BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah merupakan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hal ini dijamin dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia berhak untuk menempuh pendidikan yang lebih bermutu di sekolah untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan individu (Mulyasa, 2013:3). Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki sumber daya manusia yang tinggi juga, sehingga dapat memajukan negara dengan sumber daya manusia yang dimiliki. Kemajuan suatu negara dilihat dari kualitas sumber daya manusia, jika sumber daya manusia rendah maka akan berpengaruh pada negara, rendahnya sumber daya manusia dikarenakan rendahnya mutu pendidikan (Sholeh, 2015:11). Oleh sebab itu perlu adanya guru profesional untuk mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu dan menghasilkan sumber daya manusia yang tinggi. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan (Uno, 2012:15). Salah satu yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional adalah keterampilan dasar mengajar. 1

2 2 Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2013:69). Kemampuan atau keterampilan guru sangat diperlukan agar guru mampu melaksanakan perannya dalam mengelola proses pembelajaran, agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Majid 2013: 232). Keterampilan mengajar guru dibedakan menjadi beberapa komponen berdasarkan jenisnya. Namun penguasaan terhadap keterampilan tersebut harus utuh dan terintegrasi supaya dapat mengelola kelas dengan baik. Saud (2009:55) menyatakan ada 9 keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberi penguatan, (5) keterampilan menggunakan media pembelajaran, (6) keterampilan membimbing kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengadakan variasi, (9) keterampilan mengajar perseorangan dan kelompok kecil. Dari sembilan keterampilan dasar guru, salah satu faktor pendukung pencapaian tujuan pembelajaran ialah keterampilan memberi penguatan. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut (Saud 2009:65). Terdapat dua macam penguatan, yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah penguatan berupa kata-kata, baik kata pujian, persetujuan, dan penghargaan. Misalnya, bagus, pintar,

3 3 pekerjaan yang baik. Sedangkan penguatan non verbal adalah penguatan yang menggunakan gerak isyarat. Misalnya, anggukan, senyuman, acungan jempol, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, kegiatan dengan kegiatan yang menyenangkan dan lain sebagainya. Keterampilan penguatan sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dikarenakan penguatan memiliki tujuan-tujuan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tujuan dilakukannya penguatan ini sebagai berikut: (1) memotivasi, membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar sehingga memudahkan peserta didik dalam belajar, (2) meningkatkan dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, (3) untuk memberi umpan balik (feed back) bagi peserta didik atas perilakunya sehingga dapat mengendalikan parilaku peserta didik dari yang semula negatif menjadi positif, (4) memberikan ganjaran dan membesarkan hati peserta didik agar mereka lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar (Wiyani, 2013:36). Bentuk-bentuk penguatan verbal (kata-kata dan kalimat) maupun non verbal (tindakan) dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan dari penguatan tersebut. Dua bentuk penguatan tersebut dapat berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Pemberian penguatan kepada siswa tidak dapat dilakukan sembarangan. Menurut Syaiful Bahri (2000:101) pemberian penguatan kepada siswa dapat dilakukan pada saat: (1) siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan diskusi, (2) siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, dan bekerja di papan tulis, (3) menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh atau menyelesaikan

4 4 format), (4) bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan dan mutu materi), (5) perbaikan pekerjaan (dalam kualitas hasil atau penampilan), (6) ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, visik dan tertulis), (7) tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri). Pemberian penguatan dapat dialakukan pada semua mata pelajaran, termasuk matematika. Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak dan baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa (Heruman, 2013:2). Oleh sebab itu keterampilan penguatan sangat penting dan harus dikuasai oleh setiap guru, baik guru mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika ataupun guru kelas seperti guru SD, semua harus mampu menguasai ketarampilan penguatan dan mampu memberi penguatan kepada peserta didik. Dari studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SDN Plumbon Gambang I Kec. Gudo Kab. Jombang dengan dua kali pertemuan, pada tanggal 13 dan 15 Mei 2015 memperoleh hasil bahwa guru kelas III pada pembelajaran Matematika, ketika kegiatan awal pada pertemuan pertama tidak memberikan penguatan, sedangkan pada pertemuan kedua guru memberikan penguatan verbal dengan berkata bagus dan pintar kepada siswa yang masih ingat dengan materi pelajaran sebelumnya dan yang sudah mengerjakan PR. Pada kegiatan inti pertemuan pertama memberikan penguatan non verbal kepada siswa yang ramai ketika pembelajaran berlangsung, penguatan non verbal yang dilakukan guru yaitu mendekati siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Guru juga mengatakan

5 5 pintar dan tersenyum kepada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Pada kegiatan akhir pertemuan pertama guru tidak memberikan penguatan kepadan siswa, sedangkan pada pertemuan kedua guru mengatakan pintar kepada siswa yang mengumpulkan PR, guru juga memberikan acungan jempol kepada siswa yang berani bartanya, selain itu guru juga mendekati tempat duduk siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Pada kegiatan akhir atau penutup pertemuan pertama guru mengatakan jangan lupa mengerjakan PR dan jangan lupa belajar supaya kalian pintar sambil tersenyum, sedangkan pada pertemuan kedua guru langsung mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam. Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil studi pendahuluan di atas, serta belum pernah dilakukan penelitian keterampilan memberi penguatan pada kelas III SDN Plumbon Gambang I Kec. Gudo Kab. Jombang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keterampilan guru dalam meberikan penguatan kepada siswa dan mengetahui variasi penguatan yang digunakan guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang sudah dikemukakan dalam latar belakang, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal pada pembelajaran Matematika kelas III di SDN Plumbon Gambang I? 2. Bagaimana keterampilan guru dalam memberikan penguatan non verbal pada pembelajaran Matematika kelas III di SDN Plumbon Gambang I?

6 6 3. Bagaimana variasi penguatan yang diberikan guru kepada siswa pada pembelajaran Matematika kelas III di SDN Plumbon Gambang I? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini memiliki tujuan untuk : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal pada pembelajaran Matematika kelas III SD Plumbon Gambang I. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan keterampilan guru dalam memberikan penguatan non verbal pada pembelajaran Matematika kelas III SD Plumbon Gambang I. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan variasi penguatan yang digunakan guru dalam memberi penguatan siswa pada pembelajaran Matematika kelas III di SDN Plumbon Gambang I. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah peneliti rumuskan, maka manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan. Terutama bagi guru, tentang betapa pentingnya penguasaan keterampilan mengajar guru, terutama dalam keterampilan pemberian penguatan pada pembelajaran Matematika kelas III. 2. Secara praktis Bagi sekolah dapat dijadikan bahan masukan serta pertimbangan dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan pada proses

7 7 pembelajaran yang dialami di sekolah. Bagi guru sebagai masukan serta pertimbangan bagi para guru untuk memberikan penguatan dalam proses pembelajaran yang baik dan benar. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan bekal dan acuan yang sangat bermanfaat ketika sudah menjadi tenaga pendidik. E. Batasan Masalah Untuk memberikan kejelasan dan menghindari penafsiran yang salah pada penelitian, maka batasan masalah pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1. Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil maksimal. 2. Fokus penelitian ini pada keterampilan guru dalam memberikan penguatan, baik penguatan secara verbal maupun non verbal. 3. Penelitian dilakukan pada pembelajaran matematika kelas III SDN Plumbon Gambang I Kec. Gudo Kab. Jombang. Penelitian akan berlangsung pada pembelajaran matematika di kelas III SDN Plumbon Gambang I, Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. F. Definisi Istilah 1. Keterampilan Dasar Guru Keterampilan dasar guru adalah kemampuan khusus yang harus dimiliki oleh setiap guru, untuk melaksakan tugas mengajar dan menciptakan pembelajaran yang baik dan menyenangkan karena

8 8 keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu standar untuk menjadi guru profesional. Keterampilan dasar guru dalam mengajar terdapat sembilan komponen, yaitu: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan media pembelajaran, keterampilan membimbing kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengajar perseorangan dan kelompok kecil. 2. Penguatan Keterampilan penguatan adalah, suatu respon yang dilakukan guru baik secara verbal (ucapan) maupun non verbal (isyarat/gestur) terhadap perilaku peserta didik yang diharapkan dapat berpengaruh dan dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, selain itu penguatan juga memberikan informasi atau umpan balik bagi penerima (anak didik) atas perbuatannya sebagai tindak dorongan ataupun koreksi. Keterampilan penguatan wajib dimiliki guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.