PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Skripsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Skripsi"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) HONEY BASED DRINKS PRODUCT DEVELOPMENT FOR TEENAGERS USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh: Nama : ERLIN NIM : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2006

2 PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) HONEY BASED DRINKS PRODUCT DEVELOPMENT FOR TEENAGERS USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD Oleh: ERLIN Laporan ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan sidang penguji pada tanggal 20 Oktober 2006 Semarang, 20 Oktober 2006 Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Mengetahui, Dosen Pembimbing 1 Dekan Prof. Dr. Ir. Budi Widiarnarko, MSc V. Kristina Ananingsih, ST, MSc Dosen Pembimbing 2 Dipl-Ing Fifi Sutanto-Darmadi

3 RINGKASAN Madu adalah bahan makanan alami yang memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan Madu adalah cairan kental berasa manis, berwarna kuning yang dihasilkan oleh lebah. Sekarang ini, kebanyakan produk minuman berbasis madu yang sudah ada di pasaran masih sangat sederhana. Pengembangan produk baru dari produk madu sangatlah prospektif dan menantang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk minuman berbasis madu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen (siswa-siswi SLTP dan SMU) dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). QFD adalah metode pengembangan produk terstruktur yang diakomodasikan untuk menspesifikasikan keinginan dan kebutuhan konsumen dan menterjemahkan karakteristik produk. Studi ini terdiri dari beberapa komponen meliputi (1) pemetaan dari produk yang eksis (2) survei keinginan dan kebutuhan konsumen (3) konstruksi matrik interaksi berdasarkan metode Delphi (4) konstruksi Rumah Mutu fase 1. Menurut hasil survei dan Delphi, kandidat produk minuman berbasis madu yang akan dikembangkan adalah : (a) produk madu murni dengan suplemen, cair, kuning muda, jenih, tidak berbau, kemasan botol plastik, 250 ml, kuning keemasan, sarang lebah, harga Rp Rp (b) produk madu murni dengan buah, kuning kecoklatan, keruh, kemasan tetrapack, 100 ml, kuning lebah, harga Rp Rp (c) produk madu murni dengan produk lebah lain, kuning, kemasan sachet, 500 ml, putih, cairan madu, harga Rp Rp (d) produk madu murni dengan perasa, kemasan gelas, 50 ml, biru dan harga Rp Rp Dari kandidat tersebut produk yang lebih potensial adalah produk madu murni dengan tambahan suplemen (jahe), bentuk cair, jernih dan tidak berbau dengan volume 250 ml (botol plastik), gambar kemasan cairan madu (kuning keemasan) yang dilengkapi dengan informasi nutrisi dan harga Rp Rp ini merupakan karakteristik yang disukai oleh panelis. Dalam Rumah Mutu fase 1 yang memiliki hubungan kuat adalah (1) jenis madu dan bahan baku, kekentalan, warna, kejernihan, rasa dan bau. (2) bentuk cair dan bahan baku, kekentalan. (3) warna kuning muda dan bahan baku, warna. (4) penampilan jernih dan bahan baku, kejernihan. (5) rasa manis dan rasa. (6) aroma tidak berbau dan bau. (7) suplemen dan kejernihan, rasa, bau. (8) Ukuran kemasan dan ukuran. (9) warna kemasan dan desain, penampilan kemasan. (10) gambar berhubungan dan desain. (11) informasi dan labeling. (12) harga dan bahan baku. Sedangkan yang memiliki hubungan lemah adalah (1) bentuk cair dan warna, rasa. (2) kuning muda dan rasa. (3) rasa manis dan kekentalan. (4) suplemen dan harga. (5) botol plastik dan labeling. (6) ukuran kemasan dan labelling, eye cathing. (7) warna, gambar dan eye cathing.

4 SUMMARY Honey is a natural food stuff with has many benefit for you health. Honey is a sweet and thick liquid with yellowes color produces by bees. At present, several honey based drinks product are already in the market still simple in term of product variation. New product development of honey product is there for very prospective and yet challenges. The aim of this research is to develop honey based drink product that suit consumers needs and want (junior and senior high school students) using Quality Function Deployment (QFD) method. QFD is a structured product development methods which accomodateds wants and needs of consumers and translate them into product characteristic. This study was composed of for component including (1) mapping of the exesting product, (2) survey of consumers need and wants, (3)construction of interaction matric based on a Delphi session, (4) construction of House of Quality phase 1. According to the survey and a Delphi session for candidates of honey based drinks to be developed are (a) pure honey product with supplement, liquid, yellow,clear, odorless,the package is plastic bottle, 250 ml, golden yellow, bees, and price Rp 1,000 to Rp 5,000; (b) pure honey product with fruit, brown yellow, clearless, the package is a tetrapack, 100ml, yellow, bees and price Rp 6,000 to Rp 10,000; (c) pure honey product with bees product, yellow, the package is sachet, 500 ml, white, liquid honey and price Rp 21,000 to Rp 25,000; (d) pure honey product with essens, white, glass package, 50 ml, blue and price Rp 11,000 to Rp 15,000. From this candidates the most potential product can be purposed ie. pure honey product with supplement (ginger, etc), liquid, clear, and odorless with surving volume of 250 ml (plastic bottle) on the packaging image of liquid honey (golden yellow) was purposed completed with nutrition information and price of Rp 1,000 Rp 5,000 are characteristic favored by panelist. In the House of Quality phase 1 there are strong relation between (1) type of honey and raw material, thickness, color, clearness, taste odor. (2) liquid form and raw material, viscosity. (3) light yellow color and raw material, color. (4) clearness looks and raw material, clearness. (5) sweet taste and taste. (6) odorless and odor. (7) suplement and learness, taste, odor (8) package size and size. (9) color of design and design, packages looks. (10) packages picture and design. (11) information and labeling. (12) price and with raw material. While weak relationship between (1) liquid form and color, taste. (2) light yellow and taste. (3) sweet taste and viscosity. (4) suplement and price. (5) bottle plastic and labelling. (6) package size and labelling, eye cathing. (7) color, picture and eye cathing.

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih, karunia, dan penyertaannya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini dengan judul: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD). Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknologi pangan. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Namun berkat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari beberapa pihak, akhirnya penulis mampu menyelesaikan laporan hingga selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. V. Kristina Ananingsih, ST, Msc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian 2. Prof. Dr. Ir. Budi Widiarnarko, MSc selaku Dosen Pembimbing Dipl-Ing Fifi Sutanto-Darmadi selaku Dosen Pembimbing Semua Dosen Fakultas Teknologi Pertanian yang selama ini telah memberikan ilmu kepada penulis. 5. Keluarga tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan baik secara moral dan materi kepada penulis dalam menempuh pendidikan. 6. Yenny, Yoab, Sofa, Mei, Winny, Anita, Pamelia, Nova, dan Wulan yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua teman teman angkatan 2002 yang selama ini telah banyak membantu penulis. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan membalas kebaikan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan bagi penulis dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi adik adik kelas yang akan datang. Semarang, Oktober 2006 Penulis

6 DAFTAR ISI Abstrak... Summary... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi vii 1. Pendahuluan Materi dan Metoda Tempat dan Waktu Penelitian Sampel atau Responden Proses Penelitian Survey Pendahuluan Identifikasi Keinginan Konsumen Pemilihan Kandidat Produk Minuman Madu Metode Delphi Untuk Matrik Interaksi Metode Delphi Untuk Rumah Mutu fase Analisa Data Hasil Penelitian Peta Produk Minuman Madu Karakteristik Produk yang Diinginkan Konsumen Analisa Fisik Produk Minuman Madu Analisa Sensoris Produk Minuman Madu Analisa Kemasan Produk Minuman Madu Harga Produk Minuman Madu Empat Kandidat Karakteristik Produk Minuman Madu Matrik Interaksi Rumah Mutu fase Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran 50

7 DAFTAR TABEL Tabel 1. Produk produk Minuman Madu di Pasaran. 13 Tabel 2. Empat Peringkat Teratas Karakteristik Produk Minuman Madu yang Diinginkan Konsumen 25 Tabel 3. Kandidat Produk yang Diinginkan Oleh Konsumen. 27 Tabel 4. Matrik Interaksi Produk Minuman Madu.. 28

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Matrik Interaksi Gambar 2. Rumah Mutu.. 6 Gambar 3. Diagram Alir Proses Penelitian.. 9 Gambar 4. Jenis Produk yang Disukai Konsumen.. 15 Gambar 5. Betuk Produk yang Disukai Konsumen. 16 Gambar 6. Warna Produk yang Disukai Konsumen 16 Gambar 7. Penampilan Produk yang Disukai Konsumen 17 Gambar 8. Rasa Produk yang Disukai Konsumen.. 17 Gambar 9. Aroma Produk yang Disukai Konsumen 18 Gambar 10. Variasi Produk yang Disukai Konsumen 18 Gambar 11. Grafik Suplemen Produk yang Disukai Konsumen. 19 Gambar 12. Bentuk Kemasan yang Disukai Kosumen Gambar 13. Bahan Kemasan Botol yang Disukai Konsumen 20 Gambar 14. Bahan Kemasan Gelas yang Disukai Konsumen 20 Gambar 15. Bahan Kemasan Sachet yang Disukai Konsumen Gambar 16. Bahan Kemasan Tetrapack yang Disukai Konsumen.. 21 Gambar 17. Ukuran Kemasan yang Disukai Konsumen Gambar 18. Warna Kemasan yang Disukai Konsumen.. 22 Gambar 19. Gambar Kemasan yang Disukai Konsumen Gambar 20. Informasi Kemasan yang Disukai Konsumen 23 Gambar 21. Harga Produk.. 24 Gambar 22. Rumah Mutu fase 1. 31

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Produk Lampiran 2. Kuesioner Pengembangan Produk Madu Lampiran 3. Perhitungan Jumlah Responden Lampiran 4. Hasil Kuesioner Lampiran 5. Matrik Interaksi Lampiran 6. Rumah Mutu fase 1

10 1. PENDAHULUAN Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia jauh sebelum mengenal gula (Suranto, 2004). Madu merupakan produk perlebahan, karena sifatnya alamiah dan memang telah diciptakan untuk manusia sebagai perawatan kesehatan, namun banyak orang yang tidak yakin akan khasiat produk perlebahan sebagai makanan kesehatan yang mampu merawat dan mencegah penyakit (Djaja, 2003). Madu sangat banyak manfaatnya, madu alami sangat bernilai dalam menghasilkan energi, juga merupakan satu-satunya gula yang mudah dicerna, hanya dalam waktu singkat madu alami dapat diserap dalam tubuh untuk memulihkan tenaga. Madu bisa digunakan sebagai bahan makanan atau minuman, obat-obatan dan keperluan industri (Purbaya, 2002). Empat Macam Produk Perlebahan yaitu : 1. Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh lebah. 2. Pollen / tepung sari adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan atau serbuk sari bunga yang dikumpulkan oleh lebah sebagai cadangan makanan. 3. Royal jelly adalah cairan pekat berwarna putih susu dan berbau tajam, rasanya agak asam dan agak pahit. Cairan ini merupakan makanan yang diproduksi melalui proses metabolisme dari bahan baku madu yang selanjutnya dikeluarkan lewat kelenjar kerongkongan lebah. 4. Propolis adalah getah yang berwarna coklat yang digunakan untuk menempelkan sel-sel pembentuk sarang lebah, propolis masih jarang atau sulit ditemukan. (Purbaya, 2002 & Suranto, 2004). Tahapan untuk menghasilkan madu adalah mengumpulkan nektar dari mahkota bunga, ematangkan madu di dalam sarang lebah, mengupas madu dari sarang lebah, menyortir madu, pemanasan, ekstraksi madu, menyaring madu dan mengisi madu dalam kemasan (Purbaya, 2002 ; Suranto, 2004). Bahan baku madu disebut dengan nektar. Nektar adalah cairan manis di mahkota bunga atau bagian lain dari suatu tumbuhan tertentu seperti pucuk daun. Nektar kemudian diubah menjadi cairan kental sebagai bahan

11 makanan utama lebah atau tawon. Bahan makanan utama inilah yang diambil manusia untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan bergizi. Madu mengandung 17% air, 40 % fruktosa, 34 % dekstrosa, 2 % sukrosa, 2 % dekstrin, silika, tembaga, mangan, klorin, kalsium, kalium, fosfor, sulfur, magnesium, ferum, vitamin B1, vitamin B2 dan niasin (Purbaya, 2002). Kualitas madu ditentukan oleh warna madu, citarasa madu, jenis madu, komposisi madu dan jumlah kadar air. Madu yang baik adalah yang mengandung kadar air 17,5%. Citarasa ditentukan oleh glukosa, gula, alkaloid. Madu alami umumnya memiliki citarasa dan aroma yang khas (tersendiri). Aroma khas madu umumnya tajam atau kuat. Warna madu bervariasi dari hitam, coklat gelap hingga putih. Warna ditentukan oleh kandungan mineral, jenis tanaman asal, cara pengolahan seperti ekstraksi madu dan pemanasan. Semakin gelap warna maka aroma akan semakin tajam. (Suranto, 2004). Kebanyakan konsumen (terlebih Indonesia) lebih menitikberatkan pada kejernihan dan kemurnian sebagai tingkat atau tolok ukur mutu madu sehingga warna madu yang lebih terang, jernih, bening akan lebih disenangi. Madu sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk larutan dalam air supaya komponen lebih mudah diserap ke dalam pembuluh darah (Purbaya, 2002). Faktor lain yang menentukan kualitas madu adalah jenis lebah, jenis bunga, iklim dan musim (Suranto, 2004). Kualitas produk menentukan harga madu, madu yang berkualitas tinggi harganya mahal. Harga perkilogram bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Harga madu ditentukan oleh sumber nektar, madu yang berasal dari sumber nektar yang sulit dijumpai harganya akan lebih tinggi. Madu memiliki harga yang cukup mahal, satu botol besar yang berisi madu cair sudah mencapai Rp ,- atau Rp ,- (Purbaya, 2002). Madu harus disimpan di tempat kering (tidak lembab) dan tertutup agar tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Madu sebaiknya disimpan pada suhu 20 C- 24 C atau suhu kamar (White & Doner, 1980 ; Sumoprastowo & Suprapto, 1980). Penyimpanan madu tidak boleh menggunakan wadah yang terbuat dari besi atau logam. Penyimpanan madu dalam wadah yang terbuat dari besi akan menyebabkan reaksi kimia antara wadah

12 dan asam asam organik yang dapat menghasilkan senyawa yang bersifat racun. Penyimpanan yang paling bagus adalah dalam wadah yang terbuat dari kaca seperti gelas atau botol selain itu juga dapat disimpan dalam wadah yang dilapisi stainlesstell atau wadah yang terbuat dari plastik (Suranto, 2004). Pada umumnya madu yang asli berwarna kuning tua / agak kecoklatan dan warnanya terang (tidak keruh) atau nyata kebeningannya, cairannya kental dan citarasanya manis, tidak ada rasa asam sama sekali. Produk madu yang ada di pasaran sekarang ini sudah banyak jenisnya dari bentuknya yang kental hingga cair, dengan tambahan esen buah, dengan tambahan produk lebah lain. Untuk membedakan jenisnya, biasanya akan disebutkan berdasarkan nama jenis bunga yang dihisap oleh lebah, misalnya madu bunga kelengkeng (dari putik bunga kelengkeng) (Purbaya, 2002). Madu umumnya memiliki rasa manis, nilai gizinya tinggi, dan sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Setiap orang dapat mengkonsumsi madu dari anak-anak, dewasa sampai manula, tapi kebanyakan anak-remaja sulit mengkonsumsi madu (Anonim, 2004). Di Indonesia, penggunaan madu untuk pengobatan telah ada sejak lama tetapi penelitian tentang madu masih sangat sedikit. Di luar negeri madu sudah banyak diteliti dan dikembangkan secara intensif. Sebagai komoditas, madu dan produk turunannya telah diproduksi dan dipasarkan dengan sentuhan baik. Di Indonesia, kebanyakan produk madu yang beredar di pasaran dikemas dengan penampilan yang kurang menarik. Beberapa negara mempunyai ciri yang unik dalam memproduksi madu dan bahan makanan berbahan dasar madu (Suranto, 2004). Sampai saat ini konsumsi madu penduduk Indonesia hanya 15 gram/kapita/tahun. Angka ini jauh di bawah konsumsi madu masyarakat di negara-negara berkembang yang mencapai 70 gram/kapita/tahun, sedangkan masyarakat di negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, dan AS tingkat konsumsi madu mencapai gram/kapita/tahun (Rusfrida, 2006). Di Indonesia, kebanyakan madu hanya digunakan untuk pengobatan, penambah suplemen pada produk minuman atau makanan seperti Hemaviton, Fit Up, Exta Joss, Kratingdaeng, sedangkan di luar negeri pemanfaatan madu sudah melebar pada jenis

13 produk konsumsi lainnya seperti madu dicampur dengan bawang puith (Sri Lanka), madu dicampur dengan jamur lingzhi (Cina), madu dicampur dengan jahe (Australia), madu dicampur dengan kacang-kacangan (Yunani) (Suranto, 2004). Di Indonesia, produk madu itu sendiri masih kurang bervariasi, belum ada nilai tambahan (herbal) yang memiliki manfaat sangat banyak bagi kesehatan dan kebanyakan produk madu dikemas dalam kemasan yang kurang menarik sehingga peminat pembeli kurang, karena produk madu masih sangat sederhana maka terbuka peluang untuk mengembangkan suatu produk minuman berbasis madu yang memiliki nilai tambah bagi kesehatan. Faktor yang menentukan pengembangan suatu produk adalah tingkat kecocokan antara produk dengan kebutuhan konsumen, karena itu memerlukan suatu pendekatan yang berorientasi kepada konsumen dalam proses pengembangan produk. (Benner et al., 2003). Salah satu metode yang dapat membantu suatu industri pangan dalam melakukan pendekatan kepada konsumen adalah metode QFD. Quality Function Deployment (QFD) adalah penterjemahan secara sistematik suara konsumen (voice of customer) oleh perusahaan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, berdasarkan matriks dengan membandingkan apa (what) yang diinginkan konsumen dengan bagaimana (how) perencanaan perusahaan untuk menciptakan produk tersebut. Matriks dasar ini dapat diperluas untuk menyediakan informasi kepada produsen, dan dapat diurutkan untuk mengidentifikasi parameter-parameter proses yang harus dikontrol untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen (Anonim, 2005). QFD merupakan suatu metode pengembangan produk terstruktur yang dikembangkan oleh tim pengembang untuk menspesifikasi keinginan atau kebutuhan konsumen, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem produksi dalam menentukan dampak dan realisasi dari kebutuhan tersebut. QFD dapat menurunkan waktu desain produk sampai dengan 40% dan menurunkan biaya desain produk sampai dengan 60%. Hal ini dapat terwujud karena QFD dapat meningkatkan komunikasi lebih awal diantara tim yang terlibat dalam proses pengembangan (Benner et al, 2003). QFD yaitu mengidentifikasi keinginan atau kebutuhan konsumen, menentukan derajat kepentingan dari keinginan

14 konsumen, menterjemahkan keinginan konsumen menjadi karakteristik pengembangan mutu, menentukan nilai hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik mutu, menentukan target dari tiap karakteristik pengembangan mutu. QFD hanya merupakan sebuah tahap dalam proses pendefinisian produk yang dapat mengatasi kekurangan pada produk yang sudah ada saat ini (Poerwanto & Zabidi, 2006). Matrik dasar dari metode QFD adalah Matrik Interaksi dan matrik utama dari metode QFD adalah Rumah Mutu. Matrik interaksi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik produk yang diinginkan konsumen dengan aspek teknis produksi. Aspek teknis produksi meliputi bahan baku, bahan tambahan makanan, proses produksi, mesin dan peralatan produksi, bahan kemasan, pengemas primer dan sekunder, distribusi, display dan harga. Matrik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara keinginan konsumen dengan aspek teknis produksi dengan pemberian angka antara 1-4. Angka 1 diartikan bahwa karakteristik produk sulit diterapkan, angka 2 diartikan bahwa karakteristik produk agak mudah diterapkan, angka 3 diartikan bahwa mudah diterapkan dan angka 4 sangat mudah diterapkan (Benner et al., 2003). Aspek Teknis Produksi Karakteristik Produk Interaction Matrix Gambar 1. Matrik Interaksi Dari Matrik Interkasi dapat dilanjutkan dengan Rumah Mutu, dinamakan rumah mutu karena penampilannya menggunakan struktur seperti atap yang menyerupai rumah. Rumah Mutu terdiri dari beberapa bagian dan setiap bagian berisi informasi mengenai suatu produk. Tujuan dari rumah mutu adalah menterjemahkan permintaan konsumen sampai dengan kriteria-kriteria suatu produk. (Benner et al., 2003).

15 Correlation Matrix Product Requirements (HOW) Customer Wants (What) Importance Rating Relationship Matrix Gambar 2. Rumah mutu Konstruksi Rumah Mutu dimulai dengan penentuan Customer Wants, sering disebut dengan What, Bagian ini digunakan untuk mendengarkan suara konsumen atau karakteristik mutu dari suatu produk. Bagian ini biasanya diambil dari survey pasar. Importance Rating dapat membantu dalam mengatur prioritas untuk proses pengembangan produk dan memberikan pedoman untuk mengalokasikan sumber yang penting. Bagian yang atas dari Rumah Mutu adalah Product Requirement, Product Requirement sering disebut dengan How, dimana memberikan gambaran teknis tentang bagaimana cara untuk mewujudkan permintaan konsumen dalam menghasilkan suatu produk atau mensubtitusi karakteristik mutu dan mengartikan dari bahasa konsumen menjadi bahasa teknis (Benner et al., 2003). Bagian tengah dari Rumah Mutu menggambarkan hubungan dan kekuatan antara setiap What dan How, hubungan itu digambarkan dengan sebuah angka. Semakin besar angka yang diberikan maka semakin kuat hubungannya. Angka 1 adalah hubungan antara What dan How lemah, angka 2 adalah hubungan antara What dan How sedang, angka 3 adalah hubungan antara What dan How kuat. Correlation Matrix diletakkan di atap Rumah Mutu, Correlation Matrix menggambarkan korelasi antar How dan menunjukkan pengaruh dari setiap How. Korelasi ini digambarkan dengan memberikan angka pada interaksi antara How dengan How yang lain. Korelasi positif adalah satu

16 How mendukung How yang lain. Korelasi negatif adalah satu How memberikan pengaruh yang merugikan bagi How yang lain (Benner et al, 2003; Graf & Sam, 1991). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk minuman berbasis madu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deplyoment). Konsumen yang digunakan adalah anak remaja berumur tahun (SLTP dan SMU).

17 2. MATERI DAN METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei, yang bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen (siswa SLTP dan SMU) terhadap produk minuman berbasis madu berdasarkan jenis produk, bentuk produk, rasa produk, penampilan produk, aroma produk, variasi produk, suplemen produk dan kemasan produk. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari 1 populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Adriyani et al, 2000) Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan ada 2 yaitu survey pendahuluan dan indentifikasi keinginan konsumen. Survey pendahuluan bertujuan untuk membuat peta produk minuman berbasis madu yang ada di beberapa pasar swalayan meliputi SriRatu Pemuda, Ada Siliwangi, Hero Puri Anjasmoro, Makro dan Gelael, survey ini dilakukan pada bulan Januari Sedangkan identifikasi keinginan konsumen bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk minuman berbasis madu, identifikasi ini dilakukan di Gereja GBT Kristus Alfa Omega Jalan Gajah Mada Semarang. Penelitian dilakukan selama bulan Febuari 2006 terhadap anak remaja yang bersekolah di SLTP dan SMU Semarang Sampel atau Responden Responden dipilih menggunakan teknik Snowball sampling yaitu pengambilan sampel secara berantai. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan wawancara terhadap suatu kelompok responden yang relevan dan untuk selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menunjukkan calon responden yang berikutnya (Bowling, 1997). Responden yang dipakai adalah anak remaja yang berusia tahun sebanyak 135 orang. Untuk mengetahui berapa jumlah responden yang digunakan, sebelumnya dilakukan wawancara kepada 20 responden kemudian dihitung dan akan diketahui jumlah responden yang seharusnya dipilih. Perhitungan : p = jumlah responden yang menyatakan setuju terhadap produk jumlah responden keseluruhan (20 orang)

18 q = jumlah responden yang menyatakan tidak setuju terhadap produk jumlah responden keseluruhan (20 orang) 2 B Nxpxq D = n = 4 N 1 D + pxq B : Batas tertinggi kesalahan sampling D : Tingkat kepercayaan N : Jumlah responden dalam populasi n : Jumlah responden yang digunakan (Supranto, 2000) ( ) ( ) 2.3. Proses Penelitian Tahapan proses penelitian yaitu survey pendahuluan, identifikasi keinginan konsumen, pemilihan empat kandidat karakteristik produk, metode delphi untuk matrik interaksi dan metode Delphi untuk rumah mutu fase 1. Survey pendahuluan Peta produk Identifikasi keinginan konsumen Karakteristik produk yang diharapkan konsumen Pemilihan kandidat karakteristik produk Empat kandidat karakteristik produk Metode Delphi Matrik Interaksi Metode Delphi Rumah Mutu fase 1 Keterangan : : Proses Penelitian : Informasi : Hasil Penelitian Gambar 3. Diagram Alir Proses Penelitian

19 Survey Pendahuluan Survey pendahuluan dilakukan dengan cara memetakan produk yang ada di pasaran. Pemetaan bertujuan untuk mengetahui peluang pengembangan produk minuman madu. Pemetaan peluang pengembangan produk ini didasarkan pada jenis produk, bentuk produk, jumlah produk dan tingkatan umur konsumen Identifikasi Keinginan Konsumen Identifikasi keinginan konsumen dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang memuat beberapa kelompok pertanyaan yaitu analisa fisik meliputi jenis produk, bentuk produk, warna produk, penampilan produk; analisa sensoris meliputi rasa produk, aroma produk, variasi produk, suplemen produk; analisa kemasan meliputi ukuran kemasan, jenis kemasan, warna kemasan, gambar kemasan, informasi kemasan; dan harga produk Pemilihan Kandidat Produk Minuman Berbasis Madu Hasil dari identifikasi keinginan konsumen selanjutnya digunakan untuk menentukan empat kandidat peringkat teratas karakteristik produk yang diharapkan konsumen yang di dalam penjelasan QFD dikenal dengan Consumers Demands. Jumlah yang didapat dari masing-masing pertanyaan kemudian dipersentasekan dan dari hasil persentase kemudian diambil empat nilai persentase yang paling tinggi Metode Delphi untuk Matrik Interaksi Hasil dari empat peringkat teratas karakteristik produk yang diharapkan konsumen kemudian diseleksi untuk menentukan satu produk dengan menggunakan metode Delphi, yaitu suatu prosedur untuk memperoleh dan menyaring opini-opini dari sebuah kelompok panel ahli (Ulfa, 2004). Matrik Interaksi dilakukan dengan menginteraksikan karakteristik produk yang diharapkan konsumen (What) dengan aspek teknis produksi yang relevan. Metode ini dilakukan dengan pemberian angka dari 1 sampai dengan 4. Angka 1 diartikan bahwa interaksi tersebut sangat sulit diterapkan, angka 2 diartikan bahwa interaksi tersebut sulit untuk diterapkan, angka 3 diartikan bahwa interaksi tersebut mudah untuk diterapkan dan angka 4 diartikan bahwa interaksi tersebut sangat mudah untuk diterapkan. Dari angka-angka tersebut kemudian dirata-rata dan diambil yang nilainya paling tinggi.

20 2.3.5 Metode Delphi untuk Rumah Mutu fase 1 Metode yang digunakan dalam Rumah Mutu fase 1 adalah metode Delphi. Satu kandidat produk yang dihasilkan dari matrik interaksi kemudian dimasukkan ke dalam rumah mutu dan diinteraksikan dengan Product Requirement (How). Tujuan dilakukan Rumah mutu ini adalah untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara setiap What dan How, hubungan itu digambarkan dengan sebuah angka. Semakin besar angka yang diberikan maka semakin kuat hubungannya. Angka 1 adalah hubungan antara What dan How lemah, angka 2 adalah hubungan antara What dan How sedang, angka 3 adalah hubungan antara What dan How kuat (Benner et al., 2003; Graf, 1991). Bagian atap dari Rumah mutu Correlation Matrix, Correlation Matrix menggambarkan korelasi antar How dan menunjukkan pengaruh dari setiap How. Korelasi ini digambarkan dengan angka 1-4 pada interaksi antara How dengan How yang lain.angka 4 adalah korelasi kuat positif, satu How sangat kuat mendukung How yang lain. Angka 3 adalah korelasi positif, satu How tidak terlalu kuat mendukung How yang lain. Angka 2 adalah korelasi negatif, satu How memberikan pengaruh yang merugikan bagi How yang lain. Angka 1 adalah korelasi kuat negatif, satu HOW sangat merugikan bagi How yang lain (Benner et al, 2003; Graf, 1991). Langkah Metode Delphi adalah pembagian kuesioner, penjelasan mengenai produk yang akan dikembangkan, penjelasan mengenai karakteristik produk yang diharapkan konsumen, penjelasan mengenai aspek-aspek teknis produksi atau product requirement, mendiskusikan hubungan antara karakteristik produk yang diharapkan dengan aspek teknis produksi atau product requirement, pemberian nilai pada tabel dan alasannya, hasil dari diskusi dibuat kesimpulan dan dibagikan kembali kepada panelis, jika ada kesalahan atau tidak setuju dengan hasil kesimpulan maka kesimpulan tersebut langsung direvisi (Anonim, 2006).

21 2.4. Analisa Data Data yang dihasilkan dari survey pendahuluan dianalisa dengan menggunakan tabel dan grafik pemetaan, untuk data identifikasi keinginan konsumen dianalisa dengan menggunakan pie chart, untuk data pemilihan kandidat produk dianalisa dengan menggunakan tabel, untuk data Metode Delphi (Matrik Interaksi) dianalisa dengan menggunakan tabel matrik interaksi, sedangkan untuk data Metode Delphi (Rumah Mutu fase 1) dianalisa dengan menggunakan tabel rumah mutu (House of Quality).

22 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Peta Produk Minuman Berbasis Madu yang ada di Pasaran Hasil survey di pasar menunjukkan bahwa produk minuman berbasis madu dapat digolongkan menjadi empat yaitu produk madu murni (tidak ada tambahan), madu murni dengan tambahan produk lebah lain (royal jelly atau bee polen), madu murni dengan tambahan perasa seperti flavor buah. Hasil pemetaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 1. Produk produk Minuman Berbasis Madu di Pasaran Jenis produk Bentuk produk Konsumen A. Madu murni - Nusantara - Bunga Kelengkeng - Randu Flora - Hutan Tropis - Putih Sumbawa - Multi Sari - Ternakan - Lengkeng A & M Jus Madu Lengkeng B. Madu murni + royal jelly + bee polen - Premium - Super Nusantara - Pure Honey - Royal Jelly Multi Sari - Super A&M - Royal Jelly A& M - Madu Lansa +gingseng - Madu V-gra - Madu Gingseng + royal jelly + bee pollen - Royal Jelly + gingseng - Bee Jelly C. Madu murni + perasa - Madurasa Stick - Madurasa Jeruk - Joy Bee Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair Kental Kental Cair Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Anak-remaja, dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Dewasa, lansia Anak-remaja, dewasa, lansia Anak-remaja Anak-remaja Anak-remaja

23 Pemetaan dilakukan tidak hanya untuk mengetahui jenis produk, bentuk produk tetapi juga untuk mengetahui jumlah produk berdasarkan kategori usia. Anak-remaja ada 4 jenis produk yaitu madu murni dalam bentuk cair (1 produk), madu murni dengan tambahan royal jelly atau bee polen dalam bentuk cair (1 produk), madu dengan tambahan rasa dalam bentuk cair (1 produk), madu dengan tambahan rasa dalam bentuk kental (2 produk). Dewasa dan lansia ada 5 jenis produk yaitu madu murni bentuk cair (1 produk), madu murni dalam bentuk kental (9 produk), madu murni dengan tambahan royal jelly/ bee polen dalam cair (1 produk) dalam bentuk kental (10 produk), madu dengan perasa bentuk kental (1 produk), madu murni dengan tambahan herbal dalam bentuk kental (4 produk). Hasil pemetaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Madu + perasa kental Madu + perasa cair Madu + royal jelly + Bee pollen kental Madu + royal jelly + Bee pollen cair Madu murni kental Madu murni cair anak-remaja dewasa lansia keterangan : : jumlah produk 1; : jumlah produk 2; : jumlah produk 9; : jumlah produk 10; Gambar 3. Pemetaan Produk Minuman Berbasis Madu Berdasarkan Jumlah Produk dan Tingkatan Umur

24 3.1 Karakteristik Produk yang Diinginkan Oleh Konsumen Karakteristik produk dibagi menjadi 4 yaitu analisa fisik, analisa sensoris, analisa kemasan dan harga. Analisa fisik meliputi jenis, bentuk, warna dan penampilan. Analisa sensori meliputi rasa, aroma, variasi, dan suplemen. Analisa kemasan meliputi bentuk, bahan, ukuran, warna, gambar dan informasi. Analisa terakhir adalah harga produk. Hasil karakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen dapat dilihat pada Lampiran Analisa Fisik Produk Minuman Berbasis Madu Gambar 4 menunjukkan bahwa ada 3 jenis produk madu yang disukai konsumen yaitu madu murni, madu murni dengan tambahan produk lebah lain seperti royal jelly dan bee polen dan madu murni dengan tambahan perasa. Produk madu murni yang paling disukai oleh konsumen sebanyak 77 orang (57%), madu dengan tambahan rasa sebanyak 39 orang (29%), dan yang tidak begitu disukai adalah madu murni dengan tambahan produk lebah sebanyak 19 orang (14%). Madu + rasa 29% Madu + Produk lebah 14% Murni 57% Gambar 4. Jenis Produk yang Disukai Konsumen

25 Gambar 5 menunjukkan bahwa bentuk produk cair lebih disukai oleh konsumen sebanyak 74 orang (55%) dibandingkan dengan bentuk produk kental 61 orang (45%). Kental 45% Cair 55% Gambar 5. Bentuk Produk yang Disukai Konsumen Gambar 6 menunjukkan bahwa warna produk kuning muda yang paling disukai konsumen yaitu sebanyak 44 orang (33%), kuning kecoklatan sebanyak 40 orang (30%), kuning tua sebanyak 32 orang (24%), putih sebanyak 10 orang (7%), warna buah sebanyak 7 orang (5%), sedangkan yang paling tidak disukai konsumen adalah warna coklat agak kehitaman sebanyak 2 orang (1%). Coklat agak kehitaman 1% Warna buah 5% Putih 7% Kuning muda 33% Kuning kecoklatan 30% Kuning tua 24% Gambar 6. Warna Produk yang Disukai konsumen

26 Gambar 7 menunjukkan bahwa penampilan produk yang bening atau jernih lebih disukai konsumen yaitu sebanyak 128 orang (95%) daripada penampilan produk yang keruh hanya 7 orang (5%). K e ru h 5 % Je rn ih / b e n in g 9 5 % Gambar 7. Penampilan Produk yang Disukai Konsumen Analisa Sensori Produk Minuman Berbasis Madu Gambar 8 menunjukkan bahwa rasa manis yang paling disukai oleh konsumen sebesar 83 orang (61%) sedangkan rasa buah 52 orang (39%). Buah 39% Manis 61% Gambar 8. Rasa Produk yang Disukai Konsumen

27 Gambar 9 menunjukkan bahwa aroma yang tidak berbau lebih disukai konsumen sebanyak 75 orang (56%) dan aroma yang sangat tajam tidak terlalu disukai oleh konsumen dimana hanya ada 2 orang (1%) saja yang menyukainya. Sangat tajam 1% Tajam / harum 43% Tidak berbau 56% Gambar 9. Aroma Produk yang Disukai Konsumen Gambar 10 menunjukkan bahwa variasi produk yang disukai konsumen adalah variasi buah sebanyak 85 orang (62%),variasi produk lebah sebanyak 35 orang (26%), sedangkan variasi tambahan vitamin dan susu hanya 1 orang (1%) yang menyukainya. Susu 1% Vitamin 1% Tidak ada 10% Produk lebah 26% Buah 62% Gambar10. Variasi Produk yang Disukai Konsumen

28 Gambar 11 menunjukkan bahwa suplemen tanaman obat-obatan seperti jahe dan temulawak lebih disukai konsumen sebanyak 73 orang (54%), tanaman sayuran 25 orang (19%), sedangkan yang lain tidak menyukai adanya tambahan suplemen sebanyak 37 orang (27%). Tidak ada 27% Tanaman Sayuran 19% Tanaman Obat 54% Gambar 11. Suplemen Produk yang Disukai Konsumen Analisa Kemasan Gambar 12 menunjukkan bahwa bentuk kemasan botol lebih banyak disukai konsumen yaitu sebesar 56 orang (42%), tetrapack sebanyak 29 orang (21%), sachet sebanyak 27 orang (20%), sedangkan kemasan gelas kurang disukai konsumen hanya 23 orang (17%). Tetrapack 21% Sachet 20% Botol 42% Gelas 17% Gambar 12. Bentuk Kemasan yang Disukai Konsumen

29 Gambar 13 menunjukkan bahwa kemasan botol berbahan plastik lebih disukai konsumen sebanyak 31 orang (55%) dibandingkan dengan kemasan botol berbahan kaca sebanyak 25 orang (45%). P la s tik 55% K a ca 45% Gambar 13. Bahan Kemasan Botol yang Disukai Konsumen Gambar 14 menunjukkan bahwa kemasan gelas berbahan plastik transparan lebih disukai konsumen sebanyak 15 orang (65%) dibandingkan dengan kemasan gelas berbahan plastik tidak transparan sebanyak 8 orang (35%). Plastik tidak transparan 35% Plastik transparan 65% Gambar 14. Bahan Kemasan Gelas yang Disukai Konsumen

30 Gambar 15 menunjukkan bahwa kemasan sachet berbahan plastik transparan lebih disukai konsumen sebanyak 16 orang (57%) dibandingkan plastik tidak transparan sebanyak 12 orang (43%). Plastik tidak transparan 43% Plastik Transparan 57% Gambar 15. Bahan Kemasan Sachet yang Disukai Gambar 16 menunjukkan bahwa kemasan tetrapack berbahan dus biasa lebih disukai konsumen sebanyak 23 orang (79%) daripada bahan dus yang mengkilap sebanyak 6 orang (21%). Mengkilap 21% Biasa 79% Gambar 16. Bahan Kemasan Tetrapack yang Disukai Konsumen

31 Gambar 17 menunjukkan bahwa ukuran kemasan 250 ml adalah ukuran yang paling disukai konsumen sebanyak 63 orang (47%), sedangkan ukuran kemasan 150 ml dan 1000 ml tidak disukai konsumen, konsumen yang memilih ukuran tersebut hanya 1 orang (1%). 500 ml 14% 1000 ml 1% 50 ml 5% 100 ml 28% 150 ml 1% 250 ml 47% 200 ml 4% Gambar 17. Ukuran Kemasan yang Disukai Konsumen Gambar 18 menunjukkan bahwa warna kemasan kuning keemasan lebih disukai konsumen sebanyak 50 orang (38%), sedangkan warna kemasan hitam, hijau, sesuai warna, kombinasi, ungu, merah muda, dan kuning kecoklatan hanya ada 1 orang (1%) yang menyukainya. Ungu 1% Merah muda 1% Kombinasi 1% Sesuai warna buah 1% Merah 7% Putih 15% Kuning kecoklatan 1% Kuning keemasan 38% Hitam 1% Kuning 22% Hijau 1% Biru 11% Gambar 18. Warna Kemasan yang Disukai Konsumen

32 Gambar 19 menunjukkan bahwa gambar sarang lebah lebih banyak disukai oleh konsumen sebanyak 33 orang (24%), sedangkan gambar kemasan lebah dan buah tidak terlalu disukai hanya 3 orang (2%) yang menyukai kedua gambar tersebut bila dicampur Lebah + sarang lebah 2% Lebah + bunga 2% Lebah + madu + sarang lebah 8% Madu + sarang lebah 3% Buah 9% Bunga 7% Bunga + madu + sarang lebah 4% Semua 6% Sarang lebah 24% Lebah 21% Madu 14% Gambar 19. Gambar Kemasan yang Disukai Konsumen Gambar 20 menunjukkan bahwa informasi tentang manfaat madu yang paling penting yaitu sebanyak 43 orang (31%), dibandingkan dengan nilai gizi maupun komposisi produk hanya 2 orang (2%). Manfaat + komposisi 2% Tanggal + cara penyajian 29% Manfaat madu 31% Manfaat + tanggal + gizi 1% Tanggal kadaluarsa 17% Niali gizi 11% Komposisi 9% Gambar 20. Informasi Kemasan yang Disukai Konsumen

33 3.2.4 Harga Produk Gambar 21 menunjukkan bahwa harga yang diinginkan konsumen adalah Rp 1000,- Rp 5000,- sebanyak 89 orang (66%). Sedangkan harga Rp ,- - Rp ,- kurang diinginkan oleh konsumen hanya 8 orang (6%) % % % % % Gambar 21. Harga Produk 3.3. Empat Kandidat Karakteristik Produk Minuman Berbasis Madu Pemilihan kandidat karakteristik produk berdasarkan hasil identifikasi keinginan konsumen. Setiap kandidat karakteristik produk diurutkan atau diranking untuk menentukan empat peringkat teratas karakteristik produk. Kandidat karakteristik produk meliputi jenis produk, bentuk produk, warna produk, penampilan produk, aroma produk, suplemen, variasi, jenis kemasan, bahan kemasan, ukuran kemasan, gambar kemasan, warna kemasan dan informasi kemasan.

34 Tabel 2. Empat Peringkat Teratas Karakteristik Produk Minuman Madu yang diinginkan konsumen Karakteristik Produk Jumlah (orang) Persentase (%) Ranking 1. Jenis produk - madu murni madu + produk lebah madu + rasa Bentuk produk - cair kental Warna produk - kuning muda kuning tua kuning kecoklatan coklat kehitaman putih warna buah Penampilan produk - bening atau jernih keruh Rasa produk - manis buah Aroma produk - tidak berbau tajam atau harum sangat tajam Variasi produk - buah produk lebah vitamin susu tidak ada Suplemen produk - jahe, temulawak wortel tidak ada Jenis kemasan - botol gelas sachet tetrapack Kemasan botol - bahan kaca bahan plastik Kemasan gelas - bahan plastik transparan bahan plastik tidak transparan Kemasan sachet - bahan platik transparan bahan plastik tidak transparan

35 Tabel 2. Lanjutan 13. Kemasan tetrapack - bahan dus mengkilap bahan dus biasa Ukuran kemasan - 50 ml ml ml ml ml ml ml Warna kemasan - merah kuning hijau biru hitam kuning keemasan kuning kecoklatan putih merah muda ungu kombinasi warna buah Gambar kemasan - lebah madu sarang lebah bunga buah madu + sarang lebah lebah + madu + sarang lebah lebah + sarang lebah lebah + bunga bunga + madu + sarang lebah semua Informasi kemasan - manfaat madu komposisi madu nilai gizi tanggal kadaluarsa manfaat + tanggal + nilai gizi manfaat + komposisi tanggal + cara penyajian Harga - Rp 1.000,- Rp 5.000, Rp 6.000,- - Rp , Rp ,- - Rp , Rp ,- - Rp , Rp ,- - Rp ,

36 Tabel 3. Kandidat Produk yang Diinginkan Oleh Konsumen Kandidat produk Jenis Bentuk Warna Penampilan Rasa Aroma Kemasan Ukuran Warna Gambar Informasi Harga Madu Murni + jahe /temulawak Cair Kuning muda Bening Manis Tidak berbau Botol plastik 250 ml Kuning keemasan Sarang lebah Lengkap Madu murni + variasi buah Kental Kuning kecoklatan Keruh Buah Tajam Tetrapack 100 ml Kuning Lebah Lengkap Madu murni + produk lebah Kuning tua Sangat tajam Sachet 500 ml Putih Cairan madu Lengkap Madu murni + perasa Putih Gelas 50 ml Biru Buah Lengkap Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa empat kandidat karakteristik produk yang diinginkan konsumen adalah jenis produk madu murni, madu dengan tambahan rasa, madu dengan tambahan produk lebah. Bentuk produk yang diinginkan adalah cair dan kental. Warna produk yang diinginkan adalah kuning muda, kuning kecoklatan, kuning tua, dan putih. Rasa produk yang diinginkan adalah manis dan buah. Penampilan madu yang diinginkan adalah bening atau jernih dan keruh. Aroma madu adalah tidak berbau, tajam dan sangat tajam. Variasi produk adalah buah. Suplemen produk adalah herbal dan tanaman sayuran. Ukuran kemasan adalah 250 ml, 100 ml, 50 ml dan 500 ml. Jenis kemasan adalah botol, sachet,tetrapack dan gelas. Warna kemasan adalah kuning keemasan, kuning, biru dan putih. Gambar kemasan adalah sarang lebah, madu, buah dan bunga. Informasi pada kemasan adalah manfaat madu, tanggal kadaluarsa, cara penyajian dan nilai gizi. Untuk harga Rp 1000,- - Rp 5000,-; Rp 6.000,- - Rp ,-; Rp ,- - Rp ,-; - Rp ,- - Rp , Matrik Interaksi Matrik interaksi dilakukan berdasarkan hasil empat kandidat karakteristik produk minuman berbasis madu. Dari keempat kandidat tersebut diinteraksikan dengan aspek teknis produksi meliputi bahan baku, bahan tambahan makanan, proses produksi, mesin dan peralatan produksi, bahan kemasan, desain kemasan, pengemas primer, pengemas sekunder, distribusi, display dan harga. Hasil matrik interaksi dapat dilihat pada Lampiran5.

37 Tabel 4. Matrik Interaksi Produk Minuman Berbasis Madu Tab el 3. M atrik Interaksi P ro d uk Minuman Berbasis M adu K arak teris tik produk yang diharapkan A s pek Teknis Produksi B ahan P ros es M es in B ahan Des ign P engemas Total B TM Dis tribus i Dis play Harga baku P roduksi dan K em asan K em asan P rim er S ek under score Jenis Produk m urni m urni + produk lebah m urni + perasa B entuk c air P roduk k ental W arna k uning muda P roduk k uning kecoklatan k uning tua putih Ras a Produk m anis buah P enampilan bening / jernih P roduk k eruh A rom a tidak berbau P roduk tajam s angat tajam V ariasi buah P roduk produk lebah S uplemen jahe, temulawak P roduk wortel 4 4 8

38 Uk uran K em as an Jenis K em as an B ahan Botol B ahan S ac het B ahan Tetrapack B ahan G elas W arna K em as an G am bar K em as an Inform as i Tabel 4. Lanjutan 250 ml ml ml ml botol 4 4 s ac het 4 4 tetrapack 4 4 gelas 4 4 plas tik k ac a plas tik transparan plas tik tidak transparan dus biasa dus mengkilap plas tik transparan plas tik tidak transparan k uning keemasan k uning putih biru s arang lebah lebah m adu buah lengkap K eterangan 1 : sangat sulit diterapkan 2 : sulit diterapkan 3 : mudah diterapkan 4 : sangat mudah diterapkan

39 Tabel 4 menunjukkan bahwa karakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen adalah jenis produk murni, bentuk produk cair, warna produk kuning muda, penampilan produk bening atau jernih, rasa produk manis, aroma tajam, suplemen jahe atau temulawak, bentuk kemasan botol plastik ukuran 250 ml, gambar cairan madu dan warna kemasan kuning keemasan, informasi lengkap 3.5. Rumah Mutu fase 1 Rumah mutu fase 1 dilakukan berdasarkan hasil dari matrik interaksi. Satu kandidat karakteristik produk diinteraksikan dengan product requirements yang meliputi use of raw material, viscosity of product, colour of product, clearance of product, taste of product, odor of product, other ingredients, volume, design, labeling, eye cathing dan price. Hasil dari rumah mutu dapat dilihat pada Lampiran 6. Gambar Rumah Mutu ini dilakukan dengan pemberian angka dari 1-4, dari angka tersebut kemudian diganti dalam bentuk simbol untuk memudahkan dalam pembacaan. Pada relationship, angka 1-1,7 diartikan bahwa hubungan tersebut lemah dengan simbol ; angka 1,8 2,4 diartikan bahwa hubungan tersebut sedang dengan simbol ; angka 2,6 3 diartikan bahwa hubungan tersebut kuat dengan simbol. Pada correlation, angka 1-1,9 diartikan bahwa korelasi tersebut kuat negatif dengan simbol *; angka 2 2,9 diartikan bahwa korelasi tersebut negatif dengan simbol x; angka 3 3,9 diartikan bahwa korelasi tersebut positif dengan simbol ; angka 4 diartikan bahwa korelasi tersebut kuat positif dengan simbol.

40 2 Relationship : Correlation : 2,6-3 : Strong 4 : Strong + 1,8-2,4 : Medium 3 : Positive 1-1,7 : Weak 2 : Negative 1 : Strong Physical of product Sensory of product Packagingt Price PRODUCT REQUIREMENTS (HOW) CONSUMER REQUIREMENTS (WHAT) Importance Use of raw material Viscosity of product Color of product Clearance of product Taste of product Odor of product Other ingredient Volume Design Labeling Eye catching Price Physical Characteristic Jenis madu murni Bentuk cair Warna kuning muda Penampilan jernih Rasa manis CONSUMER DEMANDS Sensory characteristic Aroma tajam Suplemen jahe/temulawak Bentuk botol Bahan plastik s Packaging Ukuran 250 ml Warna kuning keemasan Gambar cairan madu e r Informasi Price e Gambar 22. Rumah Mutu fase 1 (dalam bentuk angka)

41 Relationship : Correlation : x : Strong (2,6-3) : Strong + (4) : Medium (1,8-2,4) : Positive (3) : Weak (1-1,7) x : Negative (2) * : Strong (1) x x x x x * x x x x x x x x PRODUCT REQUIREMENTS (HOW) CONSUMER REQUIREMENTS (WHAT) Physical Characteristic Bentuk cair Warna kuning muda Penampilan jernih Rasa manis Importance Jenis madu murni Physical of product Sensory of product Packaging Use of raw material Viscosity of product Colour of product Clearance of product Taste of product Odor of product Other ingredient Volume Design Labeling Eye catching Price Price CONSUMER DEMANDS Sensory characteristic Packaging Aroma tajam Suplemen jahe/temulawak Bentuk botol Bahan plastik Ukuran 250 ml Warna kuning keemasan Gambar cairan madu e r s Price e Informasi Gambar 23. Rumah Mutu Fase 1 (dalam bentuk simbol)

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Skripsi

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Skripsi PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN BERBASIS MADU UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) HONEY BASED DRINKS PRODUCT DEVELOPMENT FOR TEENAGERS USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Lebih terperinci

Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair. Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair

Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair. Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental Cair Lampiran 1. Peta Produk Survey produk dilakukan di beberapa pasar swalayan antara lain : Sri Ratu Pemuda, Ada Siliwangi, Hero Puri Anjasmoro, Makro dan Gelael. Produk-produk ini dipetakan berdasarkan jenis

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDY of PRODUCT DEVELOPMENT of SOYBEAN MILK FOR TEENAGERS by USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK ES KRIM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK KONSUMEN REMAJA. Skripsi

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK ES KRIM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK KONSUMEN REMAJA. Skripsi STUDI PENGEMBANGAN PRODUK ES KRIM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK KONSUMEN REMAJA STUDY OF PRODUCT DEVELOPMENT OF ICE CREAM USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD FOR TEENAGE

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Study of Product Development of Soybean Milk for Eldery Consumers Using Quality

Lebih terperinci

Development of Green Tea (Camellia sinensis) Product for Children Consumers Using Quality Function Deployment (QFD) Method

Development of Green Tea (Camellia sinensis) Product for Children Consumers Using Quality Function Deployment (QFD) Method Pengembangan Produk Teh Hijau (Camellia sinensis) untuk Konsumen Anak anak Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Development of Green Tea (Camellia sinensis) Product for Children Consumers

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Sampel Responden Survei Utama Perhitungan sampel dilakukan dengan berdasarkan teori sampling yang dikemukakan oleh Supranto (2000), antara lain rumusnya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ERIK JUNAIDI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ERIK JUNAIDI PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT, KONSENTRASI GULA DAN TINGKAT PEMANASAN GULA INVERT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI SIRUP ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) EFFECT OF CITRIC ACID CONCENTRATION, SUGAR

Lebih terperinci

PRODUCT DEVELOPMENT STUDY of CHOCOLATE FOR TEENAGER USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD

PRODUCT DEVELOPMENT STUDY of CHOCOLATE FOR TEENAGER USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD STUDI PENGEMBANGAN PRODUK COKELAT UNTUK ANAK REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PRODUCT DEVELOPMENT STUDY of CHOCOLATE FOR TEENAGER USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK SALE PISANG DENGAN METODE THREE-PHASE MODEL OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PRODUK SALE PISANG DENGAN METODE THREE-PHASE MODEL OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PRODUK SALE PISANG DENGAN METODE THREE-PHASE MODEL OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PRODUCT DEVELOPMENT OF DRIED BANANA USING THREE-PHASE MODEL OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di Indonesia. Perkembangan industri kuliner dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, bukan merupakan bahan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A14103606 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

DENGAN PENAMBAHAN KECAMBAH KACANG HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KADAR VITAMIN E GREEN BEAN SPROUT ADDITION ON COOKIES MAKING TO INCREASE VITAMIN E CONTENT

DENGAN PENAMBAHAN KECAMBAH KACANG HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KADAR VITAMIN E GREEN BEAN SPROUT ADDITION ON COOKIES MAKING TO INCREASE VITAMIN E CONTENT PEMBUATAN COOKIES DENGAN PENAMBAHAN KECAMBAH KACANG HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KADAR VITAMIN E GREEN BEAN SPROUT ADDITION ON COOKIES MAKING TO INCREASE VITAMIN E CONTENT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Survey Lapangan Penulis mengunjungi Madu Mutiara Ibu yang terletak di Jl. Putri Tunggal, Komplek Casa Soronza, RT. 002/03 No.102, Harjamukti Cimanggis Depok,

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI MINUMAN DALAM KEMASAN PADA ANAK SD KELAS 5-6 DI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG

POLA KONSUMSI MINUMAN DALAM KEMASAN PADA ANAK SD KELAS 5-6 DI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG POLA KONSUMSI MINUMAN DALAM KEMASAN PADA ANAK SD KELAS 5-6 DI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG CONSUMPTION PATTERNS OF PACKAGED BEVERAGE IN CHILDREN GRADE 5-6 PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN PRODUK

PROPOSAL PENAWARAN PRODUK PROPOSAL PENAWARAN PRODUK PENDAHULUAN Tubuh kita terdiri dari sel-sel yang membentuk jaringan. Setiap jaringan-jaringan yang sejenis, akan membentuk organ organ. setiap organ yang berkaitan akan membentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Andy Angka Wijaya NIM :

SKRIPSI. Oleh: Andy Angka Wijaya NIM : PEMETAAN PERSEPSI TINGKAT KEAMANAN DAN KEALAMIAN PRODUK PRODUK BERBASIS SUSU SAPI PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN NON TEKNOLOGI PANGAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG THE MAPPING OF PERCEPTION

Lebih terperinci

STUDI TEKSTUR EMPAT MEREK JELLY : PERBANDINGAN ANTARA PENGUKURAN SECARA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

STUDI TEKSTUR EMPAT MEREK JELLY : PERBANDINGAN ANTARA PENGUKURAN SECARA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF STUDI TEKSTUR EMPAT MEREK JELLY : PERBANDINGAN ANTARA PENGUKURAN SECARA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF TEXTURE STUDY OF FOUR JELLY BRANDS : COMPARATION BETWEEN SUBJECTIVE AND OBJECTIVE MEASUREMENTS SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman

Lebih terperinci

Kemudian dilakukan pembulatan untuk memudahkan dalam pengambilan sampel sehingga menjadi 300 responden.

Kemudian dilakukan pembulatan untuk memudahkan dalam pengambilan sampel sehingga menjadi 300 responden. Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Sampel Responden Rumus : N pq n = ( N 1) D + pq Dimana : P : 85% = 0,85 Q : 15% = 0,15 Dan : D = B 2 4 Penentuan error sampling sebesar 5 % maka nilai B : B = 85 x 5% = 0,0425

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG STUDI KORELASI ANTARA PENGUKURAN TEKSTUR SECARA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF PADA CHICKEN NUGGET THE STUDY OF CORRELATION BETWEEN SUBJECTIVE AND OBJECTIVE TEXTURE MEASUREMENT OF CHICKEN NUGGET LAPORAN SKRIPSI

Lebih terperinci

PREFERENSI, TINGKAT KONSUMSI DAN KERAGAMAN PERSEPSI SENSORIS PRODUK COKLAT BATANG DI KALANGAN SISWA-SISWI SMU SEDES SAPIENTIAE SEMARANG

PREFERENSI, TINGKAT KONSUMSI DAN KERAGAMAN PERSEPSI SENSORIS PRODUK COKLAT BATANG DI KALANGAN SISWA-SISWI SMU SEDES SAPIENTIAE SEMARANG PREFERENSI, TINGKAT KONSUMSI DAN KERAGAMAN PERSEPSI SENSORIS PRODUK COKLAT BATANG DI KALANGAN SISWA-SISWI SMU SEDES SAPIENTIAE SEMARANG PREFERENCE, CONSUMPTION LEVEL AND VARIATION OF SENSORY PERCEPTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

LAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan EVALUASI PRODUK YOGHURT NABATI BERBASIS EKSTRAK JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata) DAN SUSU KEDELAI BERDASARKAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORIS EVALUATION OF SWEET CORN EXTRACT (Zea mays L. var.

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendapatan dari masing- masing responden.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan sangat digemari terutama oleh anak-anak, karena es lilin memiliki warna yang menarik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SEOGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SEOGIJAPRANATA SEMARANG FORMULASI DAN APLIKASI SIRUP BERFLAVOR BUAH PADA MINUMAN CAPUCINO SERTA TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN CAPUCINO BERFLAVOR BUAH-BUAHAN FORMULATION AND APPLICATION OF FRUIT FLAVORED SYRUP ON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan minuman berkafein yang diolah dengan cara menyeduh bagian pucuk atau tangkai daun yang telah dikeringkan. Beberapa jenis teh yang beredar di masyarakat

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc & Tim Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada Pertemuan Pengembanan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ALVIAN HARTANTO

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ALVIAN HARTANTO PENGARUH KONSENTRASI GULA PASIR, ASAM SITRAT DAN TINGKAT PEMANASAN PADA GULA INVERT DALAM MANISAN ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa) DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI EFFECT OF SUGAR CONCENTRATION,

Lebih terperinci

DISAIN KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH MADU BUNGA KOPI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH

DISAIN KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH MADU BUNGA KOPI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH ISSN 2088-5369 DISAIN KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH MADU BUNGA KOPI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH PACKAGING DESIGN IN INCREASING THE VALUE ADDED OF HONEY OF COFFEE FLOWER AS A REGIONAL PRIME

Lebih terperinci

KERAGAMAN DAN KONSISTENSI PENILAIAN SENSORIK PRODUK SUSU UHT FULL CREAM REAL GOOD PADA RESPONDEN REMAJA

KERAGAMAN DAN KONSISTENSI PENILAIAN SENSORIK PRODUK SUSU UHT FULL CREAM REAL GOOD PADA RESPONDEN REMAJA KERAGAMAN DAN KONSISTENSI PENILAIAN SENSORIK PRODUK SUSU UHT FULL CREAM REAL GOOD PADA RESPONDEN REMAJA VARIABILITY AND CONSISTENCY OF SENSORY OF REAL GOOD UHT FULL CREAM MILK PRODUCT AMONG ADULT TEENAGER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH KAWIS DAN MARKISA SKRIPSI

PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH KAWIS DAN MARKISA SKRIPSI PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH KAWIS DAN MARKISA SKRIPSI OLEH: MELVIN MEINHART SOETJIPTO NRP 6103013038 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK OAT DRINK BERBASISKAN OAT BRAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK OAT DRINK BERBASISKAN OAT BRAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) STUDI PENGEMBANGAN PRODUK OAT DRINK BERBASISKAN OAT BRAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PRODUCT DEVELOPMENT STUDY OF OAT BRAN BASED OAT DRINK USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT (Portulaca oleracea) DENGAN PENAMBAHAN AIR PERASAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: RUSTONI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan sebuah usulan product design yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF SNACK BASED ON DRIED FRUIT AND NUT MIX FOR TEENAGERS BY USING ONE OF THE PART OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD SKRIPSI

THE DEVELOPMENT OF SNACK BASED ON DRIED FRUIT AND NUT MIX FOR TEENAGERS BY USING ONE OF THE PART OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD SKRIPSI PENGEMBANGAN PRODUK SNACK CAMPURAN KACANG-KACANGAN DAN MANISAN BUAH KERING (DRIED FRUIT) UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN SALAH SATU BAGIAN DARI METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) THE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN THE EFFECT OF COMBINATION OF CARBOXYL METHYL CELLULOSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, banyak dijumpai berbagai produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat dengan bermacam-macam varian rasa. Hal ini diiringi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

Semarang, 10 November Penulis

Semarang, 10 November Penulis RINGKASAN Bekatul adalah hasil samping dari proses penggilingan padi yang merupakan sumber nutrisi yang baik. Bahan pangan ini mudah mengalami kerusakan hidrolitik dan oksidatif sehingga tidak layak dikonsumsi.

Lebih terperinci

APLIKASI TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata) PADA NUGGET JAMUR TIRAM UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ZAT BESI

APLIKASI TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata) PADA NUGGET JAMUR TIRAM UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ZAT BESI APLIKASI TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata) PADA NUGGET JAMUR TIRAM UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ZAT BESI APPLICATION OF MUNGBEAN FLOUR (Vigna radiata) ON OYSTER MUSHROOM NUGGET TO FULFILL ADEQUATE IRON INTAKE

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG i KARAKTERISTIK FISIK DAN SENSORI CAKE Spirulina sp. YANG DIPANGGANG DENGAN METODE BAIN MARIE PHYSICAL AND SENSORY CHARACTERISTICS OF Spirulina sp. CAKE USING BAIN MARIE METHOD SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat,

BAB I PENDAHULUAN. buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalap dan bahan tambahan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU, KEMASAN, DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, SENSORIS DAN MIKROBIOLOGIS MINUMAN SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) THE EFFECTS OF RAW MATERIAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : IRENE NATALIA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : IRENE NATALIA PENGARUH KONSENTRASI GULA PASIR, ASAM SITRAT DAN TINGKAT PEMANASAN PADA GULA INVERT YANG DIAPLIKASIKAN PADA SELAI ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI EFFECTS OF SUCROSE

Lebih terperinci

APLIKASI TEPUNG KEDELAI

APLIKASI TEPUNG KEDELAI APLIKASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) DAN PASTA TEMPE DALAM PEMBUATAN NUGGET JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) THE APPLICATION OF SOYBEAN FLOUR (Glycine max L.), AND TEMPE PASTE ON THE WHITE OYSTER

Lebih terperinci

STELLA MARIA RAHARDJO

STELLA MARIA RAHARDJO EVALUASI KESESUAIAN PELABELAN PRODUK SUSU FORMULA DAN MAKANAN BAYI YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI JENIS NOMOR REGISTRASI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU Firman Jaya 1 KARAKTERISTIK MADU SIFAT FISIK SIFAT KIMIA Sifat Higrokopis Tekanan Osmosis Kadar Air Warna Madu Karbohidrat Enzim Keasaman Komposisi Kimia Madu Granulasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa

Lebih terperinci

KEPATUHAN LABEL PRODUK OLAHAN OLAHAN DAGING YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN

KEPATUHAN LABEL PRODUK OLAHAN OLAHAN DAGING YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN KEPATUHAN LABEL PRODUK OLAHAN OLAHAN DAGING YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN LABELLING COMPLIANCE OF PROCESSED MEAT PRODUCTS MARKETED IN SEMARANG WITH A SPECIAL REFERENCE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permen atau kembang gula merupakan produk pangan yang banyak digemari. Menurut SII (Standar Industri Indonesia), kembang gula adalah jenis makanan selingan berbentuk

Lebih terperinci

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH D.6 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.

Lebih terperinci

APLIKASI Stevia rebaudiana Bertoni SEBAGAI PEMANIS ALAMI DALAM PRODUKSI COOKIES TEMPE RENDAH KALORI

APLIKASI Stevia rebaudiana Bertoni SEBAGAI PEMANIS ALAMI DALAM PRODUKSI COOKIES TEMPE RENDAH KALORI APLIKASI Stevia rebaudiana Bertoni SEBAGAI PEMANIS ALAMI DALAM PRODUKSI COOKIES TEMPE RENDAH KALORI APPLICATION OF Stevia rebaudiana Bertoni AS NATURAL SWEETENER IN THE PRODUCTION OF LOW CALORIE TEMPEH

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENGEMBANGAN PRODUK COOKIES BERBASIS BERAS MERAH DAN BEKATUL

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENGEMBANGAN PRODUK COOKIES BERBASIS BERAS MERAH DAN BEKATUL APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENGEMBANGAN PRODUK COOKIES BERBASIS BERAS MERAH DAN BEKATUL APPLICATION OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD IN DEVELOPMENT OF COOKIES BASED

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA 1 EVALUASI KEPATUHAN LABEL DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN PRODUK KACANG DAN OLAHANNYA YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG EVALUATION OF LABEL COMPLIANCE OF BEANS AND NUTS PRODUCTS SOLD AT SEMARANG BASED

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UBI JALAR KUNING DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS CHICKEN NUGGET

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UBI JALAR KUNING DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS CHICKEN NUGGET PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UBI JALAR KUNING DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS CHICKEN NUGGET THE EFFECT OF USING YELLOW SWEET POTATO FLOUR AND ADDITIONAL EGGS ON PHYSICOCHEMICAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai di mana-mana. Biasanya banyak tumbuh di pinggir jalan, retakan dinding, halaman rumah, bahkan di kebun-kebun.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Peneltian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : ARYANI PRADHANA SAMARTO

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : ARYANI PRADHANA SAMARTO 1 PENGARUH DEHIDRASI OSMOSIS TERHADAP LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIKOKIMIA SERTA SENSORI MANISAN KERING PISANG (Musa paradisiaca L. varietas KEPOK PUTIH) DENGAN PENGERINGAN SOLAR TUNNEL THE EFFECT OF

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN ASAM FITAT PADA TAHAP-TAHAP PEMBUATAN SELAI KACANG KORO GLINDING (PHASEOLUS LUNATUS)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN ASAM FITAT PADA TAHAP-TAHAP PEMBUATAN SELAI KACANG KORO GLINDING (PHASEOLUS LUNATUS) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN ASAM FITAT PADA TAHAP-TAHAP PEMBUATAN SELAI KACANG KORO GLINDING (PHASEOLUS LUNATUS) ANTIOXIDANT ACTIVITY AND PHYTIC ACID CONTENT ALONG THE PRODUCTION STEPS OF LIMA

Lebih terperinci

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. KULIAH III KEMASAN GELAS Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. SEJARAH PERKEMBANGAN Asal : pelaut Venezia membuat tungku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rujak manis adalah semacam salad yang dibuat dari campuran potongan buah segar dengan saus manis pedas. Bumbu rujak manis terbuat dari gula merah, sebagai bahan utamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : TAUFIK HAWADI

DISUSUN OLEH : TAUFIK HAWADI KERAGAMAN PERSEPSI KEALAMIAN DAN KESEHATAN PRODUK PANGAN DAGING AYAM DAN DAGING SAPI DI KALANGAN KARYAWAN NON-EDUKATIF UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG BERDASARKAN PENDEKATAN CLUSTER DIVERSITY

Lebih terperinci

ES KRIM PROBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN UBI JALAR PROBIOTIC ICE CREAM WITH ADDITION OF SWEET POTATOES

ES KRIM PROBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN UBI JALAR PROBIOTIC ICE CREAM WITH ADDITION OF SWEET POTATOES ES KRIM PROBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN UBI JALAR PROBIOTIC ICE CREAM WITH ADDITION OF SWEET POTATOES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian Oleh: HANS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : PENGARUH DEHIDRASI OSMOSIS DALAM LARUTAN GARAM TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG BAYAM (Amaranthus tricolor) THE EFFECT OF OSMOTIC DEHYDRATION USING SALT SOLUTION ON DRYING TIME AND

Lebih terperinci

PENILAIAN SENSORI CHIFFON CAKE OLEH KELOMPOK PANELIS SISWA-SISWI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG (SEBUAH ANALISIS CLUSTER)

PENILAIAN SENSORI CHIFFON CAKE OLEH KELOMPOK PANELIS SISWA-SISWI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG (SEBUAH ANALISIS CLUSTER) PENILAIAN SENSORI CHIFFON CAKE OLEH KELOMPOK PANELIS SISWA-SISWI SD PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP SEMARANG (SEBUAH ANALISIS CLUSTER) SENSORY EVALUATION OF CHIFFON CAKE BY STUDENTS PANELIST GROUP IN PANGUDI

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMSI BERAS DI KALANGAN PEMBELI BERAS ORGANIK DI KOTA TEMANGGUNG

PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMSI BERAS DI KALANGAN PEMBELI BERAS ORGANIK DI KOTA TEMANGGUNG PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMSI BERAS DI KALANGAN PEMBELI BERAS ORGANIK DI KOTA TEMANGGUNG PERCEPTION AND BEHAVIOR IN RICE CONSUMPTION AMONGST BUYERS OF ORGANIC RICE IN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijumpai berbagai jenis sirup, dari asam sampai yang paling manis. Sirup itu sendiri merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim

Lebih terperinci

COOKIES DIET APRANATA SEMARANG SKRIPSI. Oleh :

COOKIES DIET APRANATA SEMARANG SKRIPSI. Oleh : APLIKASI TEPUNG BERAS MERAH PADA PRODUK COOKIES SEBAGAI CAMILAN KAYAA SERAT UNTUK DIET APPLICATION OF RED RICE FLOUR FOR COOKIES AS A HIGHH FIBER SNACK FOR DIET SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagaian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh:

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: OPTIMASI SUHU DAN WAKTU VACUUM FRYING DALAM PENINGKATAN KUALITAS KERIPIK NANGKA (Artocarpus heterophylla Lamk) OPTIMIZING THE TEMPERATURE AND TIME OF VACUUM FRYING TO INCREASE THE QUALITY OF JACKFRUIT

Lebih terperinci

THE USE OF MUNGBEAN (Phaseoulus aureus) AND FUFU IN THE MAKING INSTANT TIWUL EVALUATED FROM PHYSICOCHEMICAL, MICROBIOLOGY, AND SENSORY PROPERTIES

THE USE OF MUNGBEAN (Phaseoulus aureus) AND FUFU IN THE MAKING INSTANT TIWUL EVALUATED FROM PHYSICOCHEMICAL, MICROBIOLOGY, AND SENSORY PROPERTIES PEMANFAATAN KACANG HIJAU (Phaseolus aureus) DAN AMPAS SINGKONG FERMENTASI DALAM PEMBUATAN TIWUL INSTAN DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN SENSORIS THE USE OF MUNGBEAN (Phaseoulus aureus)

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : LUCIANA HENDRIKA SUWARNO NRP

SKRIPSI OLEH : LUCIANA HENDRIKA SUWARNO NRP PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KONDISI PENYIMPANAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGIS, DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN BERAS KENCUR DARI BERAS PUTIH VARIETAS JASMINE SKRIPSI OLEH : LUCIANA

Lebih terperinci