BAB II KERANGKA TEORI. kerangka teori/tinjauan menurut para ahli yang berkkaitan dengan penelitian yang
|
|
- Widya Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II KERANGKA TEORI Supaya masalah dalam penelitian ini mudah dipahami, maka diperlukan kerangka teori/tinjauan menurut para ahli yang berkkaitan dengan penelitian yang diteliti, dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Pengertian Ma Ayun Bareh Ma ayun bareh adalah sebuah ritual keagamaan yang dilaksanakan ketika ada masyarakat yang meninggal dunia. Ritual ini sudah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat petok. Dan tradisi ini sudah menjadi turun temurun bagi masyarakat Petok. Ma ayun bareh dilaksanakan ketika mayat masih disemayamkan di rumah. Akan tetapi, ma ayu bareh juga boleh dilaksanakan pada mendoa Hari Bilangan. Tujuan dari ma ayun bareh adalah untuk membayar fidiah puasa dan fidiah sholat si mayat. Yang dimaksud dengan fidiah puasa dan fidiah sholat di sini adalah memperbaiki amalan puasa dan sholat si mayat. Agar si mayat membawa amalan yang cukup ketika dihisab di alam kubur. Ma ayun bareh ini bertahan sejak dulu sampai sekarang. Bertahannya ma ayun bareh ini karena adanya fungsi yang sangat kuat yang tertanam pada diri masyarakat Petok. Fungsi itu adalah adaptasi dalam teori Talcon Person. Adaptasi menjadi media partisipai sehingga ma ayun bareh bisa bertahan sampai saat sekarang ini.
2 9 B. Tradisi 1. Pengertian Tradisi Tradisi tidak bisa dilepaskan dari konteks kebudayaan. Setiap kebudayan manusia pasti memiliki tradisi. Kebudayaan manusia memiliki transformasi nilai-nilai dari nenek moyang kepada cucunya yaitu dalam bentuk tradisi. Kebudayan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia, yang hanya diperolehnya dengan belajar dan menggunkan akalnya. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. 1 Tradisi secara etimologi, tradisi berasal dari bahasa latin yaitu tradisio yang berarti diteruskan atau kebiasaan. Dalam pengertian yang paling sederhana, dapat dipahami sebagai sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat biasanya dari suatu negara, kebudayaan, dan agama yang sama. Hal yang paling mendukung dari tradisi ini adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya, baik tertulis maupun lisan. Tradisi ini merupakan sarana untuk mengkaitkanmasa kini dengan masa depan yang berorientasi pada masa lalu dan waktunya berulang. 2 Pengertian tradisi menurut Soekanto adalah suatu pola prilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama kenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun 1 Reisisty Yenibra, Tradisi Serak Gulo Masyarakat Etnis India Kampung Keling Kota Padang, Skripsi, (Padang: Perpustakaan Uin Imam Bonjol Padang), h.13 2 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi cet. Ke1 Ed Pertama,( Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h.193
3 10 temurun. Tradisi pada hakikatnya adalah aktifitas kebudayaan yang bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. 3 Manusia pada dasarnya memerlukan sesuatu bentuk kepercayaan kepada kekuatan ghaib. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang budaya hidupnya. Nilai-nilai itu kemudian terbentuk dalam sebuah tradisi yang diwariskan secara turun menurun dan sudah tertanam dalam sifat masyarakat. Oleh karena itu, tradisi sangatlah sulit berubahnya dan kalau berubah sangatlah lambat. 4 Berbicara tentang tradisi, hubungan antara masa lalu dan masa kini haruslah lebih dekat. Tradisi mencakup kelangsungan masa lalu ke masa kini ketimbang sekedar menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal dari masa lalu. Kelangsungan masa kini mempunyai dua bentuk yaitu material dan gagasan, atau objektif dan subjektif. Tradisi adalah kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada sampai saat ini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. 5 Lebih khusus tradisi yang dapat melahirkan kebudayaan masyarakat dapat diketahui dari wujud tradisi itu sendiri. Menurut koentjaraningrat, kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, yaitu: a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud tersebut 3 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu sosiologi: sebuah kajian pendekatan struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, (Jakarta: Rajawali Pres, 2007), h.55 5 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial. Cet ke-4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.69
4 11 menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang tersimpan dalam tape, arsip dan komputer. b. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial initerdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk materi/artefak Tujuan Tradisi Adapun tujuan tradisi dalam masyarakat yaitu: a. Menjadikan hidup manusia akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. b. Menciptakan kehidupan yang harmonis. 6 Elly M. Setiadi dkk, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Petmasalahan sosial Teori, Aplikasi dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana, 2008), h
5 12 Kedua tujuan tersebut akan terwujud apabila manusia menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar sesuai dengan aturan. 7 C. Fungsi Menurut Rocher, fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. 8 Teori fungsionalis digagas oleh Talcont Person, yang asumsi dasar dari teori fungsional adalah segala sesuatu tercipta secara teratur. Pandangan teori fungsionalis berakar kuat kepada sosiologi keteraturan dengan pendekatan objektif. Penganut aliran ini, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian dan saling berkaitan (agama, pendidikan, struktur politik, sampai keluarga). Teori ini berkembang untuk menganalisis tentang struktur sosial masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait meskipun memiliki fungsi yang berbeda. Suatu prinsip utama dalam teori parson bahwa tindakan sosial itu diarahkan pada tujuannnya yang normatif. 9 Menurut Talcot Parson, sistem sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, yang bekerja sama dan menyatu untuk membentuk sebuah keseimbangan Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, (Jakarta: UI-Press, 1981) cet.ke-2, h Geogrge Ritzer dkk, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: kencana, 2008), h Dadang Supardan, Op.Cit, h Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.58
6 13 Talcot Parson memperkenalkan teori AGIL yaitu: Adaptation atau adaptasi (A), goal attainment atau pencapaian tujuan (G), integration atau integrasi (I) dan latent pattern maintenance atau pemeliharaan pola-pola (L) 11, lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Adaptation Adaptation (Adaptasi) merupakan sistem sosial yang menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan menyesuaikan lingkungannya untuk kebutuhan. Sistem sosial ini harus aktif menyesuaikan diri dengan lingkungan luar, agar sistem sosial bisa berubah Goal Attainment Goal attainment (Pencapaian Tujuan) merupakan persyaratan fungsional yang diarahkan pada tujuan bersama di dalam suatu sistem sosial. 13 Fungsi ini sangat penting, yaitu sistem harus memiliki, mendefinisikan, dan mencapai tujuan utama. Fungsi ini merupakan fungsi kepribadian. 14 Fungsi ini mengatur hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dan sub-sistem. Fungsi ini dilakukan oleh individu yang merupakan sumber daya dan tenaga untuk mencapai tujuan yang sama Integration (Integrasi) 11 Geogrge Ritzer dkk, Op.Cit h Dadang Supardan, Op.Cit, h Ibid, h Abdulsyani, sosiologi Skematika Teori dan Terapan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), h Elly M.Setiadi, Op.Cit, h Nanang Martono, Op.Cit, h Abdulsyani,Op.Cit, h.132
7 14 Integration merupakan sebuah sistem harus mengatur dan menjaga hubungan antara satu dengan yang lain di dalam komponennya. Fungsi integrasi ini dijalankan oleh sistem sosial dengan mengendalikan bagianbagian yang menjadi kompenennya. Menurut Talcot Parson, masyarakat merupakan sebuah sistem sosial yang saling bekerja sama, ketergantungan, mempengaruhi antar bagian yang menyatu dalam membentuk keteraturan dan keseimbangan. Jika salah satu bagian tidak berjalan sesuai dengan fungsinya, maka yang lain tidak berjalan. 16 Menurut Alvin L Betrand, dalam buku sosiolgi skematika, teori, dan terapan, terdapat sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial yaitu sebagai berikut: a. Keyakinan (Pengetahuan) Keyakinan merupakan unsur sistem sosial yang dianggap sebagai pedoman dalam penerimaan pengetahuan pada masyarakat. Keyakinan ini secara praktis biasanya digunakan bagi kelompok masyarakat yang terbelakang pengetahuannya, sehingga dalam menilai suatu kebenaran dirumuskan melalui keyakinan bersama. 17 b. Perasaan (Sentiment) Perasaan menurut Alvin menunjuk bagaimana perasaan bagi anggota kelompok (sistem sosial) tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa, serta tempat tertentu. Unsur-unsur perasaan sangat membantu pola tingkah laku seseorang, jika tidak bisa dijelaskan dengan cara-cara lain. Suatu 16 Nanang Martono Op.Cit, h Abdulsyani, Op.Cit, h.126
8 15 keberhasilan seseorang ditentukan kepada unsur perasaan terhadap masing-masing anggota, karena jika di dalam anggota mempunyai dendam, maka tidak bisa bekerja sama antara satu dengan yang lain. 18 c. Tujuan, Sasaran, atau Cita-cita Tujuan, cita-cita atau sasaran merupakan pedoman bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama, dapat tercapai secara efektif. 19 d. Norma Norma sosial merupakan komponen sistem sosial yang dapat dianggap kritis untuk memahami tindakan manusia. Norma-norma mengambarkan aturan-aturan yang dapat memberikan petunjuk kepada pola tingkah laku. Misalnya, tentang kejujuran, tata tertib hukum, dan lain sebagainya. Alvin mengambarkan jika individu atau kelompok berpegang pada norma (aturan), maka interaksi dalam kelompok berlangsung dengan lancar sesuai ketetapan-ketetapan bersama. 20 e. Status dan Peran Status merupakan serangkaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola tingkah laku yang diharapkan orang-orang pemangku status dinamakan peranan. Peranan sosial bekerja sama dengan status, sehingga saling 18 Ibid, h Ibid, h Ibid, h.127
9 16 tunjang menunjang secara timbal balik dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban. 21 f. Tingkatan atau Pangkat (Rank) Tingkatan atau pangkat merupakan sistem sosial yang berfungsi menilai prilaku anggota kelompok. Maksudnya untuk memberikan kepangkatan (status) tertentu yang dianggap sesuai dengan prestasiprestasi yang telah dicapai. Orang yang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, bisa dinaikkan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga berbagai aktivitasnya nampak saling bergantungan antar mereka. 22 g. Kekuasaan atau Pengaruh (Power) Kekuasaan menunjuk pada kapasitas penguasaan seseorang terhadap anggota kelompok. Kekuasaan seseorang dalam mengawasi anggota kelompok bisa dilihat dari stastus yang dimiliki. Pengaruhnya sangat besar dalam pengambilan suatu keputusan, biasanya pemegang kekuasaan adalah orang yang bisa mempengaruhi anggota kelompoknya. Dalam analisis sistem sosial, suatu kekuasaan merupakan patokan bagi para anggota suatu kelompok dalam menerima berbagai tugas dan perintah. 23 h. Sanksi 21 Ibid, h Ibid, h Ibid, h.128
10 17 Sanksi merupakan ancaman hukum yang biasanya ditetapkan oleh masyarakat terhadap para anggota yang melanggar norma-norma sosial kemasyarakatan agar mereka bisa mematuhi norma-norma yang berlaku. 24 i. Sarana atau Fasilitas. Secara umum sarana dimaksudkan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari sistem sosial. Yang paling penting dari unsur sarana adalah terletak dari kegunaannya bagi suatu sistem sosial. Dalam analisis sistem sosial pada prinsipnya mengutamakan fungsi dari suatu sarana agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. 25 j. Tegangan Ketegangan (Strees-Strain) Dalam sistem sosial senantiasa terjadi ketegangan, sebab dalam kehidupan masyarakat tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai penafsiran yang sama dalam menghadapi suatu masalah. Ketegangan itu terjadi karena adanya konflik dalam peranan sebagai akibat dari proses sosial yang tidak merata. Jika dalam suatu sistem sosial dapat tumbuh dan berkembang dengan langgeng, itu karena tingkat toleransi di antara anggota relatif tinggi, karena pencapaian tujuan dari kelompok-kelompok tersebut. 26 Secara garis besar, unsur-unsur sistem sosial pada masyarakat merupakan ketergantungan antara satu dengan yang lain dalam suatu keseluruhan. Dalam ketergantungan itu, masyarakat bersatu yang bersifat lebih kekal dan stabil. Selama masing-masing individu dalam kelompok 24 Ibid, h Ibid, h Ibid, h.129
11 18 saling ketergantungan antara satu dengan yang lain, maka selama itu pula unsur-unsur sistem sosial menjalankan fungsinya. Secara lebih rinci bahwa unsur-unsur sistem sosial dalam masyarakat adalah status, peranan, dan perbedaan sosial yang saling berhubungan dalam suatu struktur sosial. Status sangat erat hubungannya dengan peranan. Peranan seseorang dilakukan sebesar hak dan kewajibannya yang diatur dalam status. Pelaksanaan hak dan kewajiban itu berdasarkan norma-norma sosial yang dianggap sebagai pengawal perikelakuan individu-individu agar sesuai dengan status yang dimiliki Laten Pattern Maintenance (Pemeliharaan Pola-pola) Sasaran akhir dari sebuah sistem adalah terpeliharanya modelmodel dan norma-norma. Laten pattern dijalankan oleh sistem kultur dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang menjadi motivasi dalam bertindak. Nilai dihubungkan dengan apa yang diinginkan manusia sehingga membentuk pola tingkah laku manusia, sedangkan norma diciptakan dalam rangka mempertahankan suatu nilai tertentu. Parson membayangkan kultur sebagai kekuatan utama yang mengikat berbagai unsur dunia sosial. Menurut istilahnya sendiri, kultur merupakan kekuatan utama, yang mengikat sistem tindakan. Kultur menengahi interaksi antar aktor, menginteraksikan kepribadian, dan menyatukan sistem sosial. Di dalam sistem sosial, sistem diwujudkan dengan norma, nilai, sedangkan sistem kepribadian dimasukkan budaya 27 Ibid, h.130
12 19 melalui aktor sehingga masyarakat terpengaruh. Namun sistem kultural tak semata-mata menjadi bagian sistem yang lain, ia juga mempunyai keberadaan yang terpisah dalam bentuk pengetahuan, simbol-simbol dan gagasan. 28 D. Tokoh Dalam membahas tentang sejarah maka akan berbicara tentang kapan terjadinya, di mana terjadinya, siapa tokohnya, bagaimana proses terjadinya, apa yang terjadi, dan kenapa bisa terjadi. Dalam setiap penyebaran agama pasti memiliki yang namanya tokoh yang menyebarkan agama tersebut. Bila berbicara mengenai teori aktor, kita tidak asing lagi dengan Anthony Giddens human agents or actor I use term interchangeably-haave, as inherent of what they do, the capacity to understand what they do while they do while they do it. The reflexife of human actor are characteristically inloved in continuous manner whith the flow of day conduct in the contexts of sosial activity. 29 Menurut Anthonay Giddens, agen atau aktor memiliki aspek inheren, tentang apa yang mereka lakukan dan kapasitas untuk memahami apa yang mereka lakukan sambil mereka melakukan sesuatu. Menurutnya makna agen hampir sama dengan individu, tetapi agen lebih menunjuk pada watak individu aktif. Setiap manusia merupakan agen yang memiliki tujuan, karena sebagai individu ia memiliki dua kecenderungan yaitu memiliki tujuan dan 28 George Ritzet dan Dauglas, J. Goodman, Op.Cit, h Novi S. Nur, Tradisi Perayaan Muluik Nabi Muhammad SAW di Korong Kampung Bendang Nagari Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman, skripsi, (Padang: perpustakaan UIN IB, 2015), h. 14
13 20 alasan terhadap tindakannya. Kemudian menggabungkan alasan ini secara terus menerus serta bertindak sesuai dengan tujuannya. 30 Agen terus menerus memonitor pemikiran dan aktivitas mereka sendiri serta aktivitas orang lain dan mengharapkan pihak lain bertindak seperti dirinya, mereka juga rajin memonitor aspek-aspek fisik dan sosial dari konteks tempat mereka bergerak. Hal ini dilakukan dalam rangka mencari perasaan aman, dengan usaha merasionalkan tindakan secara rutin dan berlaku tanpa tumpang tindih sehingga tujuan mereka yang dianggap rasional dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, yang disebut dengan aktor adalah individu yang melakukan tindakan atau aktivitas untuk mengusai bidang tertentu dalam masyarakat sehingga dia mendapat posisi dan memiliki pengaruh dan kekuasaan. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk menciptakan struktur sosial sesuai dengan keinginan mereka, serta memaksakan pihak lain agar mengikuti aktivitasnya, secara sadar dan masuk akal, serta menyatakan eksistensi dirinya. Dari aktivitas yang dilakukan oleh aktor dalam menjalankan peran dan fungsinya, penulis menganalisa melalui teori fungsionalisme oleh Robert K. Mertoon, yaitu cara yang dapat dipergunakan dalam menghubungkan makna kepada sesuatu menurut akibat yang dihasilkannya, dengan cara menitikberatkan perhatian untuk mengeksplorasi prilaku, relasi dan aktivitas dari sebuah struktur dibandingkan dengan subtansi atau perlengkapan- 30 Ibid, h.14
14 21 perlengkapan subtansi tersebut. Teori ini lebih terfokus untuk melihat tubuh atau struktur sosial yang merupakan perangkat dari sebuah sistem hanya bisa dipahami dalam hubungannya dengan peristiwa atau relasi lainnya. 31 Artinya setiap tindakan yang dilakuan aktor meskipun tidak dapat dilihat secara jelas tujuannya, maka fungsinya dapat dilihat dan dianalisa. 31 Ibid, h.16
BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons
BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi
Lebih terperinciBAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional
BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. 45 Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
Lebih terperinciBAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah
BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL A. FUNGSIONALISME STRUKTURAL Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasanya yang dikaitkan dengan teori, korelasi pembahasan penelitian dengan teori dan juga
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial
MODUL PERKULIAHAN Sistem Sosial FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 2 Abstract Dalam pokok bahasan ini adalah memperkenalkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL
Lebih terperinciBAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.
35 BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS A. AGIL Suatu fungsi adalah suatu kompleks kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu. Menggunakan
Lebih terperinciBAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. STRUKTURAL FUNGSIONAL Untuk mendukung penelitian ini, peneliti mengkaji lebih lanjut dengan teori Struktural Fungsional.Dan berikut merupakan penjelasan teori struktural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinci2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN Manusia pertama-tama ada, berjumpa dengan dirinya, muncul di dunia dan setelah itu menentukan dirinya. (Jean-Paul Sartre) A. MANUSIA DAN KESADARAN DIRI Sebagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang
Lebih terperinciInisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk
Lebih terperinciBAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adanya konflik yang melibatkan warga sipil dengan TNI menimbulkan berbagai perubahan pada bidang sosial maupun bidang budaya bagi kehidupan masyarakat Desa Setrojenar.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Fakta Sosial Paradigma fakta sosial fakta sosial terpaut kepada antar hubungan antara struktur sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.
BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA A. Teori AGIL Talcott Parsons Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian
Lebih terperinciBAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa
45 BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural Skripsi yang berjudul Peran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi
Lebih terperinciKapita Selekta Sosial
Modul ke: Kapita Selekta Sosial Sistem Sosial Fakultas FIKOM Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dari
Lebih terperinciKAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT
KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 1. Tradisi Mitoni sebagai Kebudayaan A. Kajian Pustaka Perkumpulan manusia dalam sebuah masyarakat, akan melahirkan banyak hal baru didalamnya. Baik bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki kekayaan kebudayaan didalamnya. Selain itu menurut Koentjaraningrat (2009:165), di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya bekerja sebagai petani atau disebut juga dengan agraris. Dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jorong Petok adalah sebuah Jorong yang terletak di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Masyarakat Jorong Petok pada umumnya bekerja sebagai
Lebih terperinciYENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI (Studi Kasus Di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) YENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Kebudayaan a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan
Lebih terperinciSISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)
SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dr bhs Yunani systema artinya sehimpunan dari bagian2 atau komponen2 yg saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan
Lebih terperinciTEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam
Lebih terperinciBAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer
BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer Dalam sebuah penelitian tentunya para sejarawan membutuhkan sumber-sumber yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini
BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1
31 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretik 1. Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons Salah satu teori yang bisa digunakan untuk melihat kerukunan adalah pendekatan fungsionalisme struktural. Pendekatan
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan dalam masyarakat tidak begitu saja ada dengan sendirinya. Kebudayaan itu sendiri merupakan sebuah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia dan Kebudayaan Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 Manusia sebagai Makhluk Budaya Manusia makhluk Tuhan yang mempunyai akal. Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
Lebih terperinciMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami manusia sebagai makhluk budaya Mahasiswa mampu mengapresiasi kebudayaan Mahasiswa memahami problematika kebudayaan MANUSIA MANUSIA Apa
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciSosiologi dan Antropologi
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK i LEMBAR PENGESAHAN Rencana
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang modern ini masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1981, didirikan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Karawang. Alasan didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal
Lebih terperinciBAB I Tinjauan Umum Etika
BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsionalisme Struktural Talcott Parson (dalam Ritzer, 2004:121) beranggapan bahwa suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling
49 BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM Kerangka teori adalah teori-teori yang dianggap relevan untuk menganalisis objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.
Lebih terperinciBAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di
BAB II : KAJIAN TEORITIK a. Solidaritas Sosial Durkheim dilahirkan di Perancis dan merupakan anak seorang laki-laki dari keluarga Yahudi. Dia mahir dalam ilmu hukum filsafat positif. Dia terakhir mengajar
Lebih terperinciSISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)
SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dr bhs Yunani systema artinya sehimpunan dari bagian2 atau komponen2 yg saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan
Lebih terperincicommit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tabut di Bengkulu semula merupakan ritual yang sakral penuh dengan religius-magis yaitu merupakan suatu perayaan tradisional yang diperingati pada tanggal 1
Lebih terperinciPengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme
Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan
Lebih terperinci2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan dan memenuhi segala kebutuhannya. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2007, hlm.23) Manusia senantiasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek
Lebih terperinciPengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012
Nur Hidayat http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id TIP FTP UB Pengertian Etika Berasal dari Yunani -> ethos artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi etika: Sebagai subjek : Untuk menilai apakah
Lebih terperinciBAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak
53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela
BAB II. KAJIAN PUSTAKA Umumnya bertumbuhnya ekonomi selalu dijelaskan lebih karena faktor eksternal seperti struktur dan sistem ekonomi. Namun, pengaruh internal juga sangat menentukan. Strategi utama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Masyarakat sebagai suatu sistem sosial, dimana setiap unit sosial yang sifatnya berkelanjutan serta memiliki identitas tersendiri dan dapat dibedakan dengan unit sosial lainnya bisa
Lebih terperinciBAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN
BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN A. Rasonalitas Manusia Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe tipe tindakan
Lebih terperinciBAB VI REALISASI PANCASILA
BAB VI REALISASI PANCASILA Disusun Oleh: Nadya Athira C. 143020318 Heni Nurhaeni 143020336 Mirasitkha Virana P. 143020342 Asri Nur Fitriani 143020343 Azka Lithia Amanda 143020354 Raj ba Rohmatullah 143020371
Lebih terperinciFacebook :
1 Nama : Dian Silvia Ardasari Tetala : Baso, 4 Desember 1983 Pendidikan : Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia Status : Istri dari Chairul Hudaya Ibu dari Naufal Ghazy Chairian (3,5 th) dan Naveena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciPendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis
Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pustaka yang berkaitan dengan topik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciHAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:
PENGANTAR SISTEM SOSIAL TKW 121 2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. KULIAH KE 2 HAKIKAT ILMU SOSIAL Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: a. Sosiologi merupakan ilmu
Lebih terperinciBAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA 11.1 Pengantar Pada dasarnya setiap ilmu pngetahuan tediri dari dua bagian penting, yaitu teoritik dan empirik. Teoritik menunjuk pada skema konseptual, seperti
Lebih terperinciSOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN
SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki
Lebih terperinciBAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu
BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON A. Fungsionalisme Struktural Dalam penelitian ini menggunakan Teori fungsional struktural yang pencetusnya adalah Talcott Parson. Asumsi dasar dari Teori
Lebih terperinciBAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP
BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada dua bab sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa komunitas karakter sosial dan juga karakter
Lebih terperinciBAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
23 BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Struktural Fungsional (Talcott Parsons) Dalam penelitian ini berparadigma fakta social menggunakan teori structural fungsional yang mempunyai empat imperetatif
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciPENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA
PENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA PENGERTIAN SOSIOLOGI Secara terminologi berasal dari B. Yunani, yakni Socius dan Logos, Socius berarti kawan, berkawan ataupun bermasyarakat, sedangkan logos berarti
Lebih terperinciDINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL. Ellya Rosana*
DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL Ellya Rosana* Abstrak Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal, dan juga diartikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh sebab itu kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam
21 BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON A. Teori Fungsionalisme Struktural Teori Fungsionalisme Struktural menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf mendefinisikan
Lebih terperinciB A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan
5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia merupakan buah Pergumulan Kreatif dari penduduk setempat dan telah menjadi warisan untuk genarasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Nelayan Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama
Lebih terperinci