PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Transkripsi

1 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BAGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 ROWOSARI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Muh Mastur Abstraksi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar dan keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran Sistem Pencernaan melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Script bagi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun objek penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Rowoari, Jalan Bahari Km. 5 Rowosari Kendal. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 orang siswa terdiri atas 20 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahapan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan hasil tindakan, dan refleksi hasil tindakan. Hasil penelitian dapat meningkatkan keaktifan siswa dan menunjukkan bahwa kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa 73,48, siklus 1 = 78,49, nilai ratarata pada siklus 2 = 81,87, maka dari kondisi awal dibandingkan siklus 2 meningkat 8,39. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar Sistem Pencernaan. Berdasarkan simpulan penelitian ini perlu diuji coba pada mata pelajaran yang lain. Perlu dilakukan pengembangan model pembelajaran Cooperative Script pada materi Biologi yang berbeda. Perlu dirancang pembelajaran menggunakan Cooperative Script dengan model pembelajaran yang berbeda. Keywordsi: Hasil Belajar, Cooperative Script, Sistem Pencernaan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Proses belajar pembelajaran biologi pada siswa kelas XI IPA 2 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, keaktifan siswa dalam pembelajaran belum optimal. Masih banyak siswa yang kurang aktif melibatkan diri dalam pembelajaran. Partisipasi siswa selama proses pembelajaran sebatas mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan mencatat isi yang disampaikan. Belum terlihat banyak siswa yang antusias mengajukan pertanyaan dan pendapat bahkan cenderung diam apalagi membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan data hasil ulangan harian diperoleh nilai Biologi kelas XI IPA 2 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 didapat nilai terendah 66, nilai tertinggi 78, nilai rata-rata 73,48,

2 prosentase ketuntasan klasikal 62,50% dengan KKM 75. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka strategi pembelajaran dengan pembentukan kelompok diprediksi dapat meningkatkan peran serta siswa, melatih ketelitian atau kecermatan siswa, memberi tanggungjawab untuk menjelaskan materi kepada siswa yang lain, dan dapat melatih siswa untuk bekerjasama. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang diterapkan dengan memperhatikan permasalahan siswa dalam pembelajaran adalah cooperative script. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu : 1. Hasil belajar Biologi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari rendah dengan nilai rata-rata 73,48 di bawah KKM Kesulitan siswa dalam memahami konsep yang terbentuk pada ketidakpahaman terhadap materi yang disampaikan sehingga siswa cenderung pasif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar 3. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar 4. Penerapan pembelajaran yang inovatif masih jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 5. Model pembelajaran yang dilakukan hanya bersifat konvensional yang mengakibatkan terjadinya pembelajaran satu arah. 6. Kurangnya pengkombinasian metode pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian latar belakang seperti tersebut di atas maka rumusan masalah dari penelitihan ini adalah 1. Apakah dengan p e n g g u n a a n model pembelajaran Cooperative Script pada pokok bahasan sistem pencernaan dapat meningkatkan hasil belajar Biologi Bagi Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016? 2. Apakah dengan p e n g g u n a a n model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan aktifitas dalam proses pembelajaran Bagi Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016? Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya membahas tentang variabel model pembelajaran Cooperative Script dan hasil belajar

3 system pencernaan bagi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Model pembelajaran Cooperative Script yang diterapkan pada siklus 1 dengan materi zat makanan,pada siklus II Cooperative Script yang diterapkan pada materi system pencernaan pada manusia. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Belajar Menurut Sudjana, (1990) menyatakan, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretative. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat

4 dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahanperubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang. Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Gracia (1991: 186) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti mesin belajar dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan bakar yang menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam empat sampai lima anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen dalam kemampuan dan jenis kelamin; mereka tercampur antara kelas sosial, ras, etnik, dan agama. Siswa dalam tim memberikan hasil pekerjaan masing-masing siswa dalam tim mempelajari apa yang ditugaskan oleh guru sebagai hasil kerja mereka. Menurut Tujuan Pembelajaran Kooperatif Johnson dan Johnson (1994) (dalam Trianto, 2009: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

5 Cooperative Script Pengertian Cooperative Script Menurut Dansereau dan kolegennya (1985: 12) Cooperative Script adalah suatu cara bekerja sama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang dipelajari. Sedangkan menurut Slavin RE (1982: 88) Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode Skrip Koperatif. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative script Menurut Istarani (2011: 16), kelebihan model pembelajaran cooperative script adalah : (1) Model pembelajaran Cooperative Script mengajarkan siswa untukpercaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. (2) Model pembelajaran Cooperative Script mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Ini secara khusus bermakna ketika dalam proses pemecahan masalah. (3) Model pembelajaran Cooperative Script membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada. (4) Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan sikap positif terhadap sekolah. Selanjutnya yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran cooperative script, yaitu : (1) Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. (2) Tidak semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script. Sehingga banyak

6 tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini. (3) Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok. (4) Sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik. PenelitianTindakan Kelas yang peneliti lakukan ini relevan dengan penelitian (Verina, 2009) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif model Cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar matematika, menunjukkan dengan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan dari 56,67% pada siklus I, menjadi 86,67% pada siklus II. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran adalah arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara masalah penelitian yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas sangatlah diperlukan. Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dilihat skema di bawah ini: Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Jika model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan aktifitas dalam proses pembelajaran bagi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/ Jika model pembelajaran Cooperative Script d i t e r a p k a n pada pokok bahasan system pencernaan dapat meningkatkan hasil belajar Biologi bagi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Lokasi dan Waktu Penelitian Sesuai dengan tugas mengajar dan tanggung jawab peneliti miliki, maka penelitian ini dilaksanakan di kelas XI

7 IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari Adapiun jadual penelitan secara Kabupaten Kendal yang berlamat di ringkas tersaji seperti di bawah ini. Jalan Bahari Km. 5 Rowosari. Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian Uraian Kegiatan Januari Pebruari Maret April Menyusun proposal PTK Menyusun Instrumen Penelitian Pengumpulan data dengan melakukan Tindakan Siklus 1 Tindakan Siklus 2 Analisis data Pembahasan/diskusi Menyusun laporan hasil penelitian Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan karena hasil belajar pada pembelajaran kompetensi sebelumnya yaitu tentang Sistem gerak pada manusia masih banyak yang belum mencapai KKM. Teknik Pengambilan Data 1. Teknik Pengumpul Data a) Teknik dokumen digunakan untuk mencari data kondisi awal aktivitas belajar Biologi. b) Teknik pengamatan, Teknik pengamatan atau obsevasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar Sistem Pencernaan siklus 1 dan 2. c) Teknik tes Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar Sistem Pencernaan pada siklus 1 dan Alat pengumpul data a) Dokumen daftar nilai untuk data hasil kondisi awal. b) Dokumen catatan individu siswa untuk data aktivitas belajar kondisi awal. c) Lembar observasi / pengamatan untuk mencari data aktivitas belajar

8 Sistem Pencernaan Makanan sub materi zat makanan siklus 1. d) Butir soal tes tertulis untuk hasil belajar Sistem Pencernaan Makanan sub materi zat makanan siklus 1. e) Lembar observasi/pengamatan untuk mencari aktifitas belajar Sistem Pencernaan Makanan materi system pencernaan pada manusia siklus 2. f) Butir soal tes tertulis untuk hasil belajar Sistem Pencernaan Makanan sub materi system pencernaan makanan pada manusia siklus 2. Teknik Analisis Data 1. Menentukan rata-rata kelas Menurut Sudjana (1990) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus sebagai berikut: Keterangan : = NIlai rata-rata (mean) = Jumlah nilai seluruh siswa = Banyaknya siswa yang mengikuto tes 2. Menentukan ketuntasan belajar secara individual Keterangan : TP = prosentase penguasaan materi n = skor yang diperoleh responden N = skor maksimal 3. Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal Keterangan: P = nilai ketuntasan belajar = jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal n = jumlah total siswa Hasil perhitungan keaktifan siswadihitung dengan rumus: Skor maksimum = Skor X Jumlah siswa 96 = 4 X 24 Fx Persentase keaktifan siswa = Skor maksimum Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat keaktifan siswa dan hasil belajar siswa mengikuti proses pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus.setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan (4 x 45 menit).

9 Prosedur penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan pada siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut: SIKLUS 1 Pada siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Prosedur pelaksanaan tindakan pada siklus ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (Reflecting) SIKLUS 2 Pada tahap ini pelaksanaannya antara lain: 1.Perencanaan Siklus 2 2. Pelaksanaan Siklus 2 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (Reflecting) Hasil Penelitian No 1 2 Tabel 4.1 Tingkat keaktifan siswa tindakan siklus 2 Tingkat Keaktifan Tidak Aktif Kurang Aktif Skor ( x) Jumlah Siswa (F) 3 Aktif Sangat Aktif Jumlah skor F x (%) Tabel 4.2 Ketuntasan hasil belajar siswa Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Pencapaian Jumlah Siswa % ketuntasa n Jumlah Siswa % ketuntasa n Jumlah Siswa % ketuntasan Tuntas 23 96% 19 79% 15 62,50% Tidak tuntas 1 4% 5 21% 9 27,50% Pembahasan Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui Model cooperative script di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari pada siklus kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rekapitulasi dengan rincian sebagai berikut :

10 Hasil pengamatan pada tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah sebagai berikut: No 1 Tabel 4.3 Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Tingkat Keaktifan Kondisi awal Prosentase (%) Siklus 1 Siklus 2 T1dak Aktif dan siklus 2 sebesar 83,33%. Dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 16,67 sedang dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 13,54 dan dari kondisi awal ke siklus 1 sebesar mengalami peningkatan sebesar 30,21%. Dari tabel 4.13 dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut: 2 Kurang Aktif Skor keaktifan siswa 3 Aktif Sangat Aktif Jumlah Skor Berdasarkan data pada tabel 4.13 dapat diketahui skor tingkat keaktifan siswa pada kondisi awal sebesar 53.13% dan siklus 1 sebesar 69,78% No Grafik 4.2 Perbandingan skor keaktifan siswa Tabel 4.4 Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus 2 Pencapaian Kondisi Awal 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Siklus 1 53,13% Kondisi awal Siklus 2 69,79% Siklus 1 Siklus 2 Kondisi awal ke siklus 2 1 Nilai rata-rata % 2 Nilai terendah % 3 Nilai tertinggi % 4 Jumlah siswa tuntas % 5 Jumlah siswa tidak tuntas % 6 Ketuntasan klasikal 63% 79% 96% 42% 83,33% Dari data pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kondisi awal sebesar 73,48 dan nilai rata pada siklus 2 sebesar 81,85 sehingga nilai

11 rata-rata dari kondisi awal ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 11%. Sedangkan ketuntasan klasikal pada kondisi awal sebasar 63% dan pada siklus 2 sebesar 96% sehingga mengalami peningkatan sebesar 42%. Dari tabel 4.12 dapat digambar dalam grafik sebagai berikut: , , ,85 96 Nila rata-rata 40 Prosentase Ketuntasan 20 0 Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Grafik 4.1 Hasil belajar kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 Pada kondisi awal diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 63%, sedangkan pada siklus 1 diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 79%, dan untuk siklus 2 diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 96%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data yang diambil dari penerapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script pada pokok bahasan system pencernaan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh simpulan: 1. Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bagi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri1 Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/ Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar Biologi bagi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 3. Rowosari semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Saran

12 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar, maka peneliti merasa perlu memberikan saran, di antaranya; 1. Penelitian ini perlu diuji coba pada materi yang lain atau mata pelajaran lainnya, karena model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti prses pembelajaran. 2. Bagi sekolah, diharapkan sedikit demi sedikit dapat melengkapi sumber belajar (buku/ alat peraga) sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi dengan cara belajar dengan fasilitas yang ada. Dengan harapan supaya peserta didik bisa lebih aktif mengikuti jalannya proses pembelajaran di kelas. 3. Bagi guru, sebaiknya guru selalu berusaha untuk membimbing kegiatan peserta didik dalam kerja kelompok. Bertujuan agar setiap peserta didik tidak saling menggantungkan diri dengan peserta didik yang lain dan benarbenar dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Sehingga ketika mengerjakan tugas dengan kerja kelompok ataupun sedang berdiskusi, setiap peserta didik turut aktif dan mengutarakan pendapat di dalam kelompok mereka. 4. Bagi peserta didik, sebaiknya ketika guru menerapkan suatu metode pembelajaran di kelas, mereka dapat mengikuti instruksi guru dengan baik agar hasil yang dicapai bias sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Dengan begitu, akan tercipta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Dansereau, 1985 Learning Strategi Research, Inj Segal S. Chipman dan R. Bloser Eds. Depdiknas Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas. Gracia, Ricardo, L Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins Publisher. Istarani Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Slavin RE, 1982, Cooperative Learning, Elementary School Journal, Sudjana, N Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Verina,Ira Okta, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui

13 Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script. Malang: FMIPA Matematika Universitas Negeri Malang Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.

14