Jurnal Praktikum Farmakologi Dasar Pengujian efek diuretic dengan obat yang berbeda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Praktikum Farmakologi Dasar Pengujian efek diuretic dengan obat yang berbeda"

Transkripsi

1 Jurnal Praktikum Farmakologi Dasar Pengujian efek diuretic dengan obat yang berbeda Disusun oleh kelompok 8 1. Khoirun nisafiyah 2. Irzarur rochmah 3. Irmanda setyawati 4. Mira pebriantari Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang Juni 2017

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyak masyarakat masih beranggapan bahwa penggunaan dari obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis atau buatan pabrik. Penggunaan obat tradisional semakin meningkat diantaranya juga dikarenakan krisis ekonomi yang berpengaruh kepada daya beli masyarakat terhadap obat sintetis atau buatan pabrik. Namun demikian bukan berarti obat tradisional tidak memiliki efek samping yang tidak yang merugikan. Untuk itu perlu diketahui kandungan dan penggunaan yang optimal dari obat tradisional tersebut. Berbagai jenis tanaman dengan berbagai tujuan pengobatan telah dijadikan alternatif pengobatan bagi masyarakat yang kemudian di dukung oleh penelitian dari berbagai instansi. Beberapa tanaman yang telah populer antara lain temulawak sebagai hepatitis dan enteritis, kunyit sebagai antiseptik dan untuk antritis serta hepatitis, kumis kucing sebagai diuretic, banyak lainnya. (Katno dan S.Pramono 2009). Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal. Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan, pertama golongan diuretik osmotic, golongan ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain. Kedua diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhydrase, diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Yang ketiga diuretik golongan tiazid, diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Keempat golongan diuretik hemat kalium, diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).

3 Salah satu obat golongan diuretic adalah obat furosemide, furosemide merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan sesak nafas, lelah, kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan edema dan bisa disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit hati dan penyakit ginjal. Obat furosemide bekerja pada glomerulus ginjal untuk menghambat penyerapan kembali zat natrium oleh sel tubulus ginjal. Furosemide akan meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, dan kalium tanpa mempengaruhi tekanan darah normal. Selain menggunkan obat sentetis, masyrakat juga dapat menggunakan obat diuretic dari bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat diuretik adalah daun tanaman tempuyung. Tanaman kandungan utama ialah flavonoid turunan 10 flavon, yaitu berupa luteolin (7)-glukosida, luteolin (7)-glukuronida, dan auron (Soegihardjo dan Sudarto, 1983), apigenin 7-glukosida, dan skopoletin senyawa turunan kumarin (Lies tyaningsih, 1991). Flavonoid total dalam daun tempuyung adalah 0,10% (Kurnia, 1986). Tempuyung juga mengandung kalsium, natrium, magnesium (Handy dan Resmianto, 1978), asam fenolat (Pramono, 1985). Di samping itu juga mengandung ester asam sinamat dan asam sinamat bebas (Soegihardjo dan Sudarto, 1983). Mansour (1983) juga melaporkan adanya suatu turunan kumarin yaitu eskuletin. Tanaman tempuyung berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat batu ginjal, hipertensi, asam urat. Kandungan tanaman tempuyung yang dapat berkhasiat sebagai obat diuretic adalah kandungan senyawa Apigenin 7-O-glukosida dan luteolin 7-O-glukosida. Apigenin 7-Oglukosida dan luteolin 7-O-glukosida merupakan senyawa flavonoid kandungan aktif Sonchi Folium yang diperkirakan mampu melarutkan batu ginjal berkalsium. Diduga mekanisme pelarutan batu ginjal disebabkan oleh pembentukan kompleks antara flavonoid dengan kalsium yang menyusun batu ginjal (Anonim, 2000; Hardiyatmo, 1988). Untuk melakukan uji efektivitas diuretic antara obat tempuyung dan obat sintetis furosemide, kami menggunakan perbandingan volume urine pada mencit. Tikus yang digunakan terlebih dahulu dipuasakan selama kurang lebih 18 jam. Sebelum perlakuan, tikus diberikan loading dose berupa air hangat sebanyak 50 ml/kg BB. Kemudian diberikan masing-masing perlakuan secara peroral dengan dicekokkan dengan sode lambung. Dalam pengujian ini, dilakukan pengukuran volume urine pada mencit.

4 1.2 Rumusan masalah Bagaimana perbedaan efektivitas diuretic antara tanaman tempuyung dan obat furosemide dengan perbandingan volume urine terhadap mencit jantan? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui perbedaan efektivitas diuretic antara tanaman tempuyung dan obat furosemide dengan perbandingan volume urine terhadap mencit jantan

5 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan cara memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal. (Lapalo,2012) Proses diuresis dimulai dari mengalirnya darah disaring ke glomeruli (gumpalan kapiler), hasil filtrasi yang mengandung banyak air serta elektrolit ditampung wadah corong yang mengelilingi setiap glomerulus (kapsul bawman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Tubuli ini terdiri dari bagian glomerulus, kedua bagian ini dihubungi oleh sebuah lengkungan(henle s loop) Disini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh seperti glukosa dan garam-garam, antara lain ion-na. Zat-zat ini dikembalikan pada darah padah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. Sisanya yang tak berguna seperti sampah perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebaian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrate ari semua tubuli ditampung dalam saluran pengumpul (ductus colliges), dimana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrate akhir disalurkan ke kandung kemih dan timbun disini sebagai urine. Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu yang pertama inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid) bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan menc egah reabsorpsi bikarbonat (hydrogen karbonat), natrum, kalium, dan air semua zat ini meningkatkan produksi urine. Kedua, loop diuretic (furosemide, asetakrinat, torsemid, bumetanid), diuretic kuat terutama bekerja pada ansa henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat kotranspor Na + /K + /Cl - dari membrane lumen pada pars ascenden ansa henle, karna itu reabsopsi Na + /K + /Cl - menurun. Ketiga, tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid, klotalidon), bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan reabsobsi Na + dengan menghambat kontransporter Na + /Cl - pada membrane lumen. Keempat, hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren), penghambatan kompetitif terhadap aldosterone. Bekerja di tubulus renalis rektus untuk menghambat reabsopsi Na +, sekresi K + sekresi H +. kelima, osmotic (menitol, urea). Diuretic osmotic mempunyai tempat kerja:

6 Tubuki proksimal Diuretic osmotic ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsopsi natrium dan air melalui daya osmotiknya Ansa henle Diuretic osmotic ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsopsi natrium dan air oleh hipertonisitas daerah medulla menurun. Duktus koligentes Diuretic osmotic ini bekerja pada duktus koligentes dengan cara menghambat reabsobsi natrium dan air akibat adanya papillary wast out, kecepatan aliran filtrate yang tinggi, atau adanya factor lain. 2.2 Gambar 1. Tanaman tempuyung(sonchus arvensis L) Klasifikasi tanaman tempuyung adalah sebagai berikut: 1) Kingdom : Plantae 2) Divisio : Spermatophyta 3) Sub divisio : Angiospermae 4) Classis : Dicotyledonae 5) Sub Classis : Sympetalae 6) Ordo : Campanulatae (Asterales) 7) Familia : Compositae

7 8) Spesies : Sonchus arvensis L. (Backer dan Van Den Brink, 1968) a. Morfologi Ternak tahunan, tinggi 1 m sampai 2 m, akar tunggang kokoh, batang berusuk, bergetah putih. Daun bagian bawah terpusar membentuk roset, bentuk lonjong atau berbentuk lanset, berlekuk menjari atau tidak teratur, pangkal daun berbentuk panah atau jantung, ujung daun bercuatan pendek,panjang daun 6 cm sampai 48 cm, lebar daun 10 cm, daun bagian atas lebih kecil, duduknya berjauhan dan bergantian serta jelas memeluk batang. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bonggol bunga berukuran 2 cm sampai 2,5 cm. Panjang gagang bonggol 1 cm sampai 8 cm, mahkota bunga panjang 2 cm 2,5 cm, mula-mula berwarna kuning terang, lama-lama berwarna merah kecoklatan. Biji panjang 4 mm sampai 4,5 mm, berusuk 5, panjang papus 1,5 cm (Anonim, 1977) b. Kandungan kimia Kandungan dari tanaman tempuyung adalah silika, kalium, α- lactucerol, β- lactucerol, manitol, inositol, taraksasterol (Anonim, 1977; Perry, 1980; Wijayakusuma dkk., 1994), dan kandungan utama ialah flavonoid turunan 10 flavon, yaitu berupa luteolin (7)-glukosida, luteolin (7)-glukuronida, dan auron (Soegihardjo dan Sudarto, 1983), apigenin 7-glukosida, dan skopoletin senyawa turunan kumarin (Liestyaningsih, 1991). Flavonoid total dalam daun tempuyung adalah 0,10% (Kurnia, 1986). Tempuyung juga mengandung kalsium, natrium, magnesium (Handy dan Resmianto, 1978), asam fenolat (Pramono, 1985). Di samping itu juga mengandung ester asam sinamat dan asam sinamat bebas (Soegihardjo dan Sudarto, 1983). Mansour (1983) juga melaporkan adanya suatu turunan kumarin yaitu eskuletin. c. Efek farmakologi Tempuyung dapat digunakan sebagai obat wasir, disentri, mastitis, bisul, luka bakar, infeksi usus buntu, sakit empedu, batu ginjal, kolesterol, asam urat dan penurun tekanan darah tinggi (Wijayakusuma dkk., 1994; Ediati, 1997), lepotripik (Anonim, 1977), d an diuretik (Anonim, 1995). Daun tempuyung digunakan untuk melancarkan air seni sehingga dari kegunaan ini, daun tempuyung sering digunakan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit batu

8 ginjal dan pelangsing badan, selain itu daun tempuyung juga telah diketahui mempunyai khasiat dalam pengobatan penyakit kulit karena virus (Exham dan Sastrodiprojo, 1980 cit Soegihardjo dan Sudarto, 1983). Kemudian dapat juga menenangkan urat saraf sensibel, simpatik dan parasimpatik (Sardjito, 1969), untuk obat peradangan, dan insektisida (Perry, 1980). Sonchi Folium dikenal sebagai obat pelarut batu ginjal. Pada percobaan diuretik pada tikus, Sonchi Folium menunjukkan efek lemah sehingga kemungkinan efeknya diduga melalui gabungan antara diuretik lemah dan pelarut kalsium batu ginjal. Pada percobaan in vivo, infus Sonchi Folium juga menunjukkan efek menghambat pembentukan batu kandung kemih buatan pada tikus. Infus Sonchi Folium juga mempunyai efek melarutkan kalsium oksalat, kolesterol, dan asam urat batu ginjal secara in vitro. Daya melarutkan batu ginjal kalsium oleh ekstrak air dari daun tempuyung lebih baik dan berbeda nyata (P< 0,01) dibandingkan dengan ekstrak alcohol secara in vitro (Anonim, 2000;hardiyatmo, 1988) Apigenin 7-O-glukosida dan luteolin 7-O-glukosida merupakan senyawa flavonoid kandungan aktif Sonchi Folium yang diperkirakan mampu melarutkan batu ginjal berkalsium. Diduga mekanisme pelarutan batu ginjal disebabkan oleh pembentukan kompleks antara flavonoid dengan kalsium yang menyusun batu ginjal (Anonim, 2000; Hardiyatmo, 1988). 2.3 Furosemid Furosemid merupakan diuretik turunan sulfonamid, memiliki aktivitas diuresis saluretik yang kuat, aktivitasnya 8-10 kali diuretik tiazid. Awal kerja obat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral, dengan masa kerja yang relatif pendek 6-8 jam. Penyerapan furosemid dalam saluran cerna cepat, ketersediannya 60-69% pada subyek normal, dan 91-99% obat terikat oleh plasma protein. Kadar darah maksimal dicapai 0,5-2 jam setelah pemberian secara oral, dengan waktu paruh biologis 2 jam. Furosemid digunakan untuk pengobatan hipertensi ringan dan moderat karena dapat menurunkan tekanan darah (Siswandono & Bambang 1995). Furosemid meliputi semua segmen tubulus, khususnya pada segmen asenden simpul Henle atau diuretik simpul (Wattimena 1990). Tempat kerja utamanya dibagian epitel tebal ansa Henle bagian asenden, karena itu kelompok ini disebut juga sebagai loop diuretics. Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit di ansa Henle asenden bagian epitel tebal; tempat kerjanya dipermukaan sel epitel bagian

9 luminal. Golongan obat diuretic kuat menyebabkan peningkatan ekskresi K + dan kadar asam urat plasma. Ekskresi Ca 2+ dan Mg 2+ juga ditingkatkan sebanding dengan peninggian ekskresi Na +. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian furosemid gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, terutama ion natrium dan kalium. Kedua ion ini banyak yang diekskresikan sehingga bisa menimbulkan hiponatremia dan hipokalemia (Imelda & Andani 2006). 2.4 Hewan uji Mencit Berat mencit g hidung runcing, badan kecil 6-10 cm, telinga tegak, besar untuk ukuran binatang 15 mm/kurang, dan kebiasaan termasuk rodensia pemanjat, kadang-kadang menggali lobang. Aktifitas nocturnal (kawin) dan mencari makan dilakukan pada malam hari. Penglihatan buruk karna retina sedikit cones dan tidak dapat melihat warna, namum penciumannya baik. Merupakan dua sifat yang membedakan mencit dari hewan pecobaan lain adalah mencit tidak mudah muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara ke dalam lambung dan tidak memiliki kantung empedu (Mayasari, 2010) Cara menangani hewan percobaan. Dalam menangani hewan percobaan, dalam hal mencit, harus dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. 1. Cara memegang hewan percobaan Mencit diangkat dari kandangnya dengan memengang ekornya dari belakang, kemudian letakkan pada permukaan kasar. Tangan kiri diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju kepala dan ibu jari diselipkan kedepan untuk menjepit kanan kanan depan mencit antara ibu jari dan telunjuk. Mencit tidak akan mengelak bila dipegang dari atas tetapi bila dipojokkan ke sudut, ia akan panic dan menggigit (Mayasari, 2010).

10 2. Pemberian obat pada hewan percobaan secara oral Pemberian obat dalam bentuk suspense, larutan, emulsi, pada mencit dilakukan dengan jarum suntik yang ujungnya tumpul (bentuk bola/kanulla). Kanulla ini dimasukkan ke dalam mulut, kemudiaan pelahan-lahan di masukkan memalui tepi langit-langit ke belakang sampai esophagus. Volume maksimum u ntuk pemberian peroral pada mencit adalah 1 ml (Mayasari, 2010).

11 2.5 Kerangka teori diuterik Obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine Golongan obat diuretic Obat bahan alam Obat sintetik Tempuyung inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid) Loop diuretic (furosemid) Tiazid (klorotiazid) Hemat kalium (spironolakton) Osmotic (manitol) bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. bekerja pada ansa henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat kotranspor Na + /K + /Cl - bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan reabsobsi Na + dengan menghambat kontransporter Na + /Cl - Bekerja di tubulus renalis rektus untuk menghambat reabsopsi Na +, sekresi K + sekresi H + bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out Apigenin 7-O-glukosida dan luteolin 7- O-glukosida Flavonoid pelarutan batu ginjal disebabkan oleh pembentukan kompleks antara flavonoid dengan kalsium yang menyusun batu ginjal

12 BAB III METODOLOGI KERJA 3.1 Alat dan bahan Alat Bahan 1. Beaker glass 1. furosemide 2. corong 2. batugin 3. wadah penampung urine 3. aquadest 4. jarum sonde 4. mencit jantan 5. spuit 3.2 Perhitungan dosis 1. Konversi dosis manusia ke mencit furosemide 40 mg Dikonversikan dosis mencit 20 g = 0, mg = 0,104 mg Sediaan ampul furosemide dalam 2 ml terdapat 20 mg Dalam 2 ml terdapat 20 mg zat aktif Dosis dan volume penyuntikan 0,0104 ml terdapat 0,104 mg Membuat larutan stok Pengenceran : Diambil 1 ml dari larutan yang konsentrasinya Diambi 1 ml di addkan 10 ml Jika 10 ml terdapat 10 mg Maka 0,104 ml terdapat 0,104 mg untuk mencit dengan BB 20 g 2. Konversi dosis manusia ke mencit sediaan batugin elixir 300 ml Aturan pakai batugin elixir 3 kali sehari 30 ml, dalam 30 ml mengandung ekstrak tumpuyung 3 gr Dikonversikan dosis mencit 20 g = 3 gr x 0,0026 = 0,0078 gr Dalam 30 ml terdapat 3 gr ekstrak tempuyung Dosis dan volume penyuntikan 0,078 ml terdapat 0,0078 gr Membuat larutan stok Pengenceran : Diambil 1 ml dari larutan yang konsentrasinya Diambil 0.1 g di addkan 10 ml Jika 10 ml terdapat 0,1 gr Maka 0,78 ml terdapat 0,0078 gr untuk mencit dengan BB 20 g

13 3.3 Prosedur kerja 1. Hewan uji yang akan digunakan sebanyak 15 ekor mencit diadaptasikan dalam laboratorium selama 7 hari 2. Hewan uji dipuasakan selama jam sebelum perlakuan, namun tetap diberi minum. 3. Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan secara acak. Adapun perlakuan untuk masing-masing kelompok hewan uji sebagai berikut : a. Kelompok I, diberi aqua dest sebagai kontrol negatif. b. Kelompok II, diberi perlakuan Ekstrak daun tempuyung sebanyak 0,78 ml c. Kelompok III, diberi perlakuan furosemid, digunakan sebagai kontrol positif. Sebanyak 0,104 ml 4. Setelah perlakuan,diukur volume urine yang dikeluarkan hewan uji 5. Dari hasil pengujian masing-masing objek dicatat dan dianalisa.

14 BAB IV PEMBAHASAN Untuk mengetahui dosis yang tepat yang akan diberikan pada hewan uji, maka yang perlu diperhatikan adalah bobot dari hewan uji tersebut. Dengan mengetahui bobot dari hewan uji tersebut maka akan diperoleh dosis yang efektif dari kedua obat diuretik. Selain itu bobot dari masing-masing hewan uji tidak sama, sehingga diperlukan hasil penimbangan berat badan hewan uji untuk diperoleh efektivitas yang maksimal pada pemberian obat diuretik yang berbeda dan dosis yang diberikan juga tepat. Berikut merupakan data yang diperoleh dari penimbangan bobot mencit dan dosis yang diberikan kepada mencit : No No. mencit Bobot mencit Dosis Volume penyuntikan 1 I 20 g - 0,25 ml 2 II 20 g - 0,25 ml 3 III 20 g - 0,25 ml 4 I- 20 g - 0,25 ml 5-20 g - 0,25 ml 6 -I 20 g 0,104 mg 0,104 ml 7 -II 20 g 0,104 mg 0,104 ml 8 -III 20 g 0,104 mg 0,104 ml 9 I+ 20 g 0,104 mg 0,104 ml g 0,104 mg 0,104 ml 11 +I 20 g 0,0078 mg 0,78 ml 12 +II 25 g 0,0097 mg 0,97 ml 13 +III 20 g 0,0078 mg 0,78 ml 14 +I- 20 g 0,0078 mg 0,78 ml g 0,0078 mg 0,78 ml Dari data diatas maka dapat dilakukan pengujian efek obat stimulant yang berbeda dengan pemberian dosis sesuai dengan BB mencit.

15 Berdasarkan dari hasil praktikum untuk pengujian efek diuretik obat yang berbeda, diperoleh data awal mencit mulai berkemih dan banyaknya volume urin sebagai berikut : Nama obat Control negative Control positif (furosemid) Batugin (tempuyung) No. mencit Waktu mencit mulai berkemih pada menit ke Volume urine I ml II ml III ml I- - 0, ,2 ml ml ,1 ml ,1 ml -I , ,1 ml ml -II ml -III - - 0, , ml ml ml I , , ml ml ml ,1-0, ,3 ml ml ml +I ml +II ml +III ml +I ml ml Berdasarkan dari data yang diperoleh, dilakukan uji distribusi data yaitu uji untuk mengukur data yang diperoleh memiliki distribusi data normal sehingga dapat digunakan dalam statistic parametric. Uji ini dilakukan untuk mengansumsi bahwa sampel yang dimiliki benar-benar mewakili populasi, sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat digeneralisasi pada populasi dan pada pandangan statistic sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal. Dengan pengambilan keputasan sebagai berikut jika nilai signifikasi lebih dari 0.05 maka data tersebut data normal. Apabila nilai signifikasi kurang dari 0.05 maka data tersebut data tidak normal, sehingga selanjutnya dilakukan transform data. Data yang diperoleh dari uji distribusi data nilai signifikasi yang diperoleh yaitu 0.84, maka data tersebut merupakan data normal. Setelah melakukan uji distribusi data, maka dilalukan uji homogenitas data yaitu suatu pengujian untuk melihat bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama yang bertujuan untuk mengetahui variant dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji digunakan sebagai persyaratan dalam analisis uji ANOVA.

16 Dengan dasar pengambilan keputasan sebagai berikut jika nilai signifikasi kurang dari 0.05 maka data tersebut memiliki variant dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Dan jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka variant dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Dari uji homogenitas data diperoleh nilai signifikasi 0,000 maka data tersebut memiliki variant dari dua atau lebih kelompok populasi data yang tidak sama atau tidak homogeny. Untuk mengetahui efek diuretik dari obat furosemide dan obat batugin, maka dilakukan uji ANOVA. ANOVA merupakan singkatan dari analysis of varian. Pengertian dari uji ANOVA itu sendiri adalah salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata data lebih dari dua kelompok. Terdapat dua jenis uji anova yaitu analisis varian satu factor ( one way anova) dan analisis varian dua factor ( two way anova). Analisa yang digunakan pada pengujian efek diuretik dengan obat yang berbeda yaitu analisis varian satu factor atau one way anova. Untuk melakukan uji anova harus memenuhi beberapa asumsi yaitu sampel berasal dari kelompok yang independent, variant antar kelompok harus homogeny, dan data dari masing-masing kelompok harus berdistribusi normal. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : H0 = tidak terdapat perbedaan volume urine mencit dengan pemberian obat furosemide dan batugin. H1 = terdapat perbedaan volume urine mencit dengan pemberian obat furosemide dan batugin. Apabila nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka H0 diterima, dan apabila nilai signifikasi kurang dari 0.05 maka H1 diterima Dari hasil analisis data tersebut diperoleh nilai signifikasi 0.042, maka terdapat perbedaan volume urine mencit antara pemberian obat furosemide dan batugin. Dari hasil analisis data one way anova diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara obat furosemide dan obat batugin. Obat furosemide lebih memberikan efek diuretic dibandingkan obat batugin. Saat mencit diberikan obat furosemide terdapat 4 ekor mencit yang berkemih, mencit mulai berkemih pada menit ke 15 dari 1 jam dengan banyak volume urine keseluruhan 2,4 ml. Sedangkan saat mencit diberikan obat batugin, tidak ada mencit yang berkemih sampai satu jam. Sedangkan saat mencit diberikan control negative berupa aquadest sebanyak 0,25 ml, terdapat 2 mencit yang berkemih dan mulai berkemih

17 pada menit ke 10 dari 1 jam. Dari data tersebut data disimpulkan bahwa obat furosemide lebih efektif dari pada obat batugin. Hal tersebut mungkin dikarekan obat batugin kandungannya bukan hanya tempuyung, melainkan ada kandungan lain yaitu kejibeling meskipun kandungannya hanya 0,3 gram. Selain itu, mungkin karena dosis yang diberikan volume penyuntikannya besar yaitu 0,78 ml sehingga dosis yang disuntikkan banyak yang tumpah dan tidak masuk seluruhnya, sehingga dosis tidak maksimal.

18 BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis data menggunakan uji one way anova diperoleh nilai sig , maka H1 diterima atau terdapat perbedaan volume urine mencit yang signifikan antara obat diuretic furosemide dan obat batugin. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa obat furosemide lebih efektif dari pada obat batugin. Hal tersebut mungkin dikarekan obat batugin kandungannya bukan hanya tempuyung, melainkan ada kandungan lain yaitu kejibeling meskipun kandungannya hanya 0,3 gram. Furosemide lebih efektif dapat dilihat dari banyaknya jumlah mencit yang berkemih serta volume urine mencit yang lebih banyak yaitu rata rata volume urine 0,48 ml.

19 BAB VI DAFTAR PUSTAKA Adha, Adi citra Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan SPRAGUE-DAWLEY. Bogor :: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Yuda, Aryo Hadi. dkk. Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) pada Mencit (Mus Musculus). Bogor : Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Program Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Imelda, Erlina Rustam, Andani Perbandingan Efek Diuretika Serta Kadar Natrium Dan Kalium Darah Antara Pemberian Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis Linn) dengan Furosemida. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

20 LAMPIRAN Lampiran hasil uji ANOVA 1. DISTRIBUSI DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test rata rata volume N 15 Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Absolute.328 Differences Positive.328 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).079 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hipotesis H0 = distribusi data normal H1 = distribusi data tidak normal Jikanilai sig. > 0.05, maka H0 diterima atau distribusi data normal Jikanilai sig. < 0.05, maka H1 diterima atau distribusi data tidak normal. Pada data di atasnilai sig. 0,79 maka H0 diterima atau distribusi data normal. 2. Homogenitas data rata rata volume Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Hipotesis H0 = tidak terdapat variant atau data homogeny H1 = terdapat variant atau data heterogen Jika nilai sig. > 0.05 maka H0 diterima atau tidak terdapat variant atau data homogeny

21 Jik anilai sig. < 0.05 maka H1 diterima atau terdapat variant atau data heterogen Pada data diatas diperoleh nilai sign 0,000, maka H1 diterima atau atau terdapat variant atau data heterogen 3. ANOVA rata rata volume ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Hipotesis H0 = tidak terdapat perbedaan volume urine mencit yang signifikan antara obat diuretic furosemide, batugin dan control negative. H1 = terdapat perbedaan volume urine mencit yang signifikan antara obat diuretic furosemide, batugin dan control negative. Pada hasil data diatas diperoleh nilai sig , maka H1 diterima atau terdapat perbedaan volume urine mencit yang signifikan antara obat diuretic furosemide, batugin 4. POST HOC TESTS

22 rata rata volume N Subset for alpha =.05 Tukey HSD(a) obat yg beda 1 1 batugin kontrol negatif furosemid Sig..051 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size =

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin 3 TINJAUAN PUSTAKA Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi makhluk hidup. Ginjal memiliki berbagai fungsi seperti pengaturan keseimbangan air dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang berkasiat sebagai pemecah batu ginjal (Winarto. W. P. & Tim Karyasari,

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus)

Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus) Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus) 1) Aryo Hadi Yuda 2) Dra.Moerfiah,M.Si dan 1) Dra.Ike Yulia Wiendarlina,M.Farm.,Apt.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya kadar asam urat dalam darah di atas normal ( 7,0 mg/dl) (Hidayat 2009). Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi saat ini telah menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja FARMAKOLOGI Pengertian Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi Pasteurisasi susu sapi Pendinginan susu pasteurisasi Inokulasi starter kefir 2, 3, dan 5% Inkubasi selama 2 jam Penyaringan

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIT (Beta vulgaris L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIT (Beta vulgaris L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIT (Beta vulgaris L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN DIURETICS EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF BIT LEAVES (Beta vulgaris L.) IN MALE WHITE RAT Rahayu 1), Wiwin Herdwiani

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

DIURETIK 1. Inhibitor karbonik anhidrase Asetazolamid Farmakodinamika Farmakokinetik

DIURETIK 1. Inhibitor karbonik anhidrase Asetazolamid Farmakodinamika Farmakokinetik DIURETIK Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kentang 1. Kandungan Kimia Kandungan kimia pada satu buah kentang mentah termasuk kulitnya dengan berat 213 gram mengandung kalium 897 mg, fosfor 121 mg,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Farmakologi. Diuretik. Instruktur : dr. Izzidin Fadil dr. Desi Vera Buana. Disusun Oleh : Kelompok 5

Laporan Praktikum Farmakologi. Diuretik. Instruktur : dr. Izzidin Fadil dr. Desi Vera Buana. Disusun Oleh : Kelompok 5 Laporan Praktikum Farmakologi Diuretik Instruktur : dr. Izzidin Fadil dr. Desi Vera Buana Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Sulistiani 2. T. Fadhil Al Furqan 3. Intan Rahmayani 4. Yuliana Syarmila 5. Qashdina

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan Fitokimia Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada dalam fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat. Fraksinasi dilakukan

Lebih terperinci

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik 60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume 51 Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Kulit Kayu Manis Madu Hutan 52 Lampiran 2. (lanjutan) Simplisia kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah

Lebih terperinci

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009).

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009). MEKANISME KERJA DIURETIK Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretikini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Mery A. R. Sinaga, Widdhi Bodhi, Paulina V. Y. Yamlean Program studi Farmasi FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi BAB V PEMBAHASAN A. Uji Tekanan Darah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi larutan NaCl 8%, didapatkan hasil berupa penurunan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian 37 38 Lampiran 2 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan hewan coba Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster jantan dewasa berumur 6-8 minggu dengan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik merupakan zat yang dapat meningkatkan pengeluaran urin. Mekanisme kerja diuretik dengan meningkatkan laju ekskresi urin dan laju ekskresi Na + yang

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine Phenylephrine dosis tikus Phenylephrine dosis tikus 250 gr Phenylephrine dosis mencit 25 gr = 2 mg / kg = 0,5 mg = dosis 250 gram tikus x faktor konversi = 0,5

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:

Lebih terperinci

1 atm selama 15 menit

1 atm selama 15 menit 85 Lampiran 1. Prosedur Kerja L.1.1 Pembuatan Media Nutrient Agar Media Nutrient Agar - ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer 1000 ml - dilarutkandengan aquades 1000 ml - dipanaskan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah

Lebih terperinci

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90 REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90 D. Elysa Putri Mambang Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Obat tradisional

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA

LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA Hewan dengan dosis diketahui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia

Lebih terperinci

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA Oleh : MARIANNE DEFINISI Senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urine yang lebih banyak. Senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urine dan garam-garam Indikasi:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak 81% Pakan Standar pellet 551 10% Lemak Kambing 1% Kuning Telur Dicampur rata sampai setengah padat Dibentuk berupa silinder dengan ukuran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Nilai Rendemen Ekstrak Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). 2. Deskripsi Organoleptik Ekstrak Ekstrak berbentuk kental, berasa pahit, berwarna hitam

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : FITRI YULIANI K 100040229 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) 1. Kandungan kimia kacang panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang (Vigna sinensis L.) mengandung flavonol, glikosida flavonol, dan antosianidin

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing 78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN Tikus Jantan Galur Wistar Tikus diberi makan pelet standar Pakan Tinggi Kolesterol Mortir + stamfer 38 39 Buah Belimbing Wuluh Juicer Tikus dipanaskan Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sukun (Artocarpus altilis) Pohon sukun banyak ditanam di pekarangan dan telah dikenal masyarakat luas. Bentang keragaman genetiknya sangat luas, dari Sumatra, Jawa, Kalimantan,

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : ANGGA PERMANA K 100040249 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan pembentuk batu saluran kemih atau batu ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Surat keterangan sampel Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik didefinisikan sebagai obat yang dapat meningkatkan jumlah ekskresi urin oleh ginjal. Diuretik juga meningkatkan ekskresi Na + dan beberapa kation lain

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia) 42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN Cara Melakukan Fiksasi Jaringan : - Sebelum melakukan biopsi harus disiapkan botol yang mempunyai mulut lebar yang telah diisi oleh cairan fiksasi. - Cairan yang diperlukan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji

Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji 45 46 Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji Panjang (cm) Bobot (gr) Panjang (cm) Bobot (gr) 7,3 21 7,0 19 7,5 22 7,3 21 6,5 16 7,1 21 6,7 18 6,8 17 7,0 19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada tempat-tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar,

Lebih terperinci