PENULISAN HURUF. Kegiatan Belajar TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENULISAN HURUF. Kegiatan Belajar TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK"

Transkripsi

1 DESKRIPSI MODUL Modul ini merupakan dasar bagi Anda yang ingin belajar menulis dengan cermat. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat menerapkan Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah. Modul ini sangat penting untuk dikuasai, sebab jika Anda memahami aspek kebahasaan dengan baik maka Anda akan mampau: (1) menuangkan gagasan secara efektif dalam bentuk tulisan, (2) mempresentasikan karya ilmiah atau hasil penelitian dengan baik sesuai dengan kajian ilmiah. Dengan begitu, penguasaan aspek kebahasaan dalam menulis dapat menunjang prestasi Anda sebagai mahasiswa dan calon ilmuwan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, pelajari modul ini sebaik-baiknya. Modul ini terdiri atas 5 kegiatan belajar yaitu, kegiatan belajar 1 membahas Pemakaian Ejaan, kegiatan belajar 2 membahas Pemakaian Tanda Baca, kegiatan belajar 3 membahas Penulisan dan Pemilihan Kata dalam Bahasa Indonesia Ilmiah, kegiatan belajar 4 membahas Kalimat Efektif dan kegiatan belajar 5 membahas Paragraf. Setiap akhir kegiatan belajar terdapat tes mandiri yang harus Anda kerjakan, dan Anda dapat mengoreksi sendiri hasil tes anda dengan cara mencocokannya dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian belakang modul ini. Modul ini dapat Anda pelajarai selama 2x2 jam termasuk untuk mengerjakan tes mandiri dan/atau tugas-tugas yang ada, untuk mempermudah belajar sebaiknya Anda menyediakan waktu luang. Selamat belajar, semoga materi modul ini dapat menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan latihan menjelaskan tentang penggunaan aspek kebahasaan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Selamat belajar, semoga modul ini dapat menambah wawasan dan memotivasi Anda untuk selalu meningkatkan profesionalisme. 15

2 Kegiatan Belajar 1 PENULISAN HURUF TUJUAN PEMBELAJARAN S etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang prinsip umum pemakaian ejaan dan penulisan huruf serta mampu mengaplikasikannya dalam penulisan karya tulis ilmiah. MATERI POKOK Prinsip Umum Pemakaian Ejaan Penulisan Huruf 1. Pembelajaran 1: Penulisan Huruf 1.1 Prinsip Umum Pemakaian Ejaan Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang lain baik dalam penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Keseluruhan peraturan ini hanya berlaku dalam bahasa tertentu karena ejaan hanya bersifat konvensi yang merupakan kesepakatan pemakaian bahasa tertentu. Karena bersifat konvensional, maka sistem ejaan bahasa satu dengan bahasa lainnya akan berbeda walaupun kedua bahasa itu menggunakan lambang, huruf, dan alfabetik yang sama. Ejaan disepakati untuk komunikasi tulis agar lancar dan mudah dipahami dan bukan untuk sebaliknya, yaitu menghambat komunikasi. 16

3 Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa ejaan biasanya menyangkut tiga tataran kebahasaan, yaitu fonologi, morfologi, dan sintaksis. Pada tataran fonologi ejaan berkaitan dengan penentuan fonem, penentuan lambang fonem, dan penyusunan abjadnya. Pada tataran morfologi ejaan berurusan dengan penulisan suatu bentukan, yaitu penulisan kata dan unsur serapan. Pada tataran sintaksis ejaan berurusan dengan pemberian tanda batas ujaran dalam kalimat, termasuk di dalamnya adalah pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan pemakaian tanda baca. Bahasa Indonesia saat ini telah memiliki kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang biasa dikenal dengan EYD. Kaidah ejaan tersebut tertuang dalam buku Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/87, tanggal 9 September 1987). Dalam buku tersebut ejaan bahasa Indonesia pembahasannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu (1) penulisan huruf, (2) penulisan kata, dan (3) pemakaian tanda baca. Setiap kelompok kaidah tersebut masih terbagi atas sejumlah kaidah yang lebih kecil. Prinsip-prinsip umum pemakaian ejaan dapat dikemukakan sebagai berikut: Tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua(:), tanda seru (!) ditulis rapat dengan huruf akhir dari kata yang mendahului. Setelah tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua(:), tanda seru (!) harus ada satu spasi kosong. Tanda petik ganda (... ), petik tunggal (... ), kurung () diketik rapat dengan kata, frasa, kalimat yang diapit. Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang akan mengikutinya. Tanda perhitungan: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya. Penulisan jarak antarkata berspasi tunggal. Tepi kanan teks tidak harus rata oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan 17

4 dibawahnya. Tidak boleh meletakkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan. 1.2 Penulisan Huruf a. Huruf Besar atau Huruf kapital Huruf besar atau huruf kapital dipergunakan untuk hal-hal berikut. 1) Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung. Dia berasal dari daerah Malang selatan. Ibu bertanya, Kapan kamu kembali ke Malang? 2) Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata gantinya. Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen 3) Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Amir Hamzah, Sultan Hasanudin, Gubernur Soelarso, Profesor Samsuri 4) Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa; tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. bangsa Indonesia (bukan Bangsa Indonesia), tahun Masehi, tahun Hijriah, hari Minggu, hari Kebangkitan Nasional 5) Huruf pertama nama khas dalam geografi. Danau Towuti, Afrika Selatan, Jalan Surabaya 6) Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan Perwakilan Rakyat, Surat Perintah Sebelas Maret 7) Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan. Di Bawah Lindungan Ka bah, Pelajaran Matematika untuk Sekolah Lanjutan Atas 18

5 8) Singkatan nama gelar dan sapaan; huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti. Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silakan diminum, Mbak! b. Huruf Miring Huruf miring (jika menggunakan mesin ketik diganti dengan garis bawah) digunakan untuk hal-hal berikut: 1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. majalah Tempo, harian Kompas, buku Dasar-dasar Penelitian 2) Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Bab ini tidak membicarakan..., Huruf pertama kata abad ialah a 3) Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Penataran merupakan kata lain dari upgrading. 19

6 Kegiatan Belajar 2 TUJUAN PEMBELAJARAN PEMAKAIAN TANDA BACA S etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang prinsip umum pemakaian tanda baca dan mampu mengaplikasikannya dalam penulisan karya tulis ilmiah. MATERI POKOK Pemakaian Tanda Baca 2. Pembelajaran II: Pemakaian tanda baca Tanda baca-tanda baca berikut ini dipisah satu spasi dari huruf yang mengikutinya.....),... ;... :...?! Tanda baca-tanda baca berikut ini dipisah satu spasi dari huruf atau tanda lain yang mendahuluinya. ( a. Titik (.) Tanda titik dipakai dalam hal-hal berikut. 1) Mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Kami sekeluarga tinggal di Malang. 2) Pada akhir singkatan nama orang. A.A. Fikri 3) Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. 20

7 M.B.A. (Master of Bussiness Administration), M.Sc. (Master of Science), S.E. (Sarjana Ekonomi), Dr. (Doktor), dr. (Dokter) 4) Pada singkatan kata yang sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih digunakan satu tanda titik. a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), Yth. (Yang terhormat), dsb. (dan sebagainya), tsb. (tersebut) 5) Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan 6) Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau yang menunjukkan jangka waktu. Pukul (pukul 10 lewat 20 menit 30 detik) Catatan: Tanda titik tidak dipakai pada hal-hal berikut. a) Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. Ia lulus tahun Periksa halaman b) Dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya. AKABRI, SMA, Depdagri, Depdikbud c) Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. TNT (Trinitrotoluen), cm (centimeter), kg (kilogram), Rp (rupiah), l (liter) d) Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Salah Asuhan, Bentuk Hubungan 21

8 e) Di belakang alamat pengirim/penerima surat dan tanggal surat. 1 Mei 1991 Yth. Saudara Badriyah Jalan danau Towuti 14 Malang b. Tanda Koma (,) Tanda koma dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian. Adik membutuhkan gunting, kertas, dan lem. 2) Memisahkan kalimat setara yang didahului kata tetapi, melainkan, dsb. Dia bukan adik saya, tetapi kakak saya. 3) Memisahkan anak kalimat dan induk kalimat, jika anak kalimat mendahului induk kalimat. Karena sakit, dia tidak bisa datang. 4) Di belakang kata seru. Wah, bukan main! Oh, begitu. 5) Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Jangan sentuh barang itu, kata Farida. 6) Antara nama dan alamat, bagian, bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Barang ini dikirimkan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Malang, Jalan Surabaya 6, Malang. 7) Antara nama orang dn gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dri singkatan marga atau nama keluarga. Endang Purnomowulan, M.A. 8) Untuk menyatakan angka desimal. 20,60 m Rp17,50 22

9 9) Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Tetangga saya, Pak Hamid, baik sekali. c. Tanda Titik Koma (;) Tanda titik koma dipakai dalam hal berikut. 1) Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Malam makin larut; pengunjung belum juga sepi. 2) Memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Ayah memperbaiki kendaraan; ibu mempersiapkan perbekalan; dan adik membersihkan halaman. d. Tanda Titik Dua (:) Tanda titik dua dipakai dalam hal-hal berikut. 1) Pada akhir suatu penyataan lengkap bila diikuti perian. Yang perlu dilakukan saat ini adalah barang-barang perlengkapan yang meliputi: meja, kursi, dan alat tulis. 2) Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Ketua : Imam Rofi i Sekretaris : Santoso Bendahara : Bambang Junaidi 3) Dalam teks drama, sesudah kata yang menunjukkan pelaku. Aminah: Bawa kopor itu kemari, Ton! Toni: Baik, Mbak. 4) Di antara jilid atau nomor buku/majalah dan halaman, antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan. Tempo, XII, 243: 28 Surah Al Baqoroh: 17 23

10 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Pengantar, sekarang ini sudah terbit. e. Tanda Hubung (-) Tanda hubung dipakai dalam hal-hal berikut. 1) Menyambung suku-suku katayang terpisah oleh pergantian baris.... banyak hal-hal yang menarik.... kurangnya kesadaran. 2) Menyambung unsur-unsur kata ulang. sambung-menyambung, kehitam-hitaman, bermain-main 3) Menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu. p-e-m-b-e-l-a-n-j-a-a-n ) Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang diawali dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan an, singkatan huruf kapital dengan imbuhan. Se-Jawa Timur, tahun 70-an, SIM-nya, sinar-x 5) Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. pen-charter-an, di-tackle 6) Memperjelas bagian-bagian ungkapan. Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah. f. Tanda Pisah ( ) Tanda pisah (jika menggunakan mesin ketik, gunakan dua tanda hubung [--]) dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Membatasi kata atau kelompok kata yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 24

11 2) Menegaskan adanya aposisi atau keterangan dalam kalimat. Rangkaian penemuan itu evolusi, teori kenisbian, dan kini pembelahan atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. 3) Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan Surabaya Malang g. Tanda Elipsi (...) Tanda elipsi dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Menggambarkan kalimat yang terputus-putus. Kalau demikian... ya, marilah kita berangkat sekarang. 2) Menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Sebab-sebab terjadinya... akan diteliti lebih lanjut. Catatan: Tanda elipsi yang digunakan adalah titik tiga (...) bila di wawl atau tengah kalimat, dan titik empat (...) bila di akhir kalimat. h. Tanda Tanya (?) Tanda tanya dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengakhiri kalimat tanya. Darimana Saudara tahu? 2) Menyatakan adanya keraguan (?). Peristiwa itu terjadi pada tahun 1968 (?) i. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah, menggambarkan kesungguhan, ketidakpastian, atau rasa emosi yang kuat. Singkirkan barang itu sekarang juga! Alangkah kejinya perbuatan itu! j. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. DIP (Daftar Isian Proyek) itu sedang dikerjakan. 25

12 2) Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral pokok pembicaraan. Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama suatu tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun ) Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (1) modal, (2) tenaga kerja, dan (3) manajemen. k. Tanda Kurung Siku ([...]) Tanda kurung siku dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain, dalam naskah aslinya. Mereka men[d]engar bunyi ledakan. 2) Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. (Perbedaan antara dua proses itu [lihat bab III] tidak diungkapkan secara jelas) l. Tanda Petik (... ) Tanda petik dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengapit petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lainnya. Sudah siap? tanya Amin. 2) Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat. Sajak Bola Lampu cukup menarik untuk dibaca. 3) Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Pekerjaaan itu dilaksanakan dengan cara kaji tindak. m. Tanda Petik Tunggal (... ) Tanda petik tunggal dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Kau dengar bunyi kring-kring itu?, tanya Bisri. 26

13 2) Mengapit terjemahan, penjelasan kata atau ungkapan asing. mastery learning belajar tuntas n. Tanda Garis Miring (/) Tanda garis miring dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Dalam penomoran kode surat. No.6/Q/1991 2) Sebagai pengganti kata dan, atau per atau nomor alamat. pemuda/pemudi Harganya Rp100,00/biji o. Tanda penyingkat/apostrof ( ) Tanda apostrof digunakan untuk menunjukkan adanya penghilangan bagian kata. Ali lah tiba. ( lah = telah) SOAL-SOAL LATIHAN Betulkan penggunaan ejaan pada soal-soal di bawah ini! 1. Mantan bos jaringan media terbesar di tanah air, jawa pos group ini tidak bisa meninggalkan gaya wartawannya. Meskipun Dahlan Iskan sudah menjadi direktur utama PLN (persero). Cara bicaranya masih ceplas-ceplos, to the point. Gaya berpakaian juga tetap casual. Sepatu kets. 2. Selalu ada kejutan dalam acara Flexi M-Teens Exhibition. Salah satunya fashion show gaun koran designed by Ruli Clambique yang mengubah koran malang post bekas menjadi gaun cantik hingga membuat para model dari the reds model terlihat seksi. 3. Jelaskan fungsi penggunaan tanda garis miring dan berilah contohnya masing-masing 2 buah. 27

14 PENULISAN DAN PEMILIHAN KATA TUJUAN PEMBELAJARAN S etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama dan kedua, peserta diharapkan dapat mengenal ciri-ciri pembentukan kata serta mampu melakukan penggabungan morfem yang diimplementasikan dalam Karya Ilmiah. MATERI POKOK Ciri Pembentukan Kata Macam-macam Proses Pembentukan Kata Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Karya Ilmiah Penulisan Kata Kegiatan Belajar 3 Penulisan kata disesuaikan dengan proses morfologisnya. Proses morfologis merupakan peristiwa penggabungan morfem satu dengan morfem lain menjadi kata. Dari segi strukturnya, kata dapat digolongkan atas dua macam, yaitu kata yang bermorfem tunggal (monomorfemis) dan kata yang bermorfem lebih dari satu (polimorfemis). Contoh : monomorfermis : pergi, makan Polimorfemis : bekerja murid-murid proses morfologis saputangan 28

15 3.1 Ciri Pembentukan Kata a. Ada morfem yang berfungsi sebagai tempat penggabungan (bentuk dasar) dan morfem yang berfungsi sebagai penggabung. Contoh : menulis; gelap gulita; sayur-mayur MeN- tulis (pengg.) (bt.dasar) (bt. Dasar) (pengg.) (bt. Dasar) (pengg.) 3) Bentuk dasar tidak selalu morfem tunggal. dipersatukan dibuat jadi bersatu di persatukan buat jadi bersatu (penggabung) (bentuk dasar) per satukan buat jadi satu (penggabung) (bentuk dasar) satu kan (bentuk dasar) (penggabung) 4) Penggabungan atau perpaduan morfem-morfem itu mengalami penambahan atau perubahan arti. 5) Sebagai akibat proses morfologis, perubahannya bersistem atau beraturan. membuat, membantu, membimbing menyapu, menyayat, menyanyi Akan tetapi, perubahan kata putra, putri, dewa, dewi, tidak dapat dikatakan proses morfologis karena tidak beraturan dalam arti tidak bisa dibuat bentukan lain. 29

16 3.2 Macam-Macam Proses Pembentukan Kata Peristiwa pembentukan kata dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1) Pembentukan kata dengan penambahan imbuhan pada bentuk dasar. menulis, pembangunan, makanan 2) Pembentukan kata dengan pengulangan bentuk dasar. murid-murid, mencari-cari, pukul-memukul. 3) Pembentukan kata dengan menggabungkan dua bentuk dasar. matahari, tinggal landas, mata-kaki 3.3 Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Karya Ilmiah Sesuai dengan fungsinya, bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia ragam baku. Ciri-ciri bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut. 1. Memakai prefiks me- dan ber- Baku : kuliah sudah berjalan dengan lancar banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu Nonbaku : kuliah sudah jalan dengan lancar banjir serang kampung yang banyak penduduknya itu 2. Memakai pola frasa verbal aspek + agen + verba Baku : Surat anda sudah saya baca Kiriman itu telah kami terima Nonbaku : Surat anda saya sudah baca Kiriman itu kami telah terima 3. Memakai konjungsi bahwa dan karena Baku : Ia tahu bahwa anaknya lulus Ani tidak masuk karena sakit Nonbaku : Ia tahu anaknya lulus. Ani tidak masuk, sakit 4. Memakai konstruksi sintetis berikut. Baku : Ia memberitahuan bahwa adiknya sakit. 30

17 Nonbaku : Ia kasih tahu adiknya sakit. 5. Memakai unsur leksikal yang menandai bahasa Indonsia baku. Baku : mengapa, bagaimana, tidak, dimengerti Nonbaku : ngapain, gimana, nggak, dingertiin 6. Memakai ejaan resmi yang berlaku (EYD). Baku : nomor, mesti, teladan, tradisional Nonbaku : nomer, musti, tauladan, tradisionil 7. Memakai peristilahan resmi. Baku : perangkat, masukan, keluaran Nonbaku : set, input, output 3.4 Penulisan Kata a. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Ibu akan pulang besok pagi b. Kata Turunan/Jadian 1) Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. bersambung, menyanyi, kawanan 2) Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mendahului atau mengkutinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata. bersuka ria, membabi buta, gabungan kata 3) Kalau bentuk dasar berupa kata gabung dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata itu ditulis serangkai. menggarisbawahi, mengedepankan, meluluhlantakkan, mempertanggungjawabkan 4) Kalau salah satu unsur kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis serangkai. antarkota, antikomunis, internasional, kontrarevolusi, mahasiswa, multilateral, prasangka 31

18 c. Kata Ulang Bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. sehat-sehat, terus-menerus, membesar-besarkan, berlari-lari, sebaikbaiknya d. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah. sapu tangan, meja tulis, persegi panjang, rumah sakit umum 2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. alat pandang-dengan, buku fisika-baru, bapak-ibu 3) Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis serangkai. apabila, barangkali, bilamana, tatabahasa, matahari, peribahasa e. Kata Ganti Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau yang mengikutinya. Apa yang kubawa boleh kaupinjam. Temanku, temanmu, dan temannya berkumpul di sini. f. Kata Depan Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam kata yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan, seperti kepala dan daripada. Kakaknya pergi ke luar kota. Buku itu di atas almari. Dia berasal dari Blitar. g. Kata Sandang Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Si pemilik kebun cengkeh itu sedang sakit. Sang Kancil banyak akalnya. 32

19 h. Partikel 1) Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Apakah yang terdapat dalam tas itu? Bacalah cerpen itu dengan cermat! Siapatah gerangan orang itu? 2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: kecuali pada kelompok kata yang sudah dianggap padu (seperti adapun, bagaimanapun, maupun, biarpun, kalaupun, kendatipun, meskipun, sekalipun, walaupun, dan sungguhpun). Jangankan dibentak, dipukul pun ia tak akan jera. Sepucuk surat pun tidak pernah sampai ke alamat ini. 3) Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagianbagian kalimat yang mendampinginya. Harga telur ini Rp200,00 per butir. Satu per satu mereka tinggalkan pertemuan itu. i. Angka dan Lambang Bilangan 2) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal berikut ini. Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX. L (50), C (100), D (500), M(1.000) 3) Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, dan isi, (2) satuan waktu, dan (3) nilai uang. 10 kilogram beras 5 liter air 3 meter kain 1 jam 15 menit pukul tahun 1962 Rp10.000,00 4) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. 11 (sebelas) 112 (seratus dua belas) 2/3 (dua pertiga) 1/10 (sepersepuluh) 33

20 5) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. bab III atau bab ke-3 atau bab ketiga Abad XX atau abad ke-20 atau abad kedua puluh 6) Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran an dilakukan dengan cara berikut. tahun 60-an atau tahun enam puluhan 7) Di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. Telah terima uang sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) 34

21 Kegiatan Belajar 4 KALIMAT EFEKTIF TUJUAN PEMBELAJARAN S etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, kedua dan ketiga peserta diharapkan dapat mengenal ciri-ciri pembentukan kata serta mampu menyusun kalimat-kalimat efektif guna penulisan karya ilmiah bertema agribisnis. MATERI POKOK Ciri-ciri kalimat efektif 4. Pembelajaran IV: Kalimat Efektif Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis/pembicara. Kalimat efektif sangat penting dalam menulis karena dengan kalimat efektif, gagasan akan dapat disampaikan secara tepat dan jelas. Berikut merupakan ciriciri kalimat efektif. 4.1.Kesatuan Gagasan Sebuah paragraf yang baik hanya mengandung sebuah gagasan yang utuh. Secara praktis kesatuan gagasan di dalam kalimat terwakili oleh kehadiran subjek dan predikat sedangkan unsur-unsur yang lain seperti objek dan aneka keterangan bersifat opsional (tidak wajib hadir). Kesatuan gagasan mungkin akan terganggu apabila kedudukan subjek atau predikat tidak jelas; kalimat menggantung (tidak selesai); kalimat majemuk yang 35

22 terlalu kompleks; atau kalimat yang dipenuhi oleh sisipan-sisipan keterangan yang terlalu panjang. Bagi mahasiswa yang kehilangan jam tangan harap mengambil di ruang administrasi. Kalimat di atas tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subjek. Unsur bagi mahasiswa yang kehilangan jam tangan bukanlah subjek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan bagi (ini harus dihilangkan) Kesejajaran Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Satu pihak berusaha untuk membuat dominasi dan dipertahankan sedangkan pihak lain berusaha untuk melakukan perlawanan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-kan. Kalimat itu harus diubah menjadi Satu pihak berusaha untuk membuat dan mempertahankan dominasi sedangkan pihak lain berusaha untuk melakukan perlawanan Kehematan Kehematan merupakan prinsip ekonomi bahasa. Dalam membuat kalimat diharapkan agar tidak terdapat pemakaian kata yang dianggap tidak diperlukan (mubazir). Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang berlebih karena penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang kecukupan ketersediaan pangan serta kualitas dan keamanan pangan, (2) mendapatkan deskripsi objektif tentang aksesibilitas pangan, 36

23 (3) mendapatkan deskripsi objektif tentang stabilitas ketersediaan pangan. Pemakaian frasa mendapatkan deskripsi objektif tentang dalam kalimat di atas tidak perlu diulang. Frasa mendapatkan deskripsi objektif tentang ditulis setelah kata adalah, sehingga menjadi kalimat berikut. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang: (1) kecukupan ketersediaan pangan serta kualitas dan keamanan pangan, (2) aksesibilitas pangan, (3) stabilitas ketersediaan pangan Penekanan Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Penekanan bisa dilakukan dengan cara berikut. (1) Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. 1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain. 2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (2) Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah. Contoh : 1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu. 2. Kami pun turut dalam kegiatan itu. 3. Bisakah dia menyelesaikannya? (3) Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya. 37

24 (4) Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh : 1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin. 2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh Kelogisan Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan. Kalimat di atas tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut bisa diubah menjadi Ibu Ani, saya silakan untuk naik ke podium. SOAL-SOAL LATIHAN: Ubahlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi kalimat efektif! 1. Seluruh siswa-siswa diharapkan harus mengikuti kerja bakti. 2. Para siswa-siswa diharuskan hadir di sekolah. 3. Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan. 4. Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap. 5. Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur. 38

25 Kegiatan Belajar 5 PARAGRAF TUJUAN PEMBELAJARAN S etelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, peserta diharapkan dapat mengenal ciri-ciri pembentukan kata serta mampu melakukan penggabungan morfem yang diimplementasikan dalam Karya Ilmiah. MATERI POKOK Bagian paragraf Ciri-ciri paragraf yang baik Syarat-syarat paragraf yang baik Pengembangan paragraf Jenis-jenis paragraf 5. Pembelajaran V: Paragraf Paragraf merupakan unit dasar terbesar dalam menulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang terjalin secara kohesif dan koheren sehingga terjalin kesatuan gagasan. Sebagai bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah, cara penulisan paragraf harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain yakni alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser 39

26 ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama. 5.1 Bagian Paragraf Paragraf yang baik memuat dua bagian penting berikut. 1. Kalimat Utama Kalimat utama merupakan kalimat inti sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Kalimat utama seringkali diletakkan pada awal paragraf, meskipun bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. 2. Kalimat Penjelas Kalimat penjelas merupakan kalimat yang memberikan penjelasan tambahan, detail, atau rincian dari kalimat utama suatu paragraf. 5.2 Ciri-Ciri Paragraf yang Baik 1. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan. 2. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar. 3. Mengadung satu gagasan utama dan beberapa pikiran penjelas. 5.3 Syarat-Syarat Paragraf Paragraf yang baik mempunyai beberapa ketentuan berikut. 1. Kesatuan Paragraf Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk suatu paragraf harus ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang atau tidak sesuai dari gagasan pokok paragraf, jika ada kalimat yang menyimpang maka paragraf tersebut akan menjadi tidak bertautan atau tidak koheren. Agar paragraf menjadi padu maka kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan. 2. Kepaduan Paragraf Kepaduan paragraf dapat diamati dari penyusunan kalimat secara logis dan ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf. 40

27 5.4 Pengembangan Paragraf Mengarang merupakan suatu usaha untuk mengembangkan beberapa kalimat topik. Kalimat topik tersebut dikembangkan dalam bentuk paragraf-paragraf. Oleh sebab itu, kita harus lebih teliti dalam menempatkan kalimat topik pada karangan. Pengembangan paragraf, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. 1. Memberikan contoh/fakta Agar jelas dan menarik, gagasan yang disampaikan dalam kalimat topik dilukiskan dan digambarkan dengan contoh-contoh. Dengan pemberian contoh tersebut diharapkan agar dapat tergambar dengan nyata gagasan yang disampaikan oleh penulis atau pengarang tersebut. Biasanya para pembaca senang membaca sebuah karangan dengan adanya fakta yang diceritakan oleh penulis. Bantuan-bantuan bencana yang di kirim oleh para penyumbang seringkali tidak sampai ke tangan yang membutuhkan. 2. Memberikan Alasan Agar bisa meyakinkan pembaca, gagasan yang disampaikan dalam kalimat topik dapat dijelaskan dengan menggunakan alasan yang logis. Dengan begitu, gagasan yang disampaikan menjadi suatu yang dapat menyakinkan pembaca. Apabila kita terlalu lama berada di depan komputer sangatlah tidak bagus, karena kebiasaan itu akan menyebabkan penglihatan kita terganggu. 5.5 Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan pesannya, paragraf dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1. Paragraf Deskriptif Paragraf deskriptif merupakan paragraf yang menggambarkan tentang sesuatu yang terjadi saat ini. Jadi paragraf ini memaparkan tentang tata ruang atau tata letak. Contoh : Rumah yang ditempatinya sekarang sangatlah luas, terdapat empat ruang tidur, satu dapur, kamar mandi di setiap ruang tidur dan satu di ruang tamu. Rumah tersebut 41

28 juga sangat strategis karena dekat dengan pusat kota, tempat pendidikan, tempat hiburan, dan taman kota. 2. Ekspositoris Paragraf ekspositoris merupakan paragraf yang objek peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Contoh : Setiap ruangan acara yang ada di hotel itu mampu menampung sekitar 150 orang. 3. Argumentatif Paragraf argumentatif merupakan paragraf yang dikembangkan dengan memberi argumen-argumen terhadap kalimat topik. Paragraf ini digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran suatu hal. Contoh : Banjir-banjir yang melanda negeri ini sudahlah melampui batas. Banjir tersebut menenggelamkan semua yang dilaluinya. Sebenarnya semua itu merupakan hasil dari ulah manusia yang suka menebang pohon sembarangan, membuang sampah sembarangan, dan membangun tanpa adanya pertimbangan untuk drainase. SOAL-SOAL LATIHAN Waktu bagi orang Jawa bukan sekedar rentang antara awal dan akhir. Waktu merupakan bagian dari kehidupan mereka yang mempengaruhi perilaku serta sikap hidupnya sehari-hari. Selain itu, waktu juga merupakan representasi dari privat space dan public space. Dengan demikian, bertolak dari persepsi terhadap waktu dapat diketahui bagaimana orang Jawa mengkonstruksi dan menegosiasikan identitas dirinya kepada orang lain. 1. Tentukan jenis paragraf di atas berdasarkan pola pengembangan yang digunakan! 2. Berdasarkan letak kalimat topiknya, paragraf di atas termasuk jenis paragraf apa? Dua atlet tim bola voli putra Jatim terpaksa mengangkut sendiri tempat tidur di perumahan atlet di kawasan Jakabaring Palembang. Di rumah yang ditempati atlet voli putra, tempat tidurnya belum tersedia karena panitia meletakkan tempat tidur tersebut dirumah atlet putri. Belum tersedianya tempat tidur hanya salah satu kekacauan yang 42

29 terjadi saat kontingen Jatim mulai menempati perumahan atlet. (Kompas, 30 Agustus 2004). 1. Dapatkah paragraf di atas dikatakan sebagai paragraf yang baik? 2. Anda identifikasi kalimat penjelas dan kalimat utama paragraf di atas? 3. Buatlah satu contoh paragraf argumentatif yang mengandung kalimat utama dan penjelas! 43

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL:

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL: MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL: Kegiatan 1& 2. Prinsip dan Kiat Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dalam Karya ilmiah Overview dan RKPS Dra. Lilik Wahyuni, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia

Lebih terperinci

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Oleh : Nama : Dian Ratna Sari NPM : 12111039 Kelas : 3KA34 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salahsatu alat komunikasi

Lebih terperinci

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 1 Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 1 memuat materi EYD. EYD adalah materi ejaan yang disempurnakan. Materi ini menampilkan ketentuan tentang

Lebih terperinci

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN A. PENGERTIAN EJAAN Ejaan dalam bahasa Inggris disebut spelling, to spell mengeja. Hornby mengatakan, spelling (i) the act writing or naming the letters of a word in order, (ii)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah

Lebih terperinci

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O EYD dan TANDA BACA Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O STMIK CIC CIREBON- 2016 Penulisan Bentuk Ulang Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-), bukan angka dua (2).

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR Dra.Hj.Rosdiah

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Akan tetapi,

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN Oleh: Yayah Churiyah Abstrak Selama ini menulis dianggap suatu keterampilan yang sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA YULINA Guru SD Negeri 002 Muara Lembu Kecamatan Singingi anayuli.teacher@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI OLEH: TIM PENYUSUN

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI OLEH: TIM PENYUSUN PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI OLEH: TIM PENYUSUN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Garis Besar Tata Cara Penulisan Skripsi Jenis

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI Membaca Suatu proses yang dilakukan Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3 1. Penggunaan tanda koma yang tidak tepat Terdapat dalam kalimat... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3 Saya akan menolongnya,walaupun hal itu cukup sulit hay,apa kabar?

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN PENGGUNAAN TANDA BACA Oleh AHMAD WAHYUDIN TANDA TITIK (.) 1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. 2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam satu

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

PROSIDING SEMNAS KBSP V

PROSIDING SEMNAS KBSP V TEKS CERITA INSPIRATIF SEBAGAI SALAH SATU BAHAN AJAR ALTERNATIF PEMBELAJARAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI) Irma Fika Nurfajar Mahasiswa

Lebih terperinci

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR A. Bahan dan ukuran Bahan dan ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada sampul dan ukuran. 1. Naskah Naskah dibuat pada kertas A5 (8,27

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN FAKULTAS SISTEMATIKA BAB I KERANGKA

Lebih terperinci

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul EJAAN BAHASA INDONESIA Ruang lingkup Ejaan 1. Pemakaian Huruf 2. Penulisan Huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Pemakaian Tanda Baca

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks sebagai penghubung kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita yang digunakan sehari-hari. Berbahasa Indonesia yang

Lebih terperinci

Dengan Rahmat Allah Swt Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Dengan Rahmat Allah Swt Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS TATA PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) 1. Jawaban: B Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utamanya: terdapat di awal atau di akhir paragraf. Ide pokok paragraf tersebut terdapat

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA Makalah Penulisan Kata (Aminah. M - 054) TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA DI SUSUN OLEH : NAMA : AMINAH. M. NIM : 1252132054 KELAS : B PRODI : BUSINESS ENGLISH FAKULTAS : BAHASA DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program

Lebih terperinci

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi Judul Nama Penulis Instansi Email : Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi : Puji Rahayu : Mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan : pujirahayu546@gmail.com

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Titik, Koma, Dan Titik Dua Dalam Kalimat Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN I Ogotua Kec. Dampal Utara Sri Dewi Astuti A., Gazali, dan Efendi Mahasiswa

Lebih terperinci

TATA TULIS KARYA TULIS ILMIAH

TATA TULIS KARYA TULIS ILMIAH TATA TULIS KARYA TULIS ILMIAH 1.Ukuran kertas dan ruang pengetikan Pengetikan karya tulis ilmiah menggunakan kertas HVS atau duplikator putih ukuran kuarto (21,00 x 28,50). Ruang pengetikan pada setiap

Lebih terperinci

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Kaidah Selingkung Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 (1) Pagi itu mbok salimah menangis keras. (2) Harta yang dikumpulkan berpuluh

Lebih terperinci

Tugas Bahasa Indonesia

Tugas Bahasa Indonesia 2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca LOGO Pertemuan 4. Waktu belajar 100 menit Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca Outline 1 Penulisan Huruf Kapital 2 Penulisan Huruf Miring 3 Penulisan Kata 4 Akronim

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANDA BACA

PENGGUNAAN TANDA BACA PENGGUNAAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan

Lebih terperinci

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1 FORMAT LAPORAN KULIAH MAGANG KERJA MAHASISWA PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA A. KANDUNGAN ISI LAPORAN Secara umum, laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa terdiri dari tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca 4 Pengalaman Sahabatku Pepatah mengatakan, Pengalaman adalah guru kehidupan. Setiap pengalaman baik dan buruk akan tetap bernilai dan menjadi pemicu agar kita lebih hatihati melangkah atau lebih giat lagi

Lebih terperinci

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video :

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video : 1. SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALatihan Soal 9.2 Bacalah kalimat tersebut dengan cermat! Setiap siswa harap menyiapkan pensil 2B penghapus dan rautan Penggunaan

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012 1 THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012 Hidayah Sari, Otang Kurniaman, Mahmud Alpusari hidayah.ksari@student.unri.ac.id, otang.kurniaman@lecturer.unri.ac.id,

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Enung Siti Nurjanah, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA PEMBAHASAN SUPERINTENSIF SBMPTN 2014

BAHASA INDONESIA PEMBAHASAN SUPERINTENSIF SBMPTN 2014 PEMBAHASAN PS BAHASA INDONESIA SUPERINTENSIF SBMPTN 2014 1. Jawaban: A Lihat tabel! A. sesuai dengan tabel B. salah C. salah D. salah, Thailand yang lebih baik E. salah Indonesia lebih baik dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA Modul ke: TATA EJAAN BAHASA INDONESIA 13 Fakultas 1. Mampu memahami sejarah ejaan 2. Mampu memahami ruang lingkup ejaan 3. Mampu menerapkan kaidah tata ejaan dalam praktik penulisan Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum 1) Bahan dan Ukuran Bahan dan ukuran mencakup naskah, ukuran dan sampul. a. Naskah dibuat di atas kertas HVS 70 gram dan tidak bolak-balik b. Ukuran naskah adalah

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR Asep Supriyana 1), Gres Grasia Azmin 2), Reni Nureriyani 3), Aulia

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA NASKAH SOAL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN PERTI Jalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH SISTEMATIKA TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DAN KERANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

Asyiknya Berolahraga Sepeda

Asyiknya Berolahraga Sepeda 3 Asyiknya Berolahraga Sepeda Pernahkah kamu mendengar kisah Heinz Stucke? Hampir 200 negara sudah ia kunjungi dengan mengendarai sepeda. Total jarak yang ditempuhnya dengan bersepeda lebih dari 415.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis 2.1.1. Pengertian Menulis Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara.

Lebih terperinci

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 Muhammad Hambali Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 BAKU SESUAI KAIDAH LOGIS SANTUN HEMAT DAN CERMAT TIDAK BERTELE-TELE FORMAL TIDAK MENGANDUNG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta

Lebih terperinci

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) 1. Pemakaian Huruf A B C D E Abjad Vokal Konsonan Pemenggalan Suku Kata Nama Diri (orang & tempat) 2. Penulisan Huruf A Huruf Kapital B Huruf Miring

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul Abstrak Ejaan merupakan dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ejaan digunakan sebagai bentuk baku

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA 1 2 EJAAN DAN TANDA BACA EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Kesantunan Ejaan membicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu 1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial

Lebih terperinci

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia)

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia) Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia) 1. TANDA BACA 3 TANDA TITIK 3 TANDA PETIK 3 TANDA KOMA 4 TITIK KOMA 4 TITIK DUA 4 TANDA PISAH 4 TANDA TANYA 5 TANDA SERU 5 TANDA HUBUNG 5 TANDA KURUNG 5 TANDA PENANGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang disepakati

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS Oleh : TEAM PENYUSUN POLITEKNIK NEGERI MADIUN 2015 TATA CARA PENULISAN LAPORAN PKL Tata cara penulisan meliputi bahan dan ukuran

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 42 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 42 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 42 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG TEKNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 Desember 2017 PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA Dikirim tanggal 27 September 2017 Diterima 26 Desember

Lebih terperinci

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN I. PENGANTAR Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk pada satu hal yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu, hal-hal yang dituntut

Lebih terperinci

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH A. Peserta 1. Peserta lomba karya tulis ilmiah adalah 2 orang perwakilan dari regu. 2. Peserta lomba karya tulis ilmiah wajib mengenakan Pakaian Seragram Harian (PSH) masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. siswa agar kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu, kehadiran

BAB II LANDASAN TEORI. siswa agar kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu, kehadiran BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahan Ajar Bahan ajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan fungsi bahan

Lebih terperinci