Penerapan PSAK No. 106 Tentang Akuntansi Musyarakah Terhadap Produk Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan PSAK No. 106 Tentang Akuntansi Musyarakah Terhadap Produk Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk"

Transkripsi

1 Penerapan PSAK No. 106 Tentang Akuntansi Musyarakah Terhadap Produk Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk Faisal Rahim 1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk Siswadi Sululing 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk Abstrak Penelitian ini berjudul: Penerapan PSAK No. 106 Tentang Akuntansi Musyarakah Terhadap Produk Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk, dengan rumusan masalah: Apakah produk pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk telah sesuai dengan PSAK nomor 106? dan Bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk?. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk, maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk sesuai dengan PSAK nomor 106 dan untuk mengetahui perlakuan akuntansi dalam pembiayaan musyarakah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk. Sedangkan kegunaan penelitian in dapat memberikan masukan bagi bank syariah mandiri cabang luwuk dalam perlakuan akuntansi musyarakah, serta menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk telah menerapkan sistem pembiayaan yang operasionalnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 106 tentang akuntansi musyarakah. Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk bertindak sebagai penyedia dana (mitra pasif) pendanaan ini dilakukan pada usaha yang telah berjalan, nasabah dapat mengembalikan dana tersebut untuk kepemilikan usaha sepenuhnya sesuai kesepakatan antara BSM dan nasabah. Porsi jumlah pembagian keuntungan dan kerugian yang ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk yaitu apabila usaha yang dijalankan mendapat keuntungan maka pembagiannya berdasarkan kesepakatan dan apabila terjadi kerugian pada usaha yang dijalankan maka pembagiannya berdasarkan porsi dana masing-masing mitra. Kata kunci: Akuntansi Musyarakah, Produk Pembiayaan Musyarakah Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 1

2 1. Pendahuluan Menurut UU Perbankan no 10 tahun 1998 dalam ismail (2013, hal.30) Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki tujuan utama yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, Bank menghimpun dana dari masyrarakay dan kemudian menyalurkannya kepada masyarakat dengan tujuan untuk mendororng taraf hidup rakyat banyak, dari dua fungsi bank yaitu menghimpun dan menyalurkannya oleh karena itu disebut financial intermediary. Bank Syariah merupakan bank secara operasional berbeda dengan bank konvensional, salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak memberikan bunga kepada nasabah akan tetapi menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akadakad yang diperjanjikan, konsep dasar syariah berlandaskan pada Al- Qur an dan Al-Hadis. Semua produk yang ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur an dan Al-Hadis Rasulullah SAW. Perlu digaris bawahi bahwa dari pengertian di atas bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dari prinsip bank syariah berlandaskan pada Al-Qur an dan Al-hadis sedangkan bank konvensional berlandaskan pada keuntungan semata, produknya pun juga berbeda antara bank konvensional dengan bank syariah. Bahkan produk yang merupakan bisnis utama, pencetak pendapatan terbesar bagi sebuah bank konvensional misalnya, yaitu fasilitas kredit dengan sistem bunga (riba) yang melekat pada bank konvensional, justru merupakan hal yang amat dilarang oleh bank syariah. Secara garis besar bank syariah dan bank konvensioanl sama saja dalam benuk sistem, penarikannya, selain itu sebagai lembaga yang membutuhkan dana baik untuk keperluan produktif maupun konsumtif. Namun bank konvensional dan bank syariah terdapat perbedaan yang berkaitan dengan aspek legal, struktur organisasi usaha-usaha yang dibiayai. Dalam penyaluran dana bank syariah sangat selektif dan hanya menyalurkan dana dalam investasi yang halal saja. Return yang di berikan bank syariah kepada pihak investor menggunakan system bagi hasil, sehingga adil bagi kedua pihak. Perjanjian yang dibuat antara bank dan nasabah investor maupun pengguna dana sesuai dengan kesepakatan dan prinsip syariah. Orientasi bank syariah dalam memberikan dananya adalah falah dan dan profit oriental. Hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan kemitraan bukan antara kreditur dan debitut. Dewan pengawas bank syariah adalah Komisaris, Bank Indonesia, Bapepam, dan Dewan Pengawas Syariah. Penyelesaian masalah dalam bank syariah diselesaikan dengan musyawarah namun bila masalah tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah maka permasalahan antara nasabah dan bank akan diselesaikan di pengadilan dalam Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 2

3 lingkungan pengadilan agama. (Ismail, 2013, hal.34). Bank umum syariah perlu menyalurkan dananya kepada masyarakat agar tidak terjadi idle fund, bank syariah dapat menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan serta dalam bentuk penempatan dana lainnya, dengan aktivitas penyaluran dana ini bank syariah akan memperoleh pendapatan dalam bentuk margin bila menggunakan akad jual beli, bagi hasil, kerja sama usaha, dan menggunakan akad sewa-menyewa. (Ismail, 2013, hal.52). Dalam akad kerja sama usaha (akad musyarakah),. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Luwuk memberikan modal sebagian dari total modal keseluruhan yang dibutuhkan. BSM dapat menyertakan modal sesuai dengan kesepakatan dengan nasabah. Jenis pembiayaan musyarakah yang dipakai oleh BSM adalah musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisah) yaitu musyarakah dengan ketentuan bahwa bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya dengan jenis pembiayaan produktif. Pembiayaan musyarakah melayani usahausaha yang nilai transaksinya sampai dengan Rp ,00,. Lebih khususnya penerapan pembiayaan pada akad musyarakah telah tercantum dalam PSAK Nomor 106. Dalam PSAK Nomor 106 telah mengatur pengakuan dan pengukuran serta penyajian dan pengungkapan, oleh karena itu kami mempertanyakan apakah bank syariah mandiri cabang luwuk telah melaksanakan pembiayaan musyarakah sesuai dengan psak nomor 106 tentang akuntansi musyarakah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Psak No 106 tentang Akad Musyarakah Terhadap Produk Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah produk pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk telah sesuai dengan PSAK nomor 106? dan Bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk? 1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk sesuai dengan PSAK nomor 106 dan untuk mengetahui produk pembiayaan musyarakah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk. Sedangkan Kegunaan Penelitan: dapat memberikan masukan bagi bank syariah mandiri cabang luwuk dalam perlakuan akuntansi musyarakah dan dapat memberikan manfaat kepada peneliti lain yaitu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Tinjauan Pustakan dan Kerangka Pikir 2.1. Pengertian Bank dan Bank Syariah Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 3

4 Bank syariah menurut PP No. 72 tahun 1992 (dalam Ismail, 2013, hal.1) adalah bank yang sistem operasinya berdasarkan prisipprinsip syariah. Bank syariah adalah bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak memberikan bunga maupun membayar bunga kepada nasabah, imbalan yang diterima maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung pada akad dan perjanjian antara nasabah dan bank (Ismail, 2013, hal.32). Menurut Syafi I (dalam Rahmadi, 2012, hal.33) bank syariah adalah bank beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yakni bank yang beroprasi sesuai dengan keyentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang nenyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara itu djauhi praktik-praktik yang dikhatirkan mengandung unsurunsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. Menurut M.Amin (dalam usman, 2012, hal.34) bank syariah adalah lembaga perbankan yang menggunakan system dan operasinya berdasarkan Syariah islam. Ini berarti operasi perbankan mengikuti tata cara berusaha maupun perjanjian berusaha berdasarkan. Al-Qur an dan Al-Hadits dan hukan tata cara dan perjanjian berusaha yang bukan dituntun oleh Al-qur an dan Al- Hadits. Dalam operasinya bank syariah menggunakan system bagi hasi dan imbalan lainnya yang sesuai dengan syariah islam tidak menggunakan bunga. Dari pengertian bank dan bank syariah tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kepada masyarakat berdasarkan prinsipprinsip syariah Islam yaitu berlandaskan Al-Qur an dan Hadist. Menurut Rachmadi (2012, hal.35) dalam menjalankan aktivitasnya bank syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: prinsip keadilan, prinsp kesederajatan dan prinsip ketentraman Ciri-Ciri, Fungsi dan Tujuan Bank Syariah Menurut Rachmadi (2012, hal.35) ciri-ciri bank syariah adalah sebagai berikut : 1. Keuntungan dan beban biaya yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan kelayakan tanggungan risiko dan korbanan masing-masing. 2. Beban biaya tersebut hanya hanya dikenakan sampai batas waktu kontrak, sisa utang selepas kontrak dilakukan kontrak baru/ 3. Penggunaan presentase untuk perhitungan keuntungan dan biaya administrasi selalu dihindarkan, karena presentase mengandung potensi melipat gandakan. 4. Pada bank syariah tidak mengenal keuntungan pasti (fixed return) ditentukan kepastian sesudah mendapat untung, bukan sebelumnya. 5. Uang dari jenis yang sama tidak dapat diperjual belikan atau disewakan atau dianggap barang dagangan. Menurut Rachmadi (2012, hal.33) bank syariah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut : Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 4

5 1. Memobilitasi tabungan masyarakat, baik domestk maupun asing. 2. Menyalurkan dana tersebut secara efektif ke kegiatan-kegiatan usaha yang produktif dan menguntungkan secara financial dengan memeperhatikan kegiatan usaha tersebut yang tidak dilarang oleh syariah. 3. Melakukan fungsi regulator turut mengatur mekanisme penyaluran dana ke masyarakat sesuai kebijakan Bank Indonesia. 4. Menjembatani keperluan pemanfaatan dana dari pemilik modal dan pihak yang memerlukan sehingga uang dapat melancarkan perekonomian khususnya, dan pembangunan umumnya. 5. Menjaga amanah yang dipercayakannya kepadanya sebagai lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah. Menurut Rachmadi (2012, hal.37) adapun tujuan didirikannya bank syarah yaitu : 1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat terbanyak. 2. Meningkatnya partisispasi masyrakat banyak dalam proses pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi. 3. Berkembangnya lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasar efisiensi dan keadilan yang akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga meggalakan usaha-usaha ekonomi masyarakat banyak dengan antara lain memperluas jaringan lembagalembaga keuangan perbankan kedaerah-daerah terpencil. 4. Ikhtiar ini akan sekaligus mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomis berperilaku bisnis dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. 5. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan menururt syariah dapat beroprasi, tumbuh dan berkembang malebihi bank-bank dengan sistem lain. 2.2 Pengertian Pembiayaan dan Tujuan Pembiayaan Menurut IAI (2009: 31 paragraf 11), pengertian pembiayaan dapat didefenisikan sebagai berikut: Pembiayaan adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Menurut UU Perbankan no 10 tahun 1998, (dalam Ismail, 2013, hal.106) pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayaai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut serta jangka waktu tersebut dengan imbalan atau bagi hasil, sedangkan tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menurut Muhammad (dalam Rachmadi 2012, hal.18) secara Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 5

6 umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Tujuan pembiayaan untuk tingkat makro Secara makro tujuan pembiayaan adalah: untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, tersedianya dana bagi peningkatan usaha, peningkatan produktivitas, membuka lapangan kerja baru, terjadinya distribusi pendapatan. 2. Tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro Secara mikro tujuan pembiayaan adalah: untuk memaksimalkan laba, meminimkan resiko, pendayagunaan sumber ekonomi, dan penyaluran kelebihan dana. 2.3 Pengertian Musyarakah Menurut IAI dalam PSAK nomor 106 pargraf 4 Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset non kas (yang diperkenankan oleh syariah). Menurut Ismail (2013, hal.176) Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan usaha, dimana masing-masing pihak menyertakan modalnya sesuai dengan kesepakatan, dan bagi hasil atas usaha dibagi sesuai kontribusi dana atau sesuai dengan kesepakatan bersama. Menurut IAI dalam PSAK no 106 paragraf 4 ada 2 jenis pembiayaan musyarakah yaitu : 1. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. 2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Menurut IAI dalam PSAK no 106 paragraf 4 ada 2 penggolongan mitra yaitu: 1. Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut. 2. Mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah Rukun dan Syarat Pembiayaan Musyarakah Menurut Ismail (2013, hal.178) ada t iga rukun dan syarat dalam pembiayaan musyarakah yaitu : a. Ijab dan qabul Ijab dan qabul harus dinyatakan dengan jelas dalam akad dengan memerhatikan hal-hal sebagagi berikut: 1. Penawaran dan permintaan harus jelas dituangkan dalam tujuan akad. 2. Penerimaan dan penawaran dilakuakan pada saat kontrak. Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 6

7 3. Akad dituangkan secara tertulis b. Pihak yang berserikat 1. Kompeten. 2. Menyediakan dana sesuai dengan kontrak dan pekerjaan/proyek usaha. 3. Memiliki hak untuk mengelola bisnis yang sedang dibiayai atau memberi kuasa kepaa mitra untuk mengelolanya. 4. Tidak diizinkan untuk menggunakan dana untuk kepentinga sendir. c, Objek Akad 1. Modal Dapat berupa uang atau aset yang dapat dinilai. Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihadiahkan kepada phak lain. Bank diizinkan meminta aguna sebagai prinsip kehati-hatian. 2. Kerja Partisipasi kerja dapat dilakukan besama-sama dengan porsi kerja yang tidak harus sama atau salah satu mitra memberi kuasa kepada mitra lain untuk mengelola usahanya. Kedudukan masing-masing mitra harus tertuang dalam kontrak 3. Keuntungan/Kerugian Jumlah keuntungan harus dikuantifikasikan. Pembagian keuntunga harus jelas dan tercantum dalam kontrak. 2.4 Karakteristik PSAK No 106 Akuntansi Musyarakah paragraf 5, para mitra ( syarik) bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya salah satu mitra dapat mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada mitra lain. paragraf 6, investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau asset non kas paragraf 7, karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja adalah: a. Pelanggaran terhadap akad, antara lain, penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya dan pendapatan operasional; atau b. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. paragraf 7, jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa maka kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang. paragraf 8, keuntungan usaha musyarakah dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non kas) atau sesuai nisbah yang disepakati Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 7

8 oleh para mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun aset non kas). paragraf 9, jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai lebih dari mitra lainnya dalam akad musyarakah maka mitra tersebut dapat memperoleh keuntungan lebih besar untuk dirinya. Bentuk keuntungan lebih tersebut dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dananya atau bentuk tambahan keuntungan lainnnya. paragraf 11, porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati 1. Akuntansi Untuk Mitra Aktif a. Pada Saat Akad paragraf 14, investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau asset non kas untuk usaha musyarakah. Menurut psak 106 paragraf 15, pengukuran investasi musyarakah: a. Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diserahkan; dan b. Dalam bentuk aset non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku asset non kas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih penilaian aset musyarakah dalam ekuitas. Selisih penilaian aset musyarakah tersebut diamortisasi selama masa akad musyarakah. dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad, bukan dari jumlah investasi yang disalurkan. paragraf 12, pengelola musyarakah mengadministrasikan transaksi usaha yang terkait dengan investasi musyarakah yang dikelola dalam catatan akuntansi tersendiri Pengakuan dan Pengukuran PSAK 106 akuntansi musyarakah paragraf 13, untuk pertanggung jawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar penentuan bagi hasil, maka mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha musyarakah tersebut. paragraf 16, asset non kas musyarakah yang telah dinilai sebesar nilai wajar disusutkan dengan jumlah penyusutan yang mencerminkan: a. Penyusutan yang dihitung dengan model biaya historis; b. Penyusutan atas kenaikan nilai aset karena penilaian kembali saat penyerahan asset non kas untuk usaha musyarakah. paragraf 17, jika proses penilaian pada nilai wajar menghasilkan penurunan nilai asset, maka penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugian. Aset non kas paragraf 18, yang telah dinilai sebesar nilai wajar disusutkan berdasarkan nilai wajar yang baru. Biaya yang terjadi Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 8

9 akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah. paragraf 19, penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif (misalnya, bank syariah) diakui sebagai investasi musyarakah dan di sisi lain sebagai dana syirkah temporer sebesar: 1. Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diterima; dan 2. Dana dalam bentuk aset non kas dinilai sebesar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis jika asset tersebut tidak akan dikembalikan kepada mitra pasif. b. Selama Akad paragraf 20, Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar: 1. Jumlah kas yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian (jika ada); atau 2. Nilai wajar asset musyarakah non kas pada saat penyerahan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada). paragraf 21, Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset non kas yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal akad ditambah dengan jumlah dana syirkah temporer yang telah dikembalikan kepada mitra pasif, dan dikurangi kerugian (jika ada). c. Akhir Akad paragraf 22, Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan kepada mitra pasif diakui sebagai kewajiban. d. Pengakuan Hasil Usaha paragraf 23, Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan atas pendapatan usaha musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui sebagai hak pihak mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban. paragraf 24, kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana masing-masing mitra dan mengurangi nilai aset musyarakah. paragraf 25, jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyarakah. paragraf 26, pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan akuntansi mitra aktif atau pengelola usaha yang dilakukan secara terpisah. 1. Akuntansi Untuk Mitra Pasif a. Pada Saat Akad paragraf 27, investasi musyarakah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset non kas kepada mitra aktif. Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 9

10 paragraf 28, pengukuran investasi musyarakah: 1. Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan 2. Dalam bentuk asset non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat asset non kas, maka selisih tersebut diakui sebagai: I. Keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama masa akad; atau II. Kerugian pada saat terjadinya. paragraf 29, investasi musyarakah non kas yang diukur dengan nilai wajar asset yang diserahkan akan berkurang nilainya sebesar beban penyusutan atas asset yang diserahkan, dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan (jika ada) paragraf 30, biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi c. Akhir Akad paragraf 33, pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai piutang. d. Pengakuan Hasil Usaha paragraf 34, pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebesar bagian mitra pasif sesuai kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana. kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarak ah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra. b. Selama Akad paragraf 31, bagian mitra pasif atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar: I. Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian (jika ada); atau II. Nilai wajar asset musyarakah non kas pada saat penyerahan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada). paragraf 32, bagian mitra pasif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan kerugian (jika ada). 2.6 Penyajian dan Pengungkapan Penyajian paragraf 35, mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan: a. Kas atau asset non kas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah; b. Asset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 10

11 dana syirkah temporer untuk; c. Selisih penilaian asset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas. paragraf 36, mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan: Kas atau asset non kas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai investasi musyarakah. Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian asset non kas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah Pengungkapan paragraf 37, mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada: I. Isi kesepakatan utama usaha seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain; II. Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan III. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. 2.7 Perlakuan Akuntansi Musyarakah Menurut Sri Nurhayati (20012, hal.150) pencatatan perlakuan akuntansi dalam pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut : musyarakah, A. Pencatatan Yang Dilakukan Oleh Mitra Aktif Atau Pasif 1 Pengakuan Investasi Musyarakah Pengakuan investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau asset non kas untuk usaha musyarakah. Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad Dr. Uang muka akad Cr. kas Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah Dr. Investasi Musyarakah Cr. Uang muka akad Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah Dr. Beban musyarakah Cr. Uang muka akad 2. Pengukuran Investasi Musyarakah Apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan Dr. Investasi musyarakah. Cr. Kas Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 11

12 Pencatatan uang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih besar dari nilai buku, maka selisihnya akan dicatat dalam akun selisish asset musyarakah. Dr. Investasi musyarakah Dr. Akuntansi penyusutan Cr Selisih penilaian aset musyarkah Cr. Asset non kas Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah Dr. Selisih penilaian aset musyarakah Cr. Keuntungan Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian. Dr. Investasi musyarakah Dr. Akumulasi penyusutan Dr. Kerugian penurunan nilai Cr. Asset non kas Apabila investasi dalam bentuk asset non kas dan diakhir akad akan di terma kembali maka atas asset musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut. Dr. Beban depresiasi Cr. Akumulasi depresiasi Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan. Dr. Kas/piutang Cr. Pendapatan investasi Musyarakah Apabila investasi yang dilakukan rugi Dr. Kerugian Cr. Penyisihan kerugian 1. Pada Akhir Akad Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas Jika ada kerugian Dr. Kas Cr. Investasi Musyarakah Jika ada kerugian Dr. Kas Dr. Penyisihan Kerugian Cr. Investasi musyarakah Apabila modal investasi berupa asset non kas dan dikembalikan dalam bentuk asset non kas yang sama pada akhir akad Jika tidak ada kerugian Dr. Asset non kas Cr. Investasi musyarakah Jika ada kerugian Dr. Asset non kas Cr. Investasi musyarakah Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 12

13 Apabila modal investasi berupa asset non kas, dan dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar ketika asset non kas diserahkan, a. Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan asset non kas menghasilkan keuntungan; Dr. Kas Cr. Investasi Musyarakah Cr. Keuntungan b. Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan asset non kas menghasilkan keuntungan: Dr. Kas Dr Penyisihan Kerugian Cr. Investasi Musyarakah Cr. Keuntungan B. Pencatatan Yang Dilakukan Oleh Pengelola Dana 1. Pengakuan Investasi Musyarakah Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar: Jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas. Dr. Kas Cr. Dana syirkah Temporer dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif. a. Nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk asset non kas. Dr. Asset non kas Cr. Dana Syirkah Temporer b. Apabila diakhir akad asset non kas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan asset non kas sebagai modal investasinya. Dr. Beban Depresiasi ` Cr. Akumulasi Depresiasi Pengelola akan mengakui pendapatan dan beban.: Dr. Kas/Piutang Cr. Pendapatan Dr. Beban Cr. Kas/utang 2. Pengakuan Investasi Musyarakah Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif/pasif : Dr. Beban bagi hasil Cr. Utang Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 13

14 Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan Dr. Utang Cr. Kas Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil ditutup. Dr. Pendapatan belum dibagi hasilkan Cr. Beban bagi hasil Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal penutup: Dr. Pendapatan Dr. Kerugian yang belum dialokasikan Cr. Beban Untuk pengakuan pendisitribusian kerugian. Dr. Penyisihan kerugian Cr Kerugian yang belum dialokasikan 3. Pada Akhir Akad. Apabila dana investasi yang diserahkan kas. Dr. Dana Syirkah Temporer Cr. Kas Cr. Penyisihan Kerugian Apabila dana investasi yang diserahkan berupa asset non kas, dan diakhir akad dikembalikan,. Dr. Dana Syirkah Temporer Cr. Asset non kas Jika asset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka ia menerima kas sebagai penutup kerugian. Jurnal: Dr. Kas Cr. Penyisihan Kerugian Ketika Pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan kerugian : Dr. Dana Syirkah Temporer Cr. Kas Ketika Pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian : Dr. Dana Syirkah Temporer Cr. Kas/Kewajiban Cr. Penyisihan Kerugian 2.8 Penelitian Terdahulu Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan sebagai berikut: Tabel : 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama peneliti Judul Penelitian Variabel Peneli tian Metode Analisis Data Hasil Penelitian Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 14

15 1. Hayatunufus Muhammad Yunus (2013) Analisis Penerapan PSAK No 105 atas Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah. Deskrifti p kualitatif pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia,Tbk diberikan dalam bentuk modal kerja berupa kas, asset non kas, dan dalam menetapkan besarnya bagi hasil digunakan metode Revenue Sharing dan pembiayaan mudhrabah telah sesuai dengan PSAK Dian Gunawan (2013) Penerapan PSAK 107 atas Transaksi Ijarah pada PT. BNI Syariah Cabang Makassar. Deskrifti p Kualitatif Hasil penelitian yang telah dilakukan, PT.BNI Syariah Cabang Makassar telah menerapkan pengakuan, pengukuran, serta penyajian transaksi ijarah pada laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan PSAK No Banindita (2013) 2.9 Kerangka Pikir Anlisis Penerapan PSAK 102 oada Produk Kepemilikan Emas dan PSAK 107 pada Produk Gadai Emas Padan Bank BNI Syariah. Deskriptif kualitatif Secara keseluruhan bank BNI syariah telah menjalankan dan menggunakan pedomoan akuntansi PSAk 102 dan PSAK 107 pada produk perlakuan akuntansinya untuk produk gadai emas dan kepemilikan emas. Kerangka pikir digunakan untuk memberi landasan atau dasar berpijak pada penelitian yang akan dilakukan serta dimaksudkan pula untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, maka dapat dibuat suatu kerangka pikir sebagai berikut: Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 15

16 Gambar 2.1 Kerangka Pikir Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk Produk Pembiayaan Musyarakah PSAK nomor 106 Akuntansi Musyarakah Perlakuan Akuntansi Pengakuan dan pengukuran Penyajian dan Pengungkapan Sumber: Pengembangan Penulis, Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No: 18 Luwuk, Telp. (0461) 22779, Kelurahan Keraton, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. 3.1 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan yaitu: a. data kualitatif: data yang berhubungan dengan karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata, seperti profil perusahaan Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 16

17 dan prosedur pembiayaan musyarakah; b. data kuantitatif: data yang berwujud angka-angka. Seperti data-data perlakuan akuntansi dalam pembiayaan musyarakah, sedangkan sumber data yang digunakan adalah: a/ data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumbernya. Seperti jenis produk musyarakah, jumlah nasabah dan perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah; b. data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan yang berhubungan dengan objek penelitian seperti penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu: 1) Metode Pengamatan (Observ asi). Pengamatan (observasi) yakni melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan dengan melihat dokumentasi akuntansi musyarakah; 2) Metode wawancara. Metode wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pembiayaan musyarakah; 3) Metode Kepustakaan. Metode kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku, artkel, jurnal yang berhubungan erat dengan akuntansi musyarakah 3.3. Definisi Variabel dan Operasional Variabel Dalam penelitian ini memiliki 2 (dua) variabel yaitu, variabel produk pembiayaan musyarakah dan variabel PSAK nomor 106 akuntansi musyarakah 1. Pembiayaan Menurut IAI (2009, 31 paragraf 11), adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. 2. Menurut IAI dalam PSAK nomor 106 pargraf 4 Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masingmasing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset non kas, yang diperkenankan oleh syariah Metode Analisis Data Penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan keadaan objek penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui penerapan pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Luwuk. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis apakah pembiayaan musyarakah yang diterapkan pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Luwuk telah Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 17

18 sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang terdapat dalam PSAK nomor 106 tentang Akuntansi Musyarakah 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Penerapan Pembiayaan Musyarakah Sistem pembiayaan musyarakah merupakan suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang telah disusun dengan skema pembiayaan yang menyeluruh untuk menghasilkan informasi pembiayaan, khususnya pembiayaan musyarakah dengan tepat cepat akurat serta dapat dipertanggung jawabkan maka diperlukan kerja sama yang baik disetiap unit yang berhubungan dengan pembiayaan umumnya dan pembiayaan musyarakah khususnya. Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk menyediakan fasilitas musyarakah berupa pemberian pembiayaan produktif kepada nasabah. Pembiayaan Produktif 1. Untuk pengusaha perorangan, legalitas usaha, kartu identitas calon nasabah dan istri, KTP/paspor, kartu keluarga dan surat nikah, laporan keuangan, salinan rekening bank 3 bulan terakhir dan dat jaminan. 2. Untuk badan usaha, legalitas usaha, kartu identitas pengurus data jaminan, laporan keuangan 2 bulan terakhir, salinan rekening bank 3 bulan terakhir, proposal yang disampaikan calon nasabah dinilai oleh marketing officer, dalam layak tidaknya suatu pembiayaan disalurkan maka dilakukan penilaian pembiayaan penilaian awal proscrening dengan memperhatikan pasar sasaran yakni jenis usaha atau barang yang dilarang dibiayai, jenis usaha yang perlu dihindari, daftar kredit macet di Bank Indonesia, daftar hitam Bank Indonesia, dan daftar hitam Bank Syariah Mandiri. Setelah analisis tersebut dinyatakan layak maka marketing officer melakukan analisis lebih lanjut. 3. Marketing officer melakukan interview awal dengan calon nasabah untuk memperoleh informasi mengenai calon nasabah, penyelidikan tentang penggunaan pembiayaan, kunjungan ke lokasi jaminan calon nasabah untuk mengetahui kebenaran dan menilai jaminan penilaian atas legalitas usaha dan untuk mengetahui gambaran umum mengenai kemampuan keuangan calon nasabah. 4. Menganalisis pembiayaan musyarakah oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benarbenar dan sungguh-sungguh. Begitu juga dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standard penilaian setiap bank. Biasanya kriteria yang umum dan harus dilakukan oleh bank termasuk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk untuk mendapatkan nasabah yang benar benar latak mendapatkan pembiayaan maka dilakukan dengan analisis 5C, yaitu, Character (watak), Ca- Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 18

19 pacity ( kapasitas), Capital (modal), Condision (kondisi) Collateral (jaminan). Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut : a. Character Analisi yang dilakukan terhadap pribadi nasabah secara individu ataupun suatu badan usaha seperti : sifat-sifat pribadi, gaya hidup, kebiasaan-kebiasaan dan kemauan serta niat baik nasabah untuk mematuhi kewajibannya kelak (willingness topay) b. Capacity Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan calon nasabah dalam mengelola pembiayaan yang diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) Aspek manajemen Aspek manajemen adalah kemampuan pengelolaan perusahaan antara lain : kemampuan menetapkan visi dan misi dalam berusaha, menterjemahkan visi dan misi dalam sasaran spesifik, merumuskan strategi yang diperlukan secara efektif, dan efisien serta melakukan evaluasi pengendalian. 2) Aspek produksi Analisis aspek produksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan permohonan untuk berproduksi/berdagang secara berkesinambungan. 3) Aspek pemasaran Tujuan analisis terhadap aspek pemasaran adalah untuk menilai kemampuan pemohon dalam memasarkan produknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : Data penjualan masa lalu tingkat persaingan, angka proyeksi pemasaran, pada masa yang akan dating meliputi perencanaan dan strategi pemasaran yang akan dilakukan. 4) Aspek personalia Analisis aspek personalia bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dari segi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja yang mendukung aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memelihara hubungan baik antara tenaga kerja dengan perusahaan. 5) Aspek keuangan Analisis aspek keuangan bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan mengelola dana dan membayar di mas mendatang c. Capital Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha calon nasabah unuk mendukung pembiayaan modalnya sendiri. Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi pembiayaan yang disukung oleh modal sendiri. d. Condition Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 19

20 Analisis ini bertujuan melihat kondisi perekonomian secara umum serta kondisi pada sector usaha callon nasabah. Keadaan perdagangan serta persaingan dilingkungan sector usaha calon nasabah. Sehingga pembiayaan yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya. e. Collateral Setiap pemberian pembiayaan harus di sertai dengan jaminan fisik yang jumlah dan nilainya harus dapat menjamin besarnya pembiayaan yang disetujui. Jaminan pembiayaan harus benar-benar dapat dikuasai serta di yakini kebenaran status pemiliknya. Sehingga, bila dikemudian hari nasabah tidak mampu membayar kewajibannya, maka jaminan ini dapat dijadikan sebagai alat pengamanan atas pembiayaan yang di berikan. 1. Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan awancara maka langkah selanjutnya adalah memberikan keputusan, menerima atau menolak pembiayaan tersebut. Persetujuan pembiayaan merupaan sarana pengendalian resiko, sarana pengendalian proses manajemen pembiayaan, cermin kemampuan pengelola pembiayaan, dan hasil akhirnya memperlihatkan kualitas pembiayaan secara keseluruhan. Bila telah dianggap layak menerima pembiayaan, maka persetujuan pembiayaan diberikan oleh Marketing officer, yang dituangkan dalam Nota Analisa Pembiayaan (NAP). 2. Selanjutnya Nota Analisa Pembiayaan (NAP) akan di ajukan oleh Marketing Officer kepada Pimpinan Cabang untuk meminta persetujuan pembiayaan. Jika Pimpinan Cabang menyetujui pembiayaan tersebut maka akan dinyatakan dalam surat Keputusan Pembiayaan (SKP) yang telah di buat oleh Administrasi Pembiayaan Prosedur Realisasi Pembiayaan Musyarakah Prosedur realisasi pembiayaan musyarakah adalah proses pencairan dana atas permohonan pembiayaan yang telah disetujui oleh Pimpinan Cabang. NAP, SKP, dan dokumen lainnya akan diserahkan kepada Administrasi Pembiayaan untuk selanjutnya dibuat SP3/akad pembiayaan dan didudukan dalam perjanjian akad pembiayaan persetujuan untuk menempatkan dana dan modal bank pada aktiva yang berisiko. Dalam persetujuan pembiayaan ini harus mencerminkan suatu pernyataan bahwa nasabah yang disetujui adalah nasabah yang layak menerima pembiayaan. Tahap selanjutnya adalah pencairan pembiayaan. Dana yang diberikan sesuai dengan jumlah yang di setujui dalam akad perjanjian pembiayaan musyarakah yang akan langsung di transfer ke dalam rekening nasabah yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk Prosedur Pembinaan dan Monitoring Pembiayaan Musyarakah Prosedur ini meliputi informasi yang diperoleh Marketing Officer khususnya dan unit-unit yang terikat lainnya, yang mencakup pemeriksaan jumlah saldo pemenuhan kewajiban nasabah. Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 20

21 Secara perodik Marketing Officer menghubungi nasabah untuk mengingatkan nasabah akan kewajiban dan untuk pembiyaan produktif Marketing Officer melakukan kunjungan kelokasi usaha nasabah yang biasanya dilakukan minimal 3 bulan sekali. Monitoring yang dlakukan oleh Marketing Officer meliputi pemantauan langsung ketempat usaha, pemeriksan laporan keuangan perkembangan nilai jaminannya. Setiap bulan nasabah harus memberikan laporan keuangan atau catatan pembukuannya kepada Marketing Officer untuk mengetahui perkembangan usaha nasabah. Marketing Officer melakukan evaluasi atas perkembangan usaha yang dibiayai berdasarkan data-data yang diperoleh dari riwayat pembayaran nasabah data-data yang ada di dalam file pembiayaan. Apabila dalam evaluasi tersebut terdapat indikasi adanya masalah dalam pelaksanaan kegiatan nasabah, maka Marketing Officer melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terikat lainnya, dan mengusulkan tindakan-tindakan yang dapat diambil untuk memperbaiki dan memecahkan masalah Prosedur Penutupan Pembiayaan Dalam melakukan penutupan pembiayaan murabah nasabah haruslah melunasi seluruh pembiayaan yang telah disepakati, kemudian Marketing Officer melakukan pemeriksaan melalui data yang ada pada computer untuk melihat kebenarannya, apakah nasabah telah benar-benar melunasi sejumlah pembiayaan. Jika nasabah telah melunasi seluruh pembiayaan, maka Administrasi Pembiayaan akan membuat surat pelunasan yang harus disetujui oleh Pimpinan Cabang. Bila Pimpinan Cabang telah menyetujui surat pelunasan tersebut, maka ia akan memberikan surat perintah kepada Unit Kontrol intern untuk mengeluarkan jaminan nasabah. Marketing Officer menenyerahkan dokumen jaminan dan Surat Pelunasan. Pembiayan kepada nasabah dan nasabah menandatangani tanda terima dokumen dengan rangkap dua, rangkap pertama diserahkan ke bagian administrasi pembiayaan dan rangkap kedua diserahkan kepada nasabah. Kemudian tanda terima pelepasan jaminan di arsipkan oleh Asisten Administrasi Pembiayaan. Tanda terima jaminan ini berfungsi sebagai bukti bahwa dokumen jaminan telah diambil oleh nasabah. 4.2 Pembahasan Karakteristik Penerapan pembiayaan Musyarakah Menurut PSAK nomor 106. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembiayaan musrakah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Lwuwuk secara umum telah sesuai dengan PSAK nomor 106. Kesesuain penerapan pembiayan musyarakah yang terikat dengan PSAK nomor 106 antara lain adalah : Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk dalam melaksanakan pembiayan musyarakah bertindak sebagai mitra pasif ( penyedia dana) pendanaan ini dilakukan pada usaha yang telah berjalan, nasabah dapat,engenmbalkan dana tersebut untuk kepemilikan usaha sepenuhnya sesuai kesepakatan antara bank dan nasabah. Hal ini sesuai dengan akuntansi musyarakah yang Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 21

22 menyatakan bahwa para mitra (syarik), bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang masih baru, selanjutnya salah satu mitra dapat mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada mitra lain (PSAK 106 : Akuntansi Musyarakah, paragraf 05). Contoh transaksi musyarakah : Tn sukron menerima bantuan pendanaan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk dengan menggunakan akad musyarakah dengan total Rp ,00, dari transaksi tersebut maka pencatatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Luwuk adalah sebagai berikut : Pembiayaan musyarakah Rp ,00 Kas Rp ,00 Pemberian dana kepada nasabah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk yaitu berupa kas, hal ini telah sesuai dengan akuntansi musyarakah, investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau asset non kas, (PSAK 106 : Akuntansi Musyarakah, paragraf 06). Porsi jumlah pembagian keuntungan dan kerugian yang ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk yaitu apabila usaha yang dijalankan mendapat keuntungan maka pembagiannya berdasarkan kesepakatan dan apabila terjadi kerugian pada usaha yang dijalankan maka pembagiannya berdasarkan dana masing-masing mitra, hal ini sesuai dengan akuntansi musyarakah, keuntungan usaha musyarakah dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non kas). - Contoh transaksi musyarakah : Tn sukron melaporkan laba usaha sebesar Rp ,00 nisbah bagi hasil yang telah disepakati antara Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk dengan nasabahnya adalah 40:60 maka porsi bagi hasil yang telah disepakati antara Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk sebesar Rp ,00 (40% x Rp ,00). Pencatatan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk : Kas Rp ,00 Pendapatan biaya musyarakah Rp ,00 Adapun, hak atas bagi hasil yang belum dibayarkan oleh mitra pasif pada saat jatuh tempo kepada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk akan diakui sebagai piutang jatuh tempo sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik dana pada periode yang bersangkutan. Sedangkan, rugi yang terjadi akan diakui pada periode tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan. Pada akhir periode pembiayaan musyarakah, Tn sukron melaporkan bahwa masih terdapat bagi hasil yang menjadi porsi Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk sebesar Rp ,00 maka Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk mencatat : - Piutang jatuh tempo Rp ,00 Pendapatan bagi hasil Rp ,00 Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 22

23 4.2.2 Pengakuan dan Pengukuran Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk akan diakuai sebagai dana musyarakah, dana musyarakah tersebut akan diukur sebesar kas yang diberikan BSM kepada pengelola dana, adapun dana yang diberikan secara bertahap diakui setiap tahap pembayaran dan diukur sebesar kas yang diberikan kepada pengelola dana (mitra aktif). Hal ini sesuai dengan akuntansi musyarakah investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau asset non kas untuk usaha musyarakah, (PSAK nomor 106, akuntansi musyarakah, paragraf 14) dan pengukuran investasi musyarakah dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diserahkan, dan dalam bentuk asset non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antar nilai wajar dan nilai buku asset non kas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih penilaian asset dalam ekuitas. Selisih penilaian asset musyarakah tersebut diamortisasi selama masa akad musyarakah ( PSAK nomor 106,Akuntansi Musyarakah, paragraf 15) Penyajian Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk menyajikan pembiayaan musyarakah dalam laporan keuangan sebesar jumlah yang tercatat, adapun bagi hasil yang dibayarkan oleh pengelola dana disajikan sebesar jumlah dana yang dibayarkan sebagai pendapatan bagi hasil sedangkan dana bagi hasil yang belum dibayarkan disajikan sebesar jumlah tercatat sebagai piutang jatuh tempo Pengungkapan Dalam hal pengungkapan PSAK 106 menyatakan bahwa pengelola dana harus mengungkapkan hal-hal terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas pada isi kesepakatan usaha musyarakah seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktifitas usaha musyarakah dan lain-lain, penyaluran dana yang berasal dari pembiayaan musyarakah, pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK nomor 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah. 5. Penutup Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis memberikan kesimpulan: 1) Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk telah menerapkan sistem pembiayaan yang operasionalnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 106 tentang akuntansi musyarakah. Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk bertindak sebagai penyedia dana (mitra pasif) pendanaan ini dilakukan pada usaha yang telah berjalan, nasabah dapat mengembalikan dana tersebut untuk kepemilikan usaha sepenuhnya sesuai kesepakatan antara BSM dan nasabah; 2) porsi jumlah pembagian keuntungan dan kerugian yang ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk yaitu apabila usaha yang dijalankan mendapat keuntungan maka pembagiannya berdasarkan kesepakatan dan apabila terjadi kerugian pada usaha yang dijalankan maka pembagiannya berdasarkan porsi dana masing-masing mitra. Sedangkan saran yaitu: 1) Agar bank dapat melaksanakan dengan cepat prosedur serta realisasi pembiayaan musyarakah dengan cepat untuk kenyamanan dan keharmonisan antara Bank Syariah Telah diseminarkan pada Fakultas Ekonomi Unismuh Luwuk, tgl. 24/8/14 Page 23

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang BAB II LANDASAN TEORITIS A. Perlakuan Akuntansi 1. Pengertian Perlakuan Akuntansi Menurut Djoko Muljono (2015:49), Perlakuan Akuntansi adalah yang menyangkut pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan

Lebih terperinci

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Perbankan Syariah Modul ke: Transaksi Musyarakah Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perbankan Syariah di Indonesia PENGERTIAN MUSYARAKAH

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH Akuntansi Musyarakah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MUSYARAKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Musyarakah PSAK PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan sangat pesat. Walaupun jumlah bank, jumlah kantor bank dan jumlah total aset bank syariah

Lebih terperinci

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Musyarakah ED PSAK 6 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 6.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 6 AKUNTANSI MUSYARAKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, 20120730138 I. Flow-chart Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : 1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank dengan akad musyarakah untuk mendapatkan tambahan modal.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 45 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin Akad musyārakah ada beberapa prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

Penerapan Akuntansi Murabahah Terhadap Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk. Abstrak

Penerapan Akuntansi Murabahah Terhadap Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk. Abstrak Penerapan Akuntansi Murabahah Terhadap Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk Shindy Marcela Nasir 1) Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB PERBANKAN SYARIAH Modul ke: 12 Fakultas FEB AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO Program Studi Akuntansi SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat PEMBAHASAN MATERI Definisi, Pengertian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah Mandiri KC Lubuk Sikaping Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur pembiayaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bagi Hasil Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya (antara lain Akuntansi) baru kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh Fiqri Yunanda Pratama 20120730132 Swasti Saraswati 20120730137

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah PSAK No. PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PENGERTIAN Agus Fajri Zam Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Afifudin, SE., M.SA., Ak.   atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang Telp. 0341-571996 Fax.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Cabang Semarang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Cabang Semarang 66 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Cabang Semarang Sistem pembiayaan Murabahah merupakan suatu kerangka dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Sistem Menurut James A.Hall (2001:5), sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistemsubsistem

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : DRAFT PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Definisi a. Ijarah adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan yang bebas dari bunga merupakan konsep yang masih relatif baru. Gagasan untuk mendirikan Bank Islam lahir dari keadaan belum adanya kesatuan pendapat dikalangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci