bahasa indonesia Sesi RESENSI BUKU, EYD, DAN KALIMAT BAKU Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bahasa indonesia Sesi RESENSI BUKU, EYD, DAN KALIMAT BAKU Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa)."

Transkripsi

1 bahasa indonesia 06 Sesi KELAS XII IPA, IPS, dan Bahasa - KTSP RESENSI BUKU, EYD, DAN KALIMAT BAKU Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa). Standar Kompetensi Menulis 6. Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi. Menguasai EYD, dan kalimat baku dalam kegiatan menulis, dan berbicara. Kompetensi Dasar 6.1. Menulis resensi buku berdasarkan unsur-unsur resensi Menggunakan EYD dalam kegiatan menulis surat, laporan, pidato, dan makalah diskusi Menggunakan bahasa Indonesia baku dalam aktivitas formal. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Pelajaran 06, siswa diharapkan mempunyai kemampuan: 1. Memahami konsep dasar resensi. 2. Menulis resensi buku fiksi dan nonfiksi berdasarkan unsur-unsur resensi. 3. Menentukan keunggulan dan kelemahan resensi. 4. Menggunakan EYD dalam kegiatan menulis surat, laporan, pidato, dsb. 5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam aktivitas formal pidato, seminar, dsb. 1

2 A. RESENSI BUKU a. Pengertian Resensi Berdasarkan asal katanya, resensi berasal dari bahasa Latin recencio, resensere atau revidere dan dari bahasa Belanda resentie yang artinya mengulas kembali, menimbang, atau menilai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah pertimbangan, atau pembicaraan tentang buku. Dahulu nama lain untuk resensi adalah timbangan buku, sekarang ini bukan buku saja yang menjadi bahan resensi. Jadi, dapatlah disimpulkan pengertian dari resensi; Resensi adalah ulasan atau penilaian keunggulan dan kelemahan mengenai buku, baik buku fiksi maupun nonfiksi, drama, film, kaset, dsb. Pada bagian ini kita akan mempelajari khusus resensi buku fiksi, yakni resensi cerpen. Seorang penulis resensi disebut resensator atau peresensi dan syarat seorang resensator haruslah memiliki tingkat membaca yang tinggi, berwawasan luas, dan objektif. b. Tujuan Resensi 1. Memberikan informasi atau pemahaman yang menyeluruh tentang apa yang terungkap dalam buku. 2. Memberikan sebuah gambaran kepada pembaca tentang kualitas buku karena dikemukakan keunggulan atau kelemahan buku untuk menunjukkan buku tersebut bermutu atau tidak. 3. Memberikan gambaran kepada masyarakat pembaca apakah buku layak untuk dibaca, dimiliki, atau tidak. c. Manfaat Resensi 1. Bahan Pertimbangan Memberikan gambaran tentang buku dan memberikan pertimbangan untuk memengaruhi masyarakat agar membaca buku tersebut. 2. Nilai Ekonomis Resensator akan mendapatkan imbalan berupa uang atau barang, berupa bukubuku dari penerbit apabila resensinya berhasil dimuat di surat kabar atau majalah. 3. Sarana Promosi Buku yang diresensi haruslah karya yang baru dan belum pernah diresensi orang lain. Dalam hal ini, resensi merupakan sarana untuk mempromosikan buku. 4. Pengembangan Kreativitas Bagi penulis, resensator, membuat resensi adalah salah satu cara mengembangkan kreativitas individu karena semakin sering menulis, semakin terasah kebiasaan menulis. 2

3 d. Unsur-Unsur Resensi Buku 1. Judul Resensi Judul resensi harus disesuaikan dengan tema atau permasalahan yang diangkat dalam resensi tersebut. Terkadang, judul resensi, boleh tidak dibuat karena sudah terwakili dari judul buku yang akan diresensi. 2. Identitas Buku Identitas buku yang dicantumkan dalam resensi adalah judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit, tebal halaman, harga buku, dan ISBN. Pada identitas buku dimensi buku, ukuran panjang dan lebar buku, warna, dan ilustrasi jilid jarang dimunculkan. 3. Kepengarangan Kepengarangan berisi latar belakang penulis buku atau latar belakang buku yang akan diresensi. Sosok pengarang kadang ditampilkan pada resensi novel. Hal itu berkaitan dengan latar belakang keahlian, sikap-sikap, dan karya-karyanya. Bagian ini ditulis secara ringkas. Pada unsur ini juga dapat dikemukakan tujuan dari pengarang buku. Jika ingin mengetahui kepengarangan dapat dilihat pada bagian pendahuluan atau pada pengantar buku. 4. Tujuan Resensator Unsur ini sangat berhubungan dengan media resensi itu dimuat, seperti surat kabar, majalah umum, atau majalah sastra. Oleh karena itu, seorang resensator harus memerhatikan kualitas pembaca, tingkat pendidikan, dan ketajaman pembahasan masalah. 5. Ringkasan atau Sinopsis Ringkasan buku dibuat untuk buku nonfiksi, sedangkan sinopsis berupa ringkasan cerita untuk buku fiksi. Ringkasan buku nonfiksi dibuat dengan susunan berdasarkan pokok-pokok penting. Pokok-pokok fiksi (novel/cerpen) ditentukan berdasarkan pada peristiwa-peristiwa penting dalam cerita. Tujuan dibuatnya ringkasan atau sinopsis agar pembaca mendapatkan gambaran tentang cerita atau isi buku tersebut. 6. Keunggulan dan Kelemahan Buku Unsur ini merupakan penilaian positif dan negatif resensator secara objektif. Pada karya fiksi penilaian berupa unsur-unsur yang terdapat dalam karya tersebut. Penilaian dapat berupa, kesederhanaan, kekhasan, penguasaan masalah, dan aspek-aspek lainnya yang ditentukan sendiri oleh resensator. Tujuannya untuk memberikan pertimbangan kepada pembaca. Penilaian secara umum dapat berupa: segi ketatabahasaan, EYD, kualitas kertas, gambar, sampul buku, dsb. Untuk karya sastra, penilaian berupa penerapan unsur intrinsik karya sastra itu seperti tema, alur, penokohan, gaya bahasa, dan unsur ekstrinsiknya. 3

4 7. Simpulan dan Saran Simpulan dan saran dalam sebuah resensi biasanya berisi ajakan resensator kepada pembaca untuk membaca atau memiliki buku tersebut. B. RESENSI CERPEN Pada pembelajaran ini, pembahasan materi khusus resensi cerita pendek (cerpen). Meresensi sebuah cerpen adalah memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan cerpen secara kritis dan objektif. Karena yang diresensi adalah sebuah karya fiksi, cerpen, penilaian lebih terfokus pada unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut. Penilaian yang lain tidak terlepas dari hal-hal yang memberikan pertimbangan bagi pembaca untuk menentukan minat membaca cerpen tersebut. Di bawah ini, ditampilkan contoh resensi cerpen. Identitas Cerpen Judul cerpen : Pentas Nama Pengarang : Ario Nugroho Baskado Penerbit : Bintang Pustaka Jaya Tebal Buku : 163 halaman Cerpen yang diresensikan : halaman Cetakan : ke-4, Juli 2015 Kepengarangan Ario Nugroho Bakasdo seorang novelis muda. Novelis yang lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 1 Januari 1993 dan dibesarkan di sana adalah seorang novelis berbakat. Dia termasuk penulis muda yang produktif dengan menghasilkan karya-karya cerpen lainnya. Kebanyakan cerpen-cerpennya bertemakan kehidupan sosial dan remaja. Beberapa kali Bakasdo mendapatkan penghargaan atas karya-karya terbaiknya. Sinopsis Vela, seorang atlet voley muda berbakat yang bersekolah di sekolah atlet. Dia dan timnya sedang mempersiapkan diri untuk sebuah turnamen yang mereka impi-impikan. Namun, menjadi seorang atlet bukanlah impian Vela. Dia memiliki cita-cita jadi model. Vela terpaksa mengikuti kehendak orang tuanya yang menginginkan dia menjadi seorang atlet profesional. 4

5 Suatu hari, Vela mendapat kabar bahwa akan ada lomba peragaan busana. Betapa senangnya hati Vela dan menceritakan kepada sahabatnya, Laras. Akan tetapi, sayangnya tanggal peragaan busana itu dilaksanakan sebelum turnamen. Vela pun berkonsultasi kepada Laras. Dia menyarankan Vela untuk meminta izin kepada Mr. D, pelatih mereka. Beruntung Mr. D mengizinkannya dengan syarat Vela harus mengutamakan turnamen voley. Vela sangat senang karena mendapat izin. Hari berganti semakin mendekati jadwal turnamen, tetapi Vela jarang mengikuti latihan bersama kelompoknya. Pelatih dan kawan-kawannya pun kecewa kepadanya. Dalam peragaan busana, Vela berhasil menjadi pemenang, tetapi tidak untuk turnamennya yang hanya menempati juara ke-3. Unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen Pentas Unsur intrinsik cerpen Pentas : bertemakan cita-cita dan tanggung jawab; tokoh utama Vela, tokoh pendamping Laras dan Mr. D; Vela berwatak ambisius dan tidak bertanggung jawab, Laras berkarakter baik dan bijak, dan Mr. D seorang yang bijak; Latar (setting) di asrama sekolah atlet dan lapangan voley; Sudut pandang cerpen tersebut adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu; dan amanatnya adalah mengejar cita-cita memang sangat penting, tetapi janganlah melupakan kewajiban dan tanggung jawab. Adapun unsur ekstrinsiknya: Nilai moral cerpen, kejarlah cita-cita walaupun ada sedikit kemungkinan yang terbuka di depan; Nilai sosial, jangan pernah melupakan tanggung jawab; dan Nilai budaya, kebiasaan orangtua yang selalu memaksakan kehendak kepada anak-anaknya. Kelemahan dan keunggulan cerpen Pentas Cerpen ini bertemakan kehidupan remaja yang kemungkinan besar tidak semua orang menyukainya. Bahasa yang digunakan sangat sederhana sehingga mudah dipahami pembaca kalangan apa pun. Simpulan Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik bagi para remaja. Melalui cerpen ini penulis ingin menyampaikan bahwa cita-cita harus diwujudkan dengan tidak melupakan tugas dan tanggungjawabnya. Cerpen Pentas karya Baskado ini sangat cocok dibaca pelajar dan kalangan remaja lainnya. 5

6 Bacalah sebuah cerpen dan buatlah resensinya sebagai bentuk latihan seperti contoh resensi cerpen di atas! C. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) Dalam pelajaran sebelumnya kita telah mempelajari laporan berita, menulis artikel, laporan, surat lamaran pekerjaan, editorial, resensi, seminar, gelar wicara, dan pidato yang merupakan kegiatan menulis dan berbicara yang harus menggunakan bahasa baku atau efektif dan ejaan yang tepat karena kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam situasi resmi, maka pada Pelajaran 06 ini akan dibahas dan dikupas konsep dasar EYD dan kalimat baku tersebut. a. Pengertian Ejaan Kridalaksana dalam Kamus Linguistik mendefinisikan ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan. Terdapat tiga aspek dalam ejaan, yakni aspek penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek penggambaran satuan-satuan morfemis, dan penanda ujaran berupa tanda baca. Dalam ejaan terdapat peraturan tentang melambangkan bunyi, memenggal suku kata, dan menggabungkan kata-kata. Ejaan yang digunakan di Indonesia, antara lain: 1. Ejaan van Ophuysen ( ) Sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia yang dimuat dalam Kitab Logat Melajoe (1901) oleh Ch. A. van Ophuysen. 2. Ejaan Soewandi/Republik (19 Maret Agustus 1972) Sistem ejaan Latin untuk bahasa Indonesia sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang dimuat dalam surat keputusan Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Mr. Soewandi, No. 264/Bhg.A tanggal 19 Maret Ejaan ini merupakan penyederhanaan dari ejaan van Ophuysen. 3. Ejaan yang Disempurnakan (16 Agustus 1972 sekarang) Sistem ejaan di Indonesia yang sebagian besar sama dengan sistem ejaan Malaysia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tanggal 16 Agustus 1972 dan sekarang menjadi ejaan resmi bahasa Indonesia. Dalam Ejaan yang Disempunakan (EYD) diatur pemakaian huruf, pemenggalan kata, penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan partikel ( lah, tah, kah, pun), penulisan kata sandang, penulisan angka dan lambang bilangan, penulisan akronim 6

7 dan singkatan, penulisan gabungan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (titik, koma, pisah, hubung, dsb.). b. Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Saya sangat senang, kata ibu guru, karena kamu diterima di UI. Ardian berkata, Saya akan pergi ke Raja Ampat minggu depan. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, nama Tuhan dan termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Bimbinglah hamba-mu, ya Allah, ke jalan yang Engkau beri rahmat. Engkaulah, Tuhan Yang Maha Pengasih. 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sutan Takdir Alisyahbana, Sultan Hasanudin, Raden Ajeng Kartini, Nabi Isa, Haji Ali, Kiai Haji Abdurachman Wahid. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, instansi, atau nama tempat. Misalnya: Presiden Joko Widodo, Profesor Supomo, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur DKI Jakarta, Manajer Operasional PT Putra Sinar Dagang, Direktur Media Makmur. 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Dewi Sartika, Hans Bague Jassin, Ampere, Albert Einstein, Sapardi Djoko Damono, Halim Perdanakusuma, Maman Mahayana, Amien Rais. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Lebaran, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan RI. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografis. Misalnya: Gunung Gede, Selat Sunda, Laut Jawa, Danau Toba, Teluk Jaya Wijaya, Jalan Dago, Teluk Benggala. Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis. Misalnya: berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, gula jawa, keinggrisinggrisan, pisang ambon, garam inggris, sate padang. 7

8 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, kakak, adik, paman, saudara, anda yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: Silakan duduk, Dik! kata Paijo. Apakah Ayah sudah mengantuk?. Sudahkah Anda tahu?. c. Huruf Miring Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk: 1. Penulisan nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar. Misalnya: Saya sudah membaca novel Pada Sebuah Kapal karya N.H Dini. Penemuan bangkai pesawat Air Asia diberitakan dalam harian Poskota. Arga menjadi editor pada majalah Gadis. 2. Penulisan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis adalah Carnicia mangostana. Politik devide et impera dilakukan Belanda pada masa penjajahan. Weltanshauung pandangan dunia. 3. Penulisan untuk menegaskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama kata zaman ialah z. Carilah arti kata sangkil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Catatan: Dalam tulisan tangan huruf miring diganti dengan garis bawah. d. Angka dan Lambang Bilangan Ada beberapa ketentuan yang perlu diketahui dalam penulisan angka dan lambang bilangan. 1. Angka Dalam kalimat, angka digunakan untuk menyatakan: Jumlah Ketentuannya sebagai berikut: Tiga angka dari belakang untuk menyatakan ribuan dibubuhkan tanda titik. Misalnya: orang. Penulisan angka untuk jumlah rupiah berlaku sebagai berikut. Contoh: Rp ,00 8

9 Nomor Jika angka digunakan untuk menyatakan nomor halaman buku, nomor induk, nomor telepon, nomor rekening, dan sebagainya tidak digunakan tanda titik. Misalnya: Nomor telepon Pak Ardian adalah Lihat arti kata mangkus di KBBI pada halaman 1257! Segera transfer honor saya ke nomor rekening Satuan Waktu Jika angka digunakan untuk waktu, maka gunakan dua angka untuk menunjukkan jam, menit, dan detik. Misalnya: Anakku bangun pagi setiap hari pukul Penutupan seminar itu tepat pukul diiringi tepuk tangan dan sorak sorai yang meriah. Ukuran Panjang, Berat, Luas, Isi Misalnya: 0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, 10 liter. 2. Lambang Bilangan Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut: (1) Bilangan utuh: dua belas 12, dua puluh dua 22. (2) Bilangan pecahan: tiga perempat 3 4, seperenam belas 1, satu persen1%. 16 Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut: Misalnya: Paku Buwono X, Paku Buwono ke-10, Paku Buwono kesepuluh. Tingkat V, tingkat ke-5, tingkat kelima. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali. Ayah memesan tiga ratus ekor ayam. Di antara 72 yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberi suara blangko. e. Tanda Baca 1. Tanda Titik (.) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Misalnya: 1 April 1985 Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif 43 Palembang 9

10 atau Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik) Jakarta. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Kampung itu berpenduduk orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan jiwa. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Naidra lahir pada tahun 1972 di Padang. Lihat halaman 1153 dan seterusnya. 2. Tanda Titik Dua (:) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah. Misalnya: Materi ujian kemampuan dasar pada SBMPTN: Tes Potensi Akademik, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari. Tanda titik dua dipakai (1) di antara jilid atau nomor dan halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya: Tempo I (1971, 34:7). Surat Yasin:9. Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. Tjokronegoro, Sutomo Cukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco. 3. Tanda Baca Koma (,) Tanda baca koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti sedangkan, tetapi, melainkan. Misalnya: Buku ini bukan milik saya, melainkan milik Tita. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat. Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 10

11 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Oleh karena itu, Jadi, Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Guru saya, Pak Nazarudin, pandai sekali. 4. Tanda Hubung (-) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak, berulang-ulang. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (2) penghilangan bagian-bagian kelompok kata. Misalnya: ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan ( ) Bandingkan: be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan ( ) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan an, (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap. Misalnya: se-indonesia, se-jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-phk-an, sinar-x, Menteri-Sekretaris. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing. Misalnya: di-smash, pen-tackle-an. 5. Tanda Pisah (--) Tanda pisah dipakai untuk hal-hal berikut: Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat. Misalnya: Rangkaian temuan ini evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. Menyatakan makna sampai dengan atau sampai ke di antara bilangan, tanggal, tempat. Misalnya: , tanggal 5 10 April 1970, Jakarta Bandung. 6. Partikel Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri. 11

12 Partikel penegas -kah, -lah, -tah, pun, penggunaannya, antara lain: Partikel kah, -lah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: Bacalah buku itu dengan cermat. Apakah yang tersirat dalam bacaan itu? Partikel pun memiliki dua penulisan, dipisah dan digabung. Partikel pun yang digabung menurut EYD: maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun, kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, biarpun, sekalipun, sungguhpun. Selain di atas penulisannya dipisah, seperti: kapan pun, apa pun, dan lain-lain. Misalnya: Sekalipun belum memuaskan, hasil kerjanya dapat diacungkan jempol. Adapun sebab-sebabnya sedang ditelusuri. Walaupun miskin, ia selalu ceria. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. Misalnya: Pegawai Negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. Harga kain itu Rp2.000,00 per helai. f. Singkatan dan Akronim 1. Singkatan Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan pada umumnya, dengan beberapa pengecualian, memerlukan tanda titik di antara setiap huruf atau di akhir singkatan. Singkatan menggunakan kapitalisasi sesuai dengan konsep nama diri. Singkatan tidak dapat dilafalkan sebagai kata. Ketentuan singkatan sebagai berikut: Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin, Suman Hs. M.B.A. Master of Business Administration S.E. Sarjana Ekonomi Bpk. Bapak Sdr. Saudara Kol. Kolonel Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. 12

13 Misalnya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara PT Perseroan Terbatas KTP Kartu Tanda Penduduk Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya Yth. Yang terhormat Tetapi, penggunaan lain: a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: TNT trinitrotoluen Cu kuprum cm sentimeter Rp rupiah l liter kg kilogram 2. Akronim Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dilafalkan sebagai kata. Ketentuan akronim sebagai berikut: Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: TNI Tentara Nasional Indonesia 13

14 SIM Surat Izin Mengemudi PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal yang kapital. Misalnya: Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu pemilihan umum radar radio detecting and ranging g. Penulisan Kata 1. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Saya percaya bahwa engkau pasti bisa. Kantor Pos penuh sesak. Kamus itu sangat tebal. Dua kata dasar ditulis terpisah. Misalnya: tanda tangan, tanggung jawab, kerja sama, garis bawah. 2. Kata Turunan Afiks/imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: Bergetar, belajar, kerudung, dikelola, menengok, menulis, kesatu, makanan, tunjuki, jembatani, taklukkan. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, dan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata dengan kata langsung yang mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan, menganak sungai. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat konfiks maka ditulis serangkai. Misalnya: menggarisbawahi, penghancurleburan, menyebarluaskan, dilipatgandakan, pertanggungjawaban. 14

15 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: antarkota, adipati, aerodinamika, anumerta, audiogram, awahama, biokimia, catur tunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektronik, infrastruktur, introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, multilateral, mancanegara, narapidana, nonkolaborasi, pascasarjana, pascatsunami, Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofesional, subseksi, swadaya, telefon, transmigrasi, tritunggal, dan ultramodern. Catatan: Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung. Misalnya: non-indonesia, pan-afrikanisme. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. 3. Gabungan Kata Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: kambing hitam, duta besar, mata pelajaran, kereta api cepat, luar biasa, model linear, meja tulis, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat. Istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian, digabung dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: alat pandang-dengar, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibubapak kami, anak-istri saya, watt-jam, orang tua-muda Gabungan kata berikut sudah lazim ditulis serangkai: acapkali, adakalanya, daripada, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bismillah, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bilamana, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, darmawisata, dukacita, halalbihalal, kasatmata, kacamata, kilometer, manasuka, hulubalang, manakala, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, saptamarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, dan wasalam. 15

16 D. KALIMAT BAKU Kalimat baku adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa baku serta dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat baku secara prinsip sama dengan kalimat efektif. a. Ragam Bahasa Baku Ragam bahasa baku digunakan dalam: 1. Komunikasi resmi misalnya surat-menyurat resmi (surat dinas, surat niaga, dsb.), pengumuman instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya. 2. Wacana teknis seperti laporan resmi, karya ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya. 3. Pembicaraan di depan umum seperti ceramah, kuliah, seminar, diskusi, dsb. 4. Pembicaraan sesuai dengan tempat, situasi, dan kondisi misalnya dengan orang yang dihormati dan sebagainya. Pemakaian nomor (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, yaitu kalimat baku, sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan resmi. b. Ciri-Ciri Kalimat Baku 1. Minimal Memiliki Subjek dan Predikat Jika kalimat tidak memiliki subjek atau predikat atau kedua-duanya kalimat tersebut merupakan kalimat tidak baku. Sebuah kalimat jika memiliki kedua fungsi tersebut merupakan kalimat inti. Di Dalam Pada Bagi Untuk S + yang/dengan + P (tidak boleh) + O/K (kal. Aktif) Imb. me-/ber- Jika dipakai (Boleh) K + yang/dengan + P + S (tidak boleh) (Kal. Pasif) Imb. di-/ter- Contoh: Bagi semua mahasiswa tingkat I harus mendaftar ulang. KPO (tidak baku) Semua mahasiswa tingkat I harus mendaftar ulang. SPO (baku) Bagi semua mahasiswa tingkat I harus didaftar ulang. KPS (baku) 16

17 Dalam rapat itu membicarakan kurikulum KPO (tidak baku) Rapat itu membicarakan kurikulum SPO (baku) Dalam rapat itu dibicarakan kurikulum KPS (baku) Kepada para mahasiswa perlu diajar bahasa Indonesia. KPO (tidak baku) Para mahasiswa perlu diajar bahasa Indonesia. SPO (baku) Bahasa Indonesia perlu diajarkan kepada para mahasiswa. SPK (baku) Dengan kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. KPK (tidak baku) Kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. SPK (baku) Peraturan yang telah ditetapkan pemerintah tahun lalu. SOK (tidak baku) Peraturan telah ditetapkan pemerintah tahun lalu. SPOK (baku) 2. Tidak Pleonasme atau Hemat Penggunaan Kata Hemat maksudnya adalah tidak menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak melanggar kaidah tata bahasa. Hal ini karena penggunaan kata yang tidak perlu akan mengaburkan maksud kalimat. Kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu: (1) Hilangkan pengulangan subjek. (2) Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi. (3) Hindari sinonim dalam satu kalimat. (4) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. (5) Jangan gunakan konjungsi yang fungsinya sama dalam satu kalimat. Contoh: Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama. (tidak baku) Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama. (baku) Ayah sudah menantimu sejak dari pagi. (tidak baku) Ayah sudah menantimu sejak pagi. (baku) Banyak penonton-penonton kecewa dengan acara yang disajikan. (tidak baku) Penonton-penonton kecewa dengan acara yang disajikan. (baku) Meskipun soal-soal SIMAK UI sulit, tetapi Jono dapat mengerjakannya dengan benar. (tidak baku) Meskipun soal-soal SIMAK UI sulit, Jono dapat mengerjakannya dengan benar. (baku) 17

18 3. Memiliki Keparalelan atau Kesajajaran Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata sebelum dan sesudah kata hubung dalam satu kalimat. Jika kata pertama sebelum kata hubung menggunakan verba, kata kedua setelah kata hubung haruslah verba. Jika kata pertama sebelum kata hubung menggunakan kata kerja berimbuhan me-, kata berikutnya setelah konjungsi menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga. Jika kata pertama menggunakan konfiks (ke-an, pe-an) sebelum kata hubung, kata keduanya pun setelah kata hubung menggunakan konfiks (ke-an, pe-an). Contoh: Tindak kekejaman, kekerasan, dan menindas adalah perbuatan tidak terpuji. (tidak baku) Tindak kekejaman, kekerasan, dan penindasan adalah perbuatan tidak terpuji. (baku) Ayah menolong anak itu dengan dituntunnya ke pinggir jalan. (tidak baku) Ayah menolong anak itu dengan menuntunnya ke pinggir jalan. (baku) Anak itu ditolong ayah dengan dituntunnya ke pinggir jalan. (baku) Harga BBM dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak baku) Harga BBM dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (baku) 4. Logis (Masuk Akal) Logis adalah masuk akal atau ide kalimat dapat dengan mudah dipahami. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis. Contoh: Syafna memetiki setangkai anggrek. (tidak baku) Syafna memetik setangkai anggrek. (baku) Untuk mempersingkat waktu, kami lanjutkan seminar ini. (tidak baku) Untuk menghemat waktu, kami lanjutkan seminar ini. (baku) Mayat yang terpotong-potong itu berkeliaran di Pejaten. (tidak baku) Sebelum menjadi mayat yang terpotong-potong, Nenek-nenek itu berkeliaran di Pejaten. (baku) 5. Memiliki Kejelasan Makna atau Tidak Ambigu Kalimat baku atau kalimat efektif bertujuan agar orang yang diajak berkomunikasi dapat mengerti maksud dari kalimat yang ada, tidak terjadi salah penafsiran. Oleh karena itu, kalimat baku tidak boleh bermakna ganda atau ambigu. 18

19 Contoh: Ayah membeli tujuh karung beras. (tidak baku) Ayah membeli beras sebanyak tujuh karung. (baku) Perancang busana wanita itu tewas mengenaskan di kamar hotel. (tidak baku) Perancang busana khusus wanita itu tewas mengenaskan di kamar hotel. (baku) Lukisan Affandi mahal sekali. (tidak baku) Lukisan karya Affandi mahal sekali. (baku) 6. Menggunakan Ejaan yang Tepat (EYD) Kaidah yang terdapat dalam EYD harus digunakan dalam kalimat baku. Kaidah tersebut, yakni penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan angka dan lambang bilangan, penggunakan pungtuasi (tanda baca), penulisan partikel, penggunaan kata sandang, penulisan akronim dan singkatan, penulisan kata serapan (kata baku), dan penulisan kata baku. Contoh: Seorang dokter harus pandai menganalisa pasien. (tidak baku) Seorang dokter harus pandai menganalisis pasien. (baku) Mereka akan menemui walikota Jakarta Timur. (tidak baku) Mereka akan menemui Wali Kota Jakarta Timur. (baku) E. KATA BAKU DAN TIDAK BAKU Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, atau bahasa tutur. SENARAI KATA BAKU DAN TIDAK BAKU BAKU TIDAK BAKU BAKU TIDAK BAKU aktif aktive, aktip manajer manager aktivitas aktifitas manajemen managemen 19

20 BAKU TIDAK BAKU BAKU TIDAK BAKU apotek apotik mengubah merubah analisis analisa mengesampingkan mengenyampingkan antre antri menyontek mencontek asas azas memesona mempesona asasi asasi, azazi mengkritik mengeritik atlet atlit metode metoda atmosfer atmosfir mesti musti autopsi otopsi motif motip audigram odiogram nasihat nasehat aerobik erobik November Nopember cenderamata cinderamata peletakan perletakan definisi defenisi, difinisi putra putera desain disain putri puteri diesel disel produktivitas produktifitas dolar dollar rezeki rejeki, rizki ekstrem ekstrim risiko resiko ekspor eksport roboh rubuh Februari Pebruari saksama seksama film filem, pilem sekretaris sekertaris foto fhoto silakan silahkan fotokopi photo copi sistem sistim formal formil standardisasi standarisasi hakikat hakekat subjektif subyektif hipotesis hipotesa sejarawan sejarahwan hierarki hirarki sutera sutra hemoglobin haemoglobin sumatra sumatera hidraulik hidrolik survei survai ilmuan ilmiawan stasiun setasiun 20

21 BAKU TIDAK BAKU BAKU TIDAK BAKU ijazah ijasah syukur sukur insaf insyaf telentang terlentang isap hisap telepon telfon izin ijin teoretis teoritis jadwal jadual tradisional tradisionil jenazah jenasah trotoar trotoir jenderal jendral teknik tekhnik kaidah kaedah terampil trampil karisma kharisma tim team karier karir varietas varitas konduite kondite wasalam wasallam konkret kongkrit wujud ujud khotbah khutbah zaman jaman kualitas kwalitas zona zone kuitansi kwitansi F. MEMPERBAIKI KALIMAT TIDAK BAKU 1. Tidak Bersubjek Contoh: Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal tensis. KPO (tidak baku) Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal tensis. KPS (baku) 2. Salah Menggunakan Preposisi Contoh: Ia membicarakan tentang hari perkawinan. (tidak baku) Ia membicarakan hari perkawinan. (baku) Ia berbicara tentang hari perkawinan. (baku) 21

22 3. Salah Penempatan Keterangan Aspek Keterangan aspek: ingin, mau, akan, harus, belum, telah, hendak. Contoh: Saya ingin bicarakan masalah itu kepada Anda. (tidak baku) Saya ingin membicarakan masalah itu kepada Anda. (baku) Ingin saya bicarakan masalah itu kepada Anda. (baku) LATIHAN SOAL A. Jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas! 1. Apa yang dinamakan resensi? 2. Sebutkan syarat menjadi penulis resensi? 3. Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam resensi? 4. Sebutkan dan jelaskan tujuan resensi! 5. Sebutkan dan jelaskan manfaat resensi! 6. Apa yang dimaksud dengan ejaan? 7. Sebutkan ejaan apa saja yang pernah digunakan di Indonesia! 8. Sebutkan ketentuan penggunaan huruf kapital! 9. Apa yang dimaksud dengan kalimat baku? 10. Sebutkan syarat-syarat kalimat baku! B. Perbaikilah kalimat di bawah ini menjadi kalimat baku! 1. Adapun dalam karya tulis ini akan membahas alternatif sumber energi di mana lebih efektif dan efisien. 2. Dalam karya tulis ini, penulis akan mencoba memaparkan hasil daripada penelitian tentang berbagai manfaat-manfaat daripada tanaman obat. 3. Munculnya sikap-sikap ekstrim dalam agama terutama disebabkan oleh sikap mengisolasi diri. 4. Dealer menyediakan beberapa kemudahan dalam pembayaran sehingga konsumen dapat menyicil angsuran sesuai waktu yang diinginkan. 5. Dari hasil penyelidikan laboratorium kriminal menunjukkan bahwa pelaku tindak kejahatan itu seorang kidal. 22

23 C. Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Bacalah kutipan resensi berikut! Judul : My Idiot Brother Penulis : Agnes Davonar Penerbit : Inandra Published, Jakarta Tebal : 267 halaman Novel tersebut menceritakan seorang anak yang bernama Angel yang mempunyai kakak bernama Hendra. Umurnya lima tahun lebih tua daripada Angel. Akan tetapi, kakak laki-laki Angel berbeda karena kakaknya mengidap penyakit down sindrom atau lebih dikenal dengan penyakit idiot. Angel merasa malu mempunyai kakak seperti Hendra karena dia berbeda di kelas, pasti teman-temannya selalu mengejeknya. Ayah Angel bekerja di pertambangan, jadi hanya pulang setahun sekali. Akan tetapi, jika pulang ayahnya lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Hendra. Kasih sayang kepada Angel hanya sebatas mengasih uang dan mencium keningnya. Baginya ia tidak perlu iri yang penting mendapatkan uang saku, sebab dia tahu ibunya tidak akan memberi uang jika tidak menemani Hendra bermain. Novel yang berjudul My Idiot Brother karya Agnes Davonar ini mempunyai cerita menarik. Di samping itu cover bukunya menarik membuat orang tergiur untuk membacanya. Akan tetapi di dalam novel tersebut ada sedikit kata-kata yang kurang sopan menurut kebudayaan kita. Kalimat yang menyatakan keunggulan pada resensi tersebut adalah... (UN) A. Novel My Idiot Brother menceritakan kedua saudara yang berbeda sifat. B. Angel dan Hendra dua tokoh yang bersifat mulia. C. Novel My Idiot Brother mempunyai cerita dan penampilan yang menarik. D. Novel My Idiot Brother mempunyai konflik yang indah. E. Novel My Idiot Brother menggunakan teknik penokohan yang kompleks. 2. Cermati ilustrasi berikut! Novel Bekisar Merah dengan tokoh Sasi mengisahkan kehidupan penduduk Karangsoga yang miskin. Pemaparan alam pedesaan sangat kuat. Tokoh cerita digambarkan melalui suara batinnya. Penulisannya sangat akrab dengan situasi pedesaan dan kemiskinan. 23

24 Kalimat resensi yang menyatakan keunggulan novel tersebut adalah... A. Penduduk Karangsoga yang miskin diangkat oleh penulis Bekisar Merah agar kita lebih paham memaknai kemiskinan. B. Novel ini mengisahkan tokoh-tokoh yang hidup di Karangsoga, termasuk Sasi, yang hidup dalam kemiskinan. C. Novel ini menggambarkan batin tokoh-tokoh yang miskin yang tinggal di Karangsoga tempat tinggal penulis. D. Bekisar Merah perlu dibaca orang yang ingin mengentaskan kemiskinan karena batin orang miskin bisa dirasakan. E. Penulis yang akrab dengan alam pedesaan mampu mengangkat desa miskin Karangsoga melalui batin pelakunya dalam sebuah novel. 3. Cermatilah paragraf karya tulis berikut! Siapa pun dapat menjadi fotografer dan apa pun dapat di foto. Namun, bagaimana dapat membuat foto yang menarik untuk dilihat orang lain, itu adalah masalah utama. Tiap orang tentu ingin membuat foto yang dapat dinikmati orang lain. Perbaikan kata yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah (UN 2014) A. Siapa pun dapat menjadi foto grafer dan apa pun dapat di foto. B. Siapapun dapat menjadi fotografer dan apa pun dapat difoto. C. Siapapun dapat menjadi fotografer dan apa pun dapat di foto. D. Siapa pun dapat menjadi fotografer dan apapun dapat di foto. E. Siapa pun dapat menjadi fotografer dan apa pun dapat difoto. 4. Cermatilah bagian karya tulis berikut! Manusia mendambakan hidup sehat. Kesehatan adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar daripada manusia, di samping kebutuhan yang mana di sebut sandang, pangan, dan pendidikan. Hanya dengan kondisi kesehatan yang baik serta tubuh yang prima manusia dapat melaksanakan aktivitas kehidupan dengan baik. Perbaikan kalimat yang bercetak miring dalam kutipan tersebut adalah...(un 2010) A. Kesehatan yang mana merupakan salah satu kebutuhan dasar daripada manusia di samping kebutuhan sandang, pangan, papan, dan pendidikan. B. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping kebutuhan sandang, pangan, papan, dan pendidikan. 24

25 C. Kesehatan merupakan salah satu daripada kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan akan sandang, pangan, papan, dan pendidikan. D. Kesehatan merupakan salah satu di mana kebutuhan dasar daripada manusia, di samping kebutuhan kepada sandang, pangan, papan, dan pendidikan. E. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan daripada sandang, pangan, papan, dan pendidikan. 5. Cermatilah paragraf berikut! Fungsi daripada dapur yang mana saat ini sudah bergeser. Fungsi dapur pada awalnya hanya tempat untuk menerima tamu atau sahabat. Memasak sembari bercakapcakap menambah suasana akrab. Di dapur juga dapat digunakan sebagai ruang kerja sambil memasak, misal melakukan aktivitas kerja dengan media komputer. Tentunya desain dapur sudah dirancang sedemikian rupa oleh pemiliknya. Perbaikan yang tepat untuk kalimat yang bercetak miring tersebut adalah (UN 2010) A. Dapur yang mana fungsinya sudah bergeser. B. Fungsi dapur sudah bergeser saat ini. C. Fungsinya dapur daripadanya saat ini bergeser. D. Yang mana fungsi dapur saat ini bergeser. E. Dapur daripada fungsinya sudah bergeser saat ini. 25

BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 07 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 A. PEMAKAIAN TANDA BACA a. Tanda Baca Koma (,) 1. Tanda baca koma dipakai antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA SET 6 EJAAN 1 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BAHASA INDONESIA SET 6 EJAAN 1 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 06 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BAHASA INDONESIA SET 6 EJAAN 1 A. PEngERTIAn EJAAn Dalam Kamus Linguistik pengertian Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis

Lebih terperinci

EJAAN DALAM KARYA ILMIAH

EJAAN DALAM KARYA ILMIAH 1 EJAAN DALAM KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD. Kaidah

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X TEKS EKSPOSISI K-13 Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013

bahasa indonesia Kelas X TEKS EKSPOSISI K-13 Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia TEKS EKSPOSISI Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 5. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT DAN PENULISAN KATA. Tujuan Pembelajaran

JENIS KALIMAT DAN PENULISAN KATA. Tujuan Pembelajaran bahasa indonesia 19 Kurikulum 2013, Kelas XII SMA, Umum/MIA dan IISSesi dan IIS JENIS KALIMAT DAN PENULISAN KATA Semester 2 (Kurikulum 2013, kelas XII SMA, Umum/MIA dan IIS). Standar Kompetensi Menulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN A. PENGERTIAN EJAAN Ejaan dalam bahasa Inggris disebut spelling, to spell mengeja. Hornby mengatakan, spelling (i) the act writing or naming the letters of a word in order, (ii)

Lebih terperinci

RAGAM KALIMAT. Tujuan Pembelajaran

RAGAM KALIMAT. Tujuan Pembelajaran KTSP bahasa indonesia K e l a s XI RAGAM KALIMAT Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 Standar Kompetensi Kebahasaan 1. Menguasai berbagai komponen kebahasaan lisan dan tulis. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR Dra.Hj.Rosdiah

Lebih terperinci

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang

Lebih terperinci

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 1 Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 1 memuat materi EYD. EYD adalah materi ejaan yang disempurnakan. Materi ini menampilkan ketentuan tentang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA Makalah Penulisan Kata (Aminah. M - 054) TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA DI SUSUN OLEH : NAMA : AMINAH. M. NIM : 1252132054 KELAS : B PRODI : BUSINESS ENGLISH FAKULTAS : BAHASA DAN

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Oleh : Nama : Dian Ratna Sari NPM : 12111039 Kelas : 3KA34 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salahsatu alat komunikasi

Lebih terperinci

KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN. Tujuan Pembelajaran

KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN. Tujuan Pembelajaran bahasa indonesia 21 Sesi Kurikulum 2013, Kelas XII SMA, Peminatan/Bahasa dan Budaya). an Budaya). KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN Kurikulum 2013, kelas XII SMA, Peminatan / Bahasa dan Budaya. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) 1. Jawaban: B Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utamanya: terdapat di awal atau di akhir paragraf. Ide pokok paragraf tersebut terdapat

Lebih terperinci

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) 1. Pemakaian Huruf A B C D E Abjad Vokal Konsonan Pemenggalan Suku Kata Nama Diri (orang & tempat) 2. Penulisan Huruf A Huruf Kapital B Huruf Miring

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA 1 2 EJAAN DAN TANDA BACA EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Kesantunan Ejaan membicarakan

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca LOGO Pertemuan 4. Waktu belajar 100 menit Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca Outline 1 Penulisan Huruf Kapital 2 Penulisan Huruf Miring 3 Penulisan Kata 4 Akronim

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN Oleh: Yayah Churiyah Abstrak Selama ini menulis dianggap suatu keterampilan yang sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan

Lebih terperinci

BAB 2: BAHASA INDONESIA

BAB 2: BAHASA INDONESIA STRUKTUR BAKU: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN www.bimbinganalumniui.com 1. Penulisan kata bilangan yang tidak tepat terdapat pada (A) Karya sastra STA ini telah dicetak lebih dari 20 (dua puluh) kali. (B) Ketujuh

Lebih terperinci

Kesesuaian yaitu kecocokan dengan

Kesesuaian yaitu kecocokan dengan Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus sudah diperhitungkan ketepatan serta kesesuaiannya. Ketepatan ialah hal yang menyangkut makna, logika, kesamaan maksud. Kesesuaian yaitu kecocokan dengan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 (1) Pagi itu mbok salimah menangis keras. (2) Harta yang dikumpulkan berpuluh

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul EJAAN BAHASA INDONESIA Ruang lingkup Ejaan 1. Pemakaian Huruf 2. Penulisan Huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Pemakaian Tanda Baca

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013 KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013 NO Kunci PEMBAHASAN 1 C Gagasan utama atau gagasan pokok merupakan pernyataan umum yang terdapat pada kalimat

Lebih terperinci

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi Judul Nama Penulis Instansi Email : Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi : Puji Rahayu : Mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan : pujirahayu546@gmail.com

Lebih terperinci

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 Muhammad Hambali Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 BAKU SESUAI KAIDAH LOGIS SANTUN HEMAT DAN CERMAT TIDAK BERTELE-TELE FORMAL TIDAK MENGANDUNG

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Enung Siti Nurjanah, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 02 Sidomulyo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Kelas ini berjumlah 11 siswa yang terdiri dari

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07) Program: XII IPS TP 2013/2014 Kode: G07 SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07) 1. Jawaban : E Kalimat pengumuman yang tepat untuk ilustrasi tersebut adalah Dalam upaya memperingati Bulan

Lebih terperinci

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1 2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1 RAGAM BAHASA BAHASA LISAN: 1. SANTAI, 2. BERBUNGA-BUNGA, 3. INTONASI, 4. LICENCIA POETICA, 5. MENGACU PADA KEBUTUHAN SOSIAL. BAHASA TULIS ILMIAH: 1. TEPAT, 2. JELAS, 3.

Lebih terperinci

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

Aspek-aspek Kebahasaan

Aspek-aspek Kebahasaan Aspek-aspek Kebahasaan EYD pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring (kursif), pemakaian tanda-tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim, penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: SUPRIHATINASARI A 310 090 235 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Akhir Tahun

Uji Kompetensi Akhir Tahun Uji Kompetensi Akhir Tahun 137 Uji Kompetensi Akhir Tahun I. Cobalah beri tanda silang Glosarium (x) pada jawaban yang benar. Kamu dapat menyalin jawabanmu di buku latihan. 1. Pengalaman adalah sesuatu

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS) PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS) Mursalim Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman Jl. Pulau Flores No. 1 Samarinda, Kalimantan Timur Pos-el:

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X MENGINTERPRETASI DAN MENYUNTING TEKS LAPORAN K-13 Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013

bahasa indonesia Kelas X MENGINTERPRETASI DAN MENYUNTING TEKS LAPORAN K-13 Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia MENGINTERPRETASI DAN MENYUNTING TEKS LAPORAN Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17)

SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17) SOLUSI PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA (KODE : P17) 1. Jawaban: C Makna kata yang tercetak miring secara berurutan adalah sinematografi: teknik perfilman, piawai: cakap dan terampil, artistik:

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Purworejo Kelas/Program : XII/ IPA IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai

Lebih terperinci

Tugas Bahasa Indonesia

Tugas Bahasa Indonesia 2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O EYD dan TANDA BACA Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O STMIK CIC CIREBON- 2016 Penulisan Bentuk Ulang Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-), bukan angka dua (2).

Lebih terperinci

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Kaidah Selingkung Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Kelas/Program : XII/IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama F. Huruf Kapital 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Dia membaca buku. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti syarat dan kaidah

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 1. Penulisan tanda baca yang tidak benar terdapat dalam kalimat... (A) Banyak karyawan yang di-phk karena melakukan aksi unjuk rasa. (B) Pak Anwar, guru adik, akan pergi

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA SET 9 SINTAKSIS MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BAHASA INDONESIA SET 9 SINTAKSIS MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 09 BAHASA INDONESIA MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA SET 9 SINTAKSIS A. PENGERTIAN SINTAKSIS Dalam Kamus Lingustik karya Kridalaksana, Sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Titik, Koma, Dan Titik Dua Dalam Kalimat Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN I Ogotua Kec. Dampal Utara Sri Dewi Astuti A., Gazali, dan Efendi Mahasiswa

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan 1.1 Menemukan pokok-pokok isi

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif Penggunaan Kalimat Efektif Syaratsyarat Kalimat Efektif Penerapan Kalimat Efektif PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi sangat dibutuhkan dalam bermasyarakat. Dengan bahasa, seseorang akan mudah dalam menyampaikan gagasan atau pemikirannya. Hal ini

Lebih terperinci

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA A. Sejarah Perkembangan Bahasa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sampai saat ini, bahasa Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan,

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu. Silabus Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2 Tema : Kepedulian Sosial Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mamahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMP DAN MTs BAHASA INDONESIA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS i KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS

Lebih terperinci

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh Hendra Purnama Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN MENGAJARKAN SASTRA Tiurnalis Siregar Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Karya Sastra merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan

Lebih terperinci

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita BAHASA INDONESIA NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL 5 6 Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan 5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA YULINA Guru SD Negeri 002 Muara Lembu Kecamatan Singingi anayuli.teacher@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK SISWA KAJIAN KETERBACAAN BUKU TEKS PELAJARAN MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

KUESIONER UNTUK SISWA KAJIAN KETERBACAAN BUKU TEKS PELAJARAN MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Kode Instrumen: MAT-1 KUESIONER UNTUK SISWA KAJIAN KETERBACAAN BUKU TEKS PELAJARAN MATA PELAJARAN: MATEMATIKA PETUNJUK UMUM: 1) Jawaban kamu pada kuesioner ini tidak dimaksudkan untuk menentukan nilai

Lebih terperinci

2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA 2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi.

Lebih terperinci

Hiburan di Sekolah. Belajar Apa di Pelajaran 4? Kegiatan menulis untuk mengenal format surat dan menyampaikan informasinya

Hiburan di Sekolah. Belajar Apa di Pelajaran 4? Kegiatan menulis untuk mengenal format surat dan menyampaikan informasinya 4 Hiburan di Sekolah Hiburan dapat memberikan manfaat, di antaranya menghilangkan kejenuhan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan suatu tindakan yang jenaka atau lucu. Kamu boleh melakukan adegan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci