SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA ERIEK KURNIAWAN KOE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA ERIEK KURNIAWAN KOE"

Transkripsi

1 SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA ERIEK KURNIAWAN KOE DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

2 SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi disusun dan diajukan oleh ERIEK KURNIAWAN KOE A kepada DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 ii

3 SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA disusun dan diajukan oleh ERIEK KURNIAWAN KOE A telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Makassar, 11 Juli 2017 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Yulianus Sampe, Ak., M.Si., CA Dr. Grace T. Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA NIP NIP Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP iii

4 SKRIPSI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA disusun dan diajukan oleh ERIEK KURNIAWAN KOE A telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 28 September 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan Menyetujui, Panitia Penguji No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan 1. Drs. Yulianus Sampe, Ak., M.Si., CA Ketua Dr. Grace Theresia Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA Sekretaris Dr. Yohanis Rura, SE., M.SA., Ak., CA Anggota Drs. Syahrir, M.Si, Ak., CA Anggota 4.. Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama NIM : Eriek Kurniawan Koe : A departemen/program studi : Akuntansi/Strata 1 dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Menurut PSAK 45 pada Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memeroleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). Makassar, 24 Juni 2017 Yang membuat pernyataan, Eriek Kurniawan Koe v

6 PRAKATA Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya sehingga peneliti berhasil merampungkan penelitian ini menjadi sebuah skripsi. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Yulianus Sampe, Ak., M.Si., CA, dan Ibu Dr. Grace T. Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada pihak pengurus Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea atas izinnya dalam melakukan penelitian dan kerja sama yang baik dalam proses pembuatan skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Terakhir, ucapan terima kasih kepada orang-orang terdekat dan terkasih dari peneliti. Terima kasih kepada kedua orang tua peneliti, Sandy Kurniawan dan Ivana Loa atas segala doa dan kasih sayang yang tiada pernah henti tercurah. Terima kasih peneliti ucapkan kepada pihak-pihak lain yang senantiasa memberikan motivasi, nasihat dan semangat sehingga peneliti dapat merampungkan skripsi ini. Terima kasih semuanya. Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti maupun pembaca Makassar, 24 Juni 2017 Peneliti vi

7 ABSTRAK EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK 45 PADA GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA EVALUATION OF PSAK 45 IN THE PREPARATION OF FINANCIAL STATEMENT AT GEREJA TORAJA KLASIS MAKASSAR JEMAAT TAMALANREA Eriek Kurniawan Yulianus Sampe Grace T.Pontoh Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan PSAK No.45 pada penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba. Penelitian dilakukan di organisasi nirlaba yang bergerak di bidang keagamaan yaitu Gereja Toraja Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berasal dari gereja yaitu laporan keuangan, sejarah gereja, struktur organisasi, tata gereja dan peraturanperaturan khusus Gereja Toraja. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yang membandingkan dan menganalisis laporan keuangan organisasi dengan laporan keuangan yang diatur dalam PSAK No.45. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa PSAK No.45 belum diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan di Gereja Toraja Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar. Kata kunci : PSAK No.45, Laporan Keuangan, Organisasi Nirlaba This study aims to evaluate the application of PSAK No.45 on the preparation of the non-profit organization's financial statements. The study was conducted at Gereja Toraja Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar, a non-profit organization engaged in the field of religious. This study uses secondary data sources in the form of documents derived from the church such as financial statements, church history, organizational structure, and special regulations of the toraja church. This study used a descriptive-comparative method that compares and analyzes the financial statements of the organization with the financial statements set out in PSAK No.45. The results of the study show that PSAK No.45 has not been applied in the preparation of financial statements of Gereja Toraja Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar. Keywords : PSAK No.45, Financial Statements, Non-Profit Organization vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN.. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... BAB II TINJAUAN PUSTAKA Organisasi Nirlaba Definisi Organisasi Nirlaba Karakteristik Organisasi Nirlaba Klasifikasi Organisasi Nirlaba Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba Standar Akuntansi Organisasi Nirlaba Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK Laporan Posisi Keuangan Laporan Aktivitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan Tinjauan Empirik... BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi Peneliti Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data viii

9 BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Organisasi Analisis Penyusunan Laporan Keuangan yang diterapkan di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Analisis Perlakuan Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Aset Tetap Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Penyusutan Penyusunan Laporan Posisi Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Penyusunan Laporan Aktivitas Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Penyusunan Laporan Arus Kas Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Catatan Atas Laporan Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Implikasi Penerapan PSAK 45 Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan pada Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea... BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran Keterbatasan Penelitian... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Contoh Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK No Contoh Laporan Aktivitas menurut PSAK No Contoh Laporan Arus Kas menurut PSAK No Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan menurut PSAK No Daftar Kode Akun Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Pengeluaran Kas Daftar Aset Tetap Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea Daftar Inventaris Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea Daftar Supplies Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea Laporan Posisi Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Laporan Aktivitas Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Laporan Arus Kas Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK Catatan Atas Laporan Keuangan Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea menurut PSAK x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Biodata Peta Teori Laporan Keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea xi

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba non pemerintah seperti organisasi gereja sangat dibutuhkan. Akuntabilitas adalah salah satu unsur dari pelaksanaan Good Governance yang harus dicermati oleh setiap organisasi agar dipercaya stakeholder (Mardiasmo, 2009:18). Organisasi gereja merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dalam bidang keagamaan yang mewujudkan akuntabilitas keuangannya melalui pelaporan keuangan. Organisasi nirlaba didirikan dengan tujuan untuk pelayanan publik secara umum (Mardiasmo, 2009:8). Organisasi nirlaba juga membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan mencari laba. Walapun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun mereka tetap berurusan dengan keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran, membayar biaya operasional serta urusan-urusan keuangan lainnya. Semua hal tersebut berkaitan dengan akuntansi. Informasi akuntansi seperti itu dapat diperoleh melalui laporan keuangan. Namun, Laporan keuangan organisasi nirlaba berbeda dengan laporan keuangan organisasi bisnis pada umumnya. Salah satu perbedaanya terletak pada bentuk laporan keuangan. Tetapi selama ini tidak banyak orang yang tahu bagaimana bentuk laporan keuangan organisasi nirlaba seperti gereja ataupun organisasi nirlaba lainnya. Seringkali, muncul anggapan bahwa yang namanya laporan keuangan di setiap organisasi, baik organisasi laba maupun nirlaba intinya sama. Noer (2010) menyatakan organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada prioritas kualitas program dan tidak terlalu 1

13 memperhatikan pentingnya sistem pelaporan keuangan. Padahal sistem pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu indikator utama akuntabilitas dan transparansi sebuah lembaga. Pengetahuan dari staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan organisasi nirlaba masih sangat minimal padahal untuk membangun sistem pengelolaan keuangan yang handal dibutuhkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang cukup. Keterbukaan laporan keuangan organisasi nirlaba sangatlah penting sebagai bentuk pertanggungjawaban dari dana yang dikelola oleh organisasi nirlaba tersebut. Akuntabilitas secara financial merupakan bentuk pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa organisasi (individu) bertanggungjawab dan untuk apa organisasi (individu) bertanggungjawab (Mardiasmo, 2009:20). Pada dimensi teologi, akuntabilitas oleh Yesus ditekankan akan kesetiaan dan kejujuran dalam mengurus segala sesuatu secara benar dan jujur termasuk hal keuangan. Yesus dalam Lukas 16:10-12 mengatakan: Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartanya sendiri kepadamu? Hal itu berarti kesetiaan dan kejujuran menjadi unsur yang harus dimiliki setiap pengelola organisasi yang menjadi penggerak cikal bakal akuntabilitas dan menjadi komitmen dalam ajaran kristiani. Gereja sebagai lembaga yang menjadi citra kehadiran Yesus di dunia seharusnya melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas (Pasoloran, 2014). Mardiasmo (2009:159) menambahkan bahwa akuntabilitas menyangkut pertanggungjawaban dalam melakukan pengelolaan transaksi keuangan dalam memberi informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak di luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi 2

14 3 perusahaan selama suatu periode tertentu. Laporan pertanggungjawaban keuangan bisa menjadi sarana yang konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Laporan keuangan juga membantu jemaat untuk lebih mengetahui keadaan keuangan Gereja. Oleh karena itu, gereja memerlukan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengakomodir hal tersebut dengan menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (PSAK 45) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. PSAK 45 memberikan panduan bagi organisasi nirlaba untuk membuat laporan keuangan yang wajar serta transparan mengenai masuknya kas serta keluarnya kas untuk mendanai kegiatan operasional organisasi nirlaba. Bastian (2007b:73) menambahkan dengan menggunakan standar pelaporan yang berlaku dalam menyusun laporan keuangan suatu organisasi nirlaba, maka laporan keuangan organisasi tersebut akan lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang keagamaan yang berada di kota Makassar. Organisasi gereja ini dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba karena memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya dari persembahan para anggota (jemaat) dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan pembayaran dalam bentuk apapun dari gereja tersebut. Gereja ini secara berkala menerbitkan laporan berdasarkan Pedoman Pengelolaan Keuangan Gereja. Laporan keuangan gereja hanya terdiri dari Penerimaan, pengeluaran, anggaran, dan realisasi. Laporan keuangan gereja semacam ini kurang komprehensif. Laporan keuangan hanya menunjukkan arus kas dan tidak melaporan aset gereja. Dibutuhkan standarisasi

15 4 pelaporan keuangan yang menunjukkan laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas pelayanan. Meskipun organisasi ini tidak bersifat material yaitu tidak mencari keuntungan melainkan bersifat sosial tetapi pencatatan, pengukuran, dan pelaporan yang sesuai dengan standar yang berlaku umum diperlukan untuk memberikan informasi, serta menilai kinerja organisasi. Oleh karena itu, untuk memberikan laporan keuangan yang wajar serta transparan maka pihak keuangan gereja sebaiknya menerapkan pelaporan keuangan berdasarkan PSAK 45 yang mengatur mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan PSAK 45 dalam penyusunan laporan keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan PSAK 45 dalam penyusunan laporan keuangan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea. 1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoretis. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan standar akuntansi pada organisasi nirlaba. 2. Kegunaan Praktis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi Gereja Toraja dalam penyusunan laporan keuangan yang lebih baik serta diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

16 5 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini merujuk pada Pedoman Penulisan Skripsi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2012). Dalam penulisan skripsi nantinya akan terdiri dari enam bab, yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Gambaran Umum Organisasi, Hasil Penelitian, dan Penutup dengan uraian sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan. Bab I ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan tinjauan pustaka. Bab II ini menguraikan landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu untuk memecahkan masalah terkait penerapan PSAK 45 serta terdapat tinjauan terhadap penelitian terdahulu. Bab III merupakan metode penelitian. Bab III ini menguraikan metode dan langkah-langkah secara operasional yang menyangkut rancangan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV merupakan gambaran umum organisasi. Bab ini berisi sejarah, visi dan misi organisasi, struktur organisasi, kegiatan organisasi, dan perlakuan akuntansi terhadap penyajian laporan keuangan organisasi. Bab V merupakan hasil penelitian. Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan tentang peluang penerapan PSAK 45 pada laporan keuangan organisasi. Pada bab ini akan memberikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab VI merupakan penutup. Dalam bab ini memuat kesimpulankesimpulan yang sesuai dengan pembahasan dan analisa pada bab-bab sebelumnya dari serangkaian pembahasan, dan saran-saran yang dapat disampaikan.

17 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Organisasi Nirlaba Definisi Organisasi Nirlaba Entitas Nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan sumber daya yang diberikan (IAI, 2011:45.1). Pahala Nainggolan (2005:1) menyatakan bahwa organisasi nirlaba didirikan bukan untuk mencari laba semata walaupun dalam perjalanannya membutuhkan dana. Nordiawan (2006:1) menggambarkan organisasi sektor publik (nirlaba) sebagai berikut. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi, berbeda dengan entitas ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya ekonomi organisasi sektor publik tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba). Organisasi nirlaba didefinisikan oleh Bastian (2007a:3) sebagai berikut. Organisasi yang menggunakan dana masyarakat, seperti: Organisasi Pemerintah Pusat, Organisasi Pemerintah Daerah, Organisasi Partai Politik dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Yayasan, Organisasi Pendidikan dan Kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dan sekolah), Organisasi Tempat Peribadatan (masjid, gereja, vihara, kuil) Karakteristik Organisasi Nirlaba IAI (2011:45.2) mengemukakan suatu entitas dapat dikelompokan sebagai entitas nirlaba bila memenuhi, kriteria sebagai berikut. 1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. 6

18 3. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba. Nordiawan (2006:2) menambahkan karakteristik umum sebuah organisasi nirlaba adalah sebagai berikut. a. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial. b. Dimiliki secara kolektif oleh publik. c. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan. d. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarkan pada konsensus. Karakteristik yang membedakan organisasi nirlaba dengan organisasi bisnis pada umumnya tercantum dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.4 di dalam (Harry I. Wolk dll, 2013:239) yang meliputi. 1. Receipts of significant amounts of resources from resource providers who do not except receive either repayment or economic benefits proportionate to the resource provided. 2. Operating purposes that are other than to provide goods or services at a profit or profit equivalent, and 3. Absence of defined ownership interests that can be sold, transferred, or redeemed, or that convey entitlement to a share of a residual distribution of resources in the event of liquidation of the organization. Berdasarkan karakteristik tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai perbedaan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba, sehingga dapat lebih memperjelas tentang batasan pemisahan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba Klasifikasi Organisasi Nirlaba Rosenbaum (1996:15) sebagaimana dibahasakan oleh Nordiawan (2006:4) mengemukakan klasifikasi organisasi berdasarkan sumber dana yaitu. a. Komersial, yaitu organisasi yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiatannya b. Pemerintahan, yaitu organisasi yang dibiayai oleh masyarakat lewat pajak dan retribusi c. Organisasi Nirlaba, yaitu organisasi yang dibiayai oleh masyarakat lewat donasi atau sumbangan

19 Pengategorian lain menurut Priyono (1996:30) di dalam Nordiawan (2006:4) tentang organisasi nirlaba di Indonesia membaginya menjadi empat golongan besar sebagai berikut. 1. Lembaga keagamaan termasuk lembaga yang bergerak dibidang keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah. 2. Organisasi kesejahteraan sosial seperti BKKBN (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Nasional). 3. Organisasi kemasyarakatan termasuk dalam golongan ini adalah organisasi sosial yang berdasarkan profesi seperti Organisasi Keluarga Berencana Indonesia. 4. Lembaga swadaya masyarakat mencakup yayasan-yayasan amal dan filantropis, asosiasi kepentingan khusus. Bastian (2007b:216) menyatakan bahwa menilik dari apa yang timbul pada organisasi keagamaan, organisasi pada lembaga peribadatan dapat dikategorikan ke dalam organisasi nirlaba. Hal ini disebabkan oleh gerak dan orientasi organisasi pada organisasi keagamaan seirama dengan organisasi yang berjenis nirlaba. Kebanyakan organisasi nirlaba menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai ukuran keberhasilannya, seperti jumlah sumbangan dana yang diperoleh, pertumbuhan jumlah anggota, jumlah pengunjung, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead yang mampu diminimalisasikannya Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba Standar Akuntansi Organisasi Nirlaba IAI (2011:45.1) menerangkan bahwa standar akuntansi keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar akuntansi keuangan memuat konsep standar dan metode yang dinyatakan sebagai pedoman umum dalam praktik akuntansi perusahaan dalam lingkungan tertentu. Standar ini dapat diterapkan sepanjang masih relevan dengan keadaan perusahaan yang bersangkutan. Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yaitu IAI. Indonesia

20 9 juga telah memiliki Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Jika terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Karena kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Komite Penyusun Standar Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan di masa datang dan dalam peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 merupakan standar khusus untuk entitas nirlaba. Karakteristik entitas nirlaba sangat berbeda dengan entitas bisnis yang berorientasi untuk memperoleh laba. Perbedaan terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, contohnya penerimaan sumbangan. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya pengukuran jumlah, saat dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas tersebut, seperti kreditur dan pemasok dan lainnya.

21 Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba Dalam akuntansi terdapat metode pencatatan yang membedakan cara pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan pendapatan dan biaya organisasi nirlaba secara signifikan. Adapun metode tersebut adalah. 1. Metode Basis Kas Bastian (2007b:80) menyatakan bahwa basis kas (cash basis) adalah teknik pencatatan yang mengakui pendapatan pada saat diterimanya kas dan mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarkannya kas. Adapun karakteristik cash basis adalah sebagai berikut: (1) Mengukur aliran sumber kas; (2) Transaksi keuangan diakui pada saat uang diterima/dibayarkan; (3) Menunjukkan ketaatan pada batas anggaran belanja dan pada peraturan lain. Menghasilkan laporan yang kurang komprehensif bagi pengambil keputusan. 2. Metode Basis Akrual Bastian (2007b:80) menyatakan bahwa basis akrual (accrual basis) adalah teknik pencatatan yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan. Cara pembukuan accrual basis membukukan pendapatan pada saat timbulnya hak tanpa memperhatikan kapan penerimaan terjadi, sudah diterima ataupun belum, serta membukukan pembelanjaan pada saat liabilitas terjadi tanpa memperhatikan kapan pembayaran dilaksanakan, sudah atau belum. Accrual basis akan mencakup pencatatan terhadap transaksi yang terjadi di masa lalu dan berbagai hak dan liabilitas di masa yang akan datang. Accrual basis akan mempunyai atau meliput semua aktivitas dibandingkan dengan cash basis.

22 Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba IAI (2011:Pr.06) menyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Secara lebih rinci dijelaskan pula bahwa tujuan laporan keuangan entitas nirlaba, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai: 1. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba; 2. pengaruh transaksi, dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat asset neto; 3. jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya; 4. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh pada likuiditasnya; 5. usaha jasa entitas nirlaba. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang lain. Financial Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statements of Financial Accounting Concepts No. 4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness organizations) sebagaimana dibahasakan Mardiasmo (2009:167) menyatakan tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba sebagai berikut. a. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi. b. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai

23 pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut. c. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta calon poemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya. d. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut. e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja. f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi. g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba IAI melalui PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba menerangkan bahwa laporan keuangan entitas nirlaba meliputi (2011:45.3). 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada laporan keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Tujuan dari dibuatnya laporan posisi keuangan adalah sebagai dasar penilaian terhadap: (1) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan (2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan memenuhi liabilitas, dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan harus menyajikan total aset, liabilitas dan aset neto.

24 13 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer dan tidak terikat dalam suatu periode. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai: (1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto; (2) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; (3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. 3. Laporan Arus Kas Tujuan umum laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan ini digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus tersebut. Penilaian penerimaan dan pengeluaran kas didasari atas tiga macam aktivitas, yaitu: (1) Aktivitas Operasional; (2) Aktivitas Investasi; (3) Aktivitas Pendanaan. 4. Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan bagian dari laporan keuangan yang tak terpisahkan karena berisikan penjelasan-penjelasan rinci atas akun-akun dalam laporan keuangan.

25 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK 45 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (PSAK 45) mengenai pelaporan keuangan entitas nirlaba bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi (IAI, 2011:45.2). Pernyataan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, Laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas nirlaba bisnis pada umumnya. Pernyataan ini menetapkan infomasi dasar tertentu yang hams disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam pemyataan standar akuntansi ini harus mengacu kepada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntanbilitas publik signifikan (IAI, 2011:45.3). Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45 (IAI, 2011:45.3). a. Pembatasan Permanen Adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya agar sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semuanya penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. b. Pembatasan Temporer Adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. c. Sumber Daya Terikat Adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.

26 d. Sumber Daya Tidak Terikat Adalah sumber daya yang penggunaanya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. IAI (2011:45.3) menyebutkan bahwa Laporan keuangan entitas nirlaba nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan menurut IAI (2011:Pr.10) menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. IAI (2011:45.Pr10) mengemukakan informasi dalam laporan posisi keuangan akan dipergunakan untuk menilai: (1) kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, (2) likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi liabilitasnya dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dan suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing kemampuan aset dalam kelompok yang homogen, seperti yang disebutkan IAI (2011:Pr.12) yaitu: a. kas dan setara kas b. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lainnya c. persediaan d. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka e. surat berharga/efek dan investasi jangka panjang f. tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

27 16 Kas dan aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya. Penyajian informasi likuiditas laporan posisi keuangan menurut IAI (2011:Pr.13) diberikan dengan cara sebagai berikut: (1) menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo; (2) mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang; (3) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual atau aset yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur yang terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (IAI, 2011:45.7).

28 17 Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau pemerolehan aset tetap dapat disajikan sebagai unsur yang terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya. Aset neto terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

29 18 Tabel 2.1 Contoh Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK 45 Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 (dalam Rp juta) 20X2 20X1 Aset: Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang lain-lain Investasi lancar Aset Tidak Lancar Properti Investasi Aset Tetap Investasi jangka panjang Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek: Utang dagang Rp Rp Pendapatan diterima di muka yang dapat dikembalikan Utang lain-lain Utang wesel Liabilitas tahunan Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Aset Neto: Tidak terikat Terikat temporer (Catatan B) Terikat permanen (Catatan C) Jumlah Aset Neto Jumlah Liabilitas dan Aset Neto Sumber:IAI (2011:45.13)

30 Laporan Aktivitas Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. IAI (2011:Pr.19) menyebutkan bahwa: Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai (a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto; (b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; (c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lainnya untuk (1) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; (2) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa; dan (3) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. Informasi yang disajikan dalam laporan aktivitas adalah. a. Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. b. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto terikat. c. Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidak pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. d. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau

31 pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. e. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP. f. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi isidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi. g. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan dimana setiap bentuk memiliki keunggulan (IAI, 2011:45.14). (1) Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A memudahkan penyusunan laporan aktivitas komparatif (2) Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto, satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali aset tertentu terhadap reklasifikasi aset neto. Bentuk B memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan pengahasilan dari investasi (3) Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan ringkasan dari laporan pendapatan, beban, dan perubahan terhadap aset neto tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aset neto. Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan perhatian pada perubahan aset neto yang tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk entitas nirlaba yang memandang aktivitas operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi. 20

32 21 Tabel 2.2 Contoh Laporan Aktivitas menurut PSAK 45 Perubahan Aset Neto Tidak Terikat: Entitas Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2 (dalam Rp juta) Pendapatan : Sumbangan Jasa layanan Penghasilan investasi Jangka panjang (Catatan E) Penghasilan investasi lain-lain (Catatan E) Penghasilan neto investasi jangka panjang belum direalisasi Lain-lain 375 Jumlah Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya (Catatan D): Beban: Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya pembatasan waktu Jumlah Jumlah Pendapatan Program A Program B Program C Manajemen dan umum Pencarian dana Jumlah Beban (Catatan F) Kerugian akibat kebakaran 200 Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat Perubahan Aset Neto Terikat Temporer Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (Catatan E) Kerugian aktuarial untuk liabilitas tahunan (75) Aset neto terbebaskan dari pembatasan (Catatan D) (36.850) Penurunan Aset Neto Terikat Temporer (2.820) Perubahan Dalam Aset Neto Terikat Permanen: Sumbangan 700 Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 300 Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (catatan E) Kenaikan Aset Neto Terikat Permanen Kenaikan Aset Neto Aset Neto Pada Awal Tahun Aset Neto Pada Akhir Tahun Rp Sumber:IAI (2011:45.15)

33 Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode (IAI, 2011:45.11). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Laporan arus kas harus disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan beberapa penambahan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas untuk entitas nirlaba menurut IAI (2011:45.11) disajikan dengan menambahkan hal berikut ini. a. Aktivitas pendanaan: (1) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; (2) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi; dan (3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi

34 23 Tabel 2.3 Laporan Arus Kas menurut PSAK 45 Aktivitas Operasi: Entitas Nirlaba Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2 (dalam Rp juta) Kas dari pendapatan jasa Kas dari pemberi sumber daya Kas dari piutang lain-lain Bunga dan deviden yang diterima Penerimaan lain-lain 375 Bunga yang dibayarkan (955) Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier (59.520) Hutang lain-lain yang dilunasi (1.063) Kas neto yang (digunakan) untuk aktivitas operasi (75) Aktivitas investasi: Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625 Pembelian peralatan (3.750) Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian investasi ( ) Kas neto yang (digunakan) untuk aktivitas investasi (125) Aktivitas Pendanaan: Penerimaan dari kontribusi berbatas dari: Investasi dalam endowment 500 Investasi dalam endowment berjangka 175 Investasi bangunan Investasi perjanjian tahunan Aktivitas pendanaan lain: Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750 Pembayaran liabilitas tahunan (363) Pembayaran hutang wesel (2.850) Pembayaran liabilitas jangka panjang (2.500) (4.962) Kas neto yang (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (762) (Penurunan) neto dalam kas dan setara kas (962) Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun 187 Sumber:IAI (2011:45.22)

35 Catatan atas Laporan Keuangan IAI (2013:1.17) menerangkan bahwa catatan atas laporan keuangan adalah suatu catatan yang mengungkapkan tentang: (1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan disajikan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting; (2) Informasi yang disajikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas; (3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas serta informasi tambahan seperti liabilitas kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. IAI (2013:1.18) mengemukakan juga catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut : a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan; b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai dengan urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan. c. Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non keuangan.

36 25 Tabel 2.4 Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan menurut PSAK 45 Catatan Atas Laporan Keuangan Ilustrasi Catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan yang menyebabkan Catatan B dan Catatan C wajib disajikan. Catatan D, E, dan F menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh entitas nirlaba nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah. Catatan A (Wajib) Entitas menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau aset lain sebagai sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan yang membatasi penggunaan aset tersebut. Jika pembatasan dari penyumbang telah kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aset neto terikat temporer digolongkan kembali menjadi aset neto tidak terikat dan disajikan dalam laporan aktivitas sebagai aset neto yang dibebaskan dari pembatasan. Entitas menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan, dan peralatan sebagai sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dari penyumbang. Hibah atau wakaf untuk aset tetap dengan pembatasan eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dan sumbangan berupa kas atau aset lain yang harus digunakan untuk memperoleh aset tetap disajikan sebagai sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit dari pemberi pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aset tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aset tetap tersebut dimanfaatkan. Sumber:IAI (2011:45.26)

37 26 Catatan B (Wajib) Aktiva bersih terikat temporer untuk periode keuangan adalah sebagai berikut : Aktivitas program A: Pembelian peralatan Rp Penelitian Seminar dan publikasi Aktivitas program B: Perbaikan kerusakan peralatan Seminar dan publikasi Aktivitas program C: Umum Bangunan dan peralatan Perjanjian perwalian tahunan Untuk periode setelah 31 Desember 19X Rp Catatan C (Wajib) Aktiva bersih permanen dibatasi untuk: Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung: Aktivitas program A Rp Aktivitas program B Aktivitas program C Kegiatan lain organisasi Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah Rp Sumbangan mula-mula hingga mencapai nilai Rp Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi asuransi atas Kematian pihak yang diasuransikan tersedia untuk Mendanai aktivitas umum 200 Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi Rp Sumber:IAI (2011:45.27)

38 27 Catatan D (Dianjurkan) Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang melalui Terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi yang disyaratkan Oleh penyumbang. Tujuan pembatasan yang dicapai: Beban program A Rp Beban program B Beban program C Rp Peralatan untuk program A yang dibelidan dimanfaatkan Rp Pembatasan waktu yang telah dipenuhi: Jangka waktu yang telah dipenuhi Rp Kematian penyumbang tahunan Rp Rp Catatan E (Dianjurkan) Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai apraisal, dan penghasilan (atau kerugian) yang telah terealisasiakan atau belum terealisasikan dapat dilihat dari laporan aktivitas. Entitas menginvestasikan kelebihan kas di atas kebutuhan harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31 Desember 20X2, Rp diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkan Rp 850 per tahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk menaikkan nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan perwalian ditujukan untuk investasi jangka panjang. Tabel berikut ini menunjukkan investasi jangka panjang entitas. Sumber:IAI (2011:45.28)

39 28 Tabel berikut ini menunjukkan investasi jangka panjang organisasi Klpk A Klpk B Lain-lain Jumlah Investasi awal tahun Hibah tersedia utk inv.: Utk dana permanen Utk dana temporer Utk dana perwalian thnan Jumlah yang ditarik untuk Penyumbang tahunan yang Meninggal (1.000) (1.000) Kembalian investasi (neto, Setelah dikurangi beban Rp937,5) Dividen, bunga dan sewa Penghasilan terealisasi & Belum terealisasikan Jlh kenaikan inv Jlh tersedia untuk operasi Tahun berjalan (18.750) (5.000) (23.750) Penghasilan dana Perwalian utk tahun berjalan Dan masa depan (450) (450) Investasi akhir tahun Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain pada tanggal 31 Desember 19X1 disajikan dalam tabel berikut ini : Klpk A Klpk B Lain-lain Jumlah Aktiva bersih terikat permanen Rp Aktiva bersih terikat temporer Aktiva bersih tidak terikat Rp

40 29 Badan perwalian menerapkan peraturan yang mensyaratkan dana endowment permanen dinilasi sebesar nilai nyata atau daya beli kecuali penyumbang secara eksplisit menyatakan penggunaan apresiasi neto yang yang disyaratkan. Untuk memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa apresiasi neto dipertahankan secara permanen sebesar jumlah yang diperlukan sesuai untuk menyesuaikan nilai mata uang historis dana sumbangan dengan menggunakan indeks harga konsumen. Setiap kelebihan di atas dana abadi permanen dapat digunakan untuk tujuan lain yang telah digunakan. Pada tahun 20X2, total kembalian investasi kelompok A adalah Rp (10,6 persen), dan dari jumlah tersebut Rp ditahan secara permanen untuk mempertahankan nilai nyata sumbangan tersebut. Sisanya sebesar Rp tersedia untuk tujuan lain yang telah ditentukan oleh dewan perwalian. Catatan F (Dianjurkan) Beban yang terjadi adalah Manajemen Pencarian Total A B C Umum Dana Gaji,upah Rp37.787, , Biaya lain-lain , ,5 Supplies dan perjalanan 7.887, , Biaya jasa dan professional Kantor dan pekerjaan Depresiasi Bunga Jumlah Beban Rp Sumber:IAI (2011: )

41 Tinjauan Empirik Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai penerapan PSAK 45 seperti penelitian yang dilakukan oleh Elsia (2004) yang meniliti perbedaan laporan keuangan yang dibuat oleh Rumah Sakit Methodis Medan dengan yang diatur dalam PSAK 45. Pontoh (2013) juga meneliti penerapan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK 45 pada Gereja BZL yang menemukan walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada Gereja Bukit Zaitun telah tercapai walaupun masih ada informasi-informasi tertentu yang belum jelas. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mamesah (2013) yang meneliti penerapan PSAK 45 pada GMIM Efrata Sentrum Sonder kaitannya dengan kualitas informasi laporan keuangan dimana disimpulkan bahwa GMIM Efrata Sentrum Sonder belum menerapkan PSAK 45 pada laporan keuangannya sehingga GMIM Efrata Sentrum Sonder belum memiliki kualitas informasi yang memenuhi syarat dalam memberikan penjelasan bagi para pemakai laporan keuangannya seperti dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan.

42 BAB I METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Proses pada penelitian ini dilakukan secara bertahap, mulai dari perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, menetapkan teori-teori sebagai dasar dalam interpretasi hasil, mengetahui jenis data yang diperlukan, mengumpulkan data, menganalisis data dan kemudian menyajikan hasil analisis sebagai hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Indriantoro dan Supomo (2002:26) mengemukakan penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Sekaran dan Bougie, 2010: 105). 3.2 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Gereja Toraja, Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea yang berlokasi di Jln.Perintis Kemerdekaan Km.11 No.246 (Kompleks Balla Tamalanrea). 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter (documentary data), yaitu jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat, notulen hasil rapat, memo ataupun dalam bentuk laporan program 31

43 32 laporan keuangan serta laporan keuangan Gereja Toraja, Klasis Makassar, Jemaat Tamalanrea. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berasal dari gereja misalnya laporan keuangan, sejarah gereja, struktur organisasi, Tata Gereja dan Peraturan-Peraturan khusus Gereja Toraja. Penelitian mengenai penerapan PSAK 45 memerlukan narasumber yang memiliki pemahaman yang cukup luas dan berkaitan langsung mengenai standar akuntansi dan laporan keuangan sehingga dapat diperoleh data atau informasi yang lebih akurat. Oleh sebab itu, informan yang dimaksudkan adalah Bendahara serta pengurus administrasi Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah dengan interview dan analisis dokumen yang ada di organisasi melalui pengajuan surat izin penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Moleong (2007:272) mengemukakan bahwa tahap pelaksanaan analisis komparatif atau perbandingan tetap lebih menggambarkan suatu proses teorisasi, yaitu proses yang lengkap untuk menyusun teori melalui langkah-langkah sistematis. Proses analisis tersebut mencakup empat tahap metode komparatif yaitu: (1) pembanding kejadian yang aplikatif terhadap setiap kategori; (2) integrasi dan kawasannya; (3) pembatasan teori; (4) penulisan teori (Moleong. 2007:272).

44 33 Tahap-tahap analisis penerapan PSAK 45 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi jenis laporan keuangan yang dihasilkan gereja. 2. Membandingkan bentuk dan isi laporan keuangan gereja dengan format laporan keuangan yang diatur dalam PSAK Mengidentifikasi klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas 4. Mengidentifikasi pengklasifikasian aset neto. 5. Mengidentifikasi perubahan kelompok aset neto. 6. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pendapatan dan beban. 7. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pemberian jasa. 8. Menganalisis sejauh mana peluang penerapan PSAK 45 dalam pelaporan keuangan gereja. 9. Menarik suatu kesimpulan serta saran-saran berdasarkan hasil analisis.

45 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea belum menerapkan PSAK 45. Pencatatan hanya sebatas mutasi kas masuk dan kas keluar. Akibat belum menerapkan PSAK 45 maka organisasi ini belum menyediakan informasi melalui penyusunan Laporan Keuangan yang lebih relevan mengenai kondisi atau kinerja organisasi. Penerapan PSAK 45 dapat membantu Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea untuk menyusun Laporan Keuangan lebih baik lagi. Selain itu, manfaat bagi masyarakat umum dapat memberi gambaran tentang perbedaan laporan keuangan organisasi nirlaba dengan organisasi profit oriented. Keterbatasan dalam menerapkan PSAK 45 lebih banyak dipengaruhi oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM) di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea dimana tentunya diperlukan biaya dan energi ekstra untuk mempelajari PSAK 45 dan menerapkannya. Jika Sumber Daya Manusia (SDM) di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea memiliki kemauan dan siap untuk menerapkan PSAK 45 ini maka penerapannya dapat dilakukan di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1. PSAK 45 sebaiknya diterapkan di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tamalanrea dengan penyesuaian sesuai dengan Aturan Gereja Toraja. 73

46 74 2. Gereja Toraja sebaiknya mulai melakukan pelatihan dalam menerapkan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangannya, melalui kerja sama dengan tenaga ahli. 3. Penerapan PSAK 45 dapat menunjukkan kondisi keuangan lebih luas lagi dimana pencatatan bukan sebatas kas masuk dan keluar tetapi juga menunjukkan posisi kekayaan organisasi dengan adanya pengakuan aset dalam laporan posisi keuangan sehingga pengambilan keputusan dapat lebih baik lagi. 4. Untuk Penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada tingkat populasi yang lebih besar serta dengan fokus penelitian yang lebih beragam agar hasil penelitian dapat lebih jauh bermanfaat. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini bukan merupakan penelitian yang sempurna. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang memengaruhi hasil temuan. Keterbatasan tersebut adalah peneliti tidak dapat mendapatkan data keuangan secara utuh, seperti nilai aset yang tertera di Daftar Inventaris kurang lengkap sehingga peneliti menggunakan nilai pasar yang ada untuk memprediksi nilai dari beberapa aset.

47 DAFTAR PUSTAKA Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Tata Gereja dan Peraturan- Peraturan Khusus Gereja Toraja. Rantepao: Gereja Toraja. Bastian, Indra. 2007a. Akuntansi Sektor Publik, Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga b. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Badan Verifikasi Gereja Toraja (BVGT). 2005a. Pedoman Pengelolaan Keuangan Gereja Toraja. Rantepao: Gereja Toraja b. Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Di Lingkungan Gereja Toraja. Rantepao: Gereja Toraja. Elsia Penerapan PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Methodist Medan, (Online), ( diakses 09 April 2015). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) PSAK 45, (Online), ( nload.php?id=psak-no.-45-pelaporan-keuangan-entitas Nirlaba Revisi 2011.pdf, diakses 11 Februari 2015). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Exposure Draft PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan, (Online), ( /04/ED_P SAK_1_ JULI-23.pdf, diakses 11 Februari 2015). Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang Metodologi Penelitian Bisnis:Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Mamesah, Melisa Penerapan PSAK No.45 Pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal EMBA, (Online), Vol.1, No.4, ( diakses 17 Maret 2015). Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik. Edisi Empat. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nainggolan, Pahala Akuntansi Keuangan Yayasan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 75

48 Nordiawan, Deddi Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Pontoh, Chenly Ribka S Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL. Jurnal EMBA, (Online), Vol.1, No.3, ( &val=1025, diakses 11 Februari 2015). Sekaran, Uma dan Roger Bougie Research Methods for Business, A Skill Building Approach. USA: John Wiley & Suns, Inc. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Syafrin, Alfian Penerapan PSAK No.45 Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Yayasan Kesehatan Pegawai Telkom Area I Sumatera, (Online), ( /1/ pdf, diakses 09 April 2015). Wolk, Harry I., Dodd, James L., Rozycki, John J Accounting Theory, Chapter 7:The FASB s Conceptual Framework, (Online), ( pub.com/upm-data/49880ch7.pdf, diakses 3 Mei 2015). 76

49 LAMPIRAN 76

50 77 LAMPIRAN 1 BIODATA Identitas Diri Nama : Eriek Kurniawan Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 24 Juni 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Rumah : Jl. Pelita 2 No.86, Makassar HP : Alamat eriek2406@gmail.com Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal : SD Menara St. Martinus Makassar : SMP Zion Makassar : SMA Rajawali Makassar : S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Akuntansi) Pengalaman Organisasi : Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (PMKO FE-UH) Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya. Makassar, Juni 2017 Eriek Kurniawan

51 78 LAMPIRAN 2 PETA TEORI No. Penulis/Topik/Judul Buku/Artikel 1. Mamesah, Melisa Penerapan PSAK No.45 Pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. 2. Pontoh, Chenly Ribka S Penerapan Laporan Keuangan Tujuan Penelitian/Penulisan Buku/Artikel 1. Untuk mengetahui apakah GMIM Efrata sudah menerapkan PSAK No.45 pada penyajian laporan keuangannya. 2. Untuk mengetahui apakah GMIM Efrata memiliki kualitas informasi laporan keuangan yang memenuhi syarat dalam memberi penjelasan bagi para pemakai laporan keuangan. Untuk melihat bagaimana penerapan laporan keuangan Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah apakah telah sesuai dengan apa Konsep/Teori/ Hipotesis Kaitan Penyajian Pelaporan Keuangan dengan Kualitas Informasi PSAK No.45 sebagai standar yang ditetapkan Variabel Penelitian dan Teknik Analisis Kualitatif Deskriptif Kualitatif Deskriptif Hasil Penelitian/ Isi Buku 1. GMIM Efrata Sentrum Sonder belum menerapkan PSAK No. 45 pada penyajian laporan keuangannya dari segi format laporan keuangan maupun penyusunannya. 2. GMIM Efrata Sentrum Sonder belum memiliki kualitas informasi yang memenuhi syarat dalam memberikan penjelasan bagi para pemakai laporan keuangannya seperti dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. 1. Gereja Bukit Zaitun Luwuk belum menerapkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai

52 79 Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL. 3. Elsia Penerapan PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Methodist Medan yang tercantum dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 Untuk mendapatkan gambaran perbedaan pelaporan keuangan menurut PSAK No.45 dengan yang diterapkan di Rumah Sakit Methodis Medan. mengenai laporan keuangan organisasi nirlaba. PSAK No.45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Deskriptif Komparatif dengan format laporan keuangan organisasi nirlaba yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 45 karena untuk penyusunan laporan keuangan telah diatur tersendiri dalam Tata Dasar dan Peraturan Gereja. 2. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada Gereja Bukit Zaitun telah tercapai, walaupun masih ada informasi-informasi tertentu yang belum jelas. 1. Rumah Sakit Methodist Medan belum menerapakan secara utuh PSAK No Tidak ada pengelompokan aset.

53 LAMPIRAN 3 80

54 81

55 82

56 83

57 f 84

58 85

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: 0 PENDAHULUAN Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. IKATAN AKUNTAN INDONESIA PELAPORAN ORGANISASI KEUANGAN NIRLABA DAFTAR ISI Paragraf SAMBUTAN KETUA UMUM IAI PENDAHULUAN... 0-0 Tujuan Ruang Lingkup... 0-0

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nirlaba 1. Defenisi Organisasi Nirlaba Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 Revisi 2010 untuk entitas nirlaba

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pelaporan Keuangan Secara umum pengungkapan adalah konsep, metode, dan media tentang bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaporan Keuangan Senopati Bantul Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas akuntansi yang wajib

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Resistensi Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaan yang berskala kecil, menengah dan

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN 01. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan Bank. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 Analisis Akuntansi Syari ah tentang Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan PAUD Kober An'Nur) Analysis of Islamic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan adalah semua cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK Agenda Penerapan KPD2LK Jamsostek Rumah Sakit 2 Laporan Keuangan JAMSOSTEK SEJARAH JAMSOSTEK Pada tahun 1947 UU 33/1947 jo 2/1951 tentang Kecelakan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam penyusunan laporan keuangan serta tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : HENKIE PRIEMAADIENOVA BUDIRAHARDJO NIM : 2005310278 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, penulis mencoba menganalisa dan membahas tentang perlakuan akuntansi pendapatan, beban serta pelaporannya yang diterapkan oleh Rumah Sakit Medika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 06FEB LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Laporan Arus Kas PSAK 2 Informasi arus kas entitas berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi)

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALYSIS OF ISLAMIC ACCOUNTING PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Lebih terperinci

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi 2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45 Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 9 menyatakan bahwa dengan diberlakukannya peraturan ini

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO IRENA SEPTIANITA KAOMANENG (1) & GRACIELLA TAMBARIKI (1) 1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU) MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh: Putri Mareta Hertika 122310101014 Amanda Putri Anugrah 122310101065 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM Analisis Penerapan PSAK... (Ida Bagus Made Cahya Restu Aji)1 ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM ANALYSIS APPLICATION OF PSAK NO 45 FOR HOSPITAL IN PUBLIC SERVICE AGENCY Oleh:

Lebih terperinci