MAKALAH FIQIH MUAMALAT BAI SALAM
|
|
- Sudomo Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH FIQIH MUAMALAT BAI SALAM Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Fiqih Muamalat Dosen Pengajar : Dr. Ahmad Juanda, Akt. M.M. Disusun oleh : 1. Ilham Maulana ( ) 2. Denanda Hastriyanti ( ) 3. Ety Fitriani Muti atin ( ) 4. Ririn Okatia ( ) AKUNTANSIIV F FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015
2 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Bai Salam. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan tambahan materi kepada para mahasiswa mengenai mata kuliah Fiqih Muamalah terutama pada bagian materi Bai Salam. Dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang terlibat. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Malang, 7 Maret 2015 Penyusun Fiqih Muamalah Bai Salam i
3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I Pengertian 1.1 Secara Bahasa Secara Definisi Dasar Hukum Al-Qur an Sunnah Pendapat Ulama... 3 BAB II Pembahasan 2.1 Jenis akad salam Rukun dan persyaratan Rukun akad salam Syarat akad salam Mekanisme dan prosedur Mekanisme akad salam Prosedur akad salam Keterkaitan dengan akuntansi Transaksi dalam akuntansi Perbedaan mekanisme transaksi fiqih muamalah dan akuntansi Perlakuan Akuntansi Perbandingan Akuntansi umum dengan Akuntansi syariah BAB III Contoh Kasus 3.1 Uraian Kasus Pembahasan dan solusi kasus (perlakuan akuntansi) BAB IV Kesimpulan 4.1 Kesimpulan Daftar Pustaka Fiqih Muamalah Bai Salam ii
4 BAB I PENGERTIAN 1.1 SECARA BAHASA Salam secara etimologi berarti memberikan, dan meninggalkan dan mendahulukan.1 Artinya, mempercepat (penyerahan) modal atau mendahulukannya. Salam biasa disebut juga salaf, Istilah salam dikenal dalam masyarakat Hijaz sedangkan salaf dikenal masyarakat Iraq. Dalam satu pernyataan yang mencoba pula untuk membedakan kedua istilah itu, salaf berarti mendahulukan modal (ra sul mâl). Sedangkan salam, maknanya lebih terfokus pada penyerahan modalnya di tempat aqad.3 Oleh karena itu, salam lebih umum daripada salam karena salaf dikaitkan juga dengan pinjaman, sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Rahman al-jaziri. 1.2 SECARA DESINISI Sedangkan salam secara terminologi secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya mempertukarkan suatu nilai (uang) sekarang dengan suatu barang tertentu yang masih berada dalam perlindungan pemiliknya dan akan diserahkan kemudian. Artinya, bahwa yang diberlakukan adalah prinsip bai (jual beli) suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang di sepakati, dimana waktu penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara penyerahan uang dibayarkan dimuka (secara tunai). 1.3 DASAR HUKUM AL-QUR AN QS. AL BAQARAH :282 Q S. A L - MAIDAH :1
5 1.3.2 SUNNAH Hadis Nabi Muhammad SAW Hadish Riwayat Jama ah : Hadish Riwayat Bukhari dari Ibn Abbas, Nabi bersabda : Hadis Nabi riwayat Tirmizi Fiqih Muamalah Bai Salam 2
6 Hadis Nabi riwayat Nasa I, Abu Dawud, Ibu Majah, dan Ahmad: PENDAPAT ULAMA Ijma. Menurut Ibnul Munzir, ulama sepakat (ijma ) atas kebolehan jual beli dengan cara salam. Disamping itu, cara tersebut juga diperlukan oleh masyarakat. (Wahbah, 4/598) Fiqih Muamalah Bai Salam 3
7 BAB II PEMBAHASAN 2.1 JENIS AKAD SALAM Salam tunggal Penjual secara langsung bertindak untuk memenuhi pesanan pembeli. Salam paralel. Akad salam paralel setelah berakad salam degan pembeli, penjual melakukan akad salam lanjutan degan penjual lain. salam parallel ini akadnya tidak boleh terikat satu sama lain (ta alluq). 2.2 RUKUN DAN PERSYARATAN RUKUN AKAD SALAM a. Shighat Shighat itu adalah ijab dan qabul, dimana penjual mengucapkan lafadz ijab kepada pembeli, seperti aslamtuka (aku jual secara salam) atau aslaftuka (aku jual secara salaf), atau dengan kata-kata lain yang menjadi musytaq dari keduanya. Sedangkan qabul adalah jawaban dari pihak yang membeli secara salam, seperti ucapan: qabiltu ( saya terima ), radhitu ( saya rela), atau sejenisnya yang punya makna persetuajuan. b. Kedua- belah pihak Yang dimaksud dengan kedua belah pihak adalah keberadaan penjual dan pembeli yang melakukan akad salam. Penjual sering disebut dengan musallim, sedangkan pembeli sering disebut musallam ilaihi. Tanpa keberadaan keduanya, maka salah satu rukun salam tidak terpenuhi, sehingga akad itu menjadi tidak sah. Pada masing-masing harus terdapat syarat, yaitu syarat ahliyah atau syarat wilayah. Sayarat ahliyah adalah maksudnya mereka masing-masing itu adalah pemilik orang yang beragama islam, aqil, baliqh, rasyid. Sedangkan syarat wilayah, maksudnya masing-masing menjadi wali yang mewakili pemilik aslinya dari uang atau barang, dengan penujukan yang syah dan berkekuatan hokum sama. c. Uang dan Barang Fiqih Muamalah Bai Salam 4
8 Uang sering disebut juga dengan ra sul maal. Sedangkan barang disebut dengan musallam fiibi. Akad salam memastikan adanya harta yang dipertukarkan, uang sebagai alat pembayaran dan barang sebagai benda yan diperjual belikan SYARAT AKAD SALAM Sebuah akad salam membutuhkan terpenuhinya syarat pada tiap rukunnya, baik yang terdapat pada uangnya ataupun pada barangnya a. Syarat pada Uang Uang yang dijadikan alat pembayaran dalam akad salam diharuskan criteria sebagai berikut: Jelas Nilainya. Uangnya harus disebutkan dengan jelas nilainya atau kursnya. Kalau dijaman dahulu, harus dijelaskan apakah berbentuk koin emas atau perak. Diserahkan Tunai Pembayaran uang pada akad salam harus dilakukan secara tunai atau kontan pada majelis akad salam itu juga, tanpa ada sedikitpun yang terhutang atau ditunda. b. Syarat pada Barang Bukan Ain-nya Tapi spesifikasinya. Dalam akad salam, penjual tidak menjual ain suatu barang tertentu yang sudah ditetapkan, melainkan yang dijual adalah barang dengan spesifikasi tertentu. Barang Jelas Spesifikasinya Barang yang dipesan harus dijelaskan spesifikasinya, baik kualitas maupun juga kuantitas. Termasuk misalnya jenis, macam, warna, ukuran, dan spesifikasi lain. Pendeknya, setiap criteria yang diinginkan harus ditetapkan dan dipahami oleh kedua belah pihak, seakan-akan barang yang dimaksud ada di hadapan mereka berdua. Sedangkan barang yang tidak ditentukan kriterianya, tidak boleh diperjual belikan dengan cara salam, karena akad itu termasuk akad gharar ( untung-untungan) yang nyata-nyata dilarang dalam hadis. Barang Yang Tidak Diserahkan Saat Akad Apabila barang itu diserahkan tunai maka tujuan utama dari salam tidak tercapai, yaitu untuk memberikan keleluaasaan pada penjual untuk bekerja mendapatkan barang itu dalam tempo waktu tertentu. Fiqih Muamalah Bai Salam 5
9 Batas minimal penyerahan barang: o Al Karkhi dari Al- Hanafiyah menyebutkan minimal jatuh tempo yng disepakati adalah setengah hari dan tidak boleh kurang dari itu. o Ibnu Abil Hakam mengatakan tidak mengapa bila jaraknya satu hari. o Ibnu Wahab meriwayatkan dari Malik bahwa minimal jarak penyerahan barang adalah dua atau tiga hari sejak akad dilakukan. o Ulama lain menyebutkan minimal batasnya adalah tiga hari, sebagai qiyas dari hokum khiyar syarat. Jelas Waktu Penyerahannya Harus ditetapkan disaan akad dilakukan tentang waktu ( jatuh tempo) penyerahan barang. Para fuqaha sepakat bila dalam suatu akad salam tidak ditetapkan waktu jatuh temponya, maka akad itu batal dan tidak sah. Dan ketidak jelasan kapan jatuh tempo penyerahan barang itu akan membawa kedua belah pihak kedalam pertengkaran dan penzaliman atas sesama. Dimungkinkan Untuk Diserahkan Pada Saatnya. Pada saat menjalankan akad salam,kedua belah pihak diwajibkan untuk memperhitungkan ketersediaan barang pada saat jatuh tempo. Persyaratan ini demi menghindarkan akad salam dari praktek tipu menipu dan untung-untungan, yang keduanya nyata-nyata diharamkan dalam syariat islam. Jelas Tempat Penyerahannya Dimaksud barang yang terjamin adalah barang yang dipesan tidak ditentukan selain kriterianya. Adapun pengadaannya, maka diserahkan sepenuhnya kepada pengusaha, sehingga ia memiliki kebebasan dalam hal tersebut. Pengusaha berhak untuk mendatangkan barang dari ladang atau persediaan yang telah ada atau dengan membelinya dari orang lain. Fiqih Muamalah Bai Salam 6
10 2.3 MEKANISME DAN PROSEDUR MEKANISME AKAD SALAM MEKANISME AKAD SALAM PROSEDUR AKAD SALAM Adapun Prosedur Akad Salam dan Salam Paralel adalah sebagai berikut : 1. Adanya permintaan barang tertentu dengan spesifikasi yang jelas, oleh nasabah pembeli kepada bank syariah sebagai penjual. 2. Wa ad nasabah untuk membeli barang dengan harga dan waktu tangguh pengiriman barang yang disepakati. 3. Mencari produsen yang sanggup menyediakan barang dimaksud (sesuai batas waktu yang disepakati dengan harga yang lebih rendah). 4. Pengikatan I antara bank sebagai penjual dan nasabah pembeli untuk membeli barang dengan spesifikasi tertentu yang akan diserahkan pada waktu yang telah ditentukan. 5. Pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan sebagian diawal akad dan sisanya sebelum barang diterima (atau sisanya disepakati untuk diangsur). 6. Pengikatan II antara bank sebagai pembeli dan nasabah produsen untuk membeli barang dengan spesifikasi tertentu yang aka diserahkan pada waktu yang telah ditentukan 7. Pembayaran dilakukan segera oleh bank sebagai pembeli kepada nasabah produsen pada saat pengikatan dilakukan. Fiqih Muamalah Bai Salam 7
11 8. Pengiriman barang dilakukan langsung oleh nasabah produsen kepada nasabah pembeli pada waktu yang ditentukan. 2.4 KETERKAITAN DENGAN AKUNTANSI SAK yang pertama kali mengatur tentang Akuntansi salam adalah PSAK 59 paragraf 69 sampai dengan 80 tentang pengakuan dan pengukuran salam dan salam paralel kemudian disempurnakan oleh PSAK 103. Bentuk penyempurnaannya adalah sebagai berikut: PSAK 103 berlaku untuk transaksi salam yang dilakukan oleh Lembaga Keunagan Syariah (LKS) dan pihak-pihak lain yang melakukan transaksi dengan LKS. PSAK ini juga diterapkan untuk: 1. LKS sebagai penjual atau pembeli, dan 2. Pihak lain yang bertransaksi dengan LKS sebagai penjual atau pembeli. 3. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi untuk penjual dan akuntansi untuk pembeli dalam transaksi salam TRANSAKSI DALAM AKUNTANSI Penerapan salam dalam akuntansi sama halnya dengan metode transaksi Akrual. Basis Akrual adalah penyandingan pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya, bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan (Cash Basis). Ada dua metode pencatatan akuntansi, berbasis kas dan berbasis akrual. Akuntansi berbasis kas berarti hanya mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi kas. Akuntansi berbasis akrual selain mencatata transaksi pengeluaran dan penerimaan kas, juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan organisasi daripada akuntansi berbasis kas. Namun, jelas bahwa catatan menggunakan basis akrual lebih kompleks daripada basis kas. Lebih jauh lagi, basis akrual mendukung penggunaan anggaran sebagai teknik pengendalian. Karena pada basis kas, pembayaran hanya direkam jika hal itu telah dilakukan, sementara pembayaran kewajiban dapat dilakukan dengan jarak waktu tertentu setelah timbulnya kewajiban itu sendiri. Untuk alasan penganggaran, organisasi dapat lebih baik menggunakan akuntansi berbasis akrual. Fiqih Muamalah Bai Salam 8
12 Untuk mengadopsi akuntansi basis akrual, organisasi akan memerlukan informasi seperti pendapatan atas investasi yang belum jatuh tempo. Organisasi juga akan memerlukan informasi mengenai kewajiban keuangan masa depan yang dapat diperkirakan jumlahnya PERBEDAAN MEKANISME TRANSAKSI FIQIH MUAMALAH DAN AKUNTANSI Pengakuan Akuntansi Syariah 1. Pengakuan dan pengukuran ditentukan dari awal 2. Memiliki pengukuran dan pengukuran yang berbeda sesuai dengan akuntansinya 3. Ada dua pengakuan, yaitu: a. Pengakuan akuntansi pembeli dan penjual (murabahah, salam, istihna ) b. Akuntansi pemilik dan akuntansi pengelola (mudharabah) c. Akuntansi aktif dan akuntansi mitra pasif (musyarakah) d. Akuntansi pemilik dan penyew (ijarah) 4. Akuntansi transaksi asuransi syariah tidak terbagi atas dua pengakuan tapi disesuaikan transaksi yang terjadi. 5. Pengakuan beban, kewajiban, asset, pendapatan beda dengan akuntansi lain 6. Masih ada pengakuan piutang dan potongan penjualan dan pembelian. Akuntansi Umum 1. Hanya terdiri atas akun akun asset, kewajiban, penghasilan dan beban. 2. Berlaku untuk semua jenis transaksi yang terkait tidak terikat perjanjian 3. Untuk ekonomi masa yang akan datang dan yang bisa diukur secara handal 4. Orientasi pengakuan untukpenyusunan laporan keuangan neraca dan laba rugi. Fiqih Muamalah Bai Salam 9
13 Pengukuran Akuntansi Syariah 1. Menurut jenis masing-masing berbeda 2. Berdasarkan pesanan (murabahah, salam, istishna ) 3. Berdasarkan investasi (mudharabah) 4. Berdasarkan kas dan non kas (musyarakah) 5. Berdasarkan pendapat sewa dan utang sewa (ijiriah) 6. Berdasarkan klaim (akuntansi transaksi asuransi syariah) Akuntansi Umum 1. Berdasarkan empat item yaitu: a. Biaya historis b. Biaya kini c. Nilai realisasi/penyelesaian d. Nilai sekarang 2. Keempat sebagian diperlakukan di akuntansi syariah namun tidak keseluruhan 3. Berlaku untuk akuntansi keseluruhan dengan mengadopsi salah satu item dasar pengukuran PERLAKUAN AKUNTANSI Jurnal-jurnal standar berikut mengilustrasikan transaksi salam antara pembeli dan penjual. Contoh berikut mengasumsikan Bank Syariah yang berperan sebagai penjual dan pembeli pada saat menerima pesanan barang dari nasabah (pembeli akhir). Oleh karena itu, bank akan melakukan pemesanan kepada pihak lain (salam paralel) jika tidak memiliki produk yang dipesan oleh nasabah. Ø Akuntansi Pembeli: Bank/ LKS sebagai Pembeli (Salam Biasa) 1. Pada saat Bank/ LKS membeli modal kas (Dr) Piutang salam (Cr) Kas 2. Pada saat Bank/ LKS memberikan modal nonkas (Dr) Piutang salam (nilai wajar yang disepakati) (Cr) Aktiva non-kas (nilai wajar yang disepakati) 3. Pada saat Bank/ LKS menerima jaminan berupa uang dari penjual (Dr) Kas (Cr) Hutang jaminan 4. Pada saat Bank/ LKS menerima jaminan berupa barang dari penjual (Dr) Aktiva jaminan (Cr) Hutang jaminan Fiqih Muamalah Bai Salam 10
14 5. Pada saat Bank/ LKS menerima barang dari penjual a. Sesuai akad (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Piutang salam b. Berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah dari nilai akad dari persediaan (barang pesanan) (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Dr) Kerugian salam (Cr) Piutang salam 6. Bank/ LKS tidak menerima sebagian barang pesanan sampai dengan tanggal jatuh tempo (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Piutang salam (sebesar jumlah yang diterima) 7. Jika Bank/ LKS membatalkan barang pesanan (Dr) Piutang kepada penjual (Cr) Piutang salam 8. Jika Bank/ LKS membatalkan barang pesanan tetapi penjual telah memberikan jaminan a. Penjualan jaminan berupa barang dengan harga pasar di bawah nilai akad (Dr) Kas (Dr) Kerugian penjualan aktiva jaminan (Cr) Aktiva jaminan b. Kompensasi kerugian (Dr) Piutang salam (Cr) Kerugian penjualan jaminan c. Penjualan jaminan berupa barang dengan harga pasar di atas nilai akad (Dr) Kas (Cr) Aktiva jaminan (Cr) Keuntungan penjualan jaminan d. Kompensasi keuntungan (Dr) Keuntungan penjualan jaminan (Cr) Hutang jaminan e. Pengalihan hak milik jaminan (jaminan < piutang) Fiqih Muamalah Bai Salam 11
15 (Dr) Piutang produsen (Dr) Hutang jaminan (Cr) Piutang salam f. Pengalihan hak milik jaminan (jaminan > piutang) (Dr) Hutang jaminan (Cr) Hutang produsen (Cr) Piutang salam 9. Pengenaan denda kepada penjual mampu tetapi tidak memenuhi kewajiban dengan sengaja (Dr) Kas (Cr) Rekening Dana Kebajikan Ø Akuntansi Penjual: Bank/ LKS sebagai Penjual (Salam Biasa) 1. Pada saat Bank/ LKS menerima modal dari pembeli (Dr) Kas/ aktiva non-kas (sebesar nilai wajar yang telah disepakati) (Cr) Hutang salam (sebesar nilai wajar yang telah disepakati) 2. Pada saat bank/ LKS menyerahkan barang kepada pembeli (Dr) Hutang salam (Cr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Pendapatan bersih salam 3. Bank/ LKS hanya mengirimkan sebagian barang pesanan (Dr) Piutang salam (sebesar jumlah yang diterima) (Cr) Persediaan (barang pesanan) 4. Pembeli membatalkan barang pesanan pesanan (Dr) Hutang salam (Cr) Hutang kepada pembeli 5. Pengenaan denda kepada pembeli yang mampu tetapi tidak memenuhi kewajiban dengan sengaja (Dr) Kas (Cr) Rekening Dana Kebajikan Fiqih Muamalah Bai Salam 12
16 Ø Akuntansi Salam Paralel: Bank/ LKS sebagai Pembeli dan Penjual 1. Pada saat Bank/ LKS menerima modal dari pembeli (Dr) Kas/ aktiva non-kas (sebesar nilai wajar yang telah disepakati) (Cr) Hutang salam (sebesar nilai wajar yang telah disepakati) 2. Pada saat Bank/ LKS memberikan modal kas kepada produsen (Dr) Piutang salam (produsen) (Cr) Kas 3. Pada saat Bank/ LKS menerima jaminan berupa uang dari produsen (Dr) Kas (Cr) Hutang uang jaminan 4. Pada saat Bank/ LKS menerima jaminan berupa barang dari penjual (Dr) Aktiva jaminan (Cr) Hutang jaminan 5. Pada saat Bank/ LKS menerima barang dari produsen a. Sesuai akad (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Piutang salam (produsen) b. Berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah dari nilai akad dari persediaan (barang pesanan) (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Dr) Kerugian salam (produsen) (Cr) Piutang salam (produsen) 6. Bank/ LKS tidak menerima sebagian barang pesanan sampai dengan tanggal jatuh tempo (Dr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Piutang salam (sebesar jumlah yang diterima dari produsen) 7. Jika Bank/ LKS membatalkan barang pesanan (Dr) Piutang kepada penjual (Cr) Piutang salam produsen Fiqih Muamalah Bai Salam 13
17 8. Jika Bank/ LKS membatalkan barang pesanan tetapi produsen telah memberikan jaminan a. Penjualan jaminan berupa barang dengan harga pasar di bawah nilai akad (Dr) Kas (Dr) Kerugian penjualan aktiva jaminan (Cr) Aktiva jaminan b. Kompensasi kerugian (Dr) Piutang salam (Cr) Kerugian penjualan jaminan c. Penjualan jaminan berupa barang dengan harga pasar di atas nilai akad (Dr) Kas (Cr) Aktiva jaminan (Cr) Keuntungan penjualan jaminan d. Kompensasi keuntungan (Dr) Keuntungan penjualan jaminan (Cr) Hutang jaminan e. Pengalihan hak milik jaminan (jaminan < piutang) (Dr) Piutang produsen (Dr) Hutang jaminan (Cr) Piutang salam f. Pengalihan hak milik jaminan (jaminan > piutang) (Dr) Hutang jaminan (Cr) Hutang produsen (Cr) Piutang salam 9. Pengenaan denda kepada penjual mampu tetapi tidak memenuhi kewajiban dengan sengaja (Dr) Kas (Cr) Rekening Dana Kebajikan 10. Pada saat Bank/ LKS menyerahkan barang kepada nasabah pembeli (Dr) Hutang salam (Cr) Persediaan (barang pesanan) (Cr) Rekening Dana Kebajiakan 11. Bank/ LKS hanya mengirimkan sebagian barang pesanan Fiqih Muamalah Bai Salam 14
18 (Dr) Piutang salam (sebesar jumlah yang diterima) (Cr) Persediaan (barang pesanan) 12. Pembeli membatalkan barang pesanan pesanan (Dr) Hutang salam (Cr) Hutang kepada pembeli 13. Pengenaan denda kepada pembeli yang mampu tetapi tidak memenuhi kewajiban dengan sengaja (Dr) Kas (Cr) Rekening Dana Kebajikan PERBANDINGAN AKUNTANSI UMUM DENGAN AKUNTANSI SYARIAH TERKAIT SALAM Berdasarkan analisa kelompok, kami mengklasifikasikan salam dari segi mana yang lebih menguntungkan dalam hal penerapan salam secara dalam sistem akuntansi syariah dengan yang penerapan akuntansi konvensional. Dari perspektif akuntansi konvensional perlakuan salam didukung oleh standarisasi oleh PSAK sebagai pedoman pelaksanaan dalam pembuatan laporan keuangan dimana penjualan akan diakui dengan metode akrual basis sebagai perlakuan akuntansi begitu juga dengan pembelian yang terjadi. Dari perspektif akuntansi syariah kami salam dengan prinsip-prinsip islam lebih terjaga dalam sudut pandang agama karena bisa mencegah dari perbuatan dosa, selebihnya salam dalam akuntansi syariah tidak memiliki standart khusus seperti halnya akuntansi pada umumnya. Disini kami simpulkan bahwa hanya akuntansi konvensional lebih baik dalam hal regulasi dalam hubungannya dalam pembuatan laporan keuangan Fiqih Muamalah Bai Salam 15
19 BAB III CONTOH KASUS 3.1 URAIAN KASUS Bank Syariah menerima pesanan dari Bulog jagung HIBRIDA BISI-16 kualitas A sebanyak 100 ton seharga Rp ,-- Penyerahan dilakukan empat bulan kemudian. (Akad salam parallel) Atas pesanan itu Bank Syariah melakukan pemesanan kepada KUD Amanah Karawang, jagung HIBRIDA BISI-16 kualitas A, sebanyak 100 ton dengan harga Rp Penyerahan dilakukan tiga bulan kemudian setelah akad ditanda tangani (Akad salam parallel) 3.2 PEMBAHASAN DAN SOLUSI KASUS (PERLAKUAN AKUNTANSI) Fiqih Muamalah Bai Salam 16
20 BAB IV KESIMPULAN 4.1 KESIMPULAN Salam adalah prinsip bai (jual beli) suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang di sepakati, dimana waktu penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara penyerahan uang dibayarkan dimuka (secara tunai). SAK yang pertama kali mengatur tentang Akuntansi salam adalah PSAK 59 paragraf 69 sampai dengan 80 tentang pengakuan dan pengukuran salam dan salam paralel kemudian disempurnakan oleh PSAK 103 Salam dapat diartikan sebagai suatu upaya mempertukarkan suatu nilai (uang) sekarang dengan suatu barang tertentu yang masih berada dalam perlindungan pemiliknya dan akan diserahkan kemudian. Fiqih Muamalah Bai Salam 17
21 DAFTAR PUSTAKA Sarwati, Ahmad, Fiqih Muamalah. Jakarta: Kampus syariah
Prinsip Sistem Keuangan Syariah
TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak
Lebih terperinciAKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 6: Akuntansi Akad Salam Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Dari kata As salaf : pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. jual beli
Lebih terperinciAKUNTANSI SALAM psak 103
Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI SALAM psak 103 This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced
Lebih terperinciBab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL
Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL SOAL-SOAL LATIHAN: A. Soal Teori 1. Jelaskanlah definisi jual beli dengan skema salam! Jawab : Jual beli dengan skema salam adalah jual beli yang pelunasannya
Lebih terperinciMAKALAH AKUNTANSI SYARIAH (AKAD SALAM) OLEH : Dian Magfirawati A Dwi Kartini Wardaningsi A
MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH (AKAD SALAM) OLEH : Dian Magfirawati A311 11 284 Dwi Kartini Wardaningsi A311 11 270 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual
Lebih terperinciPERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.
PERBANKAN SYARIAH Modul ke: TRANSAKSI SALAM Fakultas FEB AFRIZON Program Studi www.mercubuana.ac.id DEFINISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 103 SALAM adalah akad jual beli muslam fiih
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI
22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI
60 BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,
Lebih terperinciMurabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.
Murabahah Leni Rusilawati (20120730002) Alvionita (20120730010) Jamal Zulkifli (20120730066) Intan C Tyas (20120730135) Laili A Yunina W (20120730150) Maulida Masruroh (20120730218) PENGERTIAN MURABAHAH
Lebih terperinciAKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian
Lebih terperinciNo. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)
Lebih terperinciPERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008
PERBANKAN SYARIAH Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi Bengkulu, 13 Februari 2008 1 Bank Syariah BANK yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, serta tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciAKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.
Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah
Lebih terperinciRahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits
Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari Secara teknis menahan salah satu harta peminjam yang memiliki
Lebih terperinciMenurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah
Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah
Lebih terperinciPengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel
Lebih terperinciAKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.
Materi: 5-6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59
KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisa Hukum Islam Terhadap Sanksi Denda Pada Nasabah
Lebih terperinciPRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI
PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan. Murabahah adalah jual beli barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang
Lebih terperinciBAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan
66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA
54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan
Lebih terperinciBAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI
BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.
Lebih terperinciPerbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen
Perbankan Syariah Modul ke: Transaksi Musyarakah Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perbankan Syariah di Indonesia PENGERTIAN MUSYARAKAH
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diantara kebijakan ekonomi yang paling penting di setiap negara adalah kebjiakan fiskal dan kebijkan moneter. Kibijakan fiskal meliputi anggaran negara, pajak dan
Lebih terperinciRahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang
Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut
Lebih terperinciPembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1
EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013, hal. 150 163. ISSN:1907-9109 Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1 Aninda Adhaninggar, Fakultas Ekonomi UII Syamsul Hadi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN PSAK 102 (AKUNTANSI MURABAHAH) DENGAN MERUJUK KEPADA AL-QURAN, HADIST DAN IJMA ABSTRACT
EVALUASI KESESUAIAN PSAK 102 (AKUNTANSI MURABAHAH) DENGAN MERUJUK KEPADA AL-QURAN, HADIST DAN IJMA Herawati Khotmi Endang Kartini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram ABSTRACT The purpose of this study
Lebih terperinciSoal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah
Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!
Lebih terperinciBAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk
BAB III Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) A. Pengertian Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) Koperasi adalah suatu kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya. beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Lebih terperinciJUAL BELI DALAM ISLAM
JUAL BELI DALAM ISLAM 1. Pengertian Jual Beli Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-bai,al-tijarah, dan al- : mubadalah sebagaimana Allah SWT berfirman 29. Sesungguhnya orang-orang yang
Lebih terperinciMateri 7 Produk Pembiayaan. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.
Materi 7 Produk Pembiayaan by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Prinsip & Lingkup Pembiayaan Prinsip jual beli/ba i Ø Murabahah Ø Istishna, Istishna Paralel Ø Salam, Salam Paralel Prinsip bagi hasil Ø Pembiayaan
Lebih terperinciAL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )
AL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI (20120730041) DHYKA RACHMAENI (20120730045) PRODI MUAMALAT KONSENTRASI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama penyempurna membawa perubahan dalam kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja namun juga dalam hal di luar ibadah ghairu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah an everchangging discipline, berubah terus menerus sepanjang masa (Morgan 1988, Hines 1989 dan Francis 1990). Akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS
21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan
BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah bentuk kata lain dari kredit. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti kepercayaan. Dalam Kamus
Lebih terperinciBAB 5. Prinsip Dasar Bank Syariah. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer
BAB 5 Prinsip Dasar Bank Syariah AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Materi bab 3 menjelaskan tentang prisip syariah
Lebih terperinciKERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008
KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan
Lebih terperinciElis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah
Lebih terperinci$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 32/DSN-MUI/IX/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang OBLIGASI SYARIAH Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk instrumen
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH
ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dari penjelasan yang termuat pada bab II (dua) tentang landasan teori dan dari bab III (tiga) yang memuat tentang hasil temuan lapangan, maka dalam bab IV (empat) ini dapat
Lebih terperinciSOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha
50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD IJA>RAH MULTIJASA UNTUK SEGALA MACAM BENTUK PEMBIAYAAN DI BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO A. Analisis Terhadap Praktek Akad Ija>rah Multijasa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO
59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah berasal dari kata dharb, berari memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 37/DSN-MUI/IX/2002 Tentang PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.404, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Penerbitan Efek Syariah. Akad. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5822) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperincimurtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN BARANG JAMINAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI DESA PENYENGAT KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA KEPULAUAN RIAU A. Analisis Terhadap Akad Pemanfaatan Barang Jaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari munculnya perbankan syari ah di Indonesia pada era 1990-an, pertumbuhan bank syari ah di indonesia saat ini begitu pesat. Hal tersebut ditandai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan perubahan dari Undang-Undang
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN A. Analisis terhadap Praktik Utang Piutang dalam Bentuk Uang dan Pupuk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menjadi penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Salah satu upaya dari
Lebih terperinciBAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA A. Perbankan Syari ah Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN Dalam kamus perbankan konsep yang dimaksud biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang
Lebih terperinciBAB II BAY BITSAMAN AJIL. Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang
BAB II BAY BITSAMAN AJIL A. Definisi Bay bitsaman ajil Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang baru dalam literatur islam, akan tetapi prinsipnya memang sudah ada sejak lama. Secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Ijarah 1) Pengertian Ijarah Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya adalah al- iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya ialah ganti dan upah. 1 Secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya
Lebih terperinciANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA
ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota
BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi
Lebih terperinciNisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Aplikasi Pengambilan Nisbah Pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA PELUNASAN ANGSURAN MURABAHAH DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU SYARI'AH GRESIK A.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Sri (2009:2), akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan
Lebih terperinciIII.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.
III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')
Lebih terperinciBAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan
BAB IV ANALISIS FATWA MUI NO.04/DSN-MUI/IV/2000 DAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.7/46/PBI/2005 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA MURA>BAH}AH BIL WAKA>LAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG
Lebih terperinci