PERILAKU MAHASISWA TUNANETRA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI AKADEMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU MAHASISWA TUNANETRA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI AKADEMIK"

Transkripsi

1 PERILAKU MAHASISWA TUNANETRA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI AKADEMIK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh : Khusnul Noviati NIM PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

2

3 ABSTRAK Khusnul Noviati ( ). Perilaku Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik. Dibawah bimbingan Ida Farida MLIS. Progam studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kebutuhan informasi, pencarian informasi serta kendala dan solusi pencarian informasi.penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan informasi mahasiswa tunanetra adalah informasi yang berkaitan dengan perkuliahan, teknologi, pengembangan diri, sejarah dan cara menggunakan software NVDA (Non Visual Desktop Acces) dalam bentuk braille, digital talking book, elektronik book, dan word. Proses pencarian informasi mahasiswa tunanetra sama dengan model Elis yang disempurnakan oleh wilson"a stage process version of ellis s behavioural framework yaitu Starting (permulaan pencarian informasi), Chaining (pencarian dengan menghubungkan suber yang dicari dengan merujuk rangkaian sitasi), Extracting (mengidentifikasi sumber informasi), Verifying (pengecekan sumber informasi), dan Ending (pemustaka mengakhiri pencarian informasi), namun perbedaannya terletak pada penggunaan alat bantu bagi tunanetra seperti DTB (digital talking book), alat pemutar DTB (digital talking book reader), komputer bicara dan braille. Dalam melakukan pencarian informasi Mahasiswa tunanetra menghadapi beberapa kendala seperti tidak adanya fasilitas yang memadai, kurang lengkapnya bahan pustaka di perpustakaan fakultas, dan kurang percaya diri karena keterbatasan yang mereka miliki. Dari kendaa yang ada mereka menemukan beberapa solusi yang dapat mereka gunakan dalam melakukan pencarian informasi seperti melakukan pencarian informasi di internet dengan menggunakan komputer bicara, menggunakan software NVDA (Non Visual Desktop Acces), mengajak teman dan bertanya pada pustakawan jika melakukan pencarian di perpustakaan. Kata Kunci: kebutuhan informasi, akademik, perilaku pencarian informasi, mahasiswa tunanetra ii

4 ABSTRACT Khusnul Noviati ( ). The behaviour of visually impaired student in UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in Meet the Needs of Academic Information. Under the guidance of Ida Farida MLIS. Library Science Study Program Faculty of Adab and Humanities of the Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta, The purpose of this study was to determine the information needs, information retrieval and problem also the solution. this study using descriptive method with qualitative approach. The results showed the information needs of visually impaired students is information relating to the lecture, technology, self-development, history and how to use the software NVDA (Non Visual Dekstop Access) in braille form, digital talking book, electronic book, word and also pdf file. The search process blind students are generally the same, and author use Elis and Wisson s models "A stage process version of ellis s behavioural framework which is Starting (beginning of information retrieval), Chaining (search by linking source sought by reference to a series of citations), extracting (identifying resources), Verifying (checking of resources), and Ending (pemustaka end the search information), but in search of information blind students need tools like digital talking book, digital lalking book player, computer speech and braille. The obstacles faced by visually impaired students is the lack of adequate facilities, incomplete library materials in the faculty library, lack of confidence and the limitations they had. The solution of these obstacles is searchin in the internet using a talk computer, use a soft ware NVDA (Non Visual Dekstop Access), if going to library they ask the librarian and also invite friends. Keywords: information needs, academic, information seeking behavior, visually impaired students iii

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi rabbi yang telah memberikan kecerdasan, rahmat, dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia ini dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perilaku Mahasiswa Tunanetra Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis berkat kerja keras serta dukungan dan doa dari berbagai pihak yang banyak membantu penulis dalam melakukan penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Pungki Purnomo, MLIS, selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kedua orang tua, 3. Mukmin Suprayogi. M.Si, selaku sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ibu Ida Farida, MLIS, Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan masukan pada penulis 5. Bapak Parhan Hidayat, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis 6. Akademik pusat UIN syarif hidayatulla yang telah memberikan data kepada penulis iv

6 7. Rafik Akbar. Spd, Firmansyah, dan Juanda selaku mahasiswa tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini 8. Segenap dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis 9. Ahmad Inus Sugiarto, Widhia Oktaverianti, S.IP, Annisa Marliani Yulinar, S.IP, Lailatifa Febriana, S.IP, Chaerunnisa, S.IP, Bamas Prasprasetyo, Hafis Salim Arbie, Lidia, S.IP yang selalu memberikan semangat dan arahan untu penulis 10. Seluruh sabat Ilmu perpustakaan angkatan 2011, semoga kita selalu dalam ikatan persabatan dan tali silaturahmi 11. Sarah Maria Ulfah dan seluruh sahabat MA Al- Zaytun angkatan tujuh (SWAT) yang selalu memberikan dorongan dan membuat penulis selalu termotifasi dalam menyelesaikan skripsi 12. Alumni JIP UIN, yang telah memberikan motifasi bagi penulis 13. Kedua orang tua, Bapak Sucipto dan Ibu Wainah yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik, membimbing penulis, serta doa yang tak pernah berhenti untuk penulis 14. Adik Fitri Nur Eliyasa, Furkon Alhakim, Fahmi Aulia, Kamal Ikhsan dan Safira Maiftel Hayat yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini. 15. Untuk semua pihak yang telah membantu menulis, dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas motivasi, semangat dan bantuannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Namun, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai v

7 pihak. Semoga skripsi dapat berpanfaat bagi penulis khususnya dan bagi perkembangan khazanah ilmu pengetahuan. Jakarta, 04 Februari 2016 Khusnul Noviati vi

8 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 D. Definisi Istilah Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Tunanetra Kebutuhan Informasi... 8 E. Sistematika Penulisan... 9 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Mahasiswa Tunanetra Mahasiswa Tunanetra Mahasiswa Tunanetra vii

9 B. Kebutuhan Informasi Akademik Kebutuhan Informasi Sumber Informasi C. Perilaku Pencarian Informasi Perilaku Pencarian Informasi Model Perilaku pencarian Informasi D. Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian B. Sumber Data Data Primer Data Sekunder Informan C. Teknik Pengumpulan Data Observasi Wawancara Dokumentasi D. Teknik Analisis Data Reduksi data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan E. Jadwal Penelitian BAB IV GAMBARAN UMUM, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Visi dan Misi Struktur Organisasi Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta viii

10 B. Hasil Penelitian Kebutuhan Informasi Mahasiswa Tunanetra Perilaku Mahasiswa Tunanetra Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik Kendala dan Solusi Mahasiswa Tunanetra dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik C. Pembahasan Kebutuhan Mahasiswa Tunanetra Perilaku Mahasiswa Tunanetra Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik Kendala dan Solusi Mahasiswa Tunanetra dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN BIODATA PENULIS ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 1. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2. Data Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pencarian Informasi Mahasiswa Tunanetra x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Phases in the Scientific Information System Gambar 2. Wilson s Model of Information Behavior Gambar 3. Model Pencarian Informasi Menurut Elis Gambar 4. Proses pencarian informasi mahasiswa tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki hak yang sama dalam memenuhi kebutuhan informasi baik orang yang memiliki fisik sempurna maupun mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti tuna netra. Baik mereka yang memiliki fisik sempurna maupun tunanetra pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang terlampau jauh walaupun mereka berpenglihatan kurang ataupun tidak dapat melihat mereka tetap membutuhkan informasi terutama bagi mereka yang sedang mengenyang pendidikan. Cara memenuhi kebutuhan informasinya pun sama hanya saja tunanetra membutuhkan alat bantu seperti digital talking book, komputer bicara, braille dan lainya untuk menggunakan atau memanfaatkan sumber informasi yang ada. Tak jarang mereka mendapati kesulitan dalam melakukan pencarian informasi bila alat bantu bagi tunanetra tidak tersedia karena mereka harus melakukan beberapa langkah dalam memperoleh informasi seperti menganalisa apa kebutuhan akademik mereka, mencari bahan yang dibutuhkan dengan cara meminta bantuan teman untuk membacakan sebagian isi buku, setelah buku atau informasi yang mereka cari sudah didapatkan mereka haruslah menscan bahan tersebut kedalam bentuk PDF (Portable Documen Format) setelah itu 1

14 2 mereka barulah dapat memanfaatkan bahan tersebut menggunakan komputer bicara. 1 Dengan keterbatasannya tersebut mereka tetap semangat dalam menimba ilmu dan bahkan banyak dari mereka yang sukses hingga mendapatkan gelar sarjana. Namun ironinya di negara kita banyak masyarakat khususnya mahasiswa yang gagal dalam studi mereka karena berbagai alasan padahal mereka memiliki fisik yang sempurna dan dapat langsung memanfaatkan sumber informasi yang ada tanpa harus menggunakan alat bantu dalam memenuhi informasi akademik. Dalam dunia pendidikan khususnya di perguruan tinngi informasi sangatlah penting dan mendasar guna memenuhi kebutuhan akademik karena kegiatan perkuliahan erat kaitannya dengan informasi sehingga informasi sangatlah mendukung kegiatan akedemik dalam perguruan tinggi. Kebutuhan informasi dan cara memperoleh informasi antar mahasiswa berbeda dan beragam, ada yang datang ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya pada teman, membaca jurnal, koran dan lainya. Dalam Undang- undang No. 4 tahun 1997 pasal 6 dijelaskan mengenai hak akses bagi penyandang cacat yang dilindungi oleh hukum menyebutkan bahwa mereka berhak memperoleh haknya untuk aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya dan hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluaga dan masyarakat. 2 1 Wawancara Pribadi dengan Rafik, Pamulang: 23 Oktober Undang- undang Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

15 3 Berangkat dari undang- undang tersebut maka pemenuhan informasi bagi penyandang cacat disebutkan pada nomor empat dan enam. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya perpustakaan untuk memenuhi dan memberikan akses bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Hal diatas dapat juga diuraikan bahwa penyandang cacat khususnya tunanetra memiliki hak yang sama dalam akses informasi sesuai dangan kebutuhan mereka dengan memberikan alat bantu yang dapat memudahkan mereka dalam menelusur informasi. Dengan demikian penyandang tunanetra akan mendapat hak sama dan tidak merasa tertinggal dengan yang lainnya karena informasi yang mereka dapatkan sama dengan orang lain. Dalam UUD 1945 pasal 28f dibahas pula hak yang sama bagi setiap orang tanpa memandang fisik, ras, dan status ekonomi dalam kebebasan mengakses informasi. Dalam undang- undang tersebut dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Dalam Deklarasi Glasgow IFLA tahun 2002 disebutkan bahwa: Libraries and information services shall make materials, facilities, and services equally accessible to all users. There shall be no discrimination for

16 4 any reason including race, national or ethnic origin, gender or sexual preference, age, disability, religion, or political beliefs. 3 Perpustakaan dan penyedia informasi haruslah membuat bahan pustaka, fasilitas, dan pelayanan perpustakaan dapat diakses atau dapat digunakan oleh semua pengguna. Tidak ada deskriminasi dengan alasan apapun baik itu ras, kebangsaan atau etnis, jenis kelamin, usia, penyandang cacat, agama atau politik. Dari undang- undang dan hasil deklarasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang berhak mendapatkan, mencari serta mengakses informasi baik di perpustakaan maupun di tempat lain tanpa membedakan status sosial, ras, dan juga fisik. Hal ini berlaku juga bagi tunanetra dan penyandang cacat lainnya karena hak mereka di lindungi oleh undang- undang. Oleh karenanya setiap instansi yang terkait dengan bidng keilmuan dan informasi haruslah menyediakan sarana bagi tunanetra guna mendapatkan informasi dan pendidikan agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah merupakan salah satu universitas yang memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus yaitu tunanetra. Walaupun mereka menjadi kelompok minoritas namun mereka dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan di atntara mereka sudah ada yang menyelesaikan jenjang S1. Walaupun mereka mengalami keterbatasan fisik dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka dalam memenuhi tugas akademik mereka tetap berusaha belajar dan bekerja 3 Helen Brazier, Library and Information Service for Visually Impaired People, Library Trends: Vol. 55, No. 4, Spring 2007, h. 868

17 5 keras dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Keberhasilan dan cara mahasiswa tunanetra memenuhi kebutuhan informasi akademik dari keterbatasan yang mereka miliki menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk membahas penelitian yang berjudul: Perilaku Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik. B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka penulis membatasi penelitian pada: a. Informasi yang dibutuhkan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akademik. b. Perilaku pencarian informasi mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik. c. Kendala dan solusi yang dilakukan mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi.

18 6 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berokut : a. Informasi apa yang dibutuhkan mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan akademik? b. Bagaimana perilaku pencarian informasi mehasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik? c. Kendala dan solusi apa yang dilakukan mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skipsi ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik. b. Untuk mengetahui prilaku pencarian informasi mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik. c. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang dilakukan mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik.

19 7 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Lembaga Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada peneliti untuk memberikan saran dan masukan yang bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait dengan lembaga perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan adanya saran dan masukan dari peneliti, diharapkan pihak UIN Syarif Hidayatullah dapat menjadikan saran dan masukan tersebut sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap terciptanya perpustakaan yang ramah terhadap tunanetra. b. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan pemahaman dan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta sebagai alat pembelajaran sebelum terjun langsung di masyarakat. D. Definisi Istilah 1. Perilaku Pencarian informasi Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau keadaan lingkunganya. 4 Perilaku merupakan suatu respon atau tanggapan dari seseorang karena adanya rangsangan dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan individu itu sendiri. Perilaku pencarian informasi merupakan keseluhuran perilaku manusia berkaitan dengan 4 Kemendibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada 30 Januari 2015dari

20 8 sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun pasif Mahasiswa Tunanetra Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam kamus besar bahasa indonesia tunanetra adalah tadak dapat melihat atau buta. 6 Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) dan mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas / low vision). 7 Jadi mahasiswa tunanetra adalah orang yang belajar di perguruan tinggi dan memiliki kebutuhan khusus karena tidak dapat melihat dan berpenglihatan kurang jelas serta membutuhkan alat bantu untuk melihat. 3. Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi ialah kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang untuk meningkatkan pengetahuan guna menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. 5 Muhammad Yusuf Pawit dan Yahya Suhendar, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan sekolah, (Jakarta: Kencana, 2007), h Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada tanggal 04 Desember 2014dari 7 Ibid

21 9 E. Sistematika Penulisan Dalam menyusun proposal penelitian ini, peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bab. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, penelitian relevan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Bab ini peneliti akan membahas kerangka teoritis tentang pengertian tunanetra, pembagian tuanetra, pengertian prilaku, penelusuran informasi, dan kebutuhan informasi akademik. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini peneliti akan membahas tentang pengertian tunanetra, penyebab kebutaan, profil tunanetra dan motifasi mereka dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang prosedur penelitian, analis data yang berisi Perilaku Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi akademik. faktor pendukung dan penghambat mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik, strategi mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik, dan solusi dari kendala yang dihadapi.

22 10 BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.

23 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Mahasiswa Tunanetra 1. Mahasiswa Secara umum mahasiswa dapat diartikan sebagai mereka yang sedang menempuh atau belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa terdiri dari dua kata yang keduanya memiliki makna besar atau agung dari kata maha sedangkan orang yang sedang belajar adalah makna dari kata siswa, dari kedua kata tersebut mahasiswa memiliki arti siswa yang agung atau siswa yang berada pada tingkatan tertinggi dalam dunia pendidikan. Dalam PP. No 30 Tentang Pendidikan tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu yaitu lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian sehingga mahasiswa adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan elit intelektual dengan tanggung jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan tridarma lembaga tempat ia bernaung. 1 1 Peraturan Pemerintah No. 30, Tentang Pendidikan Tinggi Bab 1 pasal 1 ayat 1 dan 6 11

24 12 2. Tunanetra Secara umum tunanetra merupakan orang yang memiliki kebutuhan khusus yaitu tidak dapat melihat baik yang disebabkan oleh kecelakan dan sebagainya ataupun sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Dalam kamus besar bahasa indonesia tunanetra adalah orang yang tadak dapat melihat atau buta. 2 Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) dan mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas / low vision). Tunanetra juga dapat diartikan sebagai orang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan mereka. Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain: a. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu) meter. b. Ketajaman penglihatan 20 atau 200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki. c. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada 04 Desember 2014 dari 3 Pertuni, Persatuan Tunanetra Indonesian Blind Union, diakses pada 04 Desember 2014 dari

25 13 Tunanetra adalah seseorang yang mempunyai penglihatan tetapi mengalami keterbatasan pada indra penglihatannya sehingga mereka kesulitan dalam membaca tulisan meskipun sudah menggunakan alat bantu kaca pembesar/ kacamata. Dari pengertian- pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tunanetra adalah orang yang tidak dapat melihat atau buta dan junga arang yang berpenglihatan kurang karena hanya dapat melihat pada jarak tertentu, kebutaan tersebut dapat terjadi karena bawaan dari lahir dan juga karena penyakit atau akibat dari kecelakaan. 3. Mahasiswa Tunanetra Dari dua pengertian mengenai mahasiswa dan tunanetra tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tunanetra adalah pelajar yang menimba ilmu di perguruan tinggi namun memiliki kebutuhan khusus atau tidak dapat melihat. Mahasiswa tunanetra juga dapat diartikan sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi namun tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) dan mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata. Dengan kata lain mahasiswa tunanetra merupakan seseorang yang memiliki kebutuhan khusus yang dalam pendidikannya harus dibantu oleh alat bantu untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya.

26 14 B. Kebutuhan Informasi Akademik 1. Kebutuhan Informasi Setiap orang di dunia ini pasti memiliki kebutuhan baik itu kebutuhan primer, sekunder atau kebutuhan tersier. Kebutuhan setiap orang pun berbeda antar satu dengan yang lainnya. Informasi adalah salah satu kebutuhan yang hampir seluruh orang membutuhkannya. Jadi kebutuhan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan oleh seseorang dalam menunjang kehidupannya dan harus dipenuhi. Kebutuhan menurut Burton dan Merril need is a discrepancy between what it is and what should be. Kebutuhan merpakan suatu perbedaan (discrepancy) antara kenyataan yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada pada saat ini. 4 Setiap orang baik anak- anak, orang dewasa, pejabat, orang biasa, dan bahkan orang berkebutuhan khusus membutuhkan informasi, karena informasi merupakan kebutuhan yang mendasar pada saat ini. Dewasa ini perkembangan informasi sangatlah cepat karena dalam hitungan menit bahkan detik informasi yang ada terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan informasi setiap orang. Dengan informasi kita dapat mengetahui apa yang tidak diketahui dan dapat menambah wawasan kita. Salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi dimana seseorang selalu merasa perlu untuk memenuhi 4 Thomas M Sherman, Instructional decision-makking: a guide to responsive instructions, (Virginia: Educational Technology Publications Englewood Clifs, 1980), h. 50

27 15 kebutuhan informasinya. Informasi merupakan kumpulan data atau uraian dari sebuah data, kemudian data tersebut dioleh agar menjadi informasi sehingga dapat di akses dan dimanfaatkan oleh kita semua. Informasi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menghilangkan ketidakpastian, data yang tersusun rapih dan juga data yang diolah kedalam suatu bentuk yang bermakna dan dapat difahami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia informasi dapat diartikan sebagai 1. Penerangan, 2. Keterngan; pemberitahuan; kabar atau berita (tentang); 3. Keseluruhan makna yang menunjang amanat, telah terlihat didalam bagian- bagian amanat itu. 5 Informasi juga dapat diartikan sebagai data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu dan keputusan mendatang. 6 Dengan demikian informasi merupakan data yang telah diolah menjadi informasi agar dapat difahami dan dimanfaatkan oleh banyak orang. Dengan informasi kita dapat mengetahui apapun yang tidak kita mengerti dan juga dapat memberikan pemahaman bagi orang yang tidak mengetahui akan suatu hal. 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada 04 Desember 2014 dari 6 Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta : Andi, 2005), h. 15

28 16 Informasi merupakan suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan- putusan yang dibuat. 7 Sedangkan menurut Kenneth C. Laudon dalam buku sistem informasi manajemen dinyatakan bahwa information is data that have been shaped into a form that is meaningful and useful to human being. Dengan demikian informasi dapat diartikan sebagai data yang sudah dibentuk atau dirubah kedalam bentuk formulir yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh manusia. 8 Informasi juga dapat diartikan sebagai berita yang mengandung maksud, atau pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain melalui berbagai media. Informasi adalah konsep yang universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkup masing- masing dan terekam pada sejumlah media yang selanjutnya disebut bahan perpustakaan (dokumen) yang menjadi koleksi perpustakaan. 9 Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan informasi merupakan kebutuhan seseorang mengenai informasi dengan subjek yang beragam dan dapat ditemukan di perpustakaan. Menurut wilson kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak mendasar seperti kebutuhan akan tempat tinggal dan keperluan lain yang 7 M. Yusup Pawit, Teori & Praktik Penelusuran Informasi: Information Retrieval, (Jakarta: Kencana 2010), h.1 8 Chr. Jimmy L. Gaol, Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi, (Jakarta: Pt. Grasindo 2008), h. 8 9 Ibid

29 17 dibutuhkan untuk bertahan hidup, namun informasi merupakan kebutuhan sekunder yang muncul atau timbul dari keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan primer. 10 Selain itu kebutuhan informasi didorong oleh ras ingin tahu seseorang akan suatu hal dan karena keinginan seseorang untuk mendapatkan informasi karena kurangnya informasi yang ia miliki sehingga ia merasa membutuhkan informasi tersebut karena kurangnya pengetahuan yang ia miliki. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi merupakan kebutuhan seseorang dalam hal pemenuhan informasi yang disebabkan oleh rasa inggin tahu, kekurangan informasi dan kewajiban dalam memenuhi atau mendapatkan informasi. Sedangkan kebutuhan informasi akademik merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan akademik seperti perkuliahan, pengerjaan tugas, PKL, KKN dan sebagainya. Kebutuhan informasi akademik merupakan kebutuhan yang didorong oleh kebutukan pelajar atau mahasiswa dalam hal pendidikan. 2. Sumber Informasi Dalam memenuhi kebukebutuhan informasi sesorang membutuhkan sumber informasi yang menjadi yang menghubungkan antara 10 Wilson, Tom D., On user studies and information needs, (Journal of documentation: 37.1,1981), hal Diakses pada 16 Maret 2015 melalui

30 18 pengguna informasi dengan informasi itu sendiri. Dalam melakukan pencarian informasi seseorang dapat mengakses sumber informasi seperti perpustakaan, pusat informasi dan arsip, bertanya pada dosen dan juga toko buku. Menurut Astuti sumber perolehan informasi adalah media tersimpannya informasi yang terbagi dalam tiga kategori yaitu: a. Manusia (dosen, teman, pustakawan atau oarng yang lebih paham) Pada dasarnya mmanusia selalu membutuhkan bantuan orang lain karena memang sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial. Dengan kata lain jika seseorang membutuhkan suatu inforasi maka tak jarang ia akan bertanya pada orang lain dengan cara mengkomunikasikan apa yang ingin dicarinya kepada orang lain. b. Media Media merupakan sumber informasi yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan tersebut mengakibatkan arus informasi yang semakin cepat dan beragam hal ini memicu terciptanya media informasi berupa internet yang didalamnya banyak terdapat informasi dari berbagai subjek. c. Lembaga Informasi (perpustakaan, pusat dokumentasi dan arsip) Saluran informasi dibedakan menjadi dua yaitu saluran formal dan informal. Perpustakaan, pusat dokumentasi, dan arsip

31 19 merupakan saluran informasi formal sedangkan teman sejawat dan yang lainnya merupakan sumber informasi formal. Berdasarkan bentuknya jenis informasi dibedakan menjadi informasi primer, sekunder, dan tersier. menurut Sulistyo Basuki sumbersumber informasi suber informasi dibagi menjadi tiga yaitu: 11 a. Sumber Informas Primer Sumber informasi primer merupakan sebuah karya yang ditulis langsung oleh peneliti dan bukan merupakan karya tejemahan dan karya saduran. Dalam hal ini yang termasuk kedalam sumber informasi primer adalah majalah ilmiah, hasil penelitin, skripsi, buku teks paten dan standar. b. Sumber Informasi Sekunder Sumber informasi sekunder merupakan alat untuk menemukan sumber informasi primer yang dikemas untuk mempermudah perolehan informasi primer. Sumber informas sekunder antara lain adalah: kamus, bibliografi, ensiklopedia, indeks, abstrak, dan katalog perpustakaan. c. Sumber Informasi Tersier Merupakan dokumen yang berisi informasi tentang dokumen sekunder dan didalamnya terdapat rangkuman yang bersumber dari informasi sekunder dan primer. Direktori dan bibliografi merupakan contoh dari sumber informasi tersier. 11 Sulistyo Basuki, Pengantar Dokumentasi, (Bandung: Rekayasa Sains, 2004), h. 61

32 20 C. Perilaku Pencarian Informasi Dalam memenuhi kebutuhannya setiap orang memiliki kebutuhan dengan cara memperoleh yang berbeda. Dengan kebutuhan yang berbeda tersebut perilaku tiap orang pun berbeda sesuai dengn tingkat kebutuhan dan keinginannya dalam memperoleh informasi. Perilaku merupakan respon dari rangsangan yang mengakibatkan seseorang melakukan suatu hal. Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dari dalam diri seseorang, selain itu perilaku merupakan tindakan yang didorong oleh kebutuhan seseorang akan sesuatu. Perilaku merupakan perbuatan atau tingkah laku yang merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau keadaan lingkunganya. 12 Perilaku adalah setiap tindakan yang digunakan sebagai alat atau cara agar dapat mencapai satu tujuan sehingga kebutuhan terpenuhi atau suatu kehendak terpuaskan. 13 Dengan demikian perilaku dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau tindakan yang terbentuk karena adanya dorongan, respon dan juga kebutuhan seseorang. 1. Perilaku Pencarian Informasi Tindakan atau tingkah laku seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi menggambarkan perilaku pencarian informasi yang dilakukan seseorang guna memenuhi kebutuhannya. Perilaku 12 Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada 30 Januari 2015 di 13 Yasir Riady, Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral Dalam Penyusunan Disertasi, Visi Pustaka vol. 15, No.2, (Agustus 2003) h. 109

33 21 pencarian informasi merupakan seluruh tindakan seseorang yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber dan penghubung informasi baik aktif maupun pasif dalam pencarian atau penggunaan informasi. Menurut panen perilaku pencarian infomasi merupakan perilaku seseorang yang selalu bergerak berdasarkan ruang dan waktu, mencari informasi untuk menjawab tantangan, menentukan fakta, menjawab pertanyaan dan memehami masalah. Model komunikasi manusia secara umum khususnya pada pencarian informasi dalam sistem informasi terdapat hubungan antara kebutuhan informasi dengan pencarian informasi dan pemanfaatan informasi pada gambar Information needs Information seeking & Exchange Information Uses Information organization and management Gambar 1. Phases in the Scientific Information System 14 Ibid

34 22 2. Model Perilaku Pencarian Informasi Dalam memenuhi kebutuhan informasinya seseorang dapat melakukan kegiatan yang dapat memenuhi rasa ingin tahunya akan suatu hal, kegiatan seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi dalam berbagai bentuk dan media disebut perilaku pencarian informasi. Perilaku pencarian informasi merupakan perilaku seseorang yang selalu terus bergerak berdasarkan lintas ruang dan waktu, mencari informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, menentukan fakta, memecahkan masalah menjawab pertanyaan dan memahami suatu masalah. 15 Jadi antara pencarian informasi dan pemenuhan kebutuhan informasi sangatlah berhubungan satu sama lain, karena dalam memenuhi kebutuhan informasi seseorang haruslah melakukan pencarian informasi. Perilaku pencarian informasi adalah pencarian informasi denga konsekuensi untuk memenuhi kebutuhan dengan beberapa tujuan. Dalam pencarian seseorang dapat berinteraksi dengan panduan dari sebuah sistem informasi, koran dan perpustakaan, atau komputer berbasis sistem seperti World Wide Web. Dalam melakukan pencarian informasi ada beberapa model yang dapat digunakan dalam pencarian informasi seperti model pencarian informasi yang dikemukaan oleh Kulhtau yaitu Information Search Process (ISP) dalam ISP pencarian informasi terdiri dari enam tahap dengan tahapan awal 15 Ibid

35 23 a. Inisiasi (initiation) pada tahapan ini seseorang sadar bahwa mereka kurang akan pengetahuan atau pemahaman atau kurannya informasi yang dibutuhkan sehingga ia merasa membutuhkan untuk mencari informasi. b. Seleksi (selection) dalam hal seleksi seseorang melakukan identifikasi dan memilih topik atau apa yang akan dicarinya. Pada tahap ini seseorang sudah merasa siap untuk memulai pencarian informasi karena sudah melakukan penyeleksian. c. Eksplorasi (Exploration) Pada tahap ini pencari informasi berhubungan langsung dengan perantara (intermediary). Pencari informasi pada tahap ini akan merasa sulitan dan bingung karena pencari informasi tidak dapat mengatakan atau mengemukakan apa yang sebenarnya akan ia cari atau butuhkan. d. Formulasi (Formulation) Pada saat formulasi rasa ketidak pastian dan keraguan seorang pencari informasi mulai berkurang dan sebaliknya rasa percaya diri seseorang mulai tumbuh dan meningkat. Pada masa ini fikiran seseorang mulai fokus dan berorientasi pada suatu topik tertentu. Pada tahapan ini seseorang memfokuskan pencarian pada masalah yang sedang diteliti dengan mengidentifikasi dan memilih ide yang berfokus pada topik informasi e. Koleksi/ penggumpulan (collection) sehingga hubungan atara pencari informasi dan sistem informasi menjadi efektif dan

36 24 efisien. Pada tahapan ini tugas pencari informasi adalah mengumpulkan informasi yang berkaitan dan berfokus pada topik. f. Presentasi (presentation) pada tahap ini semua penelusuran dapat terselesaikan dan akan muncul perasaan lega dan puas yang umum terjadi bila pencarian berjalan dengan baik namun sebaliknya akan mengecewakan jika hasil tidak sesuai dengan topik yang dicari. 16 Sedangkan model pencarian inforasi menurut wilson tahun 1981 dengan model inforamasi yang dikenal dengan a model of information behavior. Dalam model ini ditekankan mengenai keinginan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhanya akan informasi dan hambatan atau (barries) dalam memenuhi kebutuhannya. Berikut merupakan model yang dikemukakan oleh Wilson Kuhlthau, Carol C., Inside the search process: Information seeking from the user's perspective. (JASIS` ) h Wilson, T. D, On User Studies and Information needs, Journal of Documentation Vol. 62 No. 6, (Emerald:2006)

37 25 Gambar 2. Wilson s model of information behavior Dari gambar diatas dapat dijabarkan bahwa pencarian informasi seseorang diawali dari kebutuhan seseorang akan informasi sehingga mereka melakukan pencarian informasi yang dapat dilakukan dengan cara bertukar informasi, menggunakan atau merujuk sumber informasi dan sistem informasi. Dalam gambar diatas dijelaskan bila pencarian menggunakan sumber informasi dan sistem informasi maka pencarian informasi dapat menghasilkan dua kemungkinan yaitu sukses atau gagal, bila pencarin sukses maka informasi dapat digunakan dan dapat dibagikan pada orang lain. Sedangkan bila gagal maka kegiatan akan berhenti. Dalam model ini seseorang yang melakukan pencarian informasi akan mendapatkan hasil pencarian yang memuaskan atau tidak memuaskan bila hasil tidak memuaskan pencarian akan berhenti.

38 26 Sedangkan Elis dalam penelitiannya behavioral model of seeking strategies. Elis merumuskan model pencarian informasi sebagai berikut: a. Starting the means employed by the user to begin seeking information, for example, asking some knowledgeable colleague. Starting diartikan oleh pengguna untuk memulai pencarian informasi misalnya, bertanya kepada rekan yang berpengetahuan luas. Starting merupakan suatu aktifitas dimana seseorang mulai melakukan pencarian informasi menggunakan bahan rujukan dan mulai memilih informasi yang cocok dengan kebutuhannya. b. Chaining following footnotes and citations in known material or forward chaining from known items through citation indexes. Chaining ialah mengikuti saluran (rantai) catatan kaki dan kutipan yang ada dalam bahan pustaka yang diketahui atau melanjutkan rantai dari bahan pustaka yang dikenal melalui indeks rujukan, sitasi dan sejenisnya. Pada periode ini seseorang mulai melakukan pencarian informasi dengan mengutip bentuk dari bahan rujukan pada suatu dokumen dengan mengikuti rangkaian saluran atau rantai yang menghubungkan bahan rujukan dengan alat pencarian berupa sitasi, indeks dan lainnya. c. Browsing semi-directed or semi-structured searching. Browsing adalah sebuah peencarian yang semi terstruktur dan terarah. Kegiatan pada vase ini merupakan kegiatan pencarian

39 27 yang mulai terarah dan mulai terstruktur ditandai dengan pencarian yang mengarah pada bidang sesuai minat melalui abstrak dari penelitian, daftar isi dan lainnya. d. Differentiating using known differences in information sources as a way of filtering the amount of information obtained. Differentiating ialah membedakan dengan cara mengetahui perbedaan dalam sumber informasi sebagai suatu cara untuk memilih dari banyaknya informasi yang diperoleh. Pada kegiatan ini seseorang memilih dari seluh peolehan pencarian informasi untuk memeriksa kualitas maupun isi dokumen dengan cara menggunakan ciri- ciri sumber informasi tersebut. e. Monitoring keeping up-to-date or current awareness searching. Monitoring ialah memantau dengan cara menjaga pencarian agar tetap up-to-date atau tetap terkini. Merupakan kegiatan dimamana seseoranga mulai menjaga atau memantau perkembangan pencariannya dengan cara memfokuskan pada beberapa sumber informasi yang telah ia pilih. f. Extracting selectively identifying relevant material in an information source. Pada kegiatan ini pencarian dilakukan dengan cara yang lebih sisematis dengan cara mengambil, memisahkan atau mengidentifikasi secara lebih selektif sumber informasi yang diminatinya.

40 28 g. Verifying checking the accuracy of information. Pada kegitan ini dilakukan verifikasi atau pengecekan ketepatan terhadap sumber informasi yang didapat apakah sudah sesuai atau belum dengan apa yang ia cari. h. Ending which may be defined as tying up loose ends through a final search. Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari suatu pencarian informasi dimana kegiatan pencarian dihentikan karena usainya kegiatan penulisan atau penelitian. 18 Berikut ini merupakan tabel mengenai model pencarian informasi yang dikemukakan oleh Elis, Proses pencarian dilakukan pada awal proses adalah sterting sedangkan akhir dari proses pencarian informasi adalah ending. 19 Browsing Starting Chaning Differe ntiating Extracting Ending Monitoring Gambar 3. Model Pencarian Informasi Menurut Ellis 18 Wilson, Thomas D, Human information behavior, ( Informing science 3.2: 2000), h Abkarina Musa adah, Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung, (Semarang: Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h. 14

41 29 Berdasarkan penjelasan Ellis mengenai hubungan antara pola perilaku pencarian informasi individu bergantung pada lingkungan kegiatan pencarian informasi keduanya saling bersangkutan dan berkaitan satu sama lain saat melakukan pencarian informasi. Ellis mengatakan bahwa starting tetap merupakan proses permulaan, sedangkan extracting harus mengikuti perilaku khusus seperti chaining. Berdasarkan penjelasan tersebut Wilson mengusulkan revisi model ellis yang kemudian disebut dengan A stage process version of ellis s behavioural framework dengan proses sebagai berikut : Starting- Chaining- Extracting- Verifying- Ending 20 Menurut Wilson browsing, monitoring, dan differentiating bukanlah tahapan pencarian informasi melainkan prosedur atau metode pencarian informasi. 21 Berdasrkan model Kulhtau, Eliss dan Wilson dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pencarian informasi seseorang memiliki pola atau rangkaian pencarian informasi yang di mulai dari rasa ingin tahu dan kebutuhan individu sampai pada tahapan penggunaan informasi. 20 Yasir Riady, Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral Dalam Penyusunan Disertasi, Visi Pustaka, Vol. 15, No. 2 (Agustus: 2013), h Wilson, T.D. (1999) "Models in information behaviour research" Journal of Documentation, 55(3) diakses tanggal 5 Maret 2015

42 30 D. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya mengenai pencarian informasi tunanetra dilakukan oleh Abkarina Musa adah Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini berjudul Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai kebutuhan pemakai tunanetra dalam mengakses informasi dan bagaimana perilaku pencarian informasi Balai Rehabilitasi Sosial Panganthi Temanggung. Perbedaan antara penelitian Abkarina Musa adah dengan penelitian ini ialah terletak pada pembahasan dimana Abkarina Musa adah lebih menjelaskan mengenai pencarian informasi pengguna tunanetra Balai Rehabilitasi Sosial Penganthi yang menggunakan software JAWS (Job Acces With Speech) sedangkan penelitian ini membahas mengenai perilaku mahasiswa tunanetra UIN Jakarta dalam memenuhi kebutuhannya. Penelitian Abkarina menjelaskan lebih mendalam mengenai kebutuhan dan pencarian informasi serta perpustakaan khusus tunanetra yang menyediakan koleksi braille dan alat bantu JAWS (Job Acces With Speech) yang dapat membantu tunanetra dalam mengakses informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif Abkarina Mussa adah, Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di Perpustakaan Balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung, (semarang: Universitas Diponegoro, 2013)

43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dan komperhensif. 1 Penelitian deskriptif mengkaji hubungan kolerasi antara beberapa variabel. Penulis menggunakan penelitian deskriptif guna memberikan gambaran secara umum mengenai perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan, pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah jenis pendekatan yang dilakukan terhadap data-data non angka seperti, hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari buku-buku, artikel dan juga termasuk non tulisan seperti foto dan gambar. 2 Menurut taylor dan bogdan metodologi kualitatif ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dalam bentuk tertulis atau bentuk lisan dari peilaku seseorang yang dapat diamati. 3 1 Zainurrahman, Menulis : Dari Teori Hingga Praktik, (Bandung : Alfabeta, 2011), h Irawan, Prasetya. logika dan Prosedur Penelitian. Cet. 1, (Jakarta : STIA-LAN, 1999). hal.99 3 Wiji Nurastuti, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Ardana Media, 2007) 31

44 32 B. Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara langsu ng kepada informan atau yang berpotensi dalam memberikan informasi yang releven. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari mahasiswa penyandang tunanetra dan alumni penyandang tunanetra. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data diperoleh tidak langsung dari sumbernya, melainkan diambil dari dokumendokumen seperti laporan, karya tulis orang lain, koran dan majalah. 4 Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai data sekunder adalah jurnal ilmiah, catatan dokumentasi, artikel, dan lain sebagainya. 3. Informan Informan adalah orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik 4 Prasetya Irawan, logika dan Prosedur Penelitian, Cet. 1, ( Jakarta : STIA-LAN. 1999)

45 33 pengambilan sampel bertujuan atau (Purposive Sampling) dalam teknik ini sampel ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya sehingga informan yang digunakan telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini. 5 Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan utama yaitu tunanetra alumni UIN Syarif Hidayatullah peneliti memilih 3 informan yaitu alumni penyandang tunanetra dan mahasiswa penyandang tunanetra yang terdiri dari: a. Alumni tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rafik Akbar merupakan salah satu dari sekian banyak alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki kebutuhan khusus (tunanetra). Informan menyelesaikan jenjang S1 di Fakultas Tarbiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beliau lahir di Jakarta, 16 Juni Alasan penulis menjadikannya sebagai informan, karena sebagai alumni dan telah menyelesaikan program S1 informan telah mengetahui dan berpengalaman dalam hal pencarian informasi. Selain itu sekarag informan menjadi salah satu staf diyayasan Raudlatul Makfufin dan menyadi staf pengajar komputer. 5 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Andi, 2008), h. 76

46 34 b. Mahasiswa penyandang tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Firmansyah adalah mahasiswa Fakultas Tarbiah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lahir di Jakarta, 08 Januari Alasan penulis menjadikanya informan karena informan sedang mengerjakan Skripsi karenanya informan pasti membutuhkan banyak informasi dan melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan skripsinya. c. Informan yang ketiga adalah Juanda Saputra mahasiswa Fakultas Tarbiah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah. Alasan penulis menjadikannya informan karena informan juga sedang mengerjakan skripsi selain itu informan juga merupakan anggota perpustakaan di Yayasan Mitranetra. C. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah cara atau metode penghimpunan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap sasaran penelitian.

47 35 b. Wawancara Wawancara (Inteview) merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari narasumber. 6 Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara adalah teknik pengumpulan data utama dalam metodologi kualitatif. Wawancara dapat berupa wawancara personal (Personal Interview), wawancara intersep (intercept Interview), dan wawancara telepon (Telephone Interview) c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dokumen, arsip dan artikel ilmiah. D. Teknik Analisis Data Setelah melakukan teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah menganalis data. Analisis data merupakan proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik 6 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Andi, 2008), h. 111

48 36 analisis data kualitatif. Data-data dari hasil observasi, wawancara, maupun dari dokumen-dokumen yang peneliti peroleh, terlebih dahulu akan diteliti dan dianalisis, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi disertai dengan alasan-alasan yang mendukung. Adapun analisis data yang dilakukan, diantaranya: 1. Reduksi Data Pada tahap ini, dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Data-data yang peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi tidak semuanya peneliti gunakan. Akan tetapi, data tersebut dipilah-pilah lagi yang relevan dengan tema penelitian. 2. Penyajian Data Data yang disjikan dalam penelitian ini berbentuk teks yang bersifat naratif. Yang nantinya akan menjelaskan hasil dari penelitian yang peneliti lakukan. 3. Penarikan Kesimpulan Setelah data-data terangkum dan dijabarkan, peneliti akan membuat kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

49 37 E. Jadwal Penelitian No Kegiatan Penyusunan Proposal Pengajuan Proposal Bimbingan Skripsi Feb Mar Apr Mei Agus Sep Okt Apr 4 Penelitian 5 6 Penyusunan skripsi Sidang Skripsi

50 BAB IV GAMBARAN UMUM, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-jami ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah. a. Tahun 2002 disebut periode perintisan Periode ini merupakan langkah awal terbentuknya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun b. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mulai 20 Mei 2002 berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

51 39 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. IAIN With Wider Mandate, Periode ini mulai mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama. d. Tahun disebut Periode Fakultas IAIN al-jami ah Yogyakarta, merupakan hasil pengintegrasian antara AIDA dan PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-jami ah al-islamiyah al-hukumiyah e. Tahun disebut Periode ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) yang didirikan pada 1 Juni Visi dan Misi a. Visi Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan. b. Misi Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian yang bermanfaat bagi kepentingan keilmuan dan kemasyarakatan.

52 40 Membangun good university governance dan manajemen yang profesional dalam mengelola sumber daya perguruan tinggi sehingga menghasilkan pelayanan prima kepada sivitas akademika dan masyarakat. Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama 3. Struktur Organisasi dengan lembaga nasional, regional, maupun internasional. Tabel 1. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

53 41 4. Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidatullah Jakarta Tidak semua mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki fisik sempurna namun ada mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti tunanetra. Dalam perjalannya mahasiswa tunanetra tersebar di beberapa fakultas seperti Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Sains dan teknologi, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Ekonomi dan Teknologi. 1 Menurut data yang penulis dapatkan dari hasil wawncara dan data yang didapat dari dokumen yang ada, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima tunatetra melalui jalur mandiri dan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Dari hasil penelitaian yang penulis lakukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah banyak menerima mahasiswa tunantetra dari tahun ke tahun walau jumlahnya sedikit antara tiga sampai sepuluh orang karena pada tahun 2011 hanya tiga orang yang terdaftar dan pada tahun 2014 ada sebanyak enam orang. 2 Berikut data tunantetra yang terdektesi PUSDATA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2014: 1 Pustipanda, Data mahasiswa Tunanetra,(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), Tahun Pustipanda, Data mahasiswa Tunanetra,(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), Tahun 2014

54 42 No Nama Fakultas Jurusan 1 Fildzah Fatin Ilmu Tarbiah dan Keguruan Pendidikan Arab Bahasa Rafik Akbar Ilmu Tarbiah dan Pendidikan Agama Keguruan Islam Firmansyah Ilmu Tarbiah dan Pendidikan Agama Keguruan Islam Juanda Saputra Ilmu Tarbiah dan Pendidikan Agama Keguruan Islam 2 Halimatus Sa diyyah Ilmu Tarbiah dan Keguruan Pendidikan Guru MI/ SD 3 Dian Mas Utami Ilmu Tarbiah dan Keguruan 4 Isti Kumala Sari Sains dan Manajemen Pendidikan Agribisnis Teknologi 5 Rahmi Fathani Syariah dan Ilmu Perbankan Syariah hukum Tabel 2. Data Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Bagi mahasiswa tunanetra menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah merupakan suatu tantangan bagi mereka pasalnya mereka harus terbiasa di lingkungan yang belum menyediakan sarana dan prasarana

55 43 yang mendukung kegiatan akademik mereka. Sebagai contoh dalam melakukan pencarian informasi merek harus melalui beberapa tahapan hanya untuk mendapatkan informasi yang disediakan oleh perpustakaan dan mau tidak mau mereka harus mempunyai alat bantu sendiri di rumah ataupun bergabung dengan lembaga yang menyediakan alat bantu pencarian informasi bagi tunanetra seperti Yayasan Mitranetra dan Raudhatul Makfufin. A. Hasil Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian, peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari hasil observasi dan wawancara. Pada penelitian ini perilaku pencarian informasi mengacu pada model Elis yang telah direvisi oleh Wilson 3 yaitu Adapun hasil penelitian yang di peroleh sebagai berikut: 1. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Tunanetra Kebutuhan informsi merupakan kebutuhan seseorang akan informasi yang berguna untuk memperkaya diri. Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda bergantung pada tingkatan umur, profesi dan juga kebutuhan tiap individu. Seperti halnya mahasiswa tunanatra memiliki kebutuhan informasi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa subjek mengenai pendidikan merupakan subjek yang paling sering mereka butuhkan terkait dengan tingkatan pendidikan yang mereka ambil yaitu 56 3 Wilson, Thomas D, Human Information Behavior, (Informing science 3.2, 2000), h. 49-

56 44 fakultas tarbyiah. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat dilihat bahwa kebutuhan mahasiswa dibedakan menjadi: a. Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan Pada umumnya mahasiswa tunanetra membutuhkan informasi yang berkaitan dengan pendidikan yang sedang mereka jalani karenanya informasi yang mereka butuhkan harus menunjang kegiatan akademik mereka. Pencarian informasi mereka baerkaitan dengan tugas kuliah referensi dalam pembelajaran. Informasi yang biasanya saya cari itu mengenai pendidikan yang berkaitan dengan tugas kuliah saya sama informasi. Rf Saya biasanya cari informasi tentang pendidikan dan berkaitan sama tugas kuliah saya.fr Informasi yang saya butuhkan pasti berhubungan dengan pendidikan seperti teori tentang pendidikan, manajemen pendidikan ya pokoknya yang sesuai bidang saya Jn Berdasarkan informasi tersebut terlihat jelas bahwa ketiganya mengatakan bahwa pendidikan merupakan subjek yang sering meraka cari karena informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dibidang akademik mereka. b. Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan pengembangan diri Setiap orang memiliki kebutuhan informasi tersendiri tergantung pada rasa ingin tahu atau minat seseorang mengenai suatu hal karenanya mahasiswa tunanetra selain membutuhkan informasi mengenai subjek pendidikan mereka juga membutuhkan informasi dalam subjek lain seperti sejarah dan teknologi. saya cari informasi lain kaya berita, teknologi, tentang gimana baca al- qur an dan banyak lagi deh. Jn cari informasi tentang sejarah, agama, buku buku audio, braille dan juga cari informasi tentang pengembangan diri. Rf

57 45 saya juga suka cari subjek lain kaya agama, teknologi, motifasi sama panduan NVDA (Non Visual Desktop Acces). Fr Dari hasil wawancara tersebut terlihat jelas bahwa mereka tidak hanya membutuhkan informasi mengenai pendidikan saja. Terlihat jelas bahwa dua informan juga mencari informasi tentang teknologi, dua orang mencari dengan subjek agama, dua orang mengenai pengembangan diri, dan satu orang mengenai sejarah dan panduan NVDA (Non Visual Desktop Acces). c. Kebutuhan informasi sebagai penyandang tunanetra Seperti halnya tunanetra yang lain mahasiswa tunanetra memiliki bentuk informasi yang dapat mereka akses sesuai dengan keterbatasan yang mereka miliki oleh karenanya mereka membutuhkan informasi yang mempermudah mereka dalam hal konsumsi informasi seperti Braille, DTB (digital talking book), Elektronic book dan lainya. informasi yang bentuknya elektronik kaya buku buku audio, braille, word biar kebaca sama komputer bicara saya. Fr saya butuh informasi dala bentuk audio kaya DTB (digital talking book) yang biasa dengan mudah saya gunain. Jn Dua dari tiga informan mengatakan bahwa mereka membutuhkan informasi dalam bentuk audio, braille dan juga word untuk mempermudah mereka dalam menggunakan informasi. Terlihat jelas bahwa pada dasarnya mahasiswa tunanetra membutuhkan informasi dengan bentuk informasi yang dapat memudahkan mereka untuk menggunakan informasi karena mahasiswa tunanetra lebih mengandalkan pendengaran dan indra peraba mereka

58 46 sehingga mereka lebih menyukai informasi dalam mentuk audio dan braille. Dalam memenuhi kebutuhan informasi seorang mahasiswa tunanetra melakukan pencarian informasi pada sumber informasi sebagai berikut: a. Teman dan dosen Dalam memenuhi kebutuhan informasi akademiknya tak jarang mahasiswa tunanetra bertanya pada teman atau dosen mengenai subjek yang mereka cari. kadang tanya temen yang lebih tau tentang subjek saya. Rf sama tanya dosen atau temen. Jn Dari hasil wawancara tersebut terlihat jelas bahwa dua dari tiga informan bertanya pada teman dan dosen yang memiliki pengetahuan lebih daripada mereka. Dengan demikian mereka mendapat pengetahuan mengenai apa yang mereka cari. b. Internet Internet merupakan sumber informasi yang selalu digunakan seseorang guna memenuhi kebutuhan informasinya. Alasan mahasiswa tunanetra menggunakan internet sebagai sumber informasi yang paling sering mereka gunakan karena internet dapat menggunakan komputer bicara, dapat dicari dimana saja dan mudah digunakan oleh mahasiswa tunanetra. Saya cari informasi diperpustakaan, internet sama tanya dosen atau temen. Jn Saya suka cari informasi di internet. Rf Saya suka cari informasi di internet, mitranetra sama perpustakaan. Fr

59 47 Dari hasil penelitian tersebut tergambar bahwa internet merupakan media yang paling digemari ketiganya karena dapat digunakan secara langsung menggunakan komputer bicara dan lebih fleksibel. c. Perpustakaan Selain internet perpustakaan juga merupakan sumber informasi yang paling sering dikunjungi oleh mereka. Namun meraka harus mengajak teman atau keluarga jika berkunjung ke perpustakaan karena mahasiswa tuananetra membutuhkan teman untuk mencari dan juga membacakan buku yang telah mereka dapat. Saya biasa cari informasi di perpustakaan, Kalo ke perpustakaan saya gak pernah cari sendiri tapi ngajak temen buat minta tolong cariin buku dan bacain bukunya karena saya gak bisa cari sendiri, soalnya katalognya gak di desain buat tunanetra jadi saya mesti ajak temen kalo gak tanya ke pustakawan mengenai subjek yang saya cari. Fr saya ke perpustakaan fakulas Kalo ke perpustakaan saya mesti ajak temen kalo mau cari bahan buat tugas kuliah. Rf Saya cari informasi paling seneng pake internet, ke Yayasan mitranetra, sama perpustakaan. Kalo di perpustakaan saya dateng sama temen nah nanti temen yang cari buku buat saya terus saya dengerin apa yang dibacain temen, kalo gak sama temen saya tanya ke pustakawan minta tolong cariin karena katalognya biasanya buat orang awas jadi saya gak bisa pakai dan juga saya gak bisa cari buku langsung ke rak jadi pasti saya minta tolong pustakawan dan teman. Jn Dari ketiga informan tersebut ketiganya menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi meskipun mereka harus mengajak teman ke perpustakaan untuk membantu mereka dalam pencarian dan juga membacakan informasi karena di perpustakaan Universitas

60 48 maupun fakultas mereka belum menyediakan alat bantu bagi penelusuran mahasiswa tunanetra. Selain itu jenis sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa tunanetra pun beragam seperti: a. Jurnal b. Buku c. Goole book d. Skripsi e. Majalah online f. Peraturan pemerintah dan Undang- undang dasar 1945 Saya si biasanya pake internet carinya nah kadang saya cari di google book, jurnal, skripsi, blog, tapi gak jarang juga saya dapet dari buku. Fr Biasanya sumber informasi yang saya gunakan itu internet dalam bentuk jurnal penelitian, skripsi, peraturan pemerintah, undangundang. Rf Kalo saya biasa merujuk ke jurnal, buku, artikel dan juga teori yang saya cari dengan menggunakan internet, majalah online dan membaca buku. Jn Berdasarkan hasil penelitian tersebut dari dua dari tiga orang informan mencari informasi dalam bentuk jurnal yaitu rf dan fr dan skripsi yaitu rf dan jn, dalam bentuk buku satu orang yaitu fr, blog satu orang yaitu fr, google book satu orang yaitu rf, majalah online tiga orang yaitu fr, rf dan jn. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis informasi yang sering digunakan oleh ketignya adalah jurnal, skipsi, dan majalah online yang termasuk dalam sumber informasi sekunder.

61 49 2. Perilaku Mahasiswa Tunanetra Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik Informasi merupakan unsur panting bagi kehidupan manusia oleh karenanya informasi sangatlah dibutuhkan oleh semua orang. Seseorang melakukan pencarian informasi guna memenuhi kebutuhan informasinya karena informasi tidak akan datang dengan sendirinya kepada kita khususnya tunanetra. Tunanetra memiliki motivasi tersendiri dalam memenuhi kebutuhan informasi seperti ingin menjadi orang yang lebih baik, dapat bersaing dengan orang lain dan tertinggal karena keterbatasan yang mereka miliki. Dengan keterbatasan yang mereka miliki mahasiswa tunanetra melakukan pencarian informasi lebih sering menggunakan internet dan datang ke perpustakaan selain itu tak jarang merekan datang ke toko buku dan mendatangi lembaga yang menaungi tunanetra. Mahasiswa tunanetra haruslah mengajak teman atau meminta bantuan orang lain untuk mencari dan membacakan buku hasil pencariannya. 4 Pada dasarnya kebutuhan mahasiswa tunanetra sama dengan yng lainnya namun hanya media dan cara pemenuhannya yang berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan informasi akademiknya seorang tunanetra harus bekerja lebih keras dan giat dibanding dengan mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus, terlebih lagi dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka ingin memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dengan mahasiswa lain. Sama halnya 4 Wawancara pribadi denga Rafik Tangerang, 28 Mei 2015

62 50 dengan orang yang tidak memiliki kebutuhan khusus, tunanetra memerlukan informasi dan untuk memenuhi kebutuhan informasinya mereka melakukan pencarian informasi, berikut adalah tahapan melakukan pencarian informasi, dalam hal ini peneliti menggunakan model yang dikemukakan oleh Eliss yang telah direvisi oleh Wilson yaitu A stage process version of Elis s behavioural framework yang menggambarkan pencarian informasi sebagai berikut: a. Starting Starting merupakan langkah awal dalam melakukan pencarian informasi, dimana terdapat dua kegiatan yang harus dilakukan yaitu menentukan topik dan menganalisis tugas yang akan dicari. Penentuan dan pemilihan topik merupakan kegiatan sangat menentukan dalam pencarian informasi karena topik yang kita pilih nantinya akan menjadi kata kunci dalam penelusuran informasi. Pada tahapan ini seseorang belum mengetahui dan belum cukup informasi mengenai apa yang harus ia cari guna memenuhi kebutuhan informasinya dan biasanya seseorang. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan yaitu: 1) Menentukan subjek pencarian Seperti halnya orang lain mahasiswa tunanetrapun melakukan pemilihan topik dan penentuan topik untuk dijadikan kata kunci dalam penelusuran mereka, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh Fr, Rf dan Jn:

63 51 Biasanya sebelum cari informasi saya siapin dulu apa aja yang mau saya cari kaya tema sama subjeknya kalo udah tau baru saya cari dehinformasinya. Fr yang pertama dilakukan sebelum melakukan pencarian informasi saya biasayanya tentuin dulu temanya seteah itu menentukan model pencarian informasi, tapi kalo cari tentang tugas kuliah kan udah jelas tentang apanya kaya tugas tentang manajemen pendidikan ya berarti saya cari tentang menejemen pendidikan baru kalo mesti ditambah informasi lain saya cari kata kuncinya pake informasi yang kurang.rf kalo saya sebelum cari informasi biasanya saya tanya dulu sama temen ada tugas apa nah kalo ada tugas saya cari tentang tugas itu gak perlu tentuin subjeknya lagi kan udah jelas apa tugasnya, kalo tugas tentang manajemen ya biasanya saya jadiin subjek tentang manajemen tapi kalo cari informasi yang gak ada kaitannya sama tugas kuliah ya saya tentuin topik sama temanya dulu baru saya mulai cari informasinya.jn Dari penelitian yang peneliti lakukan ketiga informan tersebut menentukan subjek pencarian telebih dahulu sebelum mereka melakukan pencarian informasi. 2) Tidak menentukan subjek pencarian Dalam melakukan pencarian informasi tak jarang seorang mahasiswa tunanetra tidak menentukan subjek pencarian informasi hal ini dikarenakaan mereka sudah mengetahui subjek dari apa yang akan mereka cari, khususnya bila mereka mencari informasi yang berhubungan dengan tugas perkuliahan. Berikut kutipan wawancara yang peneliti lakukan: kalo saya sebelum cari informasi biasanya saya tanya dulu sama temen ada tugas apa nah kalo ada tugas saya cari tentang tugas itu gak perlu tentuin subjeknya lagi kan udah jelas apa tugasnya. Jn

64 52 tapi kalo cari tentang tugas kuliah kan udah jelas tentang apanya kaya tugas tentang manajemen pendidikan ya berarti saya cari tentang menejemen pendidikan. Rf Terlihat jelas bahwa dua dari tiga informan tidak menentukan subjek pencarian karena mereka telah mengetahui tugas atau subjek yang harus mereka cari. Hal ini terjadi pada pencarian berdasarkan tugas kuliah mahasiswa tunanetra. Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tiga informan menentukan topik dan tema terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian informasi guna mempermudah pencarian informasi. Namun dua diantaranya menambahkan apabila tugas dan subjeknya jelas maka mereka tidak perlu menentukan subjek melainkan langsung mencari menggunakan kata kunci mengenai tugas yang akan dicari. 5 b. Chaining Langkah kedua yang harus dilakukan dalam pencarian informasi bagi mahasiswa tunanetra adalah chaining. Pada tahapan ini seseorang melakukan pencarian informasi dengan mengikuti rangkaian sitasi dan merujuk pada bahan rujukan dalam dokumen. Chaining merupakan tahapan penting dari rangkaian proses pencarian informasi karena chaining merupakan proses pencarian informasi yang harus dilakukan oleh mahasiswa tunanetra yang mengacu pada sumber informasi seperti perpustakaan, toko buku, 5 Wawancara pribadi dengan Firman Ciputat, 29 Mei 2015

65 53 internet, dan lembaga yang menaungi tunanetra. 6 Pada tahapan ini pencarian mahasiswa dibedakan menjadi: 1) Pencarian informasi di perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu tempat yang diminati mahasiswa tunanetra dalam melakukan pencarian informasi. Hal ini terjadi karena perpustakaan menyediakan koleksi yang memadai guna memenuhi kebutuhan informasi akademik mereka. Namun apa bila perpustakaan tidak menyediakan media pendukung pencarian informasi seperti digital talking book, audio book, talking book, braille dan screen reader. Mereka mengajak teman atau kerabat untuk membantu mereka dalam melakukan pencarian informasi karena mereka tidak dapat langsung menggunakan katalog, mencari buku langsung di rak, dan membaca bahan pustaka melainkan meminta bantuan dari orang lain. Tak jarang mereka meminta bantuan pustakawan untuk mencarikan informasi yang ingin mereka cari. Lain halnya jika mereka datang ke lembaga yang menyediakan alat bantu bagi tunanetra mereka dapat mengakses katalog yang memang dirancang bagi tunanetra dan baru saat pengambilan bahan pustaka mereka meminta bantuan pustakawan. Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan : 6 Wawancara pribadi dengan Juanda Ciputat, 15 Juni 2015

66 54 Kalo ke perpustakaan saya gak pernah cari sendiri tapi ngajak temen buat minta tolong cariin buku dan bacain bukunya karena saya gak bisa cari sendiri. Fr Kalo ke perpustakaan yang jelas saya gak pernah sendiri pasti minta anterin teman buat bantuin cari buku dan bacain buku soalnya saya kan gak bisa cari katalog di perpustakaan apalagi kalo mesti cari dirak yang koleksinya banyak. kalo gak ngajak temen saya pasti nanya pustakawan buat minta tolong cariin bahan yang saya cari. Rf Kalo di perpustakaan saya dateng sama temen nah nanti temen yang cari buku buat saya terus saya dengerin apa yang dibacain temen, kalo gak sama temen saya tanya ke pustakawan minta tolong cariin karena katalognya biasanya buat orang awas jadi saya gak bisa pakai dan juga saya gak bisa cari buku langsung ke rak jadi pasti saya minta tolong pustakawan dan teman. Jn Dari hasil penelitian tersebut terlihat jelas bahwa mahasiswa tunanetra membutuhkan bantuan orang lain seperti teman, keluarga dan pustakawan dalam melakukan pencarian informasi informasi di perpustakaan karena tidak tersedianya alat bantu dalam pencarian informasi tunanetra. Namun bila mereka datang ke perpustakaan yang menyediakan alat bantu bagi tunanetra seperti di perpustakaan Yayasan Mitra Netra mereka haya menanyakan subjek yang mereka cari pada pustakawan dan mereka dapat mencari langsung menggunakan komputer bicara. Kalo ke mitra netra saya Cuma tanya ke puatakawan mengenai bahan yang mau saya cari karena disana koleksinya braille sama digital talking book saya jadi bisa gunain senderi gak mesti dibacain. Jn Menurut Jn bila ia mencari informasi di mitra netra mereka tidak perlu mengajak teman hanya minta bantuan saja kepada pustakawan kemudian setelah apa yang dicari ketemu ia

67 55 hanya tinggal mendengarkannya dan membacanya bila dalam bentuk braille. 2) Pencarian informasi menggunakan internet Internet merupakan sumber informasi yang diminati oleh mahasiswa tunanetra terlebih internet merupakan sumber informasi yang mudah diakses dan dapat digunakan dengan komputer bicara dalam penelusuran informasi. Dalam penelusuran menggunakan internet biasanya mereka mengunjungi portal- portal yang menyediakan informasi dalam bentuk file pdf atau dalam bentuk word karena akan memudahkan mereka dalam menggunakan informasi tersebut. Saya biasa cari informasi di perpustakaan, toko buku sama di internet. Fr Lebih enak lagi kalo peke internet saya tingal ketik kata kuncinya aja karena saya pake komputer bicara nanti bacaannya keputer sendiri kaya saya dengerin kaset.. Jn kalo peke internet biasanya saya buka jurnal online yang dilanggan perpusnas terus lihat blog atau skripsi orang. Rf Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa ketiga mahasiswa tunanetra lebih senang mencari informasi menggunakan komputer bicara karena dengan komputer bicara dan internet mereka tidak perlu kemana- mana dan merepotkan orang lain dan tentunya lebih mudah mencari informasi menggunakan internet.

68 56 c. Extracting Extracting merupakan kegiatan pemeriksaan dan membaca dokumen yang telah dipilih baik jurnal, artikel dan buku sehingga kita dapat mengutip informasi yang relevan dengan topik atau tugas yang akan dicari. Habis saya cari informasi dan sudah dapet bahan yang saya cari habis itu saya baca bahannya setelah dan cek kalo sesuai sama apa yang saya cari baru deh saya pake buat kutipan atau buat reverensi kalo tugas yang saya cari itu buat tugas kelompok ya saya runingin ketemen- temen mengenai hasil pencarian informasi saya. Jn Saya biasanya pilih informasi yang paling relevan sama tugas saya dari seluruh dokumen yang saya dapet saya gak pake semua paling beberapa aja yang saya ambil dari dokumen itu tus saya gabung deh sama informasi dari sumber lain yang sama- sama releven.fr kalo pencarian saya udah ada hasilnya pasti saya dengerin dulu pake komputer bicara kalo udah relevan baru saya ambil deh buat rujukan kalo saya bisanya dirangkum dulu pahamin maksud dari bahan yang saya temuin baru saya tulis ulang buat nantinya saya dengerin lagi.rf Mahasiswa tunanetra biasanya membaca dokumen hasil pencarian informasi yang telah mereka peroleh dengan mendengarkan menggunakan komputer bicara, mereka memilih bahan yang paling releven dengan tugas atau topik yang meraka cari selain itu tak jarang mereka mendiskusikannya dengan orang lain. d. Verifying Verifying merupakan kegiatan yang dilakukan guna memilah dokumen atau informasi yang sesuai atau tidaknya dengan kata kunci yang digunakan atau dengan apa yang ingin kita cari. Hasil pencarian dapat digunakan dengan maksimal dan dapat

69 57 dipertanggung jawabkan tergantung pada pemeriksaan dokumen, semakin selektif kita melakukan pemeriksaan maka semakin relevan hasil yang kia dapatkan. Dalam tahapan verifying bagian dari dokumen yang harus di perhatikan adalah tanggal, otoritas, pengarang dan juga relevansi dari dokumen tersebut. Dalam hal ini mahasiswa tunanetra juga melakukan pemeriksaan hasil pencarian informasi untuk menentukan dan memisahkan dokumen yang relevan dan tidak dengan tema pencarian mereka. Dalam tahapan ini terdapat dua kegiatan yaitu: 1) Pemeriksaan dokumen Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang amat penting dalam pencarian informasi karena pemeriksaan menentukan relevansi dan juga keabsahan dokumen hasil pencarian informasi. Dalam pencarian informasi seorang pencari informasi harus memeriksa beberapa poin seperti judul, pengarang, otoritas, penanggalan dan sumber informai. Sama halnya dengan pencari informasi lain seorang mahasiswa tunanetra pun melakukan pemeriksaan hasil pencarian informasi. Biasanya saya melakukan penyortiran hasil pencarian karena kadang tema sesuai tapi isinya beda. Saya periksa tanggal sama teori yang ada dalam dokumen itu terus sama pengarngnya. Pemeriksaan sangat penting menurut saya soalnya kalo pemeriksaannya selektif maka hasilnya memuaskan sebaliknya kalo pemeriksaan tidak dilakukan dengan maksimal maka hasilnya kurang memeuaskan Rf

70 58 Untuk tau artikel yang saya dapet itu dapat dipertanggung jawabkan atau enggak biasaya saya liat pengarangnya, judul sama penanggung jawabnya. Tapi saya lebih suka cari jurnal karena udah pasti penanggung jawabnya jelas. Jn Biasanya buku atau hasil pencarian yang saya dapet pasti saya periksa atau cek dulu tanggal, pengarang, sama sumbernya dari mana kalo semuanya jelas baru saya pake buat rujukan tugas- tugas saya. Fr Dapat dilihat bahwa ketiga informan melakukan pengcekan informasi dengan memperkatikan tanggal, pengarang, sumber informasi, dan penanggung jawab sehingga dokumen hasil pencarian informasinya dapat dipertanggung jawabkan. 2) Memishkan dokumen hasil pencarian informasi Pemisahan dokumen dalam pencarian informasi merupakan kegiatan yang nantinya dapat mempermudah penggunaan dokumen hasil pencarian informasi. Tujuan dari pemisahan dokumen adalah membagi dokumen hasil pencarian informasi dalam beberapa ketegori sesuai dengan tingkatan relevansi terhadap subjek pencarian informasi. Dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra melakukan pemisahan hasil pencarian informasi untuk memudahkan penggunaan informasi sehingga mereka tidak kesulitan dalam penggunaan informasi. Terus kalo dokumen yang saya temuin sesuai dengan tema pasti saya pisahin sama yang tidak sesuai nah paling kalo ada bahan yang mirip- mirp masih saya pertahankan. Rf Saya melakukan pengecekan informasi yang saya dapat dengan mencocokan hasil pencarian informasi dengan tema yang saya usung setelah itu saya pisahin antara dokumen yang sesuai dengan tema saya dan yang tidak sesuai dengan

71 59 e. Ending tema karena langkah tersebut memudahkan saya dalam penggunaan informasi. Jn Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dua dari tiga informan melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencarian informasi. Ending merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam proses pencarian informasi karena pada tahapan ini informasi yang diperoleh dapat segera digunakan. Pada tahapan ini seseorang dihadapkan pada dua hasil yaitu: 1) Penggunaan informasi Dalam hal ini seorang mahasiswa tunanetra akan menggunakan hasil pencariannya apabila hasil yang didapat sudah sesuai dan relevan dengan subjek yang mereka cari dan telah diseleksi sebelumnya sehingga mereka merasa puas dengan hasi pencarian yang mereka lakukan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan. Biasanya hasil pencarian informasi yang saya lakukan memuaskan saya pasti gunain buat sumber rujukan, kuncinya mah kalo pas penyortiran informasi lebih diperhatikan dan lebih teliti namun sebliknya kalo penyortiran gak saya lakuin pasti hasilnya kurang memuaskan. Fr kalo hasil pencarian informasinya sesuai saya bisa langsuk gunain buat kerjain tugas saya. Rf Saya gunain deh bahan yang udah saya dapet dan paling relevan sama tugas saya buat saya jadiin bahan rujukan tugas atau acuan pembelajaran. Jn

72 60 2) Melakukan pencarian ulang Pada tahapan ini seorang pencari informasi melakukan pengumpulan dokumen hasil pencariannya dan bila hasil pencarian informasi kurang memuaskan maka pencarian dilakukan dari awal dan menganalisa kesalahan dalam pencarian informasi tersebut. kalo hasil pencarian informasinya sesuai saya bisa langsuk gunain buat kerjain tugas saya tapi kalo gak memuaskan saya gak cari dari awal kalo hasil pencarianya kurang memuaskan soalnya buang- buang waktu kalo gitu, nah biasanya saya analisa atau periksa dulu nih salahnya dimana dan apa yang bermasalah dalam pencarian saya setelah itu baru saya lanjutkan lagi pencarian saya". Rf Saya gunain deh bahan yang udah saya dapet dan paling relevan sama tugas saya buat saya jadiin bahan rujukan tugas atau acuan pembelajaran. Kalo hasilnya gak sesuai saya cari lagi pake kata kunci yang lebih sesuai sama apa yang saya cari.jn Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa mahasiswa akan langsung menggunakan informasi yang sesuai dengan apa yang ia cari dan relevan dengan subjek yang ia cari namun sebaliknya jika hasilnya kurang memuaskan maka mereka akan melakukan pencarian ulang dengan subjek yang lebih spesifik. Dapat digambarkan bahwa pencarian informasi mahasiswa tunanetra adalah sebagi berikut:

73 61 No Proses Pencarian informasi Kegiatan 1 Starting 1. Menentukan subjek pencarian 2. Tidak menentukan subjek pencarian Chaining 1. Penncarian informasi di 2 perpustakaan 2. Pencarian informasi menggunakan internet 3 Extracting Pemeriksaan dan membaca dokumen Verifying 1. Melakukan pemilihan dokumen 4 hasil pencarian 2. Memisahkan dokumen hasil 5 Ending pencarian informasi 1. Penggunaan informasi 2. Melakukan pencarian ulang Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pencarian Informasi Mahasiswa Tunetra

74 62 3. Kendala dan Solusi Mahasiswa Tunanetra dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik a. Kendala dalam melakukan pencarian informasi Dalam memenuhi kebutuhan informasinya seorang mahasiswa tunantera tidak terlepas dari kendala yang harus meraka hadapi. Kendala merupakan faktor penghambat dalam melakukan penelusuran informasi dengan kata lain kendala mempengaruhi hasil dalam pencarian informasi. Kendala yang sering mereka hadapi adalah keterbatasan akibat penglihatan, kurangnya penguasaan bahasa asing, kurangnya penerimaan orang lain terhadap mereka terlebih lagi dalam lingkungan pendidikan masih banyak yang memandang mereka dengan sebelah mata, selain itu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum menyediakan media dan aksesibilitas yang memadai bagi mahasiswa penyandang tunanetra. Kendala dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra dibagi menjadi dua yaitu: 1) Kendala dari individu Kedala mahasiswa tunanetra yang berasal dari dirinya sendiri biasanya adalah rasa malas, kurang percaya diri, bahasa, dan keterbatasan yang dimiliki oleh mahasiswa tunanetra. Kendala yang paling utama dari pencarian informasi ya keterbatasan yang saya, malas miliki dan bahasa. Fr Kendala yang saya alami itu bahasa soalnya kan kalo komputer bicara tools- toolsnya pakenya baha inggris. Rf kalo saya cari informasi suka males sama kadang juga suka ribet kalo mesti kemana- mana sendiri sama suka minder juga si sama orang

75 63 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kendala terbesar dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra adalah rasa malas dan keterbatasan yang dimilikinya. Hal tersebut dilihat dari dua orang menjawab rasa malas merupakan kendala terbesar. 2) Kendala dari lingkungan Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan pencarian informasi guna memenuhi kebutuhan akademiknya. Kendala yang dialami oleh individu dalam pencarian informasi adalah tidak adanya sarana pendukung yang memudahkan tunanetra mencari informasi di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan fakultas, tidak disediakannya jalur khusus tunanetra untuk ke perpustakaan, kurangnya bahan pustaka dan kurang diterimanya mahasiswa tunanetra di UIN Syarif Hidayatullah. Berikut merupakan penggalan hasil wawancar yang peneliti lakukan dengan informan: sama kurangnya sarana pendukung di UIN kaya digital talking book, braille dan buku dalam bentuk digital terus koneksi wifinya juga kurang bagus. Terus kalo aku di kampus cuama tau halte UIN, Fakultas dakwah sama pesanggrahan aja gak tau PU ada dimana soalnya gak ada jalur khusus sama petunjuk buat tunanetra menuju perpustakaan. Fr saya sangat berharap kalo kampus menyediakan alat bantu bagi tunanetra soalnya kita kesusahan kalo gak ada alat bantunya, kalo gak ada bahan pustaka yang bentuknya digital kita mesti minta bantuan orang terus kalo udah dapet bukunya mesti scan dulu habis itu diubah ke word baru deh bisa kita baca, jadi buat baca buku kita lewatin tahapan yang

76 64 banyak. Kalopun ada media yang mempermudah tunanetra kaya JAWS (Job Acces With Speech) itu harganya mahal gak kejangkau sama kantong isi kantong kita. Kadang juga suka males si buat cari informasi.rf trus kadang juga buku yang saya cari gak ada di perpustakaan saya mesti ketoko buku buat cari bukunya apa lagi kalo timbul malesnya lengkap deh. kendala yang paling dirasa mah finansial kita soalnya alat yang bisa bantu kita biar mudah akses informasi itu mahal contohnya kaya software JAWS (Job Acces With Speech) yang digunakan buat baca layar itu harganya Rp ,- sedangkan gak semua tunanetra punya uang banyak.jn Berdasarkan hasil penelitian tersebut kendala yang dihadapi tunanetra adalah akses untuk mencari informasi, kurangnya sarana, bahasa, kurangnya informasi diperpustakaan, finansial dan kurang ramahnya orang lain terhadap tunanetra. b. Solusi mengatasi kendalan dalam melakukan pencarian informasi Dalam mengatasi kendala dalam melakukan pencarian informasi biasanya seorang tunanetra memiliki trik dan solusi untuk keterbatasan mereka seperti menjadi anggota di lembaga yang menaungi tunanetra, menggunakan media internet dan mengajak orang untuk makan agar orang tersebut mau membantu mencarikan dan membacakan buku. Fr untuk mengatasi kendala yang dihadapi kalo di perpustakaan fakultas dan PU UIN gak ada bahan yang saya cari ya alternatif lain saya dateng ke mitranetra kalo gak ada juga saya baru cari di internet.karena saya gak bisa baca jadi saya minta bantuin temen buat bacain buku yang mau saya baca kalo saya cari informasi di internet biasanya dokumen yang di dapet saya bookmark kalo ada informasi penting nah kadang kalo

77 65 ada bahan yang saya dapet biasanya saya bikin kedalam audio book biar kalo sewaktu- waktu saya butuh gak usah cari lagi dan tinggal puter aja. Rf Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa strategi yang dilakukan tunanetra adalah mencari alternatif tempat lain jika bahan yang mereka cari tidak ada, menyimpan hasil pencarian dalam format audio book, dan membook mark hasil pencarian informasi. Selain itu Jn menambahkan kalo saya biasanya deketin temen yang suka baca kalo buat cari di perpustakaan dah habis itu saya ajak makan dia. Kalo gak kadang saya pake hp yang udah saya kasih software untuk membaca layar. Jn Banyak hal yang harus dilakukan tunanetra guna mencari solusi dari keterbatasan mereka tak jarang mereka merasa kesulitan karena harus melakukan dua kali pekerjaan dalam mencari informasi terkadang finansial pun menjadi kendala bagi mereka, berikut hasil wawancara dengan Fr kalo untuk software pembaca layar biasanya saya pake NVDA (Non Visual Desktop Acces)soalnya harganya bisa di download gratis walaupun fiturnya masih kalah sama software JAWS (Job Acces With Speech) yang digunakan buat baca layar yang harganya Rp ,- Jn Dari hasil wawancara tersebut dapat digambarkan bahwa kendala mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhannya berasal dari diri sendiri, lingkungan dan orang lain. Kendala- kendala tersebut dapat mempengaruhi pencarian informasi mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhannya.

78 66 Dalam melakukan pencarian informasi biasanya mereka memiliki strategi dalam penelusuran walaupun terkadang strategi tersebut belum maksimal dalam melakukan pencarian informasi. B. Pembahasan Dari hasil penenitian yang peneliti lakukan terhadap perilaku mahasiswa tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik. Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai : 1. Kebutuhan mahasiswa tunanetra Dalam memenuhi kebutuhan dibidang akademik mahasiswa tunanetra memerlikan informasi yang menunjang pendidikannya. Kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan dan dapat dipenuhi bila seseorang melakukan pencarian informasi. Informasi yang berkaitan dengan perkuliahan merupakan informasi yang paling utama dan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa tunanetra. Selain itu Rf dan Fr juga membutuhkan informasi yang berkaitan dengan teknologi, sejarah dan juga agama. Selain itu mahasiswa tunanetra membutuhkan media yang mendukung seperti braille, bahan elektronik, audio book dan digital talking book. Menurut Wilson. TD kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak mendasar seperti kebutuhan akan tempat tinggal dan keperluan lain yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, namun informasi

79 67 merupakan kebutuhan sekunder yang muncul tau timbul dari keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan primer. 7 Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian karena mahasiswa tuananetra mencari informasi berdasarkan kebutuhan mereka dan mereka ingin memenuhi kebutuhan informasi tersebut guna menunjang kegiatan akdemik mereka. Sumber informasi yang mereka gunakan termasuk dalam sumber informasi primer diamana yang termasuk di dalamnya antara lain jurnal, buku, skripsi majalah online, dan blog. Hal tersebut sesuai dengan perkataan Sulistyo Basuki yang mengungkapkan bahwa sumber informasi dibagi dala tiga jenis yaitu sumber informasi primer, sekunder dan tersier. 8 Mereka juga mencari informasi di internet, perpustakaan serta bertanya peda dosen dan teman. 2. Perilaku Mahasiswa Tunanetra Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik Dalam melakukan pencarian informasi seseorang memiliki pola atau bentuk berupa model yang dapat menggambarkan perilaku pencarian informasinya. Model pencarian informasi menggambarkan tahapan atau langkah yang dilakukan seseorang dalam melakukan pencarian informasi seperti yang digambarkan oleh Elis dan wilson dalam A stage 7 Wilson, Tom D., On user studies and information needs, (Journal of documentation: 37.1,1981), hal Diakses pada 16 Maret 2015 melalui 8 Sulistyo Basuki, Pengantar Dokumentasi, (Bandung: Rekayasa Sains, 2004), h. 61

80 68 process version of ellis s behavioural framework, 9 dengan proses sebagai berikut : Starting- Chaining- Extracting- Verifying- Ending Dalam penelitian ini penulis menggunakan model A stage process version of ellis s behavioural framework untuk mengetahui perilaku mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam tahapan ini kegiatan pencarian informasi dimulai dengan Starting dan diakhiri dengan Ending. Pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa tunanetra sudah memenuhi kriteria pada model ini namun hanya saya pada proses pencarian informasinya mereka membutuhkan alat bantu dan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan mereka. a. Starting Starting the means employed by the user to begin seeking information, for example, asking some knowledgeable colleague. Starting diartikan oleh pengguna untuk memulai pencarian informasi misalnya, bertanya kepada rekan yang berpengetahuan luas. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian karena pada kegiatan starting mahasiswa tunanetra bertanya pada dosen atau teman yang lebih mengerti mengenai tugas yang atau subjek yang 9 Yasir Riady, Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral Dalam Penyusunan Disertasi, Visi Pustaka Vol. 15, No. 2, Agustus 2013, h. 110

81 69 ingin mereka cari hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan. Selain itu mahasiswa tunanetra melakukan pemilihan tema dan subjek bila informasi yang ingin mereka cari belum jelas. b. Chaining Chaining following footnotes and citations in known material or forward chaining from known items through citation indexes. Chaining ialah kegiatan mengikuti saluran (rantai) catatan kaki dan kutipan yang ada dalam bahan pustaka yang diketahui atau melanjutkan rantai dari bahan pustaka yang dikenal melalui indeks rujukan, sitasi dan sejenisnya. Pendapat tersebut kurang sesuai dengan hasil penelitian karena dalam pencarian informasi menggunakan internet ataupu ke perpustakaan mahasiswa tunanetra hanya mencari informasi yang berkaitan dengan subjek yang mereka cari tanpa melihat atau merujuk bahan lainya baik dalam foot not ataupun indeks mereka hanya mencari subjek yang ingin mereka cari di perpustakaan dan internet. c. Extracting Extracting selectively identifying relevant material in an information source. Pada kegiatan ini pencarian dilakukan dengan cara yang lebih sisematis dengan cara mengambil, memisahkan atau mengidentifikasi secara lebih selektif sumber informasi yang diminatinya.

82 70 Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan karena pada tahapan ini mahasiswa tunanetra memisahkan dokumen yang relevan dan tidak dengan subjek yang mereka cari sebelumnya terlebih dahulu mereka membaca dokumen yang mereka temukan kemudian memisahkan dokumen tersebut dengan cara membook marknya. d. Verifying Verifying checking the accuracy of information. Pada kegitan ini dilakukan verifikasi atau pengecekan ketepatan terhadap sumber informasi yang didapat apakah sudah sesuai atau belum dengan apa yang ia cari. Pada saat melakukan pencarian informasi mahasiswa tunanetra melakukan pengecekan pada dokumen yang mereka cari, beberapa hal yang mereka perhatikan adalah sumber informasi dari dokumen penanggalan, otoritas dan kepengarangan, isi dokumen dan judul dokumen. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh model tersebut. e. Ending Ending which may be defined as tying up loose ends through a final search. Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari suatu pencarian informasi dimana kegiatan pencarian dihentikan karena usainya kegiatan penulisan atau penelitian Wilson, Thomas D, Models In Information Behaviour Research, Jurnal Of Dokumentation, Vol. 55, No. 3, Juni 1999, h. 254

83 71 Pada tahapan ini seorang mahasiswa melakukan penggunaan informasi dan meyelesaikan peroses pencarian informasi namun apabila hasil pencariannya tidak memuaskan maka mahasiswa tunanetra melakukan pencarian lanjutan atau pencarian ulang. Hal ini sesuai dengan penyataan teori tesebut karena pada kegiatan ending mahasiswa tunanetra menghentikan pencarian informasi dan mulai menggunakan informasi yang mereka dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa pencarian mahasiswa tunanetra pada umummya sama namun hanya caranya saja yang berbeda karena mereka haruslah mencari informasi menggunakan alat bantu, membutuhkan bantuan orang lain dalam pencarian informasi dan hanya mengandalkan pendengaran dan indra perabanya. Dengan kata lain tahapan pencarian informasi yang dilakukan mahasiswa tunanetra adalah Starting, Chaining, Extracting, Verifying dan Ending. Berikut merupakan proses pencarian informasi mahasiswa tunanetra :

84 72 User Starting (permulaan) Menentukan subjek pencarian Tidak menentukan subjek pencarian Chaining (merangkai) Pencarian dengan internet Pencarian di perpustakaan Extracting Verifying Ending Penggunaan informasi Sukses Gagal Gambar 4. Proses pencarian informasi mahasiswa tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

85 73 3. Kendala dan Solusi Mahasiswa Tunanetra dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik a. Kendala dalam melakukan pencarian informasi Kendala yang dihadapi mahasiswa tunanetra sangatlah beragam mulai dari kurangnya sarana pendukung, sulitnya akses informasi hingga masalah finansial. Dalam hal ini kendala dalam pencarian informasi mahasiswa dibedakan menjadi dua yaitu kendala yang berasal dalam diri kedua kendala yang berasal dari luar. Menurut Wilson dalam melakukan pencarian informasi seorang akan menemukan hambatan atau kendala dalam memenuhi kebubutuhan informasinya. Kendala atau hambatan tersebut dikelompokkan berdasarkan kendala dari individu (personal), antar individu (interpersonal) dan lingkungan (environmental). Dalam penelitian ini diketahui bahwa kendala yang berasal dari mahasiswa tuananetra sendiri yaitu rasa malas, kuarang pandai dalam berbahasa, keuangan, dan keterbatasan yang dimilikinya. Adapun kendala yang berasal dari lingkungan ialah tidak adanya alat bantu akses informasi bagi tuanetra seperti braille, DTB dan alat pembaca layar, kurangnya koleksi perpustakaan, kurangnya respon orang lain terhadap tunanetra, tidak adanya jalur khusus untuk tunanetra di UIN syarif hidayatullah. Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Wilson mengenai hambatan dalam pencarian informasi.

86 74 c. Strategi dan solusi mengatasi kendalan dalam melakukan pencarian informasi Dalam mengatasi kedala yang dihadapi dalam pencarian informasi seorang mahasiswa tunanetra harus memutar otak untuk mengatasi kendala dari keterbatasannya adapun strategi yang dilakukannya sebagai berikut: 1) Jika perpustakaan tidak menyediakan alat bantu Mahasiswa tunanetra mengajak teman untuk mencari buku dan membacakannya diperpustakaan. Selain itu mereka harus memiliki soft ware yang dapat digunakan untuk mengconfert file kedalam bentuk word agar buku yang telah dipinjamnya dapat dibaca dirumah. Selain itu mereka tidak segan bertanya pada pustakawan tentang apa yang ingin mereka cari. 2) Jika penelusuran informasi menggunakan internet Jika mereka mencari informasi di internet mereka menggunakan komputer bicara dalam penelusurannya dan bial ada informasi penting salah satu dari informan membook mark informasi tesebut. Selain itu informasi yang telah ia dapat dirubah dalm bentuk audio agar dapat diputar ualang jika suatu saat dibutuhkan. Selain itu mereka menghindari pencarian yang didalamnya banyak terdapat gambar dan iklan- iklan karena dapat mempersulit pencarian informasi.

87 75 3) Untuk mengatasi mahalnya soft ware komputer bicara Mahalnya harga software komputer bicara dan alat pembaca DTB mahasiswa tunanetra menggunakan soft ware NVDA (Non Visual Desktop Acces) pembaca layar yang dapat diunduh gratis meskipun tools- tools pada soft ware ini belum lengkap namun tools yang belum lengap tadi dapat di download terpisah.

88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penlitian yang peneliti lakukan mengenai perilaku mahasiswa tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi akademik diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Kebutuhan informasi mahasiswa tunanetra pada umumnya sama yaitu kebutuhan untuk menunjang kegiatan akademik seperti tugas kuliah, teknologi, pengembangan diri, dan cara menggunakan NVDA (Non Visual Desktop Acces) dengan media berupa braille, digital talking book, bahan dalam bentuk file word dan pdf, alat pemutar dtb (digital talking book) dan komputer bicara. mereka selalu mencari informasi dengan cara datang keperpustakaan, menggunakan internet dan juga bertanya pada dosen. b. Perilaku pencarian informasi yang dilakukan mahasiswa tunanetra pada umumnya sama karena mereka melewati tahapan pencarian starting, chaining, extracting, verifying dan ending dan alat bantu yang digunakan atau media yang digunakan oleh tunanetra guna mengatasi keterbatasannya adalah braille, DTB (digital talking book), dan komputer bicara. selain itu mereka harus melewati beberapa tahapan bila mencari informasi di perpustakaan yang tidak mempunyai media penunjang bagi tunanetra seperti halnya di 76

89 77 perpustakaan fakultas tarbiyah dan PU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena mereka harus mengajak teman untuk mencarikan, membacakan dan setelah buku diperoleh mereka harus menscan buku dan merubahnya dalam bentuk word agar dapat dibaca dengan komputer bicara. c. Tak jarang mahasiwa tunanetra menemukan kendala seperti mahalnya harga software JAWS (Job Acces With Speech) untuk pembaca layar komputer, tidak adanya sarana bagi tunanetra di UIN syarif Hidayatullah, kurangnya respon orang lain pada tunanetra dan kertebatasan yang mereka miliki. Sehingga mereka harus memutar otak untuk mencari solusi dalam mengatasi kendala yang mereka alami seperti bergabung menjadi anggota perpustakaan yang menyediakan alat bantu bagi mereka seperti perpustakaan Yayasan Mitra Netra, menggunakan software NVDA (Non Visual Desktop Acces) sebagai pengganti software JAWS (Job Acces With Speech) yang harganya tidak terjangkau, menggunakan bookmark bila mencari informasi di internet, bertanya pada orang yang menerti tentang informasi yang mereka cari, dan meminta bantuan orang untuk mencarikan bahan pustaka di perpustakaan menggunakan katalog dan membacakan bahan pustaka tersebut.

90 78 B. Saran Dalam penelitian ini peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat direalisasikan untuk kepentingan bersama dan memberi kesempatan bagi tunanetra dalam memenuhi kebutuhan informasinya guna menunjang pembelajaran mereka di bangku kuliah. Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut: a. Bagi instansi 1) Mengadakan sarana bagi tunanetra di lingkungan kampus guna memberikan akses bagi tunanetra meskipun mereka masih menjadi minoritas di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) Mengadakan media bantu bagi tuanetra seperti DTB (digital talking book), braille, audio book, komputer bicara agar tunetra tidak mengalami kesulitan dalam mengakses informasi 3) Hendaknya perpustakaan utama menyediakan staf yang dapat melayani mahasiswa tunanetra dan dapat membantu mereka dalam mengakses informasi 4) Perpustakaan mengadakan katalog yang dapat diakses bagi mahasiswa tuanetra b. Bagi tunanetra 1) Hendaknya mahasiswa tunanetra lebih memanfaatkan jurnal yang telah dilanggan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) Hendaknya mahasiswa tunanetra lebih semangat lagi dalam memenuhi kebutuhan informasinya

91 79 3) Hendaknya mahasiswa tunanetra lebih mengembangkan diri dalam hal bahasa

92 DAFTAR PUSTAKA Abkarina Musa adah. Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013 Budi Harjo. Membuat Daisy Digital talking book (DTB) Jenis Toc Only Dengan Menggunakan Software Sigtuna Dar 3. Prosiding Semantik. Vol. 1, No. 1, 2011 Case, Donald O, ed. Looking for information: A survey of research on information seeking, needs and behavior. Emerald Group Publishing, Idhawati Hestiningsih. Penerapan Teknologi Komputer Dan Internet Untuk Penyebarluasan Buku Bicara Digital Perpustakaan Pertuni Jawa Tengah. diakses pada tanggal 22 Oktober 2014 melalui Ismul Azham. Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Bicara (Talking Book) Di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus Jakarta Selatan. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. diakses pada tanggal 04 Desember melalui Krikelas, James. Information-Seeking Behavior: Patterns and Concepts. Drexel library quarterly 19.2, Kuhlthau, Carol C. Inside the search process: Information seeking from the user's perspective. JASIS 42.5, 1991 Leydon, Geraldine M., et al. Cancer patients' information needs and information seeking behaviour: in depth interview study. Bmj, 2000.diakses pada google books. M. Amin Abdullah. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab UIN Kalijaga, Muhammad Yusuf Pawit dan Yahya Suhendar. Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan sekolah. Jakarta: Kencana, 2007 Noerhayati Soedibyo. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Penerbit Alumni, Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN,

93 81 Sri Ati. Presepsi Pemustaka Terhadap Koleksi Digital talking book di Perpustakaan Digital Pertuni DPD Jateng. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol. 1, No.1, 2012 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sutabri. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi, 2005 Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto, Undang- undang Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat Undang- undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 tentang Perpustakaan Web Yayasan Mitra Netra, diakses pada tanggal 22 Oktober 2014 dari Wilson, T.D. Human Information Behavior : Special Issue on Information science Research, vol. 3 No.2, 2000 diakses pada Kamis 24 April pukul 15 :04dari ( Wilson, Tom D. On user studies and information needs. Journal of documentation 37.1, 1981 Yasir Riady. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral Dalam Penyusunan Disertasi. Visi Pustaka vol. 15, No.2. Agustus 2003 Zainurrahman. Menulis : Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta, 2011.

94 82 Lampiran 1 Lampiran Gambar Media pembelajaran braille dan penduan braille Wawancara dengan firmansyah 82

95 Rafik saat menggunakan komputer bicara 83

SUGENG PRIYANTO LOGO

SUGENG PRIYANTO LOGO Kajian dan Teori TBI SUGENG PRIYANTO LOGO LOGO Kajian TBI dapat dilihat dari 2 perspektif computer-centred view, yang berhubungan dengan membangun sistem komputer yang efisien untuk menyimpan, mengorganisasi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 1 8 KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN Oleh: Sri Sumarsih Pustakawan UPT Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi. Seseorang yang membutuhkan informasi memerlukan waktu untuk berpikir apa yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE. Oleh: Amalia Nurma Dewi. Pembimbing: Dra. Sri Ati, M.

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE. Oleh: Amalia Nurma Dewi. Pembimbing: Dra. Sri Ati, M. PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE Oleh: Amalia Nurma Dewi Pembimbing: Dra. Sri Ati, M.S E-mail: amalianurmadewi@yahoo.com Program Studi Ilmu Perpustakaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama yang ada di perpustakaan.

Lebih terperinci

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU DEWI GARDINA RAHAYU

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU DEWI GARDINA RAHAYU PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU DEWI GARDINA RAHAYU 1221503008 PROGRAM STUDI D3 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PEMUSTAKA. *Salsi Estiani**Sitti Harmin***Masrul

PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PEMUSTAKA. *Salsi Estiani**Sitti Harmin***Masrul PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PEMUSTAKA *Salsi Estiani**Sitti Harmin***Masrul Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abad 21 ini merupakan era informasi dimana informasi bisa diperoleh di perpustakaan ataupun di sentra-sentra informasi. Dengan masuknya era informasi ini

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA PROGRAM DOKTORAL DALAM PENYUSUNAN DISERTASI

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA PROGRAM DOKTORAL DALAM PENYUSUNAN DISERTASI PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA PROGRAM DOKTORAL DALAM PENYUSUNAN DISERTASI Yasir Riady Staf Universitas Terbuka, UPBJJ-UT Jakarta Abstract The background of this study on information search attitude

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.Md. )

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN YAYASAN MITRA NETRA BAGI TUNANETRA

PERAN PERPUSTAKAAN YAYASAN MITRA NETRA BAGI TUNANETRA PERAN PERPUSTAKAAN YAYASAN MITRA NETRA BAGI TUNANETRA Gita Hayu Padma Juwita, Dra. Indira Irawati, M.A Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,16425

Lebih terperinci

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG Yollanda Fitaloka 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: fitalokay5@gmail.com

Lebih terperinci

Implementasi Penggunaan Komputer Bicara Sebagai Penunjang Pembelajaran PPKn di Kelas 7 SLB-A Aisyiyah Ponorogo

Implementasi Penggunaan Komputer Bicara Sebagai Penunjang Pembelajaran PPKn di Kelas 7 SLB-A Aisyiyah Ponorogo Implementasi Penggunaan Komputer Bicara Sebagai Penunjang Pembelajaran PPKn di Kelas 7 SLB-A Aisyiyah Ponorogo SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA i ii iii HALAMAN PERSEMBAHAN 1. Orang tua saya Hadi Wiyono dan Chaerawati Syam tercinta yang membesarkan, merawat, mendidik, memotivasi hingga saat ini dan membantu semua kegiatan skripsi hingga selesai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Informasi Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam melakukan kegiatannya.

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : NI NYOMAN ERNA CAHYANI NIM. 1221503003 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya deasy@stikom.edu ABSTRAK Saat ini perpustakaan sedang berjuang keras untuk melawan suatu

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA I Nyoman Aryana Putra 1, I Putu Suhartika 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

PENGARUH KETERSEDIAAN LAYANAN INTERNET DAN AREA HOTSPOT TERHADAP PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH KETERSEDIAAN LAYANAN INTERNET DAN AREA HOTSPOT TERHADAP PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KETERSEDIAAN LAYANAN INTERNET DAN AREA HOTSPOT TERHADAP PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Oleh : Afdhal Fiqri Wae Sri Ati dan Iridayanti Kurniasih* E-mail

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Story Telling

Hubungan Layanan Story Telling Hubungan Layanan Story Telling Bagi Pemustaka Penyandang Autisme Sydrom Disorder (ASD) dengan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Bina Upaya Kesejahteraan Para Cacat (BUKESRA) Banda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Hampir semua orang dalam setiap kegiatannya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Hampir semua orang dalam setiap kegiatannya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan sumber utama bagi pengembangan berbagai bidang pengetahuan. Hampir semua orang dalam setiap kegiatannya tidak dapat dipisahkan dari informasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Uci Oktaviani 1, Marlini 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG Rahmat Ramadhanu 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: rahmat.ramadhanu@rocketmail.com

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM PELATIHAN INTERNET DAN PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK GURU SEKOLAH DASAR Oleh : Edi Saputra, S.T., M.Sc./ NIDN. 0008018505 Reni Aryani, S.Kom., M.S.I./NIDN. 0022018801

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini kebutuhan informasi dan pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat, karena informasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian harus benar-benar dipertimbangkan sehingga dapat diperoleh data yang dibutuhkan dan tercapainya tujuan penelitian itu sendiri.

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

PEMBUATAN BUKU PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMA N 1 PAINAN

PEMBUATAN BUKU PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMA N 1 PAINAN PEMBUATAN BUKU PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMA N 1 PAINAN Ryska Dian Permata 1, Marlini 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: ryskadianpermata@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI FAULT POINT DI SMA NEGERI 1 JETIS KECAMATAN PONOROGO SKRIPSI

SISTEM INFORMASI FAULT POINT DI SMA NEGERI 1 JETIS KECAMATAN PONOROGO SKRIPSI SISTEM INFORMASI FAULT POINT DI SMA NEGERI 1 JETIS KECAMATAN PONOROGO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1 ) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan tujuan penelitian tentang Dinamika Akses

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan tujuan penelitian tentang Dinamika Akses BAB VI PENUTUP 6.1 Ringkasan Temuan Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan tujuan penelitian tentang Dinamika Akses Informasi Ilmiah Antar Generasi:Studi Kasus Pada Pemustaka Perpustakaan Pusat Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab III ini penulis akan memberikan data dalam metodologi penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, penentuan lokasi, sumber data, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015 oleh: MADE CAHYADI RAKA ARIMBAWAA 1221503015 DISUSUN DALAM RANGKA LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D3 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era informasi memunculkan dampak- dampak perkembangan baru dalam berbagai macam aspek kehidupan, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

Disusun Oleh: I NYOMAN TRI BUDI UDAYANA NIM

Disusun Oleh: I NYOMAN TRI BUDI UDAYANA NIM PENGOLAHAN BAHAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITS UDAYANA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR Disusun Oleh: I NYOMAN TRI BUDI UDAYANA NIM. 1221503010 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU. Tugas Akhir

TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU. Tugas Akhir TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU Tugas Akhir Disusun Sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh ADITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-5 Online dari http:

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-5 Online dari http: PERSEPSI PEMUSTAKA PADA LAYANAN PENELUSURAN INFORMASI MELALUI ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG Oleh : Roni Kurniawan, Heriyanto, M,IM* Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah gedung yang didesain secara khusus yang didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan fasilitas sebagaimana

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia E-Mail: Ismanto@uii.ac.id Abstrak Dengan derasnya arus informasi di berbagai pusat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL

IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL Dwita Mentari 1 Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia 1 dwitamentari@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: RISA AMALIA A

Diajukan Oleh: RISA AMALIA A PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 7 JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada

Lebih terperinci

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) Mujiati 1 Abstract: An increase of library collection and information explosion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang akan terus berlangsung,

Lebih terperinci

KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA

KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA No. 459/PAG-U/SU-S1/2014 KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin OLEH : AMIRUL FAHMI

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

Oleh : Ima Khozanah NIM

Oleh : Ima Khozanah NIM BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA OLEH POSBAKUM DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG (UU No. 50 Tahun 2009 Pasal 60 C Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TABANAN

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TABANAN EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TABANAN LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Ni Made Chandra Swari Wijaya NIM. 1221503012 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Lasi Pustakawan Universitas Surabaya Email : lasi@staff.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Reihan Zaharani 1, Yona Primadesi 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik Syukrinur Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul

Lebih terperinci

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI

Lebih terperinci

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Pendahuluan Dewasa ini berbagai lembaga atau institusi, baik pemerintah maupun swasta berlomba-lomba untuk memperbaiki sistem kerja dan kinerjanya. Hal

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Andriko Firma 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT Hanisatul Husna 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BENGKULU

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BENGKULU PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BENGKULU SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Oleh : HERFIN DAKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu penyimpanan, pelestarian,

Lebih terperinci

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN 1982-2012 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG Evi Novita Sari 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN 3 CANDISARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi ) OLEH Risa Yunita 090521086 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI TESIS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI TESIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI ( STUDI KASUS PADA KD BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 NGADIROJO PACITAN) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN

KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh Gelar vokasi Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Sistem Informasi. Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Sistem Informasi. Oleh : PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF) PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

Penulisan Hukum (Skripsi)

Penulisan Hukum (Skripsi) IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP FASILITAS PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI DIFABEL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KESETARAAN DIFABEL Penulisan Hukum

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md ) Dalam

Lebih terperinci

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ayu Sri Wahyuni ) ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana EMAIL : ayusri.as8@gmail.com ) ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di era informasi. Hal ini timbul karena kebutuhan manusia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di Perpustakaan Balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung

Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di Perpustakaan Balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemakai Tunanetra dalam Mengakses Informasi di Perpustakaan Balai Rehabilitasi Sosial Penganthi Temanggung SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Laporan ini Dibuat untuk Memenuhi sebagian Syarat Menyelesaikan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Pada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Sri Wahyuni 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: wahyuni.sri97@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN SOFTWARE IQRA BRAILLE SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR AL QUR AN BRAILLE BAGI TUNANETRA TUGAS AKHIR. Oleh : PURBO ADI WICAKSONO J0D007060

PEMBUATAN SOFTWARE IQRA BRAILLE SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR AL QUR AN BRAILLE BAGI TUNANETRA TUGAS AKHIR. Oleh : PURBO ADI WICAKSONO J0D007060 PEMBUATAN SOFTWARE IQRA BRAILLE SEBAGAI MEDIA BANTU BELAJAR AL QUR AN BRAILLE BAGI TUNANETRA TUGAS AKHIR Oleh : PURBO ADI WICAKSONO J0D007060 PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA (STUDI DEKRIPTIF MENGENAI LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009 hlm. 15) mengatakan bahwa : Penelititian

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG Kristi Elferida 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Warijan Hermien Nugraheni Hariyanti Direktorat Poltekkes Kemenkes Semarang Jl.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SENAYAN LIBRARY INFORMATION MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN SENAYAN LIBRARY INFORMATION MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA TUGAS AKHIR PEMANFAATAN SENAYAN LIBRARY INFORMATION MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH PUTU LARAS ANGELIA 1221503007 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan masyarakat luas. Menurut UU Sisdiknas tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas,

Lebih terperinci

PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk MEDAN

PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk MEDAN PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk MEDAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh SANTI SIANIPAR NIM 1105092138 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci