ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS"

Transkripsi

1 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS PUSKESMAS JUWIRING TAHUN

2 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di bidang keseharan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu segera dilakukan karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan dalam hal ini diartikan sebagai suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi yang positif yang dari kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif. Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu puskesmas. (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas) Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran penduduk yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata penduduk. Hal ini bisa diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu wilayah yang jumlah penduduknya jiwa atau kurang dari angka tersebut. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk atau lebih,wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km, jadi jarak antar Puskesmas adalah 3 sampai 5 km. Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini dimaksudkan agar lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah sehingga dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak pelayanan kepada masyarakat baru 2

3 akan nampak apabila pelayanan kesehatan tersebut merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan karakteristik sosial ekonomi yang berbeda. TUJUAN : 1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian puskesmas Juwiring 2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan Puskesmas Juwiring agar memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. 3

4 BAB II ANALISIS SITUASI A. Tinjauan Geografi Puskesmas Juwiring merupakan Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten yang terletak di desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Wilayah kerja Puskesmas Juwiring meliputi sebagian wilayah di Kecamatan dengan luas 29,79 KM2 yang terdiri dari 19 ( sembilan belas ) desa yaitu Desa Tanjung, Desa Carikan, Desa Taji, Desa Bolopleret, Desa Tlogorandu, Desa Ketitang, Desa Serenan,Desa Gondangsari, Desa Kenaiban, Desa Kwarasan, Desa Jetis, Desa Bulurejo, Desa Juwiring, Desa Sawahan, Desa Juwiran,Desa Jaten, Desa Pundungan, Desa Trasan, Desa Mrisen. dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas 5 KM.sedangkan jarak tempuh dari Puskesmas ke Kota Kabupaten 27 km Sedangkan batas wilayah Kecamatan Juwiring adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Wonosari Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan : Kecamatan Karangdowo Sebelah Barat : Kecamatan Delanggu B. Tinjauan Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten pada tahun 2016 adalah dengan perincian orang laki-laki dan orang Perempuan (Tabel 1.) Luas wilayah Puskesmas Juwiring 29,79 km², sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Juwiring Wilayah Puskesmas Juwiring adalah jiwa per kilometer. Kepadatan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan. 4

5 TABEL 1 : JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2016 No. Desa Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan 1 Gondangsari Serenan Taji Tlogorandu Ketitang Bolopleret Tanjung Carikan Kwarasan Jetis Kenaiban Pundungan Juwiran Bulurejo Juwiring Sawahan Jaten Trasan Mrisen JUMLAH SUMBER DATA : KEPENDUDUKAN KECAMATAN JUWIRING 5

6 BAB III ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK A. Tinjauan Sarana dan Prasarana Kondisi gedung pelayanan terdiri dari satu atap dengan kontur tanah rata. Namun dengan melihat jumlah kunjungan rata-rata per hari 275 pasien dan ruang yang tersedia sekarang masing-masing unit kurang luas sehingga terasa ketidaknyamanan bagi pasien maupun karyawan. Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juwiring meliputi 3 Puskesmas Pembantu dan 18 Poskesdes.Puskesmas Juwiring juga dilengkapi dengan rawat inap. Matriks evaluasi kondisi Puskesmas Juwiring berdasarkan Permenkes no 75 tahun Persyaratan lokasi No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1.1 Geografis a. Tidak ditepi lereng tidak b. Tidak didekat kaki gunung tidak rawan longsor c. Tidak di tepi anak tidak sungai/sungai atau badan air yg mengikis pondasi d. Tidak diatas /dekat jalur tidak patahan aktif e. Tidak didaerah rawan tidak tsunami f. Tidak didaerah rawan banjir tidak g. Tidak dalam zona topan tidak h. Tidak didaerah rawan tidak badai 1.2 Akses jalur transportasi umum Mudah dijangkau Terletak dijalur utama pusat pemerintahan ibukota kecamatan Juwiring 1.3 Kontur tanah rata 1.4 Fasilitas parkir Cukup 1.5 Fasilitas Keamanan ada 1.6 Ketersediaan fasilitas utilitas publik tersedia Air bersih dengan Sumur Gali, limbah dikelola septik tank ( tersedia IPAL limbah medis maupun limbah domestik) 6

7 1.7 Pengelolaan kesehatan lingkungan Sudah bekerjasama dengan jasa pengelola limbah medis 1.8 Kondisi lainnya Tidak dibawah / didaerah SUTT/ SUTET 2. Persyaratan Bangunan Puskesmas a. Arsitektur bangunan Tata Ruang No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1 Rancangan tata ruang memperhatikan fungsi sebagai Kurang / kurang luasan fasilitas kesehatan 2 Bangunan diselenggarakan sesuai sesuai peruntukan lokasi 3 Tata ruang puskesmas mengikuti peraturan tata ruang daerah a. Nilai koefisien bangunan maksimal 60 % b. Nilai koefisien lantai bangunan maksimal 1,8 c. Nilai koefisien daerah hijau minimal 15 % d. Garis sempadan bangunan dan garis sempadan pagar Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Desain No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1 Tata letak ruang pelayanan pada Tidak sesuai bangunan puskesmas memperhatikan zona puskesmas sebagai bangunan fasilitas kesehatan 2 Tata letak diatur dengan Tidak sesuai memperhatikan zona infeksius dan zona non infeksius 3 Zona berdasarkan privasi kegiatan a.area Publik sesuai b.area semi publik Tidak sesuai c.ruang privat Tidak sesuai 4 Zone berdasarkan pelayanan Tidak sesuai 5 Pencahayaan dan penghawaan sesuai yang aman dan nyaman bagi semua bagian bangunan 6 Tersedianya fasilitas pendingin untuk menyimpan obat obat Tersedia 7

8 khusus dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus 7 Lebar koridor dengan standar 2,4 meter dan tinggi 2,8 meter Dan bila ada perbedaan ketinggian permukaan pijakan dibuat ram dengan kemiringan 7 o Tidak sesuai 3. Persyaratan Ruangan No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1 Ruang Administrasi Kantor Ada tapi kurang Terlalu sempit 2 Ruang Kepala puskesmas ada 3 Ruang Rapat Ada 4 Ruang Pendaftaran dan Rekam medis Ada tapi kurang mamadai Ruang pendaftaran dilantai 1 dan ruang rekam medis di lantai 2 5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang mamadai Terlalu sempit dan berupa selasar 6 Ruang Tindakan Kegawat daruratan Ada tapi kurang 7 Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Terlalu sempit 8 Ruang KIA /KB Ada tapi kurang Terlalu sempit sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan tindakan 9 Ruang kesehatan anak dan Ada imunisasi 10 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada 11 Ruang ASI Ada 12 Ruang Promosi kesehatan Ada Menjadi satu ruang UKM 13 Ruang Farmasi Ada 14 Ruang persalinan Ada,kurang Terlalu sempit sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan tindakan 15 Ruang rawat pasca persalinan Ada 16 Ruangan tindakan Belum ada Menjadi satu 8

9 17 Ruangan rawat inap Ada 18 Kamar mandi/wc Pasien( laki-laki Ada dan perempuan terpisah) 19 Laboratorium Ada 20 Ruangan Cuci linen Belum ada 21 Ruang sterilisasi Belum ada 22 Ruang penyelenggaraan makanan Ada,belum 23 Km/ wc pasien Rawat inap Ada tapi kurang dengan ruang IGD Tidak terpisah lakilaki dan perempuan Tidak dipisahkan antara WC laki laki dan WC perempuan 24 KM/WC untuk petugas Ada tapi kurang 25 Ruangan jaga petugas Ada tapi kurang 26 Gudang umum Belum ada 27 Rumah tenaga kesehatan Ada Alih manfaat menjadi ruang fisioterapi dan gudang obat 28 Parkir roda 2 dan roda 4 serta garasi amulan dan kendaraan puskesmas keliling Parkir roda 2 ada, parkir Garasi roda 4 ada 4. Puskesmas Pembantu No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1 Ruang Pendaftaran dan Administrasi Ada tapi kurang Terlalu sempit 2 Ruangan tunggu Ada 3 Ruang Pemeriksaan Umum Ada 4 Ruangan KIA dan KB Ada tapi kurang mamadai 5 KM / WC Petugas dan Pasien Ada tapi kurang mamadai 6 Rumah Dinas tenaga kesehatan Ada tapi kurang 7 Parkir Ada 5. Persyaratan komponen bangunan No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 1 Atap 9

10 a. Kekuatan atap tahan terhadap bencana, tidak bocor,tahan lama dan tidak menjadi perindukan vektor b. Material tidak korosif dan tidak mudah terbakar 2 Langit langit a. Langit langit harus kuat, berwarna terang, mudah dibersihkan,tanpa profil, tanpa sambungan b. Ketinggian minimal 2,8 m dari lantai 3 Dinding a. Material dinding harus keras, rata, tidak berpori,tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihkan b. Dinding KM/WC kedap air dan dilapisi keramik setinggi 150 cm c. Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia tidak berpori dan mudah dibersihkan 4 Lantai harus kuat, tahan air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan 5 Pintu dan jendela a. Lebar pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm agar dapat dilalui brankar, pintu yg bukan akses brankar lebar bukaan 90 cm dan terbuka keluar b. Pintu KM/WC penyandang disabilitas Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai Ada Tidak ada 10

11 lebar bukaan 90 cm dan terbuka keluar c. Material pintu KM/WC harus kedap air 6 Kamar mandi (KM )/ WC a. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna b. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh menggenang c. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup d. Kunci dipilih sedemikian rupa agar mudah dibuka pada kondisi darurat e. Pemilihan kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna f. Minimal disediakan satu kamar madi khusus penyandang disabilitas 7 Aksesabilitas penyandang disabilitas dan lansia a. Umum Puskesmas menyediakan fasilitas dan aksesabilitas demi terwujudnya kemudahan,kenyamanan dan keamanan b. Persyaratan teknis yang meliputi; 1. KM/WC 2. Tempat parkir 3. Telepon umum 4. Jalur pemandu 5. Rambu dan marka Ada tapi kurang Memadai Ada, kurang Ada Ada Ada, kurang Ada Tidak ada Ya Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 11

12 6. Tangga 7. Pintu 8. Ram Ada Ada Tidak ada 6. Persyaratan prasarana puskesmas No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan 6.1 Sistem penghawaan ( ventilasi ) Ventilasi merupakan Memadai proses mensuplai udara segar kedalam gedung yang bertujuan menghilangkan gas yang tidak menyenangkan,menghilangkan uap air terlebih untuk kenyamanan termal Ventilasi ruangan dapat Memadai berupa ventilasi alami atau mekanis, ventilasi alami tidak boleh kurang dari 15% dari luas lantai ruangan yang memutuhkan ventilasi Besaran pertukaran udara Ruangan : di berbagai fungsi ruangan Memadai adalah 12 kali pertukaran per KM/WC: jam dan 10 kali pertukaran Tidak udara per jam untuk KM/WC penghawaan dalam Kurang ruangan perlu memperhatikan 3 elemen dasar 1) Jumlah udara berkualitas baik yang masuk raungan dalam waktu tertentu 2) arah aliran udara yg seharusnya mengalir dari area bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara keluar dalam setiap ruangan dialirkan secara efisien 3)setiap ruangan diupayakan udara bergerak dan terjadi pertukaran udara pemilihan sistem ventilasi Memadai alami dan mekanik atau campuran dengan memperhatikan kondisi lokal seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar 6.2 Sistem Pencahayaan Bangunan puskesmas Memadai harus mempunyai sistem pencahayaan alami dan/ buatan Pencahayaan harus Memadai terdistribusi merata disetiap 12

13 ruang Lampu lampu yang digunakan diupayakan jenis yang hemat energi 6.3 Sistem Sanitasi sistem air bersih Memadai Sistem air bersih harus Memadai direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem pengalirannya 6.6 Kamar mandi (KM )/ WC a. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna b. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh menggenang c. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup d. Kunci dipilih sedemikian rupa agar mudah dibuka pada kondisi darurat e. Pemilihan kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna f. Minimal disediakan satu kamar madi khusus penyandang disabilitas 6.7 Aksesabilitas penyandang disabilitas dan lansia Puskesmas menyediakan fasilitas dan aksesabilitas demi terwujudnya kemudahan,kenyamanan dan keamanan Ada, kurang ada Ada, kurang Ada, kurang Ada, kurang Tidak ada Kurang 13

14 BAB IV ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Jumlah penduduk Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten pada tahun 2016 adalah , dengan perincian orang laki-laki dan orang perempuan (Tabel 1.) Luas wilayah Kecamatan juwiring 29,79 km², sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Juwiring adalah jiwa per kilometer. Kepadatan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan TABEL. JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN JUWIRING No. Desa Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah PBI BPJS 1 Gondangsari Serenan Taji Tlogorandu Ketitang Bolopleret Tanjung Carikan Persentase 41,58 37,8 35,5 37,7 54,3 54, ,6 9 Kwarasan ,4 10 Jetis ,5 11 Kenaiban ,2 12 Pundungan ,9 13 Juwiran ,4 14 Bulurejo ,2 15 Juwiring ,4 16 Sawahan Jaten ,2 18 Trasan ,5 19 Mrisen JUMLAH

15 DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN TAHUN 2016 NO JUMLAH DESA JUMLAH JARAK JUMLAH FASKES DUSUN KE PKM PKM PUS TU PKD PRAK TEK POLI KLINIK RS DR 1 Gondangsari 10 1,5 KM 1 2 Serenan 8 2 KM 1 3 Taji 9 4 KM 1 4 Tlogorandu 6 1 KM 1 5 Ketitang 16 1 KM Bolopleret 10 1 KM 1 7 Tanjung 7 1,5 KM Carikan 12 3 KM Kwarasan 9 3 km Jetis 10 5 Km 1 11 Kenaiban 11 1 KM 1 12 Pundungan 8 4 KM 1 13 Juwiran 12 5 KM 1 14 Bulurejo 21 3 KM Juwiring 7 2 KM Sawahan 7 4 KM 1 17 Jaten 17 3KM 1 18 Trasan 19 6 KM 1 19 Mrisen 19 5 KM 1 1 JUMLAH Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Kebutuhan SDM kesehatan pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan: 1 Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat. 1. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan. 2. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan. 3. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu. Determinan lain yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah: 1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana. 2. Pertumbuhan ekonomi. 15

16 3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No. 81 Tahun 2004). Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio dari tenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan rasio yang ditentukan. Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam suatu daerah, mulai dari 1 : sampai 1 : 2.500, atau rata-rata 1 : Bila proyeksi penduduk pada tahun target adalah satu juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan sebesar 1 : 4.000, kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = : = 250 dokter Full Time Equivalent (FTE). Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut. 1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter) P TM = (1) Km Keterangan : TM = Kebutuhan tenaga medis P = Penduduk daerah K m = Konstanta medis (5.000) 2. Analisis standar kebutuhan tenaga keperawatan P TK = (2) Kk Keterangan : TK = Kebutuhan tenaga keperawatan P = Penduduk daerah K k = threshold (konstanta) keperawatan (1.250) Hasil dan Pembahasan 1. Tenaga medis Tenaga medis adalah tenaga kesehatan yang meliputi dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi. Tenaga medis merupakan tenaga kesehatan yang sangat vital perannya dalam pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya peran tenaga medis dalam pelayanan kesehatan, maka tenaga medis sering dikaitkan dengan threshold (jumlah penduduk) tertentu. Dokter yang merupakan tenaga kesehatan vital, memiliki threshold Artinya, untuk setiap penduduk perlu disediakan 1 orang dokter. Analisis ini sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan standar kebutuhan tenaga medis. Per Desember 2016, puskesmas Juwiring memiliki 2 tenaga medis dokter umum 16

17 dan 1 dokter gigi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Juwiring adalah jiwa. Sementara standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 11 orang. Artinya, ada selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan berjumlah 8 orang. Tetapi Menurut perhitungan tenaga puskesmas strategis Kabupaten Klaten berdasarkan Permenpan No. 26 tahun 2011 dan peraturan kepala BKN No. 19 tahun 2011 yang dilihat dari analisa beban kerja tidak terdapat kekurangan tenaga medis. 2. Tenaga keperawatan Tenaga keperawatan mencakup tenaga perawat dan bidan. Data bulan Desember 2016 menunjukkan Puskesmas Juwiring memiliki 6 orang tenaga perawat dan 26 orang tenaga bidan (termasuk bidan desa) dan 1 orang perawat gigi. Secara keseluruhan, Puskesmas Juwiring pada tahun 2016 memiliki tenaga keperawatan 33 orang. Sementara standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 46 orang. Artinya, ada selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan berjumlah 7 orang. Kekurangan tenaga keperawatan di Puskesmas Juwiring adalah perawat 7 orang. Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga medis dengan metode threshold di atas, sesuai dengan standar kebutuhan tenaga berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Puskesmas Juwiring masih kekurangan tenaga dokter 8 orang dan perawat/ bidan 9 orang. Terkait dengan tenaga kesehatan, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh Puskesmas Juwiring adalah segera berupaya menambah tenaga medis dengan mengusulkan ke dinas kesehatan agar pelayanan yang diberikan lebih optimal. 17

18 BAB V KESIMPULAN 1. Berdasarkan beberapa analisis diatas maka pendirian Puskesmas Juwiring dari tinjauan jumlah penduduk, letak geografis sudah memenuhi persayaratan artinya kalau pertimbangannya mendekatkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. 2. Berdasarkan analisis kondisi fisik bangunan sudah tidak memenuhi persyaratan karena luasan bangunan sudah tidak sesuai dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak dengan harapan baik dari kenyamanan,keamanan dan untuk kemudahan pelayanan dapat terpenuhi sehingga kepuasan masyarakat akan bisa meningkat 3. Untuk tinjauan kebutuhan tenaga juga masih kurang artinya belum semuanya memenuhi persyaratan minimalnya. 4. Untuk itu perlu diusulkan untuk rehab bangunan fisik dan pemenuhan tenaga yang kurang. 18

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI 1 MASALAH KUALITAS/ MUTU PELAYANAN KESEHATAN SAAT INI 2 PENILAIAN KUALITAS/ MUTU PELAYANAN KESEHATAN 3 MUTU Tingkat kesempurnaan SUATU BARANG yang sesuai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1676, 2014 KEMENKES. Kesehatan. Masyarakat. Pusat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1676, 2014 KEMENKES. Kesehatan. Masyarakat. Pusat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan

Lebih terperinci

PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I

PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I A. PROFIL PUSKESMAS. Nama Puskesmas : UPT Puskesmas Semin I 2. Alamat : Jl. Semin Karangmojo Km 0,5, Semin Gunungkidul, Kode pos 55854, telp. (0274) 4390354 DIY, Indonesia.

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan dari analisis kepuasan pengguna terhadap kualitas bangunan dan layanan puskesmas di Yogyakarta adalah 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP KUALITAS BANGUNAN PUSKESMAS DI YOGYAKARTA

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP KUALITAS BANGUNAN PUSKESMAS DI YOGYAKARTA ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP KUALITAS BANGUNAN PUSKESMAS DI YOGYAKARTA Ferianto Raharjo 1 dan Puput Wulansari 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK (Berdasarkan KepMenkes RI no. 1204/KEPMENKES/SK/X/2004) 1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit No Apek yang Dinilai Sudah 1. Pagar atau batas

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA

LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA Tim akreditasi Puskesmas Cibugel melaksanakan kunjungan kaji banding ke Puskesmas Cimalaka yang telah melaksanakan Akreditasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Dasar pembentukan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan 14 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional model untuk mempelajari hubungan antara tingkat pendidikan ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa : 1. Pasal 5 ayat (1), yaitu Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Perizinan, penyelenggaraan, pelayanan kesehatan, Pusat Kesehatan Masyarakat.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Perizinan, penyelenggaraan, pelayanan kesehatan, Pusat Kesehatan Masyarakat. 1 2015 No.53,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Perizinan, penyelenggaraan, pelayanan kesehatan, Pusat Kesehatan Masyarakat. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH JL. BRIGJEND. SUDIARTO NO. 347 SEMARANG 2014 PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat

Lebih terperinci

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

Lebih terperinci

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN 2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN KEPALA PUSKESMAS I.Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. 1. Sebagai seorang Dokter 2. Sebagai Manajer III. Kegiatan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak. mengalami perkembangan dari segi macamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak. mengalami perkembangan dari segi macamnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak mengalami perkembangan dari segi macamnya. Diantaranya ada rumah sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, balai

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. B. Fungsi 1. Sebagai Pemegang kebijakan 2. Sebagai Manajer C. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN 5.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENGEMBANGAN Maksud dan Tujuan pengembangan dikawasan Ekowisata Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ialah menggali potensi-potensi wisata unik yang ada dikawasan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera

Lebih terperinci

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sumberdaya manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran,

Lebih terperinci

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yan

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2016 KEMENKES. Rumah Sakit. Bangunan dan Prsarana. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh: RORI ANJARWATI K 100 050 185 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat Puskesmas memiliki beberapa definisi menurut ahlinya, yaitu sebagai berikut:

Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat Puskesmas memiliki beberapa definisi menurut ahlinya, yaitu sebagai berikut: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSKESMAS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian umum Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), kajian terhadap fasilitas sejenis dan spesifikasi umum. 2.1 Pengertian Umum

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 1.1.1. Kedudukan Gedung Puskesmas Kecamatan Tebet dibangun pada tahun 1971 dengan spesifikasi, sebagai berikut : Luas tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung

Lebih terperinci

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN Pengadaan dan Pentahapan Penyediaan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari suatu Laporan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat -1- Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI

Lebih terperinci

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan

Lebih terperinci

Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik Pada Penyelenggaraan Poliklinik Kesehatan Desa Di Kabupaten Batang

Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik Pada Penyelenggaraan Poliklinik Kesehatan Desa Di Kabupaten Batang Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik Pada Penyelenggaraan Poliklinik Kesehatan Desa Di Kabupaten Batang R. Arif Rachmad, Endang Wahyati dan Edward Kurnia arifrachmad@yahoo.com

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT

PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN )

RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN ) RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN ) Riza Stephani Ester Suot 1 Ir. Sonny Tilaas, MSi 2 Ir. Pierre. H. Gosal, MEDS 3 ABSTRAK Tomohon merupakan salah satu kota di Sulawesi

Lebih terperinci

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013 Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Disampaikan pada DIALOG WARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kebumen, 19 September 2013 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa : 1. Pasal 5 ayat (1), yaitu Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam pembangunan kesehatan dalam kemandirian daerah adalah dengan mengembangkan layanan kesehatan dasar dengan optimal.

Lebih terperinci

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2015 merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu tempat yang menyediakan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Page 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Perletakan Bangunan Adapun konsep tapak diuraikan sebagai berikut: Bangunan RSO ini bermassa banyak Letak bangunan diberi jarak dengan jalan raya Rawat inap

Lebih terperinci

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia telah dirintis sejak lama. Upaya ini sesuai dengan cita-cita bangsa yang teramanat dalam Pembukaan

Lebih terperinci

permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit. Pasal 12

permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit. Pasal 12 kontainer, atau bangunan permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit. Pasal 10 Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara proses perizinan Rumah Sakit bergerak dan Rumah Sakit lapangan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pulau Pisang terdiri atas 6 pekon yakni Pekon Pasar, Labuhan, Sukadana, Pekon Lok,Bandar Dalam dan Sukamarga. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan implementasi standar MFK di rumah sakit mitra benchmark (best practice EBD) cukup baik, bisa menggambarkan apa yang disyaratkan dalam peraturan dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2021 SASARAN program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) 1 Penurunan Angka Kematian Bayi : Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Perpres

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lubuk Besar Bangka Tengah Berdasarkan Perda Kabupaten bangka Tengah Nomor 31 tahun 2006 Kecamatan Koba dipecah menjadi dua, yaitu Kecamatan Koba dan Kecamatan Lubuk Besar, resmi

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi

sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DATA DASAR PUSKESMAS 2016 NO VARIABEL KATEGORI DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN IDENTITAS PUSKESMAS 1 Nama Puskesmas - Nama Puskesmas sesuai keputusan dari pejabat yang berwenang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci