BUKU SISWA MATA PELAJARAN FISIKA TENTANG. Viskositas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU SISWA MATA PELAJARAN FISIKA TENTANG. Viskositas"

Transkripsi

1 BUKU SISWA MATA PELAJARAN FISIKA TENTANG Viskositas Nama : 1. Desi AriAni : A1E Intan Novriza Ks. : A1E Novika Puji Aksari : A1E Semester : IV B Mata Kuliah : Alat Ukur Dosen : Sutarno, S.Si., M.Pd Asisten Dosen : 1. Jesika Dwi Rodesi (A1E009070) 2. Meky Syaputra (A1E010026) UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 1

2 2013 Standar Kompetensi : Menerapkan konsep Viskositas(kekentalan zat cair ) dalam berbagai penyelesaian masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar: 1. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) 2. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2

3 BAB I STATIKA FLUIDA 1.1 Massa Jenis Massa jenis (ρ) suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat (m) dan volume zat (v). Secara Matematis, massa jenis dirumuskan dengan ρ = m v Dalam SI, satuan massa jenis adalah kg/m 3, sedangkan dalam sistem cgs satuan massa jenis adalah g/cm 3. ( Purwoko, 2009 : 102 ) 1.2 Tekanan Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada suatu permukaan dibagi dengan luas permukaan tersebut. Persamaannya : P = F A Keterangan : P = Tekanan ( N/m 2 ) F = Gaya ( N ) A = Luas bidang tekan ( m 2 ) Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang tersebut.satuan SI untuk tekanan adalah pascal (disingkat Pa) untuk memberi penghargaan kepada Blaise Pascal, penemu hukum pascal. 1 Pa = 1 Nm -2 Pr essure P F A 3

4 Pr essure P P mg A Vg A F A g V A gh 1.3 Prinsip Pascal Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar kesegala arah. Persamaannya : F1 A1 = F2 A2 Atau F1/ r1 2 = F2/ r2 2 Atau F1/ d1 2 = F2/ d2 2 Ketika Anda memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak lubang, air memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Hasil percobaan inilah yang diamati oleh Blaise Pascal yang kemudian menyimpulkannya dalam Hukum Pascal yang berbunyi : Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Prinsip Pascal F1 F2 P P 1 F A F A 2 2 4

5 Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari 1.4 Hukum Archimedes Benda yang tercelup ke dalam fluida zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Persamaannya : FA = mc g = ρcvc g Keterangan : ρc = massa jenis fluida ( kg/m 2 ) Vc = Volume fluida yang dipindahkan/volume fluida yang tercelup ( m 3 ) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) 5

6 Fenomena Archimedes h1 F1 A h2 F2 Gaya Buoyant = Fb F F F F b b b b F F 2 ga( h h1) gah gv f f f 1 2 Prinsip Archimedes: Gaya Buoyant dari benda dalam fluida adalah sama dengan berat dari fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan : Fa = ρ v g Keterangan : Fa = gaya ke atas (N) v = volume benda yang tercelup (m3) ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (N/kg) Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda melayang. Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam Jika rapat 6

7 massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume balok.artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut. Tenggelam Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w)lebih besar dari gaya ke atas (Fa). w > Fa ρb. Vb. g > ρa. Va. g ρb > ρa Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ) Melayang Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w)sama dengan gaya ke atas (Fa) atau benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang w = Fa ρb. Vb. g = ρa. Va. g ρb = ρa Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku : W4 +.. (FA)tot = Wtotrc. g (V1+V2+V3+V4+..) = W1 + W2 + W3 + Terapung Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w)lebih kecil dari gaya ke atas (Fa). w = Fa ρb. Vb. g = ρa. Va. g ρb < ρa. Secara umum gaya Archimedes dirumuskan sebagai berikut : 7

8 FA = 4 3 r3 0 g FA = gaya apung 0 = rapat massa zat cair r = jari - jari bola g = percepatan gravitasi bumi 1.5 Tegangan Permukaan Zat cair Tegangan Permukaan zat cair timbul karena adanya gaya tarikmenarik antara molekul-molekul zat cair yang sejajar permukaan. γ = F L F Fenomenea Tegangan Permukaan 2 cos h gr 2 r cos = W 8

9 BAB II VISKOSITAS 2.1 Pengertian Viskositas Viskositas atau kekentalan suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.viskositas terjadi karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan. Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Secara Umum, pada setiap aliran, lapisan-lapisan berpindah pada kecepatan yang berbeda-beda dan viskositas fluida meningkat dari tekanan geser antara lapisan yang secara pasti melawan setiap gaya yang diberikan. Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tegangan. Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu gesekan di dalam cairan zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya untuk menggerakkan suatu permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya ada larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar daripada gas, sehingga zat cair dikatakan lebih kental daripada gas. Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan 9

10 salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu. ŋ = viskositas cairan V = total volume cairan t = waktu yang dibutuhkan untuk mencair p = tekanan yang bekerja pada cairan L = panjang pipa 2.2 Pengertian Fluida Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila terkena tegangan geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembang hingga memenuhi bejana. Fluida selalu mengalir bila dikenai bekas pengubah zat cair.fluida diartikan dengan mempunyai volume tertentu tapi bentuk tertentu itu mengalir menyesuaikan bentuk wadah. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser. Sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang 10

11 bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik.fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu. ( 2.3 Hubungan Fluida dan Viskositas Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya aktivitas internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi.hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisanlapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat di tengah-tengah pipa aliran. 2.4 Hukum Poisseulle Dalam Persamaan Poisseulle dinyatakan bahwa kerugian berbanding lurus dengan viskositas. sedangkan panjang satu debit berbanding terbalik dengan garis tengah pangkat 4 yang telah ditentukan. Q = µd 4 ρ / µ aµ ( Streeter, 1980 ) 11

12 Volume yang mengalir melewati seluruh penampang lintang diperoleh dengan mengintegralkan seluruh unsure antar r = 0 dan r = R q = π ( P1 P2 ) R / 2 n L 0 R ( R 2 r 2 ) r dx = π / P R 4 / n P1 P2 / L Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Poisseulle dan dinamakan Poisseulle. ( Widawati, 2008 ) 2.5 Hukum Stoke dan Kecepatan Terminal Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisanlapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Dalam suatu pipa dengan luas penampang seragam (serbasama), setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan kecepatan yang sama demikian juga lapisan fluida yang dekat dengan dinding pipa. Ketika viskositas (kekentalan) hadir, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang bergerak pada dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat pipa memiliki kecepatan terbesar. Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk Fluida ideal, viskositas η = 0, sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan oleh Ff = kηv Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, maka dari perhitungan laboratorium ditunjukkan bahwa k = 6πr Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan kita peroleh Hukum Stokes Ff = 6πηrv 12

13 Dengan η adalah koefisien viskositas yang dinyatakan dalam kg m -1 s -1 atau Pa s.persamaan Ff = 6πηrv pertama kali dinyatakan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845, sehingga persamaan ini dikenal sebagai hukum stokes. ( Kanginan, 2007 : 258 ) Semakin kental suatu zat cair, maka gaya hambatnya (gaya stokes ) juga semakin besar. Persamaannya : FS = 6 πηrv Keterangan : FS = Gaya Stokes ( N ) η = Koefisien Viskositas ( N.s/m 2 ) r = jari-jari bola (m) v = kecepatan relatif bola terhadap fluida ( m/s ) ( Purwaningsih, dkk, 2012 :180 ) Kecepatan termal adalah benda yang bergerak dengan kecepatan terbesar yang tetap. Persamaannya : V1 = gvb ( ρb - ρf ) / 6 πηr Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r maka volume benda (vb ) adalah ( vb = 4 π 3 r3 ) Jadi, persamaan kecepatan termalnya yaitu : V1 = 2 gr 2 ( ρb - ρf ) / 9η Sedangkan untuk viskositasnya adalah η = 2 gr 2 / 9V1 ( ρb - ρf ) Keterangan : η = koefisien Viskositas ( N.s/m 2 ) ρb = massa jenis benda ( kg/m 3 ) ρf = massa jenis fluida ( kg/m 3 ) V1 = Kecepatan termal (m/s) Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebanding dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju 13 F = η A v

14 (v) dan berbanding terbalik dengan jarak antar lempeng (l). Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas penampang keping A adalah Dengan viskositas didefinisikan sebagai perbandingan regangan geser (F/A) dengan laju perubahan regangan geser (v/l). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa : Makin besar luas keping (penampang) yang bersentuhan dengan fluida, makin besar gaya F yang diperlukan sehingga gaya sebanding dengan luas sentuh (F A). Untuk luas sentuh A tertentu, kelajuan v lebih besar memerlukan gaya F yang lebih besar, sehingga gaya sebanding dengan kelajuan (F v). Hukum Stokes Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas η = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan F = η A v = A η v = k η Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa k = 6 п r maka F = 6 п η r v. Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes. Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) : v = 2 r2 g (ρ ρ0) 9 η Setiap benda yang bergerak dalam fluida mendapat gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan tersebut sebanding dengan kecepatan relatip benda terhadap fluida. Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-sifatnya, 14

15 gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut : F = - 6 π η r v Keterangan : F = gaya gesekan yang bekerja pada bola η = koefisien kekentalan fluida V = kecepatan bola relatip terhadap fluida Rumus diatas dikenal sebagai hukum stokes.tanda minus menunjukan arah gaya F yang berlawanan dengan kecepatan (V). Pemakaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat yaitu : Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup luas dibandingkan dengan ukuran benda) Tidak ada turbulensi didalam fluida Kecepatan V tidak besar, sehingga aliran masih laminar. Jika sebuah bola dengan rapat massa dan dilepaskan dari permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, maka bola tersebut mula-mula akan bergerak dipercepat. Dengan bertambahnya kecepatan, maka bertambah besar pula gaya gesekan pada bola tersebut. Pada akhirnya bola akan bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, dan gaya apung (gaya archimedes), dan gaya stokes. Pada keadaan ini berlaku persamaan : V= (2 r²)/(9 ƞ) (ρ-ρo) Keterangan : ρ = rapat massa bola ρo= rapat massa fluida Dari persamaan tersebut dapat diturunkan : T= (9 ƞ d)/(2 g r² (ρ-ρo)) Keterangan : T = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak d d = jarak yang tempuh Maka jika mencari ƞ, menjadi : ƞ= (2 r² (ρ-ρo) 9)/(g v) Suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya makin membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal. 15

16 Pada saat kecepatan terminal vt tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang : Ʃ F = 0 + mg Fa Ff = 0 Ff = mg - Fa Jika massa jenis benda = ρb, massa jenis fluida = ρf, dan volum benda= Vb, maka gaya ke atas Fa = Vb ρf g Berat benda mg = ( ρb Vb ) g Gaya gesekan Ff = 6πηrvT ( benda dianggap berbentuk bola ) Dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam persamaan Ff = mg - Fa kita peroleh 6πηrvT = ρb Vb g - Vb ρf g 6πηrvT = g Vb (ρb - ρf ) Kecepatan terminal Dalam fluida kental vt = g Vb (ρb - ρf ) / 6πηr Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, maka volume benda Vb = 4 3 π r3, sehingga vt = g ( 4 3 π r3 ) (ρb - ρf ) / 6πηr Kecepatan terminal Dalam fluida kental vt = 2 9 (r2 g) / η (ρb - ρf ) 2.6 Konsep Viskositas Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesekmenggesek ketika fluida-fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas 16

17 disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan seharihari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis). Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.(1 poise = 1 dyn. s/cm 2 = 10-1 N.s/m 2 ). Fluida adalah gugusan molekul yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molokulnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molekul itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecepatan volume tidak mempunyai 17

18 makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah. Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaanperbedaan utama antara cair dan gas adalah : a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian. b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaanpermukaan bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas : Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas 18

19 rendah, sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel. Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur. 2.7 Viskositas Oli Kekentalan Oli Selain kualitas oli, tingkat kekentalan oli menjadi tolok ukur memilih oli bagi mesin anda. Tingkat kekentalan oli dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan semakin kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebihan mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan. 19

20 Berdasarkan viskositasnya oli yang dijual dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Single grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan tunggal, misalnya SAE 20, SAE 30, SAE Multi grade oil, yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan ganda, misalnya SAE 5W/20, SAE 10W/ 30, SAE 20W/50, SAE 20W/50.( ) Untuk minyak pelumas motor, seperti diketahui ada delapan tingkat kekentalan minyak pelumas. Yang dimaksud dengan kekentalan itu sebenarnya tidak lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental atau encernya minyak tersebut. Semua minyak pelumas jika dipanaskan akan menjadi lebih encer dan pada temperatur yang lebih rendah akan menjadi lebih kental. Karena itu, kekentalan minyak pelumas diukur pada temperatur tertentu.the Society of Automotive Engineers (SAE) merupakan organisasi yang beranggotakan para ahli pengolahan minyak bumi dan ahli perencana motor telah menetapkan standar kekentalan minyak pelumas. Angka kekentalan yang pertama ditetapkan pada tahun 1911 dan sesudah itu telah mengalami beberapa kali perubahan berhubung dengan adanya kemajuan dalam teknologi dan perencanaan motor serta kemajuan dalam bidang pengolahan minyak bumi. Angka kekentalan minyak pelumas yang banyak digunakan sekarang terdiri dari: 5W; 10W; 20W ;20 ;30; 40; 50; 60 dan 90. Dulu pernah diproduksi minyak pelumas dengan kekentalan 90, dan 140 tapi saat ini untuk motor yang modern sudah dipakai lagi. Kekentalan yang lebih kecil menunjukkan minyak yang lebih encer dan sebaliknya angka yang lebih besar menunjukkan minyak yang lebih kental. Huruf W di belakang angka kekentalan maksudnya adalah Winter yaitu untuk minyakpelumas yang khusus digunakan untuk waktu musim dingin dan pengukuran dilakukan pada temperatur 0 F. jenis demikian tentu saja tidak diperlukan di Indonesia. Setiap merek sepeda motor di Indonesia merekomendasikan 20

21 minyak pelumas yang digunakan. Misalnya Honda merekomendasi minyak pelumas dengan viskositas SAE 10 W-30. Pengukuran kekentalan minyak pelumas dengan standard SAE, ditetapkan pada temperatur 210 F atau 2 F dibawah temperatur mendidihnya air murni. Caranya dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh 60 ml minyak tersebut untuk melalui suatu saluran sempit pada temperatur 210 F. Minyak pelumas harus diganti secara teratur sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Minyak pelumas yang sudah aus ditunjukkan dengan menurunnya kekentalan dan warnanya menjadi hitam. Perubahan ini disebabkan oleh temperatur pemakaian yang tinggi. 2.8 Viskositas Bensin Bensin adalah minyak bumi yang mudah menguap dan mudah terbakar dan dipakai sebagai bahan bakar mobil, merupakan campuran hidrokarbon cair yang diekstrak dari gas bumi dengan bermacam-mcam metode dan distabilkan agar mendapatkan titik didih yang cocok untuk dipadukan dengan bensin kilangan. 21

22 Lembar Kerja Siswa Percobaan Koefisien Kekentalan Zat Cair pada Oli A. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini, yaitu 1. Mempelajari dinamika benda dalam cairan. 2. Menentukan kecepatan terminal pada suatu zat cair. 3. Menentuan koefisien viskositas zat cair (η) berdasarkan hukum stokes. 4. Menentukan besaran gaya gesek dalam zat cair. (Fg) 5. Mengetahui arti dari viskositas. B. Alat dan Bahan Percobaan a. Alat Percobaan No Alat Percobaan Gambar Jumlah 1. Kelereng 3 buah 2. Gelas ukur 100 ml 3 buah 22

23 3. Stopwatch 1 buah 4. Mistar 30 cm 1 buah 5. Mikrometer 1 buah 6. Jangka sorong 1 buah 7. Neraca Ohaus 1 buah Aqua bekas 2 buah 23

24 b. Bahan Percobaan No. Bahan Percobaan Gambar Jumlah 1. Oli bekas Secukupnya 2. Oli baru Secukupnya 3. Bensin Secukupnya 4. Tissue Secukupnya 5. Penyaring Zat cair 3 buah 24

25 Gambar Percobaan C. Rumusan Masalah Berdasarkan tujuan percobaan, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu 1) Faktor apa saja yang berpengaruh pada viskositas zat cair tersebut? 2) Bagaimana gaya gesekan yang ditimbulkan oleh benda terhadap zat cair tersebut? 3) Bagaimana perbandingan kecepatan kelereng 1 sampai kelereng III ketika dimasukkan cair kedalam gelas ukur, manakah yang memiliki kecepatan terbesar maupun terkecil? 4) Bagaimana pula perbandingan waktu yang dihasilkan oleh masingmasing zat cair tersebut, manakah zat cair yang memiliki waktu tercepat maupun terlama? 5) Bagaimanakah perbandingan massa jenis masing-masing zat cair manakah yang menurutmu lebih besar maupun terkecil serta alasannya? 25

26 6) Bagaimanakah perbandingan koefisien kekentalan zat cair dari masing-masing zat tersebut, manakah menurutmu yang memiliki koefisien terbesar maupun terkecil? D. Hipotesis Percobaan Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa hipotesis, yaitu : 1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekentalan zat cair adalah suhu, tekanan, kecepatan, volume, massa. 2) Gaya gesekan yang ditimbulkan oleh kelereng terhadap masingmasing zat cair tersebut sebanding dengan besar kecepatan benda apabila dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml tersebut adalah tergantung dengan masing-masing pergerakan benda tersebut dan masing-masing bahan yang dicelupkan ke dalam zat cair tersebut. 3) Perbandingan kecepatan pada kelereng 1 sampai kelereng ke-3 apabila dimasukkan zat cair kedalam gelas ukur 100 ml, yang memiliki kecepatan terbesar menurut kami adalah Zat cair yang memiliki Tingkat viskositas yang lebih tinggi yaitu Oli baru karena Semakin tinggi viskositas, maka gerakan kelereng semakin lambat. Sedangkan zat cair yang memiliki kecepatan terkecil adalah karena zat cair ini memiliki Tingkat kekentalan yang lebih kecil yaitu bensin.alasannya semakin rendah viskositas, gerakan kelereng akan semakin cepat. 4) Menurut kami Perbandingan waktu yang dihasilkan oleh masingmasing zat cair tersebut yang merupakan zat cair yang memiliki waktu tercepat adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih tinggi yaitu oli baru sedangkan zat cair yang memiliki waktu terlama adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih rendah yaitu Bensin. 5) Perbandingan massa jenis masing-masing zat cair menurut kami lebih besar adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan lebih rendah yaitu bensin sedangkan zat cair yang memiliki massa jenis terkecil adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih tinggi yaitu Oli baru. 26

27 6) Perbandingan koefisien kekentalan zat cair dari masing-masing zat tersebut, menurut kami yang memiliki koefisien terbesar adalah Oli baru karena tingkat kekentalan zat cair tersebut lebih tinggi. sedangkan yang memiliki koefisien terkecil adalah bensin karena tingkat kekentalan zat cair tersebut lebih rendah. E. Prosedur Percobaan Tujuan ke- 1 : Mempelajari Dinamika Benda dalam cairan Langkah-langkah Percobaan : a. Tujuan ke- 2 : Menentukan Kecepatan terminal pada suatu zat cair. Langkah-langkah Percobaan : a. Siapkan gelas ukur dan masing-masing zat cair. b. Kemudian, masukkan kelereng 1 sampai III kedalam zat cair. c. Ukur jarak gelas ukur 100 ml dengan menggunakan penggaris 30 cm. d. Setelah itu catat hasilnya e. Lalu, tentukan waktu lamanya pada saat kelereng 1 sampai III dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair dengan menggunakan stopwatch. f. Catat hasilnya, sehingga kita dapat menentukan kecepatan terminal pada suatu zat cair. g. Lakukan berulang-ulang langkah b sampai f untuk zat cair lainnya. Tujuan ke- 3 : Menentuan koefisien viskositas zat cair (η) berdasarkan hukum stokes. Langkah-langkah Percobaan : a. Tentukan massa gelas ukur dengan menggunakan Neraca Ohaus. 27

28 b. Catat massa gelas ukur tersebut. c. Lalu, Masukkan zat cair (fluida) kedalam gelas ukur ml d. Amati bagaimana kekentalan zat cair atau nilai koefisien zat cair ( ) tersebut. e. Catat temperatur zat tersebut yang dipergunakan dengan menggunakan termometer. f. Buatlah tanda pada tabung sejauh 24 cm sebagai jarak jatuh yang ditempuh bola kelereng. g. Ukurlah jarak 24 cm tersebut dengan mempergunakan penggaris h. Jatuhkan bola kelereng kedalam zat cair dan catat waktu t saat bola melalui jarak 24 cm di atas. i. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk bola yang lain. Tujuan ke- 4 : Menentukan besaran gaya gesek dalam zat cair. (Fg) Langkah-langkah Percobaan : a. Masukkan kelereng 1 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair b. Setelah itu amati kelereng yang bergerak tersebut akibat gesekan dengan fluida. c. Catat hasilnya. d. Kemudian masukkan kelereng 2 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair. e. Amati Kelereng yang bergerak tersebut akibat gesekan dengan zat cair. f. Catat hasilnya g. Kemudian masukkan kelereng 3 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair tadi. h. Setelah itu amati kelereng ke 3 tersebut untuk melihat besar gaya gesekan oli bekas dengan fluida tersebut.. i. Catat hasilnya. j. Selanjutnya, lakukan percobaan tersebut berulang-ulang untuk zat cair berikutnya pada kelereng 1 sampai kelereng 3. 28

29 Tujuan ke-5 : Mencari rapat massa benda ( ) Langkah-langkah Percobaan : a. Ukur diameter benda ( kelereng 1) sebanyak 3 kali dengan mempergunakan mikrometer sekrup. b. Catat hasilnya. c. Lakukan berulang-ulang untuk kelereng 2 sampai 3 dari langkah a sampai b dengan menggunakan mikrometer sekrup. Tujuan ke-6 : Mengukur Diameter Gelas ukur 100 ml Langkah-langkah Percobaan : a. Ukur diameter luar masing-masing kedua gelas ukur tersebut. b. Pertama, Kita hitung diameter luar gelas ukur 1 dengan menggunakan jangka sorong, sehingga kita bisa mendapatkan nilai diameter dari gelas ukur tersebut. c. Setelah itu, kita hitung diameter dalam gelas ukur 1 dengan menggunakan jangka sorong sehingga kita bisa mendapatkan nilai dari diameter dalam dari gelas ukur tersebut. d. Catat hasilnya e. Lakukan secara berulang untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dari diameter tersebut. Tujuan ke-7 : Menentukan massa jenis fluida ( fluida) Langkah-langkah Percobaan : a. Siapkan masing-masing zat cair dan gelas ukur panjang 100 ml b. Masukkan zat cair tersebut ke dalam gelas ukur 100 ml c. Timbang massa zat cair tersebut dengan menggunakan neraca ohaus dengan cara massa zat cair + massa gelas ukur. hasil dari penjumlahan tersebut dikurang dengan massa gelas ukur 100 ml tersebut. 29

30 d. Kemudian hitung volume zat cair tersebut dengan menggunakan Gelas ukur 100 ml. e. Catat hasilnya. f. Ulangi langkah b sampai e tersebut untuk zat cair lainnya. Tujuan ke-8 : Menentukan massa jenis benda ( benda) Langkah-langkah Percobaan : a. Siapkan masing-masing kelereng 1 sampai III, zat cair dan gelas ukur panjang 100 ml b. Masukkan benda yaitu kelereng 1 sampai kelereng III tersebut ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair tersebut. c. Timbang massa benda tadi yaitu kelereng 1 sampai kelereng III dengan menggunakan neraca ohaus d. Kemudian hitung volume benda yaitu kelereng 1 sampai kelereng III tadi dengan menggunakan Gelas ukur 100 ml. e. Catat hasilnya. f. Ulangi langkah b sampai e tersebut untuk zat cair selanjutnya. F. Data Hasil Percobaan 1. Hasil Pengukuran No Benda/zat Massa (Kg) Volume (m 3 ) Jari-jari (m) 1. Oli Baru - 2. Oli Bekas - 3. Bensin - 4. Gelas Ukur Panjang 1 30

31 5. Gelas Ukur Panjang 2 6. Gelas Ukur Panjang 3 7. Kelereng 1 8. Kelereng II 9. Kelereng III G. Analisis Data Oli baru Pengukuran ke s (m) t v ( m / s ) ρ 0 (kg. m - 3 ) ρ 1 (Kg.m 3 ) (N.m 2 S) 1 24cm=0,2 4m 2 24cm=0,2 4m 3 24cm=0,2 4m Oli bekas Pengukuran ke s (m) t (s) v ( m / s ) ρ 0 (kg. m - 3 ) ρ 1 (Kg. m 3 ) (N.m 2 S ) 31

32 1 24cm=0,2 4m 2 24cm=0,2 4m 3 24cm=0,2 4m Bensin Pengukuran ke s (m) t v ( m / s ) ρ 0 (kg. m - 3 ) ρ 1 (Kg.m 3 ) (N.m 2 S) 1 24cm=0,2 4m 2 24cm=0,2 4m 3 24cm=0,2 4m 32

33 Perhitungan Pada Oli baru Kecepatan 1 s = O,24 m t = 3 s v = s/t = 0,24 m / 3s = 0,08 m/s Kecepatan II s = O,24 m t = 3,4 s v = s/t = 0,24 m / 3,4s = 0,07 m/s Kecepatan III s = O,24 m t = 3,2 s v = s/t = 0,24 m / 3,2 s 33

34 = 0,075 m/s Pada Oli bekas Kecepatan I s = 0,24 m t = 2s v = s/t = 0,24 / 2 s = 0,12 m/s Kecepatan II s = 0,24 m t = 1,6 s v= s/t = 0,24m /1,6 s = 0,15 m/s Kecepatan III s = 0,24 m t = 1,8 s v = s/t = 0,24 m /1,8 s = 0,133 m/s Pada Bensin Kecepatan I s = 0,24 m t = 1s v = s/t = 0,24 m / 1 s = 0,24 m/s Kecepatan II s = 0,24 m 34

35 t = 0,9 s v = s/t = 0,24 m / 0,9 s = 0,26 m/s Kecepatan III s = 0,24 m t = 1,1 s v = s/t = 0,24 m / 1,1 s = 0,22 m/s Oli baru Massa Jenis Benda 1 Pada Kelereng 1 ( Kelereng Bening ) ρ 1 = m/v = 0,00345 kg / 9 x 10-4 m 3 = 3,833 kg/m 3 Massa Jenis Benda 2 Pada Kelereng 2 ( Kelereng merah ) ρ 2 = m/v = 0,00434 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,822 kg/m 3 Massa Jenis Benda 3 Pada Kelereng 3 ( Kelereng hijau ) ρ 3 = m/v = 0,0044 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,889 kg/m 3 Massa Jenis Zat Cair ρ 0 = m/v = 0,080 kg / 9 x 10-4 m 3 = 72 x 10-6 kg/m 3 atau 0, kg/m 3 35

36 Oli bekas Massa Jenis Benda 1 Pada Kelereng 1 ( Kelereng bening ) ρ 1 = m/v = 0,00345 kg / 9 x 10-4 m 3 = 3,833 kg/m 3 Massa Jenis Benda 2 Pada Kelereng 2 ( Kelereng merah ) ρ 2 = m/v = 0,00434 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,822 kg/m 3 Massa Jenis Benda 3 Pada Kelereng 3 ( Kelereng hijau ) ρ 3 = m/v = 0,0044 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,889 kg/m 3 Massa Jenis Zat Cair ρ 0 = m/v = 0,064 kg / 9 x 10-4 m 3 = 71,11 kg/m 3 Bensin Massa Jenis Benda 1 Pada Kelereng 1 ( Kelereng bening ) ρ 1 = m/v = 0,00345 kg / 9 x 10-4 m 3 = 3,833 kg/m 3 Massa Jenis Benda 2 Pada Kelereng 2 ( Kelereng merah ) ρ 2 = m/v = 0,00434 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,822 kg/m 3 36

37 Massa Jenis Benda 3 Pada Kelereng 3 ( Kelereng hijau ) ρ 3 = m/v = 0,0044 kg / 9 x 10-4 m 3 = 4,889 kg/m 3 Massa Jenis Zat Cair ρ 0 = m/v = 0,49 kg / 9 x 10-4 m 3 = 544,4 kg/m 3 Nilai Viskositas Oli baru Dengan s = 0,24 m 1 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) 9(0,24) ( 3,833 90).(3)( 0,007665) ,16 ( -86,167) (3) ( 5,875 x 10-5 ) = 9,26 ( -258,501) ( 5,875 x 10-5 ) = 9,26 ( -1518,6933 x 10-5 ) = ,09 x 10-5 = 0,140 N.m -2 s atau 140 x 10-3 N.m -2 s Dengan s = 0,24 m 2 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) ( 4,822 86,67)(3,4)(0,00809)2 9(0,24) 20 2,16 (-81,85 ) ( 3,4) ( 6,545 x 10-5 ) = 9,26 (-278,29)(6,545 x 10-5 ) = 9,26 (-2576,9654 x 10-5 ) = ,7 x 10-5 = 0,238 atau 0,24 N.m -2 s atau 238 x 10-3 N.m -2 s atau 24 x 10-2 N.m -2 s Dengan s = 0,24 m 3 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = 2(10) ( 4,889 85,56) (3,2)(0,00813)2 9(0,24) 37

38 = 20 2,16 ( -86,167) (3,2) ( 6,60969 x 10-5 ) = 9,26 ( -275,7344) ( 6,60969 x 10-5 ) = 9,26 ( 1822,52 x10-5 ) = 16876,5 x 10-5 = 0,168 atau 0,17 N.m -2 s atau 168 x 10-3 N.m -2 s atau 17 x 10 2 N. m -2 s Total = = (140 x 10-3 ) + ( 238 x 10-3 ) + ( 168 x 10-3 ) = 0,546 N. m -2 s atau 546 x 10-3 N. m -2 s Nilai Viskositas Oli bekas Dengan s = 0,24 m 1 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) ( 3, )(2)(0,007665)2 9(0,24) 20 2,16 (-67,267 ) ( 2) ( 5,87 x 10-5 ) = 9,26 (-134,534) ( 5,87 x 10-5 ) = -1245,785 (5,87 x 10-5 ) = -7312,76 x 10-5 = 0,073 N.m -2 s atau 0,07 N.m -2 s Atau 73 x 10-3 N.m -2 s atau 7 x 10-2 N.m -2 s Dengan s = 0,24 m 2 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) ( 4,822-7 ) (1,6) (0,00809)2 9(0,24) 20 2,16 (-2,178) ( 1,6) ( 6,545 x 10-5 ) = 9,26 ( -3,45)( 6,545 x 10-5 ) = -31,947 (6,545 x 10-5 ) = -209,0993 x 10-5 = -0,00209 N.m -2 s atau 0,0021 N.m -2 s Atau 2,09 x 10-3 N.m -2 s atau 0,21 x 10-2 N.m -2 s Dengan s = 0,24 m 3 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 38

39 = 2(10) ( 4,889 67,78) (1,8) (0,00813)2 9(0,24) = 20 2,16 (-62,891) (1,8 ) ( 6,60969 x 10-5 ) = 9,26 (-113,2038) ( 6,6096 x 10-5 ) = -1048,2672 ( 6,6096 x 10-5 ) = -6928,6263 x 10-5 = 0,0693 N.m -2 s Atau 693 x 10-4 N.m -2 s atau 63,9 x 10-3 N.m -2 s Total = = ( 73 x 10-3 ) + (2,09 x 10-3 ) + ( 63,9 x 10-3 ) = 0,1444 N. m -2 s atau 144,4 x 10-3 N. m -2 Nilai Viskositas Bensin Dengan s = 0,24 m 1 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) (3, ,4)(1) ( 0,007665)2 9(0,24) 20 2,16 ( -540,567) (1 ) (5,87 x 10-5 ) = 9,26 ( -540,567)( 5,87 x 10-5 ) = 9,26 ( -3173,123 x 10-5 ) = ,12 x 10-5 = 0,294 N.m -2 s atau 294 x 10-3 N.m -2 s Dengan s = 0,24 m 2 = 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 = = 2(10) (4, ,2 )(0,9) ( 0,00809)2 9(0,24) 20 2,16 ( -517,378) (0,9 ) (6,545 x 10-5 ) = 9,26 (-465,6402)(6,545 x 10-5 ) = 9,26 x (-3047, x 10-5 ) = ,916 x 10-5 = -0,282 N.m -2 s atau 282 x 10-3 N.m Dengan s = 0,24 m 3= 2g 9s (ρ 0 ρ 1 ) t r 2 39

40 = 2(10) (4, ,3)( 1,1) (0,00813)2 9(0,24) = 20 2,16 ( -528,411) ( 1,1) (6,60969 x 10-5 ) = 9,26 ( -581,2521) (6,60969 x 10-5 ) = 9,26 ( -3841,7 x 10-5 ) = ,142 x 10-5 = 0,355 N.m -2 s atau 355 x 10-3 N.m -2 s Total = = ( 294 x 10-3 ) + ( 282 x 10-3 ) + (355 x 10-3 ) = 0,931 N. m -2 s atau 931 x 10-3 N. m -2 s gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut : F = -6 π η r v Pada Oli baru Kelereng 1 F = -6. 3,14. 0, ,08 m/s = Kelereng II F = -6. 3,14. 0, ,07 m/s = Kelereng III F = -6. 3,14. 0, ,075 m/s = Pada Oli bekas Kelereng I F = -6. 3,14. 0, ,12 m/s = Kelereng II F = -6. 3,14. 0, ,15 m/s = Kelereng III F= -6. 3,14. 0, ,13 m/s = Pada Bensin Kelereng I F = -6. 3,14. 0, ,24 m/s = 40

41 Kelereng II F = -6. 3,14. 0, ,26 m/s = Kelereng III F= -6. 3,14. 0, ,22 m/s = 41

42 H. Kesimpulan 42

43 I. Evaluasi 1. Berikan contoh penerapan dari viskositas dalam kehidupan sehari-hari! 2. Buat analisa dan kesimpulan dari percobaan yang sudah anda lakukan! 3. Jelaskan perbedaan antara gaya gesekan zat cair dengan gaya gesekan antara zat padat? 4. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi viskositas zat cair? Jawaban : 43

44 1. Contoh Penerapan dari viskositas dalam kehidupan Sehari-hari adalah Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah : - Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena - Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng) - Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita - Tingkat kekentalan oli pelumas 2. Analisa dan Kesimpulan dari percobaan yang sudah kami lakukan adalah Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan. Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekulmolekul cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur, dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear) dengan gradien kecepatan dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini adalah menuruti Hukum Newton untuk kekentalan. Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades,oli,serta perasan air daun ubi jalar. dengan suhu 0 C, 0 C, 0 C dan 0 C. Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. 44

45 Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair. Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa methanol memiliki koefisien viskositas lebih rendah debandingkan etanol. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun.pada percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan kecil.selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil. Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama. 45

46 Nilai viskositas yang diperoleh pada suhu yang dingin antara aseton dan etanol menunjukan bahwa nilai densitas air lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas aseton dan densitas etanol. Hal ini karena, massa air lebih besar daripada massa etanol dan aseton.dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga. Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun. Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan thermostat. Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hsl ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya. Dari percobaan diperoleh hasil percobaan yaitu densitas bahan harga masing-masing viskositas tiap bahan dan grafik hubungan antara 1/T terhadap Ln η. Dari harga densitas yang diperoleh pada suhu yang dingin antara, dan menunjukan bahwa nilai densitas air lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas aseton dan larutan sampel lainnya. Hal ini karenakan, massa air lebih besar daripada massa aseton dan lainnya. Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga. 46

47 Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun. Pada hasil percobaan diperoleh viskositas cairan yang menunjukan bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini dikarenakan karena molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil. Dari percobaan diperoleh hubungan densitas dengan suhu, yakni semakin besar suhu maka densitas yang diperoleh akan semakin mengecil, hal inidikarenakan massa pada larutan akan berkurang akibat adanya pergerakan molekul pada larutan yang menyebabkan adanyainteraksi antar molekul sehinggaterjadi gaya london yang menyebabkan jarak antar molekul semakin besar. Dari percobaan dapat kita lihat bahwa, Oli memiliki nilai viskositas yang lebih besar daripada Perasan air daun ubi jalar maupun bensin. Kesimpulan Setelah melakukan percobaan viskositas cairan sebagai fungsi suhu di ketahui bahwa air memiliki densitas yang paling besar apabila dibandingkan dengan aseton, kloroform, dan toluena. Diketahui juga pengaruh dari suhu dimana semakin menurunnya suhu maka semakin besar nilai viskositasnya. Ikatan hidrogen juga menyebabkan jarak antar molekul semakin kecil dan semakin besar suhu, maka densitas semakin kecil. 3. Perbedaan antara gaya gesekan zat cair dengan gaya gesekan antara zat padat adalah Gaya gesek (Ff) dari benda yang bergerak di atas suatu papan permukaan Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus 47

48 berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. 4. Faktor yang mempengaruhi viskositas zat cair adalah Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositas. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan. GLOSARIUM 48

49 Berat Jenis adalah berat benda persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat massa (r) dan percepatan gravitasi. Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser. Sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Fluida Dinamik adalah Fluida Dinamik atau Dinamika Fluida. (Hidrodinamika) mempelajari Gerak Fluida atau Fluida yang bergerak. Fluida Statik adalah Fluida yang tidak mengalir Statika Fluida ( Hidrostatika) mempelajari Fluida yang diam. Gaya Stokes adalah gaya hambat suatu zat cair yang memiliki kekentalan masing-masing. Hukum Archimedes adalah benda yang tercelup ke dalam fluida zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Hukum Pascal adalah Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar Hukum Stokes adalah gaya tarikan yang bekerja pada partikel berbentuk bola dengan bilangan Reynolds yang sangat kecil. Kecepatan Termal adalah benda yang bergerak dengan kecepatan terbesar yang tetap.ke segala arah. Koefisien Viskositas adalah Derajat Kekentalan Suatu Fluida Rapat massa adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa persatuan volume Rapat relatif (s) adalah Perbandingan antara rapat massa suatu zat dan rapat massa air (rair), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat dan berat jenis air.karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat dianggap tetap. 49

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI FLUID STTIS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fluida statis.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen (kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 2016 FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 1 FLUIDA STATIS Fluida meliputi zat cair dan gas. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada

Lebih terperinci

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. MODUL II VISKOSITAS Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang praktikum

Lebih terperinci

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES DISUSUN OLEH Astiya Luxfi Rahmawati 26020115120033 Ajeng Rusmaharani 26020115120034 Annisa Rahma Firdaus 26020115120035 Eko W.P.Tampubolon 26020115120036 Eva Widayanti

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : MASSA JENIS DAN VISKOSITAS : RISPIANDI,ST.MT : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 25 September 2013 TANGGAL PENYERAHAN

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida Statis Tekanan hidrostatik Zat Cair Gas Fluida Fluida statis Hukum Pascal Hukum Archimedes Tegangan Permukaan A. Tekanan

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3) FLUIDA STATIS 1. Tekanan Hidrostatis Tekanan (P) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dalam Sistem Internasional (SI), satuan tekanan adalah N/m 2, yang disebut juga dengan pascal (Pa). Gaya F yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

F L U I D A TIM FISIKA

F L U I D A TIM FISIKA L U I D A TIM ISIKA 1 Materi Kuliah luida dan enomena luida Massa Jenis Tekanan Prinsip Pascal Prinsip Archimedes LUIDA luida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir.

Lebih terperinci

γ adalah tegangan permukaan satuannya adalah N/m

γ adalah tegangan permukaan satuannya adalah N/m 4. Tegangan Permukaan Tegangan permukaan fluida adalah kecenderungan permukaan fluida untuk meregang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh selaput karena adanya gaya tarik menarik sesama molekul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Menentukan koefisien Viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hukum Stokes 2. WaktuPraktikum Senin, 18 Mei 2015 3. Tempat

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Viskositas adalah kekentalan suatu zat cair adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesar. Viskositas terjadi terutama karena

Lebih terperinci

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR A. Judul Percobaan : PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR B. Prinsip Percobaan Mengalirkan cairan pipa ke dalam pipa kapiler dari Viskometer Oswald dengan mencatat waktunya. C. Tujuan

Lebih terperinci

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah

Lebih terperinci

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas 6. FLUIDA 9/17/01 Padat Fase materi Cair Gas 1 1 Massa Jenis dan Gravitasi Khusus 9/17/01 m ρ Massa jenis, rho (kg/m 3 ) V Contoh (1): Berapa massa bola besi yang padat dengan radius 18 cm? Jawaban: m

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

Fluida Statik & Dinamik

Fluida Statik & Dinamik Pendahuluan Fluida Statik & Dinamik Fluida didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir yaitu zat cair dan zat gas(termasuk gas yang terionisasi atau plasma) tetapi zat padat pada temperatur tertentu

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 13 Mei 2014 Raisa Soraya* (1112016200038), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manometer Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan fluida. Manometer tabung bourdon adalah instrument yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau cairan) dalam

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida MEKANIKA FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8. FLUIDA Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Tegangan Permukaan Viskositas Fluida Mengalir Kontinuitas Persamaan Bernouli Materi Kuliah 1 Tegangan Permukaan Gaya tarik

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

SET 04 MEKANIKA FLUIDA. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.

SET 04 MEKANIKA FLUIDA. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. 04 MTERI DN LTIHN SOL SMPTN TOP LEVEL - XII SM FISIK SET 04 MEKNIK FLUID Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.. FlUid sttis a.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Statika dan Dinamika Fluida Pertanyaan Apakah fluida itu? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang dapat mengalir 4. Sesuatu yang dapat berubah mengikuti bentuk

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN?

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN? MEKANIKA FLUIDA DISIPLIN ILMU YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI BIDANG MEKANIKA TERAPAN YANG MENGKAJI PERILAKU DARI ZAT-ZAT CAIR DAN GAS DALAM KEADAAN DIAM ATAUPUN BERGERAK. CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 10 A. Fluida Statis Fluida statis membahas tentang gaya dan tekanan pada zat alir yang tidak bergerak. Zat yang termasuk zat alir adalah zat cair dan gas. Setiap zat baik padat, cair maupun gas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH TUGAS AKHIR (TM 145316) KONVERSI ENERGI ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH OLEH : Ladrian Rohmi Abdi

Lebih terperinci

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan 1 Viskositas Cairan Tujuan: Memahami cara penentuan kerapatan zat cair (viskositas) dengan metode Ostwald dan falling ball Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

F L U I D A. Besaran MKS CGS W Newton Dyne. D n/m 3 dyne/cm 3 g m/det 2 cm/det 2

F L U I D A. Besaran MKS CGS W Newton Dyne. D n/m 3 dyne/cm 3 g m/det 2 cm/det 2 F L U I D A Pengertian Fluida. Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan : Zat

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

5. Viscositas. A. Tujuan. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan

5. Viscositas. A. Tujuan. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan 5. Viscositas A. Tujuan Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan 1. Tabung stokes 1 buah [tinggi: 80 cm, Ø:10 cm, penyaring, 2 gelang pembatas] 2. Mistar

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis contoh soal dan pembahasan fluida dinamis Rumus Minimal Debit Q = V/t Q = Av Keterangan : Q = debit (m 3 /s) V = volume (m 3 ) t = waktu (s) A = luas penampang (m 2 ) v = kecepatan aliran (m/s) 1 liter

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149 B. FLUIDA DINAMIS Fluida dinamis adalah fluida yang mengalami perpindahan bagianbagiannya. Pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan fluida bergerak, antara lain, viskositas, persamaan kontinuitas, hukum

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS. 1. Perhatikan gambar, tabung yang penuh berisi air keluar melalui lubang A, B dan C

FLUIDA STATIS. 1. Perhatikan gambar, tabung yang penuh berisi air keluar melalui lubang A, B dan C Nama :... Kelas :... FLUIDA STATIS Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Kompetensi dasar : 8.2.

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS Daniel Parenden dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pelumas merupakan sarana pokok dari mesin untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD OLEH : NAMA : RAMLAH NIM : F1F1 12 071 KELAS : B KELOMPOK : IV ASISTEN : DIAN ARIASTIKA JURUSAN FARMASI

Lebih terperinci

Hukum Archimedes. Tenggelam

Hukum Archimedes. Tenggelam Hukum Archimedes Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio LEMBAR PENILAIAN 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Teknik Bentuk Instrumen Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Tes Tertulis Pilihan Ganda dan Uraian Tes Unjuk Kerja Uji Petik Kerja

Lebih terperinci

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 6 Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Fluida Statis Alokasi Waktu : 9 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar 3.7. Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN LAPORAN PENELITIAN Oleh, Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing (112059) Sarah Ratna Sari Panjaitan (112108) Andrew Sefufan Simamora

Lebih terperinci

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA DEFINISI Mekanika fluida gabungan antara hidraulika eksperimen dan hidrodinamika klasik Hidraulika dibagi 2 : Hidrostatika Hidrodinamika PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa 11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik

Lebih terperinci

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN I. TUJUAN 1. Menentukan viskositas cairan dengan metoda Ostwald 2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan II. DASAR TEORI Viskositas diartikan sebagai

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015 JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh: Kelompok 2 1. Marina Fitriani 2. Titis Ayu P. 3. Desi Punamasari

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 4) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Sifat Atomik Zat Molekul Atom Inti Atom Proton dan neutron Quarks: up, down, strange, charmed, bottom, and top Antimateri

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian tegangan permukaan 2. Penyebab tegangan permukaan 3. Metode pengukuran tegangan permukaan 4. Menghitung tegangan permukaan 5. Tegangan di dalam sebuah gelembung 6. Tekanan di

Lebih terperinci

Materi Fluida Statik Siklus 1.

Materi Fluida Statik Siklus 1. Materi Fluida Statik Siklus 1. Untuk pembelajaran besok, kita akan belajar tentang dua hal berikut ini : Hukum Utama Hidrostatis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT Tanggal Percobaan : 02 November 2012 1. Angela Maryam, S.Si 2. Nasrudin,

Lebih terperinci

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi BAB 4 KONSEP ZAT Dokumen penerbit Kompetensi Dasar: Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta VISKOSITAS CAIRAN Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nurulmunisahawaliyah@gmail.com ABSTRAK Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 )

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 ) LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 ) OLEH SANDY RADJAH 1206061026 FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2014 A. Judul Percobaan : TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto 1112016200018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ρ =, (1) MEKANIKA FLUIDA

ρ =, (1) MEKANIKA FLUIDA MEKANIKA FLUIDA PENDAHULUAN Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair dan gas. Beberapa perbedaan di antara ketiganya adalah: 1) Fase padat, zat mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG Firdaus Jl. Kalibeber KM 3 Wonosobo, Jawa Tengah firdaus.1024@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai viskositas

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI :

STANDAR KOMPETENSI : STANDAR KOMPETENSI : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari KOMPETENSI DASAR Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

Viskositas Zat Cair. Tujuan Percobaan. Menentukan viskositas zat cair dengan viscometer Oswald. Landasan Teori

Viskositas Zat Cair. Tujuan Percobaan. Menentukan viskositas zat cair dengan viscometer Oswald. Landasan Teori Viskositas Zat Cair Tujuan Percobaan Menentukan viskositas zat cair dengan viscometer Oswald Landasan Teori Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

FLUIDA. Alfiah indriastuti

FLUIDA. Alfiah indriastuti FLUIDA Alfiah indriastuti fluida fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk kedalam jenis fluida. Fenomena fluida Kenapa kayu-kayu

Lebih terperinci

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald, piknomter

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald, piknomter ABSTRAK Tujuan dari percobaan viskositas ini adalah untuk menghitung harga koefisien viskositas dan densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilkdengan variabel suhu sebesar 30 o C, 35

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES Nurlaili 1* dan Muh. Haiyum 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata

Lebih terperinci

MUATAN ELEMENTER ABSTRAK

MUATAN ELEMENTER ABSTRAK MUATAN ELEMENTER ABSTRAK Muatan elementer (tetes milikan) disebut juga sebagai percobaan oil-drop karena dirancang untuk mengukur muatan listrik. Muatan listrik sebagai muatan elementer dibawa oleh partikel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat BAB II DASAR TEORI II.1. Aliran Fluida Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11,No.2, April 2008, hal 53-58 STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Sutiah, K. Sofjan Firdausi, Wahyu Setia Budi Laboratorium Optoelektronik

Lebih terperinci