PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45 Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Bunga Sinta Simbolon NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45 Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Bunga Sinta Simbolon NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3

4

5 HALAMAN MOTTO Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-mu (Mazmur 40:9) Melalui hal-hal yang kecil aku ingin mencapai yang Luar Biasa (St.Theresia Lisieux) Kehidupan adalah sebuah pembelajaran yang panjang akan sikap rendah hati. (James M.Barrie) iv

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yosef yang senantiasa memberikan perlindungan, kesetiaan, dan kekuatan. 2. Pemimpin Umum dan Dewan Pimpinan Kongregasi Suster Santo Yosef Medan yang telah memberikan kesempatan bagi Penulis untuk menimba ilmu dan pengetahuan. 3. Pengurus Yayasan Karya Murni, dimana penulis dapat melakukan penelitian. 4. Ayah dan Ibu serta Kakak dan Adik serta ponakan-ponakan saya yang selalu setia mendoakan dan mendukung saya dalam menjalani panggilan dan studi. 5. Komunitas SCMM (St. Sesilia) Yogyakarta, yang merupakan tempat penulis selama menjalani masa studi. 6. Saudari-saudari yang pernah hidup bersama di Komunitas Santa Sesilia Yogyakarta yang tetap memberikan semangat. 7. Teman-teman kelas MPAT maupun satu kelompok bimbingan skripsi yang senantiasa tetap memberikan dukungan. 8. Para Dosen Fakultas Ekonomi yang bersedia mendidik serta membagikan ilmunya kepada penulis selama menjalani studi. v

7 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul: EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45 Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 03 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan izajah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan, (Bunga Sinta Simbolon) vi

8 PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Bunga Sinta Simbolon Nomor Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Berdasarkan PSAK 45 (Studi Kasus pada Yayasan Karya Murni Medan). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan, (Bunga Sinta Simbolon) vii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada: 1. Johanes Eka Priyatma,M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan kepribadian. 2. Dr.H.Herry Maridjo,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, S.E, M.Si, Ak, CA selaku pembimbing utama yang telah membantu, membimbing, serta memberi masukan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Josephine Wuri, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang memperhatikan perkembangan akademik penulis dan teman-teman. 5. Segenap dosen dan staf Program Studi Akuntansi yang membimbing dan membantu penulis selama menjalani kuliah di Universitas Sanata Dharma. viii

10 6. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster Santo Yosef Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalani studi. 7. Pengurus Yayasan Karya Murni Medan yang telah memberika izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan secara khusus kepada Sr Raynelda Gultom, KSSY yang sangat membantu penulis selama melakukan penelitian. 8. Bapak dan Ibu serta saudara kandung yang selalu mendoakan penulis sehingga setia dalam panggilan dan semangat dalam menjalani studi. 9. Teman-teman akuntansi angkatan 2011, khusus teman seperjuangan Sr. Lusi, SPM, Sr. Erika, Fch, Sr. Fridoline, SPC, Chatarine, Melia, Eva dan Igna yang selalu mendukung dan memberikan semangat. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis ix

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO. HALAMAN PERSEMBAHAN.. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS i ii iii iv v vi HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS... KATA PENGANTAR.. HALAMAN DAFTAR ISI.. HALAMAN DAFTAR TABEL.. HALAMAN DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK ABSTRACT vii viii x xii xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang.. 1 B. Batasan Masalah 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian 5 F. Sistematika Penulisan... 6 x

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 8 A. Pengertian Entitas Nirlaba... 8 B. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas Laba.. 10 C. Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi. 10 D. Karakteristik Entitas Nirlaba 11 E. Yayasan Pengertian Yayasan Karakteristik Yayasan Tujuan Yayasan Sumber Pembiayaan/Kekayaan Yayasan.. 17 F. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Pengertian Laporan Keuangan Jenis-jenis Laporan Keuangan Entitas Nirlaba a. Laporan Posisi Keuangan.. 19 b. Laporan Aktivitas. 23 c. Laporan Arus Kas.. 24 G. Tujuan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba.. 25 BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Data Yang Dibutuhkan E. Teknik Pengumpulan Data.. 32 xi

13 F. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI.. 34 A. Sejarah Berdirinya Organisasi B. Lokasi Organisasi. 44 C. Visi, Misi dan Motto Organisasi.. 44 D. Kegiatan Organisasi. 46 E. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab Monitoring/Evaluasi Sistem Akuntansi Program Organisasi Sistem Rujukan Bantuan Sumber Daya Pendanaan Sumber Daya Manusia Program Jangka Pendek Program Jangka Panjang 60 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Neraca Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Laporan Sisa Hasil Usaha Laporan Rekapitulasi Arus Kas. 73 xii

14 B. Membandingkan Laporan Keuangan Menurut PSAK 45 Dengan Praktik Menurut YKM Penerapan PSAK a. Laporan Posisi Keuangan.. 76 b. Laporan Aktivitas.. 81 c. Laporan Arus Kas. 85 C. Pembahasan Penerapan PSAK BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian 114 C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Format Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK Tabel 2 Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK Tabel 3 Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK Tabel 4 Keadaan Siswa dan Warga Binaan YKM Tahun Tabel 5 Keadaan Guru dan Pegawai YKM Tahun Tabel 6 Neraca YKM Per 31 Desember Tabel 7 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran YKM Per 31 Desember Tabel 8 Laporan Sisa Hasil Usaha YKM Per 31 Desember Tabel 9 Laporan Rekapitulasi Arus Kas YKM Per 31 Desember Tabel 10 Perbandingan Cara Penyajian Laporan Keuangan Pada PSAK 45 dengan Laporan YKM. 92 xiv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi Yayasan Karya Murni. 51 Gambar 2 Perbandingan Format Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM 87 Gambar 3 Perbandingan Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM 89 Gambar 4 Perbandingan Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK 45 Dengan Praktik Menurut YKM 91 xv

17 ABSTRAK EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45 Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan Bunga Sinta Simbolon NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba. Jenis penelitian adalah studi kasus. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis, yaitu teknik yang mengungkapkan konsep teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian serta penyajian hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Yayasan Karya Murni belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45, dimana masih ada perbedaan nama laporan, format dan item-item yang dilaporkan. Menurut PSAK 45, entitas nirlaba seperti yayasan seharusnya menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.tetapi pada praktiknya Yayasan Karya Murni menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha dan laporan rekapitulasi arus kas. Kata kunci: kesesuaian, penyusunan, laporan keuangan, PSAK 45. xvi

18 ABSTRACT EVALUATION OF FINANCIAL STATEMENTS PREPARATION BASED ON INDONESIAN SFAS 45 NONPROFIT ENTITIES Case Study At Karya Murni Foundation Medan Bunga Sinta Simbolon NIM: Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The purpose of this research is to evaluate whether the Karya Murni foundation financial report has been in compliance with the provision according to Indonesia SFAS 45 about nonprofit entity financial reporting. This type of research is a case study. Data obtained by interview, documentation and observation. Data analysis technique used is descriptive-analysis, that is a technique that expresses the theoretical concepts and description of the object of research and presentation of research results. Based on the research the Karya Murni foundation s have not financial statements complied with Indonesian SFAS 45, as there are differences in the name of the report, the format and the items reported. According to Indonesian SFAS 45, non-profit entities such as foundations should present four (4) financial statements namely the statement of financial position, statement of activities, statement of cash flows and notes to the financial statement. But in practice Karya Murni foundation serves four (4) financial statements, namely the balance sheet, receipts and reports expenditure, statements of net income and cash flow summary report. Key Word: Preparation, Financial Statement, Indonesian SFAS 45. xvii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini sangat meningkatkan pengetahuan manusia. Kemajuan teknologi ini membawa perubahan yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Apabila kita mengamati masyarakat yang ada di sekitar kita, ternyata perkembangan teknologi ini membawa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat Salah satu dampak negatifnya bahwa manusia menjadi kurang peduli dengan sesama yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat semakin bertambahnya jumlah orang-orang yang tertimpa kemiskinan dan kurang diperhitungkan dalam masyarakat serta masyarakat yang kurang mampu semakin sulit dalam memperoleh pendidikan. Melihat situasi ini, banyak orang-orang yang memiliki empati dan tergerak hatinya untuk membantu mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel serta bagi orangorang yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pendidikan. Keadaan ini menimbulkan munculnya berbagai entitas nirlaba yang dengan terbuka memberikan perhatian dan pelayanan bagi masyarakat tersebut. Entitas ini bertujuan bukan untuk mencari keuntungan atau disebut dengan entitas nirlaba. Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis lainnya. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam aktivitas 1

20 2 operasinya. Entitas nirlaba merupakan suatu organisasi yang penting bagi masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh organisasi yang bermotif laba. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan (IAI, 2011:45.1). Bagi anggota dan penyumbang, akuntansi dan laporan keuangan sangat penting untuk disajikan sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan organisasi tersebut. Laporan keuangan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari laba maupun organisasi nirlaba. Pertanggungjawaban berupa laporan keuangan sangat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga dapat dipantau bagaimana perkembangan organisasi dari tahun ke tahun. Bagi mereka, laporan keuangan sangat berfungsi untuk menginformasikan kesinambungan hidup organisasi sebagai tempat berkarier. Maka laporan keuangan diharapkan memberikan informasi berkala guna memberikan gambaran apakah visi dan misi organisasi tersebut dapat direalisasikan. Laporan keuangan organisasi merupakan laporan pertanggung jawaban kepada pihak intern dan ekstern untuk menambah kepercayaan mereka khususnya bagi para anggota, penyumbang (donatur) serta publik bahwa apa yang mereka sumbangkan benar-benar dipergunakan dengan baik demi kepentingan umum. Kepercayaan ini akan semakin menggugah hati para penyumbang dalam memberikan apa yang mereka miliki untuk

21 3 dibagikan demi kesejahteraan orang-orang yang dilayani dalam entitas nirlaba. Apabila kita memperhatikan, ketidakpercayaan para penyumbang sering mengakibatkan sumber dana bagi organisasi semakin berkurang sehingga lambat laun organisasi tersebut tidak bisa bertahan. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa sumber dana entitas nirlaba tersebut berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 yang mengatur tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dalam PSAK 45 ini dinyatakan bahwa tujuan adanya standar tersebut adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan tersebut diharapkan entitas nirlaba dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas sehingga mudah dipahami oleh para pemakai, dan memiliki relevansi. Yayasan Karya Murni dengan kantor pusat terletak di Jl. Karya Wisata No 6 Medan, Sumatera Utara merupakan yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan, yaitu pelayanan kepada orangtua yang sudah lanjut usia (panti jompo), anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, Tempat Penitipan Anak (TPA). Dalam menjalankan misinya yayasan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara individu maupun kelompok yang dengan sukarela dan hati yang tulus memberikan bantuan untuk membiayai orangtua yang sudah lanjut usia dan anak-anak tersebut. Yayasan Karya Murni bertujuan untuk menyejahterakan serta memberdayakan orangtua,

22 4 anak yatim piatu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus, sehingga mereka merasa diperhitungkan ditengah-tengah masyarkat. Karakteristik utama entitas nirlaba seperti yayasan berbeda dengan entitas yang bermotif laba. Perbedaannya terletak pada mekanisme organisasi bersangkutan dalam memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh dari sumbangan (Bastian 2007:73). Kemampuan suatu yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan, dimana laporan ini berisi informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut disampaikan. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aset bersih, baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban pengelola atas hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas dan mengingat pentingya penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba bagi pihak pemakai maka penulis ingin dan tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Berdasarkan PSAK 45, Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni. B. Batasan Masalah Penelitian ini terbatas pada evaluasi penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni Medan berdasarkan PSAK 45 yang meliputi

23 5 laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan selama periode C. Rumusan Masalah Apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45? D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Yayasan Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Selain itu landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi kontribusi bagi pihak pengurus yayasan agar dapat menyajikan laporan keuangan berdasarkan ketentuan menurut PSAK Bagi Penulis Melalui penelitian ini menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis tentang penyusunan laporan keuangan organisasi sektor publik khususnya entitas nirlaba. Selain itu sebagai sarana bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

24 6 3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan refrensi skripsi di Universitas Sanata Dharma yang bisa diakses oleh seluruh civitas akademik. Selain itu hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan refrensi untuk peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian pada entitas nirlaba. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori yang ada hubungannya dengan entitas nirlaba. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

25 7 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya organisasi, lokasi organisasi, visi misi dan motto organisasi, struktur organisasi serta kegiatan-kegiatan organisasi. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan landasan teori yang digunakan. BAB VI PENUTUP Bab ini mencakup kesimpulan dari hasil evaluasi, dan pembahasan, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang berguna bagi organisasi tempat penelitian.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Entitas Nirlaba Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum (Mahsun, 2010:13). Organisasi sektor publik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu entitas pemerintah dan entitas nirlaba nonpemerintah. Organisasi sektor publik ini muncul dalam berbagai bentuk, sebagian besar merupakan organisasi pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Ada pula yang menjalankan aktivitasnya dalam berbagai bentuk yayasan mulai dari yayasan yang menyelenggarakan pendidikan, yayasan yang bergerak dibidang sosial sampai dengan yayasan-yayasan yang bidangnya sangat khusus seperti yayasan beasiswa. Termasuk juga organisasi sektor publik adalah lembaga-lembaga keagamaan, LSM, partai politik, rumah sakit dan sekolah (Nordiawan, 2006:2). Entitas nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Nainggolan, 2005: 01 dalam Rosalia, 2011). Entitas nirlaba atau non-profit organization merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak 8

27 9 era reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan entitas nirlaba. Menurut PSAK 45, entitas nirlaba adalah entitas yang memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan (IAI, 2011: 45.1). Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Pada entitas nirlaba umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari pemberi sumber daya atau sumbangan dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Tujuan entitas nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi. Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi (pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki entitas nirlaba sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat entitas nirlaba itu ada.

28 10 B. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas Laba Banyak hal yang membedakan antara entitas nirlaba dengan entitas lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya pemilik entitas nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada entitas laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, entitas nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan entitas laba telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari hasil keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada entitas laba telah jelas siapa yang menjadi dewan komisaris, kemudian memilih seorang direktur pelaksana. Sedangkan pada entitas nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan karena anggota dewan komisaris bukanlah pemilik entitas. C. Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun standar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara Government Accounting Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS. Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi

29 11 penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari Komite Standar Akuntansi Keuangan yang diatur Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena karateristik entitas berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu juga memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak memadai atau tidak memadai. International Federation of Accountant (IFAC) membentuk Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya negara bagian, daerah otonom, provinsi, dan daerah istimewa), pemerintah lokal (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sektor publik nonpemerintah. D. Karakteristik Entitas Nirlaba Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas laba (bisnis). Perbedaan tersebut terletak pada cara entitas memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Menurut Deddi (2006:2) organisasi sektor publik menjadi berbeda dan unik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial 2) Dimiliki secara kolektif oleh publik

30 12 3) Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan 4) Keputusan-keputusan yang terkait kebijaksanaan maupun operasi didasarkan pada konsensus. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45) berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik (PSAK 45, paragraf 01) sebagai berikut: 1) Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. 3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun

31 13 demikian dalam praktiknya entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut seperti kreditur dan pemasok dana lainnya (IAI, 2011: 45.1). E. Yayasan a. Pengertian Yayasan Menurut UU No 16 Tahun 2001, pengertian yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang kemanusiaan, keagamaan, dan sosial. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Namun dalam perkembangannya, yayasan sulit dibedakan dengan lembaga lainnya yang berorientasi laba. Bentuk hukum yayasan telah dijadikan payung untuk menyiasati berbagai aktivitas di luar bidang-bidang di atas. Banyak fakta yang terjadi bahwa kecenderungan pendirian yayasan untuk berlindung dibalik status hukum yayasan, sehingga muncul berbagai masalah, seperti sengketa antara pengurus dan pendiri, ketidaksesuaian maksud dan tujuan dengan anggaran dasar dan lain-lain.

32 14 b. Karakteristik Yayasan Menurut Bastian (2010: 406), Karakteristik utama organisasi nirlaba seperti yayasan, dapat dibedakan dengan organisasi bisnis. Perbedaanya terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi seperti yayasan umumnya memperoleh sumber daya awal dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Akibat dari transaksi tersebut, berbagai transaksi yayasan dapat diidentifikasi. Hal yang berbeda dengan transaksi organisasi bisnis adalah dalam hal penerimaan sumbangan. Namun demikian, praktek organisasi yayasan diakui sering tampil dalam berbagai bentuk. Pada yayasan dimana tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan ataupun jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah dan kepastian aliran masuk kas menjadi ukuran yang penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. c. Tujuan Yayasan Tujuan yayasan adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Menurut Bastian (2007: 2), Yayasan memiliki tujuan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Tujuan yang

33 15 bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sedangkan tujuan kualitatif meliputi efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan. Setiap yayasan harus memiliki visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh yayasan. Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain sumber pembiayaan yayasan tersebut juga bisa berasal dari sumbangan atau bantuan. Pola pertanggungjawaban yayasan bersifat vertikal dan horizontal. Pertanggungjawaban vertikal merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggung jawaban yayasan kepada pembina. Sedangkan pertanggungjawaban horizontal merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada masyarakat luas sebagai salah satu elemen yang penting dalam proses akuntabilitas publik. Menurut UU No 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai organ yang terdiri dari Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pembina adalah organ yayasan yang memiliki kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus dan pengawas, misalnya membuat keputusan tentang anggaran dasar, mengangkat dan menghentikan pengurus, pengawas, menetapkan kebijaksanaan umum berdasarkan Anggaran Dasar, mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan, dan membuat keputusan tentang

34 16 penggabungan atau pembubaran yayasan. Pengurus adalah organ yayasan yang melakukan kepengurusan yayasan dan mampu melakukan perbuatan hukum, sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Sedangkan pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada pengurus dalam melakukan kegiatan yayasan. Yayasan minimal memiliki satu pengawas. Rencana anggaran yayasan harus bersifat terbuka, yaitu dipublikasikan kepada masyarakat agar dapat dikritisi dan didiskusikan. Seperti organisasi nirlaba yang lain, yayasan juga menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45. Tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan informasi yang relevan bagi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan. Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai: a. Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut. b. Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja yayasan. Kemampuan entitas untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi tentang hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih, baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaanya.

35 17 Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuan mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Yayasan harus membuat laporan keuangan sebagai perwujudan dari akuntabilitas. Secara rinci, tujuan laporan keuangan yang disusun yayasan untuk menyajikan informasi mengenai: a. Jumlah dan sifat dari aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan. b. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva bersih. c. Jenis dan jumlah arus kas masuk dan kas keluar sumber daya selama 1 (satu) periode dan hubungan di antara keduanya. d. Cara yayasan mendapatkan, dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman, melunasi pinjaman, serta faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya dan usaha jasa suatu yayasan. d. Sumber Pembiayaan/Kekayaan Yayasan Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang. Selain itu yayasan memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, seperti: a. Wakaf b. Hibah c. Hibah Wasiat

36 18 d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan atau bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik yang berasal dari pemerintah, bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud dengan perolehan lain misalnya deviden, bunga tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari hasil usaha yayasan. F. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah penyajian dan penyampaian informasi keuangan suatu entitas ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Giri, 1995: 2 dalam Astrawati 2002). Laporan keuangan dipersiapkan dan dibuat dengan maksud untuk memberi gambaran laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen. Menurut Yudianti, 1996 dalam Rosalia, 2011, laporan keuangan hasil dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan entitas nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45) meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan pada entitas bisnis dan nirlaba

37 19 tidak memiliki suatu perbedaan yang mencolok dimana dalam menyusun laporan arus kas tetap menggunakan metode yang diterapkan sebagaimana pada entitas bisnis lainnya, sedangkan catatan atas laporan keuangan merupakan catatan yang memuat informasi-informasi yang diperlukan sehubungan dengan laporan keuangan lainnya serta kegiatan tertentu yang diadakan oleh organisasi. 2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Entitas Nirlaba a. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan dalam entitas nirlaba memiliki fungsi dan bentuk yang sama dengan laporan neraca pada entitas bisnis. Perbedaan antara laporan posisi keuangan dan neraca adalah istilah aset neto pada laporan posisi keuangan merupakan ekuitas pada neraca. Laporan posisi keuangan tidak menggunakan istilah ekuitas karena tidak ada unsur kepemilikan modal oleh pihak tertentu dalam suatu entitas. Aset neto dimaksudkan sebagai sumber dana yang diterima oleh entitas baik dari sumbangan atau penghasilan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukan organisasi (Mahsun dkk, 2011:190). Tujuan laporan posisi keuangan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para anggota penyumbang, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai:

38 20 1) Kemampuan suatu entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan. 2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas dan aset neto. Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan serta hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut pada umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen seperti: a) Kas dan setara kas b) Piutang pasien, pelajar, anggota dan penerimaan jasayang lain c) Persediaan d) Sewa, asuransi,dan jasa lain yang dibayar dimuka e) Instrument keuangan dan investasi jangka panjang f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa Kas maupun aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan

39 21 terpisah dari kas atau aset lain yang terikat penggunaannya. Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut: a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo. b) Mengelompokkan aset kedalam aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang. c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah dari masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45: 1) Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen dan temporer. a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba

40 22 diizinkan untuk menggunakan sebagian maupun semua penghasilan serta manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya tersebut. Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau aset yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto dimana penggunaanya dibatasi secara permanen dan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan pada periode tertentu sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu investasi jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu dimasa depan atau pada saat pemerolehan aset tetap dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. 2) Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang mana penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.

41 23 Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan. Batasan terhadap penggunaan aset neto dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. b. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas menyajikan perubahan jumlah dari aktiva bersih selama suatu periode. Tujuan laporan aktivitas adalah untuk menyediakan informasi mengenai: 1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih. 2) Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain. 3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lainnya untuk: 1) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode. 2) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa. 3) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

42 24 Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas menjelaskan tentang penggunaan sumber daya untuk memberi jasa sesuai misi di masa depan dan menjadi pertanggungjawaban oleh manajemen entitas. Sumber daya dijadikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat temporer, atau terikat permanen, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi. Catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Contohnya biaya gaji, biaya listrik, biaya sewa, bunga dan penyusutan c. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Informasi

43 25 arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan suatu entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai organisasi. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (revisi 2009): tentang laporan arus kas dengan tambahan sebagai berikut: 1) Aktivitas pendanaan: a) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang. b) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi. c) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang 2) Pengungkapan informasi tentang aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi. G. Tujuan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

44 26 keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Menurut PSAK Nomor 45 (2011: paragraph 06) tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah Menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Laporan keuangan dalam suatu organisasi sangat penting. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dibuat laporan keuangan. Bila dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat pengendali dan evaluasi kinerja manjerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Pada sektor publik, organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan laporan tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation (Mardiasmo, 2002: ). Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai. 1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut. 2. Cara manager melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerjanya. Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

45 27 1. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba. 2. Pengaruh transaksi, dan peristiwa lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto. 3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya. 4. Cara entitas nirlaba untuk mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh pada likuiditasnya. 5. Usaha jasa entitas nirlaba.

46 28 Tabel 1. Contoh Format Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK 45 Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset Aset Lancar Kas dan setara kas XXX XXX Piutang bunga XXX XXX Persediaan dan biaya dibayar dimuka XXX XXX Piutang lain-lain XXX XXX Investasi jangka pendek XXX XXX Aset Tidak Lancar Properti Investasi XXX XXX Aset Tetap XXX XXX Investasi jangka panjang XXX XXX Jumlah Aset XXX XXX Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek Utang dagang XXX XXX Pendapatan diterima di muka yang dapat dikembalikan XXX XXX Utang lain-lain XXX XXX Utang wesel XXX XXX Liabilitas Jangka Panjang Kewajiban tahunan XXX XXX Utang jangka panjang XXX XXX Jumlah Liabilitas XXX XXX Aset Neto: Tidak Terikat XXX XXX Terikat Temporer (Catatan B) XXX XXX Terikat Permanen (Catatan C) XXX XXX Jumlah Aset Neto XXX XXX Jumlah Liabilitas dan Aset Neto XXX XXX Sumber : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 Tahun 2011 halaman 13

47 29 Tabel 2. Contoh Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45 Entitas Nirlaba Laporan Aktivitas Per 31 Desember 20X2 Perubahan Aset Neto Tidak Terikat : Pendapatan Sumbangan Jasa Layanan Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) Penghasilan investasi lain-lain (Catatan E) Penghasilan neto investasi jangka panjang belum direalisasi Lain-lain Jumlah Aset Neto Yang Berakhir Pembatasannya (Catatan D) Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah Jumlah Pendapatan Beban Program A Program B Program C Manajmen dan Umum Pencarian Dana Jumlah Beban (Catatan F) Kerugian akibat kebakaran Jumlah Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat Perubahan Aset Neto Terikat Temporer : Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (Catatan E) Kerugian akturial untuk kewajiban tahunan Aset neto terbebaskan dari pembatasan (Catatan D) Penurunan Aset Neto Terikat Temporer Perubahan Aset Neto Terikat Permanen : Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (Catatan E) Kenaikan Aset Neto Terikat Permanen Kenaikan Aset Neto Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Sumber : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 Tahun 2011 halaman 15

48 30 Tabel 3. Contoh Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK 45 Entitas Nirlaba Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2 Aktivitas Operasi : Kas dari pendapatan jasa Kas dari pemberi sumber daya Kas dari piutang lain-lain Bunga dan dividen yang diterima Penerimaan lain-lain Bunga yang dibayarkan Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier Utang lain-lain yang dilunasi Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Aktivitas Investasi : Ganti rugi dan asuransi kebakaran Pembelian peralatan Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian investasi Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi Aktivitas Pendanaan : Penerimaan dari kontribusi berbatas dari: Investasi dalam endowment Investasi dalam endowment berjangka Investasi bangunan Investasi perjanjian tahunan Aktivitas pendanaan lain : Bunga dan dividen berbatas untuk investasi Pembayaran kewajiban tahunan Pembayaran utang wesel Pembayaran liabilitas jangka panjang Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (Penurunan) neto dalam kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx (xxx) xxx xxx Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto untuk aktivitas operasi : Perubahan dalam aset neto xxx Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi : Depresiasi xxx Kerugian akibat kebakaran xxx Kerugian aktual pada kewajiban tahunan xxx Kenaikan piutang bunga ( xxx) Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka xxx Kenaikan dalam piutang lain-lain (xxx) Kenaikan dalam utang dagang xxx Penurunan dalam penerimaan di muka yang dapat dikembalikan (xxx) Penurunan dalam hutang lain-lain (xxx) Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang (xxx) Bunga dan dividen terikat untuk investasi jangka panjang (xxx) Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan (xxx) Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi xxx Data tambahan untuk aktivitas investasi dari pendanaan non kas Peralatan yang diterima sebagai hibah xxx Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan xxx Sumber : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45, Tahun 2011 halaman 22

49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus di Yayasan Karya Murni yaitu dengan mengevaluasi laporan keuangan selama periode berdasarkan PSAK 45. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Karya Murni Medan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan yayasan misalnya ketua yayasan, bendahara, dan staf administrasi. 2. Objek Penelitian Objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan yang disajikan oleh Yayasan Karya Murni yang meliputi: laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. 31

50 32 D. Data Yang Dibutuhkan 1. Gambaran Umum Yayasan Karya Murni. 2. Visi dan Misi Yayasan Karya Murni. 3. Laporan keuangan yang disajikan selama tiga (3) tahun. 4. Kondisi Yayasan Karya Murni untuk penerapan PSAK Daftar unsur-unsur laporan keuangan menurut PSAK 45 dan ketersediaan data/dokumen pendukungnya di Yayasan Karya Murni Medan. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengutip data yang ada pada Yayasan Karya Murni. Metode ini berguna untuk memperoleh gambaran umum organisasi, visi dan misi serta laporan keuangan. 2. Wawancara yaitu, teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung pada subjek penelitian yaitu orangorang yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan misalnya, Ketua Yayasan, Bendahara, dan Bagian Administrasi Keuangan. 3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap unsur-unsur laporan keuangan yang dimiliki oleh Yayasan Karya Murni tetapi tidak ditemukan dalam dokumen. Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara.

51 33 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis, yaitu teknik yang mengungkapkan konsep teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian serta penyajian dari hasil penelitian. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan laporan keuangan melalui data yang diperoleh selama 3 (tiga) periode akuntansi yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013 serta melalui wawancara dengan pihak yang terkait mengenai informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan Yayasan Karya Murni. 2. Membandingkan laporan keuangan YKM dengan laporan menurut ketentuan PSAK Membuat kesimpulan tentang perbedaan laporan keuangan YKM dengan laporan menurut PSAK 45.

52 34 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Berdirinya Yayasan Karya Murni 1. SLB - A Karya Murni Yayasan Karya Murni lahir dan berkembang dalam perjalanan sejarah. Di inspirasikan dengan kisah seorang gadis yang buta total bernama Martha Ponikem yang telah berumur 13 tahun. Gadis ini ditemukan oleh Bapak Jan Cobussen militer Belanda di salah satu jalan, kota Martapura Kabupaten Langkat pada tahun Karena belaskasihan, Bapak Jan Cobussen membawa Martha Ponikem ke Susteran St. Yosef Jl. Daendles straat (Jl. Hayam Wuruk 3) Medan. Bapak Jan Cobussen meminta agar suster-suster St.Yosef mengasuh dan memberikan pendidikan serta pengajaran yang layak bagi Martha Ponikem. Sr. Ildefonsa van de Watering, suster yang dikenal berhati emas terhadap anak-anak cacat, disemangati dengan spiritualitas Kongregasi Suster St Yosef yaitu Kesecitraan, berupaya memberi pendidikan dan pengajaran yang layak bagi Martha Ponikem. Setelah Sr. Ildefonsa van de Watering mengasuh dan mengajar Martha Ponikem, beliau mengalami kesulitan, tidak tahu bagaimana cara agar Martha Ponikem dapat membaca dan menulis, supaya hidupnya tidak tergantung selamanya pada orang lain. Sr Ildefonsa berpikir bahwa Martha Ponikem harus mendapat pendidikan dan pengajaran yang baik walaupun buta, sebagaimana orang yang melek/awas dapat menikmati pendidikan dan pengajaran dengan baik.

53 35 Pada saat cuti ke negeri Belanda, Sr. Ildefonsa pergi ke GRAVE salah satu institut khusus pendidikan anak buta De Wijnberg untuk belajar huruf braille dengan metode pengajaran untuk anak buta. Secara kebetulan suster ini bertemu dengan seorang gadis yang buta, bernama Trees Kim Lan Bong. Gadis itu berasal dari Pulau Bangka dan telah 16 (enambelas) tahun tinggal di institut itu. Trees Kim Lan Bong menyatakan keinginannya untuk kembali ke Indonesia. Sr Ildefonsa sangat senang mendengar berita gembira itu, maka beliau langsung minta izin kepada Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef Belanda agar Trees Kim Lan Bong dapat dibawa kembali ke Jl. Hayam Wuruk 3 Medan-Indonesia. Trees Kim Lan Bong adalah guru yang pertama mengajar anak buta, yang bernama Martha Ponikem. Demikian Tress Kim Lan Bong pada awalnya sangat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi di Medan, ditambah lagi dengan kesulitan bahasa. Namun demikian kesulitan itu dia jalani dengan penuh perjuangan dan kerja keras demi mengemban tugas mulia ini. Orang buta mengajar orang buta. Unik, namun disitulah terjalin komunikasi dan kontak batin terbangun. Dalam rentang waktu, anak-anak buta semakin bertambah, maka perlu didirikan satu yayasan, khusus mengelola pendidikan anak-anak buta yakni Sint Oda Stichting. Sint Oda Stichting diaktekan pada Notaris tanggal 26 Agustus 1953 dengan Nomor Akte 56, Alamat Jl. Hayam Wuruk No. 3 Medan.

54 36 2. SLB-B Karya Murni. Pada tahun 1963, seorang bapak etnis Tionghoa datang ke Jl. Hayam Wuruk No. 3 Medan, mau bertemu dengan Pimpinan Suster St. Yosef Medan. Bapak itu tinggal di Jl. Sutomo Medan (Toko Matahari). Beliau kebingungan mencari sekolah untuk 2 (dua) orang anaknya yang tidak dapat berbicara dan tidak dapat mendengar. Semua sekolah umum yang beliau kunjungi menolak dan tidak mau menerima anak itu. Nama anak itu Lie Kie An (12) dan Lie Kie Hock (16). Dengan sangat sedih Bapak itu memohon kepada Sr Melchiada Bloom agar menerima kedua anak itu untuk diajari dan dididik oleh suster-suster. Sr Melchiada Bloom menolak permintaan Bapak itu, karena belum ada tenaga untuk mengajar dan mendidik anak seperti itu, disamping itu ruangan pun tidak ada. Bapak itu sangat memohon agar Sr Melchiada menyekolahkan suster-suster untuk pendidikan khusus bisu-tuli agar anaknya dapat diajari oleh suster tersebut. Bapak itu bersedia membantu biaya pendidikan suster yang disekolahkan dan juga bersedia memberikan dana untuk pembangunan ruangan kelas. Didorong oleh Spiritualitas Kongregasi Suster Santo Yosef yaitu Kesecitraan, akhirnya Sr Melchiada Bloom mencari tahu dimana ada sekolah yang khusus untuk pendidikan anak bisu-tuli, kemudian suster tersebut menemukannya di Jl. Mangli No. 10 Wonosobo Jawa Tengah yang dikelola oleh Kongregasi PMY. Dua orang suster yaitu (Sr. Marietta Purba dan Sr. Fransiska Tampubolon), diutus untuk belajar metode mengajar anak bisu-tuli ke sekolah bisu-tuli yang ada di Wonosobo pada

55 37 bulan Oktober Setelah dua suster ini belajar kurang lebih 1 (satu) tahun, mereka kembali ke Medan dan membuka kelas persiapan. Dengan dibukanya sekolah bisu-tuli, Sint Oda Stichting diubah menjadi Yayasan Karya Murni, diaktekan pada notaris tanggal 24 Nopember 1965, dengan Nomor Akte 104, alamat Jl. Hayam Wuruk No. 3 Medan. Pendidikan khusus untuk anak bisu-tuli (tunarungu) disebut SLB- B (Sekolah Luar Biasa bagian B). Karena anak-anak tunanetra dan tunarungu serta yatim-piatu sudah banyak jumlahnya di asrama, maka didirikan Panti Asuhan Karya Murni dan didaftarkan ke Dinas Sosial 01 Mei Anak-anak panti juga mendapat subsidi dari Dinas Sosial untuk biaya makan. Lokasi Jl. Hayam Wuruk No. 3 Medan, yang menjadi tempat Rumah Induk Suster St. Yosef di Medan dan tempat pendidikan para calon (novis dan postulan), dirasa terlalu sempit untuk menampung semua kegiatan seperti sekolah SLB-A, SLB-B, Panti Asuhan, TK Fajar, SMP Putri Cahaya, SGKP St. Anna dan Asrama Putri St. Theresia. Maka pada tanggal 01 Nopember 1969 anak-anak bisu-tuli, suster-suster pendidik dan pengasuh pindah ke Jl. Bahagia No. 2 Medan. Dan pada tanggal 19 Juli 1980, anak-anak buta, ekomomi lemah, yatim-piatu, suster-suster pendidik dan pengasuh pindah ke Jl. Karya Wisata No. 6 Medan Johor.

56 38 3. Perkembangan dan Pelebaran Karya a. Ruteng Flores-NTT Dalam penyebaran Spiritualitas Kesecitraan dan penghargaan terhadap penyandang cacat, maka pada tanggal 20 Mei 1985, Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef mengutus 4 orang suster ke Ruteng-Nusa Tenggara Timur, atas permohonan Romo Daem untuk membuka sekolah anak buta (SLB-A), sekolah anak bisu-tuli (SLB-B), Panti Asuhan untuk menampung anak-anak buta dan bisu tuli yang datang dari kampung yang jauh agar pemeliharaan dan pendampingan terhadap mereka terjamin. Lokasi Yayasan Pusat (Medan) jauh dari Ruteng-NTT, maka dibentuk Yayasan Karya Murni Cabang Ruteng. Pendidikan SLB-B Karya Murni Cabang Ruteng telah berkembang sedemikian rupa dan tingkat pendidikan yang dikelola mulai dari TK-SMA. Sedangkan SLB-A hanya sampai tingkat TKLBA-SDLBA saja. b. Surabaya Pada tahun 1994, komunitas Surabaya dibuka untuk transit suster dari Medan mau ke Ruteng-NTT atau dari Ruteng-NTT ke Medan, sekaligus penyebaran spiritualitas kesecitraan. Sekitar 3 (tiga) tahun suster tinggal pada rumah kontrakan diantara rumah penduduk. Pada awalnya belum ada karya, dan suster yang tinggal di komunitas ini hanya suster yang studi dan satu orang menjadi guru agama di SD Caritas milik Keuskupan Surabaya. Kongregasi tidak diizinkan membuka sekolah, karena dekat dengan TK dan SD Caritas. Namun demikian secara pelan-

57 39 pelan sambil berjalan dijejaki membuka TPA, walaupun sulit, karena tenaga para suster tidak ada pengalaman merawat bayi maupun anak Balita. TPA berkembang dan dibuka Play Group. Pada tanggal 21 Maret 2009, karya Kongregasi Suster Santo Yosef yang berada di Surabaya terdiri dari Tempat Penitiapan Anak, Poliklinik, PAUD, Play Group, Griya Usia Lanjut, diserahkan Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef pengelolaannya di bawah naungan Yayasan Karya Murni. c. Jakarta Barat Pada tahun 2007 Yayasan Seri Amal menjejaki tanah di Jakarta Barat atas undangan Br. Bambang Nugroho FIC. Mungkin baik jika tanah itu dibeli dan mendirikan bangunan asrama untuk siswa SLB-B Pangudi Luhur yang datang dari luar kota. Pengurus Yayasan Seri Amal dan Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef menanggapi dengan positif dan membeli tanah tersebut. Penggunaan tanah adalah untuk mendirikan gedung asrama SLB-B (tunarungu) bekerjasama dengan bruder FIC yang mengelola SLB-B Pangudi Luhur. Gedung tersebut diresmikan pada tanggal 09 Juni 2011, oleh Yang Mulia Mgr. Ignasius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Sejak Januari 2012, pengelolaan Graha Murni Luhur diserahkan oleh Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef kepada Yayasan Karya Murni. 3. Tantangan yang Dihadapi dalam Mengelola Karya Murni. Dapat dibayangkan bagaimana karya ini dimulai, pastilah banyak kesulitan yang dihadapi, termasuk apa yang dialami oleh Sr. Ildefonsa van

58 40 de Watering yang tidak tahu mau berbuat apa kepada Martha Ponikem pada awalnya. Dan setelah itu juga banyak kesulitan yang dialami oleh para guru, pendamping dan pengasuh termasuk bagaimana mencoba mendekati dan membimbing anak agar dapat menerima kecacatannya. Seperti tunanetra yang tidak pernah melihat bagaimana keindahan alam disekitarnya, bagaimana wajah ibu-bapaknya dan adik-kakaknya, juga orang lain di sekitarnya. Demikian juga anak tunarungu yang tidak tahu mengatakan mama atau papa, mereka sama dengan kertas kosong atau bagaikan bayi yang baru lahir tidak tahu mengatakan apa-apa, walaupun mereka sudah usia sekolah dan bahkan ada yang sudah berumur 13 tahun masuk kelas persiapan, karena mereka tidak pernah mendengar. Mengajarkan kata mama dan papa saja membutuhkan waktu cukup lama, itupun kadang anak belum bisa jelas mengucapkannya. Selain tantangan dan kesulitan yang dialami di atas juga sangat sulit mendapatkan guru yang mau mengajar di sekolah SLB-A dan SLB- B. Banyak yang melamar, tapi kalau sudah di training selama tiga bulan mundur sendiri karena tidak sanggup menghadapi anak. Sungguh sangat sulit dan menjadi tantangan besar menjadi guru untuk tunanetra dan tunarungu. Menjadi seorang guru anak tunanetra dan anak turungu sangat dibutuhkan pengertian, pemahaman, minat dan hati, kesabaran dan cinta untuk menghadapi mereka. Dari segi pendanaan juga mengalami kesulitan, maka pada waktu dikeluarkannya Undang-undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan,

59 41 Yayasan Karya Murni dimerger ke Yayasan Seri Amal tepatnya pada tanggal 12 April 2002, agar pendanaan dapat teratasi. Merger hanya berlangsung 6 tahun, karena setelah yayasan merger didaftarkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, kedua yayasan ini tidak dapat dimerger karena maksud dan tujuan kedua yayasan berbeda. Maka pada tanggal 01 Agustus 2008, Yayasan Karya Murni kembali berdiri sendiri. Walaupun yayasan ini mengalami kesulitan dalam pendanaan namun para suster tetap percaya akan Penyelenggaraan Ilahi, sehingga para suster yang bekerja di yayasan ini merasa bahwa karya ini adalah proyek Allah. Oleh karena itu dengan keyakinan dan kepercayaan, kerja keras, jujur, tulus serta murni dalam melaksanakan karya pelayanan di Karya Murni pasti tangan Tuhan akan tetap terbuka untuk menolong. Dan memang terbukti bahwa banyak yang terbuka dan peduli dengan karya pelayanan ini. Disamping itu para suster juga berupaya untuk membuat sesuatu yang produktif seperti pertukangan, konveksi, perlilinan dan karya tangan lainnya untuk menambah sumber dana. 4. Jenis-Jenis Karya Pelayanan Yayasan Karya Murni a. Pendidikan untuk anak-anak tunarungu dan tunanetra (Flores- Medan) b. Asrama untuk anak tunarungu dan tunanetra (Flores-Jakarta dan Medan) c. Panti Asuhan (Flores-Medan)

60 42 d. Panti Werdha,Taman Penitipan Anak, Pendidikan untuk Anak-anak Usia Dini/PAUD (Surabaya). Tabel 4. Keadaan Siswa Warga Binaan YKM Tahun No Unit Kegiatan Lk Pr Jumlah 1 SLB-A Karya Murni Medan SLB-B Karya Murni Medan Panti Asuhan Karya Murni Medan Asrama SLB-B Karya Murni Medan Taman Penitipan Anak Surabaya Pendidikan Anak Usia Dini Surabaya Panti Werdha St.Yosef Surabaya SLB-A Karya Murni Ruteng-Flores SLB-B Karya Murni Ruteng-Flores Panti Asuhan Karya Murni Ruteng Asrama SLB-B Graha Murni Luhur Jakarta JUMLAH 932 Sumber: Data YKM

61 43 Tabel 5. Keadaan Guru dan Pegawai YKM Tahun No Unit Kegiatan Guru Pegawai Jlh Lk Pr Lk Pr 1 SLB-A Karya Murni Medan SLB-B Karya MurniMedan Panti Asuhan Karya Murni Medan Asrama SLB-B Karya Murni Medan Taman Penitiapan Anak Surabaya Pendidikan Anak Usia Dini Surabaya Panti Werdha St.Yosef Surabaya SLB-A Karya Murni Ruteng SLB-B Karya Murni Ruteng Panti Asuhan Karya Murni Ruteng Pelatihan Medan: Meuble, konveksi,lilin Pelatihan Ruteng: Meuble, konveksi, lilin 6 6 JUMLAH Sumber: Data YKM

62 44 B. Lokasi Yayasan Karya Murni Yayasan Karya Murni berlokasi di Jalan Karya Wisata No. 6 Medan Sumatera Utara 20144, Kecamatan Medan Johor, Telp/Fax (061) , karyamurni_mdn@yahoo.co.id,Website: wordpress.com. Pada awalnya lokasi yayasan ini masih sepi atau jauh dari keramaian sehingga orang yang ingin berkunjung ketempat ini terkadang mengalami kesulitan dan masyarakat sekitar masih sedikit, namun saat ini sudah dipadati dengan penduduk yang tinggal di perumahan sehingga akses ke tempat ini sudah lancar. C. Visi, Misi dan Motto Yayasan Karya Murni 1. Visi Terwujudnya penghargaan dan pemberdayaan agar mereka yang dilayani mengalami kasih, dapat mandiri dan menemukan makna hidup sebagai Citra Allah. 2. Misi a. Melaksanakan proses pendidikan yang berkualitas. b. Menumbuh-kembangkan kemampuan/potensi peserta didik yang berorientasi pada pengetahuan, iman dan ketrampilan hidup. c. Menjadikan unit kegiatan sebagai komunitas persaudaraan yang saling menghargai dan mengasihi. d. Meningkatkan keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar dan magang.

63 45 e. Menghargai dan memelihara lingkungan hidup. f. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. 3. Motto : Venerate Vitam = Hormatilah Kehidupan Yayasan Karya Murni sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang sosial dan kemanusiaan dengan Motto VENERATE VITAM berupaya memegang teguh prinsip, bahwa hidup mesti dihormati, tanpa memandang asal usul atau keadaan fisik secara lahiriah. Anakanak Tuhan yang lahir sebagai orang cacat tunanetra dan tunarungu yang berada di Karya Murni dididik, dibesarkan, diberdayakan, dan dimungkinkan untuk mandiri dan menemukan jati dirinya. Bukan karena belas kasihan semata, tetapi karena mereka adalah Citra Allah yang sederajat dengan kita. Mereka punya hak untuk mewujudkan jati dirinya melalui pemberdayaan, dan dalam hal itu mereka mesti ikut dalam proses pemberdayaan itu. Yayasan Karya Murni yakin, hanya dengan menghormati hidup, proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan benar dan berbuah. Yayasan Karya Murni yakin, tidak ada pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan. Pekerjaan apa saja yang hendak dilakukan dalam rangka memberdayakan semua anak bangsa prinsip pertama dan utama adalah Venerate Vitam = Hormatilah Kehidupan. Anak-anak tunanetra dan tunarungu juga dapat belajar sebagaimana anak normal di sekolah regular. Tentu saja cara belajar mereka sangat berbeda. Anak tunanetra menggunakan alat pembelajaran yang sangat spesifik

64 46 dan cukup mahal seperti reglet, alat tulis paku, reken plang untuk pelajaran matematika dan alat peraga lainnya, sedangkan anak tunarungu menggunakan alat bantu dengar FM System Digital dan dengan itu mereka dimudahkan untuk dapat belajar dengan baik. D. Kegiatan Yayasan Karya Murni Sebagaimana telah digariskan dalam visi, misi dan motto Yayasan Karya Murni, maka pengurus dan mitra kerja serta guru dan pengasuh tidak henti-hentinya berpikir dan berupaya bagaimana membangkitkan, menumbuhkan dan mengembangkan potensi/bakat yang ada dalam diri anak tunanetra dan tunarungu. Karena itu mereka dibekali dengan berbagai pelatihan dengan maksud dan tujuan agar mereka kelak mampu menuju masa depan yang layak dan mandiri di masyarakat. Pada saat ini kegiatan/pelatihan yang dilakukan Yayasan Karya Murni terhadap anak-anak selain dari proses pembelajaran setiap hari, mereka juga diberi pelatihan seperti: 1. Seni Musik (piano, organ, suling, gitar, band, keybord) 2. Seni suara (olah vokal, solo, duet, vocal group dan paduan suara) 3. Seni Tari 4. Masage/Panti pijat 5. Konveksi (jahit-menjahit, sulaman, bordir, sablon, kerja tangan lainnya) 6. Pertukangan membuat meuble seperti: lemari, kursi, meja, tempat tidur, bangku gereja dan bangku sekolah

65 47 7. Membuat bermacam-macam bentuk lilin dengan berbagai kreasi 8. Salon (menggunting rambut dan merias wajah) 9. Komputer: mengetik braille, awas dan kelak mereka diharapkan dapat menjadi desainer 10. Internet untuk mengetahui perkembangan dunia maya dan menjelajah informasi. 11. BPBI = Bina Persepsi Bunyi dan Irama (latihan mendengar dan artikulasi) 12. Pembinaan mental dan pembinaan iman Anak yang mampu untuk kuliah juga dikuliahkan dan beberapa yang sudah menyelesaikan perkuliahannya misalnya dari USU jurusan musikologi, Universitas Nomensen jurusan musik, dari UNIKA jurusan bahasa inggris dan hukum, dari UPI Bandung jurusan bahasa inggris. Saat ini masih ada anak yang sedang kuliah di UPI Bandung jurusan Bahasa Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan diatas, maka yang sudah trampil diterima menjadi tenaga kerja di unit Pelatihan Yayasan Karya Murni, seperti: pertukangan, konveksi, saloon dan perlilinan. Dan bahkan ada yang menjadi instruktor musik, seperti piano, keybord, gitar dan musik tradisional lainnya. Ada juga menjadi instruktor untuk masage, instruktor komputer dan sebagai guru di sekolah SLB-A Karya Murni dan tatausaha di SLB-B Karya Murni. Mereka yang menjadi tenaga kerja pada Yayasan baik di Medan maupun di Ruteng dan Jakarta ± 20 orang. Tindak lanjut

66 48 yang tidak kalah penting dari pelatihan ini adalah mengadakan pentas seni pada tanggal 08 Desember 2011 di Selecta Ball-Room Medan dan pada tanggal 08 Desember 2012 di Balai Kartini-Jakarta. Dengan kegiatan ini Anak Berkebutuhan Khusus (tunanetra dan tunarungu) semakin percaya diri, harkat dan martabat mereka terangkat dan sekaligus pengakuan akan hak-hak dan kemampuan mereka dari masyarakat umum. Apalagi dengan membawa mereka ke Jakarta untuk pentas seni, mereka semakin bangga dan percaya dirinya tinggi. Demikian juga agar anak Tunarungu dapat berkomunikasi dengan baik, mereka belajar oral bukan bahasa syarat, supaya orang dapat mengerti mereka. Selai itu mereka juga diberi pelatihan, bertukang, menjahit, membordir, menyulam, menggunting rambut dan merias wajah, membuat lilin dengan berbagai variasi, menari dan memasak. Selain dari pada pekerjaan harian, mereka juga mengalami pembinaan iman melalui retret. Sebagaimana telah uraikan di atas bahwa Yayasan Karya Murni selalu berupaya untuk memberdayakan Anak Berkebutuhan Khusus agar mereka dapat menemukan jati dirinya dan dapat mandiri kelak dan hidup layak di masyarakat, maka didirikan beberapa bengkel ketrampilan antara lain: a. Pertukangan merupakan tempat pelatihan anak tunarungu dan lapangan kerja bagi anak-anak tunarungu yang sudah terlatih

67 49 bertukang dan sekaligus menambah sumber dana Yayasan Karya Murni. b. Konveksi merupakan tempat pelatihan anak-anak tunarungu dan lapangan kerja bagi yang sudah mahir menjahit dan membordir dan sekaligus menambah sumber dana Yayasan Karya Murni. c. Perlilinan merupakan tempat pelatihan anak-anak tunarungu dan lapangan kerja bagi mereka yang sudah terlatih membuat lilin dan sekaligus menambah sumber dana Yayasan Karya Murni. d. Panti Pijat Jamin merupakan lapangan kerja bagi anak tunanetra dan sekaligus menambah sumber dana Yayasan Karya Murni. e. Latihan masage khusus untuk melatih anak-anak tunanetra untuk masage, sebelum mereka terjun ke Panti Pijat Jamin atau Panti pijat lainnya. f. Laboratorium komputer untuk melatih anak-anak tunanetra dan tunarungu untuk mengakses internet dan untuk belajar desain grafi khusus anak tunarungu. g. Saloon merupakan sarana pelatihan bagi anak tunarungu untuk menggunting rambut dan merias wajah. h. Latihan membuat tempe dan memasak untuk anak tunanetra dan tunarungu.

68 50 E. Struktur Organisasi 1. Struktur Organisasi Organisasi dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang pencapaiannya dapat diwujudkan melalui usaha bersama serta melibatkan banyak individu (Adisaputro, 2011: 45). Efektivitas organisasi untuk mewujudkan tujuan bersama ini sangat ditentukan oleh pengorganisasian sumber daya manusia didalam meman- faatkan berbagai sumber daya lain untuk mewujudkan organisasi. Oleh karena itu suatu organisasi perlu dikembangkan struktur organisasi yang mencerminkan pembagian tugas, wewenang, dan ta nggung jawab yang jelas demi terlaksananya fungsi koordinasi dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Struktur organisasi yang diterapkan dalam Yayasan Karya Murni berbentuk garis dimana garis perintah mengalir secara langsung dari pimpinan (pengurus yayasan) berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan dan sosial ke kepala bagian. Kemudian ke pimpinan unit dan karyawan yang dibawahnya. Struktur organisasi ini menggambarkan bentuk tugas dan wewenang secara jelas, dimana wewenang mengalir dari atasan ke bawahan secara langsung. Dan sebaliknya bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasan yang berada di unit masing-masing. Berikut bentuk struktur organisasi Yayasan Karya Murni.

69 51 PENDIRI /PEMBINA YAYASAN KARYA Keterangan: : Garis komando : Garis koordinator MURNI PENGAWAS YAYASAN KARYA MURNI DINAS PENDIDIKAN PENGURUS YAYASAN < KARYA MURNI <----> DINAS SOSIAL KEUANGAN SEKRETARIAT PENGURUS YAYASAN CABANG RUTENG PENGURUS YAYASAN CABANG SURABAYA PIMPINAN PANTI KASEK SLB-A KASEK SLB-B PIMP TPA PIMP PAUD PIMP TK PIMP G.U.L PEL. PEL. PEL. PIM. PANTI KASEK KASEK MEUBEL JAHIT LILIN ASUHAN SLB - A SLB - B KORDINATOR PENDIDIKAN KORDINATOR KEROHANIAN KORDINATOR OLAH RAGA KORDINATOR KESENIAN KORDINATOR B. UMUM Gambar 1: Struktur Yayasan Karya Murni Sumber: Data YKM

70 52 Keterangan: a. Pendiri Yayasan Karya Murni/Organ Pembina Yayasan b. Pengawas Yayasan Karya Murni c. Pengurus Yayasan Karya Murni d. Sekretariat/Keuangan e. Pimpinan Panti/Kepala Sekolah f. Koordinator Bidang 2. Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab Tangung jawab tidak mungkin dibebankan kepada siapapun yang tidak diberi wewenang untuk melakukan tugas-tugas dalam rangka mengemban tangung jawab tersebut. Oleh karena itu seluruh bidang wewenang dan tangung jawab di dalam organisasi harus ditetapkan terlebih dahulu secara jelas. Bagan organisasi dan dokumen-dokumen harus di uji untuk menentukan struktur wewenang, dan tangung jawab organisasi. Dengan demikian dapat dihindari tugas-tugas yang tumpang tindih, wewenang yang tidak sesuai tangungjawabnya, dan biaya yang sulit ditentukan siapa yang seharusnya bertanggung jawab. a. Pendiri/Pembina Yayasan Karya Murni: 1) Memutuskan perubahan anggaran dasar 2) Mengangkat dan memberhentikan pengurus yayasan dan pengawas 3) Menetapkan kebijakan umum yayasan sesuai anggaran dasar 4) Mengesahkan program kerja pengurus dan anggaran tahunan 5) Penggabungan/pembubaran yayasan

71 53 6) Mengesahkan laporan tahunan /Neraca yayasan b. Pengawas Yayasan Karya Murni 1) Bertanggung jawab menjalankan pengawasan terhadap kebijakan pengurus yayasan 2) Memeriksa dokumen 3) Memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas 4) Memberi peringatan kepada pengurus yayasan jika ada hal yang melampaui wewenang pengurus yayasan. c. Pengurus Yayasan Karya Murni 1) Bertanggungjawab penuh atas kepentingan yayasan. 2) Wajib menyusun program kerja dan anggaran tahunan. 3) Wajib menyusun laporan tahunan/neraca. 4) Mewakili yayasan di dalam dan di luar pengadilan. 5) Wajib memberikan penjelasan tentang hal-hal yang ditanyakan pengawas. 6) Mengangkat dan memberhentikan pengurus cabang yayasan. 7) Mengangkat dan memberhentikan kepala sekolah/pimpinan panti, pimpinan PAUD/TPA dan lansia. 8) Meminta pertanggungjawaban atas tugas dari pengurus cabang, kepala sekolah, pimpinan panti /TPA dan lansia. 9) Menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga lain 10) Mencari dana untuk biaya operasional yayasan maupun unit yang dikelola.

72 54 Pengurus tidak berhak: 1) Meminjam maupun meminjamkan uang yayasan melampaui jumlah yang telah ditetapkan pembina. 2) Menjual atau melepaskan harta bergerak milik yayasan. 3) Menggadaikan atau menjaminkan harta bergerak yayasan. Perbuatan pengurus untuk butir 1, 2, 3 harus mendapat persetujuan dari pembina/pemimpin Kongregasi Suster St. Yosef. d. Sekretariat/Personalia 1) Menyimpan dokumen berharga dengan baik 2) Mengarsipkan surat masuk dan keluar 3) Membalas surat masuk jika perlu dibalas e. Bagian Keuangan 1) Menyimpan uang dalam brank kas/bank dengan baik, sebelum digunakan. 2) Mencatat semua uang masuk dan keluar. 3) Menyimpan dokumen yang berkaitan dengan uang. 4) Mencairkan/menerima uang dari unit dan selalu pakai slip yang ditandatangani dua orang (penerima dan penyetor) f. Pimpinan Panti,TPA dan Lansia 1) Menerima/mengadakan seleksi terhadap warga panti, TPA, dan lansia yang akan diterima setelah mengisi formulir dan telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang berlaku di Yayasan Karya Murni.

73 55 2) Bertanggungjawab penuh atas administrasi dan arsip warga panti serta membuat file masing-masing serta perkembangan anak. 3) Bertanggungjawab penuh untuk pembinaan warga panti secara berkala, perkelompok atau pribadi. 4) Bertanggungjawab penuh untuk kenyamanan anak/lansia selama berada di panti. 5) Menerima anak setiap pagi dari orangtua. 6) Menyerahkan anak setiap sore kepada orangtua dalam keadaan bersih dan rapi. 7) Menerima orangtu/menyeleksi dan tidak berpenyakit menular. g. Kepala Sekolah 1) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kurikulum dan teknis edukatif. 2) Menyusun program kerja tahunan. 3) Membuat peraturan yang harus dilaksanakan bersama oleh guru dan siswa. 3. Monitoring/Evaluasi Monitoring/evaluasi dilaksanakan dalam organisasi, sesuai dengan sturuktur atau bagan organisasi dan berdasarkan fungsinya masing-masing. Apabila tidak dapat diselesaikan oleh kepala unit, tentu dilaporkan ke pengurus yayasan dan yayasan yang menyelesaikan. Misalnya seorang guru melanggar peraturan yayasan, tentu bukan kepada sekolah yang mengeluarkan, jika harus dikeluarkan, pengurus yayasan yang berhak mengeluarkan/memberhentikan.

74 56 4. Sistem Akuntansi Yayasan Karya Murni menganut sistem pembukuan standar, akuntabel dan transparan. Semua uang masuk dan keluar harus berdasarkan slip penyetoran dan pencairan uang dari kas. Semua slip uang masuk dan keluar selalu ditandatangani oleh dua orang yaitu ketua dan bendahara. Jika ada uang yang belum digunakan maka harus dimasukkan ke bank, pencairan dan penyetoran dilakukan dengan ditandatangani oleh dua orang yaitu ketua dan bendahara. 5. Program Organisasi Program dalam organisasi ini terdiri dari program jangka pendek dan program jangka panjang. Mereka yang terlibat dalam pelaksanaan program ini adalah pengurus yayasan, kepala sekolah, pimpinan panti, guru dan pengasuh. Adapun tugas dan wewenang masing-masing seperti tercantum dalam No. 2 a,b,c,d,e,f,g di atas. Jenis pelayanan dikhususkan terhadap anak-anak penyandang cacat (yang berkebutuhan khusus), TPA, lansia, dengan wilayah pelayanan Medan, Ruteng-Flores, Surabaya, dan Jakarta. 6. Sistem Rujukan Bantuan Organisasi atau perorangan yang terlibat dalam pekerjaan di yayasan ini adalah pemerintah (Dinas Sosial/Dinas Pendidikan) kota Medan, masyarakat/perorangan di Medan, yayasan setempat, pemerintah (Dinas sosial/dinas pendidikan Ruteng-Flores, masyarakat/perorangan di Ruteng, masyarakat/perorangan di Surabaya

75 57 Kegiatan yang dilakukan organisasi/perorangan, dinas pendidikan memperlancar urusan sekolah, menyangkut izin operasional sekolah, dinas sosial memperlancar urusan sosial, menyangkut izin opersional, panti dan urusan kartu jamkesmas untuk berobat gratis di puskesmas atau opname di rumah sakit umum. Masyarakat setempat/perorangan, membantu anakanak mendiktekan bacaan untuk ditulis ke huruf braille. Mengupayakan anak-anak yang mampu belajar berintegrasi dengan anak-anak normal ke sekolah umum mulai dari tingkat SMP. Sistem rujukan dijalankan langkah demi langkah dari awal hingga selesai. Dengan berintegrasi anak-anak tunanetra/tunarungu ke sekolah umum mulai dari tingkat SMP, maka pengurus yayasan melalui kepala sekolah menugaskan seorang guru untuk membantu anak-anak ini di sekolah dimana si anak berintegrasi hingga lulus dari sekolah tersebut. Jika ada perorangan yang bersedia menjadi orangtua asuh dari anak-anak cacat ini, tetap dijalin relasi termasuk melaporkan hasil belajar si anak dan perkembangannya, khususnya bagi anak yang kuliah. 7. Sumber Daya Pendanaan. a. Sumber-sumber pendanaan organisasi ini berasal dari: 1) Stichting Liliane Fonds (SLF) 2) Perorangan bentuk natura seperti beras, mie instan, gula, minyak goreng, baju bekas dan sumbangan insidental berupa uang. 3) Orangtua siswa seperti sumbangan pendidikan

76 58 4) Penjualan produksi seperti meuble, konveksi, dan lilin 5) Pemerintah (Dana BOS). b. Kegiatan yang didanai pemerintah, organisasi dan perorangan. 1) Stichting Liliane Fonds yaitu biaya hidup, biaya pendidikan anak panti (tunanetra dan tunarungu). 2) Sumbangan pendidikan dari orang tua untuk biaya opersional 3) Dana BOS dari pemerintah yaitu biaya proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan 4) Sumbangan insidental dari perorangan yaitu menambah biaya operasional. Dengan terjadinya gempa yang melanda Indonesia dan krisis ekonomi global, masyarakat maupun perorangan sangat berkurang untuk menyumbang, SLF juga mengurangi jumlah sumbangan terhadap setiap anak. Dana dari pemerintah (BOS) tergantung jumlah anak, jika anak bertambah maka dana BOS bertambah untuk biaya operasional sekolah, jika tidak tentu pengurus yayasan yang berupaya mencari dana. 8. Sumber Daya Manusia Mereka yang tidak terlibat secara lagsung bekerja di organisasi yaitu: pembina, pengawas, pengurus termasuk cabang sebanyak 17 orang. Sedangkan yang terlibat secara langsung terdiri dari pengurus harian termasuk cabang 9 orang, kepala sekolah, guru dan pegawai termasuk cabang 106 orang, pimpinan panti, pengasuh, cleaning service dan supir

77 59 sebanyak 35 orang, tenaga ketrampilan menjahit, pertukangan, lilin sebanyak 24 orang Pada umumnya yang bekerja di organisasi telah lulus sarjana dalam bidangnya masing-masing, termasuk kepala kekolah, guru dan pimpinan panti, mereka semua tamatan lokal. Sedangkan tenaga untuk keterampilan, hanya kursus saja dan pengalaman kerja. Pegawai/cleaning service, supir tamat dari SLTA (Sekolah Lanjutan Atas). Yang tidak terlibat secara langsung dan punya keahlian konsultan pajak, hukum dan notaris. 9. Program Jangka Pendek Beberapa program jangka pendek yang ada dalam Yayasan Karya Murni terdiri dari: a. Menyusun proposal tiap tahun ke SLF untuk memperoleh dana pendidikan living cost. b. Menyusun laporan pertanggungjawaban ke SLF. c. Menyusun proposal untuk memeperoleh dana BBM setiap tahun ke Depsos RI. d. Menyusun laporan pertanggungjawaban ke Depsos RI. e. Membuat file masing-masing anak panti tentang perkembangan fhisik dan fsikologinya. f. Menggiatkan keterampilan/karya tangan anak-anak. g. Persiapan Bali International Choir 2015.

78 60 h. Kegiatan retret, out bond, piknik rohani dalam rangka perayaan 65 tahun SLB-A dan 50 tahun SLB-B Karya Murni Medan. i. Mengadakan Pentas Seni/Konser 10. Program Jangka Panjang a. Pembangunan gedung SMP-LB di Kompleks SLB-B Karya Murni Jl.HM. Joni Medan. b. Menyusun proposal ke Miserior untuk biaya pembangunan gedung SMP-LB. c. Menyusun proposal ke Kinder Missionwerk untuk pengadaan sarana transportasi. d. Pengadaan peralatan mesin-mesin yang sudah aus/rusak. e. Program training untuk Sumber Daya Manusia f. Membeli satu unit gedung untuk tempat masage anak tunanetra yang sudah lulus masage.

79 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah, penulis akan menguraikan bagaimana proses mendapatkan data laporan keuangan Yayasan Karya Murni. Selama melakukan penelitian di Yayasan, penulis memperoleh dokumen berupa data tentang sejarah singkat yayasan, visi, misi, motto, kegiatan-kegiatan, program jangka pendek dan jangka panjang, serta data tentang laporan keuangan selama 3 (tiga) periode akuntansi yaitu periode tahun berakhir 2011, 2012 dan Penulis dalam mendapatkan data ini tidak mengalami kesulitan karena pihak yayasan sangat terbuka untuk memberikan data-data tersebut. Setelah melakukan pengamatan, penulis menemukan bahwa Yayasan Karya Murni menyajikan 4 (empat) jenis laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut meliputi Neraca, Laporan Penerimaan dan Pengeluaran, Laporan Sisa Hasil Usaha dan Rekapitulasi Arus Kas. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua yayasan, pemrosesan laporan keuangan dilakukan dengan program excel yang diberikan oleh Keuskupan Agung Medan. Laporan keuangan yang disajikan YKM masih tergolong sederhana karena laporan tersebut disiapkan sesuai dengan permintaan dari pihak donator (pemberi sumber daya) serta mengikuti.\0format dari keuskupan. Adapun pihak donatur yang membantu YKM berasal dari dalam dan luar negeri seperti Pemerintah (Dinas Sosial, 61

80 62 Depsos RI), perorangan maupun kelompok, Stichting Liliana Fonds (SLF), Miserior serta Kinder Missionwerk. Sumber-sumber pendanaan YKM selain dari pemberi sumber daya, Yayasan Karya Murni juga membuka beberapa kegiatan produksi/jasa sekaligus sebagai tempat pelatihan bagi anak-anak SLB-A dan SLB-B seperti pertukangan, perlilinan, konveksi dan saloon. Kegiatan ini dilakukan bukan mencari laba tetapi sebagai lapangan kerja bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang telah lulus sekolah maupun kursus. Berikut ini penulis akan mendeskripsikan tentang keempat laporan keuangan yang disajikan oleh Yayasan Karya Murni 1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) Jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan neraca (laporan keuangan) YKM adalah sebagai berikut. a. Aktiva Lancar. Pos-pos yang digolongkan dalam aktiva lancar meliputi: 1) Kas Tunai Yayasan. Rekening ini menunjukkan jumlah dari keseluruhan kas yang diterima yayasan dari masing-masing unit yang dikelola oleh Yayasan karya Murni. Misalnya unit Medan dan unit Ruteng yang terdiri dari: SLB A, SLB B, Panti Asuhan A, Panti Asuhan B, konveksi, pertukangan, perlilinan dan saloon. 2) Piutang. Rekening ini terdiri dari Piutang Yayasan, dan Piutang Karyawan dari masing-masing unit yang dikelola YKM, yaitu

81 63 unit Medan, Ruteng, dan Surabaya serta piutang lain-lain. Piutang yayasan merupakan jumlah keseluruhan pengembalian atas pinjaman yang dilakukan oleh karyawan dari masingmasing unit yang ada di Yayasan Karya Murni. 3) Bank. Rekening ini menggambarkan jumlah tabungan di Bank yang dimiliki oleh yayasan termasuk tabungan yang dimiliki oleh masing-masing ketiga unit yaitu unit Medan, Ruteng dan Surabaya. b. Aktiva Tetap. Yang termasuk dalam kelompok aktiva tetap ini meliputi: 1) Inventaris Yayasan. Rekening ini menggambarkan tentang keseluruhan investasi jangka panjang dan jangka pendek yang dimiliki oleh yayasan yang berasal dari unit-unit. Investasi jangka panjang meliputi tanah, gedung dan kendaraan dari setiap unit YKM. Sedangkan investasi jangka pendek meliputi inventaris yang dimiliki oleh yayasan maupun setiap unit. 2) Akumulasi Depresiasi Yayasan. Rekening ini menggambarkan jumlah keseluruhan dari biaya-biaya yang dikeluarkan oleh yayasan maupun unit untuk pemeliharaan investasi jangka pendek maupu investasi jangka panjang. c. Kewajiban (Liabilitas). Pos-pos yang digolongkan dalam rekening ini meliputi:

82 64 1) Hutang Yayasan. Rekening ini menggambarkan biaya-biaya yang dikeluarkan yayasan maupun unit untuk membayar gaji guru/karyawan, PPh 25 (badan) dan biaya lainnya. 2) Titipan. Rekening ini menunjukkan tentang alokasi dana yang dikeluarkan oleh Yayasan Karya Murni untuk antisipasi atau kesejahteraan guru/karyawan pada saat mengalami pensiun dan sakit. d. Ekuitas Rekening yang disajikan dalam pos ini meliputi: 1) Modal Yayasan. Rekening ini menggambarkan keseluruhan investasi serta hasil usaha yang dimiliki oleh yayasan termasuk investasi dan hasil usaha dari masing-masing unit yang dikelola Yayasan Karya Murni. 2) Dana Beasiswa. Merupakan rekening yang berisi tentang sumbangan yang diterima oleh yayasan dari donatur untuk membantu pendidikan anak-anak yang ada di Panti Asuhan yang di kelolah Yayasan Karya Murni. 3) Laba/Rugi (Saldo). Rekening ini menggambarkan sisa hasil usaha dari pendapatan operasional dan non operasional yayasan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan operasional yayasan. Bentuk Neraca yang dibuat oleh Yayasan Karya Murni dapat dilihat pada Tabel 1.

83 65 YAYASAN KARYA MURNI NERACA Per 31 Desember 2011 vvv(dalam ribuan rupiah) AKTIVA LANCAR 01-Jan Des Jan Des-11 KEWAJIBAN Kas Tunai Yayasan (Medan) Hutang Yayasan Kas Tunai Yayasan (Ruteng) Hutang Gaji/honor Kas Tunai Unit Medan Hutang PPH 25 (badan) Kas Tunai SLB A Hutang lain-lain Kas Tunai Panti Asuhan A Titipan Taspen/DSK Kas Tunai SLB B Titipan DHT Kas Tunai Panti Asuhan B Titipan PPH Psl Kas Tunai Konveksi Titipan lain-lain Kas Tunai Pertukangan Kas Tunai Perlilinan Kas Tunai Unit Ruteng Bank Piutang Yayasan JUMLAH Total Kewajiban AKTIVA TETAP EKUITAS Inventaris Yayasan Modal Yayasan Inventaris Unit Medan Dana Beasiswa Inventaris Unit Ruteng Laba/Rugi Kendaraan Gedung Tanah Akum.Depr Inventaris Yayasan Akum.Dep Inventaris Medan Akum.Dep Inventaris Ruteng Akum.Dep Kendaraan Akum.Dep Gedung Nilai Buku aktiva Tetap Total Ekuitas Total Aktiva Total Passiva Medan, 31 Desember 2011 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

84 66 2. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Berikut ini jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan penerimaan dan pengeluaran Yayasan Karya Murni akan dijelaskan di bawah ini: a. Pendapatan. Rekening ini berisi tentang pendapatan operasional, pendapatan non operasional, pendapatan bunga bank dan pendapatan lain-lain. 1) Pendapatan Operasional. Rekening ini berisi informasi tentang pemasukan dari hasil operasional masing-masing unit yang disetor kepada yayasan seperti: uang pendaftaran, DPP, SPP SLB, uang osis, uang komputer, uang ujian, uang pemondokan SLB, uang pengembangan anak didik, uang alat, hasil kebun, ternak, konveksi, perlilinan, saloon dan panti pijat. 2) Pendapatan Non Operasional. Rekening ini menggambarkan dana atau sumbangan yang diterima dari pemberi sumber daya (donatur) untuk membantu kegiatan operasional yayasan. 3) Pendapatan Bunga Bank dan Pendapatan Lain-lain. Rekening ini digunakan untuk mencatat pendapatan atas bunga rekening bank dan deposito serta pendapatan yang diterima selain dari hasil operasional yayasan. b. Biaya Operasional. Rekening ini mencakup tentang semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan operasional yayasan, seperti:

85 67 1) Biaya Pangan/Sandang. Rekening ini mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak-anak panti. 2) Biaya Tenaga Kerja. Rekening ini digunakan untuk mencatat biaya gaji guru/pegawai serta honor maupun tunjangan lainnya, dan partisipasi (sosial) secara intern maupun ekstern. 3) Biaya Pengembangan. Rekening ini berguna untuk mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan SDM guru dan pegawai, pendidikan anak-anak panti, pengembangan anak didik, biaya rapat/pertemuan, bahan baku untuk pertukangan, konveksi, perlilinan dan biaya pemeliharaan kebun dan ternak. 4) Biaya Pemeliharaan. Rekening yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh yayasan untuk pemeliharaan tanah, gedung, kendaraan, inventaris, maupun pekarangan dan taman. 5) Biaya Depresiasi. Rekening ini untuk mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan perpanjangan hak guna gedung, kendaraan, pengeluaran untuk pajak, iuran-iuran yang berhubungan dengan kegiatan sekolah. Bentuk laporan penerimaan dan pengeluaran yang disajikan oleh Yayasan Karya Murni dapat dilihat pada Tabel 2.

86 68 YAYASAN KARYA MURNI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE PENDAPATAN OPERASIONAL 01/01/2011 Debet Kredit PENDAPATAN OPERASIONAL 400,000 PENDAPATAN ,100 Pendapatan Operasional ,110 Uang Pendaftaran ,111 Uang Pembangunan ,112 Uang Sekolah SLB ,113 Uang Pemondokan SLB ,117 Uang Osis - 400,118 Uang Komputer 400,119 Uang Alat ,120 Uang Les, Ujian ,121 Uang Produk,Kebun,Ternak & Botot ,122 Hasil Konveksi ,123 Hasil Pertukangan ,124 Hasil Perlilinan ,125 Hasil Salon ,126 Hasil Pengembangan Anak didik ,127 Pendapatan Sewa 400,128 Hasil Panti Pijat ,129 Hasil Kios 400,200 Pendapatan Non Operasional ,210 Dana PNS,PEMKO,BOS ,211 DINSOS,DHARMAIS,DEPSOS ,212 Sumb.Masyarakat ,213 Bantuan Luar negeri ,300 Pendapatan Bunga Bank ,310 Bunga Tabungan 400,320 Bunga Deposito - 400,400 Pendapatan Lain-lain Sub Total ,000 BIAYA OPERASIONAL - 500,100 Biaya Pangan ,200 Biaya Sandang ,300 Biaya Tenaga Kerja 500,310 Biaya Gaji guru/pegawai tetap ,311 Biaya Upah Guru Pegawai lain ,312 Honor lembur ,313 TCK Karyawan - 500,314 DP-KWI-DSK ,315 Tunjangan lain-lain

87 69 Lanjutan... YAYASAN KARYA MURNI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE BIAYA-BIAYA 01/01/2011 Debet Kredit ,316 Partisipasi suka dan duka(intern) ,317 Partisipasi suka dan duka (ekstern) ,410 Biaya listrik, air dan sampah ,411 Biaya telepon/fax ,412 Biaya admin (sekolah dan panti) ,413 Biaya koran/majalah ,414 Biaya alat-alat kebersihan ,415 Biaya alat-alat teknik/taman/kebun ,416 Biaya alat-alat dapur ,417 Keperluan kamar jahit ,418 Biaya pengobatan ,500 Biaya pengembangan ,510 Biaya pendidikan anak Panti ,511 Biaya kegiatan belajar mengajar ,512 Biaya praktek siswa 500,513 Biaya ekstrakurikuler 500,514 Biaya ujian ,515 Biaya pengembangan SDM (anak didik) ,516 Biaya pengembangan SDM (guru/pegawai) ,517 By pengem hidup rohani & rekreasi anak didik ,518 By pengem hidup rohani & rekreasi karyawan ,519 Biaya rapat dan pertemuan ,520 Biaya transportasi umum ,521 Biaya bahan konveksi ,522 Biaya bahan pertukangan ,523 Biaya bahan perlilinan ,524 Biaya saloon ,525 Biaya pengembangan anak didik ,519 Biaya kios 500,519 Biaya kebun dan ternak ,600 Biaya Pemeliharaan 500,610 Pemeliharaan taman dan pekarangan ,611 Pemeliharaan inventaris ,612 Pemeliharaan kendaraan ,613 Pemeliharaan gedung dan Tanah ,614 Biaya sewa 500,700 Biaya Inventaris ,710 Biaya Depresiasi inventaris - 500,720 Biaya depresiasi gedung - 500,730 Biaya pajak,retribusi,iuran lain-lain ,740 Iuran-iuran (berhubungan dengan sekolah) - 500,900 Biaya lain-lain Jumlah Biaya ,000 Rugi/Laba Operasional P E N J U M L A H A N Medan, 31 Desember 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

88 70 3. Laporan Sisa Hasil Usaha Laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan informasi mengenai sumber pendapatan operasional dan non operasional serta biaya-biaya yang dikeluarkan yayasan selama satu periode akuntansi. Pada laporan ini akan terlihat apakah yayasan mengalami surplus atau defisit dengan membandingkan jumlah keseluruhan pendapatan dengan biaya. Tujuan dan deskripsi dari rekening-rekening yang disajikan dalam laporan sisa hasil usaha sama dengan rekening yang ada pada laporan penerimaan dan pengeluaran yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perbedaannya bahwa laporan penerimaan dan pengeluaran dilengkapi dengan kode rekening sedangkan laporan sisa hasil usaha hanya menyajikan rekening saja. Bagi Yayasan Karya Murni laporan sisa hasil usaha digunakan untuk mencatat selisih antara pendapatan dan biaya. Selisih antara pendapatan dan biaya yang diperoleh disebut dengan laba/rugi bersih. Sedangkan pada laporan penerimaan dan pengeluaran, selisih yang diperoleh setelah membandingkan antara pendapatan dan biaya disebut dengan laba/rugi operasional. Bentuk laporan sisa hasil usaha Yayasan Karya Murni akan disajikan pada Tabel 3.

89 71 YAYASAN KARYA MURNI LAPORAN SISA HASIL USAHA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah ) PENDAPATAN Debet Kredit PENDAPATAN OPERASIONAL Uang Pendaftaran Uang pembangunan Uang sekolah SLB Uang Pemondokan SLB Uang OSIS Uang Komputer Uang Alat Uang Les,Ujian Hasil Produk, Kebun,ternak,botot Uang Konveksi Hasil Pertukangan Hasil Perlilinan Hasil Salon Hasil Pengembangan anak didik Pendapatan Sewa Hasill Panti Pijat Hasil kios PENDPATAN NON OPERASIONAL Dana PNS,PEMKO,BOS DINSOS,DHARMAIS,DEPSOS Sumbangan Masyarakat Bantuan Luar negeri Pendapatan Bunga Bank Bunga Tabungan Bunga Deposito Pendpatan lain-lain JUMLAH Biaya Administrasi dan Umum Biaya pangan Biaya sandang Biaya Tenaga kerja Biaya gaji guru/pegawai tetap Biaya upah guru/pegawai lain Honor lembur TCK karyawan DP-KWI, DSK Tunjangan lain- lain Partisipasi suka dan duka (intern) Partisipasi suka dan duka (ekstern) Biaya listrik,air dan sampah Biaya telepon/fax Biay administrasi (sekolah dan Panti) Biaya koran, majalah

90 72 Lanjutan.. YAYASAN KARYA MURNI LAPORAN SISA HASIL USAHA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah ) BIAYA Debet Kredit Biaya alat-alat kebersihan Biaya alat-alat teknik/taman/kebun Biaya alat-alat dapur Keperluan kamar jahit Biaya pengobatan Biaya pengembangan Biaya pendidikan anak Panti Biaya kegiatan Belajar mengajar Biaya praktek siswa Biaya ekstrakurikuler Biaya ujian Biaya pengembangan SDM (anak didik) Biaya pengembangan SDM (guru/pegawai) By pengem hdp rohani & rekreasi (anak didik) By pengem hdp rohani & rekreasi (karyawan) Biaya rapat dan pertemuan Biaya transport umum Biaya bahan konvekasi Biaya bahan pertukangan Biaya bahan perlilinan Biaya bahan saloon Biaya pengembangan anak didik Biaya bahan kios Biaya kebun dan ternak Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan pekarangan & taman Pememliharaan inventaris Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan gedung dan tanah Biaya sewa Biaya inventaris Biaya depresiasi inventaris Biaya depresiasi gedung Biaya pajak, retribusi, iuran lain-lain Iuran-iuran (urusan sekolah) Biaya lain-lain Total Biaya Operasional Laba Bersih Medan, 09 Agustus 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr Raynelda Gultom,KSSY Sr.Klarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

91 73 4. Laporan Rekapitulasi Arus Kas Laporan rekapitulasi arus kas Yayasan Karya Murni hampir sama dengan neraca. Laporan ini menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto dan penerimaan serta pengeluaran non operasional. Perbedaan laporan rekapitulasi arus kas dengan neraca bahwa laporan rekapitulasi arus kas menyajikan secara detail rekening-rekening dari pos-pos aktiva lancar dan aktiva tetap, dan laporan ini juga menyajikan ringkasan pemasukan dan pengeluaran non operasional yang meliputi rekening antara kas dengan kas, rekening antara kas dengan bank dan rekening antara bank dengan bank yang ada pada laporan penerimaan dan pengeluaran. Sedangkan pada neraca, pos-pos yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tetap hanya menyajikan rekening induk saja. Bagi Yayasan Karya Murni laporan rekapitulasi arus kas ini sebagai pengganti dari laporan arus kas. Bentuk laporan rekapitulasi arus kas yang disajikan Yayasan Karya Murni dapat dilihat pada Tabel 4.

92 74 YAYASAN KARYA MURNI REKAPITULASI ARUS KAS Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE KELOMPOK/PERKIRAAN SALDO AWAL DEBET KREDIT SALDO AKHIR 100,000 A K T I V A L A N C A R 01/01/ ,100 Kas Tunai ,110 Kas Tunai Yayasan (Medan) ,111 Kas Tunai Yayasan (Ruteng) ,120 Kas Tunai -Unit Medan ,121 Kas Tunai SLB A ,122 Kas Tunai Panti Asuhan A ,123 Kas Tunai SLB B ,124 Kas Tunai Panti Asuhan B ,125 Kas Tunai Konveksi ,126 Kas Tunai Pertukangan ,127 Kas Tunai Perlilinan ,130 Kas Tunai- Unit Ruteng ,131 Kas Tunai -Panti Asuhan ,132 Kas Tuna SLB A 100,133 Kas Tunai SLB B 100,200 Tabungan Harian ,210 Tab BTN ,211 Tab Mandiri ,212 Tab BCA ,213 Tab BRI-YYS Ruteng ,214 Tab BRI-Panti-Ruteng ,215 Tab Bank NTT Ruteng ,216 Tab BRI-Panti-Ruteng (BBM) ,217 Tab BNI-Panti Ruteng ,218 Tab BTPN-YYS Medan ,219 Tab KOPKARDIOS-Ruteng ,220 Tab BPR-YYS Medan ,221 Tab KOPKARDIOS-PA Ruteng ,222 Tab CU-YYS Medan ,223 Tab.Bank Permata-YYS Medan ,224 Tab BRI-YYS Medan ,225 Tab SUMUT-YYS Medan ,400 Piutang ,410 Piutang Yayasan ,420 Piutang Karyawan Unit Medan ,430 Piutang Karyawan Unit Ruteng ,440 Piutang Karyawan-unit Surabaya ,450 Piutang lain-lain

93 75 YAYASAN KARYA MURNI REKAPITULASI ARUS KAS Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE KELOMPOK/PERKIRAAN SALDO AWAL DEBET KREDIT SALDO AKHIR 100 AKTIVA TETAP - 100,600 Inventaris ,610 Inventaris-Yayasan ,620 Inventaris -Unit Medan ,621 Inventaris -SLB A ,622 Inventaris Panti Asihan A ,623 Inventaris SLB-B ,624 Inventaris Panti Asuhan B ,625 Inventaris Konveksi ,626 Inventaris Pertukangan ,627 Inventaris Perlilinan ,630 Inventaris-Unit Ruteng ,631 Inventaris SLB-A ,632 Inventaris Panti Asuhan A ,633 Inventaris SLB-B - 100,634 Inventaris Panti Asuhan B ,635 Inventaris Konveksi - 100,636 Inventaris Pertukangan ,640 Kendaraan ,650 Gedung ,660 Tanah T O T A L A K T I V A PASSIVA 200,000 Kewajiban - 200,100 Hutang ,110 Hutang-Yayasan - 200,111 Hutang Gaji/Honor - 200,112 Hutang PPH 25 (Badan) ,113 Hutang lain-lain ,114 Titipan Taspen/DSK ,115 Titipan DHT ,116 Titipan PPH Pasal ,117 Titipan lain-lain ,100 Modal Yayasan ,110 Modal Tambahan - 300,200 Dana Beasiswa ,400 LABA/RUGI T O T A L P A S S I V A II. PEMASUKAN & PENGELUARAN NON OPERASIONAL M/K NON OPERASIONAL DEBET KREDIT 300,500 Rekening antara Kas-Kas ,510 Rekening antara Kas-Bank ,520 Rekening antara Bank-Bank - Penjumlahan Medan, 31 Desember 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

94 76 B. Membandingkan Laporan Keuangan Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM. 1. Penerapan PSAK 45 pada YKM a. Laporan Posisi Keuangan 1) Paragraf 01 PSAK 45 Paragraf 01 PSAK 45 sudah diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. YKM merupakan lembaga sosial yang berbentuk badan hukum yang bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang kurang mampu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Berdasarkan dokumen yang penulis peroleh dan cermati serta melalui wawancara dengan pengurus yayasan bahwa YKM dalam menjalankan aktivitas operasionalnya memperoleh dana dari pihak pemberi sumber daya (donatur). Pihak pemberi sumber daya tersebut meliputi pihak pemerintah, lembaga, masyarakat baik kelompok maupun perorangan yang tidak pernah mengharapkan pembayaran kembali sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Yayasan Karya Murni untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya, selain memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya, yayasan juga menghasilkan barang dan/atau jasa dari pertukangan, konveksi, perlilinan dan usaha saloon. Kegiatan usaha ini bertujuan bukan untuk memupuk laba. Berdasarkan wawancara penulis dengan pihak pengurus yayasan bahwa kegiatan ini

95 77 dilakukan terutama untuk memberdayakan maupun membuka lapangan kerja serta tempat pelatihan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus baik yang masih sekolah maupun yang sudah lulus dari sekolah yang dikelola Yayasan Karya Murni. Yayasan Karya Murni merupakan salah satu karya sosial yang dimiliki oleh Kongregasi Suster Santo Yosef (KSSY), sehingga pertanggugjawaban atas pengelolaan dana diserahkan kepada otoritas yang lebih tinggi yaitu kongregasi. Kepemilikan dalam yayasan ini tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali. Dengan kata lain pada saat terjadi likuidasi atau pembubaran yayasan, tidak ada pembagian sumber daya diantara pembina, pengurus maupun pengawas. 2) Paragraf 03 PSAK 45 Paragraf 03 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan laporan keuangan yang penulis peroleh dan cermati bahwa setiap tahun YKM menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha serta laporan rekapitulasi arus kas. Menurut PSAK 45 entitas nirlaba seperti YKM seharusnya menyebut neraca sebagai laporan posisi keuangan karena neraca lebih cocok digunakan oleh entitas bisnis. Sedangkan laporan aktivitas YKM disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha.

96 78 Laporan arus kas YKM disebut dengan rekapitulasi arus kas. Hingga saat ini YKM belum menyajikan catatan atas laporan keuangan. Berdasakan wawancara dengan pengurus yayasan bahwa jenis-jenis rekening yang dimuat dalam laporan keuangan YKM belum sesuai dengan ketentuan berdasarkan PSAK 45 karena YKM menyajikan laporannya berdasarkan keinginan pihak donatur (penyumbang) dan format yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan tersebut masih menggunakan format dari keuskupan. 3) Paragraf 05 PSAK 45 Paragraf 05 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan data laporan keuangan yang penulis peroleh mulai dari periode akuntansi tahun 2011, 2012, dan 2013 bahwa keempat laporan keuangan yang disajikan YKM meliputi neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha serta rekapitulasi arus kas belum menggunakan istilah-istilah yang dimuat dalam PSAK 45 yaitu pembatasan permanen, pembatasan temporer, dan sumber daya tidak terikat. 4) Paragraf 10 PSAK 45 Paragraf 10 PSAK 45 sudah diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan laporan keuangan yang penulis peroleh dan cermati bahwa neraca YKM menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimiliki yayasan selama satu

97 79 periode akuntansi. Meskipun pada neraca YKM menyebut aset sebagai aktiva, liabilitas sebagai kewajiban, dan aset neto sebagai ekuitas. Ketiga rekening tersebut memiliki arti dan tujuan yang sama, namun Yayasan Karya Murni sebagai entitas nirlaba perlu menyajikanya ketiga rekening tersebut dalam laporan keuangannya berdasarkan ketentuan PSAK 45 karena rekening ekuitas pada umumnya digunakan oleh entitas bisnis. Entitas nirlaba seperti yayasan seharusnya menggunakan aset neto karena tidak ada unsur kepemilikan saham dalam yayasan. Berdasarkan wawancara penulis dengan pengurus yayasan bahwa alasan yayasan masih menggunakan ketiga rekening itu karena YKM masih mengikuti format laporan keuangan dari keuskupan, selain itu sumber daya manusia di yayasan yang masih terbatas mengenai penyajian laporan keuangan menurut PSAK 45. 5) Paragraf 11 PSAK 45 Paragraf 11 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan data yang penulis cermati pada neraca YKM serta melalui wawancara dengan pihak pengurus yayasan bahwa YKM menyajikan total aset, kewajiban dan ekuitas. Pada neraca YKM istilah aset neto belum digunakan. Aset neto dalam neraca YKM disebut dengan ekuitas.

98 80 6) Paragraf 12 PSAK 45 Paragraf 12 PSAK 45 sudah diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Neraca YKM menyajikan unsur aset homogen yang terdiri dari kas tunai yayasan, rekening bank, piutang yayasan, inventaris, dan investasi jangka panjang seperti tanah, gedung, dan kendaraan. 7) Paragraf 13 PSAK 45 Paragraf 13 PSAK 45 belum sepenuhnya diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Pada neraca YKM aset sudah disajikan berdasarkan urutan likuiditas, dimulai dari yang paling likuid seperti kas tunai yayasan, rekening bank, dan piutang. Aset tersebut sudah dikelompokkan kedalam jenis aset lancar dan aset tidak lancar tetapi YKM menyebut aset lancar sebagai aktiva lancar dan aset tidak lancar sebagai aktiva tetap namun keduanya pada dasarnya memiliki pengertian dan tujuan yang sama. Begitu juga liabilitas sudah disajikan berdasarkan saat jatuh tempo yaitu hutang yayasan, hutang gaji, hutang PPh 25, titipan DSK/Taspen, titipan DHT, titipan PPh 21 dan titipan lain-lain namun penyajian kewajiban tersebut belum dipisahkan kedalam liabilitas jangka pendek dan jangka panjang YKM dalam laporannya hanya menyajikan kewajiban saja. Menurut PSAK 45 bahwa informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas termasuk pembatasan penggunaan aset

99 81 seharusnya diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan data laporan keuangan yang penulis cermati dan melalui wawancara dengan pengurus yayasan bahwa hal itu belum diungkapkan, karena YKM belum memiliki catatan atas laporan keuangan. 8) Paragraf 14 PSAK 45 Paragraf 14 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Pada neraca YKM kelompok aset neto belum disajikan berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat. YKM menyebut aset neto terikat secara permanen sebagai modal yayasan, aset neto terikat secara temporer disebut dengan dana beasiswa dan aset neto tidak terikat disebut dengan laba operasional. 9) Paragraf 15 PSAK 45 Paragraf 15 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan PSAK 45 bahwa informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan aset neto terikat secara permanen dan terikat secara temporer perlu diungkapkan dengan cara menyajikannya dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Tetapi pada praktiknya YKM belum menyajikan informasi mengenai sifat dan jumlah kedua aset

100 82 neto tersebut dalam laporan keuangan maupun pada catatan atas laporan keuangan. b. Laporan Aktivitas 1) Paragraf 19 PSAK 45 Paragraf 19 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Laporan aktivitas Yayasan Karya Murni disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Bila dicermati rekening-rekening yang ada pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM masih berbeda dengan laporan aktivitas menurut PSAK 45, perbedaanya pada penggunaan nama laporan, format dan beberapa jenis item-item yang dilaporkan. 2) Paragraf 20 PSAK 45 Paragraf 20 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha, YKM menyajikan secara keseluruhan kegiatan operasional dan non operasional yang dijalankan oleh yayasan selama satu periode akuntansi. Berdasarkan data pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM yang penulis peroleh dan cermati bahwa laporan tersebut menggambarkan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa di YKM. Namun kedua laporan tersebut belum menyajikan jumlah perubahan

101 83 aset neto terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat. 3) Paragraf 23 PSAK 45 Paragraf 23 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Menurut PSAK 45 bahwa laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Tetapi pada praktiknya laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM sudah menyajikan pendapatan sebagai penambah aset dan beban sebagai pengurang aset, namun aset dalam laporan aktivitas tidak digolongkan menurut pembatasan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali seperti aset neto tidak terikat. Pendapatan YKM terdiri dari pendapatan operasional dari sekolah, hasil kebun dan ternak, konveksi, pertukangan, perlilinan, saloon dan panti pijat (mesage) sedangkan biaya-biaya terdiri dari biaya operasional, biaya tenaga kerja, biaya pengembangan, biaya pemeliharaan, biaya inventaris, biaya depresiasi inventaris, biaya depresiasi gedung, pajak dan retribusi, iuran-iuran yang berhubungan dengan sekolah dan biaya lain-lain.

102 84 4) Paragraf 24 PSAK 45 Paragraf 24 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM sudah menyajikan sumbangan sebagai penambah aset neto, tetapi aset tersebut belum kelompokkan berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya. Demikian halnya dengan sumber daya yang diterima dari penyumbang, YKM belum mengelompokkannya kedalam sumber daya terikat dan sumber daya tidak terikat. Berdasarkan wawancara dengan pengurus yayasan bahwa sumber daya YKM berasal dari DHARMAIS, DEPSOS, PEMKO, DINSOS, dana BOS, sumbangan masyarakat baik kelompok maupun perorangan dan bantuan luar negeri. 5) Paragraf 25 PSAK 45 Paragraf 25 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Berdasarkan data laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM yang penulis cermati bahwa keuntungan dari investasi YKM disajikan sebagai penambah laba operasional bukan aset neto tidak terikat karena istilah aset neto tidak terikat belum ada pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Melalui wawancara dengan pengurus yayasan bahwa keuntungan investasi dan aset

103 85 lain yang dimiliki oleh yayasan berasal dari bunga tabungan, bunga deposito serta pendapatan lain-lain. 6) Paragraf 27 PSAK 45 Paragraf 27 PSAK 45 sudah diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan pendapatan dan beban secara bruto sedangkan pendapatan investasi berupa bunga tabungan, tabungan deposito dan pendapatan lain-lain secara neto. 7) Paragraf 29 PSAK 45 Paragraf 29 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM yang merupakan pengganti dari laporan aktivitas tidak menyajikan beban menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung, tetapi menggabungkannya sehingga sulit dibedakan antara kelompok jasa utama maupun aktivitas pendukung. c. Laporan Arus Kas 1) Paragraf 33 PSAK 45 Paragraf 33 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Menurut PSAK 45 tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. YKM menyebut laporan arus kas dengan nama rekapitulasi arus kas. Format dan informasi

104 86 laporan arus kas menurut PSAK 45 dengan rekapitulasi arus kas YKM berbeda. Dalam penyajian informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran arus kas dalam laporan rekapitulasi arus kas YKM tidak dijelaskan secara rinci. Berdasarkan data laporan rekapitulasi arus kas yang penulis cermati bahwa laporan rekapitulasi arus kas YKM menyajikan aktiva, kewajiban dan modal yayasan serta informasi mengenai ringkasan atas rekening-rekening penerimaan dan pengeluaran non operasional. 2) Paragraf 34 PSAK 45 Paragraf 34 PSAK 45 belum diterapkan oleh Yayasan Karya Murni. Data laporan rekapitulasi arus kas YKM yang penulis cermati belum memisahkan komponen arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Laporan rekapitulasi arus kas YKM tersebut belum melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. YKM dalam menyajikan laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung hal ini dapat dilihat dari penyajian rekening-rekening pada laporan tersebut. Berikut ini akan disajikan perbandingan format laporan keuangan untuk melihat kesesuaian dalam penyajian aset, liabilitas, pendapatan maupun biaya berdasarkan ketentuan PSAK 45 dengan praktik menurut YKM.

105 87 Gambar 2. Perbandingan Format Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM. PSAK 45 Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI NERACA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) 01-Jan Des Jan Des-11 AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN Kas Tunai Yayasan (Medan) Hutang Yayasan Kas Tunai Yayasan (Ruteng) Hutang Gaji/honor Kas Tunai Unit Medan Hutang PPH 25 (badan) Kas Tunai SLB A Hutang lain-lain Kas Tunai Panti Asuhan A Titipan Taspen/DSK Kas Tunai SLB B Titipan DHT Kas Tunai Panti Asuhan B Titipan PPH Psl Kas Tunai Konveksi Titipan lain-lain Kas Tunai Pertukangan Kas Tunai Perlilinan Kas Tunai Unit Ruteng Bank Piutang Yayasan JUMLAH Total Kewajiban

106 88 Lanjutan. PSAK 45 AKTIVA TETAP Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI NERACA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) 01-Jan Des Jan Des-11 EKUITAS Inventaris Yayasan Modal Yayasan Inventaris Unit Medan Dana Beasiswa Inventaris Unit Ruteng Laba/Rugi Kendaraan Gedung Tanah Akum.Depr Inventaris Yayasan Akum.Dep Inventaris Medan Akum.Dep Inventaris Ruteng Akum.Dep Kendaraan Akum.Dep Gedung Nilai Buku aktiva Tetap Total Ekuitas Total Aktiva Total Passiva Medan, 31 Desember 2011 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

107 89 Gambar 3. Perbandingan Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM PSAK 45 Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI LAPORAN SISA HASIL USAHA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah ) PENDAPATAN Debet Kredit PENDAPATAN OPERASIONAL Uang Pendaftaran Uang pembangunan Uang sekolah SLB Uang Pemondokan SLB Uang OSIS Uang Komputer Uang Alat Uang Les,Ujian Hasil Produk, Kebun,ternak,botot Uang Konveksi Hasil Pertukangan Hasil Perlilinan Hasil Salon Hasil Pengembangan anak didik Pendapatan Sewa Hasill Panti Pijat Hasil kios PENDPATAN NON OPERASIONAL Dana PNS,PEMKO,BOS DINSOS,DHARMAIS,DEPSOS Sumbangan Masyarakat Bantuan Luar negeri Pendapatan Bunga Bank Bunga Tabungan Bunga Deposito Pendpatan lain-lain JUMLAH Biaya Administrasi dan Umum Biaya pangan Biaya sandang Biaya Tenaga kerja Biaya gaji guru/pegawai tetap Biaya upah guru/pegawai lain Honor lembur TCK karyawan DP-KWI, DSK Tunjangan lain- lain Partisipasi suka dan duka (intern) Partisipasi suka dan duka (ekstern) Biaya listrik,air dan sampah Biaya telepon/fax Biay administrasi (sekolah dan Panti) Biaya koran, majalah

108 90 Lanjutan. PSAK 45 Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI LAPORAN SISA HASIL USAHA Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah ) BIAYA Debet Kredit Biaya alat-alat kebersihan Biaya alat-alat teknik/taman/kebun Biaya alat-alat dapur Keperluan kamar jahit Biaya pengobatan Biaya pengembangan Biaya pendidikan anak Panti Biaya kegiatan Belajar mengajar Biaya praktek siswa Biaya ekstrakurikuler Biaya ujian Biaya pengembangan SDM (anak didik) Biaya pengembangan SDM (guru/pegawai) By pengem hdp rohani & rekreasi (anak didik) By pengem hdp rohani & rekreasi (karyawan) Biaya rapat dan pertemuan Biaya transport umum Biaya bahan konvekasi Biaya bahan pertukangan Biaya bahan perlilinan Biaya bahan saloon Biaya pengembangan anak didik Biaya bahan kios Biaya kebun dan ternak Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan pekarangan & taman Pememliharaan inventaris Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan gedung dan tanah Biaya sewa Biaya inventaris Biaya depresiasi inventaris Biaya depresiasi gedung Biaya pajak, retribusi, iuran lain-lain Iuran-iuran (urusan sekolah) Biaya lain-lain Total Biaya Operasional Laba Bersih Medan, 09 Agustus 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr Raynelda Gultom,KSSY Sr.Klarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

109 91 Gambar 4. Perbandingan Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM. PSAK 45 Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI REKAPITULASI ARUS KAS Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE KELOMPOK/PERKIRAAN SALDO AWAL DEBET KREDIT SALDO AKHIR 100,000 A K T I V A L A N C A R 01/01/ ,100 Kas Tunai ,110 Kas Tunai Yayasan (Medan) ,111 Kas Tunai Yayasan (Ruteng) ,120 Kas Tunai -Unit Medan ,121 Kas Tunai SLB A ,122 Kas Tunai Panti Asuhan A ,123 Kas Tunai SLB B ,124 Kas Tunai Panti Asuhan B ,125 Kas Tunai Konveksi ,126 Kas Tunai Pertukangan ,127 Kas Tunai Perlilinan ,130 Kas Tunai- Unit Ruteng ,131 Kas Tunai -Panti Asuhan ,132 Kas Tuna SLB A 100,133 Kas Tunai SLB B 100,200 Tabungan Harian ,210 Tab BTN ,211 Tab Mandiri ,212 Tab BCA ,213 Tab BRI-YYS Ruteng ,214 Tab BRI-Panti-Ruteng ,215 Tab Bank NTT Ruteng ,216 Tab BRI-Panti-Ruteng (BBM) ,217 Tab BNI-Panti Ruteng ,218 Tab BTPN-YYS Medan ,219 Tab KOPKARDIOS-Ruteng ,220 Tab BPR-YYS Medan ,221 Tab KOPKARDIOS-PA Ruteng ,222 Tab CU-YYS Medan ,223 Tab.Bank Permata-YYS Medan ,224 Tab BRI-YYS Medan ,225 Tab SUMUT-YYS Medan ,400 Piutang ,410 Piutang Yayasan ,420 Piutang Karyawan Unit Medan ,430 Piutang Karyawan Unit Ruteng ,440 Piutang Karyawan-unit Surabaya ,450 Piutang lain-lain

110 92 Lanjutan. PSAK 45 Yayasan Karya Murni YAYASAN KARYA MURNI REKAPITULASI ARUS KAS Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) KODE KELOMPOK/PERKIRAAN SALDO AWAL DEBET KREDIT SALDO AKHIR 100 AKTIVA TETAP - 100,600 Inventaris ,610 Inventaris-Yayasan ,620 Inventaris -Unit Medan ,621 Inventaris -SLB A ,622 Inventaris Panti Asihan A ,623 Inventaris SLB-B ,624 Inventaris Panti Asuhan B ,625 Inventaris Konveksi ,626 Inventaris Pertukangan ,627 Inventaris Perlilinan ,630 Inventaris-Unit Ruteng ,631 Inventaris SLB-A ,632 Inventaris Panti Asuhan A ,633 Inventaris SLB-B - 100,634 Inventaris Panti Asuhan B ,635 Inventaris Konveksi - 100,636 Inventaris Pertukangan ,640 Kendaraan ,650 Gedung ,660 Tanah T O T A L A K T I V A PASSIVA 200,000 Kewajiban - 200,100 Hutang ,110 Hutang-Yayasan - 200,111 Hutang Gaji/Honor - 200,112 Hutang PPH 25 (Badan) ,113 Hutang lain-lain ,114 Titipan Taspen/DSK ,115 Titipan DHT ,116 Titipan PPH Pasal ,117 Titipan lain-lain ,100 Modal Yayasan ,110 Modal Tambahan - 300,200 Dana Beasiswa ,400 LABA/RUGI T O T A L P A S S I V A II. PEMASUKAN & PENGELUARAN NON OPERASIONAL M/K NON OPERASIONAL DEBET KREDIT 300,500 Rekening antara Kas-Kas ,510 Rekening antara Kas-Bank ,520 Rekening antara Bank-Bank - Penjumlahan Medan, 31 Desember 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

111 93 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM No Paragraf PSAK 45 1 Paragraf 01 Ketentuan Menurut PSAK 45 a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. b. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba. c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis. Kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba Praktik Menurut YKM a. Yayasan Karya Murni memperoleh sumber daya pendanaan dari donator yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Sumber dana tersebut berasal dari pemerintah, lembaga, kelompok, maupun perorangan d. Yayasan Karya Murni merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial yang bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan orang-orang yang berkebutuhan khusus. e. Yayasan Karya Murni salah satu karya Kongregasi Suster Santo Yosef, kepemilikan dalam yayasan ini tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali oleh pengurus yayasan tanpa persetujuan kongregasi karena yayasan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kongregasi. Tidak ada pembagian sumber daya apabila terjadi pembubaran yayasan. Keterangan Sesuai

112 94 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK 45 2 Paragraf 03 3 Paragraf 05 Ketentuan Menurut PSAK 45 Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari: a. Laporan Posisi Keuangan b. Laporan Aktivitas c. Laporan Arus Kas dan d. Catatan atas Laporan Keuangan Beberapa istilah yang digunakan dalam pernyataan ini sebagai berikut: a) Pembatasan permanen b) Pembatasan temporer c) Sumber daya terikat dan d) Sumber daya tidak terikat Praktik Menurut YKM Yayasan Karya Murni menyajikan 4 laporan keuangan yang terdiri dari: a. Neraca b. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran c. Sisa Hasil Usaha d. Rekapitulasi Arus Kas YKM tidak memiliki catatan atas laporan keuangan. Yayasan Karya Murni dalam menyajikan laporan keuangan belum menggunakan istilah-istilah yang ada dalam PSAK 45 yaitu sumber daya terikat baik terikat secara permanen maupun temporer, dan sumber daya tidak terikat Keterangan Tidak Sesuai Tidak Sesuai 4 Paragraf 10 Tujuan laporan posisi keuangan menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Neraca Yayasan Karya Murni menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki YKM selama satu periode akuntansi. YKM menyebut aset sebagai aktiva, liabilitas sebagai kewajiban dan aset neto sebagai ekuitas. Ketiga rekening tersebut memiliki arti dan tujuan yang sama dengan PSAK 45. Sesuai

113 95 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK 45 5 Paragraf 11 6 Paragraf 12 7 Paragraf 13 Ketentuan Menurut PSAK 45 Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Entitas nirlaba biasanya melaporkan masingmasing unsur aset dalam kelompok yang homogen seperti kas dan setara kas, piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain, persediaan, sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka, instrument keuangan dan investasi jangka panjang, tanah, gedung, peralatan, serta aset lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut: a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo. b) Mengelompokkan aset kedalam aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang. c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas, Praktik Menurut YKM Pada praktiknya YKM sudah menyajikan keseluruhan total aset, kewajiban dan ekuitas. Tetapi istilah aset neto belum digunakan dalam neraca. YKM masih memakai ekuitas untuk menyebut aset neto. Neraca YKM sudah menyajikan unsur aset homogen berupa kas tunai, rekening bank, piutang yayasan, inventaris, dan investasi jangka panjang seperti tanah, gedung dan kendaraan. Pada laporan posisi keuangan YKM: a) Aset disajikan berdasarkan urutan likuiditas, mulai dari yang paling likuid yaitu, kas, rekening bank, dan piutang. Aset tersebut sudah dipisahkan kedalam aktiva lancar dan aktiva tetap. b) Kewajiban tidak dikelompokkan kedalam kewajiban jangka panjang Keterangan Tidak Sesuai Sesuai a) Point (a) sudah sesuai. b) Liabilitas belum dipisahkan menurut jangka pendek dan jangka panjang.

114 96 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK 45 Ketentuan Menurut PSAK 45 termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan laporan keuangan. Praktik Menurut YKM dan jangka pendek hanya diurutkan menurut tanggal jatuh tempo. c) YKM belum menyajikan likuiditas aset atau saat jatuh tempo, termasuk pembatasan penggunaan aset dalam catatan atas laporan keuangan karena YKM tidak memiliki catatan atas laporan keuangan. Keterangan Point (c) Tidak sesuai 8 Paragraf 14 9 Paragraf 15 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Neraca YKM belum menyajikan aset neto berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat. Aset neto terikat secara permanen YKM disebut dengan modal yayasan, aset neto terikat secara temporer disebut dana beasiswa dan aset neto tidak terikat disebut laba/rugi operasional. YKM belum menyajikan jumlah dari aset neto (ekuitas) menurut pembatasan dari pemberi sumber daya dan aset tersebut belum disajikan dalam catatan atas laporan keuangan karena YKM tidak memiliki catatan atas laporan keuangan. Tidak Sesuai Tidak Sesuai

115 97 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK Paragraf Paragraf Paragraf 23 Ketentuan Menurut PSAK 45 Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyajikan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan transaksi dan peristiwa lain dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset selama satu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya, Praktik Menurut YKM Laporan aktivitas YKM disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Tujuan dari laporan ini untuk menyajikan informasi mengenai transaksi yang menggambarkan kinerja yayasan selama satu periode akuntansi. Tetapi rekening-rekening yang disajikan dalam laporan ini masih berbeda dengan laporan aktivitas menurut PSAK 45. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan gambaran kegiatan operasional dan non operasional yang dijalankan yayasan selama satu periode akuntansi. Kedua laporan ini juga menggambarkan bagaimana penggunaan sumber daya dalam melaksanakan berbagai program atau jasa di YKM. Namun laporan ini belum menyajikan perubahan jumlah aset neto dalam neraca. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM sudah menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto dan beban sebagai pengurang aset neto, namun aset neto YKM belum dipisahkan menurut pembatasan dari pemberi sumber daya. Keterangan Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai

116 98 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK Paragraf Paragraf 25 Ketentuan Menurut PSAK 45 yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (liabilitas) sebagai penambah dan pengurang aset neto tidak terikat kecuali jika penggunaanya dibatasi. Praktik Menurut YKM Pendapatan YKM terdiri dari pendapatan operasional sekolah, hasil ternak dan kebun, hasil konveksi, pertukangan, perlilinan dan panti pijat. Sedangkan biaya-biaya meliputi biaya operasional, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan, biaya inventaris, biaya depresiasi, biaya pajak, iuran-iuran yang berkaitan dengan sekolah dan biaya lain-lain. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan sumber daya (sumbangan) sebagai penambah aset. Dalam hal ini YKM belum mengelompokkan sumber daya tersebut berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya. Sumber daya YKM berasal dari dana PNS, dana PEMKO, dana BOS, DINSOS, DHARMAIS, DEPSOS, sumbangan masyarakat baik kelompok maupun perorangan dan bantuan dari luar negeri. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan keuntungan dari investasi berupa bunga tabungan, bunga deposito, Keterangan Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai

117 99 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK Paragraf Paragraf Paragraf Paragraf 33 Ketentuan Menurut PSAK 45 Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (liabilitas) sebagai penambah dan pengurang aset neto tidak terikat kecuali jika penggunaanya dibatasi. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Praktik Menurut YKM serta pendapatan lainlain sebagai penambah aset. Namun aset dalam laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM belum disajikan menurut pembatasan dari pemberi sumber daya yaitu aset neto tidak terikat. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan pendapatan investasi dan beban secara bruto kecuali pendapatan investasi berupa bunga tabungan, tabungan deposito, dan pendapatan lain-lain secara neto. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM tidak menyajikan rincian beban menurut kelompok jasa utama dan jasa pendukung. YKM mengabungkan antara jasa utama dan jasa pendukung sehingg sulit untuk membedakan kedua jenis jasa tersebut. Laporan arus kas YKM disebut dengan laporan rekapitulasi arus kas. Laporan tersebut berisi informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas serta ringkasan penerimaan dan pengeluaran operasional yayasan selama satu periode. Keterangan Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai

118 100 Tabel 10. Perbandingan Penerapan Paragraf PSAK 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan YKM (lanjutan). No Paragraf PSAK Paragraf 34 Ketentuan Menurut PSAK 45 a) Laporan arus kas harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. b) Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi harus menggunakan metode langsung atau tidak langsung Praktik Menurut YKM a) Laporan rekapitulasi arus kas YKM tidak melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto berdasarkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Proses pelaporan arus kas yang dilakukan YKM dengan cara menggabungkan keseluruhan arus kas yang berasal dari aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan. b) YKM dalam melaporkan arus kas operasi menggunakan metode tidak langsung, hal ini dapat dilihat dari laporan rekapitulasi arus kas, tetapi formatnya berbeda dengan laporan arus kas menurut ketentuan PSAK 45. Keterangan Tidak Sesuai

119 101 C. Pembahasan 1. Penerapan PSAK 45 Berdasarkan tabel perbandingan tentang penerapan paragraf-paragraf PSAK 45 pada penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni digunakan untuk melihat mana diantara paragraf-paragraf yang sudah sesuai dan belum sesuai dalam penyajian laporan keuangan tersebut. Dari paragraf-paragraf tersebut pada umumnya belum diterapkan oleh YKM dalam menyajikan laporan keuangannya. Adapun paragrafparagraf yang sudah diterapkan tersebut meliputi: Paragraf 01 yang mengungkapkan informasi mengenai sumber daya entitas nirlaba yang berasal dari penyumbang (pemberi sumber daya) yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Paragraf 10 mengungkapkan informasi mengenai tujuan laporan posisi keuangan adalah menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto pada waktu tertentu. Pada praktiknya neraca YKM menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas selama suatu periode akuntansi. Informasi yang disajikan pada laporan posisi keuangan menurut PSAK 45 dengan YKM sudah sesuai namun YKM menyebut aset dengan nama aktiva, liabilitas dengan nama kewajiban dan aset neto dengan nama ekuitas. Meskipun nama yang digunakan YKM untuk menyebut ketiga rekening tersebut berbeda namun memiliki arti dan tujuan yang sama menurut PSAK 45. Agar laporan

120 102 tersebut lebih mudah dipahami oleh para pemakai, maka YKM perlu menyajikan rekening-rekening tersebut dengan menyesuaikan format menurut PSAK 45. Paragraf 12 mengungkapkan informasi bahwa entitas nirlaba melaporkan unsur-unsur aset dalam kelompok yang homogen. Pada praktiknya YKM sudah menyajikan unsur-unsur tersebut pada neraca antara lain kas tunai, rekening bank, piutang yayasan, inventaris dan investasi jangka pangjang. Paragraf 27 menyatakan bahwa laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Pada praktiknya laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan pendapatan investasi dan beban secara bruto, kecuali pendapatan investasi berupa bunga tabungan, tabungan deposito, dan pendapatan lain-lain secara neto. Beberapa paragraf-paragraf PSAK 45 yang belum diterapkan olen YKM untuk menyajikan laporan keuangannya terdiri dari: Paragraf 03 mengungkapkan entitas nirlaba seperti yayasan memiliki 4 (empat) laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Yayasan Karya Murni sudah menyajikan laporan tersebut kecuali catatan atas laporan keuangan. Dimana laporan posisi keuangan disebut dengan neraca, laporan aktivitas disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha, dan

121 103 laporan arus kas disebut dengan rekapitulasi arus kas. Keempat laporan yang disajikan YKM belum sesuai menurut PSAK 45, perbedaannya terletak pada penggunaan nama laporan, format dan juga beberapa item-item pada laporan. Tetapi informasi dan tujuan dari laporan tersebut sama dengan PSAK 45 yaitu menyajikan aset, liabilitas dan aset neto. Paragraf 3 point (d) berisi informasi bahwa laporan keuangan entitas nirlaba salah satunya terdiri dari catatan atas laporan keuangan. YKM dalam menyajikan laporan keuangannya belum dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan. Seharusnya YKM perlu menyajikan catatan atas laporan keuangan karena berguna untuk melengkapi perkiraan-perkiraan yang dimuat dalam neraca, laporan aktivitas dan laporan arus kas. Paragraf 05 menyajikan informasi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam PSAK 45 yang meliputi: sumber daya terikat baik terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan sumber daya tidak terikat. Pada praktiknya YKM dalam menyajikan laporan keuangan belum menerapkan istilah-istilah yang dimuat dalam ketentuan PSAK 45. Aset neto bisa golongkan terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat melalui proses: jangka waktu memperoleh sumber daya, masa manfaat, dan batasan dari pemberi sumber daya. Paragraf 11 mengungkapkan informasi bahwa laporan keuangan entitas nirlaba mencakup keseluruhan total aset, liabilitas, dan aset

122 104 neto. Pada praktiknya YKM sudah menyajikan keseluruhan total dari aktiva, kewajiban dan ekuitas tersebut dalam neraca. Namun YKM belum menggunakan istilah aset neto dalam laporannya, melainkan ekuitas. Pada laporan keuangan YKM seharusnya menggunakan aset neto dan bukan ekuitas, karena ekuitas lebih cocok digunakan oleh entitas bisnis. Perbedaannya bahwa ekuitas digunakan apabila ada kepemilikan saham dalam suatu entitas, sedangkan entitas nirlaba seperti yayasan tidak ada kepemilikan saham. Paragraf 13 point (a) dan point (b) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara menyajikan aset tersebut berdasarkan urutan likuiditas dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo. Neraca YKM telah menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas dan telah memisahkan aset tersebut kedalam aset lancar dan aset tetap, tetapi liabilitas belum diurutkan berdasarkan tanggal jatuh tempo serta belum dipisahkan kedalam liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Pada point (c) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas, saat jatuh tempo liabilitas dan juga pembatasan penggunaan aset perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Tetapi pada praktiknya Yayasan Karya Murni belum mengungkapkan informasi mengenai likuiditas dan saat jatuh tempo liabilitas tersebut termasuk pembatasan penggunaan aset pada catatan atas laporan keuangan hal ini disebabkan karena YKM tidak memiliki catatan atas laporan keuangan. Menurut PSAK 45 YKM seharusnya

123 105 perlu mengungkapkan informasi tersebut dalam catatan atas laporan keuangan sehingga laporan tersebut lebih akurat dan terperinci. Paragraf 14 berisi informasi bahwa laporan posisi keuangan hendaknya menyajikan jumlah masing-masing aset berdasarkan pada ada tidak pembatasan oleh pemberi sumber daya yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat. Pada praktiknya YKM belum menyajikan jumlah masing-masing aset tersebut berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya. Aset neto YKM disebut dengan nama modal yayasan, dana beasiswa laba/rugi operasional. Seharusnya YKM perlu memisahkan aset neto tersebut berdasarkan pembatasan dari pemberi sumber daya. Penyajian pembatasan sumber daya tersebut bisa dilakukan dengan cara proses mendapatkan sumber daya, jangka waktu yang dibutuhkan, serta masa manfaat. Paragraf 15 mengungkapkan informasi mengenai jumlah dari setiap pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikannya dalam laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan. Namun pada praktiknya YKM belum menyajikan sifat dan jumlah dari setiap pembatasan kedalam catatan atas laporan keuangan. Dalam hal ini YKM dianjurkan agar membuat catatan atas laporan keuangan karena catatan tersebut dapat melengkapi rekening-rekening yang ada pada laporan lainnya.

124 106 Paragraf 19 berisi informasi tentang tujuan utama laporan aktivitas. Lapora aktivitas untuk menyajikan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan transaksi lain dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan aktivitas YKM disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Tujuan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM berbeda dengan laporan aktivitas menurut PSAK 45, perbedaanya terletak pada penggunaan nama, format laporan dan beberapa item-item yang dilaporkan. Paragraf 20 mengungkapkan informasi bahwa laporan aktivitas mencakup tentang entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama satu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM yang merupakan pengganti dari laporan aktivitas belum menyajikan perubahan jumlah aset neto yang tercermin dalam neraca melainkan laporan tersebut menyajikan gambaran mengenai keseluruhan program dan jasa selama satu periode akuntansi. Pada paragraf 23 menggambarkan bahwa laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban

125 107 sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Pada praktiknya laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM sudah menyajikan pendapatan tersebut sebagai penambah aset dan beban sebagai pengurang aset. Tetapi aset tersebut belum dipisahkan menurut pembatasan dari pemberi sumber daya yaitu aset neto terikat secara permanen, aset neto terikat secara temporer dan aset neto tidak terikat. Pada paragraf 24 menyajikan informasi bahwa sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat secara temporer dan terikat secara permanen tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Pada praktiknya laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM sudah menyajikan sumber daya (sumbangan) sebagai penambah aset. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa YKM belum menyajikan sumber daya yang diperoleh dari pemberi sumber daya tersebut berdasarkan pembatasan yaitu aset neto tidak terikat, terikat secara temporer dan terikat secara permanen. YKM seharusnya perlu menyajikan sumber daya tersebut menurut pembatasan sehingga penggunaannya lebih terperinci. Dalam paragraf 25 menjelaskan informasi bahwa laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (liabilitas) sebagai penambah dan pengurang aset neto tidak terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi. Pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM, keuntungan yang diperoleh dari investasi berupa bunga

126 108 tabungan, bunga deposito, dan pendapatan lain-lain telah disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat. Berdasarkan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha yang penulis cermati bahwa YKM memperoleh laba atau dalam PSAK 45 disebut kenaikan aset. Paragraf 29 menjelaskan bahwa laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Seperti yang sudah dijelaskan pada halaman sebelumnya bahwa laporan aktivitas YKM disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Pada laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM tidak menyajikan beban berdasarkan ada tidaknya pembatasan dari pemberi sumber daya, begitu juga rincian beban belum dikelompokkan berdasarkan program jasa utama dan aktivitas pendukung karena selama ini yayasan hanya mengikuti format yang sudah tersedia dan tidak pernah melakukan pembaharuan. Seharusnya YKM perlu menyajikan beban tersebut berdasarkan kelompok jasa utama dan aktivitas pendukung sehingga laporan tersebut lebih mudah dipahami oleh pihak pengguna laporan. Entitas nirlaba seperti yayasan harus menggunakan basis akrual untuk mengakui aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yaitu diakui pada saat kejadian tanpa memperhatikan saat kas dibayar maupun

127 109 diterima. Berdasarkan wawancara dengan pengurus YKM bahwa yayasan menyajikan laporan keuangan menggunakan basis kas. YKM menggunakan basis kas dengan alasan sebagian besar transaksi sering dilakukan dalam harian dan bulanan dengan jumlah yang cukup banyak. Namun dari neraca yang penulis cermati sebenarnya YKM sudah menggunakan basis akrual tetapi belum memperhitungkan biaya depresiasi aset tetap. Pada laporan keuangannya YKM juga memiliki transaksi mengenai piutang, utang dan anggaran kas sehingga lebih tepat apabila menggunakan basis akrual karena dengan basis akrual memberikan gambaran yang lebih banyak tentang kondisi yayasan. Paragraf 33 menjelaskan bahwa tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas YKM disebut dengan laporan rekapitulasi arus kas. Apabila dicermati laporan rekapitulasi arus kas yang disajikan oleh YKM belum sesuai dengan ketentuan PSAK 45 B Prdasarkan PSAK 45 tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode akuntansi. Pada praktiknya laporan rekapitulasi arus kas YKM menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban dan ekuitas serta penerimaan dan pengeluaran non operasional yayasan selama satu periode akuntansi. Format antara laporan arus kas menurut PSAK 45 dengan laporan rekapitulasi arus kas YKM juga berbeda, selain itu laporan rekapitulasi arus kas YKM belum memisahkan komponen

128 110 arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Seharusnya YKM perlu meyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK 45 karena laporan ini digunakan untuk menganalisis arus kas masuk dan kas keluar (kemana perginya uang) selama periode waktu tertentu. Paragraf 34 menjelaskan informasi tentang laporan arus kas harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan serta pelaporan aktivitas operasi harus menggunakan metode langsung maupun tidak langsung. Pada praktiknya laporan rekapitulasi arus kas YKM tidak melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto berdasarkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. YKM masih menggabungkan arus kas tersebut. YKM perlu memisahkan ketiga arus kas tersebut sehingga mudah untuk dipahami oleh pihak-pihak yang membutuhkan laporan. Yayasan Karya Murni belum membuat catatan atas laporan keuangan. Selama ini YKM belum mencatat perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha serta laporan rekapitulasi arus kas. Yayasan hanya meyajikan pos-pos dalam laporan keuangan tanpa membuat catatan dari perkiraan-perkiraan atas pos-pos tersebut. Seharusnya YKM perlu untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan karena

129 111 hal ini merupakan penjelasan atau daftar terinci serta analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam seluruh komponen laporan keuangan. Selain itu catatan atas laporan keuangan bertujuan meningkatkan transparansi terhadap laporan keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan.

130 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan evaluasi tentang penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Yayasan Karya Murni dalam menyajikan laporan keuangan belum sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan paragraf-paragraf PSAK 45 dengan praktik menurut YKM bahwa sebagian besar dari item-item paragraf tersebut belum diterapkan oleh YKM. Berikut ini beberapa paragraf-paragraf yang sudah diterapkan oleh YKM yaitu: paragraf 01, paragraf 10, paragraf 12, dan paragraf 27. Sedangkan paragraf yang belum diterapkan oleh YKM terdiri dari: Paragraf 03, paragraf 05, paragraf 11, paragraf 13, paragraf 14, paragraf 15, paragraf 19, paragraf 20, paragraf 23, paragraf 24, paragraf 25, paragraf 29, paragraf 33 dan paragraf Yayasan Karya Murni menyajikan 4 (empat) laporan keuangan setiap akhir periode akuntansi. Dari keempat laporan belum sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45, perbedaan laporan menurut PSAK 45 dan praktik menurut YKM antara lain: nama laporan, format, dan itemitem yang dilaporkan. Selain itu YKM juga belum membuat catatan atas laporan keuangan. Dimana laporan posisi keuangan disebut dengan neraca, laporan aktivitas disebut dengan laporan penerimaan 112

131 113 dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas disebut dengan rekapitulasi arus kas. Format laporan yang digunakan YKM masih mengikuti format dari keuskupan dan format tersebut belum sesuai dengan format laporan keuangan menurut PSAK 45. Sedangkan perbedaan item-item laporan keuangan yang disajikan YKM dengan laporan menurut PSAK 45 seperti berikut: pada neraca YKM belum melaporkan aset neto secara spesifik dengan nama aset neto tidak terikat, aset neto terikat secara temporer, aset neto terikat secara permanen dan kewajiban belum dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang begitu juga aset neto disebut dengan nama ekuitas. Neraca YKM mempunyai tujuan yang sama dengan laporan posisi keuangan menurut PSAK 45 yaitu menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas yang dimiliki selama satu periode akuntansi. Laporan aktivitas YKM disebut dengan laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha. Laporan ini menyajikan perubahan jumlah aset bersih selama satu periode akuntansi. Laporan penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM menyajikan sumbangan sebagai penambah aset namun aset tersebut belum dipisahkan menurut pembatasan dari pemberi sumber daya yaitu aset neto terikat secara permanen, aset neto terikat secara temporer dan aset neto tidak terikat. Perbedaan laporan aktivitas menurut PSAK 45 dengan praktik menurut YKM meliputi: nama laporan, format laporan dan item yang dilaporkan. Pada laporan

132 114 penerimaan dan pengeluaran serta laporan sisa hasil usaha YKM belum memisahkan beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut program A, program B dan program C. Laporan arus kas YKM dinamai dengan laporan rekapitulasi arus kas. Laporan ini menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas serta penerimaan dan pengeluaran non operasional yayasan selama satu periode akuntansi. Perbedaan laporan arus kas menurut PSAK 45 dengan praktik menurut YKM meliputi nama laporan, format laporan serta item-item yang dilaporkan. Beberapa item-item yang berbeda dengan laporan arus kas menurut PSAK 45 misalnya arus kas tidak dipisahkan berdasarkan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. B. Keterbatasan Penelitian Selama melakukan penelitian beberapa keterbatasan yang penulis alami meliputi: 1. YKM dalam menyusun laporan keuangan masih mengikuti format dari Keuskupan Agung Medan sehingga penulis mengalami kesulitan untuk menelusuri informasi dari masing-masing item yang disajikan dalam laporan keuangan karena beberapa ite-item tersebut digabung sehingga tidak bisa dilihat secara rinci. 2. Penelitian ini terbatas pada evaluasi penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan berdasarkan

133 115 ketentuan PSAK 45 dengan pratik menurut YKM. Pada praktiknya Yayasan Karya Murni menyajikan laporan keuangan masih mengikuti format yang telah disediakan oleh Keuskupan Agung Medan untuk seluruh Yayasan Katolik. Hal ini menyebabkan penulis mengalami kesulitan untuk mengevaluasi laporan tersebut. 3. Pada saat melakukan wawancara dengan bagian keuangan, penulis mengalami kesulitan karena bagian keuangan YKM memiliki latar belakang pendidikan dari akuntansi komputer sehingga belum terlalu banyak memahami akuntansi entitas nirlaba hal ini mengakibatkan penulis tidak bisa memperoleh informasi lebih banyak sesuai dengan yang diinginkan. C. Saran Setelah menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini, penulis mengusulkan beberapa saran yang kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengurus YKM sehingga sistem penyajian laporan keuangan di YKM dapat diterapkan dengan mengikuti ketentuan menurut PSAK 45 sehingga laporan keuangan YKM lebih mudah dipahami, memiliki daya banding serta menambah kepercayaan bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan seperti pihak intern dan ekstern. Adapun saran tersebut meliputi: 1. Yayasan Karya Murni sebaiknya memiliki sumber daya manusia yang mampu mengembangkan sistem akuntansi yayasan sehingga dapat menyajikan laporan keuangan yang lebih akurat.

134 Yayasan Karya Murni perlu meminta bantuan konsultan sistem untuk mendesain sistem akuntansi berbasis komputer yang sesuai dengan format laporan keuangan menurut PSAK 45, dengan demikian dapat membantu bagian keuangan dalam menyiapkan laporan keuangan. 3. YKM perlu menyajikan catatan atas laporan keuangan, karena catatan laporan keuangan ini berfungsi untuk mencatat perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam neraca, laporan aktivitas, dan laporan arus kas. 4. Yayasan Karya Murni dalam menyajikan laporan keuangannya sudah menggunakan basis akrual namun belum memperhitungkan biaya depresiasi aset tetap. Seharusnya YKM dalam menggunakan basis akrual perlu menghitung biaya depresiasi aset tetap. Selain itu YKM memiliki transaksi berupa piutang, utang dan anggaran kas sehingga sangat tepat digunakan basis akrual. Karena pelaporan keuangan berbasis akrual akan memberikan lebih banyak gambaran tentang kondisi keuangan yayasan secara lengkap dan akurat. 5. Dalam menyajikan laporan keuangan apabila keuskupan yang mengatur format laporan keuangan sebaiknya mengacu pada perkembangan dan aturan-aturan PSAK 45 sehingga laporan tersebut mudah dipahami oleh para pengguna seperti penyumbang, anggota pengelola, kreditor dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan.

135 117 DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan. (2011). Anggaran Bisnis. Analisis, Perencanaan, dan pengendalian Laba. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Penerbit UPP STIM YKPN Bastian, Indra, (2010). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Bastian, Indra, (2007). Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Penerbit Erlangga, Jakarta. Fari, Ihsan. nirlaba/ Diakses tanggal 17 September Hanafi, Mamduh. dkk (2009). Analisis Laporan Keuangan. Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Hoesada, Jan. Akuntansi Organisasi Nirlaba-Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan : Diakses tanggal 20 Oktober Hiktaop, Kristianus Analisis Penyajian Laporan Keuangan Yayasan Binterbusih Menurut PSAK 45. Studi Kasus Pada Yayasan Bina Teruna Bumi Cenderawasih Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. IAI, ( Revisi 2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba. Karya Murni Untukmu Indonesia Charity Night Concert Anak Berkebutuhan Khusus. Mahsun, Moh.dkk. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Organisasi Nirlaba, Edisi Kedua dan Ketiga. BPFE, Yogyakarta. Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Nordiawan, Dedi Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Republik Indonesia, (2001). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Renowijoyo, Muindro Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

136 119 Supangkat, Harry Buku Panduan Direktur Keuangan, Edisi Kedua Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Tarigan, Astrawati Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Yang Didasarkan Pada PSAK No 45 Studi Kasus Pada Panti Asuhan Kinderdorf Delisa. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tri Supranti, Rosalia Analisis Penerapan PSAK No 45 Pada Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Studi Kasus Pada LSM IRE. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wahyuni Tri, Ersa Panduan Praktis. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

137 119 LAMPIRAN

138 120 Lampiran: 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana proses penyajian laporan keuangan di Yayasan Karya Murni? 2. Apakah Yayasan Karya Murni membuat jurnal atau buku besar setiap terjadi transaksi? 3. Bagaimana prosedur pengeluaran kas di Yayasan Karya Murni? 4. Apa saja dokumen pendukung yang digunakan di Yayasan Karya Murni untuk proses penerimaan dan pengeluaran kas? 5. Apakah Yayasan Karya Murni membuat laporan posisi keuangan, laporan akrivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan setiap periode akuntansi? 6. Metode akuntansi apa yang digunakan di Yayasan Karya Murni untuk melaporkan arus kas dari kegiatan organisasi? 7. Apa tujuan dibuatnya laporan posisi keuangan di Yayasan Karya Murni? 8. Apa tujuan dibuatnya laporan aktivitas di Yayasan Karya Murni? 9. Apa tujuan dibuatnya laporan arus kas di Yayasan Karya Murni? 10. Apa tujuan dibuatnya catatan atas laporan keuangan Yayasan Karya Murni? 11. Apakah penyajian aset sudah diurutkan berdasarkan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo?

139 Apakah penyajian aset pada laporan posisi keuangan (neraca) sudah dikelompokkan kedalam aset lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang? 13. Apakah aset sudah disajikan secara terpisah berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan penggunaannya oleh pemberi sumber daya? 14. Apakah laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer dan tidak terikat dalam suatu periode akuntansi? 15. Apakah dalam laporan aktivitas sudah menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat? 16. Apakah sumber daya dalam laporan aktivitas disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer? 17. Apakah laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain sebagai penambah dan pengurang aset neto tidak terikat? 18. Apakah laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto? 19. Apakah penyajian laporan arus kas di Yayasan Karya Murni sudah mengklasifikasikan kas yang diterima dan kas yang dikeluarkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan? 20. Apakah penyajian laporan keuangan di Yayasan Karya Murni sudah mengikuti ketentuan menurut PSAK 45?

140 122 Lampiran: 2 YAYASAN KARYA MURNI NERACA Per 31 Desember 2012 (dalam ribuan rupiah) 01-Jan Des Jan Des-12 AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN Kas Tunai Yayasan (Medan) Hutang Yayasan Kas Tunai Yayasan (Ruteng) Hutang Gaji/honor Kas Tunai Unit Medan Hutang PPH 25 (badan) Kas Tunai SLB A Hutang lain-lain Kas Tunai Panti Asuhan A Titipan Taspen/DSK Kas Tunai SLB B Titipan DHT Kas Tunai Panti Asuhan B Titipan PPH Psl Kas Tunai Konveksi Titipan lain-lain Kas Tunai Pertukangan Kas Tunai Perlilinan Kas Tunai Unit Ruteng Bank Piutang Yayasan JUMLAH Total Kewajiban AKTIVA TETAP EKUITAS Inventaris Yayasan Modal Yayasan Inventaris Unit Medan Dana Beasiswa Inventaris Unit Ruteng Laba/Rugi Kendaraan Gedung Tanah Akum.Depr Inventaris Yayasan Akum.Dep Inventaris Medan Akum.Dep Inventaris Ruteng Akum.Dep Kendaraan Akum.Dep Gedung Nilai Buku aktiva Tetap Total Ekuitas Total Aktiva Total Passiva Medan, 31 Desember 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

141 123 Lampiran: 3 YAYASAN KARYA MURNI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN Per 31 Desember 2012 (dalam ribuan rupiah) KODE PENDAPATAN OPERASIONAL 01/01/2012 Debet Kredit PENDAPATAN OPERASIONAL 400,000 PENDAPATAN ,100 Pendapatan Operasional ,110 Uang Pendaftaran ,111 Uang Pembangunan ,112 Uang Sekolah SLB ,113 Uang Pemondokan SLB ,117 Uang Osis - 400,118 Uang Komputer 400,119 Uang Alat ,120 Uang Les, Ujian ,121 Uang Produk,Kebun,Ternak & Botot ,122 Hasil Konveksi ,123 Hasil Pertukangan ,124 Hasil Perlilinan ,125 Hasil Salon ,126 Hasil Pengembangan Anak didik ,127 Pendapatan Sewa 400,128 Hasil Panti Pijat ,129 Hasil Kios 400,200 Pendapatan Non Operasional ,210 Dana PNS,PEMKO,BOS ,211 DINSOS,DHARMAIS,DEPSOS ,212 Sumb.Masyarakat ,213 Bantuan Luar negeri ,300 Pendapatan Bunga Bank ,310 Bunga Tabungan 400,320 Bunga Deposito - 400,400 Pendapatan Lain-lain Sub Total ,000 BIAYA OPERASIONAL - 500,100 Biaya Pangan ,200 Biaya Sandang ,300 Biaya Tenaga Kerja ,310 Biaya gaji guru/pegawai tetap ,311 Biaya upah guru pegawai lain ,312 Honor lembur ,313 TCK karyawan - 500,314 DP-KWI-DSK ,315 Tunjangan lain-lain ,316 Partisipasi suka dan duka(intern) ,317 Partisipasi suka dan duka(ekstern) ,410 Biaya listrik, air dan sampah ,411 Biaya telepon/fax ,412 Biaya admin (sekolah dan panti) ,413 Biaya koran/majalah

142 124 Lanjutan YAYASAN KARYA MURNI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN Per 31 Desember 2012 (dalam ribuan rupiah) KODE 01/01/2012 Debet Kredit ,414 Biaya alat-alat kebersihan ,415 Biaya alat-alat teknik/taman/kebun ,416 Biaya alat-alat dapur ,417 Keperluan kamar jahit ,418 Biaya pengobatan ,500 Biaya pengembangan ,510 Biaya pendidikan anak panti ,511 Biaya kegiatan belajar mengajar ,512 Biaya praktek siswa 500,513 Biaya ekstrakurikuler 500,514 Biaya ujian ,515 Biaya pengembangan SDM (anak didik) ,516 Biaya Pengembangan SDM (guru/pegawai) ,517 By pengem hidup rohani & rekreasi anak didik ,518 By pengem hidup rohani & rekreasi karyawan ,519 Biaya rapat dan pertemuan ,520 Biaya transportasi umum ,521 Biaya bahan konveksi ,522 Biaya bahan pertukangan ,523 Biaya bahan perlilinan ,524 Biaya bahan salon ,525 Biaya pengembangan anak didik ,519 Biaya kios 500,519 Biaya kebun dan ternak ,600 Biaya Pemeliharaan ,610 Pemeliharaan taman dan pekarangan ,611 Pemeliharaan inventaris ,612 Pemeliharaan kendaraan ,613 Pemeliharaan gedung dan tanah ,614 Biaya sewa 500,700 Biaya Inventaris ,710 Biaya depresiasi inventaris - 500,720 Biaya depresiasi gedung - 500,730 Biaya pajak,retribusi,iuran lain-lain ,740 Iuran-iuran (berhubungan dengan sekolah) - 500,900 Biaya lain-lain Jumlah Biaya ,000 Rugi/Laba Operasional P E N J U M L A H A N Medan, 09 Agustus 2012 Disetujui Oleh Disusun Oleh Sr.Raynelda Gultom,KSSY Sr.Clarensia Berutu,KSSY Ketua Bendahara

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Natalia Nainggolan Nim :

ORGANISASI NIRLABA. Natalia Nainggolan Nim : ORGANISASI NIRLABA Natalia Nainggolan Nim : 12.03.4089 Nirlaba Nirlaba adalah istilah yang biasa digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau lingkungan yang tidak semata-mata untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang

Lebih terperinci

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: 0 PENDAHULUAN Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. IKATAN AKUNTAN INDONESIA PELAPORAN ORGANISASI KEUANGAN NIRLABA DAFTAR ISI Paragraf SAMBUTAN KETUA UMUM IAI PENDAHULUAN... 0-0 Tujuan Ruang Lingkup... 0-0

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 Revisi 2010 untuk entitas nirlaba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pelaporan Keuangan Secara umum pengungkapan adalah konsep, metode, dan media tentang bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 Analisis Akuntansi Syari ah tentang Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan PAUD Kober An'Nur) Analysis of Islamic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaporan Keuangan Senopati Bantul Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas akuntansi yang wajib

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi)

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALYSIS OF ISLAMIC ACCOUNTING PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nirlaba 1. Defenisi Organisasi Nirlaba Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Resistensi Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : HENKIE PRIEMAADIENOVA BUDIRAHARDJO NIM : 2005310278 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini

Lebih terperinci

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu mendorong perkembangan ekonomi nasional. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu

BAB II LANDASAN TEORI. non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu BAB II LANDASAN TEORI II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Oragnisasi Nirlaba Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun perekayasaan (technology), namun juga dapat diartikan sebagai sebuah proses. Sesuai ragam

Lebih terperinci

PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA

PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA 3203009171 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU) MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh: Putri Mareta Hertika 122310101014 Amanda Putri Anugrah 122310101065 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Arus Kas Pada tahun 1987, Financial Accounting Standars Board (FASB) mengeluarkan Statement Nomor 95 tentang kewajiban menyusun laporan arus kas (Statement

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi. Karisma Rachma Fiddia

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi. Karisma Rachma Fiddia IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 (REVISI 2011) DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA (STUDI KASUS PADA INDONESIAN INTERNATIONAL EDUCATION FOUNDATION) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Lebih terperinci

Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK INFORMASI MEWUJUDKAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK ORGANISASI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: information qualitative characterstics, financial statement, SAK ETAP. ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: information qualitative characterstics, financial statement, SAK ETAP. ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Financial statement becomes important in the decision making process in a company, does information qualitative characterstics are needed in reporting financials statement. In order to produce

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK ANALISIS RASIO LIKUIDITAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh WINDA JULIETA

Lebih terperinci

Draft publikasian PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NO. 03: LAPORAN ARUS KAS. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

Draft publikasian PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NO. 03: LAPORAN ARUS KAS. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah Draft publikasian PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NO. 0: LAPORAN ARUS KAS Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah 0 Oktober 00 Kata Pengantar Terselenggaranya sistem manajemen keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINANAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG BELAWAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINANAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG BELAWAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINANAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG BELAWAN Tugas Akhir Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh JUSRAN ANTONIUS NIM 1205082157 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade banyak perusahaan membuat keputusan investasi yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade banyak perusahaan membuat keputusan investasi yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade banyak perusahaan membuat keputusan investasi yang di latar belakangi oleh adanya peningkatan keuntungan yang cukup berarti dari sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, kelangsungan hidup perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana. Pasar

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BAGI YAYASAN PENDIDIKAN

PENERAPAN PSAK 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BAGI YAYASAN PENDIDIKAN PENERAPAN PSAK 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BAGI YAYASAN PENDIDIKAN Poly Endrayanto EC., SE., MM., Ak., CA polychristmawan@yahoo.com Universitas Respati Yogyakarta ABSTRACT Through Act

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit

BAB I PENDAHULUAN. (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT CAHAYA MURNI SRIWINDO PALEMBANG

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT CAHAYA MURNI SRIWINDO PALEMBANG ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT CAHAYA MURNI SRIWINDO PALEMBANG LAPORAN AKHIR Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi oleh: SEPTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawab terhadap konsumsi dan alokasi sumber daya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawab terhadap konsumsi dan alokasi sumber daya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan pengelola perusahaan yang mempunyai tanggungjawab terhadap konsumsi dan alokasi sumber daya perusahaan yang menjadi wewenangnya, oleh karena itu

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA ISSN 0000-0000 AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA Sutjipto Ngumar *) ABSTRAK Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja, tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Laporan keuangan dibuat oleh pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci