Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi PARADIGMA ILMU SOSIAL DAN KOMUNIKASI Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Public Fit Yanuar S.Isip. Komunikasi Relations 01 Abstract Modul 1 ini hendak memperkenalkan mahasiswa dengan cara pandang yang berkembang dalam Ilmu Sosial dan Sosiologi, dalam konteks keterkaitannya dengan ilmu komunikasi. Kompetensi Mahasiswa mengerti akan cara pandang yang berkembang dalam Ilmu Sosial, Sosiologi, dalam kaitan dengan Ilmu Komunikasi.

2 Paradigma Ilmu Sosial dan Komunikasi PERSPEKTIF ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI Relatif banyak keyakinan di dalam kajian ilmu-ilmu sosial bahwa yang disebut sebagai sosiologi ialah induk dari ilmu-ilmu sosial itu. Ini menjadi bahan perdebatan, yang terkadang membingungkan bagi yang tak mampu memahami arah perdebatannya. Kecenderungannya, sebagian besar menerimanya. Namun sebagian lain menerima dengan terpaksa, khususnya karena faktor sejarah keilmuan. Sejarahnya, ilmu sosiologi memang lebih dulu ada. Walaupun demikian, bagi yang kurang sepakat dengan perspektif sejarah, tinjauan pun diarahkan pada area kajian maupun konten keilmuan yang dapat dijadikan dasar pemikiran bahwa ilmu-ilmu sosial yang ada sama sekali tidak berinduk, melainkan saling bergantung satu sama lainnya. Hanya saja, setiap ilmuwan sosial mengakui bahwa ilmu sosiologi lebih dahulu hadir daripada, katakanlah, ilmu politik, psikologi, ilmu komunikasi, dll. Ritzer dan Goodman (2010) mengangkat bahwa sosiologi (modern) dapat dilacak kepada silsilah pemikiran filsuf Perancis abad ke-18. Walaupun demikian, janganlah Anda berpikir bahwa sebelum masa itu tidak ada yang berpikir tentang sosiologi (yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu mengenai masyarakat ). Ibnu Khaldun dari abad ke-14, misalnya. Pemikir Islam kelahiran Tunisia ini dapat diangkat sebagai tokoh sosiologi dari segi keilmuan, mengingat ia banyak menghasilkan karya-karya yang di masa sekarang disebut sebagai pemikiran sosiologi. Demikian pula, pada masa Yunani Kuno, sudah dikenal nama-nama tersohor seperti Plato, Aristoteles, yang memikirkan banyak hal terkait masyarakat. Akan tetapi Perancis memiliki Claude Henri Saint-Simon ( ). Saint-Simon hidup di masa pergolakan Perancis menuju tata negara modern, meninggalkan sistem negara kerajaan (ingatlah dengan Revolusi Perancis tahun 1789, salah satu lembaran penting dalam sejarah dunia, dalam konteks penumbangan sistem negara kerajaan/monarki, dan hadirnya sistim demokrasi, di mana kekuasaan dipegang sepenuhnya oleh rakyat). Saint-Simon sudah memikirkan agar masyarakat mempertahankan kehidupan seperti apa adanya. Dan secara keilmuan, menurut Ritzer dan Goodman (2010: 16, mengutip pendapat Emile Durkheim, sosiolog terkenal), ia ialah seorang positivis, dalam arti ia yakin bahwa 2

3 studi fenomena sosial sebaiknya dibahas dengan menggunakan teknik ilmiah yang sama dengan seperti yang digunakan dalam studi sains/ilmu eksakta. Lalu datanglah Auguste Comte ( ). Comte ialah murid Saint-Simon, bahkan pernah menjadi sekretaris Saint-Simon, walaupun keduanya sering berdebat sengit yang pada akhirnya keduanya malah berpisah. Comte-lah orang pertama yang memunculkan istilah sosiologi. Sebagaimana halnya Saint-Simon, Comte membuat sebuah teknik analisis yang tepat dalam memahami fenomena sosial. Ia menggunakan basis studi sains dalam memahami masyarakat. Ia tidak ingin asal berasumsi saja jika kita membahas masyarakat. Ia ingin semuanya terukur dan tersimpulkan dengan tepat, bagaikan kajian ilmu eksak. Belakangan dunia mengenal cara berpikir Comte ini dengan sebuah sebutan mengemuka, yaitu cara berpikir positivistik dalam memahami fenomena sosial, yang belakangan disadari tidak bisa diukur seperti itu saja. Terdapat tiga landasan pemikiran Comte, yakni teori evolusinya, atau hukum tiga tingkatan (Ibid.: 17). Comte mengatakan bahwa ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui dunia sepanjang sejarahnya. Menurut Comte, tidak hanya dunia yang akan melalui proses tiga tahap ini, tetapi juga kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, dan bahkan pemikiran. Pertama, tahap teologis, yang menjadi karakter dunia sebelum era Dalam periode ini, sistem gagasan utamanya menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama, dan teladan kemanusiaan, menjadi dasar dari segala sesuatu. Dunia sosial dan alam fisik khususnya dipandang sebagai ciptaan Tuhan. Kedua, tahap metafisik, yang terjadi kira-kira antara Era ini ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannya dewadewa personal. Ketiga, pada tahun 1800, dunia memasuki tahap positivistik, yang ditandai oleh keyakinan terhadap ilmu sains (science). Di sini manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap penyebab absolut (Tuhan atau alam) dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya. Jelas bahwa dalam teorinya, Comte memusatkan perhatian pada faktor intelektualita. Ia menyatakan bahwa kekacauan intelektual telah menyebabkan kekacauan sosial. Kekacauan ini sendiri berasal dari sistem gagasan terdahulu (teologi dan metafisik) yang 3

4 terus ada dalam era positif (ilmiah). Menurutnya, pergolakan sosial akan berakhir hanya bila kehidupan masyarakat sepenuhnya dikendalikan oleh positivisme (Ibid.: 18). Positivisme-nya Comte akan ilmu-ilmu sosial (atau disebut juga filsafat positif) ditujukannya dalam kehendak untuk memberantas filsafat negatif dan destruktif yang berkembang di masa kehidupannya yang digelorakan oleh revolusi sosial, mengikuti dinamika Revolusi Perancis. Comte berkeinginan setiap tinjauan terhadap masyarakat dilakukan secara ilmiah, yang baginya ialah terukur dengan jelas, bagaikan dalam dunia pengetahuan eksakta. Itulah sebabnya sosiologi ala Comte disebut pula sebagai fisika sosial yang menunjukkan bahwa Comte berupaya agar sosiologi meniru model hard sciences (Ibid.: 17). Ilmu baru ini (sosiologi), yang menurut pandangan Comte akhirnya menjadi ilmu dominan, adalah ilmu yang mempelajari social statistics (statistika sosial atau struktur sosial yang ada) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial). DEFINISI SOSIOLOGI Meninjau perspektif ilmu sosial dan sosiologi di atas, dapatlah dimengerti bahwa Comte oleh sebagian ilmuwan sosial dianggap sebagai bidannya sosiologi. Menurut sosiolog Indonesia, Prof. Dr. Soerjono Soekanto (2003: 4), Comte menciptakan istilah sosiologi itu pada tahun Terma/istilah sosiologi sendiri berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yang secara etimogis (ilmu asal usul kata) berasal dari kata socius (bahasa Latin, berarti kawan ) dan dari bahasa Yunani untuk kata logos (yang berarti kata atau berbicara ). Dalam hal ini, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Di lain pihak, banyak pula ilmuwan yang mengatakan kata logos itu merujuk pada padanan kata ilmu/pengetahuan, dan logika. Maka, dalam hal ini, sosiologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau pemikiran tentang masyarakat. Comte sendiri mengartikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum (Ibid.). Terkait dengan terminologi (penjelasan konseptual akan suatu hal/istilah) sosiologi, bagi yang baru belajar dunia keilmuan sosial, hendaknya janganlah kaget bahwa di dalam keilmuan sosial, definisi-definisi akan suatu istilah atau konsep keilmuan tidaklah satu. Jumlahnya tidak hanya lebih dari satu, bisa puluhan, bahkan bisa sampai ke tingkat ratusan, jika saja menyebut jumlah ribuan sebagai sesuatu yang berlebihan. 4

5 Ambil contoh J.W. Vander Zanden, mengartikan sosiologi, sebagai studi ilmiah terhadap interaksi manusia (Sunarto, ed., 1985: 45). Selanjutnya Soekanto (2003: 19) menderetkan definisi sosiologi dari para ilmuwan sosiologi tingkat dunia sebagai berikut: Pitirim Sorokin: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: i. hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misal antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, dsb); ii. hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dsb); iii. ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff: sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers: sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI Jelas, sosiologi mengkaji masyarakat. Pertanyaannya: masyarakat yang mana? Keseluruhan masyarakatkah? Bolehkah sebagian tertentu saja dari keseluruhan masyarakat itu? Struktur masyarakatkah? Atau, perilaku masyarakat? Interaksinyakah? Bagaimana dengan konflik dalam masyarakat? Sosiolog Dr. Kamanto Sunarto (1985: xv-xxv) dari Universitas Indonesia pernah membuat lingkup sosiologi ke dalam bentuk kajian-kajian sebagai berikut: 1) sosiologi makro, yang membahas interaksi sosial; 2) transisi sosiologi mikro ke makro, dengan bahasan sosialisasi dan penyimpangan; 3) sosiologi makro, yang membahas struktur sosial. Pengelompokan ruang lingkup demikian dilakukan Sunarto atas basis kajian-kajian yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sosiologi seluruh dunia terhadap sosiologi. 5

6 Perhatikan kembali definisi-definisi sosiologi di atas. Di dalam tujuh definisi itu sudah termaktub bidang-bidang yang menurut para pembuat definisi sebagai lingkup kajian sosiologi. Namun, supaya mahasiswa mendapat kepastian akan ruang lingkup kajian sosiologi, berikut disampaikan sebuah tabel yang berisi analisis Alex Inkeles, seorang sosiolog, akan ruang lingkup kajian sosiologi tersebut. Tabel 1 Pokok-Pokok Pembahasan Sosiologi I. Analisa Sosiologi: Kebudayaan manusia dan masyarakat Sudut pandang sosiologi Metode ilmiah dalam ilmu sosial II. Satuan utama dalam Kehidupan Sosial: Tindakan sosial dan hubungan sosial Kepribadian individu Kelompok (termasuk etnis dan kelas) Komunitas: perkotaan dan pedesaan Asosiasi dan organisasi Penduduk Masyarakat III. Institusi Sosial Dasar: Keluarga dan kekerabatan Perekononomian Politik dan hukum Keagamaan 6

7 Pendidikan dan ilmiah Rekreasi dan kesejahteraan Estetika dan ekspresif IV. Proses Sosial Dasar: Diferensiasi dan stratifikasi Kerjasama, akomodasi, asimilasi Konflik sosial (termasuk revolusi dan perang) Komunikasi (termasuk pembentukan, pernyataan, dan perubahan pendapat) Sosialisasi dan indoktrinasi Evaluasi sosial (studi nilai) Pengendalian sosial Penyimpangan sosial (kejahatan, bunuh diri, dsb) Integrasi sosial Perubahan sosial Sumber: Kamanto Sunarto (ed.), Pengantar Sosiologi Sebuah Bunga Rampai, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, Dari pandangan Alex Inkeles di atas, terlihat dengan jelas bahwa sosiologi membahas seluruh ruang lingkup yang terkait dengan masyarakat, dan bagi Anda mahasiswa ilmu komunikasi, yang cukup menarik ialah ternyata komunikasi pun masuk dalam lingkup pembahasan sosiologi. PENDEKATAN/ALIRAN KEILMUAN Galibnya di zaman sekarang, orang membedakan ada jenis keilmuan berdasarkan basisnya, yaitu ilmu eksakta dan ilmu sosial. 7

8 Ilmu eksakta, sebagaimana disebut pada beberapa alinea di atas, dapat pula disebut sebagai ilmu sains (hard sciences), atau pernah pula dikenal dengan sebutan ilmu pasti (etimologinya [dari tinjauan bahasa Inggris] berasal dari kata exact, yang berarti tepat, betul dalam setiap detilnya, bebas dari kesalahan). Ilmu eksakta mengenal beberapa cabang keilmuan seperti matematika, fisika, kimia, biologi, teknologi, informatika, dll. Pada cabangcabang keilmuan tersebut, semua fenomena atau objek keilmuan yang diamati, harus dibahas dan diukur secara pasti dan tanpa keraguan lagi di dalamnya. Contoh sederhana, = 2, tidak bisa selain 2 itu. Ilmu sosial membahas seluruh yang terkait dengan masyarakat dan manusia. Dalam bentuk nyatanya, cabang keilmuan sosial terdiri dari sosiologi, ilmu politik, ilmu komunikasi, antropologi, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu bahasa, dan lain-lain. Dalam konteks inilah, seperti terungkap pada awal modul ini, ada ilmuwan sosial dari cabang keilmuan tertentu merasa tidak tepat lagi menempatkan sosiologi sebagai induk keilmuan sosial. Karena, anggapan umum yang pernah dibentuk oleh kaum sosiolog sendiri menyatakan bahwa sosiologi ialah ilmu tentang masyarakat (saja! FY), walaupun kemudian sosiolog lain seperti Alex Inkeles menyatakan bahwa sosiologi mengkaji berbagai aspek masyarakat di mana manusia pun termasuk di dalamnya (sebagai bagian dari keanggotaan manusia itu di dalam masyarakat). Namun, kita tidak perlu berpanjang lebar masuk ke dalam ranah perdebatan itu. Saya membawa Anda masuk ke dalam ranah ini hanya sebagai pembuka mata bahwa ada berbagai pendapat yang saling bersilang pendapat dalam kajian ilmu sosial. Sesuatu yang harus dipahami oleh mahasiswa yang baru mempelajari dunia keilmuan secara mendalam seperti yang Anda lakukan saat ini: ilmu pengetahuan itu, khususnya ilmu sosial, tidaklah statis; ia bergerak penuh dengan dinamika. Dalam konteks pemahaman seperti ini maka kita akan melihat bahwa ilmu pengetahuan terus menerus mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa pembaruan yang sekaligus merupakan kelanjutan ilmu, dalam arti suatu upaya meneruskan ilmu lama ke dalam kajian barunya dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang baru muncul (akibat faktor kekinian atau dinamika sosial), atau kajian yang sama dapat ditinjau secara lebih mendalam. Di lain pihak, perubahan itu bisa pula akibat penentangan terhadap suatu gagasan pemikiran oleh gagasan pemikiran berbeda dengan mempertimbangkan aspek-aspek keilmuan yang dapat diterima umum. 8

9 Dalam hal ini dunia keilmuan mengenal suatu pembedaan pemikiran yang seringkali disebut sebagai perspektif, pendekatan, aliran, paradigma. Semua istilah itu merujuk kepada basis berpikir, atau cara pandang dalam memahami sebuah objek fenomena. Di dalam ilmu sosial terdapat beberapa pendekatan/aliran/paradigma itu. Pengkategoriannya bergantung kepada siapa yang menyampaikannya. Maksudnya, pengkategorian menurut seorang ahli belumlah tentu sama dengan pengkategorian menurut ahli lainnya walaupun objek bahasannya sama. Untuk memahaminya sebaik mungkin maka hanya satu jalan terbaik: pelajari sebaik mungkin. Secara praktikalnya, Anda dapat mempelajarinya dengan mendengarkan sepenuh pikiran atas ajaran orang-orang yang ahli di bidangnya, dan kemudian dengan membaca pemikiran-pemikiran dan hasil-hasil pemikiran dari para ahli tersebut (buku, hasil penelitian, dll). Dari sudut pandang ilmu filsafat, A. Susanto, M.Pd. (2011: 36, mengutip Juhaya S. Praja, 2003), menyatakan bahwa aliran-aliran yang cukup berpengaruh dalam filsafat di antaranya: rasionalisme, empirisme, kritisisme, materialisme, idealisme, positivisme, pragmatisme, sekularisme, dan filsafat Islam. Dari kajian sosiologi, dua orang sosiolog Amerika Serikat kontemporer, George Ritzer dan Douglas J. Goodman (2010: ix-xi) menyatakan aliran-aliran utama dalam teori sosiologi modern ialah: fungsionalisme struktural, neofungsionalisme, dan teori konflik; variasi teori neo-marxis; teori sistem; interaksionisme simbolik; etnometodologi; teori pertukaran, teori jaringan, dan teori pilihan rasional; teori feminisme modern. Dari sudut pandang ilmu komunikasi, dua orang ilmuwan komunikasi asal Universitas Padjadjaran-Bandung, Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees (2011: 36, 79, 83) menggunakan pemikiran Fisher (1978) menyatakan bahwa ilmu komunikasi mengenal perspektif mekanistis, psikologis, interaksional, pragmatis, dan perspektif lainnya (ekologis, dramatisme, aliran McLuhanisme, dan teori/model keseimbangan). Ditambahkan mereka, dari tinjauan teori-teori yang bergema di ilmu komunikasi, berdasarkan ontologi keilmuan (cara memahami realitas) dan epistemologisnya (cara mencapai pemahaman kajian), ilmu komunikasi mengenal kehadiran perspektif realisme, nominalis, dan konstruksionis. Namun dari segi perbandingan ontologi, epistemologi, dan metodologi, kedua ilmuwan komunikasi ini mengangkat pendapat ilmuwan filsafat Doni Gahral Adian bahwa aliran keilmuan sosial yang berkembang saat ini hanya empat, yaitu positivisme, post-positivisme, aliran teori kritis, dan konstruktivisme. Katherine Miller (2005: iv-v), ilmuwan komunikasi kontemporer asal AS, mencukupkan aliran dalam ilmu komunikasi ke dalam tiga jenis pembedaan saja, yaitu 9

10 perspektif pos-positivisme (di mana positivisme dimasukkannya ke dalam aliran ini), perspektif interpretif, dan perspektif kritikal. Pada modul ini dosen menjelaskan pendapat Miller saja. Penjelasan lebih lanjut dapat ditanyakan pada sesi perkuliahan tatap muka. Perspektif pos-postivisme ialah revisi dari perspektif positivisme yang digagas oleh Comte dan telah dijelaskan di atas. Revisi dilakukan mengingat positivisme dianggap terlalu kaku memandang fenomena sosial. Dunia sosial bukanlah dunia pasti sebagaimana halnya yang terjadi dalam ilmu eksakta. Dalam dunia sosial, bisa saja menjadi tiga, empat, lima, dst, mengingat ada subjetivisme dalam interaksi dan kehidupan sosial. Positivisme mengarah pada keteraturan sosial, padahal dunia sosial tidak selalu teratur. Positivisme memandang realitas kehidupan ialah hal yang nyata terlihat sehingga dapat diukur, padahal realitas yang dianggap nyata itu seringkali hanyalah bentukan daripada yang membentuk realitas (misal: pemimpin politik berkata bahwa politik berjalan dengan baik, namun realitasnya gontok-gontokan terjadi di mana). Oleh karenanya, aliran positivisme pun merevisi pendekatannya dengan cara pandang yang lebih kritis dan mengakui bahwa tak semua hal bisa diketahui secara sempurna. Perspektif kritikal ialah yang mengkritik pandangan maupun pendekatan aliran positivisme di atas. Mereka menyatakan bahwa realitas itu bisa saja bukan hal yang nyata, melainkan hal yang semu, seperti contoh yang diberikan pada alinea di atas. Aliran teori kritis digagas oleh cara pandang Karl Marx, filsuf abad 19, yang memahami fenomenafenomena sosial secara kritis. Cara pandang Marx yang mampu membuka selubung realitas ini kemudian dijadikan sandaran oleh para pengikutnya ketika mereka mengkaji dan memahami fenomena sosial. Adapun perspektif interpretif sering disebut pula sebagai aliran konstruktif. Aliran ini mencoba memahami fenomena sosial dari pembentukan fenomenanya dan berusaha untuk memaknai setiap fenomena yang menjadi pusat perhatiannya. Salah satu kajian yang mengemuka dari perspektif interpretif ialah hermeunetika yang digagas oleh Wilhem Dilthey, yang melakukan kajian-kajian atas kitab suci, di mana kita ketahui kitab suci penuh dengan konten tulisan yang boleh dikata absurd, sehingga perlu diberikan penjelasan/tafsir lebih lanjut. 10

11 PENGERTIAN DAN KAITAN ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI Dari berbagai penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa saya memandang ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial. Ilmu komunikasi, secara realitas keilmuan hadir di abad ke-20. Tadinya ilmu komunikasi dipandang sebagai bagian dari sosiologi dan bahkan ilmu politik. Misal, tentang penggunaan propaganda-propaganda (sosial, politik) dalam mempengaruhi pendapat umum. Ilmu komunikasi, secara umum, mempelajari fenomena-fenomena sosial yang menyangkut praktik komunikasi. Menyangkut pelaku, komunikasi dilakukan oleh pihak yang menyampaikan konten komunikasi, yang disebut sebagai komunikator. Pesan disampaikan kepada pihak penerima pesan yang disebut komunikan. Pesan bisa pula disampaikan melalui saluran komunikasi yang biasa diarahkan kepada media. Menyangkut konten, yang dikomunikasikan ialah informasi atau pesan. Selanjutnya jika terjadi respon oleh komunikan maka bisa terjadi suatu proses kegiatan balik yang disebut dengan istilah umpan-balik atau feedback. Menyangkut proses, selain penyampaian pesan yang juga bisa disebut sebagai stimulus dengan hasil komunikasi berupa umpan-balik yang juga bisa disebut sebagai respon, terkadang terdapat pula gangguan atau noise. Gangguan bisa muncul pada semua pelaku komunikasi atau dihasilkan oleh lingkungan komunikasi, atau dalam hal pemaknaanya. Dalam hal ini demi mudahnya ilmu komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah cabang dari ilmu sosial yang mempelajari setiap aspek yang terkait dengan komunikasi antara seluruh pelaku yang terlibat di mana di dalamnya termasuk konten dan proses komunikasi yang muncul. Berdasarkan definisi sederhana ini dapatlah dipahami kaitan antara ilmu sosial + sosiologi dan ilmu komunikasi. Pada dasarnya ilmu komunikasi merupakan bagian dari ilmu sosial, di mana ilmu sosial cukup banyak mendapatkan sumbangan kajian sosiologi. Fit Yanuar, S.ISIP., Maret. 11

12 Daftar Pustaka Soerjono Soekanto, Sosiologi - Suatu Pengantar (Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2003). Kamanto Sunarto (ed.), Pengantar Sosiologi Sebuah Bunga Rampai (Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1985). Drs. A. Susanto, M.Pd., Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis (Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2011). George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (Penerbit Kencana Prenada, Jakarta, 2010). Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. dan Bambang Q-Anees, M.Ag., Filsafat Ilmu Komunikasi (Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2011). Katherine Miller, Communication Theories Perspectives, Processes, and Contexts (McGraw-Hill, Singapore, 2005). 12

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING Modul ke: Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Pengertian Sosiologi Sosiologi Komunikasi

Lebih terperinci

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli:

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: 1. Soerjono Soekanto : sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari

Lebih terperinci

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Ruang Lingkup Sosiologi komunikasi Fakultas Komunikasi Program Studi Hubungan Masyaraakt TatapMuka Kode MK DisusunOleh 01 85005 Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI POKOK BAHASAN Batasan sosiologi Memahami dan menjelaskan batasan sosiologi Ruang lingkup sosiologi Memahami dan menjelaskan ruang lingkup sosiologi

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1213 Psikologi Dakwah Hubungan Psikologi dakwah Sosiologi Hubungan Psikologi dakwah dengan Psikologi Sosial Minggu 4 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD

Lebih terperinci

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. SOSIOLOGI Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. Bacaan a.l. : 1. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto Sosiologi ; Teks Pengantar & terapan (2004) 2. Soeryono Soekanto Sosiologi ; Suatu Pengantar ( 2006) 3. Kamanto

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH Pokok Bahasan : Perkembangan teori sosiologi dan antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan mengenai perkembangan teori sosiologi dan antropologi. 1. Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 1 & 2 Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2 DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Berhubungan dengan ilmuwan Perancis bernama Auguste Comte (1789-1857) yang dengan kreatif menyusun

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Istilah sosiologi berasal dari kata. a. socius dan logos b. society dan logous c. social dan logo d. sosio dan

Lebih terperinci

Facebook :

Facebook : 1 Nama : Dian Silvia Ardasari Tetala : Baso, 4 Desember 1983 Pendidikan : Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia Status : Istri dari Chairul Hudaya Ibu dari Naufal Ghazy Chairian (3,5 th) dan Naveena

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi

Sosiologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 01 85005 Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Abstract Pembahasan tentang

Lebih terperinci

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41 Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep 2011 17:41 A.manusia sebagai individu dan makhluk sosial 1.manusia sebagai makhluk individu Adalah manusia yang berdiri sendiri dan bersifat

Lebih terperinci

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah

Lebih terperinci

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik Pokok Bahasan Pada umumnya, dalam dunia ilmu pengetahuan orang mencoba untuk melihat dan menjelaskan suatu fenomena sosial menggunakan alur dan logika

Lebih terperinci

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. Pertemuan 1 MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Ruang Lingkup Sosiologi komunikasi DESKRIPSI Pokok bahasan ruang lingkup sosiologi membahas tentang pengertian sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki akal, senantiasa berusaha mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Pada mulanya, semua

Lebih terperinci

PENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA

PENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA PENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA PENGERTIAN SOSIOLOGI Secara terminologi berasal dari B. Yunani, yakni Socius dan Logos, Socius berarti kawan, berkawan ataupun bermasyarakat, sedangkan logos berarti

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si Pengantar Sosiologi Yesi Marince.S.IP., M.Si PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Dahulu semua ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Sosiologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI POLITIK

PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI POLITIK PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI POLITIK Disampaikan Pada Mata Kuliah SOSIOLOGI POLITIK Dosen: TATIK ROHMAWATI, S.IP.,M.Si. 24/09/2013 HandOut Sosiologi Politik 1 DEFINISI SOSIOLOGI 1.

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Sejarah perkembangan sosiologi. DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

Sejarah perkembangan sosiologi. DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si Sejarah perkembangan sosiologi DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si Sejarah perkembangan sosiologi Tiga Tahap Perkembangan Ilmu Sosiologi Sosilogi sebelum Auguste Comte Sosiologi Auguste Comte Sosiologi sesudah

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi 1. Konsep individualitas, menurut Thomas, menunjukan bahwa a. Manusia dan masyarakat tidak terpisah b. Unsur-unsur manusia terpisah-pisah c. Manusia memiliki keutuhan

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT DEFINISI SOSIOLOGI: Studi sistematis tentang: Perilaku social individu-individu Cara kerja kelompok social,

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Slamet Widodo Kita terlalu sering menggunakan istilah ilmu pengetahuan, bahkan sejak kecil kita mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KOMUNIKASI KODE: FIF 349 SEMESTER : V

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KOMUNIKASI KODE: FIF 349 SEMESTER : V RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KOMUNIKASI KODE: FIF 349 SEMESTER : V Disusun oleh Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pemberdayaan Komunitas

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pemberdayaan Komunitas MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI A Profesional Pemberdayaan Komunitas Pedagogik Penelitian Tindakan Kelas PENYUSUN Lilik Tahmidaten, S.Sos., M.A.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KHALAYAK Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI KHALAYAK Ilmu sosiologi mengenal istilah interaksi

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi

Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi Sofyan Sjaf Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dalam sepanjang sejarahnya telah terbukti mampu membedah dan menganalisis kejadian atau fenomena sosial yang hadir dalam

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL 1. Hubungan Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks. Jalinan

Lebih terperinci

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Sosiologi Socius Logos Socius : teman atau kawan yang membentuk masyarakat (Latin) Logos : Ilmu (Yunani) Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Saling membutuhkan karena makhluk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah 174 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah Marx yang mengulas arsitektural pemerintahan sebagai objek material membuahkan hasil yang menunjukkan pemerintahan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial MODUL PERKULIAHAN Sistem Sosial FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 2 Abstract Dalam pokok bahasan ini adalah memperkenalkan

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya 36 BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF A. Teori Konflik Kehidupan sosial dan konflik merupakan gejala yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, konflik merupakan gejala yang selalu melekat

Lebih terperinci

ini. TEORI KONTEKSTUAL

ini. TEORI KONTEKSTUAL TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Filsafat Dakwah Kode MK : FDK 14105 Bobot / Semester : 2 sks / IV Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Dinno Mulyono, S.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016

Dinno Mulyono, S.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Dinno Mulyono, S.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016 Silabus Perkuliahan Pertemuan I : Definisi Sosiologi Antropologi Pendidikan Pertemuan II : Ruang Lingkup Sosiologi

Lebih terperinci

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah Pendahuluan Sudah menjadi suatu hal yang lazim dalam pembahasan sebuah konsep dimulai dari pemaknaan secara partikuler dari masing-masing

Lebih terperinci

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran ix Tinjauan Mata Kuliah F ilsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara filsafat, yakni mengkaji hukum hingga sampai inti (hakikat) dari hukum. Ilmu hukum dalam arti luas terdiri atas dogmatik hukum,

Lebih terperinci

Membaca Sosiologi dan Sosiologi Pedesaan sebagai Ilmu Pengetahuan

Membaca Sosiologi dan Sosiologi Pedesaan sebagai Ilmu Pengetahuan http://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membaca-sosiologi-dan-sosiologi-pedesaan-sebagai-ilmu -pengetahuan/ Membaca Sosiologi dan Sosiologi Pedesaan sebagai Ilmu Pengetahuan Sofyan Sjaf Umumnya, sebagian

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH SUMBANGAN FILSAFAT TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mampu menunjukkan batas-batas: Ontologi Epistemologi aksiologi Melahirkan ilmuwan yg

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern. BAB II LANDASAN TEORI Penelitian dan penulisan sejarah yang baik menurut sejarawan melengkapi dirinya dengan teori dan metodologi sejarah selain historiografi yang menyajikan cerita sejarah sebagai uraian

Lebih terperinci

Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan

Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan M A K A L A H Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : SOSIOLOGI PENDIDIKAN Dosen : Dr. H. Thomas Widodo Disusun oleh : KELOMPOK IV Ajiz Sulaeman 072125020 Eka Haryanti

Lebih terperinci

BAB I ORIENTASI SOSIOLOGI A. Pendahuluan Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri sebab telah memenuhi segenap unsur ilmu

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan Ilmu komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro 0823 7373 8962 PENGENALAN ILMU SOSIAL DASAR Pengantar ISD Sumber dari semua ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Sosiologi dan Antropologi

Sosiologi dan Antropologi RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK i LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peranan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan? 2. Bagaimana perkembangan ilmu geografi? 3. Apa

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Media Massa dan Proses Sosialisasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Sosialisasi dan Agen

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN 2 TM 12 Indikator: 1. Mampu melakukan kajian dalam3 berbagai

Lebih terperinci

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi

Lebih terperinci

SILABUS. Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506

SILABUS. Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1-PSIKOLOGI SILABUS Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506 Bobot : 2 SKS 1. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. (0461)

Lebih terperinci

PENGETAHUAN FILOSOFIS

PENGETAHUAN FILOSOFIS Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 PENGETAHUAN FILOSOFIS Mata Kuliah: Filsafat Ilmu Sosial Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 2 Secara Harfiah: Berasal dari bahasa Yunani philein artinya cinta dan sophia

Lebih terperinci

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi

Lebih terperinci

TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL

TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL Perubahan sosial merupakan sebuah keniscayaan yang berlangsung tidak terbendung dalam kehidupan. Baik perubahan yang cepat maupun lambat. Berbagai factor yang mendasarinya.

Lebih terperinci

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL A. FUNGSIONALISME STRUKTURAL Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasanya yang dikaitkan dengan teori, korelasi pembahasan penelitian dengan teori dan juga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS 17 BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Ralf Dahendrof. Karena, teori Dahendrof berhubungan dengan fenomena sosial masyarakat salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu PENGANTAR METODE PENELITIAN Pertemuan Kesatu Perkembangan ilmu sosial Logos Mitos MITOS 500 SM di daerah Miletos, Asia Minor, seorang bernama Thales berpendapat bahwa alam semesta ini terbuat dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI 1 Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan dapat : a. Dapat menjelaskan sosiologi sebagai ilmu dan metode dalam mengkaji fenomena social b. Dapat menggambarkan konsep-konsep realitas social budaya

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan 31 BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF A. TEORI KONFLIK Ralf Dahrendorf melihat proses konflik dari segi intensitas dan sarana yang digunakan dalam konflik. Intensitas merupakan sebagai tingkat

Lebih terperinci

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 SOSIOLOGI POLITIK oleh : Yesi Marince, M.Si 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Auguste Comte, ahli filsafat bangsa Perancis adalah bapak sosiologi dunia. Sosiologi

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami hakikat pendidikan serta mampu menganalisis proses pendidikan dalam masyarakat sebagai sarana sosial dan budaya POKOK

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan Pengertian,

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN Modul ke: 14Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN BAB XIII Metode Penelitian KUALITATIF Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Menurut Banister, dkk (1994) penelitian

Lebih terperinci

Perspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Perspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Perspektif / Paradigma Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. PARADIGMA Sebagai suatu konsep, istilah paradigma (paradigm) pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya

Lebih terperinci