BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan media pembelajaran menurut Rossi and Breidle dalam Sanjaya. pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, dan majalah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan media pembelajaran menurut Rossi and Breidle dalam Sanjaya. pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, dan majalah."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media pembelajaran memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dan membuat metode pembelajaran lebih bervariasi. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya(arsyad, 2013). Sedangkan media pembelajaran menurut Rossi and Breidle dalam Sanjaya (2012) adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, dan majalah. Saat ini berkembang berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya media cetak. Media cetak meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi, di samping buku teks atau buku ajar.. (Arsyad, 2013). Pengembangan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran fisika karena materi fisika sangat dekat dengan kehidupan. Contohnya kenapa benda bisa terapung, tenggelam, dan melayang? pertanyaan tersebut dapat kita jawab dengan mempelajari tentang materi tekanan. Penyesuaian media dan kurikulum pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pengembangan K-13 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian 1

2 2 pendidikan. Seperti yang dikemukakan dalam berbagai media massa bahwa melalui pengembangan K-13 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang teintegrasi (Mulyasa, 2013). Untuk membentuk insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, maka diperlukan metode dan teknik pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik. Teknik pembelajaran tidak terlepas dari apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, sesuai dengan berapa usia peserta didik tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Mahani dan Nazlinda (2015) bahwa generasi dahulu dan generasi sekarang berbeda, Generasi sekarang disebut juga dengan generasi Z. Tapscott (2008) menjelaskan dalam Mahani dan Nazlinda (2015), generasi Z adalah golongan yang dilahirkan tahun 1998 hingga Generasi Z adalah generasi teknologi, dimana mereka senang mendapatkan akses kepada hampir semua gadget terkini seperti alat-alat komunikasi dan telefon bimbit berinternet. Oleh sebab itu, mereka lebih suka berkomunikasi dengan dunia maya. Maka masalah yang terjadi pada peserta didik tersebut adalah mereka tidak suka membaca dan belajar dengan buku yang berlembarlembar dan lebih suka membaca dan belajar dengan internet. Tetapi, kebanyakan dari mereka tidak dapat menyaring materi yang benar yang harus dipelajari sehingga konsep yang harus mereka ketahui tidak mereka pelajari. Akibatnya, terjadi kesalahan konsep dalam pembelajaran.

3 3 Dari paparan di atas sudah jelas bahwa media pembelajaran dan kurikulum mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah hasil wawancara peneliti kepada beberapa pendidik IPA di SMA, SMP, dan MTs : Bapak DN, Pendidik Fisika di SMAN 1 Bayang, wawancara langsung, tanggal 14 Juli 2016 pukul 19:15 WIB, diperoleh : Bahwa kecendrungan peserta didik belajar/mencari informasi dari media elektronik yaitu google, Sehingga banyak kesalahan yang terjadi dalam memahami materi. Maka sebaiknya ada media yang dapat membantu belajar peserta didik sehingga tidak terjadi kesalahan yang berlanjut. Ibu ZN, Pendidik IPA di SMPN 1 Painan, wawancara langsung, tanggal 22 September 2016 pukul 15:40, diperoleh: Pada pembelajaran K-13 pendidik tidak terlalu banyak menjelaskan materi yang diajarkan tetapi peserta didik diharapkan untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, sebelum belajar di sekolah sebaiknya peserta didik dapat belajar di rumah terlebih dahulu. Selanjutnya, peserta didik juga sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika karena kecendrungan peserta didik sulit memahami rumus-rumus fisika. Bapak IC, Pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan, wawancara langsung, 10 Februari 2017 pukul 10:25, diperoleh : Peserta didik cendrung malas membawa buku cetak ke sekolah karena ukurannya yang besar. Selanjutnya, ketika peserta didik diminta untuk membaca buku cetak di rumah, hanya beberapa peserta didik yang mau membacanya di rumah. Wawancara dengan peserta didik di MTsN 2 Pesisir Selatan, sebagai berikut: Peserta didik kelas VIII ananda NAP, wawancara langsung, pada tanggal 13 Februari pukul 10:00, diperoleh hasil: Pembelajaran fisika termasuk pembelajaran yang sulit karena banyak rumus yang sulit dipahami.

4 4 Peserta didik kelas IX ananda HP, wawancara langsung, pada tanggal 13 januari pukul 10:30, diperoleh hasil: Saya sedikit malas membaca buku cetak yang berukuran besar karena penjelasan materi terlalu panjang dan terlalu tebal sehingga saya mudah bosan untuk membacanya. Selain hasil wawancara di atas, penelitian yang telah dilakukan oleh Laksita,S.V (2013) menyimpulkan bahwa dari 30 peserta didik SMA Negeri Surakarta dan Karanganyar, 70 % peserta didik menyatakan kadang-kadang membawa buku pembelajaran ke sekolah, 7 % menyatakan tidak pernah membawa buku pembelajaran ke sekolah, dan 23 % menyatakan selalu membawa buku pembelajaran ke sekolah. Selain itu, 80 % siswa menyatakan buku cetak tidak praktis untuk dibawa ke sekolah selain kurang praktis dibawa, buku cetak juga kurang menarik dari segi penyajiannya. Selama ini, buku cetak yang beredar dipasaran memiliki ukuran relatif besar, sekitar 25 cm x 17,5 cm sehingga sulit dibawa. Uraian materi pada setiap halaman juga relatif panjang. Maka membuat peserta didik malas untuk mempelajari dan membaca buku tersebut. Menurut Kamah, dkk (2002) membaca adalah melakukan berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan serta memperluas wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang bertambah. Oleh sebab itu membaca sangat dibutuhkan peserta didik untuk menambah wawasan peserta didik tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, menjadi dasar pijakan perlunya media pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran, bukan hanya

5 5 pembelajaran di sekolah tetapi juga pembelajaran di rumah. Tujuannya untuk meningkatkan minat baca peserta didik terhadap materi fisika yang dipelajari. Menurut Kamah, dkk (2002) minat adalah perhatian, kesukaan (kecendrungan hati) kepada sesuatu. Sedangkan menurut Baharuddin dan Wahyuni (2015) minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh sebab itu, maka minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) di dalam membaca. Dari penjelasan tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk membuat media pembelajaran berupa pocket book yang berdasarkan kurikulum 2013 untuk peserta didik di SMP/MTs dan dicobakan di kelas IX 1 dan 1X 2 MTsN 2 Pesisir Selatan. Pengembangan pocket book telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Laksita, dkk (2013) mengembangkan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book pada materi alat optik serta suhu dan kalor untuk kelas X SMA. Media yang dikembangkan memuat peta konsep, materi dan contoh soal serta warna yang menarik pada pocket book tersebut. Aini dan Sukirno (2013) mengembangkan Pocket book as media learning to improve students learning motivation (media pembelajaran pocket book untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik), media yang dikembangkan berupa materi akutansi yang memuat materi praktis dan mudah dipahami. Pemilihan pocket book ini juga didukung oleh media pocket book yang sudah banyak beredar di pasaran seperti pocket book yang dikembangkan oleh Sulistyo Hadi (2013) berupa buku kantong fisika SMP, buku yang

6 6 dikembangkan sudah bagus, materinya praktis, dan memuat contoh soal. Pocket book yang dikembangkan oleh Supadi,dkk (2013) berupa pocket book fisika kelas X, XI, dan XII. Buku yang dikembangkan memuat peta konsep, materi yang disajikan juga praktis dan jelas. Pocket book yang sudah ada masih mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya tidak adanya rumus fisika yang menggunakan metode bangun datar. Selain itu, pocket book tersebut tidak memuat ayat Al-Qur an yang berhubungan dengan materi dan info tentang fisikawan muslim. Kelebihan pocket book berbasis K-13 dengan pocket book yang telah ada di pasaran adalah pocket book berbasis K-13 memuat rumus fisika yang menggunakan metode bangun datar, ayat yang berhubungan dengan materi, serta info fisikawan muslim. Metode bangun datar ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang berbeda dari rumus dasar. Tujuan adanya ayat al-qur an yang berkaitan dengan materi adalah agar pengguna pocket book dapat mengetahui bahwa apa yang diciptakan Allah SWT bermanfaat untuk kita dan kita wajib mensyukurinya. Contohnya pada materi pengukuran yang disebutkan dalam salam satu ayat Al-Qur an dalam surat al-qamar ayat 49, sebagai berikut : Artinya Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. (Q.S Al-Qamar:49) Sedangkan info fisikawan muslim bertujuan agar pengguna pocket book dapat mengetahui bahwa ilmuan fisika juga banyak terdapat ilmuan muslim. Contohnya al-haitam penemu tentang teori cahaya. Berdasarkan apa yang

7 7 telah di kemukakan dalam latar belakang, maka peneliti mengembangkan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 untuk peserta didik di SMP/MTs. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Media pembelajaran berupa buku cetak memiliki ukuran yang relatif besar dan penjabaran materi terlalu panjang, sehingga membuat peserta didik kurang tertarik untuk mempelajarinya. 2. Kelemahan buku cetak sebagai media pembelajaran identik dengan perkembangan anak sebagai generasi digital. Pada generasi digital (generasi Z) anak lebih cendrung mencari informasi dari media internet. Oleh sebab itu, maka banyak terjadi kesalahan dalam memahami konsep materi yang ada di internet tersebut karena banyak terdapat sumbersumber yang sulit dipercaya. 3. Pocket book yang beredar di pasaran pada umumnya memuat materi yang praktis dan jelas. Tetapi, pocket book yang beredar di pasaran masih menggunakan rumus biasa sehingga masih sulit dipahami oleh peserta didik. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti mengembangkan pocket book berbasis K-13, pada pocket book ini terdapat:

8 8 1. Susunan materi yang terdapat di dalam pocket book berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 untuk SMP/MTs. 2. Media pembelajaran berbasis K-13 yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. 3. Materi IPA (fisika) dibatasi pada materi yang banyak menggunakan rumus yaitu kelas VII materi pengukuran, suhu, kalor, dan pemuaian. Kelas VIII materi gerak lurus, pesawat sederhana, dan tekanan. Kelas IX materi listrik (listrik statis dan listrik dinamis). D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukaan maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1) Bagaimana desain pengembangan media pembelajaran berupa pocket book fisika yang menggunakan metode bangun datar untuk peserta didik di SMP/MTs? 2) Bagaimana kualitas media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book yang valid, praktis, dan efektiv? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1) Menghasilkan produk media pembelajaran berupa pocket book fisika yang menggunakan metode bangun datar untuk peserta didik di SMP/MTs. 2) Menghasilkan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book dengan kualitas produk valid, praktis, dan efektif.

9 9 F. Kegunaan/ Manfaat Penelitian Dengan adanya media pembelajaran berupa pocket book ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis, sebagai pengalaman dalam rangka pengembangan diri dalam bidang penelitian, sebagai persiapan sebelum menjadi calon pendidik. 2. Pendidik Fisika, sebagai sumbangan dalam memvariasikan media pembelajaran, sebagai upaya memudahkan dalam proses belajar mengajar. 3. Peserta didik, sebagai sumber belajar yang bisa meningkatkan minat baca peserta didik dan mudah dibawa kemana saja karena ukurannya yang kecil, sehingga peserta didik dapat belajar dimana pun dan kapan pun. 4. Peneliti lain, sebagai sumber ide dan referensi dalam pengembangan sumber belajar dalam bentuk media pembelajaran serupa dengan materi yang berbeda. 5. Bagi madrasah dan sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran IPA (fisika). G. Spesifikasi Produk 1. Produk yang telah dikembangkan adalah pocket book fisika berdasarkan kurikulum 2013 dengan mengunakan metode bangun datar. 2. Pengembangan pocket book fisika berbasis K-13 ini dikembangkan pada materi IPA (Fisika) yang banyak menggunakan rumus. Contohnya kelas VII materi pengukuran, suhu, kalor, dan pemuaian. Kelas VIII materi gerak lurus, pesawat sederhana, dan tekanan. Kelas IX materi listrik (listrik statis dan listrik dinamis), serta dilengkapi dengan contoh soal,

10 10 latihan dan pembahasan, ayat yang berhubungan dengan materi dan info fisikawan muslim. 3. Susunan media pembelajaran fisika terdiri dari: a. Kompetensi dasar dan indikator b. Ayat Al-qur an c. Peta konsep d. Materi e. Rumus dengan menggunakan metode bangun datar f. Ilmuan muslim g. Contoh soal dan pembahasan h. Latihan dan Kunci jawaban H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah: a. Kesulitan peserta didik dalam memahami rumus-rumus fisika. b. Buku cetak yang berukuran besar dan penjelasan materi yang panjang membuat sebagian besar peserta didik malas untuk membacanya. c. Materi yang dikembangkan dalam media pembelajaran fisika sesuai dengan KI dan KD berdasarkan kurikulum yang berlaku secara nasional yaitu kurikulum 2013 edisi revisi d. Kecendrungan peserta didik belajar melalui media internet sehingga sering terjadi kesalahan konsep dalam memahami materi fisika.

11 11 2. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: a. Uji praktikalitas skala besar hanya dilaksanakan pada 1 kelas saja, dan belum dapat dilakukan ke seluruh kelas VII, VIII, dan IX MTsN 2 Pesisir Selatan. Pada tahap uji lapangan 2 (tahap efektivitas) hanya dilaksanakan pada 1 kelas di 1 madrasah saja, belum sampai ke madrasah atau sekolah lainnya. Uji praktikalitas dilaksanakan pada kelas IX 2 dan uji efektivitas dilaksanakan pada kelas IX 1. b. Model pengembangan pada pocket book dibatasi pada tahap ke-8 yaitu uji coba lapangan 2. I. Definisi Istilah 1. Media pembelajaran adalah alat atau stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. 2. Pocket book adalah buku yang diterbitkan dalam ukuran kecil (sekitar 17 cm x 11 cm). 3. Kurikulum 2013 adalah salah satu bentuk teknik pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 4. Minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) di dalam membaca.

12 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Fisika (Hakekat IPA) Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep (Trianto, 2014). Menurut Suryono (2012) fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakuan tersebut. Selain itu, hakikat IPA juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2014). Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri (Suryono, 2012). Menurut Trianto (2014) pembelajaran IPA bertujuan untuk Membentuk sikap ilmiah antara lain kritis, objektif, jujur, terbuka, benar, dan dapat bekerjasama. 12

13 13 Suryono (2012) menjelaskan bahwa pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan model atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajran fisika dapat membentuk sikap ilmiah dan percaya diri yang dimiliki oleh seseorang. Dalam pembelajaran fisika terdapat ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan materi. Berikut adalah contoh ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan materi fisika: Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? (Al-Anbiya ayat : 30). Hubungan surat Al-Anbiya ayat : 30 dengan materi fisika adalah: Secara bertahap, sains menemukan beberapa fakta yang disebutkan kebenarannya dalam Al-Qur an. Para ahli kemudian menyimpulkan air merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan bagi kehidupan dan kelangsungan hidup. Air juga mengatur distribusi panas bagi makhluk hidup dan lingkungannya karena air memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap (memperoleh) dan memelihara energi panas. Kemampuan itu diukur dalam sebuah ukuran fisika yang disebut volume panas. Makin besar volume panas

14 14 suatu benda (seperti pada air) tingkat kepanasan dan pendinginannya makin kecil (Pasya, 2004). Dari ayat di atas sudah jelas bahwa materi fisika itu terdapat kebenarannya di dalam Al-Qur an sehingga sangat penting bagi kita untuk mempelajari fisika dan mempelajari ayat Al-Qur an. Tujuannya, agar kita menjadi manusia yang lebih bersyukur terhadap apa yang diciptakan oleh Allah SWT. Untuk memudahkan proses pembelajaran fisika maka dibutuhkan media pembelajaran seperti yang dijelaskan pada bagian selanjutnya. 2. Media Pembelajaran Sundaya (2015) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penyalur. Oleh sebab itu, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sedangkan Arsyad (2013) menjelaskan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Media pembelajaran adalah alat yang mengandung pesan pendidikan. Jadi, pesan-pesan pendidikan serta alat penyalurnya merupakan kata kunci dari media. Misalnya buku dapat dikatakan suatu media manakala ada pesan yang disampaikan dalam buku tersebut (Sanjaya, 2012). Sundaya (2015) menyatakan Jenis dan karakteristik dari media pembelajaran yaitu : a. Media cetak, seperti : buku, modul, bahan ajar mandiri.

15 15 b. Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita vidio, film pada televisi, televisi, dan animasi. c. Media audio visual diam, seperti : film rangkai suara, halaman suara, dan soun slide. d. Audio semi gerak seperti : tulisan jauh bersuara. e. Media visual bergerak, seperti film bisu. f. Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone. g. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio. Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik K-13 memerlukan kemampuan pendidik untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang tepat. Mengembangkan media pembelajaran merupakan kemampuan yang harus terus ditingkatkan oleh setiap pendidik. Jika seorang pendidik tidak memiliki kemampuan mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi maka pendidik akan terjebak pada situasi pembelajaran yang monoton dan cenderung membosankan bagi peserta didik. Meskipun pendidik banyak tertarik oleh dunia elektronik yang lebih modern, tetapi media cetak tidak akan ditinggalkan sebagai sarana pengajaran. Media cetak dalam berbagai bentuk dapat dikirim ke tempat terpencil, dan dapat digunakan atas dasar pengajaran mandiri. Onaya (2004) mengatakan bahwa The print media are some of the oldest media in education, this category of media are useful for informational or motivational purposes yang intinya media cetak merupakan media tertua dalam pendidikan, yang berguna untuk tujuan informasi atau motivasi.

16 16 Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang diuraikan disini adalah buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram. Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang study tertentu. Manfaat buku pelajaran adalah sebagai alat pelajaran individual, pedoman pendidik dalam mengajar, alat mendorong peserta didik memilih teknik belajar yang sesuai, alat untuk meningkatkan kecakapan pendidik dalam mengorganisasi bahan pelajaran. Keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah ekonomis, komperhensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar (Daryanto, 2011:23). Media pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Lebih lanjut Sundaya (2015:10) menjelaskan fungsi dari media pembelajaran sebagai berikut : a. Fungsi media pembelajaran bagi pendidik yaitu : 1) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan. 2) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik. 3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.

17 17 4) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran. 5) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran. 6) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar. 7) Meningkatkan kualitas pelajaran. b. Adapun fungsi media pembelajaran bagi peserta didik adalah untuk : 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 2) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar dalam pembelajaran. 3) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar. 4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar. 5) Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis. 6) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan. 7) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran. Isi dari media pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri, dan sistematika penyampaiannya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang menggunakannya. Arsyad (2013) menjelaskan bahwa media pembelajaran berupa media cetak memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu : a. Kelebihan media pembelajaran berupa media cetak adalah :

18 18 1) Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masingmasing. 2) Disamping dapat mengulangi materi dalam media cetakan peserta didik akan mengikuti urutan pikiran secara logis. 3) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal, dan visual. 4) Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan distribusikan dengan mudah. b. Kekurangan media pembelajaran berupa media cetak adalah : 1) Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan. 2) Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna warni. 3) Proses pencetakan yang lama dikarenakan kerumitan informasi pada hal cetakan. 4) Pembagian pelajaran dalam media cetak harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membosankan bagi peserta didik. 5) Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak atau hilang.

19 19 Dari penjabaran media pembelajaran di atas, maka salah satu media pembelajaran yang bisa dijadikan sebagai penunjang pembelajaran fisika adalah pocket book fisika. 3. Buku Saku ( Pocket Book) Buku saku (pocket book) merupakan media cetak yang berukuran kecil. Dalam kamus bahasa Indonesia (2008), buku saku adalah buku yang diterbitkan dalam ukuran kecil (sekitar 17 x 11 cm). Pocket book digunakan sebagai alat bantu yang menyampaikan informasi tentang materi pelajaran dan lainnya yang bersifat satu arah, sehingga bisa mengembangkan potensi peserta didik menjadi pembelajar mandiri (Sulistyani dkk., 2013). Fungsi buku menurut Arsyad (2013) adalah materi pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa baik cepat maupun lambat membaca dan memahami, namun siswa bisa menguasai materi pelajaran yang sudah tertulis. Buku saku mempunyai manfaat dalam pembelajaran, dan penyampaian pelajaran jadi lebih baku meskipun guru menyampaikan dengan tafsiran yang berbeda. Untuk membuat pocket book fisika maka kita harus menyesuaikan dengan kurikulum yang ada agar tercapai tujuan dari pembelajaran, berikut akan dibahas tentang K Kurikulum 2013 (K-13) Kurikulum sangat penting untuk dunia pendidikan karena merupakan kunci utama untuk mencapai sukses dalam dunia pendidikan. Kurikulum adalah perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat mengubah perkembangan dan kebutuhan masyarakat (Poerwati, 2013).

20 20 Mulyasa (2013) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual. Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentuan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konstektual. Sedangkan menurut Hunley dkk., (2013) This study investigated the relationship between scores on curriculum-based measures (CBM) of oral reading fluency and performance on the ohio grade 7 reading achievement test yang intinya kurikulum sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pada penelitian ini hunley dkk., melakukan penelitian terhadap peserta didik kelas VII yaitu hubungan kurikulum terhadap prestasi belajar. Dari paparan di atas sudah jelas bahwa kurikulum sangat mempengaruhi ilmu pengetahuan untuk perkembangan pendidikan di dalam masyarakat. Basri (2013) menjelaskan komponen dan fungsi dari kurikulum sebagai berikut: a. Komponen Kurikulum Komponen-komponen kurikulum sebagai berikut : 1) Komponen tujuan, berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.

21 21 2) Komponen isi atau materi pelajaran, isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik. 3) Komponen metode atau strategi, komponen metode meliputi rencana, metode, dan perangkat yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. 4) Komponen evaluasi, evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu tes dan non tes. b. Fungsi Kurikulum Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan tugasnya, selain itu kurikulum berfungsi sebagai : 1) Preventif yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. 2) Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai dengan tujuan. 3) Metode proses belajar mengajar yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapa tujuan. 4) Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak.

22 22 Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa penyesuaian media pembelajaran seperti pocket book fisika dengan kurikulum dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik maka seorang peserta didik hendaknya membiasakan diri untuk belajar, salah satu cara belajar adalah dengan meningkatkan minat baca. Minat baca secara lebih jelas akan diungkap dalam bahasan selanjutrnya. 5. Minat Baca Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau individu, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula niatnya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Slameto,2010). Kamah dkk., (2002) menjelaskan bahwa minat adalah perhatian, kesukaan (kecendrungan hati) kepada sesuatu. Sedangkan menurut Baharuddin dan Wahyuni (2015) minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh sebab itu, maka minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan di dalam membaca. Berikut adalah manfaat minat baca menurut Kamah dkk., (2002) : 1. Manfaat membaca bagi pribadi yang bersangkutan antara lain sebagai berikut:

23 23 a. Merupakan cara untuk mendalami sesuatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan. b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan. c. Untuk mencari nilai-nilai hidup untuk kepentingan pendidikan diri sendiri. d. Untuk menikmati waktu luang dengan menikmati seni sastra ataupun cerita-cerita fiksi yang bermutu. 2. Manfaat membaca bagi perkembangan masyarakat antara lain, sebagai berikut: a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat. b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk pengembangan diri. c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat. d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat. e. Sebagai media penyampaian gagasan yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca dapat meningkatkan dan mengembangkan pola fikir serta cakrawala pengetahuan, sehingga pengaruhnya sangat besar bagi pembentukan dan pengembangan diri sendiri maupun masyarakat. Slameto (2010) menyatakan beberapa indikator

24 24 minat baca yaitu perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan peserta didik. Beberapa indikator minat baca tersebut, adalah: a. Perasaan senang dalam membaca b. Ketertarikan untuk membaca c. Perhatian dalam membaca d. Partisipasi e. Keinginan/ kesadaran 6. Kualitas Produk Kualitas produk hasil pengembangan dapat ditentukan berdasarkan validity (kesahihan), practicality (kepraktisan) dan effectiveness (keefektifan). Untuk lebih jelasnya kualitas produk dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini: Relevance (also refered to as content validity) Tabel 2.1 Criteria for high quality intervention Criteria Short Description Keterangan There is a need for the Intervensi kebutuhan intervention and its design is dan desain awal yang based on state-of-the-art mendasari pengetahuan (scientific) knowledge Consistency (also refered to as construct validity) Practicality The interventi on is logically designed Expected the intervention is expected to be usable in the settings for which it has been designed and developed Actual the intervention is usable in the settings for which it has been designed and developed Effectiveness Expected using the intervention is expected to result in desired outcomes. Actual using the intervention result in desired outcomes Sumber (Nieveen, 2013) Intervensi kesesuian desain Seharusnya, intervensi yang didesain dan dikembangkan dapat dikembangkan oleh suatu kelompok Faktanya, intervensi yang didesain dan dikembangkan oleh suatu kelompok Seharusnya intervensi berhasil digunakan. Faktanya intervensi berhasil digunakan

25 25 a. Kriteria Valid Kata valid sering diartikan dengan tepat, benar, shahih dan absah. Menurut Sugiyono (2012) valid berarti instrumen tersebut (dalam penelitian pengembangan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book) berbasis K-13 dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Emzir (2013) validitas produk merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba di lapangan. Sedangkan Menurut Nieveen (2013) validitas adalah pernyataannya harus sesuai dengan kebutuhan dan komponenya harus didasarkan pada pengetahuan mutakhir (validitas konten, juga disebut relevansi) dan semua komponennya harus saling terkait secara konsisten (membangun validitas, juga disebut konsistensi). Jika pernyataan memenuhi persyaratan ini, hal itu dianggap sahih atau valid. Analisis terhadap saran dan lembaran validasi dari pakar dan praktisi digunakan sebagai landasan penyempurnaan atau revisi dari desain awal media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan produk yang valid. Validitas yang diuji dalam pengembangan produk adalah validitas media, validitas materi, dan validitas bahasa. Suatu produk dikatakan memenuhi validitas isi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Suatu perangkat dikatakan memenuhi validitas konstruk/media apabila komponen-komponen produk tersebut konsisten

26 26 satu sama lain. Sedangkan validitas bahasa berhubungan dengan pemakaian bahasa yang sesuai dengan EYD. b. Kriteria Praktikalitas Menurut KBBI (2008), praktikalitas berarti bersifat praktis, artinya mudah dan senang dalam pemakaiannya. Kepraktisan disini adalah praktis dalam penggunaan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book. Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan dan kemajuan yang didapatkan peserta didik dengan menggunakan pocket book. Kepraktisan merupakan kemudahan yang ada pada sebuah produk baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan, atau memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpannya. Kepraktisan mengacu pada tingkat pengguna (atau pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan atau disukai dalam kondisi normal. Kepraktisan dilihat dari aspek apakah produk mudah digunakan oleh pendidik dan peserta didik (Nieveen., 2013). Produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara teoritis produk tersebut dapat diterapkan dan tingkat keterlaksanaannya termasuk dalam kategori baik. Suatu produk dikatakan praktis apabila orang dapat menggunakan (usable) produk tersebut. Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian dan keterlaksanaan produk oleh peserta didik dan pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Produk memiliki praktikalitas yang tinggi,

27 27 apabila bersifat praktis dan mudah penggunaannya. Untuk menentukan praktikalitas produk ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan angket respon oleh peserta didik dan pendidik. c. Kriteria Efektivitas Efektivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian suatu tujuan. Jadi suatu upaya dikatakan efektif apabila upaya tersebut mampu mencapai tujuannya. KBBI (2008) mendefenisikan efektif dengan ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) atau dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan) dan efektivitas diartikan keadaan berpengaruh, hal berkesan atau keberhasilan (usaha, tindakan). Efektivitas merupakan bagaimana seseorang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk mendapatkan hasil yang baik. Dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif ada 5 variabel yang menentukan keberhasilan belajar peserta didik (Nieveen,2013), yaitu: 1. Melibatkan peserta didik secara aktif 2. Menarik perhatian peserta didik 3. Membangkitkan motivasi peserta didik 4. Prinsip individualitas 5. Peragaan dalam pembelajaran. Mulyasa (2007) mengatakan suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dilibatkan secara aktif baik mental,

28 28 fisik maupun sosial. Dari defenisi efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yan telah dicapai oleh manajemen dimana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Produk disebut efektif apabila produk tersebut memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang. Aspek efektivitas yang diamati dalam proses pembelajaran yang menggunakan pocket book dikelas uji coba adalah untuk melihat minat baca peserta didik dalam mempelajari materi fisika. Menurut kamah, dkk (2002) minat adalah perhatian, kesukaan (kecendrungan hati) kepada sesuatu. Maka minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) di dalam membaca. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Laksita, dkk (2013) mengembangan media pembelajaran Fisika dalam bentuk pocket book pada materi alat optik serta suhu dan kalor untuk kelas X SMA. Secara umum media pocket book sudah baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran karena memuat peta konsep, materi sesuai kurikulum, contoh soal. Kelemahannya belum ada metode bangun datar dalam rumus fisika tersebut. Oleh sebab itu, peneliti menambahkan metode bangun datar untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi fisika. 2) Anggraeni dan Aisyah (2016) Mengembangkan media pembelajaran pocket book untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran

29 29 PAM. Media pocket book ini hanya memuat ringkasan materi saja dan tidak terdapat peta konsep. Untuk melengkapi kekurangan dari pocket book ini, maka peneliti menambahkan peta konsep untuk menentukan materi apa saja yang dibahas dalam bab tersebut. 3) Penelitian oleh Fitriana, dkk (2014) Mengembangkan buku saku pada materi memahami rangkaian flip flop kelas X di SMK Negeri 3 Buduran Sidoarjo. Media yang dikembangkan cukup bagus dan mempunyai warna yang menarik tetapi hanya memuat satu materi saja. Oleh sebab itu, maka peneliti membuat materi yang lebih banyak lagi untuk membantu belajar peserta didik. 4) Umam, dkk (2015) Mengembangkan Mobile pocket book sebagai media pembelajaran berbasis android menggunakan adobe flash professional CS 5.5 pada materi fluida statistik SMA kelas X. Media yang dikembangkan cukup bagus dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik sebagai generasi Z, tetapi kelemahannya penggunaan masih terbatas karena adobe flash professional CS 5.5 merupakan aplikasi yang cukup berat maka hanya beberapa hp yang bisa mengunakannya. Berdasarkan penelitian relevan diatas dengan berbagai kelebihan dan kekurangan, maka peneliti akan mengembangkan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book untuk minat baca peserta didik terhadap materi fisika di SMP/MTs.

30 30 C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah: 1. Media pembelajaran berupa buku cetak memiliki ukuran yang relatif besar dan penjabaran materi yang panjang. 2. Kecendrungan peserta didik mencari informasi dari media internet sehingga sering terjadi kesalahan konsep dalam mempelajari materi fisika. 3. kesulitan peserta didik dalam memahami rumus-rumus fisika. Pocket book yang beredar di pasaran yang dimiliki oleh peserta didik masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan Contohnya rumus yang terdapat di dalam pocket book masih sulit untuk di pahami Pocket book fisika berbasis K-13 dengan menggunakan metode bangun datar yang bertujuan untuk memberikan kemudahan peserta didik dalam mempelajari materi fisika Media pocket book memuat materi SMP/MTs dari kelas VII sampai kelas IX dan dilengkapi dengan ayat yang berhubungan dengan materi dan info ilmuan muslim Media pocket book mudah dibawa kemana pun karena ukurannya yang kecil sehingga peserta didik dapat belajar kapan pun dan dimana pun Media pembelajaran dalam bentuk pocket book berbasis K-13 yang valid, praktis, dan efektif

31 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan metode Research and Development (R & D) yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Pengertian penelitian menurut Kasiram (2008) adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkahlangkah secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Setyosari, 2012). Sedangkan menurut Sugiyono (2012) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut. Produk yang dikembangkan adalah pengembangan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis k-13 untuk peserta didik di SMP/MTs dan diujicobakan di MTsN 2 Pesisir Selatan. Melalui penelitian dan pengembangan ini, peneliti berusaha untuk mengembangkan produk yang layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran. 31

32 32 B. Model Pengembangan Melaksanakan pengembangan media pembelajaran fisika diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini menggunakan model Borg and Gall dengan mengadopsi model pengembangan dari Setyosari, yang terdiri dari 8 langkah pengembangan. Langkah-langkah pengembangan tersebut adalah penelitian dan pengumpulan informasi awal, perencanaan, pengembangan format produk awal, uji coba awal, revisi produk I, uji coba lapangan, revisi produk II, dan uji coba lapangan skala besar. C. Prosedur Pengembangan 1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi adalah: a. Melakukan wawancara terhadap pendidik di SMAN 1 Bayang, pendidik di SMPN 1 Painan, Pendidik di MTsN 2 Pesisir Selatan dan peserta didik di MTsN 2 Pesisir Selatan. Pada tahap ini juga dilaksanakan analisis materi pelajaran, dan analisis karaktristik peserta didik. b. Melakukan tinjauan terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) untuk menentukan indikator-indikator yang hendak dicapai. 2. Tahap Perencanaan Pada tahap ini telah dilakukan analisis tujuan khusus yang ingin dicapai dari pengembangan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Pada tahap ini juga telah disusun instrumen yang digunakan

33 33 untuk memvalidasi desain, instrumen uji skala kecil, instrumen uji coba skala besar, dan instrumen yang digunakan untuk menilai ketercapaian tujuan khusus dari media pembelajaran fisika berbasis K Tahap Pengembangan Format Produk Awal Tahap pengembangan produk awal ini merupakan tahap rancangan format awal dari media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Pada tahap ini telah dirancang format awal dari media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13, urutan halaman-halaman yang disajikan dalam pocket book, rangkaian materi, ayat Al-Qur an dan info ilmuan, serta latihan dan pembahasana terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam pocket book berbasis K Tahap Uji Coba Awal Merupakan suatu tahapan peneliti memvalidasi desain produk kepada para ahli/pakar dibidang isi/konten, media dan bahasa yang digunakan pada media. Pada tahap ini peneliti telah melakukan validasi/ uji coba awal terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 oleh 5 orang validator. 5 orang validator itu adalah 2 orang validator media yang menilai susunan dan tampilan dari media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13, 2 orang validator isi yang menilai rangkaian materi, contoh soal, ayat yang berhubungan dengan materi, soal latihan, gambar, serta metode bangun datar. 1 orang validator bahasa yang menilai kesesuaian bahasa yang terdapat pada media pembelajaran fisika

34 34 dalam bentuk pocket book berbasis K-13 dengan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Tahap Revisi Produk I Merupakan tahapan dimana peneliti merevisi produk yang yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi dan saran dari para ahli. 6. Tahap Uji Coba Lapangan Pada tahap ini produk yang telah direvisi diujicobakan di sekolah yaitu melalui uji praktikalitas. Pada tahap ini peneliti telah melakukan uji praktikalitas skala kecil dan skala besar. Uji praktikalitas skala kecil diberikan kepada 3 orang pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang pendidik IPA di SMPN 1 Painan, selanjutnya 10 orang peserta didik kelas IX. uji praktikalitas skala besar diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan. 7. Revisi Produk II Merupakan tahapan dimana peneliti merevisi produk yang dikembangkan berdasarkan hasil praktikalitas pendidik dan peserta didik melalui saran dan komentar yang diberikan. 8. Uji Lapangan Setelah produk direvisi melalui saran praktisi, maka selanjutnya dilakukan uji efektivitas terkait minat baca peserta didik. Uji efektivitas dilakukan terhadap 28 orang peserta didik. Pada tahap ini peneliti akan mengetahui bagaimana minat baca peserta didik terhadap pocket book tersebut.

35 35 Berikut merupakan gambar langkah-langkah pengembangan pocket book berbasis K-13 Tahap 1 1. Melakukan wawancara terhadap pendidik dan peserta didik, analisis materi, dan analisis peserta didik 2. menyusun KI dan KD Tahap 2 Pembuatan instrumen dan angket penelitian Tahap 3 Produk awal media Tahap 4 Validasi oleh ahli materi Validasi oleh ahli media Validasi oleh ahli bahasa Tahap 5 Revisi tahap 1 Tahap 6 Penyebaran angket praktikalitas kepada pendidik dan peserta didik Tahap 7 Revisi tahap II Tahap 8 1. Penyebaran angket efektivitas kepada peserta didik 2. Produk akhir media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-3 untuk peserta didik kelas VII, VIII, dan IX Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Pocket Book

36 36 D. Uji Coba Produk 1. Uji Validitas Uji validitas diberikan kepada 5 orang validator ahli. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran dilihat dari 3 aspek berikut ini. a. Aspek materi atau isi Aspek materi atau isi dinilai oleh 2 orang dosen Fisika yaitu Ibu Raudhatul Jannah dan Ibu Fauziah Ulmi. Materi atau isi yang dinilai sesuai dengan kelayakan isi dari pocket book tersebut. b. Aspek media atau kontruksi Aspek media atau kontruksi dinilai oleh 2 orang dosen Media Pembelajaran yaitu Ibu Media Roza dan Bapak Yusmaridi. Media atau kontruksi yang dinilai sesuai pernyataan yang terdapat dalam angket terdiri dari dua indikator yaitu kelengkapan dan kegrafisan media pembelajaran. c. Aspek bahasa Aspek bahasa dinilai oleh 1orang dosen Bahasa Indonesia yaitu Ibu Yulfira Riza. Bahasa yang diuji sesuai pernyataan yang terdapat dalam angket yaitu mengenai penggunaan bahasa dalam pocket book tersebut. 2. Uji Praktikalitas Uji praktikalitas diberikan kepada 5 orang pendidik IPA, 10 orang peserta didik untuk uji skala kecil, dan 28 orang untuk uji skala besar

37 37 peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan. Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan produk saat dilaksanakan dalam pembelajaran dilihat dari segi kemudahan dalam proses penggunaan dan kemudahan dari penjabaran materi pada produk yang dikembangkan. a. Praktikalitas pendidik Uji praktikalitas yang diberikan kepada pendidik sesuai pernyataan dalam angket terdiri dari tiga indikator yaitu efisiensi waktu penggunaan media pembelajaran, konsep yang digunakan dalam pembelajaran, serta penjabaran materi pada masing-masing bab dalam pocket book tersebut. b. Praktikalitas peserta didik Uji praktikalitas yang diberikan kepada peserta didik sesuai pernyataan dalam angket terdiri dari tiga indikator yaitu efisiensi waktu penggunaan media pembelajaran, konsep yang digunakan dalam pembelajaran, serta penjabaran materi pada masing-masing bab dalam pocket book tersebut. 3. Uji Efektivitas Uji efektivitas diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui efektif atau tidaknya media pembelajaran yang dikembangkan sebagai alternatif melihat minat baca peserta didik. Efektivitas yang diuji sesuai pernyataan yang terdapat dalam angket terdiri dari empat indikator yaitu ketertarikan terhadap pembelajaran, keterlibatan atau

38 38 partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, perhatian dalam pembelajaran, dan perasaan senang minat baca peserta didik. E. Subjek Uji Coba Berdasarkan uji coba produk yang telah dijelaskan di atas berikut ini dirinci subjek penelitian uji coba validitas, uji coba praktikalitas, dan uji coba efektivitas. 1. Uji validitas Subjek uji validitas ada 5 orang validator ahli yaitu 2 orang dosen Fisika Ibu Raudhatul Jannah dan Ibu Fauziah Ulmi, 2 orang dosen Media Pembelajaran Ibu Media Roza dan Bapak Yusmaridi, dan 1 orang dosen Bahasa Indonesia Ibu Yulfira Riza. 2. Uji praktikalitas a. Praktikalitas pendidik Subjek uji praktikalitas pendidik ada 5 orang pendidik IPA yaitu 3 orang pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan yaitu Ibu Ricki Asvera, Ibu Asra Destiviana, dan Bapak Ismed Canra. Selanjutnya, 2 orang pendidik IPA di SMPN 1 Painan yaitu Ibu Zaimarni dan Ibu Meldawati, b. Praktikalitas perserta didik Subjek uji praktikalitas peserta didik untuk uji skala kecil ada 10 orang peserta didik dan untuk uji skala besar ada 28 orang peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisisr Selatan.

39 39 3. Uji efektivitas Subjek uji efektivitas ada 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. F. Jenis Data Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data kuantitatif Data kuantitatif yaitu data yang diambil dari hasil validasi instrumen validitas, hasil validasi instrumen praktikalitas, hasil validasi instrumen efektivitas, hasil instrumen validitas, hasil instrumen praktikalitas, dan hasil instrumen efektivitas. 2. Data kualitatif Data kualitatif yaitu data yang diambil dari kritik dan saran dari 5 orang validator, kritik dan saran dari 5 orang pendidik IPA, kritik dan saran dari praktisi peserta didik, dan kritik dan saran dari efektivitas media pembelajaran dalam bentuk pocket book terhadap minat baca peserta didik. G. Instrumen Pengumpulan Data 1. Validasi Instrumen Penelitian Instrumen penelitian terlebih dahulu divalidasi oleh pakar/ahli yang disebut dengan validator instrumen. Validasi dilakukan oleh 3 orang validator yang berasal dari 2 orang dosen Tadris IPA-Fisika dan 1 orang validator berasal dari dosen Bahasa Indonesia. Cara menvalidasi instrumen adalah dengan memberikan angket validasi instrumen

40 40 penelitian kepada validator. Nama-nama validator instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Nama-nama Validator Instrumen Penelitian No Nama Validator Jabatan 1. Media Roza M.Si Dosen Tadris IPA Fisika 2. Fauziah Ulmi, M.Pd Dosen Tadris IPA Fisika 3. Yulfira Riza S.S., M.Hum Dosen Bahasa Indonesia Pada validasi Instrumen, setiap pernyataan memperoleh skor dari 1 5, sehingga skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 1, sedangkan skor tertinggi adalah 5. Sedangkan skor maksimumnya adalah 15. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dapat dikonversi ke dalam bentuk niai, sehingga nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 100. Skor dan nilai rata-rata untuk satu variabel ditentukan dari nilai ratarata semua pernyataan dalam satu variabel penilaian validasi angket validitas, praktikalitas, dan efektivitas. a. Validasi Instrumen Validitas Indikator validasi angket validitas media terdiri dari 7 pernyataan. Persentase untuk setiap pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil validasi angket validitas No Pernyataan Nilai % 1 Petunjuk penilaian dalam instrumen validasi Pocket Book berbasis K-13 sudah dibuat dengan jelas 2 Aspek-aspek penilaian terhadap komponen kelengkapan media pembelajaran sudah mencakup komponen kelengkapan media Kategori 93.3 Sangat Valid 93.3 Sangat Valid

41 41 Lanjutan Tabel 3.2 No Pernyataan Nilai % pembelajaran dalam Pocket Book berbasis K-13 3 Aspek-aspek penilaian terhadap komponen kelayakan isi sudah mencakup komponen kelayakan isi dalam Pocket Book berbasis K-13 4 Aspek-aspek penilaian terhadap komponen penggunaan bahasa sudah mencakup komponen penggunaan bahasa pada Pocket Book berbasis K Aspek-aspek penilaian terhadap komponen ke-grafisan media pembelajaran sudah mencakup komponen kegrafisan media pembelajaran dalam Pocket Book berbasis K-13 6 Angket yang dibuat sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 7 Angket yang dibuat sudah menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda Kategori 100 Sangat Valid 86.6 Sangat Valid 93.3 Sangat Valid 93.3 Sangat Valid 93.3 Sangat Valid Nilai Rata-Rata 93.3 Sangat Valid Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang didapat dari penilaian validasi angket validitas oleh 3 orang validator adalah 93,3 % dengan kategori sangat valid. Artinya dapat digunakan untuk instrumen penilaian validitas media pembelajaran pocket book berbasis K-13. Pengolahan data validasi angket validitas yang lebih lengkap terdapat di Lampiran I.D. Berikut adalah saran dari 3 orang validator terhadap instrument penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Saran validator pada validasi angket validitas

42 42 Nama Validator Saran a. Media Roza, M.Si 1. Istilah rumus bangun datar sebaiknya di cek kembali yang benarnya. 2. Sebaiknya dilengkapi dengan sumber. b. Fauziah Ulmi, M.Pd 3. Tambahkan komponen kelengkapan media berdasarkan struktur pocket book yang dikembangkan 4. Buat kisi-kisi angket c. Yulfira Riza, S.S., 5. Perhatikan kembali EYD M.Hum 6. Bedakan antara instrumen dan angket Saran dari validator dijadikan sebagai pertimbangan untuk penyempurnaan instrumen penilaian validitas. b. Validasi Instrumen Praktikalitas Indikator validasi angket praktikalitas media terdiri dari 5 pernyataan. Persentase untuk setiap pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil Validasi Angket Praktikalitas No Pernyataan Nilai % 1 Petunjuk penilaian dalam instrumen praktikalitas Pocket Book berbasis K-13 sudah dibuat dengan jelas 2 Aspek-aspek penilaian angket praktikalitas terkait tanggapan pendidik terhadap Pocket Book berbasis K-13 sudah disusun dengan benar 3 Aspek-aspek penilaian angket praktikalitas terhadap Pocket Book berbasis K-13 terkait tanggapan peserta didik sudah disusun dengan benar 4 Angket yang dibuat sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Lanjutan Tabel 3.4 Katego ri 93 Sangat Valid 93 Sangat Valid 93 Sangat Valid 73 Valid

43 43 No Pernyataan Nilai % Katego ri 5 Angket yang dibuat sudah menggunakan 80 Valid kalimat yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda Nilai Rata-Rata 86.6 Sangat Valid Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang didapat dari penilaian validasi angket praktikalitas oleh 3 orang validator adalah 86,4 % dengan kategori sangat valid. Artinya dapat digunakan untuk instrumen penilaian praktikalitas media pembelajaran pocket book berbasis K-13. Pengolahan data validasi angket praktikalitas yang lebih lengkap terdapat di lampiran 1.G. Berikut adalah saran dari 3 orang validator terhadap instrument penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Saran validator pada validasi angket praktikalitas Nama Validator Saran a. Media Roza, M.Si 1. Istilah rumus bangun datar sebaiknya di cek kembali yang benarnya. 2. Sebaiknya dilengkapi dengan sumber. b. Fauziah Ulmi, M.Pd 3. Buat kisi-kisi angket 4. Ganti bahasa pada angket pendidik untuk mempermudah pendidik c. Yulfira Riza, S.S., 5. Perhatikan kembali EYD M.Hum 6. Bedakan antara instrumen dan angket Saran dari validator dijadikan sebagai pertimbangan untuk penyempurnaan instrumen penilaian praktikalitas media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13.

44 44 c. Validasi Instrumen Efektivitas Indikator validasi angket efektivitas media terdiri dari 4 pernyataan. Persentase untuk setiap pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Validasi Angket Efektivitas No Pernyataan Nilai % Kategori 1 Petunjuk penilaian dalam instrumen efektivitas Pocket Book berbasis k-13 sudah dibuat dengan jelas 93.3 Sangat Valid 2 Urutan pertanyaan atau pernyataan dalam angket efektivitas sudah sesuai dengan komponen Pocket Book berbasis K-13 3 Angket yang dibuat sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 4 Angket yang dibuat sudah menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda Nilai Rata-Rata Sangat Valid 93.3 Sangat Valid 93.3 Sangat Valid Sangat Valid Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang didapat dari penilaian validasi angket efektivitas oleh 3 orang validator adalah 93 % dengan kategori sangat valid. Artinya dapat digunakan untuk instrumen penilaian efektivitas media pembelajaran pocket book. Pengolahan data validasi angket efektivitas yang lebih lengkap terdapat di Lampiran I. J. Berikut adalah saran dari 3 orang validator terhadap instrument penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 3.7.

45 45 Tabel 3.7 Saran validator pada validasi angket efektivitas Nama Validator Saran a. Media Roza, M.Si 1. Istilah rumus bangun datar sebaiknya di cek kembali yang benarnya. 2. Sebaiknya dilengkapi dengan sumber. b. Fauziah Ulmi, M.Pd 3. Buat kisi-kisi angket 4. Bedakan pernyataan untuk indikator rasa tertarik dan perasaan senang. c. Yulfira Riza, S.S., 5. Perhatikan kembali EYD. M.Hum 6. Bedakan antara instrumen dan angket. Saran dari validator tersebut dijadikan sebagai acuan untuk penyempurnaan instrumen penilaian efektivitas penggunaan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Berdasarkan ketiga validasi instrumen penilaian media pembelajaran di atas dapat ditarik kesimpulan instrumen sangat valid artinya dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Nilai rata-rata validasi instrumen penilaian dapat dilihat di Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rata-rata Hasil Validasi Instrumen Penilaian No Instrumen Hasil (%) Kategori 1 Validitas 93.3 Sangat valid 2 Praktikalitas 86.4 Sangat valid 3 Efektifitas 93.3 Sangat valid Nilai rata-rata 91 Sangat valid 2. Instrumen Validitas Instrumen validitas media pembelajaran berupa angket diberikan kepada 5 orang validator ahli yang terdiri dari 2 orang validator ahli materi, 2 orang validator ahli media, dan 1 orang validator ahli bahasa. Angket validitas digunakan untuk mengukur kelayakan media

46 46 pembelajaran dari aspek isi/materi, aspek media, dan aspek bahasa. Angket validitas dapat dilihat di Lampiran II.B, II.E, II.H. 3. Instrumen Praktikalitas Instrumen praktikalitas media pembelajaran berupa angket praktikalitas pendidik diberikan kepada 3 orang pendidik IPA MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang pendidik IPA di SMPN 1 Painan. Instrumen praktikalitas berupa angket praktikalitas peserta didik diberikan kepada 10 orang peserta didik untuk uji skala kecil dan 28 orang peserta didik untuk uji skala besar kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan. Angket praktikalitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan produk saat dilaksanakan dalam pembelajaran dilihat dari segi kemudahan dalam proses penggunaan dan kemudahan dari penjabaran materi pada produk yang dikembangkan. Aspek yang dilihat adalah kemudahan penggunaan, dalam pembelajaran, kesesuaian konsep pembelajaran, serta penjabaran materi. Angket praktikalitas dapat dilihat di lampiran III.B, III.F, dan III.J. 4. Instrumen Efektivitas Instrumen efektivitas berupa angket efektivitas diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. Angket efektivitas digunakan untuk melihat minat baca peserta didik ketika mempelajari materi fisika menggunakan pocket book fisika berbasis K-13. Aspek yang dilihat adalah ketertarikan terhadap pembelajaran, keterlibatan/partisipasi peseerta didik dalam pembelajaran, perhatian

47 47 dalam pembelajaran, perasaan senang minat belajar peserta didik. Angket efektivitas dapat dilihat di lampiran IV.B. H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data 1. Teknik Analisis dan Pengolahan Data Validasi Instrumen Penelitian Validasi instrumen penelitian media pembelajaran pocket book dapat dilihat dari hasil angket yang disebarkan kepada 3 orang validator yang berasal dari 2 orang dosen Tadris IPA-Fisika dan 1 orang dosen Bahasa Indonesia UIN IB Padang. Untuk menguji kevalidan dari validasi instrumen yang diperoleh digunakan skala Likert dengan kategori positif, yaitu pernyataan positif memperoleh bobot tertinggi dapat dilihat di tabel 3.9. Tabel 3.9 Bobot Pernyataan Validasi Instrumen PenilaianValiditas, Praktikalitas dan Efektivitas Pernyataan Kriteria Penilaian Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Cukup 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 (Sumber: Riduwan dan Sunarto 2010) Perhitungan data nilai akhir hasil validasi dianalisis dalam skala (0 100) dilakukan dengan menggunakan rumus: V = X Y 100% Keterangan: V = Nilai validasi angket validitas, praktikalitas, dan efektivitas X = Skor yang diperoleh dari hasil validasi angket validitas, praktikalitas, dan efektivitas Y = Skor maksimum hasil validasi angket validitas, praktikalitas, dan efektivitas.

48 48 Untuk menentukan kevalidan instrumen penilaian media pembelajaran yang dikembangkan didasarkan interval kategori valid di Tabel Tabel 3.10 Kategori Validasi Angket Validitas, Praktikalitas, dan Efektivitas Interval Kategori 0 20 Tidak valid Kurang valid Cukup valid Valid Sangat valid (Sumber : Riduwan dan Sunarto 2010) 2. Teknik Analisis dan Pengolahan Data Validitas Media Pembelajaran Validitas media pembelajaran pocket book berbasis K-13 yang telah dibuat dapat dilihat dari angket-angket yang diisi oleh 5 validator. Pembobotan lembar angket dilakukan berdasarkan skala Likert yang dapat dilihat di tabel Tabel 3.11 Bobot Pernyataan Validitas pocket book Pernyataan Kriteria Penilaian Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Cukup 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 (Sumber : Riduwan dan Sunarto 2010) Perhitungan data nilai akhir hasil validasi dianalisis dalam skala (0 100) dilakukan dengan menggunakan rumus: V = ƩX ƩY x 100 % Keterangan : V = Nilai validitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 X = Skor yang diperoleh dari hasil validitas pocket book Y = Skor maksimum hasil validitas pocket book

49 49 Tabel 3.12 Kategori Validitas pocket book Interval Kategori 0 20 Tidak valid Kurang valid Cukup valid Valid Sangat valid (Sumber : Riduwan dan Sunarto 2010) Suatu produk dikatakan valid apabila pernyataan sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk validitas materi (isi) apabila sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum. Suatu perangkat dikatakan memenuhi validitas media (konstruk) apabila komponenkomponen produk tersebut konsisten satu sama lain. Sedangkan untuk validitas bahasa apabila suatu produk sudah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Teknik Analisis dan Pengolahan Data Praktikalitas Media Pembelajaran Kepraktisan media pembelajaran pocket book berbasis K-13 dilihat dari angket yang diberikan kepada 5 orang pendidik IPA, 10 orang untuk uji skal kecil dan 28 orang untuk uji skala besar peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan. Pembobotan dilakukan berdasarkan skala Likert yang dapat dilihat di tabel 3.13 Tabel 3.13 Bobot Pernyataan Praktikalitas Media Pembelajaran pocket book Pernyataan Kriteria Penilaian Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Cukup 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 (Sumber: Riduwan dan Sunarto 2010)

50 50 Analisis praktikalitas ditentukan melalui teknik analisis data dengan menggunakan rumus: Keterangan : P = ƩX ƩY x 100 % P = Nilai praktikalitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 X = Skor yang diperoleh dari hasil praktikalitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 Y = Skor maksimum hasil praktikalitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 Tabel 3.14 Kategori Praktikalitas pocket book Interval Kategori 0 20 Tidak praktis Kurang praktis Cukup praktis Praktis Sangat praktis (Sumber: Riduwan dan Sunarto 2010) Suatu produk dikatakan praktis apabila produk tersebut mudah digunakan dalam proses pembelajaran. 4. Teknik Analisis dan Pengolahan Data Efektivitas Media Pembelajaran Keefektivan media pembelajaran pocket book dilihat dari angket minat baca yang diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. Pembobotan dilakukan berdasarkan skala Likert yang dapat dilihat di tabel 3.15.

51 51 Tabel 3.15 Bobot Pernyataan Efektivitas Media Pembelajaran pocket book Pernyataan Kriteria Penilaian Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Cukup 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 (Sumber: Riduwan dan Sunarto 2010) Analisis efektivitas ditentukan melalui teknik analisis data dengan menggunakan rumus: Keterangan: E = ƩX ƩY x 100 % E = Nilai efektivitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 X = Skor yang diperoleh dari hasil efektivitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 Y = Skor maksimum hasil efektivitas pocket book IPA (Fisika) berbasis K-13 Tabel 3.16 Kategori Efektivitas pocket book oleh Peserta Didik Interval Kategori 0 20 Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat efektif (Sumber : Riduwan dan Sunarto 2010) Suatu produk dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dilibatkan secara aktif baik mental, fisik maupun social serta dapat memotivasi peserta didik. Pada pocket book fisika ini efektivitas dapat dilihat dari minat baca peserta didik Terhadap pocket book IPA (fisika) berbasis K-13.

52 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Proses Pengembangan Setelah melakukan pengumpulan data penelitian berdasarkan tujuan dan prosedur penelitian yaitu untuk menghasilkan pocket book Fisika berbasis K-13 yang valid, praktis dan efektif dengan menggunakan prinsip pengembangan Borg and Gall menurut Setyosari (2010:228) yaitu tahap penelitian dan pengumpulan informasi, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk awal, tahap uji coba awal, tahap revisi produk I, tahap uji coba lapangan, tahap revisi produk II, tahap uji lapangan, tahap revisi produk akhir, serta tahap desiminasi dan implementasi. Diperoleh hasil penelitian berupa pengembangan pocket book Fisika berbasis K-13 untuk peserta didik di SMP/MTs, adalah sebagai berikut: 1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Tahap penelitian dan pengumpulan informasi awal merupakan proses awal untuk mendapatkan informasi tentang tujuan dari pembelajaran, hal ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan pendidik di SMPN 1 Painan, pendidik di MTsN 2 Pesisir Selatan, dan peserta didik di MTsN 2 Pesisir Selatan tentang masalah yang dihadapi di kelas selama proses pembelajaran, baik itu masalah dari pendidik maupun dari peserta didik. 52

53 53 Adapun pengumpulan informasi meliputi: a. Melakukan wawancara, analisis materi, dan analisis peserta didik 1) Melakukan wawancara dengan pendidik IPA dan Peserta Didik Wawancara dengan pendidik IPA sebagai berikut: Bapak DN, Pendidik Fisika di SMAN 1 Bayang, wawancara langsung, tanggal 14 Juli 2016 pukul 19:15 WIB, diperoleh : Bahwa kecendrungan peserta didik belajar/mencari informasi dari media elektronik yaitu google, Sehingga banyak kesalahan yang terjadi dalam memahami materi. Maka sebaiknya ada media yang dapat membantu belajar peserta didik sehingga tidak terjadi kesalahan yang berlanjut. Ibu ZN, Pendidik IPA di SMPN 1 Painan, wawancara langsung, tanggal 22 September 2016 pukul 15:40, diperoleh: Pada pembelajaran K-13 pendidik tidak terlalu banyak menjelaskan materi yang diajarkan tetapi peserta didik diharapkan untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, sebelum belajar di sekolah sebaiknya peserta didik dapat belajar di rumah terlebih dahulu. Selanjutnya, peserta didik juga sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika karena kecendrungan peserta didik sulit memahami rumus-rumus fisika. Bapak IC, Pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan, wawancara langsung, 10 Februari 2017 pukul 10:25, diperoleh : Peserta didik cendrung malas membawa buku cetak ke sekolah karena ukurannya yang besar. Selanjutnya, ketika peserta didik diminta untuk membaca buku cetak di rumah, hanya beberapa peserta didik yang mau membacanya di rumah. Wawancara dengan peserta didik di MTsN 2 Pesisir Selatan, sebagai berikut: Peserta didik kelas VIII ananda NAP, wawancara langsung, pada tanggal 13 Februari pukul 10:00, diperoleh hasil:

54 54 Pembelajaran fisika termasuk pembelajaran yang sulit karena banyak rumus yang sulit dipahami. Peserta didik kelas IX ananda HP, wawancara langsung, pada tanggal 13 januari pukul 10:30, diperoleh hasil: Saya sedikit malas membaca buku cetak yang berukuran besar karena penjelasan materi terlalu panjang dan terlalu tebal sehingga saya mudah bosan untuk membacanya. 2) Analisis Materi Materi yang terdapat di dalam pocket book berbasis K-13 berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi Terdiri dari materi IPA (Fisika) yang banyak menggunakan rumus yaitu kelas VII materi pengukuran, suhu, kalor, dan pemuaian. Kelas VIII materi gerak lurus, pesawat sederhana, dan tekanan. Kelas IX materi listrik (listrik statis dan listrik dinamis). 3) Analisis Peserta Didik Berdasarkan analisis peserta didik diketahui peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan pada umumnya rata-rata berusia tahun. Menurut teori belajar Piaget anak yang berusia demikian berada pada tahap operasional formal. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama anak selama periode ini adalah ia perlu berpikir dengan pertologan benda atau peristiwa konkret, dan ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak (Dahar, 2006).

55 55 Anak yang berusia tahun tergolong generasi teknologi (generasi Z), Menurut Tapscott (2008) dalam Mahani dan Nazlinda generasi Z merupakan golongan yang lahir tahun 1998 hingga Sehingga anak/ peserta didik pada tingkat SMP/MTs sangat suka belajar melalui internet dan tidak suka belajar melalui buku yang berlembar-lembar dan besar. Tetapi kecendrungan peserta didik belajar melalui internet sangat sering terjadi kesalahan dalam pemahaman konsep. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan media yang dapat membantu belajar peserta didik seperti pocket book Fisika. Tujuannya, agar tidak terjadi lagi kesalahan konsep dalam memahami materi fisika. b. Melakukan tinjauan terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) Materi yang akan di bahas di kelas VII, VIII, dan IX terdapat dalam silabus di lampiran V. Kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dapat dilihat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 KD dan Indikator K-13 Kelas : VII Kompetensi Dasar 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan bendabenda di sekitar serta pentingnya Indikator Menjelaskan pengertian pengukuran Membandingkan satuan baku dan tidak baku Memahami kegunaan satuan baku dalam pengukuran Mengkonversi satuan dalam SI (Sistem Internasional) Menjelaskan pengertian besaran pokok

56 56 Lanjutan KD dan I kelas VII Kompetensi Dasar penggunaan satuan standar (baku) dalam pengukuran 3.4 memahami konsep suhu, pe-muaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan Indikator Menyebutkan macam-macam besaran pokok beserta satuannya Menjelaskan pengertian besaran turunan Menyebutkan macam-macam besaran turunan beserta satuannya Menjelaskan definisi suhu Menjelaskan berbagai jenis termometer Menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu dan menggunakan termometer Menjelaskan definisi pemuaian Menjelaskan pengertian kalor Mendeskripsikan hubungan ka-lor dengan suhu dan hubungan kalor dengan perubahan wujud Menentukan macam-macam perpindahan kalor Kelas: VIII Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton, dan penerapan-nya pada gerak benda dan gerak makhluk hidup 3.3 Memahami konsep usaha, pesawat sederhana, dan penerapannya dalam ke-hidupan sehari-hari, serta hubungan-nya Indikator Menjelaskan tentang pengertian gerak lurus Menjelaskan tentang macam-macam gerak Menjelaskan tentang unsur-unsur dalam gerak Menjelaskan tentang gerak lurus beraturan (GLB) Menjelaskan tentang gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Menjelaskan tentang pengaruh gaya terhadap gerak Menjelaskan tentang Hukum Newton tentang gerak Menjelaskan tentang konsep kerja/usaha Mengidentifikasi jenis tuas serta menjelaskan keuntungan mekanik dari tuas tersebut Mengidentifikasi jenis katrol serta menjelaskan keuntungan mekanik

57 57 Lanjutan KD dan I kelas VIII Kompetensi Dasar dengan kerja otot pada struktur rangka manusia 3.8 Memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan angkut pada tumbuhan Indikator dari katrol tersebut Mengidentifikasi jenis bidang miring serta menjelaskan ke-untungan mekanik dari bidang miring tersebut Mengidentifikasi jenis roda berporos serta menjelaskan ke-untungan mekanik dari roda berporos tersebut Menjelaskan konsep tekanan zat padat Menjelaskan konsep serta macammacam tekanan zat cair Menjelaskan konsep tekanan zat udara/gas Kelas: IX Kompetensi Dasar 3.4 Memahami konsep listrik statis dan gejalanya dalam kehidupan seharihari, termasuk kelistrikan pada sistem saraf dan hewan yang mengandung listrik 3.5 Menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya listrik, sumber energi listrik termasuk sumber energi listrik alternatif, serta berbagai upaya meng-hemat energi listrik Indikator Menjelaskan tentang konsep listrik statis Menjelaskan tentang interaksi antara muatan listrik Mengidentifikasi tentang gaya listrik Mengidentifikasi tentang potensial listrik Menjelaskan tentang karakteristik rangkaian listrik (arus listrik, Hukum Ohm, Hukum I Kirchhoff, dan rangkaian listrik) Menjelaskan tentang rumus energi listrik dan bentuk transmisi energi listrik Menjelaskan tentang sumber-sumber energi listrik/ manfaat energi listrik dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan cara/ upaya dalam menghemat energi listrik

58 58 2. Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan analisi tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13, dan menyusun instrumen yang digunakan pada saat validasi produk dan uji coba produk. a. Penyusunan Instrumen Penelitian Penyusunan instrumen penelitian dimulai dari penyusunan instrumen penilaian instrumen penelitian, yaitu lembar penilian yang digunakan untuk penilai instumen penelitian yang digunakan terdiri dari, lembar validitas, lembar praktikalitas, dan lembar efektifitas. 1) Lembar Validasi Angket Validitas Media Pembelajaran Lembar validasi angket validitas media pembelajaran pocket book fisika berbasis K-13 terdiri dari 5 pernyataan. Lembar validasi angket untuk penilaian validitas pocket book fisika dinilai oleh 3 orang validator. Format lembar validasi angket validitas pocket book fisika berbasis K-13 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran I.C. 2) Lembar Validasi Angket Praktikalitas Media Pembelajaran Lembar validasi angket praktikalitas pocket book untuk pendidik dan peserta didik terdiri dari 5 pernyataan yang akan divalidasi oleh 3 orang validator. Format lembar validasi angket praktikalitas pocket book fisika dapat dilihat pada Lampiran I.F.

59 59 3) Lembar Validasi Angket Efektifitas Media Pembelajaran Lembar validasi angket efektifitas media pembelajaran pocket book berbasis K-13 terdiri dari 4 pernyataan yang akan validasi oleh 3 orang validator. Format lembar validasi angket efektivitas pocket book fisika dapat dilihat pada Lampiran I.I. 4) Lembar Validasi Media Pembelajaran Lembar instrumen validasi untuk penilaian validitas media pocket book terdiri dari 3 variabel yaitu: validitas isi, validitas konstruksi/media, dan validitas bahasa. Lembar validitas media pembelajaran pocket book fisika diisi oleh 2 orang ahli media, 2 orang ahli materi, dan 1 orang ahli bahasa. Format penilaian lembar validasi pocket book fisika dapat dilihat pada Lampiran II.C, II.F, II.I. 5) Lembar Praktikalitas Media Pembelajaran Lembar penilaian yang digunakan untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran pocket book fisika untuk pendidik dan peserta didik terdiri dari 3 variabel yaitu: kemudahan dalam proses penggunaan, pemahaman konsep, dan materi. Lembar praktikalitas oleh pendidik diisi oleh 5 orang pendidik fisika dan lembar praktikalitas oleh peserta didik untuk uji skala kecil 10 orang peserta didik dan untuk uji skala besar diisi oleh 28 orang peserta didik. Format penilaian lembar praktikalitas untuk pendidik dapat dilihat pada Lampiran III.C. Format penilaian lembar

60 60 praktikalitas untuk peserta didik dapat dilihat pada Lampiran III.G, dan III.K. 6) Lembar Efektifitas Media Pembelajaran Lembar efektifitas minat baca peserta didik terdiri dari 4 variabel, yaitu: ketertarikan peserta didik, perasaan senang peserta didik, perhatian peserta didik, pertisipasi peserta didik, serta keinginan dan kesadaran peserta didik. Lembar efektifitas diisi oleh 28 orang peserta didik. Format penilian lembar efektifitas dapat dilihat pada Lampiran IV.C. 3. Pengembangan Format Produk Awal a. Penyusunan materi dengan metode bangun datar Pada tahap ini peneliti mulai merancang media yang akan dikembangkan, mulai mendesain hal-hal yang penting dalam sebuah media yaitu struktur media, sebelum membuat stuktur media yang dikembangkan, peneliti terlebih dahulu menentukan materi-materi yang akan di susun dalam pocket book tersebut. Contoh penjabaran materi pesawat sederhana yang terdapat dalam pocket book tersebut, sebagai berikut :

61 61 PESAWAT SEDERHANA A. Pengertian Pesawat Sederhana Pesawat sederhana adalah alat-alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. B. Usaha Untuk melakukan suatu pekerjaan di dalam pesawat sederhana dibutuhkan yang namanya usaha. 1. Pengertian Usaha Usaha di dalam fisika didefinisikan hasil kali gaya dan perpindahan yang searah gaya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : W = F. s Keterangan : W = usaha ( Joule) F = gaya (N) s = perpindahan (m) Jika gaya (F) dan perpindahan (s) yang ditanya, maka dapat menggunakan rumus bangun datar sebagai berikut: F W s maka F = W s s = W F Gambar 4.1 Bentuk materi dalam pocket book b. Pembuatan peta konsep, ayat Al-Qur an yang berhubungan dengan materi, serta info ilmuan 1) Peta Konsep Contoh peta konsep pada salah satu materi yang terdapat pada pocket book tersebut yaitu materi pengukuran, sebagai berikut: Peta Konsep Objek IPA dan Pengamatannya Pengukuran Besaran Turunan Besaran Pokok Gambar 4.2 Peta konsep materi pengukuran

62 62 2) Ayat Al-Qur an yang Berhubungan dengan Materi Pocket book yang di susun oleh peneliti juga memuat ayat yang berhubungan dengan materi yang akan di ajarkan. Contoh ayat yang berhubungan dengan materi gerak dan gaya adalah : Alam semesta diciptakan oleh ALLAH SWT untuk di pelajari dalam rangka mengetahui tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran ALLAH SWT sehingga dapat menambah keimanan kita. ALLAH SWT berfirman : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Ali-Imran : 190). Gambaran mengenai gerakan benda merupakan bagian yang penting dalam mengambarkan alam semesta secara fisis. Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap suatu titik acuan tertentu. gerak itu bersifat relatif terantung pada titik acuan yang ditetapkan. Misalkan, kamu sedang duduk didalam bus yang sedang meninggalkan terminal. Apabila terminal ditetapkan sebagai titik acuan, kamu dikatakan bergerak terhadap terminal. Apabila bus ditetapkan sebagai titik acuan, kamu dikatakan diam terhadap terminal. Gambar 4.3 Halaman tentang mutiara Al-Qur an Tujuan penulis membuat ayat yang berhungan dengan materi adalah agar menambah rasa syukur peserta didik dalam mempelajari materi fisika ini, sehingga dapat memupuk rasa keimanan peserta didik tersebut. 3) Info Ilmuan Selain memuat peta konsep dan ayat Al-Qur an yang berhubungan dengan materi pocket book juga memuat Info Ilmuan muslim. Berikut adalah contoh ilmuan muslim yang terdapat pada materi pengukuran :

63 63 Ilmuan Muslim Hasan Ibn al-haytham (Alhazen) ابو علیو حسواسو حسواسو Arab: Abu Ali Muhammad al-hassan ibnu al-haitham (Bahasa ) atau Ibnu Haitham (Basra,965 - Kairo 1039), dibarat lebih dikenal dengan nama لهيثم Alhazen. Adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, antara lain Light dan On Twilight Phenomena. Sumber ; Gambar 4.4 Halaman tentang info ilmuan Pada info ilmuan muslim di atas bertujuan agar peserta didik mengenal ilmuan-ilmuan muslim fisika. c. Animasi Pada pocket book ini juga memuat animasi, Berikut adalah bentuk animasi yang terdapat di dalam pocket book : Gambar 4.5 Bentuk animasi yang terdapat di dalam pocket book\

64 64 4. Tahap Uji Coba Awal Media pembelajaran yang telah dirancang sebelum diuji coba terlebih dahulu divalidasi oleh 5 orang validator. Aspek yang divalidasi adalah aspek materi, media, dan bahasa seperti yang terdapat dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Daftar Nama-nama Validator Media Pembelajaran No Nama Validator Keahlian Nilai 1. Raudhatul Jannah, M.Si Dosen T.IPA Fisika 2. Fauziah Ulmi,M.Pd Dosen T.IPA Fisika 3. Media Roza, M.Si Dosen T.IPA Fisika 4. Yusmaridi S.pd.I, Dosen Media M.Pd Pembelajaran 5. Yulfira Riza, S.S Dosen Bahasa M.Hum Indonesia 5. Tahap Revisi Produk 1 (%) Kategori Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Rata-rata 90 Sangat valid Setelah melakukan validasi dengan 5 orang validator, terdapat beberapa saran dan perubahan demi kesempurnaan media yang dikembangkan. Berdasarkan saran para validator, revisi dilakukan pada materi, tampilan, serta bahasa yang terdapat di dalam pocket book tersebut. Berikut adalah saran masukan dari validator media terdapat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Saran validator terhadap pocket book fisika Nama Validator Saran a. Raudhatul Jannah, M.Si 1. Perbaiki kompetensi dasar dan indikator 2. Tuliskan sumber-sumber dalam

65 65 Lanjutan Tabel 4.3 Nama Validator Saran ayat yang dibuat 3. Perhatikan kembali materi dan penjelasan rumus yang terdapat dalam pocket book 4. Untuk animasi sebaiknya menunjuk dengan tangan kanan b. Fauziah Ulmi, M.Pd 5. Tambahkan materisesuai dengan indikator 6. Tambahkan latihan sesuai dengan indikator c. Media Roza, M.Si 7. Peta konsep diperbaiki 8. Ukuran gambar, tulisannya, bisa dibaca dengan baik 9. contoh-contoh soal mengacu pada indikator d. Yusmaridi, S.Pd.I M.Pd 10. Media sudah memenuhi kriteria dan ketentuan 11. Perbaiki untuk kesemurnaan media e. Yulfira Riza, S.S M.Hum 12. Ada beberapa kesalahan bahasa dalam penulisan produk seperti penulisan kata (imbuhan dan kata depan), EYD (tanda baca), dan penggunaan kata hubung 6. Tahap Uji Coba Lapangan 1 Tahap uji coba lapangan pada uji praktikalitas diisi oleh pendidik dan peserta didik. Uji praktikalitas pendidik diisi oleh 5 orang pendidik IPA, 5 orang pendidik IPA tersebut adalah 3 orang pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang pendidik IPA di SMPN 1 Painan. Uji praktikalitas peserta didik dilakukan dengan 2 cara yaitu uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Uji coba skala kecil diberikan kepada 10 orang peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan, setelah dilakukan uji coba skala kecil selanjutnya dilakukan uji coba skala besar yang diberikan kepada 28 orang peserta didik di MTsN 2 Pesisir Selatan. Hasil

66 66 praktikalitas peserta didik digunakan untuk menentukan kepraktisan dalam penggunaan oleh peserta didik dalam pembelajaran IPA (Fisika) di kelas. 7. Tahap Revisi Produk II Berdasarkan saran dari pendidik dan peserta didik, seluruhnya berkomentar bahwa media pembelajaran fisika berbasis K-13 sudah terlihat menarik dan mudah dimengerti dan didapatkan hasil praktis. 8. Tahap Uji Lapangan II Pada tahap uji lapangan II dilakukan uji efektivitas untuk minat baca peserta didik terhadap pocket book tersebut. Uji efektivitas diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. Hasil efektivitas didapatkan bahwa peserta didik tertarik untuk membaca atau mempelajari materi IPA (fisika) melalui pocket book tersebut. B. Penyajian Data Hasil Uji Coba 1. Data Uji CobaValiditas Data uji validitas diperoleh dari pengisian angket validitas materi/isi, angket validitas media/kontruksi, dan angket validitas bahasa. Angket diisi oleh 5 orang validator ahli terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, dan 1 orang ahli bahasa. Berikut ini disajikan data uji coba validitas. a. Hasil Uji Coba Validitas Materi/Isi Skor terendah untuk setiap pernyataan validitas isi adalah 2 dan skor tertinggi adalah 10. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dapat dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah adalah

67 67 20 dan nilai tertinggi adalah 100. Skor dan nilai rata-rata untuk satu variabel ditentukan dari nilai dan rata-rata semua pernyataan dalam satu kategori penilaian validitas isi media pembelajaran yang terdapat di tabel 4.4. Tabel 4.4. Data Hasil Uji Coba Validitas Materi/Isi No Pernyataan Nilai % Katego ri 1 Materi yang disusun sudah sesuai dengan kompetensi dasar 90 Sangat Valid 2 Materi yang disusun sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi 90 Sangat Valid 3 Materi yang dikembangkan untuk peserta 80 Valid didik kelas VII SMP/MTs sudah relevan dengan tujuan pembelajaran K-13 4 Materi yang dikembangkan untuk peserta 80 Valid didik kelas VIII SMP/MTs sudah relevan dengan tujuan pembelajaran K-13 5 Materi yang dikembangkan untuk peserta 80 Valid didik kelas IX SMP/MTs sudah relevan dengan tujuan pembelajaran K-13 6 Metode bangun datar yang terdapat di dalam Pocket Book sudah sesuai dengan materi yang dijelaskan 100 Sangat Valid 7 Ayat fisika sudah berkaitan dengan materi 80 Valid 8 Contoh soal yang terdapat pada Pocket Book Fisika berbasis K-13 sudah mengacu pada indikator pencaian kompetensi 100 Sangat Valid 9 Latihan yang terdapat pada Pocket Book Fisika berbasis K-13 sudah mengacu pada indikator pencaian kompetensi 10 Pembahasan yang terdapat pada Pocket Book Fisika berbasis K-13 sudah tepat 11 Gambar yang terdapat dalam Pocket Book sudah sesuai dengan materi 90 Sangat Valid 100 Sangat Valid 100 Sangat Valid Nilai Rata-rata 90 Sangat Valid Dari data yang disajikan di atas dapat dikatakan bahwa Hasil yang diperoleh adalah 90 dengan kategori sangat valid. Maka materi

68 68 yang terdapat pada produk sudah dapat digunakan sebagai media pembelajaran, dan dapat dilanjutkan kepada ahli media untuk melihat kegrafisan dan kelengkapan media pembelajaran. b. Hasil Uji Coba Validitas Media (Kontruksi) Skor terendah untuk setiap pernyataan validitas media adalah 2 dan skor tertinggi adalah 10. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dapat dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 100. Skor dan nilai rata-rata untuk satu variabel ditentukan dari nilai dan rata-rata semua pernyataan dalam satu kategori penilaian validitas media pocket book yang terdapat di tabel 4.5. Tabel 4.5. Data Hasil Uji Coba Validitas Media No Pernyataan Nilai % Kategori 1 Petunjuk media pembelajaran bagi 80 Valid pendidik dan peserta didik mudah dipahami 2 Pocket Book berbasis K-13 sudah 80 Valid dilengkapi dengan kata pengantar 3 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan daftar isi 100 Sangat Valid 4 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan kompetensi dasar 90 Sangat Valid 5 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan indikator pencapaian kompetensi 100 Sangat Valid 6 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan peta konsep di setiap materi 7 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan ayat fisika yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan 8 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan metode bangun 100 Sangat Valid 80 Valid 80 Valid

69 69 Lanjutan Tabel 4.5 No Pernyataan Nilai % Kategori datar untuk memudahkan peserta didik memahami soal-soal fisika 9 Pocket Book berbasis K-13 sudah 80 Valid dilengkapi dengan materi yang rinci dan jelas 10 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan kolom tentang Ilmuan fisika muslim untuk menambah wawasan fisika 80 Valid 11 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan contoh soal di setiap materi 12 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi 13 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan sebagai umpan balik terhadap hasil latihan tersebut 14 Pocket Book berbasis K-13 sudah dilengkapi dengan referensi dari materi yang dijelaskan 100 Sangat Valid 90 Sangat Valid 90 Sangat Valid 90 Sangat Valid 15 Jenis font yang digunakan pada Pocket Book K-13 sudah tepat 90 Sangat Valid 16 Ukuran font yang digunakan pada Pocket Book K-13 sudah tepat 90 Sangat Valid 17 Layout dan tata letak sudah terlihat 80 Valid rapi 18 Ilustrasi gambar dan foto pada Pocket 80 Valid Book K-13 sudah menarik 19 Bentuk bangun datar dalam Pocket 80 Valid Book K-13 sudah tepat 20 Warna dalam Pocket Book K-13 sudah 80 Valid menarik 21 Desain tampilan sangat menarik 80 Valid Nilai Rata-rata 86.6 Sangat Valid Dari data yang disajikan di atas dapat dikatakan bahwa Hasil yang diperoleh adalah 86.6 dengan kategori sangat valid. Artinya media

70 70 sudah disusun dengan baik dan dapat dilanjutkan pada tahap penggunaan bahasa. c. Hasil Uji Coba Validitas Bahasa Skor terendah untuk setiap pernyataan validitas media adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dapat dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 100. Skor dan nilai rata-rata untuk satu variabel ditentukan dari nilai dan rata-rata semua pernyataan dalam satu kategori penilaian validitas bahasa media pembelajaran yang terdapat di tabel 4.6. Tabel 4.6. Data Hasil Uji coba validitas bahasa. No Pernyataan Nilai Kategori 1 Ketepatan struktur kalimat dan 80 Valid kebakuan istilah sudah sesuai dengan EYD 2 Cara membangun kalimat dalam media pembelaja-ran sudah sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar 100 Sangat Valid 3 Penggunaan tanda baca dalam media pembelajaran sudah sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar 4 Cara penulisan istilah-istilah dan simbol atau lambang fisika dalam media pembelajaran sudah sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar 5 Cara penulisan metode bangun datar sudah jelas 6 Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran fisika sudah mudah dipahami 100 Sangat Valid 100 Sangat Valid 100 Sangat Valid 100 Sangat Valid Nilai Rata-rata 96.6 Sangat Valid

71 71 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil validasi bahasa dari 5 orang validator adalah 96.6 dengan kategori sangat valid. Oleh karena itu bahasa pada media sudah tersusun baik dan dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya. 2. Praktikalitas Pocket Book Hasil uji praktikalitas terhadap pocket book fisika berbasis K-13 terbagi atas 2 yaitu uji praktikalitas oleh pendidik di MTsN 2 Pesisir Selatan dan SMPN 1 Painan dan uji praktikalitas oleh peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan. Uji praktikalitas diperoleh dari penyebaran angket yang diisi oleh 3 orang pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang Pendidik IPA di SMPN 1 Painan. Pada uji praktikalitas oleh peserta didik dilakukan uji skala kecil oleh 10 orang peserta didik dan uji skala besar oleh 28 orang peserta didik. Indikator pernyatan untuk uji praktikalitas dinilai dari penggunaan pocket book, serta konsep dan materi praktikalitas oleh pendidik IPA. Data yang diperoleh dari hasil praktikalitas media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 terdiri dari dua data yaitu : data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitaif bersumber dari hasil analisis angket praktikalitas, dan data kualitatif berasal dari saran praktisi terhadap media tersebut. a. Praktikalitas Oleh Pendidik Lembaran praktikalitas tanggapan pendidik terdapat 2 indikator dengan 9 pernyataan. Kedua indikator tersebut adalah penggunaan pocket book, serta konsep dan materi. Pernyataan pada

72 72 setiap indikator memperoleh skor dari 1-5. Jumlah pedidik yang mengisi angket praktikalitas adalah 5 orang, sehingga skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 5, sedangkan skor tertinggi adalah 25. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100. Hasil tanggapan lima orang pendidik fisika terhadap pocket book berbasis K-13 diolah dalam bentuk data hasil praktikalitas dalam bentuk data kuantitatif, terlihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Data hasil Praktikalitas 3 Orang Pendidik Fisika di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang pendidik fisika di SMP 1 Painan N Indikator o 1 Pembelajaran menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat membantu pendidik mengatasi keterbatasan waktu dalam pembelajaran fisika 2 Belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat mempermudah pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik 3 Belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat membantu pendidik dalam menambah wawasan peserta didik tentang keterkaitan Islam dan sains 4 Belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat membantu pendidik dalam membentuk karakter positif peserta didik 5 Metode bangun datar yang terdapat dalam Pocket Book Fisika bebasis K-13 dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan soal-soal fisika kepada peserta didik 6 Materi dalam Pocket Book Fisika telah rinci dan jelas sehingga dapat membantu pendidik dalam mengajarkan materi fisika kepada peserta didik Skor Katego Rata-rata ri 100 Sangat Praktis 92 Sangat Praktis 100 Sangat Praktis 92 Sangat Praktis 100 Sangat Praktis 96 Sangat Praktis

73 73 Lanjutan Tabel 4.7 N Indikator o 7 Contoh soal yang terdapat dalam Pocket Book Fisika dapat membantu pendidik dalam menerapkan konsep fisika kepada peserta didik 8 Latihan yang terdapat dalam Pocket Book Fisika bebasis K-13 dapat membantu pendidik dalam menguji kemampuan peserta didik 9 Pembahasan dan kunci jawaban untuk latihan dapat membantu pendidik dalam memberikan umpan balik terhadap pencapaian peserta didik Skor Katego Rata-rata ri 92 Sangat Praktis 96 Sangat Praktis 100 Sangat Praktis Skor Total Rata-rata 96.4 Sangat Praktis Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis praktikalitas oleh 3 orang pendidik IPA di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang Pendidik IPA di SMPN 1 Painan terhadap pocket book fisika berbasis K-13 dengan nilai rata-rata dari dua indikator untuk penilaian praktikalitas pocket book fisika berbasis K-13 yaitu 96.4 dengan kategori sangat praktis. Oleh karena itu, media pembelajaran fisika dinyatakan praktis dan dapat dilanjutkan pada tahap praktikalitas kepada peserta didik. b. Praktikalitas Oleh Peserta Didik Tanggapan peserta didik diperoleh berdasarkan hasil angket respon peserta didik terhadap pocket book fisika berbasis K-13. Peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan mengenai penggunaan pocket book, serta konsep dan materi setelah menggunakan pocket book fisika berbasis K-13 dalam pembelajaran

74 74 IPA Fisika di kelas VII, VIII, dan IX di MTsN 2 Pesisir Selatan yang akan diujicobakan di kelas IX. Setiap pernyataan memperoleh skor dari 1-5. Jumlah peserta didik yang memberi tanggapan terhadap media pembelajaran dalam bentuk pocket book berbasis K-13 adalah 38 orang (10 orang untuk uji skala kecil dan 28 orang uji skala besar) sehingga skor terendah untuk skala kecil adalah 10 dan skor tertinggi 50, sedangkan untuk uji skala besar skor terendahnya adalah 28 dan skor tetingginya adalah 140. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100. Data nilai untuk setiap indikator pada instrumen tanggapan peserta didik dapat dilihat pada Tabel ) Uji Praktikalitas Skala Kecil Uji skala kecil dilakukan oleh 10 orang peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan. Tabel 4.8. Data hasil uji praktikalitas skala kecil No Indikator Skor Rata-rata 1 Saya dapat belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 di sekolah meskipun tidak ada pendidik yang membimbingnya 2 Saya dapat belajar di rumah menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 3 Saya tidak bosan belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 4 Belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat menambah wawasan saya tentang keterkaitan Islam Katego ri 92 Sangat Praktis 88 Sangat Praktis 80 Praktis 90 Sangat Praktis

75 75 Lanjutan Tabel 4.8 No Indikator Skor Rata-rata dan sains 5 Metode bangun datar yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K- 13 dapat membantu saya untuk menyelesaikan soal-soal fisika 6 Materi dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 rinci dan jelas sehingga dapat membantu saya untuk mempelajari fisika 7 Contoh soal yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat membantu saya dalam menerapkan konsep fisika 8 Latihan yang terdapat dalam Pocket Book Fisika bebasis K-13 dapat menguji kemampuan berfikir saya 9 Pembahasan dan kunci jawaban untuk latihan dapat membantu dalam mengukur kemampuan saya terhadap pemahaman materi Katego ri 94 Sangat Praktis 84 Sangat Praktis 86 Sangat Praktis 86 Sangat Praktis 92 Sangat Praktis Skor Total Rata-rata 88 Sangat Praktis Tabel 4.8 menjabarkan bahwa hasil praktikalitas dalam uji skala kecil yaitu 88 dengan kategori sangat praktis. Artinya media sudah mencapai kritria praktis dan dapat dilanjutkan pada tahap uji coba skala besar. 2) Uji Praktikalitas Skala Besar Uji coba skala besar yang dilakukan oleh 28 orang peserta didik yang berasal dari kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan.

76 76 Tabel 4.9. Data Hasil praktikalitas 28 peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan. No Indikator Skor Rata-rata Kategori 1 Saya dapat belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K- 13 di sekolah meskipun tidak ada pendidik yang membimbingnya 2 Saya dapat belajar di rumah menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 3 Saya tidak bosan belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 4 Belajar menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat menambah wawasan saya tentang keterkaitan Islam dan sains 5 Metode bangun datar yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 dapat membantu saya untuk menyelesaikan soal-soal fisika 6 Materi dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 rinci dan jelas sehingga dapat membantu saya untuk mempelajari fisika 7 Contoh soal yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K- 13 dapat membantu saya dalam menerapkan konsep fisika 8 Latihan yang terdapat dalam Pocket Book Fisika bebasis K- 13 dapat menguji kemampuan berfikir saya 9 Pembahasan dan kunci jawaban untuk latihan dapat membantu dalam mengukur kemampuan saya terhadap pemahaman materi Sangat Praktis 90 Sangat Praktis Sangat Praktis 95 Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis 95 Sangat Praktis 95 Sangat Praktis Sangat Praktis Skor Total Rata-rata Sangat Praktis

77 77 Hasil yang didapatkan dari tahap praktikalitas dalam uji coba skala besar adalah dengan kategori sangat praktis. 3. Efektivitas Pocket Book Hasil uji efektivitas terhadap pocket book fisika berbasis K-13 dalam pembelajaran fisika dilakukan oleh 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. Indikator pernyataan untuk uji efektivitas dinilai dari rasa tertarik, perhatian, perasaan senang, partisipasi, serta keinginan dan kesadaran peserta didik. Tanggapan peserta didik diperoleh berdasarkan hasil angket minat baca peserta didik terhadap pocket book fisika berbasis K-13 dalam pembelajaran IPA Fisika di kelas VII, VIII, dan IX. Peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan mengenai rasa tertarik, perhatian, perasaan senang, partisipasi, serta keinginan dan kesadaran peserta didik setelah menggunakan pocket book fisika berbasis K-13 dalam pembelajaran IPA Fisika di kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan. Setiap pernyataan memperoleh skor dari 1-5. Jumlah peserta didik yang memberi tanggapan terhadap pocket book fisika berbasis K-13 adalah 28 orang peserta didik sehingga skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 28 dan skor tertinggi 140. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100. Data kuantitatif diperoleh dari hasil analisis angket efektivitas yang diisi oleh peserta didik, dan data kualitatif

78 78 diperoleh dari saran peserta didik terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Tabel 4.10 Data uji efektivitas minat baca peserta didik No Indikator Nilai Kategori 1 Saya tertarik membaca materi fisika dengan meng-gunakan Pocket Book Fisika berbasis K Sangat Efektif 2 Saya tertarik membaca ayat yang berhubungan dengan materi fisika yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 3 Saya tertarik membaca ilmuan fisika muslim yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 4 Saya senang menyelesaikan soal-soal fisika dengan menggunakan metode bangun datar yang terdapat dalam Pocket Book Fisika berbasis K-13 5 Belajar fisika lebih menyenangkan jika sering membaca Pocket Book Fisika berbasis K-13 6 Saya meluangkan waktu untuk membaca Pocket Book fisika setiap hari agar lebih mudah memahami materi fisika 7 Saya menjadi lebih aktif di kelas untuk menjawab pertanyaan pendidik karena saya sering membaca Pocket Book Fisika berbasis K-13 8 Saya menjadi lebih aktif di kelas untuk menyelesaikan soal-soal fisika karena saya sering membaca Pocket Book Fisika berbasis K-13 9 Saya membiasakan diri membaca Pocket Book Fisika berbasis K-13 setiap hari 10 Saya membiasakan diri membahas soal-soal fisika menggunakan Pocket Book Fisika berbasis K Saya akan terus berusaha mendapatkan niai yang baik di kelas dengan sering membaca Pocket Book Fisika berbasis K-13 Skor Total Rata-rata Sangat Efektif 90 Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif

79 79 Data yang diperoleh dari hasil efektivitas adalah dengan kriteria sangat efektif, untuk itu media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 efektif digunakan untuk media pembelajaran fisika. C. Analisis Data Analisis data didasarkan pada kriteri produk, yaitu valid, praktis, dan efektif, yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Analisis Data Validitas Berdasarkan angket penilaian validitas yang diberikan kepada validator terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 terdapat 3 variabel penilain, yaitu validitas isi, validitas konstruksi/media, serta validitas bahasa. Ketiga variabel dijelaskan dalam beberapa pernyataan. Nilai setiap indikator validasi pocket book fisika berbasis K-13 untuk peserta didik kelas VII, VIII, dan IX dapat ditentukan dari nilai ratarata semua pernyataan. Ketiga indikator media pocket book fisika berbasis K-13 meliputi: 1) Kelayakan isi, 2) kelengkapan dan kegrafisan media pembelajaran, 3) Penggunaan bahasa, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.11 Tabel Nilai Rata-rata oleh 5 orang validator untuk Setiap Indikator No Indikator Nilai Kategori Rata-rata 1 Kelayakan isi 90 % Sangat Valid 2 Kegrafisan dan kelengkapan 86.6 % Sangat Valid media 3 Penggunaan bahasa 96.6 % Sangat Valid Nilai Rata-Rata akhir % Sangat Valid

80 80 Dari data di atas diperoleh hasil bahwa pocket book berbasis K-13 untuk peserta didik di SMP/MTs termasuk kategori sangat valid. Hasil analisis validasi oleh validator diperoleh nilai validitas pocket book fisika berbasis K-13 adalah %. Oleh sebab itu, maka pocket book berbasis K-13 layak digunakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai yang diungkapkap oleh Sugiyono dan Nieveen. Menurut Sugiyono (2012) valid berarti sesuai dengan yang seharusnya. Sedangkan menurut Nieveen (2013) valid berarti pernyataan sudah sesuai dengan kebutuhan dan komponennya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pocket book berbasis K-13 layak digunakan di SMP/MTs karena sudah sesuai dengan kelayakan isi, kegrafisan dan kelengkapan media, serta penggunaan bahasa yang telah dinilai oleh 5 orang validator. 2. Analisis Data Praktikalitas Hasil praktikalitas oleh 3 orang pendidik di MTsN 2 Pesisir Selatan dan 2 orang pendidik di SMPN 1 Painan terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Hasil angket respon peserta didik yang diisi oleh 10 orang peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Hasil angket respon peserta didik yang diisi oleh 28 orang peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan terhadap media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Untuk mendapatkan nilai akhir dari praktikalitas media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 ditentukan

81 81 dari nilai rata-rata dari Uji efektivitas yaitu: a. Uji praktikalitas pendidik, b. Uji coba skala kecil, c. Uji coba skala besar, yang dapat dilihat dari Tabel Tabel 4.12 Nilai Rata-rata praktikalitas pocket book berbasis K-13 No Indikator Nilai ratarata indikator Kategori 1 Uji Praktikalitas Pendidik 96.4 % Sangat Prakttis 2 Uji coba skala kecil 88 % Sangat Praktis 3 Uji coba skala besar % Sangat Praktis Rata-rata % Sangat Praktis Dari data di atas diperoleh hasil bahwa pocket book berbasis K-13 untuk peserta didik di SMP/MTs termasuk kategori sangat praktis. Hasil analisis praktikalitas oleh validator diperoleh nilai praktikalitas pocket book fisika berbasis K-13 adalah %. Oleh sebab itu, maka pocket book berbasis K-13 mudah digunakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai yang diungkapkap KBBI dan Nieveen. Menurut KBBI (2008) praktis berarti bersifat praktis, artinya mudah dan senang dalam pemakaiannya. Sedangkan menurut Nieveen (2013) praktis berarti kemudahan yang ada pada sebuah produk baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpresentasikan, atau memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pocket book berbasis K-13 mudah digunakan di SMP/MTs karena sudah sesuai dengan kelengkapan dan kegrafisan media yang telah dinilai oleh 5 orang validator.

82 82 3. Analisis Data Efektifitas Data yang diperoleh dari 28 orang peserta didik kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan di dapatkan hasil efektivitas penggunaan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13 yang ditinjau dari aspek minat baca pesera didik menggunakan media pembelajaran fisika dalam bentuk pocket book berbasis K-13. Hasil rata-rata uji efektivitas adalah %. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa pocket book berbasis K-13 untuk peserta didik di SMP/MTs termasuk kategori sangat efektif. Oleh sebab itu, maka pocket book berbasis K-13 berhasil digunakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai yang diungkapkap Mulyasa dan Nieveen. Menurut Mulyasa (2007) efektif berarti apabila seluruh peserta didik dilibatkan secara aktif baik mental, fisik maupun sosial. Sedangkan menurut Nieveen (2013) efektif berarti bagaimana seseorang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk mendapatkan hasil yang baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pocket book berbasis K-13 telah berhasil digunakan di SMP/MTs karena sudah sesuai dengan efektivitas minat baca peserta didik yang telah dinilai oleh 28 orang peserta didik kelas IX 1 MTsN 2 Pesisir Selatan. D. Pembahasan 1. Analisis Validitas Pocket Book Berbasis K-13 Berdasarkan hasil penilaian materi/isi yang terdapat di lampiran II.D diperoleh nilai 90 %. Menurut tabel validitas dari Riduwan dan

83 83 Sunarto (2010) nilai rentang 90 termasuk kategori sangat valid. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi KI, KD, indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan Hasil Penilaian media/kontruksi yang terdapat di lampiran II.G diperoleh nilai 86,6 %. Menurut tabel validitas dari Ridwan dan Sunarto nilai rentang 86,6 termasuk kategori sangat valid. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi dari kriteria bentuk media. Berdasarkan variabel bahasa yang terdapat di lampiran II.J diperoleh nilai 96,6 %. Menurut tabel validitas yang dimodifikasi dari Riduwan dan Sunarto (2010) nilai rentang 96,6 termasuk kategori sangat valid. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan penggunaan bahasa dan EYD. Analisis data dari angket uji validitas yang terdapat di lampiran II didasarkan kepada tiga aspek yaitu materi/isi, media/kontruksi, dan bahasa.hasil analisis data menunjukkan media pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 91,06 %. Menurut tabel validitas dari Ridwan dan Sunarto nilai rentang 91,06 termasuk kategori sangat valid. Tabel hasil validitas di atas sesuai dengan Nieveen (2013) yaitu intervensi harus sesuai dengan kebutuhan, komponennya didasarkan pengetahuan (validitas isi dan validitas kontruksi). Media pembelajaran sudah memenuhi kriteria valid.

84 84 2. Analisi Praktikalitas Pocket Book Berbasis K-13 Berdasarkan uji praktikalitas pendidik media pembelajaran diberikan kepada 5 orang pendidik IPA diperoleh nilai 96,4 %. Menurut tabel praktikalitas dari Riduwan (2010) nilai rentang 96,4 termasuk kategori sangat praktis. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan mudah digunakan oleh pendidik. Berdasarkan uji praktikalitas peserta didik media pembelajaran pada uji skala kecil yang diberikan kepada 10 orang peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan diperoleh nilai 88 %. Menurut tabel praktikalitas dari Ridwan dan Sunarto (2010) nilai rentang 88 termasuk kategori sangat praktis. Sedangkan pada uji skala besar yang diberikan kepada 28 orang peserta didik kelas IX 2 MTsN 2 Pesisir Selatan diperoleh nilai 94,63 %. Menurut tabel praktikalitas dari Ridwan dan Sunarto (2010) nilai rentang 94,63 termasuk kategori sangat praktis. Hal ini berarti media pembelajaran yang dikembangkan mudah digunakan oleh peserta didik. Analisis data dari angket uji praktikalitas yang terdapat di lampiran III didasarkan kepada dua aspek yaitu kegrafisan dan kelengkapan media pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 93,01 %. Menurut tabel validitas yang dari Ridwan dan Sunarto (2010) nilai rentang 93,01 termasuk kategori sangat praktis, sesuai dengan Nieveen (2013) yaitu kepraktisan mengacu pada tingkat pengguna (atau pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan atau disukai dalam kondisi normal. Kepraktisan dilihat dari aspek kemudahan media pembelajaran digunakan

85 85 oleh pendidik dan peserta didik. Oleh sebab itu, media pembelajaran sudah memenuhi kriteria praktis. 3. Analisis Efektivitas Pocket Book Berbasis K-13 Analisis data dari angket uji efektifitas dari 28 orang peserta didik kelas IX 1 yang terdapat di lampiran IV.D, didasarkan kepada empat aspek yaitu ketertarikan terhadap media pembelajaran, katerlibatan/partisipasi, perhatian, dan perasaan senang diperoleh nilai rata-rata 85,73 %. Menurut tabel validitas dari Riduwan dan Sunarto (2010) nilai rentang 85,73 termasuk kategori sangat efektif, sesuai dengan Kamah, dkk (2002) minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) di dalam membaca. Hal tersebut juga sesuai dengan Nieveen (2013) yaitu dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif maka hal yang harus diperhatikan adalah melibatkan peserta didik secara aktif dan menarik perhatian peserta didik. Oleh sebab itu, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik sangat efektif ketika menggunakan pocket book fisika. E. Revisi Produk 1. Aspek Validitas Selama proses validasi, pengembangan multimedia pembelajaran fisika mengalami 5 kali revisi berdasarkan masukan dari para dosen ahli. 1) Revisi ke-1 Revisi pertama masukan dari ahli materi yang pertama yaitu dari Ibu Raudhatul Jannah, adalah sebagai berikut :

86 86 a) Perbaiki kompetensi dasar dan indikator/ pisahkan perkelas Kompetensi dasar dan Indikator k-13 NO KOMPETENSI INDIKATOR 1 Memahami konsep Menjelaskan pengertian pengu-kuran pengukuran berba-gai Mengkonversi satuan dalam SI (Sistem Internasional) besaran yang ada pada Menjelaskan pengertian besaran pokok diri, makh-luk hidup, dan Menyebutkan macam-macam be-saran pokok ling-kungan fisik sekitar beserta satuannya sebagai bagian dari Menjelaskan pengertian besaran turunan observasi, serta pentingnya perumusan beserta satuannya Menyebutkan macam-macam be-saran turunan satuan terstandar (baku) dalam pe-ngukuran 2 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan definisi suhu Menjelaskan berbagai jenis ter-mometer Menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu de-ngan menggunakan termometer Menjelaskan definisi pemuaian Menjelaskan pengertian kalor Mendeskripsikan hubungan kalor dengan suhu dan hubungan kalor dengan perubahan wujud Menentukan macam-macam Per-pindahan kalor Gambar 4.6 Tampilan halaman kompetensi dan indikator sebelum direvisi Kompetensi dasar dan Indikator K-13 Kelas : VII KOMPETENSI DASAR 3.1 Menerapkan konsep peng-ukuran berbagai besaran yang ada pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan bendabenda di sekitar serta pentingnya penggunaan satuan standar (baku) dalam pengukuran 3.4 memahami konsep suhu, pe-muaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ter-masuk me-kanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan INDIKATOR Menjelaskan pengertian peng-ukuran Membandingkan satuan baku dan tidak baku Memahami kegunaan satuan baku dalam pengukuran Mengkonversi satuan dalam SI (Sistem Internasional) Menjelaskan pengertian besaran pokok Menyebutkan macam-macam besaran pokok beserta satuannya Menjelaskan pengertian besaran turunan Menyebutkan macam-macam besaran turunan beserta satuannya Menjelaskan definisi suhu Menjelaskan berbagai jenis termometer Menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu dan menggunakan termometer Menjelaskan definisi pemuaian Menjelaskan pengertian kalor Mendeskripsikan hubungan ka-lor dengan suhu dan hubungan kalor dengan perubahan wujud Menentukan macam-macam perpindahan kalor Gambar 4.7 Tampilan halaman kompetensi dan indikator setelah direvisi

87 87 b) Tuliskan sumber-sumber dalam ayat yang dibuat ALLAH SWT telah menciptakan semua yang ada dialam semesta ini dengan teratur dan sangat rapi. semuanya berdasarkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan keadaan benda yang kecil sampai benda yang besar. sebagaimana dengan firmannya : Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar : 49). Gambar 4.8 Tampilan halaman Muatiara Al-Qur an sebelum direvisi Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S Al-Qamar : 49). hubungan ayat dengan fisika adalah ALLAH SWT telah menciptakan semua yang ada di alam semesta ini dengan teratur dan sangat rapi. Semuanya berdasarkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan keadaan benda yang kecil sampai benda yang besar. Manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dalam perkembangannya, ia perlu memahami benda-benda di alam ini untuk kelangsungan hidupnya. Pemahaman alam dan semua yang ada di dalamnya tidak terlepas dari pengamatan sifat-sifat benda di sekitarnya. Salah satu dari proses pengamatan adalah melakukan pengukuran. (Sumber: M. Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah ). Gambar 4.9 Tampilan halaman Ayat Al-Qur an setelah direvisi c) Lengkapi materi dan penjelasan rumus yang terdapat dalam pocket book Pemuaian Volume/Ruang Pada pemuaian volume/ruang untuk zat padat berlaku rumus V = V 0 ( 1+ γ. ΔT ΔV = V 0. γ. ΔT ) ΔV = V 0. γ. ΔT Keterangan : V 0 = Volume benda mula-mula (cm³). ΔV = Pertambahan volume akibat pemuaian (cm). γ = 2 β = Koefisien muai volume ( C 1 atauk 1 ). ΔT = T To = kenaikan suhu ( atau K). Gambar 4.10 Tampilan halaman materi dalam pocket book sebelum direvisi

88 88 Pemuaian Volume/Ruang Jika zat padat yang dipanaskan berbentuk bangun ruang, seperti bola, kubus, atau balok, maka bangun ruang tersebut mengalami pemuaian yang disebut muai volume. Dalam muai volume, pemuaiannya dianggap ke semua arah. Perhatikan gambar di bawah ini : Gambar muai volume/ruang Koefisien muai volume adalah tiga kali koefisien muai panjang. Secara matematis dituliskan sebagai berikut : γ = 3 α Untuk mengetahui pertambahan volume suatu zat dapat digunakan persamaan berikut : V t - V 0 = V 0. γ. ΔT ΔV = V 0. γ. ΔT maka Jadi volume benda setelah dipanaskan adalah: V t = V 0 ( 1+ γ. ΔT ) Keterangan : V t = volume benda setelah dipanaskan (m³) V 0 = Volume benda mula-mula (m³). ΔV = Pertambahan volume akibat pemuaian (m³). γ = Koefisien muai volume ( C 1 atau K 1 ). ΔT = kenaikan suhu ( atau K). Gambar 4.11 Tampilan halaman materi dalam pocket book setelah direvisi d) Untuk animasi sebaiknya menunjuk dengan tangan kanan Gambar 4.12 bentuk animasi sebelum direvisi Gambar 4.13 bentuk animasi setelah direvisi

89 89 2) Revisi ke-2 Revisi kedua masukan dari ahli materi yang kedua yaitu dari Ibu Fauziah Ulmi, adalah sebagai berikut : a) Tambahkan materi sesuai indikator Hukum Newton Tentang Gerak 1. Hukum 1 Newton Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Bila F = 0 maka percepatan pada benda = nol. Gambar 4.14 bentuk materi sebelum direvisi Gambar 4.15 Bentuk tambahan materi setelah direvisi Pada revisi ke-2 ini media yang dikembangkan telah mendapat persetujuan dari ahli materi untuk dilanjutkan kepada ahli media. 3) Revisi ke-3 Hukum Newton Tentang Gerak a. Hukum 1 Newton Hukum 1 newton berbunyi : suatu benda yang sedang diam cenderung untuk tetap diam, atau yang sedang bergerak lurus beraturan (ber-glb) cenderung terus bergerak lurus beraturan, jika gaya resultannya nol. Hukum 1 Newton dikenal dengan Hukum Ke-lembaman. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : F = 0 Contoh Hukum 1 Newton dalam kehidupan sehari-hari adalah : ketika kamu sedang dibonceng temanmu, kemudian sepeda motor tibatiba bergerak, maka tubuh kamu terdorong ke belakang. Hal ini disebabkan tubuh kita cendrung mempertahankan keadaannya semula, yaitu diam. Revisi ketiga masukan dari ahli media yang pertama yaitu dari Ibu Media Roza, adalah sebagai berikut :

90 90 a) Peta konsep diperbaiki Peta Konsep Pesawat Sederhana Pengertian Pesawat Sederhana Usaha Macam-macam Pesawat Sederhana Pengertian Usaha Daya Tuas/Pengunkit Katrol Bidang Miring Roda Berporos Gambar 4.16 Bentuk peta konsep sebelum direvisi Peta Konsep usaha daya tuas/pengungkit Pesawat Sederhana jenis pertama jenis kedua jenis ketiga katrol tetap bebas majemuk/takal bidang miring roda berporos Gambar 4.17 Bentuk peta konsep setelah direvisi

91 91 4) Revisi ke-4 Revisi keempat masukan dari ahli media yang kedua yaitu dari bapak Yusmaridi, adalah sebagai berikut : a) Perbaiki cover menjadi bentuk yang lebih menarik Gambar 4.18 Bentuk cover sebelum direvisi Gambar 4.19 Bentuk cover setelah direvisi

92 92 b) Buatkan judul untuk ayat yang terdapat dalam pocket book Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S Al-Qamar : 49). hubungan ayat dengan fisika adalah ALLAH SWT telah menciptakan semua yang ada di alam semesta ini dengan teratur dan sangat rapi. Semuanya berdasarkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan keadaan benda yang kecil sampai benda yang besar. Manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dalam perkembangannya, ia perlu memahami benda-benda di alam ini untuk kelangsungan hidupnya. Pemahaman alam dan semua yang ada di dalamnya tidak terlepas dari pengamatan sifat-sifat benda di sekitarnya. Salah satu dari proses pengamatan adalah melakukan pengukuran. (Sumber: M. Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah ). Gambar 4.20 Bentuk ayat sebelum direvisi Mutiara Al-Qur an Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S Al-Qamar : 49). hubungan ayat dengan fisika adalah ALLAH SWT telah menciptakan semua yang ada di alam semesta ini dengan teratur dan sangat rapi. Semuanya berdasarkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan keadaan benda yang kecil sampai benda yang besar. Manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dalam perkembangannya, ia perlu memahami benda-benda di alam ini untuk kelangsungan hidupnya. Pemahaman alam dan semua yang ada di dalamnya tidak terlepas dari pengamatan sifat-sifat benda di sekitarnya. Salah satu dari proses pengamatan adalah melakukan pengukuran. (Sumber: M. Quraish Shihab Tafsir Al-Mishbah ). Gambar 4.21 Bentuk ayat setelah direvisi

93 93 c) Buatkan judul untuk ilmuan yang terdapat dalam pocket book Ilmuan Muslim Hasan Ibn al-haytham (Alhazen) ابو علیو حسواسو Arab: Abu Ali Muhammad al-hassan ibnu al-haitham (Bahasa ) atau Ibnu Haitham (Basra,965 - Kairo 1039), dibarat lebih dikenal حسواسو لهيثم dengan nama Alhazen. Adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, antara lain Light dan On Twilight Phenomena. Sumber ; Gambar 4.22 Bentuk ilmuan sebelum direvisi Info Ilmuan Ibnu Al-Haitam (965 M M) Assalammualaikum Wr.Wb... Saya Abu Ali Muhammad al- Hassan ibnu al-haitham atau bisa di panggil Ibnu Haitham. Saya berasal dari Basrah. Saya telah berhasil menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Beberapa buah buku mengenai cahaya yang saya tulis telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, antara lain Light and On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Saya juga melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar, dan dari situ ditemukanlah teori lensa pembesar. Saya juga telah menemukan kewujudan tarikan gravitasi. catatan penting : Penyelidikan mengenai cahaya selanjutnya dikembangkan oleh Boger, Bacon, dan Kepler. Sumber ; Gambar 4.23 Bentuk ilmuan setelah direvisi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM BENTUK POCKET BOOK BERBASIS K-13 UNTUK PESERTA DIDIK DI SMP/MTs. Skripsi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM BENTUK POCKET BOOK BERBASIS K-13 UNTUK PESERTA DIDIK DI SMP/MTs. Skripsi PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM BENTUK POCKET BOOK BERBASIS K-13 UNTUK PESERTA DIDIK DI SMP/MTs Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Proses belajar terjadi. pengalaman-pengalaman sebelumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Proses belajar terjadi. pengalaman-pengalaman sebelumnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran IPA Menurut Damyati dan Mudjiono (dalam Chodijah, 2012:4), belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan

Lebih terperinci

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Nur Rizki Putri, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. R&D (research and development). Penelitian dan pengembangan menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. R&D (research and development). Penelitian dan pengembangan menurut 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan R&D (research and development). Penelitian dan pengembangan menurut sebuah kajian

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan ilmu pengetahuan yang universal mempunyai arti penting dalam mendasari perkembangan teknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Undangundang sisdiknas),

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bab 1 pasal 1 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Tri Wahyuni, 1) Sri Wahyuni, 1) Yushardi 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Maria Silalahi 1), Hidayat ), Wawan Kurniawan 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kepribadian, peradaban dan kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefenisikan sebagai kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefenisikan sebagai kajian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan R&D (research and development). Penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pengetahuan yang lebih baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah Negara. Lewat pendidikan, sebuah Negara bisa dinilai tingkat kemakmurannya. Makin baik pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil observasi pembelajaran di SMA N 1 Kasihan menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI SUMBER ENERGI KELAS III SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI SUMBER ENERGI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI SUMBER ENERGI KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan Oleh SHOBRINA FITRI A1D113076 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Mita Soviana 1), Syifa ul Gummah 2), L. Habiburahman 3) 1) Pemerhati Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga   - ABSTRAK D030 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2 MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Riyana Fathiyati 1, Runtut Prih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Namun dalam berbagai penjelasan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh kebanyakan siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh kebanyakan siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh kebanyakan siswa. Kecenderungan ini berawal dari pengalaman belajar mereka yang menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. dalam Setyosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA Oleh : Rizky Dezricha Fannie 1) & Rohati 2) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII 1) Rante Hanjarwati, 2) Yoso Wiyarno Universitas PGRI Adi Buana yosowiyarno@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM BATANG DIAGRAM GARIS DAN DIAGRAM LINGKARAN UNTUK KELAS XI IPS SMAN 12 PADANG Dovi Alifa Suyandra*), Mulia Suryani**),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi diri peserta didik. Pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia.proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP Dian Fitriani 1, Edrizon 1, Yusri Wahyuni 1, 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA Niza Zesrita 1*), Agus Setyo Budi 1, Vina Serevina

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs Metti Sukri 1, Syofni 2, Syarifah Nur Siregar 3 Email: mettisukri@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI Biodik Vol 3 No.1 Juni 2017 Hal 8-15 1 PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI DEVELOPMENT OF BIOLOGY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desti Fatin Fauziyyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desti Fatin Fauziyyah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran telah terbukti berperan aktif untuk meningkatkan motivasi dan intelektual anak dalam proses kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam dunia pendidikan, di antaranya adalah dapat membantu mencapai sasaran

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PENGEMBANGAN INTEGRATED CONTEXTUAL MODULE (ICM) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA POKOK BAHASAN SIFAT MEKANIK BAHAN (Pembelajaran Fisika di SMK Veteran 1 Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Indriana Mei Listiyani & Ani Widayati Halaman 80-94

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Indriana Mei Listiyani & Ani Widayati Halaman 80-94 PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA SMA KELAS XI Oleh: Indriana Mei Listiyani 1 Ani Widayati 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI 2 A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan terciptanya berbagai macam produk yang semakin canggih. Pendidikan juga tidak terlepas dari aspek teknologi, karena

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI 1) Eka Romiati 1), Roseli Theis 2) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembuka dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata

Lebih terperinci

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar Pengembangan Mobile Learning Berbasis. (Tutut Sari Handayani) 384 PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan di mana pun. Hal ini karena,

Lebih terperinci

Efriana Jon Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Wilayah Jambi di Sungai Penuh

Efriana Jon Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Wilayah Jambi di Sungai Penuh PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI YANG BERBASIS KONSEP MEDIA MIND MAP DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP/SEDERAJAT) DI KABUPATEN KERINCI Efriana Jon Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang Wisnu Ardiansyah, Khairudin, Rini Widyastuti Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT Vol. 8 No.2 Juni 2016 Halaman 237-242 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v8i2.2016 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA

Lebih terperinci