2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station"

Transkripsi

1 2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station Radio Base Station 6201 Radio Base Station (RBS) 6000 merupakan RBS tipe terbaru yang dibuat oleh Ericsson. RBS 6000 merupakan penyempurnaan dari RBS 2000 yang juga dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station sebelumnya, RBS ini terdiri atas RBS indoor dan outdoor. Salah satu RBS yang termasuk keluarga RBS 6000 adalah RBS RBS 6201 merupakan RBS bertipe indoor yang dirancang untuk teknologi 2G, namun RBS ini pun bisa mendukung sistem GSM, WCDMA dan LTE. RBS 6201 adalah RBS multistandard radio unit berkapasitas tinggi yang terintegrasi ke dalam satu cabinet dan dapat digunakan sebagai transmission cabinet Tipe Radio Base Station 6000 Radio Base Station (RBS) 6000 terdiri dari berbagai tipe yaitu : 1) RBS 6102 ( outdoor ) 2) RBS 6101 ( outdoor ) 3) RBS 6201 ( indoor ) 4) RBS 6601 ( indoor ) 5) RBS 6301 ( indoor atau outdoor ) 6) RRU ( Remote Radio Head ) 35

2 RBS 6102 RBS 6201 RBS 6101 RBS 6601 RRU RBS 6301 Gambar II.21 Portfolio RBS 6000 Gambar diatas merupakan tipe-tipe RBS 6000 baik RBS indoor maupun RBS outdoor. Terlihat bahwa RBS bertipe outdoor memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan RBS bertipe indoor Keunggulan RBS 6000 Radio Base Station (RBS) 6000 memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan RBS sebelumnya, diantaranya : 1) Multistandard RBS RBS 6000 mendukung semua frekuensi yang dibutuhkan oleh teknologi GSM, WCDMA, dan LTE didalam satu kombinasi cabinet. Walaupun pada dasarnya teknologi ini digunakan untuk 2G, teknologi WCDMA dan LTE pun dapat digunakan. RBS 6000 ini merupakan produk RBS komersial pertama yang mendukung LTE dengan menggunakan multistandard radio unit. Salah satu kemudahan bagi operator dengan adanya RBS ini adalah perluasan jangkauan dan kapasitas hanya dengan menggunakan activation key. 36

3 2) Optimalisasi ruangan pada site RBS 6000 ini dilengkapi dengan multistandard radio unit dan integritas yang tinggi sehingga memungkinkan peningkatan kapasitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Multistandard radio unit merupakan kemampuan RBS dalam mendukung lebih dari satu teknologi dalam band frekuensi yang sama dan dapat dikonfigurasi dengan menggunakan management system. RBS 6000 dapat meningkatkan kapasitas radio perkabinet dengan didukung oleh konfigurasi multistandard berkapasitas tinggi yaitu teknologi GSM 3x4 dual band, WCDMA 3x2, dan LTE 3x20 MHz. Semua teknologi ini mendapat suplai daya dan management system yang sama. Dengan cabinet yang kecil pada site berarti perangkat ini hanya membutuhkan instalasi yang lebih mudah dan maintenance yang lebih sedikit. Hal ini sesuai karena semua operator membutuhkan solusi yang inovatif dalam pengurangan Total Cost of Ownership ( TCO ) dan hambatan dalam perluasan jaringan 3) Penyederhanaan pada network management Semua parameter operasi pada traffic management, transport management, site management, termasuk antenna system dan site power control dapat dikontrol secara terfokus oleh Network Control Center dari RBS 6000 ini. Hal ini karena Network Control Center menyediakan suatu interface tunggal pada semua teknologi yang digunakan. 4) Meminimalisasi jumlah site namun menghasilkan jangkauan maksimal, Salah satu faktor yang sangat penting dalam mengurangi dampak lingkungan dan peningkatan kelangsungan hidup, adalah dengan adanya pengurangan 37

4 site sebisa mungkin. Site yang lebih kecil dan sedikit tidak hanya membutuhkan Biaya Operasi / Capital Expenditure (CAPEX) yang kecil tetapi juga mengurangi Biaya Modal / Operating Expenditure (OPEX). RBS 6000 juga berkontribusi dalam pembangunan jaringan dengan performansi radio yang superior sehingga setiap site bisa menyediakan jangkauan yang lebih luas. 5) Sustainabilitas tinggi dengan daya yang rendah Dalam perancangan RBS 6000, efisiensi daya sangat diperhatikan agar adanya penghematan daya. Salah satu keunggulan RBS ini adalah modul power dapat nonaktifkan ketika tidak digunakan. 6) Emisi panas yang rendah Unit-unit yang terdapat di dalam RBS 6000 didesain untuk penggunaan daya yang minimum dan emisi panas yang rendah. Sehingga kemampuan kerja setiap unit pada RBS ini menjadi tidak terganggu RBS 6201 Overview 1) RBS ini mendukung teknologi GSM, WCDMA, dan LTE. 2) RBS ini dapat dikonfigurasi dengan 12 Radio Unit ( RU ) dan 4 Digital Unit (DU). 3) Memiliki tiga power supply alternative yaitu : 38

5 a) -48 V DC (two-wire) b) +24 V DC (three-wire) c) ~ V AC 4) Dilengkapi dengan external alarms. Bentuk RBS 6201 ini adalah : Gambar II.22 RBS Dimensi RBS 6201 Dimensi yang dimiliki oleh RBS 6201 dapat dilihat pada table dibawah, yaitu : 39

6 Tabel II.1 Dimensi RBS 6201 Dimensi Dengan Height ( mm ) Width ( mm ) Depth ( mm ) Base Frame Tanpa Base Frame Berat RBS ini adalah : 1) RBS lengkap tanpa Tx : < 215 Kg 2) Base Frame : 12 Kg Gambar II.23 Dimensi RBS Arsitektur RBS

7 RBS 6201 terdiri dari 4 perangkat besar yaitu : 1. Radio Shelves terdiri dari kombinasi Radio Unit (RU) dan Digital Unit (DU). 2. Power Shelf dimana dimensi Power Supply Unit (PSU) harus sesuai dengan site yang digunakan. 3. Transport Shelf yang berisi transport network equipment hingga 3 U high Enclosure yang didalamnya terdapat climate system. Gambar II.24 Hardware Architecture of RBS Radio Shelves Radio Shelves pada RBS 6201 terdiri atas Digital Unit (DU) dan Radio Unit (RU). 41

8 Digital Unit (DU) Radio Unit (RU) Gambar II.25 Radio Shelf Radio Unit (RU) Radio Unit (RU) merupakan perangkat RBS 6201 yang terdiri atas filter dan multi-carrier power amplifier. Radio Unit memiliki bandwidth sebesar 20 MHz dengan power output hingga 60 Watt dan perangkat activation keys sebesar 20 Watt. Antenna system diinterface dengan satu port Tx/Rx dan satu port Rx. Radio Unit berisi co-sitting port seperti antenna sharing pada GSM/WCDMA, dan cross-connection yang dapat meminimalisasi jumlah feeder jika RU yang digunakan per sektor lebih dari satu. RBS 6201 merupakan RBS GSM sehingga Radio Unit yang digunakan adalah Radio Units (RUS). RUS ini merupakan kombinasi dari Radio Unit (RU) dan Combining and Distribution Unit (CDU) yang dipasang dalam satu unit. Setiap unit mampu mengendalikan 4 sel carrier pada downlink dan uplink. Radio ini berdimensi 280 x 62 x 350 mm. Multiple RU dapat dikombinasikan untuk menghasilkan konfigurasi single atau dual band dengan 1.6 sektor dan 1.4 carrier. Dengan dua unit per sector, radio ini dipersiapkan untuk MIMO, transmitter 42

9 diversity, dan 4 way RX diversity. Radio Unit juga dilengkapi 3GPP/AISGcompatible Tower Mount Amplifier (TMA)/Antenna System Controller (ASC)/RET Interface Unit (RIU). Bentuk Radio Unit ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar II.26 Radio Units (RUS) Port-port yang terdapat pada RUS adalah : 1) RF A : Transmitting/Receiving RF, 7/16 Connector 2) RF B : Receiving RF, 7/16 Connector 3) RX A I/O : RXA crossconnect output 4) RXA Out : RXA co-site output 5) RXB I/O : RXB crossconnect input 6) Data 1 : Koneksi dari DUG ke RUS, FCI 20 pin 43

10 7) Data 2 : Koneksi dari RUS ke DUG atau RUS, FCI 20 pin 8) Power : - 48 V, Power untuk RUS Penggunaan radio unit pada setiap teknologi berbeda-beda. Tabel berikut ini memperlihatkan perbedaan tipe Radio Unit tiap teknologi, yaitu : Tabel II.2 Tipe Radio Unit RUs RUG (GSM) Features TRX/Carrier supported 2 TRX RUW (WDCMA) 4 Carriers RUL (LTE) 4 Carriers RUS 4 TRX / 4 Carriers Operating Voltage -48 V DC -48 V DC -48 V DC -48 V DC Maximum Power consumption 340 W 400 W 400 W 400 W Maximum nominal O/P power 70 W 60 W 20 W (w/o lcn) Version 60 W (lcn) Specific Digital Unit (DU) Digital Unit (DU) merupakan perangkat RBS 6201 pada bagian radio shelves selain Radio Unit ( RU ). Digital Unit ( DU ) yang digunakan harus sesuai dengan teknologinya. 44

11 Baseband resource terdapat pada DUG dan banyaknya Channel Element (CE) serta kapasitas data berkecepatan tinggi dapat dioptimalisasi untuk penyesuaian operator requirement bagi para user. Baseband capacity ditempatkan secara terpisah pada setiap sector dan frekuensi dapat diletakkan dua DUG pada node yang sama dan terintegrasi penuh dengan system Operational and Maintenance ( O&M ) yang sama pada RBS Softwarenya dapat di download melalui interface Operational Support System for Radio and Core (OSS-RC). DUG dilengkapi dengan : 1) ATM Connectivity 2) 1 Gigabit Ethernet atau (100/1000 Base T-Ethernet) 3) Channelised STM-1 transport network interface 4) Empat IMA pada port E1/T1/J1 Bentuk Digital Units ( DUG ) dapat dilihat pada gambar dibawah ini G P S E M T AL M T BT N A C AE C BL E T A E T B I OF ID L T N BR IAR IBR ICR IDR IE R IF DUw P W R 45

12 Gambar II.27 Digital Units ( DUG ) Port-port yang terdapat pada Digital Unit adalah : 1) PWR : -48V, Connector ET20 A, for power DUG 2) GPS : Connector RJ-45, for external GPS 3) EC : Connector RJ-45, Internal interface 4) AUX : Connector RJ-45, Internal Interface 5) LMT A : Connector RJ-45, Console 6) LMT B : Connector RJ-45, Site LAN 7) TN A : Connector RJ-45, Transmission Ethernet 8) ET A : RJ-45, Transmission 2xE1/T1/J1 9) ET B : RJ-45, Transmission 2xE1/T1/J1 10) IDL : Connector HSIO, Inter DU Link 11) TN B : SFP Connector, Transmision Ethernet/ATM 12) RI A-RI F : Radio interface x6 Sama halnya dengan Radio Unit, Digital Unit pun memiliki perbedaan tipe sesuai dengan teknologi yang digunakan. Perbedaan tipe Digital Unit untuk tiaptiap teknologi adalah : 1) DUG (pada GSM) : Dua Varian yaitu DUG 10 (supports RUG) and DUG 20 (supports RUS & RRUS) 46

13 lebarnya 31mm. 2) DUW (for WCDMA) : Tiga Varian (DUW10, DUW20 & DUW30) tergantung besarnya capacity demand Lebarnya 62mm. 3) DUL (for LTE) : Terdiri dari baseband, control, dan switching, S1 dan Mub interfaces pada LTE RBSs. Hanya terdapat satu versi Lebar 30mm Power Shelf Power Shelf merupakan perangkat yang berfungsi dalam pengaturan daya pada RBS Power shelf ini terdiri atas beberapa komponen yaitu : 1) Power Connection Filter (PCF) 2) Power Connection Unit (PCU) 3) Power Distribution Unit (PDU) 4) Power Filter Unit (PFU) 5) Power Supply Unit (PSU) 6) Battery Fuse Unit (BFU) Bentuk Power Shelf dapat dilihat pada gambar dibawah ini, 47

14 Gambar II.28 Power Shelf 2.7 Perangkat Tambahan Radio Base Station Battery Fuse Unit (BFU) Fungsi utama BFU adalah untuk mengontrol dan menghubungkan atau memutuskan battery backup Transport Shelf Transport shelf merupakan perangkat RBS 6201 yang berfungsi dalam mentransmisikan sinyal. Transport Shelf ini berisi transport network equipment atau yang lebih dikenal dengan perangkat transmisi Enclosure Enclosure merupakan perangkat yang berfungsi dalam pengaturan suhu pada RBS Pada Enclosure ini terdapat fan yang merupakan bagian dari climate system. 2.8 Overview Koneksi Daya pada RBS Koneksi Daya -48 volt DC 48

15 Seperti yang telah dibahas sebelumnya, RBS 6201 dapat dikoneksikan dengan 3 jenis tegangan, salah satunya tegangan -48 volt DC. Berikut adalah gambar RBS 6201 dengan koneksi tegangan -48 volt DC Koneksi Daya +24 Volt DC dan AC Selain dapat dikoneksikan dengan tegangan -48 volt DC, RBS 6201 juga dapat dikoneksikan dengan tegangan 24 volt DC dan arus AC (Alternating Current). Berikut merupakan gambar RBS 6201 yang terkoneksi dengan tegangan 24 volt DC dan tegangan AC. 49

16 50

17 Gambar II.29 Connected -48 volt DC of RBS 6201 Keterangan dari label-label pada gambar diatas adalah : 1) A Fans : 3-4 Nos. 2) B Power Connection Filter (PCF) : 1 No. 3) C Support Hub Unit (SHU) : 0-1 Nos. 4) D Support Control Unit (SCU) : 1 No. 5) E Power Distribution Unit (PDU) : 1 2 Nos. 6) F Radio Unit (RU) : 1-12 Nos. 7) G Digital Unit (DU) : 1 4 Nos. 8) H Power Filter Unit (PFU) : 0 2 Nos. 9) I Cabinet busbar : 1 No. 51

18 10) J Optional transmission equipment. Berdasarkan tinjauan lapangan yang dilakukan oleh penulis, RBS 6201 yang terdapat pada BTS Indosat menggunakan koneksi daya -48 volt DC. Namun, koneksi daya -48 volt DC tidak digunakan seterusnya, terkadang digunakan juga koneksi daya +24 volt DC dan AC. Gambar II.30 connected 24 volt DC and AC of RBS 6201 Keterangan dari label-label pada gambar diatas adalah : 1) A Fans: 3-4 Nos. 2) B Power Connection Unit (PCU): 1 No. 3) C Support Hub Unit (SHU): 1 No. 4) D Support Control Unit (SCU): 1 No. 5) E Power Subrack 52

19 6) PCU DC 01 1 No. 7) Battery Fuse Unit (BFU) 0-1 No 8) Power Supply Unit (PSU) 2-4 Nos. 9) Power Filter Unit (PFU) 0-2 Nos. 10) F Power Distr. Unit (PDU): 1-2 Nos. 11) G Cabinet busbar : 1 No. 12) H Digital Unit (DU) : 1-4 Nos. 13) I Radio Unit (RU) : 1-12 Nos. 14) J Optional transmission equipment. 15) K Power Connection Filter (PCF) : 0-1 Nos. 2.9 Perangkat Indoor Tambahan Battery Backup System ( BBS ) 6201 Battery Backup System ( BBS ) 6201 merupakan perangkat tambahan pada RBS 6201 yang berfungsi sebagai cadangan suplai daya. BBS 6201 dapat mendukung hingga 680 A ( setara -48 volt ) untuk satu cabinet dengan jangka waktu 18 jam. BBS 6201 juga dapat mendukung tiga cabinet RBS dengan penggunaan Battery Backup Power (BBS). Proses pengisian baterai diatur oleh Radio Base Station yang telah terintegrasi dengan rectifier dan control system. BBS ini juga tidak memerlukan perangkat pendingin sehingga tidak menambah noise pada site. Bentuk dari BBS 6201 dapat dilihat pada gambar berikut : 53

20 Gambar II.31 Battery Backup System (BBS) Proses Maintenance dan Troubleshoting RBS 6201 PT. INDOSAT Tbk. merupakan salah satu operator seluler terbesar yang menyediakan layanan jasa telekomunikasi dan informasi kepada pelanggannya. Jaringan Base Sub System (BSS) merupakan perangkat yang digunakan dalam sistem telekomunikasi GSM, yang menghubungkan antara Mobile Station (MS) dan Mobile Switching Center (MSC). Jaringan BSS terdiri dari BSC, TRC, dan BTS. Perangkat yang ada pada bagian BSS tersebut melakukan aktivitas secara rutin setiap harinya sehingga sangat rentan terhadap masalah yang terjadi baik secara hardware maupun software. Masalah yang muncul pada perangkatperangkat BSS sering disebut dengan alarm. Alarm ini memudahkan engineer untuk menganalisa masalah dan melakukan trouble shoot untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada RBS. 54

21 Monitoring Alarm dengan SMS Gateway Pemanfaatan teknologi Short Messaging Services (SMS) saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan layanan operator seluler. Banyak layanan interaktif berbasis SMS yang dikembangkan dalam berbagai bidang yang memberikan kemudahan berkomunikasi kepada pelanggan diantaranya yaitu perbankan dengan SMS banking, SMS Iklan, SMS Polling, SMS Quiz, SMS Ticketing, SMS Alerting Alarm, SMS Informasi tertentu dan lain sebagainya. Saat ini sistem yang ada pada PT. INDOSAT untuk menginformasikan alarm yang terjadi pada jaringan BSS adalah dengan cara team engineer yang melakukan work shift dengan kurun waktu 24 jam untuk memonitoring alarm yang terjadi kemudian menginformasikan alarm tersebut ke field engineer untuk melakukan troubleshoot. Sistem yang dijalankan saat ini sangat manual dan tergantung pada skill engineer yang berbeda-beda, juga resiko kesalahan yang dilakukan engineer. Perancangan dan pembuatan sistem aplikasi berbasis SMS akan digunakan sebagai sarana mempermudahkan engineer BSS dalam memonitoring alarm dan juga pengiriman informasi alarm yang valid kepada field engineer. Gambar tampilan SMS Gateway Ticketing Alarm dengan Aplikasi Nettis4 55

22 Gambar II.32 Tampilan SMS Gateway Ticketing Alarm OSS (Operation and Support sub System) adalah pusat pengoperasian dan kontrol dari setiap Network Element sehingga OSS akan memiliki koneksi ke network element yaitu BSC, MSC, HLR dan lainnya. OSS server sebagai tools untuk melakukan monitoring dari setiap network element, termasuk alarm monitoring yang berguna untuk pemeliharaan jaringan dan kinerja dari sistem sehingga selalu beroperasional dengan baik. Perangkat OSS ini terletak di bagian Network Monitoring Center (NMC) atau Operation and Maintenance Center (OMC). Petugas NMC atau OMC ini akan memantau setiap saat kondisi jaringan dan menginformasikan kepada petugas BSS apabila ada gangguan pada jaringan BSS serta membantu proses maintenance dengan memberikan data-data yang diperlukan oleh petugas BSS seperti terlihat pada gambar II.32 56

23 Gambar II.33 Konfigurasi Jaringan BSS Ericsson Untuk melakukan Monitoring Alarm tersebut petugas NMC harus membuka aplikasi Command Handling (CHA) OSS Server dan memasukkan perintah dengan format tertentu, sehingga OSS server akan memprosesnya dan akan meresponse dengan data yang diperlukan. Selain melalui aplikasi CHA bisa juga melalui telnet ke OSS server dengan menggunakan aplikasi Ericsson Winfiol setelah terhubung ke server, petugas NMC akan memasukkan perintah tertentu dan server akan meresponse dengan memberikan data status alarm, sehingga petugas NMC bisa menginformasikan status alarm tersebut kepada petugas BSS yang sedang melakukan perbaikan atau sedang melakukan pengecekan kualitas jaringan Closing Ticketing Troubleshoot dengan SMS Gateway Setelah selesai melakukan Troubleshoot alarm pada perangkat BSS, maka petugas BSS atau petugas NMC akan menutup Ticketing Alarm dengan SMS Gateway dengan Aplikasi Nettis4. Tujuannya agar group atau team BSS 57

24 mengetahui bahwa alarm yang diberitakan oleh NMC sebelumnya telah berhasil diselesaikan, berikut adalah gambar login untuk memasuki aplikasi SMS Gateway dengan software Nettis4. Gambar II.34 Tampilan login aplikasi Nettis4. Setelah login maka petugas dapat memilih alarm yang akan di Closing yang kemudian akan dikirim ke seluruh Group BSS area Tertentu. 58

25 Gambar II.35 Tampilan Aplikasi Nettis4 Setelah petugas mengirim data Closing alarm, maka seluruh anggota BSS akan menerima SMS dengan format sebagai berikut Gambar II.36 Tampilan SMS Closed Alarm yang diterima User 59

26 Monitoring Alarm dengan Aplikasi Winfiol Dalam aktifitas pemantauan jaringan BSS maka diperlukan adanya monitoring alarm jaringan yang dilakukan setiap waktu baik oleh petugas NMC ataupun oleh petugas BSS, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Coverage Area dalam keadaan aman, jika ditemukan alarm pada BTS atau BSC yang menyebabkan Down, maka petugas BSS akan menganalisis penyebab terjadinya drop traffic atau down pada sebuah BTS atau BSC. Oleh sebab itu rutinitas monitoring jaringan sangat diperlukan untuk memantau jaringan agar selalu Operasional secara normal. Proses terjadinya koneksi antara aplikasi winfiol dengan server di OSS Server BSC adalah dengan mengambil database pada Server OSS yang kemudian informasi alarm pada Server OSS akan diolah ke dalam aplikasi tersebut. Informasi alarm tersebut kemudian dimasukkan ke dalam database alarm, untuk kemudian akan dilanjutkan dengan analisa alarm dengan cara memasukkan Command tertentu untuk mengetahui jenis alarm yang terdapat pada BTS yang mengalami gangguan. Alarm yang muncul pada suatu BTS dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Major dan Minor. Apabila alarm yang muncul adalah Major / Affected maka dapat diartikan bahwa alarm tersebut dapat mempengaruhi traffic, baik itu traffic panggilan maupun traffic data sehingga dapat mengakibatkan cell dan timeslot akan drop call yang akan mengakibatkan tidak berfungsinya system panggilan atau sms yang melewati cell tersebut. Namun apabila alarm yang terlihat adalah 60

27 kategori minor maka alarm tersebut tidak mempengaruhi traffic, hanya saja perlu restart board dengan menggunakan command tertentu agar alarm tersebut Clear. Jika memungkinkan, alarm pada suatu BTS akan dapat dihilangkan atau clear alarm apabila gangguan yang ada pada beberapa board masih dapat di restart via OSS, yaitu dengan program Winfiol itu sendiri ataupun dengan menggunakan program Remote Operation and Maintenance (ROMT) yang merupakan program default RBS 6201 dimana dengan software ini kita dapat meremote sebuah RBS dari Server Central (BSC) Cara Melakukan Monitoring Alarm dengan Aplikasi Winfiol Setelah mengetahui bagaimana proses kerja aplikasi Winfiol maka langkah selanjutnya adalah bagaimana cara melakukan monitoring alarm untuk menganalisa masalah yang terjadi pada sebuah BTS dan juga beberapa include script command yang biasa dilakukan untuk memonitor sebuah alarm pada RBS. 1) Login Ketika memasuki system OSS Server Indosat maka user harus login dengan menggunakan ID khusus dan Password, hal ini dilakukan untuk memproteksi system agar pihak luar atau yang tidak berkepentingan tidak bisa mengakses jaringan. 61

28 Gambar II.37 tampilan login Aplikasi Winfiol 2) Setelah melakukan login, User dapat melihat alarm yang terdapat dalam satu BSC. Dalam hal ini penulis ditempatkan di area Depok dimana pada area tersebut ter-cover oleh tiga titik central (BSC) dari 38 BSC yang ada se-jabodetabek, yaitu BSC 21 yang bertempat di KPPTI (Kantor Pusat PT Indosat), BSC 22 yang bertempat di MSC Kebagusan dan BSC 36 yang bertempat di Pondok Gede, dengan menggunakan aplikasi Winfiol diatas user dapat memonitoring BSC tersebut dengan menggunakan Command default yang sudah ditetapkan Ericsson. Berikut adalah contoh memonitoring sebuah BSC: a) Ketikkan command eaw BJK21 (Keterangan: yaitu user masuk kedalam server BSC 21 untuk kemudian user dapat mengambil data yang ingin dilihat) 62

29 b) Ketikkan command rxasp:moty=rxotg; (Keterangan: user ingin menampilkan seluruh data alarm yang ada pada BSC 21 baik alarm yang bersifat Major ataupun Minor) Gambar II.38 tampilan alarm BSC 21 c) Jika ada alarm OML FAULT berarti alarm ini menunjukkan bahwa BTS DOWN atau dengan kata lain BTS tersebut tidak Operasional sehingga pelanggan tidak bisa melakukan panggilan. baik berupa suara maupun data, maka langkah selanjutnya adalah pengecekan status Link. Yaitu dengan cara user melihat system transmisi pada jaringan BTS tersebut I. Ketikkan command dtstp:dip=xxrbl2; (Keterangan: dengan memasukkan command disamping berarti user ingin melihat status Link pada BTS tersebut, tanda xx 63

30 diisi dengan TG / ID BTS yang hendak dituju. jika ditemukan DIP / Link dalam keadaan WO (Working) maka BTS masih dapat diremote via OSS Server, namun apabila didapati Link dalam keadaan AIS maka Link pada BTS tersebut Putus, sehingga tidak dapat di-remote dengan aplikasi Winfiol ataupun dengan aplikasi Remote Operation and Maintenance Over IP (ROMT). Untuk analisa lebih detail maka user harus melakukan pengecekan system Transmisi dengan cara Connect langsung antara PC / laptop dengan perangkat transmisi Traffic Node (TN). Gambar II.39 Status DIP / Link BTS 64

31 2.11 Sistem Transmisi Radio dan Cara Troubleshootingnya Transmisi adalah proses membawa informasi antar end points di dalam sistem atau jaringan atau dengan kata lain transmisi Merupakan suatu gabungan fungsi- fungsi yang saling bekerja sama untuk menyampaikan (mentransmisikan) informasi pada hubungan jarak jauh. Dalam system telekomunikasi seluler, perangkat transmisi digunakan untuk menyampaikan sinyal RF (Radio Frequency) yang berupa suatu informasi data atau suara dari sebuah Radio Base Station (RBS) menuju Base Station Controler (BSC), sinyal ini kemudian dikirimkan kepada salah satu board yang terdapat pada RBS yaitu DUG. Prosesnya yaitu dari DUG dikoneksikan ke port DDF dengan menggunakan kabel 2 Mbps atau yang biasa disebut dengan kabel E1, kemudian dari port DDF tersebut dicrossconnection dengan kabel yang terhubung dengan perangkat transmisi yang selanjutnya sinyal berupa E1 ini akan dikirimkan ke BTS atau BSC. 65

32 Gambar II.40 (Model system komunikasi, dimana informasi disalurkan) Operation and Maintenance Transmision Network Setelah dijelaskan mengenai pengertian transmisi maka langkah selanjutnya adalah menganalisa masalah yang biasa terjadi pada sebuah sistem transmisi, dimana jika sebuah transmisi yang menyampaikan signal / informasi berupa data dari sebuah RBS mengalami gangguan maka RBS tersebut tidak akan dapat beroperasi. Tidak hanya itu jika link transmisi yang bermasalah adalah sebuah HUB besar maka RBS yang melewati link itupun 66

33 akan ikut DOWN. Seperti perangkat transmisi pada umumnya, perangkat transmisi terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu Indoor Unit dan Outdoor Unit 1. Outdoor Unit Bagian ini terdiri dari sebuah Antenna dan Radio Unit (RAU), dimana Radio Unit ini dihubungkan secara langsung ke Antenna Microwave kemudian dari kedua perangkat ini dihubungkan kembali ke bagian Indoor Unit dengan menggunakan Cable Coaxial 2. Indoor Unit Pada perangkat transmisi yang menggunakan Traffic Node, Bagian ini terdiri dari beberapa board modul yang terkumpul dalam satu rak Access Modul Magazine (AMM), diantaranya Node Processor Unit (NPU), Modem Unit (MMU), Power Filter Unit (PFU) dan Line Termination Units (LTU) Jika terdapt masalah pada kedua perangkat ini maka petugas Base Station Subsystem (BSS) akan bertindak cepat untuk menganalisa penyebab Link terputus dan bersegera dalam Troubleshootingnya. Berikut beberapa masalah yang biasa terjadi pada link Transmisi 1) Radio Unit (RAU) Faulty Yaitu bagian dari sebuah perangkat Radio Microwave mengalami kerusakan baik pada sisi Tranceive maupun Receive sehingga aktifitas pengiriman Sinyal tidak dapat bejalan dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah gangguan 67 petir yang menyambar radio

34 microwave. Indikasi dari alarm ini adalah lampu led yang berada pada perangkat menyala berwarna merah. Ketika Radio Unit rusak maka tampilan pada software disisi lawan tidak terdeteksi oleh sisi Near End langkah yang harus dilakukan yaitu dengan mengganti perangkat Radio Unit (RAU) tersebut dengan yang baru dengan Product Code yang sama tujuannya adalah agar kedua radio dapat saling berkomunikasi / synchronize Gambar II.41 Radio Transmisi when no contact with near end 2) High Temperature Yaitu suhu dalam ruangan shelter sangat panas melebihi suhu standard radio transmisi sehingga membuat perangkat menjadi Hang, hal ini disebabkan oleh perangkat Air Conditioner (AC) tidak berfungsi dengan baik. Hal yang dilakukan dalam kondisi ini adalah segera melakukan maintenance and Troubleshoot Air Conditioner (AC) agar suhu dapat kembali Normal 68

35 3) Interference Yaitu dimana sinyal frequensi berbenturan atau sangat berdekatan dengan frequensi radio microwave lainnya sehingga membuat sinyal frequensi menjadi intermitten atau tidak stabil. Hal yang harus dilakukan adalah re-scanning frequensi Radio Microwave yang jaraknya berjauhan dengan frequensi sebelumnya. 4) Software Baseline yang berbeda dalam sebuah hop atau pertemuan antara dua radio microwave transmisi yang menggunakan perangkat transmisi Trafic Node (TN) maka yang harus diperhatikan adalah penggunanaan versi software baseline nya, jika diantara kedua radio tersebut memiliki versi software baseline yang berbeda maka besar kemungkinan sinyal transmisi tersebut akan unstable (tidak stabil) karena beberapa fitur data tidak dapat terdeteksi oleh sisi lawannya. Hal yang harus dilakukan adalah meng-upgrade software baseline ke versi yang lebih tinggi dan menyamakan versinya dikedua sisi transmisi. 5) Obstacle Yaitu jarak antara dua transmisi terhalang oleh sesuatu. Baik berupa gedung, pohon ataupun menara tower. Hal yang harus dilakukan adalah membuat rute link baru ke arah site / BTS terdekat, sehingga terbebas dari halangan yang dapat memutus hubungan link tersebut. 6) Board Transmision Hang 69

36 Adakalanya sebuah transmisi tidak dapat beroperasi karena perangkat mengalami Hang, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti suhu yang terlalu panas, kegagalan ketika melakukan upgrade software, asupan power yang tidak stabil, langkah yang digunakan ketika mengalami hal seperti ini adalah cukup merestart board baik dengan cara remote software jika masih bisa di remote oleh sisi lawan, ataupun dengan reset power dengan melakukan kunjungan ke lokasi. 7) E1 Loss Alarm ini memberi tanda bahwa koneksi kabel E1 terputus atau mengalami gangguan, jenis dari alarm ini biasanya disebut dengan E1 LOS (Loss Of Signal),AIS, RDI dan LOF (Los Of Frame) hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti kabel E1 pada port DDF kendur sehingga transmisi disisi lawan tidak menerima tranceive atau receive, kesalahan pada saat cross connection physical atau software, dan gangguan dari perangkat Metro Ethernet Fiber Optic (FO). cara penanganannya adalah dengan mengurut / trace port E1 yang bermasalah untuk kemudian dilakukan re-cross Connection baik secara physical ataupun software sesuai dengan prosedur Remote Operation and Maintenance Terminal (ROMT ) Operation and Maintenance Terminal (OMT) merupakan sebuah aplikasi yang didesain secara khusus untuk Radio Base Station dari keluarga RBS 2000 dan RBS OMT digunakan untuk mengadakan pengoperasian dan pemeliharaan pada site atau dengan remote dari Base Station Controler (BSC) 70

37 dan dapat juga connect secara lokal di perangkat RBS dengan menggunakan kabel serial dari PC OMT ke port pada RBS. Gambar II.42 OMT Interface OMT digunakan selama proses pengetesan Radio Base Station (RBS) di gudang dan dilokasi. OMT digunakan untuk mengupdate dan memelihara instalasi database RBS, skema performansi fungsi pencegahan dan pengkoreksian serta pemeliharaan RBS. Fugsi utama OMT digunakan untuk: 1) Memonitoring internal alarm cabinet dalam proses troubleshooting 2) Melakukan Operasi Internal Data Base (IDB) 3) Membuat dan merubah konfigurasi IDB 4) Mendefinisikan Eksternal alarm dan Antenna Related Auxiliary Equipment (ARAE) 5) Memonitor hardware serta konfigurasi RU 6) Pengecekan VSWR 71

38 7) Dan lain - lain Gambar II.43 Konfigurasi IDB dengan Aplikasi OMT Internal Alarm Selama proses perbaikan base station fungsi monitor dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang status kerusakan pada RBS. Hal ini akan membantu petugas BSS untuk menganalisa kesalahan ketika ada indikasi alarm, dan mengkonfirmasi perbaikan pada hardware ataupun software Lokalisasi Kesalahan Ketika terjadi kesalahan pada RBS. OMC menerima indikasi alarm sebagai tanda adanya suatu kesalahan. Setelah itu dilakukan penganalisaan kesalahan oleh OMC / Petugas BSS operator yang menangani alarm RBS dengan dukungan dari Operational Instruction (OPI), sehingga operator OMC dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. 72

39 Setelah menganalisa kesalahan barulah terjadi proses pemeliharaan ataupun perbaikan pada RBS yang dilakukan oleh petugas BSS Selama proses perbaikan, teknisi RBS akan mengamati indikator pada cabinet dan juga Operation and Maintenance Terminal (OMT) untuk mengisolasi kesalahan pada perangkat RBS. Perangkat RBS yang rusak akan diremove atau direplace. Teknisi akan mengecek kembali indikator pada hardware dan software OMT untuk memastikan bahwa troubleshoot berjalan dengan sukses. Gambar II.43 Diagram Alur Proses lokalisasi kesalahan Proses perbaikan akan cepat dan mudah bila saja tidak memerlukan tindakan Mechanical atau Elektrikal, hanya remove dan replace RBS Device, seperti yang dijelaskan pada diagram alur tersebut. 1) Localising the faulty cabinet Merupakan informasi yang didapatkan dari operator OMC, mengenai adanya kerusakan pada cabinet RBS. Kerusakan cabinet juga dapat 73

40 diketahui dengan adanya indikasi alarm berwarna kuning pada cabinet RBS tersebut 2) Localising the RBS device Pada bagian ini akan dicari titik kesalahan pada perangkat RBS tersebut. Terjadinya kesalahan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan perangkat yang disebut Replacement (RU). Perangkat tersebut berada di cabinet RBS. Dan dapat memberikan indikasi alarm berwarna merah jika terjadi kerusakan / kesalahan. 3) Repairing RBS Ketika titik kesalahan dapat diidentifikasikan oleh Replacement Unit, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan perbaikan pada perangkat RBS tersebut. Kesalahan dapar terjadi pada bagian software aupun hardware sehingga harus dilakukan prosedur-prosedur atau tahapan-tahapan secara spesifik untuk melakukan perbaikan. 4) Checking for Remaining Faults Setelah kesalahan / kerusakan tersebut selesai diperbaiki, hal yang harus dilakukan adalah melakukan penegecekan kembali untuk memastikan bahwa kesalahan / kerusakan tersebut tidak terjai lagi. Apabila masih ditemukan kesalahan / kerusakan yang sama, maka harus dilakukan perbaikan dengan menggunakan tahapan tahapan yang berbeda. 5) Testing After Repair Ketika kesealahan / kerusakan pada RBS tersebut Clear Alarm, maka RBS tersebut harus di test embali untuk menguji keseluruhan 74

41 fungsional dari RBS tersebut. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan dari OMC, untuk memastikan bahwa RBS tersebut sudah berfungsi dengan normal 6) Concluding Routines Sebelum meninggalkan lokasi site, seorang teknisi harus mengisi laporan kesalahan pada sebuah blue tag yang telah disiapakan Fungsi Aplikasi ROMT Over IP Berikut beberapa fungsi dari Aplikasi ROMT Over IP: 1) Dapat melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan RBS dari jarak jauh, sehingga tidak perlu melakukan kunjungan on site. 2) Instalasi IDB / re-konfigurasi jika ada perubahan konfigurasi RBS atau Upgrade / Downgrade TRX 3) Dapat melihat tingkat suhu pada sebuah RBS, sehingga dapat melakukan maintenance Air Conditioner (AC) agar suhu tetap dalam keadaan normal 4) Dapat menganalisa alarm yang ada pada sebuah RBS dan cara penangananya sesuai prosedur 5) Melihat kualitas Voltage Standing Wave Ration (VSWR) yaitu nilai kualitas kabel feeder, dimana jika VSWR pada sebuah kabel feeder melebihi standard yang telah ditentukan dapat mengganggu pengoperasian RBS sehingga dapat mengakibatkan penurunan performansi pada sebuah RBS. 75

42 76

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 3.1 Deskripsi RBS 3116 RBS 3116 adalah salah satu dari keluarga RBS 3000 perangkat WCDMA (Wide Code Division Multiple Access) yang dimiliki oleh Ericsson yang bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan 1 BAB III PEMBAHASAN Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan oleh PT. XL Axiata dan berikut ini akan dijabarkan beberapa perangkat yang di temukan dilapangan pada saat proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

BAB III LANDASAR TEORI

BAB III LANDASAR TEORI BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan

Lebih terperinci

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power.

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power. SISTEM OPERATIONAL DAN MAINTENANCE BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) STUDI KASUS PT. TELKOMSEL PANGKALPINANG Rama Nuzary (1), Muhammad Jumnahdi (2) (1) Mahasiswa dan (2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang

Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang Nama : Sentanu Eddy Pramandang NIM : 06324020 Minggu Kesembilan Pemindahan switch layer 2 CISCO 29xx ke switch layer 2 CISCO 39xx di ruang Co-Location Cikarang (5 Oktober 2009) Ruang Co-Location berisi

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI Jaringan 2G & 3G Disusun oleh: - RIDLO PAMUJI 13111111/22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016 KATA

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL Proses pengukuran dan pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari jaringan GSM yang ada, Kemudian ditindak lanjuti dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia menyebabkan semakin banyaknya fasilitas yang ditawarkan seperti video conference, streaming, dan game

Lebih terperinci

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Peneltian Pengukuran dan observasi yang dilakukan penulis di lapangan menggunakan bantuan tools aplikasi yang dilakukan secara aktual. Pada metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia begitu pesat. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya operator-operator baru sehingga membawa konsekuensi munculnya

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Susunan hardware

Gambar 4.1 Susunan hardware BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI BERBASIS SMS SEBAGAI INFORMASI PERFORMANSI CENTRAL PROCESSOR MOBILE SWITCHING CENTER ERICSSON 4.1 Implementasi Hardware Implementasi Hardware merupakan

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

BAB III JARINGAN BWA WIMAX BAB III Jaringan BWA WIMAX 58 BAB III JARINGAN BWA WIMAX Sebelum kita membahas mengenai optimalisasi jaringan BWA WiMax yang akan dibahas dalam BAB IV, dibutuhkan pengetahuan dan informasi mengenai jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA 42 BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk memecahkan masalah yang ada maka diperlukan pengolahan dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, untuk menemukan suatu solusi yang tepat. Data-data tersebut

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING ALARM BERBASIS SMS

SISTEM MONITORING ALARM BERBASIS SMS SISTEM MONITORING ALARM BERBASIS SMS Widiastuti, SKom., MMSI Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jakarta, Indonesia widiastuti@staff.gunadarma.ac.id Azhar Annas Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN RADIO (RADIO NETWORK) BERBASIS UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM

Lebih terperinci

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview LAPORAN PERCOBAAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN LINE AMPLIFIER 33 dbm dengan 26 dbm SITE XXX Pendahuluan Percobaan perbandingan kedua Line Amplifier ini adalah karena adanya kebutuhan dari Operator Sellular

Lebih terperinci

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT SGSN R7 (SERVING GPRS SUPPORTING NODE) SEBAGAI MEDIA PENGHUBUNG DALAM LAYANAN GPRS Mochamad Nur Taufiq ( L2F008057 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konfigurasi Pelanggan MPLS PT. Astra Graphia 73135 PT. ASTRA GRAPHIA, BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA, JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 1 PULOGADUNG,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung

BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung kepada pelanggan (Live Network). Biasanya pelanggan akan

Lebih terperinci

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER 3.1 Pemilihan Cell Untuk melihat perubahan yang terjadi dengan menggunakan fitur fast traffic handover ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian pada salah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup

Lebih terperinci

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena BAB III KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK 25 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini penulis membuat rancangan instalasi antenna sector dan BTS yang dimaksudkan untuk membantu proses pengerjaan proyek upgrade sistem telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL 3.1. Sistem MBC Setelah band frekuensi BCCH telah diidentifikasi, perlu untuk memilih apakah ini harus di subcell UL atau subcell OL. BCCH dapat ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan trafik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring trend berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB III RADIO MICROWAVE 26 BAB III RADIO MICROWAVE 3.1. Sistem Telekomunikasi Gelombang Mikro Pancaran Radio Bumi, menggunakan frekuensi tertentu yang dipancarkan melalui antena sehingga dapat diterima oleh receiver pada area

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

ANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN

ANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN ANALISIS MODERNISASI + GSM SIEMENS DENGAN GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN Edward CLP. Pasaribu, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. Makalah Seminar Kerja Praktek SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. SEMARANG Oleh: Paskah Handikardo Benjamin Nainggolan (L2F007062) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Pendahuluan Testing jaringan dan troubleshooting adalah pekerjaan admin jaringan yang paling banyak memakan waktu. Karena itu harus dilakukan secara efisien, misalnya

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENANGANAN ALARM PADA AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM

Makalah Seminar Kerja Praktek PENANGANAN ALARM PADA AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PENANGANAN ALARM PADA AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM Septian Aji Sasongko (L2F606053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Powered By  TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive - Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jarlokar Adalah jaringan transmisi yang menghubungkan perangkat terminal pelanggan dengan sentral lokal dengan menggunakan media radio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah sistematis seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci: komunikasi seluler, 3G, RBS 3206

Kata Kunci: komunikasi seluler, 3G, RBS 3206 Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR NODE B TIPE 3206 PADA JARINGAN 3G INDOSAT Andhika Candra Dewana (L2F 006 006) candra88andhika@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian dalam menyusun tugas akhir ini harus melalui beberapa tahapan tahapan sebagai berikut: a) Analisis kebutuhan Tahap ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Brilian Dermawan (21060111130041), Dr. Wahyul Amien Syafei, ST. MT (197112181995121001) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan pada kapasitas data adalah terjadinya kepadatan trafik (pada 3G). Yang mana akan memberikan dampak yang jelek baik dari performa signaling dan juga pencapaian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)

PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002) PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya ibowo (L2F606002) Abstrak Dunia komunikasi seluler sudah berkembang sedemikian pesatnya. Hampir setiap orang sudah memiliki handphone sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian serta hasil yang didapatkan dari uji coba alat monitoring base transceiver station dengan identifikasi password

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks seperti noise, fading, dan interferensi. Permasalahan tersebut merupakan gangguan yang

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Oleh : Fandi Yusuf Nugroho (L2F008121) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan lainnya) yang menggambarkan bagaimana berbagai elemen jaringan saling terhubung satu

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 303 Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Dhipo A. Putra *), Moch. Fahru Rizal **),

Lebih terperinci

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G.

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G. TANGERANG AREA 1 Sebelum saya menjelaskan tentang cara untuk melakukan koneksi ke Node B untuk melihat software didalamnya. Ada beberapa hal tentang Node B yang akan saya paparkan dalam modul kali ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir perkembangan industri Telekomunikasi selular tanah air berkembang sangat pesat. Industri Telekomunikasi selular menjadi salah

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA COMBA 3.1 FUNGSI DASAR COMBA Radio comba ini digunakan sebagai transmisi lastmile atau koneksi transmisi akhir sebelum sampai ke customer yang menghubungkan dari beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER BAB II TEORI DASAR RECTIFIER 2.1 Teori Umum Penyearah (Rectifier) adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Curent) menjadi sinyal sumber arus searah (Direct Curent).

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

Jaringan Komputer 1 of 10. Topologi menunjuk pada suatu cara dimana end system atau station yang dihubungkan ke jaringan saling diinterkoneksikan.

Jaringan Komputer 1 of 10. Topologi menunjuk pada suatu cara dimana end system atau station yang dihubungkan ke jaringan saling diinterkoneksikan. Jaringan Komputer 1 of 10 Week #4 Topologi Unsur yang menentukan jenis suatu LAN atau MAN adalah : Topologi Media Transmisi Teknik Medium Access Control TOPOLOGI Topologi menunjuk pada suatu cara dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal

Lebih terperinci

SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah

SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER Oleh : Dahlan Abdullah Sistem Koneksi dalam Jaringan Komputer Peer to Peer Client - Server Next 2 Peer to Peer Peer artinya rekan sekerja Adalah jaringan komputer yang

Lebih terperinci

Tabel 1 : Perangkat dalam shelter No Gambar Perangkat Keterangan 1 CERAGON Microwave Radio;

Tabel 1 : Perangkat dalam shelter No Gambar Perangkat Keterangan 1 CERAGON Microwave Radio; Nama : Sentanu Eddy Pramandang NIM : 06324020 Minggu Pertama Kerja Praktek dimulai pada 3 Agustus 2009 dengan dipertemukannya saya dengan pihak HRD dan pihak Manager Business and Development Network selaku

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN REBALANCING

BAB III PELAKSANAAN REBALANCING BAB III PELAKSANAAN REBALANCING 3.1 Overview Rebalancing Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, rebalancing merupakan proses upgrade dan downgrade TRX untuk tujuan meningkatkan kapasitas trafik yang

Lebih terperinci

Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication

Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication (Aplikasi dari Radio Over Fiber pada sistem komunikasi bergerak ) Abstrak Generasi masa depan ponsel sistem komunikasi harus mampu melayani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 41 BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 4.1. Konfigurasi Umum Galeri PT. Indosat Gambar 4.1. Konfigurasi umum galeri PT. Indosat Secara umum

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA

PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA 1 PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA Jalu Gumilang Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. PRASETIA

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Tahapan dan konsep penelitian yang akan dilakukan terangkum pada Gambar Gambar Flowchart Tahapan Peneliti 38 3.1 Pengecekan pada sebuah perangkat `Pada analisa alarm IP clock

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci