BAB I PENDAHULUAN. tablet, karena tablet secara fisik lebih stabil, mudah diformulasikan, lebih

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sediaan oral farmasi yang paling banyak beredar dipasaran adalah bentuk tablet, karena tablet secara fisik lebih stabil, mudah diformulasikan, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, lebih praktis, mudah digunakan, homogen, memiliki vriabilitas yang paling rendah, dan reprodusibel (Lachman, 2008). Tablet dapat mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, lubrikan, bahan pewarna, bahan pemanis dan bahan pengaroma. Bahan pengisi tablet yang umum digunakan adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan selulosa mikrokristal. Bahan pengisi perlu ditambahkan apabila jumlah zat aktif sedikit atau zat aktif sulit dikempa. (Depkes RI, 1995). Selulosa mikrokristal atau Microcrystal Cellulose (MCC) merupakan senyawa murni yang sebagian terdepolimerisasi, berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, berbentuk bubuk kristal yang terdiri dari partikel berpori (Rowe, 2009). Selulosa mikrokristal memiliki sifat yang mudah mengalir, kompresibilitas yang baik, dan merupakan bahan yang dapat bertindak sebagai fillerbinderdisintegrant (Pasqualoto et al., 2005). Salah satu bahan yang dapat dibuat menjadi selulosa mikrokristal adalah jerami padi. Hal ini karena jerami padi mengandung 28-36% selulosa. Saat ini jerami padi merupakan limbah yang hanya 1

2 2 dimaanfaatkan untuk pakan ternak, sekam padi untuk alas kandang ayam, sebagai media penanaman jamur. Pada tahun 2013, Provinsi Bali memproduksi padi sebanyak ton gkg (gabah kering giling) dan Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten yang memproduksi padi tertinggi yaitu ton gkg (BPS, 2014). Salah satu padi lokal yang unggul dan tetap lestari hingga saat ini di Bali adalah padi Mansur. Padi ini sebagian besar dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan karena padi Mansur cocok ditanam didaerah dataran tinggi. Selulosa mikrokristal dibuat dengan cara menghidrolisis secara terkontrol dari alfa selulosa pulp dari tumbuhan berserat, dengan larutan asam mineral encer (Rowe, 2009). Metode yang dapat digunakan untuk memproduksi selulosa mikrokristal yaitu metode kimiawi dan mikrobiologi. Metode kimiawi dilakukan dengan mereaksikan selulosa dengan larutan mineral kuat pada titik didihnya dalam waktu tertentu hingga diperoleh derajat polimerisasi yang diinginkan. Sedangkan metode mikrobiologi dapat dilakukan dengan disintegrasi mekanik selulosa dengan bantuan mikroorganisme (Arry, 2003). Dalam proses pembuatan selulosa mikrokristal, terdapat proses delignifikasi. Hal ini bertujuan untuk merusak struktur lignin sehingga selulosa dapat diekstraksi. Delignifikasi merupakan suatu proses pembebasan lignin dari suatu senyawa kompleks. Dimana proses ini penting dilakukan sebelum hidrolisis bahan selutolik. Adanya senyawa lignin dapat menghambat penetrasi asam atau enzim sebelum hidrolisis berlangsung (Gunam, 2010). Delignifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan basa, salah satunya dengan larutan NaOH (Fitriani, 2013).

3 3 Widodo,dkk (2013), menyatakan bahwa proses delignifikasi terbaik pada ubi kayu, menggunakan larutan NaOH pada konsentrasi 25% dengan suhu 128ºC dalam waktu 60 menit. Hasil penelitian Fitriani (2013), bahwa proses delignifikasi pada tongkol jagung terbaik diperoleh konsentrasi NaOH 10% dengan waktu delignifikasi selama 24 jam. Hasil penelitian Ikbal (2010), menyatakan bahwa proses delignifikasi pada jerami padi, terjadi pada kondisi terbaik konsentrasi NaOH 10% pada suhu 100ºC dengan waktu 24 jam. Berdasarkan hal tersebut, maka ingin diteliti pengaruh peningkatan konsentrasi NaOH pada proses delignifikasi terhadap karakteristik selulosa mikrokristal dari jerami padi (Oryza sativa) varietas Mansur. 1.2 Rumusan Masalah Apakah peningkatan konsentrasi NaOH pada proses delignifikasi berpengaruh terhadap karakteristik selulosa mikrokristal dari jerami padi (Orza sativa) varietas Mansur? Manakah konsentrasi NaOH yang memberikan karakteristik selulosa mikrokristal yang terbaik? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH pada proses delignifikasi terhadap karakteristik selulosa mikrokristal dari jerami padi (Orza sativa) varietas Mansur Mengetahui konsentrasi NaOH yang memberikan karakteristik selulosa mikrokristal yang terbaik.

4 4 1.4 Manfaat Penelitian Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH pada proses delignifikasi terhadap karakteristik selulosa mikrokristal dari jerami padi (Orza sativa) varietas Mansur Mengetahui konsentrasi NaOH yang memberikan karakteristik selulosa mikrokristal yang terbaik Dapat meningkatkan penggunaan limbah jerami padi sehingga dapat mengurangi polusi udara akibat pembakaran dari limbah jerami padi.

5 5