BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MASALAH GIZI PADA BAYI Masalah gizi pada bayi adalah kurang energi protein (KEP) yang disebabkan oleh kurangnya makanan sumber energi umum dan kekurangan sumber protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi ( AKG ). Pada beberapa bulan pertama kehidupannya umumnya bayi tumbuh dengan normal asalkan memperoleh ASI yang cukup. Pada suatu ketika antara bulan keempat dan keenam pertumbuhan berat badan bayi yang mendapatkan ASI tersebut mulai menurun, maka sayogyanya makanan tambahan perlu diberikan sebagai pendamping ASI ( MP ASI ). Apabila makanan tambahan belum diberikan maka berat badan bayi tidak dapat naik dan akan menderita penyakit infeksi yang akan mempertinggi angka kesakitan bayi dan apabila berlanjut lama maka akan menambah jumlah angka kematian bayi, juga pada kesalahan dalam pemberian ASI dan MP ASI. Pemberian MP ASI yang terlalu dini ataupun terlambat dapat meningkatkan gizi buruk pada bayi. Disamping itu memburuknya gizi anak karena ketidaktauan mengenai tata cara pemberian ASI. Kesalahan-kesalahan dalam pengenalan makanan tambahan yang terlalu dini akan menyebabkan : a. Gangguan Menyusui Suatu hubungan sebab akibat antara pengenalan atau pemberian makanan tambahan yang dini dan penghentian penyusunan, belum dibuktikan. Pada umumnya bayi-bayi yang menyusui mendapat makan tambahan pada umur yang lebih dan dalam jumlah yang lebih kecil dari pada bayi-bayi yang mendapatkan susu formula.

2 4 b. Beban ginjal yang berlebihan dan Hiperosmolitas Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik, cenderung mengandung kadar natrium klorida ( NaCl garam tinggi ) yang akan menambah beban ginjal. (Suhardjo, 1989 ). Beban tersebut masih ditambah oleh makanan tambahan yang mengandung daging. Bayi-bayi yang mendapat makanan padat terlalu dini mempunyai osmolitas plasma yang tinggi dari pada bayi-bayi yang seratus persen mendapat ASI karena itu mudah mendapat hiperosmolar dehidrasi. Hiperrosmolitas penyebab dari haus karena itu dapat menyebabkan penerimaan susu dan energi yang berlebihan. Meskipun hubungan antara penggunaan NaCl garam dan tingkat tekanan darah belum dibuktikan pada masa bayi, tetapi pengamatan epidemiologis dan data eksperimen pada tikus menyatakan bahwa penggunaan garam pada umur dini dapat dihubungkan dengan perkembangan tekanan darah tinggi yang timbul. c. Alergi terhadap makanan Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat menyebabkan adanya elergi terhadap makanan pada masa kanak-kanan. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 7,5 % dan telah diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti jeruk, tomat, ikan, telur, dan serealia, bahkan mungkin lebih sering terjadi. Tetapi data yang dapat dipercaya mengenai banyak terjadinya alergi terhadap makanan sukar diperoleh, karena kriteria untuk diagnosa tersebut tidak ditentukan dengan jelas. ( Suhardjo, 1989 ). Meskipun ASI kadang-kadang dapat menularkan penyebab-penyebab alergi jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi pembeian susu sapi atau makanan tambahan dini menambah terjadinya alergi terhadap makanan. ( Suhardjo, 1989 ). d. Gangguan pengaturan selera makan Makanan padat telah dianggap sebagai kegemukan pada bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula mendapat makanan padat lebih dari belum jelas.

3 5 Penelitian penelitian uang lebih baru menunjukkan bahwa sebelum pemberian makanan tambahan, tidak terdapat perbedaan terhadap penambahan berat badan antara bayi yang mendapat susu formula yang disesuaikan ( Suhardjo, 1989 ). e. Bahan-bahan makanan tambahan yang merugikan Makanan tambahan mungkin mengandung komponen-komponen alamiah yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan. Suatu bahan yang lazim adalah sukrosa. Gula ini adalah penyebab kebusukan pada gigi, dan telah dikemukakan bahwa penggunaan gula ini pada umur yang dini dapat membuat anak akan terbiasa makan makanan yang terasa manis. Dalam beberapa sayuran seperti bayam dan wortel, kepekatan yang tinggi dari nitrat dapat terjadi dan menimbulkan bahaya pada bayi dibawah umur 3-4 bulan, yang mekanismenya dalam badan untuk melawan racun belum diketahui. Penggunaan sayuran yang mengandung nitrat tinggi kadarnya, seperti yang disarankan oleh Codex Alimanterius Comite, harus dibatasi untuk bayi-bayi yang berumur kurang dari 3 bulan. ( Suhardjo, 1989 ). B. ZAT-ZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN OLEH BAYI 1. ENERGI Jumlah energi yang dikonsumsi bayi adalah 50 % digunakan untuk energi basal, 25 % untuk aktifitas dan 25 % untuk pertumbuhan badan. Pada umur 6 bulan energi yang dibutuhkan turun menjadi 95 kal / kg BB. Untuk bayi yang baru lahir baik ASI maupun susu formula dapat menyediakan kebutuhan akan energi, meskipun direkomendasikan bahwa susu merupakan satu-satunya sumber energi sampai berumur 6 bulan. ( Muhtadi 1994 ) Kebutuhan energi seseorang menurut FAO / WHO (1985) adalah komsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ini mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktifitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak seperti lamak

4 6 dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian setelah itu bahan makanan bersumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian danm gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. ( Almatsier 2003 ) TABEL 1 KECUKUPAN ENERGI BAYI PERHARI BERDASARKAN UMUR Umur ( bulan ) Energi ( Kal ) Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi, PROTEIN Bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air seperlima bagian tubuh sesudah air, seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit dan selebihnya didalam darah. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh ( Almatsier 2003 ). Kebutuhan akan protein selama periode per tumbuhan tulang otot yang cepat pada masa bayi relatif tinggi komsumsi sebanyak 2,2 gr protein bernilai gizi tinggi per kg BB / hari mengahasilakan retensi Nitrogen sekitar 45 % jumlah ini cukup untuk pertumbuhan bayi yang normal. Pada umumnya 4 bulan proporsinya adalah 45 % dan 55 % pada umur 5 bulan kebutuhan protein turun menjadi 2 gr / kg BB / hari sehingga kebutuhan bayi akan protein sekitar 1,8 gr/ 100 kal, sedikit lebih tinggi dari 1,6 gr/ 100 kal yang terdapat dalam ( Muhtadi, 1994 ).

5 7 TABEL 2 KECUKUPAN PROTEIN UNTUK BAYI PER KG BERAT BADAN BERDASARKAN UMUR Umur ( bulan ) Kecukupan Protein ( gr / kg BB ) Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, VITAMIN Vitamin adalah suatu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa didalam tubuh ( Sedia Oetema, 2000 ). Kebutuhan vitamin yang dianjurkan per orang per nasi manurut (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1998 ). TABEL 3 KECUKUPAN VITAMIN BAYI BERDASARKAN UMUR DAN BERAT BADAN Umur (Bln) BB (kg) Vit.A (Re) Vit.D (kg) Vit.E (mg) Vit.K (mg) Vit.B1 (mg) Vit.B2 (mg) Vit.B6 (mg) Vit.B12 (Ug) Vit.C (mg) ,3 0,3 0,1 0, , ,4 0,4 0,3 0,5 40 Sumber :(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004 ). 4. MINERAL Mineral yang banyak diperoleh Calcium, Zat besi dan seng, bayi akan mendapat Calcium dari ASI, sedangkan zat besi diperileh semenjak dalam kandungan serta seng diperoleh dari Kolstrum.

6 8 TABEL 4 KECUKUPAN CALSIUM, ZAT BESI DAN SENG BERDASARKAN UMUR DAN BB / HARI Umur (bulan) BB (kg) Kalsium (mg) Besi (mg) Seng (mg) ,5 1, , ,5 Sumber : (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004 ). 5. LEMAK Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi ( 1 gr lemak menghasilkan 9 kkal ) disamping itu lemak mempunyai tiga fungsi penting yaitu sebagai sumber lemak esensial, zat pelarut vitamin ADEK dan pemberi rasa sedap pada makanan. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak,who ( 1990 ) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak %.Kebutukan energi total dianggap baik untuk kesehatan.untuk bayi dan anak dianjurkan 1-2 % energi lemak esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan kulit (Almatsier, 2003 ). 6. HIDRAT ARANG Hidrat Arang dibutuhkan sebagai sumber energi ( 1 gr Hidrat Arang menghasilkan 4 kkal ) dianjurkan 60-70% energi total berasal dari hidrat arang. Pada ASI dan sebagian besar formula bayi 40-50% kandungan kalori berasal dari Hidrat Arang terutama Laktosa.Salah satu keuntungan adanya Laktosa dalam makanan bayi adalah terjadinya pembentukan Flora yang bersifat asam dalam usus besar yang meningkatkan absorbsi kalsium dan menrunnya absorbsi fsinol ( RSCM dan PERSAGI, 1974 ).

7 9 7. AIR Air merupakan Zat Gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak karena: a. Bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air. b. Kehilangan air melalui kulit pada bayi dan anak lebih besar dari pada orang dewasa. c. Bayi dan anak akan lebih mudah terserang penyakit yang menyebabkan kehilangan air dalam jumlah banyak ( Dehidrasi, seperti yang terjadi pada muntah-muntah dan diare berat) Tubuh tiap hari memperoleh air dari cairan makanan dan minuman. TABEL 5 KECUKUPAN AIR PERHARI BERDASARKAN UMUR Umur Kebutuhan sehari (ml/kg BB/hari) 3 hari hari bulan bulan bulan bulan Sumber : Nelson Texbook Of Peditries, W.B Sauders Co, New York, Dalam penuntun Diit anak RSCM dan PERSAGI, C. Air Susu Ibu ( ASI ) Proses tumbuh kembang merupakan proses yang terpenting bagi anak. Untuk itu diperlukan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisik biomedik, kebutuhan emosi dan kebutuhan stimulasi. Pemberian ASI secara ekslusif untuk 4 bulan pertama sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, maka pemberian ASI secara ekslusif untuk empat bulan pertama kehidupan bayi dan dilanjutkan sampai 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang sesuai dan adekuat adalah pola penyusunan yang dianjurkan oleh World Summit For Childern ASI bermanfaat untuk pertumbuhan, karena ASI mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada saat menyusui ( foremilk ) berbeda dengan

8 10 komposisi pada akhir menyusui ( hindmilk ). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi dengan berat lahir cukup yang mendapat ASI ekslusif ternyata petumbuhan sesuai dengan standar pertumbuhan menurut WHO-NCHS bahkan sampai 9 bulan, walaupun masukan energi dan protein per kilogram berat badan lebih rendah bila dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula, namun rasio kenaikan berat badan per 100 kkal lebih tinggi pada bayi yang diberi ASI secara ekslusif. Ini menunjukkan bahwa penggunaan energi pada bayi yang mendapat ASI lebih efisien. Selain itu bayi yang mendapat ASI secara ekslusif ternyata mempunyai status mortabilitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI campur dengan susu formula apalagi bila dibandingkan dengan bayi tidak mendapat ASI. Hal ini selain ASI merupakan sumber gizi yang sempurna, juga mengandung zat protektif yang melindungi bayi dari berbagai infeksi bakteri, virus dan jamur. Dalam proses menyusui terjadi kondisi saling mempererat batin dan sebagai dasar untuk perkembangan emosi yang hangat serta untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perkembangan psikomotorik dan kognitif lebih cepat pada bayi yang mendapat ASI dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Disamping itu dibahas pula tentang fungsi tractus digestivus, fungsi ginjal dan resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini pada bayi, baik resiko jangka pendek maupun resiko jangka panjang ( Info Pangan Dan Gizi, 1995 ). D. MAKANAN PENDAMPING ASI ( MP ASI ) Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping ASI kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur 4 bulan sampai 12 bulan. Bayi membutuhkan zat-zat gizi yang tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Seiring dengan bertambahnya umur anak, kebutuhan gizi juga meningkat. Untuk menyesuaikan kemampuan bayi dengan makanan tersebut maka pemberian ASI diberikan secara bertahap baik bentuk, jumlah macamnya (Aritonang, 1996 ).

9 11 TABEL 6 PEMBERIAN MP-ASI UNTUK BAYI UMUR 0-12 BULAN Umur Jenis dan Frekuensi Makanan 0-6 bulan ASI sekehendak 6-9 bulan ASI sekehendak, buah 1 2 kali, makanan lumat, makanan lembek 1 kali, telur 1 kali 9-12 bulan ASI / susu sapi penuh 2 kali ( apabila ibu benar-benar tidak dapat memberikan ASI ), buah 2 kali, makanan lembek 2 kali, telur 1 kali. Sumber : RSCM dan PERSAGI, Pengaturan Makanan a. Pemberian makanan harus disesuaikan dengan umur bayi. b. Selain untuk mendapatkan gizi pengaturan makanan juga baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas fisik ( Poppy, 2001 ). 2. Tujuan Pemberian MP-ASI a. Melengkapi zat gizi yang kurang pada ASI. b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dan berbagai rasa tekstur. c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. d. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi ( Sunardi, 2001 ). 3. Cara Pemberian MP-ASI Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer, berangsur ke bentuk yang lebih kental. b. Makanan baru diperkenalkan satu persatu dengan memperhatikan bahan makanan betul-betul dapat diterima dengan baik. c. Makanan yang mudah menimbulkan alergi, sumber protein hewani diberikan terakhir, sedangkan telur diberikan pada umur 6 bulan. Cara pemberian makanan bayi mempengaruhi perkembangan emosinya, oleh sebab itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia lapar. ( Sunardi, 2001 ).

10 12 4. Syarat makanan pendamping ASI a. Makanan harus mengandung energi dan semua zat gizi yang dibutuhkan pada tingkat umurnya. b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan tersedia, dan kebiasaan makan. c. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi. d. Makanan harus bersih dan bebas dari kuman ( Poppy, 2001 ). 5. Bentuk makanan pendamping ASI Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan padat ( Poppy, 2001 ). a. Buah-buahan Cara pembuatan sari buah sebagai berikut: 1. Jeruk: peras, saring, lalu encerkan dengan air matang dengan perbandingan yang sama. 2. Tomat: kupas kulitnya, dan rendam dengan air panas, lalu haluskan, terus disaring, selanjutnya encerkan dengan air matang dengan perbandingan yang sama. 3. Pepaya, apokat, pisang: kupas, lalu kerok halus. 4. Buah yang asam dapat ditambah dengan gula pasir. b. Makanan Lumat Makanan lumat adalah makanan yang berbentuk halus atau setengah cair yang diberikan pada bayi usia di atas 6 bulan dengan frekuensi 1 kali dalam sehari, dan untuk 9 12 bulan dengan frekuensi 2 kali dalam sehari. Salah satu contoh makanan lumat adalah bubur susu. Bahan : 1. Tepung ( beras, maizena, kacang ijo, havermout 15 kg ) ( 1 sdm ). 2. Susu cairan ( sapi ) 200 gr ( 1 sdm ). 3. Cara membuat: campur dan aduk semua bahan, kemudian dimasak sampai menjadi bubur hingga matang.

11 13 4. Nilai Gizi : Energi : 217 kkal, protein 7 gr, lemak : 7 gr, hidrat arang ; 30 gr. c. Makanan Lembek Makanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia 6-9 bulan dengan frekuensi 1 kali dalam sehari dan untuk 9-12 bulan dengan frekuensi 2 kalu dalam sehari. 1. Contoh makanan lembek: Nasi tim saring / bubur campur saring a. Bahan 1. Beras 20 gr ( 2 sdm ) 2. Ikan 25 gr ( 1 potong kecil ) 3. Tahu / tempe 10 gr ( 1 potong kecil ) 4. Wortel / bayam 25 gr ( ½ gelas ) 5. Minyak goreng 5 gr ( 1 sdm ) 6. Garam secukupnya b. Cara membuat 1. Potong ikan kecil-kecil dan cincang. 2. Cuci sayur-sayuran potong kecil-kecil. 3. Didihkan air 2 3 gelas. 4. Cuci beras dan masukkan kedalam air yang mendidih, setelah menjadi bubur, masukkan minyak goreng, ikan tempe, dan sayuran. 5. Masak semua bahan dengan api sedang dan aduk hingga matang, kemudian haluskan dengan saringan atau blender. c. Energi : 155 Kkal, Protein : 8 gr, Lemak : 4 gr, Hidrat Arang: 2 gr. d. Makanan Padat Makanan padat adalah makanan pendamping ASI yang berbentuk padat, yang tidak dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi, mengingat usus bayi belum dapat mencerna dengan baik, sehingga dapat mengganggu fungsi usus.

12 14 INTAKE ZAT GIZI Energi Untuk melengkapi energi rata-rata konsumsi ASI, bayi umur 6-8 bulan memerlukan 269 kkal/hari, umur 9-11 bulan memerlukan 451 kkal/hari dan anak umur bulan memerlukan 796 kkal/hari. Hasil penelitian MP-ASI di 6 lokasi yaitu Bogor dan Indramayu (Jawa Barat), Purworejo (Jawa Tengah), Jombang (Jawa Timur), Belu (NTT) dan Barru (Sulawesi Selatan), menunjukkan bahwarata-rata masukan energi dari makanan bukan ASI atau MP-ASI pada bayi usia 6-8 bulan, 9-11 bulan dan bulan disajikan pada Tabel 1. Dari tabel 1 terlihat bahwa rata-rata masukan energi dari MP-ASI menurut golongan umur berkisar antara kkal/hari atau antara 60%-100% kecukupan pada kelompok umur 6-8 bulan, kkal/hari atau antara 50%-60% kecukupan untuk umur 9-11 bulan dan kkal/hari atau 50%-80% kecukupan untuk golongan umur12-13 bulan. Variasi Standar Deviasi (SD) intra lokasi juga tinggi yaitu 73%-97% rata-rata untuk golongan umur 6-8 bulan 60%-90% untuk golongan umur 9-11 bulan. Dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun nilai rata-rata mendekati nilai kecukupan, namun proporsi anak yang tidak tercukupi masukan energinya bias sangat tinggi ( Karmini, 2002 ). Tabel 7 Rata-rata Asupan Energi dari MP-ASI pada Anak Umur 6-23 Bulan Asupan Energi (kkal / hari menurut golongan umur ( bulan ) Lokasi Barru 211 ± ± ± 300 Belu 247 ± ± ± 358 Bogor 267 ± ± ± 324 Indramayu 224 ± ± ± 321 Jombang 146 ± ± ± 370 Purworejo 211 ± ± ± 404

13 15 Protein Hasil studi menunjukkan bahwa asupan protein dapat memenuhi kecukupan gizi untuk setiap golongan umur bahkan mungkin melebihi, namun asupan protein hewan atau protein dengan nilai biologi tinggi kurang dari 50% kecukupan yaitu berkisar antara 30%- 41%. Vitamin dan Mineral Vitamin A Rata-rata asupan vitamin A memenuhi kecukupan atau bahkan melebihi, namun demikian kisarannya sangat tinggi, yaitu dengan kisaran standar deviasi dua sampai empat kali nilai rata-rata penelitian sebelumnya menemukan bahwa 50% anak usia dibawah 5 tahun mengalami kekurangan vitamin A sub- klinik, ini menunjukkan bahwa asupan vitamin A pada umumnya tidak mencukupi. Vitamin C. Kisaran asupan vitamin C tinggi, dengan standar deviasi 2 kali, lebih besar dari nilai rata-rata. Rata-rata asupan vitamin C melebihi kecukupan kecuali untuk anak golongan umur bulan. Thiamin, Riboflavin dan Niasin Nilai rata-rata asupan thiamin,riboflavin dan niasin kurang untuk semua golongan umur yaitu 42 %-80% kecukupan untuk thiamin, 45%-70% untuk riboflavin dan 28%-38% untuk niasin. Asam folat dan vitamin B12, cukup untuk setiap golongan umur. Phosfor dan Magnesium Asupan Phosfor dan Magnesium cukup untuk golongan umur bulan, namun kurang untuk golongan umur 6-12 bulan

14 16 Kalsium, Besi dan Seng Rata-rata masukan kalsium, zat besi dan seng, kurang untuk setiap golongan umur yaitu 13% -75% kecukupan kalsium, 12%-40% kecukupan zat besi dan 26%-36% kecukupan zat seng. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan hampir seluruh asupan zat gizi tidak memenuhi kecukupan gizi anak dari ketiga golongantersebut. Keadaan tersebut dapat disebabkan dua hal yang berkaitan erat dengan MP-ASI yaitu jumlah konsumsi MP-ASI yang kurang atau mutu gizi MP-ASI yang dikonsumsi rendah atau bahkan keduanya. Jenis Makanan Yang Diberikan / Tersedia Ada tiga jenis makanan yang diberikan sebagai pendamping Air Susu Ibu yaitu : 1. Makanan Tunggal seperti pisang, bubur, nasi, madu dan makanan jajanan. 2. MP ASI Dapur Ibu dan MP ASI Tradisional, seperti bubur campur. 3. MP ASI Produk Sendiri. Jenis makanan yang berperan sebagai MP ASI seperti tersebut diatas bukan hanya gambaran dari 6 lokasi penelitian namun gambaran dari seluruh Indonesia. MUTU MP - ASI Mutu suatu makanan termasuk MP ASI meliputi 4 kriteria / indicator mutu yaitu: 1. Mutu fisik dan organoleptik. Meliputi antara lain : aroma, tekstur atau konsistensi atau kelenturan, penampilan dan rasa. 2. Mutu kimiawi yaitu komposisi zat gizi dan jumlah masing-masing zat gizi yang terkandung dalam satuan tertentu. 3. Kepadatan energi atau Enegy Density (ED) yaitu jumlah kkal energi yang dihasilkan dalam 1 gram produk siap makan. Misalnya MP ASI yang baik harus mempunyai E.D. 1,2 1,4 artinya 1 gram MP ASI siap makan mengandung 1,2 1,4 kkal, atau 100 gram bubur MP ASI siap makan akan menghasilkan kkal.

15 17 4. Mutu biologi, meliputi mutu protein seperti nilai Protein Efisiensi Rasio (PER), atau Protein Score atau komposisi asam amino, dan ketersediaan hayati / bioavailability vitamin dan mineral. Hasil analisis berbagai jenis makanan termasuk MP ASI menunjukkan bahwa makanan tunggal hanya dapat memenuhi satu kriteria mutu yaitu mutu fisik dan organoleptik. MP ASI produk industri dapat memenuhi keempat kriteria mutu karena MP ASI produk industri diformulasikan berdasarkan baku MP ASI diproduksi secara baik yaitu memenuhi ketentuan GMP / CPB, dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian sesuai. MP ASI dapur ibu sangat banyak jenisnya tergantung pada kebiasaan setempat, jenis bahan baku, cara pengolahan dan kombinasi bahan yang bervariasi tinggi akan memberikan mutu yang tinggi pula. Puslitbang Gizi bekerja sama dengan Direktorat Gizi Dep.kes. RI melakukan penelitian MP-ASI tradisional /local meliputi : Pengumpulan data jenis dan cara mengolah MP-ASI tradisional Pengumpulan data jenis bahanbaku MP-ASI yang tersedia Simulasi pembuatan MP-ASI tradisional Penentuan mutu dan perbaikan mutu Dari penelitian tersebut terkumpul sebanyak 30 resep MP-ASI tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Pengujian mutu terhadap 30 jenis MP-ASI tersebut menghasilkan data sebagai berikut : Mutu Fisik dan Organoleptik 1. Viskositas tinggi harus diturukan 2. Densitas energi rendah harus dinaikkan 3. Kontak mulut baik harus dipertahankan 4. Mutu organoleptik secara keseluruhan pasti baik, karena sudah biasa dikonsumsi target grup di masing-masing lokasi. Mutu Kimiawi 1. Zat gizi makro : Protein 19 MP-ASI ( 60 % ) baik, artinya memenuhi standar MP-ASI. Lemak 10( 30 %) MP-ASI baik.

16 18 2. Zat gizi mikro : Fe, Zn dan vitamin A rendah. Fe tertinggi hanya mencapai 30% standar. Mutu biologi, menggunakan indicator PER sebagai mutu protein dan absorpsi Fe dan Zn secara invivo sebagai indikator biovailability mineral, menunjukkan bahwa 8 macam ( 25 % ) untuk dapat diperbaiki. Reformulasi MP-ASI meliputi merubah komposisi, memperbaiki proses pengolahan dan pengujian mutu, dilakukan hanya terhadap 15 macam MP-ASI saja. Hasil perbaikan menunjukkan bahwa mutu fisik dan komposisi zat gizi makro dapat diperbaiki pada ke lima belas MP-ASI tradisional tersebut. Mutu biologi hanya 13 MP- ASI ( 87 %) yang dapat diperbaikinilai PER nya. Sedangkan zat gizi mikro tidak dapat ditingkatkan. Kadar Fe tertinggi mencapai 30% standar, meningkat 5% saja, Zn tertinggi 20% hanya meningkatkan 3% dan vitamin A tertinggi 38% standar, hanya meningkat 8%. Ketersediaan Fe hanya dapat mencapai 1 mg% - 3,2 mg%. Dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa sulit sekali atau bahkan tidak mungkin meningkatkan kandungan dan mutu zat gizi mikro hanya dari bahan bakunya saja. Untuk memenuhi kecukupan zat gizi mikro anak, apabila anak mengkonsumsi MP-ASI tradisional, tidak ada cara lain selain memberi suplemen zat gizi mikro atau fortifikasi bahan baku seperti serealia dan produknya. ( Karmini, 2002 ). E. KERANGKA KONSEP STATUS PEKERJAAN ( BEKERJA/ TIDAK BEKERJA POLA PEMBERIAN MP-ASI BAYI F. HIPOTESIS Ada perbedaan umur pertama pemberian MP-ASI pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI 1. Pengertian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

MAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk

MAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk MAKANAN FORMULA WHO dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO Anak Gizi Buruk 1. Tahap Stabilisasi 2. Tahap Transisi 3. Tahap Rehabilitasi (Tumbuh Kejar) 1 KRITERIA GIZI BURUK (WHO-1998)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI 1. Perilaku Ibu a. Pengertian Respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ksep Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG BALITA OLEH : RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

GIZI SEIMBANG BALITA OLEH : RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes GIZI SEIMBANG BALITA OLEH : RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes 1 GIZI BALITA dan ANAK 1-5 tahun Balita Dibedakan : * 1 3 tahun : Batita * 4 5 tahun : usia pra sekolah >5 thn- 9 tahun anak-anak Pertambahan tinggi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. AIR SUSU IBU 1. ASI Sebagai Makanan Bayi ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang diekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Batita atau Toddler a. Konsep Batita atau Tooddler Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana pada periode ini anak berusaha

Lebih terperinci

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya makanan pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi atau anak yang optimal. Sejak lahir bayi hanya diberikan ASI hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN POLA PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU MENUR IV KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kehidupan. Kekurangan gizi pada balita dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur TINJAUAN PUSTAKA Tempe Tempe adalah bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan merupakan salah satu masalah pokok. KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita KAPAN SAATNYA BALITA MULAI MEMERLUKAN MAKANAN NON ASI? Masa ketergantungan bayi terhadap ASI dimulai sejak bayi lahir sampai usia

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenis-jenis Makanan Anak Usia 0-24 Bulan 1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah makanan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya,

Lebih terperinci

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH GIZI BAYI DAN BALITA CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH TOPIK PEMBELAJARAN 1. Gizi seimbang bagi bayi dan balita a. Prinsip gizi bagi bayi dan balita b. Cara pengelolaan makanan balita c. Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV Anak dengan pajanan HIV Penilaian kemungkinan infeksi HIV Dengan memeriksa: Status penyakit HIV pada ibu Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV Cara kelahiran dan laktasi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan Pengetahuan adalah, kata dasarnya tahu, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi menurut susunan perkataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan ataupun penggantian

Lebih terperinci

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan,

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan, BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, penyuluhan/konsultasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Defisiensi vitamin A diperkirakan mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. Sekitar 250.000-500.000 anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap tahun karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman anggota kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein nabati yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber nutrisi lengkap dan mengandung gizi tinggi. Kandungan kalsium susu sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan dan pembentukan tulang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN By Yetti Wira Citerawati SY Apa yang di makan bayi sejak usia dini merupakan fondasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. SDM akan optimal jika gizi dan kesehatan pada beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH) DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH) PENDAHULUAN Diit pada Hemodialisis adalah diit yang diberikan pada penderita gagal ginjal kronik yang mendapat terpai pengganti HD. HD sebagai pengganti sebagian kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci