LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD"

Transkripsi

1 LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran SD (GD519) Dosen Drs. Yaya Sunarya, M.Pd. (1005) Oleh Bella Nur Andani Matematika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

2 BAB I PENDAHULUAN Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional yang diraih siswa. Evaluasi adalah proses kegiatan yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas, pendidikan di sekolah. Hasil dari kegiatan evaluasi berguna untuk kepentingan perbaikan pembelajaran, untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, untuk kepentingan administrasi, dan sebagainya. Evaluasi seringkali melibatkan pengukuran dan biasanya diikuti dengan judgement untuk pengambilan keputusan. Pengukuran merujuk pada suatu proses kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang besar-kecilnya perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil belajar dalam bentuk kuantitaf. Alat yang dipergunakan dalam pengukuran disebut tes. Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang oleh subjek dijawab benar atau salah, atau sejumlah tugas yang oleh subjek dilaksanakan dngan berhasil atau gagal sehingga kemampuan subyek dapat dinyatakan dengan skor atau dinilai berdasarkan skala tertentu. Mengingat pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, seorang guru sudah seharusnya memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan evaluasi. Kemampuan-kemampuan yang perlu dimiliki yaitu kemampuan mengembangkan instrumen, khususnya tes, mengadministrasikan tes atau instrumen yang lainnya dan mengolah serta menafsirkan data hasil belajar. Dari serangkaian kemampuan tersebut, terdapat kemampuan yang perlu juga dikuasai oleh seorang guru yaitu kemampuan menganalisis tes, sebagai salah satu dari keterampilan melakukan evaluasi. Tes sebagai alat evaluasi diharapkan dapat menghasilkan skor yang obyektif. Oleh karena itu perlu diusahakan agar tes yang diberikan kepada peserta didik memiliki mutu yang cukup baik dilihat dari berbagai segi. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prosedur dan prinsip penyusunan tes. Kemudian setelah tes digunakan, dengan menganalisis tes tersebut guru dapat mengetahui apakah tes tersebut obyektif dan efektif atau sebaliknya.

3 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Analisis Tes Analisis tes merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengkonstruksi tes untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas tes, baik kualitas keseluruhan tes maupun kualitas tiap butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. B. Tujuan Analisis Tes 1. Untuk mengkaji dan menelaah tes agar diperoleh soal yang bermutu. 2. Untuk mengetahui apakah tes atau soal yang digunakan untuk mengevaluasi sudah mampu mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur melalui tes atau soal tersebut. 3. Untuk mengetahui sejauh mana data yang dihasilkan oleh tes atau soal dapat berguna bagi proses pembelajaran. C. Manfaat Analisis Tes 1. Hasil analisis tes dapat dapat menjadi umpan balik untuk perbaikan/ peningkatan kualitas tes. 2. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam membuat tes yang baik dan efisien. 3. Guru dapat membuat bank soal yakni kumpulan soal-soal yang sudah teruji kebaikannya. 4. Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa. D. Cakupan Kegiatan Analisis Tes 1. Analisis validitas tes Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes yang valid adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Tes IPA kelas VI SD, hendaknya benar-benar mengukur hasil belajar IPA siswa kelas VI SD. Validitas tes selalu terkait dengan pertanyaan : valid dalam hal apa dan untuk siapa? Tes yang valid untuk siswa SMP kelas VIII, tidak valid

4 untuk siswa sekolah dasar. Dengan demikian, menguji validitas suatu tes berarti kita membandingkan tes yang telah dibuat dengan suatu kriteria tertentu. Berdasarkan cara/ prosedur pengujian validitas, terdapat dua cara yaitu analisis rasional dan analisis empiris. Analisis rasional dilakukan dengan judgement, sedangkan analisis empiris adalah analisis dengan menggunakan data empiris hasil di lapangan. Berdasarkan standar yang digunkan, ada empat macam validitas tes, yakni : a. Validitas permukaan (face validity) Tingkat validitas permukaan diketahui dengan melakukan analisis atau telaah rasional (berdasarkan pertimbangan logis, bukan pada hitungan angka-angka empirik). Untuk melakukan analisis validitas permukaan, hal yang dapat dijadikan kriteria adalah aturan penulisan soal. Indeks validitas yang didapat adalah prosentase. Berapa persen soal-soal yang dibuat sesuai dengan kriteria penulisan soal. semakin besar prosentase yang diperoleh maka semakin valid tes tersebut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa validitas permukaan tergolong analisis paling lemah, namun lebih baik daripada tidak dilakukan analisis sama sekali. Sehingga lebih baik bila tes tersebut dianalisis lebih lanjut lagi. b. Validitas isi (content validity) Tingkat validitas isi juga diketahui dengan analisis rasional. Pada prinsipnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiap butir soal, apakah soal sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus atau dengan kompetensi yang hendak diukur atau dengan indikator keberhasilan siswa. Untuk validitas isi, kriteria yang dapat digunakan adalah kisi-kisi penulisan soal yang disusun berdasarkan silabus. c. Validitas kriteria (criterion validity) Validitas ini diketahui dengan cara empirik, yakni menghitung koefisien korelasi antara tes bersangkutan dengan tes lain yang sudah dianggap valid sebagai kriterianya. Sebagai contoh, skor tes Matematika buatan guru dikorelasikan dengan skor tes Matematika yang telah dibakukan. Dengan rumus korelasi Pearson s Product Moment dan

5 menggunakan kalkulator, perhitungan validitas kriteria tersebut tidak terlalu sulit, apalagi bila menggunakan komputer. Kesulitan utama dalam menentukan validitas kriteria ialah mencari skor tes yang akan dijadikan kriteria. Bila kriterianya buruk atau tidak valid, maka validitas tes yang diperoleh akan percuma saja. d. Validitas ramalan (predictive validity) Validitas ini menunjukkan sejauh mana skor tes bersangkutan dapat digunakan meramal keberhasilan siswa di masa mendatang dalam bidang tertentu. Cara menghitungnya sama seperti validitas kriteria, dalam hal ini skor tes dikorelasikan dengan keberhasilan siswa di masa datang. Suatu tes yang baik biasanya memiliki angka validitas 0,50 atau lebih; tentu saja angka itu makin tinggi makin baik. Suatu tes dengan angka validitas kurang dari 0,50 belum tentu buruk. Mungkin kriterianya yang buruk atau keliru menentukan kriteria. 2. Analisis reliabilitas tes Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang tidak berubah-ubah walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda. Ada tiga cara mengetahui reliabilitas tes. Pada prinsipnya diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi antara dua kelompok skor tes. Tiga cara itu sebagai berikut. a. Tes-retest method (metoda tes ulang) Suatu tes diujikan terhadap kelompok siswa tertentu dua kali dengan jangka waktu tertentu (misalnya satu semester atau satu catur wulan ). Skor hasil pengetesan pertama dikorelasikan dengan skor hasil pengetesan kedua. b. Paralel test method (metoda tes paralel) Cara ini mengharuskan adanya dua tes yang paralel, yakni dua tes yang disusun dengan tujuan yang sama (hanya sedikit perbedaan redaksi,isi atau susunan kalimatnya). Dua tes tersebut diadministrasikan pada satu kelompok siswa dengan perbedaan waktu beberapa hari saja. Skor dari kedua macam tes tersebut kemudian dikorelasikan.

6 c. Split-half method (metode belah dua) Cara ini paling mudah karena tidak perlu mengulangi pelaksanaan tes atau menyusun tes yang paralel. Cukup satu tes dan diadministrasikan satu kali kepada sekelompok siswa (minimal 30 siswa). Pada saat penyekoran, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam skor, yakni skor yang diperoleh dari soal-soal bernomor genap. Skor total diperoleh dengan menjumlah skor ganjil dan genap. Selanjutnya skor-ganjil dikorelasikan dengan skor- genap, hasilnya adalah koefisien korelasi r gg. Atau koefisien korelasi ganjil-genap. 3. Analisis butir soal Baik buruknya tes tergantung pada butir-butir soal yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu untuk mendapatkan tes yang baik perlu dipilih butir-butir yang baik. Butir yang buruk harus dibuang, yang kurang baik perlu direvisi. Untuk mengetahui kualitas tiap butir soal perlu analisis satu persatu. Analisis butir soal meliputi: a. Analisis daya pembeda tiap butir soal. Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan siswa yang tidak menguasai bahan. Butir soal yang daya pembedanya rendah, tidak ada manfaatnya, malahan dapat merugikan siswa yang belajar sungguh-sungguh. b. Analisis tingkat kesukaran tiap butir soal. Tingkat kesukaran menunjukkan apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Tes yang baik memuat kira-kira 25 % soal mudah, 50 % sedang dan 25 % sukar. Butir soal yang terlalu sukar sehingga hampir tidak terjawab oleh semua siswa atau terlalu mudah sehingga dapat dijawab oleh hampir semua siswa, sebaiknya dibuang karena tidak bermanfaat. c. Analisis pengecoh (distraktor) pada setiap butir soal. Analisis pengecoh/option diperlukan hanya pada tes bentuk pilihan ganda dimana siswa harus memilih satu dari beberapa alternatif jawaban. Tiap pengecoh/distraktor hendaknya bermanfaat, yakni ada sejumlah siswa

7 yang memilihnya. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti tidak bermanfaat, sedang pengecoh yang dipilih oleh hampir semua siswa berarti terlalu mirip dengan jawaban yang benar. d. Analisis homogenitas tiap butir soal. Tingkat homogenitas (tingkat konsistensi) soal menunjukkan apakah tiap butir soal mengukur aspek atau kompetensi yang sama, atau sejauh mana tiap butir soal menyumbang skor total tiap siswa. Butir soal yang homogen adalah yang menunjang skor total. Sebaliknya, butir soal yang tidak seiring dengan skor-total dikatakan tidak homogen, dan lebih baik dibuang atau direvisi. Kegiatan analisis tes pada bentuk pilihan ganda maupun pada tes bentuk uraian/ essay prinsipnya sama, namun ada sedikit perbedaan dalam teknik pelaksanaan analisis. E. Aturan Penulisan Soal Pilihan Ganda 1. Soal harus sesuai dengan indikator. 2. Pengecoh harus berfungsi. 3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. 4. Pokok soal harus dirumuskan secara singkat, jelas dan tegas. Contoh soal yang pernyataannya tidak jelas dan tegas : Pada umumnya, kata berimbuhan adalah. a. berani c. beringin b. beringas d. beranjak (B. Indonesia SD) 5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh soal yang memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar : Generator listrik di Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-gura digerakkan oleh tenaga. a. air c. gas bumi b. uap panas d. solar (IPA SD)

8 7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Contoh soal yang mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda : Nama bangun geometri di bawah ini bukan merupakan bangun ruang, kecuali. a. segitiga samakaki c. prisma segitiga b. segitiga samasisi d. bujur sangkar (Matematika SD) 8. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 9. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 10. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan Semua pilihan jawaban di atas salah/benar. Contoh : Orang yang berhati bersih akan selalu. a. bersikap tekun b. berbuat sopan c. memperlihatkan keberanian d. semua pilihan jawaban di atas salah (PKn SD) 11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya. 12. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 13. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti : sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. 14. Butir soal jangan bergantung pada jawaban sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya. 15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: 1) unsur subjek, 2) unsur predikat, 3) anak kalimat; b) pemakaian kata: 1) pilihan kata, 2) penulisan kata,; c) pemakaian ejaan: 1) penulisan huruf, 2) penggunaan tanda baca. 16. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti siswa.

9 17. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku di setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 18. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/ frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/ frase pada pokok soal. Contoh : Tanah humus dapat dimanfaatkan untuk pertanian karena. a. berasal dari daun-daun yang telah mengering b. berasal dari pembakaran daun kering c. berasal dari kayu dan daun yang membusuk d. berasal dari abu letusan gunung berapi (IPS SD) F. Aturan Penulisan Soal Essay 1. Soal sesuai dengan indikator 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran 4. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. 5. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai 6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal 7. Ada pedoman penskoran 8. Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca 9. Rumusan kalimat soal komunikatif 10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 11. Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. 13. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa.

10 BAB III HASIL ANALISIS TES Tes yang dianalisis diambil dari soal Ujian Akhir Semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI di SDN Mengger Girang 1 Bandung. Tes tersebut terdiri dari 35 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Sampel hasil tes yang dianalisis berjumlah 30 siswa. Untuk analisis tes pilihan ganda ini cakupan kegiatannya meliputi analisis validitas, realibilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh/ option. Sedangkan untuk analisis tes essay meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Berikut hasil analisis tes tersebut. A. Analisis Tes PG 1. Analisis validitas tes PG Hasil analisis secara rasional yaitu dengan menggunakan validitas permukaan menunjukkan bahwa dari 35 soal pilihan ganda yang telah ditelaah, terdapat 11 soal yang tidak sesuai kriteria. Perhitungan validitas permukaan/ tampilan tes tersebut adalah (24:35) x 100% = 68,57 %. Berdasarkan pertimbangan logis, soal-soal yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut perlu direvisi atau diperbaiki. Soal-soal tersebut diantaranya Soal pada no 1 tidak sesuai dengan indikator. Pada kisi-kisi soal tertulis indikatornya menyebutkan ciri-ciri burung hantu. Perumusan soal no 2 agar lebih komunikatif sebaiknya menjadi Bunglon menangkap mangsanya dengan cara. Soal no 4 tidak sesuai dengan indikator pada kisi-kisi. Kemudian terdapat pengecoh yang kurang bermanfaat, yaitu pada option D. Pada soal no 6 terdapat gambar dimana gambar pada soal tersebut kurang jelas. Pada soal no 7 agar pengecoh berfungsi sebaiknya option berisi tandatanda perubahan primer pada laki-laki. Kemudian option pada soal tersebut tidak homogen dan logis karena berisi tanda-tanda pubertas pada perempuan.

11 Soal no 17 tidak sesuai dengan indikator pada kisi-kisi. Kemudian pengecohnya tidak berfungsi karena tidak homogen. Sebaiknya semua option pada soal tersebut merupakan bahan yang dijadikan bumbu masakan. Soal no 18 pengecohnya tidak berfungsi karena pilihan jawabannya tergolong. Pada soal no 22 dan no 23 pilihan jawabannya tidak homogen. Penulisan soal no 24 tidak terdapat subjek kalimat. Agar lebih jelas sebaiknya perumusan soalnya seperti Berdasarkan tabel di samping, bahan yang termasuk konduktor panas ditunjukkan oleh nomor. Penulisan soal no 25 juga tidak terdapat subjek kalimatnya dan tidak ada penggunaan tanda baca yang tepat. Perumusan soal sebaiknya Pada gambar di samping, bagian yang merupakan konduktor panas ditunjukkan oleh huruf. 2. Analisis reliabilitas tes PG Setelah menganalisis tiap lembar jawaban soal PG setiap siswa (30 siswa) diperoleh skor tiap lembar jawaban dengan 3 macam skor : jumlah skor total, jumlah skor soal bernomor ganjil, dan jumlah skor soal bernomor genap (tabel analisis skor terdapat di lampiran). Dari jumlah skor ganjl dan genap dicari koefesien korelasi ganjil-genap. Kemudian koefesien korelasi tersebut digunakan untuk menghitung reliabilitas. Indeks reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Rumus koefesien reliabilitas tes metode belah dua (split half method) r tt = 2 x r gg 1+ r gg Ket : r tt = koefesien reliabilitas tes r gg = koefesien korelasi ganjil-genap

12 Koefesien korelasi ganjilgenap Koefesien reliabilitas tes Dari hasil perhitungan, diperoleh koefesien reliabilitas tes sebesar 0,77. Hal tersebut menunjukkan tes pilihan ganda ini memiliki tingkat reliabilitas yang cukup baik. Artinya tes ini cukup dapat menghasilkan skor yang ajeg/ konsisten dimana skor yang dihasilkan relatif tidak berubah meskipun waktu dan situasi saat tes digunakan berbeda-beda. 3. Analisis Butir Soal PG a. Analisis daya pembeda pada setiap soal PG Untuk menganalisis daya pembeda, terlebih dahulu skor total disusun dari yang tertinggi hingga terendah. Ambil 27% siswa yang skor totalnya tinggi (kelompok unggul atau atas) dan 27% siswa yang skor totalnya rendah (kelompok asor atau bawah) sehingga diambil masing-masing kelompok unggul dan asor 8 siswa. Kemudian dihitung jumlah jawaban yang benar, baik pada kelompok unggul maupun pada kelompok asor (tabel analisis skor terdapat di lampiran). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yakni: DP = B U B A N U x 100% Ket: DP = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir soal) B U = jumlah jawaban benar pada kelompok unggul atau atas B A = jumlah jawaban benar pada kelompok asor atau bawah N U = jumlah siswa pada salah satu kelompok U atau kelompok A

13 Kriteria daya pembeda sebagai berikut. Negatif 9% = sangat rendah 10% - 19% = rendah 20% - 29% = cukup baik 30% - 49% = baik 50% ke atas = sangat baik No Soal PG Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda PG Jumlah Benar KU Jumlah Benar KA Daya Pembeda (DP) Ket DP % rendah % cukup baik % rendah % sangat rendah % cukup baik % baik % baik % rendah % sangat baik % rendah % sangat rendah % baik % baik % sangat rendah % sangat rendah % baik % cukup baik % sangat rendah % baik % sangat baik % sangat baik % sangat baik % sangat baik % sangat rendah % rendah % sangat baik % sangat baik % baik

14 % baik % baik % cukup baik % baik % sangat baik % sangat rendah % rendah Tabel di atas menunjukkan hasil dari perhitungan daya pembeda tiap butir soal pilihan ganda. Variasi tingkat daya pembeda yang didapat dari perhitungan diantaranya sangat rendah, rendah, cukup baik, baik, dan sangat baik. Sebanyak 7 soal memiliki tingkat daya pembeda sangat rendah, 6 soal memiliki tingkat daya pembeda yang rendah, 4 soal memiliki tingkat daya pembeda yang cukup baik, 10 soal tingkat daya pembedanya baik, dan 8 soal tingkat daya pembedanya sangat baik. Persentase daya pembeda pada soal-soal tes ini yaitu 20% sangat rendah, 17,14% rendah, 11,43% cukup baik, 28,57% baik, dan 22,86% sangat baik. Berikut grafik lingkaran dari persentase daya pembeda soal pilihan ganda. Daya Pembeda Soal PG 23% 29% 20% 11% 17% sangat rendah rendah cukup baik sangat baik Indeks daya pembeda mulai dari cukup sampai sangat baik dapat dikategorikan baik. Sedangkan untuk indeks daya pembeda mulai dari sangat rendah sampai rendah dikategorikan rendah. Jadi sebanyak 62,86 % soal pada tes pilihan ganda ini memiliki indeks daya pembeda yang baik, yang artinya soal tersebut mampu membedakan peserta didik mana yang belajar dan tidak belajar atau dengan kata lain dapat membedakan antara peserta didik yang menguasai dan yang tidak menguasai materi. Sedangkan

15 sebanyak 37,14 % soal pada tes pilihan ganda ini memiliki indeks daya pembeda yang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal-soal tersebut tidak dapat membedakan antara peserta didik yang menguasai materi dengan yang tidak. b. Analisis tingkat kesukaran pada setiap soal PG Tabel skor yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran sama dengan tabel skor untuk menghitung daya pembeda. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yakni: TK = B U +B A N U +N A x 100% Ket: TK = Indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu (satu butir soal) B U = jumlah jawaban benar pada kelompok unggul atau atas B A = jumlah jawaban benar pada kelompok asor atau bawah N U = jumlah siswa pada kelompok unggul N A = jumlah siswa pada kelompok asor Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut. 0% - 15% = sangat sukar 16% - 30% = sukar 31% - 70% = sedang 71% - 85% = mudah 86% - 100% = sangat mudah

16 No Soal PG Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran PG Jumlah Benar KU Jumlah Benar KA Tingkat Kesukaran (TK) Ket TK % sangat mudah % sangat mudah % sedang % sangat mudah % sangat mudah % mudah % mudah % sangat mudah % sedang % mudah % sangat mudah % sedang % mudah % sangat mudah % sangat mudah % sedang % sangat mudah % sangat mudah % mudah % sedang % sedang % sedang % sedang % sangat mudah % sangat mudah % sedang % sedang % sedang % sedang % sedang % sangat mudah % mudah % sedang % sangat mudah % sangat mudah

17 Berdasarkan tabel di atas, variasi indeks tingkat kesukaran pada tes pilihan ganda ini terdiri dari sangat mudah, mudah, dan sedang. Sebanyak 15 soal memiliki indeks tingkat kesukaran sangat mudah, 6 soal memiliki indeks tingkat kesukaran mudah, dan 14 soal memiliki indeks tingkat kesukaran sedang. Persentase tingkat kesukaran pada soal-soal tes pilihan ganda ini yaitu 42,86 % soal sangat mudah, 17,14% soal mudah, dan 40% soal sedang. Berikut persentase tingkat kesukaran digambarkan dalam grafik. Tingkat Kesukaran Soal PG 40% 17% 43% sangat mudah mudah sedang c. Analisis pengecoh/ option pada setiap soal PG Indeks pengecoh/ option dihitung dengan rumus : IPc = npc N nb /(Alt 1) x 100% Ket : IPc = indeks pengecoh/ option npc = jumlah siswa yang memilih pengecoh/ option itu N = jumlah seluruh subjek yang ikut tes nb = jumlah subjek yang menjawab benar pada butir soal itu Alt = banyak alternatif jawaban/ option (3, 4, atau 5) Keterangan kualitas pengecoh/ option : ** kunci jawaban ++ sangat baik (IPc = 76% - 125% atau mendekati 100%) + baik (IPc = 51% - 75% atau 126% - 150%)

18 - kurang baik (IPc = 26% - 50% atau 151% - 175%) -- buruk (IPc = 0% - 25% atau 176% - 200%) --- sangat buruk (IPc = lebih dari 200%) No 1 Siswa yg memilih IPc 0% ** 0% 303% Kualitas pengecoh -- ** No 2 Siswa yg memilih IPc 151% 151% 0% ** Kualitas pengecoh ** No 3 Siswa yg memilih IPc 35% 194% ** 70% Kualitas pengecoh - -- ** + No 4 Siswa yg memilih IPc ** 0% 0% 0% Kualitas pengecoh **

19 No 5 Siswa yg memilih IPc 200% 0% ** 100% Kualitas pengecoh ** ++ No 6 Siswa yg memilih IPc ** 150% 0% 150% Kualitas pengecoh ** No 7 Siswa yg memilih IPc 120% 0% 180% ** Kualitas pengecoh ** No 8 Siswa yg memilih IPc ** 298% 0% 0% Kualitas pengecoh ** No 9 Siswa yg memilih IPc 161% 69% ** 69% Kualitas pengecoh - + ** +

20 No 10 Siswa yg memilih IPc 112% ** 37% 149% Kualitas pengecoh ++ ** - + No 11 Siswa yg memilih IPc 0% ** 0% 0% Kualitas pengecoh -- ** No 12 Siswa yg memilih IPc 54% ** 190% 54% Kualitas pengecoh + ** -- + No 13 Siswa yg memilih IPc 100% 0% 200% ** Kualitas pengecoh ** No 14 Siswa yg memilih IPc 0% ** 0% 303% Kualitas pengecoh -- **

21 No 15 Siswa yg memilih IPc 303% 0% ** 0% Kualitas pengecoh ** -- No 16 Siswa yg memilih IPc 184% 46% 69% ** Kualitas pengecoh ** No 17 Siswa yg memilih IPc 0% 75% 225% ** Kualitas pengecoh ** No 18 Siswa yg memilih IPc 0% 0% ** 0% Kualitas pengecoh ** -- No 19 Siswa yg memilih IPc ** 112% 187% 0% Kualitas pengecoh **

22 No 20 Siswa yg memilih IPc 74% ** 224% 0% Kualitas pengecoh + ** No 21 Siswa yg memilih IPc 100% 50% ** 150% Kualitas pengecoh ++ - ** + No 22 Siswa yg memilih IPc ** 60% 120% 120% Kualitas pengecoh ** No 23 Siswa yg memilih IPc 81% ** 108% 108% Kualitas pengecoh ++ ** No 24 Siswa yg memilih IPc 0% ** 200% 100% Kualitas pengecoh -- ** -- ++

23 No 25 Siswa yg memilih IPc 303% ** 0% 0% Kualitas pengecoh --- ** No 26 Siswa yg memilih IPc ** 30% 210% 60% Kualitas pengecoh ** No 27 Siswa yg memilih IPc 243% 18% ** 37% Kualitas pengecoh ** - No 28 Siswa yg memilih IPc ** 30% 210% 60% Kualitas pengecoh ** No 29 Siswa yg memilih IPc 81% ** 108% 108% Kualitas pengecoh ++ ** ++ ++

24 No 30 Siswa yg memilih IPc 70% ** 88% 141% Kualitas pengecoh + ** ++ + No 31 Siswa yg memilih IPc 149% 0% 149% ** Kualitas pengecoh ** No 32 Siswa yg memilih IPc 250% ** 0% 50% Kualitas pengecoh --- ** -- - No 33 Siswa yg memilih IPc 0% 43% 257% ** Kualitas pengecoh ** No 34 Siswa yg memilih IPc 0% 303% ** 0% Kualitas pengecoh ** --

25 No 35 Siswa yg memilih IPc 303% 0% 0% ** Kualitas pengecoh ** B. Analisis Tes Essay 1. Analisis validitas tes essay Analisis validitas rasional juga dilakukan untuk menganalisis soal essay ini yaitu dengan validitas tampilan/ permukaan. Setelah membandingkan 5 soal essay dengan kriteria penulisan soal essay, soal tes ini sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Dengan demikian, tes essay ini dapat dikatakan valid. 2. Analisis reliabilitas tes essay Setelah menganalisis tiap lembar jawaban soal essay setiap siswa (30 siswa) diperoleh skor tiap lembar jawaban dengan 3 macam skor : jumlah skor total, jumlah skor soal bernomor ganjil, dan jumlah skor soal bernomor genap (tabel analisis skor terdapat di lampiran). Dari jumlah skor ganjl dan genap dicari koefesien korelasi ganjil-genap. Kemudian koefesien korelasi tersebut digunakan untuk menghitung reliabilitas. Indeks reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Rumus untuk mencari reliabilitas pada soal essay sama dengan rumus untuk mencari reliabilitas pada soal pilihan ganda. Setelah melakukan perhitungan diperoleh : Koefesien korelasi genap-ganjil = Koefesien reliabilitas tes = Hasil koefesien reliabilitas tes essay menunjukkan bahwa tes ini sifatnya tidak reliabel. Hal ini berarti soal essay pada tes ini tidak menghasilkan skor

26 yang konsisten. Apabila diteskan pada waktu dan situasi berbeda maka skor yang dihasilkan dapat berbeda. 3. Analisis butir soal essay a. Analisis daya pembeda setiap soal essay Untuk menganalisis daya pembeda pada soal essay sama dengan menganalisis daya pembeda pada soal PG. Skor total disusun dari yang tertinggi hingga terendah. Ambil 27% siswa yang skor totalnya tinggi (kelompok unggul atau atas) dan 27% siswa yang skor totalnya rendah (kelompok asor atau bawah) sehingga diambil masing-masing kelompok unggul dan asor 8 siswa. Kemudian dihitung jumlah jawaban yang benar, baik pada kelompok unggul maupun pada kelompok asor (tabel analisis skor terdapat di lampiran). Hal yang membedakan antara analisis daya pembeda pada essay dengan analisis daya pembeda pada PG yaitu rumus yang digunakannya. Rumus untuk menghitung daya pembeda pada soal essay : DP = S U S A E U x 100% Ket : DP = indeks daya pembeda butir soal tertentu S U = jumlah skor kelompok unggul pada butir soal yang diolah S A = jumlah skor kelompok asor pada butir soal yang diolah E U = jumlah skor ideal salah satu kelompok (unggul/asor) pada butir soal yang sedang diolah Kriteria daya pembeda pada soal essay sama dengan kriteria daya pembeda pada soal PG (pilihan ganda).

27 No Soal Essay Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Essay Jumlah Benar KU Jumlah Benar KA Daya Pembeda (DP) Ket DP % sangat baik % sangat baik % sangat rendah ,5% sangat baik % sangat baik Hasil perhitungan tabel di atas menunjukkan indeks daya pembeda soal essay terdiri dari sangat rendah dan sangat baik. Pada tes ini terdapat satu soal yang indeks daya pembedanya sangat rendah dan empat soal yang indeks daya pembedanya sangat baik. Soal dengan no 36, 37, 39, dan 40 dapat membedakan antara peserta didik yang belajar dengan yang tidak belajar. Sedangkan soal no 38 sama sekali tidak dapat membedakan antara peserta didik yang belajar dengan yang tidak belajar. b. Analisis tingkat kesukaran setiap soal essay Tabel skor yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran sama dengan tabel skor untuk menghitung daya pembeda. Hal yang membedakan antara analisis tingkat kesukaran pada essay dengan analisis tingkat kesukaran pada PG yaitu rumus yang digunakannya. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran pada soal essay : TK = S U S A E U x 100% Ket : TK = indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu S U = jumlah skor kelompok unggul pada butir soal yang diolah S A = jumlah skor kelompok asor pada butir soal yang diolah E U = jumlah skor ideal pada kelompok unggul E A = jumlah skor ideal pada kelompok asor

28 Kriteria tingkat kesukaran pada soal essay sama dengan tingkat kesukaran pada soal PG. kriteria Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Essay No Soal Essay Jumlah Benar KU Jumlah Benar KA Tingkat Kesukaran (TK) Ket TK % sedang % sedang % sedang % sedang % sukar Berdasarkan tabel di atas, soal-soal essay pada tes ini memiliki indeks tingkat kesukaran yang terdiri dari sedang dan sukar. Pada tes ini terdapat empat soal (no 36, 37, 38, dan 39) yang memiliki indeks tingkat kesukaran yang sedang dan satu soal (no 40) yang memiliki indeks tingkat kesukaran yang sukar.

29 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan analisis tes mulai dari analisis validitas hingga analisis butir soal didapatkan hasil sebagai berikut. 1. Analisis Soal PG a. Validitas Hasil perhitungan validitas tampilan soal PG pada tes ini adalah 68,75%. Ini artinya 68,75% soal yang secara tampilan valid. Tes ini sebesar 68,75% soal mengukur apa yang hendak diukur yaitu mengukur hasil belajar IPA siswa SD kelas VI. b. Reliabilitas Koefesien reliabilitas tes sebesar 0,77 (cukup baik). Ini artinya tes ini cukup reliabel atau ajeg. Tes ini cukup dapat menghasilkan skor yang konsisten walaupun diujikan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda. c. Butir soal 1) Daya Pembeda Persentase daya pembeda pada soal-soal tes ini yaitu 20% sangat rendah, 17,14% rendah, 11,43% cukup baik, 28,57% baik, dan 22,86% sangat baik. Daya pembeda yang rendah tidak ada manfaatnya, karena dapat merugikan peserta didik yang belajar sungguh-sungguh. Oleh karena itu, soal-soal yang memiliki daya pembeda yang rendah perlu direvisi atau diperbaiki sehingga soalsoal tersebut dapat membedakan antara peserta didik yang menguasai materi dengan yang tidak menguasai. 2) Tingkat Kesukaran Persentase tingkat kesukaran pada soal-soal tes pilihan ganda ini yaitu 42,86 % soal sangat mudah, 17,14% soal mudah, dan 40% soal sedang. Pada tes ini tidak ada soal yang tingkat kesukarannya sukar. Soal-soal yang tingkat kesukarannya sangat mudah sebaiknya

30 dibuang atau direvisi sehingga soal tersebut memuat tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Tes yang baik memuat kirakira 25 % soal mudah, 50 % sedang dan 25 % sukar. 3) Pengecoh/ option Banyak soal yang pengecohnya tidak berfungsi, yang pengecohnya sama sekali tidak ada siswa yang memilih. Selain itu, ada pengecoh yang dipilih siswa jumlahnya hampir mendekati jumlah kunci jawaban yang dipilih siswa. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pengecoh/ option-nya menyesatkan siswa. Tetapi ada beberapa soal yang semua pengecohnya sudah berfungsi/ bermanfaat. 2. Analisis Soal Essay a. Validitas Berdasarkan tampilan/ permukaan, soal-soal essay pada tes ini sudah sesuai dengan kriteria. Maka dari itu, tes ini dikatakan valid secara rasional. b. Reliabilitas Hasil koefesien reliabilitas tes ini adalah Angka tersebut menunjukkan bahwa tes ini tidak reliabel. c. Butir soal 1) Daya pembeda Pada tes ini terdapat satu soal yang indeks daya pembedanya sangat rendah dan empat soal yang indeks daya pembedanya sangat baik. Soal dengan daya pembeda sangat rendah perlu direvisi yaitu soal no 38. 2) Tingkat kesukaran Pada tes ini terdapat empat soal yang memiliki indeks tingkat kesukaran sedang dan hanya satu soal yang memiliki indeks tingkat kesukaran sukar. Soal essay pada tes ini tidak memuat indeks tingkat kesukaran yang mudah. Suatu tes yang baik soal-soalnya memuat kira-kira indeks tingkat kesukaran 20 % mudah, 50% sedang, dan 25% sukar.

31 B. Rekomendasi Berdasarkan hasil keseluruhan analisis tes, soal-soal pada tes ini sudah dapat mengukur hasil belajar peserta didik tetapi pada tes ini masih terdapat kekurangan pada beberapa soal. Soal-soal PG dan essay pada tes ini dapat digunakan kembali dengan melakukan beberapa revisi atau perbaikan pada soalsoal tersebut sehingga tes ini menjadi lebih obyektif dan efektif. Dengan demikian, guru dapat membuat kumpulan soal yang dapat digunakan kembali untuk melakukan evaluasi pembelajaran IPA kelas VI SD.

32 DAFTAR PUSTAKA Panduan Analisis Butir Soal. [Online]. Tersedia : (24 Desember 2012) Anisa, Alita arifiana Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal. [Online]. Tersedia : (24 Desember 2012) To, Karno Mengenal Analisis Tes. Bandung : Jur PPB FIP UPI. Wahyudin, Uyu Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS.

33

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP 34 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP Negeri 2 Limboto, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo dengan waktu penelitian

Lebih terperinci

PANDUAN ANALISIS TES PILIHAN GANDA

PANDUAN ANALISIS TES PILIHAN GANDA PANDUAN ANALISIS TES PILIHAN GANDA EVA - 7 I. PENGANTAR Tes adalah kegiatan atau proses sistematis mengukur kemampuan/kondisi seseorang. Kegiatan tes (testing) selalu menggunakan alat yang juga disebut

Lebih terperinci

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Jumat, Definisi Tes Uraian Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas dan pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang analisis butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 ini sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Menurut Panggabean (1996: 21) Pre-Experiment yaitu penelitian yang secara

Lebih terperinci

III. MODEL PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1

III. MODEL PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 4 III. MODEL PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas IX SMP Negeri Kotagajah pada semester genap Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Bandarlampung pada semester genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri atas 3 kelas dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan hasil analisis berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif. Menurut Harry Firman (2008: 10) penelitian komparatif meninjau hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pekanbaru. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari-Februari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pekanbaru. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari-Februari 2013. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari-Februari 2013. 2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah yang terkait dalam permasalahan penelitian ini, di antaranya: 1. Pengembangan tes tertulis

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISIS POKOK UJI DRA. SITI SRIYATI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI ANALISIS POKOK UJI / TEKNIK ANALISIS SOAL TES ISTILAH YANG DIBERIKAN PADA PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

KOREKSI KARTU SOAL. Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Dosen Pengampu: Sutrisna Wibawa, Mpd

KOREKSI KARTU SOAL. Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Dosen Pengampu: Sutrisna Wibawa, Mpd KOREKSI KARTU SOAL Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Dosen Pengampu: Sutrisna Wibawa, Mpd Oleh : Andra Dadang P 06205244088 A PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS TES URAIAN. Oleh: Drs. Yaya Sunarya, M.Pd

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS TES URAIAN. Oleh: Drs. Yaya Sunarya, M.Pd STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS TES URAIAN Oleh: Drs. Yaya Sunarya, M.Pd Latar Belakang siswa menganggap soal uraian lebih sulit dibandingkan dengan soal pilihan tes uraian adalah tes yang subjektif, tes

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penentuan Objek 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kemangkon tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

KAIDAH PENULISAN SOAL. Parsaoran Siahaan-Fisika FPMIPA UPI Bandung

KAIDAH PENULISAN SOAL. Parsaoran Siahaan-Fisika FPMIPA UPI Bandung KAIDAH PENULISAN SOAL Parsaoran Siahaan-Fisika FPMIPA UPI SOAL URAIAN SOAL URAIAN adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan ANALISIS TES BUATAN GURU KOMPETENSI GURU Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, (B) kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, (C) kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Nur Fitrah Ramadhani L.) 1 ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perangkat Evaluasi a. Evaluasi Evaluasi merupakan program yang dilaksanakan untuk mengetahui tujuan yang dicapai. Tayibnapis (2008:189-190) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa

Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa 39 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Antara lain membahas tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole (SNAKMA Cikole) yang beralamat di Jl. Raya Tangkuban Parahu KM. 22 Cikole

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak Eksperiment karena tidak menggunakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar 1. Tes harus dapat mengukur kompetensi apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran. 2. Tes terdiri

Lebih terperinci

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-3) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-3) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA /0/0 CONTOH PERHITUNGAN NORMA ABSOLUT SKALA 00 DENGAN Z SKOR b. Menggunakan Z skor Z X M SD X = nilai yang diperoleh siswa tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : 431 409 057 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bina Nusantara. Responden yang dijadikan target penelitian adalah mahasiswa

BAB III METODOLOGI. Bina Nusantara. Responden yang dijadikan target penelitian adalah mahasiswa 20 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada minggu pertama bulan Juni 2006 di Universitas Bina Nusantara. Responden yang dijadikan target penelitian adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis butir soal Ujian Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian Akhir Semester Genap mata diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Profil beban kognitif siswa SMA wilayah Bandung merupakan deskripsi hasil pengukuran tiga komponen beban kognitif. Komponen beban kognitif terdiri dari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rencana Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. 3.1.2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian diantaranya desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Tes a. Pengertian Tes Sudijono (2011:66) berpendapat bahwa secara harfiah, kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring untuk menyisihkan

Lebih terperinci

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini berupa soal dan seluruh lembar jawaban soal siswa peserta ujian akhir semester 2 dengan bentuk pilihan ganda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penilitian deskrispi kualitatif merupakan metode menggambarkan dan menginterpretasikan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah terdapat variabel luar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian berupa soal-soal piktorial sebagai alat ukur dimensi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA EVA - 5 I. PENGANTAR Tes pilihan ganda merupakan jenis tes yang paling populer, karena banyak digunakan di sekolah dan sangat sering digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODE PENLITIAN BAB III METODE PENLITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 10 Deutschabteilung UPI - 2007 ~ Analisis Reliabilitas ~ Menggunakan Metode Split-Half pearson product moment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Evaluasi a. Pengertian Evaluasi Zainal Arifin (2013:2) memaparkan bahwa evaluasi merupakan suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci