KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN (Askep Kanker Paru)
|
|
- Hamdani Hadian Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN (Askep Kanker Paru)
2 Anatomi dan Fisiologi Paru Paru paru adalah organ berbentuk spons yang terdapat di dada (Nucleus, 2011). Paru-paru terdiri dari paru kanan dan paru kiri. Paru kanan memiliki 3 lobus, sedangkan paru paru kiri memiliki 2 lobus. Paru paru kiri lebih kecil, karena jantung membutuhkan ruang yang lebih pada sisi tubuh ini. Paru paru membawa udara masuk dan keluar dari tubuh, mengambil oksigen dan menyingkirkan gas karbon dioksida (zat residu pernafasan). Lapisan di sekitar paru paru disebut pleura, membantu melindungi paru-paru dan memungkinkan mereka untuk bergerak saat bernafas. Batang tenggorokan (trakea) membawa udara ke dalam paru paru. Trakea terbagi ke dalam tabung yang disebut bronkus, yang kemudian terbagi lagi menjadi cabang lebih kecil yang disebut bronkiol. Pada akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat kantung udara kecil yang disebut alveoli. Di bawah paru paru, terdapat otot yang disebut diafragma yang memisahkan dada dari perut (abdomen). Bila Anda bernapas, diafragma bergerak naik dan turun, memaksa udara masuk dan keluar dari paru paru. Itulah peranan penting paru paru. Gmb:kanker paru pada batang alveoli Rahma. Youni, fisiologi sistem pernafasan.html Fungsi paru-paru terdiri atas beberapa macam, antara lain: (Irman Somantri,2008) a. Ventilasi, adalah proses keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru-paru. Mekanisme ventilasi adalah dimulai dari proses inspirasi. Selama inspirasi, udara bergerak dari luar ke dalam trakea, bronkhus, bronkhiolus, dan alveoli. Selama ekspirasi, gas yang terdapat dalam alveolus prosesnya berjalan seperti inspirasi dengan alur terbalik. b. Difusi, adalah proses pertukaran O 2 dan CO 2 antara alveoli dan darah. Faktor-faktor yang menentukan kecepatan difusi gas melalui membran paruparu adalah: w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 2
3 1) Semakin besar perbedaan tekanan pada membran maka semakin cepat kecepatan difusi. 2) Semakin besar area membran paru-paru maka semakin besar kuantitas gas yang dapat berdifusi melewati membran dalam waktu tertentu. 3) Semakin tipis membran maka semakin cepat difusi gas melalui membran tersebut ke bagian yang berlawanan. 4) Koefisien difusi secara langsung berbanding lurus terhadap kemampuan terlarut suatu gas dalam cairan membran paru-paru dan berbanding terbalik terhadap ukuran molekul. c. Transportasi, adalah proses beredarnya gas (O 2 dan CO 2 ) dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel-sel. Transportasi gas antara paru-paru dan jaringan meliputi proses-proses berikut ini: 1) Transport oksigen dalam darah, sistem pengangkutan O 2 dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan sistem kardio vaskuler. 2) Transport karbondioksida dalam darah. 3) Kurva disosiasi oksihemoglobin, oksihemoglobin adalah struktur terikatnya oksigen pada hemoglobin. Definisi Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan metastasis tumor di paru (Suryo, 2010). Metastasis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor primer organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus. Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( Suryo, 2010). Untuk menentukan jenis histologis, secara lebih rinci dipakai klasifikasi histologis menurut WHO tahun 1999: 1. Jinak (benign) 2. Lesi sebelum infasiv (preinvasise lesion) 3. Ganas (malignant) Klasifikasi Histologis Kanker Paru Menurut WHO tahun Squamous carcinoma (epidermoid carcinoma), with varians : a. Papillary b. Clear cell c. Small cell d. Basaloid 2. Small cell carcinoma, with varians : Combined small cell carcinoma 3. Adenocarcinoma, with varians : a. Acinar b. Papillary w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 3
4 c. Bronchoalveolar carcinoma a) Non-mucinous b) Mucinous c) Mixed mucinous and non-mucinous or intermenate d. Solid adenocarcinoma with mucin e. Adenocarcinoma with mixed subtypes f. Varian dari Adenocarcinoma with mixed subtypes a) Well diffrentiated fetal adenocarcinoma b) Mucinous (colloid) adenocarcinoma c) Mucinous cystadenocarcinoma d) Signet ring adenocarcinoma e) Clear cell adenocarcinoma 4. Large cell carcinoma, with varians : a. Large cell neuroendocrine carcinoma Combined large cell neuroendocrine carcinoma b. Basaloid carcinoma c. Lymphoepithelioma-like carcinoma d. Clear cell carcinoma e. Large cell carcinoma with rhabdoid phenothype 5. Adenosquamous carcinoma 6. Carsinoma with pleomorphic, sarcomatoid atau sarcomatous with elemets a. Carcinoma with spindle and/or giant cell a) Pleomorphic carcinoma b) Spindle cell carcinoma c) Giant cell carcinoma b. Carcinosarcoma c. Pulmonary blastoma 7. Carcinoid tumours a. Typical carcinoid b. Atypical carcinoid 8. Salivary gland type carcinoma a. Mucoepidermoid carcinoma b. Adenoid cystic carcinoma 9. Unclassified carcinoma Tetapi untuk kebutuhan klinis (Irman Somantri,2008) cukup jika hanya dapat diketahui : 1. Karsinoma sel kecil atau oat cell (small cell carcinoma) Lokasi tumor di tengah-tengah(80%), berkembang cepat dan sering berbentuk malign. Banyak bermetastasis melalui limfe dan sistem sirkulasi. Berhubungan dengan sindrom paraneoplastik. Prognosis jelek, dapat bertahan hidup biasanya tidak lebih dari 2 tahun dengan pengobatan. 2. Karsinoma skuamosa atau epidermoid Berhubungan erat dengan rokok. Berkembang lambat, kurang invasif, metastasis sering kali terbatas di rongga thorax termasuk nodus limfe regional, pleura, dan dinding dada. Sering kali terlokalisasi di tengah atau cabang bronchus w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 4
5 segmental, sedangkan pada lokasi perifer, cavitas dapat terbentuk di jaringan paru-paru. Biasanya berhubungan dengan gejala obstruksi dan pneumonia, pasien mengeluh nyeri dada, batuk, dispnea dan hemoptisis. 3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma) Tumor terletak di daerah perifer, berkembang lambat dan penyebarannya secara hematogen. Frekuensi tinggi metastasis ke otak, letak lain termasuk adrenal, hati, tulang, dan ginjal. Tipe predominan pada yang bukan perokok dan sering pada wanita. Sering timbul dalam fibrotik paru-paru 4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma) Sering kali berbentuk tumor bermassa lebih besar daripada adenokarsinoma. Perkembangannya pun juga lambat. Perifer, lesi subpleura dengan nekrotik. Prognosis buruk. Berbagai keterbatasan sering menyebabkan dokter specialis Patologi Anatomi mengalami kesulitan menetapkan jenis sitologi/histologis yang tepat. Karena itu, untuk kepentingan pemilihan jenis terapi, minimal harus ditetapkan, apakah termasuk kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK atau small cell lung cancer, SCLC) atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK, nonsmall cell lung cancer, NSCLC). Etiologi Merokok Sebanyak 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau (Jusuf, 2005). Menghisap pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok. Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen (Jusuf, 2005). Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons. Paparan asbes Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes (Dodi, 2011). Kanker paru dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. Menghisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok. Radon Gas w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 5
6 Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif) (Harryanto, 2005). Ia pecah atau hancur membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di Amerika. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluransaluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana Kecenderungan Keluarga (genetik) Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Pada faktor genetik terdapat mutasi/ perubahan beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni: a. Proto onkogen adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan protein untuk pertumbuhan. b. Tumor supressor gene adalah gen yang mengurangi kemungkinan bahwa sebuah sel dalam organisme multisel akan berubah menjadi sel tumor. c. Gene encoding enzyme adalah enzim yang mengkode gen yang mengalami mutasi. Polusi Udara Sebanyak 1 % kematian karena kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru (Harryanto, 2005). Kekurangan Vitamin A dan C Kandungan betakaroten dari vitamin A bersama dengan vitamin E dan C berperan aktif sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas yang mampu mencegah terjadinya kanker (Dodi, 2011). Fakta menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker. Konsumsi Zat Karsinogen Zat kimia ini umumnya berasal dari pewarna, pengawet, maupun bahan tambahan makanan atau inuman yang berbahaya bagi tubuh. Patofisiologi Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen sub bronkus menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 6
7 metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, bisa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Karakteristik dari kanker ini adalah sel-sel kanker mampu menginvasi jaringan yang sehat disekitarnya serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui sistem limfe (limfogen),pembuluh darah (hematogen), dan lapisan serosa (transcoelomic spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. Liver, paru-paru, tulang, otak, dan kelenjar adrenal merupakan organ tempat metastasis yang paling sering melalui jalur hematogen. Transportasi metastasis dapat melalui saluran limfe, pembuluh darah, ruang di tubuh dan transplantasi. Penyebaran melalui saluran limfe disebut limfogen. Daerah tujuan penyebaran limfogen adalah kelenjar getah bening (KGB) regional. Misalnya daerah tujuan metastasis payudara adalah KGB ketiak; melanoma di kaki, KGB lipat paha dlsb. Gejala metastasis KGB adalah pembengkakan KGB Penyebaran melalui pembuluh darah disebut hematogen. Daerah tujuan penyebaran hematogen adalah alat tubuh yang kaya dengan darah misalnya otak, tulang, hati dan paru. Gejala metastasis otak adalah sakit kepala, kejang dan vertigo; tulang, nyeri dan patah tulang; hati, pembengkakan hati dan kuning; dan paru, batuk batuk darah dan sesak napas.( Dr Bahar, 2010) Nb: WOC (terlampir) Manifestasi Klinis 1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus. 2. Gejala umum. Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu), kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder. Menurut Arifin (2008), manifestasi klinis dari klien dengan kanker paru ada beberapa macam namun manifestasi klinis yang paling umum atau sering muncul pada klien antara lain : w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 7
8 1. Suatu batuk gigih yang baru atau memburuknya suatu batuk kronis yang telah ada 2. Darah dalam dahak atau haemoptisis (Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi) 3. Bronchitis yang gigih atau infeksi-infeksi pernapasan yang berulang-ulang 4. Nyeri dada 5. Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan/atau kelelahan 6. Kesulitan-kesulitan benapas seperti sesak napas atau mengi (wheezing) Manifestasi klinis lain yang dapat timbul namun tidak selalu ada antara lain : 1. Mulai secara tersembunyi selama berpuluh-puluh tahun dan sering asimptomatik sampai tahap terakhir. 2. Tanda- tanda dan gejala- gejala tergantung pada lokasi, ukuran tumor, derajat obstruksi dan keberadaan metastasis. 3. Gejala yang paling sering yaitu batuk kering tak produktif, pada tahap akhir batuk menghasilkan dahak kental dan purulen. Batuk yang menunjukkan perubahan dalam karakter harus menimbulkan kecurigaan terhadap adanya kanker paru. Perubahan suara (menjadi serak) atau suara kasar saat bernafas. 4. Mengi (Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma) terjadi jika mengalami obstruksi secara parsial, pengeluaran sputum yang berwarna merah darah adalah hal yang umum terjadi pada pagi hari. 5. Demam yang terjadi berulang mungkin terjadi pada beberapa pasien. 6. Nyeri adalah gejala terakhir, seringkali berhubungan dengan metastasis tulang. 7. Nyeri dada saat menarik nafas dalam-dalam, kekakuan, suara sesak, disfalgia, edema pada leher dan kepala (Bengkak pada leher dan wajah), dan gejala efusi pleural atau pericardial terlihat jika tumor menyebar pada struktur yang berdekatan dan pada nodus limfe. 8. Tempat metastasis yang umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru kolateral, dan kelenjar adrenalin. 9. Kelemahan, anoreksia, penurunan berat badan dan anemia terjadi pada tahap akhir. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil yang didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 8
9 pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan memberikan hasil yang lebih informatif. Metastasis keorgan lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang. (Himpunan Dokter Paru Indonesia, 2003) 1. Gambaran radiologis. Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Gambaran radiologis dapat melalui: a. Foto toraks Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis intrapulmoner. Bila foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan foto toraks agar bila ada tumo r primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik. b. CT-Scan toraks Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik daripadafoto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. c. Pemeriksaan radiologik lain Kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala / jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut. 2. Pemeriksaan Khusus w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 9
10 a. Bronkoskopi Bronkoskopi adalah pemeriksan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat dihandalkan untuk dapat mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah berdarah. Tampakan yang abnormal sebaiknya di ikuti dengan tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan atau kerokan bronkus. b. Biopsi aspirasi jarum Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja sering memberikan hasil negatif. c. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) TBNA di karina, atau trakea 1/1 bawah (2 cincin di atas karina) pada posisi jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan informasi ganda, yakni didapat bahan untuk sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal. d. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta ada sarana untuk fluoroskopik maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus dilakukan. e. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB) Jika lesi terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan flouroscopic angiography. Namun jika lesi lebih kecil dari 2 cm dan terletak di sentral dapat dilakukan TTB dengan tuntunan CTscan. f. Biopsi lain Biopsi jarum halus dapat dilakukan bila terdapat pembesaran KGB atau teraba masa yang dapat terlihat superfisial. Biopsi KBG harus dilakukan bila teraba pembesaran KGB supraklavikula, leher atau aksila, apalagi bila diagnosis sitologi/histologi tumor primer di paru belum diketahui. Biopsi Daniels dianjurkan bila tidak jelas terlihat pembesaran KGB suparaklavikula dan cara lain tidak menghasilkan informasi tentang jenis sel kanker. Punksi dan biopsi pleura harus dilakukan jika ada efusi pleura. g. Torakoskopi medik Dengan tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura viseralis, pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi. h. Sitologi sputum w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 10
11 Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah. Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer, penderita batuk kering dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum yang tidak memenuhi syarat. Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk merangsang pengeluaran sputum dapat ditingkatkan. Semua bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim ke laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi. Bahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat sediaan apus, lalu difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 90%. Semua bahan jaringan harus difiksasi dalamformalin 4%. 3. Pemeriksaan Invasif Lain Pada kasus kasus yang rumit terkadang tindakan invasif seperti Torakoskopi dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi dan biopsi paru terbuka dibutuhkan agar diagnosis dapat ditegakkan. Tindakan ini merupakan pilihan terakhir bila dari semua cara pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis histologis / patologis tidak dapat ditegakkan. Semua tindakan diagnosis untuk kanker paru diarahkan agar dapat ditentukan: 1. Jenis histologis. 2. Derajat (staging). 3. Tampilan (tingkat tampil, "performance status"). Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita. 4. Pemeriksaan lain a. Petanda Tumor Petanda tumor seperti CEA, Cyfra21-1, NSE dan lainya tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis tetapi masih digunakan evaluasi hasil pengobatan. b. Pemeriksaan biologi molekuler Pemeriksaan biologi molekuler telah semakin berkembang, cara paling sederhana dapat menilai ekspresi beberapa gen atau produk gen yang terkait dengan kanker paru,seperti protein p53, bcl2, dan lainya. Manfaat utama dari pemeriksaan biologi molekuler adalah menentukan prognosis penyakit. Penderajatan Internasional Kanker Paru Berdasarkan Sistem TNM STAGE TNM occult carcinoma Tx NO MO w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 11
12 O Tis NO MO IA T1 NO MO IB T2 NO MO IIA T1 N1 MO IIB T2 N1 MO IIIA T3 NO MO T3 N2 MO IIIB Seberang T N3 MO T4 Sebarang N MO IV Sebarang T Sebarang N Sebarang T Kategori TNM untuk Kanker Paru T :Tumor Primer To :Tidak ada bukti ada tumor primer. Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik. Tx :Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik. Tis :Karsinoma in situ T1 :Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum sampaike bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor supervisial sebarang ukuran dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus utama T2 :Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut : - Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm - Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina mengenai pleura viseral - Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru. T3 :Tumor sebarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 12
13 T4 :Tumor sebarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung, pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau satelit tumor nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer. N :Kelenjar getah bening regional (KGB) Nx :Kelenjar getah bening tak dapat dinilai No :Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening N1 :Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung N2 :Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB subkarina N3 :Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB skalenus / supraklavila ipsilateral / kontralateral M :Metastasis (anak sebar) jauh. Mx :Metastasis tak dapat dinilai Mo M1 :Tak ditemukan metastasis jauh :Ditemukan metastasis jauh. Metastastic tumor nodule (s) ipsilateral di luar lobus tumor primer dianggap sebagai M1 Tampilan Menurut Skala Karnofsky dan WHO Nilai Skala Karnofsky Nilai Skala WHO Keterangan Aktifiti normal Ada keluhan tetapi masih aktif dan dapat mengurus diri sendiri Cukup aktif, namun kadang memerlukan bantuan Kurang aktif, perlu rawatan Tidak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu rawat dirumah sakit Tidak sadar Penata Laksanaan Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy. Dalam penerapannya pengobatan tidak hanya berdasarkan pada jenis histology, derajat, maupun tampilan penderita, namun juga didasarkan pada fasilitas rumah sakit maupun keadaan ekonomi penderita. 1. Pembedahan Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk non-small cell carcinoma stadium I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 13
14 misalnya kemoterapi untuk non-small cell carcinoma stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superior berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat pengangkatan sel kanker termasuk jaringan kelenjar getah bening intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:8). 2. Radioterapi Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi untuk non small cell carcinoma stadium IIIA. Syarat utama untuk tindakan radioterapi untuk kuratif adalah sel kanker terlokalisir dan terdapat kontraindikasi untuk tindakan operatif. Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah cgy, dengan cara pemberian 200 cgy/x, 5 hari perminggu. Syarat standar sebelum penderita diradiasi adalah : 1. Hb > 10 g% 2. Trombosit > /mm3 3. Leukosit > 3000/dl (Samiadji.1996:6) Sedangkan pada radiasi paliatif diberikan pada pasien dengan keadaan: 1. pasien kurang aktif dan kurang mampu mengurus diri sendiri ataupun yang keadaannya lebih buruk 2. Penurunan berat badan > 5% dalam 2 bulan. 3. Fungsi paru buruk. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:9). 3. Kemoterapi Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor karena akan menentukan jenis obat yang akan diberikan dan keadaan pasien adalah pasien cukup aktif tapi memerlukan bantuan. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi.kombinasi obat yang bisa diberikan pada pasien adalah sebagai berikut : 1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin) 2. PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid) 3. Paklitaksel + sisplatin atau karboplatin 4. Gemsitabin + sisplatin atau karboplatin 5. Dosetaksel + sisplatin atau karboplatin (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:10) Syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi 1. Hb > 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb < 10 g% tidak pertu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan penyebab anemia. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 14
15 3. Granulosit > 1500/mm3 4. Trombosit > /mm3 5. Fungsi hati baik 6. Fungsi ginjal baik (creatinin clearance lebih dari 70 ml/menit) Dosis obat anti-kanker dapat dihitung berdasarkan ketentuan farmakologik masing masing. Ada yang menggunakan rumus antara lain, mg/kg BB, mg/luas permukaan tubuh (BSA), atau obat yang menggunakan rumusan AUC (area under the curve) yang sangat ditemtukan kadar kratinin dan ureum darah. Luas permukaan tubuh (BSA) diukur dengan menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan, lalu dihitung dengan menggunakan rumus: Evaluasi hasil pengobatan Evaluasi digunakan untuk memutuskan apakah kemoterapi dapat dilanjutkan atau tidak. Bila dilanjutkan maka evaluasi berguna pula untuk mementukan apakah kombinasi obat akan tetap sama atau akan diganti.evaluasi dilakukan terhadap: - Respons subyektif yaitu penurunan keluhan awal - Respons semisubyektif yaitu perbaikan tampilan, bertambahnya berat badan Respons obyektif - Efek samping obat Respons obyektif dibagi atas 4 golongan dengan ketentuan 1. Respons komplit (complete response, CR) : bila pada evaluasi tumor hilang 100% dan keadan ini menetap lebih dari 4 minggu. 2. Respons sebagian (partial response, PR) : bila pengurangan ukuran tumor > 50% tetapi < 100%. 3. Menetap {stable disease, SD) : bila ukuran tumor tidak berubah atau mengecil > 25% tetapi < 50%. 4. Tumor progresif (progresive disease, PD) : bila terjadi petambahan ukuran tumor > 25% atau muncul tumor/lesi baru di paru atau di tempat lain (Jusuf. 2007:6). 4. Pengobatan Lain Selain 3 pengobatan lain tadi ada beberapa pengobatan lain yakni imunoterapi, hormonoterapi, dan terapi gen. Namun pengobatan tersebut masih dalam tahap uji klinis maupun masih sebatas penelitian sehingga data untuk penggunaan pada populasi umum tentang penggunaan pengobatan ini masih belum ada. KOMPLIKASI Kanker paru dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kain. Penyakit tersebut antara lain adalah sebagai berikut 1. Efusi pleura. Terjadi karena sel kanker memproduksi cairan sehingga memenuhi rongga pleura w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 15
16 2. Sindrom Vena kava superior. Muncul akibat penekanan atau invasi massa ke vena cava superior, sehingga menimbulkan gejala ini. 3. Obstruksi bronkus. Terjadi karena sel kanker intrabronkial menyumbat langsung atau sel kanker di luar bronkus menekan bronkus sehingga terjadi sumbatan. 4. Invasi Dinding Toraks, 5. Batuk darah (Hemoptisis) 6. Kompresi penekanan Esofogus, 7. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat maupun radiasi. Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia dan trombositopenia 8. Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain. Merupakan komplikasi paling umum pada kasus kanker. Bisa terjadi secara intrapulmonal maupun ekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang maupun ke otak. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003:17 ) PROGNOSIS Secara umum penderita kanker paru menunjukkan prognosis buruk dengan angka harapan hidup 1 tahun adalah 41.08% dan harapan hidup 5 tahun sekitar 12%. Hal ini disebabkan pasien cenderung mendapat pananganan saat telah stadium lanjut. Prognosis bisa lebih baik dengan deteksi dini dan penanganan tepat saat stadium awal kanker (jusuf, 2007:1) PENCEGAHAN Pencegahan bagi pasien yang belum mengidap kanker paru antara lain : (National Cancer Institute,2006) 1. Hindari Merokok Studi menunjukkan bahwa produk tembakau dalam bentuk apapun adalah penyebab utama kanker paru-paru. Asap rokok mengandung lebih dari 60 dikenal karsinogen (agen penyebab kanker). Karsinogen ini mengganggu perkembangan sel normal.orang yang berhenti merokok dan tidak pernah memulai merokok menurunkan risiko mereka terkena kanker paru-paru atau kanker paru-paru yang kambuh. Banyak produk, seperti permen karet nikotin, semprotan nikotin, inhaler nikotin, patch nikotin, atau permen nikotin, dan obatan antidepresan mungkin bermanfaat untuk orang yang mencoba untuk berhenti merokok. Perokok pasif juga dapat terpapar kanker paru-paru. Ini adalah asap yang berasal dari pembakaran rokok atau produk tembakau lainnya, atau asap yang dihembuskan oleh perokok. Perokok pasif memiliki kesempatan terkena kanker sama seperti perokok, meskipun dalam prosentase yang lebih kecil. 2. Agen Penyebab Kanker w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 16
17 Agen penyebab kanker yang mungkin ditemukan dalam ruangan, terutama di tempat kerja, termasuk asbes, radon, arsenik, krom, nikel, tar, Bensin, diesel knalpot, berilium, vinil klorida, nikel kromat, produk batubara, gas mustard, klorometil eter, jelaga dan semua karsinogen dan dapat ditemukan di beberapa lingkungan kerja. Zat ini dapat menyebabkan penyakit kanker pada orang yang tidak merokok dan risiko tinggi kanker paru pada perokok. Ambillah tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja Selain itu, uji rumah Anda untuk radon. Periksa tingkat radon pada rumah terutama jika tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Tingkat radon tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih aman. Karena radon juga merupakan salah satu penyebab kanker. 3. Polusi udara Polusi udara juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Studi menunjukkan bahwa tingkat kanker paru-paru lebih tinggi di kota-kota dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi. 4. Beta Karoten Studi menunjukkan bahwa perokok berat yang menghindari mengonsumsi suplemen beta karoten dapat meningkatkan risiko kanker paruparu dibandingkan dengan perokok yang mengonsumsi beta karoten. 5. Diet dan Aktivitas Fisik Penelitian menunjukkan bahwa diet kaya buah, dan mungkin sayuran, dapat membantu menurunkan risiko kanker paru-paru. Pilih diet sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya Selain itu, studi menunjukkan bahwa orang yang aktif secara fisik mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak. Bertujuan untuk mencapai setidaknya 30 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum berolahraga secara teratur. Mulailah perlahan-lahan dan terus menambahkan lebih banyak aktivitas. Bersepeda, berenang dan berjalan kaki adalah pilihan yang baik. Tambahkan latihan sepanjang hari Anda - taman jauh dari kerja dan berjalan sepanjang jalan atau naik tangga ketimbang lift. 6. Chemoprevention Chemoprevention adalah penggunaan obat alami atau buatan manusia yang spesifik untuk membalikkan, menekan, atau mencegah pertumbuhan kanker. Chemoprevention adalah suatu area dari penelitian klinis aktif dan ini belum menjadi terapi standar. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 17
18 PROSES KEPERAWATAN Pengkajian a. Identitas Umur : Karsinoma cenderung ditemukan pada usia dewasa Jenis Kelamin : Laki-laki lebih beresiko daripada wanita b. Riwayat masuk Keluhan utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak napas dan nyeri dada yang berulang tidak khas, mungkin disertai/tidak disertai dengan batuk darah. c. Riwayat penyakit dahulu Penyakit yang sering terjadi seperti ISPA, influenza dan dialami dalam rentang waktu yang relative lama dan berulang, adanya riwayat tumor pada organ lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita. d. Pemeriksaan Fisik B1 (Sistem Pernafasan) Data Subyektif : nyeri didada pada saat bernafas, batuk Obyektif :sputum kadang berwarna merah karena melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, dispnea, terdengar stridor, wheezing, clubbing finger B2 (Sistem Kardiovaskular) Data Subyektif Obyektif : Sakit kepala :Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokonstriksi, kuantitas darah menjadi menurun, asidosis ringan/berat. B3 (Sistem Persyarafan) Data Subyektif Obyektif : gelisah, penurunan kesadaran : Letargi B4 (Sistem Perkemihan) Data Subyektif hormonal) Obyektif : Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan : Produksi urine menurun/normal B5 (Sistem Pencernaan) w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 18
19 Data Subyektif Data Obyektif : mual, kadang muntah, anoreksia : penurunan berat badan B6 (Sistem Muskuloskeletal dan Integumen) Data Subyektif Data Obyektif Data Obyektif : Lemah, cepat lelah : Tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan, : Kulit pucat, sianosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat/normal. e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker paru antara lain (PDPI,2003) : 1. Foto toraks dapat melihat massa dan ukuran tumor yang lebih dari 1cm Jaringan liar (tumor) yang dicurigai sebagai kanker paru, ditandai dengan bulatan merah.(triyono.2010) 2. Bronkoskopi dapat digunakan untuk mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. 3. CT-Scan toraks dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1cm w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 19
20 Sejenis CT scan yang disebut spiral menunjukkan harapan terhadap penemuan kanker paru-paru dini pada beberapa orang, tetapi tidak begitu jelas apakah penemuan itu cukup awal untuk menyelamatkan nyawa. National Cancer Institute sedang mengevaluasi kegunaan tes itu. Satu kelemahannya adalah bahwa spiral CT mengungkapkan banyak kelainan yang berbahaya di dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan biopsi yang tidak diperlukan, kekhawatiran, dan pembedahan.(gunawan.2010) Penyebab-Gejala-Jenis-dan-Pengobatan/ 4. Biopsi aspirasi jarum memberikan hasil yang lebih baik dari biopsy bronkus. 5. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) didapat bahan untuk sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal. 6. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) mendeteksi lesi kecil yang lokasinya agak di perifer. 7. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB) melihat lesi yang terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2cm. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 20
21 8. Sitologi sputum pengambilan atau pengeluaran sputum Masalah yang mungkin muncul : 1. Muncul sputum pada jalan nafasnya yang mengganggu pernafasan. 2. Kekurangan nutrisi yang disebabkan batuk yang melelahkan. 3. Aktivitas juga menurun karena nyeri pada dadanya. 4. Koping pada individu tersebut menjadi tidak efektif. 5. Pertukaran gas diparu-paru menjadi terganggu karena jalan nafasnya terhambat. Diagnosa Keperawatan a. PREOPERASI (Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000, dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2007). 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan : a. Kehilangan fungsi silia jalan nafas b. Peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru. c. Meningkatnya tahanan jalan nafas Kriteria hasil : a. Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea. b. Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih c. Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan. d. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 21
22 Intervensi : a) Catat perubahan upaya dan pola bernafas. Rasional : Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernafas. b) Observasi penurunan ekspansi dinding dada. Rasional : Ekspansi dada terbatas atau tidak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edema, dan sekret dalam seksi lobus. c) Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, efektif, tak efektif), juga produksi dan karakteristik sputum. Rasional : Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/ etiologi gagal pernafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan/ atau purulen. d) Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan. Rasional : Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten bila jalan nafas pasein dipengaruhi. e) Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, salbuterol dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor, insomnia. Rasional : Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret. Memerlukan perubahan dosis/ pilihan obat. f) Ajarkan batuk efektif pada pasien. Rasional : Batuk efektif dapat mengeluarkan sekret sehingga mengurangi tahanan pada jalan nafas. 2). Ketakutan/Anxietas. Dapat dihubungkan : a. Krisis situasi b. Ancaman untuk/ perubahan status kesehatan, takut mati. c. Faktor psikologis. Kriteria hasil : a. Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya. b. Mengakui dan mendiskusikan takut. c. Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 22
23 d. Menunjukkan pemecahan masalah dan pengunaan sumber efektif. e. TTV normal ( RR : x/menit, P: x/menit, T: 36,5-37,5 o C) Intervensi : a) Observasi peningkatan gelisah, emosi labil. Rasional : Memburuknya penyakit dapat menyebabkan atau meningkatkan ansietas. b) Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit rangsangan. Rasional : Menurunkan ansietas dengan penghematan energi. meningkatkan relaksasi dan c) Tunjukkan/ Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi, bimbingan imajinasi. Rasional : Memberikan kesempatan untuk pasien menangani ansietasnya sendiri dan merasa terkontrol. d) Identifikasi persepsi klien terhadap ancaman yang ada oleh situasi. Rasional : Membantu pengenalan ansietas/ takut dan mengidentifikasi tindakan yang dapat membantu untuk individu. e) Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan. Rasional : Langkah awal dalam mengatasi perasaan adalah terhadap identifikasi dan ekspresi. Mendorong penerimaan situasi dan kemampuan diri untuk mengatasi. 3). Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis. Dapat dihubungkan : a. Kurang informasi. b. Kesalahan interpretasi informasi. c. Kurang mengingat. Kriteria hasil : a. Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi. b. Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas. c. Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medik. d. Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut. Intervensi : a) Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien. Beriak informasi dalam cara yang jelas/ ringkas. Rasional : Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat menghambat lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaan informasi/ tugas baru. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 23
24 b) Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat Rasional : Pemberian instruksi penggunaan obat yang aman memampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program pengobatan. c) Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; kebutuhan makanan kalori tinggi. Rasional : Pasien dengan masalah pernafasan berat biasanya mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehingga memerlukan peningkatan nutrisi untuk penyembuhan. d) Berikan pedoman untuk aktivitas. Rasional : Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah dan mengimbangi periode istirahat dan aktivitas untuk meningkatkan regangan/ stamina dan mencegah konsumsi/ kebutuhan oksigen berlebihan. b. PASCAOPERASI (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2007). 1). Kerusakan pertukaran gas. Dapat dihubungkan : a. Pengangkatan jaringan paru b. Gangguan suplai oksigen c. Penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan darah). Kriteria hasil : a. Menunjukkan gangguan pertukaran gas dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA (Gas Darah Arteri) dalam rentang normal. b. Bebas gejala distress pernafasan. Intervensi : a) Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernafasan. Observasi penggunaan otot bantu, nafas bibir, perubahan kulit/ membran mukosa. Rasional : Pernafasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru. b) Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi nafas tak normal. Rasional : Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien pneumonoktomi. Namun, pasien lubektomi harus menunjukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada. c) Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien dengan memberikan posisi, penghisapan, dan penggunaan alat Rasional : Obstruksi jalan nafas mempengaruhi ventilasi, menggangu pertukaran gas. d) Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga telentang sampai posisi miring. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 24
25 Rasional : Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase sekret. e) Dorong/ bantu dengan latihan nafas dalam dan nafas bibir dengan tepat. Rasional : Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/ mencegah atelektasis. 2). Bersihan jalan nafas tidak efektif Dapat dihubungkan : - Peningkatan jumlah/ viskositas sekret - Keterbatasan gerakan dada/ nyeri. - Kelemahan/ kelelahan. Kriteria hasil : Menunjukkan patensi jalan nafas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi nafas jelas, dan pernafasan tak bising. Intervensi : a) Auskultasi dada untuk karakteristik bunyi nafas dan adanya sekret. Rasional : Pernafasan bising, ronki, dan mengi menunjukkan tertahannya sekret dan/ atau obstruiksi jalan nafas. b) Bantu pasien dengan/ instruksikan untuk nafas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi. Rasional : Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan menguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret. Penekanan dilakukan oleh perawat. c) Observasi jumlah dan karakter sputum/ aspirasi sekret. Rasional : Peningkatan jumlah sekret tak berwarna / berair awalnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan. d) Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam toleransi jantung. Rasional : Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang/ peningkatan pengeluaran. e) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, dan/ atau analgetik sesuai indikasi. Rasional : Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan menurunkan viskositas sekret. 3). Nyeri (akut). Dapat dihubungkan : - Insisi bedah, trauma jaringan, dan gangguan saraf internal. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 25
26 - Adanya selang dada. - Invasi kanker ke pleura, dinding dada Kriteria hasil : - Melaporkan neyri hilang/ terkontrol. - Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik. - Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan. Intervensi : a) Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri. Buat rentang intensitas pada skala Rasional : Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi keefktifan analgesic, meningkatkan control nyeri. b) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri pasien. Rasional : Ketidaklsesuaian antar petunjuk verbal/ non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan/ keefektifan intervensi. c) Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisologi dan psikologi. Rasional : Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada insisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan mengatasinya. d) Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri. Rasional : Takut/ masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri. e) Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan ajarkan penggunaan teknik relaksasi Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. 4). Anxietas. Dapat dihubungkan: a. Krisis situasi b. Ancaman/ perubahan status kesehatan c. Adanya ancaman kematian. Kriteria hasil : a. Mengakui dan mendiskusikan takut/ masalah b. Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/ istirahat c. Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 26
27 Intervensi : a) Evaluasi tingkat pemahaman pasien/ orang terdekat tentang diagnosa. Rasional : Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup. Pemahaman persepsi ini melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat. b) Akui rasa takut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan Rasional : Dukungan memampukan pasien mulai membuka atau menerima kenyataan kanker dan pengobatannya. c) Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan. Rasional : Bila penyangkalan ekstrem atau ansietas mempengaruhi kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya. d) Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama. Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi/ salah interpretasi terhadap informasi.. e) Libatkan pasien/ orang terdekat dalam perencanaan perawatan. Berikan waktu untuk menyiapkan peristiwa/ pengobatan. Rasional : Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan kontrol/ kemandirian pada pasien yang merasa tek berdaya dalam menerima pengobatan dan diagnosa. f) Berikan kenyamanan fisik pasien. Rasional : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ ketidaknyamanan fisik menetap. 5). Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis. Dapat dihubungkan : a. Kurang atau tidak mengenal informasi/ sumber b. Salah interpretasi informasi. c. Kurang mengingat Kriteria hasil : a. Menyatakan pemahaman seluk beluk diagnosa, program pengobatan. b. Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan tersebut. c. Berpartisipasi dalam proses belajar. w w w. s a k t y a i r l a n g g a. w o r d p r e s s. c o m Page 27
KANKER PARU. R.M. Ridho Hidayatulloh dr. Rizki Drajat, Sp.P
KANKER PARU R.M. Ridho Hidayatulloh 1102011215 dr. Rizki Drajat, Sp.P Definisi Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai
Lebih terperinciKANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P
KANKER PARU MEILINA 02-086 Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P DEFINISI KANKER PARU Semua penyakit keganasan di paru, mencakup baik yang berasal dari paru sendiri maupun dari luar paru Kanker paru primer
Lebih terperinciKadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciKanker Paru di Indonesia. Dr.Herudian Ahmadin SPP
Kanker Paru di Indonesia Dr.Herudian Ahmadin SPP Pendahuluan Kanker paru : semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis)
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciKANKER PARU A. Definisi
12 KANKER PARU A. Definisi Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker Paru Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru. Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciTask Reading: ASBES TOSIS
Task Reading: ASBES TOSIS Pendahuluan Asbestosis merupakan menghirup serat asbes. gangguan pernapasan disebabkan oleh Asbes atau Asbestos adalah bentuk serat mineral silika tahan terhadap asam kuat, serta
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kanker Paru Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciDefinisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.
Mesothelioma Pendahuluan Mesothelioma berhubungan erat dengan paparan asbes. Mesothelioma merupakan kasus yang jarang. Individu yg mempunyai riwayat paparan dengan asbes mempunyai resiko lebih besar menderita
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSAKA. Gambar 2.1. Anatomi Paru (Moore, Dalley dan Agur, 2010)
5 BAB 2 TINJAUAN PUSAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru 2.1.1. Anatomi Paru Paru-paru dikelilingi oleh dinding dada. Dinding dada terdiri daripada iga dan otot-otot antara iga. Paru-paru dipisahkan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG
ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG DEFINISI Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang di temukan di lambung, biasanya adenokarsinoma,atau gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi mutasi sel gaster,
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor Paru Sekunder 2.1.1 Definisi Tumor Paru Sekunder Tumor paru adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada tubuh akibat terbentuknya suatu lesi atau benjolan pada tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPenyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15
Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker paru merupakan penyebab utama mortalitas yang diakibatkan oleh kanker, baik pada pria maupun wanita yang ada di dunia. Prevalensi kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciC. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan
Lebih terperinciLimfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN CA PARU DISUSUN OLEH: MURSADA 09.IK.024
LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU DISUSUN OLEH: MURSADA 09.IK.024 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN 2011 LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU A. Pengertian Menurut Hood
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumor paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1 Definisi Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru (metastasis tumor paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciPENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit keganasan yang berasal dari sel epitel saluran napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari organ lain (tumor
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah kanker yang paling sering didiagnosis di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Data kasus baru kanker paru di Amerika Serikat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru merupakan keganasan kedua
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI KANKER PARU NOMOR MODUL. : Onkologi Paru. Tatalaksana Asma
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK LEARNING OBJEKTIF Tatalaksana Asma : D : Onkologi Paru : Kanker Paru : Diagnosis Kanker Paru KANKER PARU I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal karena kanker paru.
Lebih terperinciKARSINOMA BRONKUS KARSINOMA BRONKUS PENDAHULUAN
KARSINOMA BRONKUS PENDAHULUAN Secara umum gangguan pada saluran napas dapat berupa sumbatan pada jalan napas (obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat berkembang secara sempurna (restriktif).
Lebih terperinciSistem Pernafasan Manusia
Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat keganasan. Terlihat kecenderungan peningkatan jumlah kasus bukan hanya pada lakilaki tetapi juga pada perempuan dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciSaya juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu saya agar dapat menyelesaikan makalah ini.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Embriologi Paru Pada kehamilan minggu ketiga sampai keempat, sistem respirasi sederhana berkembang dari sulkus laringotrakeal, pada bagian ventral foregut. Sulkus ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat. Data GLOBOCAN, International Agency for Research on
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit penting dan serius dapat bermanifestasi sebagai ulser di mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, tuberkulosis,
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar
Lebih terperinciD. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak diketahui. Malacia
Lebih terperinci2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)
. KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Karsinoma rongga mulut merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat kanker terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciVENTRIKEL SEPTAL DEFECT
VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menginvasi jaringan sekitar serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain. 21,22,23 Kanker
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KANKER PARU Tumor adalah hasil perkembangbiakan suatu sel tubuh yang tidak terkontrol, yang mana dalam keadaan normal perkembangbiakan sel hanya akan terjadi apabila dibutuhkan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang
27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berkembang semakin cepat. Di dunia ini, diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikukula di dalam dasar leher. 17 Fungsi utama
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fungsi paru Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikukula di dalam dasar leher. 17
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring. Lebih dari 90% penderita karsinoma laring memiliki gambaran histopatologi karsinoma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FATER INFEKSI DAN TUMOR DENGAN TEMA KANKER PARU DARI GELOMBANG II KELOMPOK 4
LAPORAN PRAKTIKUM FATER INFEKSI DAN TUMOR DENGAN TEMA KANKER PARU DARI GELOMBANG II KELOMPOK 4 Dosen pengampu : 1. Sikni Retno Karminingtyas, S.Farm., Apt 2. Istianatus, S.Farm., Apt Di susun oleh : 1.
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PERNAPASAN
BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA Konsep Medik : 1. Pengertian Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada paru-paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. 2. Tanda dan Gejala 1. Secara khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan diseluruh dunia
Lebih terperinciKELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih
PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,
1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit
Lebih terperinciKELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS
KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah
Lebih terperinciINSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )
1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit
Lebih terperincimekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.
B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibandingkan
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert
Lebih terperinciThalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N
Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinci