PUBLIC SPEAKING Pertemuan I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUBLIC SPEAKING Pertemuan I"

Transkripsi

1 PUBLIC SPEAKING Pertemuan I

2 Pendahuluan Buku Materi Pokok: Public Speaking Edisi 1; Djoenaesih S. Soenarjo & Rajiyem; Universitas Terbuka - Pertemuan 1: Sejarah dan Perkembanga Retorika - Pertemuan 2: Proses dan Komponen dalam Komunikasi - Pertemuan 3: Teori Komunikasi dalam Public Speaking - Pertemuan 4: Media Massa - Pertemuan 5: Khayalak Public Speaking & Persiapan Presentasi - Pertemuan 6: Alat Bantu Presentasi - Pertemuan 7: Penulisan Naskah Presentasi - Pertemuan 8: Evaluasi Public Speaking Metode Pembelajaran : Tutorial Online dan Tatap Muka Komponen Penilaian : Tugas 1, 2, 3 Partisipasi (Keaktifan)

3 Pertemuan I Sejarah dan Perkembangan Retorika I. Pengertian Retorika Retorika berasal dari bahasa Inggris, Rhetoric, dan bersumber dari kata latin, Rhetorica, yang berarti ilmu bicara. Retorika atau public speaking atau berbicara di depan umum. Secara sempit: mengenai berbicara Secara luas: tentang penggunaan bahasa lisan dan tulisan Sunarjo (1983): Pengertian retorika dapat dilihat dari: 1. Tinjauan filosofis 2. Tinjauan ilmu komunikasi

4 1. Sebagai Tinjauan Filosofis Aristoteles mengemukakan bahwa emosi manusia bervariasi dan bagaimana seorang orator atau pembicara dapat mempengaruhinya. Retorika: Seni yang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai itu adalah kebenaran dan keadilan yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Fungsi Retorika: a. Pengetahuan yang mendalam tentang retorkia dan latihan-latihan yang dilakukan bisa mencegah retorika digunakan sebagai alat penipuan b. Retorika sangat berguna sebagai sarana untuk menyampaikan instruksi c. Retorika sama halnya dengan dialektik yang dapat memaksa orang untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan

5 2. Tinjauan Menurut Ilmu Komunikasi Dalam ilmu komunikasi, retorika dan public speaking, tidak terlalu dibedakan pengertiannya. a. Public speaking atau retorika adalah suatu komunikasi, dimana komunikator berhadapan langsung dengan massa atau berhadapan dengan komunikan atau audiens dalam bentuk jamak. Public speaking atau retorika dibedakan dengan komunikasi massa. Alasannya, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang menggunakan media massa, sedang public speaking atau retorkia adalah komunikasi langsung dengan massa. b. Public speaking atau retorika digolongkan pada komunikasi massa. Alasannya bahwa public speaking atau retorika harud dibedakan dengan pidato-pidato lain. Public Speaking adalah bentuk komunikasi berupa pembicaraan yang diucapkan seseorang di depan orang banyak/massa mengenai sesuatu masalah sosial. Karakteristik Public speaking atau retorika: 1. Diucapkan di depan orang banyak/massa 2. Topiknya menyangkut orang banyak dan menyangkut masalah sosial. Inilah perbedaan public speaking dan pidato-pidato yang disampaikan di depan kelompok kecil/terbatas.

6 c. Tujuan Public speaking atau retorika: Menyadarkan dan membangkitkan orang banyak atau mengenai masalah sosial sehingga tidak perlu menggunakan suatu uraian ilmiah rasional. Terutama berusaha mempengaruhi audiens atau komunikan. Yang perlu diperhatikan: teknik pemakaian bahasa secara efektif dalam pemilihan kata untuk mempengaruhi komunikan sesuai dengan kondisi dan situasi komunikan tersebut. d. Retorika dan pidato, dibedakan sebagai berikut: 1. Retorika atau public speaking adalah salah satu bentuk komunikasi dengan audiens yang cukup banyak. 2. Pidato dapat terjadi dalam suatu kelompok komunikasi kecil seperti ceramah atau kelas ataupun kelompok besar seperti pemberian informasi (kata sambutan) sebelum dimulainya seminar skala internasional. 3. Tidak terdapat perbedaan mendasar antara retorika dan pidato. Pengertian retorika menurut Aly(1994): Prinsip-prinsip mengenai komposisi yang persuasif dan efektif serta keterampilan yang harus dimiliki seorang ahli pidato (orator), prinsip mengenai prosa pada umumnya, seni komposisi verbal beserta cara-cara yang digunakan dalam prosa atau puisi.

7 Sejarah Retorika Retorika sebagai seni dipelajari sejak abad ke-5 sebelum masehi. Kaum Sufis di Yunani dahulu mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk mengajarkan pengetahuan tentang politik dan pemerintahan dengan penekanan utama pada kemampuan berpidato. Lalu berkembanglah seni pidato dengan memutarbalikkan kenyataan untuk membujuk khayalak. Retorika dilaksanakan di negara-negara yang menganut demokrasi langsung seperti Yunani dan Romawi. Fungsi retorika di era tersebut: 1. Mencapai kebenaran atau kemenangan seseorang atau golongan dalam masyarakat 2. Meraih kekuasaan 3. Sebagai alat persuasi

8 Tokoh-tokoh di Bidang Retorika: 1. Georgias (guru retorika pertama): Kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika tercapai kemenangan dalam pembicaraan. Sekolahnya menekankan pada bahasa yang puitis dan teknik berbicara impromptu (berbicara tanpa persiapan) 2. Protagoras (pengajar bersama Georgias): Kemahiran berbicara bukan untuk kemenangan, melainkan demi keindaha bahasa. 3. Socrates: Retorika adalah kebenaran dan dialog adalah tekniknya. Teknik deduksi: kesimpulan-kesimpulan untuk hal-hal yang khusus setelah menuelidiki hal-hal yang berlaku pada umumnya. 4. Isocrates: Sekolah retorika dengan fokus pada pidato-pidato politik. 5. Plato: Retorika penting untuk persiapan menjadi pemimpin. Esbagai model pendidikan, sarana mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan mempengaruhi rakyat.

9 6. Aristoteles: retprola sebagai filsafat bukan seni. Retorika membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktian menggunakan logika. 5 kanon retorika: Inventio (penemuan), dispositio (penyusunan), elocutio (gaya), memoria (memori), pronuntiatio (penyampaian). 7. Demosthenes (ahli pidato dan politik): semangat yang berkobar-kobar, kecerdasan pikiran, dan lain dari yang lain. 8. Marcus Tulius Cicero (Orator): mempunyai suara yang berat mengalun, kadang menggema, kadang halus merayu, kadang disertai cucuran air mata. 9. Plutarch: pidato yang disampaikan harus meyakinkan. 10. Tacitus (pahlawan romawi): retorika akan hilang nilainya dengan berkurangnya demokrasi. Retorika berbahaya saat adanya pengaruh tanpa kecapakan atau pengetahuan dan adanya pengaruh yang membenarkan yang salah.

10 Aliran Retorika Modern Ditandai dengan munculnya Renaissance atau abad pencerahan sekitar tahun an. Menurut Jalaluddin Rahmat, ada 3 aliran dalam retorika modern: 1. Aliran Epistemologis membahas teori pengetahuan, asal-usu, sifat, metode, dan batas-batas pengetauhan manusia. Mengkaji retorika klasik dalam sorotan perkembangan psikologi kognitif, yakni membahas proses mental. a. Roger Bacon: Penggunaan rasio dan imajinasi untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik. Rasio, imajinasi dan kemauan merupakan kajian psikologis yang menjadi fokus retorika modern. b. George Campbell: Retorika diarahkan pada upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan dan mempengaruhi kemauan. c. Richard Whately: Memusatkan perhatian pada argumentasi. Bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Oleh karena itu menelaah proses berpikir khayalak sangat penting.

11 2. Aliran Beles Lettres Berasal dari bahasa Perancis yang artinya tulisan yang indah. Mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang mengabaikan segi informasinya. Tokoh: Hugh Blair yang menulis buku, Lectures on Rhetoric and Belles Letters. Ia menghubungkan antara retorika, sastra dan kritik sehingga memunculkan kajian cita rasa (taste), yakni kemampuan untuk memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apa pun yang indah. Aliran Epistemologis dan Belles Letters memusatkan perhatian pada persiapan pidato yang meliputi penyusunan pesan dan penggunaan bahasa. 3. Aliran Elokusionis Aliran ini menekankan pada teknik penyampaian pidato. Tokoh: Gilbert Austin. Petunjuk praktis penyampaian pidato: - Tidak boleh melantur - Mengarahkan mata langsung kepada pendengar - Menjaga ketenangan - Memulai berbicara dengan nada yang paling rendah. (Untuk mendiamkan gumaman dan menarik perhatian pendengar)

12 Retorika Zaman modern Awal abad sesudah Masehi, retorika tidak begitu berkembang. Baru abad ke-17 di Eropa muncul orator-orator kenamaan: 1. Oliver Cromwell: pelaksanaan pidato harus mengulang hal-hal yang penting, menyesuaikan diri dengan sikap lawan, membiarkan orang lain menarik kesimpulan sendiri dan menunggu reaksi. 2. Henry Bollingbroke: Apabila kekuasaan politik berlandaskan kekuasaan fisik maka retorika merupakan kekuatan mental 3. Winston Churchill: Mantan Perdana Menteri Inggris, terkenal karena keberhasilannya dalam menggerakkan bangsa Inggris untuk melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia II. 4. Adolf Hitler: Memukau rakyat Jerman sehingga bersedia melakukan apa pun. Retorikanya adalah mengunggulkan diri sendiri, menjelek-jelekkan dan menakutnakuti lawan. 5. Soekarno: Retorika demi demagogi. Pidato yang diucapkan beliau adalah untuk menarik simpati bangsa lain agar dapat membangun bangsa dan negara. Menggunakan metode pengulangan kata-kata, sugesti dan persuasi.

13 Abad Ke-20 Pada abad ke-2o, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu perilaku, seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun bergeser menjadi public speaking. 1. James A. Winans: Menggunakan psikologi modern dalam pidatonya. Menyarankan pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis pada khayalak, seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. 2. Charles Henry Woolbert: Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku, dimana proses penyusunan pidato adalah kegiatan pengorganisasian: - Teliti tujuannya - Ketahui khalayak dan situasinya - Ketentuan proposis yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut - Pillih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis 3. William Norwood Brigance: Menekankan pada faktor keinginan sebagai dasar persuasi. 4 unsur persuasi yang mendapat perhatiannya: rebut perhatian pendengar, usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda, pikirkan keinginan audiens, kembangkanlah setiap gagasan seusia dengan sikap pendengar.

14 PERKEMBANGAN RETORIKA A. Perkembangan Retorika Yunani Berkembang pada era Yunani. Orang Yunani adalah perantau. Sebab Yunani terletak di semenanjung Balkan tidak subur oleh karena itu pergi ke tanah asing untuk mendirikan negara baru di sekitar laut Egia dan pantai Asia kecil. Disana ekonomi mereka berkembang dan waktu luang dimanfaatkan untuk memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran. Ilmu pengetahuan pun berkembang yang ditujukan untuk mencari kebenaran, lalu lahirlah filsafat. Sistem kemasyarakatan orang Yunani yang disebut polis atau negara kota. Polis merupakan lembaga politik yang meliputi kekuasaan secara otonomi, swasembada, dan kemerdekaan. Ketiga faktor inilah yang melatarbelakangi kebebasan berpikir yang membantu munculnya filsafat. Konsep tentang masyarakat dan politik adalah abstrak menyangkut tujuan didirikannya negara, sistem pemerintaha dan kepemimpinan. Bahasa menajdi incaran bagi orang yang inin masuk dalam jajaran elit politik Yunani.

15 I. Retorika Aristoteles Aristoteles terkenal dengan karyanya Rhetorica. Aristoteles membagi pidato menjadi 3 jenis sesuai dengan karakteristik pendengarnya sebagai berikut: 1. Pidato Yudisian (legal) atau forensik: pidato mengenai perkara di pengadilan, apa yang telah terjadi dan tidak pernah terjadi. Pendengarnya adalah para hakim atau juri dalam masalah pengadilan. 2. Pidato deliberatif atau politik (suasoria): pidato yang berisi nasihat yang disampaikan. Pendengarnya anggota badan legislatif dan eksekutif. 3. Pidato Epideitik atau pidato demonstratif: pidato-pidato untuk pementasan, upacara-upacara ibadah maupun bukan yang beirsi kecaman atau pujian mengenai hal-hal yang terjadi sekarang.

16 Dasar-dasar retorika menurut Aristoteles, terdiri dari berikut ini: 1. Retorika erat hubungannya dengan moral karena harus mengemukakan sesuatu yang benar. Kebenaran menjadi landasan retorika yang sejati. Moral dalam perkembangannya mempelajari psikologi. 2. Metode retorikanya mendasarkan diri pada analitika, yakni meneliti berbagai argumentasi dari proposisi yang benar dan dialektika, yaitu meneliti argumentasi dari proposisi yang diragukan kebenarannya. Analitika dan dialektika pada perkembangannya disebut logika. Inti dari logika adalah silogisme: memperoleh kesimpulan dari proposisi untuk meraih kebenaran. 3. Retorika sebagai sesuatu yang inheren diserapi semua orang, dimana dalam upaya mencari kebenaran dialog menjadi tekniknya. 4. Totalitas suatu pidato mencakup faktor ethos, pathos, dan logos. Ethos: sumber kredibilitas komunikator atau kesadaran orator tampil sebagai pribadi yang dapat dipercaya oleh pendengar. pathos: merupakan segi emosional pembicara yang mendasar dan secara implisit terkandung di dalam isi pidato. Logos: mencakup imbauan berdasarkan argumen yang luas.

17 II. Metode Retorika Klasik Dalam metode retorika klasik dalam menyampaikan pidato ke publik: a. Inventio atau Heuresis: Penelitian materi-materi. Kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang cocok untuk suatu pidato. Harus mendidik, membangkitkan kepercayaan dan menggerakkan hati. b. Dispositio atau Taxis atau Oikomia: Penyusunan dan pengurutan materi atau argumen dalam suatu pidato berdasarkan prinsip-prinsip masuk akal, kemampuan menganalisis penemuan-penemuan dan dapat membandingkan pemikiran dahulu dan sekarang. c. Elocutio atau Lexis: Pengungkapan atau penyajian gagasan dalam bahasa yang sesuai berdasarkan pada hal-hal berikut: (1) Komposisi, kejelasan dan langgam bahasa dari suatu pidato, (2)Kerapian, kemurnian, ketajaman dan kesopanan dalam bahasa, (3) Kemegahan dan hiasan pikiran dengan upaya retorika. d. Memoria atau Mneme: menghafalkan pidato. Latihan mengingat gagasan-gagasan dalam pidato yang disusun. e. Actio atau hypokrisis: Menyajikan pidato. Faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara dalam penyajian ini adalah suara, sikap dan gerak-gerik.

18 B. Sistematika Penulisan Retorika Klasik Aristoteles, Cicero dan Quintilianus membagi rangka pidato menjadi 5 bagian: 1. Poem atau Exordium: Pembukaan dalam pidato. Harus jelas, sopan dan singkat. 2. Narratio atau Diogesis: Pernyataan mengenai kasus yang dibicarakan. Narratio mengandung fakta-fakta awal yang jelas, dipercaya, singkat dan menyenangkan. 3. Agon atau Argumen: Usaha menyajikan fakta-fakta atau bukti untuk membuktikan masalah atau kasus yang tengah dibicarakan. Quintilianus menyebutnya sebagai probation atau apodeitixis. 4. Refutatio atau Lysis: Penolakan terhadap fakta-fakta yang berlawanan. Menunjukkan keberatan-keberatan terhadap hal-hal yang bersifat palsu atau tidak konsisten 5. Peroratio atau Epilogos: Kesimpulan atau rangkuman dari apa yang telah dikemukakan pembicara dengan cara membangkitkan emosi pendengarnya.

19 C. Public Speaking Pada masa sekarang, orientasi orang berbicara sudah bukan pada seni saja, tetapi lebih fokus sebagai pengetahuan yang harus dipelajari untuk mencapai efektivitas pesan yang maksimal. Keuntungan mempelajari Public Speaking: Menurut DeVito: 1. Meningkatkan keahlian dalam bidang akademik dan karir. 2. Memperbaiki kemauan komunikasi secara umum. 3. Meningkatkan kemauan berbicara di depan publik. Menurut Wuwur (1999): 1. Meningkatkan kemampuan pribadi 2. Keberhasilan pribadi 3. Dalam tugas dan jabatan 4. Bagi kehidupan pada umumnya

20 Kajian Retorika Meliputi Monologika (ilmu tentang seni berbicara secara monolog/ satu orang saja yang berbicara) dan dialogika (ilmu berbicara secara dialog / dua orang atau lebih dalam satu pembicaraan). Hendrikus (2000): a. Diskusi: memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah yang objektif. b. Proses tanya-jawab untuk mencari informasi c. Adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak

21 PERSUASI Komunikasi persuasi: aktivitas membujuk dengan maksud untuk mengubah perilaku, keyakinan dan sikap yang ebih mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator, akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri. A. Teknik Persuasi menurut Aly (1994): 1. Cognitive Dissonance: mengambil teori dari Leon Festinger yakni manusia sering bertindak tidak sesuai dengan keyakinan atau hati nuraninya sendiri. Orang biasanya lebih cepat menerima komunikasi persuasif yang seolah-olah membenarkan perilakunya meskipun hati nuraninya sendiri tidak dapat membenarkan. 2. Pay off Idea dan Fear Arousing. Pay off Idea: persuasi dengan maksud memberikan hadiah atau pun harapan yang lebih baik atau Positive appeals. Fear Arousing: memberikan ancaman atau akibat buruk jika tidak melaksanakannya 3. Empati: Kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada situasi orang lain. 4. Packing: mengemas pesan sehingga komunikan tertarik 4. Red Herring: Penyampaian gagasan dengan menggabungkannya dengan objek yang sedang aktual atau menarik.

22 B. Hambatan yang Mempengaruhi Persuasi 1. Voice Factor: hambatan berupa suara-suara yang disengaja atau tidak, pada saat komunikasi berlangsung 2. Semantic Factor: Pemakaian kata-kata atau istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman 3. Kepentingan: pesan hanya diperhatikan oleh komunikan apabila berhubungan dengan kepentingannya. 4. Motivasi: Bila minat dan keinginan yang mendorong komunikan untuk memperhatikan suatu pesan tidak sesuai keinginan komunikan maka motivasi dapat menjadi hambatan. 5. Prasangka: emosi yang memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan berdasarkan prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.

23 Rangkaian Motivasi Monroe 5 langkah yang dikenal dalam teori ini: 1. Perhatian: Bangkitkan perhatian khayalak dan tunjukkan pentingnya topik anda. 2. Kebutuhan: Perlihatkan ada masalah yang sedang berlangsung dan nyatakan secara jelas dan dramatisasikan dengan materi pendukung 3. Kepuasan: Luaskan kebutuhan tersebut dengan menyediakan suatu pemecahan masalah dengan rencana yang cukup spesifik 4. Visualisasi: Membantu khayalak membayangkan rencana tersebut dengan memperlihatkan keuntungannya dan menggunakan pernjelasan secara gamblang 5. Tindakan: Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan khayalak dan gunakan simpulan yang tegas untuk merangsang mereka bertindak.

24 1. Retorika Persuasif Retorika Persuasif: Pesan yang disampaikan kepada sekelompok khayalak oleh seorang pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan mereka terhadap gagasan, isu, konsep atau produk. Persuasi dinilai berhasil jika pesan yang disampaikan memiliki akibat yang sesuai dengan yang diharapkan. 2. Macam Retorika Persuasif Retorika Informatif: untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman khalayakdengan cara mendefinisikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan atau menyelidiki sesuatu. Retorika Persuasif: berupaya mengubah perilaku khalayak lewat pembentukan, penguatan dan pengubahan perilaku.

25 3 macam retorika persuasif: a. Retorika Penalaran: tujuannya untuk mengubah pikiran khalayak terhadap suatu isu melalui penalaran untuk membentuk tanggapan mereka terhadap isu tersebut dengan menggunakan logika, pembuktian, penarikan kesimpulan, generalisasi dan penyimpulan untuk meyakinkan khalayak agar mengikuti dengan senang hati posisi spesifik terhadap suatu isu. b. Retorika Oposisi: Saat anda membantah ide-ide yang diyakini atau disampaikan oleh orang lain. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa ada dua sisi fakta menggunakan argumen logis untuk pembuktian dan membujuk khalayak. c. Retorika Aksi: Bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang jelas dalam diri khalayak, mendorong mereka melakukan sesuatu, dengan menggunakan data tarik rasional dan emosional

26 Tujuan Retorika Persuasif Pembentukan tanggapan: Memperkenalkan suatu gagasan produk, isu atau konsep kepada khalayak dikaitkan dengan nilai-nilai mapan yang melekat pada mereka. Penguatan tanggapan: kesinambungan perilaku yang sedang berlangsung saat ini terhadap produk, gagasan, atau ide yang mereka respons. Pengubahan tanggapan: Pengubahan tanggapan sekelompok khalayak untuk mengubah perilaku mereka terhadap suatu produk, konsep atau gagasan Menurut Aristoteles, cara untuk mempengaruhi manusia: a. Tunjukkan pada khayalak bahwa anda memiliki pengetahuan luas, kepribadian terpercaya dan status yang terhormat (ethos) b. Menyentuh hati khalayak dalam hal perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang (pathos) mereka. c. Mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti untuk meyakinkan khayalak melalui pikirannya (logos)

27 Jenis-jenis persuasi menurut Maccoby: 1. Persuasi pada umumnya (general persuasibility) 2. Internal nature of change: Perubahan yang implisit termasuk dalam pesan. *Pengaruh yang dibawa oleh masing-masing komunikator akan membawa dampak yang berbeda-beda tergantung situasi dan waktu Menurut Maccoby, persuasi dalam hubungan interpersonal atau kelompok adalah sebagai berikut: a. Saat terdapat 2 pendapat, maka pendapat pertama akan berkurang pengaruhnya setelah ada persuasi dari pembicara kedua. b. Apabila 2 pendapat (pro dan kontra) oleh satu orang maka pendapat yang pertama akan memiliki pengaruh yang lebih besar c. Pengaruh bisa diperoleh sebagai akibat dari time filing, yaitu pengisian pendapat dalam jangka waktu tertentu. d. Apabila permasalahan membutuhkan kepuasan maka ide yang disampaikan harus dinyatakan terlebih dahulu dan ide baru dinyatakan terakhir.

28 Karakter Individu Komunikan Berdasarkan Daya Persuasi a. Orang yang anti-lingkungannya: sukar diubah pendapatnya b. Orang yang penyendiri: Sukar dipengaruhi karena selalu curiga c. Orang yang mempunyai daya fantasi: mudah dipengarhi berdasarkan fantasinya d. Orang yang mempunyai minority complex: takut ditertawakan atau ditolak sehingga mudah berubah pendapat (sifat bunglon) e. Orang yang bersifat terbuka dan hidup dalam masyarakat: tidak menuendiri dan ingin menyelami masalah masyarakat. Mudah dipengaruhi. f. Orang yang hidup untuk dirinya sendiri (sukar bergaul): bersedia mengubah pendapatnya dmei keuntungan pribadi (sifat bunglon) g. Wanita atau pria: wanita lebih mudah dipengaruhi.

29 Bagaimana persuasi dilakukan pada tipe-tipe komunikan tersebut? a. Orang-orang yang memperlihatkan sikap permusuhan atau anti-lingkungan atau antisosial: Mungkin dikarenakan pengalaman hidupnya yang negatif, mempunyai sifat agresif dan memiliki kebutuhan untuk memperlihatkan kekuasaan. Sukar dipengaruhi dan melihat komunikator sebagai orang luar yang tidak bermoral dan dirinyalah yang baik. Oleh sebab itu gunakan teknik yang mengagung-agungkan dirinya, melebihkan atau mengunggulakan dirinya b. Orang-orang yang menjauhkan diri dari masyarakat biasanya tinggi hati. Mereka tidak dapat dipercaya karena lemah dan berusaha sesedikit mungkin menjalin hubungan. Sulit dipengaruhi. c. Orang-orang yang memiliki fantasi besar paling mudah dipengaruhi dengan membuat gambaran tentang lambang-lambang yang disampaikan kepadanya. Responsnya positiv. d. Orang dengan minority complex biasanya pasif dan mudah dipengaruhi karena ia ingin diterima masyarakat. e. Orang yang lebih terbuka pada pendapat orang lain, sering ragu dalam bersikap. Tidak dapat diharapkan untuk waktu panjang, penerimaan sesaat. f. Wanita dapat dipengaruhi tergantung topiknya menyangkut masalah impersonal.

30 Metode Persuasi Teknik dan metode persuasi dilakukan untuk memperoleh efektivitas pesan yang maksimal. Penyampaian dilakukan oleh pembicara terlihat sejajar, tidak ada kesan menggurui namun meyakinkan. Metode persuasi (Aly, 1994): a. Asosiasi: Upaya penggambaran situasi dengan mengasosiasikan dengan citra dan keadaan yang telah dikenal. b. Analogi: Membandingan antara dua hal atau lebih yang bertujuan untuk memperlihatkan persamaan atau perbedaannya c. Contoh: Menjelaskan sesuatu hal dengan menggunakan contoh agar mudah dipahami d. Emosi: Perasaan atau nurani karena motivasi tertentu menjelma menjadi emosi. Penggunaan emosi dalam kata-kata dpaat menyentuh kalbu manusia. e. Generalisasi: Menyamaratakn suatu fenomena dan fakta tanpa merincinya secara detil. f. Humor: Menyelipkan humor dalam pidato agar khalayak tidak merasa bosan.

31 g. Identifikasi: Merangkul khalayaknya dengan menciptakan rasa solidaritas atau kebersamaan h. Kapstok: Rujukan yang dapat memperkuat argumentasi pembicara. Mengutip pakar contohnya. i. Kasualitas: Menjelaskan sebab akibat. j. Kompensasi: Mempengaruhi khalayak supaya mereka terhibur atau bersemangat untuk melakukan sesuatu yang diimbau ole pembicara. k. Konotasi: Ungkapan yang hendak membandingkan suatu objek dengan suatu sifat yang sama atau mencari perbandingan yang jauh dari realita awal l. Konfirmasi: Menarik simpati khalayak dengan kesiapan mental untuk menyesuaikan diri menurut keinginan dan kesadarannya sendiri. m. Kontroversial: Sengaja mengungkapkan objek yang bertentangan supaya tampak sisinya yang berbeda atau bertentangan.

32 n. Memojokkan: Memojokkan lawan sejauh tidak sampai melukai perasaan atau merugikan kepentingan orang banyak. Kenyataannya teknik ini sering mengundang kemarahan dari orang yang terkena kritik tersebut. o. Mendramatisasi: Sebab khalayak memiliki emosi yang mudah dibakar apalabi bila suda ada bibit sentimen sebelumnya dengan membesar-besarkan persoalan p. Metafora: Membandingkan subjek dengan sesuatu benda lain yang bersifat abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di tempat. Narasi: Kemampuan pembicara merangkai suatu peristiwa dengan menggambarkan secara jelas dalam suatu kesatuan utuh. Mengembangkan daya fantasi audiens untuk mengkhayalkannya seolah-olah menjadi nyata. q. Narasi: Merangkaikan suatu peristiwa dengan menggambarkan secara jelas dalam suatu kesatuan utuh r. Pengulangan: Menyegarkan kembali ingatan audiens untuk memntapkan ingatan mereka s. Personafikasi: Memperlakukan sesuatu yang tidak terjangkau dengan diri manusia atau menggambarkan benda abstrak sama dengan makhluk hidup.

33 t. Pola ekstrem: Berbagai cara untuk meyakinkan lawan bicara. Menyampaikan kritik atau memaksa pendapat asal tidak menimbulkan penolakan total. u. Kambing Hitam: Jalan pintas agar khalayak antipati / tidak suka pada suatu objek v. Proyeksi: Mencari objek diluar dirinya untuk dijadikan bulan-bulanan sambil juga mengakui kelemahan diri sendiri. w. Rasionalisasi: Kemampuan secara logika untuk mencari pembenaran dari suatu persoalan yang sebenarnya bukan penyebab langsung dari masalah tersebut. x. Shock Therapy: bersifat kejutan yang tidak terduga sebelumnya oleh khalayak, seperti gertakan, ancaman atau peringatan yang menyadarkan audiens untuk menyetujui permintaan pemimpin y. Simplikasi: Menyederhanakan persoalan menjadi sangant sederhana sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam pengaambilan keputusan z. Spekulatif: Dilakukan jika pembicara terdesak oleh keadaan dan mencoba menggambarkan dengan cara menduga-duga, mengarah pada suatu kepastian.

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM)

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM) ETIK UMB Modul ke: 14 Fakultas PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM) Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc PENGANTAR Semua orang dapat, tetapi tidak semua

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RETORIKA

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RETORIKA Humaniora Volume 17, No. 2, Juni 2005: 142 153 HUMANIORA VOLUME 17 No. 2 Juni 2005 Halaman 142-153 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RETORIKA Rajiyem* ABSTRACT This article is a compilation of rhetoric and its

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa simbol dan tanda-tanda dalam

Lebih terperinci

Modul ke: Public Speaking. Ruang Lingkup Public Speaking. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

Modul ke: Public Speaking. Ruang Lingkup Public Speaking. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 01 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Public Speaking Ruang Lingkup Public Speaking Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Public Speaking Ruang Lingkup Public Speaking 1. Sejarah Public

Lebih terperinci

Retorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing.

Retorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing. Retorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing. The New Webster s International Encyclopedia, 1996: Oratory, also call rhetoric,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Muhadharah 1. Definisi muhadharah. Muhadharah berasal dari bahasa Arab, yaitu Muhadharah dan bentuk jamaknya yaitu Muhadharatan yang artinya kuliah, pidato. 1 Muhadharah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman Yunani kuno. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran

Lebih terperinci

PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF

PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNIKASI PERSUASIF Kata persuasi bersumber dari istilah persuasio (kata kerjanya persuadere), yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Komunikasi persuasi merupakan

Lebih terperinci

Perkembangan Ilmu Komunikasi

Perkembangan Ilmu Komunikasi Nuria Astagini Perkembangan Ilmu Komunikasi Sesi -2 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya 2013 Tradisi Retorika dan Public Speaking Berasal dari kehidupan sehari-hari pada zaman Yunani

Lebih terperinci

PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN

PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Modul ke: 10 3. Fakultas Program Pascasarjana PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Proses Persuasi 2. Model Terpadu Persuasi Relationship Marketing Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi

Lebih terperinci

RETORIKA Dwi Budiyanto

RETORIKA Dwi Budiyanto sejarah RETORIKA Dwi Budiyanto Email: dwi_budiyanto@uny.ac.id. twitter: @dwiboediyanto Zaman yunani kuno Syracuse, Sicily, Greek 450 SM Figur sentral : Corax dan Tisias. Keduanya dikenal sebagai inventor

Lebih terperinci

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 07 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Public Speaking Output / Hasil dari Pidato Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Public Speaking Output / Hasil dari Pidato 1. Tampil Percaya Diri

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

RETORIKA. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

RETORIKA. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. RETORIKA Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Sejarah menunjukkan bahwa public speaking yang kita kenal dewasa ini berakar dari tradisi politik peradaban Yunani Kuno. Asal mula public speaking tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

KIP dan Perubahan Sikap

KIP dan Perubahan Sikap KIP dan Perubahan Sikap Pertemuan ke 8-9 1 Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap perubahan sikap terjadi dalam dua arah. Arah pertama bersifat incongruent, yaitu perubahan sikap yang menuju ke arah

Lebih terperinci

STRATEGI PESAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI P E R E N C A N A A N P E S A N D A N M E D I A M O D U L 4

STRATEGI PESAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI P E R E N C A N A A N P E S A N D A N M E D I A M O D U L 4 STRATEGI PESAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI P E R E N C A N A A N P E S A N D A N M E D I A M O D U L 4 PERENCANAAN PESAN K E G I A T A N B E L A J A R 1 Poin-Poin Pokok Perencanaan Pesan A. Bagaimana

Lebih terperinci

PUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI

PUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI 1 2 3 PUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI Disampaikan Pada Agenda Pembinaan Etosesr Angkatan 2014, Yang Diselenggarakan Oleh Beastudi Etos Samarinda Dompet

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam  /2007/11/19/snowballthrowing/) 8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat Public Speaking Modul ke: 05 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Berbicara di depan umum Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan MAsyarakat Public Speaking Berbicara di depan umum 1. Persiapan Berbicara 2. Menentukan

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

Perkuliahan I dan II Public Speaking

Perkuliahan I dan II Public Speaking Modul ke: 01 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Perkuliahan I dan II Public Speaking Komunikasi Efektif Rizki Ayu Budipratiwi., S.Sos. Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan 1. Pengertian Komunikasi 2.

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan

BAB V PENUTUP. Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan 129 BAB V PENUTUP Pada bab V ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berkaitan dengan hasil analisa penulis mengenai komunikasi persuasi pada penawaran produk asuransi Allianz. 5.1 Simpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan

Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan Assalamualaikum wr.wb Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Surakarta, yang saya hormati Bapak Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 5 Surakarta, dan

Lebih terperinci

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu dasar yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Karena komunikasi sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak

Lebih terperinci

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Public Speaking Keahlian berbicara di depan umum (public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemakai bahasa, manusia sudah mengenal pidato sejak lama. Pidato telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemakai bahasa, manusia sudah mengenal pidato sejak lama. Pidato telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pidato merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sang pemakai bahasa, manusia sudah mengenal pidato sejak lama. Pidato telah memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

sastransa Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com

sastransa Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com PIDATO Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicar kepada orang lain (audience) dengan cara lisan (Rendra Badudu,

Lebih terperinci

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R. Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Simalingkar Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Verawaty R. Sitorus ABSTRAK

Lebih terperinci

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan

Lebih terperinci

Universitas Mercu Buana. Ariani Wardhani. Pembuka. Faktor Kondisi. Presentasi. Video Presentasi. Daftar Pustaka. Akhiri Presentasi. Langkah Presentasi

Universitas Mercu Buana. Ariani Wardhani. Pembuka. Faktor Kondisi. Presentasi. Video Presentasi. Daftar Pustaka. Akhiri Presentasi. Langkah Presentasi Modul ke: Pengantar Presentasi Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Ariani Wardhani Pembuka Presentasi Faktor Kondisi Video Presentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ETIKA BERKOMUNIKASI ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DASAR PEMIKIRAN HENDAKNYA PEMBICARAN SELALU DI DALAM KEBAIKAN (AN- NISA : 104) MENGHINDARI PERDEBATAN DAN SALING MEMBANTAH HENDAKNYA BERBICARA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds

PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds PROLOG 69 tahun yang lalu? PROLOG PROLOG PROLOG pidato [bisa] menjadi jalan [awal] menuju perubahan PROLOG PUBLIC SPEAKING TUJUAN METODE KERANGKA BENTUK #1 pidato INFORMASI TUJUAN #2 pidato PERSUASI #3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RETORIKA PRABOWO SUBIANTO DAN JOKO WIDODO DALAM DEBAT CALON PRESIDEN

PERBANDINGAN RETORIKA PRABOWO SUBIANTO DAN JOKO WIDODO DALAM DEBAT CALON PRESIDEN PERBANDINGAN RETORIKA PRABOWO SUBIANTO DAN JOKO WIDODO DALAM DEBAT CALON PRESIDEN 2014 (Studi Kasus Retorika Debat Calon Presiden 2014 Mengenai Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial) Heru Ricky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) fokus masalah; (3) rumusan masalah; (4) tujuan penelitian; (5) manfaat penelitian; dan (6) definisi operasional.

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai daya tarik fisik dan mempunyai ikatan psikologis dengan audiens.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai daya tarik fisik dan mempunyai ikatan psikologis dengan audiens. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredibilitas merupakan suatu gambaran audiens mengenai kepribadian komunikator. Seorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai mempunyai tingkat kredibilitas

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI ETIKA DALAM BERKOMONIKASI PENGERTIAN ETIKA Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial yang berlaku dan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia pada saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa trandisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.film adalah

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paraggraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Simalingkar Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Verawaty R. Sitorus ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. Pendahuluan Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retorika adalah penggunaan bahasa dengan baik atau efektif yang harus dipelajari seseorang yang menggunakan bahasa dengan cara yang efektif untuk tujuan tertentu. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ganesha Public Speaking School adalah salah satu lembaga pelatihan / training dan seminar teknik berbicara di depan umum terbaik di kota Bandung. Berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi? Bahasa Indonesia Modul ke: Berbicara Untuk Keperluan Akademik Fakultas Psikologi Koko Rustamaji, SE, MM. Program Studi Program Studi? www.mercubuana.ac.id Pengertian Berbicara Berbicara adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia selamanya, komunikasi digunakan sebagai media penyampaian pesan dari individu ke individu maupun kelompok

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: 04Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Interpersonal Communication Skill Umpan Balik dan Membujuk Syah As'ari, M.Si Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Umpan Balik Interpersonal

Lebih terperinci

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI 2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI KEBUMEN (30/5/2014) www.pusluh.kkp.go.id Menulis dengan Hati???? Mengapa??? Semua jika dilakukan dengan hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan merupakan aspek terpenting dalam usaha pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Hal ini sangat erat hubungannya dengan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita sehari-hari, karena dengan berkomunikasi yang baik berarti kita termasuk orang yang berjiwa

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bersosial manusia tidak terlepas dari komunikasi. Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan, Manusia adalah zoon politicon yang artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif 1. Pengertian Menulis Pada dasarnya menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Setiap orang dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci