BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Tes a. Pengertian Tes Sudijono (2011:66) berpendapat bahwa secara harfiah, kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes, ujian atau percobaan. Dalam dunia evaluasi pendidikan Sudijono (2011:67) berpendapat bahwa tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee; nilai mana yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Arifin (2013:117) yang menyatakan bahwa tes merupakan suatu teknik atau cara yang dapat digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyatan atau 11

2 12 serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab perserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee. Sebelum sampai kepada uraian yang lebih jauh, maka akan diterangkan dahulu arti dari beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini: a. Testing Arikunto (2012:67) menyatakan bahwa testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan atau sedang berlangsung. Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes. b. Testee Testee menurut Arikunto (2012:67) adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Jadi orang-orang inilah yang sedang dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian prestasi dan sebagainya.

3 13 c. Tester Tester menurut pendapat Sudijono (2011:66) artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen). b. Kriteria Tes yang Baik Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes. Sudijono (2011:93) menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu tes, antara lain: 1) Memiliki Validitas (Keshahihan) yang Cukup Tinggi. Tes hasil belajar yang baik menurut Sudijono (2011:93) adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Sebuah tes dikatakan telah memiliki validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengungkap atau mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2) Memiliki Reliabilitas (Keajegan/Kestabilan) yang Baik. Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali (Arikunto, 2012:74).

4 14 3) Bersifat Obyektif Arikunto (2012:75) mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem skoringnya. 4) Bersifat Praktis dan Ekonomis Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah, karena tes itu: (a) Bersifat sederhana, dalam arti tidak memerlukan peralatan yang banyak atau peralatan yang sulit pengadaannya. (b) Lengkap, dalam arti bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman skoring serta penentuan nilainya (Sudijono, 2011:97). Sedangkan untuk ekonomis Arikunto (2012:77) mengungkapkan bahwa bersifat ekonomis mengandung pengertian bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang bayak, dan waktu yang lama. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ketika tes sudah memenuhi keempat syarat tersebut, yaitu dimana tes valid, memiliki reliabilitas, bersifat obyektif,

5 15 ekonomis dan praktis maka tes dapat dikatakan sebagai tes yang baik. c. Penyusunan Kisi-kisi Butir Tes 1) Pengertian Kisi-Kisi Tes Kisi-kisi soal menurut Kunandar (2015:178) adalah suatu format atau matriks yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Kisikisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Dengan demikian diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal.tanpa adanya indikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. 2) Komponen Kisi-Kisi Kunandar (2015: ) menyatakakan bahwa komponen-komponen yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi soal adalah sebagai berikut: (a) Jenis sekolah/jenjang pendidikan (b) Program/jurusan/rumpun (c) Bidang studi/mata pelajaran (d) Tahun ajaran (e) Kurikulum yang diacu (f) Alokasi waktu (g) Jumlah soal (h) Bentuk soal (i) Penyusunan (j) Kompetensi dasar (k) Materi (l) Indikator soal (m) Nomor urut soal

6 16 d. Teknik Penyusunan Tes 1) Teknik Penyusunan Tes Uraian Dalam pembuatan soal pilihan ganda, kaidah umum yang berlaku menurut Kunandar (2015: ) adalah: a) Aspek Materi (1) Soal sesuai dengan indikator (2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas (3) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran (4) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. b) Aspek Konstruksi (1) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai (2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. (3) Ada pedoman atau rubrik penskoran (4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, disajikan dengan jelas dan terbaca c) Aspek Bahasa (1) Rumusan kalimat soal komunikatif (2) Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (3) Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. (4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (5) Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyingung perasaan peserta didik. 2) Teknik Penyusunan Tes Obyektif Dalam pembuatan soal pilihan ganda, kaidah umum yang berlaku menurut Kunandar (2015: ) adalah: a) Aspek Materi (1) Soal harus sesuai dengan indikator (2) Pengecoh (distraktor) berfungsi (3) Mempunyai jawaban yang benar atau paling benar b) Aspek Konstruksi (1) Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas (2) Rumusan soal dan rumusan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja

7 17 (3) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar; (4) Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda (5) Pilihan jawaban homogeny dan logis ditinjau dari segi materi (6) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama (7) Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan semua pilihan jawaban di atas salah atau semua pilihan jawaban di atas benar ; (8) Pilihan jawaban berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologis waktunya (9) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya jelas dan berfungsi; (10) Butir soal tidak bergantung pada soal sebelumnya. c) Aspek Bahasa (1) soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (2) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (3) Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. 2. Analisis butir Soal (Tes) Analisis butir soal merupakan suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir soal yang disusun. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasala 64 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Salah satu tugas utama guru sebagai tenaga profesional adalah menilai dan mengevaluasi peserta didik. Analisis butir soal juga merupakan analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi soal

8 18 yang baik, kurang baik atau jelek. Hasil yang diperoleh adalah informasi tentang kualitas soal yang dibuat untuk melakukan perbaikan (Arifin, 2013:179). Analisis butir soal mencakup analisis kualitatif (validitas isi dan konstruk) dan analisis kuantitatif (reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan diatraktor). Penelaahan soal secara kualititif didasarkan pada kaidah penulisan soal sedangkan penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik yang bersangkutan. Data empirik diperoleh dari soal yang telah diujikan. Berdasarkan penjelasan tersebut analisis soal yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas soal adalah dengan analisis kualitatif untuk mengetahui kualitas validitas logis soal (validitas isi dan konstruksi) dan analisis kuantitatif untuk mengetahui kualitas validitas empiris, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distraktor soal, Depdiknas Kota Padang (2017). 1) Validitas Tes Arikunto (2012:73) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia valid disebut dengan istilah sahih. Hal ini diperkuat dengan pendapat Toha (1991: ) yang menyatakan bahwa suatu alat ukur dinamakan validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai

9 19 dengan kriteria tertentu. Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. a) Pengertian Validitas Tes Sudijono (2011:93) berpendapat Kata valid diartikan dengan tepat, benar, shahih, absah. Jadi, kata validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Apabila kata valid itu dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dapat disimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan valid yaitu apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. b) Macam-Macam Validitas Tes Validitas tes dapat dikelompokkan lagi kedalam 2 jenis, yaitu validitas logis dan validitas empiris. (1) Validitas Logis Istilah validitas logis menurut Arikunto (2012:65) mengandung kata logis yang berasal dari kata logika yang berarti penalaran atau rasional. Sedangkan Sudijono (2011:164) menyatakan tes hasil belajar yang setelah dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata memiliki daya ketepatan mengukur, disebut tes hasil belajar yang telah memiliki validitas logika. Validitas logika sering disebut juga

10 20 dengan validitas rasional. Validitas logis ini terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu: (a) Validitas Isi (content validity) Validitas isi adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Pengujian validitas isi menurut Purwanto (2011: ) dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu menelaah butir instrument, meminta pertimbangan ahli dan analisis korelasi butir-total. Pertimbangan menyangkut materi yang akan diukur menggunakan butir-butir THB. Pertimbangan tersebut disesuaikan dengan kisi-kisi dalam materi. (b) Validitas Konstruksi (Contruct Validity) Validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya. Pengujian validitas konstruk menurut Purwanto (2011: ) dapat dilakukan dengan cara menelaah kesesuaian THB dengan kisi-kisi dalam hal konstruksinya. Menelaah butir THB dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-butir dalam faktornya. Dengan kata lain, butir dikatakan valid apabila konstruksinya seperti

11 21 direndamakan dalam kisi-kisi. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli atau professional atau rater. (2) Validitas Empiris Validitas empiris menurut Sudjana (2013:167) adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiris. Dengan kata lain, validitas empiris adalah validitas yang bersumber pada yang diperoleh atas dasar pengamatan dilapangan. Jadi sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Untuk dapat mengetahui apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas empiris atau belum, dapat dilakukan pengujian dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya (predictive validity) dan daya ketepatan bandingannya (concurrent validity). c) Teknik Pengujian Validitas Penganalisisan validitas terhadap tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, pertama yaitu penganalisisan yang dilakukan dengan jalan berfikir secara rasional atau penganalisisan dengan menggunakan logika (logical analysis), kedua penganalisisan yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris, dimana penganalisisan dilaksanakan dengan menggunakan empirical analysis (Sudijono, 2011:163).

12 22 Adapun cara untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk pada penelitian ini adalah dengan menggunakan logika (logical analysis). Logical analysis juga sering dikenal dengan istilah validitas rasional (Sudijono, 2011:164). Adapun teknik analisis dengan pendekatan rasional menurut Toha (1991:112) adalah membandingkan antara kisi-kisi soal dengan butir soalnya. Dalam kisi-kisi soal dimuat data tentang pokok bahasan dan subpokok bahasan serta aspek kepribadian yang akan diukur. Misalnya aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor, sehingga dengan menggunakan satu kisi-kisi soal dapat dipakai sebagai bahan analisis validitas konstruksi dan sekaligus bahan untuk melakukan uji validitas isi. Tolak ukur validitas pada penelitian ini ditinjau dari kesesuaian antara setiap butir soal dengan tujuan penilaian yang dapat dilihat dari SKL yang telah dibuat oleh pendidik. Sementara itu, SKL sendiri disesuaikan dengan tujuan evaluasi yang tercantum dalam silabus. Teknik yang digunakan yakni teknik panel. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman penskoran yang dilakukan oleh beberapa orang panelis (penelaah).

13 23 Menurut Arikunto (2012:23) Panelis haruslah betul-betul mengetahui masalah yang dikehendaki dan dapat dipercaya oleh penulis. Pada tahap awal, penelaah/panelis diberikan butirbutir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penelaahan. Setelah itu, para penelaah disamakan persepsinya kemudian mereka bekerja sendiri-sendiri di tempat berbeda. Penelaah cukup memberikan tanda centang pada kolom format penelaahan butir soal apabila butir soal tidak memenuhi kriteria yang ada diaspek penelaahan. Caranya adalah membagikan lembar telaah soal objektif kepada 3 orang panelis. Dimana tugas tiga orang panelis ini mencocokkan butir soal dengan indikator yang terdapat pada SKL tes yang disusun oleh guru MGMP. Setelah itu dikumpulkan lagi untuk segera dianalisis oleh penulis. Penilaian dalam penentuan validitas isi dilakukan oleh penulis dengan mempertimbangkan tiga orang penelaah. Adapun ketentuan dalam menentukan validitas logis (validitas isi dan konstruk) adalah sebagai berikut (Putri, 2016:58) a. Apabila dua ahli menilai cocok atau cukup cocok, maka butir soal tersebut dikatakan valid (memiliki validitas sedang dan validitas tinggi). b. Apabila dua ahli menilai kurang cocok atau tidak cocok, maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid.

14 24 Cara mengambil kesimpulan terhadap butir soal yang telah ditelaah, dengan kriteria sebagai berikut (Syahrial, 2002:53): a. Memiliki kadar validitas tinggi jika butir soal yang memenuhi semua kriteria pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa. b. Memiliki kadar validitas sedang jika butir soal setidak-tidaknya memenuhi aspek materi: 1) butir soal sesuai dengan indikator, dan 2) isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, serta sebanyak-banyaknya hanya ada tiga kriteria pada aspek konstruksi dan satu kriteria pada aspek bahasa yang tidak terpenuhi. c. Memiliki kadar validitas rendah jika butir soal tidak memenuhi semua kriteria pada aspek materi 1) butir soal sesuai dengan indikator, dan 2) isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, lebih dari tiga kriteria pada aspek konstruksi, dan lebih dari satu kriteria pada aspek bahasa. Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris digunakan rumus korelasi product-moment (Arikunto, 2009:72); (Arifin, 2013:254). Dalam hal ini jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal di anggap sebagai variabel X, sedangkan jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap dianggap sebagai variabel Y. Pada penelitian ini digunakan pembelahan soal bernomor ganjil dan soal bernomor genap, dengan menggunakan pendekatan single test-single trial dengan

15 25 menggunakan Formula Spearman Brown model gasal genap. Korelasi digunakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (Sudijono, 2011:219): (1) Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal yang dimiliki oleh masing-masing individu testee. (2) Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang dimiliki oleh masing-masing individu testee. (3) Mencari (menghitung) koefisien korelasi r product moment r xy = r hh = r11 22 dengan menggunakan rumus: r xy = r11 = 22 N XY ( X)( Y) N X 2 ( X) 2 N Y 2 ( Y) 2 Keterangan: X = Skor butir belahan ganjil Y = Skor butir belahan genap N = Jumlah responden Untuk menafsirkan koefisien korelasi menurut Arifin (2013:257) dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 2.1 Interpretasi Validitas Soal Validitas Interpretasi 0, Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat rendah

16 26 2) Reliabilitas a) Pengertian Reliabilitas Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Dengan demikian reliabilitas menurut Toha (1991:119) dapat pula diartikan dengan keajengan atau stabilitas. Reliabilitas diartikan dengan keajengan bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan. Cara untuk mengetahui koefisien stabilitas ini adalah dengan beberapa rumus yang seluruhnya cukup menggunakan suatu tes dengan sekali diuji kepada siswa. Sedangkan Reliabilitas menurut Sukardi (2011:43) adalah: Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajengan. Suatu tes instrument evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, ababila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah kesamaan atau kemiripan dan ketetapan nilai yang diperoleh peserta didik ketika diujikan beberapa soal yang dilakukan berkali-kali atau perolehan nilai peserta didik yang relatif sama ketika soal tersebut di ujikan kembali.

17 27 b) Teknik Pengujian Reliabilitas Kriteria mencari reliabilitas yang digunakan menurut Hamzah (2014: ) dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) Metode bentuk paralel (equivalent), (2) Metode tes ulang tes (retest method) dan, (3) Metode belah dua (split half method). Adapun rumus-rumus yang dapat digunakan dalam metode belah dua antara lain: 1. Rumus Spearman Brown (Arikunto, 2012:107) 2r r 11 = 1 + r Keterangan: r1 1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes 2 2 r 11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan 2. Rumus Flanagan (Arikunto, 2012:111) r 11 = 2 1 S S S t 2 Keterangan: r 11 = reliabilitas tes S 1 2 = varians belahan pertama yaitu varians skor item ganjil S 2 2 = varians belahan kedua yaitu varians skor item genap S t 2 = varians total yaitu varians skor total 3. Rumus Rulon (Arikunto, 2012:113) r 11 = 1 S d 2 S t 2

18 28 Keterangan: 2 S d = varians beda (varians different) d = difference adalah perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan skor belahan kedua (akhir) 4. Rumus K-R.20 (Arikunto, 2012:115) r 11 = n n 1 S 2 pq S 2 Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q = 1 p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes (standar deviasi akar varians) 5. Rumus K-R.21(Arikunto, 2012:117) r 11 = n n 1 1 M(n M) ns t 2 Keterangan: M = mean atau rata-rata skor total 6. Rumus Hoty (Arikunto, 2012:117s) Atau r 11 = 1 Vs Vr r 11 = Vr Vs Vr Keterangan: r 11 = reliabilitas seluruh soal Vr = varians responden Vs = varians sisa

19 29 Mencari reliabilitas dengan metode belah dua menurut Hamzah (2014:236) yakni dengan cara pengetes hannya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali sehingga didapat koefisien korelasi setelah membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan itu. Kemudian baru diketahui reliabilitas separuh tes. Macam pembelahan yaitu pembelahan ganjil-genap dan pembelahan awal-akhir. Teknik pengujian reliabilitas tes pada penelitian ini akan digunakan metode belah dua dengan menggunakan rumus Spearman Brown untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes. Jumlah kedua belahan selanjutnya dikorelasikan. Setelah memperoleh koefisien korelasi r product moment r xy = r hh = r11 22 maka akan dihitung koefisien reliabilitas penuh, sehingga koefisien reliabilitas setengah harus diubah menjadi koefisien reliabiltas penuh r 11, untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah instrument menjadi koefisien reliabilitas penuh dilakukan dengan menggunakan rumus: 2 r1 2 r 11 = 1 + r Keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas penuh instrument r11 = koefisien reliabilitas setengah instrument 22

20 30 Menurut Jihad (2012:181) Interpretasi nilai r 11 mengacu pada pendapat Guilford yang dikutip dari Ruseffendi adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Interpretasi Reliabilitas Soal Reliabilitas Interpretasi r 11 = 1,00 Sangat tinggi 0,70 < r 11 1,00 Tinggi 0,30 < r 11 0,70 Cukup 0,00 < r 11 0,30 Rendah r 11 = 0,00 Sangat rendah 3) Indeks/Tingkat Kesukaran Item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat diketahui tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab tingkat kesukaran item itu memiliki korelasi dengan daya beda pembeda. Bilamana item memiliki tingkat kesukaran maksimal, maka daya pembedanya akan rendah, demikian pula bila item itu terlalu mudah juga tidak akan memiliki daya pembeda. a) Pengertian Tingkat Kesukaran Tes Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Arifin (2013:266) berpendapat jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Sudijono (2011:370) yang manyatakan bahwa butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir- butir item yang baik, apabila butir-butir

21 31 item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya dalam pembuatan tes perlu diperhatikan tingkat kesukaran soal, karena soal yang baik itu adalah soal dengan tingkat kesukaran sedang atau cukup, bukan dengan tingkat kesukaran sukar. b) Menentukan Proporsi Jumlah Soal Kategori Mudah, Sedang dan Sukar Sudijono (2011:371) mengemukakan bahwa angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item itu dikenal dengan istilah difficulty index (angka indeks kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion (proporsi=proporsa). Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal Sudijono (2011:372) menyatakan bahwa untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk obyektif digunakan rumus: P = B JS Keterangan: P = Indeks Kesukaran soal B = Banyaknya siswa yang menjwab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

22 32 Menurut ketentuan yang sering diikuti, Arikunto (2012:210) mengklasifikasikan indeks kesukaran sebagai berikut: Tabel 2.3 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Indeks kesukaran Interpretasi P = 1,00 Soal terlalu mudah 0,70 < TK 1,00 Soal mudah 0,30 < TK 0,70 Soal sedang 0,00 < TK 0,30 Soal sukar TK = 0,00 Soal sangat sukar 4) Daya Beda Item yang baik adalah item yang mampu membedakan kemampuan siswa yang pandai dengan kemampuan siswa yang rendah. a) Pengertian Daya Beda Daya pembeda suatu soal tes adalah bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group) (Arikunto, 2012:211; Sudijono, 2011:385). Suatu item tes memiliki daya pembeda yaitu apabila item tes itu dapat dijawab benar oleh siswa kelompok atas (pandai) dan tidak dapat dijawab benar oleh siswa kelompok bawah (kurang pandai). b) Cara Menentukan Daya Beda Daya pembeda suatu butir soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi butir soal, yaitu sebuah angka atau bilangan yang menunjukkan besar kecilnya

23 33 daya pembeda yang dimiliki sebutir soal. Daya pembeda dihitung berdasarkan atas pembagian testee kedalam dua kelompok, yaitu kelompok atas atau kelompok yang tergolong pandai dan kelompok bawah atau kelompok testee yang tergolong kurang pandai. Adapun cara menentukan dua kelompok tersebut bisa bervariasi, salah satunya menurut Sudijono (2011:387) yaitu: Dapat dengan menggunakan median sehingga pembagian menjadi dua kelompok yang terdiri atas 50% testee kelompok atas dan 50% testee kelompok bawah. Dapat jaga dengan hanya mengambil 20% kelompok atas dan 20% kelompok bawah. Namun pada umumnya lebih banyak digunakan presentase sebesar27% dari testee yang termasuk dalam kelompok atas dan 27% diambil dari testee kelompok bawah. Cara menghitung indeks pembeda soal berdasarkan Arifin (2013:272) menggunakan rumus: DB = (WL WH) n Keterangan: DB = Daya Beda WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah BB = peserta didik yang gagal dari kelompokatas n = 27% X N Menurut Arifin (2013:133) Interpretasi nilai daya pembeda mengacu pada Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4 Interpretasi Daya Beda Soal Daya Beda Interpretasi 0,40 atau lebih Sangat Tinggi 0,30 < DP 0,39 Tinggi 0,20 < DP 0,29 Cukup 0,19 ke bawah Kurang baik

24 34 5) Distraktor (Pengecoh) Tes obyektif bentuk multiple choice item telah dikemukakan untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara tiga sampai lima buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan jawab yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (=kunci jawaban); sedangkan sisanya adalah merupakan jawab salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). Pelaksanaan evaluasi dengan menggunakan jenis tes pilihan ganda memiliki beberapa kekurangan seperti: item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran, item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka jawaban (Sukardi, 2011:126). Item tes pilihan ganda dengan empat, banyak digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran siswa. Dari 4 jawaban tersebut hannya 1 jawaban yang benar, sisanya atau 3 lainnya, disebut sebagai jawaban alternative salah. Hal ini memungkinkan siswa dapat menerka hannya 25% betul (Sukardi, 2011:127).

25 35 Tujuan utama dari pemasangan distraktor pada setiap butir item itu menurut Sudijono (2011:410) adalah agar dari sekian banyak testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik atau terangsang untuk memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih itu merupakan jawaban betul. Distraktor dapat dikatakan berfungsi apabila sudah dapat mempengaruhi peserta didik. Cara menghitung dan interpretasi indeks pengecoh menurut Arifin (2013:280) dapat dihitung dengan rumus : IP = P 100% (N B) n 1 Keterangan: IP = Indeks pengecoh P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh N = Jumlah peserta didik yang ikut tes B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada tiap soal n = Jumlah alternatif jawaban atau opsi 1 = Bilangan tetap Tabel 2.5 Interpretasi Indeks Pengecoh Soal Indeks Pengecoh Interpretasi 76% IP 125% Sangat baik (++) 51% IP 75% atau Baik (+) 126% IP 150% 26% IP 50% atau Kurang baik(-) 151% IP 175% 0% IP 25% atau Jelek(--) 176% IP 200 IP > 200% Sangat jelek(---)

26 36 Distraktor mimiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas soal dan tingkat keefektifan soal dalam mengukur kemampuan peserta didik. B. Penelitian Relevan Penelitian yang berhubungan dengan analisis soal matematika telah dilakukan oleh beberapa orang diantaranya penelitian yang dilakukan oleh: 1. Putri (2016) yang melakukan penelitian tentang Analisis Tes Uraian Matematika Ujian Tengah Semester MTsN Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2015/2016, dengan hasil soal uraian matematika dilihat dari segi validitas isinya untuk kelas VIIA semua soal memiliki validitas sedang, dan kelas VIIIA Semua soalnya juga memiliki validitas sedang, soal uraian kelas VIIA memiliki reliabilitas sedang, sedangkan kelasviiia memiliki reliabilitas tinggi. Tingkat kesukaran soal untuk kelas VIIA terdapat 2 soal tingkat kesukaran sangat mudah, 5 soal tingkat kesukaran mudah, 3 soal tingkat kesukaran sedang, dan analisis tingkat kesukaran soal kelas VIIIA terdapat 2 soal tingkat kesukaran mudah, 8 soal tingkat kesukaran sedang. Daya pembeda soal tes uraian matematika kelas VIIA terdapat 4 soal yang signifikan dan 6 soal tidak signifikan, dan daya pembeda soal tes uraian matematika kelas VIIIA terdapat 7 soal signifikan, dan 3 soal tidak signifikan. 2. Zahra (2012) yang melakukan penelitian tentang analisis soal ulangan akhir semester I kelas X SMA Negeri Banyumas Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan hasil penelitian

27 37 menunjukkan soal UAS I Kelas X SMA Negeri Banyumas Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2011/2012 memiliki validitas isi dan validitas konstruksi yang baik, tetapi terdapat satu soal yang tidak diajarkan dalam kurikulum. Soal UAS 1 matematika ini reliabel dengan hasil perhitungan 0,679 untuk taraf kepercayaan 0,05. Proporsi distribusi tingkat kesukaran soal matematika adalah sukar sebesar 8%, sedang sebesar 60% dan mudah sebesar 32%. Sedangkan daya pembeda soal adalah jelek sebesar 16%, cukup sebesar 68% dan baik sebesar 16%.. 3. Supandi dan Farikhah (2014) yang melakukan penelitian tentang Analisis Butir Soal Matematika Pada Instrument Uji Coba Materi Segitiga, dengan hasil soal yang valid sebesar 70% dan tidak valid sebesar 30%. Dari tingkat reliabilitas soal dengan taraf signifikansi 5% soal dinyatakan reliabel. Berdasarkan tingkat kesukaran soal 60% berada pada kategori mudah, 30% berada pada kategori sedang, dan 10% berada pada kategori sukar. Daya beda soal menunjukkan 50% soal dikategorikan baik dan50% dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kualitas soal memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, sedangkan dari tingkat kesukaran tergolong mudah dan daya bedanya tergolong cukup. 4. Mutmainah (2012) yang melakukan penelitian tentang Analisis Soal Ujian Akhir Sekolah Matematika Kelas IX SMP Se-Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012, dengan hasil penelitian bahwa soal valid dengan persentase 66,67%. Soal bersifat reliable dengan reliabilitas 0,8194

28 38 artinya soal memiliki reliabilitas yang tinggi. Butir soal yang mempunyai daya beda baik ada 11 butir dengan persentase 28,21%, cukup sebanyak 12 butir dengan persentase 30,77%, dan jelek sebanyak 16 butir dengan persentase 41,02%. 5. Suryawati dan Yulfikar (2012) yang melakukan penelitian tentang Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Banda Aceh Tahun Ajaran 2011/2012, dengan hasil penelitian; validitas butir soal untuk butir tes choice masih sangat rendah, dimana terdapat 40% yang kategori sangat rendah, 24% kategori rendah, 32% kategori cukup, dan 4% kategori tinggi. Sedangkan validitas soal tes bentuk essay sudah cukup memadai, dimana terdapat 20% kategori rendah, 20% ketegori cukup dan 60% kategori tinggi; Tingkat reliabilitas butir soal tes bentuk pilihan ganda tergolong rendah yaitu r11 = 0,39, sedangkan soal tes bentuk uraian tingkat reliabilitasnya juga tegolong rendah yaitu r11 = 0,31; Tingkat kesukaran soal tes bentuk pilihan ganda terdapat 28% kategori sukar dan 72% kategori sedang. Sedangkan untuk soal tes bentuk uraian tergolong kategori sedang 60% dan 40% tergolong kategori sukar; Daya beda soal tes bentuk pilihan ganda terdapat 24% di kategorikan sangat jelek (daya beda negatif). 32% di kategori jelek, 24% di kategori cukup, 20% kategori baik. Soal uraian terdapat 60% kategori baik dan 40% kategori jelek. Perbedaan penelitian ini dengan kelima penelitian diatas terlihat pada jenis soal yang dianalisis, dimana penelitian diatas menganalisis soal uraian

29 39 yang merupakan buatan guru matematika disekolah bersangkutan, sedangkan penulis menganalisis soal pilihan ganda yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan kota padang, soal yang diteliti oleh peneliti sebelumnya hannya digunakan disekolah yang bersangkutan, sedangkan pada penelitian ini soal yang dianalisis digunakan diseluruh sekolah tingkat SMPN sekota padang yang menggunakan kurikulum Amrin dan Busnawir (2013) yang melakukan penelitian tentang Kualitas Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP 8 Baubau Tahun Ajaran 2012/2013, dengan hasil penelitian tingkat kesukaran tergolong baik, daya pembeda tergolong baik dimana 2 soal dengan kategori jelek, 9 soal dengan kategori cukup, dan 9 soal dengan kategori baik. Seluruh butir tes tergolong valid. 14 butir soal memiliki distraktor yang efektif dan 6 butir soal memiliki distraktor tidak efektif. Reliabilitas soal adalah 0,721. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah penelitian yang dilakukan menganalisis soal pilihan ganda yang merupakan buatan guru matematika disekolah bersangkutan, sedangkan penulis menganalisis soal pilihan ganda yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan kota padang. 7. Aliati dan Ibrahim (2012) yang melakukan penelitian tentang Kualitas Tes Ujian Nasional Matematika Siswa SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara Tahun Ajaran 2011/2012, dengan hasil besarnya reliabilitas tes Ujian Nasional matematika jenjang SMP paket E53 relatif tinggi yaitu 0,953; (2)

30 40 Kesalahan baku pengukuran adalah 2,453; (3) Tingkat kesukaran butir soal, terdapat 4 butir termasuk soal yang berkategori mudah, 33 butir soal berkategori sedang dan 3 butir soal berkategori sukar. Perbandingan proporsi soal mudah, sedang dan sukar adalah: 0,1: 0,8: 0,1; (4) Validitas butir soal, terdiri dari 7 butir soal mempunyai validitas yang sangat baik, 4 butir soal mmpunyai validitas yang cukup, 5 butir soal mempunyai validitas yang rendah, dan 4 butir soal mempunyai validitas sangat rendah; (5) Pengecoh soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP paket E53 sebagian besar (60%) butir soalnya sudah berfungsi pengecohnya dengan baik (efektif). Perbedaan penelitian diatas penelitian penulis hannya terletak pada jenis soal yang diteliti, tepatnya Aliati dan Muchtar Ibrahim menganalisis soal Ujian Nasional sedangkan penulis menganalisis soal UTS. C. Kerangka Konseptual Naskah soal yang digunakan untuk tes UTS dibuat oleh guru MGMP dan dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Padang. Soal tes terdiri tes obyektif. Untuk mengetahui kualitas tes secara pasti, maka dapat dilakukan analisis terhadap tes yang telah dibuat oleh guru MGMP. Analisis ini sangat penting dilakukan untuk mencegah kesalahan penafsiran informasi yang didapat dari alat ukur yang tidak berkualitas tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan butir soal mana yang berkualitas sehingga bisa dipakai, kurang berkualitas sehingga harus direvisi, dan yang tidak berkualitas sehingga harus dibuang. Tes bentuk obyektif mampu mengukur hasil belajar secara sederhana seperti ingatan dan hafalan, maupun kompleks yang juga menilai pemahaman dan pengetahuan.

31 41 Kerangka pikir dari penelitian ini yakni analisis butir soal ujian tengah semester genap di SMP 31 Padang. Untuk mengetahui kualitas tes, analisis yang digunakan oleh penulis meliputi analisis validitas tes, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran tes, uji daya pembeda tes, serta uji distraktor. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dua pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dua pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Noor (2013:34) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perangkat Evaluasi a. Evaluasi Evaluasi merupakan program yang dilaksanakan untuk mengetahui tujuan yang dicapai. Tayibnapis (2008:189-190) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang analisis butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 ini sesuai

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu menggunakan perhitungan statistik yang hasilnya dapat dilihat berupa angka-angka. Sedangkan data dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan hasil analisis berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole (SNAKMA Cikole) yang beralamat di Jl. Raya Tangkuban Parahu KM. 22 Cikole

Lebih terperinci

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes Marthunis M., Ibnu Khaldun, Zulfadli Prodi Kimia

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD

LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran SD (GD519) Dosen Drs. Yaya Sunarya, M.Pd. (1005) Oleh Bella Nur Andani 1003310

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Gambar konsep Gambar konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu alat bantu penyampaian pemahaman yang direpresentasikan dalam bentuk teks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISIS POKOK UJI DRA. SITI SRIYATI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI ANALISIS POKOK UJI / TEKNIK ANALISIS SOAL TES ISTILAH YANG DIBERIKAN PADA PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa

Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa 39 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Antara lain membahas tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS RELIABILITAS 1. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan yang juga sangat erat hubungannya dengan ketetapan hasil tes. Konsep ini tidak akan sulit dimengerti apabila

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Sebagaimana yang dicantumkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Sebagaimana yang dicantumkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi adalah suatu elemen penting dalam penyelenggaraan pendidikan kearah yang lebih baik. Evaluasi merupakan bagian internal yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MAHASISWA BIOLOGI MATA KULIAH BIDANG PENDIDIKANSEMESTER GASAL PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Tes Mata Pelajaran Biologi kelas XI yang disusun oleh MGMP Biologi Kendal terdiri atas 40 butir soal berbentuk multiple choice. Sampel yang diambil

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal...(Fitriani Fajar Sahwan) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC COURSE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Pre-Experiment yaitu metode penelitian yang hanya menggunakan satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Margono (1997: 105) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Uji coba soal tes open-ended problem melibatkan responden siswa SMA kelas XI IPA di sekolah yang berbeda. Untuk uji coba 1 dan uji coba 2 melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas X MIA 2 semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH KODE DOSEN PENGAMPU : PENILAIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA : MKK41515 : EDY MULYONO, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : 431 409 057 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 211/212 Muhammad Idris 1), Arvyaty

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sukabumi pada tahun pelajaran 2013-2014. Kemudian terpilih tiga kelas yaitu kelas

Lebih terperinci

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Jumat, Definisi Tes Uraian Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas dan pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif. Menurut Harry Firman (2008: 10) penelitian komparatif meninjau hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cibadak Sukabumi yang terletak di Jalan Almuwahidin No.691 RT/RW.03/02 Desa Karang Tengah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Menurut Azwar (2010: 5) jenis-jenis penelitian dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kabupaten Semarang. Pertimbangan yang mendasari memilih sekolah ini sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Menurut Panggabean (1996: 21) Pre-Experiment yaitu penelitian yang secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan judul yang telah dirumuskan sebelumnya adalah menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan disain penelitian berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Sumedang. Objek pada penelitian ini adalah soal tes open-ended problem materi minyak bumi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 32 BAB III METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kelas, dimana ada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP 34 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP Negeri 2 Limboto, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo dengan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal... (Ayu Nafisa) 1 ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF TEST QUESTION OF LEARNING ASSESSMENT RESULT OF THE STUDENT OF

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Evaluasi a. Pengertian Evaluasi Zainal Arifin (2013:2) memaparkan bahwa evaluasi merupakan suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Oktawuri Prihantiwi dan M. Djazari, M.Pd) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian

Lebih terperinci