ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE
|
|
- Vera Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak - GSM kependekan dari Global System for Mobile. Teknologi ini diawali oleh penelitian dan percobaan-percobaan dari tahun 1982 oleh para peneliti dari negara di sekitar Eropa. Tujuannya adalah untuk membuat sebuah link komunikasi yang reliabel dan memiliki kemampuan roaming yang hebat untuk digunakan di seluruh antero Eropa.GSM ini distandardisasikan di bawah badan standardisasi Europe Telecommunications Standards Institute (ETSI). Setelah itu, teknologi ini dilaunch pada tahun Teknologi GSM menggunakan system TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 KHz, per satuan waktu tentunya. Frekuensi yang digunakan pada saat awalnya adalah 900 MHz, namun pada perkembangannya frekuensi 1800 dan juga 1900 MHz juga dapat digunakan. Base Transceiver Station (BTS) merupakan elemen BSS yang bertugas memelihara air interface dan pemrosesan pembicaraan. Pemrosesan pembicaraan artinya semua metode BTS adalah untuk menjamin hubungan bebas kesalahan antara MS dan BTS. PT Indosat, Tbk menggunakan perangkat BTS Nokia Ultrasite EDGE Indoor 900 Kata kunci: GSM, BSS, BTS Nokia Ultrasite EDGE Indoor 900 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telemunikasi yang kini semakin pesat akan memberi kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi. Diawali dari penemuan-penemuan sederhana yang ditujukan untuk saling bertukar informasi sampai dengan penerapan dan pengembangan teknologi terbaru untuk memenuhi berbagai kebutuhan layanan yang bervariasi dari segi kualitas, kuantitas dan jenis layanan. Pada era informasi yang kita alami saat ini, bermacam sarana telekomunikasi berkembang sangat pesat dan dengan mudah kita dapatkan. Dari telepon kabel, seluler, hingga satelit berkembang dengan pesatnya sehingga kita dengan mudah bisa menikmatinya. Base Transceiver System (BTS) bertanggung jawab atas tugas yang berkenaan dengan komunikasi radio untuk hubungan komunikasi (konektivitas) pelanggan dengan jaringan selular lewat interface udara. BTS berfungsi sebagai interkoneksi antara infra struktur sistem selular dengan Out Station.BTS harus selalu memonitor Out Station yang masuk ataupun yang keluar dari sel BTS tersebut. Luas jangkauan dari BTS sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain topografi dan gedung tinggi. BTS sangat berperan dalam menjaga kualitas GSM, terutama dalam hal frekwensi hoping dan antena diversity. PT. Indosat, Tbk. yang merupakan salah satu operator seluler terbesar di Indonesia tidak ingin tertinggal dalam memberikan layanan teknologi kepada para pelanggannya. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan jaringan pendukung di beberapa wilayah di Indonesia. BTS NOKIA ULTRA SITE EDGE dalam sistem seluler memegang peranan yang sangat penting. Penggunaan perangkat tersebut sangat mutlak harus di penuhi, agar PT.INDOSAT, Tbk dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik pada konsumen dan agar mampu bersaing di dunia seluler yang semakin kompetitif Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek di BSS PT. Indosat, Tbk. Gombel Semarang adalah Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di industri telekomunikasi, khususnya mengenai GSM 900 atau DCS 1800 yang telah menggunakan penambahan perangkat berupa Base station ultra Site EDGE yang di keluarkan oleh NOKIA Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, penulis membatasi pembahasan makalah ini hanya pada: 1. BTS NOKIA ULTRA SITE EDGE Indoor Cara kerja unit-unit BTS
2 3. proses komunikasi pada BTS 4. Teknologi GSM. II. TEKNOLOGI GSM Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negaranegara di dunia Sistem GSM Nokia merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM 1800, GSM Arsitektur Jaringan GSM Jaringan GSM terbagi dalam 3 (tiga) sistem utama, yaitu : Network Switching System (NSS ), Base Station System ( BSS ), dan Operation and Support System ( OSS ). Network Switching System ( SS ) merupakan suatu system yang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Switching dan Call Routing 2. Autentifikasi pelanggan 3. Handover antar MSC 4. Roaming ke MSC lain 5. Billing pelanggan Semua fungsi hubungan radio dikonsentrasikan pada BSS. BSS bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS. BSS mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan melayani sebagai relay station antara MS dan MSC. BSS terdiri dari dua atau tiga bagian tergantung dari bagaimana fungsi tersebut digunakan, yaitu : Gambar 2.1. Jaringan GSM 2.2 Interface Jaringan GSM Ada empat antar-muka ( interface ) utama yang ada pada jaringan GSM yang digunakan untuk informasi trafik dan pensinyalan. Interface tersebut adalah A Interface, A-ter Interface, A-bis Interface, dan Air Interface. A Interface menghubungkan jalur informasi antara MSC / VLR dengan TRC, A-ter Interface antara TRC dengan BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS Gambar 2.2. Interface Jaringan GSM
3 III. BTS NOKIA ULTRASITE EDGE INDOOR 900 Base Transceiver Station (BTS) terhubung ke Base Station Controller (BSC) via A-bis interface dan ke mobile station (MS) via radio interface. BTS menghubungkan MS ke jaringan GSM melalui radio interface dan menyediakan fungsi-fungsi radio di Base Station Subsystem (BSS). Pada studi kasus kali ini, jenis BTS yang digunakan di P.T. Indosat Cabang Semarang, khususnya pada site UNNES Gunungpati adalah Nokia Ultrasite EDGE Base Station. BTS tipe ini, mendukung GSM/EDGE pada band frekuensi 800, 900, 1800, dan 1900 MHz. Dan juga mendukung untuk dual band 900/1800, 800/ /1800, dan 800/1900. Nokia Ultrasite EDGE Base Station mendukung juga untuk konfigurasi sektoral maupun omni-directional. Nokia Ultrasite EDGE Base Station, tiap kabinetnya maksimal dapat terdiri dari 12 GSM/EDGE TRX dan dapat menangani 3 sektor. Bentuk dan data teknis dari Nokia Ultrasite EDGE Base Station dapat dilihat di bawah ini. Gambar 3.2. Nokia Ultrasite EDGE Base Station Indoor Berikut merupakan data teknis dari Nokia Ultrasite EDGE Base Station Tabel 3.1. Data Teknis Nokia Ultrasite GSM/EDGE Base Station Gambar 3.1. Nokia Ultrasite EDGE Base Station Outdoor 3.1 Unit-unit Nokia Ultrasite EDGE Base Station BTS Nokia Ultrasite terdiri dari kumpulan beberapa unit-unit yang terintegrasi di dalam satu kabinet. Unit-unit tersebut terdiri dari transceiver, receiver multicoupler, transceiver baseband, base operation and interfaces (BOI), transmisi, wideband combiner, dual variable gain duplex filter, power supply, dan bias tee. Gambar berikut menunjukkan unit-unit dari BTS Nokia Ultrasite.
4 Gambar 3.4. Unit Transceiver Unit transceiver terdiri dari empat buah modul, yaitu transceiver (TRX), frequency hopping synthesiser (FHS), power amplifier (PA), dan power supply (PSU). Gambar 3.3. Unit-Unit Nokia Ultrasite EDGE Base Station Indoor b. Receiver Multicoupler (2) Receiver multicoupler merupakan unit pasif. Unit ini membagi sinyal received (RX) dan diversity-received (DRX) dan mendistribusikan sinyal-sinyal tersebut ke unit transceiver. Ada dua jenis dari unit receiver multicoupler, yaitu 2-way receiver multicoupler digunakan pada sebagian besar combiner atau konfigurasi combining by-pass dan jenis 6-way receiver multicoupler selalu digunakan dengan unit remote tune combiner. Pada site UNNES Gunungpati, yang dipakai adalah jenis 2-way receiver multicoupler. Jenis ini membagi sinyal RX menjadi dua keluaran untuk jalur RX dan dua keluaran untuk jalur DRX. Setelah menerima sinyal RX dari Dual Variable Gain Duplex Filter, lalu mendistribusikan sinyal RX ke unit transceiver. a. Unit Transceiver (1) Pada unit transceiver terjadi proses modulasi/demodulasi RF dan penguatan untuk satu carrier RF. Unit transceiver menangani sinyal uplink dari MS ke BTS dan sinyal downlink dari BTS ke MS. Gambar Way Receiver Multicoupler
5 a. Transceiver Baseband (3) Fungsi utama dari transceiver baseband, yaitu melakukan pemrosesan sinyal digital untuk kanal pembicaraan (speech) dan data, serta mengatur pensinyalan (signalling) untuk fungsi-fungsi pembicaraan. Dan fungsi lainnya dari unit ini, yaitu menggunakan software yang di-download dari BOI, mengatur pewaktuannya sendiri berdasar pada referensi dari BOI, dan mendukung synthesised (RF) dan baseband frekuensi hopping. 1. BTS initialization dan self-testing 2. Konfigurasi 3. O&M signaling 4. Software downloads 5. Main clock functions 6. Collection & management of external and internal alarms 7. Message delivery ke BSC (melewati unit transmisi) 8. Cabinet control Gambar berikut mengilustrasikan dari unit Base Operations and Interfaces (BOI) Gambar 3.6. Transceiver Baseband Unit ini mengirim dan/atau menerima sinyal berdasarkan jalur uplink dan jalur downlink. Pada jalur uplink, unit transceiver mengirimkan sinyal demodulasi digital ke transceiver baseband dengan format High Level Data Link (HDLC). Unit baseband menyampling sinyal, mengekstrak, dan mendekodekan bit-bit informasi. Lalu mengirimkan sinyal hasil pemrosesan ke unit transmisi, yang melewatkan sinyal melalui A- bis interface ke BSC. Pada jalur downlink, tranceiver baseband memiliki dua bagian baseband independen. Tiap bagian berhubungan dengan modul TRX dari satu unit transceiver. Oleh karenanya, satu unit transceiver baseband dapat memroses dua unit transceiver, masingmasing dengan delapan kanal logika diterima dan dipancarkan. c. Base Operations and Interfaces (4) Menangani fungsi-fungsi kendali secara umum ke seluruh unit di Nokia Ultrasite EDGE BTS. Fungsi-fungsi kendali tersebut, seperti : Gambar 3.6. Unit BOI Unit BOI mengumpulkan alarm-alarm dari unit-unit lain yang aktif dan menyimpan informasi konfigurasi kedalam non-volatile memory. Unit BOI juga mengendalikan crossconnection uplink dan downlink antara unit transceiver baseband dan unit transceiver. Unit BOI mendeteksi alarm-alarm yang terjadi dan melakukan perbaikan (recovery). Pada situasi tertentu, unit BOI dapat mereset dirinya sendiri. d. Unit Transmisi (5) Unit transmisi menghubungkan satu atau lebih BTS Nokia Ultrasite EDGE ke akhir dari suatu jaringan. Ada tiga media transmisi yang dapat digunakan di unit transmisi ini, yaitu melalui radio-link, kabel, maupun fiber optik. Di Indosat Cabang Semarang, jalur transmisi antar BTS menggunakan media radio-link dengan menggunakan perangkat microwave. e. Wideband Combiner (6) Unit wideband combiner menggabungkan dua keluaran pemancar menjadi satu keluaran. Penggunaan wideband combiner memerlukan unit dual variable gain duplex filter.
6 Wideband combiner memancarkan sinyal dari dua unit transceiver dan mengumpankan kedua sinyal gabungan ke port TX pada Dual Variable Gain Duplex Filter. Gambar 3.6. Wideband Combiner f. Dual Variable Gain Duplex Filter (7) Fungsi utamanya adalah menggabungkan sinyal yang dipancarkan dan diterima kedalam satu antena dan menguatkan sinyal yang diterima dengan variable-gain Low Noise Amplifier (LNA). g. Power Supply (8) Fungsi utamanya yaitu mengubah dan mendistribusikan masukan tegangan AC atau DC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan untuk BTS Nokia Ultrasite EDGE. h. MHA dan Bias Tee (12) MHA merupakan alat yang digunakan untuk menguatkan sinyal uplink. Penguatannya sebesar 33 db pada GSM 1800 dan PCS Sedangkan untuk GSM 900, penguatannya sebesar 32 db. MHA memiliki noise figure yang kecil (meningkatkan RX sensitivity dan signal to noise ratio), nilai TX loss kecil, volumenya kecil, dan ringan. Di dalam pemasangan MHA diperlukan bias tee. Namun, pada site UNNES Gunungpati ini, unit MHA tidak dipasang. Bias tee menyediakan tegangan DC melalui kabel RF ke MHA. Ada 2 versi dari bias tee, yaitu : 1. BPxV, merupakan bias tee dengan VSWR antena monitoring untuk memonitor kondisi saluran antena dan memberikan alarm bila nilai VSWR melampaui batas. Pada versi ini, bias tee dapat digunakan dengan atau tanpa MHA. 2. BPxN, merupakan bias tee tanpa VSWR antena monitoring. Pada versi ini, bias tee digunakan hanya dengan MHA. 3.2 Interface Nokia Ultrasite EDGE Base Station BTS menerima dan mengirimkan sinyal melalui : 1. Air interface menghubungkan jalur informasi antara BTS dengan Mobile Station (MS). 2. A-bis interface kabel atau link radio yang menghubungkan BTS dengan Base Station Controller (BSC), yang merupakan elemen utama dari BSS. Gambar berikut mengilustrasikan tentang interface di BTS. Gambar 3.6. Dual Variable Gain Duplex Filter
7 Gambar 3.7. BTS Interfaces 3.3 Spesifikasi Antena BTS Antena yang digunakan adalah jenis antena sektoral dengan merk AlanDick, tipe VM HG. Data lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.8. Spesifikasi Antena Gambar 3.9. Spesifikasi Antena IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka didapatkan kesimpulan berikut: 1 PT INDOSAT adalah salah suatu perusahaan penyedia layanan komunikasi digital yang ada di Indonesia. PT. INDOSAT,tbk memiliki berbagai macam bidang usaha telekomunikasi, khususnya bergerak dibidang seluler. 2 GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sistem komunikasi bergerak dengan teknologi seluler digital menggunakan SIM Card (Subscriber Identification Moduler Card) sebagai identitas pelanggann dan memiliki roaming internasional. 3 BTS (Base Transceiver Station) merupakan elemen dasar dari sistem radio selular yang dapat menyediakan kanal bagi pelanggan dan sebagai elemen jaringan yang melayani fungsi-fungsi penting pada antena. 4 BTS yang digunakan di P.T. Indosat Cabang Semarang adalah Nokia Ultrasite EDGE Base Station. 5 BTS Nokia Ultrasite terdiri dari kumpulan beberapa unit-unit yang terintegrasi di dalam satu kabinet. Unit-unit tersebut terdiri dari transceiver, receiver multicoupler, transceiver baseband, base operation and interfaces (BOI), transmisi, wideband combiner, dual variable gain duplex filter, power supply,, dan bias tee. 5.2 Saran Berdasarkan hasil kerja praktek di PT INDOSAT, Tbk penyusun memberikan saran sebagai berikut: 1. PT. INDOSAT diharapkan selalu memberikan terobosan terobosan baru di bidang seluler guna menungkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan. 2. Karena perangkat-perangkat di dalam BTS sangat kompleks, perlu penanganan yang tepat sesuai dengan standar operasional prosedur. 3. BTS merupakan elemen vital dalam bagian BSS, sehingga perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan (maintenance) secara rutin untuk menjaga kehandalan sistem.
8 DAFTAR PUSTAKA 1.,Parameter Pengukuran dan Broadband Access. INDOSAT Training Centre. 2.,Basic Technology x-dsl. PT.INDOSAT. 3.,Fungsi dan Karakteristik Network Element. INDOSAT Training Centre ,O&M SETUP BTS. INDOSAT Training Centre Timur, Anton. Mengenal Teknologi BTS Faris Fitrianto, terlahir di kota Semarang pada 23 Mei Pria Yang mempunyai panggilan Faris Ini menjalani pendidikannya di Taman Kanakkanak Hidayatullah Banyumanik, Sekolah Dasar Supriyadi, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9 Semarang, Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Semarang. Dan sekarang tengah menyelesaikan pendidikan Strata Satu di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia Angkatan Tahun 2006 dengan Memilih Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Mengetahui/Mengesahkan Dosen Pembimbing Ir. Ngatelan, MT NIP
BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciPERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)
PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya ibowo (L2F606002) Abstrak Dunia komunikasi seluler sudah berkembang sedemikian pesatnya. Hampir setiap orang sudah memiliki handphone sendiri-sendiri.
Lebih terperinciGambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION
JETri, Volume 9, Nomor 2, Februari 2010, Halaman 13-24, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION Suhartati Agoes & Nelly* Dosen
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.
Makalah Seminar Kerja Praktek SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. SEMARANG Oleh: Paskah Handikardo Benjamin Nainggolan (L2F007062) Jurusan Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN
TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor
ISSN : 2088-9984 Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011 Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM
ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro
Lebih terperinciPERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT SGSN R7 (SERVING GPRS SUPPORTING NODE) SEBAGAI MEDIA PENGHUBUNG DALAM LAYANAN GPRS Mochamad Nur Taufiq ( L2F008057 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR KOORDINASI ANTARA PENYELENGGARA SISTEM PERSONAL COMMUNICATION SYSTEM 1900 DENGAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciOleh : Budi Nugroho ( L2F )
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK LOCATION UPDATE DAN MOBILE TERMINATING CALL YANG MELIBATKAN HLR ERICSSON Oleh : Budi Nugroho ( L2F007022 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciBAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM
BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini
Lebih terperinciAUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
Makalah Seminar Kerja Praktek AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Fabianus Marintis Dwijayatno ( 21060110110067 ) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciBAB III PERANGKAT 3G RBS 3116
BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 3.1 Deskripsi RBS 3116 RBS 3116 adalah salah satu dari keluarga RBS 3000 perangkat WCDMA (Wide Code Division Multiple Access) yang dimiliki oleh Ericsson yang bekerja dengan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA 2.1 PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK Perkembangan telekomunikasi bergerak (biasa disebut sebagai sistem generasi) dimulai dengan
Lebih terperinciArsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciMODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)
MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) Definisi Sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) adalah standar yang diterima secara global dalam komunikasi seluler digital. GSM adalah sebuah
Lebih terperinciMultiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes
Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code
Lebih terperinciPEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER
PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication)
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), Ultrasite, Flexi EDGE, Flexi Multiradio
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS dan PEMBAHASAN TIPE BTS FLEXI MULTIRADIO PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Grace Karlina Permatasari (21060110120055), Achmad Hidayanto, ST, MT (196912211995121001) Teknik
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciKata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power.
SISTEM OPERATIONAL DAN MAINTENANCE BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) STUDI KASUS PT. TELKOMSEL PANGKALPINANG Rama Nuzary (1), Muhammad Jumnahdi (2) (1) Mahasiswa dan (2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat
BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK 2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming..
Lebih terperinciBAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL
BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL Proses pengukuran dan pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari jaringan GSM yang ada, Kemudian ditindak lanjuti dengan
Lebih terperinciKONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT
KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) 900 MHz / DIGITAL COMMUNICATION SYSTEM
Lebih terperinciBluetooth. Pertemuan III
Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Telekomunikasi 3.1.1 Pengertian Telekomunikasi Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto
TUGAS AKHIR ANALISA ALARM 7745 (CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINED THRESHOLD) PADA BTS ( BASE TRANSCEIVER STATION ) NOKIA ULTRASITE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMANSI TRAFIK DI BTS TERSEBUT. Disusun
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Seluler Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciJurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA
Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal 48-55 AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA ANALISA PERENCANAAN SITE BARU 3G APARTEMEN GANDARIA PT. XL AXIATA NUR RACHMAD, SYAH MAULANA IKHSAN 1 AKADEMI TELKOM
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi
Lebih terperinciTopologi WiFi. Topotogi Ad Hoc
Topologi WiFi Jika dalam jaringan konvensional dikenal berbagai jenis topologi jaringan, seperti starring, dan bus, pada WiFi hanya dikenal 2 jenis topologi jaringan yatu ad hoc dan infrastructure. Topotogi
Lebih terperinciANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN
ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN Donny Panggabean (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN PITA FREKUENSI RADIO 800 MHz UNTUK KEPERLUAN PENYELENGGARAAN JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing
Lebih terperinciCell boundaries (seven cell repeating pattern)
Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem komunikasi bergerak seluler GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciPENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina
SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler GSM Sistem komunikasi bergerak seluler adalah sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut
Lebih terperinciOptimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000
Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000 Sulistyaningsih P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI folin@ppet.lipi.go.id
Lebih terperinciANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN
ANALISIS MODERNISASI + GSM SIEMENS DENGAN GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN Edward CLP. Pasaribu, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER
BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PENANGANAN ALARM PADA AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM
1 Makalah Seminar Kerja Praktek PENANGANAN ALARM PADA AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM Septian Aji Sasongko (L2F606053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciPembangunan Perangkat Lunak Untuk Memantau Gangguan Pada BTS. Sri Primaini A
1 Pembangunan Perangkat Lunak Untuk Memantau Gangguan Pada BTS Sri Primaini A PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMANTAU GANGGUAN PADA BTS Sri Primaini A. Dosen Tetap AMIK SIGMA Palembang sprimaini@gmail.com
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Ada yang memanfaatkan basis analog seperti AMPS
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM STUDI KASUS PT TELKOMSEL
SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM STUDI KASUS PT TELKOMSEL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah mempersiapkan
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciApa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??
Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data
DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Jaringan Dasar GSM (Global Service for Mobile Communication) Gambar 2.1 Hirarki Dasar GSM Pada dasarnya GSM yang melayani dan menyambungkan satu pelanggan ke pelanggan
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan
BAB II LANDASAN TEORI Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi
Lebih terperinciSistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta
Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Pokok Bahasan Komponen Dasar Akses Nirkabel Sistem Seluler sebagai Teknologi Akses Operasi Sistem Seluler Komponen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) 2.1.1 Definisi Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciApplication of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication
Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication (Aplikasi dari Radio Over Fiber pada sistem komunikasi bergerak ) Abstrak Generasi masa depan ponsel sistem komunikasi harus mampu melayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini sangat mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for Mobile Communications) yang
Lebih terperinciTeknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN RADIO (RADIO NETWORK) BERBASIS UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM
Lebih terperinci2012, No BATASAN LEVEL EMISI SPEKTRUM (SPECTRUM EMISSION MASK) YANG WAJIB DIPENUHI OLEH PENYELENGGARA PCS1900
2012, No.1014 12 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 300TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR KOORDINASI ANTARA PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI YANG MENERAPKAN PERSONAL
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan
Lebih terperinciBASE TRANSCEIVER STATION HUAWEI 3606C PADA TELKOM FLEXI SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek BASE TRANSCEIVER STATION HUAWEI 3606C PADA TELKOM FLEXI SEMARANG Febry Santo (L2F 008 122) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Di dalam dunia
Lebih terperinci