Ary Nurmalasari, Mei Widiati, Ujang Ruhyadin, Dias ABSTRACT
|
|
- Yanti Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI JAMUR TRYCHOPHYTON RUBRUM PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PEDAGANG Ary Nurmalasari, Mei Widiati, Ujang Ruhyadin, Dias Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis ABSTRACT Tinea pedis is a fungal infection diseases dermatofita more found in the skin of the soles of the feet area and sidelines of toes. Some risk factors for Tinea pedis is the use of closed shoes that long every day, wearing socks when working, and exposure to the fungus. This research was conducted at traders of fish in his daily work in damp places because it is directly related to the water and wearing shoes covered in long periods of being performed in the cikurubuk market is the largest market occurs in the town of Tasikmalaya. The purpose of this research is to find out whether or not there is fungus Trichophyton rubrum causes Tinea pedis on the merchant market in the fish Cikurubuk Town, Tasikmalaya. The study was descriptive in nature. Samples obtained from kerokan skin your feet and toes 14 man in-stream fish traders in the Market Cikurubuk the town of Tasikmalaya. The sample is brought to the laboratory of Parasitology STIKes Muhammadiyah Ciamis to do the examination. Research results by as much as 14 samples kerokan leather soles and toes on the sidelines of the fish traders in the market town of Tasikmalaya Cikurubuk there are 10 people infected with the fungus Trichophyton rubrum. Keywords : The fungi Trichophyton rubrum INTISARI Tinea pedis adalah penyakit infeksi jamur dermatofita tersering yang ditemukan di daerah kulit telapak kaki dan sela jari kaki. Beberapa faktor risiko Tinea pedis adalah penggunaan sepatu tertutup yang lama setiap hari, pemakaian kaus kaki ketika bekerja, dan paparan jamur. Penelitian ini dilakukan pada pedagang ikan yang sehari-harinya bekerja di tempat yang lembab karena berhubungan langsung dengan air dan memakai sepatu tertutup dalam jangka waktu yang lama yang dilakukan di Pasar Cikurubuk yang merupakann pasar terbesar di Kota Tasikmalaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya jamur Trichophyton rubrum penyebab Tinea pedis pada pedagang ikan di pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel didapat dari kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki 14 orang pedagang ikan di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Sampel dibawa ke Laboratorium parasitologi STIKes Muhammadiyah Ciamis untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil penelitian sebanyak 14 sampel kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pada pedagang ikan di pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya terdapat 10 orang yang terinfeksi jamur Trichophyton rubrum. Kata kunci : Trichophyton rubrum, Tinea Pedis, Pedagang Ikan
2 Pendahuluan Tinea pedis atau yang lebih dikenal dengan kutu air adalah penyakit akibat infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit pada jari-jari kaki, telapak kaki, dan bagian lateral kaki. Penyebab penyakit ini adalah seluruh genus dermatofita terutama Trichophyton rubrum, dan Trichophyton mentagrophytes. Namun penyebab tersering yaitu, Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, dan Trichophyton epidermophyton floccosum. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi dermatofita yang sering terjadi.(fkui, 2008). Kelainan mengenai kulit diantara jari-jari kaki, terutama antara jari ke 3-4 dan ke 4-5, telapak kaki dan bagian lateral kaki. Faktor predisposisi berupa kaki yang selalu basah, baik oleh air (tukang cuci), maupun oleh keringat (sepatu tertutup dan memakai kaos kaki) dengan waktu yang lama.(fkui, 2008). Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk waktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, pecahnya kulit karena mekanis, tingkat kebersihan perorangan, dan paparan terhadap jamur merupakan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya tinea pedis. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas di sela-sela jari karena pemakaian sepatu yang lembab, juga akan merangsang tumbuhnya jamur (Kurniawati, 2006). Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan kerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologis (Kurniawati, 2006). Sehingga sudah sewajarnya kita selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh seperti yang dianjurkan dalam Al-Qur an surat At-Taubah (9) : 108 yang berbunyi : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih (Q.S At-Taubah 9 : 108). Ayat diatas mengingatkan kita bahwa Allah SWT menyukai orangorang yang mensucikan diri / bersih.
3 Karena sesungguhnya bersih itu sebagian dari iman dan juga dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit yang disebabkan karena kurangnya kita dalam menjaga kebersihan diri. Pedagang ikan adalah salah satu jenis pekerjaan yang sehariharinya bekerja di tempat yang lembab dan berhubungan langsung dengan air, serta selalu memakai sepatu yang kedap udara dalam jangka waktu yang lama, sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya jamur pada kaki, selain itu tingkat kebersihan yang kurang diperhatikan juga merupakan salah satu faktor penyebab tumbuhnya jamur. Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli pada waktu dan tempat tertentu. Keberadaan pasar tentu sangat penting, selain sebagai penopang keberlangsungan ekonomi sebuah bangsa, pasar juga memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi dan kemajuan masyarakat. Salah satu pasar yang ada di Tasikmalaya adalah pasar cikurubuk, pasar ini terletak di Jl Ardiwinangun kel.tugu Jaya Kec. Indihiang kota Tasikmalaya. Pasar terbesar di Kota Tasikmalaya ini memiliki ratusan toko baik yang sifatnya permanen ataupun yang semi permanen. Tentu semuanya disesuaikan dengan jenis barang yang di jajakan di pasar ini. di Pasar Cikurubuk terdapat sedikitnya (50) orang pedagang ikan yang menempati (60) kios tempat berjualan ikan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa keadaan tempat berjualan di tiap kios ikan tersebut becek dan kotor serta ada pedagang yang mengeluhkan gatal pada sela jari kaki dan telapak kaki yang pecah-pecah. Kebanyakan pedagang ikan memakai sepatu boot yang kedap udara dan dipakai pada waktu yang lama sehingga keadaan kaki yang memakai sepatu tersebut menjadi lembab dan memungkinkan tumbuhnya jamur. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan keberadaan jamur penyebab Tinea pedis yang terdapat pada kaki pedagang ikan di pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini objek yang di teliti adalah pedagang ikan yang ada di pasar Cikurubuk yang berjumlah 50 orang Berdasarkan hasil observasi maka penentuan sampel menggunakan teknik sampel insidental dimana peneliti menggunakan sampel seadanya pada saat dilakukan penelitian. Jumlah sampel dalam
4 penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteia inklusi dan ekslusi dibawah ini : a. Kriteria Inklusi 1) Pedagang ikan yang ada di pasar Cikurubuk Kota tasikmalaya pada periode / masa penelitian. 2) Pedagang ikan yang memiliki kriteria pemeriksaan seperti ada keluhan gatal pada telapak kaki. 3) Pedagang ikan yang memakai sepatu tertutup pada jangka waktu yang lama pada saat berjualan. 4) Sudah lebih dari 5 tahun berdagang ikan. b. Kriteria Eksklusi 1) Pedagang ikan yang sedang melakukan pengobatan penyakit jamur kaki. 2) Pedagang ikan yang menolak atau mengundurkan diri menjadi responden dalam penelitian ini. 3) Pedagang ikan yang tidak ada di tempat pada saat pengambilan sampel Setelah dilakukan pengambilan sampel didapatkan 14 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan jenis data primer. Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan Jamur Trichophyton rubrum di laboratorium parasitologi pada pedagang ikan di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Alat dan Bahan Autoklaf, Oven, Gelas Kimia, Pipet tetes, Cawan petri, Batang pengaduk, Neraca analitik, Deck glass, Objek glass, Erlen meyer, Lampu spirtus, Spatula steril, Mikroskop, SDA dan KOH 10%. Prosedur Penelitian 1. Pengambilan sampel a. Terlebih dahulu pada telapak atau sela jari kaki pedagang ikan yang akan dilakukan pengerokan di desinfektan dengan menggunakan kapas alkohol 70% supaya terbebas dari bakteri, kemudian telapak atau sela jari kaki dikerok dengan menggunakan skalpel steril sampai diperoleh hasil kerokan yang cukup dan dikumpulkan pada cawan petri. b. Hasil kerokan kulit ditanam pada media Sabouraud Dextrose Agar dengan penanaman di totolkan pada tempat-tempat tertentu c. Media diberi label dan nomor sampel d. Media diinkubasi pada suhu kamar (25-30 C) selama 7 hari sambil diamati pertumbuhannya setiap hari e. Koloni yang dicurigai mempunyai permukaan seperti kapas yang berwarna putih berwarna kuning kecoklatan bila dilihat dari sisi koloni sebaliknya (Geo F. Brooks dkk.,2007).
5 2.Pemeriksaan langsung dengan KOH a. Hasil kerokan kulit teteska pada objek glass b. Pijarkan ujung ose pada lampu spirtus c. Basahi ose dengan larutan KOH 10% d.letakan sampel pada tetesan KOH 10% dan tutup dengan cover glass e. Fiksasi sediaan diatas nyala api f. Periksa dibawah mikroskop 10x dan 40x (Robin Graham). 3. Pemeriksaan Mikroskopis dari Media Sabouraud Dextrose Agar a. Ambil sedikit koloni jamur dari biakan atau kultur dengan ose lurus, letakan pada objek glass yang sudah ditetesi NaCl 0.85% kemudian tutup dengan cover glass. b. Periksa dibawah Mikroskop Hasil Penelitian dengan pembesaran lensa 10x dan 40x (Arif Mansjoer, 2000). Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel jamur dari kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pedagang ikan yang berjumlah 14 sampel didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Pengamatan Langsung dengan KOH 10% No sampel Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% No Sampel Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% Berdasarkan data pada tabel 1 semua sampel menunjukan hasil negatif ( tidak ditemukan jamur Trichophyton rubrum ). Untuk lebih memastikan bahwa sampel tersebut negatif maka peneliti melakukan penanaman pada media SDA dan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Pengamatan pada Biakan Media SDA secara Makroskopis dan Mikroskopis No Pemeriksaan makroskopis Pemeriksaan Bentuk koloni Warna atas 1 Seperti kapas Putih hitam 2 Seperti kapas Putih hitam Warna bawah Hitam putih Hitam putih 3 Seperti kapas Putih Merah 4 Seperti kapas Putih Merah 5 Seperti kapas Putih Merah 6 Seperti kapas Putih Merah 7 Seperti kapas Putih hitam Merah 8 Seperti kapas Putih Merah mikroskopis Trichop hyton rubrum Aspergi lus sp 9 Seperti kapas Putih Merah
6 10 Seperti kapas Putih hitam Hitam putih 11 Seperti kapas Putih Merah 12 Seperti kapas Putih Merah 13 Seperti kapas Putih Merah 14 Seperti kapas Putih Merah Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil yang positif terinfeksi jamur Trichophyton rubrum sebanyak 10 orang. Hasil pengamatan yang positif diperoleh dari : 1) Hasil pemeriksaan makroskopis kulit telapak kaki dan sela jari kaki : Perrmukaan kulit rapuh dan terdapat bercak-bercak putih yang brbatas tegas. 2) Hasil pengamatan makroskopis koloni biakan : Trichophyton rubrum Bentuk koloni seperti kapas, warna atas koloni berwarna putih, dan warna bawah koloni berwarna merah. Mikrokonidia berbentuk tetesan air mata, dengan sedikit makrokonidia berbentuk pensil. Hasil tersebut diidentifikasi sebagai Jamur Trichophyton rubrum. Gambar 1 Hasil Pengamatan Jamur Trichophyton rubrum setelah pembiakan pada media SDA Ket: 1. Mikrokonidia 2. Makrokonidia 3. Hifa b. Hasil pengamatan jamur Aspergilus sp Hifa bersekat, bentuk seperti kapas konidiospora, sterigmta. Hasil tersebut diidentifikasi sebagai Jamur Aspergilus sp 3) Hasil kontrol negatif Pada media kontrol negatif tidak terdapat pertumbuhan jamur sehingga dapat dipastikan bahwa media SDA yang digunakan tidak terkontaminasi oleh jamur kontaminan. 4) Hasil pengamatan mikroskopis a. Hasil pengamatan jamur Trichophyton rubrum
7 Gambar 2 Hasil Pengamatan Jamur Aspergilus sp setelah pembiakan pada media SDA Ket : 1. Konidium 2. Vesikel 3. Hifa Berdasarkan hasil penelitian pada sampel kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pedagang ikan didapatkan hasil positif yang terinfeksi jamur Trichiphyton rubrum sebanyak 10 dari 14 ( 71% ) Aspergilus sp 3 ( 21%) dan Pembahasan Jumlah pedagang ikan yang ada di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya sebanyak 50 orang, yang tidak memenuhi kriteria inklusi sebanyak 25 orang, 11 orang menolak, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia dijadikan sampel sebanyak 14 orang. Hasil pemeriksaan 14 sampel kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pedagang ikan di Pasar Cikurubuk kota Tasikmalaya yang dilakukan dengan metode pembiakan pada media saboraud dextrose agar, ditemukan adanya jamur Trichophyton rubrum 71% dan Aspergilus sp 21% Pemeriksaan mikroskopis langsung dengan menggunakan KOH didapatkan hasil negatif dikarenakan beberapa faktor yaitu seperti spora yang ada di sampel tidak begitu banyak, dan spora yang ada tertutup oleh kotoran dari sampel. Sehingga faktor inilah yang memungkinkan hasil dari pemeriksaan langsung dengan KOH negatif. Meskipun hasil pemeriksaan secara langsung menggunakan KOH negatif, akan tetapi dengan menggunakan media kultur jamur patogen dapat diidentifikasi, karena kultur merupakan pemeriksaan jamur yang distandarisasi observasi lapangan, yang memiliki fungsi untuk menumbuhkan jamur, memperbanyak jumlah, dan membantu dlam diagnosis jamur penyebab infeksi. Sehingga jamur dapat lebih mudah untuk diidentifikasi. Untuk menjaga keakuratan hasil penelitian, penelitian ini disertai dengan media kontrol negatif. Hal ini dilakukan untuk menjaga keakuratan hasil untuk meyakinkan bahwa jamur yang tumbuh benar-benar jamur yang akan diteliti bukan jamur kontaminasi. Berdasarkan tinjauan dan interpretasi hasil pemeriksaan dari sampel kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pedagang ikan di Pasar Cikurubuk Kota
8 Tasikmalaya, ditemukan adanya jamur Trichophyton rubrum yang termasuk pada golongan jamur dermatofita. Golongan jamur ini menyerang pada bagian tubuh yang mengandung keratin. Selain itu juga ditemukan jamur Aspergilus sp yang merupakan jamur kontaminan yang hidup bebas dan terdapat dimana-mana. Jamur dapat mengkontaminasi dalam bentuk spora yang terdapat banyak di udara. Pada umumnya keadaan lingkungan yang lembab dan kurang baik sehingga dapat mempengaruhi terdapatnya jamur Aspergilus sp serta jamur kontaminasi lainnya yang dapat terbawa sporanya oleh udara dan kemudian menempel pada kulit yang terinfeksi sehingga terdapart dua jamur yang berbeda dalam satu sampel. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan para pedagang ikan yang ada di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya sebelum dilakukan pengambilan sampel, pedagang ikan mengalami kurang nyaman pada bagian kaki terutama pada sela jari kaki yang sering terasa gatal sehingga menggangu kenyamanan para pedagang pada saat berjualan. Infeksi jamur ini biasanya terjadi pada orang-orang yang berada di lingkungan yang lembab, kotor, dan dan faktor kebersihan perorangan juga sangat mempengaruhi terserangnya infeksi jamur. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kerokan kulit telapak kaki pedagang ikan di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya sebanyak 14 sampel, cara pengambilan sampel kulit dengan menggunakan objek glas, kemudian bagian kulit yang akan dikerok didisinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol basah 70%, setelah itu bagian kulit yang telah di disinfeksi dikerok menggunakan bagian sisi objek glas dan hasil kerokan disimpan pada cawan petri ukuran kecil yang telah disediakan dan telah diberi label. Selain ditemukannya jamur Trichophyton rubrum, peneliti juga menemukan jamur Aspergilus sp pada media SDA. Hal ini terjadi karena jamur Aspergilus sp merupakan jamur kontaminan yang hidup bebas dan terdapat dimanamana. Jamur ini kemungkinan bisa tumbuh karena pada saat proses pengambilan sampel atau pada saat penanaman pada media spora yang terdapat di udara menempel pada sampel media Saboraud Dextose Agar. Sehingga Hal inilah yang memungkinkan tumbuhnya jamur Aspergilus sp. Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan media kontrol negatif tanpa menggunakan kontrol positif, namun demikian berdasarkan hasil identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis menunjukan ciri-ciri bahwa yang tumbuh pada media SDA benar-benar jamur Trichophyton rubum.
9 Simpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel kerokan kulit telapak kaki dan sela jari kaki pedagang ikan di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya di dapat jamur Trichophyton rubrum sebanyak 10 dari 14 (71% ). Ucapan Terima Kasih Sumber dana penelitian ini menggunakan dana hibah dari LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis dan Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Irianto, Koes. (2013) Parasitologi Medis. Bandung : Alfabeta. Kurniawati, R. (2006)Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian Tinea Pedis pada pemulung di TPA Jatibarang. Semarang. Sutanto, Inge (Ed). (2008) Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Daftar Pustaka AL Quran. (2010) Al Quran dan Terjemahannya. Bandung : CV Penerbit Departemen Parasitologi FKUI, (2008)Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Penerbit : Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Gandjar, Indrawati, dkk. (2014)Mikologi: Dasar dan Terapan. Jakarta : IKAPI DKI. Gunter,Robert. (2005)Trichophyton rubrum Microbiology. Irianto, K. (2014)Bakteiologi Medis, Mikologi Meis, dan Virologi Medis. Bandung : Alfabeta
PEMERIKSAAN JAMUR DERMATOFITA KUKU KAKI PETANI DI DESA BUNTER BLOK CILEUDUG KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN CIAMIS
PEMERIKSAAN JAMUR DERMATOFITA KUKU KAKI PETANI DI DESA BUNTER BLOK CILEUDUG KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN CIAMIS Mei Widiati*, Ary Nurmalasari, Rizki Gusti Andani Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN JAMUR DERMATOFITA KUKU KAKI PETANI DI DESA BUNTER BLOK CILEUDUG KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN CIAMIS
PEMERIKSAAN JAMUR DERMATOFITA KUKU KAKI PETANI DI DESA BUNTER BLOK CILEUDUG KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN CIAMIS Mei Widiati*, Ary Nurmalasari, Rizki Gusti Andani Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun jenis pekerjaan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit jamur yang menyerang kulit. 2 Mikosis dibagi menjadi empat kategori yaitu: (1) superfisialis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Onikomikosis 2.1.1 Pendahuluan Onikomikosis adalah infeksi kuku yang disebabkan jamur golongan dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh dermatofita.
Lebih terperinciAll about Tinea pedis
All about Tinea pedis Tinea pedis? Penyakit yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikata sangat menjengkelkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi, dimana telah mengenai 20-25% populasi dunia. Penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatomikosis superfisialis merupakan jenis infeksi yang paling sering terjadi, dimana telah mengenai 20-25% populasi dunia. Penyebab utama dermatomikosis superfisialis
Lebih terperinciIV. KULTIVASI MIKROBA
IV. KULTIVASI MIKROBA PENDAHULUAN Untuk memperoleh kultur murni hasil isolasi dari berbagai tempat maka dibutuhkan alat, bahan dan metode seperti ilistrasi di bawah ini : Media Umum Diferensial Selektif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas
Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah Gambar 2. Tanaman cabai merah (Capsicum
Lebih terperinciMS.Sitorus,Abdul Mutholib,Nurhayati Ramli * Dosen Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Depkes.Palembang ABSTRAK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR DERMATOFITA PADA AIR KOLAM RENANG LUMBAN TIRTA PALEMBANG ==================================================================== MS.Sitorus,Abdul Mutholib,Nurhayati Ramli *
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang bertubuh buah, serasah daun, batang/ranting
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA TINEA PEDIS PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA TINEA PEDIS PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JAMUR Trychophyton rubrum PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIKURUBUK KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016
IDENTIFIKASI JAMUR Trychophyton rubrum PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIKURUBUK KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dendeng daging sapi giling yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian eksperimental labolatorik untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Instalasi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium Kesehatan Medan. 3.2 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi kulit dan ini sama seriusnya dengan penyakit hati dan ginjal. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan kulit perlu diperhatikan karena kulit merupakan bagian yang paling vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit adalah jaringan, yang selama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan dilaboraturium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FUNGI MIKROSKOPIS
LAPORAN PRAKTIKUM FUNGI MIKROSKOPIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah: Botani Criptogame Dosen Pengampu: Ipin Aripin, M.Pd Disusun Oleh: Wahyu lutfi imam abdulloh 16.24.1.0008 PROGRAN
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah dari rizosfer tanaman Cabai merah (Capsicum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan (mendeskripsikan)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitan 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Bidang Proteksi Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciNo Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA
Lampiran 1. Spesifikasi Alat Dan Bahan No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA Lab. Mikologi dan Fitopatologi 2. Cawan petri Pyrex Tempat pembiakan Lab. Mikologi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciGAMBARAN JAMUR KULIT SUPERFISIALIS PADA PENGGUNA ALAS KAKI TERTUTUP DAN TERBUKA DI KAMPUS PAKUWON CITY UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SKRIPSI GAMBARAN JAMUR KULIT SUPERFISIALIS PADA PENGGUNA ALAS KAKI TERTUTUP DAN TERBUKA DI KAMPUS PAKUWON CITY UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Oleh: Nama : Faustine Emanuela NRP : 1523013033
Lebih terperinciLinda Welly*, Dewi Sumaryani Soemarko**, Rusmawardiana***
Pengaruh Intervensi Edukasi dan Monitoring Personal Foot Hygiene terhadap Insiden Tinea Pedis pada Pekerja Pemakai Sepatu Boot di Pabrik Pengolahan Karet di Palembang Linda Welly*, Dewi Sumaryani Soemarko**,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit dilakukan di Laboratorium Penyakit
Lebih terperinciDewi Peti Virgianti, Rani Nurwaniansah Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
PEMERIKSAAN KONTAMINASI albicans PADA AIR KOLAM RENANG DI KOTA TASIKMALAYA Dewi Peti Virgianti, Rani Nurwaniansah Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Air yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua kelompok infeksi jamur yang mengenai kuku, baik itu merupakan infeksi primer ataupun infeksi sekunder
Lebih terperinciNova Nurfauziawati
VI. PEMBAHASAN Mikroba merupakan jenis mahluk hidup yang tersebar di seluruh lingkungan. Berbagai spesies mikroorganisme terdapat di sekitar kita, bahkan di tubuh kita. Pada umunya, mikroba banyak terdapat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Mikrobiologi. 1.2. Tempat dan Waktu Penelitian 1.2.1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciUndang Ruhimat. Herdiyana. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK
GAMBARAN TELUR NEMATODA USUS PADA KUKU PETUGAS SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIANGIR KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Undang Ruhimat. Herdiyana Program Studi D-III
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)
III. METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) Pengambilan sampel tanah dekat perakaran tanaman Cabai merah (C.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat
BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dpl pada Bulan Mei
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi-experimental studies dalam satu kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini merupakan bentuk desain
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PEKERJA PABRIK TEKSTIL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PEKERJA PABRIK TEKSTIL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi tugas dan persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great Giant Pineapple (GGP) di Lampung Timur dan PT. Nusantara Tropical Farm, Lampung
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...
1. Alat dari bahan gelas aman apabila dibawa dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.1 Satu Tangan Dua Tangan Dua Jari Lima Jari Alat-alat laboratorium dari bahan gelas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Januari 2012
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data primer dari semua pemulung di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada penghambatan pertumbuhan jamur (Candida albicans) dan tingkat kerusakan dinding
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Agustus 2012 sampai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.
7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.
6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 Juli 2011. Untuk pengambilan sampel tanah dilakukan di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great
9 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple (GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan PT. Nusantara
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dalam bidang Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin dan Mikrobiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang telah dilakukan ini bersifat eksperimen. Menurut Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi
23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Program Studi Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi Agroekoteknologi,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyakit kulit masih tinggi di Indonesia dibuktikan dengan Riset Kesehatan Dasar oleh Departemen Kesehatan tahun 2007 prevalensi nasional penyakit kulit adalah
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE Penelitian I. Populasi dan Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskular pada Lahan Sayuran dan Semak 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah untuk penelitian ini diambil dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini diawali dengan mengkaji tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku jamu gendong dengan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode difusi Kirby bauer. Penelitian di lakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian zat pengatur tumbuh BAP yang merupakan perlakuan pertama dan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.
LAMPIRAN Lampiran 1. Ciri makroskopis dan mikroskopis fungi yang ditemukan pada serasah A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas 1. Aspergillus sp.1 Ciri makroskopis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat di Sumberjaya. Kumbang penggerek buah kopi (H. hampei) diambil dan dikumpulkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data C. albicans strain ATCC 10231 yang diperoleh dari Departemen Parasitologi Fakultas
Lebih terperinciPerbandingan Minyak Biji Singkong (Manihot esculenta) dengan Ketokonazol 2 % dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp pada Kandidiasis Interdigital
Perbandingan Minyak Biji Singkong (Manihot esculenta) dengan Ketokonazol 2 % dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp pada Kandidiasis Interdigital LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Teknik Pengumpulan Data 2.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi). Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONTAMINASI JAMUR Aspergillus sp PADA KACANG KEDELAI BERBIJI KUNING KUALITAS BAIK DAN JELEK YANG DIJUAL DI PASAR WIRADESA KAB.
PERBANDINGAN KONTAMINASI JAMUR Aspergillus sp PADA KACANG KEDELAI BERBIJI KUNING KUALITAS BAIK DAN JELEK YANG DIJUAL DI PASAR WIRADESA KAB. PEKALONGAN Tuti Suparyati, Akademi Analis Kesehatan Pekalongan
Lebih terperinci2. Prosedur Isolasi ke Media Padat
1. Prosedur Isolasi ke Media Cair 1. Seluruh proses dilakukan didekat api 2. Pegang jarum inokulasi di tangan kanan dan tabung berisi biakan bakteri di tangan kiri 3. Buka kapas penutup tabung dengan jari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinci