BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisa Perancangan. selanjutnya, seperti usia anak usia 2-3 tahun memiliki karakteristik fisik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisa Perancangan. selanjutnya, seperti usia anak usia 2-3 tahun memiliki karakteristik fisik"

Transkripsi

1 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisa Perancangan Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan memiliki peran penting untuk tugas perkembangan selanjutnya, seperti usia anak usia 2-3 tahun memiliki karakteristik fisik pertumbuhan yang sangat pesat seperti masa sebelumnya. Beberapa karakteristik khusus anak usia dini 2-3 tahun adalah sebagai berikut : Pertama, Sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya khususnya. Ia memiliki kekuatan bereksplorasi yang tajam dan keinginan belajar mengenal semua bidang ilmu yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan. Kedua, Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran. Ketiga, Mulai belajar mengembangkan emosi (Mulyasa, 2012: 19). Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak pada lingkungan (Mulyasa, 2012: 23). Perancangan media bantu penyampaian materi pelajaran anak usia dini dalam hal ini ikut berperan penting untuk mestimulasi perkembangan kecerdasan anak baik dari segi fungsi, bahan, 18

2 19 dan aspek estetik yang tertuang didalamnya. Media ini adalah objek yang digunakan anak dengan istruktur guru saat belajar sambil bermain nantinya, sehingga mereka dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna dan konsep yang ada dalam menghitung, mengukur dan membandingkan (George, 2012: 66). Karena itu kebutuhan anak akan media bantu penyampaian materi pelajaran sebagai alat peraga untuk mereka gunakan belajar sangat penting dan sangat berguna untuk menunjang kemampuan bereksporasi, beradaptasi dengan lingkungan maupun tidak. Study Permasalahan: Kebutuhan akan penggunaan fungsi media bantu pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat anak usia dini semakin giat belajar dan semakin mudah anak untuk menangkap materi pelajaran yang diberikan guru didiknya di PAUD. Bentuk media bantu yang beredar dan digunakan dalam pengajaran saat ini memang sangat banyak dan beragam, mulai dari bentuk, bahan dan kegunaannya. Tapi pada kenyataannya banyak media bantu tersebut tidak sesuai untuk digunakan dalam pengajaran anak usia dini seperti bahan yang kurang aman/nyaman, warna yang digunakan tidak aman untuk anak usia dini dan ketepatan penggunaan media bantu tersebut yang tidak sesuai dengan usia anak sebenarnya. Warna yang sering digunakan dalam media bantu pembelajaran paud kebanyakan menggunakan warna yang anak usia dini ketahui karena warna tersebut merupakan warna yang pertama kali dikenalkan/diajarkan oleh guru atau orangtuanya, warna tersebut adalah warna primer (merah, biru, kuning) dan

3 20 sekunder (hijau, orange, ungu) dan warna inilah yang mendasari terciptanya warna lainnya. Desain media bantu pembelajaran yang beredar dipasaran memang sangat banyak dan beragam ( balok susun, tebak gambar, dll) namun tak terlepas dari fungsinya untuk digunakan anak usia dini jadi desainnya pun sengaja didesain sesuai dengan kondisi mereka yaitu lucu, ceria dan menarik agar anak usia dini tertarik untuk menggunakan media tersebut. Menganalisis ide gagasan terciptanya media bantu penyampaian pelajaran dalam pendidikan PAUD karena untuk memudahkan guru paud saat memberi pelajaran bagi anak usia dini di PAUD. Selain itu juga media tersebut akan menjadi jembatan penghubung antara guru dan murid jika terjadi ketidakpahaman murid tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga media bantu ini akan menjadi alternatif penghubungnya. Berdasarkan permasalahan yang ada masalahnya adalah bagaimana merancang tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran bagi anak usia dini yang aman, nyaman, dapat menstimulasi kecerdasan anak secara optimal dan tentunya menyenangkan untuk mereka gunakan belajar sambil bermain. Perancangan media bantu bagi anak usia dini ini selain untuk membuat anak senang belajar sambil bermain juga sebagai media bantu yang mempermudah guru pengajar saat memberi pelajaran kepada anak didiknya di PAUD. B. Strategi Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan mengetahui dan mengamati keragaman bahan, bentuk, serta warna yang nantinya akan digunakan

4 21 untuk pembuatan alat peraga yang berfungsi sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran bagi anak usia dini dan sasarannya adalah anak usia 2-3 tahun. Bentuk Visual gambar dan warna yang ada pada media pembelajaran tersebut menggunakan warna primer dan sekunder sesuai dengan warna yang anak usia dini ketahui. Tentunya media tersebut diharapkan mempunyai fungsi sebagaimana mestinya dapat meningkatkan, mengoptimalkan kecerdasan anak mulai dari kecerdasan motorik, fisik, bahasa sampai pengetahuan umum, sehingga perlunya pencarian data yang sesuai dengan fungsi dari media tersebut akan sangat dibutuhkan. Sesuai dengan karakter pencarian data diwujudkan melalaui observasi studi pasar, studi lapangan (empirik) dan p ustaka (teoritik), observasi di lukakan bertujuan untuk menjadi dasar keputusan, membuat rekomendasi sesuai dengan apa yang hendak kita lakukan. Selanjutnya langkah yang akan ditempuh yaitu melakukan ujicoba guna mengetahui produk yang nantinya akan dibuat dan demi kelancaran pembuatan produk. B. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung dan melengkapi data. Berawal dari tema perancangan tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran bagi anak usia dini, maka penulis melakukan survei diberbagai tempat diberbagai tempat yang menyediakan perlengkapan anak yang bisa mereka gunakan untuk belajar sambil bermain, misalkan di Gramedia Solo, Paud It Al-aziz, Edu Toys Solo, Edukatif Lt.2 Solo Square, Luwes Group, Matahari Departemen Store, Taman Pintar Yogyakarta.

5 22 1). Survei Berdasarkan data yang diperoleh melalui survei di Gramedia Solo diperoleh data mengenai beberapa buku dan media pembelajaran anak yang didalamnya terdapat warna dan bentuk, dan banyak sekali buku penunjang lainnya, koleksi media untuk pembelajaran edukatif terbaru, kebanyakan media bantu pembelajaran anak-anak yang biasa dijual digramedia dari bahan kayu dan plastik, beberapa bahan kayu tidak ada warna melainkan warna asli kayu dan hanya sedikit warna pada motif didalamnya. Misalnya huruf, angka, gambar hewan, dan lain-lain. Bahan dari plastik sistem penyelesaiannya sudah halus karena itu harganya relatif mahal. Ada beberapa puzzel terbuat dari dupleks misalnya menyusun gambar buah binatang, petualangan ke luar angaksa dll, karena bahannya tidak keras dan tidak berbahaya untuk anak. Selain media bantu pembelajaran dari kayu dan buku terdapat CD perkembangan anak seperti barin baby (inspirasi belajar dan bermain, inspirasi berfikir kreatif, inspirasi untuk eksplorasi kreatif, bentuk benda, hewan-hewan, mengenal dunia angksa dll), CD tersebut ada batasannya untuk umur anak-anak, CD ini sangat mendukung untuk perkembangan anak. Pengamatan di Paud It Al Aziz Solo kebanyakan media pembelajaran yang digunakan sebagai alat peraga menyampaikan materi pelajaran terbuta dari kayu sengon (berupa balok yang susun, puzzle), dari kertas dan buku mewarnai berbagai gambar trasportasi, luar angkasa seperti bentuk awan, matahari, bulan, bintang, planet beserta penjelasan fungsi dari masing-masing benda angkasa tersebut. Media pembelajaran yang paling sering digunakan sebagai perantara penyampaian materi pelajaran untuk anak paud adalah buku mewarnai.

6 23 Edutoys ini lebih banyak mengacu pada buku-buku perkembangan anak usia dini sampai anak-anak usia playgroup Survei di Luwes Group beberapa media pembelajaran di sini beraneka ragam harga dan bentuk. Ada yang terbuat dari karet yang berbentuk hewan, segitiga, persegi dll, dan ada beberapa media penyampaian pelajaran yang pengerjaannya kuran halus. Untuk pengenalan media pembelajaran anak pada konsumen kelas menengah kebawah di Luwes Group inilah tempat yang sesuai. Survei di Matahari Departemen Store beberapa media pembelajaran yang terdapat disini hanya kebanyakan boneka berbie, mobil-mobilan, aneka bentuk hewan yang bisa mendukung kecerdasan anak untuk menghafal nama hewan. Selain itu survei dilakukan juga di Taman Pintar Yogyakarta disini terdapat banyak media bantu pembelajaran pendukung kecerdasan anak yang langsung bisa dinikmati anak-anak, beraneka macam pilihan media bantu pembelajaran lewat permainan yang disediakan mulai dari teknologi, sejarah, kerajinan, pertamina, luar angkasa, perpustakaan pendukung, ruang paud yang beraneka ragam media pembelajaran untuk mencerdaskan anak usia dini, rambu-rambu lalu lintas, dll. Tempat ini biasanya sangat rame dikunjungi anak-anak setiap harinya untuk mereka belajar atau mengenal secara langsung benda disekitarnya ataupun tidak dan pada harihari tertentu dikunjungi beberapa sekolah untuk melaksanakan kunjungan/wisata belajar. Hasil pengamatan tersebut bisa diperoleh penunjang untuk perancangan tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran anak usia 2-3 tahun yang aman dan nyaman di paud.

7 24 a. Hasil Wawancara 1) Wawancara dengan Ari Purwanti, S.Pd Wawancara dilakukan dengan Ari Purwanti S.Pd. selaku Kepala Sekolah/ Pengelola Paud It Al-Aziz Solo membahas mengenai aktifitas belajar dan kebiasaan anak usia dini. Kebiasaan anak yang tak mungkin mereka tinggalkan, yaitu bermain. Dengan demikian, bermain menjadi cara penyampaian/pengenalan materi pembelajaran untuk anak usia dini. Pembelajaran dengan konsep bermain menggunakan media pembelajaran yang nyata ternyata lebih mudah diterima anak dan mereka lebih nyaman menerima setiap materi pembelajaran yang diberikan guru tanpa harus ada paksaan. Berbagai sistem pembelajaran yang diberikan kepada anak saat belajar sambil bermaian, yaitu berdongeng tentang kisah-kisah yang sesuai dengan kondisi anak, bermain peran/skenario peran yang dilakukan guru bersama anak, bermain mewarnai buku yang bergambarkan macam alat transportasi, dunia angkasa dan lain-lain. 2) Studi Proses Produksi Studi proses dilakukan untuk mengetahui proses produksi, yaitu persiapan seperti penyediaan bahan baku sampai pada finishing produk. Hal ini dilakukan untuk lebih menguasai proses produksi nantinya, dan meminimalisir terjadinya kegagalan saat produksi. 3) Studi Pasar Pemilihan warna dan bentuk media pembelajaran pada masingmasing orang sangat berbeda-beda. Ini menjadikan pertimbangan dan tolak ukur, hal ini disebabkan dari beberapa faktor. Kebanyakan konsumen selalu

8 25 menginginkan kualitas terbaik dengan harga ekonomis itu artinya kita dituntut untuk menciptakan karya yang benar-benar bisa digunakan untuk semestinya. Konsumen yang banyak dijumpai dipasaran biasanya selalu memilih produk yang aman akan dibeli karena banyak pertimbangan harga, mutu dan selanjutnya keawetan benda tersebut. Persaingan pasar akan menjadi menarik dengan kualiatas dan harga yang terjangkau. Persaingan pasar memunculkan produk yang paling unggul. Produk yang terbaik akan mudah terserap dipasaran. Dunia pertekstilan banyak menghasilkan jenis produk yang beragam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tekstil tidak hanya digunakan untuk keperluan sandang saja, tetapi tekstil juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam diantaranya salah satunya untuk perlengkapan media pembelajaran bagi anak. Desain perancangan tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran bagi anak usia dini bisa dijadikan sumber ide pembuatan produk yang mempermudah guru didik menyampaikan pelajaran ke anak didiknya yang belajar di PAUD. 1. Analisa Data a. Kajian Teoritik Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada

9 26 pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan (Mulyasa, 2012: 16). Anak usia dini merupakan seseorang yang suka bermain karenanya pembelajaranpun tidak jauh dari namanya bermain, karena untuk membuat anak merasa nyaman dan tidak terbebani dalam menangkap samua pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mengelola anak usia dini agar lebih berkembang sempurna, perlu tempat dan orang yang ahli di dalam bidang mencerdaskan anak usia dini yaitu guru yang ahli tentantang PAUD. b. Emprik ( PAUD IT AL-AZIZ, Solo) Perkembangan yang dialami anak usia dini memang sangat pesat dibandingakan umur di atasnya, karena pada umur ini kecerdasan otak manusia berkembang dengan pesat, cepat menangkap apa yang mereka lihat dan pelajari. Dengan demikian kesempatan untuk memberikan rangsangan anak semenjak usia ini sangat tepat dilakukan demi tumbuh kembang yang lebih optimal lagi menuju umur berikutnya dibandingakan pemberi rangsangan kepada anak yang sudah bisa dikatakan dewasa lebih dari 6 tahun. C. Uji Coba Sebelum dapat memutuskan penggunaan teknik yang tepat dalam proses produksi dilakukan uji coba terlebih dahulu. Fungsi uji coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi nantinya. Selain itu uji coba juga dapat meminimalisir kegagalan dalam sebuah proses produksi.

10 27 Uji coba dilakukan untuk memungkinkan tejadinya kegagalan saat proses produksi berlangsung. Uji coba juga berguna untuk menentukan atau memilih bahan, teknik, gaya pengambaran visual gambar dan lain sebagainya yang nantinya cocok untuk digunakan dalam proses produksi pembuatan media bantu pembelajaran bagi anak usia dini yang bersifat aman dan nyaman saat digunakan anak usia dini belajar sambil bermain nantinya. Seperti uji coba yang dilakukan berikut ini merupakan contoh media bantu yang sudah didipikirkan matangmatang sesuai dengan konsep aman dan nyaman bagi anak usia dini saat digunakan belajar sambil bermain mulai dari bahan dll. 1. Bahan-bahan yang dibutuhkan : a. Kain kanvas, kain katun, kain boa, dakron, busa ati, dan cat anti toxin (waterprof) semua bahan tersebut digunakan karena merupakan bahan yang sudah terbukti aman saat digunakan anak usia dini. 2. Alat-alat yang dibutuhkan : a. Kuas berfungsi untuk alat bantu lukis di media bahan kain. b. Penghapus (menghapus bagian gambar dikain bila adanya kesalahan saat penggambaran objek) dan Pensil berfungsi untuk membuat gambar dikain sebelum dilakukan pewarnaan pada gambar. c. gelas plastik, botol kecil( sebagai tempat/wadah warna). 3. Cara Pembuatannya :

11 28 a. Campurkan cat tersebut sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian diaduk hingga semua bahan melebur menjadi satu dan cat siap digunakan untuk mewarnai dimedia gambar yang sudah disiapkan. Gambar 1. Benang dan jarum berfungsi sebagai alat jahit kain. (Foto: Achmat Syafi i: 2014) Gambar 2. Kain katun dan kanvas sebagai media gambar yang akan diwarna. (Foto: Achmat Syafi i: 2014) Gambar 3. Bahan-bahan dan peralatan pembuat warna yang akan dipakai untuk mewarnai objek gambar dikain kanvas. (Foto: Achmat Syafi i:2014)

12 29 Gambar 4. Wadah tempat pencampuran bahan pewarna. (Foto: Achmat Syafi i:2014) Gambar 5. Bahan-bahan yang sudah tercampur dan siap untik digunakan (Foto: Achmat Syafi i:2014) Hasil ujicoba : Hasil Uji Coba Keterangan Contoh hasil uji coba media bantu tersebut menggunakan bahan dari tekstil yang aman dan nyaman untuk digunakan anak usia dini. Bahan Gambar 6. Hasil Ujicoba (Foto: Achmat Syafi i: 2014) menggunakan kain kanvas dan kain katun, karena bahan tersbut selain merupakan bahan yang mudah dibentu,

13 30 diberi motif/gambar, lembut dan halus gampang dicuci dll. Kemudian langkah selanjutnya menggunakan teknik lukis Gambar 7. Hasil Ujicoba (Foto: Achmat Syafi i: 2014) manual dengan gaya figuratif dipilih dalam pemvisualisasian gambar pada media bantu tersebut karena teknik lukis tersebut dapat menimbulkan kesan kasar pada permukaan kain yang telah dilukis (kesa n kasar yang timbul pada lukisan akan memicu rangsangan pada sistem motorik anak), selanjutnya gaya figuratif dipilih untuk pemvisualisasian gambar pada media bantu tersebut, karena gaya figuratif merupakan gaya yang cocok untuk diterapkan pada anak usia dini, gaya yang dalam menggambarnya bersifat natural (tidak boleh merubah bentuk gambar tapi boleh menambahkan bentuk yang lain yang bisa membuat gambar menjadi mempunyai daya tarik bagi penggunanya nantinya). pemvisualisasian gambar akan dibuat dengan bentuk yang masih nature tapi

14 31 didalam keasliannya ditambahkan bentuk dan warna yang akan memberi semangat bagi anak usia dini seperti warna yang anak usia dini kenali (primer dan sekunder), penambahan bentuk aksen yang lain yang dapat menarik anak usia dini senang untuk menggunakanya. D. Gagasan Awal Gagasan awal merupakan pembentuk kerangka awal hingga akhir mulai dari masalah yang dibahas, tema, konsep perancangan produk, kegunaan/fungsi produk, dan lain-lain. Gagasan awal perancangan difokuskan pada penggunaan tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran yang akan memudahkan guru pendidik saat mengajar anak usia dini di PAUD. Perancangan media bantu pembelajaran ini merupakan alternatif untuk memudahkan guru saat memberi materi pelajaran ke anak didiknya secara mudah dan menyenangkan, karena dengan menggunakan media bantu ini mereka akan secara umum lebih mudah memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang sedang mereka pelajari di PAUD. Pada perancangan media bantu ini tekstil akan digunakan sebagai bahan utama pembuat media bantu pembelajaran yang aman dan nyaman untuk mereka gunakan saat belajar sambil bermain nantinya. Bahan-bahan yang digunakan antara lain seperti : kain boa, velcro, busa ati, dakron dan cat anti toxin (waterprof) bahan yang aman dan nyaman digunakan untuk anak usia dini. Teknik

15 32 lukis manual dipilih untuk pemvisalisasian gambar diatas kain kanvas karena teknik lukis akan meninggalkan goresan kasar yang akan membantu merangsang sistem motorik gerak anak membedakan kasar dan halus saat anak usia dini merabanya. Kemudian gaya figuratif dipilih untuk pemvisualisasian gambar pada media bantu tersebut, karena pada gaya ini pelukis boleh memberi tambahantambahan aksen pada gambar yang dapat membuat pemakainya menjadi senang dan tertarik untuk menggunakannya, tetapi dalam penggambarannya gaya ini tidak boleh merubah bentuk dari keaslian gambar tersebut ( natural) (Nooryan, 2008: 82). Selanjutnya tema pengenalan dasar benda antariksa dipilih untuk pengerjaan pemvisualisasian gambar pada media bantu tersebut. Antariksa dipilih sebagai tema penggambaran pada media bantu tersebut, karena disini anak akan dikenalkan tentang ilmu yang lainnya selain ilmu yang mereka pelajari setiap harinya (mengetahui benda disekitarnya). Antariksa (benda langit) adalah sebutan dari seluruh benda yang ada di langit, seperti matahari, bulan, bintang, planet, meteor, asteroid, komet, dan lain-lain (Citrabella, 2011: 1). Media bantu yang berfungsi untuk memudahkan guru pendidik saat memberi pelajaran bagi anak usia dini berupa puzzle, papan tempel, buku baca, buku angka/kartu angka. Kemudian warna yang digunakan untuk memvisualisasikan benda antariksa yaitu warna primer (merah, kuning,biru) dan warna sekunder (hijau, orange, ungu), karena warna ini merupakan dasar dari semua warna dan warna tersebut merupakan warna yang mereka kenali dan sering dikenalkan oleh orangtua atau guru saat belajar. Media bantu tersebut terbuat dari tekstil dan bahan pendukung lainnya yang aman digunakan untuk anak usia dini seperti penjelasan diatas. Secara fungsional perancangan tekstil sebagai media pembelajaran ini akan

16 33 membuat anak menjadi lebih paham tentang materi pelajaran yang diberikan guru mereka nantinya, mempermudah guru saat memberi pelajaran bagi anak usia dini, sehingga penyampaian materi saat pelajaran berlangsung menjadi lebih menyenangkan dan anak tidak merasa cepat mudah bosan saat belajar.

BAB V. A. Kesimpulan. bagi anak usia dini menggunakan bahan tekstil sebagai bahan utama untuk

BAB V. A. Kesimpulan. bagi anak usia dini menggunakan bahan tekstil sebagai bahan utama untuk BAB V A. Kesimpulan Perancangan Tekstil sebagai media bantu penyampaian materi pelajaran bagi anak usia dini menggunakan bahan tekstil sebagai bahan utama untuk perancangan media bantu yang aman dan nyaman

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI

PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif Andang (2009) menjelaskan Alat permainan edukatif merupakan alat bermain yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block'

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block' Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block' Mainan edukatif (Alat Permainan Edukatif / APE) seperti building block yang terdiri dari balok-balok dengan beberapa bentuk seperti segi tiga,

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG

PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG PELATIHAN MENCIPTAKAN CLOTH BOOK EDUCATIF BAGI GURU-GURU PAUD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG Sri Sulistyorini, Hardjono, Yuyarti Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah 2 Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah semakin berkurangnya daya kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidikan, baik pendidikan di rumah

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus yang harus dipupuk dan diberikan rangsangan dalam setiap perkembangannya, harus diberikan pendidikan sejak dini untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1 I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Mainan edukasi adalah mainan yang dapat memberikan stimulasi perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, motorik kasar dan halus, keberanian,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP PERANCANGAN BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP PERANCANGAN 3.1 Strategi Komunikasi Komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick O Whitney (1988) dalam I Putu Suwarbawa (2009), bahasa komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pencarian Ide dan Gagasan Unsur seni rupa yang utama adalah gambar, melalui gambar manusia bisa menuangkan imajinasinya, gambar merupakan bahasa yang universal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh anak-anak. Sebab dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Moeslichatoen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) telah berkembang sangat pesat. Salah satu diantaranya adalah pendidikan yang menitikberatkan pada perkembangan dan pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang

Lebih terperinci

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

Gambar 1 mainan tungang gajah jungkat kjungkit Gambar 2. Mainan tungang gajah jungkat kjungkit 2

Gambar 1 mainan tungang gajah jungkat kjungkit Gambar 2. Mainan tungang gajah jungkat kjungkit 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sebuah mainan yang mempunyai bentuk yang menarik akan mengundang minat anak untuk memainkan permainan tersebut, terlebih mainan yang dimainkan adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai perkembangan karena usia yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan maka ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan motif kekayaan bahari menjadi sebuah motif batik bergaya doodle.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Setiap anak adalah unik yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Anak bukanlah orang dewasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 46 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Berkarya Kegemaran sejak kecil penulis mengamati tingkah laku dan bentuk binatang sekitar yang unik, menjadikan penulis untuk memperluas lagi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN 45 BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN A. Konsep Penciptaan Dalam menciptakan sebuah karya desain, seorang desainer bisa mendapatkan ide atau gagasan berkarya dari mana saja. Bisa dari pengalaman desainer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pada dasarnya mainan edukatif memiliki berbagai macam variasi bentuk maupun variasi dari cara bermainnya. Ada variasi mainan yang sudah memiliki bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data yang diperolah selama penelitian dan sesuai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data yang diperolah selama penelitian dan sesuai 167 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang diperolah selama penelitian dan sesuai dengan rumusan masalah yang peneliti buat maka simpulan penelitian ini adalah bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.I

BAB II KAJIAN TEORI 2.I BAB II KAJIAN TEORI 2.I Kemampuan Mengenal Warna 2.1.1 Pengertian Kemampuan Didalam Kamus Bahasa Indonesia (1997:605) kemampuan berasal dari kata Mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu,

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

II. METODE/PROSES PERANCANGAN II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Menambahkan tema hewan endemik pada loker tas dan sepatu. Membuat loker yang tidak hanya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui media gambar. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

V. ULASAN PERANCANGAN

V. ULASAN PERANCANGAN V. ULASAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Desain Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep berisi suatu gagasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Rajut sering diidentikkan dengan kegiatan nenek-nenek yang duduk di kursi goyang, karena merajut merupakan kegiatan yang bisa menjadi hobi atau kegemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 Kategori : Teknologi Informasi sebagai media dan sumber pembelajaran Judul : Game Education Untuk Menstimulasi Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Oleh :

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 35 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Dalam penciptaan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul APLIKASI TEKNIK BATIK TULIS DENGAN MOTIF RUMAH ADAT DAYAK KANAYATN PADA PEMBUATAN TAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi 36 BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH A. Bagan Proses Penciptaan IDE Kajian teoritik tentang kesenirupaan dan bahasan yang berhubungan dengan karya (Studi literatur) Eksplorasi Obervasi Pemotretan Objek

Lebih terperinci