lapangan (Encoding Field Geometry) (SEG KGS) Proses FFT & Penormalan Data Seismik Analisis & Perhitungan Total Amplitudo Energi Gelombang pada setiap Frekuensi Gambar Spektral Dispersi Transformasi Data Seismik Pembentukan Kurva Dispersi Proses Inversi Profil Vs 1-D Proses Tomografi Ya Penyaringan Data Seismik Penentuan Model Lapisan Tanah (Vs, Vp,, h, z) Pembentukan Kurva Dispersi Teori Pencocokan Kurva Dispersi Eksperimental & Teori (Curve Matching) Proses Iterasi Tidak Profil Vs 2-D GAMBAR 5. Prosedur dalam pemprosesan dan analisis data seismik Selanjutnya dilakukan proses transformasi sehingga dihasilkan gambar spektral dispersi gelombang dari setiap frekuensi terhadap kecepatan fasanya. Proses transformasi dilakukan dengan menggunakan metode pergantian fasa yang telah dikembangkan oleh Park et al. (1998). Dalam gambar spektral dispersi, gelombang Rayleigh mempunyai energi gelombang yang dominan dan biasa disebut sebagai mode fundamen/dasar. Namun jika dalam satu frekuensi terdapat dua energi gelombang yang dominan dengan kecepatan fasa yang berbeda, maka gelombang dengan kecepatan fasa yang lebih tinggi disebut sebagai gelombang Rayleigh mode tinggi. Mode tinggi, umumnya terdapat dan terkadang mempunyai energi yang lebih dominan pada frekuensi tinggi. Adanya mode tinggi ini, dapat menjadi indikasi adanya lapisan tanah lunak diantara lapisan-lapisan tanah yang lebih keras atau medium tanah bersifat dispersi terbalik (Tokimatsu 1992, Foti 2). Kurva dispersi kemudian dibentuk dengan membuat sebuah garis sepanjang mode fundamen yang mempunyai nilai amplitudo tertinggi. Kemudian proses selanjutnya adalah proses inversi, dimana dilakukan pencocokan antara kurva dispersi teori dan kurva dispersi hasil pengukuran. Proses pencocokan kurva ini (curve matching) dilakukan melalui proses iterasi (Xia et al, 1999). Proses iterasi akan berhenti setelah diperoleh kurva dispersi dan profil Vs yang mempunyai nilai root mean square error (RMSE) minimum. Setelah profil V S 1-D diperoleh, dilakukan proses tomografi untuk membentuk profil V S 2- D. Proses tomografi dilakukan dengan mengkorelasikan beberapa profil V S 1-D menggunakan teknik grid kontur (contouring grid). HASIL DAN PEMBAHASAN Jika dilihat dari kondisi geologinya, daerah kajian yang berada di dalam kawasan kampus Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) pada umumnya tersusun atas batuan metasedimen dari perselingan batu dengan serpih yang mengalami proses metamorfosa berderajat rendah dan termasuk ke dalam Formasi Bukit Kenny. Proses metamorfosa yang terjadi pada serpih menghasilkan batuan metamorf berjenis filit. Formasi ini berumur Silur Atas Devon (Mohamed, 21a,b). Daerah kajian yang berada di kawasan sungai Temala (Terengganu) tersusun atas batuan sedimen (termasuk metasedimen) dan batuan beku berumur Paleozoik Atas hingga Jura/Kapur

6 19 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 (Mohamed, 21c). Dan jenis batuan beku yang dominan dikawasan ini adalah granit. Secara geografis, kondisi daerah penelitian terletak pada daerah beriklim tropik dimana proses pelapukan merupakan suatu proses yang terjadi dan berlangsung dengan aktif. Oleh karena itu, batuan di daerah ini pada umumnya telah mengalami pelapukan dan berubah menjadi tanah. Dari hasil pemboran dan pengujian penetrasi tanah (SPT), secara umum daerah kajian di lokasi FUU (UKM) dominan disusun oleh lapisan lanau dengan diselingi oleh lapisan lanau an, lanau kerikilan dan lempung an. Berdasarkan hasil pengujian SPT, nilai maksimum N SPT > 5, terdapat pada kedalaman sekitar 12 m pada BH3 dan sekitar 16 m pada BH4. Pada lokasi PPU (UKM), daerah ini dominan tersusun oleh lapisan lanau an dimana juga terdapat lapisan-lapisan tipis lempung an dan lanauan pada lapisan bagian atas (BH2) dengan ketebalan sekitar 1 m. Dan nilai N SPT maksimum dijumpai pada kedalaman sekitar 12 m. Profil stratifkasi dengan nilai konsistensi tanah dari masing-masing lokasi dapat dilihat dalam Gambar 6. Pada lokasi Sungai Temala (Terengganu), pemboran dan pengujian SPT telah dilakukan masing-masing di abutmen A, pilar B, pilar C dan abutmen D. Stratifikasi tanah untuk masing-masing lokasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 7. Lapisan lempung lanauan menyusun lapisan atas pada abutmen A dan lapisan serpih dan granit pada bagian bawahnya, sedangkan di bagian tengah terdapat lapisan lanau kerikilan, lempung an dan lanauan. Untuk nilai konsistensi tanah maksimum (N SPT > 5) diperoleh pada kedalaman 7,5 m. Lokasi pilar B, dominan disusun oleh lapisan lanau dan lanau lempungan dengan ketebalan maksimum 1,2 m dan 2 m. Nilai konsistensi tanah maksimum diperoleh pada kedalaman yang bervariasi yaitu dari 1,5 m hingga 24 m. Untuk lokasi pilar C, lapisan bagian atas disusun oleh lempung dengan disisipi oleh lempungan, sedangkan pada bagian tengah terdapat lapisan lanau yang cukup tebal dan kemudian pada bagian bawah dilapisi oleh batuan granit. Nilai konsistensi tanah mencapai nilai maksimum (N SPT > 5) yaitu pada kedalaman 27 m. Lokasi abutmen D dominan tersusun oleh lapisan lanau dengan sisipan lapisan lempung dan pada bagian tengah. Batuan granit ditemukan mendasari perlapisan tanah di lokasi ini. Nilai konsistensi tanah maksimum didapati pada kedalaman 13,5 m dan 21 m. (b) PPU (UKM) (a) FUU (UKM) GAMBAR 6. Profil penampang tanah lokasi ukm dari hasil pemboran dan nilai N SPT

7 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November (a) Abutmen A (c) Pilar C (b) Pilar B (d) Abutmen D GAMBAR 7. Profil penampang tanah lokasi Sungai Temala (Terengganu) dari hasil pemboran dan nilai N SPT

8 192 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 Kemudian dari hasil pengukuran dan analisis dengan menggunakan metode MASW, beberapa profil V S satu dimensi (1-D) dan dua dimensi (2-D) setiap lintasan pada masingmasing lokasi telah diperoleh. Profil-profil Vs 1-D yang terletak berdekatan dengan titik-titik pemboran dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9, sedangkan penampang Vs 2-D dari salah satu lintasan di lokasi UKM dan Sungai Temala (Terengganu) dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai V S yang diperoleh secara tidak langsung dari korelasi empiris nilai N SPT juga ditampilkan pada profil-profil tersebut, untuk melihat perbedaan kisaran nilai V S dari kedua metode itu. Beberapa korelasi empiris yang digunakan untuk mendapatkan nilai kecepatan gelombang geser tersebut diuraikan pada Tabel 1. Secara umum, pada profil-profil tersebut terlihat bahwa nilai kecepatangelombang geser tanah yang diperoleh dari metode MASW, mempunyai nilai yang cukup bersesuaian dengan nilai dari korelasi N SPT. Grafik nilai N SPT pada umumnya memperlihatkan kecenderungan arah (trend) yang sesuai dengan profil V S, dimana adanya perubahan jenis lapisan dan nilai konsistensi tanah ditandai pula oleh peningkatan atau penurunan nilai V S. (a) Lokasi FUU (b) Lokasi PPU GAMBAR 8. Profil tanah dan V S pada lokasi pengujian di UKM Abutmen A Pilar B GAMBAR 9. Bersambung...

9 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November Pilar C Abutmen D GAMBAR 9. Profil tanah dan V S pada lokasi kajian di Sungai Temala (Terengganu) BH2 L1_1 Lapisan tanah atas lanau an: m/s Lempung an teguh: m/s Pasir lanauan lepas: m/s Lanau an kenyal - keras: > 272 m/s (a). Lintasan 1 pengujian MASW di lokasi FUU, UKM GAMBAR 1. Bersambung... Kecepatan gelombang geser, Vs (m/s)

10 194 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 BH3 L2_1 Lapisan tanah atas lanau: m/s Lempung an lunak: m/s Lanau teguh: m/s Lanau lunak: m/s Lanau keras: m/s Lanau an keras: Lanau sangat kenyal: m/s Lanau sangat kenyal keras: > 37 m/s (b). Lintasan 2 pengujian MASW di lokasi FUU, UKM Kecepatan gelombang geser, Vs (m/s) BH8/L1_4 Lempung lanauan kenyal: m/s Lanau kerikilan kenyal: m/s Lempung an lunak: m/s Pasir lanauan sangat lepas: Serpih sedang - keras: m/s Serpih & granit sedang - keras: > 361 m/s (c). Lintasan 1 pengujian MASW di lokasi Sungai Temala Kecepatan gelombang geser, Vs (m/s) GAMBAR 1. Profil V S 2-D hasil analisis MASW di lokasi pengujian Parameter dinamis tanah yang lain seperti modulus geser kemudian dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut ini: G max =.V s 2 (1) dimana G max adalah modulus geser, adalah kerapatan massa dan V S adalah kecepatan gelombang geser. Berdasarkan persamaan tersebut di atas dan dengan menggunakan nilai V S yang diperoleh dari metode MASW, nilai G untuk masingmasing lokasi dapat ditentukan. Profil G untuk setiap lokasi kajian ini disajikan dalam Gambar 11 Gambar 13. Beberapa peneliti telah mengembangkan suatu korelasi empiris untuk mendapatkan nilai G secara tidak langsung berdasarkan nilai N SPT, diantaranya adalah Ohsaki dan Iwasaki (1973) dan Imai dan Tonouchi (1982) yang telah melakukan penyelidikan untuk tanah lempung dan di Jepang, juga Seed et al. (1983) untuk tanah di Amerika. Nilai G yang diperoleh berdasarkan nilai V S dari metode MASW, jika dibandingkan dengan yang diperoleh dari korelasi empirik beberapa peneliti terdahulu umumnya menunjukkan nilai yang bersesuaian.

11 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November TABEL 1. Korelasi empiris V S dan N SPT dari beberapa peneliti terdahulu Peneliti Jenis Tanah Korelasi Empiris Koefisien Korelasi Lokasi Seed & Idriss (1981) Semua jenis tanah Vs = 61.4N.5 - USA Imai & Tonouchi (1982) Semua jenis tanah Vs = 97N.314 r =,86 Jepang Lee (199) Lanau Vs = 15.64N.32 - Athanasopoulos (1995) Semua jenis tanah Vs = 17.6N.36 r =,73 Yunani Nayan (1995) Tanah residual Granit Vs = 2.89N r =,88 Malaysia Hasancebi & Ulusay Semua jenis (26) tanah Vs = 9N.39 r =,73 Turki Suharsono (26) Tanah & batuan Vs = N r =,55 Malaysia Dikmen (29) Lanau Vs = 6N.36 r =,71 Turki Rosyidi (29) Tanah residual Vs = 188N.18 r =,81 Malaysia & sedimen Indonesia Tanah an Vs= 8.65N.3 r =, Lokasi FUU (L1) 8 Lokasi FUU (L2) 8 Lokasi FUU (L3) Kedalaman, m GAMBAR 11. Profil modulus geser (G) di Lokasi FUU (UKM) Lokasi PPU: L1 Lokasi PPU: L2 Lokasi PPU: L3 Lokasi PPU: L4 Lokasi PPU: L Kedalaman, m GAMBAR 12. Profil modulus geser (G) di lokasi PPU (UKM)

12 196 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 Kedalaman, m Modulus Geser (G), Mpa Ohsaki & Iwasaki (1973): lempung & Imai &Tonouchi (1982): lempung & Seed et al (1983): Nayan (1995): tanah residual granit Modulus Geser (G), Mpa Ohsaki & Iwasaki (1973): lempung & Imai &Tonouchi (1982): lempung & Seed et al (1983): Nayan (1995): tanah residual granit Modulus Geser (G), Mpa Ohsaki & Iwasaki (1973): lempung & Imai &Tonouchi (1982): lempung & Seed et al (1983): Nayan (1995): tanah residual granit Modulus Geser (G), Mpa Sgi Temala: abutmen A Sgi Temala: pilar B Sgi Temala: pilar C Sgi Temala: abutmen D Ohsaki & Iwasaki 5 (1973) Imai &Tonouchi (1982) Seed et al (1983) Nayan (1995): tanah residual granit GAMBAR 13. Profil modulus geser (G) di lokasi Sungai Temala (Terengganu) Beberapa peneliti telah mengembangkan suatu korelasi empiris untuk mendapatkan nilai G secara tidak langsung berdasarkan nilai N SPT, diantaranya adalah Ohsaki dan Iwasaki (1973) dan Imai dan Tonouchi (1982) yang telah melakukan penyelidikan untuk tanah lempung dan di Jepang, juga Seed et al. (1983) untuk tanah di Amerika. Nilai G yang diperoleh berdasarkan nilai V S dari metode MASW, jika dibandingkan dengan yang diperoleh dari korelasi empirik beberapa peneliti terdahulu umumnya menunjukkan nilai yang bersesuaian. Pada umumnya nilai G dari ketiga korelasi empiris yang telah diajukan oleh penelitipeneliti terdahulu menghasilkan kisaran nilai G yang hampir sama hingga kedalaman +1 m. Meskipun demikian, untuk kedalaman lebih dari 1 m, kisaran nilai G yang dihasilkan mulai menunjukkan nilai yang cukup berbeda. Untuk lebih jelasnya hubungan antara nilai G dan nilai N SPT dalam kajian ini, untuk masingmasing lokasi disajikan dalam Gambar 14. Secara keseluruhan nilai G yang diperoleh dari metode MASW dalam kajian ini, berada dalam kisaran nilai dari ketiga korelasi empiris peneliti terdahulu. Nilai korelasi empiris yang dihasilkan dari metode MASW dalam kajian ini untuk nilai N SPT < 1 mempunyai nilai yang paling dekat dengan nilai korelasi dari Seed et al. (1983), sedangkan untuk nilai N SPT >1 cenderung mempunyai nilai yang lebih dekat dengan nilai korelasi dari Ohsaki dan Iwasaki (1973) dan Imai dan Tonouchi (1982), seperti terlihat dalam Gambar Tapak FUU 12 Lokasi PPU 9 Lokasi Sgi Temala lempung Imai & Tonouchi (1982): 1 & Imai & Tonouchi (1982): lempung G = 19.34N.869 & 8 R² =.727 Vs = 66.36N.393 R² = Imai & Tonouchi (1982): Nayan (1995): tanah baki granit Vs = 37.6N.473 R² = NSPT NSPT NSPT GAMBAR 14. Hubungan nilai G dan N SPT untuk setiap Lokasi

13 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November Imai & Tonouchi (1982): Daerah Kajian G = 56.29N.457 R² = N SPT GAMBAR 15. Hubungan nilai G dan N SPT dari seluruh lokasi kajian KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari kajian ini, metode seismik MASW (multichannel analysis of surface wave) dapat menghasilkan profil V S 1-D dan 2-D yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perlapisan tanah bawah permukaan secara vertikal dan lateral. Teknik pemprosesan dan analisis data untuk memperoleh profil-profil ini tidak memerlukan waktu yang lama dan sederhana. Hasil pengukuran nilai V S menunjukkan nilai yang bersesuaian dengan nilai V S dari hasil korelasi empiris N SPT. Sifat dinamis tanah yaitu modulus geser (G), juga dapat ditentukan berdasarkan nilai V S yang diperoleh dengan metode MASW ini. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai yang bersesuaian dengan nilai G yang dihasilkan dari korelasi empiris N SPT. Pengukuran langsung nilai V S dan G dengan metode ini masih perlu dilakukan pada daerahdaerah kajian yang lebih luas lagi untuk memvalidasi hasil korelasi empiris yang lebih umum. Metode MASW diharapkan dapat menjadi salah satu metode seismik nondestruktif alternatif yang efektif, efisien dan ramah lingkungan untuk mengukur secara langsung nilai V S di lapangan dan nilai G. DAFTAR PUSTAKA Athanasopoulos, G.A. (1995). Empirical correlations V S -N SPT for soils of Greece: A comparative study of reliability. Proceeding of 7th International Conference on Soil Dynamics and Earthquake Engineering, Computational Mechanics, Southampton, Dikmen, U. (28). Statistical correlations of shear wave velocity and penetration resistance soils. J. Geophys. Eng., 6, Hasancebi, N. & Ulusay, R. (26). Empirical correlations between shear wave velocity and penetration resistance for ground shaking assessments. Bulletin of Engineering Geology and the Environment, 66, Imai, T., Tonouchi, K. (1982). Correlation of N-value with S-wavevelocity and shear modulus. Proceeding of the 2 nd European Symposium of Penetration Testing, Amsterdam, Lee, SH. (199). Regression models of shear wave velocities. J. Chin. Inst. Eng., 13, Mohamed, K.R. (21a). Stratigrafi Semenanjung Malaysia: Pengenalan. Diakses 5 Juni 21 dari ogi-malaysia/ kuliah 1 - pengenalan. pdf. Mohamed, K.R. (21b). Stratigrafi Semenanjung Malaysia: Geologi Kuala Lumpur. Diakses 5 Juni 21 dari

14 198 S.K. Ariestianty, et al. / Semesta Teknika, Vol. 12, No. 2, , November 29 geologi-malaysia/ kuliah 6 - kuala lumpur - selangor.pdf. Mohamed, K.R. (21c). Stratigrafi Semenanjung Malaysia: Geologi Terengganu. Diakses 5 Juni 21 dari ogi-malaysia/kuliah 12 - terengganu.pdf Nayan, K.A.M. (1995). Pencirian tanah baki granit menggunakan kaedah pengukuran halaju P dan S. Tesis Master, Universiti Kebangsaan Malaysia. Nazarian, S. (1984). In-situ determination of elastic moduli of soil deposits and pavement systems by Spectral Analysis of Surface Waves Method. Ph.D. Dissertation, The University of Texas at Austin. Ohsaki Y & Iwasaki R. (1973). Dynamic shear moduli and Poisson s ratio of soil deposits. Soils and Foundation, 13, Park, C.B. Miller, R.D. & Xia, J. (1998). Imaging dispersion curves of surface waves on multi-channel record. Soc. Explor. Geophys., Park, C.B., Miller, R.D. & Xia, J. (1999). Multi-channel Analysis of Surface Waves (MASW). Geophysics, 64(3), Park, C.B., Miller, R.D. & Xia, J. (21). Offset and resolution of dispersion curve in Multichannel Analysis of Surface Waves (MSW). Proceedings of the SAGEEP 21, Denver, Colorado, SSM-4. Park, C.B., Miller, R.D. & Miura, H. (22). Optimum field parameters of an MASW survey. Soc. Explor. Geophys Japan, Tokyo. Penumadu, D. & C.B. Park. (25). Multichannel Analysis of Surface Wave (MASW) method for geotechnical site characterization. Proceedings of the Geo-Frontiers Conference, Austin, Texas. Rosyidi, S.A. (29). Analisis anak gelombang bagi gelombang permukaan bagi penilaian sifat dinamik tanah. Disertasi Doktor, Universiti Kebangsaan Malaysia. Seed, H.B. & Idriss, I.M. (1981). Evaluation of liquefaction potential sand deposits based on observation of performance in previous earthquakes. ASCE National Convention, Missouri, Seed H B, Idriss, I.M. & Arango, I. (1983). Evaluation of liquefaction potential using field performance data. J. Geotech. Engg., 19, Suharsono. (26). Penggunaan kaedah analisis spektral gelombang permukaan sebagai teknik baru untuk pengelasan jasad batuan dalam geologi kejuruteraan. Disertasi Doktor, Universiti Kebangsaan Malaysia. Xia, J., Miller, R.D., Park, C.B. & Ivanov, J. (2). Construction of 2-D vertical shear-wave velocity field by the multichannel analysis of surface wave technique. Proceedings of the Symposium on the Application of Geophysics to Engineering and Environmental Problems (SAGEEP 2), Arlington, VA, Xia, J., Miller, R.D., dan Park, C.B. (1999). Estimation of near-surface shear-wave velocity by inversion of Rayleigh waves. Geophysics, v. 64, no. 3, p PENULIS: Susy K. Ariestianty Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Bintek, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung. Mohd. Raihan Taha, Zamri Chik, Khairul Anuar Mohd.Nayan Department of Civil & Structural Engineering, Faculty of Engineering & Built Environment, Universiti Kebangsaan Malaysia, 436 Bangi, Selangor Malaysia ariesusy@gmail.com Diskusi untuk makalah ini dibuka hingga tanggal 1 Oktober 21 dan akan diterbitkan dalam jurnal edisi November 21

PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW)

PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW) PEMETAAN DAYA DUKUNG TANAH DAN DISKONTINUITAS STRUKTUR TANAH DASAR MENGGUNAKAN METODE MULTI- CHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVES (MASW) Sri Atmaja P. Rosyidi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN

MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Khaizal Jamaluddin 1,2, Banta

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

KORELASI EMPIRIS ANTARA KECEPATAN GELOMBANG GESER DENGAN NILAI N SPT (STUDI KASUS BANDUNG SITE)

KORELASI EMPIRIS ANTARA KECEPATAN GELOMBANG GESER DENGAN NILAI N SPT (STUDI KASUS BANDUNG SITE) KORELASI EMPIRIS ANTARA KECEPATAN GELOMBANG GESER DENGAN NILAI (STUDI KASUS BANDUNG SITE) Enden Mina Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jenderal Sudirman Km.3

Lebih terperinci

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL J. Sains Dasar 2017 6 (1) 49-56 RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL RATIO OF Vs30 MODEL BASED ON MICROTREMOR AND USGS DATA IN JETIS BANTUL Nugroho

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan tanggal 4 mei 2015 4 juli 2015 dan bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sub. Bidang

Lebih terperinci

xiv BAB I : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca

xiv BAB I : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca xiv BAB I Gambar 1.1 Gambar 1.2 : Hasil tes pit yang menunjukkan karakterisik litologi sub-permukaan dan stratigrafik sub-permukaan di daerah pegunungan Yucca : Potongan melintang (cross-section) formasi

Lebih terperinci

INVESTIGASI SUB-PERMUKAAN TANAH UNTUK PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN SURVAI PEMBIASAN SEISMIK

INVESTIGASI SUB-PERMUKAAN TANAH UNTUK PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN SURVAI PEMBIASAN SEISMIK INVESTIGASI SUB-PERMUKAAN TANAH UNTUK PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN SURVAI PEMBIASAN SEISMIK Adi Purnomo Sri Atmaja P. Rosyidi* Anita Widianti Alumni Prodi Sarjana Staf Pengajar Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang (Identification of subsurface structure based on the shear wave analysis in West Palu subdistrict) Musrifah Am Tayeb *),

Lebih terperinci

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO Sandra Kasim 1, Joni Loe Talo 1, Rustan Efendi 1, Maskur 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi Estimation of the elasticity characteristics of the subsurface

Lebih terperinci

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1 Deskripsi tanah BH-1 Kedalaman (m) Ketebalan (m) Vs (m/s) Deskripsi tanah BH-2 Kedalaman (m) Ketebalan (m) clayey silt 37.6-41. 3.4 38 clayey silt 48. - 54. 6. 35 clayey sand 41. - 44. 3. 31 clayey silt

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997)... 4

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997)... 4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Hamilton, 1997).... 4 Gambar 2. Peta geologi dan titik pengukuran MASW (S. Kuesumadinatan dkk., 1997).... 9 Gambar 3. Gambaran umum survei metode

Lebih terperinci

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI Ashadi Salim Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI BAB I PENDAHULUAN.. 1.1 Latar Belakang.. 1.2 Perumusan Masalah. 1.3 Tujuan Penelitian.. 1.4 Pembatasan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN

LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN LAPORAN HASIL PENGUJIAN LAPANGAN JALAN NASIONAL PIYUNGAN GADING JALAN PROPINSI PRAMBANAN PAKEM PENGUKURAN NILAI STIFFNESS BAHAN DAN TEBAL LAPISAN PROFIL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE SASW (Spectral

Lebih terperinci

PENENTUAN KEKUKUHAN JASAD BATUAN MENGGUNAKAN GELOMBANG PERMUKAAN. Abdul Rahim Samsudin Suharsono *Khairul Anuar Mohd. Nayan

PENENTUAN KEKUKUHAN JASAD BATUAN MENGGUNAKAN GELOMBANG PERMUKAAN. Abdul Rahim Samsudin Suharsono *Khairul Anuar Mohd. Nayan PENENTUAN KEKUKUHAN JASAD BATUAN MENGGUNAKAN GELOMBANG PERMUKAAN Abdul Rahim Samsudin Suharsono *Khairul Anuar Mohd. Nayan PUSAT PENGAJIAN SAINS SEKITARAN DAN SUMBER ALAM FAKULTI SAINS DAN TEKNOLOGI, UKM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS TANAH PADA VARIABILITAS SPEKTRUM RESPON GEMPABUMI

ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS TANAH PADA VARIABILITAS SPEKTRUM RESPON GEMPABUMI ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS TANAH PADA VARIABILITAS I Nyoman Sukanta 1, Widjojo A. Prakoso 2 1 Kepala Bidang Seismologi Teknik, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 2 Kepala Laboratorium Geoteknik,

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout

Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout Imelda Murdiman *, Elistia Liza Namigo Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik

Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 4 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2017 Pengaruh Faktor Gempa terhadap Stabilitas Timbunan dengan Analisis Numerik MUHAMAD FADHLAN ALFAFA,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PETA LOKAL WILAYAH GEMPA UNTUK DAERAH PADANG Yoszi Mingsi Anaperta 1 ABSTRACT Padang is an earthquake -prone areas. This is due to topographical conditions of the area encircled by the Bukit Barisan mountain

Lebih terperinci

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI Reza Satria Warman 1), Yusep Muslih Purwana 2), Noegroho Djarwanti 3) 1) Soil Mechanics Laboratory, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

STUDI KORELASI EMPIRIS ANTARA SHEAR WAVE VELOCITY DAN N SPT TANAH WILAYAH JAKARTA SELATAN

STUDI KORELASI EMPIRIS ANTARA SHEAR WAVE VELOCITY DAN N SPT TANAH WILAYAH JAKARTA SELATAN STUDI KORELASI EMPIRIS ATARA SHEAR WAVE VELOCITY DA SPT TAAH WILAYAH JAKARTA SELATA Agung Pramono Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Penentuan kecepatan gelombang geser dapat

Lebih terperinci

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Priyono, Tony Rahadinata, dan Muhammad Rizki Ramdhani Kelompok Penyelidikan

Lebih terperinci

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah Wawang Sri Purnomo dan Muhammad Rizki Ramdhani Kelompok Penyelidikan

Lebih terperinci

Korelasi Empirik antara Kecepatan Gelombang Permukaan terhadap Kepadatan dan Kekakuan pada Campuran Laston WC ABSTRACT

Korelasi Empirik antara Kecepatan Gelombang Permukaan terhadap Kepadatan dan Kekakuan pada Campuran Laston WC ABSTRACT JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 17, No. 1, 1-9, Mei 2014 1 Korelasi Empirik antara Kecepatan Gelombang Permukaan terhadap Kepadatan dan Kekakuan pada Campuran Laston WC (Empirical Correlation of Surface

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak studi menunjukkan bahwa kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi akan lebih besar terjadi pada wilayah yang tanahnya tidak terkonsolidasi dengan baik. Tanah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Keadaan Lokasi Penyelidikan Tanah Penyelidikan tanah terdiri dari pemboran di empat titik yang meliputi tapak rencana bangunan. Maksud dari penyelidikan ini adalah untuk

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI KURVATEK Vol.1. No. 2, November 2016, pp.55-59 ISSN: 2477-7870 55 PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI Urip Nurwijayanto Prabowo Prodi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN VERTIKAL DAN LATERAL. Ir. Sjachrul Balamba, MT

PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN VERTIKAL DAN LATERAL. Ir. Sjachrul Balamba, MT PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN VERTIKAL DAN LATERAL Ir. Sjachrul Balamba, MT ABSTRAK Hingga saat ini masih banyak terdapat pondasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metoda Mikrozonasi Gempabumi Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya batuan sedimen yang berada di atas basement dengan perbedaan densitas dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Jurnal radien Vol No Juli : - Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Muhammad Isa, Nuriza Yani, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi 20 BAB III TEORI DASAR 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi dengan menggunakan gelombang seismik yang dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK Harnedi Maizir 1, Hendra Jingga 2, dan Nopember Toni 3 1 Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru 2 dan 3 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETA KECEPATAN GELOMBANG GESER DAN PETA TAHANAN PENETRASI STANDAR DI SEMARANG

PENGEMBANGAN PETA KECEPATAN GELOMBANG GESER DAN PETA TAHANAN PENETRASI STANDAR DI SEMARANG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 167 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 167 176 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi, 1 III. TEORI DASAR A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Gempa bumi umumnya menggambarkan proses dinamis yang melibatkan akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS RESIKO GEMPA DAN MIKROZONASI KOTA JAKARTA TESIS MAGISTER. Oleh: HENDRIYAWAN

STUDI ANALISIS RESIKO GEMPA DAN MIKROZONASI KOTA JAKARTA TESIS MAGISTER. Oleh: HENDRIYAWAN STUDI ANALISIS RESIKO GEMPA DAN MIKROZONASI KOTA JAKARTA TESIS MAGISTER Oleh: HENDRIYAWAN 25098051 BIDANG KHUSUS GEOTEKNIK PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2000

Lebih terperinci

Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array

Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array M. Asrurifak, Masyhur Irsyam, Bigman M Hutapea Pusat

Lebih terperinci

ANALISIS SITE SPECIFIC RESPONSE SPECTRA GEMPA BERDASARKAN PARAMETER DINAMIS TANAH UNTUK WILAYAH CILEGON

ANALISIS SITE SPECIFIC RESPONSE SPECTRA GEMPA BERDASARKAN PARAMETER DINAMIS TANAH UNTUK WILAYAH CILEGON ANALISIS SITE SPECIFIC RESPONSE SPECTRA GEMPA BERDASARKAN PARAMETER DINAMIS TANAH UNTUK WILAYAH CILEGON Enden Mina 1), Rama Indera Kusuma 2) 1,2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

TEKNO SIPIL/Volume 11/No.59/Agustus

TEKNO SIPIL/Volume 11/No.59/Agustus PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN ROCKING DAN TORSI oleh Ir. Sjachrul Balamba, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor B194 Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor Nizar Dwi Riyantiyo, Amien Widodo, dan Ayi Syaeful Bahri Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

KOMPARASI NILAI FAKTOR AMPLIFIKASI TANAH DENGAN PENDEKATAN SSA DAN HVSR PADA WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

KOMPARASI NILAI FAKTOR AMPLIFIKASI TANAH DENGAN PENDEKATAN SSA DAN HVSR PADA WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG KOMPARASI NILAI FAKTOR AMPLIFIKASI TANAH DENGAN PENDEKATAN SSA DAN HVSR PADA WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Windu Partono *), Masyhur Irsyam **), Sri Prabandiyani R.W *), Syamsul Maarif ***)

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan Dalam suatu eksplorasi sumber daya alam khususnya gas alam dan minyak bumi, para eksplorasionis umumnya mencari suatu cekungan yang berisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur

Lebih terperinci

Penelusuran Potensi Likuifaksi Pantai Padang Berdasarkan Gradasi Butiran dan Tahanan Penetrasi Standar

Penelusuran Potensi Likuifaksi Pantai Padang Berdasarkan Gradasi Butiran dan Tahanan Penetrasi Standar Hakam, Darjanto. ISSN 853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Penelusuran Potensi Likuifaksi Pantai Padang Berdasarkan Gradasi Butiran dan Tahanan Penetrasi Standar Abdul Hakam Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL Ashadi Salim Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jln. K.H. Syahdan no. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

Analisis Pendahuluan Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisis Pendahuluan Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta Analisis Pendahuluan Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta Lindung Zalbuin Mase Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada ABSTRAK: Likuifaksi

Lebih terperinci

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN... (MICHEL S. PANSAWIRA, DKK) ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS Michel S. Pansawira 1, Paulus P. Rahardjo 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pembuatan Program Analisa Potensi Likuifaksi. Verifikasi Program

BAB 3 METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pembuatan Program Analisa Potensi Likuifaksi. Verifikasi Program BAB 3 METODOLOGI 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Pembuatan Program Analisa Potensi Likuifaksi Verifikasi Program TIDAK Analisa Data Lapangan Dengan Program YA Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4. DAFTAR ISI PRAKATA... i INTISARI... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR ISTILAH... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang... 1 I.2. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati

KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA Yusti Yudiawati Dosen Politeknik Negeri Banjarmasin Senior Engineer PT.Kalimantan Concrete Engineering dan PT.Kalimantan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Pendahuluan Analisis pengaruh interaksi tanah-struktur terhadap faktor amplifikasi respons permukaan dilakukan dengan memperhitungkan parameter-parameter yang berkaitan

Lebih terperinci

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN PENGUJIAN LABORATORIUM KORELASI EMPIRIS DATA SONDIR DAN N-SPT ANTAR PARAMETER TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN TUJUAN Mengetahui keadaan

Lebih terperinci

Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.2 Desember 2016 ISSN

Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.2 Desember 2016 ISSN Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Metode Statis Metode Dinamis Dan Kekuatan Bahan Berdasarkan Data NSPT (Studi Kasus Pembangunan Hotel Ayola Surabaya) Mila Kusuma Wardani 1 dan Ainur

Lebih terperinci

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 1-12 STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI Ibnu Rusydy 1,6, Khaizal Jamaluddin 2,3, Eldina Fatimah

Lebih terperinci

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang Windu Partono, Masyhur Irsyam, Sri Prabandiyani R.W., Syamsul Maarif Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi yang terjadi di Pulau Jawa yang terbesar mencapai kekuatan 8.5 SR, terutama di Jawa bagian barat, sedangkan yang berkekuatan 5-6 SR sering terjadi di wilayah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH BASEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS v8.2 (Proyek Apartemen, Jl. Intan Ujung - Jakarta Selatan) Diajukan sebagai syarat untuk meraih

Lebih terperinci

ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK

ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK ANALISIS DISPERSI GELOMBANG RAYLEIGH STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN STUDI KASUS : DAERAH PASIR PUTIH DALEGAN GRESIK *1 Ahmad Sholihan 2 Bagus Jaya Santosa Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN SEI BATANG SERANGAN - LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN SEI BATANG SERANGAN - LANGKAT ABSTRAK ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN SEI BATANG SERANGAN - LANGKAT Astri Natalia Situmorang 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Sekayan Kalimantan Timur bagian utara merupakan daerah yang memiliki tanah dasar lunak lempung kelanauan. Ketebalan tanah lunaknya dapat mencapai 15

Lebih terperinci

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI

STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 1-12 STUDI AWAL: ANALISA KECEPATAN GELOMBANG GESER (VS) PADA CEKUNGAN TAKENGON DALAM UPAYA MITIGASI GEMPA BUMI Ibnu Rusydy 1,6, Khaizal Jamaluddin 2,3, Eldina Fatimah

Lebih terperinci

PENGUKURAN EMPIRIS PERUBAHAN KEKAKUAN DINAMIK BAHAN BETON PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE SASW (Spectral Analysis of Surface Wave)

PENGUKURAN EMPIRIS PERUBAHAN KEKAKUAN DINAMIK BAHAN BETON PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE SASW (Spectral Analysis of Surface Wave) PENGUKURAN EMPIRIS PERUBAHAN KEKAKUAN DINAMIK BAHAN BETON PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE SASW (Spectral Analysis of Surface Wave) Sri Atmaja P. Rosyidi Gendut Hantoro Mohd. Raihan Taha, Khairul Anuar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode Marshall (SNI 06-2849-1991) telah lazim digunakan di Indonesia untuk menguji kualitas dan kekuatan campuran aspal melalui nilai stabilitas bahan. Dalam pengujian

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Konsep Perencanaan Dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan perkuatan lereng dengan menggunakan geosintetik, tahap awal yang harus dilakukan adalah evaluasi data dari hasil

Lebih terperinci

STUDI POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN UJI PENETRASI STANDAR (SPT) DI PESISIR PANTAI BELANG MINAHASA TENGGARA

STUDI POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN UJI PENETRASI STANDAR (SPT) DI PESISIR PANTAI BELANG MINAHASA TENGGARA STUDI POTENSI LIKUIFAKSI BERDASARKAN UJI PENETRASI STANDAR (SPT) DI PESISIR PANTAI BELANG MINAHASA TENGGARA Roski R.I. Legrans Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Heni Dewi Saidah, Eko Andi Suryo, Suroso Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Beban Gempa pada Dinding Besmen dengan Plaxis 2D

Analisa Beban Gempa pada Dinding Besmen dengan Plaxis 2D Analisa Beban Gempa pada Dinding Besmen dengan Plaxis D GOUW Tjie-Liong Universitas Bina Nusantara, email: gtloffice@gmail.com, gouw3183@binus.ac.id Ferry Aryanto Universitas Bina Nusantara, email: ferry_aryanto@ymail.com

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data seismik dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D sehingga diperoleh penampang seismik yang merepresentasikan penampang

Lebih terperinci

Angel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK

Angel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG AKSIAL, TRANSFER BEBAN, BEBAN-PENURUNAN PADA PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN HASIL UJI BEBAN TIANG TERINSTRUMENTASI, PROGRAM ALLPILE, DAN PROGRAM GEO5 Angel Refanie NRP : 1221075

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN

KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN Aniek Prihatiningsih 1, Gregorius Sandjaja Sentosa 2, dan Djunaidi Kosasih 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 213 (593-62) ISSN: 2337-6732 PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Almey Lolo

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE Endang Elisa Hutajulu NRP: 1221074 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data teknis yang digunakan adalah data teknis dari struktur bangunan gedung Binus Square. Berikut adalah parameter dari komponen

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN Jurnal Sipil Statik Vol. No., Oktober (-) ISSN: - ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU SULAWESI UTARA X MW POWER PLAN Christian Vicky Delfis Lonteng S. Balamba, S. Monintja,

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data 4.1.1. Data Seismik Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D (seismic cube) sebagai input untuk proses multiatribut. Data

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Untuk dapat melakukan proses perhitungan antara korelasi beban vertikal dengan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sehingga akan mendapatkan prameter yang

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar Dalam suatu kegiatan eksplorasi minyak bumi perangkap merupakan suatu hal yang sangat penting. Perangkap berfungsi untuk menjebak minyak bumi

Lebih terperinci

MIKROZONASI GEMPA UNTUK KOTA SEMARANG TESIS MAGISTER. Oleh : OKKY AHMAD PURWANA

MIKROZONASI GEMPA UNTUK KOTA SEMARANG TESIS MAGISTER. Oleh : OKKY AHMAD PURWANA MIKROZONASI GEMPA UNTUK KOTA SEMARANG TESIS MAGISTER Oleh : OKKY AHMAD PURWANA 25099088 BIDANG KHUSUS GEOTEKNIK PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2001 ABSTRAK

Lebih terperinci

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS 1 HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS Krisandi Saptyanto 1, Gouw Tjie Liong 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN

KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321 Universitas Syiah Kuala pp. 269-280 KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LAPISAN SEDIMEN DI KECAMATAN KUTA ALAM, BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN Khaizal Jamaluddin

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO)

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO) KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO) Bambang Ruwanto, Yosaphat Sumardi, dan Denny Darmawan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Matematika

Lebih terperinci

Profiling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor

Profiling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-76 Profiling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor Asmaul Mufida, Bagus Jaya

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Lindung Zalbuin Mase Peneliti Muda Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Teuku Faisal

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PROYEK WIRE HOUSE BELAWAN

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PROYEK WIRE HOUSE BELAWAN ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI PADA PROYEK WIRE HOUSE BELAWAN Bolmen Frans J. Sinaga 1 dan Rudi Iskandar 2 1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non Preserve. Data sumur acuan yang digunakan untuk inversi adalah sumur

Lebih terperinci

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24 DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako Ni Ketut Adnyawati 1*, Rustan Efendi 1, Sabhan 1. 1 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR Dosen : Runi Asmaranto (runi_asmaranto@ub.ac.id) Secara umum perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memenuhi dua syarat, yaitu : (a) Secara

Lebih terperinci

Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti

Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti Untuk Mikrozonasi Seismik Untuk Stabilitas Lereng Daerah Rawan Longsor Dalam Rangka Mengurangi Resiko Terjadinya Tanah Longsor Di Panti, Kabupaten Jember Peneliti

Lebih terperinci

PERILAKU GEMPA AKIBAT PENGARUH PERGERAKAN TANAH DAN PERGERAKAN PATAHAN PADA JEMBATAN RANGKA PELENGKUNG

PERILAKU GEMPA AKIBAT PENGARUH PERGERAKAN TANAH DAN PERGERAKAN PATAHAN PADA JEMBATAN RANGKA PELENGKUNG PROKONS: Jurnal Teknik Sipil ISSN: 1978-1784 Vol. 10, No. 1 (Februari), Halaman 49 55 PERILAKU GEMPA AKIBAT PENGARUH PERGERAKAN TANAH DAN PERGERAKAN PATAHAN PADA JEMBATAN RANGKA PELENGKUNG Evi Nur Cahya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Cone Penetration Test (CPT) Alat kerucut penetrometer (Cone Penetration Test) adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA Sutrisno 1), Eka Priadi 2), Ahmad Faisal 2) Abstrak Dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan, perlu dilakukan penyelidikan

Lebih terperinci

Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 6 Penentuan Kedalaman... (Nurul Priyantari & Agus Suprianto) Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember The Determination of

Lebih terperinci

MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER. Oleh: MOHAMAD WAHYONO

MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER. Oleh: MOHAMAD WAHYONO MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER Oleh: MOHAMAD WAHYONO 25000084 BIDANG KHUSUS GEOTEKNIK PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2003 ABSTRAK

Lebih terperinci

PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU

PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU Ali Awaludin, Ph.D Laboratorium Teknik Struktur Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada ali.awaludin@ugm.ac.id I. PENDAHULUAN Sebagai salah satu

Lebih terperinci