BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Analisa produk cacat meliputi cacat sinkmark, warpage, dan shortshot. Cacat produk plastic yang dibuat dari tiga tipe cetakan yaitu cetakan solid bersaluran pendingin lurus, LaminatedSteelTooling bersaluran pendingin conformal dan softtooling bersaluran pendingin conformal. Perbedaan penyusutan dimensi produk pada percobaan antara system pendingin lurus, conformal laminasi dan conformalsoftooling yang signifikan terlihat pada dimensi tinggi produk dan dimensi luar, baik diameter luar menurut sumbu X maupun menurut sumbu Y. Presentasi penyusutan dimensi produk pada system pendingin conformallaminasi dan softtooling lebih kecil jika dibandingkan dengan penyusutan pada system pendinginan lurus, perbandingan penyusutan dimensi diameter pada sumbu X maupun menurut sumbu Y sama. Ini membuktikan bahwa system pendinginan conformallaminasi dan softtooling mempunyai kontribusi yang lebih optimal dalam mengendalikan penyusutan dimensi produk. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa saluran pendingin tipe conformal mempunyai kesilindrisan yang lebih baik dibanding cetakan bersaluran berpendingin lurus. Cacat produk yang paling banyak pada jenis ini cetakan tipe solid bersaluran pendingin lurus dan tipe laminatedsteeltooling bersaluran pendingin conformal, Bambang Waluyo Febriantoko (2011). Pembuatan modeling pada bentuk 3D (tiga dimensi) injectionmolding maupun cavity maupun core dengan menggunakan catia. Kemudian dilakukan analisis dengan softwaremoldflow untuk pembuatan mesh dan memberikan batasan panas pada komponen sehingga dapat diketahui mode penyusutannya. Analisis ini akan 5

2 6 memberikan gambaran tentang fluida. Pada fluida tersebut akan dilihat gejala terjadinya cacat produk, Agus Dwi Anggono (2005). Metode rapidlamination dalam pembuatan rappidprototyping sudah di kembangkan sejak beberapa tahun lalu. Pelopor metode lamination ini diawali sejak tahun 1979 oleh professor Nakagawa yang dipublikasikan sejak tahun 1980 dengan aplikasi cetakan untuk baja, Alumunium dan SoftTooling. Chung dkk (2003). Dalam beberapa tahun kedepan mulai muncul beberapa peneliti yang mulai focus pada laminasi plat baja,baik skala kecil sampai pada industry Dirgantara. Fheirera dan Matheus (2004) Cacat Short Shot digunakan untuk menjelaskan dimana suatu kondisi lelehan material plastikakan diinjeksikan ke dalam cavity tidak mencapai kapasitas yang idealatau tidak sesuai settingan mesin,sehingga plastic yang diinjeksikan ke dalam cavity mengeras terlebih dahulu sebelum memenuhi cavity. Cacat Short shot terjadi karena beberapa faktor diantaranyakarena desain cetakan (missal:desain gate,desainventing,runner,dll), kurangnya feeding (tekanan injeksi,volume injeksi,dll),karakteristik material (viskositas,fluiditas,ataukarena material terlalu cepat membeku). Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia). variasi serbuk aluminium dan serbuk kuningan sebagai bahan pengisi mold berpengaruh terhadap penyusutan dimensi produk dan diperoleh penyusutan dimensi produk pada mold yang berisi serbuk aluminium lebih rendah presentasenya dibandingkan mold yang berisi serbuk kuningan.suyono(2011).

3 Landasan Teori Proses pembentukan polimer Plastik adalah polimerrantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Pakar ilmu material, Van vlack (1889) berpendapat polimer dihasilkan melalui penggabungan banyak unit tunggal (monomer) menjadi satu rantai molekuler (Djaprie, 2004: 32). Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panaspenggunanya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding. Plastik merupakan material nonmetaliksintetik yang dapat dibentuk dengan menggunakancasting, moulding, atau extruding dan mungkin juga bisa dikeraskan untuk mempertahankan bentuk yang diinginkan. Yang termasukdalam kategori plastik adalah karet sintetik, keramik dan glass.plastik diperoleh melalui proses sintesis dari berbagaibahan mentah yaitu : minyak bumi, gas bumi dan batu bara. Plastikjuga dapat dinamakan bahan organic terdiri dari persenyawaankarbon, kecuali plastik silicon yang mengandung silicium sebagaipengganti karbon (silicium secara kimiawi mirip dengan karbon).plastik juga disebut bahan berstruktur mikromolekuler karenabahan tersebut terdiri dari molekul-molekul yang besar (makro). Plastik pada umumnya mempunyai kelebihankelebihansebagai berikut: ringan, harga murah, tahan terhadap bahan kimiadan kelembaman, tahan terhadap gesekan, tahan karat, keras dan kuat, dapat berfungsi sebagai

4 8 insulator baik kimia maupun listrik, mudah dibentuk dan di machining. Macam-macam plastik Secara garis besar plastik dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu plastik thermoplastic dan plastik thermosetting. Plastik thermoplastic adalah plastik yang tidak mengalami perubahan kimia pada proses pembentukan dan dapat melunak dengan pemanasan yang kemudian menjadi plastik lagi. Plastik thermosetting adalah plastik dimana dapat berubah menjadi produk yang tidak dapat mencair dengan temperature ataupun kimia. Plastik tipe ini sekali dibentuk dibawah tekanan pada temperature 250 F F akan tetap tidak dapat menjadi lunak atau mencair, dan menjadi terbakar pada temperature tinggi. 1. Plastik thermoplastic Plastik thermoplastic mempunyai susunan molekul benang ruwet dan tanpa ikatan. Molekul-molekul makro bersatu karena adanya gaya yang berasal dari gesekan danbelitan antar molekul. Plastik semacam ini sangat mudahmengalami deformasi (perubahan bentuk) apabila terkenagaya yang relative kecil karena posisi-posisi molekul mudah bergeser. Susunan molekul yang semula seperti benang ruwet apabila terkena gaya akan berubah secara teratur (searah dengan gaya). Pada temperature ruang, gaya lekat antar molekul ini relatif besar, artinya plastik (thermoplastic) keras. Dengan naiknya temperature maka berkuranglah gaya lekat antar molekul, belitan molekul mengendorkan dari plastic menjadi elastic. Apabila dipanaskan lebih lanjut maka molekul-molekul makro akan mudah bergerak, artinya plastiknya menjadi lunak dan akhirnya mencair. Pada proses pendinginan

5 9 plastik yang mula-mula dalam keadaan cair melalui tahap lunak dan elastic menjadi material keras. Perubahan keadaan ini dapat diulangi tanpa batas. Berdasarkan sifat mampu diubah melalui pemanasan tersebut, jenis plastik ini dinamakan dengan thermoplastic. Ketahanan plastik terhadap perubahan suhu bila meleleh pada suhu tertentu melekat mengikuti perubahan suhu, bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula atau mengeras bila didinginkan).beberapa macam plastik thermoplastic adalah sebagai berikut : a. Polycarbonate Mempunyai kekuatan impact yang tinggi, kekakuan yang tinggi, kondisi dimensi yang stabil dan tahan terhadap retakan, serta kemampuan yang rendah dalam menyerap air. b. Polystyrenes Merupakan material yang transparan.resin ini banyak digunakan dalam bidang kelistrikan,kurang sensitive terhadap air,tahan terhadap distorsi,dan mempunyai kekuatan impact yang terbatas. c. Polyvinyl and vinyl copolymers Polyvinyl mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, karena dia memiliki keuntungan yang sangat banyak. Secara garis besar material ini tidak sensitive terhadap air dan temperatur yang rendah, tahan terhadap pengikisan, dan mempunyai warna yang tidak terbatas, selain itu jugatidak mengandung bahan kimia. d. Polyethylene Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: Low Density, Intermediate, dan High Density. Ketiganya mempunyai

6 10 kondisi fisik yang berbeda mulai dari yang keras sampai lunak, dari padat sampai fleksibel, dan dari kuat sampai lemah. e. Polypropylene Polypropylene adalah sebuah polimer termoplastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil, alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium dan komponen otomotif. Biji plastik polypropylene dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1.Biji plastik polypropylene (Suyono, 2011) Sifat-sifat polyprophylene serupa dengan sifat-sifat polyethylene. Massa jenisnya rendah (0,90-0,92) g/cm 3 termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan polyethylene massa jenis tinggi. Titik lelehnya tinggi sekali (165 C), kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impactnya lebih rendah terutama pada temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada polyethylene dengan permukaan mengkilap, penyusutannya pada

7 11 pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas dan pemuaian termal juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan bahan thermoseting. Sifat-sifat listriknya hampir samadengan sifat-sifat pada polyethylene. Tahan kimianya kira-kira sama bahkan lebih baik dari pada polyethylene massa jenis tinggi (Boedeker.com,2010). Sifat-fisik, mekanis dan thermal dari polypropylene dapat dilihat pada Table 2.1. Table 2.1.Sifat fisik, mekanis dan thermal dari polypropylene (Boedeker.com, 2010) f. ABS Penamaan ABS didasari pada 3 monomer untuk

8 12 memproduksi 1 polymer, yaitu acrylonitrile, butadiene, dan styrene. Sifat-sifatnya adalah tahan terhadap kimia, mempunyai umur yang lama, ketangguhan dan kekuatan terhadap impact yang tinggi. g. Fluorocarbons Dikenal juga dengan Teflon dimana memiliki kekurangan yaitu kekuatan yang rendah dan biaya yang tinggi, akan tetapi fluorocarbons mempunyai kekuatan yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam peralatan elektrik. h. Acetal Resin ini mempunyai kelebihan yaitu kuat, keras yang mempunyai komponen kristal yang tinggi. Banyak digunakan untuk aplikasi dalam hal perpipaan dan kontainer. i. Polyurethane Banyak digunakan untuk proses extrusi dan rotasi moulding. Memiliki daya tahan yang tinggi serta sangat bersifat sebagai isolator yang baik terhadap panas dan listrik. j. Aromatic Polyesters Material yang banyak digunakan untuk solar energy collectors, dan mempunyai kelebihan tahan terhadap kimia yang sangat baik, tahan terhadap api. k. Thermoplastic Polyester Mempunyai kemampuan didaur ulang, ketangguhan, biaya yang rendah, dan ringan.

9 13 l. Shellac Compounds Merupakan produk yang baik digunakan untuk produk produk elektrik, tahan terhadap gesekan dan kekenyalan. 2. Plastik thermosetting Thermosetting atau termodursisabel, jenis plastik ini tidak dapat mengikuti perubahan suhu (tidak reversible). Sehingga bila pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan dengan suhu tinggi tidak akan melunakkan jenis plastik ini melainkan akan membentuk arang dan terurai. Karena sifat termoset yang demikian maka bahan ini banyak digunakan sebagai tutup ketel. Plastik thermosetting diklasifikasikan menjadi 6, yaitu : a. Phenol Formaldehyde Phenol formaldehyde stabil hingga suhu 150 C dan merupakan isolator yang baik terhadap listrik. Merupakan produk yang baik digunakan untuk komponen elektrik, komponen plastik dalam kendaraan dan telepon. b. Polyesters Polyesters adalah jenis plastik thermosetting yang sangat keras dan kuat, dengan berat molekul yang besar. Kegunaan utama adalah untuk komponen plastik dalam kendaraan dan kipas. c.epoxies Epoxies digunakan sebagai pelekat karena sifatnya yang mudah melekat pada kebanyakkan bahan.

10 14 d.silicones Silicones dapat digunakan setelah diperkuat dengan serabut kaca dan suhu tinggi. Silicones dapat digunakan pada suhu 200 C bahkan dapat digunakan hingga hingga 800 C. Banyak kesamaan antara proses pembentukan logam dengan proses pembentukan polimer. Fabrikasi material polimer umumnya dilakukan pada suhu tinggi dan dengan aplikasi tekanan. Tekanan harus diberikan ketika produk didinginkan agar bentuknya dapat dipertahankan. Untuk fabrikasi dengan bahan thermoplastik salah satu faktor ekonomis adalah kemampuannya untuk didaur ulang. Fabrikasi dengan bahan thermoset biasanya dapat dikeluarkan dari cetakan saat masih panas karena dimensinya sudah stabil. Polimer thermoset tidak dapat didaur ulang, tidak dapat mencair, selain lebih tahan terhadap kimiawi dan terhadap suhu yang tinggi Injection Molding Injection molding pada polimer identik pengecoran bertekanan pada logam dan merupakan salah satu teknik pembentukan polimer yang banyak digunakan. Untuk thermoplastik waktu satu siklus proses injection molding singkat (sekitar detik) karena produk langsung membeku setelah diinjeksikan ke dalam cetakan. Sementara, untuk thermoset waktu yang dibutuhkan agak lama karena pemanasan terjadi selama material berada dalam tekanan cetakan yang bersuhu tinggi. Parameter yang harus diperhatikan dalam proses injection molding adalah tekanan dan suhu apabila tekanan dan suhu

11 15 terlalu tinggi, maka cacat flashes akan terjadi pada produk injection molding, yaitu sirip yang melebar keluar pada garis pemisah dua cetakan. Namun demikian, apabila tekanan dan suhu rendah maka cacat short shotakan terjadi pada produk injection molding, yaitu rongga catakan tidak terisi sepenuhnya sehingga terdapat kekurangan pada bentuk produk. Produk-produk yang dihasilkan melalui proses injection molding meliputi produk yang berukuran besar hingga berukuran cukup kecil demikian juga produk yang sederhana hingga sangat rumit. Contoh produk yang dihasilkan melalu proses injection molding diantaranya printer, keyboard, casing handphone, packing makanan dan minuman, pesawat telepon, dashboard mobil, body motor, helm, peralatan rumah tangga dan lain-lain. (Lihat Gambar 2.2 dan Gambar 2.3) Gambar 2.2.Bagian utama mesin injection molding (Sendi, 2012)

12 16 Gambar 2.3.Skematik proses injection molding (Sendi, 2012) Kontruksi Mesin Injetion Molding Secara umum konstruksi mesin injection molding terdiri dari tida unit pokok yang penting yaitu injection unit, clamping unit dan mold unit(sendi, 2012). 1. Injection unit Injection unit merupakan unit yang berfungsi untuk melelehkan plastik dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga mendorong cairan kedalam cavity dengan waktu, tekanan, temperatur, dan kepekatan tertentu. (Lihat Gambar 2.4 dan Gambar 2.5) Gambar 2.4.Bagian-bagian mesin injection molding (Sendi, 2012)

13 17 Gambar 2.5.Bagian-bagian injection unit (Sendi, 2012) Bagian-bagian injection unit beserta fungsinya : a. Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan menggunakan momen inersia sekaligus menjaga putaran screw tetap konstan, sehingga didapatkan tekanan dan kecepatan yang konstan saat dilakukan proses injeksi. b. Hooper Hooper adalah tempat untuk meletakkan bahan baku (bijih plastik) sebelum masuk ke barrel. c. Barrel Barrel adalah tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik. d. Srew Screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hooper ke nozzel. 2. Clamping unit Clamping unit berfungsi untuk membuka dan menutup mold dan menjaga dengan memberikan tekanan pada penahan (clamping pressure) terhadap mold agar material yang diinjeksikan pada mold tidak meresap keluar

14 18 saat proses berlangsung. Skematis dan bagian-bagian clamping unit dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6.Skematis dan bagian-bagian dari clamping unit(sendi, 2012) 3. Mold unit Mold unit merupakan bagian terpenting pada mesin injection molding, yang mempunyai fungsi utama yaitu untuk membentuk benda yang akan dicetak. Bagian-bagian utama dari mold unit dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7.Bagian utama dari mold unit (sendi, 2012) Bagian-bagian utama dari mold unit :

15 19 1. Sprue dan runner system Sprue adalah bagian yang menerima plastik dari nozzel lalu oleh runner akan dimasukan ke dalam cavity mold. Biasanya berbentuk taper (kerucut) karena dikeluarkan dari spruebushing. Sprue bukan merupakan bagian dari produk molding dan akan dibuang pada saat finising produk. 2. Cavity side/ mold cavity Cavity side atau mold cavity yaitu bagian yang membentuk plastik yang dicetak, cavity side terletak pada stationary plate, yaitu plate yang tidak bergerak saat dilakukan ejecting. 3. Core side Core side merupakan bagian yang ikut memberikan bentuk plastik yang dicetak. Core side terletak padamoving plate yang dihubungan dengan ejector sehingga ikut bergerak saat dilakukan ejecting. 4. Ejector system Ejector merupakan bagian yang berfungsi untuk melepas produk dari cavity mold. 5. Gate Gate yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan benda kerja, sebagai tempat mulainya penyemprotan/ injeksi atau masuknya material ke dalam cavity. 6. Insert Insert yaitu bagian lubang tempat masuknya material plastik kedalam rongga cetakan (cavity). 7. Coolant channel Coolant cannel yaitu bagian yang berfungsi sebagai pendingin cetakan untuk mempercepat proses pengerasan material plastik.

16 SistemPendinginKonformal Sistem saluran pendingin konvensiona lbanyak dipakai karena bentuknya yang lurus sehingga memudahkan proses pembuatan. Pembuatan lubang saluran dapat menggunakan proses gurdi atau proses bor. Lubang saluran pendingin dibuat dengan jumlah dan jarak tertentu pada bagian core dan cavity, seperti diperlihatkan pada Gambar2.8..Saluran pendingin konformal dibuat mengikuti kontur produk yang dicetak sehingga memungkinkan terjadi proses pendinginan yang seragam dan lebih cepat (Gambar2.9.). Kelemahan dari system pendingin ini adalah jika cetakan terlalu dingin maka dibutuhkan proses pemanasan untuk memanaskan rongga cetakan, karena temperature rongga cetakan yang ideal untuk proses pengisian minimal 50 C. Kelemahan ini biasanya diatasi dengan memasukkan air panas atau uap panas kedalam saluran pendingin, bergantian dengan air pendingin, dan inilah yang disebut rapidheatcycle molding. Gambar2.8.Sistem pendingin konvensional, (A) cavity, (B) core (Sachs, 2000)

17 21 Gambar2.9.Sistem pendingin konformal (Sachs, 2000) Hasil penelitian yang berkaitan dengan ke efektifan pendingin konformal pada cetakan dengan dan tanpa pendingin konformal disampaikan oleh Ring (2002), dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dan penurunan waktu siklus proses. Penggunaan material dengan konduktifitas panas yang tinggi seperti tembaga atau nikel mampu meningkatkan efisien sisiklus proses sampai 70% dibandingkan cetakan serupa tanpa pendingin konformal. Penelitian tentang ini disampaikan oleh Jacobs (1999) Cacat Produk Injection Molding Kualitas akhir permukaan dari produk plastik injection molding merupakan karakteria utama dari standar kualitas produk. Namun keadaan ini tidak dapat mutlak dipenuhi sehingga sering kali terjadi gangguan/cacat produk yang dapat merusak penampilan produk. Cacat produk dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, baik yang bersumber pada faktor parameter proses maupun faktor desain. Untuk mengatasi masalah cacat tersebut tentunya harus disesuaikan dengan bentuk dan gangguan atau cacat yang timbul serta pengaruh terhadap produk. Macam-macam cacat produk pada proses injection molding ialah warpage, sink mark,

18 22 Short shot, weld line, flash, air trapped dan incompletely fillet parts(sendi, 2012). Beberapa permasalahan yang sering ditemukan pada produk hasil injection molding antara lain: a. Short-shot Short-shot adalah cacat produk akibat pengisian yang tidak sempurna. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain: Pelelehan biji plastic yang tidak sempurna. Injeksi yang lambat. Tekanan injeksi yang lemah. Temperature peleburan yang rendah. Temperature mold yang randah. Udara tidak keluar dari mold cavity. Gambar 2.10.Defect short-shot Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia) b. Sink or air bubble Sink adalah keadaan cacat produk berupa bentuk cembung pada permukaan, sedangkan air bubble ditemukan gelembung udara didalam produk. Hal ini bias disebabkan oleh:

19 23 Perbedaan temperature pada dinding mold yang signifikan. Tekanan injeksi yang rendah. Temperature material yang tinggi. Tidak cukup pendinginan pada cetakan. Lubang keluar angin (air vent) terlalu kecil. c. Warpage Warpage adalah kondisi cacat produk yang terlihat sebagai permukaan yang melengkung atau terbelit. Hal ini bias diakibatkan oleh: Pendinginan cetakan yang tidak seragam. Perbedaan temperature yang tinggi disebagian cetakan. Tekanan tunggu (holding pressure) yang rendah. Gambar 2.11.Defect warpage d. Weld mark or flow mark Weldmark merupakan cacat produk berupa garis dipermukaan produk yang disebabkan oleh: Injeksi yang lambat. Sushu peleburan yang rendah. Suhu cetakan yang rendah. Permukaan cetakan terkontaminasi minyak. Udara tidak keluar dari cetakan dengan lancar.

20 24 e. Discolored molding Discolored molding merupakan cacat berupa pelenturan warna pada produk. Hal ini disebabkan oleh: Temperature peleburan yang tinggi. Proses peleburan material yang terlalu lama. Pencampuran warna yang tidak stabil. f. Black spot Black spot adalah dimana keadaan cacat produk ditemukan seperti bintik hitam pada produk, hal ini dipengaruhi oleh: Kurang bersih saat penggantian material. Material yang mengalami pemanasan/pengeringan yang berlebihan. Proses pewarna yang tidak stabil. g. Weld line Weld line adalah dalah ketika dua atau lebih aliran lelehan depan material yang digambarkan dengan garis V sempit yang bertemu pada kedua unjung aliran lelehan material. Penyebab weld line: Titik antara injeksi dan transfer terlalu dekat. Waktu pendinginan terlalu singkat. Mold atau material temperature terlalu rendah. Gambar 2.12.Defect weld line Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia)

21 25 h. Sink mark Sink mark merupakan cekungan atau lengkungan yang terjadi pada permukaan luar pada komponen yang dibentuk. Penyebab Sink mark: Perbedaan ketebalan produk. Perbedaan temperature core dengan cavity. Loading time material terlalu cepat. Kurangnya kemampuan pendingin dari mold tersebut. Peningkatan suhu karena putaran screwterlalu cepat. Temperature resin, temperature die, injection speed terlalu tinggi atau rendah. Gambar 2.13.Defect sink mark Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia) i. Flashing Flashing adalah jenis minor defect pada material artinya material masih bisa dikatakan ok tetapi harus dilakukan pembersihan pada produk. Penyebab defect flashing: Kurangnya pressure clamping moldpada mesinnya. Kurangnya kerapatan mold saat injeksi. Design produk yang tidak sesuai dengan mold. Viscositas dari material kurang.

22 26 Gambar 2.14.Defect flashing Parameter Proses Injection Molding Parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses pembuatan produk plastik dengan metode injection molding adalah: 1. Temperatur leleh (melt temperature ) Adalah batas temperatur dimana bahan plastik mulai meleleh saat diberikan energi panas. 2. Batas tekanan Adalah batas tekanan udara yang perlu diberikan untuk menggerakan piston guna menekan bahan plasti yang telah dilelehkan.tekanan yang terlalu rendah kemungkinan bahan plastik tidak akan keluar atau terinjeksi ke dalam cetakan. 3. Waktu tahan Adalah waktu yang diukur dari temperatur leleh disetting telah tercapai hingga keseluruhan bahan plastik yang ada dalam tabung pemanas benar-benar telah meleleh semuanya. 4. Waktu tekan Adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk memberikan tekanan pada piston yang mendorong plastik yang telah leleh.

23 27 5. Temperatur cetakan Adalah temperatur pemanas cetakan awal sebelum dituang bahan plastik yang meleleh. 6. Kecepatan injeksi Adalah kecapatan lajunya bahan plastik yang telah meleleh keluar dari nozzel untuk mengisi rongga cetak. 7. Ketebalan dinding cetakan Menyangkut desain secara keseluruhan dari cetakan. Semakin tebal dinding cetakan, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya cacat Cacat Short Shot Short Shot digunakan untuk menjelaskan dimana suatu kondisi lelehan material plastic akan di injeksikan ke dalam cavity tidak mencapai kapasitas yang ideal atau tidak sesuai settingan mesin,sehingga plastic yang di injeksikan ke dalam cavity mengeras terlebih dahulu sebelum memenuhi cavity. (Lihat Gambar 2.15). Gambar DefectShortShot Sumber ( PT Pyojoon Mold Indonesia ) Cacat shortshot terjadi karena beberapa factor diantaranya karena pelelehan biji plastic yang tidak sempurna, injection yang lambat, tekanan injeksi yang lemah, suhu peleburan yang rendah, suhu mold yang rendah, dan udara tidak keluar dari moldcavity.

24 28 Cacat shortshot dapat di kurangi dengan jalan meningkatkan suhu material sesuai dengan batasannya, meningkatkan kecepatan injeksi material, mengganti fluiditas material dengan yang lebih baik, menstandarisasi ketebalan dinding pada tiaptiap cavity, supply material harus selalu berkelanjutan jangan sampai ada jeda. Cacat shortshot sangat penting didalam injectionmolding pada pembentukan plastic, diramalkan masalah pengambilan tempat dipabrikasi terutama pada shortshot. Ada beberapa penerbit pada topic ini diteliti yaitu simulasi teoritis dan pada hasil bersifat percobaan. Simulasi panas pada ShortShot sebagai masalah pendinginan didalam moldcavity tak berbentuk polimer. Dikatakan bahwa ShortShot adalah perwujudan dari bentuk produk yang di akibatkan oleh momen yang kurang sempurna. Bagian yang kurang merata atau berlubang yaitu jumlah terbesar ShorShot. Cacat ShortShot juga di perkirakan dari perbedaan suhu bagian atas dan permukaan yang lebih rendah. Didalam ShortShot juga dipelajari pabrikasi menyangkut kondisi seperti suhu cetakan, suhu leleh, tekanan, ketebalan dinding dan penyusutan. Cacat Short shot terjadi karena beberapa faktor diantaranya: Pelelehan biji plastic yang tidak sempurna Injeksi yang lambat Tekanan injeksi yang lemah Suhu peleburan yang rendah Suhu mold yang rendah Udara tidak keluar dari moldcavity

25 Termofisika 1. Pemuaian pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Benda yang diberi panas pada umumnya akan mengalami kenaikan suhu ini berarti bahwa getaran molekul menjadi lebih keras. Makin banyak tumbukan yang terjadi makin besar jarak pisah antar molekul-molekul itu,sehingga terlihat bahwabenda tersebut mengembang atau muai. Jadi semua benda padat,cair dan gas pada umumnya muai bila di panaskan dan menyusut jika didinginkan. 2. Perpindahan panas Bila dua benda atau lebih yang berbeda suhu bersinggungan atau berdekatan, maka akan terjadi perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, sedemikian hingga akhirnya dicapai suatu suhu akhir yang sering juga disebut suhu kesetimbangan. Suhu kesetimbangan adalah kondisi ketika proses perpindahan panas berhenti ditandai dengan kesamaan suhu dari kedua benda yang mengalami proses perpindahan panas. Bila suhu akhir ini sudahdicapai, maka proses perpindahan panas berhenti dan bendabenda itu dikatakan setimbang termis. Sistem perpindahan panas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Perpindahan panas konduksi Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan kalor atau panas melalui peranara, dimana zat perantaranya tidak ikut berpindah, dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan pertikel-partikelnya.

26 30 b. Perpindahan panas konveksi Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran diamana zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindahdan mengakibatkan kalor merambat. Maka terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin). c. Perpindahan panas radiasi Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Biasanya disertai dengan cahaya.

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata Satu pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING 3.1 Proses Design Molding Plastik 3.1.1 Flow Chart Proses Design Molding Plastik Untuk mempermudah pembahasan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5 TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5 Disusun : DWI KARDONO NIM : D 200 040 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat thermosensitive di mana apabila suatu plastik mengalami perubahan kondisi thermal maka akan berpengaruh terhadap sifat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 65 Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Toto Rusianto, Ellyawan, S.A. & Arif Rahmanto Jurusan Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang

Lebih terperinci

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID Latar Belakang Kebutuhan Produk Plastik Meningkatnya kebutuhan terhadap produk yang terbuat dari plastik Perencanaan Injection Molding yang baik

Lebih terperinci

11 BAB II LANDASAN TEORI

11 BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK Arif Rahman Hakim Dosen Tetap Prodi Teknik Mesin Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku material plastik semakin meningkat. Material ini semakin sering dijumpai sebagai bahan pembuatan peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP)

ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP) NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP) Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG Nama : Mokhammad Roiful Anis NPM : 24411599 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT. Latar Belakang Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi Yogyakarta, 6 September 2007 Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi Amelia Sugondo 1, Willyanto Anggono 2, Ian Hardianto

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT OPTIMASI DESAIN MOLD UNTUK MEREDUKSI CACAT FLASH DAN SHRINKAGE PADA PRODUK PAKU KOTAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI MOLDFLOW (STUDI KASUS PADA PT. PRIMA SAKTI) Erfina Ayu W. 1, Hari Arbiantara 2,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan, pengukuran arah longitudinal dan transversal dengan metode mean (rata-rata) diperoleh nilai minimum sink mark pada

Lebih terperinci

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure Mesin Injeksi Molding Sederhana Dengan Menggunakan Metode Simulasi Slamet Arief Hariadi 1. Budi Baharudin 1 S.T Tugas Akhir,Teknik Mesin,Politeknik

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK Heri Yanto*, Ihsan Saputra, Sapto Wiratno Satoto # Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad Yani,

Lebih terperinci

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04 PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN 79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sel bahan bakar adalah sebuah peralatan yang mampu mengkonversi hydrogen dan oksigen secara elektrokimia menjadi energi listrik dan air, tanpa adanya emisi gas buang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK II.1 Prinsip Dasar Manufaktur Produk Dalam prinsip dasar proses manufaktur suatu produk saya akan mengklasifikasikan untuk manufaktur produk prototype dan manufaktur

Lebih terperinci

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Polimer Apakah Polimer? Polimer adalah suatu material yang tersusun dari suatu rantai molekul secara berulang. Polimer tersusun dari unit-unit yang disebut dengan monomer Contoh-contoh polimer yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan munculnya teknologi manufaktur aditif pada pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi

Lebih terperinci

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu

Lebih terperinci

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004

Lebih terperinci

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 PENGARUH INJECTION TIME DAN BACKPRESSURE TERHADAP CACAT PENYUSUTAN PADA PRODUK KEMASAN TOPLES DENGAN INJECTION MOLDING MENGGUNAKAN MATERIAL POLISTYRENE

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING Singgih Fitriyanto, Yuyun Estriyanto dan Danar Susilo Wijayanto

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

11.1 Pemrosesan Material Plastik

11.1 Pemrosesan Material Plastik 11.1 Pemrosesan Material Plastik Banyak proses yang digunakan untuk mengubah granula, pelet plastik menjadi bentuk produk seperti lembaran, batang, bagian terekstrusi, pipa atau bagian cetakan yang terselesaikan.

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Pembuatan Section Planing Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHILENE (PP)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHILENE (PP) PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHILENE (PP) Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJETION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJETION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP) NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJETION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP) Naskah publikasi tugas akhir di susun sebagai syarat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Menyelidiki peristiwa konveksi di dalam zat cair. II. ALAT DAN BAHAN Pembakar Spritus Statif 4 buah Korek api Tabung konveksi Serbuk teh Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) Amelia Sugondo Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY Oleh : Willy Chandra K. 2108 030 085 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B. KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B. Alat dan Bahan 1. Kalorimeter 2. Termometer 3. Gelas

Lebih terperinci

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional Agung Kaswadi 1,a,Sigit Yoewono 2,b 1 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia 14330 2

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR PENGARUH PENDINGINAN TERHADAP WAKTU DAN SHRINKAGE PADA PEMBUATAN RUBBER ENGINE MOUNTING DENGAN BAHAN CAMPURAN KARET ALAM DAN STYRENE BUTADIENE RUBBER (SBR) Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh2wujud Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM : PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Achmad Muttaqin NPM : 20410081 Jurusan : Teknik mesin ABTRAKSI Pada umumnya, di PT. Suzuki Indomobil Motor

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO MATERIAL

INTRODUCTION TO MATERIAL INTRODUCTION TO MATERIAL Lotus effect Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengujian termal plastik daur ulang dengan plastik original menggunakan metode DSC pada penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pengujiannya

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING TUGAS AKHIR PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN A. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING Edi Sunarto 1), Ir. Estu Prayogi M.KKK 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Pancasila

Lebih terperinci