LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN LAJU TRANSPIRASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN LAJU TRANSPIRASI"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN LAJU TRANSPIRASI Roeo discolor, Pistia stratiotes, dan Andropogun sp. DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENIMBANGAN LANGSUNG RIZKY YANUARISTA ( ) KELOMPOK VII JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Abstrak Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin. Transpirasi berperan dalam proses pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel, penyerapan dan pengangkutan air dan hara, pengangkutan asimilat, membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata, dan mempertahankan suhu daun. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur transpirasi melalui daun tanaman dengan menggunakan metode penimbangan. Tanaman yang digunakan adalah Andropogon sp., Rhoeo discolor, dan Pistia stratiotes. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan tanaman ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi air lalu ditutup dengan kertas aluminium dan vaselin pada sisa lubangnya. Kemudian ditimbang dan diletakkan ditempat yang berbeda yaitu di dalam dan di luar laboratorium setelah itu dicatat perubahan beratnya setiap 15 menit selama 1 jam. Kemudian luas total daun dari masing-masing tanaman dan laju transpirasi dalam gr air / dm 2 luas daun dihitung. Hasil praktikum menunjukkan bahwa tanaman yang berada di luar laboratorium laju transpirasinya lebih tinggi dibandingkan tanaman yang diletakkan di dalam laboratorium. Kata kunci : Transpirasi, Faktor internal, Faktor eksternal dan Stomata Abstract Transpiration is the loss of water from the plant body to the liquid and vapor or gas. Transpiration can be influenced by several factors both internal and external. Internal factors are factors that come from the plant itself as the number of leaves, thick-thin leaves, leaf size, coated with wax or absence of leaf surface, hair is more or less on the surface of leaves, leaf area, and the number of stomata. While external factors are the factors that affect the intensity of transpiration from plants from outside or environment, such as temperature, light, humidity and wind. Transpiration plays a role in the transportation of water on the leaves and the diffusion of water between cells absorb and transport water and nutrients asimilat transport, removal of excess water, stomatal aperture setting, and keep the leaf temperature. This experiment aims to measure the transpiration through plant leaves using the method of weighting. Plants used were Andropogon sp., Rhoeo discolor and Pistia stratiotes. Experiments carried out by incorporating plants into the Erlenmeyer that has been filled with water and then covered with aluminum foil and vaseline on the remaining holes. Then the weight and to introduce

2 different inside and outside the laboratory after they have been recorded weight changes every 15 minutes for 1 hour. The total area of leaves from each plant and the intensity of transpiration g water/dm 2 leaf area was calculated. Results of laboratory tests have shown that plants outside laboratories transpirasinya than plants are placed in the laboratory. Keyword: transpiration, internal factors, external factors, stomata PENDAHULUAN Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya. Penyerapan air dari dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah kecepatan transpirasi dimana semakin tinggi laju transpirasi yang terjadi semakin banyak air yang terserap dari dalam tanah. Transpirasi merupakan peristiwa hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap air yang pada umumnya terjadi melalui stomata. Transpirasi merupakan salah satu respon homeostasis dalam tubuh tumbuhan. Praktikum kali ini dilakukan untuk mengukur laju transpirasi suatu tumbuhan. Cara mengukur laju transpirasi adalah dengan mencatat besarnya penguapan pada suatu tanaman. Tanaman yang dijadikan objek diberi dua perlakuan, satu tanaman diletakkan di tempat terang, sedangkan yang lain diletakkan di tempat gelap. Hasil dari kedua perlakuan ini kemudian dibandingkan satu sama lain. Permasalahan yang dihadapi dalam melakukan praktikum ini adalah bagaimana mengukur transpirasi melalui daun tanaman dengan menggunakan metode penimbangan. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur transpirasi melalui daun tanaman dengan menggunakan metode penimbangan. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Transpirasi adalah proses evaporasi pada tumbuhan. Transpirasi terjadi dalam setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya sedikit), pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui daun-daun. Ada dua tipe transpirasi yaitu : 1. Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis. 2. Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daundaun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata (Loveless, 1991). TINJAUAN PUSTAKA Transpirasi Transpirasi dalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas ke udara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi (Loveless, 1991). Gambar 1: Mekanisme Transpirasi

3 Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya (Hanum, 2008). Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air-dalam melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui transpirasi untuk membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbon dioksida melaui pori stomata, yanag paling banyak terdapat pada permukaan daun dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Salisbury & Ross, 1995). Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga. Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat. Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H +, beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H + membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien ph lintas membran plasma. Ion K + mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respons terhadap perbedaan muatan, sedangkan ion Cl - berasosiasi dengan ion H + mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H +. Akumulasi ion malat, K +, dan Cl - menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim pembentukan malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran plasma adalah cahaya merah dan cahaya biru. Produksi asam malat dan influksion K + dan Cl - menarik air ke dalam sel melalui proses osmosis. Ketika vakuola sel penjaga memperoleh air, sel tersebut membengkak dan menyebabkan tekanan turgor naik. Tekanan turgor ini akan mendesak dinding tipis pada sel penjaga sehingga mengakibatkan stomata membuka. Proses menutupnya stomata akan terjadi pada saat sel penjaga kehilangan ion K + yang kemudian disusul dengan hilangnya air melalui proses osmosis yang menyebabkan turgor sel penjaga menurun (Hanum, 2008). Gambar 2 : Stomata Mengatur Laju Transpirasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Transpirasi Proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury & Ross, 1995). a. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi proses transpirasi anatara lain: 1. Penutupan Stomata Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masingmasing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian besartanaman, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya

4 mengakibatkan penutupan stomata (Gardner, 1991). 2. Jumlah dan Ukuran Stomata Kebanyakan daun tanaman yang produktif mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan (Gardner, 1991). 3. Jumlah Daun Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi (Gardner, 1991). 4. Penggulungan atau Pelipatan Daun Banyak tanaman yang mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila perairan terbatas (Gardner, 1991). 5. Kedalaman dan Proliferasi Akar Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan tanaman (Gardner, 1991). b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain: 1. Kelembaban Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain ruang di dalam daun itu jauh lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun). Sebaliknya, jika pada suatu hari di uadara banyak awan maka kebasahan antara bumi dengan awan itu sangat tinggi. Dengan demikian maka perbedaan kebasahan udara di dalam dan di luar daun tidak jauh berbeda; keadaan yang demikian ini tidak melancarkan berdifusinya uap air dari dalam daun ke dunia luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara yang kering melancarkan transpirasi (Dwijoseputro, 1980). Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara (Taiz, 1998). 2. Temperatur Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan temperatur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan uap yang terkurung di dalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas (Dwijoseputro, 1980). Kenaikan suhu dari 18 0 sampai 20 0 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata (Taiz, 1998). 3. Sinar matahari Sinar matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama siar inframerah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Dwijoseputro, 1980). Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang

5 kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata (Salisbury & Ross, 1995). 4. Angin Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi (Taiz, 1998). Pada umumnya angin yang sedang menambah kegiatan traspirasi. Hal ini dapat dimaklumi karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk berdifusi ke luar (Dwijoseputro, 1980). 5. Kandungan air tanah Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Taiz, 1998). Pengukuran Transpirasi Pengukuran laju transpirasi tidak terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi : 1. Kertas korbal klorida Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas. 2. Potometer Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi. 3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan. 4. Penimbangan langsung Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilagan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung (Loveless, 1991). Peranan transpirasi Transpirasi yang terjadi dapat membantu penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan. Kalsium dan boron di jaringan sangat peka terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang ditanam di daerah yang kelembabannya tinggi dan udara yang diperkaya CO 2 dapat menampakkan kekahatan kalsium di jaringan tertentu. Sebaliknya, transpirasi yang terlalu cepat dapat

6 menyebabkan beberapa unsur tertentu meningkat, mencapai jumlah yang meracuni. Tumbuhan tidak tumbuh dengan baik bila transpirasi sangat kurang karena sel berfungsi paling baik dalam keadaan sedikit kahat air (Salisbury & Ross, 1995). Transpirasi juga berperan dalam pertukaran energi. Transpirasi merupakan proses pendinginan. bila tidak terjadi transpirasi maka daun akan lebih panas beberapa derajat lebih panas. Penguapan air merupakan proses pendinginan yang kuat. Molekul air yang berkecepatan tinggi menguap dan ketika meninggalkan zat cair, kecepatan molekul yang tertinggal menjadi lebih kecil berarti zat cair tersebut lebih dingin (Salisbury & Ross, 1995). Transpirasi mempunyai manfaat bagi tanaman antara lain: 1. Meningkatkan daya isap daun pada penyerapan air 2. Mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika terjadi penyerapan yang berlebihan. 3. Mempercepat laju pengangkutan dan penyerapan unsur hara melalui pembuluh xylem 4. Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal 5. Sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu. 6. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel. 7. Pengangkutan asimilat. 8. Pengaturan bukaan stomata. (Lakitan,1993). Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air. Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses mermbuka dan menutupnya stomata (stomata movement) serta transportasi lain dalam hara lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara bebas. Dengan adanya defisiensi kalium maka secara langsung akan memperlambat proses fisiologi, baik yang melibatkan klorofil dalam jaringan daun maupun yang behubungan dengan fungsi stomata sebagai faktor yang sangat penting dalam produksi bahan kering secara umum. Semakin lama defisiensi kalium maka akan semakin berdampak buruk terhadap laju proses fisiologi dalam jaringan daun. Semakin berat defisiensi kalium pada gilirannya akan berdampak semakin parah terhadap rusaknya pertumbuhan daun (Masdar, 2003). Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi sebagai penyusun utama jaringan yang aktif mengadakan kegiatan fisiologis, juga berperan penting dalam memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran dan pertumbuhan sel (Kramer, 1963). Peranan yang penting ini menimbulkan konsekuensi bahwa secara langsung atau tidak langsung defisit air tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan (Pugnaire dan Pardos, 1999). Menurut Kramer (1963) kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Fahn, l982). Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan

7 konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lakitan, 1996) (Lestari, 2006). Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup (Pugnaire dan Pardos, 1999). Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Price dan Courtois, 1991). Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Price dan Courtois, 1991; Pugnaire dan Pardos,1999) (Lestari, 2006). Faktor transpirasi telah ditandai dalam rasio evapotranspirasi ke evaporasi dan barubaru ini telah menjadi rasio transpirasi ke area daun. Faktor transpirasi adalah sebuah takaran untuk kemampuan tanaman untuk menyerap air dari media pertumbuhan dan berlangsung hingga ke atmosfer dalam perbandingan dengan evaporasi disekeliling lingkungannya. Percobaan ini berarti bahwa faktor transpirasi adalah sebuah takaran dari potensial tanaman sebagai pompa natural. Ketika faktor transpirasi atau evaporasi tanaman lebih tinggi dari 1 berarti tanaman telah berperan sebagai pompa. Tanaman mempunyai faktor transpirasi lebih dari satu yang sesuai untuk phytotreatment dari pembuang air atau pembuang cairan dan polusi gas atau air. Suatu contoh waterhyacinth yang telah dikarakteristikan oleh faktor transpirasi atau evaporasi lebih dari 1. Bagaimanapun, Ludang dan Mangkoedihardjo menemukan bahwa tipe zat organik dan konsentrasi dipengaruhi evapotranspirasi secara negatif, evaporasi dan area daun waterhycinth. Efek negatif yang telah diketahui denganpembelajaran pada waterhyacinth untuk treatment polutan (Priambodo, 2011). METODOLOGI Alat dan Bahan Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas aluminium foil, timbangan, gelas ukur, dan 6 botol Nescafe. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Andropogon sp. (Alangalang), Rhoeo discolor, Pistia stratiotes, air PDAM, dan vaselin Cara Kerja Tanaman dimasukkan dalam botol nescafe yang telah diisi air melalui lubang kertas aluminium foil dan sisa lubang diberi vaselin. Penguapan air selain melalui tanaman percobaan dicegah. Gelas beserta tanamannya ditimbang dan dicatat beratnya. 3 gelas diletakkan di ruang praktikum dan disinari lampu lainnya diletakkan di loker praktikum. Gelas tersebut ditimbang kembali setiap 15 menit selama satu jam dan dicatat jumlah pengurangan beratnya. Setelah timbangan terakhir, tanamannya diambil dan diukur luas total daunnya dari masing-masing tanaman tersebut. Kecepatan transpirasinya dihitung dari masing-masing perlakukan dalam gr air / mm 2 luas daun. Pembahasan Praktikum transpirasi bertujuan untuk mengukur transpirasi melalui daun tanaman dengan metode penimbangan. Penggunaan metode penimbangan dikarenakan metode ini relatif mudah dilakukan, mudah dalam pengamatan, efektif dan tidak membutuhkan banyak biaya dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Praktikum dimulai dengan tanaman dimasukkan dalam botol bekas nescafe yang telah diisi air melalui lubang kertas aluminium foil dan diberi vaselin pada sisa lubang.

8 Penutupan lubang botol bekas nescafe dengan kertas aluminium foil bertujuan agar tidak terjadi penguapan selain melalui tanaman atau untuk meminimalkan penguapan yang terjadi, karena jika masih ada lubang akan terjadi penguapan air di dalam botol bekas nescafe ketika tanaman ditaruh tempat panas. Gelas beserta tanamannya ditimbang dan dicatat beratnya. Penimbangan ini berfungsi untuk mengetahui berat awal air dan tanaman sebelum proses transpirasi terjadi sehingga bisa dihitung laju transpirasinya. 3 gelas diletakkan di ruang praktikum dan disinari lampu lainnya diletakkan di loker praktikum. Penempatan gelas praktikum pada dua tempat yang berbeda bertujuan untuk mengetahui laju transpirasi tertinggi dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, karena keadaan tanaman dalam botol bekas nescafe diasumsikan sama. Pada tempat praktikum diletakkan di tempat gelap yang dianggap tidak ada cahaya dan angin yang berarti mempengaruhinya. Sedangkan yang ditempatkan di luar ruangan (tempat terbuka) botol bekas nescafe terpapar cahaya dan angin secara langsung sehingga dapat di asumsikan faktor lingkungan angin dan cahaya mempengaruhinya. Gelas tersebut ditimbang kembali setiap 15 menit selama satu jam dan dicatat jumlah pengurangan beratnya. Gelas ditimbang setiap 15 menit bertujuan untuk mengetahui berat pengurangan air karena transpirasi. Setelah penimbangan terakhir, tanamannya diambil dan diukur luas total daun dari masing-masing tanaman tersebut dengan menggambar pada kertas milimeter. Perhitungan luas total daun digunakan untuk mengetahui pengaruh luas daun dengan laju transpirasi. Kemudian laju transpirasinya dihitung. Perhitungan laju transpirasi hanya menggunakan bagian tanaman yaitu daun dikarenakan pada daun lebih sering terjadi proses transpirasi. Daun memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Di dalam daun terjadi proses fotosintesa yang merubah energi cahaya menjadi energi kimia. Hasil fotosintesis akan didistribusikan keseluruh bagian tanaman untuk mendukung pertumbuhan serta penimbunan bahan makanan dalam buah, umbi ataupun bagian-bagian lain. Fotosintesis merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi didalam dunia kehidupan. Fotosintesis atau asimilasi adalah sifat khusus yang hanya dimiliki oleh tumbuhan untuk mempergunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik. Selain memegang peranan yang penting dalam proses fotosintesis daun juga berperan dalam transpirasi. Pada hakekatnya transpirasi adalah proses penguapan oleh tanaman yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi dapat terjadi melalui seluruh bagian tanaman, tetapi sebagian besar transpirasi terjadi melalui daun karena luas permukaanya serta daun lebih terkena udara luar. Transpirasi turut memegang peranan dalam proses penyerapan air dan garam-garam mineral oleh akar dari dalam tanah. Transpirasi juga berperan dalam pengaturan suhu di dalam daun (Haryati, 2010). Perhitungan laju transpirasi dilakukan dengan penggurangan berat awal tanaman dengan berat setelah mengalami transpirasi. Masing-masing tempat dihitung sendiri. Setelah itu dihitung luas permukaan daun. Perhitungan luas permukaan daun dengan menggunakan kertas millimeter. Daun tanaman dilepas dari batangnya satu-satu kemudian digambar dengan cara dijiplak di atas kertas milimeter. Setelah itu dihitung banyaknya kotak yang ada dalam daun tersebut dengan satuan mm 2. Kedua daun dari tanaman yang terletak di tempat gelap dan terang masing-masing dihitung luasnya. Setelah diperoleh luas daun hasil dari pengurangan hitungan berat dibagi dengan luas daun. Nilai yang diperoleh tersebut adalah laju transpirasi. Rumus perhitungan laju transpirasi: V = berat awal(g) berat akhir(g) Luas total daun (mm 2 )

9 Praktikum transpirasi menggunakan tiga tanaman yang berbeda yaitu Pistia stratiotes, Rhoeo discolor, dan Andropogon sp. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai laju transpirasi pada tanaman yang berbeda. Perbedaan tanaman tersebut secara dapat dilihat berdasarkan perbedaan morfologi dan habitatnya. Secara morfologi daun tanaman Andropogon sp. Ukurannya lebih sempit, permukaan daun kasar, ada bulu-bulu halus, daun berbentuk pita dan pertulangannya sejajar. Secara habitat Andropogon sp. dapat hidup di daerah yang kekurangan air. Sedangkan secara morfologi untuk Pistia stratiotes bentuk daun lebar, berwarna hijau, tebal, permukaan kasar ada bulu-bulu halus. Secara habitat Pistia stratiotes hidup di daerah yang berair (hidrofit). Sedangkan untuk Rhoeo discolor morfologinya daun berwarna hijau di bagian atas dan berwarna ungu di bagian bawah, daun tebal, permukaannya licin seperti ada lapisan tepung di atasnya. Habitatnya Rhoeo discolor pada lingkungan yang tidak tergenang dan terlalu kering (sedang). Tanaman untuk praktikum dipilih yang jumlah daunnya sama setiap spesies untuk asumsi laju transpirasinya sama. Pistia stratiotes dengan jumlah daun 5 buah, Rhoeo discolor dengan jumlah daun 9 daun, dan Andropogon sp. dengan jumlah daun 4 buah. Jumlah air yang ada di dalam gelas disamakan antara gelas yang ditaruh di tempat terang dan di tempat gelap berfungsi untuk membandingkan batang tanaman dan lokasi manakah yang menyerap air lebih banyak. Hasil perbandingan perhitungan laju transpirasi berdasarkan grafik laju transpirasi pada Rhoeo discolor yang diletakkan di dalam loker laboratorium pada menit ke-0 sampai ke- 60 adalah konstan yaitu 0 g/dm 2. Sedangkan laju transpirasi Rhoeo discolor yang diletakkan di ruang praktikum dengan disinari lampu pada 0-15 menit adalah 0,0033 g/mm 2, pada menit menit, menit adalah 0 g/mm 2 dan menit adalah 0,0033 g/mm 2. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa laju transpirasi pada Rhoeo discolor yang diletakkan di tempat terang lebih tinggi daripada laju transpirasi Rhoeo discolor yang diletakkan di tempat gelap. Hasil perbandingan perhitungan laju transpirasi berdasarkan grafik laju transpirasi pada Pistia stratiotes yang diletakkan di tempat gelap pada menit ke-0 hingga menit ke-60 adalah 0 g/mm 2. Sedangkan Pistia stratiotes yang diletakkan di tempat terang laju transpirasi pada menit ke-0 hingga menit ke-40 adalah 0,001 g/mm 2. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa laju transpirasi pada Pistia stratiotes yang diletakkan di tempat gelap lebih tinggi daripada laju transpirasi Pistia stratiotes yang diletakkan di tempat terang. Hasil perbandingan perhitungan laju transpirasi berdasarkan grafik laju transpirasi pada Andropogon sp. yang diletakkan di dalam ruang praktikum pada menit ke-0 sampai ke-60 adalah konstan yaitu 0 mg/dm 2. Sedangkan laju transpirasi Andropogon sp. yang diletakkan di luar ruang praktikum pada 0-15 menit adalah 0,001 g/mm 2, pada menit laju transpirasinya adalah 0 g/mm 2 pada menit menit adalah 0,001 g/mm 2, dan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa laju transpirasi pada Andropogon sp. yang diletakkan di tempat terang lebih tinggi daripada laju transpirasi Andropogon sp. yang diletakkan di tempat gelap. Perbedaan laju transpirasi antara tanaman yang diletakkan di dalam dan luar laboratorium hal ini mungkin dikarenakan tanaman yang diletakkan di dalam adalah karena faktor cahaya atau sinar matahari laboratorium kurang mendapat pengaruh rangsangan untuk melakukan proses penguapan air. Seperti telah diketahui, cahaya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penguapan. Cahaya matahari dapat menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempercepat transpirasi. Karena cahaya matahari juga mengandung

10 panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stomata dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Dwijoseputro, 1980). Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga merusak klorofil. Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan cenderung lebih banyak dipakai daripada disimpan. Pada intensitas cahaya yang tinggi kelembaban udara berkurang, sehingga proses transpirasi berlangsung lebih cepat (Mahfudz, 2010). Tabel perbedaan tiga tanaman yang digunakan dalam praktikum Pembed a Laju transpir asi Luas Daun Rhoeo discolor Pistia stratiote s Andropogo n sp. Tinggi Sedang Rendah Kecil Sedang lebar Habitat Lembab Air Kering Daun Lebar Lebar Sempit Lapisan lilin Ada Ada Tidak Ada Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa terdapat korelasi antara luas permukaan daun dengan laju transpirasi. Pada teori, seharusnya semakin luas permukaan daun maka semakin tinggi laju transpirasinya. Hal ini dikarenakan semakin luas permukaan daun, maka semakin luas pula bidang penguapannya, sehingga pada daun yang memiliki luas permukaan yang besar, maka laju transpirasinya akan semakin besar pula. Sedangkan pada hasil praktikum, luas daun berbanding terbalik dengan laju transpirasi. Semakin luas daun, semakin rendah laju transpirasi. Hal ini dimungkinkan karena terdapatnya pengaruh habitat, lebar daun, dan zat lilin pada daun. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan antara luas permukaan daun dengan laju transpirasi. Berdasarkan teori, semakin luas permukaan daun maka semakin tinggi laju transpirasinya. Hal ini dikarenakan semakin luas permukaan daun, maka semakin luas pula bidang penguapannya, sehingga pada daun yang memiliki luas permukaan yang besar, maka laju transpirasinya akan semakin besar pula. Selain hal tersebut, laju transpirasi itu juga dapat dikaitkan dengan perbedaan habitat tiaptiap spesies. Selain hal tersebut, laju transpirasi itu juga dapat dikaitkan dengan perbedaan habitat tiap-tiap spesies. Terlihat pada Andropogon sp., Pistia stratiotes dan Rhoeo discolor, tiga tanaman tersebut memiliki habitat yang berbeda yakni Pistia stratiotes pada habitat air, Andropogon sp. pada habitat kering, sedangkan Rhoeo discolor pada habitat lembab. Karena Pistia stratiotes berada pada habitat air, maka membutuhkan banyak penguapan. Karena Rhoeo discolor berada pada habitat lembab, maka membutuhkan banyak penguapan, sehingga juga membutuhkan daun yang luas. Sedangkan Andropogon sp. Berada pada habitat kering, sehingga memiliki mekanisme mengurangi kehilangan air, sehingga laju transpirasinya sedikit dan tidak membutuhkan daun lebar. Terdapatnya lapisan lilin pada daun Pistia stratiotes dan Rhoeo discolor sedikit banyak juga mempengaruhi proses transpirasi. Menurut Lakitan, 1993 Kulit luar daunnya tebal, mempunyai lapisan lilin yang tebal dan mempunyai sedikit stomata dapat mengurangi penguapan pada daun, sehingga dapat memperlambat laju transpirasi. Berdasarkan perbandingan laju transpirasi pada ketiga tanaman. Rata-rata laju transpirasi Rhoeo discolor yang diletakkan di tempat terang paling tinggi dibandingkan dengan Pistia stratiotes dan Andropogon sp. Kemungkinan hal ini disebabkan karena masih adanya sisa lubang

11 pada saat penutupan dengan vaselin pada kertas aluminium foil, sehingga laju transpirasinya tidak berasal dari tanaman saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan perbandingan laju transpirasi pada ketiga tanaman, laju transpirasi pada tanaman yang diletakkan di tempat (gelap) yang sama antara Rhoeo discolor, Pistia stratiotes dan Andropogon sp. sebesar 0 g/mm². Kemungkinan hal ini disebabkan karena keadaan yang gelap tidak mendapat pengaruh cahaya, suhu dan angin, sehingga transpirasi tidak terjadi. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Selain itu, faktor dalam juga berpengaruh misalnya besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Hal ini dapat diketahui dari laju transpirasi. Laju transpirasi tertinggi pada tanaman yang diletakkan di tempat terang adalah Rhoeo discolor dengan laju transpirasi sebesar 0,0033 g/mm 2. Sedangkan laju transpirasi tertinggi pada tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap adalah Pistia stratiotes, Rhoeo discolor dan Andropogon sp. sebesar 0 g/mm 2. DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia : Jakarta Gardner, Et All Fisiologi Tanaman Budidaya. Ui Press : Jakarta. Hanum, C Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. Haryati, Sri Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda. Labarotorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, UNDIP:Semarang. Lakitan, B Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Lestari, Endang Gati Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. B I O D I V E R S I T A S ISSN: x. Volume 7, Nomor 1 Januari Halaman: Loveless, A.R Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT. Gramedia: Jakarta. Mahfudz, dkk Pengaruh Kehilangan Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit Pulai (Alstonia sp). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN): Yogyakarta. Masdar Pengaruh Lama Beratnya defisiensi Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Akta Agrosia Vol.6 No. 2. Fakultas Pertanian Universitas: Bengkulu. Priambodo, Guntur.,dkk Transpiration Factor, Peaking Factor And Plants Capacity Of Jatropha In Phytoremediation Of Mercury Polluted Soil. INTERNATIONAL JOURNAL Of ACADEMIC RESEARCH. Vol. 3. No.1. January, 2011, Part I. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross Fisiologi Tumbuhan. ITB: Bandung Taiz, L. and E. Zeiger Plant Physiology 2 nd ed. Sinauer Associates. Inc. Publ. Massachucetts.

12

13 1. Tabel Hasil pengamatan No Perlakuan Pengamatan 1. Tanaman dimasukkan dalam gelas bekas nescafe yang telah diisi air melalui lubang kertas aluminium foil dan sisa lubang diberi vaselin. 2. Penguapan air selain melalui tanaman percobaan dicegah. 3. Gelas beserta tanamannya ditimbang dan dicatat beratnya. 4. Gelas satu diletakkan di ruang praktikum dengan disinari lampu dan lainnya diletakkan di dalam loker praktikum. 5. Gelas tersebut ditimbang kembali setiap 15 menit selama satu jam dan dicatat jumlah pengurangan beratnya. 6. Setelah timbangan terakhir, tanamannya diambil dan diukur luas total daunnya dari masing- Tanaman yang digunakan adalah: a. Rhoeo discolor jumlah daun : 9 helai bentuk daun seperti pita, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu lebar akar pendek dan tebal b. Pistia stratiotes jumlah daun : 10 helai bentuk daun membulat dan lebar akar kecil dan panjang c. Andropogon sp. Jumlah daun : 8 helai. bentuk daun seperti pita, panjang, dan sempit. akar pendek dan kecil. Penutupan dengan aluminium foil bertujuan agar tidak ada faktor lingkungan selain cahaya yang mempengaruhi proses transpirasi. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat awal tanaman, sehingga dapat dibandingkan berat sebelum dan sesudah terjadi transpirasi sehingga diketahui berat air yang menguap. Spesies Rhoeo discolor Pistia stratiotes Andropogon sp. Berat awal (gram) Dalam Luar Perlakuan ini dilakukan untuk membandingkan laju transpirasi yang terjadi pada ruang gelap dan ruang terang dengan pengaruh cahaya dan suhu. Perlakuan ini dilakukan agar mengetahui besar penguapan dan laju reaksi tiap 15 menit selama 1 jam. Diukur luas daun dengan menggambar di kertas millimeter blok agar diketahui pengaruh luas daun dengan laju transpirasi.

14 masing tanaman tersebut. Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggambar daun pada kertas milimeter. 7. Kecepatan transpirasinya dihitung dari masing-masing perlakukan dalam gr air / dm 2 luas daun. Pada tiap tabel terlihat perbedaan pada ukuran luas totalnya antara tempat terang dengan gelap Kecepatan transpirasi dihitung dengan rumus : V = berat awal(g) berat akhir(g) Luas total daun (mm 2 ) 2. Tabel berat (gr) pada tanaman a. Tabel berat (gr) pada Rhoeo discolor Letak Berat (gram) Luas total daun (mm 2 ) menit menit menit menit menit Luas rata- rata daun (mm²) Gelap 700 gr 700 gr 700 gr 700 gr 700 gr 0 mm 2 0 mm² Terang 690 gr 675 gr 675 gr 675 gr 690 gr 0,0033 mm 2 0,00165 mm² b. Tabel berat (gr) pada Pistia stratiotes Letak Berat (gram) Luas total daun (mm 2 ) menit menit menit menit menit Luas rata- rata daun (mm²) Gelap 640 gr 640 gr 640 gr 640 gr 640 gr 0 mm 2 0 mm² Terang 660 gr 650 gr 650 gr 650 gr 650 gr 0,001mm 2 0,0005 mm² c. Tabel berat (gr) pada Andropogon sp. Letak Berat (gram) Luas total daun Luas rata- rata 0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit (mm 2 ) daun (mm²) Gelap 580 gr 580 gr 580 gr 580 gr 580 gr 0 mm 2 0 mm 2 Terang 580 gr 570 gr 570 gr 570 gr 580 gr 0,001 mm 2 0,0005 mm² 3. Tabel Luas Permukaan Daun Luas permukaan daun Rhoeo No. discolor(mm²) Gelap Terang

15 Total Luas Permukaan Daun Pistia No. stratiotes (mm²) Gelap Terang Total Luas Permukaan Daun No. Andropogun sp. (mm²) Gelap Terang Total Perhitungan Diketahui : Misalnya pada Rhoeo discolor pada waktu 0 15 menit yang diletakkan di tempat terang - Berat sebelum transpirasi = 690 gr - Berat sesudah transpirasi = 690 gr - Luas permukaan daun = mm 2 Ditanya : Laju transpirasi antara waktu 0 15 menit? Jawab : Laju transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus : V = berat awal(g) berat akhir(g) Luas total daun (mm 2 ) = 690 g 690 g mm 2 = mm 2 = 0 g/mm 2 Berdasarkan perhitungan sehingga dapat diperoleh data pada table laju transpirasi pada setiap tanaman. 5. Tabel laju transpirasi a. Tabel laju transpirasi pada Rhoeo discolor Waktu Laju (g/mm 2 ) (menit) Gelap Terang , ,0033

16 b. Tabel laju transpirasi pada Pistia stratiotes Waktu Laju (g/mm 2 ) (menit) Gelap Terang , , , ,001 c. Tabel laju transpirasi pada Andropogon sp. Waktu Laju (g/mm 2 ) (menit) Gelap Terang , , Grafik a. Grafik laju transpirasi pada Rhoeo discolor terang gelap b. Grafik laju transpirasi pada Pistia stratiotes gelap terang c. Grafik laju transpirasi pada Andropogon sp gelap terang

17 LAMPIRAN aluminium foil yang digunakan untuk menutup gelas Rhoeo dicolor yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air vaselin yang digunakan untuk menutup lubang pada gelas Rhoeo discolor bersama air dalam gelas ditimbang beratnya Botol diolesi vaselin,agar lubang bekas Rhoeo discolor tertutupi Andropogun sp.bersama air dalam gelas ditimbang beratnya Pistia statiotes bersama air dalam gelas ditimbang beratnya Tanaman di sinari lampu (tempat terang) Tanaman di loker (tempat gelap)

18 DISKUSI 1. Terangkan mengapa transpirasi terjadi! Karena transpirasi berperan dalam penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan, serta untuk pertukaran energi antara daun dan lingkungannya. 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi! Proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain : suhu, cahaya, kelembaban, ketersediaan air tanah dan angin 3. Terangkan mengapa transpirasi di dua tempat tersebut berbeda kecepatannya! Perbedaan laju transpirasi pada tempat terang dan tempat gelap dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah cahaya. Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata. Cahaya matahari dapat menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena cahay matahari juga mengandung panas (terutama siar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata, stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI PUBI INDAH SARI UMMU SYAUQAH A. VERAWATI WIWIK ASPIANTI T. PARAMITHA SARI LILI NUR ENDA IRA RABIAH NURLINA NUR SAKINAH ANDRE SUCI ALFIAH MUHAMMAD HANAFI LILIS DYA NENGSIH

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi Nama : Bani Nugraha Nim : 1210702008 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi TRANSPIRASI Definisi Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan

Lebih terperinci

STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE

STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Stomata berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN

PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN Penyerapan air pada tumbuhan dilakukan dengan dua cara yaitu penyerapan air secara aktif dan penyerapan air secara pasif. Penyerapan air

Lebih terperinci

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A)

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A) HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI AZKI AFIDATI PUTRI ANFA (1410422025) KELOMPOK 3B (A) ABSTRAK Praktikum Hubungan Tumbuhan dengan Air, Transpirasi dan Evaporasi ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR Laporan Praktikum Mikroteknik Nama NIM Kelompok Asisten OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 : II (dua) : Ana Fatmasari PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal

Lebih terperinci

Fotosintesis menghasilkan O 2

Fotosintesis menghasilkan O 2 Cahaya Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis : sebagai sumber

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan tanaman Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap sampel daun untuk mengetahui ukuran stomata/mulut daun, dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Praktikum Fisiologi Tumbuhan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengaruh Luas Daun Terhadap Kecepatan Absorpsi Air Tanggal Praktikum : 29 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan : 5 April 2012 Nama : Melin Amalia NIM : 1210702036 Semester : IV Kelas

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Bismillahirrahmaanirrahiim... Bismillahirrahmaanirrahiim... Assalamualaikum wr wb... LOADING PLEASE WAIT TRANSPIRASI Definisi Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Stomata DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM PADA TANAMAN Allamanda cathartica

PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM PADA TANAMAN Allamanda cathartica PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM PADA TANAMAN Allamanda cathartica I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tumbuhan tingkat tinggi, air dan hara dari dalam tanah diambil dari diedarkan keseluruh tubuh tumbuhan

Lebih terperinci

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air mempunyai peranan sangat penting karena air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh makhluk

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok bahasan : 1. Peran air dalam kehidupan tumbuhan 2. Penyerapan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

Modul 1 Keseimbangan Air pada Tumbuhan

Modul 1 Keseimbangan Air pada Tumbuhan Modul 1 Keseimbangan Air pada Tumbuhan Oleh: Retno Mastuti Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya 2016 0 Modul 1 - Keseimbangan Air pada Tumbuhan Air merupakan komponen penting pada sistem

Lebih terperinci

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Source dan Sink Source: bagian di mana fotosintat memulai proses transportasi (tempat produksi atau menyimpan) Sink: tempat di mana fotosintat di tempatkan (bagian

Lebih terperinci

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor Pertemuan : Minggu ke 5 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis Sub pokok bahasan : 1. Faktor-faktor dan dalam tubuh tumbuhan 2. Faktor-faktor dan lingkungan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. TRANSPIRASI TUMBUHAN Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan. - Mengamati jumlah stomata

Lebih terperinci

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Laporan Praktikum Biologi : Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Kelompok : 1 Aditya Dedi Setyawan 2 Ilhamsyah Dwi Kurniawan P 3 Junita Putri 4 Kezia Angelica Suharto 5 Michael Sugita Daftar

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

Daya Tekan Akar dan Daya Isap Daun.

Daya Tekan Akar dan Daya Isap Daun. Daya Tekan Akar dan Daya Isap Daun. I. Tujuan Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu agar mahasiswa mampu mengamati, dan membuktikan adanya daya tekan akar dan daya hisap daun dalam proses

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TRANPIRASI DAN EVAPORASI OLEH : : TOMI ANUGRAH PRATAMA NO.BP :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TRANPIRASI DAN EVAPORASI OLEH : : TOMI ANUGRAH PRATAMA NO.BP : LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TRANPIRASI DAN EVAPORASI OLEH : NAMA : TOMI ANUGRAH PRATAMA NO.BP : 07 133 022 KELOMPOK : VII ANGGOTA KELOMPOK : 1. RURY MAKHZUNI (07133011) 2. GUSNIMAR (07133048 )

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di

Lebih terperinci

Kuliah III TRANSPIRASI

Kuliah III TRANSPIRASI Kuliah III TRANSPIRASI Tumbuhan statis : terestrial, epifit, akuatik tumbuhan terestrial: hubungan kontinum tanah (sumber air,source), tumbuhan, atmosfer (penampungan air,sink) Pergerakan air dan uap air

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS Nama: IDA AYU RATIH DWI NUGRAHA PUTRI 1208505001 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012 / 2013 LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

Fisiologi Tumbuhan. PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

Fisiologi Tumbuhan. PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Fisiologi Tumbuhan PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Sistem Perkuliahan Student centered learning : dibagi dalam kelompok diskusi, mahasiswa presentasi, ditambah materi dari dosen Research

Lebih terperinci

12/04/2014. Pertemuan Ke-2

12/04/2014. Pertemuan Ke-2 Pertemuan Ke-2 PERTUMBUHAN TANAMAN 1 PENGANTAR Pertumbuhanadalah proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali kebentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka,

Lebih terperinci

intermediet seperti asam-asam organik dengan berat molekul rendah Haung, 1980).

intermediet seperti asam-asam organik dengan berat molekul rendah Haung, 1980). EKOFISIOLOGI (2) RESPIRASI ~ Merupakan proses oksidasi makanan dari sel-sel yang hidup, menghasilkan energi yang akan digunakan untuk proses asimilasi, penyerapan mineral serta proses lain yang mempergunakan

Lebih terperinci

LAJU TRANSPIRASI JURNAL OLEH : RICKY RINALDO GULO AGROEKOTEKNOLOGI IIB

LAJU TRANSPIRASI JURNAL OLEH : RICKY RINALDO GULO AGROEKOTEKNOLOGI IIB LAJU TRANSPIRASI JURNAL OLEH : RICKY RINALDO GULO 150301085 AGROEKOTEKNOLOGI IIB L A B O R A T O R I U M F I S I O L O G I T U M B U H A N PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI F A K U L T A S P E R T A N I A

Lebih terperinci

RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2

RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2 RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2 KESEIMBANGAN AIR DALAM TANAMAN Air berfungsi sebagai bahan dasar fotosintesis, mencegah tanaman agar tidak layu, mempertahankan tekanan turgor, membantu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN CAHAYA Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis

Lebih terperinci

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL dan dihitung status air medianya (Lampiran 1). Pengukuran kadar air relatif dilakukan dengan mengambil 1 potongan melingkar dari daun yang telah berkembang penuh (daun ke-3 dari atas) dengan diameter 1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN Wina Dyah Puspita Sari dan Herkules Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang PENDAHULUAN ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR Hutan mangrove merupakan formasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

Lebih terperinci

Densitas Stomata 120 Menit

Densitas Stomata 120 Menit LKS: 04 Densitas Stomata 120 Menit PENGANTAR Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya 55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Karakterisitik Benih Kedelai Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji berkisar 18 g/ 100 biji. Warna kulit biji kuning muda dan

Lebih terperinci

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGAIRAN KEDELAI Tujuan Berlatih

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Tumbuhan L/O/G/O

Sistem Transportasi Tumbuhan L/O/G/O Sistem Transportasi Tumbuhan L/O/G/O Apersepsi Pada percobaan tersebut, coba ingat kembali jaringan apa saja yang berperan dalam sistem pengangkut an pada tumbuhan? Daftar Isi 1 Jaringan yang berperan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM SEMESTER GASAL 2014/2015 PRODI PENDIDIKAN FISIKA OLEH TIM LAYANAN BIOLOGI

BIOLOGI UMUM SEMESTER GASAL 2014/2015 PRODI PENDIDIKAN FISIKA OLEH TIM LAYANAN BIOLOGI BIOLOGI UMUM SEMESTER GASAL 2014/2015 PRODI PENDIDIKAN FISIKA OLEH TIM LAYANAN BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN: Mekanisme transpor pada tumbuhan Gambaran umum mekanisme transpor pada tumbuhan Penyerapan air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 39 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Proses Difusi Molekul KMnO 4 atau CuSO 4 Di dalam Aquades dan Tekanan Osmotik Cairan Sel Daun Rhoe discolor Dalam Larutan Glukosa Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Siti Nur Faedah 1405113011 Program Studi

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

Analisis stomata Analisis stomata dilakukan dengan cara mengambil sampel daun nilam yang diambil dari masing-masing nomor somaklon yang dikategorikan peka dan toleran. Daun yang diambil adalah daun ketiga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS Oleh : Bayu Widhayasa 0910480026 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN

TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN Hari, tanggal : Selasa, 1 Oktober 2013 Rekan Kerja : 1. Neneng Wida Pujiastuti (G74110049) 2. Ahmad Khairul Falah (G74120003) 3. Dita Cicilia (G74120032) TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN Zudah Sima atul

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air

Lebih terperinci

OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2

OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2 1 OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2 KOMPETENSI DASAR 1. Memahami osmosis sebagai cara penyerapan air pada tumbuhan 2. Memahami pprinsip dasar cara penyerapan zat pada

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan XII MIA OLIMPIADE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 Kendari BAB

Lebih terperinci

Ulangan Lebar Panjang Luas Daun 1 6,5 cm 12 cm 78 cm Daun 2 7 cm 10 cm 70 cm Rata- Rata 6.75 cm 11 cm 74 cm

Ulangan Lebar Panjang Luas Daun 1 6,5 cm 12 cm 78 cm Daun 2 7 cm 10 cm 70 cm Rata- Rata 6.75 cm 11 cm 74 cm III. Hasil Pengamatan dan Pembahasan A. Data Hasil Pengamatan - Ukuran daun Ulangan Lebar Panjang Luas Daun 1 6,5 cm 12 cm 78 cm Daun 2 7 cm 10 cm 70 cm Rata- Rata 6.75 cm 11 cm 74 cm - Kecepatan transpirasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL 1. Dalam keseharian, seluruh aktifitas biologis, terjadi hubungan antara individu dengan lingkungan 2. Hubungan terjadi dalam bentuk pertukaran zat (cair, padat, gas) 3. Pertukaran zat dari tubuh ke lingkungan,

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS Disusun oleh Nama : Muhammad Darussalam Teguh NIM : 12696 Golongan : B4 Asisten Koreksi :

Lebih terperinci