Etika dan Filsafat Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Etika dan Filsafat Komunikasi"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Komunikasi sebagai Ilmu Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations Abstract Dalam modul ini diuraikan tentang definisi mengenai ilmu komunikasi, manfaat dan kaitan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komunikasi sebagai sebuah ilmu, manfaat dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari

2 Pengantar Communications is a hard term to define. Most definitions probably say more about the author than they do abot the nature of communications Terminologi komunikasi pada dasarnya berasal dari akar kata bahasa Latin yakni Communico yang artinya membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebagai ilmu yang multi disiplin, maka definisi komunikasi telah banyak dibuat oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Menurut catatan Dance dan Larson dalam Miller (2005; 3) sampai tahun 1976 sudah ada lebih 126 definisi komunikasi. Pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak terlepas dari subtansi komunikasi. Jika ditelusuri lebih jauh, maka kajian-kajian komunikasi lebih banyak tercatat dalam studi politik, terutama dalam kaitannya dengan propaganda, pendapat umum dan retorika (public speaking). Definisi pertama komunikasi dibuat Aristoteles ( s.m) dalam bukunya rethoric yakni siapa mengatakan apa kepada siapa. Definisi itu mengilhami ahli ilmu politik Harold D. Lasswell tahun 1948 yang membuat definisi komunikasi dengan menanyakan siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya. Meski banyak yang keberatan apabila kedua konsep yang dikemukakan Aristoteles dan Lasswell dikatakan definisi, namun dalam kenyataannya pikiran kedua tokoh ini telah banyak digunakan dalam praktik-praktik komunikasi. Filsafat menjadikan komunikasi lebih mudah dipahami karena dapat menjelaskan komunikasi sebagai obyek (episteme), bagaimana mendapatkan pengetahuan tentang komunikasi (ontologi), dan untuk apa komunikasi digunakan (etik). Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi Studi tentang komunikasi berkembang pesat sejak Perang Dunia I sejalan dengan kemajuan teknologi dan terbitnya buku-buku yang membahas komunikasi secara khusus. Perubahan sosial yang didorong oleh progresivitas dan pragmatisme di abad ke-20 juga mendorong beragam kajian yang melahirkan minat baru terhadap bidang komunikasi. Salah satu contoh dinamika politik yang menghasilkan kahian pesan-pesan publik dalam bentuk propaganda 2

3 dan opini publik. Contoh lain adalah bagaimana aplikasi komunikasi dalam bidang bisnis atau periklanan yang telah mendominasi beberapa waktu terakhir. Setelah Perang Dunia II, studi komunikasi berkembang banyak di Eropa dan Amerika Serikat dengan pendekatan yang berbeda. Penelitian di Amerika cenderung bersifat kuantitatif dan mengejar obyektifitas. Sedangkan di Eropa, dipengaruhi oleh aliran pemikiran historis, kultural, dan kritis. Namun secara keseluruhan, studi komunikasi di Amerika dan Eropa merupakan kajian tradisi ilmu Barat. Hal ini yang dibedakan oleh Kincaid (1987) dengan tradisi Timur yang memandang komunikasi secara berbeda (lihat matriks berikut): Matriks Perbedaan Filosofi Barat dan Timur Aspek Timur Barat 1. Orientasi Keseluruhan; kesatuan Bagian per bagian 2.Acuan Nilai Kolektivitas Individualitas 3.Bahasa Non verbal Verbal 4. Relationship Sederhana Kompleks: melibatkan peranan, status dan kekuasaan Ilmu Komunikasi tidak bisa dilepaskan dari tiga komponen filsafat ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Perspektif ontologi memfokuskan pada pemahaman mengenai hakekat obyek kajian ilmu dan teori; sementara epistemologi menyangkut prosedur dan metode mendapatkan pengetahuan; dan aksiologi berkaitan dengan nilai kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Ketiga komponen ini merupakan pijakan ilmu komunikasi sejak disiplin ini menjadi bagian kajian ilmiah atau keilmuan (Suriasumantri, 1984: 34-35). Dalam tiga perspektif filasafat ilmu tersebut, komunikasi sebagai kajian ilmu dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari tentang pesan antar manusia sebagai obyek telaah, hakekat dan bagaimana wujud pesan-pesan itu (ontologis). Secara epistemologis, dalam cara tertentu yang memenuhi unsur-unsur ilmiah, pesan-pesan antar menusia ini disusun hingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Dan mengkaji beragam manfaat dan kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia (aksiologis). 3

4 Memahami Teori Komunikasi Komunikasi sebagai ilmu sosial, mencakup pengertian tentang bagaimana orang membuat, bertukar, dan menerjemahkan pesan. Memahami teori komunikasi bisa jadi merupakan salah satu bagian penting untuk memahami komunikasi sebagai aspek penting dan kompleks dalam kehidupan manusia. Teori Komunikasi dapat membantu mengamati hal-hal yang sebelumnya tidak diperhatikan. Namun demikian, memahami komunikasi adalah pekerjaan yang sulit, sebab banyak ratusan definisi komunikasi. Dalam penyelidikan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan ada tiga tahap yang biasa dilakukan yakni: - Mengajukan pertanyaan (asking questions) yang mencakup pertanyaan mengenai definisi mengenai konsep, pemahaman fakta, dan nilai estetik, pragmatis dan etik. Semua itu diarahkan untuk memperoleh jawaban sistematis dan sesuai fakta. - Pengamatan (observation) sebagai menggunakan kerangka atau instrumen tertentu untuk memperoleh jawaban. - Merumuskan jawaban (constructing answers) yang mencakup upaya mendefinisikan: menggambarkan, menjelaskan dan memberikan penilaian atau kesimpulan. Pada tahap ini dikenal istilah penyusunan teori (Littlejohn dan Foss, 2008: 7). Belajar mengenai definisi dan teori sangat penting sebagai bagian dari upaya upaya memahami dan bertindak dalam tataran praksis. Berdasarkan pemahaman teori akan bisa mengidentifikasi pola-pola kejadian yang kita alami atau hadapi, sehingga bisa menentukan keputusan mengenai hal yang penting dan tidak. Littlejohn membagi tipe pendekatan penyelidikan ilmu komunikasi dalam tiga mazhab, yakni mazhab ilmiah (scientific scholarship), mazhab humanistik (humanistic scholarship) dan mazhab ilmu sosial (social scholarship) (Littlejohn dam Foss, 2008: 7). 1. Scientific Scholarship atau Mazhab ilmiah Mazhab ini yang identik dengan obyektifitas dan karenanya ada pula standardisasi. Implikasinya setiap kali studi ilmiah dilaksanakan, hasilnya akan tetap sama. Asumsi dasar tradisi scientific atau positivistik tentang realitas adalah tunggal, dalam artian bahwa fenomena alam dan tingkah laku manusia itu terikat oleh tertib hukum. Fokus kajian-kajian positivis adalah peristiwa sebab-akibat (Mulyana, 2001: 25). Dalam hal 4

5 ini, positivisme menyebutkan, hanya ada dua jalan untuk (1) verifikasi langsung melalui data pengindera (empirikal); dan (2) penemuan lewat logika (rasional). Pendekatan metodologi scientific antara lain empirisme, rasionalisme, behavioristik, behavioral, struktural, fungsionalisme, mekanistik, deterministik, reduksionis, dan sistemik. Para penggagas dan pengembang metode ini antara lain Paul F. Lazarsfeld, Bernard Berelson, Robert K. Merton, Wilbur Schramm, hingga Shannon dan Weaver. Beberapa tokoh itu terkenal dengan komunitasnya dikenal yang bernama Mazhab Chicago. Komponen-komponen pokok teori dan metodologi antara lain (1) metode penelitian kuantitatif, (2) sifat metode obyektif, (3) penalaran deduktif dan hipotetik. Beberapa model penelitian komunikasi dalam tradisi ini antara lain model mekanistis, model komunikasi Shannon dan Weaver, pendekatan behaviorisme, analisis isi klasikkuantitatif, dan lain-lain. 2. Humanistic Scholarship atau Mazhab humanistik Aliran ini yang diasosiasikan dengan subyektifitas, yang mengutamakan kreatifitas manusia. Tujuannya adalah bagaimana memperoleh pengertian dari kasus orang per orang. Asumsi dasar pendekatan humanistik mengenai realitas adalah jamak individual. Hal itu berarti bahwa realitas atau perilaku manusia tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan. Fokus kajian pendekatan ini adalah tindakan-tindakan manusia sebagai ekspresi keputusan. Beberapa pendekatan metodologi yang digunakan antara lain interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi, dramaturgi, hermeneutika, semiotika, teori feminisme, marxisme sartrian, teori kritis, pasca-strukturalisme, dekonstruktivisme, dan teori paska-kolonialis (Mulyana dalam Eriyanto, 2002: IV). Aliran pemahaman ini berasal dari sejumlah ilmuan, antara lain: Max Weber, Charles Horton Cooley, George Hebert Mead, William I. Thomas, Ervin Goffman, dan lain-lain. Komponen-komponen pokok teori dan metodologi post-positivis adalah (1) metode penelitian kualitatif, (2) sifat metode subyektif, (3) penalaran induktif dan interpretatif. Metode penelitian komunikasi yang tercakup dalam paham antara lain interaksionisme simbolik, analisis framing, analisis wacana, dan analisis semiotika. 3. Social Scholarship atau Mazhab ilmu sosial Mazhab ini melakukan pengamatan dan menerjemahkan pola-pola perilaku manusia, ilmuwan sosial menjadikan manusia sebagai obyek studinya. Pemahaman fakta tentang pola-pola perilaku itu harus tampil seobyektif mungkin. Namun 5

6 menerjemahkan fakta tentang subyek manusia bisa sangat rumit sebab manusia pada dirinya sendiri adalah makhluk yang aktif dan selalu mencari pengetahuan. Akhirnya isu filosofis yang mendasari ilmu sosial menjadi sangat penting untuk menjelaskan. Salah satu asumsi dasar yang ada dalam mazhab ini adalah kritisme yang melihat bahwa setiap realitas didominasi oleh status quo. Dalam artian tidak ada aspek kehidupan yang bebas dari kepentingan, termasuk ilmu pengetahuan. Kesemuanya berada dalam dominasi status quo. Aliran pemahaman kritis ini diinspirasi oleh pemikiran Karl Marx. Namun paham ini hanya sedikit berbicara tentang Marxisme (Sendjaja, 1994: ). Faham kritisme merupakan merupakan pilar utama mazhab frankfurt. Selanjutnya ditindaklanjuti oleh Juergen Habermas dengan fokus kajian sistem tindakan komunikasi manusia atau teori tindakan komunikasi. Komponen penting dalam tradisi ini adalah (1) metode penelitian analisis sejarah sosial (social history analysis), (2) sifat kritis, (3) penalaran dialektika dan metatheoritical discourse. Tokoh aliran ini antara lain Max Horkheimer, Theodore Adorno, Hebert Markuz, dan Juergen Habermas. Metode penelitian dalam paham ini belum populer penggunaannya dalam penelitian komunikasi. Seperti dikemukakan oleh Habermas sendiri, diskusi tentang metode dan teori tindakan komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan sama sekali belum sampai pada suatu konsensus (Habermas, 2004: vii). John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam model komunikasi. Pertama mazhab proses yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Dalam mazhab ini mereka tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-tahap dalam proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi. Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orangorang dalam menghasilkan makna. Paradigma Teori Komunikasi Istilah paradigma sering dipertukarkan dengan perspektif. Menurut Anderson (dalam Mulyana, 2001: 9) paradigma adalah ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuwan yang 6

7 menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian, dan menggunakan metode serupa. Paradigma membawa konsekuensi pada hal-hal antara lain: penciptaan subjek matter(obyek), perumusan pertanyaan-pertanyaan, pilihan metode analisis/interpretasi, cakupan wilayah relevansi, dan pembentukan komunitas ilmuwan. 1. Paradigma Positivisme/Klasik Paradigma positivisme, sering disebut sebagai paradigma kuantitatif, tradisional, eksperimental, atau empiris. Paradigma ini berasal dari tradisi empiris yang dikembangkan para ahli seperti Comte, Mill, Durkheim, Newton, dan Locke (Miller, 2005: 36). Paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator, encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang pasif (Mulyana, 2000: 58) Paradigma ini secara bersifat realisme ontologi atau menemukan hukum kausalitas (sebab akibat). Sementara dari sisi epistemologi menganut dualisme yakni menggambarkan fakta sosial apa adanya tanpa keterlibatan niai-nilai subyektif peneliti. Dari sisi metodologi lebih dominan menggunakan pendekatan eksperimental. Hipotesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk preposisi yang kemudian dihadapkan pada verifikasi di bawah situasi yang benar-benar terkontrol. Metode peneltian komunikasi yang tercakup dalam paham antara lain: model mekanistis, model komunikasi Shannon dan Weaver, pendekatan behaviorisme, analisis isi klasik-kuantitatif, dan lain-lain. 2. Paradigma Post-positivisme Asumsi dasar post-positivisme tentang realitas adalah jamak individual sebagai kritik atas positivisme. Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tindak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan (Miller, 2005: 37). Aliran pemahanan ini berasal dari sejumlah ilmuan, antara lain: Max Weber, Charles Horton Cooley, George Hebert Mead, William I. Thomas, Ervin Goffman, dan lain-lain. Fokus kajian post-positivis adalah tindakantindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan. Metode penelitian komunikasi yang tercakup dalam paham antara lain interaksionisme simbolik. 3. Paradigma Kritikal 7

8 Paradigma kritis melihat komunikasi dan proses yang terjadi di dalamnya dengan pandangan holistik. Menurut pandangan kritis, komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kekuatan-kekuatan yang ada yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi (Miller, 2005: 67). Dalam paradigma ini upaya menghindari konteks sosial akan menghasilkan distorsi yang serius. Berbeda dengan penelitian positivistik yang umumnya atomistik, paradigma kritis justru bersifat holistik dan bergerak dalam struktur sosial ekonomi masyarakat. Dalam pandangan Sendjaja teori-teori tersebut jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi hidup manusia. Riset komunikasi yang berkembang bersamaan dengan asumsi pemikiran administratif adalah riset studi efek media massa. Ada kajian ekonomi politik media, analisis budaya atas teks, dan studi resepsi khalayak studi ideologi dalam media yang pada akhirnya mengalami perkembangan yang pesat pada era an. 4. Paradigma Konstruktivisme Gagasan paradigma ini melihat pengetahuan bukanlah sekadar gambaran dunia kenyataan, tetapi merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subyek. Dalam arti, subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur. Pada gilirannya struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang (Miller, 2005: 27). Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Aliran ini meyakini bahwa system kognitif individu berkembang kompleks. Individu yang cerdas secara kognitif dapat membuat banyak perbedaan dalam satu situasi disbanding orang yang secara kognitif lemah. Inilah yag disebut diferensiasi kognitif. Diferensiasi ini memengaruhi bagaimana pesan menjadi kompleks (Ardianto dan Q-Anees, 2007: ). Beberapa metode yang kerap digunakan antara lain analisis framing, analisis wacana, dan analisis semiotika. Perspektif Teori Komunikasi Perspektif adalah adalah cara memandang atau melihat terhadap suatu gejala khusus (particular phenomenon). Istilah paradigma dan pendekatan kadang digunakan untuk 8

9 menyebut perspektif ketika memengaruhi pembentukan proses penelitian atau ketika seseorang ingin menciptakan teori. Mengutip Craig (1999), West dan Turner (2008: 57), menyebutkan perbincangan mengenai perspektif termasuk dalam bahasan metateori atau teori mengenai teori. Persoalan yang menjadi perhatian dalam penjelasan mengenai teori menyangkut apa yang harus diamati, bagaimana pengamatan dilakukan, dan teori apa yang bisa digunakan (Littlejohn, 1996: 32). West dan Turner (2008: 58) mengelompokkannya dalam tiga pendekatan dalam ranah komunikasi tradisional adalah cakupan hukum (covering law), aturan (rule theory), dan sistem. Pendekatan cakupan hukum dan pendekatan aturan mewakili posisi ektrem, sementara penedekatan sistem berada di tengah dua posisi ekstrem itu (Littlejohn, 1996: 26). Pendekatan cakupan hukum menekankan pada hubungan sebab akibat dalam komunikasi. Pendekatan aturan menekankan pengaruh kebebasan dan pilihan individual. Sedangkan sistem menekankan interaksi, interdependensi, dan koordinasi dari tingkah laku diantara individu. 1. Perspektif Cakupan Hukum Istilah ini pertama kali dikenalkan William Dray, dengan definisi penjelasan diperoleh dan hanya diperoleh dengan memasukkan apa yang akan dijelaskan dibawah hukum yang bersifat umum. Kerangka ini memberikan cauan bahwa teori-teori harus mengikuti format jika-maka dan harus berupa pernyataan universal dan tidak bervariasi (Littlejohn, 1996: 26). Pendekatan ini memberikan arahan kepada peneliti untuk mencari generalisasi yang bersifat hukum dan keseragaman dalam komunikasi antar manusia. Cakupan hukum menawarkan sebuah pilihan yang membentuk teori untuk memberi penjelasan lengkap mengenai sebuah fenomena. Hukum mengatur hubungan antar fenomena itu (West dan Turner, 2008: 59). 2. Perspektif Aturan. Pendekatan ini merupakan kerangka meteteori yang menyarankan bahwa teori-teori seharusnya mengikuti format yang melibatkan aturan pada konteks yang diberikan dan harus mengakui variasi situasi, budaya dan waktu (West dan Turner, 2008: 61). Ada tiga aturan yang biasa digunakan yakni (1) aturan kebiasaan, aturan yang ditentukan oleh seseorang yang memiliki otoritas dan tidak dapat dinegosiasikan, (2) aturan parametrik, aturan yang ditentukan oleh seseorang tapi masih bisa dinegosiasikan, dan (3) aturan taktis, aturan yang tidak tertulis yang digunakan untuk mencapai tujuan personal atau interpersonal (West dan Turner, 2008: 60-61). 9

10 3. Perspektif Sistem Kerangka metateori ini menyatakan bahwa teori-teori yang ada berada dalam kerangka logis dan berhubungan secara logis antar unsur sistem (Littlejohn, 1996: 26). Dalam perspektif ini teori harus mengikuti format yang memetakan unsur-unsur sistemik sebuah fenomena serta berpendapat bahwa orang memiliki kehendak bebas yang terkadang terikat oleh faktor-faktor sistemik. Beberapa elemen yang menjadi dasar pendekatan sistem yaitu keutuhan, saling ketergantungan, hirarki, batasan, umpan balik, dan ekuifinalitas. Pendekatan sistem menuntun para peneliti untuk mencari penjelasan yang holistik bagi perilaku komunikasi (West dan Turner, 2008: 61-63). Pencarian pemahaman mengenai sejarah perkembangan teori-teori komunikasi berarti upaya melakukan kajian ontologis ilmu komunikasi. Sementara penelusuran perkembangan metodologi ilmu komunikasi artinya melakukan kajian epistemologis dan memahami dimensi-dimensi moral dan etika ilmu komunikasi merupakan bagian kajian aksiologi ilmu komunikasi. Perkembangan teori-teori komunikasi dilatarbelakangi dengan keragaman gagasan tentang komunikasi dalam kehidupan. Bahkan dalam ilmu sosial, ada kecenderungan ideologi dan cara pandang epistemologis teori komunikasi yang ada. Littlejohn (2005) menyebut klasifikasi pembagian ini sebagai genre sementara Miller (2005) menyebutnya Conceptual Domains of Communication Theory. Menurut Littlejohn (2005), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu teori-teori umum dan kontekstual. Teori-teori Umum (general theories) merupakan genre yang fokus bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi; sementara teori-teori kontekstual (contextual theories), diklasifikasikan berdasarkan konteks dan tingkatan analisis. 10

11 Struktural dan Fungsional Behavioral dan Kognitif UMUM Konvensional dan Interaksional Kritis dan Interpretif TEORI KOMUNIKASI Intrapribadi Antarpribadi KONTEKSTUAL Kelompok Organisasi Massa Penjelasannya sebagai berikut 1. Teori-Teori Struktural dan Fungsional Asumsi teori struktural fungsional adalah: masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lain. Teori struktural fungsional mula-mula tumbuh dari cara melihat masyarakat yang dianalogikan dengan organisme biologis. Masyarakat maupun organisme biologis sama-sama mengalami pertumbuhan. Tiap bagian yang tumbuh di dalam masyarakat memiliki fingsi dan tujuan tertentu. Pendekatan struktural fungsional dalam kaitannya dengan perilaku manusia, menolak gagasan-gagasan tentang jiwa, spirit, kemauan, pikiran, introspeksi, kesadaran, subjektivitas, dan sebagainya, karena konsep-konsep itu tidak dapat diamati secara objektif. Dengan kata lain, pendekatan ini terhadap manusia berusaha mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons dan perilaku manusia melalui peran (role), sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka. Pendekatan ini jelas menekankan orientasi peran dalam arti bahwa teori itu memandang manusia pada dasarnya ditentukan secara sosial (socially-determined). 11

12 2. Teori Behavioral dan Kognitif Asumsi teori ini tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaannya hanyalah terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (stimulus-response) Teori-teori dalam perpektif ini mengutamakan analisis variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu. Komunikasi menurut pandangan teori ini dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi bio-neural dari individu. Oleh karenanya, variabelvariabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut. 3. Teori Konvensional dan Interaksional Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksionisme simbolik sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi teori ini pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi. Fokus pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa dipergunakan untuk membangun struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karenanya makna dapat berubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya. 12

13 4. Teori -Teori Kritis dan Interpretif Gagasan teori-teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi interpretif, pemikiran Max weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt School, serta berbagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, biblical dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa. Secara umum kedua jenis teori ini mempunyai karakteristik umum. penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia. Selain persamaan, kedua jenis teori ini mempunyai perbedaan, antara lain: pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan kepuitusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis (critical theories) lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskiptif dan juga politis sifatnya. Ada perspektif lain yakni teori yang sifatnya kontekstual Berdasarkan konteks atau tingkat analitisnya, teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan, sebagai berikut: 1. Komunikasi intrapribadi. Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Teori-teori intrapribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancaindra. 2. Komunikasi antarpribadi. Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, dll merupakan contoh komunikasi antar pribadi. Teori-teori komunikasi antar pribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator. 13

14 3. Komunikasi kelompok. Memfokuskan pembahasan pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Teori komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan. 4. Komunikasi organisasi. Menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan teori komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi. 5. Komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu. Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi untuk menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Terkadang ada beberapa model yang tampak bertentangan, misalnya model S-R (stimulus-respons) dan model interaksional. Kondisi i disebabkan karena adanya paradigma yang berbeda itu, sehingga ilmuwan sosial yang berpandangan objektif/positivistik menganggap bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia (manusia cenderung dianggap pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan model matematik, misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan statistik. Sedangkan di sisi lain ilmuwan sosial berpandangan subyektif/interpretif/ fenomenologis, yang menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih banyak menggunakan model verbal. Akan tetapi, untuk menjelaskan fenomena komunikasi secara umum atau mendasar, kedua kubu tersebut sama-sama sering menggunakan model diagramatik, sebagai salah satu versi dari model simbolik. Hanya saja, penggunaan model diagramatik juga memang lebih lazim di kalangan ilmuwan positivis daripada dikalangan ilmuwan fenomenologis, seperti yang tampak pada model-model komunikasi yang bersifat linear. Penutup 14

15 Fakta menunjukkan bahwa komunikasi bukan hanya hadir dalam konteks relasi antar manusia, namun setiap dinamika masyarakat dan teknologi dapat dipastikan akan membentuk pemahaman atas kajian komunikasi. Oleh karena itu, metode-metode dan model yang dikembangkan dalam ilmu komunikasi tidak sedikit yang meminjam perspektif dan teori di luar disiplin ilmu komunikasi. Ada pendekatan struktural-fungsional dari sosiologi, teori sistem dan informasi dari matematika, perspektif mekanistis dari fisika, hingga perspektif psikologis dari psikologi sosial. Melalui filsafat dapat diuji apakah komunikasi adalah sebenarnya ilmu pengetahuan karena epsitemologi, ontologi, dan etik adalah sebuah keniscayaan dalam bangunan ilmu pengetahuan. Kerangka metodologis pun dibutuhkan untuk menyimpulkan setiap fenomena dan nomena komunikasi. Perspektif etik dalam filsafat pun diperlukan untuk mengkaji komunikasi sebagai bidang keilmuan aplikatif agar bisa menjelaskan dinamika politik, sosial dan budaya masyarakat kontemporer. Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Eriyanto, 2002, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Kata Pengantar oleh Deddy Mulyana. Yogyakarta: LKiS. Habermas, Juergen Krisis Legitimasi. Terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta: Penerbit Qalam. Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A Theories of Human Communications Ninth Edition. Belmont: Thomson Wadsworth. Kincaid, D. Lawrence Communication Theory: Eastern and Western Perspectives. San Diego Academic. Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A Theories of Human Communications Ninth Edition. Belmont: Thomson Wadsworth. Miller, Katherine Communication Theoris, Perspectives, Processes, and Context. Second Edition. Mulyana, Dedi Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sendjaja, Sasa Djuarsa Materi Pokok Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Suriasumantri, Jujun S Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. West, Richard and Turner, Lynn H Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. 15

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Komunikasi sebagai Ilmu Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Communications

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Komunikasi sebagai Ilmu (Lanjutan) Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Matriks Perbedaan

Lebih terperinci

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. JENIS TEORI KOMUNIKASI (Stephen W. Littlejohn) Teori-teori Umum: Teori-teori fungsional dan struktural Teori-teori behavioral

Lebih terperinci

ini. TEORI KONTEKSTUAL

ini. TEORI KONTEKSTUAL TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui

Lebih terperinci

Lingkup Teori Komunikasi

Lingkup Teori Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 3 Lingkup Teori Komunikasi Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, definisi mengenai komunikasi yang diberikan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS Disarikan dari buku Griffin (2006) dan Littlejohn & Foss (2008) Oleh : Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI

Lebih terperinci

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 4 Perspektif dalam Ilmu Komunikasi Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Teori Pendekatan

Lebih terperinci

Teori Komunikasi. Pemahaman Konseptual MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teori Komunikasi. Pemahaman Konseptual MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Pemahaman Konseptual Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 0 ---- Abstract Ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI

Pertemuan ke-3 TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI Pertemuan ke-3 TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI TRADISI dalam tataran kajian teori komunikasi adalah sudut pandang ilmuwan komunikasi dalam memandang suatu teori komunikasi. Tradisi ini ada juga

Lebih terperinci

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan dalam mengembangkan ilmu. Filsafat ilmu menurut Sumantri (1998)

Lebih terperinci

Perspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Perspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Perspektif / Paradigma Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. PARADIGMA Sebagai suatu konsep, istilah paradigma (paradigm) pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya

Lebih terperinci

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan TEORI KOMUNIKASI MODUL 1 Pendekatan-Pendekatan Keilmuan Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Deskripsi Singkat :

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Deskripsi Singkat : RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah Kode/ Bobot : TEORI KOMUNIKASI I : ISK 4212/ 3 SKS (3-0)) Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini akan memberikan gambaran tentang apa itu

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU

Lebih terperinci

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN 1. Paradigma Penelitian Metodologi penelitian adalah totalitas cara yang dipakai peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah. Kebenaran adalah kebenaran. Cara adalah

Lebih terperinci

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL Memahami Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti,

Lebih terperinci

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian)

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian) Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian) Seiring dengan perkembangan paradigma interpretivisme dan metodologi penelitian lapangan (f ield

Lebih terperinci

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah suatu Frame of Meaning (Servaes, 1993 : 79). Paradigma sering disebut juga pendekatan, persfektif, metode atau teori. Kita mengenal tiga kategori

Lebih terperinci

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran Paradigma Memandang Realitas : Sebuah Fondasi Awal Pemahaman semiotika tidak akan mudah terjebak pada urusan-urusan yang teknik metodologi,

Lebih terperinci

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik Pokok Bahasan Pada umumnya, dalam dunia ilmu pengetahuan orang mencoba untuk melihat dan menjelaskan suatu fenomena sosial menggunakan alur dan logika

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349/2SKS 3. Waktu Pertemuan : 1. x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VIII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi 02 85004 Abstract Pengertian Teori Dalam

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pemahaman

Lebih terperinci

Selayang Pandang Penelitian Kualitatif

Selayang Pandang Penelitian Kualitatif Selayang Pandang Penelitian Kualitatif Mudjia Rahardjo repository.uin-malang.ac.id/2412 Selayang Pandang Penelitian Kualitatif Mudjia Rahardjo Setelah sebelumnya dipaparkan sejarah ringkas penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D

Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Rachmat Kriyantono, Ph.D Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Sejauh mana manusia membuat pilihan-pilihan nyata? - apakah pilihan nyata adalah mungkin? a. Kaum determinis:

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan I. Metode Penelitian Kualitatif. Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

Modul Perkuliahan I. Metode Penelitian Kualitatif. Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 01 Ponco Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul Perkuliahan I Metode Penelitian Kualitatif Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations

Lebih terperinci

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu PENGANTAR METODE PENELITIAN Pertemuan Kesatu Perkembangan ilmu sosial Logos Mitos MITOS 500 SM di daerah Miletos, Asia Minor, seorang bernama Thales berpendapat bahwa alam semesta ini terbuat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: PARADIGMA SOSIOLOGI DAN TEORI PENDEKATANNYA 1.1 Paradigma Sosiologi dan Teori Pendekatannya... 1.3 Latihan... 1.11 Rangkuman... 1.12 Tes Formatif 1.....

Lebih terperinci

Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi

Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi PARADIGMA ILMU SOSIAL DAN KOMUNIKASI Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Public 85002 Fit Yanuar S.Isip.

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Konteks-Konteks Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Lebih terperinci

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif Salah satu jenis pendekatan utama dalam sosiologi ialah interaksionisme simbolik. Interaksionisme simbolik memiliki perspektif dan orientasi metodologi tertentu. Seperti halnya pendekatan-pendekatan lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada

Lebih terperinci

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING.

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING. Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id TEORI INTERPRETIF Teori intrepretif mengasumsikan bahwa makna dapat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 28/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Kode Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

i Universitas Kristen Maranatha A b s t r a k

i Universitas Kristen Maranatha A b s t r a k A b s t r a k Penelitian ini hendak mengetahui gambaran pengembangan ilnu psikologi dalam perpektif Islam terkait kesehatan mental. Seperti telah diketahui, abad XXI ditandai semangat untuk kembali pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI I. PENDAHULUAN Pengembangan Konseptual Teknologi Pendidikan terbagi atas dua bagian, yaitu landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan. Pengertian falsafah itu sendiri adalah suatu rangkaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian Teori dan Model Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian Teori dan Model Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengertian Teori dan Model Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM ILMU KOMUNIKASI

PERSPEKTIF DALAM ILMU KOMUNIKASI Modul 4 BAB 3 Modul 4 PERSPEKTIF DALAM ILMU KOMUNIKASI Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan perspektif yang ada dalam kajian ilmu sosial umumnya dan ilmu komunikasi khususnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme

Lebih terperinci

Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran

Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran 98) (Cangara, 2012 : 73 13 Oktober 2013 TUGAS (Kelas Pagi) Bacalah beberapa poin materi berikut Pilih salah satu tokoh dari

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PRODI S3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

STRUKTUR KURIKULUM 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PRODI S3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PRODI S3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM Struktur kurikulum PS S3 PBI terdiri atas: 1. Matakuliah Landasan Keilmuan

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori kebenaran yang telah dikemukakan para filosuf: 1. Teori idealisme 2. Teori rasionalisme 3. Teori rasio murni (reinen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Ruang Lingkup Sosiologi komunikasi Fakultas Komunikasi Program Studi Hubungan Masyaraakt TatapMuka Kode MK DisusunOleh 01 85005 Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan,

Lebih terperinci

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi MODUL PERKULIAHAN Teori Komunikasi Pokok Bahasan 1 Antarpribadi 1.1 Elemen pembentuk kesadaran diri 1.2 Konsep-konsep yang mempengaruhi perkembangan kesadaran diri 1.3 Teori-Teori Tentang Diri (Konsep

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Ilmu komunikasi

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING Modul ke: Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Pengertian Sosiologi Sosiologi Komunikasi

Lebih terperinci

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigma tertanam

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu bagaimana komunikasi narsisme agnezmo direpresentasikan dalam akun instagram @Agnezmo. Maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Konstruktivisme Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya,

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 04 ---- Abstract Ilmu komunikasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah Pendekatan Kelembagaan/Institusi onal/tradisional Pendekatan Behavioural/Tingkah Laku Pendekatan Paskabehavioural 1. Pendekatan Kelembagaan (1920an-1930an) Ditemukan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Proses dan Unsur-unsur Penelitian 1 Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Proses dan Unsur-unsur Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering disalahartikan atau diartikan secara pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat penting. Posisi penting bahasa tersebut, semakin diakui terutama setelah munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi

Sosiologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 01 85005 Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Abstract Pembahasan tentang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin & Lincoln (1998:105) mendefinisikan paradigma sebagai sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. 4/23/2013 Paradigma/ Perspektif/ Cara Pandang/ World view Mempengaruhi persepsi Mempengaruhi tindakan Paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi

Lebih terperinci

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd Kesulitan mahasiswa 1. Tidak menguasai (ia baru merasa adanya) persoalan yang akan diteliti 2. Ia tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA. Oleh Ashadi Siregar

PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA. Oleh Ashadi Siregar 1 PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA Oleh Ashadi Siregar Kedudukan Ilmu Komunikasi Pendidikan Ilmu Komunikasi pada dasarnya bertolak dari asumsi adanya domain Ilmu Komunikasi. Konsekuensinya, pendidikan

Lebih terperinci

Penelitian di Bidang Manajemen

Penelitian di Bidang Manajemen Penelitian di Bidang Manajemen Frans Mardi Hartanto Fmhartanto@gmail.com Bandung Manajemen - Ilmu Hibrida yang Multidisipliner 1 Ilmu manajemen adalah hasil perpaduan dari berbagai ilmu yang berbeda namun

Lebih terperinci