PENGUKURAN KINERJA K-NEAREST NEIGHBORS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN KINERJA K-NEAREST NEIGHBORS"

Transkripsi

1 PENGUKURAN KINERJA K-NEAREST NEIGHBORS DAN SELF ORGANIZING MAPS MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN (STUDI KASUS : TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM) MUHAMMAD IRFANSYAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i

2 ABSTRACT MUHAMMAD IRFANSYAH. The Measurement of k-nearest Neighbors and Self Organizing Maps Using Fast Fourier Transform For Plant Identification Diseases (Case Study: Rice And Anthurium). Supervised by YENI HERDIYENI. Plant diseases can reduce the plant sale price, resulting in losses on farmers especially in the economic field. Eradication of the diseases has been done, but determining the type of disease is still difficult. This research proposed a new study on measuring for automatically identification of plant disease based on leaf image with the input of digital image. Detection process started with feature extraction using Fast Fourier Transform and the identification process using the k-nearest Neighbor (knn) and Self Organizing Maps (SOM). This study, used the image which consists of six hundred pieces of images, that divided into six classes consisting of 70% for train data and 30% for test data. The experimental result showed that identification of plant disease using k-nn is better than that of SOM. The accuracy achieved 76% and 62% for k-nn and SOM respectively. Keywords: Texture features, Fast Fourier Transform, k-nearest Neighbors, Self Organizing Maps iii

3 PENGUKURAN KINERJA K-NEAREST NEIGHBORS DAN SELF ORGANIZING MAPS MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN (STUDI KASUS : TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM) MUHAMMAD IRFANSYAH Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ii

4 Judul Nama NRP : Pengukuran Kinerja k-nearest Neighbors Dan Self Organizing Maps Menggunakan Fast Fourier Transform Untuk Identifikasi Penyakit Tanaman (Studi Kasus : Tanaman Padi Dan Anthurium) : Muhammad Irfansyah : G Menyetujui: Pembimbing Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. NIP Mengetahui: Ketua Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. NIP Tanggal Lulus: iv

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Hutaraja Sumatera Utara pada tanggal 15 Februari 1987 dari ayah Suyatno, SE dan ibu Sutasmina. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2005 penulis lulus dari MA Darul Mursyid Sumatera Utara dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Diploma USU melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk USU). Tahun 2008 penulis lulus dari Diploma USU dan pada tahun yang sama diterima di Ekstensi Ilmu Komputer IPB, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. v

6 PRAKATA Alhamdulillahi Rabbil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta ala atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga tugas akhir dengan judul Pengukuran Kinerja k-nearest Neighbors Dan Self Organizing Maps Menggunakan Fast Fourier Transform Untuk Identifikasi Penyakit Tanaman (Studi Kasus : Tanaman Padi Dan Anthurium) dapat diselesaikan. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, antara lain: 1. Ibu Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si, M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, 2. Bapak Sony Hartono Wijaya S.Kom, M.Kom dan bapak Aziz Kustiyo S.Si, M.Kom atas kesediaannya menjadi penguji penelitian ini, 3. Ayah, Ibu, Ade Anis, dan seluruh keluarga atas doa, dukungan dan kasih sayangnya, 4. Ayank Abi Sri Wahdaniati, yang telah memberi dukungan, semangat, dan setia menemani walaupun hanya dari jarak jauh, 5. Beny, Avin, Ryan, Herman, Rudi, Bang Adit sebagai rekan satu penelitian atas bantuan dari awal sampai akhir penelitian, 6. Seluruh teman-teman seperjuangan ekstensi Ilmu Komputer angkatan 3 yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi acuan bagi penelitian berikutnya. Bogor, Juni 2011 Muhammad Irfansyah vi

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 1 Manfaat... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Jenis Tanaman... 1 Penyakit Tanaman... 2 Citra... 3 Algoritme Zooming... 3 Ekstraksi Fitur... 4 Tekstur... 4 Fast Fourier Transform... 4 Klasifikasi... 5 k-nearest Neighbour (k-nn)... 5 Jaringan syaraf tiruan Self Organizing Maps (SOM)... 5 Algoritme Self Organizing Map (SOM)... 6 METODE PENELITIAN... 6 Data... 7 Praproses... 7 Ekstraksi Ciri Tekstur... 7 Pembagian Data Latih dan Data Uji... 7 Klasifikasi Menggunakan k-nearest Neighbour (k-nn)... 7 Pelatihan (training) Menggunakan SOM... 7 Pengujian (testing) Menggunakan SOM... 8 Evaluasi Hasil Identifikasi... 8 Lingkungan Pengembangan... 8 HASIL DAN PEMBAHASAN... 8 Hasil Praproses... 8 Ekstraksi Ciri Tekstur... 8 Identifikasi Penyakit... 8 Hasil Identifikasi Penyakit dengan k-nn... 8 Hasil Identifikasi Penyakit dengan SOM... 9 Pelatihan (training) Menggunakan SOM... 9 Pengujian (testing) Menggunakan SOM KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA vii

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Leaf blast Brown spot Hawar daun Tungro Bercak daun Bercak kuning Ilustrasi algoritme zooming Ilustrasi model kohonen Fungsi node tetangga gaussian Metode penelitian Ilustrasi model SOM Praproses data Citra asli, spektrum fouriernya Grafik tingkat akurasi untuk masing-masing nilai k Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn dengan k= Grafik tingkat akurasi hasil pelatihan SOM Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi SOM Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn dan SOM DAFTAR TABEL Halaman 1 Perbandingan tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn untuk setiap kelas Tingkat kesesuaian masing-masing kelas hasil identifikasi k-nn Tingkat kesesuaian masing-masing cluster hasil pelatihan SOM Perbandingan tingkat akurasi hasil identifikasi SOM untuk setiap cluster Tingkat kesesuaian masing-masing kelas hasil identifikasi SOM DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Contoh citra yang digunakan dalam dalam masing-masing kelas Pemodelan sistem identifikasi citra viii

9 Latar Belakang PENDAHULUAN Serangan penyakit pada tanaman padi dan anthurium merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil. Hama dan penyakit tanaman padi dan anthurium merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya usaha pertanian dan budidaya tanaman hias. Gagalnya panen dan banyaknya tanaman hias yang rusak akan mempengaruhi daya jual sehingga akan mengakibatkan kerugian terutama pada bidang ekonomi. Pemberantasan hama dan penyakit sudah banyak dilakukan, namun dalam penentuan jenis penyakit masih menemukan banyak kesulitan selain proses identifikasi penyakit yang berlangsung lama. oleh karena itu, diperlukan suatu teknik untuk mendapatkan pola dari setiap ciri daun yang berpenyakit agar dapat dilakukan penglasifikasian citra dengan baik. Salah satu teknik untuk mendapatkan pola suatu citra adalah dengan melakukan ekstraksi ciri. Penelitian sebelumnya terkait dengan identifikasi penyakit pada daun antara lain (El-Telbany et al. 2006) telah menerapkan teknik jaringan syaraf tiruan (JST) dan algoritme C4.5. Berdasarkan penelitiannya, algoritme C4.5 mampu mengurangi kesalahan menggunakan teknik pruning dan memberikan hasil yang baik dibandingkan teknik jaringan syaraf tiruan. Phadikar dan Sil (2008) melakukan identifikasi daun padi yang berpenyakit menggunakan jaringan syaraf tiruan Self Organizing Maps (SOM) dengan menerapkan segmentasi, deteksi tepi dan deteksi bintik daun pada tahap ekstraksi cirinya. Pada penelitian Gu (2005) juga melakukan identifikasi daun tetapi tidak pada daun yang terkena penyakit, identifikasi jenis daun dilakukan dengan kombinasi transformasi wavelet dan interpolasi gaussian dengan k-nearest Neighbors (k-nn) sebagai metode klasifikasi. Penelitian ini melakukan identifikasi penyakit pada daun tanaman padi dan anthurium dengan menerapkan metode Jaringan syaraf tiruan SOM, karena pada metode ini dilakukan proses pembentukan cluster data citra. Dengan adanya proses tersebut, pengukuran kemiripan untuk tipe citra kueri dilakukan hanya terhadap cluster citra yang telah terbentuk. Pada penelitian ini juga akan diterapkan metode k-nn sebagai model klasifikasi, Pemberian label jenis daun yang berpenyakit pada setiap kelompok merupakan model pembelajaran metode ini. Adanya proses tersebut akan memudahkan sistem dalam proses identifikasi citra kueri. Penggunaan metode klasifikasi diharapkan dapat mengidentifikasi penyakit yang sudah diketahui jenisnya, sedangkan metode clustering diharapkan dapat mengidentifikasi penyakit yang belum diketahui jenis penyakitnya. Diharapkan kedua metode ini dapat mengidentifikasi citra daun yang berpenyakit sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Tujuan Penelitian ini bertujuan melakukan pengukuran kinerja k-nearest Neighbors (k- NN) dan Self Organizing Maps (SOM) pada identifikasi penyakit padi dan anthurium. Ruang Lingkup Data citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra daun yang diperoleh dari persawahan desa Laladon dan Balai Penelitian Cipanas Bogor, Jawa barat, Indonesia. Objek citra adalah helai daun tunggal yang berasal dari tanaman padi dan anthurium. Penelitian ini difokuskan pada citra helai daun yang terkena penyakit. Manfaat Hasil penelitian ini dapat membantu petani untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman padi dan anthurium dengan menggunakan komputer. TINJAUAN PUSTAKA Jenis Tanaman 1. Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis (Syam et al. 2007). Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae (Poaceae) Genus : Oryza Spesies : Oryza spp Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi 1

10 dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. 2. Anthurium Tanaman hias secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu tanaman taman (landscaped plant) dan tanaman penghias rumah (house plant). Di antara jenis tanaman hias yang banyak diminati adalah anthurium. Anthurium merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Anthurium termasuk keluarga Araceae yang mempunyai perakaran yang banyak, batang dan daun yang kokoh, serta bunga berbentuk ekor. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglonema, philodendron, keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, Anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar seribu jenis anggota marga anthurium. Anthurium salah satu tanaman hias indoor yang memiliki daya tarik tersendiri karena bentuk daun dan bunganya unik. Ada dua macam anthurium, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun dinikmati karena keindahan daunnya sedangkan anthurium bunga karena keindahan bunganya (Fatihagriculture 2007). Penyakit Tanaman Penyakit yang menyerang tanaman padi biasanya disebabkan oleh hama dan bakteri (Syam et al. 2007), berikut adalah beberapa penyakit yang dibahas pada penelitian ini: 1. Blas (leaf blast) Semula penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala utama pada padi gogo, tetapi sejak akhir 1980-an, penyakit ini juga sudah terdapat pada padi sawah beririgasi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur pathogen Pyricularia grisae. Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas, yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman, berbentuk belah ketupat, dengan pusat bercak berwarna putih, sedangkan blas leher berupa bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang dapat mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah. Penyakit ini dikendalikan melalui penanaman varietas lahan secara bergantian untuk mengantisipasi perubahan ras blas yang sangat cepat dan dengan cara pemupukan NPK yang tepat. Gambar 1 Leaf blast. 2. Bercak coklat (brown spot) Penyakit bercak coklat disebabkan oleh jamur Helmintosporium oryzae pada pertanaman bercak coklat dapat menyebabkan kematian tanaman muda dan menurunkan kualitas gabah. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah bercak berwarna coklat, berbentuk oval sampai bulat, berukuran sebesar biji wijen pada permukaan daun, pada pelepah atau pada gabah. Patogen penyakit bersifat terbawa benih (seed borne), sehingga dalam keadaan yang cocok, penyakit dapat berkembang pada tanaman yang masih sangat muda. Penyakit dapat dikendalikan secara efektif dengan varietas tahan dan melalui pemupukan dengan 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCI. Gambar 2 Brown spot. 3. Hawar daun bakteri (bacterial leaf blight) Hawar daun bakteri (HDB) disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv. Oryzae merupakan penyakit bakteri yang tersebar luas dan menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit terjadi pada musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang, dan pemakaian pupuk N yang berlebihan (> 250 kg urea /ha). Penyakit HDB menghasilkan dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar. Kresek adalah gejala yang terjadi pada tanaman berumur <30 hari (pesemaian atau yang baru dipindah). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat, dan menggulung. Sementara, hawar merupakan gejala yang paling umum dijumpai pada pertanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan sampai fase pemasakan. Penyakit HDB secara efektif dikendalikan dengan varietas tahan, pemupukan lengkap, dan pengaturan air. Gunakan pupuk NPK dalam dosis yang tepat. Bila memungkinkan, hindari penggenangan yang terus-menerus, 2

11 misal satu hari digenangi dan tiga hari dikeringkan. Gambar 3 Hawar daun. 4. Tungro Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada padi sangat merusak dan tersebar luas. Di Indonesia, semula penyakit ini hanya terbatas di Sulawesi Selatan, tetapi sejak awal tahun 1980-an menyebar ke Bali, Jawa Timur, dan sekarang sudah menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Bergantung pada saat tanaman terinfeksi, tungro dapat menyebabkan kehilangan hasil 5-70%. Makin awal tanaman terinfeksi tungro, makin besar kehilangan hasil yang ditimbulkannya. Gejala serangan tungro yang menonjol adalah perubahan warna daun dan tanaman tumbuh kerdil. Warna daun tanaman sakit bervariasi dari sedikit menguning sampai jingga. Tingkat kekerdilan tanaman juga bervariasi dari sedikit kerdil sampai sangat kerdil. Gejala khas ini ditentukan oleh tingkat ketahanan varietas, kondisi lingkungan, dan fase tumbuh saat tanaman terinfeksi. Penyakit tungro ditularkan oleh wereng hijau. Penyakit tungro dapat dikendalikan melalui pergiliran varietas tahan yang memiliki tetua berbeda, pengaturan waktu tanam, sanitasi dengan menghilangkan sumber tanaman sakit, dan penekanan populasi wereng hijau dengan insektisida. 5. Bercak Daun Gambar 4 Tungro. Pada tanaman hias anthurium, penyakit bercak daun harus diwaspadai dan biasanya sangat di takuti oleh penghobi. Daun yang terkena penyakit ini tampak kekuningkuningan dengan bercak-bercak berwarna coklat. Bila dibiarkan, dalam jangka beberapa waktu bercak itu berubah sedikit kehitaman. Serangan itu ditengarahi karena bakteri pseudomonas cichorii dan xanthomonas campestris. Kedua bakteri tersebut hadir melalui luka di daun. Penyakit itu dapat diatasi menggunakan bakterisida berbahan aktif mancozeb. 6. Bercak Kuning Gambar 5 Bercak daun. Anthurium yang terserang penyakit bercak kuning umumnya sulit disembuhkan, karena penyakit ini sangat cepat menyebar ke seluruh tanaman. Mula-mula muncul noktah kecil berwarna kuning pada daun yang semakin lama semakin lebar, hingga seluruh permukaan daun anthurium tertutup warna kuning. Setelah satu daun terserang, maka daun-daun yang lain tinggal menunggu giliran, sampai semua kuning dan akhirnya tidak bisa diselamatkan. Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab penyakit ini. Para hobiis menganggap penyakit ini bersifat multifaktor seperti media terlalu lembab, aliran udara tidak lancar, komposisi media kurang tepat dan kelebihan pupuk kandang. Meski belum pasti disebabkan oleh jamur, tetapi pengendalian dengan menggunakan fungisida patut dicoba. Cara paling ekstrim yang bisa dilakukan adalah menggunduli semua daun tanaman yang terserang, lalu menyemprot dengan larutan fungisida. Anakan yang muncul nantinya diharapkan akan menjadi tanaman yang sehat. Citra Gambar 6 Bercak kuning. Istilah citra yang digunakan dalam bidang pengolahan citra diartikan sebagai suatu fungsi kontinu dari intensitas cahaya dalam bidang dua dimensi, dengan menyatakan suatu koordinat, dan nilai pada setiap titik menyatakan intensitas, tingkat kecerahan, atau derajat keabuan (Murni 1992). Algoritme Zooming Algoritme Zooming adalah metode yang ditujukan untuk menambah atau mengurangi jumlah pixel pada sebuah citra digital. Pixel baru didapat dengan cara mengambil informasi dari pixel tetangga yang terdekat pada image asli (Phadikar & Sil 2008). 3

12 Algoritme zooming sebagai berikut: 1. Langkah pertama adalah menentukan faktor skala dan dengan adalah ukuran dari citra asli. 2. Untuk langkah kedua: a. Semua titik pixel dari citra asli yang terletak diposisi ( ditempatkan diposisi sesuai dengan persamaan berikut: (1) Seperti posisi yang ditunjukkan area berwarna kuning dengan nilai gray dan (Gambar 7). b. Pilih baris pertama dan tentukan kolom yang akan dihitung titik pikselnya. Titik itu merupakan titik tengah. Misalkan titik itu adalah titik (Gambar 7) yang berada di antara titik dan. Kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan: (2) dengan 1 dan adalah jarak antara titik ke dan titik ke. c. Untuk menentukan nilai dari titik yang belum dihitung sebelumnya misalkan titik (Gambar 7), dihitung berdasarkan nilai rata-rata empat tetangganya. Sebagai catatan, hanya titik-titik yang nilainya telah dihitung di langkah sebelumnya yang dapat digunakan untuk menghitung nilai dari titik. tekstur. Acharya dan Ray (2005) mendefinisikan fitur bentuk sebagai pendeskripsi suatu objek yang bebas terhadap posisi, orientasi dan ukuran. Fitur tekstur didefinisikan sebagai pengulangan pola atau pola-pola yang ada pada suatu daerah bagian citra. Tekstur Pada area pemrosesan citra tidak ada definisi yang jelas tentang tekstur. Hal ini disebabkan definisi tekstur yang ada didasarkan kepada metode analisis tekstur dan fitur yang diekstrak dari citra. Akan tetapi, tekstur dapat dianggap sebagai pola piksel yang berulang pada wilayah spasial dimana penambahan noise pada pola dan perulangan frekuensinya, dapat terlihat secara acak dan tidak terstruktur (Osadebey 2006). Beberapa metode yang berbeda diusulkan untuk menghitung ciri tekstur karena tidak ada definisi matematika yang jelas tentang tekstur. Metode yang paling sering digunakan untuk mendeskripsikan ciri tekstur adalah metode berbasis statistika dan berbasis transformasi (Osadebey 2006). Fast Fourier Transform Secara umum, metode yang digunakan dalam pemrosesan citra digital dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu metode spatial domain dan metode frequency domain. Pada metode spatial domain, pemrosesan dilakukan dengan cara memanipulasi nilai pixel dari citra tersebut secara langsung (Nugroho 2005). Pengolahan citra digital dengan metode frequency domain, informasi citra digital ditransformasikan lebih dulu dengan transformasi fourier, kemudian dilakukan manipulasi pada hasil transformasi Fourier tersebut. Setelah manipulasi selesai, dilakukan inverse transformasi fourier untuk mendapatkan informasi citra kembali. Metode frequency domain ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang sulit jika dilakukan dengan menggunakan metode spatial domain. Teknik perhitungan transformasi fourier diskret didefenisikan sebagai berikut : Gambar 7 Ilustrasi algoritme zooming. Ekstraksi Fitur Ekstraksi fitur adalah proses mendapatkan fitur atau penciri dari suatu citra. Secara umum, fitur citra berupa warna, bentuk dan dan (3) 4

13 dengan (4) Hasil dari perhitungan ini merupakan bilangan kompleks yang dinyatakan dengan: Algoritme k-nn sangatlah sederhana, bekerja berdasarkan pada jarak terpendek dari query instance ke training sample untuk menentukan k-nn nya (Ramadan 2006). Dekat atau jauhnya tetangga tersebut biasanya dihitung berdasarkan jarak Euclidian dengan persamaan sebagai berikut: (5) dengan dan adalah komponen real dan imajiner dari. Jika dipecah dalam komponen modul amplitudo dan fasa spektrum menjadi: (6) dengan adalah magnitude dari, dinyatakan dengan : (7) (8) Fungsi magnitude disebut juga spektrum fourier dari, dan disebut dengan sudut fase dari. Hasil transformasi dapat ditampilkan sebagai citra, namun karena dynamic range dari spektrum fourier biasanya sangat besar, maka sebelum ditampilkan sebagai citra harus diubah menjadi: (9) dengan adalah konstanta. Selanjutnya yang ditampilkan sebagai citra adalah nilai dari yang memiliki dynamic range lebih kecil daripada. Klasifikasi Klasifikasi merupakan bentuk analisis data yang dapat digunakan untuk membangun model berdasarkan kelas data yang tersedia atau untuk memprediksi trend data selanjutnya (Han & Kamber 2006). k-nearest Neighbour (k-nn) k-nearest Neighbor (k-nn) adalah suatu metode yang menggunakan algoritme supervised dimana hasil dari query instance yang baru, diklasifikasikan berdasarkan mayoritas dari kategori pada k-nn. Tujuan dari algoritme ini adalah menglasifikasi objek baru berdasakan atribut dan training sample. dengan : : jarak data uji ke data pembelajaran. : data uji ke-, dengan = 1, 2,..., : data belajar ke-, dengan = 1, 2,..., (10) Klasifikasi k-nn dilakukan dengan mencari k buah tetangga terdekat dari data uji dan memilih kelas dengan anggota terbanyak. Adapun langkah-langkah klasifikasi k-nn adalah sebagai berikut : 1. Tentukan parameter k, k merupakan jumlah tetangga terdekat. 2. Hitung jarak antara query instance dan semua sampel pelatihan. 3. Urutkan jarak dan tentukan tetangga terdekat berdasar jarak minimum k-th. 4. Kumpulkan kategori Y dari tetangga terdekat. 5. Gunakan mayoritas kecil dari kategori tetangga terdekat sebagai nilai prediksi query instance. Jaringan syaraf tiruan Self Organizing Maps (SOM) Jaringan syaraf tiruan Self Organizing Maps (SOM) atau disebut juga dengan jaringan Kohonen telah banyak dimanfaatkan untuk pengenalan pola baik berupa citra, suara, dan lain-lain. Jaringan SOM sering pula digunakan untuk ekstraksi ciri (feature) pada proses awal pengenalan pola. Jaringan SOM mampu mereduksi dimensi input pola ke jumlah yang lebih sedikit sehingga pemrosesan komputer menjadi lebih hemat (Kohonen 2004). Gambar 8 Ilustrasi model kohonen. 5

14 Metode belajar Jaringan Syaraf Tiruan SOM adalah belajar tanpa pengawasan (Unsupervised Learning). Bedanya dengan JST biasa pada proses belajar adalah tanpa pengawasan, dimana perubahan bobot-bobot interkoneksinya sebagai tanggapan terhadap masukan dan tanpa memerlukan jawaban targetnya. Jaringan syaraf tiruan SOM terdiri dari dua lapisan yang terhubung penuh, yaitu lapisan masukan dan lapisan kompetitif yang biasanya terbentuk dua dimensi. Algoritme Self Organizing Map (SOM) Misalkan m adalah dimensi dari vektor input x = [x 1,x 2,...x m ] T. Vektor bobot untuk node output j memiliki dimensi yang sama dengan vektor input, sehingga untuk neuron j, bobot vektor akan menjadi: w j = [w j1, w j2,,w jm ] T (Kohonen 2004). Berikut ini adalah algoritme SOM, untuk setiap vektor input x: 1. Kompetisi. Dengan menggunakan fungsi jarak, hitung nilai untuk setiap node output j. Cari node pemenang j (Best matching Unit (BMU), yaitu node output yang memiliki kemiripan tertinggi dengan vektor input, dengan nilai yang meminimumkan. 2. Kooperasi. Identifikasi seluruh node output j dalam lingkungan node pemenang j dengan menggunakan ukuran node tetangga (neighborhood function). 3. Adaptasi, memperbaharui nilai bobot vektor: (degree of membership) dari node i dalam lingkungan yang berpusat pada node j. Ukuran node tetangga ini diperoleh dengan menggunakan fungsi Gaussian (13) dengan d ij merupakan jarak antara node i dan j dan parameter sebagai lebar efektif dari lingkungan. Gambar 9 mengilustrasikan konsep dari fungsi Gaussian: Gambar 9 Fungsi node tetangga gaussian. 4. Kriteria pemberhentian bisa berupa pembatasan jumlah iterasi, atau ketika (η) = 0 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu praproses, ekstraksi ciri, pembangunan model Jaringan syaraf tiruan Self Organizing Maps dan k-nearest Neighbour, identifikasi penyakit dan evaluasi hasil identifikasi. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diilustrasikan pada Gambar 10. (11) 4. Perbaharui learning rate (η) dan ukuran node tetangga h ij. 5. Hentikan perlakuan ketika kriteria pemberhentian telah dicapai. Keterangan : 1. Inisialisasi nilai bobot awal biasanya menggunakan nilai tengah (middle point) atau menggunakan nilai acak. 2. Fungsi jarak menggunakan jarak euclid (Euclidean Distance) (12) 3. Ukuran node tetangga (h ij ) digunakan untuk mengetahui derajat keanggotaan Gambar 10 Metode penelitian. 6

15 Data Tahap awal sebelum pemrosesan citra adalah tahap pengumpulan data. Data citra daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra daun yang diambil dari persawahan desa Laladon dan Balai Penelitian Cipanas Bogor, Jawa barat, Indonesia. Data berupa citra daun yang berpenyakit sebanyak enam ratus citra berformat JPEG yang dikelompokkan ke dalam enam kelas antara lain enam kelas penyakit padi yaitu Leaf blast, Brown spot, Hawar daun bakteri, dan Tungro, dua kelas penyakit anthurium yaitu Bercak daun dan Bercak kuning yang tersimpan dalam format JPG berukuran 80x150 piksel. Beberapa contoh citra yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1. Praproses Tahap praproses citra dilakukan untuk mempersiapkan citra yang digunakan sebelum masuk ke dalam tahap ekstraksi. Citra daun merupakan citra RGB dengan latar belakang putih, sebelum dilakukan ekstraksi ciri terlebih dahulu citra diubah ke bentuk grayscale yang selanjutnya dilakukan proses cropping agar fokus pada bagian citra daun yang terkena penyakit, kemudian dilakukan proses zooming, hal ini dimaksudkan agar ukuran citra untuk proses selanjutnya berukuran sama. Ekstraksi Ciri Tekstur Pada tahap ini citra grayscale hasil cropping dan zooming digunakan sebagai masukan untuk ekstraksi tekstur. Adakalanya suatu citra diubah dari satu domain ke domain lainnya, perubahan ini bertujuan untuk mempermudah pengkodean yang dikenal sebagai proses transformasi. Transformasi Fourier akan mengubah citra dari domain spatial ke domain frekuensi, Transformasi fourier juga akan menghasilkan Fourier spektrum. fourier spektrum diproses melalui beberapa tahap yaitu menghitung log spektrum digunakan untuk menyesuaikan besarnya frekuensi spektrum, kemudian melakukan pergeseran (shifting) digunakan untuk melakukan pergeseran dari hasil transformasi fourier ke titik pusat spektrum. Fourier spektrum dapat memberikan informasi tentang tinggi rendah frekuensi citra. Pembagian Data Latih dan Data Uji Seluruh data hasil ekstraksi masing-masing ciri dibagi menjadi data latih dan data uji. Data latih digunakan sebagai input pelatihan menggunakan k-nn dan SOM sedangkan data uji digunakan untuk model hasil pelatihan menggunakan k-nn dan SOM. Prosentase data latih dan data uji yang dicobakan pada penelitian ini adalah 70%-30%. Klasifikasi Menggunakan k-nearest Neighbour (k-nn) Nearest Neighbor adalah pendekatan untuk mencari kasus dengan menghitung kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu berdasarkan pada pencocokan bobot dari sejumlah fitur yang ada. Untuk mencari kasus citra mana yang akan digunakan maka dihitung kedekatan kasus citra baru dengan semua kasus citra lama. Kasus citra lama dengan kedekatan terbesarlah yang akan diambil solusinya untuk digunakan pada kasus citra baru. Pada penelitian ini parameter k yang digunakan adalah 2,3,4 dan 5. Pelatihan (training) Menggunakan SOM Ukuran map SOM yang digunakan pada penelitian ini adalah 2x3 (Gambar 11) dan iterasi sebanyak lima puluh kali. Data input berupa citra berukuran 80x150 piksel yang akan direshape menjadi 1x Pada SOM, terdapat beberapa parameter yang dapat mempengaruhi hasil klasifikasi, di antaranya learning rate (η) dan ukuran node tetangga (h ij ). Penggunaan kombinasi parameter yang tepat, dapat memberikan hasil klasifikasi yang lebih efektif. Oleh karena itu, dilakukanlah proses pelatihan terhadap kedua parameter tersebut. Pada penelitian ini parameter learning rate (η) yang digunakan adalah 0.02,0.03 dan Untuk parameter ukuran node tetangga (h ij ) adalah 1. Tiap-tiap kombinasi dari kedua parameter tersebut akan digunakan dalam algoritme SOM. Hasil dari tahap pelatihan ini adalah vektor bobot akhir yang akan digunakan sebagai model clustering untuk mengelompokkan citra-citra dalam database. Node output Node input Gambar 11 Ilustrasi model SOM. 7

16 Pengujian (testing) Menggunakan SOM Tahapan pengujian dilakukan dengan melakukan pengukuran kedekatan antara vektor input terhadap vektor bobot akhir yang diperoleh pada tahap pelatihan. Hasil dari pengukuran kedekatan tersebut adalah clustering vektor input ke dalam enam cluster citra, yaitu Leaf blast, Brown spot, Hawar daun bakteri, Tungro, Bercak daun dan Bercak kuning. Evaluasi Hasil Identifikasi Kinerja model k-nn dan SOM akan ditentukan dan dibandingkan melalui besaran akurasi yang berhasil dicapai. Satuan akurasi dinyatakan dalam persen (%), akurasi dapat dihitung dengan persamaan berikut: (14) Akurasi terbaik dari hasil berbagai kombinasi model klasifikasi dan teknik kombinasi merupakan model yang akan dipakai untuk identifikasi penyakit pada citra daun kueri baru. Lingkungan Pengembangan Sistem ini dikembangkan dan diimplementasikan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut : 1. Perangkat Keras : a. Intel Core 1.5 GHz (2 CPUs), b. Memori 2 GB, c. Hard Disk kapasitas 160 GB. 2. Perangkat Lunak : a. Windows 7 sebagai sistem operasi, b. Matlab 7.7, c. Photoshop CS 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini citra hasil ekstraksi ciri akan dilakukan identifikasi menggunakan metode k-nn dan SOM. Hasil Praproses Pada tahap awal praproses, terlebih dahulu citra RGB diubah ke bentuk grayscale yang selanjutnya dilakukan proses cropping agar fokus pada bagian citra daun yang terkena penyakit. Agar ukuran citra untuk proses selanjutnya berukuran sama. dilakukan proses zooming. Hasil praproses data dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Praproses data. Ekstraksi Ciri Tekstur Ekstraksi ciri merupakan tahapan untuk mengambil ciri-ciri yang ada pada suatu citra untuk kemudian dilakukan klasifikasi berdasarkan hasil ekstraksi. Pada penelitian ini, proses ekstraksi ciri dilakukan dengan metode fast fourier transform. Hasil dari ekstraksi ciri tekstur tersebut akan menghasilkan spektrum fourier. Spektrum fourier yang dihasilkan kemudian dijadikan input untuk proses identifikasi menggunakan k-nn dan SOM. Hasil ekstraksi ciri data dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Citra asli, spektrum fouriernya. Identifikasi Penyakit Dalam penelitian ini untuk setiap percobaan, perbandingan data latih dan data uji sebesar 70% dan 30%. Semua data latih dan uji melalui tahap ekstraksi ciri tekstur menggunakan fast fourier transform, setelah itu data latih dikelompokkan sesuai dengan kelas penyakitnya masing-masing, untuk melakukan pengujian dilakukan identifikasi menggunakan k-nn dan SOM. Hasil Identifikasi Penyakit dengan k-nn Hasil identifikasi penyakit menggunakan k-nn dengan nilai k yang dicobakan yaitu 2,3,4 dan 5 dapat dilihat pada Gambar 14. Pada grafik tersebut terlihat akurasi tertinggi dicapai ketika k=5 sebesar 76%. Gambar 14 Grafik tingkat akurasi untuk masing-masing nilai k. 8

17 Hasil identifikasi penyakit menggunakan k-nn dengan k=5 untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Gambar 15. Pada grafik tersebut terlihat bahwa akurasi terendah ada pada kelas Leaf blast sebesar 47%. Hal ini menunjukkan ada beberapa citra uji untuk kelas Leaf blast salah identifikasi atau teridentifikasi sebagai kelas lain. Tabel 1 Perbandingan tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn untuk setiap kelas Kelas Akurasi Leaf blast 47% Brown spot 80% Hawar daun 100% Tungro 83% Bercak daun 67% Bercak kuning 77% Gambar 15 Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn dengan k=5. Terdapat beberapa citra yang salah identifikasi, pada Tabel 2 ditunjukkan sebaran citra hasil identifikasi, pada tabel dapat dilihat untuk kelas Leaf blast dari tiga puluh citra uji yang berhasil teridentifikasi sebanyak empat belas citra uji, untuk enam belas citra uji lainnya teridentifikasi sebagai lima citra uji untuk kelas Brown spot, tujuh citra uji untuk kelas Hawar daun dan empat citra uji untuk kelas Bercak daun. Beberapa citra uji Leaf blast yang teridentifikasi sebagai kelas lain terjadi karena adanya kesamaan tekstur penyakit. Tabel 2 Tingkat kesesuaian masing-masing kelas hasil identifikasi k-nn Kelas Benar Le Bs Hd Tr Bd Bk Le Bs Hd Tr Bd Bk Jumlah Keterangan : Le = Leaf blast Br = Brown spot Tr = Tungro Hd = Hawar daun Bd = Bercak daun Bk = Bercak kuning Hasil Identifikasi Penyakit dengan SOM 1. Pelatihan (training) Menggunakan SOM Pembentukan cluster pada metode SOM merupakan hasil pelatihan dari citra latih, dari Tabel 3 terlihat pelatihan SOM menghasilkan enam cluster yaitu Leaf blast, Brown spot, Hawar daun bakteri, Tungro, Bercak daun dan Bercak kuning. Dari keenam cluster yang terbentuk, untuk cluster Leaf blast memperoleh akurasi terendah sebesar 16%, hal ini ditunjukkan pada Gambar 16. Rendahnya akurasi Leaf blast dapat dilihat dari sebaran citra hasil identifikasi. Pada Tabel 3 dapat dilihat untuk cluster Leaf blast dari tujuh puluh citra latih yang berhasil teridentifikasi sebanyak sebelas citra latih, untuk 59 citra latih lainnya teridentifikasi sebagai empat belas citra latih Brown spot, lima citra latih Hawar daun, tiga citra latih Bercak daun dan lima belas citra latih Bercak kuning. Beberapa citra latih Leaf blast lainnya teridentifikasi sebagai cluster lain. Hal ini dikarenakan citra latih Leaf blast mempunyai kesamaan tekstur sehingga teridentifikasi sebagai cluster lain. Tabel 3 Tingkat kesesuaian masing-masing cluster hasil pelatihan SOM Cluster Benar Le Bs Hd Tr Bd Bk Total Le Bs Hd Tr Bd Bk Keterangan : Le = Leaf blast Br = Brown spot Tr = Tungro Hd = Hawar daun Bd = Bercak daun Bk = Bercak kuning 9

18 Gambar 16 Grafik tingkat akurasi hasil pelatihan SOM. 2. Pengujian (testing) Menggunakan SOM Hasil identifikasi penyakit menggunakan SOM untuk masing-masing cluster dapat dilihat pada Gambar 17. Pada grafik tersebut terlihat bahwa akurasi terendah ada pada cluster Leaf blast sebesar 20%, sedangkan untuk cluster Tungro mencapai nilai akurasi tertinggi sebesar 87%. Tabel 4 Perbandingan tingkat akurasi hasil identifikasi SOM untuk setiap cluster Cluster Akurasi Leaf blast 20% Brown spot 73% Hawar daun 77% Tungro 87% Bercak daun 37% Bercak kuning 77% Gambar 17 Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi SOM. Terdapat beberapa citra yang salah identifikasi, pada Tabel 5 ditunjukkan sebaran citra hasil identifikasi, pada tabel dapat dilihat untuk cluster Leaf blast dari tiga puluh citra uji yang berhasil teridentifikasi sebanyak enam citra uji, untuk empat belas citra uji lainnya teridentifikasi sebagai lima citra uji Brown spot, enam citra uji Hawar daun, sembilan citra uji Bercak daun dan empat citra uji Bercak kuning. Beberapa citra uji Leaf blast yang teridentifikasi sebagai cluster lain terjadi karena adanya kesamaan tekstur penyakit. Tabel 5 Tingkat kesesuaian masing-masing kelas hasil identifikasi SOM Cluster Benar Le Bs Hd Tr Bd Bk Le Bs Hd Tr Bd Bk Jumlah Keterangan : Le = Leaf blast Br = Brown spot Tr = Tungro Hd = Hawar daun Bd = Bercak daun Bk = Bercak kuning Grafik pada Gambar 18 dapat dilihat hasil identifikasi menggunakan k-nn dan SOM, dengan tingkat akurasi yang dicapai masingmasing sebesar 76% dan 62%. Perubahan akurasi pada metode k-nn terjadi saat pengambilan k tetangga terdekat, semakin besar nilai k yang diambil, maka kemungkinan semakin besar pula kesalahan klasifikasi yang terjadi. Hal ini disebabkan selain adanya beberapa citra uji yang salah identifikasi juga dikarenakan semakin besar nilai k, maka daerah batas keputusan juga semakin lebar, sehingga mengakibatkan kemungkinan terjadi kesalahan identifikasi semakin tinggi. Pada metode SOM Penurunan tingkat akurasi dipengaruhi oleh learning rate, sebuah konstanta yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya sistem belajar. Analoginya sebuah konstanta untuk meloncat, jika loncatannnya terlalu besar mungkin pengenalan banyak yang terlewat, kalau loncatannya terlalu kecil mungkin pengenalannya terlalu banyak pertimbangan karena banyak hal yang ditemukan. Penentuan learning rate umumnya trial and error tergantung karakteristik data. 10

19 Gambar 18 Grafik tingkat akurasi hasil identifikasi k-nn dan SOM. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan perbandingan kinerja k-nn dan SOM. Hasil percobaan menunjukkan k-nn memiliki kinerja lebih baik dibanding SOM dengan akurasi mencapai 76%. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk membantu petani mengidentifikasi penyakit. Saran 1. Menambahkan jumlah data citra yang lebih banyak dengan berbagai variasi tanaman sebagai koleksi data untuk data training. 2. Pengembangan selanjutnya dapat menggunakan fitur yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Acharya T, Ray AK Image Processing Principles and Applications. New Jersey : John Wiley & Sons Inc. El-Talbany M, Warda M, El-Borahy M Mining the Classification Rules for Egyptian Rice Diseases. The International Arab Journal of Information Technology 3 (4). Egypt: Alexandria University. Fatihagriculture Budidaya Anthurium. (Akses : 15 Februari 2010). Gu, Xiao Leaf Recognition Based on The Combination of Wavelet Transform and Gaussian Interpolation. China: Department of Automation, University of Science and Technology. Han J, Kamber M Data Mining : Concepts and Techniques. San Fransisco : Morgan Kaufmann Publisher. Phadikar S, Sil J Rice Disease Identification using Pattern Recognition Techniques. International Conference on Computer and Information Technology 2 (5). India: West Bengal University of Technology. Murni A Pengantar Pengolahan Citra. Jakarta : Elek Media Komputindo Gramedia. Osadebey ME Integrated Content- Based Image Retrieval Using Texture, Shape and Spatial Information [thesis]. Umea : Department of Applied Physics and Electronics, Umea University. Ramadan R Penerapan Pohon Untuk Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Inggris. Bandung : Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung. Rosyidah, Ochi Padi (Oryza sativa) dalam Berbagai Perspektif Masalah Global Pertanian, (online), [diakses 20 Juni 2010]. Setyo Negroho Penerapan Metode Transformasi Fourier untuk Perbaikan Citra Digital. Balikpapan : Teknik Informatika, STIKOM Balikpapan. Syam M et al Masalah Lapang Hama Penyakit Hara pada Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (3). Bogor: Puslitbang Pertanian Tanaman Pangan. 11

20 LAMPIRAN 12

21 Lampiran 1 Contoh citra yang digunakan dalam dalam masing-masing kelas 1. Citra Leaf Blast 2. Citra Brown Spot 3. Citra Hawar daun 4. Citra Tungro 13

22 5. Citra Becak Coklat 6. Citra Bercak Kuning 14

23 Lampiran 2 Pemodelan sistem identifikasi citra 15

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Serangan penyakit pada tanaman padi dan anthurium merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil. Hama dan penyakit tanaman padi dan anthurium merupakan salah satu faktor penting

Lebih terperinci

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor Tabel 1 Operator descriptor Operator (P, R) Ukuran Blok (piksel) Kuantisasi Sudut (8, 1) 3 x 3 45 derajat (8, 2) 5 x 5 45 derajat (16, 2) 5 x 5 22.5 derajat (24, 3) 7 x 7 15 derajat Penentuan ukuran blok

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. Latar Belakang. Anthurium

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. Latar Belakang. Anthurium Latar Belakang PENDAHULUAN Berbagai penyakit pada tanaman hias anthurium dan padi dapat merugikan petani khususnya dalam aspek ekonomis yang menyebabkan rendahnya kualitas produksi penjualan, sehingga

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit

Lebih terperinci

EKSTRASI TEKSTUR CITRA MENGGUNAKAN LOCAL BINARY PATTERN UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM BERBASIS WEBSITE TOMY KURNIAWAN

EKSTRASI TEKSTUR CITRA MENGGUNAKAN LOCAL BINARY PATTERN UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM BERBASIS WEBSITE TOMY KURNIAWAN EKSTRASI TEKSTUR CITRA MENGGUNAKAN LOCAL BINARY PATTERN UNTUK IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DAN ANTHURIUM BERBASIS WEBSITE TOMY KURNIAWAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT PADI DAN ANTHURIUM MENGGUNAKAN WAVELET DENGAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORS ARVIANTO CANDRA WICAKSANA

IDENTIFIKASI PENYAKIT PADI DAN ANTHURIUM MENGGUNAKAN WAVELET DENGAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORS ARVIANTO CANDRA WICAKSANA IDENTIFIKASI PENYAKIT PADI DAN ANTHURIUM MENGGUNAKAN WAVELET DENGAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORS ARVIANTO CANDRA WICAKSANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan. BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.

Lebih terperinci

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki + 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan ([Depkes] 2007). Tumbuh-tumbuhan tersebut banyak yang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Seiring

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih 2.1.1. Pengertian Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK UJI EFEKTIFITAS Corynebacterium DAN DOSIS PUPUK K TERHADAP SERANGAN PENYAKIT KRESEK (Xanthomonas campestris pv oryzae) PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK 050302018

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili rumput berumpun yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Sampai saat ini

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION Pradityo Utomo Program Studi D3 Manajemen Informatika Universitas Merdeka Madiun pradityou@gmail.com ABSTRACT Information

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 15 No. 2, Desember 2010 : 38-41 Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Vera Yunita, Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR Oleh: RIDHO ARY SUMARNO 13.1.03.02.0092 Dibimbing oleh : 1. Hermin Istiasih M.T., M.M. 2. Mochammad Bilal S.kom.,

Lebih terperinci

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600 Citra asli Citra ya Inisialisasi: Topologi jaringan, Bobot awal, Lebar tetangga, Nilai laju awal pembelajaran Kriteria pemberhentian Training Error> -6 Epoch< 4 Alpha> HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian

Lebih terperinci

METODE CLUSTER SELF-ORGANIZING MAP UNTUK TEMU KEMBALI CITRA

METODE CLUSTER SELF-ORGANIZING MAP UNTUK TEMU KEMBALI CITRA 1 METODE CLUSTER SELF-ORGANIZING MAP UNTUK TEMU KEMBALI CITRA Chita Ralina Rahardjo, Yeni Herdiyeni, Firman Ardiansyah Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Inung Wijayanto¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Dini Fakta Sari Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta dini@akakom.ac.id Abstrak Tenaga

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA EKSTRAKSI FITUR TINGKAT RENDAH MENGGUNAKAN METODE

PERBANDINGAN KINERJA EKSTRAKSI FITUR TINGKAT RENDAH MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN KINERJA EKSTRAKSI FITUR TINGKAT RENDAH MENGGUNAKAN METODE Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) dan GABOR FILTER DALAM PENGENALAN MOTIF BATIK OLEH : ANUGRAH SURADIPURWO NIM : 41508110061

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Agustus Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Agustus Penulis UCAPAN TERIMAKASIH Segenap puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sumber dari segala sumber pengetahuan, karena atas asung kertha wara nugrahanya Tesis yang

Lebih terperinci

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae termasuk penyakit utama yang menyerang tanaman

Lebih terperinci

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 1 halaman 19-27 ISSN: 2089-6026 Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA Shorea Leaves Identification

Lebih terperinci

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan sehingga dapat diproses dengan SOM. Pada tahap seleksi data, dipilih data perkembangan anak berdasarkan kategori dan rentang usianya. Kategori perkembangan tersebut merupakan perkembangan kognitif, motorik

Lebih terperinci

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Preparasi Serbuk Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera. 11 BAHAN DAN METODE I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera. Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Babakan, Kecamatan Darmaga, Bogor Jawa Barat. Kebun terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik adalah ilmu untuk menetapkan identitas seseorang berdasarkan ciri fisik, kimia, ataupun tingkah laku dari orang tersebut. Dewasa ini, biometrik telah menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm?

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm? K-Nearest Neighbor Pendahuluan K-Nearest Neighbour atau KNN adalah salah dari algoritma instance based learning atau case-based reasoning. Definisi case based reasoning: KNN digunakan dalam banyak aplikasi

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISIS SISTEM PENGIDENTIFIKASIAN JENIS-JENIS TANAMAN HIAS ALOCASIA MELALUI BENTUK DAN WARNA DAUN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN (SELF ORGANIZING

Lebih terperinci

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2 37 Pengelompokan Jenis Tekstur Kayu Menggunakan K- Nearest Neighbor dan Ekstraksi Fitur Histogram Wood Texture Classification Using K-Nearest Neighbor and Histogram Feature Extraction Dedi Argya Nugroho

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilaksanakan ditunjukan pada Gambar 6. Akusisi Citra INPUT Citra Query Preprocessing Citra Pre processing Citra Ekstraksi Fitur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Pola Pengenalan pola (pattern recognition) adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur atau sifat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Algoritma K-Nearest Neighbor (KNN) dengan Ekstraksi Fitur Histogram

Identifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Algoritma K-Nearest Neighbor (KNN) dengan Ekstraksi Fitur Histogram Identifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Algoritma K-Nearest Neighbor (KNN) dengan Ekstraksi Fitur Histogram Ion Ataka Halela 1,Bowo Nurhadiyono,S.Si, M.Kom 2,Farah Zakiyah Rahmanti 3 1 Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Oleh: MOH SHOCHWIL WIDAT 2011-51-034 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO ANALISIS PERBANDINGAN PROSES CLUSTER MENGGUNAKAN K- MEANS CLUSTERING DAN K-NEAREST NEIGHBOR PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO 131421021 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batik Besurek 2.1.1 Sejarah Batik Besurek Bengkulu Kain Batik Besurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 29 PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION Raden Sofian Bahri 1, Irfan Maliki 2 1,2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

Pemanfaatan Metode Vector Space Model dan Metode Cosine Similarity pada Fitur Deteksi Hama dan Penyakit Tanaman Padi

Pemanfaatan Metode Vector Space Model dan Metode Cosine Similarity pada Fitur Deteksi Hama dan Penyakit Tanaman Padi Pemanfaatan Metode Vector Space Model dan Metode Cosine Similarity pada Fitur Deteksi Hama dan Penyakit Tanaman Padi Ana Triana Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada beras sebagai bahan pangan pokok. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada beras sebagai bahan pangan pokok. Pembangunan pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Sampai saat ini sekitar 90% penduduk Indonesia tergantung pada beras sebagai

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

TEKNIK DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBORHOOD

TEKNIK DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBORHOOD Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 3, No.2-2014 TEKNIK DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBORHOOD Selvia Lorena Br Ginting 1), Wendi Zarman

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 1 halaman 1-8 ISSN: 2089-6026 Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra Wood Type

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo Tim : BPTP Jawa Tengah HAMA UTAMA PADI WERENG PENGGEREK BATANG PADI WALANG SANGIT LUNDI/ORONG-ORONG/ANJING TANAH PENYAKIT UTAMA PADI BLAST/NECK BLAST HAWAR DAUN BAKTERI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING Muhammad Hanif Dwiadi¹, Sofia Naning Hertiana², Gelar Budiman³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

Panjang bin dari setiap penggabungan disesuaikan dengan skala yang digunakan,

Panjang bin dari setiap penggabungan disesuaikan dengan skala yang digunakan, Panjang bin dari setiap penggabungan disesuaikan dengan skala yang digunakan, misalnya penggabungan, +, maka panjang bin yang dihasilkan sebesar 28 bin. 2. Penggabungan operator dengan, Setiap histogram

Lebih terperinci

Pengenalan Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metode Diagonal Feature Extraction dan K-Nearest Neighbour. Yustar Pramudana

Pengenalan Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metode Diagonal Feature Extraction dan K-Nearest Neighbour. Yustar Pramudana Pengenalan Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metode Diagonal Feature Extraction dan K-Nearest Neighbour Yustar Pramudana Program Studi Teknik Informatika, Departemen Informatika Telkom University Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

SISTEM POSITIONING MENGGUNAKAN SIMBOL DENGAN MENGGUNAKAN SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) oleh. Mario Bunda Setiawan NIM :

SISTEM POSITIONING MENGGUNAKAN SIMBOL DENGAN MENGGUNAKAN SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) oleh. Mario Bunda Setiawan NIM : SISTEM POSITIONING MENGGUNAKAN SIMBOL DENGAN MENGGUNAKAN SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) oleh Mario Bunda Setiawan NIM : 612009016 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal dari benua Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) DAN MULTISCALE LOCAL BINARY PATTERN (MLBP) DALAM PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH Yuwono (0922013) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPT PADA TANAMAN PADI

OPT PADA TANAMAN PADI OPT PADA TANAMAN PADI Penyakit blas pada tanaman padi pada umumnya dapat menyerang tanaman pada bagian daun, batang, malai, dan gabah, tetapi umum pada daun dan leher malai. Gejala serangan yang muncul

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI

DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika Disusun

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Nama Mahasiswa : Gigih Prasetyo Cahyono NRP : 1206 100 067 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Prof.

Lebih terperinci