PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

2 SALINAN GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang : a. bahwa penjabaran visi, misi dan program Gubernur Bengkulu telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; b. bahwa dalam pelaksanaannya terjadi perubahan yang mendasar dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu serta Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 050/4936/SJ dan Nomor 0430/M.PPN/12/2016 tanggal 23 Desember 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN serta penyelarasan terhadap 5 (lima) Program Prioritas Provinsi Bengkulu; c. bahwa berdasarkan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam hal terjadi perubahan yang mendasar maka rencana pembangunan daerah dapat diubah;

3 d. bahwa untuk menyesuaikan dengan peraturan dan kebijakan sebagaimana tercantum pada huruf b, perlu dilakukan Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

5 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 14. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Nomor 15); 15. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BENGKULU dan GUBERNUR BENGKULU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN Pasal I Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 6), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 3 di ubah sehingga berbunyi sebgai berikut: Pasal 3 (1) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

6 a. BAB I b. BAB II c. BAB III d. BAB IV e. BAB V f. BAB VI g. BAB VII h. BAB VIII i. BAB IX j. BAB X : : : : : : : : : : Pendahuluan; Gambaran Umum Kondisi Daerah; Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan; Analisis Isu-Isu Strategis; Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran; Strategi dan Arah Kebijakan; Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah; Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan; Penetapan Indikator Kinerja Daerah; dan Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan. (2) Penjabaran RPJMD berikut matriknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 2. Ketentuan ayat (4) Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 7 (1) Gubernur melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kebijakan perencanaan RPJMD; dan b. pelaksanaan RPJMD. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kebijakan perencanaan RPJMD; b. pelaksanaan RPJMD; dan c. hasil RPJMD. (4) Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

7 (5) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu. Ditetapkan di Bengkulu pada tanggal 12 September 2017 Plt. GUBERNUR BENGKULU, ttd H. ROHIDIN MERSYAH Diundangkan di Bengkulu pada tanggal 12 September 2017 Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BENGKULU ASISTEN ADMINISTRASI UMUM, ttd H.GOTRI SUYANTO LEMBARAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 NOMOR 7 NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU : (7/191/2017).

8 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) GUBERNUR BENGKULU KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penyusunan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyusunan Perubahan RPJMD didasarkan kepada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tujuan penyusunan Perubahan RPJMD adalah untuk memberikan arah bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Secara umum materi Perubahan RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran dan program Kepala Daerah. Perubahan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun ini harus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha dalam mewujudkan Visi dan Misi secara sinergis, koordinatif dan saling melengkapi. Harapan kami dalam mengemban amanah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu masa bakti adalah mengajak seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama berbuat untuk membenahi dan mensejahterakan masyarakat Provinsi Bengkulu. Dengan bekerja keras dan dengan ketulusan hati serta penuh rasa tanggung jawab, Insya Allah kita dapat mewujudkan Visi : Terwujudnya Bengkulu Yang Maju, Sejahtera, Bermartabat, dan Berdaya Saing. Sebagai penutup, saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada DPRD Provinsi Bengkulu dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun ini. Semoga segala upaya yang mulia dari kita dalam menata pembangunan Provinsi Bengkulu ke depan selalu mendapatkan bimbingan dan ridho Allah SWT, sehingga membuahkan hasil yang berdaya guna dan memberikan maslahat bagi masyarakat Provinsi Bengkulu. i

9 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.... i ii iv BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PENYUSUNAN HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN SISTEMATIKA PENULISAN MAKSUD DAN TUJUAN 12 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ASPEK PELAYANAN UMUM ASPEK DAYA SAING DAERAH. 59 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN KINERJA KEUANGAN MASA LALU KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU KERANGKA PENDANAAN BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS PERMASALAHAN PEMBANGUNAN ISU STRATEGIS BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI 122 ii

10 5.2 MISI TUJUAN DAN SASARAN. 121 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. 135 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 161 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH. 298 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN PEDOMAN TRANSISI KAIDAH PELAKSANAAN iii

11 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DAFTAR GAMBAR Hal BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Daerah dan Nasional 5 Gambar 1.2 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Lainnya 6 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambar 2.1 Peta Administratif Provinsi Bengkulu 14 Gambar 2.2 Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu 16 Gambar 2.3 Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun Gambar 2.4 Angka Melek Huruf Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun Gambar 2.5 Angka Harapan Hidup Provinsi Bengkulu Tahun Gambar 2.6 Jumlah Puskesmas Per Kabupaten/Kota Tahun Gambar 2.7 Jumlah Puskesmas Pembantu Per Kabupaten/Kota Tahun Gambar 2.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun Gambar 2.9 Rasio Tenaga Kesehatan per Penduduk Tahun Gambar 2.10 Sebaran Tenaga Kesehatan Menurut Sarana Kesehatan Tahun Gambar 2.11 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Februari Gambar 2.12 Persentase Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Menurut Jenis Kekerasan di Provinsi Bengkulu Tahun iv

12 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DAFTAR TABEL Hal BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Tabel 2.1 Luas wilayah Provinsi Bengkulu dirinci menurut Kabupaten/Kota 12 Tabel 2.2 Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu 13 Tahun 2015 Tabel 2.3 Luas Hutan Menurut Fungsinya dan Kabupaten/Kota (Ha) Provinsi 15 Bengkulu Tahun 2016 Tabel 2.4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Ladang menurut 16 Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dan 2015 Tabel 2.5 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta menurut lokasi 18 komoditi dan keadaan tanaman Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Tabel 2.6 Luas Areal dan Produksi Perkebunan rakyat menurut kabupaten/kota, 19 Provinsi Bengkulu tahun 2014 dan 2015 Tabel 2.7 Produksi dan Rumah Tangga Nelayan Provinsi Bengkulu Tahun dan 2016 Tabel 2.8 Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu 24 Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota Tahun Tabel 2.10 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.11 PDRB ADHB per Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.12 Perbandingan PDRB Provinsi Bengkulu dan PDB Nasional Tahun Tabel 2.13 Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Provinsi Bengkulu Menurut 39 Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.14 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) 40 Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.15 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Bayi dan Angka Kematian 42 Ibu Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.16 Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.17 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (%) Provinsi Bengkulu Tahun v

13 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabel 2.18 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan dan 43 Koefisien Gini Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.19 Jenis dan Jumlah Sarana Olahraga Pemprov Bengkulu 45 Tabel 2.20 Prestasi POPNAS Provinsi Bengkulu 46 Tabel 2.21 Rasio Murid-Guru dan Murid-Sekolah 47 Tabel 2.22 Data Akreditasi SD Di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.23 Data Akreditasi SLTP Di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.24 Data Akreditasi SLTA Di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.25 Data Akreditasi SMK Di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.26 Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.27 Kondisi Jalan Desa se Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.28 Jalur Penerbangan di Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.29 IPG Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.30 IDG Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 2.31 Jumlah Kecamatan dan Desa di Provinsi Bengkulu Yang Belum Teraliri 61 Listrik Tahun 2015 Tabel 2.32 Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan di Provinsi Bengkulu 62 BAB III Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010 s/d 2016 Provinsi Bengkulu Persentase Proporsi Realisasi Komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Proporsi Realisasi komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran vi

14 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabel 3.7 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang 69 Dipisahkan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.8 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang sah Provinsi Bengkulu Tahun 69 Anggaran Tabel 3.9 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Bengkulu Tahun 70 Anggaran Tabel 3.10 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 70 Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Bengkulu Tahun 71 Anggaran Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Provinsi Bengkulu Tahun 71 Anggaran Tabel 3.13 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah Provinsi Bengkulu 72 Tahun Anggaran Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Bengkulu Tahun 72 Anggaran Tabel 3.15 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Bengkulu 73 Tabel 3.16 Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 3.17 Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 75 Anggaran Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Bengkulu Tahun 76 Anggaran Tabel 3.19 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Bengkulu Tahun 76 Anggaran Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Subsidi Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.21 Target dan Realisasi Belanja Hibah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.22 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada 78 Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran vii

15 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabel 3.24 Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.25 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Bagi Hasil kepada 79 Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.26 Target dan Realisasi Belanja Langsung Provinsi Bengkulu Tahun 79 Anggaran Tabel 3.27 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Pada Belanja Langsung Provinsi 80 Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.28 Target dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Provinsi Bengkulu Tahun 80 Anggaran Tabel 3.29 Target dan Realisasi Belanja Modal Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.30 Rincian Target dan Realisasi Belanja Penerimaan Pembiayaan Provinsi 81 Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.31 Rincian Estimasi dan Realisasi SILPA Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tabel 3.32 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhaan Kebutuhan Aparatur Provinsi 82 Bengkulu Tabel 3.33 Defisit Riil Anggaran Provinsi Bengkulu 83 Tabel 3.34 Komposisi Penutp Defisit Rill Anggaran Provinsi Bengkulu 83 Tabel 3.35 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Bengkulu 84 Tabel 3.36 Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Perioritas Utama 85 Provinsi Bengkulu Tabel 3.37 Proyeksi Pendapatan 91 Tabel 3.38 Proyeksi Belanja 92 Tabel 3.39 Proyeksi Pembiayaan Daerah 93 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Tabel 4.1 Keselarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah 113 viii

16 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Tabel 5.1 Koherensi Visi, Misi dan Prioritas RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah 136 Tabel 5.3 Keselarasan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah 140 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan 162 Tabel 6.2 Keselarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah 170 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah 199 Tabel 7.2 Keselarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah 216 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Tabel 8.1 Rekapitulasi Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai 237 Kebutuhan Pendanaan Tabel 8.2 Program Prioritas Pembangunan Daerah Tahun Tabel 8.3 Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional di Daerah 293 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja 299 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ix

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah maka Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu perlu menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilaksanakan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di daerah dengan melibatkan masyarakat. Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyiapkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih yang telah dilantik pada tanggal 12 Februari 2016 ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. Sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, selanjutnya Rancangan Awal RPJMD yang telah disusun oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tersebut akan disampaikan kepada semua Kepala Perangkat Daerah (PD) untuk digunakan sebagai rujukan penyusunan Rancangan Rencana Strategis Perangkat Daerah (RENSTRA PD). Dalam rangka penyusunan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), perlu diselenggarakan Musrenbang Perubahan RPJMD dengan menggunakan Rancangan Awal RPJMD sebagai bahan pembahasan pokok. Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD bertujuan untuk (1) Mendukung koordinasi lintas pelaku pembangunan; (2) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi; (3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; (4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan 1

18 (5) Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan dalam kurun waktu jangka menengah selama lima tahun ke depan. Dengan perhatian pada semangat partisipatif yang ada dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka penyusunan dokumen Perubahan RPJMD perlu dilakukan secara partisipatif dengan memastikan kesepahaman dan komitmen bersama dari para pengambil keputusan dan pelaksana kebijakan publik terutama pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, serta dengan melibatkan peran serta dan kontribusi lintas pelaku lainnya seperti kalangan dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat yang mewakili aspirasi masyarakat madani (civil society) di tingkat Povinsi dan Kabupaten/Kota. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Pasal 50 menyatakan bahwa : (1) Rencana pembangunan daerah dapat diubah dalam hal: a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangundangan; b. Terjadi perubahan yang mendasar; atau c. Merugikan kepentingan nasional. (2) Perubahan rencana pembangunan daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Berkaitan dengan hal di atas, maka yang menjadi landasan Perubahan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun dikarenakan terjadi perubahan yang mendasar yaitu : 1. RPJMD yang ditetapkan pada tanggal 6 september 2016 dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu dan Lembaga Teknis Daerah sedangkan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2017 dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tanggal 29 November 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu. 2

19 2. Keluarnya Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 050/4936/SJ dan Nomor 0430/M.PPN/12/2016 tanggal 23 Desember 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN Penyesuaian substansi RPJMD Provinsi Bengkulu tahun terhadap 5 (lima) Program Prioritas Gubernur Bengkulu. Ketiga hal tersebut menjadi dasar untuk dilakukannya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). 1.2 Dasar Hukum Penyusunan 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 3

20 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994); 8. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Nomor 15); 9. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012 Nomor 2); 10. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6); 11. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 6/205); 12. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 8) Hubungan Antar Dokumen Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bengkulu Tahun dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu Tahun serta mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun serta memperhatikan RPJMD dan RTRW Provinsi tetangga. 4

21 Gambar 1.1. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Daerah dan Nasional Sebagai subsistem, maka berbagai dokumen perencanaan yang berkaitan dengan Perubahan RPJMD juga perlu ditelaah, baik dokumen pada level nasional dan Provinsi tetangga, yaitu : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 2. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu; 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi bengkulu; 5. Rencana Tata Ruang Wilayah dan RPJMD tetangga Provinsi Bengkulu, seperti Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung; 6. Dokumen terkait lainnya (yang bersifat perencanaan sektoral); Skema hubungan antara Perubahan RPJMD dengan dokumen lainnya dapat dilihat dalam Gambar berikut ini. 5

22 Gambar 1.2. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Lainnya Secara lebih terperinci hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut : A. RPJMD dan RPJPD Provinsi Bengkulu RPJMD merupakan rencana pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur periode , juga berpedoman pada visi dan misi Provinsi Bengkulu beserta arah pembangunannya dalam RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi Pembangunan Nasional Tahun yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional. Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan demokrasi bertumpu pada sumber daya manusia unggul dan bertaqwa serta perekonomian kokoh, ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan yaitu : 1. Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ; 2. Mewujudkan infrastruktur yang berkualitas, merata dan bermanfaat; 3. Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing tinggi; 4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan; 5. Mewujudkan masyarakat adil dan demokrasi. 6

23 Pada tahap ketiga RPJPD Provinsi Bengkulu, fokus pembangunan masing-masing misi diarahkan pada pemanfaatkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat, yang difokuskan kepada: 1. Kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu terus meningkat sebanding dengan tingkat kesejahteraan daerah-daerah di wilayah Indonesia yang berpenghasilan menengah, dan merata yang didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai terwujudnya lembaga jaminan sosial. Kualitas sumberdaya manusia terus membaik ditandai oleh meningkatnya kualitas relevasi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayanan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesejahteraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, serta, kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya dan karakter bangsa. 2. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan perekonomian secara serasi, seimbang dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu. Peningkatan pemantapan pembangunan kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan dan disertai partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana alam. 3. Daya saing perekonomian Provinsi Bengkulu semakin meningkat, terutama industri rakyat berbasiskan sumber daya lokal meliputi pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. 7

24 4. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; peningkatan pasokan tenaga listrik yang lebih optimal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat teratasi dengan baik; terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. 5. Pembangunan kelembagaan politik dan hukum terus ditingkatkan dan diupayakan dalam rangka terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia; peningkatan pembangunan tata kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa yang berdasarkan hukum, serta birokrasi yang profesional dan netral lebih ditingkatkan demi terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan demokratis. B. RPJMD dengan RTRW Provinsi Bengkulu Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun , sebagai acuan untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan pemanfaatan ruang. Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang. Kebijakan penataan ruang Provinsi Bengkulu sesuai dengan RPJPD Tahun dalam rangka mendukung capaian RPJMD dilakukan untuk: 8

25 1. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi dan budaya ke seluruh wilayah provinsi; 2. Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi resiko bencana alam; 3. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 4. Meningkatkan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya dukung lahan; 5. Membuka peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup ; 6. Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal; 7. Mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah. C. RPJMD dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra PD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Perangkat Daerah (PD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu. D. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pelaksanaan RPJMD setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Provinsi Bengkulu yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja Perangkat Daerah. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten. 9

26 1.4 Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan RPJMD serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD. BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi Provinsi Bengkulu serta indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Bengkulu yang meliputi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan pemahaman tentang apa, bagaimana, dan sejauh mana keberhasilan pembangunan daerah yang dilakukan selama ini, dan/atau mengidentifikasi faktor-faktor atau berbagai aspek yang nantinya perlu ditingkatkan untuk optimalisasi pencapaian keberhasilan pembangunan daerah. BAB III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah yang meliputi Kinerja keuangan Masa Lalu (Kinerja Pelaksanaan APBD dan Neraca Daerah), Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu (Proporsi Penggunaan Anggaran dan Analisis Pembiayaan) dan Kerangka Pendanaan (Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama, Proyeksi Data Masa Lalu dan Penghitungan Kerangka Pendanaan). Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. BAB IV. Analisis Isu-Isu Strategis Penyajian isu-isu strategis daerah meliputi permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis daerah. Permasalahan-permasalahan daerah yang disajikan adalah permasalahan-permasalahan pembangunan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Isu-isu strategis daerah dapat berasal dari permasalahan-permasalahan daerah maupun yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah isu tersebut dapat memberikan manfaat/pengaruh dimasa datang terhadap daerah tersebut. 10

27 BAB V. Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Bab ini berisi tentang visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang sekaligus sebagai visi dan misi RPJMD Provinsi Bengkulu beserta penjelasannya. Bab ini juga menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran dari setiap misi. Bab VI. Strategi Dan Arah Kebijakan Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi. BAB VII. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah Bab ini menjabarkan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja. Selain itu disajikan pula penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih. BAB VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan PD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab PD. Pada bagian ini disajikan pula pencapaian target indikator kinerja per program termasuk pagu indikatif per tahunnya dan target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. BAB IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. BAB X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab ini menjelaskan 2 (dua) hal yaitu pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Bagian pedoman transisi menjelaskan bahwa RPJMD menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil Pemilukada pada periode berikutnya. Bagian kaidah pelaksanaan menjelaskan bahwa seluruh stakeholder pembangunan berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD 11

28 dengan sebaik-baiknya. RPJMD juga merupakan pedoman bagi setiap kepala PD untuk menyusun Renstra PD dan pedoman bagi Bappeda dalam menyusun RKPD. 1.5 Maksud dan Tujuan RPJMD merupakan dokumen yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan selama periode 5 (lima) tahun dalam rangka melaksanakan ketentuan sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Maksud dari penyusunan Perubahan RPJMD Tahun adalah : a. Menjabarkan visi, misi dan program prioritas Kepala Daerah ke dalam rencana pembangunan periode 5 (lima) tahun yang bersifat indikatif; b. Menjabarkan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah; dan c. Mensinergikan dan menyelaraskan kebijakan dan program pembangunan baik di tingkat pusat maupun di daerah, serta aspirasi masyarakat. Tujuan Penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Bengkulu periode adalah (1) untuk memberikan landasan yang tepat dan gambaran akan kemajuan yang akan dicapai daerah dalam menyusun perencanaan setiap tahunnya secara terintegrasi antar PD; (2) untuk menterjemahkan visi-misi pemerintah daerah secara konkrit dan (3) untuk menilai tingkat capaian target dan program/kegiatan yang telah dilaksanakan serta penyesuaian dengan target nasional (RPJMN ). Selanjutnya dokumen RPJMD Provinsi Bengkulu ini akan menjadi acuan untuk penyusunan : a. Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD); b. Rencana Kerja Tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu; serta c. Sebagai landasan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Bengkulu. 12

29 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828). Pada awalnya, Provinsi Bengkulu merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, akan tetapi sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur kemudian Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang, serta dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), maka Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, dan 128 (seratus dua puluh delapan) Kecamatan. Provinsi Bengkulu terletak di wilayah pantai barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 525 km. Wilayah di bagian timur merupakan daerah berbukit-bukit yang merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera dan bagian lainnya merupakan wilayah yang relatif datar. Secara astronomis, Provinsi Bengkulu terletak di pantai barat Pulau Sumatera pada garis lintang LS dan garis bujur BT, sedangkan secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat 2. Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung. 3. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia. 4. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Adapun luas wilayahnya sendiri mencapai ± ,6 Km² dengan luas daratan ± ,5 Km² dan luas perairan (laut) mencapai ± ,2 Km² dengan panjang garis pantai mencapai ±525 Km yang seluruhnya terletak di bagian barat Provinsi Bengkulu. Selain itu, Provinsi Bengkulu memiliki beberapa pulau kecil baik yang berpenghuni seperti Pulau Enggano, serta pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni seperti Pulau Dua, Pulau Merbau, Pulau Bangkai, Pulau Satu, Pulau Mega dan Pulau Tikus. 13

30 Tabel 2.1 Luas Wilayah Provinsi Bengkulu dirinci menurut Kabupaten/Kota No. Kabupaten/ kota Luas darat (km²) Luas Laut(km²) 1 Bengkulu Selatan 1.218,5 307,7 2 Rejang Lebong 1.506,8 0,0 3 Bengkulu Utara 4.392, ,93 4 Kaur 2.547,0 606,0 5 Seluma 2.461,5 422,7 6 Mukomuko 4.143,7 862,2 7 Lebong 1.672,2 0,0 8 Kepahiang 713,1 0,0 9 Kota Bengkulu 151,7 387,6 10. Bengkulu Tengah 1.223,94 622,27 Jumlah , ,2 Sumber : RTRW Provinsi Bengkulu Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang paling luas yang mencapai 4.392,96 Km², atau sebesar 21,93% dari total wilayah Provinsi Bengkulu. Sedangkan Kota Bengkulu menjadi satu-satunya kota administratif di Provinsi Bengkulu, yang juga menjadi Ibukota Provinsi dan memiliki wilayah terkecil. Gambar 2.1 Peta Administratif Provinsi Bengkulu Sumber : RTRW Provinsi Bengkulu

31 Provinsi Bengkulu terdiri dari 128 Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Desa/Kelurahan 1 Bengkulu Selatan Manna Rejang Lebong Curup Bengkulu Utara Arga Makmur Kaur Bintuhan Seluma Tais Mukomuko Mukomuko Lebong Muara Aman Kepahiang Kepahiang Bengkulu Tengah Karang Tinggi Kota Bengkulu Kota Bengkulu 9 67 Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun, J u m l a h Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan. Di sebelah Timur merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung, dan Samudera Indonesia di sebelah Barat serta dataran tinggi yang membentang dari ujung utara sampai ujung selatan dengan lebar +50 Km. Dataran tinggi merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai +525 Km. Wilayah Provinsi Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude) berkisar antara meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Wilayah dengan ketinggian tempat m dpl, meliputi areal seluas ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan dataran aluvium; b. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari aluvium ke perbukitan; 15

32 c. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha yang menyebar disebagian besar Kabupaten Lebong dan Kabupaten Rejang Lebong; d. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha yang menyebar di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Kaur yang merupakan Taman Nasional; e. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman Nasional; f. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur; g. Wilayah dengan ketinggian tempat > m dpl, meliputi areal seluas ha yang merupakan puncak gunung-gunung di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Gambar 2.2 Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun, Pada tahun 2016, total luas areal hutan di Provinsi Bengkulu adalah ,77 hektar yang terdiri atas: hutan lindung seluas ,96 ha, suaka alam seluas ,33 ha, hutan produksi terbatas seluas ,03 ha, hutan produksi tetap seluas ,7 ha dan hutan fungsi khusus seluas ,75 ha. Komoditas hasil hutan Provinsi Bengkulu adalah kayu bulat dan kayu gergajian. 16

33 Tabel 2.3 Luas Hutan Menurut Fungsinya Dan Kabupaten/Kota (Ha) Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Kabupaten/Kota - Regency/Municipality Uraian Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Kepahiang Lebong Bengkulu Tengah Kota Bengkulu A. Kawasan Swaka 594, , , , , , , , , ,2 Alam/Pelestarian Alam - Taman Nasional , , , , , Cagar Alam 0 0, , ,6 124,1 8,8 154,1 3,7 610,6 - Taman Wisata Alam 8, , ,27 77, , , , ,6 - Taman Buru , , ,4 0 - Taman Hutan Raya ,7 0 B. Hutan Lindung , , , , , , ,7 0 C. Hutan Produksi terbatas ,6 125, , , , ,2 0 46, ,2 0 D. Hutan Produksi Tetap 1.704, , , , ,7 0 E. Konversi , , Sumber : Bengkulu Dalam Angka,

34 Potensi Pengembangan Wilayah Pertanian Tanaman Pangan Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2015 rata-rata produksi/ha padi sawah mencapai 4,59 ton/ha, sedangkan padi ladang sebesar 3,08 ton/ha. Untuk total produksi, padi ladang sebesar ton sementara padi sawah sebesar ton. Tabel 2.4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Ladang menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dan Tahun 2015 Padi Sawah Padi Ladang Kabupaten/ Produksi Produksi Luas Panen (Ha) Luas Panen (Ha) Kota (Ton) (Ton) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma 20, Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu Sumber: Bengkulu Dalam Angka, Perkebunan Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan salah satu sub sektor penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu. Dukungan luas wilayah dan kondisi lahan di Provinsi Bengkulu terhadap komoditas tanaman perkebunan menjadikan wilayah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan. Selain dikelola oleh perusahaan pemerintah (Perkebunan Besar Negara) dan swasta (Perkebunan Besar Swasta), terdapat juga perkebunan yang dimiliki dan dikelola rakyat. Komoditi yang dihasilkan antara lain kelapa sawit, karet, kopi, dan lain- lain. Pada tahun 2015, kelapa sawit dengan produksi sebesar ton atau 73,42 %, karet dengan produksi sebesar ton atau 14,37 %, dan kopi robusta dengan produksi sebesar atau 8,96 % ton. 18

35 Tabel 2.5 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Lokasi Komoditi dan Keadaan Tanaman Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Keadaan Tanaman (Ha) Produksi Rata- Lokasi Komoditi TBM TM TTM Jumlah Produksi (ton) Rata (ton/ha) Bengkulu Utara Kelapa Sawit ,09 4,09 Karet ,59 1,59 Seluma Kelapa Sawit ,91 3,90 Bengkulu Tengah Kelapa Sawit ,26 3,26 Mukomuko Kelapa Sawit ,02 4,02 Karet ,63 1,63 Kaur Kelapa Sawit ,01 3,01 Rejang Lebong Teh ,51 1,51 Lebong Kopi Arabika ,75 0,72 Kepahiang Teh ,04 2,03 Provinsi Bengkulu Total Sumber: Bengkulu Dalam Angka,

36 Dari data produksi perkebunan besar swasta per kabupaten terlihat bahwa komoditi kelapa sawit paling besar di produksi di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun 2014 sebesar ton dan pada tahun 2015 sebesar ton sedangkan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 sebesar ton dan pada tahun 2015 sebesar ton. Untuk komoditi karet paling besar diproduksi di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu pada tahun 2014 sebesar ton dan tahun 2015 sebesar ton serta di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2014 sebesar ton dan pada tahun 2015 sebesar ton. Tabel 2.6 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dan 2015 Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu Sumber : Bengkulu Dalam Angka, Dari data per kabupaten/kota, produksi perkebunan rakyat terbesar ada di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun 2014 sebesar ton dan tahun 2015 sebesar ton, diikuti Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 sebesar ton dan tahun 2015 sebesar ton. Selanjutnya Kabupaten Seluma pada tahun 2014 sebesar ton dan tahun 2015 sebesar Pertambangan dan Industri Subsektor pertambangan juga merupakan subsektor yang kecil peranannya dalam perekonomian Provinsi Bengkulu seperti terlihat dari relatif rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam PDRB Provinsi Bengkulu. Selama waktu peranan subsektor pertambangan dalam PDRB rata-rata berkisar antara 3% - 4% per tahun. Rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam 20

37 perekonomian disebabkan belum optimalnya eksploitasi bahan-bahan tambang yang terkandung di bumi Provinsi Bengkulu. Batubara merupakan bahan tambang unggulan pada subsektor pertambangan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016, produksi batubara di Provinsi Bengkulu mencapai 3,16 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 4,54 juta ton dan tahun 2014 sebesar 6,29 juta ton. Sedangkan volume penjualan juga mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir dimana volume penjualan tahun 2014 sebesar 5,6 juta ton, turun menjadi 4,85 juta ton tahun 2015 dan turun lagi menjadi 4,27 juta ton tahun Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi batubara, pasir besi, serta emas dan mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi tambang batubara berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Seluma. Di Kabupaten Bengkulu Utara kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti Kecamatan Ketahun, Kecamatan Batik Nau dan Kecamatan Lais. Sementara di Kabupaten Bengkulu Tengah eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Air Napal, Kecamatan Karang Tinggi dan Kecamatan Taba Penanjung. Di Kabupaten Seluma eksplorasi batubara berada di wilayah kecamatan Sukaraja, Kecamatan Seluma dan Kecamatan Talo. Di Kabupaten Bengkulu Selatan eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Kedurang. Di Kabupaten Kaur eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Kaur Utara. Kegiatan pertambangan pasir besi di Provinsi Bengkulu, pada umumnya terdapat di kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing Kabupaten. Sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (dmp), telah dikeluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur Kelautan dan Perikanan Subsektor perikanan memiliki potensi yang cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini disebabkan letak wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai ±525 Km, dengan luas Laut Teritorial sebesar ,6 km 2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yaitu batas jarak mil laut dari pantai dengan luas sebesar km 2. Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menunjukkan besarnya potensi perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebesar ton, turun dari produksi perikanan tahun 2015 sebesar ton. 21

38 Sedangkan total rumah tangga perikanan tahun 2016 sebanyak rumah tangga turun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak Sementara itu, usaha budidaya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di Provinsi Bengkulu pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan perairan umum lainnya. Adapun luasnya mencapai ,5 ha yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, serta Kabupaten Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk perikanan darat di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko mencapai ,25 ha, dan di Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, serta Kabupaten Kaur seluas ha. Sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten Lebong mencapai ha. Tabel 2.7 Produksi dan Rumah Tangga Nelayan Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016 No Usaha Perikanan Produksi (Ton) Nilai (juta Rp) Rumah Tangga Nelayan Perikanan Laut Perairan Umum : a Sungai b Waduk c Danau d Rawa Jumlah Sumber : Bengkulu dalam Angka Pariwisata dan Budaya Sumberdaya pariwisata di Provinsi Bengkulu pada dasarnya cukup potensial untuk dikembangkan agar berdaya saing tinggi dibandingkan dengan provinsi sekitar. Namun demikian, dari data yang ada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu relatif masih terbatas. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu berjumlah orang dengan tingkat hunian hotel dan rata-rata lama menginap untuk hotel berbintang sebesar 57 persen dan 1,54 hari serta hotel melati sebesar 22 persen dan 1,17 hari. Sedangkan jumlah hotel stahun

39 sebanyak 60 hotel terdiri atas hotel berbintang sebanyak 9 hotel dan hotel melati sebanyak 51 hotel. Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: Kota Bengkulu; (1) Pantai Panjang (2) Danau Dendam Tak Sudah (3) Tapak Padri & Pantai Jakat, (4) Benteng Marlborough, (5) Rumah Peninggalan Bung Karno, (6) Monumen Parr & Hamilton (7) Makam Sentot Ali Basya (8) Masjid Jamik. Kabupaten Rejang Lebong; (1) Telaga 7 Warna (2) Air Terjun & Air Panas Suban, (3) Bukit Kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau Tes. Kabupaten Bengkulu Utara; (1) Pantai Lais, (2) Air Terjun Kemumu, (3) Taman Nasional Kerinci Seblat, (4) Air Terjun 9 Tingkat, (5) Danau Gedang, (6) Peninggalan Kerajaan Balai Buntar. Kabupaten Bengkulu Selatan; (1) Pantai Pasar Bawah, (2) Danau Ulu Seginim, (3) Pantai Gunung Perak Mutiara Kedurang, (4) Air Sungai Manna. Kabupaten Mukomuko; (1) Pantai Indah, (2) Bendungan Air Manjunto. Kabupaten Kaur; (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai Linau. Kabupaten Seluma; (1) Air Terjun Batu Bekinyau, (2) Bendungan Seluma, (3) Pantai Seluma. Kabupaten Kepahiang; (1) Air Terjun Curug Embun Kabawetan, (2) Kebun Teh Kabawetan, (3) Cagar Alam Bunga Rafflesia. Kabupaten Bengkulu Tengah; (1) Pantai Sungai Suci Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun domestik adalah wisata budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam Tahun Hijriah. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari dinas/ instansi terkait melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda, marina, dan lain-lain Wilayah Rawan Bencana Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama yaitu dataran pantai yang membentang dari Kabupaten Mukomuko sampai Kabupaten Kaur, dataran alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan bencana, terutama untuk pulau-pulau kecil yang berada di Samudera Hindia seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau, Pulau Tapak Balai dan lain-lain. Bencana alam yang cukup tinggi yang terjadi baru-baru ini adalah gempa bumi yang berkekuatan 7,9 SR tanggal 12 September 2009 di Kabupaten Mukomuko dengan korban meninggal 14 (empat belas) jiwa, luka 23

40 berat 12 (dua belas) orang dan 26 (dua puluh enam) orang luka ringan serta menimbulkan kepanikan isu tsunami. Tabel 2.8 Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu NO JENIS BENCANA LOKASI KETERANGAN 1 Banjir (Rawan Banjir) Kota Bengkulu Muara Bangkahulu, Bengkulu Utara Talang Empat Mukomuko Mukomuko Utara Lebong Lebong Selatan, Lebong Tengah Kepahyang Bermani Ilir Seluma Ilir Talo, Sukaraja dan Air Periukan. Kaur Kaur Selatan, Nasal, Tanjung Iman 2 Tanah longsor Bengkulu Utara Pagar Jati, Taba Penanjung, Karang Tinggi Mukomuko Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok Suguh Rejang Lebong Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding, Lebong Lebong Selatan, dan Lebong Atas Kepahyang Bermani Ilir Seluma Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan Lubuk Sandi Bengkulu Selatan Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang Ilir Kaur Nasal, Tanjung Iman, Tanjung Kemuning 3 Gunung Berapi Rejang Lebong Gunung Kaba Lebong Gunung Belerang 4 Gempa bumi Gempa mengguncang pada tanggal 20 Juni 2000 sekitar pukul WIB kekuatan 7,3 SR dan hari Rabu tanggal 12 September 2007 sekitar pukul WIB. Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak bencana dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengurangi kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer Communities Through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multi-stakeholder sebagai pemain utama, yang dibantu oleh tim ahli 24

41 dari Swisscontact sebagai pelatih. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, DPRD, masyarakat, sektor swasta, lembaga perguruan tinggi dan media massa. Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Provinsi Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk menyiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun Demografi Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 berjumlah jiwa sedangkan pada tahun 2015 berjumlah Kepadatan rata-ratanya 91 jiwa/meter persegi dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun sebesar 1,70% per tahun di atas rata-rata pertumbuhan penduduk nasional sebesar 1,40 %. No Kabupaten/Kota Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu JUMLAH Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun

42 Hasil analisa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu terhadap Bonus Demografi menggunakan proyeksi Penduduk dari Sensus Penduduk tahun 2010, Provinsi Bengkulu telah memasuki apa yang disebut dengan Bonus Demografi tahun 2015 dan pada masa tahun tersebut di proyeksikan fertilitas pada 2,3 rata-rata anak per Wanita Usia Subur dan akan memasuki masa Window Of Opportunity pada tahun 2026 suatu kondisi dimana wilayah bersangkutan masyarakatnya maju, mandiri, adil, makmur dan sejahtera, rentang masa panjang dari 2015 sampai tahun 2026 harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembangunan berwawasan kependudukan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan, kemiskinan, fertilitas masih menjadi catatan garapan serius bagi pembangunan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2029 akan terjadi peledakan penduduk usia lanjut (Lansia) atau Population Aging Explosion suatu kondisi yang tidak menguntungkan bilamana Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak dapat memperbaiki kondisi terutama bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Total Fertility Rate (TFR) Tahun 2013 hasil olahan BKKBN sebesar 2,38 dengan Age Spesific Fertility Rate (ASFR) pada kelompok umur muda yaitu kelompok umur tahun jumlah anak dilahirkan sebesar 43, tertinggi di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah masing-masing 74 dan 69, terendah Kota Bengkulu sebesar 8, pada kelompok umur tahun sebesar 133, kelompok sebesar 101, pada kelompok umur tahun sebesar 57, kelompok umur tahun sebesar 17 dan kelompok umur tahun sebesar 3. Tingginya anak dilahirkan pada kelompok tahun disebabkan oleh Usia Kawin Pertama 19,57 tahun dan Usia kawin Pertama dibawah 14 tahun sebesar 2,99%, Usia kawin Pertama tahun sebesar 15,74%, Usia Kawin Pertama tahun sebesar 24,77% Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, meliputi: a) sistem perkotaan; b) sistem jaringan trasportasi; c) sistem jaringan energi; d) sistem jaringan telekomunikasi; e) sistem jaringan sumberdaya air; f) sistem prasarana lingkungan. A. Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu, maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2032 terdiri dari 1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota PKL yang diusulkan menjasi PKW promosi (PKWp) dan 10 (sepuluh) Pusat Kegiatan Lokal Kota PKL. Sistem Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 (tiga) hirarki pusat pelayanan, yaitu : 26

43 1. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi Bengkulu dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai pusat pelayanan primer. 2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ada 3 (tiga) Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup (ibukota Kabupaten Rejang Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Mukomuko ibukota Kabupaten Mukomuko. Selanjutnya, selain PKW yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ibukota-ibukota kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dan saat ini berstatus sebagai PKL dipromosikan dalam perencanaan Provinsi Bengkulu 20 (dua puluh) tahun mendatang untuk menjadi PKWp yaitu Kota Kepahiang, Arga Makmur dan Bintuhan. 3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Mukomuko; Ketahun dan Malakoni (Pulau Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman di Kabupaten Lebong, Kota Tais di Kabupaten Seluma, Kota Linau di Kabupaten Kaur dan Kota Masat di Kabupaten Bengkulu Selatan; B. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi, terdiri atas: a) Sistem jaringan transportasi darat; b) Sistem jaringan transportasi laut; c) Sistem jaringan transportasi udara; d) Sistem jaringan transportasi perkeretaapian. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat 1. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan Lintas Barat serta jaringan jalan penghubung yang berfungsi menghubungkan Jalan Lintas Barat dengan Jalan Lintas Tengah Sumatera, yaitu: 27

44 a. Pemantapan jaringan jalan arteri primer meliputi Nakau-Batas Kota Kepahiang, Jalan Santoso, Jalan Lintas Bengkulu di kepahiang, Batas Kota Kepahiang SP Taba Mulan Batas Kota Curup, Jalan Thamrin, Jalan Merdeka, Jalan A. Yani, Curup S. Nangka, SP. Nangka Batas Prov. Sumsel; b. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 1 yang berfungsi sebagai jaringan jalan penghubung mulai dari Manna-Batas Provinsi Sumsel; c. Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor primer 2 dan 3 yang berfungsi sebagai jaringan jalan penghubung mulai dari Tanjung Iman Muara Sahung, Muara Sahung Air Tembok. 2. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 2 dan 3 meliputi ruas jalan dan jembatan yaitu yang direncanakan sebagai Jaringan Lintas Tengah Provinsi Bengkulu meliputi ruas jalan dimulai dari Batas Provinsi Lampung Muara Dua Muara Sahung Datar Lebar Batu Ampar Palak Bengkerung -Simpang Pino Sendawar Padang Capo Lubuk Sini Pelajau Lubuk Durian Gunung Selan Giri Mulya Dusun Baru Napal Putih Suka Merindu Talang Gelumbang - Talang Arah Tunggang Bunga Tanjung Lubuk Saung Lalang Petai Lubuk Pinang Batas Sumatera Barat. 3. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan, yaitu ruas jalan yang menghubungkan Linggau- Curup Bengkulu dan Bengkulu Outer Ring Road (BORR). 4. Pengembangan dan pemberdayaan sistem terminal meliputi terminal regional tipe A dan terminal regional tipe B serta pengembangan angkutan massal perkotaan. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan dan/atau pengembangan pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul serta pembangunan pelabuhan pengumpan. Untuk menunjang pengembangan ekonomi daerah, pengembangan dilakukan melalui: a. Meningkatkan pelabuhan pengumpul Pulau Baai yang direncanakan menjadi Pelabuhan Utama b. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan yaitu pelabuhan linau yang direncanakan menjadi pelabuhan pengumpul dan pelabuhan Malakoni dan Bantal direncanakan menjadi pelabuhan pengumpan serta beberapa titik pengembangan di pesisir pantai barat. 28

45 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara Rencana pengembangan bandar udara sebagai pusat penerbangan terdiri atas: a. Pengembangan bandar udara Fatmawati Soekarno sebagai bandar udara pengumpul dan bandara evakuasi saat bencana alam b. Pendayagunaan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano sebagai bandar udara pengumpan c. Pengembangan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano untuk mendukung aktivitas perkebunan, untuk menunjang kegiatan pariwisata, untuk navigasi dan mitigasi bencana. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian Pengembangan jalur kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk meningkatkan perekonomian daerah, angkutan barang dan angkutan penumpang serta keterpaduan antar moda transportasi yang dilakukan melalui : a. Pelayanan kawasan sentra produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri dan sinergi dengan pelabuhan Pulau Baai dan Linau yaitu jalur jaringan kereta api Kota Padang- Bengkulu dan jalur jaringan kereta api Tanjung Enim Linau. b. Pengoperasian kereta api penumpang reguler, wisata dan barang memperkuat posisi jaringan kereta api Bengkulu dalam rencana pengembangan jaringan jalur kereta api Trans Sumatera ( Trans Sumatera Railways), perbatasan Provinsi Sumatera Barat-Kota Bengkulu perbatasan Provinsi Lampung. C. Rencana Sistem Jaringan Energi Sistem jaringan energi Provinsi Bengkulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) huruf c terdiri atas pengembangan pembangkit listrik, meliputi: a. Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air, yakni PLTA Tes dan PLTA Musi; b. Pengembangan potensi panas bumi di Tambang Sawah, Suban, dan Lebong Simpang, Potensi panas bumi tersebut dapat dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; c. Pembangunan pembangkit listrik baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Hulu Lais; d. Pembangunan listrik pembangkit baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Napal Putih; 29

46 e. Pengembangan Energi Pembangkit Listrik Tenaga Air di Provinsi Bengkulu, meliputi Air Ketahun, Air Elang, Air Numan, Air Nasal, Air Padang Guci, dan Air Seginim. Pengembangan jaringan listrik untuk wilayah terisolasi pada pulau-pulau kecil atau gugus pulau serta daerah terpencil dilaksanakan dengan menggunakan sistem pembangkit tenaga air skala kecil, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga diesel serta lebih mengutamakan potensi energi yang ada di daerahnya. D. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler, dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat-pusat pertumbuhan. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi sampai keperdesaan. E. Rencana dan Kriteria Sistem Jaringan Sumber Daya Air Pengembangan jaringan irigasi diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yang antara lain wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengembangan sarana atau prasarana sumber daya air, yaitu pemeliharaan kawasan di sekitar bendung yang meliputi Bendung Mukomuko Kiri, Bendung Air Manjuto, Bendung Air Kesubun, Bendung Air Lais Kurotidur, Bendung Air Seluma, Bendung Air Selebang Kedurang, dan Bendung Batutegi Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang meliputi pola ruang kawasan lindung dan pola ruang kawasan budidaya. A. Pola Ruang Kawasan Lindung Rencana pengelolaan kawasan lindung, meliputi: 1. Kawasan hutan lindung Kawasan hutan lindung, letaknya tersebar dan terdiri dari Hutan Lindung Bukit Raja Mendara dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Bukit Sanggul dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Bukit Riki dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Bukit Daun dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Koho Buwabuwa dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Rimbo Donok dengan luas kurang lebih 433 ha, Hutan Lindung Balai Rejang dengan luas kurang lebih ha, Hutan Lindung Bukit Basa dengan luas kurang lebih 128 ha, dan Hutan Lindung Konak dengan luas kurang lebih 11 ha. 30

47 2. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi: a. Kawasan bergambut letaknya menyebar, yaitu di kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, dan Muko Muko yang secara rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh masing-masing kabupaten yang bersangkutan b. Kawasan resapan air terletak menyebar di wilayah kabupaten/kota, yang secara rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh masing masing kabupaten/kota c. Kawasan Lindung sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pelindung sumbersumber air alam dan buatan, seperti danau, waduk, sungai, dan sumber daya air lainnya yang secara rinci kawasan tersebut ditetapkan oleh masing-masing kabupaten/kota d. Kawasan-kawasan di luar kawasan hutan yang memiliki lereng lapangan lebih besar atau sama dengan 40% dan memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya, akan ditetapkan sebagai kawasan lindung oleh gubernur atas usulan masing-masing kabupaten/kota. 3. Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf c, terdiri atas: a. Kawasan sempadan pantai, meliputi dataran sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dihitung dari titik pasang tertinggi ke arah daratan b. Kawasan sempadan sungai, meliputi daratan sepanjang kiri dan kanan sungai-sungai besar dan kecil yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan kota c. Kawasan sekitar danau/waduk, meliputi daratan sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk (antara meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan) d. Kawasan sekitar mata air, meliputi kawasan sekurang-kurangnya dengan radius 200 meter di sekililing mata air, kecuali untuk kepentingan umum e. Ruang terbuka hijau kota paling sedikit 30% dari luas wilayah dengan dominasi komunitas tumbuhan yang dapat berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, dan/atau kombinasi keduanya, yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan kota. 4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, cagar alam, dan taman hutan raya Kawasan Suaka, Kawasan Pelestarian Alam, dan Cagar Alam, dan Taman Hutan Raya terdiri atas: 31

48 a. kawasan Suaka Alam, meliputi: 1) Cagar Alam terdiri Cagar Alam Mukomuko 1 dengan luas kurang lebih 230 ha, Cagar Alam Mukomuko 2 dengan luas kurang lebih 103 ha, Cagar Alam Air Rami 1 dengan luas kurang lebih 233 ha, Cagar Alam Air Rami 2 dengan luas kurang lebih 38 ha, Cagar Alam Danau Menghijau dengan luas kurang lebih 139 ha, Cagar Alam Danau Tes dengan luas kurang lebih ha, Cagar Alam Talang Ulu 1 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Talang Ulu 2 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 1 dengan luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 2 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 3 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 4 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 5 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Seblat dengan luas kurang lebih 89 ha, Cagar Alam Danau Dusun Besar dengan luas kurang lebih 577 ha, Cagar Alam Taba Penanjung 1 dengan luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam Taba Penanjung 2 dengan luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam Tanjung Laksaha dengan luas kurang lebih 333 ha, Cagar Alam Teluk Klowe dengan luas kurang lebih 331 ha, Cagar Alam Sungai Bahewo dengan luas kurang lebih 495 ha, Cagar Alam Kloyo 1,2 dengan luas kurang lebih 305 ha, Cagar Alam Pasar Seluma dengan luas kurang lebih 159 ha, Cagar Alam Pasar Ngalam dengan luas kurang lebih 256 ha, Cagar Alam Pasar Talo dengan luas kurang lebih 487 ha, Cagar Alam Air Alas dengan luas kurang lebih 59 ha. 2) Taman Nasional terdiri Taman Nasional Kerinci Sebelat dengan luas kurang lebih ha dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas kurang lebih ha. 3) Taman Wisata Alam terdiri Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang lebih 433 ha, Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan luas kurang lebih 967 ha, Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas kurang lebih 64ha, Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih ha, Taman Wisata Alam Lubuk Tapi Kayu Ajaran dengan luas kurang lebih 6 ha, dan Tahura Raja lelo dengan luas kurang lebih ha. b. Kawasan Pantai Berhutan Bakau dengan jarak minimal 130 kali nilai rata-rata tahunan perbedaan tinggi air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis surut terendah ke arah darat. Pada areal kawasan pantai berhutan yang terletak di luar kawasan hutan ditetapkan oleh Gubernur atas usulan Bupati dan Walikota; c. Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, meliputi kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fauna beraneka ragam, bentang alam yang baik dan akses yang baik untuk keperluan pariwisata, terletak di: 32

49 1) Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang lebih 433 ha; 2) Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih ha; 3) Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan luas kurang lebih ha; 4) Taman Wisata Alam Lubuk Tapi-Kayu Ajaran dengan luas kurang lebih 6 ha; 5) Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas kurang lebih 64 ha; 6) Tahura Rajalelo Bengkulu dengan luas kurang lebih ha. 5. Kawasan lindung geologi Kawasan lindung geologi terdiri kawasan Tanah Longsor (Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur), Gempa Bumi, Tsunami, dan Gelombang Pasang (sepanjang pesisir pantai wilayah Provinsi Bengkulu) serta Gunung Berapi (Kabupaten Rejang Lebong). 6. Kawasan rawan bencana alam Kawasan Rawan Bencana terdiri daerah yang sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam, seperti Kebakaran Hutan (Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Tengah), banjir (tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur). 7. Kawasan lindung lainnya. Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf g terdiri Taman Buru Semidang Bukit Kabu dengan luas kurang lebih ha dan Taman Buru Gunung Nanu ua dengan luas kurang lebih 7.271ha. B. Pola Ruang Kawasan Budidaya Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi : 1. Kawasan peruntukan hutan produksi Rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi meliputi: a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dikembangkan di Kabupaten seluruh wilayah Provinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur, yaitu HPT Air Manjunto dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Ipuh I dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Ipuh II dengan luas kurang lebih ha, HPT Lebong Kandis dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Ketahun dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Hulu Malakoni dengan luas kurang lebih ha, HPT Bukit Badas dengan luas kurang lebih 33

50 9.044 ha, HPT Air Talo dengan luas kurang lebih ha, HPT Bukit Rabang dengan luas kurang lebih ha, HPT Peraduan Tinggi dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Kedurang dengan luas kurang lebih ha, HPT Air Kinal dengan luas kurang lebih ha, HPT Kaur Tengah dengan luas kurang lebih ha, dan HPT Bukit Kumbang dengan luas kurang lebih ha b. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP) terletak di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur, yaitu HP Air Dikit dengan luas kurang lebih ha, HP Air Teramang dengan luas kurang lebih ha, HP Air Rami dengan luas kurang lebih ha, HP Urai-Serangai dengan luas kurang lebih ha, HP Air Bintunan dengan luas kurang lebih ha, HP Air Rindu Hati1,2 dengan luas kurang lebih ha, HP Air Bengkenang dengan luas kurang lebih ha, dan HP Air Sambat dengan luas kurang lebih ha. 2. Kawasan peruntukan hutan rakyat Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 huruf b ditetapkan dengan kriteria kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan pada tanah yang dibebani hak milik, Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang kehutanan, arahan pengembangan kawasan hutan rakyat di wilayah Provinsi Bengkulu adalah kurang lebih ha atau merupakan 2,02% dari luas wilayah total Provinsi Bengkulu. 3. Kawasan peruntukan pertanian Kawasan peruntukan pertanian berupa: a. Kawasan peruntukan tanaman pangan Kawasan peruntukan pangan meliputi kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah yang tersebar diseluruh pertanian pangan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Bengkulu, kecuali Kota Bengkulu dan pengembangan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan rakyat di lahan kering dengan tanaman yang sesuai dengan potensi daerah. b. Kawasan peruntukan hortikultura Kawasan peruntukan hortikultura dapat dikembangkan tersendiri atau terpadu dengan kawasan lain yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Bengkulu. c. Kawasan peruntukan peternakan Kawasan peruntukan peternakan terdiri dari kawasan usaha pembibitan, kawasan budidaya, dan kawasan usaha pengolahan yang dapat dilakukan secara terpadu dan optimal dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, dan swasta atau dunia usaha di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Bengkulu. 34

51 d. Kawasan peruntukan perkebunan Kawasan peruntukan perkebunan tersebar di wilayah Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang. 4. Kawasan peruntukan perikanan Kawasan peruntukan perikanan di Provinsi Bengkulu terdiri dari: a. Pengembangan kawasan budi daya perikanan darat di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan,Bengkulu Tengah, Mukomuko, dan Kaur b. Pengembangan kawasan budi daya perikanan laut dan fasilitas pelabuhan perikanan di daerah pesisir pantai barat. Pengembangan pertambakan terdapat di pesisir barat dilaksanakan dengan sangat memperhatikan kelestarian hutan mangrove. 5. Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan pertambangan di Provinsi Bengkulu tersebar di Kabupaten Seluma (batu bara dan Pasir Besi), Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Tengah (batu bara), Lebong (Granit, mangan, dan emas), dan Kaur, Kepahiang (pasir kuarsa, migas, emas, andesit, dan marmer). 6. Kawasan peruntukan permukiman Kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Bengkulu diarahkan untuk permukiman berkepadatan tinggi (Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Curup); kepadatan sedang (Kota Mukomuko, Kota Kepahiang, Kota Arga Makmur, Kota Bintuhan); kepadatan rendah (Kota Karang Tinggi, Kota Tais, Kota Muara Aman) 7. Kawasan peruntukan industri Jenis dan sebaran kawasan industri Provinsi Bengkulu terletak di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Rejang Lebong sesuai dengan kesesuaian lokasi, tata guna lahan, dukungan prasarana, dan potensi daerah sekitar yang ditetapkan berdasarkan analisa daya dukung ekosistem. 8. Kawasan peruntukan pariwisata Jenis dan sebaran kawasan peruntukan pariwisata Provinsi Bengkulu meliputi: a. Wisata alam dikembangkan di Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu, Pulau Tikus dan Kepulauan Enggano 35

52 b. Wisata budaya dikembangkan di Kota Bengkulu, Curup, Kepahiang, Kaur, dan Mukomuko c. Wisata buatan (man made) dikembangkan di Kota Bengkulu (LAMBAITARITAM), Curup (Danau Harun Bestari dan Suban Air Panas), Kepahiang dan Bengkulu Tengah (PLTA Musi), serta Lebong (Danau Tes). 9. Kawasan peruntukan lainnya 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun , kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun untuk jelasnya dapat dilihat pada indikator dibawah ini. Tabel 2.10 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun Uraian PDRB ADHB (Miliar Rupiah) , , , ,5 PDRB ADHK 2010 (Miliar Rupiah) , , , ,9 Jumlah Penduduk (Orang) PDRB perkapita (Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,83 6,07 5,48 5,13 5,3 Sumber : Bengkulu Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2015 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 50,34 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 38,07 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2016 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 55,40 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 40,08 36

53 triliun rupiah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 5,13 persen menjadi 5,30 persen di tahun Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2016 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun ,9 Miliar Rupiah dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 29,85 %. Kemudian diikuti sektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 sebesar 7.688,8 Miliar Rupiah dengan peran sebesar 13,88 %. Sedangkan sektor terendah adalah Pengadaan Listrik dan Gas dimana PDRB atas harga berlaku untuk sektor tersebut adalah 43,8 Miliar Rupiah dan perannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 0,08 %. Pada tahun 2016, tiga wilayah dengan tingkat PDRB tinggi di Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebong. Tabel 2.11 PDRB ADHB per Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun PDRB ADHB (Miliar Rp) No Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan 3.225, , , ,85 2 Rejang Lebong 5.344, , , ,64 3 Bengkulu Utara 4.607, , , ,62 4 Kaur 1.914, , , ,1 5 Seluma 2.582, , , ,08 6 Mukomuko 2.860, , , ,32 7 Lebong 1.858, , , ,89 8 Kepahiang 2.365, , , ,50 9 Bengkulu Tengah 2.612, , , ,07 10 Kota Bengkulu , , , ,86 Provinsi Bengkulu , , , ,50 Sumber: Bengkulu Dalam Angka,

54 Perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2016 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,30%. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar 5,14%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu relatif tinggi bila dibandingkan ekonomi Nasional yang tumbuh sebesar 5,02% pada periode yang sama. Namun kontribusi PDRB Provinsi Bengkulu terhadap PDB Nasional tahun 2016 masih sangat kecil yaitu sebesar 0,44 %. Tabel 2.12 Perbandingan PDRB Provinsi Bengkulu dan PDB Nasional Tahun PDRB Provinsi Bengkulu (juta rupiah) PDB Indonesia (triliun rupiah) Pertumbu Harga Pertumbuh Tahun Harga Konstan Harga berlaku han Harga berlaku Konstan an 2010 (%) 2010 (%) , ,83 6, , ,08 6, , ,68 6, , ,49 5, , ,91 5, , ,90 5, , ,98 5, , ,50 4, , ,83 5, , ,00 5,02 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan Provinsi Bengkulu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian hasil pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: pendidikan, kesehatan dan pengeluaran. Kegunaan IPM adalah untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2016 berada pada nilai 69,33, naik dari tahun 2015 sebesar 68,59 namun lebih rendah dari IPM Indonesia secara keseluruhan sebesar 70,18. Angka IPM di Provinsi Bengkulu tercatat terus mengalami kenaikan sejak tahun 2010 yang berada pada nilai 65,35. Hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas hidup manusia di Provinsi Bengkulu. 38

55 Gambar 2.3 Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun Bengkulu Nasional Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan BPS RI Tahun Dengan tingkat IPM sebesar 69,33 Provinsi Bengkulu tergolong ke dalam wilayah dengan kategori IPM sedang. Provinsi dengan tingkat IPM tertinggi di Indonesia adalah DKI Jakarta dengan IPM 79,60 sedangkan provinsi yang memiliki IPM terendah adalah Papua, yang tercatat memiliki IPM sebesar 58,05. Tabel 2.13 Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Tahun IPM Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan 66,50 66,77 67,61 68,28 68,57 68,71 Rejang Lebong 64,92 65,51 66,11 66,55 67,51 68,34 Bengkulu Utara 64,61 65,47 66,67 67,27 67,46 67,63 Kaur 61,85 62,32 63,17 63,75 64,47 64,95 Seluma 61,01 61,55 62,10 62,94 63,41 64,04 Muko Muko 63,71 64,79 64,79 65,31 65,77 66,52 Lebong 62,43 62,84 63,15 63,90 64,72 65,58 Kepahiang 63,44 63,86 64,44 65,22 65,45 66,35 Bengkulu Tengah 62,54 63,12 63,71 64,10 64,68 65,44 Kota Bengkulu 75,31 75,71 76,16 76,49 77,16 77,94 Provinsi Bengkulu 65,96 66,61 67,50 68,06 68,59 69,33 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu,

56 Berdasarkan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu, IPM tertinggi dicapai oleh Kota Bengkulu sebesar 77,94. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kualitas hidup dengan kriteria pendidikan, kesehatan dan pendapatan di wilayah Kota Bengkulu lebih baik daripada wilayah lain di Provinsi Bengkulu. Kabupaten dengan IPM terendah adalah Kabupaten Seluma, dengan indeks sebesar 64,04. Seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu juga masuk dalam kategori wilayah dengan nilai IPM sedang Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan a. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Indikator kemajuan pendidikan dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) disetiap jenjag pendidikan. Di Provinsi Bengkulu APK dan APM tiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel Tabel 2.14 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Bengkulu Tahun Jenjang Pendidikan APK (%) APM (%) SD 105,45 107,6 111,36 113,95 116,16 113,13 92,6 94,1 97,37 98,03 98,10 98,22 SLTP 91,33 95,93 85,06 88,23 88,79 90,38 68,81 71,97 73,07 76,44 76,88 77,02 SLTA 67,61 67,42 72,71 79,49 82,79 83,56 50,78 50,83 60,32 64,61 64,97 65,29 Sumber : Bengkulu Dalam Angka, Dari Tabel 2.18 dapat dilihat untuk tingkat SD, Angka Partisipasi Kasar (APK) sudah melebihi 100 %. Ini artinya masih banyak siswa yang berumur di bawah tujuh tahun (underage) dan di atas 12 tahun (overage) yang masih mengikuti pendidikan di tingkat SD. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut jenjang pendidikan bertujuan mengukur banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat waktu dalam suatu jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD 7-12 tahun, SLTP tahun dan SLTA tahun. Dari data diatas terlihat bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil, hal ini di sebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan dan keterbatasan ekonomi yang memaksa mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Angka Partisipasi Murni (APM) per jenjang pendidikan terus meningkat selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ini menunjukan bahwa akses masyarakat untuk memasuki sekolah per jenjang pendidikan terus meningkat. 40

57 b. Angka Melek Huruf Pendidikan merupakan sarana dalam pemberantasan buta huruf. Angka melek huruf juga merupakan indikator kualitas sumber daya manusia dan sekaligus merupakan indikator ekonomi daerah. Semakin tinggi angka melek huruf maka semakin kecil tingkat buta huruf, demikian juga sebaliknya. Angka melek huruf di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini : Gambar 2.4 Angka Melek Huruf Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Dari data angka melek huruf per Kabupaten/Kota tahun 2016 dapat terlihat bahwa Kota Bengkulu mencapai angka melek huruf paling tinggi sebesar 99,38 % disusul Kabupaten Lebong sebesar 98,96 %. Sedangkan Kabupaten dengan angka melek huruf paling rendah yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 93,29 %. 2. Kesehatan a. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) Salah satu indikator dalam penilaian tingkat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian bayi adalah angka kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (umur penduduk dibawah satu tahun) adalah jumlah kematian bayi yang dibandingkan dengan jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu per seribu kelahiran hidup. Angka kematian ibu adalah merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu faktor tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penurunan angka kematian Ibu, bukan saja disebabkan oleh faktor kesehatan, ekonomi, dan cultur tetapi juga ditentukan oleh kecenderungan usia perkawinan. 41

58 Angka kematian bayi di Provinsi Bengkulu sejak 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 27 dan menurun menjadi 10,1 pada tahun Provinsi Bengkulu memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi. Pada tahun 2012 AKI di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 124 dan menurun menjadi 117 pada tahun seperti pada tabel Tabel 2.15 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Bayi dan Angka Kematian Ibu Provinsi Bengkulu Tahun Item Angka Kematian Bayi (AKB) , ,1 Angka Kematian Ibu (AKI) Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, b. Angka Harapan Hidup Dari tahun ke tahun, angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2011, angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu berada pada 69,31 tahun maka pada tahun 2016 angka tersebut naik menjadi 69,92 tahun, artinya anak yang lahir hidup pada tahun 2016 diperkirakan akan hidup sampai usia rata-rata 69,92 tahun. Gambar 2.5 Angka Harapan Hidup Provinsi Bengkulu Tahun Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPS Kemiskinan Persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan selama 7 tahun terakhir. Selama tahun angka kemiskinan cenderung stagnan dimana tahun 2011 sebesar 17,36 % dan tahun 2016 sebesar 17,03 %. Namun dalam periode , angka kemiskinan turun cukup drastis sebanyak 0,58 % dimana angka kemiskinan per Maret 2017 sebesar 16,45 %. 42

59 Tabel 2.16 Angka Kemiskinan Provinsi Bengkulu Tahun Item Satuan Provinsi Bengkulu % 17,36 17,51 17,75 17,09 17,16 17,03 16,45 Nasional % 12,49 11,66 11,37 10,96 11,13 10,70 10,12 Sumber: BPS Nasional, 2017 Tabel 2.17 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (%) Provinsi Bengkulu Tahun Kab/Kota Maret 2017 Bengkulu Selatan 22,59 21,91 22,76 22,10 21,06 Rejang Lebong 18,48 17,99 18,03 17,81 16,97 Bengkulu Utara 14,50 13,95 14,78 13,67 13,11 Kaur 23,25 21,96 22,87 22,36 21,54 Seluma 21,84 21,17 22,98 21,68 20,73 Mukomuko 12,98 12,48 13,45 13,01 12,20 Lebong 12,89 12,44 12,32 12,26 11,83 Kepahiang 16,13 15,65 16,83 16,31 15,95 Bengkulu Tengah 7,24 8,22 8,33 8,71 8,41 Kota Bengkulu 21,51 20,16 21,14 20,72 19,18 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Dari data persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota tahun 2015 terlihat bahwa kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi berada di Kabupaten Kaur sebesar 21,54% dan terendah berada di Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 8,41%. Tabel 2.18 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan dan Koefisien Gini Provinsi Bengkulu Tahun Uraian Penduduk Miskin (Ribu jiwa) 316,5 322,8 325,6 302,62 % Penduduk Miskin 17,09 17,16 17,73 15,59 Garis Kemiskinan (000 Rp/kap/bln) 356,6 410,8 437,18 462,77 Koefisien Gini 0,36 0,37 0,35 0,35 Sumber: BPS Provinsi Bengkulu

60 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan kalori per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Angka Koefisien Gini merupakan ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol merupakan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. 4. Kesempatan kerja Jumlah angkatan kerja keadaan Februari 2017 sebanyak 1,03 juta orang, bila angka angkatan kerja tersebut dibagi dengan jumlah penduduk usia kerja maka diperoleh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) keadaan Februari 2017 sebesar 74,59 persen. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 jumlah angkatan kerja bertambah sebanyak 35,7 ribu orang atau naik sebesar 3,57 persen. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebanyak 33,7 ribu orang atau naik sebesar 3,37 persen. Jumlah penduduk yang bekerja keadaan Februari 2017 sebanyak 1,0 juta orang, bila angka penduduk yang bekerja tersebut dibagi dengan jumlah angkatan kerja maka diperoleh Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) keadaan Februari 2017 sebesar 97,2 persen. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 jumlah penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 39,6 ribu orang atau naik sebesar 4,1 persen. Apabila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 43,1 ribu orang atau naik sebesar 4,5 persen. Jumlah pengangguran terbuka keadaan Februari 2017 sebanyak 29,0 ribu orang, bila angka pengangguran terbuka tersebut dibagi dengan jumlah angkatan kerja maka diperoleh Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) keadaan Februari 2017 sebesar 2,81 persen. Dibandingkan keadaan Agustus 2016 jumlah pengangguran terbuka berkurang sebanyak 3,9 ribu orang atau turun sebesar 11,9 persen. Bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan sebanyak 9,3 ribu orang atau turun 24,3 persen. 5. Kriminalitas Di bidang keamanan, jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/ perampokan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan dan pelanggaran lainnya disajikan menurut kabupaten/kota. Secara umum jumlah tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari kasus menjadi kasus di tahun Demikian juga halnya dengan jumlah kecelakaan lalu lintas yang mengalami peningkatan dari 551 kasus tahun 2015 menjadi 631 kasus pada tahun

61 Fokus Seni Budaya dan Olahraga Pembangunan bidang seni dan budaya sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Pembangunan sektor kebudayaan di Provinsi Bengkulu harus terus dilakukan untuk menjaga kultur budaya Bengkulu yang dihormati dan dijunjung tinggi. Pada tahun 2015, tercatat sedikitnya terdapat 50 grup kesenian di Provinsi Bengkulu. Grup kesenian tersebut merupakan grup kesenian yang bergerak dibidang tari kebudayaan, teater dan musik daerah. Perwujudan Bengkulu yang Berdaya Saing Tinggi diperlukan dengan memulai penguatan pondasi kultur dan budaya melalui grup-grup kesenian daerah. Terkait dengan bidang olahraga, sampai dengan tahun 2015 Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membangun sedikitnys 13 sarana olahraga. Tabel Jenis dan Jumlah Sarana Olahraga Pemprov Bengkulu No. Jenis Sarana Nama Sarana 1. Gedung Olah Raga 1. GOR Sawah Lebar 2. Stadion 1. Stadion Sawah Lebar 3. Lapangan Tenis 1. Lapangan Tenis Sawah Lebar 2. Lapangan Tenis Timur Indah 3. Lapangan Tenis Dinkes 4. Lapangan Tenis Pemprov 5. Lapangan Tenis Kolam Raflesia 4. Kolam Renang 1. Kolam Renang Raflesia 2. Kolam Renang Pantai Panjang 5. Lapangan Futsal 1. Lapangan Futsal Sawah Lebar 6. Lapangan Basket 1. Lapangan Basket Sprot Center 2. Lapangan Basket Sawah Lebar 3. Lapangan Basket Raflesia 7. Lapangan Volly 1. Lapangan Volly Pantai 2. Lapangan Volly Sawah Lebar Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu, 2016 Dari segi prestasi olahraga, pada gelaran PON Tahun 2012, Provinsi Bengkulu berhasil meraih medali berupa 2 Medali Perak dan 4 Medali Perunggu dan menduduki peringkat 31 Nasional. Selain PON, capaian prestasi yang berhasil diraih oleh Provinsi Bengkulu salah satunya adalah pada gelaran POPNAS yaitu sebagai berikut: 45

62 Tabel 2.20 Prestasi POPNAS Provinsi Bengkulu No. Tahun Peringkat Emas Perak Perunggu Provinsi Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu, Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib 1. Pendidikan Rasio murid-sekolah dan rasio murid-guru adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Jumlah murid per sekolah adalah indikator input yang erat kaitannya untuk menentukan perlunya suatu sekolah baru harus dibangun di suatu wilayah. Sedangkan rasio murid-guru digunakan untuk menggambarkan beban guru dalam mengajar. Berdasarkan Tabel 2.21, pada tahun ajaran 2016/2017 rasio murid sekolah jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA menunjukkan masih kurang ideal. Di jenjang pendidikan SD rasio murid-sekolah sebesar 160,29, di jenjang pendidikan SMP sebesar 214,00 dan di jenjang pendidikan SMA sebesar 358,54. Angka-angka tersebut mencerminkan bahwa penyediaan sarana pendidikan di semua jenjang pendidikan belum dapat mengimbangi pertambahan murid. Diharapkan peningkatan fasilitas belajar pada pendidikan dasar dan menengah akan meningkatkan partisipasi sekolah penduduk pada kedua jenjang pendidikan tersebut. Rasio murid-guru di jenjang pendidikan SD pada tahun ajaran 2016/2017 sebesar 15,82. Rasio murid-guru di jenjang SD tersebut mengungkapkan bahwa secara rata-rata setiap satu guru untuk lebih kurang 16 orang murid. Rasio murid-guru yang relatif kecil juga terdapat dijenjang pendidikan SMP dan SMA yaitu sebesar 12,69 untuk SMP dan 12,49 untuk SMA. Rasio murid-guru di SMP dan SMA yang rendah, mengindikasikan bahwa rasio murid-guru semakin ideal. 46

63 Tabel 2.21 Rasio Murid-Guru dan Murid-Sekolah Sedangkan jika melihat data akreditasi SD di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total SD se Provinsi Bengkulu, SD yang belum terakreditasi sebanyak 185 SD atau 13,91 % dimana Kabupaten belum memiliki akreditasi tertinggi adalah Kabupaten Kaur sebanyak 59 SD sedangkan Kota Bengkulu tinggal 1 SD yang belum terakreditasi. Tabel 2.22 Data Akreditasi SD Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum A B C Jumlah terakreditasi Kota Bengkulu Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Kaur Seluma Bengkulu Tengah Kepahiang Lebong Mukomuko Provinsi Bengkulu Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, Data akreditasi SLTP di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 406 SLTP se Provinsi Bengkulu, SLTP yang belum terakreditasi sebanyak 70 SLTP dimana Kabupaten belum memiliki akreditasi tertinggi adalah Kabupaten Kaur dan Mukomuko masing-masing sebanyak sebanyak 14 SLTP sedangkan kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu masing-masing tinggal 1 SLTP dan 2 SLTP yang belum terakreditasi. 47

64 Tabel 2.23 Data Akreditasi SLTP Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum diakreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Kaur Seluma Bengkulu Tengah Kepahiang Lebong Mukomuko Provinsi Bengkulu Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, 2016 Data akreditasi SLTA di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 123 SLTA se Provinsi Bengkulu, SLTA yang belum terakreditasi sebanyak 3 SLTA tersebar di kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma. Tabel 2.24 Data Akreditasi SLTA Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Kab/Kota Jumlah Sekolah Terakreditasi Belum diakreditasi A B C Jumlah Kota Bengkulu Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Kaur Seluma Bengkulu Tengah Kepahiang Lebong Mukomuko Provinsi Bengkulu Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu,

65 Data akreditasi SMK di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dari total 233 kompetensi kejuruan se Provinsi Bengkulu, kompetensi kejuruan yang belum terakreditasi sebanyak 21 kompetensi kejuruan. Tabel 2.25 Data Akreditasi SMK Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Kompetensi Kejuruan (KK) KK Belum diakreditasi Kab/Kota Jumlah Jumlah Terakreditasi Sekolah KK A B C Jumlah Kota Bengkulu Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Kaur Seluma Bengkulu Tengah Kepahiang Lebong Mukomuko Provinsi Bengkulu Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, Kesehatan Fasilitas kesehatan merupakan salah satu tolak ukur dalam pencapaian pelaksanaan pembangunan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016 terdapat 20 rumah sakit di wilayah Provinsi Bengkulu, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Jumlah Puskesmas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 tidak mengalami penambahan, yaitu sebanyak 180 puskesmas. Terdiri dari 45 puskesmas perawatan dan 135 puskesmas non perawatan. Hingga tahun 2016, jiwa penduduk Provinsi Bengkulu sudah dapat dilayani 3 Puskesmas atau 1 puskesmas sudah dapat melayani jiwa penduduk. Untuk jumlah puskesmas pembantu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 belum mengalami penambahan masih berjumlah 469 puskesmas pembantu, dengan Rasio 1 pustu per jiwa penduduk. 49

66 Gambar 2.6 Jumlah Puskesmas Per Kabupaten/Kota Tahun 2015 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Gambar 2.7 Jumlah Puskesmas Pembantu Per Kabupaten/Kota Tahun 2016 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Data tenaga kesehatan yang disajikan terdiri dari tenaga medis (Dokter umum, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis), perawat & bidan (termasuk lulusan DIII dan S1), farmasi (Apoteker, Asisten Apoteker), gizi (Lulusan D-I, D-III Gizi (SPAG dan AKZI dan D-IV), teknisi medis (Analis, ATEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi), sanitasi (Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan) dan kesehatan masyarakat (SKM),dll. Persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada gambar berikut: 50

67 Gambar 2.8 Jumlah tenaga kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Apabila mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202 Tahun 2003 standar Indonesia Sehat, rasio dokter dengan jumlah penduduk adalah 1 banding orang (40 dokter untuk 100 ribu penduduk). Jumlah Dokter di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 ada 529 orang (29 dokter per.100 ribu penduduk),. Sehingga dapat diasumsikan jumlah dokter di Bengkulu untuk melayani jiwa dibutuhkan sekitar 720 dokter maka dengan demikian menurut perhitungan metode ratio Provinsi Bengkulu masih mengalami kekurangan sekitar 191 dokter. Secara keseluruhan Rasio tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar 464 per penduduk. Ini berarti bahwa setiap penduduk dilayani oleh sekitar 464 tenaga kesehatan. Rasio untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan per penduduk dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.9 Rasio Tenaga Kesehatan per penduduk tahun 2015 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun

68 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar adalah rasio tenaga bidan yaitu sebesar 309 per penduduk, dan tenaga Perawat 177 per penduduk, dan rasio yang paling kecil adalah rasio dokter spesilais yaitu sebesar 0,2 per penduduk. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja, sebagian besar tersebar di Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) yaitu sebesar 60%, di Rumah sakit sebesar (31%), Klnik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 8%, di Institusi sarana kesehatan lain 1% dan Klinik di Institusi Diklat/Diknakes 0%. Gambar 2.10 Sebaran Tenaga Kesehatan menurut Sarana Kesehatan Tahun 2015 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun Sarana Prasarana Jalan Pembangunan dan peningkatan fasilitas transportasi seperti jalan dan jembatan penting demi memudahkan hubungan komunikasi dan proses mobilisasi penduduk antar daerah dalam menunjang kelancaran distribusi barang dan jasa sehingga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, utamanya untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau dan terisolir. Pada tahun 2016, panjang jalan Provinsi Bengkulu adalah 1.562,7 km. Sekitar 23,80 persen dari panjang tersebut dalam kondisi baik, 18,29 persennya dalam kondisi sedang dan kondisi rusak sebanyak 18,10 persen. Sementara itu, sebagian besar jalan dalam kondisi rusak berat, yakni 37,39 persen dan sisanya 2,43 persen dalam tahap pengerjaan. 52

69 Tabel 2.26 Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Kondisi jalan (km) Kabupaten/kota Baik Sedang Rusak Rusak Berat Belum tembus Bengkulu selatan 39,9 39,9 21,8 62,2 Rejang lebong 51,7 21,7 19,3 57,27 Bengkulu utara 112, ,77 245,53 Kaur 41, ,8 31,85 Seluma 24,2 23,8 30,2 58,3 38,8 Mukomuko 15,96 38,87 19,17 23,22 Lebong 13,8 15,5 8,2 28,66 Kepahiang 29 20,5 19,72 54,4 Bengkulu tengah 9,1 10,3 11,5 20 Kota bengkulu 33,9 4,18 3,3 2,8 Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017 Kondisi jalan rusak di Provinsi Bengkulu diakibatkan percepatan kerusakan yang sangat signifikan karena perkerasan yang semula kondisi rusak ringan kemudian menjadi rusak berat dan tidak diimbangi pendanaan yang cukup serta kondisi Momen Sumbu Tekan (MST) jalan yang tidak seragam ditambah kendaraan yang lewat melebihi tonase, juga disebabkan Provinsi Bengkulu belum memiliki Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian izin prinsip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tabel 2.27 Kondisi Jalan Desa se Provinsi Bengkulu Tahun 2015 KONDISI JALAN DESA NO KABUPATEN TIDAK ADA JALAN TANAH BATU KERIKIL JALAN SETAPAK AIR RUSAK BERAT 1 SELUMA BENGKULU SELATAN KAUR KEPAHIANG REJANG LEBONG LEBONG BENGKULU TENGAH BENGKULU UTARA MUKOMUKO JUMLAH Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu,

70 4. Transportasi Provinsi Bengkulu saat ini memiliki bandara Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu, yang saat ini dapat melayani pesawat jenis Boeing , serta memiliki Bandara Perintis di Mukomuko dan Pulau Enggano. Bandara Fatmawati saat ini memiliki Panjang Landasan M dan Lebar 45 M. Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno dari bandara domestik menjadi bandara bertaraf Internasional dan Embarkasi Haji Antara serta Bandara Evakuasi Bencana. Untuk rencana kedepan akan dilakukan Perluasan dan penambahan gedung terminal, perluasan dan penambahan jalur masuk dan keluar bandara serta perpanjangan runway. Jadwal Penerbangan Eksisting Domestik dan Perintis di Provinsi Bengkulu dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 2.28 Jalur Penerbangan di Provinsi Bengkulu Tahun 2017 NO MASKAPAI RUTE JADWAL FREKUENSI 1 Lion Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 4 x 2 Garuda Indonesia Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x Bengkulu-Palembang Setiap Hari 2 x 3 Citilink Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 1 x 4 Sriwijaya Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x 5 Batik Air Bengkulu-Jakarta Setiap Hari 2 x 6 Wings Air Bengkulu-Batam Setiap Hari 1 x Bengkulu-Palembang Setiap Hari 2 x 7 Susi Air Bengkulu-Mukomuko- Padang 2 x seminggu 1 x Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, 2017 Dari tahun ke tahun jumlah penumpang yang memanfaatkan transportasi udara di Provinsi Bengkulu selalu mengalami peningkatan. Peningkatannya sebesar 16,20 persen dari tahun 2015 ke tahun Pada tahun 2016, dalam waktu satu tahun jumlah penumpang yang berangkat sebanyak orang, sedangkan yang datang sebanyak orang. Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera. 54

71 Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas Ha, wilayah perairan seluas Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Sebagai pelabuhan terbesar dan merupakan pintu utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan terpenting di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2016, volume barang angkutan dalam negeri yang dimuat di pelabuhan ini sebanyak 738,83 ribu ton, demikian halnya dengan volume barang yang dibongkar pula pada tahun yang sama tercatat 881,34 ribu ton Fokus Layanan Urusan Pilihan Industri Kecil Dan Menengah Jumlah industri di Provinsi Bengkulu tahun 2016 berjumlah unit terdiri dari 37 industri menengah dan besar dan industri kecil. Industri kecil ini tersebar di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu dimana pada tahun 2016, jumlah industri kecil terbanyak terdapat di Kabupaten Mukomuko sebanyak unit dan paling sedikit terdapat di Kabupaten Kaur sebanyak 210 unit. Jumlah industri kecil meningkat sebanyak 699 unit selama periode dimana jumlah jumlah industri kecil pada tahun 2015 berjumlah unit. Selain jumlah industri, kenaikan juga terjadi pada nilai investasi dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Jumlah investasi pada tahun 2015 sebesar Rp. 162 M dan naik sebesar menjadi Rp. 169 M pada tahun Sedangkan jumlah tenaga kerja naik dari orang pada tahun 2015 menjadi orang tahun Namun sebaliknya jumlah produksi mengalami penurunan yaitu pada tahun 2015 sebesar Rp. 559 M menjadi sebesar Rp. 420 M tahun Ketenagakerjaan Perkembangan ekonomi suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di wilayah tersebut. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Beberapa permasalahan dalam ketenagakerjaan yang ditemui masyarakat antara lain terkait dengan tingginya tingkat pengangguran, penyediaan lapangan kerja yang terbatas, serta produktivitas tenaga kerja yang rendah. Penyelesaian dari permasalahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu barometer 55

72 keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga tingkat pengangguran dapat berkurang. Dilihat dari status pekerjaan utama, penduduk yang bekerja pada tahun 2017 lebih banyak bekerja dengan status buruh karyawan sebanyak 252,6 ribu orang atau sebesar 25,14 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 penduduk yang bekerja dengan status buruh karyawan mengalami peningkatan sebanyak 42,8 ribu orang atau turun sebesar 14,5 persen. Penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 23,03 persen atau sebanyak 231,4 ribu orang, sedangkan pekerja keluarga sebanyak 221,9 ribu orang atau 22,09 persen. Penduduk yang bekerja di Provinsi Bengkulu pada tahun 2017 pada umumnya masih berpendidikan rendah yaitu berpendidikan SD ke bawah sebanyak 447,8 ribu orang atau sebanyak 44,57 persen, bila dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 mengalami peningkatan sebanyak 103,4 ribu orang atau 30,0 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu diploma dan universitas sebanyak 107,0 ribu orang atau sebesar 10,65 persen. Gambar 2.11 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Februari Keluarga Berencana Di bidang Keluarga Berencana (KB), berdasarkan data dari BKKBN Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa jumlah peserta KB aktif atau akseptor aktif di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dibanding tahun Pada tahun 2016 jumlah akseptor aktif di Provinsi Bengkulu sebanyak pasangan sedangkan tahun 2015 sebanyak pasangan. Hal ini dikarenakan jumlah pasangan usia subur (PUS) di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dari tahun 2015 menjadi pasangan di tahun

73 Pembangunan dan Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhitungkan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu , terus mengalami kenaikan dan selalu berada di atas rata rata Nasional. Terakhir posisi IPG Prov. Bengkulu tahun 2014 berada di angka 69,69. Hal ini menandakan bahwa disparitas gender dalam pembangunan di Provinsi Bengkulu sudah dapat ditekan pada level yang lebih rendah. Tabel 2.29 IPG Provinsi Bengkulu Tahun Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup (Tahun) Harapan Lama Sekolah (Tahun) Rata-rata lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per Kapita disesuaikan (Ribu Rupiah) IPG L P L P L P L P BENGKULU ,653 7, Bengkulu Selatan ,954 8, Rejang Lebong ,376 8, Bengkulu Utara ,554 8, Kaur ,884 5, Seluma ,725 4, Mukomuko ,303 5, Lebong ,874 8, Kepahiang ,631 8, Bengkulu Tengah ,250 5, Kota Bengkulu ,968 11, Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan ukuran untuk menggambarkan persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam aspek-aspek tersebut yaitu kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan. Sehingga, IDG menggambarkan besarnya peranan perempuan dalam hal pencapaian kapabilitas berdasarkan status dan kedudukan perempuan dibandingkan dengan laki-laki. IDG Provinsi Bengkulu Tahun 2013 merupakan IDG tertinggi yang mencapai 73,45. Namun pada tahun 2014 menurun menjadi 68,76 dan berada di bawah capaian IDG Nasional. Hal ini menadakan jika semakin sempitnya peluang perempuan untuk berpartisipasi 57

74 di dalam penciptaan output perekonomian, pengambilan keputusan, dan kapabilitasnya sebagai bagian dari angkatan kerja. Tabel 2.30 IDG Provinsi Bengkulu Tahun Kabupaten/Kota Keterlibatan Perempuan dalam Perempuan sbg Tenaga Sumbangan Pendapatan IDG Parlemen (%) Profesional (%) Perempuan (%) BENGKULU Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu masih tergolong tinggi. Pada tahun 2014, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tercatat sebanyak 425 kasus. Kasus kekerasan fisik adalah kasus terbanyak yang dialami oleh perempuan dan anak dengan persentase sebesar 48,3%, dan kasus human traficking adalah jenis kasus terkecil yang ditemukan yang hanya sebesar 0,5%. 58

75 Gambar 2.12 Persentase Perempuan dan Anak Korban Kekerasan menurut Jenis Kekerasan di Provinsi Bengkulu Tahun % 38.1% 6.2% 3.1% 0.5% 3.8% FISIK PSIKIS SEKSUAL PENELANTARAN TRAFIKING LAINNYA Sumber: BPPPA Provinsi Bengkulu, Aspek Daya Saing Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2016 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai ,5 miliar Rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar ,9 miliar Rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2016 atas dasar harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 10,06 persen, sedangkan PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2016 atas dasar harga konstan 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 5,30 persen. Provinsi Bengkulu mempunyai potensi yang cukup besar dalam perdagangan luar negeri melalui ekspor berbagai komoditas, khususnya komoditas yang berasal dari sumber daya alam. Komoditas ekspor Provinsi Bengkulu antara lain cangkang sawit, CPO, batubara dan karet. Pada tahun 2016, total nilai ekspor mencapai 158,8879 juta US dollar. Apabila ditinjau dari nilai ekspor tersebut, batubara merupakan komoditas utama ekspor Provinsi Bengkulu yaitu senilai 66,8464 juta US dollar dengan persentase 42,07 persen dari total ekspor, kemudian diikuti komoditas CPO 34,25 persen dan karet 19,99 persen. Komoditas sumber daya alam yang dihasilkan Provinsi Bengkulu diekspor ke beberapa negara. Inggris dan Belanda merupakan negara tujuan utama ekspor yang berasal dari Provinsi Bengkulu, masing-masing nilai ekspornya sebesar 34,3720 juta US dollar dan 20,0518 juta US dollar. Selain itu negara yang merupakan tujuan utama ekspor di ASEAN adalah Philipina dengan nilai ekspornya sebesar 18,6182 juta US dollar. 59

76 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur Energi yang potensial dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah energi kelistrikan, baik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air skala besar (PLTA), pembangkit listrik tenaga skala mikro hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dan pembangkit listrik tenaga geothermal (PLTG). Sebaran pembangkit listrik di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: - Pembangkit listrik PLTA Tes 1 dengan kapasitas 16 MW, PLTA Tes 2, dan PLTA Musi dengan kapasitas 3x MW. - Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro tersebar di beberapa wilayah kabupaten seperti PLTMH Air Ketahun dengan kapasitas 12 KW, PLTMA Air Seginim di Kabupaten Bengkulu Selatan, PLTMH Air Kulik di Kabupaten Kaur - Pembangkit Listrik Tenaga Uap batubara terdapat di Kota Bengkulu dan di Ketahun dengan kapasitas 2x50 MW - Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal di Desa Hulu Lais 660 MW, Tambang Sawah 250 MW dan Bukit Danau 173 MW di Kabupaten Lebong. Sedangkan untuk bidang energi, sumber daya energi listrik di Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2 PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x KW ( KW), sedangkan PLTA Musi mempunyai kapasitas pembangkit 3x70 MW (210 MW) yang mampu membangkitkan energi listrik sebesar GWH/tahun. Daya listrik yang dibangkitkan PLTA Musi untuk memenuhi dan mensuplai listrik seluruh wilayah Sumatera melalui jaringan interkoneksi 150 kv/275 kv baik untuk wilayah bagian selatan maupun utara. Jumlah kecamatan yang belum teraliri listrik Tahun 2015 sebesar 27 (dua puluh tujuh) Kecamatan dan 57 (lima puluh tujuh) Desa dari (seribu lima ratus dua puluh empat) desa di Provinsi Bengkulu dimana kabupaten terbanyak yang belum teraliri listrik adalah Kabupaten Mukomuko dan terendah adalah Kabupaten Kaur. 60

77 Tabel 2.31 Jumlah Kecamatan dan Desa di Provinsi Bengkulu Yang Belum Teraliri Listrik Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa 1. Mukomuko Bengkulu Utara Rejang Lebong Lebong Kaur Seluma Kota Bengkulu Bengkulu Tengah Kepahiang Bengkulu Selatan - - Jumlah Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu, Fokus Iklim Berinvestasi Pada tahun 2016, nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Bengkulu mencapai angka Rp. 949 M dengan total proyek investasi sebanyak 31 proyek. Angka ini menempatkan Provinsi Bengkulu pada posisi ke 25 dari 34 provinsi se Indonesia berdasarkan nilai investasi yang masuk sepanjang tahun Namun jika dibandingkan dengan tahun 2015, nilai investasi PMDN Provinsi Bengkulu naik cukup drastis, dimana nilai investasi PMDN Provinsi Bengkulu tahun 2015 adalah sebesar Rp. 554 M dengan total proyek sebanyak 18 buah (sumber : BKPM 2017). Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA), pada tahun 2016 Provinsi Bengkulu menempati posisi ke 30 dengan total investasi sebesar 55,7 juta US$ dan total proyek sebanyak 59 buah. Angka ini juga naik cukup drastis jika dibandingkan dengan tahun 2015, dimana nilai investasi PMA sebesar 20,6 juta US$ dengan total proyek sebanyak 32 buah (sumber : BKPM 2017) Fokus Sumber Daya Manusia Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar 61

78 negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2016 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah SD ke bawah sebanyak 367,3 ribu orang atau 38,20 persen dan Sekolah Menengah Atas sebanyak 188,1 ribu orang atau 19,57 persen. Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 140,9 ribu orang atau 14,66 persen yang terdiri dari 27,8 ribu orang berpendidikan Diploma atau 2,90 persen dan 113,1 ribu orang atau 11,76 persen berpendidikan S1/DIV keatas. Perbaikan kualitas penduduk yang bekerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah atau tamat SD kebawah serta meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi atau tamat Diploma dan Universitas. Dalam setahun terakhir Februari Februari 2016 penduduk bekerja berpendidikan rendah berkurang sebanyak 23,8 ribu orang atau turun 6,08 persen. Sementara itu penduduk bekerja berpendidikan tinggi bertambah sebanyak 17,7 ribu orang atau naik 21,74 persen. Tabel 2.32 Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan di Provinsi Bengkulu Pendidikan Tertitinggi (000 orang) % (000 orang) % (000 orang) % 1. SD kebawah 417,4 43,82 391,1 41,43 367,3 38,20 2. SMP 188,5 19,79 181,5 19,20 182,1 18,94 3. SMA 181,3 19,04 171,2 18,14 188,1 19,57 4. SMK 69,6 7,31 77,1 8,17 83,0 8,63 5. DI/DII/DIII 15,3 1,60 26,6 2,82 27,8 2,90 6. S1/DIV keatas 80,4 8,44 96,7 10,25 113,1 11,76 Jumlah 952, , ,5 100 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu,

79 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah Kinerja Pelaksanaan APBD Selama periode Tahun Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu terus meningkat, dimana pada tahun 2010 pendapatan sebesar Rp ,22 menjadi Rp ,69 pada tahun 2016 dengan rata-rata pertumbuhan 14,61 %. Sumbangan pendapatan yang terbesar terdiri dari sektor : 1. Lain-lain PAD yang sah, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 69,62 % 2. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 197,31 % 3. Dana Alokasi Khusus, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 143,11 % 4. Pajak daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,26 %. Sedangkan Pendapatan Daerah yang mengalami penurunan adalah Retribusi Daerah, dari Rp ,02 pada tahun 2010 menjadi Rp ,00 di tahun 2016, dengan ratarata penurunan sebesar 12,53 %. Hal ini dapat dilihat dari Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2010 sampai dengan 2016, disajikan pada Tabel

80 Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010 s/d 2016 Provinsi Bengkulu NO URAIAN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 Pendapatan , , , , , , , Pendapatan Asli Daerah , , , , , , , Pajak Daerah , , , , , , , Retribusi Daerah , , , , , , , Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yg dipisahkan , , , , , , , Lain-lain PAD yang Sah , , , , , , , Dana Perimbangan , , , , , , Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak , , , , , , Dana Alokasi Umum , , , , , , Dana Alokasi Khusus , , , , , , Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah , , , , , , hibah , , , , Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemerintah Daerah Lainnya , Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , , , , , , Bantuan Keuangan dan Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF dan PPD) ,

81 Berdasarkan pencermatan terhadap realisasi Pendapatan Daerah, proporsi komponen pendapatan terhadap total pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu selama Tahun Anggaran ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Tabel 3.2 Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun (%) Jenis Penerimaan P A D 35,07 37,60 30,96 30,96 33,84 32,16 31,19 Dana Perimbangan 59,84 61,22 68,87 68,92 66,04 67,75 68,62 Lain - lain Pendapatan Daerah yang Sah 5,09 1,19 0,17 0,12 0,12 0,09 0,19 T o t a l Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

82 Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran No. Jenis Penerimaan PAD , , , , , , ,69 2 Dana Perimbangan , , , , , , ,00 3 Lain-lain Pendapatan Yang Sah , , , , , , ,00 Total , , , , , , ,69 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

83 secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode Tahun Anggaran , tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: (a) Pajak Daerah, (b) Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah secara rata-rata terlampaui, kecuali tahun 2010 sebesar 83,88 % dan Tahun 2016 sebesar 97,36 %. Selama periode Tahun Anggaran , dari hasil akumulasi target tahunan sebesar Rp ,16,- realisasinya melampaui target yang ditetapkan, yaitu tercapai sebesar Rp ,12- atau 100,43 %, seperti dijelaskan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target PAD Setelah Anggaran Perubahan APBD Realisasi Pajak PAD % Lebih/Kurang , ,22 83, , , ,43 103, , , ,19 101, , , ,81 102, , , ,82 110, , , ,96 101, , , ,69 97, ,73 Jumlah , ,12 100, ,96 Sumber : Pe rda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Selama periode Tahun Anggaran target dan realisasi Pajak Daerah terlampaui, total target Pajak Daerah sebesar Rp ,- dan total realisasinya sebesar Rp ,03,- atau 102,84 % disajikan pada Tabel

84 Tabel 3.5 Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Pajak Daerah Setelah Perubahan APBD Realisasi Pajak Daerah % Lebih/kurang , ,00 103, , , ,00 113, , , ,00 102, , , ,00 100, , , ,00 105, , , ,03 102, , , ,00 97, ,00 Jumlah , ,03 102, ,03 Sumber : P er da Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah provinsi kepada kepentingan orang pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Target dan realisasi Retribusi Daerah selama periode hanya yang tercapai, yaitu sebesar 132,32 % pada tahun 2013, sebesar 109,75 % pada tahun 2014, 100,86 % pada tahun 2015 dan 109,64 % pada tahun Selama periode Tahun Anggaran , target Retribusi Daerah secara akumulasi sebesar Rp ,08,- dan realisasinya belum melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp ,00,- atau 88,73 %, disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Retribusi Daerah Setelah Perubahan APBD Realisasi Retribusi Daerah % Lebih/Kurang , ,00 85, , , ,00 53, , , ,00 90, , , ,00 132, , , ,00 109, , , ,00 100, , , ,00 109, ,00 Jumlah , ,00 88, ,08 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

85 Selama periode Tahun Anggaran , target Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara akumulasi sebesar Rp ,90,- dengan realisasinya sebesar Rp ,87,- atau 101,02 %, disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Target Retribusi Tahun Realisasi Retribusi Daerah Setelah Anggaran Daerah Perubahan APBD % Lebih/Kurang , ,86 99, , , ,06 103, , , ,62 100, , , ,93 99, , , ,79 102, , , ,61 101, , , ,10 93, ,90 Jumlah , ,87 101, ,97 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Selama periode Tahun Anggaran , target Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebesar Rp ,18,- sedangkan realisasinya mencapai Rp ,77,- atau sebesar 94,35 %, disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Lebih/kurang , ,00 58, , , ,50 12, , , ,00 199, , , ,00 197, , , ,00 162, , , ,00 157, , , ,00 2, ,42 Jumlah , ,50 106, ,32 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

86 2) Dana Perimbangan Dana Perimbangan yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, (b) Dana Alokasi Umum dan (c) Dana Alokasi Khusus. Secara keseluruhan, target pendapatan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp ,00,- dengan realisasi sebesar Rp ,00- atau sebesar 97,02 %. Tabel 3.9 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang , ,00 99,98 ( ,00) , ,00 102, , , ,00 81,99 ( ,00) , ,00 83,99 ( ,00) , ,00 102, , , ,00 96,70 ( ,00) , ,00 110, ,00 JUMLAH , ,00 97,02 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Secara keseluruhan, target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak selama periode Tahun Anggaran adalah sebesar Rp ,- sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp ,- atau 92,41 % dari target, disajikan pada Tabel Tabel 3.10 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Lebih/Kurang , ,00 99, , , ,00 36, , , ,00 88, , , ,00 108, , , ,00 142, , , ,00 70, , , ,00 111, ,00 Jumlah , ,00 92, ,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

87 Target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Umum selama periode Tahun Anggaran adalah sebesar Rp ,- sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp ,- atau 103,44 % dari target, disajikan pada Tabel Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Perubahan Realisasi % Bertambah/ Anggaran ,00 Berkurang , , , , , , JUMLAH , Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus selama periode tahun dengan target sebesar Rp ,- dan realisasi penerimaan selama periode Tahun A n g g a r a n adalah sebesar Rp ,- atau 94,20 % dari target, disajikan pada Tabel Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,32 ( ) Jumlah ,20 ( ) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

88 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Selama periode Tahun Anggaran , ditargetkan sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,50,- atau disajikan pada Tabel Tabel 3.13 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran sebesar 155,88 % dari target, Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Lebih/kurang , ,00 88, , , ,50 35, , , , , , , , , , , ,00 100, , , ,00 95, , , ,00 2, ,42 Jumlah , ,50 155, ,50 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Selama periode Tahun Anggaran , target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Pendapatan Hibah sebesar Rp ,- sedangkan realisasinya Rp ,- atau sebesar 24,7 % dari target, disajikan pada Tabel Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Lebih/kurang ( ,00) ,5 15,3 ( ,50) ,9 ( ,00) ,3 ( ,00) ,1 ( ,00) Jumlah ,7 ( ,50) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

89 Neraca Daerah Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Tabel 3.15 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Bengkulu URAIAN RATA-RATA PERTUMBUHAN (%) ASET ASET LANCAR 1 Kas 1,90 2 Piutang 8,52 3 Persediaan 31,52 ASET TETAP 12 Tanah 12,20 13 Peralatan dan Mesin 10,44 14 Gedung dan Bangunan 9,37 15 Jalan Irigasi dan Jaringan 15,12 16 Aset Tetap Lainnya 36,73 17 Konstruksi Dalam Pengerjaan (68,75) ASET LAINNYA 20 Aset Tak Berwujud (36,93) 21 Tagihan Penjualan Angsuran (27,45) 22 Tuntutan Ganti Rugi (23,16) 23 Kemitraan dengan Pihak ke Tiga 13,37 24 Aset Lain-Lain (10,11) KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan fihak ke ,94 Pendapatan diterima dimuka 100,00 Utang Beban 100,00 Utang Jangka Pendek Lainnya (2,11) Utang Pada Pihak ke 3 100,00 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,33 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR 27 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 3,18 28 Pendapatan yang ditangguhkan (2.293,47) 29 Cadangan Piutang (5,52) 30 Cadangan Persediaan 31,52 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang 31 Jgk Pendek 23,37 EKUITAS DANA INVESTASI 32 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 13,63 33 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 8,92 34 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya (5,86) 35 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang 72,35 Jgk Panjang EKUITAS DANA CADANGAN 36 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

90 Tabel 3.16 Analisis Rasio Keuangan Provinsi Bengkulu Tahun No Uraian 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) 1 Rasio Lancar (current ratio) 335,11 669,30 225,25 2 Rasio quick (quick ratio) 290,12 557,48 62,88 3 Rasio total hutang terhadap total aset 2,20 1,17 1,93 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Rasio keuangan yang dianalisis yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas (leverage). Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam analisis ini yaitu: 1. Current Rasio, rasio yang menunjukan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin besar nilan Current Ratio artinya semakin likiud, dengan nilai proposional berada pada batas 200%. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, setiap 100% hutang lancar dijamin oleh Aktiva Lancar sebesar 335,11%, tahun 2014 sebesar 669,30% dan tahun 2015 sebesar 225,25%; 2. Quick Ratio yaitu ukuran kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid, dimana nilai yang baik berada pada batas 100 persen. Dengan melihat pada tabel diatas, terlihat bahwa hutang lancar sebesar 100 % dijamin dengan Aktiva sebesar 290,12 % pada tahun 2013; tahun 2014 sebesar 557,48%; dan tahun 2015 sebesar 62,88%. Hal tersebut menunjukkan kelebihan kas dan piutang untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka panjang, yang sekaligus menunjukkan indikasi tingkat keamanan bagi para pemberi pinjaman. Rasio yang digunakan yaitu rasio total hutang terhadap total aset, yang menunjukkan seberapa besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan, juga menandakan semakin besar resiko yang dihadapi oleh kreditur. Pengaruh hutang terhadap aktiva tahun 2013 sebesar 2,20 persen, tahun 2014 sebesar 1,17 persen, dan tahun 2015 sebesar 1,93 persen. 74

91 Target dan Realisasi Belanja Daerah Belanja Daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sebagai kewajiban daerah, yang diwujudkan melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Mengacu pada prinsip-prinsip penganggaran, Belanja Daerah Tahun Anggaran , disusun menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja setiap organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Selama periode Tahun Anggaran , dari akumulasi target Belanja Daerah sebesar Rp ,40,- terealisasi sebesar Rp ,31,- atau 89,90 %, disajikan pada Tabel Tabel 3.17 Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Anggaran Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang , ,66 89,65 ( ,34) , ,68 84,66 ( ,32) , ,60 86,49 ( ,40) , ,53 89,86 ( ,47) , ,06 92,48 ( ,19) , ,78 92,81 ( ,40) Jumlah , ,31 89,90 ( ,12) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Belanja Daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: 1) Belanja Tidak Langsung dan 2) Belanja Langsung. 1) Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, (g) Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (h) Belanja Tidak Terduga. Selama periode Tahun Anggaran dari target sebesar Rp ,43 dan realisasi sebesar Rp ,19,- atau 91,00 % sebagaimana disajikan pada Tabel

92 Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Anggaran Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang , ,66 89,71 ( ,34) , ,68 84,66 ( ,32) , ,60 90,34 ( ,40) , ,53 92,48 ( ,47) , ,06 93,37 ( ,19) , ,78 95,25 ( ,40) Jumlah , ,31 91,67 ( ,12) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Pegawai Provinsi Bengkulu selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp ,31 dengan realisasi sebesar Rp ,24 atau 93,69 %, sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel 3.19 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Anggaran Perubahan APBD Realiasai % Bertambah/ Berkurang , ,00 89,64 ( ,00) , ,00 96,16 ( ,00) , ,00 94,22 ( ,00) , ,40 94,61 ( ,60) , ,00 94,51 ( ,00) , ,78 97,08 ( ,28) Jumlah , ,18 94,53 ( ,88) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Subsidi, selama periode Tahun Anggaran terealisasi Rp 0 atau 0 % dari target sebesar Rp. 1,000,000,000,- seperti disajikan pada Tabel Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Subsidi Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Realisasi Bertambah/ % Anggaran Perubahan APBD Berkurang ,000,000, (1,000,000,000) Jumlah 1,000,000, (1,000,000,000) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

93 Target Belanja Hibah selama periode Tahun Anggaran adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp atau 97,32 %. Pada Tahun Anggaran 2012 Belanja Hibah mengalami kenaikan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Pemerintah, disajikan pada Tabel Tabel 3.21 Target dan Realisasi Belanja Hibah Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,11 ( ,00) ,67 ( ,00) ,46 ( ,00) ,49 ( ,00) ,71 ( ,00) ,10 ( ,00) Jumlah ,32 ( ,00) Selama periode Tahun Anggaran , Belanja Bantuan Sosial terealisasi sebesar Rp. 29,021,785, atau % dari target sebesar Rp. 32,132,460, Pada Tahun Anggaran 2012, target dan realisasinya mengalami penurunan yang cukup signifikan disebabkan mulai berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana disajikan dalam Tabel Tabel 3.22 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,00 99,11 ( ,00) ,00 74,74 ( ,00) Jumlah ,32 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

94 Target Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota selama periode Tahun Anggaran Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau %, sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Bertambah/ Realisasi % Anggaran Perubahan APBD Berkurang ,62 ( ,00) ,62 ( ,00) ,24 ( ,00) ,93 ( ,00) ,69 ( ,00) ,42 ( ,00) Jumlah ,35 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Tidak Terduga (BTT) selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp ,74,- dengan realisasi sebesar Rp ,92 atau 21,12 %. Kecilnya realisasi BTT disebabkan pencairan dana tersebut mensyaratkan kriteria yang setiap tahun diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI, sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel 3.24 Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,99 ( ,00) ,32 ( ,00) , ,87 ( ,82) , ,92 100,00 - Jumlah , ,92 21,12 ( ,82) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp ,63 dengan realisasi sebesar Rp ,71 atau %, sebagaimana pada Tabel

95 Tabel 3.25 Target dan Realisasi Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang , ,66 84,36 (18,369,909,349.34) , ,68 78,97 (26,844,736,924.32) , ,60 83,96 (29,380,515,942.40) , ,13 80,65 (34,223,959,458.87) , ,06 92,28 (17,648,976,431.37) , ,58 89,24 ( ,62) Jumlah , ,71 85,81 ( ,92) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d ) Belanja Langsung Belanja Langsung terdiri dari: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, serta (c) Belanja Modal. Selama periode Tahun Anggaran , rata-rata realisasi Belanja Langsung secara akumulatif tidak mencapai target, yaitu sebesar Rp ,40 dari target Rp ,- atau %, disajikan pada Tabel Tabel 3.26 Target dan Realisasi Belanja Langsung Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang , ,00 89,50 ( ,00) , ,00 84,43 ( ,00) , ,00 82,29 ( ,00) , ,00 87,39 ( ,00) , ,00 91,70 ( ,00) , ,40 92,50 ( ,60) Jumlah , ,40 88,72 ( ,60) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Pegawai pada Belanja Langsung selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp , ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 89,87 %, disajikan pada Tabel

96 Tabel 3.27 Target dan Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Langsung Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Anggaran Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,16 ( ,00) ,49 ( ,00) ,59 ( ,00) ,07 ( ,00) ,35 ( ,00) , ,00 89,06 ( ,00) Jumlah , ,00 89,87 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target Belanja Barang dan Jasa pada Belanja Langsung selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp atau 88,15 %, disajikan pada Tabel Tabel 3.28 Target dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,50 ( ,00) ,16 ( ,00) ,02 ( ,00) ,91 ( ,00) ,97 ( ,00) ,66 ( ,00) Jumlah ,15 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Belanja Modal pada Belanja Langsung, selama periode Tahun Anggaran terealisasi Rp atau 88,10 % dari target sebesar Rp , disajikan pada Tabel

97 Tabel 3.29 Target dan Realisasi Belanja Modal Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,11 ( ,00) ,26 ( ,00) ,06 ( ,00) ,45 ( ,00) ,40 ( ,00) ,08 ( ,00) Jumlah ,10 ( ,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah 1) Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan antara lain berasal dari: (a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu (SiLPA), (b) Koreksi (contra post), (c) Pencairan Dana Cadangan, (d) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, (e) Penerimaan Pinjaman Daerah, (f) Penerimaan kembali pemberian pinjaman, (g) penerimaan piutang daerah. Target penerimaan Pembiayaan selama periode Tahun Anggaran sebesar Rp ,69,-sedangkan realisasinya mencapai Rp ,24,- atau 100,77%, seperti disajikan dalam Tabel Tabel 3.30 Rincian Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Perubahan Anggaran APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,66 4,35 ( ,34) ,42 135, , ,67 100,00 (0,33) ,26 99,98 ( ,74) ,54 99,97 ( ,46) , ,69 102, ,00 Jumlah , ,24 100, ,55 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

98 Realisasi SILPA, selama periode Tahun Anggaran Rp ,85 atau 100,77 % dari target sebesar Rp ,30 disajikan pada Tabel Tabel 3.31 Rincian Estimasi dan Realisasi SiLPA Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran Tahun Target Setelah Perubahan Anggaran APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang ,66 4,35 ( ,34) ,42 135, , ,67 100,00 (0,33) ,26 99,98 ( ,74) ,54 99,97 ( ,46) , ,30 102, ,00 Jumlah , ,85 100, ,55 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Proporsi Penggunaan Anggaran Untuk melihat upaya pemenuhan kebutuhan aparatur selama 3 (tiga) tahun terakhir, dapat dilihat rincian proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.32 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Bengkulu NO Uraian Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur ( Rp ) Total Pengeluaran ( Belanja + Pembiayaan ) ( Rp) Prosentase 1 TAHUN ANGGARAN , ,53 0,76 2 TAHUN ANGGARAN , ,06 0,99 3 TAHUN ANGGARAN , ,39 0,69 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan total pengeluaran daerah mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu, tahun 2013 sebesar 0,76 persen; tahun 2014 sebesar 0,99 persen dan tahun 2015 sebesar 0,69 persen. Dari persentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran, dapat disimpulkan bahwa belanja untuk pembangunan lebih kecil proporsinya terhadap APBD dibandingkan dengan belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur. Selain itu, dari tahun ke tahun diupayakan efisiensi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur jika diproporsikan terhadap APBD, meskipun jumlah aparatur terus meningkat. 82

99 3.2.2 Analisis Pembiayaan Analisis pembiayaan daerah dilakukan dengan terlebih dahulu mencari besarnya defisit riil anggaran, sekaligus mencari penutup defisit riil anggaran tersebut. 1. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran. Langkah awal dalam melakukan analisis ini dilakukan dengan mencari nilai defisit riil anggaran, yaitu mencari nilai realisasi pendapatan, setelah dikurangi realisasi Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan. Selanjutnya, dilihat apakah ada Penerimaan Pembiayaan yang digunakan untuk menutup defisit riil anggaran, sehingga diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Untuk melihat perkembangan defisit rill anggaran, dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.33 Defisit Riil Anggaran Provinsi Bengkulu No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 (Rp) (Rp) (Rp) 1 Realisasi Pendapatan Daerah 1,696,369,921, ,986,238,994, ,180,678,757, Realisasi Belanja Daerah 1,727,482,061, ,934,721,597, ,282,344,879, Pengeluaran Pembiayaan Daerah 12,174,683, ,793,392, ,112,140, ,517,396, ,666,122, Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Tabel 3.34 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Bengkulu No 1 Uraian SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya Proporsi dari Total Defisit riil % % % , , ,87 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Analisis SILPA Analisa SILPA diperlukan untuk melihat darimana sumber peroleh SILPA dan seberapa besar kontribusi yang diberikan. Berikut adalah gambaran peroleh SILPA selama Tahun di Provinsi Bengkulu. 83

100 Tabel 3.35 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Bengkulu No Uraian Rp % Rp % Rp % 1 Jumlah Silpa , , ,87 2 Pelampauan Penerimaan PAD ,81 5, ,57 25, ,47 5,52 3 Pelampauan Penerimaan Dana ,00 2, ,00 11, ,00-30,67 Perimbangan 4 Pelampauan Penerimaan Lain-Lain ,00-1, ,00-0, ,00-9,15 Pendapatan Daerah yang Sah 5 Sisa Penghematan Belanja Atau Akibat ,47 92, ,19 63, ,40 129,78 lainnya 6 Kewajiban Kepada Pihak Ketiga sampai - 0,00-0,00-0,00 akhir tahun belum selesai 7 Kegiatan Lanjutan - 0,00-0,00-0,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d Kerangka Pendanaan Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Kapasitas riil keuangan daerah merupakan total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta prioritas Utama Realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 84

101 Tabel 3.36 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Bengkulu NO URAIAN Pertumbuhan % A Belanja Tidak Langsung 1,069,307,494, ,754,312, ,553,182, Belanja Gaji dan Tunjangan 402,117,460, ,931,559, ,185,900, Belanja Tambahan Penghasilan PNS 78,547,191, ,953,598, ,593,593, Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH 1,239,000, ,814,000, (3,575,000,000.00) (288.54) 4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah 11,977,504, ,566,334, ,170, Belanja Hibah 361,930,070, ,782,947, ,147,122, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 211,928,326, ,055,929, ,396, Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 1,567,941, ,144,500, (19,576,558,530.00) (1,248.55) B Belanja Langsung 1,213,037,384, ,025,967,285, ,070,099, Honorarium PNS 68,503,278, ,313,448, ,189,829, Honorarium Non PNS 34,843,135, ,466,089, ,377,045, Uang untuk diberikan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat 269,700, ,000, ,700, Belanja Honorarium Non Pegawai 155,800, ,800, Belanja Pegawai BLUD Rumah Sakit 3,832,358, ,144,014, (311,655,700.00) (8.13) 6 Belanja Bahan Pakai Habis 22,061,623, ,622,991, ,438,631, Belanja Bahan/Material 83,390,144, ,103,150, (2,713,005,776.00) (3.25) 8 Belanja Jasa Kantor 81,609,382, ,783,739, (14,174,357,451.00) (17.37) 85

102 9 Belanja Premi Asuransi , , ,00 93,39 10 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor , , ,00 7,61 11 Belanja Cetak dan Penggandaan , , ,00 3,34 12 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir , ,00 ( ,00) (30,92) 13 Belanja Sewa Sarana Mobilitas , ,00 ( ,00) (13,71) 14 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor , ,00 ( ,00) (172,93) 15 Belanja Makanan dan Minuman , ,00 ( ,00) (0,91) 16 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya , ,00 ( ,00) (17,76) 17 Belanja Pakaian Kerja , , ,00 65,68 18 Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu , ,00 ( ,00) (166,68) 19 Belanja Perjalanan Dinas , ,00 ( ,00) (34,89) 20 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS , ,00 ( ,00) (145,60) 21 Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS , ,00 ( ,00) (24,84) 22 Belanja Pemeliharaan , , ,00 58,83 23 Belanja Jasa Konsultansi , , ,00 44, Belanja Barang Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Belanja Barang Untuk Dijual kepada Masyarakat/Pihak Ketiga , ,00 ( ,00) (32,24) , ,00 100,00 26 Belanja Barang dan Jasa , , ,00 4,99 27 Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga , , ,00 34,50 C Pembiayaan Pengeluaran , , ,61 31,58 1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah , , ,61 31,58 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA s.d

103 Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun Belanja Daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan lima tahun ke depan ditambah satu tahun transisi. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi). Keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat (efektifitas). Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan (transparansi), selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (akuntabilitas). Belanja Daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah (pemerintah daerah), di samping pos pendapatan pemerintah daerah. Semakin besar belanja daerah diharapkan akan makin meningkatkan kegiatan perekonomian daerah (terjadi ekspansi perekonomian). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 menegaskan, belanja daerah merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (propinsi ataupun kabupaten/kota) yang meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juga telah menentukan, struktur belanja terdiri dari belanja tidak langsung, dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi: belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. 87

104 Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Selain itu belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Arah kebijakan belanja tidak langsung sampai dengan tahun diperkirakan akan sdidominasi oleh belanja pegawai yang masih merupakan proporsi terbesar. Proporsi pengeluaran belanja tidak langsung terbesar kedua adalah pada belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota. Kemungkinan dalam lima tahun ke depan pemerintah akan menaikkan kembali gaji PNS, sehingga selama lima tahun mendatang diperkirakan belanja tidak langsung akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama untuk biaya gaji tetap. Kenaikan gaji PNS tersebut dibiayai oleh sumber pendapatan dari DAU. Dengan demikian kenaikan gaji pegawai diharapkan dapat diikuti oleh kenaikan DAU. Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan hibah. Alokasi belanja hibah diarahkan kepada berbagai organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan. Tujuan alokasi belanja hibah merupakan manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Belanja langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran, dan Rencana Strategis SKPD. Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja pegawai dalam belanja langsung ini berbeda dengan belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Belanja pegawai pada belanja langsung antara lain untuk honorarium, uang lembur, belanja beasiswa pendidikan, dan belanja kursus. Belanja langsung untuk jangka waktu lima tahun ke depan diarahkan pada pencapaian visi dan misi lima tahun Provinsi Bengkulu, antara lain untuk peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kesehaptan, pengurangan kemiskinan, eksplorasi potensi pariwisata serta perbaikan infrastruktur untuk peningkatan pelayanan jasa. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masing masing kegiatan juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk belanja modal, pengeluaran belanja modal pada Lima tahun mendatang diprioritaskan untuk membangun prasarana dan sarana yang mendukung tercapainya Visi Pembangunan Provinsi Bengkulu. 88

105 Untuk mewujudkan sasaran tersebut, maka pengelolaan belanja daerah dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan, sebagai berikut: 1. Belanja daerah diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja daerah disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi belanja daerah untuk pembangunan infrastruktur publik dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta. 2. Memprioritaskan alokasi anggaran belanja daerah pada sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, serta mengembangkan sistem jaminan sosial, sesuai amanat undangundang, serta visi, misi dan program kepala/wakil kepala daerah. 3. Meningkatkan anggaran belanja daerah untuk program-program penanggulangan kemiskinan. 4. Mengarahkan alokasi anggaran belanja daerah pada pembangunan infrastruktur yang mendukung pembangunan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. 5. Meningkatkan kepedulian terhadap penerapan prinsip-prinsip efisiensi belanja dalam pelayanan publik sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, yang meliputi manfaat ekonomi, faktor eksternalitas, kesenjangan potensi ekonomi, dan kapasitas administrasi, kecenderungan masyarakat terhadap pelayanan publik, serta pemeliharaan stabilitas ekonomi makro. 6. Meningkatkan efektivitas kebijakan belanja daerah melalui penciptaan kerja sama yang harmonis antara eksekutif, legislatif, serta partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan anggaran belanja daerah. 7. Setiap pengeluaran belanja, dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melalui publikasi masyarakat sehingga mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya menyangkut aspek administrasi keuangan, tetapi juga proses, keluaran dan hasil. Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih perhitungan anggaran, dana cadangan dan penjualan aset. Pemerintah daerah juga berhak melakukan pinjaman daerah. Selain dilakukan secara hati-hati sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, pinjaman yang dilakukan harus tepat sasaran. Alokasi pinjaman daerah selain memberikan pemasukan pada PAD juga diharapkan mampu untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. 89

106 Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Proyeksi pendapatan dan alokasi belanja Provinsi Bengkulu selama 5 (lima) tahun kedepan Tahun dapat dilihat pada tabel berikut : 90

107 Tabel Proyeksi Pendapatan URAIAN PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain - lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Pendapatan Hibah Dana Penyesuaian dan Otsus Pendapatan Lainnya Sumber : Badan Pengelolaan K euangan Daerah Provin si Bengkulu,

108 Tabel Proyeksi Belanja URAIAN BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Hibah Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Sumber : Badan Pengelolaan K euangan Daerah Provin si Bengkulu,

109 Tabel Proyeksi Pembiayaan Daerah URAIAN PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah ,990,333,334 18,000,000, ,000,000,000 Sumber : Badan Pengelolaan K euanga n Da erah Provinsi Bengku lu,

110 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Dalam bab ini dideskripsikan berbagai permasalahan kekinian yang dihadapi Provinsi Bengkulu yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap percepatan pembangunan lima tahun mendatang. Analisis permasalahan dan isu-isu strategis menjadi sangat penting sebagai salah satu pertimbangan dalam rangka perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Permasalahan Pembangunan Kondisi Makro Perekonomian Provinsi Bengkulu Pembangunan ekonomi Provinsi Bengkulu 5 (lima) tahun terakhir telah menunjukkan pencapaian yang positif dalam beberapa aspek seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 69,33 meskipun masih berada di bawah rata-rata IPM nasional yang sebesar 70,18. Berdasarkan pada IPM kabupaten/kota, hanya Kota Bengkulu yang memiliki IPM di atas rata-rata provinsi, yaitu sebesar 77,94. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bengkulu atas dasar harga berlaku mencapai Rp 55,40 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp 29,08 Juta, menduduki urutan 27 dari 34 provinsi yang ada. Ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2016 tumbuh 5,30 persen lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebesar 5,14 persen. Sementara itu, hasil analisis pembangunan wilayah yang diterbitkan Bappenas tahun 2015, persebaran pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu berdasarkan kabupaten, dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama; Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Mukomuko, dan Kabupaten Rejang Lebong termasuk kabupaten dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran di atas rata-rata provinsi. Kondisi ini menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mendorong perluasan lapangan kerja (progrowth, pro-job). Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan. Kedua ; Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara yang terletak di kuadran II termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata -rata, tapi pengurangan pengangguran di atas rata-rata (low growth, pro job). Hal ini mengindikasikan bahwa perluasan lapangan kerja terjadi pada sektor ekonomi dengan pertumbuhan rendah seperti pertanian dan perikanan. Ketiga; Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kaur terletak di kuadran III dengan rata-rata 94

111 pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran di bawah rata-rata provinsi (low growth, less pro job). Hal ini menegaskan bahwa pemerintah daerah harus bekerja keras untuk memacu pengembangan sektor atau kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja secara lebih besar. Keempat ; Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu terletak di kuadran IV dengan rata -rata pertumbuhan tinggi di atas rata-rata, tapi pengurangan pengangguran di bawah rata - rata (high-growth, less pro job). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah tersebut, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah pengangguran Tata Kelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kondisi APBD Bengkulu menunjukkan relatif sempitnya ruang fiskal untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas. Sebagai ilustrasi, hasil deskripsi dan analisis APBD 2014 oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia menunjukkan bahwa secara nasional, rata-rata pemerintah provinsi di Indonesia memiliki ruang fiskal sebesar 57,97 persen dari total pendapatannya. Sementara, Provinsi Bengkulu memiliki ruang fiskal sebesar 52,3 persen, masih berada di bawah rata-rata Nasional. Sementara itu, total Pendapatan APBD Tahun 2014 sebesar Rp 1,805 Trilyun dan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 532 Milyar atau 29,52 persen. Dengan demikian, rasio kemandirian keuangan daerah dan derajat desentralisasi keuanganya berada dalam kategori Cukup. Artinya, ketergantungan kebutuhan biaya pembangunan untuk percepatan pembangunan di Provinsi Bengkulu pada dana pusat/fiskal pusat masih sangat besar, yakni Rp.1,272 Trilyun atau 70,48 persen. Sementara itu, rasio PAD dan rasio dana transfer terhadap total pendapatan daerah menjadi indikator ketergantungan provinsi terhadap bantuan pihak eksternal. Untuk tingkat pemerintah provinsi di Indonesia, rata-rata rasio PAD terhadap pendapatan adalah 36,3 persen dan untuk rasio dana transfer terhadap pendapatan sebesar 62,6 persen. Rasio PAD terhadap pendapatan daerah Provinsi Bengkulu sebesar 28 persen dan rasio dana transfer sebesar 72 persen. Artinya, ketergantungan Provinsi Bengkulu sangat tinggi terhadap dana eksternal. Berdasarkan pada belanja APBD, rata-rata nasional rasio belanja pegawai terhadap belanja daerah pemerintah provinsi sebesar 19,33 persen, sementara Provinsi Bengkulu memiliki rasio 30,72 persen, terbesar di seluruh provinsi di Indonesia. Sementara itu, rasio belanja modal terhadap belanja daerah secara nasional sebesar 18,85 persen dan Provinsi Bengkulu sekitar 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional, begitu pula dengan rata-rata provinsi di sumatera sebesar 25,35 persen. 95

112 Oleh karena itu, diperlukan re-orientasi pemanfaatan dan penggunaan APBD melalui reformasi perencanaan dan penganggaran yang lebih transparan, akuntabel dan berorientasi pada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik Tata Kelola Pemerintahan Data tahun 2014 yang dilansir Bappenas terkait dengan tata kelola pemerintahan, Provinsi Bengkulu menduduki urutan ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Merujuk pada data yang disajikan Bappenas terkait dengan tata kelola pemerintahan yang baik tahun 2014 menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu menduduki 5 (lima) provinsi yang tata kelola pemerintahannya berkategori buruk atau ranking 31 dari 34 provinsi di Indonesia, seperti ilustrasi berikut: Provinsi Maluku Utara (4.45), Provinsi Papua Barat (4.48), Provinsi Bengkulu (4.48), Provinsi Nusa Tenggara Timur (4.87), dan Provinsi Papua (4.88). Bandingkan dengan Provinsi Jambi (urutan 4), Provinsi Sumatera Selatan (urutan 6), dan Provinsi Lampung (urutan 10). Sementara itu, 10 persen OPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP minimal BB dan kondisi ini memang masih cukup mengkhawatirkan. Selain itu, hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi, pelayanan birokrasi Provinsi Bengkulu masih berada dalam kategori C. Kondisi ini juga ditunjang oleh lemahnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Persentase SKPD provinsi yang memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan tahun 2016 sebesar 25%. Sedangkan persentase penempatan pejabat ASN pemerintah provinsi berdasarkan kualifikasi pendidikan tahun 2016, eselon II sebesar 80% sedangkan eselon III dan IV masing-masing sebesar 88%. Nilai pelayanan publik provinsi Bengkulu tahun 2016 berada pada posisi hijau dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu sebesar 80. Sampai saat ini, Provinsi Bengkulu masih dihadapkan pada persoalan tata kelola pemerintahan yang ditunjukkan oleh belum optimalnya pengelolaan pemerintahan dan birokrasi. Data hasil penelitian IGI (Index Governance Indonesia) dari Kemitraan tahun 2014 menunjukan bahwa peringkat Provinsi Bengkulu masih sangat rendah yaitu peringkat 30 dari 33 provinsi dengan indeks secara keselurahan 4,81. 96

113 Skor tata kelola pemerintahan merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang bersumber dari data primer dan data sekunder (data obyektif). Skor ini merupakan parameter dari peran institusi strategis yang dalam penelitian ini disebut dengan arena yaitu pemerintah, birokrasi, masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi. Rendahnya indeks tata kelola pemerintahan di Bengkulu disebabkan oleh arena pemerintah dan birokrasi. Skor untuk Pemerintah hanya 3,98 dibawah rata-rata nasional yang mencapai 5,28. Sedangkan skor untuk arena Birokrasi hanya 4,50 dibawah rata-rata nasional yang mencapai 5,68. Dengan skor tersebut maka Tata Kelola Pemerintahan di Bengkulu tergolong buruk. Tingkat Governance dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni baik (indeks > 8), sedang (indeks 6 8), dan buruk (indeks < 6). Rendahnya skor arena Pemerintah ini disumbang oleh rendahnya skor prinsip tata kelola pemerintahan khususnya prinsip transparansi dan keadilan, masing-masing 2,99 dan 3,19. Indikator dominan yang berhubungan secara signifikan dengan rendahnya skor prinsip tata kelola pemerintahan tersebut adalah politik anggaran yang dirasakan tidak adil, tidak transparan dan inefisiensi. Hal ini diperkuat dengan hasil workshop WIP yang menyatakan transparansi dan alokasi anggaran yang tidak adil khususnya terkait dengan anggaran penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan. Lebih jauh, skor alokasi anggaran APBD untuk penanganan kemiskinan dan pendidikan yang merupakan aspek krusial di negeri ini masih relatif rendah yaitu 1,46 dan 2,52. Pada Arena Birokrasi menunjukan fenomena yang hampir sama, di mana skor pada implementasi prinsip-prinsip good governance pada arena ini juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan capaian skor rata-rata secara nasional, 4,50 dibanding dengan 5,68. Artinya penerapan prinsipprinsip tata kelola pemerintahan yang baik berada dalam kategori buruk. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka diperlukan reformasi dalam arena pemerintah, birokrasi, masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Hal ini menjadi sangat penting mengingat Provinsi Bengkulu memerlukan percepatan dalam pembangunannya untuk mengejar ketertinggalan dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. 97

114 Penyelenggaraan Sistem Demokrasi Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) merupakan pengukuran sejauh mana konsolidasi demokrasi telah dilakukan di Indonesia dengan menilai kemajuan setiap provinsi dari segi tiga pilar demokrasi-kebebasan Sipil, Hak Politik, dan Lembaga Demokrasi. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Bengkulu 2016 mencapai angka 74,23 (dalam skala 0 sampai 100. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka IDI 2015 yang sebesar 73,60 (naik 0,63 poin). Capaian kinerja demokrasi Indonesia tersebut masih berada pada kategori sedang. Klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni baik (indeks > 80), sedang (indeks 60 80), dan buruk (indeks < 60). Perubahan angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Bengkulu dari dipengaruhi oleh dua aspek demokrasi yakni (1) Kebebasan Sipil yang naik 6,64 poin (dari 78,50 menjadi 85,14), (2) Lembaga-lembaga Demokrasi yang naik 1,4 poin (dari 75,61 menjadi 77,01) sedangkan 1 Aspel lainnya yakni Hak-hak Sipil mengalami penurunan sebesar 4,61 poin Kemiskinan dan Ketertinggalan Terkait dengan kemiskinan, dari data yang tersedia menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Bengkulu tahun 2015 tercatat 17,88 persen atau di atas rata-rata nasional sebesar 11,37 persen. Tahun 2016, angka kemiskinan Provinsi Bengkulu turun menjadi 17,03 persen dan per Maret 2017 turun lagi menjadi sebesar 16,45 persen. Jumlah tersebut termasuk urutan ke tujuh provinsi termiskin tingkat nasional dan termiskin kedua se-sumatera setelah Aceh. Dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, wilayah selatan provinsi merupakan daerah dengan persentase penduduk miskin paling besar dibanding daerah lainnya, yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Seluma masing-masing sebesar 21,06 persen, 21,54 persen dan 20,73 persen disusul Kota Bengkulu sebesar 19,18 persen. Sampai saat ini, Provinsi Bengkulu masih dihadapkan pada tingkat kemiskinan yang cukup rentan. Jumlah penduduk miskin usia 15 tahun ke atas berdasarkan status pekerjaan, misalnya, sebanyak 51,79 persen miskin, meskipun mereka bekerja di sektor informal dan ada sekitar 31,82 persen yang miskin dan tidak bekerja. Berdasarkan pada tingkat pendidikan, 25,70 persen penduduk yang tidak tamat SD berkategori miskin. Paling besar proporsi penduduk yang miskin adalah mereka yang berpendidikan tamat SD dan SMP sebesar 51,70 persen dan bahkan 22,60 persen mereka yang tamat SLTA dan PT masih masuk dalam kategori miskin. Artinya, potensi kemiskinan tersebut berada di hampir semua tingkat pendidikan. 98

115 Ketertinggalan Provinsi Bengkulu dapat diilustrasikan dari beberapa kasus dibidang pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan. Sampai tahun 2015 terdapat 120 desa tertinggal yang belum memiliki gedung sekolah dasar (SD); 13 kecamatan yang belum memiliki minimal dua SLTP dan 19 kecamatan yang memiliki sekolah SMU/SMK. Dibidang pelayanan kesehatan terdapat 10 kecamatan yang belum memiliki Puskesmas. Selain itu, terdapat 191 desa yang sama sekali belum memiliki sarana dan prasarana kesehatan, dan 129 desa yang belum memiliki bidan desa. Ketertinggalan dan keterisolasian Provinsi Bengkulu juga sangat dipengaruhi oleh terbatasnya akses terhadap provinsi sekitar. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan peruntukan wilayah yang sebagian besar berupa hutan konservasi baik hutan lindung maupun taman nasional. Keterisolasian ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas arus barang dan orang dari dan ke Provinsi Bengkulu Daya Saing Daerah dan Investasi Dalam kaitannya dengan investasi, daya saing investasi di beberapa kabupaten menunjukkan posisi yang relatif rendah. Sebagai ilustrasi, berdasarkan data yang dirilis Komite Pemantauaan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada 2012 lalu misalnya, Indeks Layanan Investasi Kota Bengkulu menduduki peringkat 57 dari 74 kota. Kabupaten Seluma berada di peringkat 107 dari 217 kabupaten. Sedangkan Kabupaten Bengkulu Utara (BU) menduduki peringkat 126, diikuti Kabupaten Kepahiang (207), Kabupaten Bengkulu Selatan (210), Kabupaten Rejang Lebong (211) dan Kabupaten Lebong (215). Berdasarkan data tersebut, tingkat investasi di Provinsi Bengkulu dikategorikan rendah. Terkait dengan iklim investasi, berdasarkan hasil kajian Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) tahun 2012, Indeks Iklim Investasi di Provinsi Bengkulu relatif kurang yakni 50,18 atau urutan 31 dari 34 provinsi yang ada. Indeks Kelembagaan Pelayanan Modal Bengkulu sebesar 43,98 menempati urutan 33. Demikian juga, Indeks Promosi Investasi Daerah Provinsi Bengkulu menempati urutan 32 dengan besaran 35,50. Indeks Komitmen Pemerintah Provinsi Bengkulu juga masih relatif rendah, yakni menduduki peringkat 25 dengan skor 53,48. Temuan tersebut memang konsisten dengan hasil kajian Asia Competitiveness Institute National University of Singapore, stabilitas makro Provinsi Bengkulu menduduki perigkat ke 31 tahun 2014, menurun dibandingkan dengan tahun 2013 pada posisi 20. Demikian juga, peringkat perencanaan daerah dan institusi, Provinsi Bengkulu masih menduduki posisi ke

116 Secara keseluruhan, kerangka daya saing daerah yang diukur dari stabilitas ekonomi makro, perencanaan pemerintah dan institusi, kondidi keuangan, bisnis, dan tenaga kerja serta kualitas hidup dan pembangunan infrastrukur, Provinsi Bengkulu berada dalam 10 provinsi yang memiliki daya saing rendah, bersama-sama dengan Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Maluku Utara Aparatur Negara yang Baik dan Bersih Demokratisasi dalam banyak aspek, termasuk pengelolaan pemerintahan yang baik dan pemerintah yang bersih (good governance and clean government) yang ditunjukkan dengan desentralisasi substansial telah melahirkan prinsip-prinsip dasar pengelolaan pemerintahan. Dimensi-dimensi transparansi, partisipasi dan akuntablitas pemerintah menjadi indikator, apakah pengelolaan pemerintahan berjalan baik ataukah tidak. Oleh karena itu, ukuran-ukuran penilaian atas kinerja lembaga pelayan publik menjadi isu sentral ketika mengukur kinerja pemerintahan. Dalam banyak kasus, pengelolaan pemerintahan yang baik selalu dikaitkan dengan isu-isu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), misalnya, telah merilis hasil kajian tentang provinsi terkorup di Indonesia tahun Provinsi Bengkulu menduduki urutan ke 10 sebagai provinsi terkorup dengan kerugian Rp 123 Milyar dengan 257 kasus. Dalam beberapa kasus, terdapat perencanaan pembangunan yang relatif belum baik sehingga menimbulkan penyimpangan dan pemborosan keuangan negara. Kasus-kasus yang ada secara langsung mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemerintahan di daerah. Ini akan menimbulkan apatisme publik sehingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap kinerja pembangunan Provinsi Bengkulu ke depan Kondisi Infrastruktur Strategis Di Provinsi Bengkulu, jaringan listrik dan infrastruktur perhubungan menjadi persoalan yang harus segera diselesaikan. Terkait dengan intrastruktur strategis, paling tidak terdapat tiga hal yang harus dibenahi Bengkulu: (1) Jaringan transmisi listrik; (2) kapasitas pelabuhan Pulai Baai, dan (3) Bandar Udara Fatmawati. Ketiganya memiliki kaitan dengan percepatan pembangunan daerah Bengkulu. Infrastruktur jalan yang ada belum mendukung kelancaran distribusi peti kemas dari Pulau Baai ke berbagai daerah di sekitar Bengkulu. Jalan yang meghubungkan Kota Bengkulu dengan Kota Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) harus di revitalisasi agar mampu dilewati peti kemas dan mempersingkat waktu tempuh ke arah timur yang merupakan koridor ekonomi Sumatera. 100

117 Demikian juga, hal yang harus dibenahi dan sangat penting untuk menunjang perekonomian Provinsi Bengkulu adalah Bandara Udara Fatmawati. Mantan Menko Perekonomian waktu itu, berharap Bandara Fatmawati dapat menjadi simpul konektivitas bagi daerah-daerah sekitar Provinsi Bengkulu. Kondisi infrastruktur jalan provinsi tahun 2016 memang cukup memprihatinkan. Sekitar 58 persen jalan provinsi, misalnya, dalam kondisi buruk dan rusak. Hal ini membutuhkan penanganan khusus untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas arus barang dan orang. Tentunya, kondisi jalan provinsi ini akan sangat tergantung pada ketersediaan anggaran yang ada di APBD yang memang ruang fiskalnya relatif sangat terbatas Infrastruktur Dasar Pembangunan yang dilaksanakan selama ini, dalam satu sisi telah menunjukkan kemajuan yang substansial, namun di sisi lain masih banyak desa di Provinsi Bengkulu yang memang belum menikmati makna dari demokratisasi dan otonomi. Menurut data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Aparatur Desa (BPMD) Provinsi Bengkulu, misalnya, masih terdapat 653 desa atau 48,69 persen dari di Bengkulu yang masih berada dalam kategori tertinggal. Indikator yang dijadikan parameter ketertinggalan tersebut antara lain belum ada aliran listrik; minim sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan; dan minimnya infrastruktur desa seperti jalan usaha tani, jembatan, jalan penghubung antar desa, air bersih dan sanitasi. Terkait dengan infrastruktur jalan misalnya, kondisi jalan nasional, provinsi dan kabupaten secara akumulatif mengalami kerusakan, baik ringan dan berat. Pada tahun 2014 dari 783,86 Km panjang jalan nasional 4,85 persen di antaranya dalam kondisi rusak berat. Sementara itu, jalan provinsi mengalami hal yang sama yakni 41,74 persen atau 652,26 Km dalam kondisi rusak berat dan ringan dari panjang jalan 1.562,67 Km (Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2015). Kondisi ini memang sangat berpengaruh terhadap mobilitas angkutan barang dan orang dan ekonomi biaya tinggi termasuk hambatan dalam kenyamanan investor dalam berusaha. Selain itu, infrastruktur perdesaan seperti irigasi dan jaringan jalan ke pusat-pusat produksi pertanian relatif masih terbatas. Jaringan irigasi ini menjadi sangat penting mengingat sektor pertanian di Provinsi Bengkulu masih cukup dominan menyumbang PDRB yakni sekitar 30,66 persen pada tahun 2015 dengan nilai nominal Rp 15,4 Triliun. Rata-rata produksi per hektar padi sawah mencapai 4,49 ton menghasilkan produksi ton. 101

118 Produksi padi per hektar sebenarnya dapat lebih ditingkatkan apabila infrastruktur irigasi direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitasnya. Tahun 2013, irigasi yang ada mampu mengaliri sawah seluas hektar dan menurun menjadi hektar pada tahun Ini menunjukkan penurunan dalam kapasitas irigasi yang ada Pembangunan Kemaritiman Dengan panjang pantai hampir 525 Km, Provinsi Bengkulu memiliki potensi kemaritiman yang luar biasa. Namun demikian, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Di Bengkulu terdapat rumah tangga nelayan pada tahun 2015 dan menurun menjadi rumah tangga tahun 2016 (Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017). Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebesar ton, turun dibandingkan produksi tahun 2015 yang sebesar ton. Penggunaan teknologi tangkap hanya berupa pukat kantong dan jaring angkat. Diperkirakan nilai produksi ikan tangkap akan jauh lebih meningkat apabila ada penerapan teknologi tangkap yang sesuai dengan perairan Bengkulu. Pembangunan kemaritiman yang terpadu memerlukan kebijakan khusus sehingga benar-benar mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu. Pembangunan kemaritiman harus diselaraskan dengan kebijakan nasional terkait dengan poros maritim, infrastruktur pelabuhan utama dan pengumpan, infrastruktur jalan, pembangunan kepariwisataan, pemberdayaan masyarakat nelayan dan berbagai kebijakan pendukung lainnya. Pembangunan kemaritiman harus benar-benar berbasis potensi lokal dan oleh karenanya memerlukan kebijakan pembangunan khusus yang berorientasi pada penurunan tingkat kemiskinan nelayan, perbaikan permukiman dan diversifikasi lapangan kerja bagi masyarakat nelayan Kepariwisataan Sumberdaya pariwisata di Provinsi Bengkulu pada dasarnya cukup potensial untuk dikembangkan agar berdaya saing tinggi dibandingkan dengan provinsi sekitar. Namun demikian, dari data yang ada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu relatif masih terbatas. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu berjumlah orang dengan tingkat hunian hotel dan rata-rata lama menginap untuk hotel berbintang sebesar 57 persen dan 1,54 hari serta hotel melati sebesar 22 persen dan 1,17 hari. Sedangkan jumlah hotel stahun 2016 sebanyak 60 hotel terdiri atas hotel berbintang sebanyak 9 hotel dan hotel melati sebanyak 51 hotel. 102

119 Pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan Provinsi Bengkulu memiliki kekayaan hutan dan hasil ikutannya yang cukup melimpah. Sekitar 56 persen wilayah Bengkulu terdiri dari kawasan hutan, baik hutan lindung, taman nasional, cagar alam, maupun hutan produksi. Namun demikian, keberadaan kawasan hutan itu sudah mulai terancam oleh kegiatan-kegiatan perkebunan dan perladangan penduduk maupun perusahaan yang mengkonversi hutan menjadi perkebunan. Keberadaan hutan juga belum memberikan kontribusi kepada kesejahteraan penduduk. Selain itu, Provinsi Bengkulu sangat kaya dengan aliran sungai yang mengandung konsekuensi banyaknya daerah aliran sungai (DAS) yang sekarang mulai mengalami kerusakan akibat perkebunan dan perladangan rakyat serta pertambangan. DAS yang mengalami kerusakan pada gilirannya akan mempengaruhi pasokan air yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan atau kebutuhan baku air minum. Kasus yang terjadi, perusahaan batu bara dan atau pabrik pengolahan karet yang membuang limbah ke sungai sehingga mempengaruhi kualitas air. Semua ini sebagai akibat lemahnya penegakan hukum dan pengendalian yang terlalu longgar. Dalam kasus lain, Provinsi Bengkulu memiliki kekayaan sumberdaya pertambangan seperti batu bara, emas, dan bijih besi yang relatif cukup melimpah. Namun demikian, citra pertambangan ini cenderung merusak lingkungan, termasuk kerusakan infrastruktur jalan. Pembuangan limbah pertambangan di sisi yang lain ternyata mempengaruhi air baku untuk sumber air bersih. Sumberdaya kelautan yang terbentang sepanjang 525 Km masih belum dioptimalkan dengan baik. Sumberdaya potensial maupun aktual dari kelautan belum didayagunakan secara maksimal. Kondisi ini lebih diperparah oleh fenomena merebaknya pencurian ikan dan pola-pola penangkapan ikan yang merusak. Kerapkali pencurian tersebut dilakukan di pulau-pulau terluar seperti Pulau Enggano yang masih belum dikelola dengan baik. Potensi kelautan belum dapat dioptimalkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Indeks pembangunan gender (IPG) di Bengkulu sudah baik yakni 91,02 atau melebihi IPG nasional sebesar 90,34. Namun indeks pemberdayaan perempuan yang mencapai dan ini terutama disebabkan oleh kesenjangan dalam bidang jabatan publik dimana hanya 34,28 persen perempuan yang menduduki jabatan publik. 103

120 Isu tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menjadi sangat penting mengingat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 539 kasus tahun Selain itu, pemberdayaan perempuan terutama di bidang ekonomi dan politik menjadi sangat penting untuk menempatkan perempuan sejajar dengan laki-laki dalam proses pembangunan Bengkulu Ketertiban dan Keamanan Ketertiban dan keamanan masyarakat juga menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai isu strategis karena akan berkait dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Terdapat 4 (empat) jenis kejahatan yang mendominasi Bengkulu dari tahun ke tahun yakni pencurian dengan pemberatan (644 kasus); pencurian dengan kekerasan (181 kasus); penganiayaan berat (293 kasus); pencurian kendaraan bermotor (372 kasus). Oleh karena itu, Risiko Penduduk Terkena Tindak Pidana (per ) menurut Kepolisian Daerah di Pulau Sumatera, Provinsi Bengkulu relatif cukup tinggi, yakni 258, menduduki urutan keempat setelah Provinsi Sumatera Utara (308), Provinsi Sumatera Selatan (297), dan Provinsi Sumatera Barat (289). Berdasarkan wilayah, terdapat beberapa wilayah di Provinsi Bengkulu yang cenderung bergejolak dan membutuhkan perhatian khusus. Kasus-kasus pemerkosaan dan perampokan menjadi sangat dominan terjadi di wilayah tersebut Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bengkulu ini dikenal sebagai miniatur Indonesia yang terdiri dari beragam etnis dan keyakinan. Oleh karena itu, penciptaan kerukunan umat beragama menjadi sangat penting agar proses pembangunan daerah tidak terganggu. Keragaman ini menjadi modal utama pembangunan daerah apabila dapat dikelola dengan baik. Sebaliknya akan sangat berbahaya apabila keberbedaan tersebut justru dijadikan sebagai faktor yang menonjolkan prinsip-prinsip eksklusivitas etnis dan atau golongan serta keyakinan Isu Strategis Berdasarkan pada kondisi kekinian yang dihadapi oleh Provinsi Bengkulu, dapat diinventarisasi beberapa isu strategis untuk dijadikan sebagai basis pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan, antara lain: 104

121 Belum optimalnya penerapan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) Reformasi tata kelola pemerintahan dilakukan dalam kaitannya dengan: perencanaan dan peningkatan akuntabilitas publik; perkuatan kelembagaan dan ketata laksanaan; manajemen sumberdaya aparatur pemerintah; manajemen keuangan (pengelolaan APBD) yang baik dan transparan; serta perbaikan sistem pengawasan internal. Isu ini dapat diwujudkan melalui peningkatan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan perluasan partisipasi publik, pemberian insentif dan fasilitas kerja bagi aparatur pemerintahan, serta transparansi data dan program pembangunan. Kualitas tata kelola pemerintahan juga dapat dilakukan melalui perubahan pola pikir (mindset) aparatur terkait dengan: peningkatan kualitas pelayanan publik; program-program yang menguntungkan daerah dan rakyat; kepercayaan, integritas dan semangat kerja; transparansi dan akuntabilitas; orietasi ke masa depan, dan orientasi pada hasil kerja Belum optimalnya sistem pengelolaan APBD yang akuntabel, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik Manajemen APBD setidaknya mencerminkan hal-hal sebagai berikut: menerapkan konsistensi dengan dokumen perencanaan; kosisten dengan penerapan instrumen dalam bentuk targettarget kinerja; konsisten dengan pengendalian dan konsisten dalam pengawasan atau akuntabilitas. Oleh karena itu, reformasi dalam pengelolaan APBD berorientasi pada: perubahan pola pikir aparatur pemerintah; membangun sistem dan mekanisme anggaran yang akuntabel dan transparan; menyelaraskan strategi dan program kerja pada tingkat operasional; menciptakan jajaran kepemimpinan yang mampu melakukan perkuatan (empowering) dan budaya kerja yang baik. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan APBD, diperlukan terobosan kebijakan fiskal daerah, yakni mengurangi belanja pegawai baik lagsung ataupun tidak langsung dan sekaligus memperbesar belaja modal. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rangsangan investasi dan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. 105

122 Rendahnya kualitas dan kuantitas layanan dasar Bidang Pendidikan Peningkatan akses dan pemerataan layanan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat; peningkatan sarana dan prasarana pendidikan; dan peningkatan kuantitas/kualitas guru (kualitas pendidikan); peningkatan kualitas pembelajaran (daya saing di pasar kerja); pemerataan kualifikasi dan penempatan guru; dan pemantapan kesejahteraan guru Kesehatan Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai; peningkatan akses pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil; peningkatan kuantitas dan kualitas dokter dan paramedis; kepastian layanan jaminan kesehatan; pengembangan program kader dokter desa bekerja sama dengan UNIB; dan pemantapan kesejahteraan dokter dan paramedis Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis keunggulan lokal Peningkatan akses permodalan bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi dalam bentuk kemitraan yang saling menguntungkan; peningkatan daya saing produk UKMK melalui pelatihan dan pendampingan; pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal; revitalisasi koperasi dan kelompok usaha baru (KUB); menggalakkan ekspose produk UKMK di tingkat nasional dan regional Rendahnya kapasitas infrastruktur dasar Peningkatan kapasitas dan pembangunan irigasi perdesaan; peningkatan kualitas jalan dan jembatan; peningkatan jangkauan listrik perdesaan; dan pembangunan dan atau perbaikan jalan desa ke sentra-sentra produksi; dan peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih. Isu ini harus menghasilkan dihapuskannya desa-desa yang tidak terjagkau pelayanan dasar pemerintah Rendahnya daya saing dan iklim investasi daerah Isu ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing daerah dan iklim investasi di Bengkulu. Arah kebijakan ke depan dapat dilakukan, misalnya, melalui: deregulasi investasi yang berorientasi pada pengurangan ekonomi biaya tinggi; perbaikan dalam hal iklim berusaha dan investasi; pemantapan kelembagaan pelayanan penanaman modal, promosi investasi daerah, komitmen pemerintah daerah terhadap investasi, penjaminan keamanan usaha dan investasi; dan perbaikan infrastruktur daerah. 106

123 Belum teruwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa Isu ini dapat dicapai melalui indikator-indikator reformasi mental dan pola pikir seperti: menciptakan hubungan saling percaya (trust) antara aparatur dan masyarakat; menonjolkan keteladanan pemimpin untuk bersih dan berwibawa; berorientasi pada hasil kerja dan kinerja aparatur; pengawasan internal terhadap kinerja birokrasi; pelibatan publik yang lebih besar dalam hal pengawasan; perkuatan nilai dan budaya kerja yang jujur dan bersih di setiap jenjang birokrasi Belum Optimalnya pengelolaan sumberdaya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan Isu ini dapat dicapai melalui program-program antara lain: mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya mineral yang berkelanjutan; meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya laut; memanfaatkan sumberdaya panas bumi (geothermal) untuk memenuhi kebutuhan listrik lokal dan regional; pemanfaatan batu bara untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik; penciptaan nilai tambah produksi perkebunan; pengelolaan sumber daya hutan berbasis masyarakat; pengolahan produksi hasil ikutan hutan untuk menciptakan nilai tambah; pemanfaatan sumber daya mineral untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; dan optimalisasi produksi ikan tangkap dan ikan budidaya Rendahnya kapasitas infrastruktur strategis dan berdaya saing Rendahnya kapasitas Pelabuhan Pulau Baai Mengingat potensi peran Pelabuhan Pulau Baai dalam pembangunan ekonomi Provinsi Bengkulu, maka diperlukan adanya terobosan kebijakan untuk optimalisasi kapasitas pelabuhan melalui: peningkatan kapasitas sarana dan prasarananya, maupun tata kelolanya; pembangunan dan pembangunan beberapa terminal pelabuhan (seperti peti kemas, benda cair, karantina hewan, terminal pengantongan semen curah); pengembangan kerjasama dengan multi pihak untuk menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pusat koneksi pelabuhan samudera di Indonesia Bagian Barat. Peningkatan kapasitas pelabuhan ini harus mencerminkan adanya keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pelabuhan sejenis yang ada di provinsi lain Rendahnya Kapasitas Bandara udara Fatmawati Perluasan kapasitas bandara sebagai sarana transportasi orang dan barang; pembangunan sarana dan prasarana kargo sesuai dengan standar internasional; menjadikan Bandara Fatmawati sebagai pusat kegiatan lalu intas arus barang dan orang, paling tidak di wilayah sumatera bagian selatan. Perluasan kapasitan bandara ini juga harus mampu mencerminkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan bandara lain. 107

124 Belum Optimalnya Infrastrukur Kelistrikan Pembangunan jaringan internal provinsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri; pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara (padat dan cair); pembangunan transmisi yang menjangkau provins-provinsi tetangga; re-orientasi bisnis kelistrikan Bengkulu sebagai pemasok tenaga listrik provinsi-provinsi di wilayah Sumatera bagian Selatan Rendahnya konektivitas akses Lintas Provinsi Isu ini adalah: membuka keterisolasian dan atau kelancaran arus barang dan orang dari dan ke Provinsi Bengkulu; membangun dan atau meningkatkan kapasitas infrastruktur jalan lintas provinsi dari aspek jarak tempuh dan pengurangan biaya angkut; membangun kerjasama dengan provinsi sekitar untuk membangun pola-pola pembangunan koridor. Peningkatan akses lintas provinsi ini ditujukan agar Bengkulu memiliki keunggulan kompetitif dan berdaya saing untuk menarik minat investor Belum optimalnya pengelolaan kepariwisataan Isu ini dapat dilakukan melalui kebijakan dan atau program antara lain: (1) re-orientasi kebijakan yang integratif kepariwisataan di Provinsi Bengkulu; (2) peningkatan kapasitas sarana dan prasarana kepariwisataan; (3) peningkatan kapasitas insan kepariwisataan; (4) optimalisai promosi dan ekspose potensi wisata Provinsi Bengkulu; (5) penyediaan tenaga ahli dan terampil dalam bidang manajemen kepariwisataan; membangun jaringan wisata internasional; dan (6) kemudahan investasi dibidang kepariwisataan Belum optimalnya pembangunan kemaritiman yang integratif, berdaya saing dan berkelanjutan Pembangunan kemaritiman diarahkan untuk menunjang pembangunan poros maritim nasional melalui perumusan kebijakan dan program penanganan sektor-sektor kelautan antara lain (1) Sektor perikanan tangkap melalui modernisasi alat tangkap dan pengolahan; (2) Sektor wisata bahari, pemanfaatan maritim sebagai obyek dan daya tarik seperti wisata pantai, keragaman hayati, seperti taman laut wisata alam, wisata bisnis, wisata budaya, maupun wisata olah raga; (3) Sektor Transportasi Laut yakni memanfaatkan transportasi laut sebagai penunjang aktivitas ekspor dn impor Bengkulu; (4) Industri maritim seperti Pembangunan Industri Kelautan dengan berbagai jenis industri sebagai penciptaan nilai tambah; pengembangan industri pariwisata bahari; pengembangan indiustri kreatif kebaharian; pembangunan infrastruktur kelautan seperti pelabuhan dan Industri Perkapalan baik yang kecil, menengah, dan besar, industri pemeliharaan dan perbaikan kapal dan atau galangan kapal; 108

125 (5) Sektor pertambangan (Energi dan Sumberdaya Mineral) yaitu mengoptimalkan sumberdaya mineral di kawasan laut Bengkulu, baik yang bersifat potensial maupun aktual; (6) Sektor bangunan laut, yakni peningkatan kualtas, kuantitas serta kapasitas pelabuhan laut yang ada di Bengkulu sebagai pusat aktivitas perekonomian barang dan jasa (antar pulau, ekspor maupun impor), sehingga keberadaannya sangat diperlukan dalam pembangunan kelautan ; (7) Sektor jasa kelautan dapat berupa aktivitas ekonomi yang meliputi jasa perdagangan, penelitian dibidang kelautan, dan jasa-jasa lainnya Belum Optimalnya Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Isu ini dilakukan melalui kebijakan-kebijakan dan atau program antara lain: (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan (pendidikan, kesehatan, ekonomi); (2) Memperkuat kapasitas kelembagaan pengarusutamaan (mainstreaming) gender dalam setiap tahapan pembangunan; (3) Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik dengan tidak menghilangkan kodratnya sebagai perempuan; (4) Menghapus berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak; (5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak; (6) Meningkatkan akses pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan peningkatan peran kaum laki-laki ber-kb; (7) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan reproduksi remaja berbasis gender; (8) perlindungan anak dari tindakan kekerasan; dan (9) Menyediakan data dan informasi program pemberdayaan perempuan dan keluarga Belum Optimalnya Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dilakukan melalui kebijakan antara lain: (1) Mengembangkan dan meningkatkan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; (2) Meningkatkan efektivitas pengelolaan, konservasi, dan rehabilitasi sumberdaya alam; (3) Mencegah dan mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; (4) Menata kelembagaan daerah dalam pengelolaan sumbe rdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup serta penegakan hukum; (5) Meningkatkan peranan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan berbasiskan adat istiadat dan kearifan lokal; (6) menggali potensi sumberdaya yang terbarukan bekerjasama dengan multi stakeholders; dan (7) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di kalangan generasi muda dan anak usia sekolah. 109

126 Rendahnya Peningkatan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan Peningkatan daya saing kepemudaan dilakukan: (1) Peningkatan kompetensi pemuda melalui pola pengkaderan secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan sesuai dengan metode pendidikan, pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan, serta pemanfaatan kajian, kemitraan; (2) Pengembangan kapasitas kepemudaan sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri; (3) Peningkatan pengetahuan pemuda dini terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya sejak dini; (4) Pembentukan dan pengembangan kelompok-kelompok kepemudaan sebagai media penyaluran minat dan bakat; dan (5) Peningkatan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara, dan pengelola kegiatan kepemudaan. Peningkatan daya saing keolahragaan dilakukan melalui : (1) Pemanfaatan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha untuk mendukung pemassalan, pembudayaan, serta pengembangan industri dan sentra-sentra olahraga; (2) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana olah raga yang menunjang pencapaian prestasi agar mampu bersaing tingkat nasional, regional maupun internasioanl; (3) Mewujudkan yang olahragawan berprestasi pada kompetisi bertaraf nasional, regional dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan; dan (4) Meningkatkan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara, pengelola dan pelaksana kegiatan keolahragaan Tingginya Angka Kemiskinan dan Ketertinggalan Penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan yang ada di Provinsi Bengkulu terutama ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan ketertinggalan, baik antara kelompok masyarakat maupun antar wilayah. Isu-isu pembangunan yang sebaiknya diperhatikan antara lain: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan layanan pemenuhan hak-hak dasar berusaha masyarakat tanpa membedakan suku, agama, dan golongan. b. Pembukaan kesempatan kerja yang adil dan transparan, terutama bagi penurunan angka pengangguran di kalangan terdidik melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. c. Mengembangkan program penciptaan wirausaha baru yang kompetitif dan berdaya saing dalam pembangunan ekonomi Bengkulu. 110

127 d. Meningkatkan infrastruktur jalan ke sentra-sentra produksi yang memungkinkan arus barang dan manusia berlangsung dengan lancar dan sekaligus mengurangi ekonomi berbiaya tinggi. e. Meningkatkan daya beli masyarakat miskin melalui pola-pola pemberdayaan yang berorientasi pada kemandirian berusaha dan berkarya Belum Optimalnya Peranan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) Kebijakan utama bagi pelaku usaha ini adalah meningkatkan peranan UKMK sebagai pelaku yang strategis dalam pembangunan ekonomi Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, program pembangunan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan peran UKMK tersebut antara lain: a. Meningkatkan keterampilan pelaku UKMK melalui berbagai pelatihan dan pendidikan, promosi produk, pendampingan manajerial usaha dan penguatan kelembagaan secara berkelanjutan. b. Meningkatkan akses permodalan UKMK terhadap sumber-sumber pembiayaan baik perbankan maupun BUMN melalui pola-pola kemitraan yang bersifat mutualistik dan saling menguntungkan. c. Menciptakan pelaku usaha UKMK yang dapat dijadikan sebagai lokomotif pelaku ekonomi melalui program-program bantuan dan hibah yang bersifat kompetitif, transparan, dan berkeadilan Minimnya infrastruktur dibidang Informasi dan Telematika Globalisasi menuntut adanya kecukupan infrastruktur informasi dan telematika yang memungkinkan Provinsi Bengkulu menjadi bagian integral dari sistem informasi global. Oleh karena itu, pembangunan jaringan telematika untuk kebutuhan peningkatan kualitas pengelolaan pemerintahan (e-goverment) dan pelayanan publik menjadi isu pembangunan yang sangat penting. Pembangunan kuantitas dan kualitas infrastruktur telematika diarahkan untuk meningkatkan daya saing daerah, baik dalam bidang ekonomi, pariwisata maupun komoditas unggulan daerah. Dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, pengembangan infrastruktur di bidang informasi, komunikasi dan telematika menjadi sangat penting. Sudah menjadi isu nasional apabila e-goverment harus sudah mulai diimplementasikan ke dalam setiap aspek pemerintahan dan pelayanan publik. 111

128 Belum optimalnya kehidupan berdemokrasi, pengembangan budaya daerah dan penerapan nilai-nilai agama Provinsi Bengkulu merupakan miniatur Indonesia yang di dalamnya terdiri dari berbagai suku, agama dan golongan dengan beragam kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah daerah untuk menjaga dan menjamin rasa aman bagi umat beragama dalam menjalankan aktivitas-aktivitas keagamaannya. Pemerintah provinsi harus mampu memfasilitasi dialog antar umat beragama untuk menyamakan pandangan terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dialog-dialog tersebut dipandang sangat penting untuk menciptakan kepercayaan (trust) umat beragama. Selain itu, peningkatan peran tokoh-tokoh agama untuk berperan aktif sebagai agen perubahan (agents of change) untuk membina umat menjadi sangat penting. Dan yang lebih penting adalah menciptakan kondisi dimana prinsip-prinsip keagamaan diintegrasikan ke dalam kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik. Dengan demikian, diharapkan aparatur pemerintahan mampu mengontrol diri dan mencegah perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan dan hukum yang ada. Dalam kaitannya dengan kebudayaan, Provinsi Bengkulu ini terdiri dari sembilan etnis dengan segala atribut kebudayaannya. Keragaman ini menjadi sangat berharga dan memerlukan penanganan tersendiri agar budaya menjadi akar bagi masyarakat Bengkulu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 112

129 TABEL 4.1 KESELARASAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH NO ISU STRATEGIS RPJMD PROVINSI BENGKULU RPJMN (1) (2) (3) 1. Belum optimalnya penerapan Birokrasi yang bersih dan akuntabel; pemerintahan yang baik (good Birokrasi yang efektif dan efisien; governance) dan pemerintahan yang Birokrasi yang memiliki pelayanan bersih (clean government) publik berkualitas Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Akuntabilitas dan tata pemerintahan Peningkatan pelayanan publik Manajemen sumber daya aparatur pemerintah daerah 2. Belum optimalnya sistem pengelolaan Kemampuan fiskal daerah APBD yang akuntabel, transparan, dan Kualitas perencanaan dan berorientasi pada pelayanan publik penganggaran daerah Kualitas belanja dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah 3. Rendahnya kualitas dan kuantitas layanan Pendidikan dasar (pendidikan, kesehatan dan Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis Tahun yang berkualitas; keunggulan lokal) Peningkatan kualitas pembelajaran; Peningkatan manajemen guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK); Peningkatan keterampilan kerja dan penguatan pendidikan orang dewasa; Peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan; 113

130 Kesehatan Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia; Percepatan perbaikan status gizi masyarakat; Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas; Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan; Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; Pengembangan jaminan kesehatan nasional. Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis keunggulan lokal Nilai tambah potensi unggulan daerah. Minimnya permodalan dan pelatihan terkait upaya peningkatan mutu kualitas komoditas daerah maupun peningkatan kapasitas produksi unggulan di daerah; Konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan dengan kawasan penyangga. Keterbatasan infrastruktur kawasan menyebabkan minimnya investasi industri; sulitnya masyarakat petani, nelayan, peternak, pengrajin memasarkan produknya; serta rendahnya kuantitas produk yang dihasilkan 114

131 7.7.3 Sumber daya manusia pelaku usaha pertanian, nelayan, peternak, industri di kawasan strategis masih rendah kapasitasnya. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang masih belum optimal Industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin; Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melaluii pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri perkebunan, dan industri pertambangan 4. Rendahnya kapasitas infrastruktur dasar Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan kawasan perdesaan yang belum memadai Belum optimalnya kebijakan yang afirmatif pada percepatan pembangunan daerah tertinggal Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di daerah tertinggal Kebutuhan infrastruktur perumahan dan permukiman; serta Belum memadainya ketersediaan daya listrik serta masih banyaknya rakyat di wilayah terpencil dan perbatasan yang belum memiliki akses terhadap daya listrik. 5. Rendahnya daya saing dan iklim investasi daerah Proses perijinan masih belum efisien; Implementasi insentif fiskal bagi pengusaha belum optimal; Ketersediaan infrastruktur dan energi yang masih terbatas; 115

132 Proses pengadaan dan perijinan lahan yang masih menjadi Hambatan Masih banyaknya regulasi yang tidak harmonis dan peraturan daerah yang distortif; 6. Belum terwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa 7. Belum Optimalnya pengelolaan sumberdaya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan 8. Rendahnya kapasitas infrastruktur strategis dan berdaya saing Birokrasi yang bersih dan akuntabel; Birokrasi yang efektif dan efisien; Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas 8.5.2Pembangunan infrastruktur/prasarana dasar kawasan permukiman serta energi dan ketenagalistrikan 9.4 Peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan; 9.5 Peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan; 9.6 Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS 9.8 Peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan; 9.9 Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian KEHATI; 9.10 Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana; dan 9.11 Penanganan perubahan iklim serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan Belum optimalnya konektivitas baik di dalam koridor ekonomi utama maupun aksesibilitas ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perdalaman 116

133 8.4.1 Diversifikasi, konservasi energi, dan sistem multimoda yang belum optimal; Tingginya kerusakan jaringan jalan di daerah Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan; Pembangunan transportasi massal perkotaan Peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pembiayaan infrastruktur 9. Belum optimalnya pengelolaan kepariwisataan 10. Belum optimalnya pembangunan kemaritiman yang integratif, berdaya saing dan berkelanjutan 11. Belum Optimalnya Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tujuan wisata Mencapai pertumbuhan yang tinggi dan mengutamakan penumbuhan usaha pemula di ekonomi kreatif 9.3 Peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan serta kesejahteraan nelayan/pembudidaya ikan/pengolah dan pemasaran hasil perikanan/petambak garam; 9.4 Peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari Pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencana dan pembangunan keluarga 117

134 1.9.1 Peningkatan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan Peningkatan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal; Peningkatan perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya; Peningkatkan efektivitas kelembagaan perlindungan anak 12. Belum Optimalnya Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan 13. Rendahnya Peningkatan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan Polusi yang tinggi penyebab utama dari Gas Rumah Kaca (GRK) 9.4 Peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan 9.6 Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS 9.9 Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian KEHATI 9.10 Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana; dan 9.11 Penanganan perubahan iklim serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan Peningkatan budaya dan prestasi olahraga 118

135 14. Tingginya Angka Kemiskinan dan Ketertinggalan Tingkat pertumbuhan eknomi belum mampu mengatasi tantangan demografis pertumbuhan angkatan kerja dan jumlah penganggur Rendahnya kualitas pekerja menyebabkan produktivitas dan daya saing rendah Pasar tenaga kerja diwarnai banyak pekerja rentan yang produktivitasnya rendah Adanya regulasi yang tidak memihak/disharmonis terhadap percepatan pembangunan daerah tertinggal; Masih lemahnya koordinasi antarpelaku pembangunan untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal; Belum optimalnya kebijakan yang afirmatif pada percepatanpembangunan daerah tertinggal; Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal; Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di daerah tertinggal; Rendahnya produktivitas masyarakat di daerah tertinggal; Belum optimalnya pengelolaan potensi sumberdaya lokal dalam pengembangan perekonomian di daerah tertinggal; 119

136 7.9.8 Kurangnya aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah; Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah tertinggal 15. Belum Optimalnya Peranan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) Populasi UMKM masih didominasi oleh usaha mikro yang informal (98,8%), dan memiliki aset dan produktivitas yang rendah Partisipasi UMKM dalam ekspor masih rendah (kurang dari 19,0%) dan kontribusinya dalam ekspor terus mengalami penurunan Koperasi masih terkendala untuk mengoptimalkan partisipasi dan keswadayaan anggotanya dalam menciptakan manfaat sosial ekonomi bagi perbaikan kesejahteraan rakyat. 16. Minimnya infrastruktur dibidang Informasi dan Telematika 17. Belum optimalnya kehidupan berdemokrasi, pengembangan budaya daerah dan penerapan nilai-nilai agama Kebutuhan data dan informasi akibat pemekaran daerah dan desentralisasi Kurangnya jumlah SDM statistik yang professional Keterbatasan pada ketersediaan dan penggunaan sistem TIK Produksi data dan informasi geospasial; Jaringan distribusi data dan informasi geospasial; Pemanfaatan data dan informasi geospasial Peningkatan apresiasi seni dan kreativitas karya budaya; Pelestarian warisan budaya 120

137 Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; Peningkatan kerukunan umat beragama Penguatan peran lembaga demokrasi; Jaminan pemenuhan kebebasan sipil dan hak-hak politik pakyat; Keterbukaan informasi, komunikasi publik, dan peningkatan akses masyarakat terhadap informasi public; Pemantapan wasbang dan karakter bangsa dalam rangkamemperkuat persatuan dan kesatuan bangsa 121

138 BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Berdasarkan pada kondisi makro, permasalahan dan isu-isu strategis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka visi Provinsi Bengkulu yang hendak dicapai tahun adalah: TERWUJUDNYA BENGKULU YANG MAJU, SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN BERDAYA SAING TINGGI Pemahaman Bengkulu maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing tinggi adalah (1) terpenuhinya kebutuhan layanan dasar masyarakat yang berkualitas; (2) meningkatnya hasil-hasil pembangunan yang berkeadilan dengan didukung oleh kondisi aman, pemerintahan bersih dan berwibawa, efektif, transparan dan mengayomi; (3) mewujudkan masyarakat Provinsi Bengkulu yang berjiwa menghargai keberbedaan, memiliki kebanggaan terhadap sumber daya yang ada dan menjunjung tinggi martabat bangsa; (4) meningkatnya daya saing Provinsi Bengkulu dalam beragam aspek kehidupan dan pembangunan. Bengkulu yang maju mengandung makna masyarakat Provinsi Bengkulu yang berpengetahuan dan sadar akan kebutuhan secara individual atau kelompok serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan regional, nasional dan global dengan tetap mempertahankan ciri dan identitas masyarakat Provinsi Bengkulu yang beragam serta bijaksana dalam menghargai adat istiadat dan kearifan lokal. Bengkulu yang sejahtera mengandung makna masyarakat Provinsi Bengkulu yang terpenuhinya layanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian rakyat serta terpenuhinya kebutuhan jasmaniah dan rohani dalam kerangka kehidupan yang berkeseimbangan secara lahir dan batin. Melalui pelaksanaan visi ini diharapkan akan terwujud derajat kehidupan masyarakat Provinsi Bengkulu yang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan lingkungan. Bengkulu yang bermartabat mengandung makna masyarakat Provinsi Bengkulu yang memiliki kebanggaan dan dihargai sebagai masyarakat yang memiliki kompetensi, bertakwa serta memiliki nilai-nilai luhur budaya bangsa. Visi ini dapat tercapai apabila masyarakat Provinsi Bengkulu sudah maju dalam segenap aspek kehidupan, sejahtera dalam aspek jasmani bermartabat dalam aspek kemampuan dan keunggulan diri. dan rohani, dan 122

139 Bengkulu yang berdaya saing tinggi mengandung makna bahwa Provinsi Bengkulu memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, yang tercermin dalam tata kelola pemerintahan, profesionalisme aparatur, pelayanan publik, iklim usaha dan investasi, infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis, komoditas unggulan, kemaritiman serta kepemudaan dan keolahragaan Misi Untuk mewujudkan masyarakat Provinsi Bengkulu yang maju, sejahtera dan bermartabat, maka misi yang diemban lima tahun ke depan adalah: Misi Pertama: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik Misi ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional melalui perbaikan tata kelola pemerintahan; pengelolaan APBD yang efisien, transparan, akuntabel dan partisipatif serta konsisten dengan perencanaan daerah; peningkatan daya saing daerah dan investasi; mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa; peningkatan kualitas pengelolaan pemerintahan melalui model e-goverment. Misi Kedua: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan Misi ini bertujuan untuk mewujudkan masarakat Provinsi Bengkulu yang sejahtera melalui peningkatan kuantitas dan kualitas di bidang kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan dan bidang pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis keunggulan lokal Bidang Kesejahteraan Sosial Misi ini difokuskan pada uaya-upaya meningkatkan kualitas perlindungan sosial, rehabilitasi sosial dan pembangunan sosial lainnya, termasuk di dalamnya penanganan kebencanaan. 123

140 2.2. Bidang Pendidikan Peningkatan akses dan pemerataan layanan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat; peningkatan sarana dan prasarana pendidikan; dan peningkatan kuantitas/kualitas guru (kualitas pendidikan); peningkatan kualitas pembelajaran (daya saing di pasar kerja); pemerataan kualifikasi dan penempatan guru; dan pemantapan kesejahteraan guru Bidang Kesehatan Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai; peningkatan akses pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil; peningkatan kuantitas dan kualitas dokter dan paramedis; kepastian layanan jaminan kesehatan; pengembangan program kader dokter desa; dan pemantapan kesejahteraan dokter dan paramedis Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis keunggulan lokal Peningkatan akses permodalan bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi dalam bentuk kemitraan yang saling menguntungkan; peningkatan daya saing produk UKMK melalui pelatihan dan pendampingan; pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal; revitalisasi koperasi dan kelompok usaha baru (KUB); menggalakkan ekspose produk UKMK di tingkat nasional dan regional. Misi Ketiga: Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis Misi ini bertujuan untuk mewujudkan Provinsi Bengkulu maju, sehat dan cerdas melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis : 3.1. Infrastruktur Dasar Kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan pembangunan sarana dan prasarana irigasi perdesaan; jalan dan jembatan; peningkatan jangkauan listrik perdesaan; pembangunan dan atau perbaikan jalan desa ke sentra-sentra produksi; dan peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih dan revitalisasi pasar desa. Misi ini terutama ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan dan ketertinggalan desa-desa terpencil dan terisolir. 124

141 3.2. Infrastruktur Strategis: Meningkatkan Kapasitas Pelabuhan Pulau Baai Mengingat potensi peran Pelabuhan Pulau Baai dalam pembangunan ekonomi Provinsi Bengkulu, maka diperlukan adanya terobosan kebijakan untuk optimalisasi kapasitas pelabuhan melalui: peningkatan kapasitas sarana dan prasarananya, maupun tata kelolanya; dan pembangunan beberapa terminal pelabuhan (seperti peti kemas, benda cair, karantina hewan, pengantongan semen curah pengembangan kerjasama dengan multi pihak untuk menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pusat koneksi pelabuhan samudera di Indonesia Bagian Barat. Peningkatan kapasitas pelabuhan ini harus mencerminkan adanya keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pelabuhan sejenis yang ada di provinsi lain Bandara Udara Fatmawati Perluasan kapasitas bandara sebagai sarana transportasi orang dan barang; pembangunan sarana dan prasarana kargo sesuai dengan standar internasional; menjadikan Bandara Fatmawati sebagai pusat kegiatan lalu intas arus barang dan orang, paling tidak di wilayah sumatera bagian selatan. Perluasan kapasitan bandara ini juga harus mampu mencerminkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan bandara lain Infrastrukur Kelistrikan Pembangunan jaringan internal provinsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri; pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara (padat dan cair); pembangunan transmisi yang menjangkau provins-provinsi tetangga; re-orientasi bisnis kelistrikan Provinsi Bengkulu sebagai pemasok tenaga listrik provinsi-provinsi di wilayah sumatera bagian selatan Peningkatan akses Lintas Provinsi Tujuan misi ini adalah: membuka keterisolasian dan atau kelancaran arus barang dan orang dari dan ke Provinsi Bengkulu; membangun dan atau meningkatkan kapasitas infrastruktur jalan lintas provinsi dari aspek jarak tempuh dan pengurangan biaya angkut; membangun kerjasama dengan provinsi sekitar untuk membangun pola-pola pembangunan koridor. Peningkatan akses lintas provinsi ini ditujukan agar Provinsi Bengkulu memiliki keunggulan kompetitif dan berdaya saing untuk menarik minat investor 125

142 Misi Keempat: Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal Misi ini bertujuan untuk mewujudkan Provinsi Bengkulu yang sejahtera, bermartabat dan berdaya saing melalui program-program antara lain: mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya mineral yang berkelanjutan; meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya laut; memanfaatkan sumberdaya panas bumi (geothermal) untuk memenuhi kebutuhan listrik lokal dan regional; pemanfaatan batubara untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik; penciptaan nilai tambah produksi perkebunan; pengelolaan sumberdaya hutan berbasis masyarakat; pengolahan produksi hasil ikutan hutan untuk menciptakan nilai tambah; pemanfaatan sumberdaya mineral untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan optimalisasi produksi ikan tangkap dan ikan budidaya. Selain itu, misi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan ini juga diarahkan untuk mewujudkan pembangunan kepariswisataan yang tangguh dan berdaya saing. Misi ini dapat dilakukan melalui kebijakan dan atau program antara lain: (1) re-orientasi kebijakan yang integratif kepariwisataan di Provinsi Bengkulu; (2) peningkatan kapasitas sarana dan prasarana kepariwisataan; (3) peningkatan kapasitas insan kepariwisataan; (4) optimalisai promosi dan ekspose potensi wisata Provinsi Bengkulu; (5) penyediaan tenaga ahli dan terampil dalam bidang manajemen kepariwisataan; membangun jaringan wisata internasional; dan (6) kemudahan investasi dibidang kepariwisataan. Misi Kelima: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing Pembangunan kemaritiman diarahkan untuk menunjang pembangunan poros maritim nasional melalui perumusan kebijakan dan program penanganan sektor- sektor kelautan antara lain (1) Sektor perikanan tangkap melalui modernisasi alat tangkap dan pengolahan; (2) Sektor wisata bahari, pemanfaatan maritim sebagai obyek dan daya tarik seperti wisata pantai, keragaman hayati, seperti taman laut wisata alam, wisata bisnis, wisata budaya maupun wisata olah raga, (3) Sektor transportasi laut yakni memanfaatkan transportasi laut sebagai penunjang aktivitas ekspor dan impor Provinsi Bengkulu; (4) industri maritim seperti Pembangunan Industri Kelautan dengan berbagai jenis industri sebagai penciptaan nilai tambah; pengembangan Industri Pariwisata Bahari; pengembangan Industri Kreatif Kebaharian; pembangunan Infrastruktur Kelautan, seperti pelabuhan dan Industri Perkapalan baik yang kecil, menengah dan besar, industri pemeliharaan dan perbaikan kapal dan atau galangan kapal; 126

143 (5) Sektor pertambangan (Energi dan Sumberdaya Mineral), yaitu mengoptimalkan sumberdaya mineral di kawasan laut Provinsi Bengkulu, baik yang bersifat potensial maupun aktual; (6) Sektor bangunan laut yakni peningkatan kualitas, kuantitas serta kapasitas pelabuhan laut yang ada di Provinsi Bengkulu sebagai pusat aktivitas perekonomian barang dan jasa (antar pulau, ekspor maupun impor), sehingga keberadaannya sangat diperlukan dalam pembangunan kelautan; (7) Sektor jasa kelautan dapat berupa aktivitas ekonomi yang meliputi jasa perdagangan, penelitian dibidang kelautan dan jasa-jasa lainnya. Misi Keenam: Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Misi ini dilakukan melalui kebijakan-kebijakan dan atau program antara lain: (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan (pendidikan, kesehatan dan ekonomi); (2) Memperkuat kapasitas kelembagaan pengarusutamaan (mainstreaming) gender dalam setiap tahapan pembangunan; (3) Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik dengan tidak menghilangkan kodratnya sebagai perempuan; (4) Menghapus berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak; (5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak; (6) Meningkatkan akses pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan peningkatan peran kaum laki-laki ber-kb; (7) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan reproduksi remaja berbasis gender; (8) Perlindungan anak dari tindakan kekerasan; dan (9) Menyediakan data dan informasi Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga. Misi Ketujuh: Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan Peningkatan daya saing kepemudaan dilakukan : (1) Peningkatan kompetensi pemuda melalui pola pengkaderan secara terencana sistematis dan berkelanjutan sesuai dengan metode pendidikan, pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan, serta pemanfaatan kajian, kemitraan; (2) Pengembangan kapasitas kepemudaan sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri; (3) Peningkatan pengetahuan pemuda dini terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya sejak dini; (4) Pembentukan dan pengembangan kelompok-kelompok kepemudaan sebagai media penyaluran minat dan bakat; (5) Peningkatan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara dan pengelola kegiatan kepemudaan; 127

144 Peningkatan daya saing keolahragaan dilakukan melalui: (1) Pemanfaatan kemitraan lintas sektoral antar tingkat pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha untuk mendukung pemassalan, pembudayaan, serta pengembangan industri dan sentra-sentra olahraga; (2) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana olah raga yang menunjang pencapaian prestasi agar mampu bersaing tingkat nasional, regional maupun internasional; (3) Mewujudkan yang olahragawan berprestasi pada kompetisi bertaraf nasional, regional dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan; (4) Meningkatkan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara, pengelola dan pelaksana kegiatan keolahragaan. Misi Kedelapan: Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, berkesadaran wisata dan demokratis Misi ini bertujuan untuk mewujudkan Provinsi Bengkulu yang sejahtera dan bermartabat. Sebagai provinsi yang merefleksikan miniatur Indonesia yang didalamnya terdiri dari berbagai suku, agama dan golongan dengan beragam kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah daerah untuk menjaga dan menjamin rasa aman bagi umat beragama dalam menjalankan aktivitas-aktivitas keagamaannya. Oleh karena itu, program yang harus dilakukan antara lain: a. Memfasilitasi dialog antar umat beragama untuk menyamakan pandangan terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara; b. Meningkatkan peran tokoh-tokoh agama untuk berperan aktif sebagai agen perubahan (agents of change) untuk membina umat; c. Menciptakan kondisi dimana prinsip-prinsip keagamaan diintegrasikan ke dalam kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik; d. Meningkatkan indeks demokrasi sebagai cerminan masyarakat Provinsi Bengkulu yang demokratis dan berbudaya; e. Melakukan pembinaan secara berkelanjutan terhadap insan budaya Provinsi Bengkulu melalui pagelaran-pagelaran seni budaya; dan f. Mempromosikan budaya daerah ke kancah nasional sebagai perwujudan ciri kepribadian masyarakat Provisi Bengkulu. 128

145 Proritas Provinsi Bengkulu 1. Bengkulu Sehat 2. Bengkulu Cerdas 3. Bengkulu Maju 4. Bengkulu Mapan 5. Bengkulu Bersih Profesional 6. Bengkulu Berbudaya dan Berkesadaran Wisata 7. Bengkulu Beriman Rincian khusus koherensi atau sinkronisasi visi, misi dan prioritas RPJMD Provinsi Bengkulu tahun dapat digambarkan dalam table 5.1 berikut ini. TABEL 5.1 KOHERENSI VISI, MISI DAN PRIORITAS RPJMD PROVINSI BENGKULU TAHUN VISI : TERWUJUDNYA BENGKULU YANG MAJU, SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN BERDAYA SAING TINGGI NO MISI RPJMD KATA KUNCI VISI PRIORITAS 1. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan public 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan 3. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis 4. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal 5. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing - Maju - Bermartabat - Berdaya Saing Tinggi - Sejahtera - Maju - Maju - Berdaya Saing Tinggi - Sejahtera - Bermartabat - Berdaya Saing Tinggi - Berdaya Saing Tinggi - Maju - Bengkulu Bersih dan Profesional - Bengkulu Maju - Bengkulu Cerdas - Bengkulu Sehat - Bengkulu Maju - Bengkulu Maju - Bengkulu Mapan - Bengkulu Mapan - Bengkulu Maju - Bengkulu berbudaya dan berkesadaran wisata - Bengkulu Maju - Bengkulu Mapan 129

146 NO MISI RPJMD KATA KUNCI VISI PRIORITAS 6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 7. Meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan 8. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, berkesadaran wisata dan demokratis - Bermartabat - Sejahtera - Berdaya Saing Tinggi - Sejahtera - Bermartabat - Bengkulu Mapan - Bengkulu Maju - Bengkulu Berbudaya dan berkesadaran wisata - Bengkulu Beriman Program Prioritas Provinsi Bengkulu Sedangkan 5 (lima) Program Prioritas yaitu : 1. Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program pengentasan kemiskinan dan perentasan ketertinggalan merupakan salah satu program prioritas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan daerah di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan pada sifat dan karakteristik kemiskinan yang ada, maka strategi pengentasan kemiskinan dan perentasan ketertinggalan dalam dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) bentuk pendekatan yakni : 1.1. Bantuan Masyarakat Miskin Strategi penanggulangan kemiskinan berbasis rumah tangga miskin sebaiknya mencakup penyediaan beberapa bantuan sosial yang akan diberikan kepada keluarga miskin, antara lain: Pertama, Bantuan langsung kepada keluarga miskin dan hampir miskin. Bantuan langsung dapat berupa bantuan langsung tunai bersyarat, bantuan langsung tunai tanpa syarat, bantuan langsung dalam bentuk barang, seperti pemberian beras bagi masyarakat miskin (raskin), serta bantuan bagi kelompok masyarakat rentan seperti mereka yang cacat, lansia, yatim/piatu dan sebagainya. Penyediaan bantuan yang diadakan oleh pemerintah provinsi ini sekaligus melengkapi prioritas Pemerintah Pusat sehingga dampaknya bagi rumah tangga miskin penerima manfaat strategi akan akan semakin diperkuat. 130

147 Kedua, bantuan pendidikan berupa beasiswa dan pendidikan anak usia dini. Bantuan ini diberikan kepada anggota keluarga rumah tangga miskin dan hampir miskin yang masih berusia sekolah melalui pemberian uang, dimana sebagai imbalannya keluarga penerima diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya yang berada dalam kategori usia sekolah. Termasuk dalam strategi ini memberikan insentif bagi kepala keluarga rumah tangga miskin untuk memasukkan anak-anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah, seperti pekerja anak, untuk kembali ke bangku sekolah. Bantuan-bantuan tersebut secara langsung melengkapi program-program nasional seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Ketiga, bantuan ini dilakukan melalui pemberi pelayanan kesehatan yang ditunjuk. Bantuan ini diberikan kepada ibu-ibu hamil atau yang sedang mengasuh anak balita dalam rumah tangga miskin dan hampir miskin dengan syarat ibu-ibu hamil atau yang sedang mengasuh anak balita tersebut memeriksakan kesehatan mereka atau anak balita mereka ke Puskesmas. Selain itu, bantuan kesehatan ini dapat berupa jaminan kesehatan daerah, Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan sebagainya. Keempat, bantuan tunai untuk penanggulangan pengangguran sementara. Bantuan ini disediakan bagi anggota keluarga rumah tangga miskin yang sudah berusia antara tahun namun masih belum mempunyai pekerjaan tetap. Mereka akan diberikan modal kerja sementara untuk mempersiapkan memperoleh pekerjaan yang sesuai. Selain itu, mereka juga akan diberikan pelatihan peningkatan kompetensi untuk dapat bersaing di pasar kerja. Kelima, bantuan permodalan atau penyediaan kredit usaha bersama bagi kelompok rumah tangga miskin. Program ini ditujukan untuk memberikan kesempatan pada kelompok-kelompok rumah tangga miskin dan hampir miskin yang memiliki anggota keluarga produktif untuk memiliki usaha mikro dan kecil. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan akses terhadap permodalan, teknologi dan pasar. Strategi penanggulangan kemiskinan berbasis individu terpilih sebagai pemicu pencapaian peningkatan pendapatan bagi kelompok rumah tangga miskin produktif ini akan bersinergi dengan program KUR sehingga diharapkan akan berlangsung akselerasi pengembangan kegiatan perekonomian terutama di sektor riil, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan keluarga miskin dan hampir miskin. 131

148 1.2. Pembangunan Sarana dan prasarana Desa tertinggal A. Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemerataan Pendidikan Masih banyaknya desa-desa yang belum memiliki sarana dan prasaran pendidikan. Apabila satu desa tidak memungkinkan dibangun SD karena rasio penduduk tidak memungkinkan, maka perlu dibangun SD berdasarkan kluster desa-desa terdekat. Pola kluster ini juga dapat diterapkan untuk SLTP, dan SLTA. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan pemerataan akses pendidikan untuk masyarakat miskin dan hampir miskin agar mereka mampu bersekolah dengan baik. B. Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemerataan pelayanan Kesehatan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan menjadi sangat krusial. Diperlukan pemerataan akses pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin dna hampir miskin. Setiap desa sebaiknya sudah memiliki pusat-pusat pelayanan kesehatan (polindes, misalnya) agar kesehatan masyarakat miskin dapat terlayani dengan baik. Demikian juga, diperlukan peningkatan jumlah paramedis yang bertugas di pusat-pusat pelayanan kesehatan desa, misalnya bidan dan perawat apabila penyediaan dokter tidak memungkinkan. C. Pembangunan Sarana dan prasarana ekonomi desa Peningkatan aktivitas perekonomian desa dapat ditingkatan melalui penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan. Diperlukan program revitalisasi pasar desa (pasar kalangan), termasuk di dalamnya revitalisasi pasar-pasar tradisional. Program ini menjadi sangat penting agar keluarga miskin mampu mengases pasar untuk melakukan transaksi jual beli komoditas yang diusahakan keluarga miskin. Angka kemiskinan tidak mungkin dapat diturunkan dengan baik apabila masalah ketertinggalan dan keterisolasian desa tidak segera dipecahkan. Oleh karena itu, pembangunan jalan desa ke pusat-pusat ekonomi dan produksi menjadi sangat mendesak. Hal ini ditujukan agar keluarga miskin dapat menjual hasil produksi pertaniannya dengan biaya yang jauh lebih rendah. Dengan kata lain, pembangunan jalan desa ini ditujukan untuk meningkatkan arus barang dan orang. Untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan, diperlukan adanya pembangunan jalan ke sentra-sentra usahatani dan sentra-sentra produksi. Selain itu, untuk meningkatkan produksi pangan, maka pembangunan dan atau rehabilitasi saluran irigasi harus menjadi perhatian. Demikian juga pengadaan sarana dan prasarana pertanian baik pangan, perikanan dan peternakan, pembangunan industri pengolahan serta pasar hasil-hasil produksi pertanian, menjadi program-program yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. 132

149 1.3. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Strategi pengentasan kemiskinan dan perentasan ketertinggalan dapat dilakukan melalui pendekatan komunitas, atau dapat saja disebut sebagai pemberdayaan kelompok rumah tangga miskin. Strategi ini bertujuan untuk: (1) membiasakan para rumah tangga miskin agar berkelompok, belajar mengelola kegiatan secara bersama, memupuk solidaritas sosial; (2) meningkatkan peranserta aktif kelompok rumah tangga miskin dalam satu satuan wilayah terkecil; (3) meningkatkan akses bagi anggota masyarakat miskin kepada pelayanan sosial maupun sarana dan prasarana sosial dasar. Pemberdayaan pada prinsipnya bertujuan untuk memberikan kekuatan kepada pihak yang kurang berdaya agar memiliki kemampuan untuk aktualisasi diri. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang berkelanjutan sehingga dibutuhkan partisipasi masyarakat agar mampu menyuarakan aspirasi mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dengan kebijakan publik yang berorientasi terhadap masyarakat miskin. 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim dan Hilirisasi Berdasarkan pada potensi dan agro-klimate Bengkulu, maka komoditas unggulan di Provinsi dapat digolongkan ke dalam empat kelompok besar, yakni: (1) Komoditas pertambangan dan energi; (2) Komoditas unggulan agro-maritim; dan (3) Komoditas unggulan wisata. Strategi perkuatan komoditas unggulan dapat dilakukan melalui program-program berikut ini: A. Inventarisasi produk-produk unggulan, baik yang potensial maupun actual B. Intensifikasi produk C. Ekstensifikasi produk D. Diversifikasi produk E. Pengaturan distribusi dan perluasan pasar F. Penguatan kelembagaan dan Iptek G. Akses keuangan dan permodalan H. Penciptaan nilai tambah produk (hilirisasi) 133

150 3. Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Beberapa program prioritas dalam pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi di Provinsi Bengkulu antara lain: A. Pembukaan Akses dan Konektifitas Pesisir Barat Sumatera; B. Pengembangan Pelabuhan Laut, Bandara, Kereta Api, Pembangkit Listrik dan Air Bersih; C. Perintisan Kawasan Industri dan Kawasan Khusus; D. Optimalisasi Potensi Pertambangan; E. Pengembangan Pelabuhan Pulai Baai sebagai Poros Maritim Indonesia; F. Pengembangan Bandara Perintis Pulau Enggano dan Bandara Perintis Mukomuko 4. Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Beberapa program prioritas dalam peningkatan Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT diantaranya : A. Peningkatan Kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Perizinan; B. Penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan Kualifikasi Kompetensi; C. Penerapan E-Government; D. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah; E. Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) 5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Berdasarkan pada kriteria atau unsur yang harus dipenuhi apabila kita ingin mengembangkan kepariwisataan, maka pembangunan kepariwisataan di Bengkulu dapat dilakukan melalui program-program sebagai berikut: A. Penataan ruang pariwisata : wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner dan wisata buatan; B. Pengembangan destinasi wisata : daya tarik (even dan produk), aksesibilitas, sarana dan prasarana dan pengembangan masyarakat sadar wisata; C. Penguatan kelembagaan pariwisata : organisasi, sumberdaya manusia terampil serta penelitian dan pengembangan; D. Pengembangan pemasaran wisata : pasar, citra, kemitraan dan promosi; E. Industri pariwisata : produk, teknologi, jaringan dan even. 134

151 5.3. Tujuan dan Sasaran Untuk mewujudkan 8 (delapan) misi dan program prioritas RPJMD tersebut maka disusunlah tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama daerah yang mencerminkan pencapaian program selama kurun waktu seperti digambarkan dalam tabel 5.2 berikut ini : 135

152 TABEL 5.2 TUJUAN,SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DAERAH NO MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET 1 Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan dalam rangka pencapaian pemerintahan yang baik dan bersih Meningkatnya kualitas pelayanan publik Meningkatnya kinerja Pengawasan internal Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan (%) KONDISI AKHIR 75% Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan Nilai Evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi B B B BB BB A A A WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP C C CC CC B B BB BB 2 Meningkatkan kualitas dan Meningkatnya kualitas kuantitas pelayanan dasar dan kuantitas pelayanan dalam rangka pengentasan kesejahteraan sosial dan kemiskinan dan peretasan layanan dasar ketertinggalan Meningkatnya layanan kualitas dan kuantitas pelayanan kesejahteraan sosial Angka Kemiskinan (%) 17,16 17,03 17,03-16,63 16,63-16,23 16,09-15,69 15,42-15,02 14,64-14,24 14,64-14,24 Meningkatnya akses dan pemerataan layanan pendidikan serta meningkatnya minat baca di semua lapisan masyarakat Meningkatnya standar layanan pendidikan dan relevansi pendidikan terhadap pengembangan potensi daerah Angka partisipasti murni (APM) PAUD (%) 57,81 64,8 71,8 78,8 85,8 92, Angka partisipasti murni (APM) SD 98,03 98,33 98,73 99,03 99,39 99, (%) Angka partisipasti murni (APM) 76,44 80,14 83,84 87,54 91, SLTP (%) Angka partisipasti murni (APM) 64,61 69,61 74,61 79,61 84, SLTA (%) Angka buta aksara (%) 2,20 1,76 1,32 0,88 0,44 0, Persentase SD yang ter-akreditasi (%) Persentase SLTP yang terakreditasi (%) Persentase SLTA yang terakreditasi (%) Persentase Kompetensi Kejurusan SMK yang ter-akreditasi (%) , ,

153 NO MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi remaja Angka Harapan Hidup (tahun) 68,50 69,20 69,47 69,82 70,23 70,71 71,26 71,26 AKB/1.000 (Jiwa) AKI/ (Jiwa) Persentase gizi buruk/gizi kurang (%) Pertumbuhan penduduk (%) 1,65 1,69 1,55 1,50 1,45 1,41 1,36 1,36 Persentase Akseptor KB (%) 67, Meningkatnya Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis kewilayahan dan keunggulan lokal Meningkatnya kapasitas UMKM dan Koperasi serta berkembangnya sarana Perdagangan rakyat Meningkatnya kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja Pendapatan perkapita (Rp) 26,849,718 29,609,869 33,399,932 37,675,123 42,497,539 47,937,224 54,073,189 54,073,189 Jumlah kawasan kampung nelayan terpadu yang dikembangkan (kawasan) Persentase Peningkatan Volume Usaha Koperasi Persentase Pertumbuhan Unit industri kecil % 15% 15% 15% 15% 90% 6.56% 14.27% 14.80% 14.90% 15.00% 15.20% 15.50% 15.50% Nilai Investasi Sektor Industri (Rp) 162,6 Milyar 169,3 Milyar 169,3 Milyar 176,5 Milyar 185 Milyar 195 Milyar 206 Milyar 206 Milyar Angka Pengangguran (%) ,30 3,25 3,15 3,05 2,90 2,80 2,80 Meningkatnya Perekonomian Perdesaan Jumlah BUMDES yang difasilitasi dalam pembentukan dan pengembangannya (unit) Meningkatkan dan Meningkatnya Meningkatnya kualitas dan memantapkan kapasitas ketersediaan infrastruktur kuantitas infrastruktur dasar infrastruktur dasar dan dasar dan infrastruktur infrastruktur strategis strategis dalam rangka peningkatan produktivitas ekonomi dan layanan dasar Rasio Elektrifikasi (%) 85,55 89,8 89,8 91,1 94,5 97, Persentase jaringan irigasi wewenang provinsi dalam kondisi baik (%) Persentase jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang (%) Persentase rumah tangga berakses air bersih (%) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi (%) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan (%) 59,3 62,2 73,7 82,4 91, ,92 41,6 60,6 37,7 86,

154 NO MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur strategis dan berdaya saing Jumlah Volume Bongkar/muat (ton) Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana Perhubungan (%) NA 2,582,269 2,632,269 2,682,270 2,732,269 2,782,269 2,832,269 2,832, Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Bandar Udara (%) Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal Terjaminnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan Meningkatnya investasi Nilai Investasi (Rp trilyun) 1,4 1,9 2,4 2,7 3 3,3 3,6 16 Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi pembangunan Nilai Tukar Petani - NTP 93,9 97, Produksi Tanaman Pangan dan hortikultura a. padi (ton) 593, , , , , , , ,081 b. Jagung (ton) 72,756 95,707 95,707 99, , , , ,152 c. Kedelai (ton) 5,715 5,949 5,949 6,000 6,069 6,129 6,191 6,191 Jumlah Ketersediaan Pangan (Kkal/Kap/Hr) Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit 469, , , , , , , ,285 b.karet 93,552 96,433 99, , , , , ,140 c. Kopi 56,374 63,618 71,793 81,019 91, , , ,436 Produksi daging ternak (ton) a. Sapi Potong b. Kambing / Domba c. Ungggas Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 64,059 64,110 66,033 68,344 70,804 73,494 75,618 75, Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 74, ,939 97, , , , , ,538 Berkembangnya sektor pariwisata Menurunnya pencemaran lingkungan Meningkatnya penyelenggaraan penanggulangan bencana Rata-rata lama tinggal (hari) 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3 3 Persentase tingkat hunian hotel Jumlah Wisatawan Mancanegara (Orang) Jumlah Wisatawan Nusantara 357, , , , , , , ,766 (orang) Indeks kualitas Air NA NA Indeks kualitas Udara Persentase desa tangguh bencana di daerah zona merah (%) 12, Menurunnya luas lahan kritis Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat (%) 3,06 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36 3,36 138

155 NO MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR 5 Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing Terwujudnya Bengkulu sebagai daerah maritim yang berdaya saing 6 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatnya kualitas dan kuantitas pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatnya pembangunan industri maritim dan transportasi laut yang integratif dan berdaya saing Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan Jumlah kawasan wisata bahari yang dikembangkan Persentase Peningkatan Pelabuhan Pengumpan di Provinsi Bengkulu (%) Indeks pembangunan gender (IPG) 91,02 91,52 92,02 92,52 93,02 93,52 94,02 94,02 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 68,76 69,26 69,76 70,26 73,06 73,56 73,86 73,86 Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) 30% 30%-50% 10% - 20% 20%-30% 30%-40% 40%-50% 50%-60% 50%-60% 7 Meningkatnya kompetensi pemuda dan prestasi keolahragaan Meningkatnya kapasitas pemuda sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri Meningkatnya kapasitas pemuda sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri Jumlah Pemuda kader, pemuda pelopor dan pemuda wirausaha, Pramuka tingkat Provinsi (orang) 20,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 45,330 Meningkatnya daya saing dan prestasi olahraga Meningkatnya daya saing dan prestasi olahraga Peringkat Prestasi Olahraga Berskala Nasional 8 Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, dan demokratis Meningkatnya kualitas keagamaan, kebudayaan, dan demokrasi masyarakat Bengkulu Meningkatnya kondisi dimana prinsip-prinsip keagamaan, Budaya dan Demokratis terintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pemerintahan dan masyarakat a. PON b. POPNAS c. POPCANAS d.pospenas e. PORWIL Rasio Stabilitas Kesatuan Bangsa 0,57 0,58 0,6 0,63 0,65 0,7 0,73 0,73 Indeks Demokrasi Indonesia Prov. Bengkulu 73, , ,

156 TABEL 5.3. KESELARASAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 TERWUJUDNYA BENGKULU 1.Mewujudkan tata kelola Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan Meningkatnya kualitas pelayanan publik Bidang aparatur YANG MAJU, pemerintahan dalam rangka pencapaian SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN BERDAYA SAING TINGGI yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) pemerintahan yang baik dan bersih a. Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas : Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) Provinsi Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas : Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) 140

157 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Meningkatnya kinerja Pengawasan internal 6.2. Penegakan hukum Bidang aparatur a. Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan (%) Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel : Tingkat Kematangan Implementasi SPIP (Skor 1-5) Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan 6.3. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi 6.4. Penguatan Tata Kelola Pemerintah Daerah Bidang aparatur a. Nilai Evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi Persentase Instansi Pemerintah Provinsi yang Akuntabilitas Kinerjanya Baik (Skor B) 141

158 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel : Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor B atas SAKIP) Provinsi b. Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kinerja Kuangan Daerah : Ratarata nasional WTP Pemda Provinsi Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel : Opini WTP atas Laporan Keuangan Provinsi c. Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Persentase Instansi Pemerintah Provinsi dengan Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B) Birokrasi yang Efektif dan Efisien : Persentase Instansi Pemerintah yang Memiliki Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B ke atas) Provinsi (1-100) 142

159 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesejahteraan sosial dan layanan dasar Meningkatnya layanan kualitas dan kuantitas pelayanan kesejahteraan social a. Angka Kemiskinan (%) 1.2. Ekonomi makro Tingkat Kemiskinan kesejahteraan sosial dan Meningkatnya akses dan pemerataan 2.2. Pendidikan layanan dasar dibidang pendidikan, kesehatan serta perekonomian rakyat berbasis keunggulan lokal layanan pendidikan serta meningkatnya minat baca di semua lapisan masyarakat a. APM SD(%) b. APM SLTP(%) c. APM SLTA(%) d. Angka buta aksara(%) Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 Tahun Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 143

160 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Meningkatnya standar layanan 2.2. Pendidikan pendidikan dan relevansi pendidikan terhadap pengembangan potensi daerah a. Persentase SD yang ter- akreditasi (%) Persentase SD/MI berakreditasi b. Persentase SLTP yang ter- minimal B akreditasi (%) Persentase SMP/MT c. Persentase SLTA yang ter- akreditasi berakreditasi minimal B (%) Persentase SMA/MA d. Persentase Kompetensi berakreditasi minimal B Kejurusan SMK yang ter- akreditasi Persentase Kompetensi (%) Keahlian SMK berakreditasi minimal B Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat 2.3. Kesehatan a. AKB/1.000(Jiwa) Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat : Angka kematian bayi per kelahiran hidup 144

161 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact b. AKI/ (Jiwa) Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat : Angka kematian ibu per kelahiran hidup c. Persentase balita gizi buruk/gizikurang(%) Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat : Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat : Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (dibawah Meningkatnya akses, pemerataan dan standar layanan kesehatan a. Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi (unit) 2.3.Kesehatan 7.2. Kesehatan dan gizi masyarakat Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan sertasumber Daya Kesehatan : Jumlah kecamatan yang memilikiminimal satu 145

162 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact puskesmas terakreditasi b. Jumlah Rumah Sakit yang Terakreditasi (unit) Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan serta Sumber Daya Kesehatan : Jumlah puskemas yang minimal memiliki5 jenis tenaga kesehatan Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan sertasumber Daya Kesehatan : Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan : Persentase RS Kab/Kota kelas C yangmemiliki 7 dokter spesialis 146

163 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pengendalian penduduk, KB 7.1. Kependudukan dan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi remaja a. Pertumbuhan penduduk(%) b. RasioAkseptorKB(%) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) Menurunnya angka kebutuhan ber-kb tidak terlayani (unmet need) Menurunnya angka kelahiran pada remaja kelompok usia tahun (age spesific fertility rate/ ASFR years old) Meningkatnya kapasitas UMKM dan Koperasi serta berkembangnya sarana Perdagangan rakyat a. Jumlah IKM/ UKM yang mendapatkan pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan b. Jumlah IKM yang mendapat bantuan 8.5. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi 8.9. Perdagangan Dalam Negeri Proporsi UMKM yang mengakses pembiayaan formal Jumlah UMKM dan koperasi yang menerapkan standardisasi mutu 147

164 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact peralatan c. Jumlah UKM yang mendapat bantuan peralatan d. Jumlah pasar tradisional yang dibangun dan direvitalisasi (unit) dan sertifikasi produk Pertambahan jumlah wirausaha baru -melalui program pusat dan Daerah Pembangunan/revitalisasi pasar rakyat 3 3.Meningkatka Meningkatnya Meningkatnya kualitas dan kuantitas 3.5. Ketahanan Air, Infrastruktur n dan ketersediaan infrastruktur infrastruktur dasar Dasar dan Konektivitas memantapkan dasar dan infrastruktur 14.1 Percepatan Pembangunan kapasitas strategis dalam rangka Perumahan : Meningkatnya akses infrastruktur peningkatan produktivitas terhadap perumahan dasar dan ekonomi dan layanan 14.2 Pembangunan Prasarana Dasar infrastruktur dasar Kawasan Permukiman serta Energi dan strategis ketenagalistrikan : Meningkatnya akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan 148

165 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN 14.3 Pembangunan Prasarana Dasar Kawasan Permukiman serta Energi dan ketenagalistrikan : Meningkatnya layanan akses ketenagalistrikan Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact - Rasio Elektrifikasi(%) Meningkatnya jangkauan layanan ketenagalistrikan (rasio elektrifikasi) 96,61 persen - Persentase jaringan irigasi wewenang provinsi dalam kondisibaik(%) Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) Rehabililtasi jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) - Prosentase jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang(%) Meningkatnya kemantapan jalan nasional menjadi 98 persen, jalan provinsi menjadi 75 persen, dan jalan 149

166 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact kabupaten/kota menjadi 65 persen. - Prosentase rumah tangga berakses air bersih(%) Infrastruktur Dasar dan Konektivitas : Akses Air Minum Layak Tercapainya 100 persen pelayanan air minum yakni 85 persen penduduk terlayani akses sesuai prinsip 4K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan) dan 15 persen sesuai kebutuhan dasar (basic needs) - Persentaserumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi(%) - Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan(%) Infrastruktur Dasar dan Konektivitas : Akses Sanitasi Layak Tercapainya 100 persen pelayanan sanitasi (air limbah domestik,sampah dan drainase lingkungan) yakni 85 persen penduduk terlayani akses sesuai standar 150

167 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact pelayanan (pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah perkotaan danpengelolaan sampah secara 3R dan pengurangan luas genangan sebesar Ha) dan 15 persen sesuai kebutuhan dasar (basic needs) - Jumlah rumah layak huni yang dibangun (unit) Terfasilitasinya penyediaan hunian layak dan terjangkau untuk 2,2 juta rumah tangga untuk menurunkankekurangan tempat tinggal khususnya masyarakat berpenghasilan rendah menjadi lima juta rumah tangga : Penyediaan rumah umum untuk rumah tangga yang didukung oleh sistem pembiayaan, Penyediaan rumah susun sewa untuk rumah tangga, Penyediaan KPR 151

168 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact swadaya untuk rumah tangga, Bantuan stimulan pembangunan baru rumah swadaya untuk rumah tangga - Luas permukiman yang ditingkatkan kualitasnya (Ha) Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di kelurahan 4 4. Mewujudkan pola pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Terjaminnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan Meningkatnya penyelenggaraan penanggulangan bencana Meningkatnya penyelenggaraan penanggulangan bencana Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana Meningkatnya kapasitas kelembagaan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah 152

169 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact yang berkeadilan dan berkelanjutan Persentase desa tangguh bencana di daerah zona merah (%) Tersedianya sarana & prasarana mitigasi & kesiapsiagaan menghadapi bencana di kawasan rawan bencana tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan; Meningkatnya pengetahuan masyarakat serta terbangunnya budaya kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana Berkembangnya sektor pariwisata - Rata-rata lama tinggal (hari) - Jumlah Wisatawan Mancanegara (Orang) - Jumlah Wisatawan 8.6. Pariwisata a. Pariwisata : Wisatawan manca negara (orang) b. Pariwisata : Wisatawan Nusantara (kunjungan) c. 153

170 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Nusantara (orang) d. Meningkatnya usaha lokal dalam industri pariwisata dan meningkatnya jumlah tenaga kerja lokal yang tersertifikasi Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi pembangunan 3.1. Kedaulatan pangan 15.1 Pengamanan Produksi Untuk Kemandirian dan Diversifikasi Konsumsi Pangan 15.2 Pengembangan Agribisnis, Pertanian Berkelanjutan dan Kesejahteraan Petani 15.3 Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Perikanan Serta Kesejahteraan nelayan/pembudidaya Ikan/Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan/Petambak Garam 154

171 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact - Nilai Tukar Petani -NTP - Produksi TanamanPangan dan hortikultura (ton) : a. padi b. Jagung c. Kedelai a. Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). b. Produksi Dalam Negeri : Padi (Juta Ton) a. Produksi Dalam Negeri : Jagung (Juta Ton) - Jumlah KetersediaanPangan (Kkal/Kap/Hr) b. Produksi Dalam Negeri : Kedelai (Juta Ton) c. Peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri : Padi: meningkatkan jumlah surplus dari produksi dalam negeri; d. Peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri : Kedelai: meningkatkan produksi terutama untuk mencukupi kebutuhan konsumsi tahu dan tempe; 155

172 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN e. Peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri : Jagung: meningkatkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan industri kecil; f. Peningkatan cadangan pangan pemerintah, khususnya beras dan cadangan pangan daerah Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi a. Perkebunan : Kelapa Sawit (ribu ton) b. Perkebunan : Karet (ribu ton) c. Perkebunan : Kopi (ribu ton) Produksi daging ternak (ton) a. Sapi b. Kambing / Domba Produksi Dalam Negeri : Daging Sapi (Ribu Ton) 156

173 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN c. Ungggas d. Produksi telur Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact - Produksi Perikanan Tangkap (Ton) - Produksi Perikanan a. Peningkatan produksi ikan (juta ton) b. Perikanan Tangkap (Juta Ton) g. Perikanan Budidaya (juta Ton) Budidaya (Ton) 5 5. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing Terwujudnya Bengkulu sebagai daerah maritim yang berdaya saing Meningkatnya pembangunan industri maritim dan transportasi laut yang integratif dan berdaya saing a. Jumlah kawasan wisata bahari yang dikembangkan (kawasan) b. Jumlah Pelabuhan Perikanan Yang dikembangkan(unit) c. Persentase Peningkatan Pelabuhan Pengumpan di Provinsi Bengkulu (%) 3.3. Maritim dan kelautan Membangun konektivitas Nasional : Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tol Laut Membangun konektivitas Nasional : Pengembangan pelabuhan Penyeberangan Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan : Pengembangan pelabuhan perikanan 157

174 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact 6 6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatnya kualitas dan kuantitas pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan Indeks pembangunan gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 2.4 Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak a. Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) 2.5 Perlindungan Anak 7.8 Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan di tingkat nasional dan daerah 158

175 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact 7 7. Meningkatnya kapasitas Meningkatnya kapasitas pemuda 7.4 Pemuda dan Olahraga Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan pemuda sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri; Jumlah kelompok usaha pemuda produktif yang dibina dan dikembangkan (kelompok) Meningkatnya partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama Peringkat Prestasi Olahraga Berskala Nasional a. PON b. POPNAS c. POPCANAS d.pospenas e. PORWIL Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional 159

176 NO RPJMD Provinsi RPJMN 1 VISI MISI TUJUAN Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Impact Sasaran/Impact 8 8. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya dan demokratis Meningkatnya kualitas keagamaan, kebudayaan, dan demokrasi masyarakat Bengkulu Meningkatnya kondisi dimana prinsipprinsip keagamaan, Budaya dan Demokratis terintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pemerintahan dan masyarakat a. Rasio Stabilitas Kesatuan Bangsa 6.1 Politik dan Demokrasi 10.1 Politik Dalam Negeri Terjaganya stabilitas sosial dan politik b. Indeks Demokrasi Indonesia Prov. Bengkulu Indeks Demokrasi Indonesia 160

177 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan komponen yang diperlukan dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah, sebagai dasar perumusan program menurut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan yang menjelaskan bagaimana misi, tujuan dan sasaran akan diwujudkan. Strategi akan dilengkapi dengan arah kebijakan, yang menunjukkan fokus atau prioritas perhatian yang ditetapkan untuk mendukung terjaganya proses pembangunan agar menuju pada pencapaian tujuan dan sasaran dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Untuk mewujudkan 8 (delapan) misi, 8 (delapan) tujuan dan 28 (dua puluh delapan) sasaran, maka disusunlah 34 (tiga puluh empat) strategi dan 68 (enam puluh delapan) arah kebijakan dengan rincian : a) Misi I sebanyak 7 strategi dan 11 arah kebijakan; b) Misi II sebanyak 11 strategi dan 20 arah kebijakan; c) Misi III sebanyak 2 strategi dan 11 arah kebijakan; d) Misi IV sebanyak 8 strategi dan 16 arah kebijakan; e) Misi V sebanyak 1 strategi dan 2 arah kebijakan; f) Misi VI sebanyak 2 strategi dan 2 arah kebijakan; g) Misi VII sebanyak 2 strategi dan 4 arah kebijakan; h) Misi VIII sebanyak 1 strategi dan 2 arah kebijakan; Strategi dan arah kebijakan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 161

178 TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya Bengkulu Yang Maju, Sejahtera, Bermartabat, dan Berdaya Saing Tinggi Misi I: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatkan dan Meningkatkan standar kualitas kualitas tata kelola kualitas memperluas pelayanan publik pemerintahan dalam pelayanan publik pelayanan publik rangka pencapaian Meningkatnya Meningkatkan 1. Penempatan dan distribusi ASN pemerintahan yang profesionalisme kompetensi dan sesuai dengan kualifikasi baik dan bersih Aparatur kualifikasi aparatur pendidikan dan kebutuhan 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur berbasis kompetensi. Meningkatnya Meningkatkan Penguatan sistem pengendalian kinerja kinerja pengawasan internal Pengawasan Pemerintahan internal Daerah Meningkatnya Meningkatkan 1. Optimalisasi penerapan sistem kualitas akuntabilitas kinerja akuntabilitas kinerja pengelolaan dan keuangan serta 2. Optimalisasi pengelolaan pemerintahan penerapan e- keuangan dan aset daerah government 3. Optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi 4. Penerapan e- government dalam pengelolaan pemerintahan Meningkatkan kerja Meningkatkan jumlah Rancangan sama antara Perda yang disahkan Eksekutif dan legislatif Percepatan Peningkatan Penyelesaian Batas Penanganan Daerah Penyelesaian Batas Daerah 162

179 Peningkatan sistem pelayanan arsip OPD Peningkatan sarana dan prasrana sistem IT Kearsipan Misi II : Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Meningkatnya Pencegahan,Pengura Meningkatkan kualitas pelayanan kualitas dan layanan kualitas dan ngan dan sosial masyarakat dan penyandang kuantitas kuantitas pelayanan Penanganan kesejahteraan sosial. pelayanan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah kesejahteraan Kesejahteraan Sosial sosial dan layanan (PMKS) dasar dibidang pendidikan, Meningkatnya akses Meningkatkan Pembangunan dan perbaikan sarana kesehatan serta dan pemerataan jangkauan dan akses & prasarana pendidikan dan perekonomian layanan pendidikan layanan pendidikan peningkatan pusat - pusat rakyat berbasis serta meningkatnya yang adil, merata Pembelajaran dan Pelatihan serta keunggulan lokal minat baca di semua dan berkualitas meningkatkan minat baca lapisan masyarakat masyarakat Peningkatan kualitas 1. Peningkatan sarana dan layanan dan prasarana, promosi gemar pembudayaan gemar membaca membaca 2. Peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah Meningkatnya Meningkatkan 1. Peningkatan Mutu pendidikan standar layanan kualitas tenaga dan Kompetensi Tenaga Pendidik pendidikan dan pendidik dan standar 2. Meningkatkan standar akreditasi relevansi pendidikan pendidikan pendidikan terhadap pengembangan potensi daerah 163

180 Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Meningkatnya akses, pemerataan dan standar layanan kesehatan Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi remaja Meningkatnya Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis kewilayahan dan keunggulan lokal Meningkatnya kapasitas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dan Industi Kecil Menengah (IKM) serta berkembangnya sarana perekonomian rakyat Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar Menurunkan angka kelahiran penduduk dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja Mengembangkan kawasan ekonomi terpadu Meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM serta mengembangkan sarana perekonomian rakyat 1. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak 2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 1. Pemenuhan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya 2. Meningkatkan akses dan pemerataan layanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 1. Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas 2. Peningkatan intensitas layanan kesehatan reproduksi bagi remaja guna mencegah kelahiran di usia remaja 1. Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal 2. Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim 1. Meningkatkan kapasitas teknis, permodalan dan peralatan KUKM dan IKM 2. Mengembangkan sarana perekonomian rakyat 164

181 Meningkatnya kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja Meningkatnya Perekonomian Perdesaan dan Kapasitas Aparatur Desa Meningkatkan kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja serta pengembangan sarana prasarana pelatihan kerja Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Desa dan pemberdayaan ekonomi perdesaan 1. Meningkatkan kesempatan dan Kompetensi Tenaga Kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. 2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan Kerja 1. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi perdesaan 2. Meningkatkan kapasitas aparat pemerintah desa Misi III : Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Meningkatnya Membangun, 1. Pembangunan, pengembangan ketersediaan kualitas dan mengembangkan dan pemeliharaan infrastruktur infrastruktur kuantitas dan memelihara listrik dasar dan infrastruktur dasar infrastruktur dasar di 2. Pembangunan, pengembangan infrastruktur seluruh wilayah dan pemeliharaan infrastruktur strategis dalam pertanian rangka 3. Pembangunan, pengembangan peningkatan dan pemeliharaan jalan dan produktivitas jembatan ekonomi dan 4. Peningkatan akses penduduk layanan dasar terhadap sanitasi dan air bersih. 5. Pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman 6. Peningkatan cakupan sarana informasi dan komunikasi masyarakat 165

182 Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur strategis dan berdaya saing Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur strategis 1. Peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap ketenagalistrikan 2. Peningkatan kapasitas Pelabuhan 3. Peningkatan kapasitas Bandar udara 4. Peningkatan akses lintas Provinsi 5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan dan Keselamatan transportasi darat Misi IV: Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Terjaminnya Meningkatnya Optimalisasi Meningkatkan promosi investasi dan pengelolaan investasi pengelolaan memperbanyak sumber dan jenis sumberdaya alam investasi investasi dan lingkungan Meningkatnya Meningkatkan 1. Peningkatan produksi, yang adil dan pemanfaatan dan pemanfaatan produktivitas dan mutu hasil berkelanjutan pengelolaan sumber sumber daya alam pertanian melalui ekstensifikasi daya alam bagi dan intensifikasi pertanian dan pembangunan perkebunan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh 3. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil peternakan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi peternakan 4. Meningkatkan nilai tambah produk peternakan 5. Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan tangkap 6. Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan budidaya 166

183 7. Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam 8. Mengurangi dampak negatif Berkembangnya sektor pariwisata Menurunnya pencemaran lingkungan Mengembangkan destinasi wisata unggulan dan meningkatkan promosi wisata Pengembangan objek wisata dan produk unggulan daerah yang terintegrasi Menurunkan beban pencemaran lingkungan pemanfaatan mineral, batu bara dan batuan terhadap lingkungan 9. Optimalisasi pengelolaan sumber daya hutan untuk menciptakan nilai tambah berbasis masyarakat Peningkatan pengembangan pemasaran seni budaya dan pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Peningkatan kualitas objek wisata unggulan dan seni budaya daerah Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Meningkatnya jumlah daerah yang bersih dan tertata Meningkatnya penyelenggaraan penanggulangan bencana Menurunnya luas lahan kritis Meningkatkan kebersihan dan penataan lingkungan perkotaan Meningkatkan kesiapsiagaan, pengendalian dan Pemulihan akibat bencana Mempertahankan fungsi hutan Meningkatkan kebersihan dan penataan lingkungan perkotaan Meningkatkan peran serta dunia Usaha, Swasta dan Masyarakat dalam Pra, saat dan Pasca Bencana Pemulihan lahan sangat kritis dan kritis 167

184 Misi V: Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Terwujudnya Bengkulu sebagai daerah maritim yang berdaya saing Meningkatnya pembangunan industri maritim dan transportasi laut yang integratif dan berdaya saing Optimalisasi pendayagunaan dan pengendalian kemaritiman 1. Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan sarana sumber daya kemaritiman 2. Pembangunan dan peningkatan fungsi pelabuhan Misi VI: Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya kualitas dan kuantitas pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan Meningkatkan peran dan akses perempuan dalam pembangunan Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekeraran Misi VII: Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatkan peran, Peningkatan peran, kompetensi kompetensi kapasitas pemuda potensi, prestasi pemuda melalui pola pengkaderan pemuda dan sebagai agen pemuda dan secara terencana sistematis dan prestasi pembangunan dan olahraga berkelanjutan keolahragaan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri; 168

185 Meningkatnya daya saing dan prestasi olahraga Meningkatkan prestasi pemuda dan olahraga 1. Peningkatan kompetensi dan prestasi di bidang olah raga melalui pola pengkaderan secara terencana sistematis dan berkelanjutan. 2. Pembangunan Kawasan olahraga terpadu berstandar Internasional. 3. Peningkatan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara, pengelola dan pelaksana kegiatan keolahragaan Misi VIII: Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, berkesadaran wisata dan demokratis Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatkan 1. Menciptakan kondisi yang kualitas kondisi dimana pemahaman dan kondusif dalam kehidupan di keagamaan, prinsip-prinsip pengamalan nilai- masyarakat kebudayaan, dan keagamaan, Budaya nilai agama, budaya 2. Meningkatkan penerapan demokrasi dan Demokratis dan demokrasi Demokrasi dalam kehidupan masyarakat terintegrasikan dalam masyarakat. bernegara Bengkulu dengan baik dalam kegiatan pemerintahan dan masyarakat 169

186 Tabel 6.2 KESELARASAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD PROVINSI RPJMN RPJMD PROVINSI RPJMN NO Sasaran Strategi Strategi Arah Kebijakan Arah Kebijakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 2. Meningkatnya profesionalisme Aparatur 3. Meningkatnya kinerja Pengawasan internal 4. Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan Meningkatkan dan memperluas pelayanan publik Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi aparatur Meningkatkan kinerja pengawasan Pemerintahan Daerah Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan serta penerapan e-government Penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik Peningkatan kualitas kapasitas SDM aparatur pemerintah Peningkatkan transparansi dalam pengawasan dan pengelolaan tindaklanjut hasil pengawasan, dan penyusunan rencana pengawasan intern nasional terpadu dan terfokus pada pengawalan prioritas pembangunan Peningkatan kinerja akuntabilitas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah daerah Meningkatkan standar kualitas pelayanan publik Penempatan dan distribusi ASN sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan kebutuhan Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur berbasis kompetensi Penguatan sistem pengendalian internal Optimalisasi penerapan sistem akuntabilitas kinerja Peningkatan kualitas pelayanan publik Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif,dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis Akuntabilitas dan Tata Pemerintahan dalam meningkatkan kualitas kinerja pemerintah daerah 170

187 Tersedianya sistem aplikasi e- budgeting bagi pemerintah daerah Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah Kualitas Belanja dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah: meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui penerapan ebudgeting Perluasan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di pusat dan daerah Optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya Optimalisasi penerapan e- Government yang terintegrasi untuk mendukung pengembangan manajemen data kinerja pembangunan, pengendalian dan penyusunan laporan, dan penggunaannya secara terpadu dan on-line, sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan secara cepat Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk rentan dan pekerja informal Peningkatan pemenuhan hak Penerapan e- government dalam pengelolaan pemerintahan Optimalisasi penerapan e- Government yang terintegrasi untuk mendukung pengembangan manajemen data kinerja pembangunan, pengendalian dan penyusunan laporan, dan penggunaannya secara terpadu dan on-line, sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan secara cepatyang efektif Penyelenggaraan Perlindungan Sosial yang Komprehensif 5. Meningkatnya layanan dan kualitas kuantitas pelayanan kesejahteraan sosial Pencegahan,Pengurangan dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. 171

188 (PMKS) dasar dan inklusivitas penyandang disabilitas, lansia, serta kelompok masyarakat marjinal pada setiap aspek penghidupan Penguatan peran kelembagaan social Peningkatan pelayanan pendidikan dasar bagi seluruh anak Indonesia dengan pemberian peluang lebih besar bagi anak dari keluarga kurang mampu, di daerah pascakonflik dan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal Perluasan pendidikan khusus dan layanan khusus termasuk pendidikan inklusif sebagai upaya pemenuhan hak anak untuk mendapatkan layanan pdd 6. Meningkatnya akses dan pemerataan layanan pendidikan serta meningkatnya minat baca di semua lapisan masyarakat Meningkatkan jangkauan dan akses layanan pendidikan yang adil, merata dan berkualitas Pembangunan dan perbaikan sarana & prasarana pendidikan dan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta meningkatkan minat baca masyarakat Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar sembilan tahun berkualitas 7. Meningkatnya standar layanan pendidikan dan relevansi pendidikan terhadap pengembangan potensi daerah Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan standar pendidikan Peningkatan jaminan kualitas pendidikan menengah sehingga lulusannya benar-benar memperoleh manfaat hasil belajar sebagai bekal untuk Peningkatan Mutu pendidikan dan Kompetensi Tenaga Pendidik Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas 172

189 melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi atau untuk menciptakan/mendapatkan pekerjaan yang lebih baik Meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja Penyediaan pendidik berkualitas yang memenuhi kualifikasi akademik untuk mengajar, terutama mata pelajaran umum Meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas Penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan swasta Meningkatkan standar akreditasi pendidikan Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan 8. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan ibu dan anak Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV, dan malaria dan penyakit tidak menular Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 173

190 Peningkatan surveilans epidemologi faktor risiko dan penyakit Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 9. Meningkatnya akses, pemerataan dan standar layanan kesehatan Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar Mendorong pembangunan sarana dan prasarana layanan kesehatan di wilayah dengan jumlah fasilitas kesehatan terbatas, serta membentuk sistem kendalimutu layanan kesehatan Peningkatan kualitas, sarana dan prasarana unit pelayanan kesehatan masyarakat Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas Peningkatan kerjasama puskesmas dengan unit transfusi darah khususnya dalam rangka penurunan kematian ibu Meningkatkan ketersediaan dan mutu SDM kesehatan Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan Pengembangan dan penerapan sistem akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik 174

191 pemerintah dan swasta Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan terutama rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan regional, rumah sakit di setiap kabupaten/kota, termasuk rumah sakit pratama di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan 10. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi remaja Menurunkan angka kelahiran penduduk dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja Peningkatan pembinaan peserta KB, baik menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun Non-MKJP Pengembangan operasional pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR) yang terintegrasi dengan SJSN Kesehatan Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Menguatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas, terutama dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan Peningkatan kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian nasional program KB 175

192 Penyediaan dan distribusi sarana dan prasarana serta alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB Pendayagunaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk KB dan KR Peningkatan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan pemberian alokon bagi pasangan usia muda Peningkatan intensitas layanan kesehatan reproduksi bagi remaja guna mencegah kelahiran di usia remaja Meningkatkan pemahaman remaja mengenai keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, dalam penyiapan kehidupan dalam berkeluarga Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dalam pendidikan Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas 11. Meningkatnya Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis kewilayahan dan keunggulan lokal Mengembangkan kawasan ekonomi terpadu Percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi yang terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus : Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi, energi, air 176

193 Percepatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kawasan bersih penunjang kegiatan industri Pengembangan jalur distribusi dan logistik pemasaran Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim Mengembangkan industry kelautan berbasis sumberdaya Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan, terutama di 100 sentra perikanan terpadu dan terintegrasi (hulu-hilir) 12. Meningkatnya kapasitas UMKM dan Koperasi serta berkembangnya sarana Perdagangan rakyat Meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM serta Mengembangkan sarana Perdagangan rakyat Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran Meningkatkan kapasitas pelaku usaha dagang kecil menengah Penguatan kelembagaan usaha Meningkatkan kapasitas teknis, permodalan dan peralatan UMKM serta kapasitas kelembagaan Koperasi Meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar ( naik kelas ) dalam rangka mendukung kemandirian perekonomian nasional Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan Mengembangkan sarana perdagangan rakyat Meningkatkan aktivitas perdagangan dalam negeri yang lebih efisien dan berkeadilan 177

194 Meningkatkan kualitas sarana perdagangan (terutama pasar rakyat 13. Meningkatnya kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja Meningkatkan kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja serta pengembangan sarana prasarana pelatihan kerja Pemberian pelatihan untuk memasuki pasar tenaga kerja dan penerapan model wirausaha sesuai kaidah yang telah ditetapkan, serta pendampingan untuk pemberdayaan usaha mandiri Meningkatkan kesempatan dan Kompetensi Tenaga Kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. Memfungsikan pasar tenaga kerja Mengembangkan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha/industri dan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk peningkatkan kualitas tenaga kerja Meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja Peningkatan peranan pemerintah daerah dalam pengembangan mekanisme penempatan tenaga kerja Mengintegrasikan sistem informasi pasar tenaga kerja untuk merespon kebutuhan informasi dari Memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja secara global Meningkatkan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif 178

195 perusahaan, penyedia pelatihan dan pencari kerja dengan membangun kemitraan antara pembuat kebijakan dengan bursa kerja swasta Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan Kerja Penguatan Balai Latihan Kerja (BLK) 14. Meningkatnya Perekonomian Perdesaan dan Kapasitas Aparatur Desa Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Desa dan pemberdayaan ekonomi di desa tertinggal Menguatkan konektivitas lokasi perdesaan dengan pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi di perdesaan yang dapat menghubungkan lokasilokasi produksi usaha mikto dan kecil kepada pusat ekonomi terdekat Meningkatkan pemberdayaan ekonomi di desa tertinggal Meningkatkan produktivitas sektor/ subsektor ekonomi Meningkatkan kapasitas pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan Meningkatkan kapasitas aparat pemerintah desa Penguatan Pemerintahan Desa, melalui Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan 179

196 15. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah Perluasan jangkauan pelayanan ketenagalistrikan : Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik nasional, terutama untuk wilayah-wilayah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik disertai dengan percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi wilayah Perluasan jangkauan pelayanan ketenagalistrikan : Penyediaan energi listrik semakin luas dan merata ke seluruh wilayah tanah air, termasuk untuk daerah spesifik seperti wilayah perbatasan, terpencil, dan kepulauan, serta jaminan Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur listrik Meningkatkan Ketersediaan Energi dan Ketenagalistrikan : Peningkatan pasokan energi dan ketenagalistrikan (sisi penyediaan) dengan memperhatikan jaminan pasokan energi primer dan bauran energi (diversifikasi energi) dan pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi 180

197 pasokan listrik untuk transportasi Pengamanan lahan pertanian produktif dan pemanfaatan lahan terlantar, didukung dengan sistem irigasi dan fasilitasi penyediaan air yang terpadu Penyediaan DAK bidang Transportasi yang lebih terintegrasi melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan provinsi, kabupaten/kota dan jalan non status yang menghubungkan kawasan-kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, berikut fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi, serta sarana transportasi yang disesuaikan dengan karakteristik daerah Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian Menjaga Keseimbangan Antara Transportasi Yang Berorientasi Nasional Dengan Transportasi Yang Berorientasi Lokal Dan Kewilayahan 181

198 Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan, pelabuhan, penerbangan, pelayaran dan penyediaan moda transportasi perintis; Pengembangan kapasitas dan kualitas jalan yang mempertimbangkan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi publik Penyediaan layanan air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan penyediaan dan pengembangan perumahan Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan Kota Peningkatan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai serta diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen 182

199 Peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk memperluas cakupan layanan. Mengembangkan kota cerdas (smart city) yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Peningkatan cakupan sarana informasi dan komunikasi masyarakat Membangun Infrastruktur Dasar Kawasan Permukiman : Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik 16. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur strategis dan berdaya saing Membangun, mengembangkan dan memelihar infrastruktur strategis Perluasan jangkauan pelayanan ketenagalistrikan : Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik nasional, terutama untuk wilayah-wilayah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik disertai dengan percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan Peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap ketenagalistrikan Meningkatkan Ketersediaan Energi dan Ketenagalistrikan : Peningkatan pasokan energi dan ketenagalistrikan (sisi penyediaan) dengan memperhatikan jaminan pasokan energi primer dan bauran energi (diversifikasi energi) dan pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan 183

200 meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi wilayah Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api, pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan danau, kapal perintis, bus, bus air dan kereta ekonomi di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau terluar Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan Peningkatan kapasitas Pelabuhan Peningkatan kapasitas Bandar udara pelaksanaan konservasi energi Menjaga Keseimbangan Antara Transportasi Yang Berorientasi Nasional Dengan Transportasi Yang Berorientasi Lokal Dan Kewilayahan Menjaga Keseimbangan Antara Transportasi Yang Berorientasi Nasional Dengan Transportasi Yang Berorientasi Lokal Dan Kewilayahan 184

201 wilayah dan wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata Meningkatkan kapasitas bandara di wilayah terpencil, pedalaman dan rawan bencana dengan melakukan perpanjangan landasan serta pembangunan terminal penumpang Membangun jaringan prasarana yang terdiri dari dari simpul dan ruang lalu lintas. Simpul berfungsi sebagai ruang yang dipergunakan untuk keperluan menaikkandan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang, serta perpindahan intra dan antar moda. Ruang lalu lintas berfungsi sebagai ruang gerak untuk sarana transportasi, namun khusus untuk ruang lalu lintas transportasi jalan, disamping untuk lalu-lintas sarana transportasi juga memiliki fungsi Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan dan Keselamatan transportasi darat Mempercepat Pembangunan Sistem Transportasi Multimoda 185

202 lain yaitu untuk lalu lintas orang dan hewan 17. Meningkatnya investasi Optimalisasi pengelolaan investasi Peningkatan kepastian hukum terkait investasi dan usaha Penyederhanaan prosedur perijinan investasi dan usaha di pusat dan daerah Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Peningkatan Investasi yang inklusif Pengembangan layanan investasi Penganggaran : Dari sisi pelaksanaan anggaran Pemberian insentif dan fasilitasi investasi Penumbuhan Populasi Industri 18. pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi pembangunan Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam Mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam, baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi) Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam Penumbuhan Populasi Industri Optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan sejak industri hulu hingga industri hilir dengan mengembangkan keterpaduan industri berbasis hasil hutan (forest based cluster industri) Optimalisasi pengelolaan sumberdaya hutan untuk menciptakan nilai tambah berbasis masyarakat Pengembangan KPH Produksi dan Produk Kayu 186

203 Pengamanan lahan pertanian produktif dan pemanfaatan lahan terlantar, didukung dengan sistem irigasi dan fasilitasi penyediaan air yang terpadu Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat, terutama melalui peremajaan tanaman perkebunan dan hortikultura rakyat komoditi andalan ekspor dan memiliki potensi ekspor Peningkatan mutu, pengembangan standarisasi hasil pertanian, peningkatan Peningkatan efektivitas penyuluhan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh Meningkatkan produksi,produktifitas dan mutu hasil peternakan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi peternakan Peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian Peningkatan produktivitas, standar mutu dan standar ramah lingkungan hasil pertanian komoditi andalan ekspor dan untuk penggunaan industri dalam negeri Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian, pendamping desa di daerah tertinggal Revitalisasi sistem perbenihan padi dan perbibitan sapi dan kerbau 187

204 Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, melalui alokasi yang proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan, terutama di 100 sentra perikanan terpadu dan terintegrasi (hulu-hilir) Revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold storage dan rantai dingin di lokasilokasi yang tepat, terutama di 100 sentra perikanan Pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UKMK pengolahan hasil perikanan Meningkatkan nilai tambah produk peternakan Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan tangkap Mengembangkan beberapa metode perlindungan/ skema pembiayaan bagi para petani, peternak dan nelayan Peningkatan Produktivitas, Optimalisasi Kapasitas dan Kontinuitas Produksi Perikanan Peningkatan Kualitas Prasarana dan Sarana Perikanan Peningkatan Mutu, Nilai Tambah dan Inovasi Teknologi Perikanan 188

205 intensifikasi dan ekstensifikasi perikanan budidaya dan percontohan teknologi budidaya yang benar melalui model pengembangan techno park dan science park Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan budidaya Peningkatan Produktivitas, Optimalisasi Kapasitas dan Kontinuitas Produksi Perikanan Pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk perikanan tangkap dan budidaya Peningkatan Mutu, Nilai Tambah dan Inovasi Teknologi Perikanan Peningkatan Kualitas Prasarana dan Sarana Perikanan 19. Berkembangnya sektor pariwisata Mengembangkan destinasi wisata unggulan dan meningkatkan promosi wisata Mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara Mendorong peningkatan wisatawan nusantara, dengan strategi fokus pada 16 pasar wisatawan manca negara dan 16 pasar utama wisatawan domestik Peningkatan pengembangan pemasaran seni budaya dan pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Pemasaran Pariwisata Nasional Peningkatan pemasaran pariwisata nasional Dibentuk Pusat Promosi Pariwisata Indonesia di negaranegara terpilih 189

206 Meningkatkan citra kepariwisataan Pengembangan objek wisata dan produk unggulan daerah yang terintegrasi Fasilitasi pembangunan destinasi pariwisata nasional yang menjadi fokuspemasaran pariwisata dengan dalam penetapan kawasan peruntukan pariwisata dalam RTRW dan RRTR, site plan destinasi wisata beserta rancangan detail (detail design) kawasan destinasi wisata Peningkatan kualitas objek wisata unggulan dan seni budaya daerah Pembangunan Destinasi Pariwisata Pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal Pembangunan Industri Pariwisata Fasilitasi investasi usaha sektor pariwisata 20. Menurunnya pencemaran lingkungan Menurunkan beban pencemaran lingkungan Pengendalian pencemaran laut, pesisir, sungai, dan danau Mitigasi pencemaran sungai melalui upaya struktural dan non struktural seperti percepatan pembangunan sanitasi dan pengolahan limbah di wilayah bantaran Sungai Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Meningkatkan upaya Keberlanjutan pembangunan lingkungan hidup Pemeliharaan dan pemulihan sumber air dan ekosistemnya 190

207 Pengendalian pencemaran air ke sumber-sumber air, dan mendorong penerapan insentif kebijakan tarif air terkait pengelolaan limbah cair rumah tangga Pemenuhan kebutuhan dan jaminan kualitas air untuk kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Menerapkan standar/aturan mengenai limbah dan bahan B3 Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup : Mengelola limbah dan bahan B3 21. Meningkatnya penyelenggaraan penanggulangan bencana Meningkatkan kesiapsiagaan, pengendalian dan Pemulihan akibat bencana Pengembangan kesiapsediaan masyarakat terhadap bencana melalui perkuatan Flood Proofing sebagai kapasitas adaptasi bencana banjir dan kapasitas mitigasi institusi serta masyarakat, serta peningkatan kemampuan prediksi terhadap peningkatan aliran sungai dan dampak yang ditimbulkannya Peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan : Pengurangan risiko bencana berbasis Meningkatkan peran serta dunia Usaha, Swasta dan Masyarakat dalam Pra, saat dan Pasca Bencana Peningkatan ketangguhan masyarakat dalam mengurangi risiko daya rusak air termasuk perubahan iklim Mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan 191

208 komunitas melalui pengembangan Desa Tangguh Bencana dikabupaten/kota sasaran masyarakat dalam menghadapi bencana Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan : Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan sektoral dan wilayah Peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan : Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan 22. Menurunnya luas lahan kritis Mempertahankan fungsi hutan Secara terkoordinasi melakukan pemulihan kawasan bekas tambang, hutan/tutupan lahan, pesisir dan laut serta badan air yang kritis Pemulihan lahan sangat kritis dan kritis Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup : Melakukan upaya pemulihan pada kawasan yang sudah dalam kondisi kritis (terdegradasi/ tercemar) yang terlantar secara terkoordinasi 192

209 23. Meningkatnya pembangunan industri maritim dan transportasi laut yang integratif dan berdaya saing Optimalisasi pendayagunaan dan pengendalian kemaritiman Penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulaupulau kecil, penyusunan tata ruang laut dan harmonisasi tata ruang daratan dan laut, pengembangan kebijakan kelautan dan roadmap pembangunan maritim dan kelautan Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan sarana sumber daya kemaritiman Meningkatkan Tata Kelola Sumber Daya Kelautan Revitalisasi fungsi dan peran pelabuhan melalui pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan, serta penguatan fasilitas armada penangkapan dan pelabuhan, termasuk penguatan di daerah perbatasan Peningkatan Kualitas Prasarana dan Sarana Perikanan Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun Pembangunan dan peningkatan fungsi pelabuhan Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung 193

210 short sea shipping/ coastal shipping pada jalur logistik nasional kerjasama regional dan global 24. Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan Meningkatkan peran dan akses perempuan dalam pembangunan Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, di tingkat nasional maupun di daerah Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan Peningkatan kesetaraan gender untuk akses/kesempatan pendidikan, kegiatan ekonomi dan keterwakilan perempuan dalam organisasi 25. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak Melidungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekeraran Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan HAM 194

211 26. Meningkatnya kapasitas pemuda sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri Meningkatkan peran, potensi, prestasi pemuda dan olahraga Penyiapan kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi yang dibutuhkan lingkungannya Peningkatan peran, kompetensi pemuda melalui pola pengkaderan secara terencana sistematis dan berkelanjutan Meningkatnya pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas, serta untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan Menguatkan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba Penyebarluasan informasi tentang bahaya narkoba melalui berbagai media Peningkatan pengetahuan pemuda/pelajar terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat- obat terlarang lainnya sejak dini Penguatan lembaga rehabilitasi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba Penegakan hukum kejahatan narkoba 27. Meningkatnya daya saing dan prestasi olahraga Meningkatkan prestasi pemuda dan olahraga Pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan Peningkatan kompetensi dan prestasi di bidang olah raga melalui pola pengkaderan secara terencana sistematis dan berkelanjutan Menumbuhkan budaya olahraga dan prestasi 195

212 Peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga Peningkatan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan Pengembangan sistem dan penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan Peningkatan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha/ swasta dalam pembudayaan kegiatan olahraga, termasuk media massa Peningkatan profesionalisme dan etika pembina, penyelenggara, pengelola dan pelaksana kegiatan keolahragaan Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga 28. Meningkatnya kondisi dimana prinsip-prinsip keagamaan, Budaya dan Demokratis terintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pemerintahan dan masyarakat Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, budaya dan demokrasi dalam masyarakat. Pengembangan jaringan lembaga pendidikan keagamaan untuk memperluas akses ke lembaga pemerintah dan nonpemerintah guna mendukung penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan keagamaan Menciptakan kondisi yang kondusif dalam kehidupan di masyarakat Meningkatkan layanan pendidikan keagamaan yang berkualitas 196

213 Pengembangan pendidikan kewargaan di kalangan masyarakat, untuk meneguhkan jati diri bangsa melalui pemahaman mengenai nilainilai multikulturalisme dan penghormatan pada kemajemukan sosial Penyelenggaraan pendidikan kewargaan melalui organisasi sosial-kemasyarakatan yang berorientasi untuk memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan warga negara Meningkatkan penerapan Demokrasi dalam kehidupan bernegara Mengembangkan pendidikan kewargaan disekolah untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosialbudaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang baik (good citizen) 197

214 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan berfungsi sebagai acuan dalam menyusun program pembangunan daerah jangka menengah. Program yang disusun untuk mewujudkan sasaran strategis, dengan memakai sumber daya, sesuai pula dengan ketentuan serta berdasarkan strategi maupun arah kebijakan yang telah ditetapkan. Arah kebijakan dan program pembangunan daerah tersebut merupakan pengejawantahan dari visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD. Arah kebijakan dan program pembangunan daerah seyogianya dilaksanakan dengan basis sinergitas dan mengurangi eksklusivitas antar sektor. Arah kebijakan dan program pembangunan daerah secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. 198

215 TABEL 7.1. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER ARAH KEBIJAKAN DANA OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS 1 Mewujudkan Meningkatnya pemerintahan yang kualitas pelayanan baik, bersih, publik transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik Meningkatnya profesionalisme Aparatur Strategi: Meningkatkan dan memperluas pelayanan publik Arah Kebijakan: Meningkatkan standar kualitas pelayanan publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu Jumlah jenis perizinan/nonperizinan yang dilayani (jenis) Program Mengintensifkan Pengaduan Masyarakat 75% Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Program ketatalaksanaan dan pelayanan publik Program Peningkatan Pelayanan Publik Arah kebijakan : Penempatan dan Persentase penempatan pejabat ASN pemerintah distribusi ASN sesuai provinsi berdasarkan dengan kualifikasi pendidikan dan kebutuhan kualifikasi pendidikan (%) : Eselon II Arah Kebijakan : Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur berbasis kompetensi Eselon III Eselon IV Persentase SKPD provinsi yang memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan (%) Persentase pejabat struktural Pemprov yang telah mengikuti diklat kepemimpinan (%) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur - Eselon II Eselon III Eselon IV Jumlah ASN yang mengikuti diklat formal (orang) : - Spesialis Kedokteran Lama : 1 Baru : 4 - S2 Lama : - Baru : 2 - S3 Lama : - Baru : 2 Lama : 5 Baru : 2 Lama : 2 Baru : 2 Lama : 2 Baru : 2 Lama : 6 Baru : 1 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 7 Baru : 1 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 6 Baru : 2 Lama : 8 Baru : 1 Lama : 6 Baru : 2 Lama : 8 Baru : Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program pembinaan dan pengembangan aparatur Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur APBD PROV DPMPTSP Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT APBD PROV Biro Organisasi Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT APBD PROV DPMPTSP Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT APBD PROV BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT APBD PROV BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT APBD PROV APBD PROV/APBN BKD BPSDM BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT 199

216 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Meningkatnya kinerja Pengawasan Arah kebijakan : internal Penguatan sistem pengendalian internal Strategi : Meningkatkan kinerja pengawasan Pemerintahan Daerah Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan (%) Tingkat/Level Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan KDH APBD Prov Inspektorat Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan Arah Kebijakan: Optimalisasi penerapan sistem akuntabilitas kinerja Tingkat Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Nilai Evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi Jumlah SKPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP minimal BB (SKPD) Program Peningkatan Profesional Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan B B B BB BB A A A Program pengembangan kinerja dan reformasi birokrasi APBD Prov Program Peningkatan APBD Prov Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan KDH Setda/ Bappeda/ Inspektorat Setda/ Bappeda/ Inspektorat Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Arah Kebijakan: Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah Arah Kebijakan: Optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi Arah kebijakan: Penerapan e- government dalam pengelolaan pemerintahan Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Jumlah aplikasi elektronik yang dikembangkan (aplikasi) Jumlah OPD yang memanfaatkan Sitem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah APBD Prov BPKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT C C CC CC B B BB BB Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan KDH APBD Prov Inspektorat Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Program Pengembangan Teknologi Informatika Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi, Informatika dan Penataan Administrasi Kependudukan APBD PROV APBD PROV Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Dinas Transformasi Birokrasi dan Kependudukan Tata Kelola Pemerintahan dan Catatan Sipil berbasis IT Jumlah desa yang belum terkoneksi oleh jaringan TIK (desa) Jumlah objek wisata yang terkoneksi jaringan TIK (obyek) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa APBD Prov APBD Prov Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik 1. Pengentasan Kemisikinan dan Peretasan Ketertinggal; 2. Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT 1. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT; 2. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Strategi : Meningkatkan kerja sama antara Eksekutif dan legislatif 200

217 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Arah Kebijakan : Persentase Raperda yang Meningkatkan ditetapkan menjadi Perda jumlah Rancangan (%) Perda yang disahkan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah APBD PROV Sekretariat DPRD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Strategi : Percepatan Penanganan Penyelesaian Batas Daerah Arah Kebijakan : Peningkatan Penyelesaian Batas Daerah Arah Kebijakan : Peningkatan sarana dan Prasarana IT Kearsipan Persentase Segmen Batas Daerah Yang Diselesaikan (%) Strategi : Peningkatan sistem pelayanan arsip OPD Persentase OPD yang menyelenggarakan penataan kearsipan berbasis IT (%) Program Peningkatan Bina Administrasi Kewilayahan APBD PROV Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat SETDA Program Preservasi Arsip APBD PROV DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan Meningkatnya layanan kualitas dan Arah kebijakan: Jumlah Kepala keluarga kuantitas pelayanan Meningkatkan miskin yang diberdayakan kesejahteraan sosial kualitas pelayanan (KK) sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Strategi : Pencegahan,Pengurangan dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Jumlah penyandang masalah Kesejahteraan sosial yang dibina, direhab dan dilayani (Orang) Jumlah partisipasi masyarakat dalam potensi dan sumber kesejahteraan sosial (Orang) Jumlah orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial (orang) 2,920 1,210 1,138 2,700 2,928 2,930 3,058 13, Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya APBD Prov/kab/kot a dan APBN 9,734 1,817 1,579 1,785 1,785 1,715 1,715 10,396 8,952 1,532 1,192 1,182 11,621 2,018 1,472 1,437 1,437 8,252 2,204 2,204 2,204 2,054 2,054 12, Program Penanganan Fakir Miskin 1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 2. Program Rehabilitasi Sosial 1. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 2. Program Pemberdayaan Sosial 1. Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial 2. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Meningkatnya akses Strategi : Meningkatkan jangkauan dan akses layanan pendidikan yang adil, merata dan berkualitas dan pemerataan layanan pendidikan Arah Kebijakan : Angka partisipasti murni 57,81 64,58 71,8 78,8 85,8 92, Program pendidikan anak serta meningkatnya Pembangunan dan (APM) PAUD (%) usia dini minat baca di semua perbaikan sarana & APBD Kab/kota Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 201

218 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS lapisan masyarakat prasarana pendidikan dan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta meningkatkan minat baca masyarakat Angka partisipasti murni (APM) SD (%) Jumlah Desa Tertinggal yang belum memiliki SD (Desa) Angka partisipasti murni (APM) SLTP (%) Jumlah SLTP yang dibangun Angka partisipasti murni (APM) SMA (%) 98,03 98,33 98,73 99,03 99,39 99, Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Bantuan keuangan kepada kab/kota APBD Kab/kota dan APBN APBD Kab/kota dan APBN 76,44 80,14 83,84 87,54 91, Program wajar dikdas APBD Kab/kota dan APBN Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Bantuan Keuangan kepada kab/kota Dikbud Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Prov BPKD Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Kab/kota dan APBN 64,61 69,61 74,61 79, Program pendidikan APBD Prov menengah dan APBN Dikbud Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Prov BPKD Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan sarana dan prasarana, promosi gemar membaca Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SMA (Kecamatan) APBD Prov dan APBN Angka buta aksara (%) 2,20 1,76 1,32 0,88 0,44 0, Program pendidikan non formal STRATEGI : Peningkatan kualitas layanan dan pembudayaan gemar membaca Jumlah pengunjung perpustakaan (orang/bulan) 23, PROGRAM PENINGKATANAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR, Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Prov Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Prov DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah Prosentase sarana dan prasarana digital Perpustakaan sekolah sesuai standar Nasional (%) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan APBD Prov DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Meningkatnya standar layanan pendidikan dan relevansi pendidikan terhadap pengembangan potensi daerah Strategi : Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan standar pendidikan Arah Kebijakan : Peningkatan Mutu pendidikan dan Kompetensi Tenaga Pendidik Arah Kebijakan : Meningkatkan standar akreditasi Persentase Guru SLTA yang berpendidikan Minimal S1 (%) Persentase Guru SLTA bersertifikasi (%) Persentase SD yang terakreditasi (%) 96,8 96,8 97,6 98,4 99,2 99, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 38,7 50,96 63,22 75,48 87, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun APBD Prov Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD Prov Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan APBD kab/kota Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 202

219 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS standar akreditasi pendidikan Persentase SLTP yang terakreditasi (%) Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun APBD kab/kota Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Persentase SLTA yang terakreditasi (%) 90, Program pendidikan menengah APBD Prov Dikbud Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Persentase Kompetensi Kejurusan SMK yang terakreditasi (%) 91 92, Program pendidikan menengah APBD Prov Dikbud Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Jumlah SMK berbasis potensi unggulan daerah yang dibangun (Unit) Program pendidikan menengah APBD Prov Dikbud Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Strategi: Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Arah Kebijakan: Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 kelahiran hidup Angka Kematian Ibu (AKI) / kelahiran hidup Program Peningkatan kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi APBD Prov/kab/kot a dan APBN Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Arah Kebijakan: Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang (%) Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria (kab/kota) Angka kejadian DBD per penduduk Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Persentase Penderita Penyakit Hipertensi Usia > 18 Th (%) 21,6 21,6 21,30 21,00 20,75 20,50 20,00 20,00 Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular Persentasi Penderita Penyakit Diabetes Militus usia > 15 Th (%) 0,90 0,90 0,85 0,85 0,80 0,80 0,75 0,75 Meningkatnya akses, pemerataan Arah kebijakan: dan standar layanan Pemenuhuan kesehatan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya Strategi:Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi (unit) Jumlah Rumah Sakit yang ditingkatkat kelas dari B ke A Jumlah Kecamatan yang belum memiliki Puskesmas (unit) Program Pengadaaan Sarana dan PrasaranaPuskesmas dan Jaringannya Program pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana RS Program Pengadaaan Sarana dan PrasaranaPuskesmas dan Jaringannya APBD Prov/kab/kot a dan APBN APBD Prov dan APBN APBD Prov/kab/kot a dan APBN Dinkes RSUD M Yunus Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 203

220 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Arah kebijakan: Meningkatkan akses dan pemerataan layanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepualauan (DTPK) Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%) Jumlah Desa Tertinggal yang belum memiliki sarana kesehatan (desa) Jumlah Pelayanan kesehatan spesialistik di DTPK (desa) Program Jaminan Kesehatan Nasional Program Pembangunan sarana kesehatan/bantuan keuangan kepada kab/kota Program Kemitraan Pelayanan Kesehatan APBD Prov/kab/kot a dan APBN APBD Prov/kab/kot a APBD Prov/kab/kot a Dinkes/Dinsos/ BPJS Dinkes/BPKD Dinkes Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi remaja Strategi : Menurunkan angka kelahiran penduduk dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja Arah Kebijakan : Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Pertumbuhan Penduduk (%) Program keluarga APBD Berencana Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Prov/kab/kot a dan APBN P3A, PP & KB Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Arah Kebijakan : Peningkatan intensitas layanan kesehatan reproduksi bagi remaja guna mencegah kelahiran di usia remaja Persentase Rasio Akseptor KB Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) 67, ,57 38,31 35,31 32, ,50 27,50 Program Keluarga Berencana Program Pelayanan Kontrasepsi Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR APBD Prov/kab/kot a dan APBN APBD Prov/kab/kot a dan APBN P3A, PP & KB P3A, PP & KB Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Meningkatnya pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis kewilayahan dan keunggulan lokal Strategi : Mengembangkan kawasan ekonomi terpadu Arah Kebijakan : Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Jumlah Sentra IKM yang dikembangkan sentra 3 sentra 20 sentra 20 sentra 23 sentra 79 sentra Program Pengembangan APBD Disperindag 1. Pengentasan kemiskinan Sentra-Sentra Industri Potensial Prov/kab/kot a dan APBN dan peretasan ketertinggalan; 2. Penguatan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi; 3. Pengembangan infrastruktur Program Penataan Struktur Industri strategis dan industrialisasi Program Pengembangan Industri Agro Jumlah kawasan kampung nelayan terpadu yang Program Pemberdayaan APBD Ekonomi Masyarakat Pesisir DKP 1. Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan; 2. Penguatan 204

221 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB terpadu yang dikembangkan Program Pengembangan Perikanan tangkap APBD DAN APBN DKP PROGRAM PRIORITAS ketertinggalan; 2. Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Program optimalisasi APBD pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan DKP Program Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh Program Peningkatan Kelembagaan Koperasi APBD APBD DAN APBN Dinas PUTR DiskopUKM Arah Kebijakan : Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Diversifikasi Pangan Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun APBD DAN APBN APBD DAN APBN APBD DAN APBN APBD APBD APBD Ptogram pelayanan APBD kesehatan penduduk miskin DiskopUKM Dinas Peternakan dan keswan Dinas tanaman pangan,hortikult ura dan perkebunan BKP BAPPEDA Dikbud Dinkes Program pengembangan perumahan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan APBD DAN APBN APBD Dinas perumahan rakyat DPMPD Program Pengembangan APBD Industri Kecil dan Menengah Disperindag Program Pengembangan Destinasi Pariwisata APBD Dinas Pariwisata Program Pemberdayaan APBD/APBN Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya. Dinas sosial 205

222 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Program pengembangan ketenagalistrikan APBD/APBN Program Peningkatan APBD Kesempatan Kerja Program Pemanfaatan APBD/APBN Potensi Sumber Daya Hutan Dinas ESDM Disnakertrans DishutLH Program keluarga Berencana dan Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan APBD BP3AKB Meningkatnya kapasitas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dan Industi Kecil Menengah (IKM) serta berkembangnya sarana perekonomian rakyat Strategi : meningkatkan daya saing KUKM dan IKM serta mengembangkan sarana perdagangan rakyat Arah Kebijakan : Meningkatkan kapasitas teknis, permodalan dan peralatan KUKM dan IKM Persentase Peningkatan Volume Usaha Koperasi Jumlah Sentra Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Yang Dibangun % 15% 15% 15% 15% 75% Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif sentra 30 sentra 40 sentra 50 sentra 60 sentra 200 sentra APBD DAN APBN Program Pengembangan APBD DAN Sentra-Sentra Industri APBN Potensial Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Diskop UKM 1. Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan; 2. Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Persentase Pertumbuhan Unit industri kecil Nilai Investasi Sektor Industri 6.56% 14.27% 14.80% 14.90% 15.00% 15.20% 15.50% 15.50% Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Milyar Milyar Milyar Milyar 185 Milyar 195 Milyar 206 Milyar 206 Milyar Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah APBD DAN APBN Disperindag 1. Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan; 2. Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Arah Kebijakan : Mengembangkan sarana perekonomian rakyat Jumlah pasar tradisional yang di revitalisasi Program Peningkatan APBD DAN Efisiensi Perdagangan Dalam APBN Negeri Disperindag pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan Meningkatnya kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja Strategi: Meningkatkan kesempatan kerja dan kompetensi tenaga kerja serta pengembangan sarana prasarana pelatihan kerja Arah kebijakan: Meningkatkan kesempatan dan Kompetensi Tenaga Kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keterampilan/berbasis kompetensi/berbasis masyarakat Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan sertifikat kompetensi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja APBD DAN APBN Disnakertrans 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 206

223 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Jumlah masyarakat kurang mampu yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian dalam memulai usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Program Peningkatan Kesempatan Kerja 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Meningkatnya Perekonomian Perdesaan dan Kapasitas Aparatur Desa Arah Kebijakan: Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan Kerja Jumlah BLK yang ditingkatkan dari tipe B ke A Strategi: Meningkatkan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan ekonomi perdesaan Arah Kebijakan: Meningkatkan pemberdayaan ekonomi perdesaan Jumlah Bumdes yang Difasilitasi dalam Pembentukan & Pengembangan (Bumdes) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan APBD DPMPD 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 1.Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Jumlah masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam bidang ekonomi produktif ,240 3 Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar Arah Kebijakan: Meningkatkan kapasitas aparat pemerintah desa Arah kebijakan : Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur listrik Jumlah Aparatur desa yang ditingkatkan kapasitasnya Strategi : Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah Arah kebijakan : Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian Persentase desa yang belum teraliri listrik (%) Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (M) ,705 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa - - 5,5-5% 5-3,5 3, Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN 31, ,000 16,000 13,000 15,000 90,500 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan APBD PROV, APBD KAB/KOTA ,000 6,000 5,000 6,000 23,000 APBD Prov/ APBD Kab/Kota 106, ,000 8,900 5,000 5,000 5,000 24,900 Program Peningkatan APBD PROV, Produksi APBD Pertanian/Perkebunan KAB/KOTA ESDM Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP 34, ,400 10,000 10,000 17,000 47,400 APBD Dinas TPHP pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 207

224 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Luas Jaringan irigasi usaha tani yang diperbaiki/dibangun (Ha) Persentase jaringan irigasi wewenang provinsi dalam kondisi baik (%) , Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian Program : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan 1,925 APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBN APBD PROV Dinas TPHP Kementan Dinas PU dan Tata Ruang Arah kebijakan : Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan Arah Kebijakan : Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih. Arah kebijakan : Pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman Arah kebijakan : Peningkatan cakupan sarana informasi dan komunikasi msy Persentase jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang(%) Jumlah desa tertinggal yang belum dihotmix pada ruas jalan provinsi (desa) Persentase rumah tangga berakses air bersih (%) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan air limbah bersanitasi (%) Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan (%) Jumlah rumah layak huni yang dibangun (unit) Luas kawasan permukiman yang ditingkatkan kualitasnya (ha) Persentase Jangkauan daerah terakses infrastruktur TIK (%) Strategi : Membangun, mengembangkan dan memelihar infrastruktur strategis Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 59,3 62,2 73,7 82,4 91, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air Minum dan Air Limbah APBD PROV APBD PROV APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN 34,92 41,6 60,6 37,7 86, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air Minum dan Air Limbah APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN Program pengembangan perumahan Program pengembangan infrastruktur dasar perumahan dan permukiman Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN APBD Provinsi/ APBD Kab/Kota Dinas PU dan Tata Ruang Dinas PU dan Tata Ruang PUTR, DINKES, PDAM, ESDM, DINAS PKPP, DPMPD PUTR, DINKES, Dinas LH dan HUT, DPMPD PUTR, DINKES, Dinas LH dan HUT Dinas perumahan rakyat Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan 1.pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan; 2. transformasi birokrasi dan pengelolaan pemerintahan Arah Kebiijakan : Peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap ketenagalistrikan Rasio Elektrifikasi (%) 85,55 89,8 89,8 91,1 94,5 97, Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan APBN/APBD PROV ESDM pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi 208

225 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Arah Kebijakan : Peningkatan Kapasitas Bandar Udara Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Bandara (%) Program peningkatan sarana dan prasarana perhubungan APBN/APBD PROV Dishub/kemenhu b pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi Jumlah Bandara Pengumpul Yang dikembangkan (unit) Arah Kebijakan : Jumlah Volume Peningkatan Bongkar/muat (ton) Kapasitas pelabuhan NA 2,582,269 2,632,269 2,682,270 2,732,269 2,782,269 2,832,269 2,832,269 Program peningkatan sarana dan prasarana perhubungan APBN/APBD PROV Dishub/Kemenh ub pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi Arah Kebijakan : Peningkatan akses lintas Prov Jumlah ruas jalan konektivitas antar provinsi (ruas) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan APBD DAN APBN Dinas PU dan Tata Ruang pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi Arah kebijakan : Jumlah Jenis Sarana dan Meningkatkan Prasarana Transportasi Sarana dan Darat yang dibangun Prasarana Pelayanan (jenis) dan Keselamatan transportasi darat Program peningkatan sarana dan prasarana perhubungan APBN/APBD PROV Dishub/kemenhu b pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi 4 Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal Meningkatkan Investasi Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi pembangunan Strategi : Optimalisasi Pengelolaan Investasi Arah Kebijakan : Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi Nilai Investasi (Rp trilyun) 1,4 1,9 2,4 2,7 3 3,3 3,6 16 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Strategi: Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Arah Kebijakan: Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Cetak sawah baru (ha) 91,651 Produksi Tanaman Pangan dan hortikultura (ton) : 91,791 2,000 1, Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi a. padi 593, , , , , , , ,081 Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan b. Jagung 72,756 95,707 95,707 99, , , , ,152 Prasarana Pertanian 95,391 APBD Prov, DPMPTSP Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBN APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBD PROV, APBD KAB/KOTA Dinas TPHP Kementan Dinas TPHP Dinas TPHP 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi c. Kedelai 5,715 5,949 5,949 6,000 6,069 6,129 6,191 6,191 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian d.cabe Merah 46,670 47,207 47,207 47,826 48,458 49,104 49,764 49,764 Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi APBN APBD PROV, APBD KAB/KOTA Kementan Dinas TPHP 209

226 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS e. Bawang Merah Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan APBD PROV, APBD f- Jeruk 7,254 7,261 7,261 7,286 8,488 9,990 11,867 11,867 Prasarana Pertanian Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Program Peningkatan APBN Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Dinas TPHP Kementan Jumlah desa mandiri pangan yang di bina dan Kawasan Mandiri Pangan yang dikembangkan desa kawasan Program kemandirian pangan APBD PROV, APBD KAB/KOTA Dinas Ketahanan Pangan Jumlah Penumbuhan Desa Mandiri Pangan Jumlah Gapoktan untuk pengembangan Packaging Beras Produksi Perkebunan unggulan (ton) Desa Gapoktan Program pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan a. Kelapa Sawit 469, , , , , , , ,285 Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi b.karet 93,552 96,433 99, , , , , ,140 Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan Prasarana Pertanian c. Kopi 56,374 63,618 71,793 81,019 91, , , ,436 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian APBD APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBD PROV, APBD KAB/KOTA APBN Dinas Ketahanan Pangan Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Kementan Arah kebijakan: Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh Arah Kebijakan : Meningkatkan Produksi, d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya Produksi daging ternak (ton) ,557 1,000 1,000 1,000 1,000 50,557 Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:10 1:10 Program Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian APBN APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN APBN Kementan Dinas TPHP Kementan 210

227 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB Produksi, produktifitas, dan mutu hasil peternakan melalui eksentensifikasi dan intensifikasi peternakan Arah Kebijakan : meningkatkan nilai tambah produk peternakan Arah kebijakan : Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan tangkap a. Sapi Potong b. Kambing / Domba c. Ungggas Program Peningkatan Produksi hasil peternakan d. Produksi telur Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Populasi Sapi Perah ((ekor) Jumlah unit pengolahan hasil peternakan yang direvitalisasi Produksi Perikanan Tangkap (Ton) Program Peningkatan Produksi hasil peternakan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan 64,059 64,110 66,033 68,344 70,804 73,494 75,618 75,618 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat APBN APBD PROV, APBD Kab/kota, APBN APBD PROV, APBD Kab/kota, APBN APBD PROV, APBD Kab/kota, APBN APBD PROV, APBD Kab/kota, Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan Disnak Keswan dan Kementan DKP/kemen KKP PROGRAM PRIORITAS Arahnkebijakan : Meningkatkan produksi dan pengolahan hasil perikanan budidaya Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 74, ,939 97, , , , , ,538 Program pengembangan budidaya perikanan APBD PROV, APBD Kab/kota, DKP/kemen KKP Arah kebijakan : Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (Rp M) Program Optimalisasi penerimaan negara dibidang pertambangan APBD Prov, APBD Kab/Kota ESDM Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan; Pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi 211

228 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Arah kebijakan : Persentase Luas Lahan Mengurangi dampak Reklamasi (%) negatif pemanfaatan mineral, batu bara dan batuan terhadap lingkungan - 20% 40% 50% 60% 60% Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan APBD ESDM Pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi Arah kebijakan : Optimalisasi pengelolaan sumber daya hutan untuk menciptakan nilai tambah berbasis masyarakat Luas hutan yang dikelola masyakat (ha) Jumlah bahan baku industri hasil hutan (btg) - 31,535 49,990 72,847 83,192 95, , ,452 Program Pemanfaatan APBD DAN DishutLH Pengentasan kemiskinan dan Potensi Sumber Daya Hutan APBN peretasan ketertinggalan Penguatan komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi Berkembangnya Sektor Pariwisata Strategi : Mengembangkan destinasi wisata unggulan Arah Kebijakan : Peningkatan pengembangan pemasaran seni budaya dan pariwisata dalam meningkatkan kunjungan Jumlah wisatawan Mancanegara Jumlah Wisatawan Nusantara Persentase tingkat hunian hotel , , , , , , , , Rata- rata lama tinggal 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3 3 Strategi : Pengembangan objek wisata dan produk unggulan daerah yang terintegrasi Arah kebijakan : Jumlah obyek wisata Peningkatan kualitas unggulan kabupaten/kota objek wisata yang dikembangkan unggulan dan seni budaya daerah Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Destinasi Pariwisata APBD PROV, APBD Kab/kota dan APBN APBD dan APBN Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Visit 2020 wonderful Bengkulu Visit 2020 wonderful Bengkulu Menurunnya Strategi : Menurunkan beban pencemaran lingkungan Pencemaran Lingkungan Arah kebijakan : Indeks kualitas air Peningkatan pengendalian pencemaran Indeks kualitas udara 71,33 71,06 70,79 70,53 69,2 67,87 66,54 65,21 lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan APBD Prov / Kab Dinas LHK Visit 2020 wonderful Bengkulu Meningkatnya jumlah daerah yang Strategi : Meningkatkan kebersihan dan penataan lingkungan perkotaan 212

229 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB jumlah daerah yang bersih dan tertata Arah kebijakan : Persentase kota sehat Meningkatkan adipura (%) kebersihan dan penataan lingkungan perkotaan % 40% 60% 70% 80% 80% Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan APBD Prov / Kab Dinas LHK PROGRAM PRIORITAS Visit 2020 wonderful Bengkulu Meningkatnya Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Menurunnya luas lahan kritis Strategi : Meningkatkan kesiapsiagaan, pengendalian dan pemulihan akibat bencana Arah Kebijakan : Persentase desa tangguh Meningkatkan peran bencana serta dunia usaha, swasta dan masyarakat dalam Pra, Saat dan Pasca Bencana Strategi : Mempertahankan fungsi hutan Arah kebijakan : Pemulihan lahan kritis Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat 12,5 12, Program pengurangan risiko bencana APBD Provinsi/ BPBD Visit 2020 wonderful Bengkulu APBD 2. Program Pencegahan dan Kab/Kota Mitigasi Bencana 3. Program Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana 4. Program Pemulihan Dengan Segera Sarana Dan Prasarana Vital 3,06 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36 3,36 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan APBD Prov Dinas LHK Visit 2020 wonderful Bengkulu 5 Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing Meningkatnya pembangunan industri maritim dan transportasi laut yang integratif dan berdaya saing Strategi : Optimalisasi pendayagunaan dan pengendalian kemaritiman Arah Kebijakan : Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan sarana sumber daya kemaritiman Arah Kebijakan : Pembangunan dan peningkatan fungsi pelabuhan Jumlah kawasan wisata bahari yang dikembangkan (kawasan) Jumlah Pelabuhan Perikanan Yang dikembangkan(unit) : Persentase peningkatan pelabuhan pengumpan (%) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program peningkatan sarana dan prasarana perhubungan APBD PROV, APBN APBD DAN APBN APBN/APBD PROV DKP, Kemen Pariwisata, Kemen KKP Visit 2020 Wonderful Bengkulu DKP, Kemen KKP Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Dishub/Kemenh ub pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi 6 Pemberdayaan Perempuan dan Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan dasar bagi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan Strategi : Meningkatkan peran dan akses perempuan dalam pembangunan Arah Kebijakan : Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Indeks pembangunan gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 91,02 91,52 92,02 92,52 93,02 93,52 94,02 94,02 Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 68,76 69,26 69,76 70,26 73,06 73,56 73,86 73,86 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak APBD Prov PP dan PA Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan 213

230 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Meningkatnya layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak Strategi : Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan APBD PROV Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan PP dan PA Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Jumlah anak yang dilayani dan dilindungi di dalam dan luar panti (orang) ,198 Program Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak APBD PROV Dinkesos 7 Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan Meningkatnya kapasitas pemuda sebagai agen pembangunan dan perubahan yang bertanggung jawab, berjiwa wirausaha dan mandiri; Strategi: Meningkatkan peran, potensi, prestasi pemuda dan olahraga Arah kebijakan: Peningkatan peran, kompetensi pemuda melalui pola pengkaderan secara terencana sistematis dan berkelanjutan Jumlah kelompok usaha pemuda produktif yang dibina dan dikembangkan (kelompok) Jumlah Pemuda kader, pemuda pelopor dan pemuda wirausaha, Pramuka tingkat Provinsi (orang) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda 20,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 45,330 Program peningkatan peran serta kepemudaan APBD PROV, APBD KAB/KOTA, APBN APBD Prov/ APBN DISPORA DISPORA pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan visit 2020 wonderful bengkulu Meningkatnya daya saing dan prestasi olahraga Strategi: Meningkatkan prestasi pemuda dan olahraga Arah Kebijakan: Peningkatan kompetensi dan prestasi di bidang olah raga Peringkat Prestasi Olahraga Berskala Nasional a. PON b. POPNAS Program Pembinaan Olahraga Prestasi/ Program Pemberdayaan dan Pemasyarakatan Olahraga APBD Prov/ APBD Kab/Kota DISPORA visit 2020 wonderful bengkulu c. POMNAS d. PORWIL

231 NO MISI SASARAN STRATEGI INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR PROGRAM SUMBER OPD ARAH KEBIJAKAN DANA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Arah Kebijakan: Pembangunan Kawasan olahraga terpadu berstandar Internasional Persentase Pembangunan kawasan Internasional Sport Center di Provinsi Bengkulu (BISC) (%) 0 0% 5%-25% 25-55% 55-90% Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga APBD Prov/ APBD Kab/Kota DISPORA Arah Kebijakan : Peningkatan profesionalisme pembina, pengelola dan pelaksana kegiatan keolahragaan Jumlah Wasit/Pelatih/Juri Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga APBD Prov/ APBD Kab/Kota DISPORA 8 Mewujudkan Masyarakat Bengkulu yang Agamis, Berbudaya, berkesadaran wisata dan Demokratis Meningkatnya kondisi dimana prinsip-prinsip keagamaan, Budaya dan Demokratis terintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pemerintahan dan masyarakat Strategi : Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, budaya dan demokrasi dalam masyarakat. Arah Kebijakan: Rasio Stabilitas Kesatuan Menciptakan kondisi Bangsa yang kondusif dalam kehidupan di masyarakat Arah Kebijakan : Meningkatkan penerapan Demokrasi dalam kehidupan bernegara Indeks Demokrasi Indonesia Prov. Bengkulu Program pengembangan wawasan kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat APBD Provinsi/ APBD Kab/Kota APBD Provinsi/ APBD Kab/Kota Kesbangpol Kesbangpol visit 2020 wonderful bengkulu 215

232 TABEL 7.2. KESELARASAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Prioritas Pembangunan Daerah (Y/T) Arah Kebijakan Daerah Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (1) 1 Urusan Wajib 1 01 Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Ya Pembangunan dan perbaikan sarana & prasarana pendidikan dan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta meningkatkan minat baca masyarakat Indikator Kinerja Daerah (outcome) Angka partisipasti murni (APM) PAUD (%) Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan RPJM Nasional Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Pendidikan ProgramWajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Ya Pembangunan dan perbaikan sarana & prasarana pendidikan dan Angka partisipasti murni (APM) SD (%) Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta Jumlah Desa Tertinggal yang belum Pemenuhan SNP Sarpras meningkatkan minat baca memiliki SD (Desa) Pendidikan masyarakat Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Pendidikan Pendidikan Program wajar dikdas/bantuan Keuangan kepada kab/kota Ya Pembangunan dan perbaikan sarana & prasarana pendidikan dan Angka partisipasti murni (APM) SLTP (%) Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta Jumlah SLTP yang dibangun Pemenuhan SNP Sarpras meningkatkan minat baca Pendidikan masyarakat Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Pendidikan Pendidikan Program pendidikan non formal Ya Pembangunan dan perbaikan sarana & prasarana pendidikan dan peningkatan pusat - pusat Pembelajaran dan Pelatihan serta meningkatkan minat baca masyarakat Angka buta aksara (%) Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Pendidikan 216

233 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Pendidikan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peningkatan Mutu pendidikan dan Kompetensi Tenaga Pendidik Persentase Guru SLTA yang berpendidikan Minimal S1 (%) Peningkatan Kapasitas SDM Sekolah Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan Persentase Guru SLTA bersertifikasi (%) Peningkatan Kapasitas SDM Sekolah Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan Pendidikan Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Ya Ya Meningkatkan standar akreditasi pendidikan Meningkatkan standar akreditasi pendidikan Program pendidikan menengah Ya Meningkatkan standar akreditasi pendidikan 1 02 Kesehatan Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi Ya Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak Program Perbaikan Gizi Masyarakat Ya Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak Persentase SD yang ter-akreditasi (%) Persentase SLTP yang ter-akreditasi (%) Persentase SLTA yang ter-akreditasi (%) Persentase Kompetensi Kejurusan SMK yang ter-akreditasi (%) Jumlah SMK berbasis potensi unggulan daerah yang dibangun (Unit) Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 kelahiran Pembinaan Gizi ibu, bayi, hidup dan anak Angka Kematian Ibu (AKI) / Pembinaan Gizi ibu, bayi, kelahiran hidup dan anak Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang (%) Pembinaan Gizi ibu, bayi, dan anak Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas Percepatan perbaikan gizi masyarakat Percepatan perbaikan gizi masyarakat Percepatan perbaikan gizi masyarakat Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Kesehatan Kesehatan Kesehatan 217

234 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kesehatan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria (kab/kota) Manajemen dan pencegahan penyakit Percepatan perbaikan gizi masyarakat Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular Ya Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Angka kejadian DBD per penduduk Persentase Penderita Penyakit Hipertensi Usia > 18 Th (%) Manajemen dan pencegahan penyakit Manajemen dan pencegahan penyakit Percepatan perbaikan gizi masyarakat Percepatan perbaikan gizi masyarakat Kesehatan Kesehatan Progrm Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Jaringannya Ya Pemenuhuan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya Persentasi Penderita Penyakit Diabetes Militus usia > 15 Th (%) Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi (unit) Manajemen dan Percepatan perbaikan gizi pencegahan penyakit masyarakat Penyediaan, Persebaran dan Peningkatan akses dan mutu Kualitas SDM Kesehatan pelayanan kesehatan Kesehatan Kesehatan Program Pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit Ya Pemenuhuan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya Jumlah Rumah Sakit yang ditingkatkat kelas dari B ke A Jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi (unit) Penyediaan, Persebaran dan Kualitas SDM Kesehatan Penyediaan, Persebaran dan Kualitas SDM Kesehatan Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Kesehatan Kesehatan Program Pengadaaan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Jaringannya Ya Pemenuhuan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya Jumlah Kecamatan yang belum memiliki puskesmas (unit) Penyediaan Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional Ya Pemenuhuan kebutuhan sumberdaya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan jaringannya Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) / Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Kesehatan Program Pembangunan sarana kesehatan/bantuan keuangan kepada kab/kota Ya Meningkatkan akses dan pemerataan layanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) Jumlah Desa Tertinggal yang belum memiliki sarana kesehatan (desa) Penyediaan Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Kesehatan 218

235 Kode (1) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kesehatan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program kemitraan pelayanan kesehatan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air Minum dan Air Limbah 1 03 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan lainnya Ya Ya Meningkatkan akses dan pemerataan layanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian Jumlah Pelayanan kesehatan spesialistik di DTPK (desa) Persentase rumah tangga berakses air bersih (%) Persentase rumah tangga terlayani pengolahan air limbah bersanitasi (%) Persentase rumah tangga terlayani pengolahan persampahan Persentase Jaringan Irigasi Wewenang Propinsi dalam kondisi Baik (%) Penyediaan, Persebaran dan Kualitas SDM Kesehatan Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat Rehabilitasi dan perluasan jaringan irigasi, rehabilitasi DAS hulu, pembangunan waduk dan embung/dam parit Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Penguatan promotif dan preventif "Gerakan Masyarakat Sehat" Penguatan promotif dan preventif "Gerakan Masyarakat Sehat" Penguatan promotif dan preventif "Gerakan Masyarakat Sehat" Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kedaulatan pangan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Ya Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan Persentase jalan Propinsi dalam kondisi baik/sedang Pembangunan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan aksesibilitas Daerah tertinggal Jumlah desa tertinggal yang belum dihotmix pada ruas jalan provinsi (desa) Pembangunan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan aksesibilitas Daerah tertinggal Jumlah ruas jalan konektivitas antar provinsi (ruas) Pembangunan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan aksesibilitas Daerah tertinggal 219

236 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Peningkatan aksesibilitas Daerah tertinggal Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan Jumlah desa tertinggal yang belum dihotmix pada ruas jalan provinsi (desa) Pembangunan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan Jumlah ruas jalan konektivitas antar provinsi (ruas) Pembangunan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan Peningkatan aksesibilitas Daerah tertinggal Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air Minum dan Air Limbah Ya Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih. Persentase rumah tangga berakses air bersih (%) Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik Daerah tertinggal Persentase rumah tangga terlayani pengolahan air limbah bersanitasi (%) Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik Daerah tertinggal 1 04 Perumahan dan Kawasan Permukiman Program Pengembangan Perumahan Ya Pembangunan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman Program pengembangan infrastruktur dasar perumahan dan permukiman Ya Pembangunan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman Persentase rumah tangga terlayani pengolahan persampahan Jumlah rumah layak huni yang dibangun (unit) Jumlah jenis sarana prasarana di kawasan perumahan dan permukiman yang dibangun (Jenis) Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Penyediaan Perumahan Baru MBR Pengembangan Permukiman (termasuk yang berbasis komunikasi) Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik Fasilitas Penyediaan Hunian Layak Baru Daerah tertinggal Perumahan dan Permukiman Fasilitasi Peningkatan Kualitas Perumahan dan Hunian dan Penataan Kawasan Permukiman Permukiman (termasuk kawasan kumuh) 1 05 Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah Kepala keluarga miskin yang diberdayakan (KK) Jaminan Sosial Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan Program Penanganan Fakir Miskin Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah Kepala keluarga miskin yang diberdayakan (KK) Jaminan Sosial Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan 220

237 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Jaminan Sosial Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah penyandang masalah Kesejahteraan sosial yang dibina, direhab dan dilayani (lansia/gedung/jenis/orang) Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan Program Rehabilitasi Sosial Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah penyandang masalah Kesejahteraan sosial yang dibina, direhab dan dilayani (lansia/gedung/jenis/orang) Jaminan Sosial Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Program Pemberdayaan Sosial Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah partisipasi masyarakat dalam potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) (Orang/karang taruna/lembaga kesejahteraan sosial/pms/tksk/event/tmp) Jumlah partisipasi masyarakat dalam potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) (Orang/karang taruna/lembaga kesejahteraan sosial/pms/tksk/event/tmp) Jumlah orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial (orang/kk) Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) Pengembangan kewirausahaan Antar Kelompok Pendapatan Pengembangan kewirausahaan Antar Kelompok Pendapatan Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Ya Meningkatkan kualitas pelayanan sosial masyarakat dan penyandang kesejahteraan sosial. Jumlah orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial (orang/kk) Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan Antar Kelompok Pendapatan 2 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar 2 01 Tenaga Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Ya Meningkatkan kesempatan dan Kompetensi Tenaga Kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keterampilan / berbasis kompetensi / Berbasis Masyarakat Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan Pengembangan kewirausahaan Antar Kelompok Pendapatan Jumlah tenaga kerja yang mendapat sertifikat kompetensi (orang) Pengembangan keahlian tenaga kerja Penciptaan lapangan kerja dan keahlian tenaga kerja Antar Kelompok Pendapatan 221

238 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program peningkatan kesempatan kerja Jumlah masyarakat kurang mampu yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian dalam memulai usaha (orang) Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan Pengembangan kewirausahaan Antar Kelompok Pendapatan Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Ya Meningkatkan kesempatan dan Kompetensi Tenaga Kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pasar kerja. Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Layanan informasi pasar kerja Penciptaan lapangan kerja dan keahlian tenaga kerja Antar Kelompok Pendapatan Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja 2 02 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Ya Ya Jumlah BLK yang ditingkatkan dari tipe B ke A Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Jumlah BLK yang ditingkatkan kelas B ke A (unit) Indeks pembangunan gender (IPG) Penyediaan Sarana Prasarana dan Sistem Pendukung Kegiatan Ekonomi Pendidikan dan pemberdayaan perempuan serta anak usia dini Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan Percepatan perbaikan gizi masyarakat Antar Kelompok Pendapatan Kesehatan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Ya Ya Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Indeks pembangunan gender (IPG) Indeks pembangunan gender (IPG) Sistem Informasi Manajemen dan Litbang Kesehatan Pendidikan dan pemberdayaan perempuan serta anak usia dini Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan Percepatan perbaikan gizi masyarakat Kesehatan Kesehatan Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Ya Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Indeks pembangunan gender (IPG) Pendidikan dan pemberdayaan perempuan serta anak usia dini Percepatan perbaikan gizi masyarakat Kesehatan Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Ya Peningkatan Pengarusutaman Gender dalam pembangunan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Pendidikan dan pemberdayaan perempuan serta anak usia dini Percepatan perbaikan gizi masyarakat Kesehatan 222

239 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Kepastian dan penegakan hukum Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Ya Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Kepastian dan penegakan hukum Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Ya Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Kepastian dan penegakan hukum Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Ya Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan (%) Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Kepastian dan penegakan hukum Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Ya Meningkatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilayani dan di lindungi Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas keadilan Kepastian dan penegakan hukum 2 03 Pangan Kemandirian Pangan Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dibina (Desa) Jumlah kawasan mandiri pangan yang dikembangkan (Kawasan) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pertanian Pencetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Jumlah Penumbuhan Desa Mandiri Pangan (Desa) Pencetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan 223

240 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kedaulatan Pangan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Jumlah gapoktan untuk pengembangan packaging beras (gapoktan) Peningkatan ketersediaan pangan beragam, aman dan bergizi Peningkatan, mutu pangan, kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat 2 05 Lingkungan Hidup Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Program Pengembangan Kinerja pengolahan persampahan Ya Ya Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan air dan udara dengan meningkatkan daya dukung penahanan laju kerusakan lingkungan Meningkatkan kebersihan dan penataan lingkungan perkotaan Indeks pengendalian pencemaran air Persentase kota sehat adipura (%) Rehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim Penataan, pengelolaan dan pemanfaatan ruang dan kegiatan perkotaan yang efisien dan berkeadilan Pengelolaan sumber daya alam desa dan kawasan termasuk kawasan transmigrasi dan sumber daya hutan Pengelolaan sumber daya alam desa dan kawasan termasuk kawasan transmigrasi dan sumber daya hutan Desa dan Kawasan Perdesaan Desa dan Kawasan Perdesaan Program Rehabiltasi Hutan dan Lahan Ya Pemulihan lahan sangat kritis dan kritis Persentase luas tutupan lahan diluar kawasan meningkat Penataan, pengelolaan dan pemanfaatan ruang dan kegiatan perkotaan yang efisien dan berkeadilan Mengembangkan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana Perkotaan 2 08 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Program keluarga Berencana Ya Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Ya Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Program Keluarga Berencana Ya Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Program Pelayanan Kontrasepsi Ya Peningkatan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas Pertumbuhan Penduduk (%) Pelayanan KB Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Pertumbuhan Penduduk (%) Penguatan advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Persentase Rasio Akseptor KB Pelayanan KB Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Persentase Rasio Akseptor KB Pelayanan KB Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan 224

241 Kode (1) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kesehatan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR 2 10 Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Ya Ya Peningkatan intensitas layanan kesehatan reproduksi bagi remaja guna mencegah kelahiran di usia remaja Peningkatan intensitas layanan kesehatan reproduksi bagi remaja guna mencegah kelahiran di usia remaja Penerapan e- government dalam pengelolaan pemerintahan Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) Jumlah desa yang belum terkoneksi oleh jaringan TIK Penguatan advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB Penguatan regulasi, kelembagaan serta data dan informasi Penyiapan teknologi informasi dan komunikasi serta akses internet desa untuk interaksi masyarakat desa serta antardesa Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Kesehatan Pembangunan SDM, Desa dan kawasan pemberdayaan dan modal perdesaan sosial budaya masyarakat desa termasuk di kawasan transmigrasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Ya Penerapan e- government dalam pengelolaan pemerintahan Jumlah objek wisata yang belum terkoneksi oleh jaringan TIK Penyiapan teknologi informasi dan komunikasi serta akses internet desa untuk interaksi masyarakat desa serta antardesa Pembangunan SDM, Desa dan kawasan pemberdayaan dan modal perdesaan sosial budaya masyarakat desa termasuk di kawasan transmigrasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Ya Peningkatan cakupan sarana informasi dan komunikasi masyarakat Persentase Jangkauan daerah terakses infrastruktur TIK (%) Penyiapan teknologi informasi dan komunikasi serta akses internet desa untuk interaksi masyarakat desa serta antardesa Pembangunan SDM, Desa dan kawasan pemberdayaan dan modal perdesaan sosial budaya masyarakat desa termasuk di kawasan transmigrasi 2 11 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 225

242 Kode Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Prioritas Bidang Urusan Pemerintahan dan Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Program Pembangunan Daerah Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (1) 2 12 Penanaman Modal Program Mengintemsifkan Pengaduan Masyarakat Ya Meningkatkan standar kualitas pelayanan publik Program Peningkatan Pelayanan Publik Ya Meningkatkan standar kualitas pelayanan publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu Jumlah jenis perizinan/nonperizinan yang dilayani (jenis) Pemantauan PTSP di Daerah Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu Pengembangan Sistem Perizinan Nasional Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Program Penataaan Peraturan Per- Undang-Undangan Ya Meningkatkan standar kualitas pelayanan publik Jumlah jenis perizinan/nonperizinan yang dilayani (jenis) Pengembangan Sistem Perizinan Nasional Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu Perbaikan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi Ya Meningkatkan promosi investasi dan memperbanyak sumber dan jenis investasi Nilai Investasi (Rp trilyun) Promosi Investasi Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) 2 16 Kebudayaan Program pengembangan nilai budaya Ya Peningkatan pengembangan pemasaran seni budaya, cagar budaya dan pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisata Jumlah cagar budaya yang dilestarikan Pengembangan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat dalam Kebudayaan dan Kearifan Lokal Pembangunan SDM, Desa dan Kawasan pemberdayaan dan modal Perdesaan sosial budaya masyarakat desa termasuk di kawasan transmigrasi 3 Urusan Pilihan 3 01 Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan Perikanan tangkap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Ya Ya Ya Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim Mengembangkan kawasan kampung nelayan terpadu berbasis agro maritim Produksi Perikanan Tangkap (Ton) Jumlah kawasan kampung nelayan terpadu yang dikembangkan (Kawasan) Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perikanan (unit) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Produksi Kelautan dan Perikanan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Produksi Kelautan dan Perikanan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Produksi Kelautan dan Perikanan Industri Perikanan dan Hasil Laut Industri Perikanan dan Hasil Laut Industri Perikanan dan Hasil Laut Maritim dan Kelautan Maritim dan Kelautan Maritim dan Kelautan 226

243 Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah (1) 3 02 Pariwisata Pengembangan Pemasaran Pariwisata Prioritas Pembangunan Daerah (Y/T) Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) RPJM Nasional Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Peningkatan pengembangan Persentase tingkat hunian hotel (%) Promosi Produk Wisata Promosi Wisata Indonesia Pembangunan Pariwisata pemasaran seni budaya, cagar budaya dan pariwisata dalam Rata-rata lama tinggal (hari) Promosi Produk Wisata Promosi Wisata Indonesia Pembangunan Pariwisata meningkatkan kunjungan wisata Jumlah wisatawan mancanegara (orang) Promosi Produk Wisata Promosi Wisata Indonesia Pembangunan Pariwisata Jumlah wisatawan nusantara (orang) Promosi Produk Wisata Promosi Wisata Indonesia Pembangunan Pariwisata Jumlah event yang terselenggara Promosi Produk Wisata Promosi Wisata Indonesia Pembangunan Pariwisata 3 03 Pertanian Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Ya Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) Pembangunan sarana dan prasarana serta perbaikan regulasi perdagangan, retail dan logistik pangan Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat Kedaulatan Pangan Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) Pembangunan sarana dan prasarana serta perbaikan regulasi perdagangan, retail dan logistik pangan Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat Kedaulatan Pangan Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) Pembangunan sarana dan prasarana serta perbaikan regulasi perdagangan, retail dan logistik pangan Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat Kedaulatan Pangan Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (M) Pembangunan sarana dan prasarana serta perbaikan regulasi perdagangan, retail dan logistik pangan Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat Kedaulatan Pangan Luas Jaringan irigasi usaha tani yang diperbaiki/dibangun (Ha) Rehabilitasi dan perluasan jaringan irigasi, rehabilitasi DAS hulu, pembangunan waduk dan embung/dam parit Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan 227

244 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Cetak sawah baru (ha) Kedaulatan Pangan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Cetak sawah baru (ha) Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan Prasarana Pertanian Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan 228

245 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kedaulatan Pangan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan Prasarana Pertanian Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Holtikultura Ya Ya Ya Ya Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Tanaman Holtikultura d.cabe Merah e. Bawang Merah f- Jeruk Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) Produksi Tanaman Holtikultura d.cabe Merah e. Bawang Merah f- Jeruk Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) Produksi Tanaman Holtikultura d.cabe Merah e. Bawang Merah f- Jeruk Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) Produksi Tanaman Holtikultura d.cabe Merah e. Bawang Merah f- Jeruk Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) Produksi Tanaman Holtikultura d.cabe Merah e. Bawang Merah f- Jeruk Jumlah Realisasi pengembangan tanaman melinjo (Batang) Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan 229

246 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Produksi Perkebunan unggulan (ton) Kedaulatan Pangan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan Prasarana Pertanian Ya Ya Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani (batang) Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani (batang) Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani (batang) Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan 230

247 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Kedaulatan Pangan Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan Program Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani (batang) Percetakan sawah baru dan perluasan areal pangan lain Ya Peningkatan produksi, produktifitas Produksi Perkebunan unggulan (ton) Percetakan sawah baru dan dan mutu hasil pertanian melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian dan perkebunan a. Kelapa Sawit b.karet c. Kopi d. Pala Jumlah Bibit Pala yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Kopyor yang tersalur ke petani (batang) Jumlah Bibit Kelapa Pandan wangi yang tersalur ke petani (batang) perluasan areal pangan lain Ya Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pertanian Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya Ya Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pertanian Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Peningkatan produksi padi dan pangan lain Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya 231

248 Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah (1) 3 07 Perindustrian Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM Prioritas Pembangunan Daerah (Y/T) Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) RPJM Nasional Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM/UKM yang mendapatkan Pertumbuhan IKM pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM/UKM yang mendapatkan Pertumbuhan IKM pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM/UKM yang mendapatkan Pertumbuhan IKM pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM/UKM yang mendapatkan Pertumbuhan IKM pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM/UKM yang mendapatkan Pertumbuhan IKM pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan peralatan Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan peralatan Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan peralatan Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) 232

249 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Pertumbuhan IKM Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan peralatan Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Ya Meningkatkan kapasitas teknis dan peralatan UKM dan IKM Jumlah IKM yang mendapatkan bantuan peralatan Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Ya Memfasilitasi UKM/IKM dalam memasarkan produk melalui kegiatan expo/pameran Jumlah pelaku usaha, UKM/IKM yang mengikuti kegiatan expo/pameran Akses ke Pasar Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Ya Mengembangkan sarana perdagangan rakyat Jumlah Pasar Tradisional yang dibangun dan direvitalisasi Ketersediaan Infrastruktur Dasar Pengembangan Kawasan Industri / KEK Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) 233

250 Kode (1) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Mengembangkan sarana perdagangan rakyat Jumlah Pasar Tradisional yang dibangun dan direvitalisasi Ketersediaan Infrastruktur Dasar Pengembangan Kawasan Industri / KEK Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Ya Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Jumlah kabupaten yang dikembangkan sentra industrinya (sentra) Promosi Investasi Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Ya Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Jumlah kabupaten yang dikembangkan sentra industrinya (sentra) Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Program Penataan struktur Industri Ya Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Jumlah kabupaten yang dikembangkan sentra industrinya (sentra) Penyediaan Lahan Kawasan Industri Pengembangan Kawasan Industri /KEK Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) Prgram Pengembangan Produksi Agro Ya Mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal Jumlah kabupaten yang dikembangkan sentra industrinya (sentra) Pertumbuhan IKM Penumbuhan Populasi Industri Percepatan pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK) 4 Urusan Dasar Penunjang 4 01 Administrasi Pemerintahan Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja 4 02 Pengawasan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Ya Optimalisasi penerapan sistem Nilai Evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja Ya Penguatan sistem pengendalian internal Jumlah kasus dan temuan (Kasus dan Temuan) Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan (%) Tingkat/Level Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tingkat Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Pengawasan yang independen dan profesional Pengawasan yang independen dan profesional Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi 234

251 Kode (1) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Prioritas Pembangunan RPJM Nasional Arah Kebijakan Daerah Indikator Kinerja Daerah (outcome) Daerah (Y/T) Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Ya Repormasi Birokrasi Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Pembangunan Daerah Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan KDH Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan KDH 4 04 Keuangan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Ya Optimalisasi penerapan sistem akuntabilitas kinerja Optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi Ya Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah Jumlah SKPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP minimal BB (SKPD) Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Peningkatan disiplin dan pengawasan kinerja dan administrasi keuangan Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi 4 04 Kepegawaian Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Ya Ya Ya Ya Penempatan dan distribusi ASN Persentase penempatan pejabat ASN sesuai dengan kualifikasi pendidikan Pemerintah Provinsi berdasarkan dan kebutuhan kualifikasi pendidikan (%) : Eselon II Eselon III Eselon IV Penempatan dan distribusi ASN Persentase SKPD Provinsi yang memiliki sesuai dengan kualifikasi pendidikan jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan (%) dan kebutuhan Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur berbasis kompetensi Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur berbasis kompetensi Persentase pejabat struktural Pemprov yang telah mengikuti diklat kepemimpinan (%) : - Eselon II - Eselon III - Eselon IV Jumlah ASN yang mengikuti diklat formal (orang) : - Spesialis kedokteran - S.2 - S.3 Penerapan Manajemen ASN Penerapan Manajemen ASN Penerapan Manajemen ASN Penerapan Manajemen ASN Pelaksanaan Rooad Map Repormasi Birokrasi Pelaksanaan Rooad Map Repormasi Birokrasi Pelaksanaan Rooad Map Repormasi Birokrasi Pelaksanaan Rooad Map Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi Repormasi Birokrasi 235

252 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Indikasi rencana program prioritas Provinsi Bengkulu, berisi program-program prioritas baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah maupun untuk pemenuhan layanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program prioritas kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan Rencana Strategis OPD, termasuk dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya. Pada akhirnya, keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan daerah bermuara pada penentuan program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh tiap-tiap OPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas dalam dokumen RPJMD ini dirumuskan dengan seksama mengingat pentingnya makna program prioritas bagi rujukan utama dalam pelaksanaan perencanaan tiap tahun kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu. 236

253 NO SKPD TOTAL (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) TOTAL 1,097,898,855 1,716,658,088 2,052,117,077 2,308,730,616 2,601,438,662 3,217,026,960 12,993,870,258 I. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 82,291, ,062, ,004, ,067, ,153, ,364,195 1,518,943,267 2 Dinas Kesehatan 52,834,363 22,554,712 49,844,262 52,183,485 61,680,000 66,048, ,144,822 3 RSUD M. Yunus 151,761, ,407, ,453, ,630, ,396, ,032,558 1,430,682,413 4 RSJK Soeprapto 25,151,448 25,836,258 25,570,000 24,000,000 30,000,000 40,000, ,557,706 5 Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 312,232, ,595, ,642, ,535,710 1,078,067,923 1,486,270,175 5,229,343,898 6 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan 5,116,258 20,090,000 22,755,000 51,765,000 72,350, ,076,258 7 Satpol PP 10,990,154 8,505,621 8,225,622 9,173,184 9,538,002 10,398,302 56,830,885 8 Badan Kesbangpol 10,023,909 10,618,805 7,157,886 7,394,070 7,767,951 8,501,754 51,464,375 9 Dinas Kesejahteraan Sosial 19,829,437 22,762,897 27,645,083 29,816,415 31,285,121 33,813, ,152,646 II. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar TABEL 8.1 REKAPITULASI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3,496,309 5,716,209 9,405,100 13,033,900 25,000,000 35,000,000 91,651, Dinas PPPA dan KB 6,374,866 6,349,982 12,387,551 13,501,068 15,239,943 15,813,797 69,667, Dinas Ketahanan Pangan 10,743,936 6,529,699 7,680,920 11,408,500 20,000,000 35,000,000 91,363, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 24,095,088 10,994,356 12,287,944 13,704,156 16,483,856 17,444,556 95,009, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 6,590,624 9,559,818 16,030,583 24,057,935 29,766,000 35,206, ,210, Dinas Perhubungan 9,188,244 13,630,290 47,181,524 36,087,760 52,123,760 60,123, ,335, Dinas Komunikasi, Informatika & Statistik 15,749,513 22,050,000 19,920,000 19,170,000 19,820,000 96,709, Dinas Koperasi dan UKM 7,121,544 12,575,450 14,394,495 15,000,000 20,000,000 69,091, Dinas Perindustrian dan Perdagangan 11,768,795 8,550,669 16,202,496 20,969,369 21,262,117 36,268, ,021, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu 5,807,300 5,173,971 9,095,162 8,873,427 9,258,439 9,360,990 47,569, Dinas Pemuda dan Olahraga 18,244,025 24,232,565 39,868,740 32,078,740 20,872,340 20,632, ,928, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 5,050,596 3,805,541 13,726,062 10,608,434 10,768,830 8,942,830 52,902, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3,733,848 9,721,921 5,556,022 5,863,125 6,251,457 31,126,

254 NO III. Urusan Pemerintahan Pilihan SKPD TOTAL (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) 23 Dinas Kelautan Perikanan 18,963,218 19,760,285 19,775,782 29,214,800 40,000,000 50,000, ,714, Dinas Pariwisata 5,464,966 15,754,181 22,241,800 19,163,400 30,000,000 35,000, ,624, Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan 51,592,944 24,592,978 36,093,619 43,284,636 48,411,071 53,414, ,389, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 21,560,683 24,426,307 29,864,305 53,738,232 55,000,000 60,000, ,589, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 3,669,565 4,564,281 12,450,000 10,646,000 7,900,000 10,104,000 49,333,846 IV. Fungsi Lain Sesuai Sengan Peraturan Perundang-Undangan 28 Bappeda 14,208,367 14,225,787 25,595,820 20,330,320 17,387,750 18,557, ,305, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 22,443,304 29,165,470 35,481,988 31,475,296 29,075,043 31,657, ,299, Badan Kepegawaian Daerah 5,774,573 5,379,890 10,435,153 10,162,201 11,493,892 12,961,791 56,207, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia 13,627,849 16,297,397 21,561,332 20,291,980 22,397,980 20,055, ,232, Inspektorat 8,177,361 12,733,746 20,547,324 22,149,079 25,461,592 26,935, ,004,736 Biro Organisasi 3,804,180 2,775,000 8,110,000 8,675,000 8,850,000 8,850,000 41,064,180 Biro Adm. Pembangunan 3,694,916 4,600,380 5,561,490 6,147,340 5,732,340 5,747,340 31,483,806 Biro Adm. Perekonomian dan SDA 6,644,790 3,726,534 3,971,596 4,630,400 4,860,400 5,329,000 29,162,719 Biro Adm. Pemerintahan & Kesra 14,085,625 15,622,050 16,355,000 18,030,000 19,840,000 21,390, ,322,675 Biro Hukum 3,891,248 4,938,204 6,335,000 7,921,200 8,743,880 9,300,000 41,129,532 KDH/WKDH, Setda, Biro Umum dan Humas Protokol 63,474,776 70,686,688 77,711,367 84,278,359 53,926,659 59,319, ,397, Badan Penghubung 6,595,478 4,568,626 7,396,866 5,876,648 6,578,515 7,404,195 38,420, Sekretariat DPRD 58,098,471 82,274,634 67,961,293 74,716,377 82,146,970 90,320, ,518, Badan Penanggulangan Bencana Daerah 5,652,324 4,958,080 8,820,000 10,250,000 11,170,000 13,037,000 53,887,

255 Tabel 8.2 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada akhir Tahun Periode RPJMD OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Pendidikan Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan Jenis ,042, ,354, ,584, ,805, ,584, ,805, ,178,321 Dikbud Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah Sarana Prasaran perkantoran yang dibangun/direhab/dipelihara Unit ,964, , ,650, ,050, ,850, ,250, ,627,810 Dikbud Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Pakaian Dinas yang diadakan Set Jumlah Guru Yang Naik Pangkat dan gaji Guru ,000 50,000 Dikbud Program Peningkatan Jumlah Dokumen perencanaan, Pengembangan Sistem Pelaporan Penganggaran dan Pelaporan yang Capaian Kinerja dan Keuangan disusun Dokumen , , , , , , ,747,750 Dikbud Program Pendidikan Menengah Angka partisipasti murni (APM) (%) SLTA % % 35,391, % 29,123, % 55,489, % 62,107, % 64,914, % 66,354, % 313,380,369 Dikbud Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK Kecamatan Persentase SLTA yang ter-akreditasi % Jumlah SMK berbasis potensi unggulan daerah yang dibangun Sekolah Dikbud Dikbud Dikbud 1. Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan; 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro- Maritim dan Hilirisasi Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Persentase Guru SLTA yang berpendidikan Minimal S1 (%) % 0 96,8 1,649, , ,255, ,255, ,255, ,255, ,499,308 Persentase Guru SLTA bersertifikasi (%) % , Dikbud Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Persentase SLTA yang ter-akreditasi % ,548, ,988, ,676, ,000, ,000, ,000, ,213,798 Angka Buta Aksara % , Program Pendidikan Luar Biasa Angka partisipasti murni (APM) (%) SLTA % % 22,396, % 9,566, % 13,375, % 8,375, ,375, ,875, ,962,670 Dikbud Dikbud Dikbud Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan, Visit 2020 Wonderfull Bengkulu Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya jumlah wisatawan mencanegara Orang , , ,499, ,899, ,499, ,249, ,621,300 Dikbud jumlah wisatawan nusantara Orang 357, , , , , , , ,766 jumlah wisatawan mencanegara Orang , , ,075, ,975, ,075, ,975, jumlah wisatawan nusantara Orang 357, , , , , , , ,766 jumlah wisatawan mencanegara Orang , , , , , , jumlah wisatawan nusantara Orang 357, , , , , , , ,766 13,049,500 1,099,440 Dikbud Dikbud Dikbud Dikbud Dikbud Visit 2020 Wonderful Bengkulu Visit 2020 Wonderful Bengkulu Visit 2020 Wonderfull Bengkulu Program Bos Prosentase Capaian Pelaksanaan Kegiatan dana BOS % ,513, ,000, ,000, ,000, ,000, ,513,000 Dikbud Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan T O T A L (Rp.000,-) 82,291, ,062, ,004, ,067, ,153, ,364,195 1,518,943,

256 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Kesehatan Indikator Kinerja Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Data Capaian pada Tahun awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada akhir Periode RPJMD Rp. Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 OPD Penanggu ng Jawab Program Prioritas Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Jumlah Jenis Layanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan Jumlah Sarana dan Prasarana perkantoran yang diadakan/dibangun/direhab/d ipelihara Jenis ,880, ,502, ,585, ,843, ,652, ,018, ,483,506 Dinkes unit , ,024, ,170, ,961, ,788, ,048, ,903,140 Dinkes Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Jumlah ASN yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah aparatur yang ditingkatkan disiplinnya Jumlah dokumen perencanaan,pengangggara n dan pelaporan yang disusun orang , , ,220, , , , ,340,344 Dinkes orang , ,000 Dinkes dokumen , , , , , , ,490,560 Dinkes Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan kesehatan yang disusun dokumen , , , , , , ,856,890 Dinkes Transformasi Birokrasi dan Pengelolaaan Pemerintahan Berbasis IT Program Pengembangan Sistem Informasi kesehatan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi Jumlah Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkan Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) / kelahiran hidup aplikasi ,430, ,372, ,771, ,083, ,014, ,672,097 Dinkes Transformasi Birokrasi dan Pengelolaaan Pemerintahan jiwa ,495,784 1,495,784 Dinkes Berbasis IT jiwa ,716, ,030, ,225, ,417, ,259, ,648,802 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan jiwa Dinkes Ketertinggalan Program Kesehatan Bayi, anak, dan Remaja Program Kesehatan Lanjut Usia Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi, anak, dan Remaja Persentase Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia % 92 1,850, ,852,425 Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % , ,000 Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 240

257 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Indikator Kinerja Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang Program Promosi Jumlah Tema Pesan dalam Kesehatan dan Komunikasi, informasi dan Pemberdayaan Masyarakat edukasi kepada masyarakat Data Capaian pada Tahun awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada akhir Periode RPJMD Rp. Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 OPD Penanggu ng Jawab Program Prioritas % , ,245, ,550, ,835, ,017, ,308, ,700,920 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan tema , , ,700, ,600, ,045, ,958, ,560,000 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular Program Pengembangan SDM Kesehatan Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria (kab/kota) Persentase Penderita Penyakit Diabetes Militus usia > 15 Th yg mendapat pelayanan sesuai standart Jumlah SDM Kesehatan dikembangkan kab/kota 3 3 1,493, ,836, ,834, ,231, ,673, ,460, ,529,130 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % ,100, ,790, ,422, ,094, ,703, ,110,335 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan orang ,932, , ,832, ,525, ,975, ,168, ,865,739 Dinkes Transformasi Birokrasi dan Pengelolaaan Pemerintahan Berbasis IT Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Keseghatan Program Jaminan Kesehatan Nasional Program Kemitraan Pelayanan Kesehatan Program Kesehatan Kerja dan Olah Raga Program Penyehatan Lingkungan Jumlah Puskesmas yang terakreditasi Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standart Persentase Masyarakat yang memiliki jaminnan kesehatan Jumlah Desa yang mendapatkan Pelayanan kesehatan oleh Tim PKB Jumlah kab/kota yang melakukan Kesehatan Kerja dan Olahraga Jumlah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan (STBM) (Desa) unit 75 12,738, , ,010, ,345, ,439, ,683, ,601,347 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan unit ,041, , ,850, ,057, ,172, ,383, ,437,720 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % 75 3,647, ,600, ,076, ,100, ,210, ,634,068 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan desa , , ,625, ,115, ,081, ,299, ,665,150 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan kab/kota , ,007, ,198, ,318, ,118,982 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan desa/kelur ahan , ,600, ,124, ,627, ,890, ,852,883 Dinkes Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Jumlah 52,834,363 22,554,712 49,844,262 52,183,485 61,680,000 66,048, ,144,

258 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Program peningkatan disiplin aparatur INDIKATOR KINERJA Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Kesehatan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah petugas medis dan non medis yang mendaptakan pelatihan diluar provinsi Bengkulu Jumlah dokter spesialis yang mengikuti pendidikan sub spesialis Data Capaian pada Tahun awal Perencanaan TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Kinerja Kinerja Rp.000 TARGET Rp.000 TARGE T TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD Rp.000 TARGET Rp.000 TARGET Rp.000 TARGET Rp.000 TARGET Rp.000 OPD Penanggung Jawab orang , , , , ,484,000 RSUD M. YUNUS orang 7 300,000 7 sub 300,000 RSUD M. YUNUS Program Prioritas Program Peningkatan Pengembangan Jumlah dokumen dokumen , , , , , , ,040 RSUD M. YUNUS Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan SKPD Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Pemeliharaan sarana dan Prasarana Rumah sakit/rs Jiwa /RS Paru-paru/ RS mata Kepatuhan terhadap Clinical Pathway % , , ,375, ,435, ,921, ,719, ,662,407 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Tingkat penilaian Profer status hijau Hijau 150,000 Hijau 150,000 Biru 150,000 Biru 150,000 Biru 150,000 Biru 750,000 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Persentase sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas A Kepatuhan terhadap Clinical Pathway % ,912, ,753, ,000, ,759, ,500, ,500, ,425,369 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan angka 1 139,364, ,852, ,122, ,859, ,316, ,026, ,080,542,597 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Tingkat penilaian Profer rasio 1 : 5 1 : 5 500,000 1 : 5 400,000 1 : 5 650,000 1 : 5 700,000 1 : 5 800,000 1 : 5 3,050,000 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Kepatuhan terhadap Clinical Pathway % ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 RSUD M. YUNUS Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 242

259 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Jawab Program Prioritas kinerja Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Target Rp.000 Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Kesehatan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Mata persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ. % 20 4,604, ,992, ,100, ,100, ,100, ,000, ,896,891 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ % , , , , ,850,000 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program peningkatan disiplin aparatur Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana RSKJ Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Jumlah persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ. persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ. persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ. persentase menuju Akreditasi Paripurna dan persentase peningkatan BOR RSKJ. % , , ,000 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % 20 2,345, , ,250, ,000, ,000, ,000, ,794,555 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % 20 18,201, ,919, ,000, ,000, ,000, ,000, ,121,260 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % , ,000, ,000, ,000, ,000, ,500,000 RSKJ Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 25,151,448 25,836,258 25,570,000 24,000,000 30,000,000 40,000, ,557,

260 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data capaian tahun awal perencanaan Tahun 2015 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD Kinerja Kinerja Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) OPD Penanggung Jawab Program Perioritas Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan 12 Jenis 13 Jenis 2,633, Jenis 4,009, Jenis 4,069, Jenis 4,176, Jenis 4,237, Jenis 3,819, Jenis 22,945,943 Dinas PU-TR Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Jumlah Sarana dan Prasarana yang dibangun/ diadakan/ dipelihara/ direhab Jumlah Aparatur yang ditingkatkan Kapasitasnya Jumlah Koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan kab/kota/prov/nasional Jumlah Dokumen Perencanaan, Kinerja, dan Keuangan yang disusun 775,306 2,455,000 1,385,000 1,038,000 1,040,000 1,987,000 8,680,306 Dinas PU-TR 60 Orang 60 Orang 200, Orang 172, Orang 200, Orang 200, Orang 200, Orang 200, Orang 1,172,350 Dinas PU-TR 0 1 kali 360,000 1 kali 335,000 2 kali 695,000 Dinas PU-TR 8 Dokumen 8 Dokumen 355,570 8 Dokumen - 8 Dokumen 350,000 8 Dokumen 180,000 8 Dokumen 180,000 8 Dokumen 180,000 8 Dokumen 1,245,570 Dinas PU-TR Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Ke PU an Program Pengaturan Jasa Konstruksi Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Peningkatan Kapasitas Laboratorium Ke PU an Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Jumlah Laporan Bulanan, Triwulan APBD/APBN Jumlah Dokumen TEPRA dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Jumlah Dokumen Perencanaan, (LKPJ) Kinerja, dan Laporan Pengendalian Jumlah tenaga ahli dan terampil yang dilatih (orang) Persentase Capaian Kinerja Tersedianya 3 (Tiga) Layanan Informasi Persentase Jasa Alat Konstruksi Berat Dalam Tingkat Kondisi Baik (%) Persentase Alat Laboratorium dalam Kondisi Baik (%) Persentase Alat Laboratorium dalam Kondisi Baik (%) Persentase jalan Propinsi dalam kondisi baik/sedang Persentase jalan Propinsi dalam kondisi baik/sedang Jumlah ruas jalan konektivitas antar provinsi (ruas) 28 Laporan 200, Laporan 200, Laporan 200, Laporan 200, Laporan 1 Dokumen 46,600 1 Dokumen 4 Dokumen 492,200 4 Dokumen - 1 Dokumen - 1 Dokumen - 1 Dokumen - 4 Dokumen - 4 Dokumen - 4 Dokumen 200, Laporan 1,000,000 Dinas PU-TR - 5 Dokumen 46,600 Dinas PU-TR - 4 Dokumen 492,200 Dinas PU-TR 150 Orang 90 Orang 564, Orang 438, Orang 482, Orang 530, Orang 583, Orang 641, Orang 3,240,475 Dinas PU-TR 70% 70% 85% 95% % - Dinas PU-TR 65% 70% 2,343,500 75% 10,689,422 78% 2,312, , ,343, , % 18,675,422 Dinas PU-TR 68% 78% 414, % 369, % 414, , , , % 2,440,776 Dinas PU-TR 68% 78% 1,500, % 500, % 500, , , , % 4,000,000 Dinas PU-TR 42% 46% 58% 548,059, ,059,405 Dinas PU-TR 42% 46% 164,415,131 58% 47,100 64% 481,529,101 78% 726,045,992 80% 751,366,942 82% 939,034,709 82% 3,062,438,975 Dinas PU-TR 9 Ruas 9 Ruas 9 Ruas 9 Ruas 9 Ruas - Dinas PU-TR Program Pembangunan Jembatan 71,000,000 Dinas PU-TR Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa Tertinggal Jumlah Desa Tertinggal yang belum di hotmix pada ruas jalan provinsi (desa) 62 Desa 56 Desa 48 Desa 10,000, Desa 20,000, Desa 17,500, Desa 60,000, Desa 107,500,000 Dinas PU-TR Program Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan Program Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air Minum dan Air Limbah Persentase jalan Propinsi dalam kondisi baik/sedang Persentase jalan Propinsi dalam kondisi baik/sedang Persentase Luas Kawasan Strategis yang tertata (Kawasan) Persentase Bangunan Gedung Strategis Provinsi dalam Keadaan Baik Persentase (%) Akses air minum aman dengan sistem perpipaan (%) 42% 46% 47,114,256 58% 14,181,469 64% 9,200,000 78% 38,000,000 80% 90,500,000 82% 158,000,000 82% 356,995,725 Dinas PU-TR 42% 46% 2,700,000 58% 64% - 78% - 80% - 82% - 80% 2,700,000 Dinas PU-TR 20% 20% 22,434, % 31,976,220 21% 75,000,000 22% 48,753,893 23% 43,600,000 24% 98,942,328 24% 320,707,243 Dinas PU-TR 50% 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75% - Dinas PU-TR 20% 20% 5,149,390 21% 2,550,000 23% 8,325,000 28% 4,800,000 32% 63,400,000 36% 85,400,000 36% 169,624,390 Dinas PU-TR Persentase Akses sanitasi layak (%) 12,3% 12,3% 13,3% 14,3% 15,3% 16,3% 17,3% 17,3% - Dinas PU-TR Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong - Gorong Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan lainnya Persentase Drainase lintas kabupaten kota dalam kondisi baik (%) Persentase Jaringan Irigasi Wewenang Propinsi dalam Keadaan Baik (%) 0.00% 0% 1,950,000 0% 7,550,000 1% 3,800,000 6% 2,000,000 11% 2,000,000 16% 12,000,000 16% 29,300,000 Dinas PU-TR 58% 60% 48,272, % 37,157, % 27,753,078 62,5% 30,616,802 63,90% 46,880,378 64% 57,059,459 64% 247,739,333 Dinas PU-TR 244

261 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data capaian tahun awal perencanaan Tahun 2015 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD Kinerja Kinerja Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) Target Rp.(000,-) OPD Penanggung Jawab Program Perioritas Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Program Pengendalian Banjir Jumlah Bangunan Air baku yang dibangun Panjang Sungai yang dinormalisasi (Km) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air lainnya Program Perencanaan Penataan Ruang Persentase Tersedianya Informasi Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Beserta Jumlah Sumber Daya Manusia yang Dilatih dalam Perencanaan Penataan Ruang Program Pemanfaatan Ruang dan Pengembangan Kawasan Jumlah peraturan yang disusun untuk pedoman tata ruang Persentase kesesuaian program pembangunan terhadap RTRW - 976, ,350 Dinas PU-TR 1,5 Km 10,150,276 8,5 Km 23,964,792 8,7 Km 37,125,709 10,15 Km 44,522,652 10,5 Km 49,832,268 12,5 Km 63,859,280 12,5 Km 229,454,977 Dinas PU-TR 3,139,000 3,139,000 50% 62.5% 500,000 75% 1,325, % 1,300,000 90% 500, % - 100% - 100% 3,625,000 Dinas PU-TR 25 Orang 200, Orang - 75 Orang 400, Orang 800, Orang 1,100, Orang 1,188, Orang 3,688,533 Dinas PU-TR Dokumen 557,500 1 Dokumen 300, Dokumen 857,500 Dinas PU-TR % 200,000 50% 350, % 589, % 600, % 1,739,575 Dinas PU-TR Jumlah Data yang diinventarisir Laporan 413, Laporan 600, Laporan 600, Laporan 1,613,250 Dinas PU-TR Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Jumlah Jumlah laporan pengawasan dan pengendalian tata ruang - 2 laporan 300,000 2 laporan 400,000 2 laporan 700,000 2 laporan 1,000, laporan 1,150, laporan 3,550,000 Dinas PU-TR 312,232, ,595, ,642, ,535,710 1,078,067,923 1,486,270,175 5,158,343,

262 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA Data Capaian pada Tahun awal TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Perencanaan TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja Pada akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Program Prioritas PRIORITAS PEMBANGUNAN Kinerja Kinerja Rp. Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Jawab Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Program Pelayanan Administrasi perkantoran jumlah jenis pelayanan administrasi perkantoran yang di laksanakan 13 Jenis 1,328, Jenis 2,145, Jenis 2,170, Jenis 3,465, Jenis 4,190, jenis 13,298,698 DPKPP Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparaur Infrastruktur Untuk Peningkatan pelayanan secara optimal 149 unit 1,029, unit 915, unit 825, unit 7,490, unit 1,600, unit 11,859,490 DPKKP Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah aparatur yang ditingkatkan disiplinnya Program Peningkatan Pelayanan Publik jumlah pelayanan publik 3 Jenis 110,000 3 Jenis 110,000 3 Jenis 100,000 3 Jenis 100, Jenis 420,000 DPKKP Program peningkatan kapasitas sumber Daya Aparatur Jumlah SDM yang menguasai Bidang Perkimta dengan Nilai Rata rata org 153, org 300, org 300, org 350, org 450, org 1,553,240 DPKKP Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Jumlah laporan kinerja dan keuangan yang akurat 13 Dokum en 177, Dokum en 710, Dokum en 710, Dokum en 780, Dokum en 960, Dokumen 3,337,400 DPKKP Program Pengembangan Perumahan Jumlah rumah layak huni yang dibangun (unit) 44 unit 670, unit 6,050, Unit 6,207, Unit 8,535, Unit 12,750, unit 34,212,140 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan Program Perbaikan Perumahan akibat Bencana Alam/Sosial Jumlah rumah yang diperbaiki dari area rawan bencana alam/sosial (unit) 1 Dokum en 200,000 3 unit 500,000 6 unit 800,000 6 unit 2,000, unit 2,700, unit 6,200,000 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh Jumlah Peningkatan Infrastruktur Dasar (kawasan) 6 Kawas an 31, Kawasan 31,440 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan 246

263 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA Data Capaian pada Tahun awal TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Perencanaan TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja Pada akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Program Prioritas PRIORITAS PEMBANGUNAN Kinerja Kinerja Rp. Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Jawab Program pengembangan lingkungan sehat perumahan dan permukiman jumlah permukiman kumuh yang ditingkatkan kualitasnya (kawasan) - 2 kawasa n 4,550,000 3 kawasa n 5,000,000 4 kawas an 15,650,000 6 kawas an 29,000, kawasan 54,200,000 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan Program pengembangan infrastruktur dasar perumahan dan permukiman Jumlah jenis sarana prasarana di kawasan perumahan dan permukiman yang dibangun (Jenis) 5 Dokum en 1,000,000 4 Jenis 4,810,000 4 Jenis 6,633,000 4 Jenis 13,395,000 4 Jenis 20,600,000 4 Jenis 46,438,000 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan program lingkungan sehat perumahan jumlah jenis sarana prasarana perumahan 2 Dokum en 521, Dokumen 521,310 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong - Gorong Jumlah sarana prasarana di kawasan perumahan dan permukiman 2 kegiata n 4, kegiatan 4,540 DPKPP Pengentasan Kemiskinan & Pengentasan Ketertinggalan Jumlah 5,116,258 20,090,000 22,755,000 51,765,000 72,350, ,076,

264 Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA Kinerja Kinerja (Rp. 000) Kinerja (Rp. 000) Kinerja (Rp. 000) Target (Rp. 000) Kinerja (Rp. 000) 2021 Kinerja (Rp. 000) Kinerja KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD (Rp. 000) OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Satpol PP Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan Jenis ,131, ,676, ,550, ,823, ,863, ,000, ,044,338 Satpol PP Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah sarana dan prasarana yang dibangun/ direhab/ dipelihara Jumlah Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya Unit ,035, , ,250, ,325, ,825, ,775, ,992,988 Satpol PP Org , , , , , , ,477,709 Satpol PP Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur jumlah SDM Aparatur yang ditingkatkan kapasitas tugasnya jumlah anggota linmas yang ditingkatkan kapasitasnya Org , ,014, ,195, ,050, ,075, ,075, ,690,270 Satpol PP , , , , ,100 Satpol PP Program Peningkatan jumlah dokumen perencanaan, Pengembangan Sistem penganggaran dan pelaporan Pelaporan Capaian Kinerja yang disusun dan Keuangan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan jumlah patroli yang dilaksanakan jumlah perda/pergub yang ditegakkan Dokumen , , , , , , ,304,691 Satpol PP Kali , ,530, , , , ,148, ,894,789 Satpol PP Visit 2020 Wonderfull Bengkulu , , , , ,000 Satpol PP Visit 2020 Wonderfull Bengkulu jumlah masyarakat yang dibina , , ,000 Satpol PP Visit 2020 Wonderfull Bengkulu Total (Rp. 000) 10,990,154 8,505,621 8,225,622 9,173,184 9,538,002 10,398,302 56,830,

265 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir INDIKATOR KINERJA Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penangg ung Jawab Program Prioritas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bengkulu Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran Yang Dilaksanakan Jumlah Sarana Prasarana Aparatur Yang Diadakan/Dibangun/Direhab /DiPelihara 12 Kali 13 Jenis 1,065, Jenis 792, Jenis 754, Jenis 888, Jenis 984, Jenis 1,064, Jenis 5,550, Unit 109 Unit 353, Unit 600, Unit 364, Unit 290, Unit 319, Unit 351, Unit 2,278,350 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Aparatur Yang Ditingkatkan Kapasitasnya 2 Orang - 10 Orang 20, Orang 22, Orang 24, Orang 26, Orang 29, Orang 122,110 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah aparatur yang ditingkatkan disiplinnya Jumlah Dokumen Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Perencanaan, Capaian Kinerja dan Keuangan Penganggaran dan Pelaporan Yang Disusun 3 Dokumen 6 Dokumen 952,220 7 Dokumen 256,247 6 Dokumen 340,000 6 Dokumen 662,000 6 Dokumen 717,300 6 Dokumen 785, Dokumen 3,713,001 Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Pengembangan Kemitraan Wawasan Kebangsaan Jumlah Laporan Daerah Rawan Konflik yang mampu dibuat Jumlah Masyarakat yang memahami Wawasan Kebangsaan Jumlah Masyarakat yang Menyadari Pentingnya Ideologi Negara 0 1 Laporan 3,843,500 1 Laporan 2,221,350 1 Laporan 1,442,560 1 Laporan 1,512,470 1 Laporan 1,532,840 1 Laporan 1,664,450 6 Laporan 12,217, Orang 655 Orang 1,109, Orang 546, Orang 605, Orang 677, Orang 744, Orang 819,303 1,797 Orang 4,501, Orang 820 Orang 948, Orang 800, Orang 1,245, Orang 1,277,000 1 Orang 1,174,105 1 Orang 1,291,917 2,157 Orang 6,736,532 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Jumlah Masyarakat, Aparat Yang Mengerti Pentingnya Ketertiban Dan Keamanan 160 Orang 420 Orang 329, Orang 425, Orang 985, Orang 1,106, Orang 1,216, Orang 1,338,570 1,240 Orang 5,400,700 Indeks Demokrasi Indonesia Pendidikan Politik Masyarakat ,422, ,957, ,400, , ,051, ,156, ,944,352 Provinsi Bengkulu JUMLAH 10,023,909 10,618,805 7,157,886 7,394,070 7,767,951 8,501,754 51,464,

266 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Dinas Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur INDIKATOR KINERJA Jumlah kegiatan administrasi perkantoran yang dilaksanakan Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Jenis 12 jenis 12 jenis 2,394, jenis 2,738, jenis 3,055, jenis 3,208, jenis 3,368, jenis 3,293, jenis 18,058,438 Dinas Sosial unit unit 836, unit 581, unit 472, unit 496, unit 520, unit 982, unit 3,890,513 Dinas Sosial Tahun 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Program Peningkatan Pengembangan Kualitas SDM Dinas Sosial Jumlah Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah aparatur yang ditingkatkan disiplinnya Diklat/Kurs us/asn Org Jumlah peningkatan Dokumen/ pengembangan sistem Laporan capaian kinerja dan pelaporan yang dilaksankan Jumlah keluarga miskin yang diberdayakan Jumlah partisipasi masyarakat dalam Potensi dan sumber kesejahteraan sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dibina, direhab, dan dilayani Jumlah anak yang bermasalah yang dilayani dan dilindungi Jumlah Orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial Jumlah SDM Dinas Sosial yang ditingkatkan dan dikembangkan , , , ,100 6/ ,305 6/ ,250 30/ ,955 Dinas Sosial Dinas Sosial , , , , , , ,623,798 Dinas Sosial KK 2,920 1,210 3,336,869 1,138 5,124,033 2,700 10,163,235 2,928 11,206,896 2,930 11,340,791 3,058 12,006,976 13,964 53,178,801 Dinas Sosial Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan PSKS 8,952 1,532 3,360,525 1,192 2,987,888 1,182 2,845,382 1,472 3,241,227 1,437 3,529,645 1,437 3,958,492 8,252 19,923,159 Dinas Sosial Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan PMKS 9,734 1,817 2,828,767 1,579 3,461,048 1,785 3,319,101 1,785 3,485,057 1,715 3,659,310 1,715 4,011,127 9,966 20,764,410 Dinas Sosial Anak , ,097, , , , ,000 1,198 4,850,732 Dinas Sosial Orang 11,621 2,018 5,660,016 2,204 6,035,132 2,204 6,284,389 2,204 6,598,609 2,054 6,928,539 2,054 7,521,887 12,448 39,028,571 Dinas Sosial Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan % , , , , , , ,325,270 Dinas Sosial Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan JUMLAH 19,829,437 22,762,897 27,645,083 29,816,415 31,285,121 33,813, ,152,

267 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Program Pelayanan Administrasi Jenis pelayanan admimistrasi Perkantoran perkantoran yang tersedia Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur INDIKATOR KINERJA Jumlah sapras aparatur yang tersedia Jumlah penyediaan perlengkapan perorangan pegawai untuk menunjang pelaksanaan tugas yang tersedia Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Kinerja Kinerja Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) 12 kegiatan 12 kegiatan 1,350, kegiatan 1,674, Kegiatan 1,651, Kegiatan 1,679, Kegiata n Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 1,825, Kegiatan 2,371, Kegiatan 10,550,813 Disnaker 6 Jenis 6 Jenis 417,400 6 Jenis 698,510 6 Jenis 975,000 6 Jenis 1,560,000 6 Jenis 5,727,000 6 Jenis 7,665, Jenis 17,043,410 Disnaker 0 Org 0 Org - 0 Org - 0 Org Org 315,000 0 Org 0 0 Org Org 315,000 Disnaker OPD Penanggun g Jawab Program Prioritas Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah pegawai yang mengikuti bimtek/diklat Program peningkatan Jumlah dokumen perencanaan pengembangan sistem pelaporan dan pelaporan yang disusun capaian kinerja dan keuangan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keterampilan Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan sertifikat kompetensi Jumlah BLK yang ditingkatkan dari tipe B ke A 40 Org 40 Org 193, Org 115, Org 120, Org 150, Org 150, Org 210, Org 938,100 Disnaker 8 Dok 13 Dok 203,100 8 Dok 368, Dok 260, Dok 370, Dok 375,000 9 Dok 570, Dok 2,146,725 Disnaker 336 Org 96 Org 356, Org 325, Org 587, Org 688, Org 1,210, Org 2,212,500 2,349 Org 5,379,480 Disnaker Org - 98 Org 115, Org 750, Org 580, Org 600, Org 1,120, Org 3,165,000 Disnaker 1 BLK - 1 DOK 500,000 2 BLK 2,241,900 2 BLK 4,150,000 1 BLK 286,000 2 BLK 7,177,900 Disnaker Jumlah peserta pelatihan 0 Org 0 Org - 80 Org 200, Org 550, Org 650, Org 1,000, Org 3,750, Org 6,150,000 Disnaker Pengentasan Kemiskinan Jumlah pencari kerja yang ditempatkan 171 Org 140 Org 204, Org 779, Org 1,060, Org 970, Org 1,793, Org 3,045,000 1,636 Org 7,852,030 Disnaker dan Peretasan Ketertinggalan Jumlah pencari kerja yang 171 Org 140 Org 145, Org 556, Org 1,116, Org 1,145, Org 1,945, Org 4,000,000 1,636 Org 8,908,000 Disnaker Pengentasan ditempatkan Kemiskinan Nilai Upah Minimum Provinsi 1,500,000 Rp/Bulan 1,605,000 Rp/Bulan 141,000 1,765,500 Rp/Bula 185,000 1,942,050 Rp/Bul 150,000 2,136,300 Rp/Bulan 200,000 2,250,000 Rp/Bul 200,000 2,350,000 Rp/Bulan 350, Rp/Bulan 1,085,000 Disnaker dan Peretasan Bengkulu Persentase kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) Jumlah perusahaan yang diperiksa Jumlah Satuan Permukiman (SP) transmigrasi yang dibangun Jumlah Kepala Keluarga (KK) di permukiman transmigrasi yang mendapatkan pembinaan n an an 100 % 100 % 57, % 75, % 170, % 190, % 300, % 600, % 1,260,000 Disnaker 10 Prushn 20 Prushn 110, Prushn 199, Prushn 500, Prushn 840, Prushn 1,300, Prushn 2,050, Prushn 5,000,020 Disnaker 3 SP 6 SP 47,000 9 SP 91,000 3 SP 435,000 3 SP 735,000 3 SP 2,975,000 3 SP 4,170, SP 8,453,000 Disnaker 696 KK 600 KK 47, KK 334, KK 580, KK 720, KK 1,450, KK 2,600, KK 5,731,090 Disnaker Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro- Maritim dan Hilirisasi Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program Penyusunan Perencanaan Jumlah dokumen perencanaan yang disusun Jumlah 7 DOK 7 DOK 222,000 7 DOK 222,000 Disnaker 3,496,309 5,716,209 9,405,100 13,033,900 25,000,000 35,000,000 91,377,568 Disnaker 251

268 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Data capaian pada tahun awal TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN perencanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Tahun Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD 2015 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp Target Rp. (000) Target Rp. (000) 'Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah, jenis pelayanan administrasi 12 Jenis 12 Jenis 1,180, Jenis 1,110, Jenis 1,222, Jenis 1,341, Jenis 1,453, Jenis 1,670, Jenis 7,977,566 perkantoran yang dilaksanakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Jumlah sarana dan prasarana perkantoran 50 Unit 55 Unit 687, Unit 400, Unit 922, Unit 949, Unit 1,117, Unit 1,402, Unit 5,480,463 Aparatur yang dibangun/ direhab/ dipelihara Program peningkatan kapasitas sumber daya Jumlah SDM aparatur yang ditingkatkan - 20 Orang 25, , Orang 55, Orang 80, , ,000 aparatur kapasitasnya Orang Orang Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Jumlah dokumen perencanaan, pengganggaran dan pelaporan yang disusun 9 dokumen dan 2 Pertemuan 4,283,301 9 dokume n dan 2 Pertemu an 412, dokumen dan 2 Pertemua n 316, dokume n dan 2 Pertemu an 943, dokumen dan 2 Pertemua n 706, dokumen dan 2 Pertemua n 926, dokume n dan 2 Pertemu an 977, dokumen dan 12 Pertemua n Program keluarga Berencana Pertumbuhan penduduk (%) , , , , ,749,343 Persentase Rasio Akseptor KB Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Indikator Kinerja Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) ,10-41,57 41,57-38,31 38,31-35,31 Pertumbuhan penduduk (%) , , , , ,100,148 Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) ,10-41,57 41,57-38,31 Program Pelayanan Kontrasepsi 250, , , ,750 1,160,250 Persentase Rasio Akseptor KB #REF! 38,31-35,31 35,31-32,55 35,31-32,55 32, , ,00-27,50 30,00-27,50 30,00-27,50 30,00-27,50 Unit kerja SKPD Penanggung jawab DP3A & PP KB Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) ,10-41,57 Indeks pembangunan gender (IPG) ,02-91,52 Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) Indeks pembangunan gender (IPG) ,02-91,52 jumlah kab/kota yang difasilitasi pembentukan kota layak anak Jumlah anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang memperoleh layanan sesuai dengan standar (1000 anak ABK) 250, , , , ,100 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% ,093-1,000,000 91,52-92,02 92,02-92,52 41,57-38,31 91,52-92,02 38,31-35,31 92,02-92,52 35,31-32,55 92,52-93,02 92,52-93, ,02-93,52 835,000 1,165,000 1,160,000 93,52-94,02 32, ,02-93,52 30,00-27,50 93,52-94,02 30,00-27,50 93,52-94,02 93,52-94,02 11,990,000 Lembaga penyedia layanan perlindungan khusus kepada anak yang mampu memberikan layanan komprehensif sesuai dengan standar (%) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Jumlah kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) % 90% 500, % 1,628, % 2,048, % 2,350, % 2,577, % 2,881, % 4,539,935 Indeks pembangunan gender (IPG) ,02-91,52 91,52-92,02 92,02-92,52 92,52-93,02 93,02-93,52 93,52-94,02 93,52-94,02 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ,76-69,26 69,26-69,76 69,76-70,26 70,26-73,06 73,06-73,56 73,56-73,86 73,56-73,86 jumlah kab/kota yang difasilitasi pembentukan kota layak anak Persentase anak yang membutuhkan - perlindungan khusus yang memperoleh layanan sesuai dengan standar (1000 anak ABK) Lembaga penyedia layanan perlindungan - khusus kepada anak yang mampu memberikan layanan komprehensif sesuai dengan standar (%)

269 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Indikator Kinerja Persentase perempuan yang duduk di jabatan publik (%) Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) Data capaian pada tahun awal TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN perencanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Tahun Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD 2015 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp Target Rp. (000) Target Rp. (000) ,34-34,94 Indeks pembangunan gender (IPG) ,02-91,52 Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ,76-69,26 Pengeluaran perkapita perempuan yang 7,489 7,489- disesuaikan (Rp.000) 7,889 34,94-35,54 35,54-36,14 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 36,14-36,74 36,74-37,34 331,339 91,52-1,365,415 92,02-1,810,600 92,52-425,000 93,02-302,500 92,02 92,52 93,02 93,52 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 37,34-38,00 93,52-94,02 37,34-38,00 382,750 93,52-1,590,250 94,02 1,875,000 69,26-69,76 737,130 69,76-70,26 2,226,574 70,26-73,06 2,554,321 73,06-73,56 2,617,455 73,56-73,86 2,491,400 73,56-73,86 7,927,880 7,889-8,289-8,689-9,089-9,089-73,56-8,289 8,689 9,089 9,489 9,489 73,86 Unit kerja SKPD Penanggung jawab Persentase sumbangan pendapatan perempuan (%) Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPBK (%) ,34-34,94 34,94-35,54 35,54-36,14 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 36,14-36,74 36,74-37,34 36,74-37,34 TOTAL 6,374,866 6,349,982 12,387,551 13,501,068 15,239,943 15,813,797 69,667,

270 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Dinas Ketahanan Pangan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program peningkatan disiplin Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur INDIKATOR KINERJA Persentase Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Sarana dan Prasarana Aparatur yang dipelihara / direhabilitasi / diadakan Jumlah Aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Jenis Orang Unit Orang DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2015 CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) , , , ,053, ,087, ,184, ,030, , , , , , , ,412, ,025, ,185, , , , , , , ,100 OPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan PROGRAM PRIORITAS Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan pelaporan Dokumen , , , , , , ,510,070 Dinas Ketahanan Pangan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Program Kemandirian Pangan 1. Nilai Skor PPH Point , , ,130, ,955, ,100, ,320, ,131, Jumlah lokasi keamanan pangan 3. Jumlah Kelompok Pekarangan yang diberdayakan di Kawasan Kampung Nelayan terpadu 1. Jumlah Ketersediaan Pangan kkal/kap/hari 2. Persentase Wilayah Rawan Pangan 3. Jumlah desa mandiri pangan yang dibina dan kawasan mandiri pangan yang dikembangkan Lokasi Kelompok Persen Desa Kawasan 3,700 3, ,000 3,700 1,508,300 3,800 1,300,000 3,800 1,995,000 3,800 2,805,000 3,800 9,620,000 3, ,698,300 Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro- Maritim & Hilirisasi, visit 2020 wonderful bengkulu Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro- Maritim & Hilirisasi Program Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pangan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Pengawasan Pangan Segar 4.Jumlah penumbuhan desa mandiri pangan 1. Stabilisasi Harga Pangan di Tingkat Produsen (Gabah) 2. Stabilisasi harga pangan di tingkat konsumen (Beras) 3. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat 4. Jumlah gapoktan untuk pengembangan packaging beras 5. Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi Jumlah Dokumen koordinasi analisis dan rumusan kebijakan ketahanan pangan Jumlah Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Pangan Segar Hasil Pertanian Desa Persen , ,172, ,580, ,890, ,400, ,891, ,287,514 Persen Persen gapoktan Ton Dokumen 2 2 1,106, , ,247, ,760, ,720, ,225, ,889,201 Komoditi 7 6,131, , , , , , ,292,770 Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro- Maritim & Hilirisasi Jumlah 10,743,936 6,529,699 7,680,920 11,408,500 20,000,000 35,000,000 91,363,

271 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB Program Prioritas Kinerja Kinerja Target (Rp.000) Target (Rp.000) Target (Rp.000) Target (Rp.000) Target (Rp.000) Target (Rp.000) Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Lingkungan Hidup dan Kehutanan Program Pelayanan Admintrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur Program peningkatan disiplin Aparatur Jumlah jenis administrasi perkantoran yang di laksanakan jumlah sarana prsarana perkantoran yang diadakan/ dibangun/ direhab/ diperlihara Jumlah SDM aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah Peningkatan Disiplin Aparatur 14 jenis 14 jenis 14 jenis 1,807, jenis 1,738, jenis 1,962, jenis 2,162, jenis 2,312, jenis 9,984,860 Transpormasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan 353 unit 117 unit 1,680, unit 435, unit 545, unit 625, unit 694, unit 3,979,556 Transpormasi berbasis IT birokrasi dan tata kelola pemerintahan berbasis IT 12 orang 12 orang 360, orang 95, orang 125, orang 215, orang 260, orang 1,055,000 Transpormasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan berbasis IT Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan jumlah dokumen perencanan, penganggaran dan pelaporan yg disusun Luas hutan yang dikelola masyakat (ha) Jumlah potensi sumber daya hutan yang manfaatkan Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan meningkat Jumlah dokumen yang dihasilkan Persentase laju deforestrasi dari luas tutupan lahan yang berhutan pada kawasan hutan. 16 dokumen 16 dokumen 318, dokumen 281, dokumen 283, dokumen 261, dokumen 261, dokumen 1,404,800 Transpormasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan berbasis IT Ha Ha 868, Ha 1,020,000 83,192 1,020,000 95,322 1,310, ,452 2,350, ,452 6,568,100 Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan , ,000 2 potensi 150,000 1 potensi 100,000 1 potensi 350,000 1 potensi 400,000 5 Potensi 1,676,000 Penguatan kualitas agro- maritim dan hilirisasi 3,06% (33,100,41 ha) 71,33% ( ,41 ha) 3,11% (33.668,64 ha) 71,06% ( ,79 ha) 3,16% (34.209,94 ha) 70,79% ( ,28 ha) 1,650, % 1,290, % 845, % 1,724, % 2,620, % 8,129,940 Dinas LHK Visit 2020 Wonderful Bengkulu - 2 dokumen 100,000 2 dokumen 100,000 2 dokumen 130,000 2 dokumen 200,000 8 dokumen 530,000 Visit 2020 Wonderful Bengkulu 1,185, % 1,166, % 755, % 1,125, % 1,400, % 5,631,310 Dinas LHK Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan dan Perencanaan Hutan Jumlah dokumen perencanaan, data dan informasi yang tersedia 16 dokumen 9 dokumen 1 dokumen 146, dokumen 1,050,000 7 dokumen 700,000 7 dokumen 840,000 7 dokumen 1,050, dokumen 3,786,100 Pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi Program Pemantapan Kawasan Hutan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Ling. Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH Program Peningkatan Pengendalian Polusi Rasio panjang batas yang dipelihara Jumlah Dokumen yang dihasilkan Jumlah Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 10,8% (280 km) 13,12% (60 km) 500, % 950, , % 840, % 930, % 4,070,000 Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan 1 dokumen 1 dokumen dokumen - 10 unit 140,000 2 unit 420,000 6 unit 2,800,000 8 unit 2,620,000 2 unit 250, unit 6,230,000 Visit 2020 Wonderful Bengkulu/ Pengembangan infrastruktur strategis Indeks Kualitas Air , , , , , ,790,300 Visit 2020 Wonderful Bengkulu/ Pengembangan infrastruktur strategis Persentase kota sehat adipura (%) Jumlah dokumen informasi lingkungan dan kehutanan Provinsi Bengkulu 20% 937,210 40% 2,007,944 60% 1,917,796 70% 2,060,000 80% 2,260,000 80% 9,182,950 2 Dokumen 2 Dokumen 2 dokumen 65,200 5 dokumen 250,000 7 dokumen 287,000 7 dokumen 320,000 7 dokumen 330, dokumen 1,252,200 Visit 2020 Wonderful Bengkulu Indek Kualitas Udara , , , ,130, ,276, ,643,752 Visit 2020 Wonderful Bengkulu JUMLAH 24,095,088 10,994,356 12,287,944 13,704,156 16,483,856 17,444,556 70,914,

272 Kode BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2015 DATA CAPAIAN PADA AWAL TAHUN PERENCANAAN TARGET KINERJA PROGRAM & KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Jenis Pelayanan Perkantoran yang dilaksanakan Jumlah Sarana dan Prasarana Perkantoran yang dibangun/direhap/dipelihara Jumlah Pengadaan Pakaian Dinas Hari-hari Tertentu Jumlah Pegawai mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Formal Program Peningkatan Jumlah dokumen laporan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar Capaian Kinerja dan Keuangan realisasi kinerja SKPD Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Program Peningkatan Peran perempuan di Perdesaan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan Program Pembanguanan kawasan perdesaan Jumlah masyarakat perdesaan yang ditingkatkan keberdayaannya Jumlah posyantek yang dibina dan berfungsi Jumlah Bumdes yang Difasilitasi dalam Pembentukan & Pengembangan Jumlah masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam bidang ekonomi produktif Jumlah masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam bidang pemberdayaan Jumlah Aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah Jumlah perempuan diperdesaan yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah Kab/Kota yang Difasilitasi dalam Pemberdayaan & Kesejahteraan Keluarga Jumlah masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya di wilayah kawasan perdesaan Jenis , ,639, ,242, ,380, ,503, ,743, ,298,193 Dinas PMD Unit , , , ,000, ,065, ,160,000 1,417 5,165,260 Dinas PMD Stel , , , , , ,000 Dinas PMD Orang , , , , , , ,100 Dinas PMD Dokumen , , , , , , ,659,898 Dinas PMD Orang , , ,245, ,870, ,291, ,902, ,085,268 Dinas PMD Kab/Kota Dinas PMD Bumdes , , ,350, ,900, ,200, ,800, ,121,553 Dinas PMD Orang Dinas PMD Orang Orang ,600,000 1,376, ,006,312 1,423, ,450,000 2,100, ,650,000 3,200, ,000,000 4,800, ,800,000 6,200, ,705 19,506,312 19,100,791 Dinas PMD Dinas PMD Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Orang , , , , , ,300,000 Dinas PMD Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Kab/Kota ,286, ,500, ,500, ,000, ,500, ,786,585 Dinas PMD Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Orang ,250, ,600, ,900, ,750, ,500,000 Dinas PMD Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 6,590,624 9,559,818 16,030,583 24,057,935 29,766,000 35,206, ,210,961 Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Program Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 256

273 Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2015 Tahun 2016 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Kinerja Kinerja Rp. (000) TARGET RP. (000) TARGET RP. (000) TARGET RP. (000) TARGET RP. (000) TARGET RP. (000) TARGET RP. (000) Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Perhubungan Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilakukan Jenis ,590, ,595, ,734, ,799, ,841, ,859, ,421,373 Dishub (sekretariat) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah Sarana dan Prasarana Perkantoran yang dibangun/ direhab/dipelihara Unit ,767, ,047, ,363, ,000, ,135, ,000, ,313,280 Dishub (sekretariat) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah SDM Aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Orang , , , , , , ,330,000 Dishub (sekretariat) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Keinerja dan Keuangan Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan yang disusun Dok , , , , , , ,119,680 Dishub (sekretariat) Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Peningkatan Pelayanan Angkutan Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ JUMLAH Jumlah Pengadaan Pakaian Dinas Dan Atribut Persentase Rencana Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Jumlah Jenis Sarana dan Prasarana Transportasi Darat Jumlah Jenis Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Orang , ,000 % ,138, ,145, ,650, ,738, ,250, ,264, ,185,998 DISHUB Dishub (sekretariat) % 9% 10% 423,000 20% 1,887,030 30% 18,058,044 40% 10,675,000 60% 10,022,160 80% 5,600,000 80% 46,665,234 Dishub (Bid.LLAJ) Jenis 7 3 3,819, ,855, ,825, ,425, ,425, ,850, ,199,773 Dishub (Bid.LLAJ) Jenis Jenis 1,000,000 1,000,000 Dishub (Bid.LLAJ) 9,188,244 13,630,290 47,181,524 36,087,760 52,123,760 60,123, ,335,338 PENGENTASAN KEMISKINAN & PERETASAN KETERTINGGALAN, PENGUATAN KOMODITAS UNGGULAN AGRO- MARITIM & HILIRISASI, PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENGENTASAN KEMISKINAN & PERETASAN KETERTINGGALAN, PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS & INDUSTRIALISASI PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS & PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS & INDUSTRIALISASI 257

274 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Tahun KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE rpjmd OPD Penanggung Jawab PROGRAM PRIORITAS Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET RP Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN PENGEMBANGAN KOMUNKASI, INFORMASI DAN MEDIA MASSA PENGKAJIAN DAN PENELITIAN BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMELIHARAAN DAN PENGENDALIAN INFRASTRUKTUR (TIK) PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMATIKA PEMBINAAN APARATUR DAN MASYARAKAT Jumlah pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan Jumlah sarana dan prasarana perkantoran yang dibangun dan direhab Jumlah peningkatan sumber daya aparatur Jumlah dokumen pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang akuntabel Persentase Jangkauan Daerah Terakses Infrastruktur Telematika Jenis 11 Jenis 1,489, Jenis 1,756, Jenis 1,545, Jenis 1,514, Jenis 1,530, jenis 7,836,979 unit 109 1,184, ,282, , , , ,709,102 Orang , , , , , ,633,000 Dokumen 2 113, , , , , ,860 % 20% - 40% 9,276,162 40% - 60 % 3,444,473 60% - 75% 1,349,304 75% - 90% 1,300, % 1,300, % 16,669,939 Jumlah Dokumen yang dikaji dan di teliti dokumen 3 1,734, ,788, ,555, ,375, ,561, ,014,716 Jumlah pengembangan dan pemeliharaan jaringan intranet OPD Prov Bkl serta jaringan internet wilayah terpencil Jumlah teknologi informatika yang dikembangkan Jumlah Pembinaan Aparatur dan Masyarakat titik ,000, ,000, ,264, ,500, ,764,000 paket 0 3 1,300, ,500, ,350, ,650, ,800,000 kali , , , , ,800,000 Diskominfo dan Statistik Provinsi Bengkulu APBD Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT KERJASAMA INFORMASI DAN MASS MEDIA Persentase Penyebarluasan Informasi Kepada Masyarakat % 10-19% 1,726, % 910, % 580, % 582, % 620, % 4,418,693 Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT PENGELOLAAN OPINI DAN ASPIRASI PUBLIK PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Persentase Opini dan Aspirasi Publik yang dikelola Jumlah informasi yang dikelola dan diberikan kepada masyarakat % , , , , ,425,000 Dokumen , , , , ,400,000 Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT PENINGKATAN KUALITAS DISEMINASI INFORMASI PENGELOLAAN JARINGAN KOMUNIKASI Jumlah layanan informasi yang disebarluaskan kepada masyarakat Jumlah Lembaga Komunikasi dan Infomasi yang diberdayakan media , , , , ,554,224 lembaga , , , ,000 Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT PROGRAM OPTIMALISASI PERAN PERSANDIAN SEBAGAI PENGAMAN INFORMASI MILIK PEMERINTAH DAERAH Jumlah Jumlah ASN yang memiliki kompetensi TIK dan Persandian Orang , , , , ,000 15,749,513 22,050,000 19,920,000 19,170,000 19,820,000 96,709,513 Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 258

275 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Dinas Koperasi dan UKM Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Indikator Kinerja Jumlah jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran Yang Dilaksanakan Jumlah Sarana Dan Prasarana Aparatur Dan Perkantoran Yang diadakan/dibangun/direhab/dipelih ara DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN Tahun 2015 Tahun 2016 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggung Jawab 10 jenis 1,059, jenis 1,410, Jenis 1,660, Jenis 1,815, Jenis 2,220, Jenis 8,164,495 Sekretariat 125 unit 914, unit 1,450, unit 1,625, unit 1,659, unit 1,911, unit 7,560,919 Sekretariat Prioritas Pembangunan Daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Sumber Daya Aparatur Yang Ditingkatkan Kapasitasnya 65 orang 65, orang 75, orang 85, orang 90, orang 100, orang 415,000 Sekretariat Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Jumlah Pengadaan Pakaian Dinas Dan Atribut Jumlah Dokumen Perencanaan Kegiatan, Anggaran Dan Pelaporan Yang Disusun 10 dok 84, dok 200, dok 250, dok 275, dok 375, dok 1,184,055 Sekretariat Program Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Kewirausahaan Persentase Pertumbuhan Kelompok Usaha Baru (KUB)/Wira Usaha Baru (WUB) - - Jumlah Sentra Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Yang Dibangun % 20% ,088,000 2,150,000 2,650,000 2,885,750 4,543,275 13,317, Sentra 30 Sentra Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil Program Pemberdayaan Dan Pengembangan Usaha Koperasi Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Penciptaan Iklim Usaha Yang Kondusif Program Peningkatan Pengawasan dan Penilaian Kesehatan KSP/USP Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Pelatihan Koperasi Persentase Peningkatan Volume Usaha Koperasi 15 1,880, , ,050, ,100, ,150, ,170,000 Jumlah Koperasi Sehat Dan Aktif 1975 Koperasi 661, Koperas 1,350,000 Persentase Peningkatan Volume Usaha Koperasi Persentase Pertumbuhan KSP/USP Sehat Jumlah Pelaku Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Yang Mendapat Bimbingan Teknis, Pelatihan Dan Pendampingan Jumlah Pengurus Koperasi Yang Mendapat Bimbingan Teknis, Pelatihan Dan Pendampingan 69 KUB/WUB 89 KUB/WUB 15% 225,000 15% 550,000 20% 294,100 20% 900, Orang 400, Orang 40 Orang 60 Orang 100 Koperasi 1,450, Koperasi 1,475, Koperasi 1,650, Koperasi 6,586,400 Bidang Pemberdayaan Koperasi Bidang Perizinan dan Kelembagaan , , , ,075,000 Sekretariat , ,250, ,500, ,934,100 2,250, KUB/WUB 2,634, KUB/WUB 2,700, KUB/WUB 4,500, KUB/WUB 12,484,495 Bidang Pengawasan dan Pemeriksaan UPTD Pendidikan dan Pelatihan KUKM Prioritas 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan, Prioritas 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi Prioritas 3 Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Peningkatan Daya Saing Jumlah Produk Usaha Mikro, Kecil Koperasi dan UMKM Melalui Layanan Dan Menengah Yang Usaha Terpadu Terstandarisasi (SNI, Halal, BPPOM dll) Jumlah 150 Unit 450, Unit 1,250, jenis 1,300, jenis 1,050, jenis 1,150, Jenis 5,200,000 7,121,544 12,575,450 14,394,495 15,000,000 20,000,000 69,091,489 UPTD Pusat Layanan Usaha Terpadu KUKM 259

276 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Renstra PD OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Target Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Urusan Pilihan Perindustrian dan Perdagangan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Jenis Pelayanan Adm Perkantoran yang Dilaksanakan 9 KEG 9 KEG 1,128, KEG 1,170, KEG 1,404, KEG 1,764, KEG 1,928, KEG 2,109, KEG 9,505,633 DISPERINDAG Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Progam Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah Sarana Prasarana Perkantoran yang Diadakan/Dibangun/Direhab/Dipelihara 5 Unit 101 Unit 3,119, Unit 1,699, Unit 6,752, Unit 3,072, Unit 903, Unit 997, Unit 16,545,297 DISPERINDAG Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah SDM Aparatur yang Ditingkatkan Disiplinnya - 40, Org Org 155, Org Org 195,000 DISPERINDAG Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Jumlah SDM Aparatur yang Ditingkatkan Kapasitasnya 15 Org 28, Org 83, Org 50, Org 243, Org 287, Org 314, Org 1,008,144 DISPERINDAG Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Nilai Sakip Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Nilai LPPD , , ,000 1,130,000 1,165, ,000 4,359,500 DISPERINDAG Persentase Penyelesaian Administrasi Perkantoran sesuai SOP 70 Persen 70 Persen 75 Persen 80 Persen 85 Persen 90 Persen 95 Persen Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Penerapan E-Government Aplikasi 1 Aplikasi 1 Aplikasi 3 Aplikasi Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Perlindungan Konsumen Persentase Produk dan Jasa yang diawasi sesuai dengan ketentuan 0-60% 65% 70% 80% 80% DISPERINDAG 0 532, , , ,000 1,065,000 1,165,000 4,599, Persen 75 Persen 80 Persen 85 Persen 90 Persen 95 Persen 98 Persen DISPERINDAG Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Persentase Peningkatan nilai Ekspor Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Nilai Neraca Perdagangan Daerah 1,484, ,000 3,000,000 6,620,000 7,365,000 7,760,000 26,932,036 Persentase penurunan nilai impor DISPERINDAG Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan dan Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim & Hilirisasi Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Koefisien Kestabilan Harga >10 >10 >10 >10 >10 Persentase Pertumbuhan Sub Sektor Perdagangan Dalam Negeri 171, , ,000 1,425,000 2,270,000 15,770,000 20,787, % 7.82% 8.00% 9.00% 9.22% 9.50% 10.00% 10.00% Program Persaingan Usaha Jumlah Kebijakan yang mengatur persaingan usaha Dok 350, ,000 1 Dok 400,000 2 Dok 950,000 DISPERINDAG Persentase Peningkatan Penguasaan Teknologi Persen 40 Persen 50 Persen 60 Persen 65 Persen Industri Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri , , , , ,000 DISPERINDAG Jumlah SDM Industri kompeten dan bersertifikasi SDM 5 SDM 5 SDM 5 SDM 20 SDM DISPERINDAG Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan dan Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim & Hilirisasi Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan dan Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim & Hilirisasi Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan Sentra - Sentra Industri Potensial Jumlah Sentra IKM yang dikembangkan ,000 1 Sentra 1,708,582 3 Sentra 1,650, Sentra 2,450, Sentra 2,700, Sentra 2,350, Sentra 11,484,274 DISPERINDAG Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu 260

277 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode Renstra PD OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Target Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Persentase Pertumbuhan Unit industri kecil 6.56% 14.27% 14.80% 14.90% 15.00% 15.20% 15.50% 15.50% Nilai Investasi Sektor Industri Milyar Milyar Milyar Milyar 185 Milyar 195 Milyar 206 Milyar 206 Milyar Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah , ,000 1,255,000 1,340,250 1,451,513 4,322,383 DISPERINDAG Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri TK TK TK TK TK TK TK TK Jumlah Wirausaha Baru 5 WUB 5 WUB 5 WUB 15 WUB Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan, Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu Jumlah IKM yang difasilitasi standarisasi Industri 10 IKM 15 IKM 20 IKM 25 IKM 70 IKM Persentase Pertumbuhan Unit industri pengolahan nonmigas besar sedang 6.00% 6.20% 6.30% 6.40% 6.50% 6.50% Program Pengembangan Industri Agro Kontribusi Industri Pengolahan terhadap PDRB 6.18% 6.20% 140, % 594, % 550, % 993, % 1,037, % 1,700, % 5,014,122 DISPERINDAG Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Nilai Investasi Sektor Industri Milyar Milyar Milyar Milyar 185 Milyar 195 Milyar 206 Milyar 206 Milyar Kawasan Industri yang dibangun 1 KI 1 KI Program Penataan Struktur Industri , , ,000 1,100,000 2,800,000 DISPERINDAG Jumlah KPI, KI, dan Sentra IKM yang dikembangkan 1 Sentra 1 Sentra Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah , ,750 DISPERINDAG , ,255 DISPERINDAG Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Jumlah IKM/ UKM yang mendapatkan pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pendampingan - - 3,218, IKM 1,342, ,561,203 DISPERINDAG Penguatan Komoditas Unggulan Agro - Maritim dan Hilirisasi, Visit 2020 Wonderful Bengkulu Jumlah 11,768,795 8,550,669 16,202,496 20,969,369 21,262,117 36,268, ,021,

278 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD TARGET TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) OPD Penanggun g Jawab PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Program Pelayanan Administrasi Kantor Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi Jumlah jenis pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan Jumlah sarana/prasarana perkantoran yang dibangun/rehab/dipelihara 12 jenis 12 jenis 1,181, jenis 985, jenis 1,194, jenis 1,336, jenis 1,496, jenis 1,677, jenis 7,871,962 DPMPTSP 29 Unit 30 Unit 1,037, Unit 1,488, Unit 1,973, Unit 2,164, Unit 2,133, Unit 2,123, Unit 10,921,198 DPMPTSP Jumlah Pakaian ASN STEL 260, STEL 260, STEL 520,000 DPMPTSP Jumlah SDM Aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah Dokumen Perencanaan/Pelaporan/Angga ran yang disusun Nilai Rencana Investasi yang disetujui per tahun 37 Aparatur 37 Aparatur 10, Aparatur 107, Aparatur 120, Aparatur 230, Aparatur 255, Aparatur 282, Aparatur 1,004,330 DPMPTSP 14 Dok 14 Dok 569,692 8 Dok 197,810 6 Dok 120,000 6 Dok 122,500 6 Dok 125,000 6 Dok 127,500 6 Dok 1,262,502 DPMPTSP 1,4 T 1,9 T 1,064,118 2,4 T 452,650 2,7 T 1,095,000 3 T 1,315,000 3,3 T 1,395,000 3,6 T 1,490, T 6,811,768 DPMPTSP Program Prioritas Pembangunan Daerah- Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi (Prioritas-2), Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi (Prioritas-3) dan Visit-2020 Wonderful Bengkulu (Prioritas - 5) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Persentase Laju Investasi pertahun 11% 12,20 % 772,720 12,30 % 954,950 12,50 % 1,600,000 12,50 % 1,583,750 12,50 % 1,351,812 12,50 % 1,254,760 12,50 % 7,517,992 DPMPTSP Program Prioritas Pembangunan Daerah- Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi (Prioritas-2), Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi (Prioritas-3) dan Visit-2020 Wonderful Bengkulu (Prioritas - 5) Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana & Prasarana Jumlah Jenis Media Promosi Investasi Jumlah Aparatur terlatih dan terdidik 4 Jenis 5 Jenis 5 Jenis 5 Jenis 5 Jenis 5 Jenis 406, , , , , ,781 3,636,093 DPMPTSP 99 Orang 99 Orang 99 Orang 99 Orang 99 Orang 99 Orang Program Prioritas Pembangunan Daerah- Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi (Prioritas-2), Pengembangan Infrastruktur Strategis & Industrialisasi (Prioritas-3) dan Visit-2020 Wonderful Bengkulu (Prioritas - 5) Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Nilai Survey Kepuasan Masyarakat Nilai 79 Nilai ,221 Nilai ,230 Nilai ,288 Nilai ,611 Nilai ,972 Nilai ,020 Nilai 85 1,672,342 DPMPTSP transformasi birokrasi dantata kelola pemerintahan berbasis IT Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program Peningkatan Pelayanan Publik Jumlah sektor yang memiliki permasalahan regulasi terkait Perizinan dan Nonperizinan Jumlah Jenis Perizinan dan Nonperizinan yang dilayani Jumlah Jenis Perizinan dan Nonperizinan yang dilayani secara online Jumlah 1 sektor 2 sektor 60, ,010 DPMPTSP 95 izin/nonizin 95 izin/nonizin izin/ izin/non izin/non nonizin izin izin 586, ,870 1,683,199 1,058, izin/non izin 226 izin/non izin izin/non izin 1,122,446 1,201,303 6,291,092 DPMPTSP 5,807,300 5,173,971 9,095,162 8,873,427 9,258,439 9,360,990 47,569,289 Program Prioritas Pembangunan Daerah-Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT (Prioritas 4) Program Prioritas Pembangunan Daerah-Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT (Prioritas 4) 262

279 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indikator Kinerja Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran Yang Dilaksanakan Data Capaian Pada Tahun Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Perencanaan Periode RPJMD Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggun g jawab 12 Jenis 12 Jenis 1,174, Jenis 2,078, Jenis 2,069, Jenis 2,093, Jenis 2,069, Jenis 2,069, Jenis 11,555,285 DISPORA PROVINSI Program Prioritas Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Pengembangan Pemuda Jumlah sarana prasarana perkantoran yang diadakan/dibangun/direhab/dipeli hara Jumlah Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang ditingkatkan Kapasitasnya Jumlah peningkatan disiplin aparatur yang dilaksanakan Jumlah dokumen perencanaan penganggaran yang disusun Jumlah Dokumen kepemudaan dan Keolahragaan yang serasi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Jumlah Pemuda Kota Kader, Pemuda Pelopor, anggota pramuka dan Pemuda Wirausaha Tingkat Provinsi 50 Unit 50 Unit 524, Unit 245, Unit 1,173, Unit 1,620, Unit 1,120, Unit 1,120, Unit 5,802,640 DISPORA PROVINSI - 100, , , , , ,000-6 Orang 9, Orang 80, Orang 9, Orang 80, Orang 0 178,800 DISPORA PROVINSI 13 dokumen 13 dokumen 112, dokumen 7,400 9 Dokumen 100,000 9 Dokumen 150,000 9 Dokumen 150,000 9 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 94,000 2 Dokumen 190,000 2 Dokumen 320,000 2 Dokumen 370,000 2 Dokumen 370,000 2 Dokumen 150, Dokumen 370, Dokumen 670,200 DISPORA PROVINSI 1,714,000 DISPORA PROVINSI 1,888,355 1,965,295 3,600,000 3,100,000 3,000,000 3,200,000 16,753,650 DISPORA PROVINSI Prioritas 1 Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Jumlah Kelompok Usaha Pemuda produktif yang dibina dan dikembangkan (Kelompok) - 150,000-1,550, , , ,000 4,000,000 Program Pemberdayaan Pemuda 0 2,500, , , ,000 4,064,500 Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Jumlah Pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan dan pengetahuan terhadap bahaya penyalahgunaan Narkotika dan obat-obat terlarang lainnya 100 Org Org orang 100, Org Org 100,000 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga tersedianya Pelatih/Wasit/Juri bersertifikat Nasional/ Internasional Persentase Pembangunan kawasan Internasional Sport Center (BISC), lintasan lari sentetis, pembangunan sarana dan prasarana olahraga , orang 250, orang 200, orang 200, Org 1,096,480 7,249, ,500 14,170,000 14,985,580 1,382, ,000 38,993,335 Pembangunan Stadion Utama BISC Persentase Pembangunan kawasan Internasional Sport Center di Provinsi Bengkulu (BISC) bengkulu internasional sport centre (APBN) 0-5%-25% - 25%-55% 300,000,000 25%-55% 70,000,000 25%-55% 90,000,000 25%-55% 400,000,000 90%-100% 900,000,000 DISPORA PROVINSI Prioritas 5 VISIT 2020 WONDERFUL BENGKULU 263

280 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Pembangunan Lintasan Lari Sintetis Tahun 2016 (APBN) di Stadion Semarak untuk Cabor Atletik (APBN) Indikator Kinerja Jumlah Lintasan Lari Sintetis Tahun 2016 (APBN) di Stadion Semarak untuk Cabor Atletik Data Capaian Pada Tahun Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Perencanaan Periode RPJMD Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) 1 Unit 11 Unit 3,000,000 5 Unit/jenis - 15 Unit 7,000, Unit 7,000, Unit 7,000, Unit 7,000,000 28,000,000 OPD Penanggun g jawab Program Prioritas Program Pembudayaan Olahraga Program Pembinaan Olahraga Prestasi Program Balai Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Olahragaan Program UPTD Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan Peningkatan Olahraga Rekreasi Berskala Nasional Pringkat Prestasi Olahraga Berskala Nasional Tersedianya Sarana dan Prasarana Olahraga yang terpelihara dan layak pakai Tersedianya Sarana dan Prasarana Olahraga yang terpelihara dan layak pakai 1,786, ,860 1 Keg 7,450,000 1 Keg 5,200,000 1 Keg 6,750,000 1 Keg 7,550,000 29,695,860 5,123,050 8,744,150 4,700,000 2,600,000 3,300,000 3,772,800 28,240,000 DISPORA PROVINSI 282,000 8,376,000 8,658, ,750, , , ,000 3,800,000 Prioritas 5 VISIT 2020 WONDERFUL Jumlah 18,244,025 24,232,565 39,868,740 32,078,740 20,872,340 20,632, ,928,

281 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA Data Capaian pada Awal tahun Perencanaan 2015 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Target Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Indeks Kepuasan Aparatur/ masyarakat terhadap pelayanan administrasi perkantoran dan kenyamanan kantor ,079, ,174, , , , , ,081,066 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan PROGRAM PENINGKATANAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Prosentase sarana dan prasarana aparatur yang layak fungsi (jumlah sarana layak pakai/ jumlah total sarana dan prasarana aparatur) ,056, , ,475, , , , ,001,515 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Prosentase kesesuaian kebutuhan sumber daya aparatur dengan kompetensi yang dibutuhkan , , , , , , ,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Pakaian Dinas yang diadakan (stel) PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN Nilai indeks akuntabilitas kinerja OPD B BB 362,110 A 142,416 A 250,000 A 250,000 A 250,000 A 250,000 A 1,504,526 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Prosentase sarana dan prasarana digital Perpustakaan Provinsi sesuai standar Nasional (1 komputer layanan/ penduduk) ,795, , , , , , ,062,653 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan prosentase sarana dan prasarana digital Perpustakaan sekolah sesuai standar Nasional ,640, ,375, ,375, ,390,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jumlah Koleksi Perpustakaan Provinsi (judul buku) 47,350 50, ,000 58, ,000 61, ,500 64, ,500 64,190 2,548,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jumlah Koleksi perpustakaan sekolah (SMA/SMK/MA) Provinsi Bengkulu (judul buku) 249, , , ,761 1,595, , , , , , , ,667 4,014,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jumlah Koleksi deposit Provinsi Bengkulu , , , , ,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jumlah serah terima KCKR ke Perpustakaan Provinsi Bengkulu Jumlah Pengunjung Perpustakaan / bulan , , , , ,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan / bulan / bulan / bulan 2,095, / bulan 2,055, / bulan 2,085, / bulan 2,130, / bulan 8,365,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) , , , , ,565,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pengentasan Kemiskinan dan Perentasan Ketertinggalan di Provinsi Bengkulu, Visit wonderfull Bengkulu

282 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA 2015 Perencanaan TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Program Sistem Informasi Kearsipan Daerah PROGRAM PENINGKATAN LAYANAN DAN PEMANFAATAN ARSIP persentase OPD yang menyelenggarakan penataan kearsipan secara baku persentase OPD yang menyelenggarakan penataan kearsipan berbasis IT (%) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kearsipan Program Penyelamatan Arsip jumlah arsip yang terkumpul (statis dan dinamis) berkas Target Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) % - 40% 250,000 50% 250,000 60% 250,000 70% 250,000 70% 1,000,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 0 0-2% - 20% 750,000 50% 750,000 60% 750,000 70% 750,000 70% 3,000,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan , , , , ,000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berkas 589, berkas 503, berkas 1,245, berkas 1,375, berkas 1,325, berkas 1,800, berkas 6,838,534 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jumlah Pengguna Layanan Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tranformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Tranformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Jumlah 5,050,596 3,805,541 13,726,062 10,608,434 10,768,830 8,942,830 52,902,

283 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program Data Capaian pada Awal tahun Perencanaan 2015 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Target Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggung Jawab PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran ( jenis) Jumlah Sarana dan Prasarana perkantoran yang dibangun, direhab dan dipelihara ( unit ) Jumlah Pakaian Dinas yang diadakan (stel) Program Peningkatan Jumlah Dokumen pelaporan Pengembangan Sistem capaian kinerja dan Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan ( dok ) Keuangan 10 Jenis 1,129,564 9 jenis 1,590, Jenis 1,284, Jenis 1,462, Jenis 1,554, Jenis 7,020,619 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT , ,756, ,356, ,262, ,356, ,506,169 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT , , , ,000 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT , , , , ,000,000 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah aparatur yang meningkat kompetensinya (asn ) , , , ,000 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Peninngkatan Perencanaan Perencanaan Pelaporan Pelaporan Capaian Kinerja Capaian Kinerja dan Keuangan Keuangan Daerah Daerah Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Penataan Administrasi Kependudukan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Anak Usia 0-18 Tahun 85% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% Jumlah OPD yang Memanfaatkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) 1 OPD 4 OPD 5 OPD 5 OPD 6 OPD 6 OPD Persentase Jumlah Penduduk Wajib KTP yang sudah melakukan Perekaman 100% 1,829,984 93% 5,125,206 93% 2,450,599 93% 2,648,094 93% 2,875,703 93% 14,929,586 Dukcapil Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Jumlah 3,733,848 9,721,921 5,556,022 5,863,125 6,251,457 31,126,

284 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Pemerintahan Pilihan Kelautan dan Perikanan Program Pelayanan administrasi perkantoran Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur INDIKATOR KINERJA Jumlah jenis pelayanan administrasi yang dilaksanakan Jumlah sarpras aparatur yang dibangun/direhab/dipelihara (Unit) Jumlah aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN TAHUN 2015 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD TARGET TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) ,837, ,650, ,356, ,346, ,407, ,360, ,958,995 DKP ,665, ,829, ,932, , ,226, ,965, ,453,657 DKP 0 diklat 28, , , , , ,000 2,078,200 DKP Jumlah pakaian dinas yang diadakan DKP OPD PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN Program peningkatan pengembangan sistem Pelaporan capaian kinerja dan keuangan Peningkatan SDM Perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran dan pelaporan yang disusun Jumlah aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 64, , , , , , , , ,000 3,556,200 DKP 65,800 70, ,206 DKP 1,897, ,850, ,255, ,240, ,262, ,820,300 DKP 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program pengembangan budidaya perikanan Jumlah Pelabuhan Perikanan yang Dikembangkan (Lokasi) Jumlah industri galangan kapal/perahu yang dibangun (unit) Jumlah kawasan kampung nelayan terpadu yang dikembangkan (Kawasan) Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 74, , ,974, ,451, ,446, ,750, ,200, ,000, ,847, Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Pengembangan Infrastruktur Strategi & Industrialisasi , ,150, ,150, ,000, ,450,000 Pengembangan Infrastruktur Strategi & Industrialisasi , ,030, , , ,000, ,000, ,371,000 DKP 1,630, ,340, ,225, ,415, ,437, Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertingalan 21,021,838 DKP 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Jumlah Unit Budidaya tersertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) (Unit Budidaya) Program optimalisasi pengelolaan dan pemasjumlah Unit Pengolahan Hasil Perikanan (unit) , , ,220, ,180, ,515, ,605, ,748,642 DKP Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertingalan 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Kawasan Wisata Bahari Berbasis Konservasi yang dikembangkan (Kawasan) , ,195, ,712, ,095, ,575, ,747,500 DKP Visit 2020 Wonderful Bengkulu 268

285 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN TAHUN 2015 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN TARGET TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) TARGET (Rp. 000) Program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Jumlah dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang tersedia ,294,950-2,145,300-7,765,000-2,815,000-2,765, ,785,250 DKP 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Perlindungan dan Konservasi SDA 210, , , , , ,000 1,327,500 DKP 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan Persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan yang taat aturan (%) , , , , , , ,410,850 DKP 1. Pengentasan Kemiskinan & Peretasan Ketertinggalan 2. Penguatan Komoditas Unggulan Agro-Maritim & Hilirisasi 4. Transformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Jumlah 18,963,218 19,760,285 19,775,782 29,214,800 40,000,000 50,000, ,714,

286 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2015 Tahun 2016 TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD Kinerja Kinerja Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) TARGET Rp. (000) OPD Penanggung Jawab PROGRAM PRIORITAS Urusan Pemerintahan Pilihan Dinas Pariwisata Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah jenis administrasi perkantoran yang dilaksanakan 12 jenis 12 jenis 1,691, jenis 1,033, jenis 1,361, jenis 1,503, jenis 1,560, jenis 1,602, jenis 8,752,726 Dinas Pariwisata Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah sarana dan prasarana perkantoran yang diadakan dibangun / direhab / dipelihara Jumlah aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah pakaian dinas yang diadakan 63 unit 78unit 418, unit 393, unit 1,390, unit 735, unit 2,029, unit 1,967, unit 6,933,900 Dinas Pariwisata 10 orang 20 orang 28, orang 65, orang 60, orang 80, orang 100, orang 100, orang 433,200 Dinas Pariwisata Program peningkatan pengembangan Jumlah dokumen perencanaan dan sistem Pelaporan capaian kinerja keuangan pelaporan yang disusun 9 dokumen 9 dokumen 119,427 9 dokumen 176, dokumen 290, dokumen 300, dokumen 310, dokumen 330, dokumen 1,525,627 Dinas Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah promosi yang dilaksanakan 9 kali 8 kali 8 kali 18 kali 20 kali 24 kali 20 kali 63 kali 41,187,172 Dinas Pariwisata 496,354 5,695,818 7,640,000 7,355,000 10,000,000 10,000,000 1 event 1 event 2 event 3 event 3 event 3 event 3 event 16 event Jumlah event yang dilaksanakan - Dinas Pariwisata Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan Destinasi Pariwisata jumlah desa wisata yang dibina/dikembangkan Jumlah Obyek Wisata unggulan Kabupaten/Kota yang di kembangkan desa wisata , obyek 6,297,117 destinasi/ob 6,350, obyek 6,790,000 destinasi/ob 10,000,000 destinasi/ob 15,000,000 destinasi/ob yek wisata yek wisata yek wisata yek wisata 1 desa wisata 1 desa wisata 1 desa wisata 4 desa wisata 44,764,052 Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Visit 2020 Wonderful Bengkulu Program Pengembangan Produk dan Pelayanan Wisata Program Pengembangan Ekonomi Kreatif jumlah obyek wisata yang dibangun obyek 5 obyek 10 obyek 10 obyek 10 obyek 10 obyek Dinas Pariwisata Jumlah SDM pariwisata yang memilikki kompetensi dibidang industri pariwisata Jumlah pelaku ekonomi kreatif dalam pengembangaan ekonomi kreatif Jumlah pembangunan sarana dan prasarana ekonomi kreatif (unit) 50 orang 50 orang 50 orang 1,458, orang 1,600, orang orang 635, orang 3,550, orang 950, orang 4,000, orang 4,000, orang 13,135,888 1,450, orang 2,000, orang 2,000, unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit Program Pengembangan Perencanaan 141, ,000 Pariwisata Program Pengembangan Nilai Budaya 391, ,782 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 329, ,000 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 1,522,000 1,522, orang 8,508,000 Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan dan Visit 2020 Jumlah 5,464,966 15,754,181 22,241,800 19,163,400 30,000,000 35,000, ,624,

287 Urusan/Bidang/Urusan Pemerintahan dan Program dan kegiatan Urusan Pemerintahan Pilihan Pertanian Indikator Kinerja 2015 Kondisi Awal 2016 Target Kinerja Program/Kegiatan dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 2015 Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) OPD Penanggung Jawab KET Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Jumlah jenis pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan Jumlah sarana prasarana aparatur yang diadakan/ dibangun/ direhab/dipelihara Jumlah aparatur yang ditingkatkan kedisipilinannya Jumlah aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya Dokumen perencanaan dan pelaporan yang disusun Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (M) Luas Jaringan irigasi usaha tani yang diperbaiki/dibangun (Ha) 16 Jenis 16 Jenis 5,939, Jenis 3,724, Jenis 4,361, Jenis 5,015, Jenis 5,567, Jenis 6,179, Jenis 30,789,124 Dinas TPHP 23 unit 23 unit 24,235, unit 4,747, unit 1,805, unit 3,575, unit 4,104, unit 4,890, orang 30 orang 432 orang 216, orang 225, orang 249, orang 225,000 2,371, orang 100, orang 180, orang 207, orang 229, orang 264, unit 1782 orang 150 orang 43,358,148 Dinas TPHP 915,750 Dinas TPHP 3,352,802 Dinas TPHP 9 Dok 9 Dok 1,158,747 9 Dok 275, Dok 470, Dok 540, Dok 599, Dok 689, Dok 3,734,151 Dinas TPHP 11,500,155 12,870,750 23,088,641 26,776,937 30,102,950 32,961, ,300,460 Dinas TPHP - 15,000 16,000 13,000 15,000 Dinas TPHP - 6,000 6,000 5,000 6,000 Dinas TPHP 1,000 8,900 5,000 5,000 5,000 Dinas TPHP - 10,400 10,000 10,000 17,000 Dinas TPHP - 1, Dinas TPHP Cetak sawah baru (ha) 2,000 1, Dinas TPHP Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Produksi Padi ton ton ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Produksi Jagung ton ton ton Ton Ton Ton Produksi Kedelai 5715 ton 5949 ton 5388 ton Ton 6191 Ton 6191 Ton Ton Ton Produksi Cabe Merah ton ton ton Ton Ton Ton Ton Ton Produksi Bawang Merah 471 ton 521 ton 630 ton 630- Ton 693 Ton 800 Ton 800 Ton 800 Ton Produksi Jeruk 7254 ton 7261 ton 7286 ton 7286 Ton 8488 Ton 9990 Ton Ton Produksi Kelapa Sawit ton ton ton Ton Ton Ton Ton Produksi Karet ton Ton ton ton Ton Ton Ton Ton Produksi Kopi ton Ton ton ton Ton Ton Ton Ton Produksi Pala 26 ton 44 ton 75 ton 100 Ton 127 Ton 150 Ton 200 Ton Ton 200 Ton Rasio penyuluh terhadap kelompok tani Ton Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP Dinas TPHP 2,541, ,500 3,075,000 3,806,250 4,217,238 4,714,514 19,032,241 Dinas TPHP 1:18 1:17 1:16 1:15 1:14 1:14 Dinas TPHP 271

288 Urusan/Bidang/Urusan Pemerintahan dan Program dan kegiatan Program Peningkatan Teknologi, Sarana dan Prasarana Pertanian Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Indikator Kinerja Jumlah penyuluh yang ditingkatkan kompetensinya Kelompok tani yang meningkat klasnya Jumlah Siswa SPP Negeri Bengkulu Nilai Akreditasi SPP Negeri Bengkulu Aparatur dan Non Aparatur Yang Dilatih Teknis Pertanian Jumlah pameran yang diikuti Jumlah KTNA yang mengikti PEDA/PENAS 2015 Kondisi Awal 2016 Target Kinerja Program/Kegiatan dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 2015 Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) 30 orang 90 orang 90 orang 90 orang 90 orang 370 orang OPD Penanggung Jawab Dinas TPHP Dinas TPHP 1,475, ,000 1,297,500 1,222,500 1,297,500 1,147,500 7,290,000 Dinas TPHP 100 siswa 120 siswa 130 siswa 140 siswa 150 siswa 150 siswa Dinas TPHP B B B B B B Dinas TPHP 30 orang 60 orang 60 orang 60 orang 60 orang 270 orang Dinas TPHP 2,370,157 1,347,617 1,600,000 1,915,000 2,042,400 2,342,064 11,617,238 Dinas TPHP 4 pameran 4 pameran 4 pameran 4 pameran 4 pameran 40 KTNA 40 KTNA 40 KTNA 40 KTNA 40 KTNA JUMLAH BELANJA LANGSUNG 51,592,944 24,592,978 36,093,619 43,284,636 48,411,071 53,414, ,389, pamera n 200 KTNA Dinas TPHP Dinas TPHP KET 272

289 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Peternakan dan Kesehatan Hewan PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Indikator Kinerja - Jumlah jenis pelayanan administrasi yang dilaksanakan Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggung Jawab jenis ,750, ,475, ,130, ,531, ,592, ,571, ,051,371 Diskeswan PROGRAM PRIORITAS PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR - Jumlah sarana prasarana aparatur yang dibangun/direhab/dipelihara Unit , , ,471, ,580, ,214, ,214,911 1,335 8,512,236 Diskeswan PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Jumlah aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya orang , , , , , , ,000 Diskeswan PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR -Jumlah pakaian dinas beserta perlengkapannya yang tersedia stell , ,750 Diskeswan PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN PENCAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN - Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran,pelaporan yang disusun Dokumen , , , , , , ,035,077 Diskeswan PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK - Jumlah penyakit hewan menular strategis dan Zoonosis yang dapat dikendalikan Jenis 5 5 1,100, ,399, ,539, ,943, ,862, ,348, Kab./Kota 10,192,843 Diskeswan Jumlah kabupaten/kota yang dapat menurunkan kasus PHMS Zoonosis dan Gangguan Reproduksi - Jumlah Pelayanan Laboratorium Klinik dan Keswan - Jumlah Pelayanan Laboratorium Kesmavet Kab/kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 10 Kab./Kota 5 0 Jenis Jenis Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan Jumlah Kabupaten/Kota yang terawasi Pangan Asal Hewan dan Bahan Asal Hewan nya dengan baik Kab./Kota 0 10 Kab./kota 10 Kab./kota 10 Kab./kota 10 Kab./kota 10 Kab./kota 10 Kab./kota 0 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 1. Jumlah Produksi Daging 17,641,951 20,515,743 22,276,500 45,452,000 47,626,435 51,826, ,338,777 a. Sapi Potong Ton 3,006 3,794 3,343 3,717 4,134 4,597 5,112 5,112 0 b. Kambing/Domba Ton c. Unggas Ton 2,713 2,077 2,826 2,925 3,094 3,255 3,437 3, Jumlah Produksi Telur Ton 3.632, , , , , , Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan 3. Jumlah Populasi Sapi Perah Ekor Jumlah kelompok perbibitan yang terbentuk Kelompok

290 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PETERNAKAN Indikator Kinerja - Jumlah makanan yang dihasilkan oleh kelompok tani yang bahan bakunya berasal dari hewan Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggung Jawab Jenis , , , , ,335, ,645, ,450,472 Diskeswan PROGRAM PRIORITAS - Jumlah produk peternakan yang mampu diterima dipasaran lokal - Jumlah permodalan yang ditanamkan dalam usaha peternakan Jenis Miliyard Diskeswan Diskeswan Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan - Jumlah unit pengolahan hasil peternakan yang direvitalisasi unit Diskeswan Jumlah 21,560,683 24,426,307 29,864,305 53,738,232 55,000,000 60,000, ,589,

291 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Urusan Pemerintahan Pilihan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah/Jenis pelayanan yang dilaksanakan Jumlah sarana dan prasarana perkantoran yang diadakan/dibangun /direhab/ dipelihara 13 jenis 868, jenis 962, jenis 1,031, jenis 1,141, jenis 1,171, jenis 1,430, Jenis 6,606,212 Sekretariat 75 unit 495, unit 722, unit 855, unit 400, unit 400, unit 548, unit 3,420,568 Sekretariat Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pakaian Dinas yang Program Peningkatan Kapasitas diadakan Jumlah SDM aparatur yang Sumber Daya Aparatur ditingkatkan Program Peningkatan Kapasitas Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan : Jumlah sarana informasi publik berbasis teknologi informasi yang dikelola dengan baik Jumlah dokumen perencanaan penganggaran dan pelaporan 25 stel 81 Stel 108,000 - Stel - 75 % 108,000 Sekretariat 30 orang 47, Orang 100, Orang 130, Orang 130, Orang 150, Orang 50, Orang 607,564 Sekretariat 1 Website 283,020 1 Websit 170,000 1 Website 270,000 1 Website 270,000 1 Webs 300,000 1 Website 1,293,020 Sekretariat 23 Dok 439,027 9 Dok 31,050 9 Dok 260,000 9 Dok 60,000 9 Dok 60,000 9 Dok 70, Dok 920,077 Sekretariat Ratio Elektrifikasi 85,5 % 89,8% 276,300 89,8%-91,1% 796,500 91,1%- 6,335,400 94,5%-97,5% 5,726,400 97,5%-100% 3,500,000 97,5%- 6,005,600 97,5%-100% 16,913,800 Bid. Energi Pengentasan kemiskinan dan 94,5% 100% peretasa ketertinggalan, dan Visit Persentase Desa belum teraliri listrik 5,5% 5,5%-5% 5%-3,5% 3,5%-2% 2%-1% 1%-0% 1%-0% 1%-0% Bid. Energi 2020 Wonderful BengkuluPengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi Program Pengembangan Perizinan Energi dan Sumber Daya Mineral : Jumlah Pabrik semen dan Smelter yang Dibangun 630, ,000 1 Pabrik 200,000 2 Pabrik 100,000 3 Pabrik 1,090,000 Bid. Geologi dan Bid, Minerba Pembangunan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Program Optimalisasi Penerimaan Negara di bidang Pertambangan : Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan : Program Penelitian, Pelayanan, Informasi Geologi dan Air Tanah Jumlah rekomendasi/izin bidang energi dan sumber daya mineral yang terbit Target penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) Persentase Perusahaan Pemegang IUP aktif terhadap total Perusahaan yang ada. 80 Izin/Reko mendasi Izin 30 Izin/Re komen dasi Izin 371, , Izin/R ekome ndasi M Izin M 25 Izin/Re komen dasi Izin M 260, Izin/Re komen dasi Izin 390, Izin/ Reko mend asi 370, Izin/Rek omenda si Izin 1,891,206 Sekretariat Pengembangan Insfrastruktur Strategis & Industrialisasi 110 M 94, , , , M 370, M 150, M 1,483,200 Sekretariat Pengentasan kemiskinan dan peretasa ketertinggalan, Pengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi 223,250 80% 135,000 80% 830,000 85% 510,000 90% 500,000 95% 379,600 95% 2,577,850 Bid. Minerba Persentase Luas Lahan Reklamasi 20% 40% 50% 200, ,000 60% 400,000 Bid. Minerba Jumlah peti yang terdata 127, PETI 200 PETI 738,760 80% 200,000 80% 1,066,670 Bid. Minerba Tersedianya informasi/peta kegeologian 652,345 5 Peta /Info 328, Peta /Info 800, Peta /Info 415, Peta /Info 200, Peta /Info 200, Peta /Info Pengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi 2,596,145 Bid. Geologi Pengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi Jumlah Kajian potensi Air Tanah 1 Kajian 80,000 1 Kajian 100,000 1 Kajian 120,000 1 Kajian 150,000 1 Kajia n 150,000 5 Kajian 600,000 Bid. Geologi AT Program Pengembangan dan Akreditatasi Laboratorium Analisa Mineral Batubara dan Laboratorium Analisa Air Peningkatan Status UPT Yang Terakreditasi 64,456 1 KAN 98, , ,000 3 KAN 1,162,916 UPTD Pengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi Jumlah pengujian yang dilaksanakan 137,738 5 Kali 229, Kali 70 Kali 364, Kali 138, Kali 1,720,218 UPTD Pengembangan Insfrastruktur Strategis dan Industrialisasi Jumlah 3,669,565 4,564,281 12,450,000 10,646,000 7,900,000 10,104,000 49,333,

292 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerj Kinerja (Rp. 000) Target (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Target (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Target (Rp. 000) Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan OPD Penanggu ng Jawab Program Prioritas Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Administrasi Perkantoran 12 Jenis 12 Jenis 2,358, Jenis 2,532, Jenis 2,478, Jenis 2,363, Jenis 2,739, Jenis 2,795, Jenis 15,265,595 Bappeda Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Sarana dan Prasarana Aparatur 106 Unit 106 Unit 750, Unit 2,104, Unit 6,972, Unit 1,092, Unit 2,485, Unit 2,135, Unit 15,540,306 Bappeda Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kapasitas Sumber Daya Aparatur (orang) 209 Orang 206 Orang 121, Orang 815, Orang 1,025, Orang 1,035, Orang 395, Orang 405, Orang 3,796,412 Bappeda Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pakaian Dinas yang diadakan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Pelaporan Capaian Kinerja Dan dan Keuangan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Sosial Budaya Program perencanaaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan besar Program Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Jumlah Aparat Perencana Daerah yang ditingkatkan kemampuan teknisnya 11 Bulan 7 Aparatu r 329, , Dokum en 140,190 9 Doku men 175,000 9 Doku men 250,000 9 Doku men 130, Doku men 150, Dokum en 7 Aparat ur 1,174,190 Bappeda 188,000 Bappeda 1. Persentase keselarasan program dalam RKPD dengan program dalam RPJMD (%) Bappeda 2. Persentase keselarasan program dalam KUA/PPAS dengan program dalam RKPD (%) ,316, ,982, ,785, ,951, ,990, ,805, ,829,570 Bappeda 3. Persentase keselarasan program dalam APBD dengan program dalam KUA/PPAS (%) Bappeda Jumlah dokumen perencanaan sosial budaya 2 Dokum en Jumlah Dokumen perencanaaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan besar Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam 1 dokum en 2 Dokum en 2 Dokum en 1 Lapora n 2 Dokum en 715, , ,000 3 Dokum en 1 Dokum en 4 Dokum en 1,070, ,000 1,125,000 6 Doku men 1 Doku men 4 Doku men 1,950, ,000 2,050,000 6 Doku men 1 Doku men 4 Doku men 2,000, ,000 2,050,000 6 Doku men 1 Doku men 4 Doku men 1,430, , ,000 6 Doku men 1 Doku men 4 Doku men 1,450, , Dokum en 7 Dokum en 22 Dokum en 8,615,724 1,687,820 6,753,000 Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT 276

293 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program Perencanaan Jumlah Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Daya Alam Alam Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerj Kinerja (Rp. 000) Target (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Target (Rp. 000) Targe (Rp. 000) Target (Rp. 000) 1 Doku men 250,000 1 Doku men 300,000 OPD Penanggu ng Jawab Program Prioritas Program Pengembangan Data/Informasi Program Pengembangan Komunikasi dan Informatika Program Pemanfaatan Informasi Program Pengkajian, Penelitian dan Iptek Program Kerjasama Pembangunan Program Perencanaan Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh Jumlah Jenis data yang disusun dan diinformasikan Jumlah Pengembangan Komunikasi dan Informatika Optimalisasi Jumlah Dokumen Pemanfaatan Teknologi Teknologi Informasi JumlahDokumen Penelitian dan Iptek Jumlah MOU Kerjasama pembangunan (MOU) Pengkajian, Jumlah Dokumen Perencanaan Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh , , ,310, ,456, ,573, ,750, ,237, , ,021, ,196 1 Jaringa n 1 Dokum en 4 Dokum en 217,440 1,000, ,000 1 Jaring an 1 Doku men 8 Doku men 875,000 1,425,000 1,750,000 1 Jaring an 1 Doku men 7 Doku men 932,500 1,500,000 1,650,000 1 Jaring an 1 Doku men 7 Doku men 695,750 1,750,000 1,250,000 1 Jaring an 1 Doku men 7 Doku men 767,000 1,800,000 1,250,000 1 Jaring an 1 Dokum en 33 Dokum en 3,892,610-9,496,000 6,785, , , , , , , ,238, Kab/Kot a 217, Kab/K ota 217,800 Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Transportasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi Program Perencanaan Tata Ruang Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Jumlah Dokumen Perencanaan Tata Ruang Jumlah Kawasan Kampung Nelayan Terpadu yangdikembangkan TOTAL 1 dokume n 200,000 1 Dokum en 0 0 1,864, ,722, ,200, ,350, ,050, ,200, ,386, ,000 14,208,367 14,225,787 25,595,820 20,330,320 17,387,750 18,557, ,305,044 Visit 2020 Wonderful Bengkulu Pengentasan Kemiskimnan dan Peretasan Ketertinggalan 277

294 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja DATA CAPAIAN TAHUN AWAL PERENCANAAN Target Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGUN G JAWAB Program Prioritas Rp.(000) Rp. (000) TARGET Rp.(000) TARGET Rp.(000) TARGET Rp.(000) TARGET Rp.(000) TARGET Rp.(000) TARGET Rp.(000) Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Badan Keuangan Daerah Program Pelayanan Adm Perkantoran Jumlah jenis pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan 6,041,787 7,243, Jenis 9,250, Jenis 8,927, Jenis 9,811, Jenis 10,644, Jenis 11,635, Jenis 57,513,717 BPKD PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Jumlah Sarana dan Prasarana Perkantoran yang dibangun/direhab/ dipelihara 1,727,680 1,466, Unit 7,901, Unit 10,745, Unit 10,558, Unit 6,323, Unit 7,339, Unit 44,334,124 BPKD PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN Jumlah SDM yang mengikuti Diklat Jumlah pakaian Dinas yang diadakan Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan pelaporan yang disusun PROGRAM PENINGKATAN DAN Peningkatan Pendapatan PENGEMBANGAN PENGELOLAAN Daerah KEUANGAN DAERAH PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK Jumh Pelayanan Publik untuk peningkatan PAD Jumlah Dokumen PROGRAM PENGELOLAAN Penganggaran yang disusun ANGGARAN KEUANGAN DAERAH dan di evaluasi PROGRAM PENINGKATAN PERBENDAHARAAN KEUANGAN DAERAH PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN AKUTANSI KEUANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN AKUTANSI KEUANGAN KABUPATEN KOTA PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN SISTEM KAS DAERAH PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN ASET PROVINSI Jumlah Opini Laporan keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu Opini Laporan keuangan Pemerintah Bengkulu Keputusan Tentang Evaluasi pertanggungjawaban Kabupaten/Kota 100,000 47, Org 200, Org 220, Org 250, Org 300, Org 350, Org 1,367,000 BPKD Stel 250, Stel 250,000 BPKD 495, , Dok 190, Dok 158, Dok 184, Dok 220, Dok 276, Dok 1,405,738 BPKD 2,416,300 2,153,650 20% dari tahun sebelumny a 2,937, % dari tahun sebelumny a 3,751, % dari tahun sebelum nya 3,422, % dari tahun sebelumn ya 3,800, % dari tahun sebelumny a 4,129, % 20,193,950 BPKD 351, , Unit 601, Unit 656, Unit 615, Unit 825, Unit 875, Unit 3,901,000 BPKD - 3,663, Dok 3,323, Dok 3,580, Dok 2,590, Dok 2,670, Dok 2,750, Dok 18,576,743 BPKD - 1,614, WTP 610,000 WTP 779,000 WTP 632,000 WTP 690,000 WTP 740,000-5,065,725 BPKD - 1,571,249.8 WTP 910,000 WTP 800,000 WTP 910,000 WTP 950,000 WTP 1,015,000 4 Keg 6,156,250 BPKD - 217, Dok 300, Dok 160, Dok 130, Dok 130, Dok 150, Dok 1,087,950 BPKD Jumlah Dokumen - 1,271,756 WTP 150,000 WTP 120,000 WTP 150,000 WTP 160,000 WTP 160,000 Dokumen 2,011,756 BPKD Jumlah Aset Daerah yg dibukukan yang menjadi kekayaan daerah - 2,488, WTP 2,790,845 WTP 5,334,460 WTP 2,222,000 WTP 2,362,000 WTP 2,237,000 9 Keg 17,435,079 BPKD 11,132,467 22,443,304 29,165,470 35,481,988 31,475,296 29,075,043 31,657, ,299,032 Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Tata Kelola Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Transformasi Berbasis IT Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan 278

295 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Badan Kepegawaian Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Indikator Kinerja Jumlah Jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan Jumlah sarana prasarana perkantoran yang diadakan/ dibangun/ direhab/ dipelihara Data Capaian Pada Tahun Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target Target Target Target Target Kinerja Kinerja Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 14 jenis 14 jenis 1,144, jenis 883, jenis 1,121, jenis 1,219, jenis 1,239, jenis 1,276, jenis 6,884,863 BKD 86 Unit 112 Unit 493, Unit 455, Unit 2,519, Unit 1,626, Unit 632, Unit 805, Unit 6,532,329 BKD Target Kinerja Rp (000) OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pakaian Dinas yang 0 Stel 0 Stel - 0 Stel Stel 134, Stel 134,670 0 Stel Stel 167, Stel 436,840 BKD diadakan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan pelaporan yang disusun 9 dok 9 dok 145,028 9 dok 9 dok - 9 dok 180,000 9 dok 200,000 9 dok 250, dok 775,028 BKD Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Jumlah pelayanan administrasi kepegawaian Persentase Penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi berdasarkan kualifikasi pendidikan 21 keg 21 keg 2,573, keg 2,140, keg 5,067, keg 5,339, keg 7,337, keg 6,688, keg 29,146,916 BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT - Eselon II - Eselon III - Eselon IV Persentase SKPD provinsi yang memiliki ASN sesuai kebutuhan 74 % 80 % 85 % 90 % 95 % 100 % 100 % 100 % 88 % 88 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 88 % 88 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 8 % 25 % 50 % 75 % 100 % 100 % 100 % 100 % Program Peningkatan Kualitas Pegawai Negeri Sipil Meningkatnya Jumlah ASN yang mengikuti 5 keg 5 keg 1,418,212 5 keg 1,418,212 BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT S.2 Specialis S.2 S.3 1 org 1 org 1 org 1 org 1 org 0 org 0 org 0 org 0 org 0 org 4 org 0 org 0 org Persentase Pejabat Stuktural Pemerintah Provinsi Bengkulu yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan - Eselon II 58 % 58 % - Eselon III 33 % 33 % - Eselon IV 26 % 26 % BKD Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 279

296 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Indikator Kinerja Meningkatnya Jumlah ASN yang mengikuti S.2 Specialis S.2 S.3 Data Capaian Pada Tahun Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Target Target Target Target Target Kinerja Kinerja Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 5 1,900, ,301, ,371, ,850, ,450, ,873,312 Target Kinerja 1 org 5 org 6 org 7 org 8 org 4 org 2 org 1 org 1 org 1 org 9 org 0 org 2 org 4 org 4 org 6 org 2 org 2 org 2 org 2 org 2 org 10 org 0 org 2 org 6 org 6 org 8 org 22 org Rp (000) OPD Penanggung Jawab BKD Program Prioritas Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Pegembangan Komunikasi dan Informatika Persentase Pejabat Stuktural Pemerintah Provinsi Bengkulu yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan - Eselon II 58 % 65 % 70 % 80 % 100 % 100 % - Eselon III 52 % 71 % 90 % 100 % 100 % 100 % - Eselon IV 44 % 62 % 75 % 85 % 100 % 100 % Jumlah Aplikasi yang 3 jenis 290,000 3 jenis 290,000 3 jenis 235,000 3 jenis 325,000 3 jenis 1,140,000 BKD dikembangkan Jumlah 5,774,573 5,379,890 10,435,153 10,162,201 11,493,892 12,961,791 56,207,500 BKD 280

297 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian Pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Anggaran OPD Penanggung Jawab Program Prioritas Urusan Pemerintahan Pilihan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Jenis Pelayanan administrasi perkantoran ( jenis ) Jumlah sarana prasarana perkantoran yang diadakan/dibangun/ direhab/dipelihara (jenis) Jumlah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran dan pelaporan yang disusun (Dokumen) Jumlah pakaian Dinas yang diadakan ,059, ,136, ,552, ,536, ,549, ,686, ,519,674 BPSDM , ,064, ,196, ,474, ,723, ,883, ,588,377 BPSDM , , , , , , ,704,915 BPSDM BPSDM Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Jumlah Pemenuhan layanan informasi melalui teknologi informasi ( bulan ) - Jumlah kegiatan pengembangan diklat bpsdm - Jumlah aparatur yang mengikuti uji kompetensi , , , , , , ,083,980 BPSDM , ,509, ,200, ,293, ,975,000 1,400 3,200,000 10,353,613 BPSDM ,400 1,400 1,400 1,400 5,662 Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pendidikan Kedinasan Total - Jumlah Aparatur yang mengikuti diklat struktural (aparatur) - Jumlah Aparatur yang mengikuti diklat fungsional dan teknis umum (aparatur) Jumlah Aparatur yang mengikuti Diklat Teknis Inti 1,818 1,362 10,123, ,762, ,437, ,812, ,850, ,166,040 1,081 40,152,465 BPSDM Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT ,672, , ,150, ,200, ,572,476 Transformasi Birokrasi Tata Kelola Pemerintahan , , ,650, ,200, ,670, ,450,000 1,450 14,256,818 BPSDM Berbasis Transformasi IT, Birokrasi Tata Kelola 13,627,849 16,297,397 21,561,332 20,291,980 22,397,980 20,055, ,232,318 BPSDM 281

298 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Kondisi Kinerja pada Akhir OPD Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD Penanggung Program Prioritas Pembangunan Tahun 2015 Tahun 2016 Jawab Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp Urusan Pemerintahan Pilihan Inspektorat Program Pelayanan Administrasi Jumlah,Jenis,Pelayanan ADM Perkantoran 10 Jenis 1,009, Jenis 1,636, Jenis 1,582, Jenis 2,483, Jenis 2,586, Jenis 2,856, Jenis 2,856, Jenis 14,001,150 Inspektorat Perkantoran Yg dilaksanakan Program Peningkatan Sarana dan 26 Unit 380, Unit 498, Unit 1,194, Unit 2,855, Unit 2,954, Unit 3,320, Unit 3,333, Unit 14,156,543 Inspektorat Jumlah Sarana prasaran perkantoran yg Prasarana Aparatur diadakan/ dibangun/direhab/dipelihara Program Prioritas Program Peningkatan Kapasitas 15 org 100, org 250, org 884, org 922, org 1,069, org 1,176, org 4,402,644 Inspektorat Jumlah pakaian Dinas yang diadakan Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Sistem 7 dok 100, dok 214, dok 75, dok 107, dok 107, dok 129, dok 142, dok 776,330 Inspektorat Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Jumlah dokumen perencanaan penganggaran dan pelaporan yg disusun Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Peningkatan Profesional Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Jumlah pakaian dinas ( stel ) Jumlah SKPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP minimal BB (SKPD) Hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Tingkat/Level Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tingkat Kapabilitas Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Jumlah Kerjasama MOU Antara Apip dan APH Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan Jumlah 4 3,996, ,026, ,574, ,161, ,556, ,260, ,235, ,815,626 Inspektorat C C CC CC B B BB BB , , ,868, , , ,205, ,517, ,573,900 Inspektorat 2 1 MOU 70% 300,000 75% 101,400 80% 187,660 80% 616,473 85% 78,640 85% 619,960 90% 674,410 90% 2,278,543 Inspektorat Tranformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 6,285,828 8,177,361 12,733,746 20,547,324 22,149,079 25,461,592 26,935, ,004,736 Tranformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Tranformasi Birokrasi & Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 282

299 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Tahun Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Jawab Lokasi Program Prioritas Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Urusan Pemerintahan Pilihan Biro ORTALA Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran Program : Peningkatan Pelayanan Publik Persentase (%) Pelayanan Administrasi Perkantoran yg dilaksanakan Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu 100% 100% 288, % 1,401, % 650, % 850, % 750, % 750, % 4,689,809 Biro Organisasi 10 Kab/Kota Kuning Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau - Biro Organisasi Jumlah Unit Pelayanan Kerja Penyelenggara Pelayanan Publik yang Nilai IKM nya Baik (Unit) , , , , , ,000 3,904,870 Biro Organisasi Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Program : Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Program Peningkatan Penataan dan Evaluasi Jabatan Program : Peningkatan Reformasi Birokrasi Program : Peningkatan Perencanaan,Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Nilai Evaluasi SAKIP B B BB BB BB A A A - Biro Organisasi Persentase SKPD yang memperoleh Nilai SAKIP Minimal CC Persentase (%) SKPD dengan Analisis Jabatan yang telah di Evaluasi , , ,200, ,275, ,300, ,300, ,832,989 Biro Organisasi 65% - 4, % 229,710 85% 1,510,000 85% 1,550,000 85% 1,575,000 85% 1,575,000 80% 6,444,266 Biro Organisasi Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi CC CC 189,000 B 87,290 B 250,000 A 275,000 A 300,000 A 300,000 A 1,401,290 Biro Organisasi Jumlah Dokumen terkait Perencanaan yang dihasilkan 12 Dok 13 Dok 959, Dok - 13 Dok 1,125, Dok 1,150, Dok 1,150, Dok 1,150, Dok 5,534,567 Biro Organisasi Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Program : Penataan SDM dan Aparatur Jumlah Kajian Rumusan Kebijakan SDM dan Aparatur 100% 1 Kebjkn 195,000 1 Kebjkn - 1 Kebjkn 300,000 1 Kebjkn 325,000 1 Kebjkn 350,000 1 Kebjkn 350,000 5 Kebjkn 1,520,000 Biro Organisasi Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Program : Penataan Kelembagaan Prosentase (%) Kelembagaan yang Rightsizing di Provinsi Bengkulu 100% 100% 885, % 534, % 1,600, % 1,725, % 1,850, % 1,850, % 8,444,730 Biro Organisasi Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Program : Peningkatan Ketatalaksanaan Persentase (%) SKPD yg mempedomani aturan ketatalaksanaan 100% 100% 141, % 150, % 725, % 725, % 775, % 775, % 3,291,660 Biro Organisasi Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Berbasis IT Jumlah 3,804,180 2,775,000 8,110,000 8,675,000 8,850,000 8,850,000 41,064,

300 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) OPD Penanggung Jawab Program Proritas Urusan Pemerintahan Pilihan Biro Adm. Perekonomian dan SDA PROGRAM PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN Jumlah rumusan kebijakan pengawasan penyaluran BBM dan gas elpiji 1 Dokumen 267,900 1 Dokumen 116,000 1 Dokumen 200,000 1 Dokumen 200,000 1 Dokumen 210,000 1 Dokumen 243,000 6 Dokumen 1,236,900 Biro adm. Perekonomian PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF USAHA KECIL MENENGAH Jumlah Koordinasi perkembangan perekonomian daerah yang dilaksanakan JUMLAH FASILITASI WIRAUSAHA 10 kab/kota dan 18 kali rapat 4 UKM dan 80 Koperasi 540, , kali rapat 4 UKM dan 120 Koperasi 450, , kali rapat 14 UKM dan 120 Koperasi 406, , kali rapat 45 UKM dan 120 Koperasi 550, kali rapat 585, kali rapat 625, kab/kota dan 177 kali rapat 67 UKM dan 120 Koperasi 3,157,496 1,256,649 Biro adm. Perekonomian Biro adm. Perekonomian dan SDA Pengetasan Kemiskinan dan ketertinggalan PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA Program Peningkatan perencanaan, pelaporan capaian kinerja dan keuangan PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN PERHUBUNGAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA & PENANAMAN MODAL Program Peningkatan dan pembinaan SDA bidang Kehutanan & Perkebunan JUMLAH RUMUSAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA JUMLAH DOKUMEN YG DIHASILKAN Jumlah dokumen Administrasi Perkantoran dan ketatausahaan yg dilaksanakan JUMLAH RUMUSAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN Jumlah Rumusan Kebijakan Pengembangan Usaha dan Penanaman Modal Jumlah Monitoring dan evaluasi serta Persentase Produksi Hasil Hutan Setiap Tahun. 10 Kab/ Kota 282, Kab/ Kota 240,925 1 Dokumen 289,600 1 Dokumen 290,000 1 Dokumen 290,000 1 Dokumen 331,500 1 Dokumen 1,724,025 6 dokumen 408,430 5 dokumen 46, ,180 1 dokumen 534,576 2 dokumen 272,596 2 dokumen 350,000 2 dokumen 410,400 2 dokumen 420,400 2 dokumen 420, dokumen 2,408,372 1 Dok dan 10 Kab/Kota 401,380 1 Dok dan 10 Kab/Kota 1 dokumen 871,626 1 dokumen 239,360 1 Dok dan 10 Kab/Kota 803,965 1 dokumen 325,000 1 Dok dan 10 Kab/Kota 100,000 1 dokumen 325,000 1 Dok dan 10 Kab/Kota 350,000 1 Dok dan 10 Kab/Kota 382,100 1 Dok dan 10 Kab/Kota 2,022,840 1,055,000 1 dokumen 1,090,000 1 dokumen 1,262,000 6 dokumen 5,182, Kab/Kota 10 Kab/Kota 501,11010 Kab/Kota 273,19210 Kab/Kota 400,00010 Kab/Kota 400, Kab/Kota 420, Kab/Kota 450, Kab/Kota 2,444,302 Biro adm. Perekonomian dan SDA Biro adm. Perekonomian dan SDA Biro adm. Perekonomian dan SDA Biro Adm Perekonomian Dan SDA Biro adm. Perekonomian dan SDA Biro Adm Perekonomian dan SDA Visit 2010 Wonderful Bengkulu Penguatan Komuditas unggulan Agro Maritim & Hilirisasi Program Peningkatan dan pembinaan SDA bidang pertambangan & energi Program Peningkatan dan pembinaan SDA bidang LH dan penyuluhan Jumlah Evaluasi dan pembinaan bidang Pertambangan dan Energi - 10 Kab/Kota 962,60110 Kab/Kota 277,91010 Kab/Kota 400,00010 Kab/Kota 400, Kab/Kota 430, Kab/Kota 445, Kab/Kota 2,915,511 Jumlah Fasilitasi dan Kerjasama Bidang Lingkungan Hidup dan Penyuluhan 10 Kab/Kota 10 Kab/Kota 861, Kab/Kota 455, Kab/Kota 550, Kab/Kota 600, Kab/Kota 645, Kab/Kota 720, Kab/Kota 3,831,451 Biro adm Perekonomian dan SDA Biro adm. Perekonomian dan SDA Program Peningkatan dan pembinaan SDA bidang Ketahanan Pangan Jumlah sinkronisasi, koordinasi, dan fasilitasi bidang ketahanan pangan dan perikanan 100 kali 70 kali + 1 dokumen 612, kali koordinasi 245, kali koordinasi 400, kali Koordinasi 400, kali Koordinasi 420, kali Koordinasi 450, kali 2,527,401 Biro adm. Perekonomian dan SDA Jumlah 6,644,790 3,726,534 3,971,596 4,630,400 4,860,400 5,329,000 29,162,

301 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Jawab PRIORITAS Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Urusan Pemerintahan Pilihan Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Peningkatan Perencanaan, Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Administrasi Perkantoran Program Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Persentase Penataan Daerah Otonomi Beru Persentase Peningkatan Perencanaan, Pelaporan Capaian Kinerja dan Persentase peningkatan administrasi perkantoran Peningkatan Skor penilaian Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 60% , , , , , , , % , , , , , , ,500 95% , , , , , , ,202,875 2,1 2,0-3,0 663,688 2,0-3,0 405,030 2,0-3,0 350,000 2,0-3,0 350,000 2,0-3,0 350,000 3,0 350,000 3,0 2,468,718 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Bina Administrasi Kewilayahan Persentase Peningkatan Bina Administrasi Kewilayahaan 75% , , , , , , ,576,283 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Administrasi Pemerintahan Umum Persentase Peningkatan Administrasi Pemerintahan Umum , ,222, , , , , ,897,645 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Program Fasilitasi Ketertiban Masyarakat Persentase Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Persentase Peningkatan Ketertiban Masyarakat 85% , , , , , , ,139,500 75% , , , , , ,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Pengembangan Komunikasi dan Informatika Persentase Pengembangan Komunikasi dan Informatika Biro , , , , , ,800 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Penataan, Penguasaan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah Persentase Penataan, Penguasaan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah 70% , , , , , , ,156,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Program Meningkatnya tentang nilainilai agama di masyarakat Penataan Peraturan Perundang-Undangan Persentase Peningkatan Kerjasama Daerah Persentase peningkatan nilainilai agama di masyrakat , , , , ,000 60% , , , , , , ,179, % ,440, ,033, ,300, ,125, ,620, ,750, ,345,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Program Peningkatan Kapibilitas sosial dan kesehatan masyarakat Persentase Peningkatan Kapibilitas Sosial dan Kesehatan Masyarakat , , , , , ,450,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Perlindungan anak, Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Persentase Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak, Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan , , , , , ,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-Posdu Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) ,31-35,31 150,000 35,31-32,55 200,000 32, ,000 32, , ,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan 285

302 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tahun 2015 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD Penanggung Jawab PRIORITAS Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Program Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Persentase peningkatan ketenagakerjaan dan Transmigrasi , , , , , ,480,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Program Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan serta Kebudayaan Persentase Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan Kependidikan pada setiap sekolah seprovinsi Bengkulu serta Kebudayaan 0 200, , , , , , ,830,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Program Peningkatan Pengembangan Kualitas Kepemudaan dan Olahraga Persentase peningkatan dan Pengembangan Kualitas Kepemudaan dan Olahraga , , , , , , ,675,000 Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pengentasan Kemiskinan Dan Peretasan Ketertinggalan Jumlah 14,085,625 15,622,050 16,355,000 18,030,000 19,840,000 21,390, ,202,

303 Bidang urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Data Capaian pada Tahun Awal Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PRIORITAS Urusan Pemerintahan Pilihan Biro Adm. Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Perencanaan, Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Program Pembinaan dan Pengembangan Administrasi Pembangunan Daerah Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target 8 Laporan # Lap 673,747 1 Lap 353,530 1 Lap 850,000 1 Lap 900,000 1 Lap 550,000 1 Lap 550, ,877,277 Biro Pembangunan 4 Laporan 4 Laporan 311,200 4 Laporan 418,910 4 Lapor an 4 Laporan 4 Laporan 110,393 0 Laporan - 0 Lapor an 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 550,000 4 Lapor an - 0 Lapor an 575,000 4 Laporan 700,000 4 Lapora n - 0 Laporan - 0 Lapora n 700, ,255,110 Biro Pembangunan ,393 Biro Pembangunan 16 Laporan # Laporan 373, Paket 1,628, Paket 1,640, Paket 2,007, Paket 2,027, Paket 2,027, ,705,220 Biro Pembangunan 15 Laporan # Laporan 2,226, Laporan 2,199, Lapor an 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD Biro Pembangunan 2,521, Lapor an 2,664, Laporan 2,454, Lapora n 2,469, ,535,806 Biro Pembangunan 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD 36 OPD Biro Pembangunan PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS DAN INDUSTRIALISASI, TRANSFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS IT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS DAN INDUSTRIALISASI, PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERETASAN KETERTINGGALAN, VISIT 2020 WONDERFUL BENGKULU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS DAN INDUSTRIALISASI, PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERETASAN KETERTINGGALAN, TRANSFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS IT, VISIT 2020 WONDERFUL BENGKULU Jumlah 3,694,916 4,600,380 5,561,490 6,147,340 5,732,340 5,747,340 31,483,

304 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Urusan Pemerintahan Pilihan Biro Hukum Program : peningkatan Administrasi Perkantoran Indikator Kinerja jumlah jenis Administrasi Perkantoran dan ketatausahaan yg dilaksanakan Data Capaian pada Tahun Awal Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan OPD Perencanaan Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Penanggung Kinerja Kinerja Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Jawab 1300 Surat 100% 188,000 1 jenis 268,108 1 jenis 340, % 440, % 500, % 525, % 2,261,108 Biro Hukum Provinsi Bengkulu Lokasi Program Prioritas Program peningkatan Jumlah Dokumen pengembangan sistem pelaporan Perencanaan, Penganggaran capaian kinerja dan keuangan dan Pelaporan yang disusun 5 Dokumen 5 Dokum en 147,580 4 Dokumen 14,850 5 Dokume n 100,000 5 Dokumen 1,937,600 5 Dokume n 2,169,890 5 Dokumen 2,340, Dokume n 6,709,920 Biro Hukum Provinsi Bengkulu Program penataan peraturan perundang undangan Jumlah Perkada yang dikaji dan di evaluasi 8 Perda 100% 1,523, Perda 1,836, Perda dan Perkada 2,230, % 1,847, % 2,059, % 2,210, % 11,707,674 Biro Hukum Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Penanganan Bantuan Hukum serta Pembinaan dan Pengawasan HAM dan PPNS Program Peningkatan Legalitas Kontrak Perjanjian Persentase kasus dan permasalahan hukum yang diselesaikan Jumlah Draft Kontrak, Kerjasama (MoU), Hibah yang di Verifikasi sehingga sesuai aturan 100% 100% 890, Sengketa 500 Kontrak 20 MoU 600 Kontrak 20 MoU 1,749, kasus 1,860, % 2,456, % 2,674, % 2,800, % 12,430,454 Biro Hukum Provinsi Bengkulu 446, ,970 Biro Hukum Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program Publikasi Produk Hukum Jumlah Produk Hukum yang diperifikasi 118 Produk Hukum 150 Produk Hukum 694, Eksempla r/buku 1,068, Produk Hukum 1,805, Produk Hukum 1,240, Produk Hukum 1,340, Produk Hukum 1,425, Produk Hukum 7,573,405 Biro Hukum Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT JUMLAH 3,891,248 4,938,204 6,335,000 7,921,200 8,743,880 9,300,000 41,129,

305 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan 2015 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB Program Prioritas Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Urusan Pemerintahan Pilihan SETDA Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase (%) Pelayanan Administrasi Perkantoran 12 Bulan 100% 100% 33,683, % 35,559, % 39,281, % 27,636, % 30,400, % 166,561,761 Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Persentase (%) Pengadaan dan Pengelolaan Barang/ Jasa terhadap BMD 12 Bulan 100% 100% 21,758, % 27,615, % 29,510, % 3,047, % 3,352, % 85,285,325 Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Program : Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pakaian Dinas yang diadakan 1 Tahun 331,500 1 Tahun 371,280 1 Tahun 411,408 Program : Layanan Fasilitasi Pindah/Purnah Tugas ASN/PNS Program : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program : Peningkatan elayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program : Peningkatan Kapasitas Protokoler dan Administrasi Umum Program : Perencanaan, Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Daerah Program : Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program : Kehumasan Provinsi Bengkulu Persentase (%) Layanan Fasilitasi Pindah/Purnah Tugas ASN/PNS 12 Bulan 100% 100% 42, % 44, % 48, % 55, % 61, % 252,004 Persentase (%) Peningktan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 12 Bulan 100% 1 Tahun 269, % 440, % 485, % 558, % 614, % 2,369,689 Persentase (%) Pelayanan Kunjungan Kerja Pejabat Negara/ Departemen/Lembaga/Pemerintah Non Departemen/ Luar Negeri Persentase (%) Pelayanan ke Protokolan di Lingkungan Setda dan Pemerintah Provinsi Bengkulu JUMLAH Dokumen yang dihasilkan Penguatan SDM Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Penatausahaan Keuangan yang akuntabel di Lingkungan Setda Prrovinsi Bengkuku 12 Bulan 100% 100% 6,492, % 5,771, % 6,436, % 4,525, % 4,977, % 28,203, Bulan 100% 100% 1,170, % 1,691, % 1,744, % 4,525, % 4,977, % 14,109, Bulan 100% 6 Dokumen 100, % 115, % 132, % 4,525, % 4,977, % 9,851, Bulan 100% 6 Biro di Lingkungan Setda Provinsi Bengkulu 286, % 332, % 381, % 4,525, % 4,977, % 10,503,363 Penyediaan Berita dan Keterbukaan Informasi 12 Bulan 100% 1 Tahun 6,552, % 5,769, % 5,845, % 4,525, % 4,977, % 27,670,899 70,686,688 77,711,367 84,278,359 53,926,659 59,319, ,808,209 Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT Transformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT 289

306 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perencanaan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD Kinerja Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) Kinerja Rp.(000) OPD PENANGGUNG JAWAB Program Prioritas Urusan Pemerintahan Pilihan Badan Penghubung Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Program Peningkatan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PUBLIK 1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 2. Program Pendampingan Kerja Sama Antar Pemerintah Daerah Jumlah jenis Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan Jumlah Sarana dan Prasarana Perkantoran yang dibangun/ dipelihara Jumlah pakaian dinas yang dihasilkan Jumlah SDM aparatur yang dilatih Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan yang disusun Peningkatan Sarana dan Prasarana Publik Jumlah Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah Jumlah Kerja Sama Antar Pemerintah Daerah 14 Jenis 14 Jenis 3,466, Jenis 2,323, Jenis 2,390, Jenis 2,672, Jenis 3,138, Jenis 3,703, Jenis 17,695,789 Unit 1,326,150 1,054,908 2,324,960 1,347,456 1,482,201 1,630,421 9,166, stel 80 stel 75, stel 75, stel stel - 31 stel 150,000 5 Jenis diklat dan Kursus 7 Dokumen 5 Jenis diklat dan Kursus 7 Dokumen Pendampingan Pendampi ngan Pendampingan Pendampi ngan 150,000 54,800 3 Jenis diklat/ Kursus 5 dokumen 321, Pendampi ngan 635, Pendampi ngan 50, orang 90, orang 90, orang 90, orang 90, orang 560,000 30,000 5 dokumen 1 panggung 200, Pendampi ngan 100, Pendampi ngan 33,000-5 dokumen 1 panggung 300, Pendampi ngan 450, Pendampi ngan 36,308 5 dokumen 39,938 5 dokumen 43, , Pendamping an 450, Pendamping an 300, Pendampingan 450, Pendampingan 25 Dokumen 1 Panggun g 300, Pendamp ingan 450, Pendamp ingan 237,967-1,721,000 2,535,500 Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Badan Penghubung Transformasi birokrasi dan pengelolaan pemerintahan berbasis IT visit 2020 wonderful bengkulu Program Promosi Pemerintah Daerah Bengkulu Jumlah Promosi Pemerintah Daerah Bengkulu 11 kegiatan 11 kegiatan 566, pagelaran / event 810, pagelaran / event 1,733, pagelaran / event 980, pagelaran / event 1,078, pagelaran / event 1,185, pagelara n/event 6,353,976 Badan Penghubung visit 2020 wonderful bengkulu Total 6,595,478 4,568,626 7,396,866 5,876,648 6,578,515 7,404,195 38,420,

307 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN Urusan Pemerintahan Pilihan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Program Pelayanan Administrasi Perkantoran INDIKATOR KINERJA Jumlah Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dilaksanakan Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan TAHUN 2015 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) 1 Th 17 Jenis 14,756, Jenis 14,913, Jenis Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ,396, Jenis 16,936, Jenis TAHUN 2020 TAHUN ,777, Jenis Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD OPD PENANGGUNG JAWAB 21,752, keg 103,532,972 DPRD PROVINSI Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Jumlah sarana dan prasarana aparatur yang diadakan/dibangun/ direhab/dipelihara 1 Th 132 Unit 6,213, unit 5,161, Unit 4,995, Unit 6,490, Unit 5,489, Unit 6,038, Unit 34,389,181 DPRD PROVINSI Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pakaian dinas yang di adakan 1 paket 1 paket 579, stel 523, stel 575, stel 633, stel 696, stel 766, stel 3,776,391 DPRD PROVINSI Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah pegawai yang mengikuti Bimtek 1 Keg 1 Keg 760, orang 660, orang 726, orang 798, orang 878, orang 966, orang 4,789,366 DPRD PROVINSI Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan yang disusun (Dokumen) Persentase Raperda yang disahkan menjadi Perda (%) 15 dok 15 dok - 8 dok 77,500 8 dok 63,800 8 dok 70,180 8 dok 77,198 8 dok 84, dok 373,596 DPRD PROVINSI ,788, % 60,938, % 46,203, % 49,786, % 55,227, % 60,711, % 308,656,859 DPRD PROVINSI 291

308 Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Urusan Pemerintahan Pilihan Penanggulangan Bencana Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indikator Kinerja Data Capaian pada Tahun Awal Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir Perencanaan Periode Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kinerja Kinerja Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Jumlah Jenis pelayanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan 12 Keg 14 Keg 1,376, Keg 1,471, Keg 1,590, Keg 1,590, Keg 1,699, Keg 1,700, % 9,427,482 OPD PENANGGUNG JAWAB Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Persentase Aparatur BPBD yang Disiplin Jumlah sumber daya aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya 100% 100, % 100, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana Jumlah sarana dan prasarana perkantoran yang diadakan/ dibangun/ direhab/ dipelihara 31 unit 31 unit 560, unit 430, unit, 40 org, 100% 480, unit, 40 org, 100% 530, unit, 100% 735, unit, 40 org, 100% 737, % 3,472,240 Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran dan pelaporan yang disusun 16 Doc 18 Doc 434,900 6 Doc 278,400 7 Dok 460,000 7 Doc 430,000 7 Doc 486,000 7 Doc 490, % 2,579, Persentase Desa Tangguh Bencana 2. Persentase Sekolah Aman Bencana 3. Persentase Kegiatan Mitigasi Bencana 4. Persentase ketersediaan peta daerah rawan bencana Provinsi Bengkulu skala besar 71-75% 179, % 386, % 1,370, % 2,250, % 2,500, % 179, % 276, % 300, % 300, % 400, % 28-40% 40-55% 250, % 250, % 350, % 110, % 570, % 1,400, % 1,350, % % % % 3,270, % 9,955, , % 1,855, , % 1,200,000 2,520, % 5,950, % 250, % 300, % 400, % 950,000 Program Pengurangan risiko bencana Persentase Laporan Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana 100% 150, % 400, % 400, % 950,000 Program Perencanaan Penanggulangan Bencana Persentase Dokumen Penanggulangan Bencana 30-45% 188, % 139, % 250, % 50, % 400, % 70, % 1,097,030 Program Penguatan Peraturan Perundangan dan Kapasitas Kelembagaan Produk Hukum penyelenggaraan PB tersusun dengan baik 30-45% 705, % 702, % 500, % 300, % 450, % 300, % 2,957,270 Program Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Program Pemulihan Dengan Segera Sarana Dan Prasarana Vital Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Logistik Program Sinkronisasi dan Koordinasi Sumber-Sumber Peralatan dan Logistik Penananggulang-an Bencana Persentase Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana % 233, % 500, % 550, % 600, % 600, % 2,483,200 Persentase SDM Tanggap Darurat % 70-75% 293, % 140, % 350, % 150, % 200, % 150, % 1,284, % 70-75% 621, % 107, % 450, % 300, % 200, % 450, % 2,128, Persentase SDM yang mampu melaksanakan Jitupasna 71-75% 235, % 107, % 450, % 200, % 200, % 450, % 1,642, Persentase Pemulihan Fisik Dan Non Fisik Pemerintahan 71-75% 386, % 100,000 90% 486,000 Persentase sarana dan pra sarana logistik % 70-75% 178, % 574, % 850, % 850, % 950, % 950, % 4,353,500 Persentase Sinkronisasi dan Koordinasi Sumber-Sumber Peralatan dan Logistik Penananggulang-an Bencana 75-80% 75-80% 164, ,750 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur Penanggulangan Bencana Bidang Logistik dan Peralatan Persentase Sumber Daya Aparatur Penanggulangan Bencana Bidang Logistik dan Peralatan 75-80% 80-85% 200, % 200, % 250, % 200, % 850,000 Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Logistik dan Peralatan Persentase Penyediaan Sarana dan Prasarana Logistik Penanggulangan Bencana dan Peralatan Penanggulangan Bencana 75-80% 0 5,652, ,958, ,820, ,250, ,170, ,037, ,887,

309 Pusat Kontribusi Provinsi No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW dan/atau RWP3K Provinsi Kegiatan Strategis Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pengembangan KA Bengkulu-Lubuk Linggau Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Bengkulu Tabel 8.3 Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional di Daerah Dukungan Peningkatan Kualitas UPTD Perkeretaapian PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 13 Terkait tentang (1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi perkeretaapian dan Pasal 15 tentang pengembangan jalur kereta api baru Study Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian Provinsi Bengkulu Penyusunan DED Pembangunan Perkeretaapian Provinsi Bengkulu Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan Perkeretaapian Provinsi Bengkulu - 2 Pembangunan KA Pulau Baai Muara Enim Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno Fasilitasi Keamanan Transportasi Udara Koordinasi Aksebilitasi dan Konektivitas Pehubungan PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 55 mengenai tentang perwujudan pengembangan sistem prasarana transportasi udara melalui pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno (a. peningkatan kapasitas dan pelayanan Bandara Nasional Fatmawati Soekarno; b. penambahan panjang landasan Bandara Nasional Fatmawati Soekarno dan c. operasional, pengembangan/perpanjangan landasan Bandara Nasional Fatmawati Soekarno sebelah barat 4 Pembangunan Bandara Enggano - - PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 55 mengenai tentang perwujudan pengembangan sistem prasarana transportasi udara melalui pembangunan bandara perintis baru di Pulau Enggano 293

310 Pusat Kontribusi Provinsi No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW dan/atau RWP3K Provinsi Kegiatan Strategis Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5 Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu - Dukungan Operasional UPT Penyelenggara Penyeberangan 6 Pengembangan Pelabuhan Linau/Bintuhan - Dukungan Operasional UPT Penyelenggara Penyeberangan 7 Pembangunan Jalan Lingkar Kota Bengkulu - Pembangunan/Peningkatan Jalan Tugu Hiu - Taman Hutan Raya - Plajau (TUGU HIU - SP.KROYA) 8 Pembangunan Jalan Bengkulu-Kepahyang- Curup-Lubuk Linggau Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Enggano Pembangunan jalan Banjar sari - Malagni - Kayu Apu (Pulau Enggano) Pembangunan Jalan dan Jembatan Enggano (DAK) 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Air - - Putih 11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bado Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kahyapu* 13 PLTU Bengkulu 200 MW 14 PLTP Hululais (FTP2) 55 MW 15 Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi 16 Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota 17 Pengembangan transmisi penyiaran TVRI PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 14 mengenai tentang (10) Lokasi Pengembangan dan pembangunan dermaga penyeberangan antar kabupaten/kota yaitu dermaga penyeberangan di Ipuh Kabupaten Mukomuko, Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara, Sungai Hitam Kabupaten Bengkulu Tengah dan Pulau Baai Kota Bengkulu dan Pasal 54 mengenaipengembangan pelabuhan laut Pulau Baai sebagai pelabuhan laut Utama PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 55 ayat 5 point b mengenai b. pengembangan pelabuhan laut regional/lokal di Linau dan Pelabuhan Malakoni di Enggano 294

311 Pusat Kontribusi Provinsi No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW dan/atau RWP3K Provinsi Kegiatan Strategis Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 18 Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Air Cawang Kidau Kaur Pembebasan Lahan untuk Jaringan Irigasi Cawang Kidau Kab Kaur Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 3 ayat 2 point d.1mengenai memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis - Pengawasan Rehabilitasi / Peningkatan / Pembangunan Jaringan Irigasi PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 27 Strategi pengembangan prasarana irigasi mengenai pengembangan jaringan irigasi diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yang antara lain wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan; 19 Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Air Seluma Kab. Seluma Seluma Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi - Pengawasan Rehabilitasi / Peningkatan / Pembangunan Jaringan Irigasi PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 3 ayat 2 point d.1mengenai memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 27 Strategi pengembangan prasarana irigasi mengenai pengembangan jaringan irigasi diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yang antara lain wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan; 20 Perkuatan Tanggul Sungai Air Bengkulu 21 Pembangunan Jetty Air Bengkulu 22 Pembangunan Pengendalian Banjir Air Jenggalu Seluma 23 Pembangunan Pengendali Banjir Mukomuko 295

312 Pusat Kontribusi Provinsi No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW dan/atau RWP3K Provinsi Kegiatan Strategis Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 24 Pembangunan Check Dam Lahar Gunung Berapi Desa Air Bungai Pasir Lebar Lebong 25 Pengawasan Teknis Pembangunan Check Dam Lahar Gunung Berapi Desa Air Bungai Pasir Lebar Lebong 26 Pembangunan Check Dam Air Ketahun Desa Karang Dapo Bengkulu Utara 27 Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Maras Seluma 28 Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Merpas Bengkulu Utara 29 Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Punggur-Air Dikit Mukomuko 30 Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Urai-Serangai Bengkulu Utara 31 Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Desa Ipuh Mukomuko 32 Pembangunan Sarana Penyediaan Air Baku Regional Kota Karang Tinggi Seluma Kab. Bengkulu Tengah (MYC) Bengkulu Tengah 33 Pengembangan SMK berbasis potensi daerah Penyelenggaraan Sekolah Pentagon Kaur Penyelenggaraan SMK Negeri 8 Pusaka Kaur Penyelenggaraan SMK Negeri 7 Merdeka Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah Unggulan Pembangunan Unit Sekolah Baru SMK Kemaritiman Pembangunan Unit Sekolah Baru SMK Perikanan/Kelautan Kab. Kaur Pengadaan/Pembebasan Lahan 10 kab/kota Kab. Kaur Kab. Kaur Kota Bengkulu / Kab. Kaur Kab. Muko- Muko Kab. Bengkulu Utara PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 2 mengenai penataan ruang wilayah adalah terwujudnya pertumbuhan wilayah Provinsi Bengkulu yang merata dan terpadu dengan ruang yang aman melalui pengembangan potensi sumber daya alam dan peningkatan produktivitas pertanian sebagai sektor unggulan berbasis kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana 296

313 Pusat Kontribusi Provinsi No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW dan/atau RWP3K Provinsi Kegiatan Strategis Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan Unit Sekolah Unggulan 10 kab/kota Penyelenggaraan SMK Perikanan / Kelautan Penyelenggaraan SMK Kemaritiman 34 Kesiapsiagaan pendidikan dalam kebencanaan Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana bagi siswa/i SD s/d SMA di Daerah rawan Bencana Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk pengurangan risiko bencana Kab. Bengkulu Utara Kab. Muko- Muko Workshop dan TTX Penanggulangan Bencana (Banjir, lonsor, gempa, tsunami dan kebakaran hutan) Pengelolaan Manajemen Oprasional PUSDALOPS (Pusat Pengendalian Operasional) PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 56 ayat 10 point e peningkatan kapasitas masyarakat melalui peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai kebencanaan, pembentukan forum kebencanaan, simulasi kebencanaan, pembentukan desa siaga bencana, serta sekolah siaga bencana yang terorganisir dengan baik 35 Distribusi guru Pokja Pemetaan dan Pemerataan Guru SMA/SMK 10 kab/kota Evaluasi kurikulum - Pemberdayaan Tim Pengembangan Kurikulum SMK Bengkulu - 37 Science park Taman Ilmu Pengetahuan Bengkulu - PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 75 mengenai Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan 38 Renovasi taman budaya untuk pengembangan sarpras Ravitalisasi Taman Budaya Bengkulu - PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 3 ayat 2 point a.4 yakni melestarikan situs warisan budaya bangsa 39 Renovasi museum - Penatagunaan Koleksi Museum PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 2/2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU Pasal 3 ayat 2 point a.4 yakni melestarikan situs warisan budaya bangsa 297

314 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja daerah yang ditetapkan dalam Perubahan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun mempunyai tujuan memberi gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Dearah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan. Kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD yang diinginkan dilihat pencapaian indikator outcome prioritas pembangunan daerah setiap tahun. Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan. Indikator kinerja daerah meliputi 3 (tiga) aspek kinerja yaitu: aspek kesejahteraan masyarakat; aspek pelayanan umum; serta aspek daya saing daerah. Pada aspek kesejahteraan masyarakat, penentuan capaian indikator tiap tahunnya meliputi; pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olah raga. Atau dengan kata lain dapat diukur melalui indikator makro yang merupakan indikator gabungan (indikator komposit) dari berbagai kegiatan pembangunan ekonomi maupun sosial seperti : Persentase Penduduk Miskin terhadap Total Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lain. Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan yang telah diserahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, perhubungan dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Pada aspek daya saing daerah penentuan capaian indikator tiap tahunnya mencakup pada kemampuan ekonomi, fasilitas wilayah/infrastuktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator yang diukur antara lain: laju pertumbuhan investasi, pendapatan per kapita, laju pertumbuhan ekspor, laju pertumbuhan PMA, dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Penetapan indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan Pemerintahan Provinsi Bengkulu dapat di lihat pada Tabel

315 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi TABEL 9.1 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Pertumbuhan PDRB (%) ,50-5,80 5,75-6,05 6,01-6,31 6,26-6,56 6,56-6,8 6,56-6,8 2 Laju inflasi provinsi (%) ,93-5,93 4,79-5,79 4,60-5,60 4,36-5,36 4,07-5,07 3,5-4,07 3,5-4,07 3 Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Rp Juta ) 38,066,005 40,082, Nilai PDRB atas dasar harga Berlaku (Rp juta) 50,336,990 55,402, , , , , IPM ,66-70,50 68,29-71,13 69,06-71,90 69,97-72,81 71,03-73,87 73, , Angka Kemiskinan (%) 17,16 17,03 17,03-16,63 16,63-16,23 16,09-15,69 15,42-15,02 14,64-14,24 14,64-14,24 Fokus Kesejahteraan Masyarakat 7 Angka Pengangguran (%) ,30 3, ,05 2,90 2,80 2,80 8 Angka partisipasti murni (APM) PAUD (%) 57,81 64,8 71,8 78,8 85,8 92, Angka partisipasti murni (APM) SD (%) ,33 98,73 99,03 99,39 99, Angka partisipasti murni (APM) SLTP (%) 76,44 80,14 83,84 87,54 91, Angka partisipasti murni (APM) (%) SLTA ,61 74,61 79,61 84, Angka buta aksara (%) 2,20 1,76 1,32 0,88 0,44 0, Usia harapan hidup (tahun) 68,50 69,20 69,47 69,82 70,23 70,71 71,26 71,26 14 Persentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang (%) Rasio Stabilitas Kesatuan Bangsa 0,57 0,58 0,6 0,63 0,65 0,7 0,73 0,73 299

316 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Bengkulu 73, , , Angka Kematian Bayi (AKB)/1000 kelahiran hidup Angka Kematian Ibu (AKI) / kelahiran hidup 19 Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria (kab/kota) 20 Angka kejadian DBD per penduduk Persentase Penderita Penyakit Hipertensi Usia > 18 Th (%) 22 Persentasi Penderita Penyakit Diabetes Militus usia > 15 Th (%) B ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib 23 Persentase Guru SLTA yang berpendidikan Minimal S1 (%) 21,6 21,6 21,30 21,00 20,75 20,50 20,00 20,00 0,90 0,90 0,85 0,85 0,80 0,80 0,75 0,75 96,8 96,8 97,6 98,4 99,2 99, Persentase Guru SLTA bersertifikasi (%) 38,7 50,96 63,22 75,48 87, Persentase SD yang ter-akreditasi (%) Persentase SLTP yang ter-akreditasi (%) Persentase SLTA yang ter-akreditasi (%) 90, Persentase Kompetensi Kejurusan SMK yang terakreditasi (%) 91 92, Jumlah Desa Tertinggal yang belum memiliki SD Jumlah SLTP yang dibangun

317 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SLTA Panjang jalan usaha tani yang dibangun (m) 31, ,000 16,000 13,000 15, Panjang jalan usaha Tani yang direhabilitasi (m) ,000 6,000 5,000 6,000 23, Panjang jalan sentra produksi yang di bangun (m) 106, ,000 8,900 5,000 5,000 5,000 24, Panjang Jalan sentra Produksi yang ditingkatkan kualitasnya (m) 36 Luas Jaringan irigasi usaha tani yang dibangun (Ha) 37 Persentase sarana dan prasarana digital Perpustakaan sekolah sesuai standar Nasional (%) 38 Persentase jaringan irigasi wewenang provinsi dalam kondisi baik (%) 39 Prosentase jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang (%) 40 Jumlah ruas jalan konektivitas antar provinsi (ruas) 41 Jumlah Desa Tertinggal Yang Belum di Hotmix pada Ruas Jalan Provinsi (desa) 34, ,400 10,000 10,000 17,000 47, , , Prosentase rumah tangga berakses air bersih (%) 59,3 62,2 73,7 82,4 91, Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan 34,92 41,6 60,6 37,7 86, air limbah bersanitasi (%) 44 Persentase rumah tangga terlayani pengelolaan persampahan (%) 45 Jumlah rumah layak huni yang dibangun (unit) Luas kawasan permukiman yang ditingkatkan kualitasnya (ha)

318 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 47 Persentase Jangkauan daerah terakses infrastruktur telematika (%) 48 Persentase Jumlah Segmen Batas Daerah Yang Diselesaikan (%) Persentase Raperda yang ditetapkan menjadi Perda (%) 50 Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi (unit) Jumlah kecamatan yang belum memiliki puskesmas (unit) 52 Jumlah Desa Tertinggal yang belum memiliki sarana kesehatan (desa) Jumlah Rumah Sakit yang ditingkatkan kelas dari B ke A 54 Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%) Persentase desa tangguh bencana di daerah 12, zona merah (berisiko tinggi) 56 Indeks kualitas air Indeks kualitas udara 71.33% 71.06% 70.79% 70.53% 69.20% 67.87% 67.87% 66.54% Fokus Layanan Urusan Pilihan 58 Cetak sawah baru (ha) 91,651 91,791 2,000 1, ,042 Produksi Tanaman Pangan dan hortikultura (ton) : 59 a. padi 593, , , , , , , , b. Jagung 72,756 95,707 95,707 99, , , , ,

319 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD c. Kedelai 5,715 5,949 5,949 6,000 6,069 6,129 6,191 6, d. Cabe Merah 46,670 47,207 47,207 47,826 48,458 49,104 49,764 49, e. Bawang Merah f. Jeruk 7,254 7,261 7,261 7,286 8,488 9,990 11,867 11, Jumlah Desa Mandiri Benih yang dibangun (desa) jumlah desa mandiri pangan yang di kembangkan(desa) 67 jumlah penumbuhan Desa Mandiri Pangan (Desa) 68 Jumlah kawasan mandiri pangan yang dikembangkan (Kawasan) Produksi Perkebunan unggulan (ton) a. Kelapa Sawit 469, , , , , , , , b.karet 93,552 96,433 99, , , , , , c. Kopi 56,374 63,618 71,793 81,019 91, , , , d. Pala Jumlah Penyuluh Yang ditingkatkan Kompetensinya (orang) Produksi daging ternak (ton) a. Sapi 3,006 3,794 3,343 3,717 4,134 4,597 5,112 5, b. Kambing / Domba c. Ungggas 2,713 2,077 2,826 2,925 3,094 3,255 3,437 3,

320 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Produksi telur (ton) 3,632 3,902 4,351 4,858 5,429 6,074 6,074 6, Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 64,059 64,110 66,033 68,344 70,804 73,494 75,618 75, Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 74,858 87,939 97, , , , , , Pertumbuhan Penduduk (%) 1,65 1,69 1,55 1,50 1,45 1,41 1, Persentase Rasio Akseptor KB 67, Persentase remaja perempuan tahun yang melahirkan (%) ,10-41,57 41,57-38,31 38,31-35,31 35,31-32,55 32, , ,50 83 jumlah pasar tradisional yang di revitalisasi (unit) Persentase Peningkatan Volume Usaha Koperasi (%) 15% 15% 15% 15% 15% 75% 85 Persentase Pertumbuhan Unit industri kecil (%) 6.56% 14.27% 14.80% 14.90% 15.00% 15.20% 15.50% 15.50% 86 Jumlah tenaga kerja yang mendapat sertifikat kompetensi (orang) Jumlah BLK yang ditingkatkan kelas B ke A (unit) Jumlah masyarakat kurang mampu yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian dalam memulai usaha (orang) 89 jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keterampilan / berbasis kompetensi / Berbasis Masyarakat (orang) 'Jumlah pencari kerja yang ditempatkan

321 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 91 Jumlah masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam bidang ekonomi produktif Jumlah Bumdes yang Difasilitasi dalam Pembentukan & Pengembangan Persentase desa yang belum teraliri listrik (%) 5,5-5% 5-3,5 3, Jumlah Kepala keluarga miskin yang diberdayakan (KK) 95 Jumlah penyandang masalah Kesejahteraan sosial yang dibina, direhab dan dilayani (Orang) 2,920 1,210 1,138 2,700 2,928 2,930 2,058 12,964 9,734 1,817 1,579 1,785 1,785 1,715 1,715 10, Jumlah orang yang Menerima Perlindungan dan Bantuan Jaminan Sosial (orang) 11,621 2,018 2,204 2,204 2,204 2,054 2,054 12, Indeks pembangunan gender (IPG) 91,02 91,02-91,52 91,52-92,02 92,02-92,52 92,52-93,02 93,02-93,52 93,52-94,02 93,52-94,02 98 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 68,76 68,76-69,26 69,26-69,76 69,76-70,26 70,26-73,06 73,06-73,56 73,56-73,86 73,56-73,86 99 Persentase kasus kekerasan perempuan dan anak yang diselesaikan di DP3APPKB (%) 80% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100 Jumlah anak yang dilayani dan dilindungi di dalam dan luar panti (orang) , Persentase OPD yang menyelenggarakan penataan kearsipan berbasis IT 102 Jumlah aplikasi elektronik yang dikembangkan (aplikasi) 103 Jumlah desa yang belum terkoneksi oleh jaringan TIK (desa) 0% 0% 2% 20% 50% 60% 70% 70%

322 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 104 Jumlah objek wisata yang belum terkoneksi jaringan TIK (obyek) C ASPEK DAYA SAING Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Nilai Tukar Petani - NTP 93,9 97, Rasio Penyuluh terhadap Kelompok Tani 1:18 1:18 1:16 1:14 1:12 1:10 1:10 1: Jumlah unit pengolahan hasil ternak yang direvitalisasi (unit) Jumlah Sentra IKM yang dikembangkan (sentra) Jumlah kawasan kampung nelayan terpadu yang dikembangkan (kawasan) Fokus Iklim Berinvestasi Nilai Investasi Sektor Industri Milyar Milyar Milyar Milyar 185 Milyar 195 Milyar 206 Milyar 206 Milyar 111 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada perizinan pelayanan terpadu Nilai Investasi (Rp trilyun) 1,4 1,9 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,6 113 Jumlah jenis perizinan/nonperizinan yang dilayani (jenis) Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Jumlah SMK berbasis potensi unggulan daerah yang dibangun (unit) Rata-rata lama tinggal (hari) 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,

323 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD Jumlah Wisatawan Mancanegara (Orang) Jumlah Wisatawan Nusantara (orang) Persentase kota sehat adipura (%) Persentase luas tutupan lahan di luar kawasan 3,06 3,11 3,16 3,21 3,26 3,31 3,36 3,36 meningkat (%) 120 Jumlah wisata bahari yang dikembangkan (kawasan) 121 Jumlah Pelabuhan Perikanan Yang dikembangkan (unit) 122 Rasio Elektrifikasi 85,55 89,8 89,8 91,1 94,5 97, Jumlah Volume Bongkar/muat (ton) NA 2,582,269 2,632,269 2,682,270 2,732,269 2,782,269 2,832,269 2,832, Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Bandar Udara (%) 125 Jumlah Bandara Pengumpul Yang dikembangkan (unit) Fokus Sumber Daya Manusia Jumlah Pemuda kader, pemuda pelopor dan pemuda wirausaha, Pramuka tingkat Provinsi 127 Jumlah kelompok usaha pemuda produktif yang dibina dan dikembangkan (kelompok) 128 Peringkat Prestasi Olahraga Berskala Nasional 20,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 4,190 45, a. PON b. POPNAS

324 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD c. POMNAS d. PORWIL Jumlah Wasit/Pelatih/Juri yang ditingkatkan kompetensinya 130 Persentase pejabat struktural Pemprov yang telah mengikuti diklat kepemimpinan Eselon II Eselon III Eselon IV Jumlah ASN Yang Mengikuti diklat formal (orang): - Spesialis Kedokteran Lama : 1 Baru : 4 - S2 Lama : - Baru : 2 - S3 Lama : - Baru : 2 Lama : 5 Baru : 2 Lama : 2 Baru : 2 Lama : 2 Baru : 2 Lama : 6 Baru : 1 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 7 Baru : 1 Lama : 4 Baru : 2 Lama : 6 Baru : 2 Lama : 8 Baru : 1 Lama : 6 Baru : 2 Lama : 8 Baru : Nilai Pelayanan Publik Provinsi Bengkulu 75% Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau hijau Hijau 133 Nilai Evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi B B B BB BB A A A 134 Jumlah SKPD Provinsi yang memperoleh nilai SAKIP Minimal BB (SKPD) Opini atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

325 No Indikator Sasaran Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 136 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi 137 Persentase penempatan pejabat ASN pemerintah provinsi berdasarkan kualifikasi pendidikan (%) : C C CC CC B B BB BB Eselon II Eselon III Eselon IV Persentase SKPD provinsi yang memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan 139 Persentase kasus dan temuan yang diselesaikan (%) % 75%

326 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PEDOMAN TRANSISI BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Gubernur Bengkulu yang sedang memimpin pada tahun terakhir pemerintahannya wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu untuk tahun pertama periode Pemerintahan Gubernur Bengkulu berikutnya, dengan mengacu kepada RPJMD ini. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir. Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu tahun pertama periode Pemerintahan Gubernur Bengkulu berikutnya KAIDAH PELAKSANAAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah. Dokumen RPJMD memuat kebijakan umum, kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan program kerja OPD, program lintas OPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dokumen RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bukan hanya merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, yang mendapat legitimasi Peraturan Daerah yang menjadi instrumen penting untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan program pembangunan Provinsi Bengkulu. Selain itu, RPJMD merupakan pedoman bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses pembangunan daerah. Dengan demikian RPJMD merupakan perwujudan komitmen pemerintah, masyarakat dan swasta dalam upaya pembangunan lima tahun ke depan. Komitmen yang terbangun dalam RPJMD ini sepatutnya dijadikan pegangan, patokan dan ukuran dalam mengimplementasikan program pembangunan Provinsi Bengkulu hingga Tahun Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi Bengkulu maka seluruh pemangku kepentingan diharapkan mampu memahami substansi dokumen perencanaan ini dan menterjemahkannya secara kreatif dan inovatif tanpa keluar dari aturan yang ada. Bagi OPD lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu, RPJMD Provinsi Bengkulu menjadi acuan utama untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) OPD tahun serta dijadikan pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen RKPD dan Renja OPD digunakan sebagai bahan penyusunan APBD selama periode Dokumen-dokumen tersebut menjadi bahan dalam evaluasi dan pelaporan kinerja kepemimpinan daerah Provinsi Bengkulu selama kurun waktu

327 Perubahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Implementasi RPJMD ini mensyaratkan pentingnya sinkronisasi dan koordinasi lintas program dan kegiatan, lintas instansi serta lintas pemerintahan dengan tetap memperhatikan peran, kewenangan, tanggung jawab dan tugas masing-masing, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Sikap yang mengedepankan ego sektoral harus dihilangkan agar terjadi sinergisitas, efisiensi dan akselerasi dalam pelaksanaan pembangunan Provinsi Bengkulu. Terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang maju, sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing perlu didukung oleh : 1) Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik; 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan; 3) Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis; 4) Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal; 5) Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing; 6) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 7) Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan; dan 8) Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, berkesadaran wisata dan demokratis. Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih merupakan pedoman bagi setiap kepala OPD menyusun Renstra OPD dan pedoman untuk menyusun RKPD. Sehubungan dengan hal tersebut dalam bagian ini perlu dirumuskan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. OPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan programprogram dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya; 2. OPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja OPD setiap tahun; 3. OPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra OPD; 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra OPD. 311

328 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

GUBERNUR BENGKULU RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2018 PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BENGKULU RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2018 PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BENGKULU PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2018 http://bappeda.bengkuluprov.go.id SALINAN PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi Bengkulu Sumber: Provinsi Bengkulu dalam Angka, 2016 43 44 Berdasarkan gambar 4.1, Provinsi Bengkulu yang beribukotakan Kota Bengkulu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang P erencanaan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 insi Kepulauan Riau menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki arti sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Sesuai dengan

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB I PENDAHULUAN I - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016 BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa daerah diharuskan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR: 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR: 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR: 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2014-2019

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TARAKAN S A L I N A N l PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TARAKAN 2009 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci