MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)
|
|
- Leony Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2017 MODUL PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) NAMA : NIM : INSTANSI : BAB I. PENDAHULUAN
2 A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah memberi dampak perubahan yang cepat terhadap industri farmasi, jamu, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan. Penerapan teknologi yang modern menghasilkan industri-industri yang mampu memproduksi berbagai produk. Teknologi transportasi dan hambatan yang makin rendah dalam perdagangan internasional menyebabkan produk-produk dari berbagai negara menyebar dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat Indonesia. Penggunaan produk-produk tersebut cenderung terus meningkat, namun tidak diikuti dengan pengetahuan dalam pemilihan produk yang baik. Untuk melindungi masyarakat dari bahaya produk-produk tidak aman, maka pemerintah mengadakan lembaga yang bertanggung jawab, yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banjarmasin merupakan salah satu BBPOM yang berperan sebagai Unit Pelaksana Teknis. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya. Di sini, mahasiswa profesi apoteker dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilanterkait pelaksanan pekerjaan kefarmasian sesuai standar profesi apoteker. Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan media yang sangat penting untuk penerapan dan pengembangan ilmu dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Metode serta mekanisme pelaksanaan PKPA di BBPOM yang sistematis akan sangat membantu mahasiswa profesi apoteker dalam memahami peran, fungsi, serta tanggung jawab apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan. PKPA merupakan pelatihan yang sangat strategis bagi mahasiswa profesi apoteker untuk menjadi calon apoteker yang handal di masa depan. PKPA diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap terjun dalam dunia kerja. Modul PKPA di BBPOM ini juga dapat digunakan
3 untuk membantu memberikan arahan bagi Apoteker pembimbing di tempat PKPA (Preceptor) dan dosen pembimbing PKPA di Fakultas. B. Tujuan PKPA di Balai Besar POM 1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek kefarmasian di pemerintahan, khususnya BBPOM. 2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di pemerintahan, khususnya BBPOM. 3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian di pemerintahan, khususnya BBPOM. 4. Meningkatkan kemampuan mengembangkan praktek kefarmasian di pemerintahan, khususnya BBPOM. 5. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional di pemerintahan. C. Sasaran 1. Kriteria Mahasiswa Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker yang telah memenuhi persyaratan kerja praktek sesuai ketentuan di Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat. 2. Kriteria Pembimbing PKP di Rumah Sakit Kriteria Dosen Pembimbing dari PTF a. Dosen/Pembimbing dari PTF minimal mempunyai jenjang Pendidikan Strata 2 dalam bidang ilmu kefarmasian. b. Memiliki Sertifikat Kompetensi Apoteker (dalam kondisi tertentu PTF/IAI dapat mengambil kebijaksanaan lain). c. Kompeten dalam bidang tersebut. Preceptor Pembimbing dari luar PTF dalam hal ini disebut preceptor adalah a. Apoteker yang mendapat rekomendasi IAI yang berpraktik di tempat PKPA dan minimal telah berpraktik selama 3 tahun.
4 b. Pembimbing selain apoteker ditunjuk oleh institusi tempat PKPA yang disetujui oleh PTF. c. Kompeten dalam bidang terkait, memiliki kemampuan mendidik dan dapat mengalokasikan waktu untuk mendidik. d. Memahami acuan pembelajaran dengan benar dan baik. 3. Kriteria tempat PKPA di BBPOM Kriteria yang harus dipenuhi sebagai tempat PKPA sesuai dengan ketentuan sbb: a. Bersedia dan mampu menjadi tempat PKPA (komitmen kerjasama) b. Mempunyai preceptor yang memenuhi kriteria dan bersedia membimbing sesuai pedoman PTF 4. Manfaat PKPA di BBPOM a. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di BBPOM b. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di BBPOM. c. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.
5 BAB II. PELAKSANAAN PKPA A. Ketentuan Umum 1. Peserta PKPA adalah mahasiswa profesi yang telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti PKPA 2. Dosen Pembimbing adalah Dosen Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat yang memenuhi syarat untuk menjadi pembimbing PKPA 3. Preceptor adalah dosen pembimbing yang berasal dari tepat PKPA yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan 4. Tempat PKPA adalah tempat yang telah memenuhi persyaratan sebagai tempat PKPA mahasiswa profesi B. Tata Tertib 1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian PKPA mulai dari pembekalan, kegiatan PKPA, penyusunan tugas dan laporan sesuai jadwal yang telah ditetapkan 2. Setiap mahasiswa PKPA wajib menaati segala peraturan dan mengikuti SOP yang ditetapkan oleh program studi dan tempat PKPA 3. Setiap mahasiswa diwajibkan hadir 5 menit sebelum pelaksanaan PKPA 4. Wajib berpakaian dan berpenampilan rapi, sopan serta mengenakan jas putih dan tanda pengenal 5. Bersikap ramah, sopan, simpatik dan dapat menjalin hubungan baik dengan semua orang di tempat PKPA 6. Selama PKPA, mahasiswa dilarang merokok, minum-minuman keras dan melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik almamater dan institusi tempat PKPA 7. Pada saat pelaksanaan PKPA mahasiswa dilarang mengaktifkan handphone yang dapat mengganggu suasana PKPA kecuali penggunaan handphone untuk kepentingan browsing yang relevan dengan materi PKPA saat itu.
6 8. Menjaga kedisiplinan serta menciptakan iklim yang kondusif untuk bekerja 9. Apabila mahasiswa berhalangan hadir atau meninggalkan tempat PKPA harus seijin dosen pembimbing dan diwajibkan menggantinya. 10. Setiap mahasiswa wajib mengisi daftar hadir, buku monitoring, dan lembar kerja pada modul. 11. Semua mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas PKPA dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab. 12. Permasalahan yang muncul selama PKPA yang belum tercantum pada butir-butir di atas akan diatur tersendiri. C. Metode Metode PKPA untuk mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat adalah PKPA berbasis kompetensi, Competent based Internship (CBI), yaitu suatu metode pembimbingan PKPA dimana mahasiswa peserta PKPA terlibat langsung dalam dinamika nyata praktek profesi apoteker secara sistematis dan terarah, dengan menyeimbangkan aspek knowledge, skill dan attitude sehingga mahasiswa mampu menyerap materi serta keterampilan dalam waktu singkat, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian dalam melaksanakan praktek kefarmasian. D. Mekanisme PKPA Mekanisme PKPA di BBPOM dengan metode CBI adalah sebagai berikut: 1. Pembekalan, merupakan tahap awal proses PKPA sebagai pengantar pelaksanaan PKPA yang dilaksanakan oleh dosen akademisi baik di fakultas maupun di institusi tempat PKPA 2. Pre-test, merupakan eksplorasi awal kesiapan mahasiswa PKPA sebelum melaksakan praktek kerja 3. Orientasi lapangan, merupakan tahapan dimana mahasiswa PKPA diberi kesempatan untuk melihat dan memahami tempat PKPA secara langsung meliputi struktur organisasi, lay out, sistem kerja, standard operating procedure (SOP), dan sebagainya sebelum ikut terlibat didalamnya
7 4. Praktek kerja merupakan tahap inti dari proses-proses sebelumnya. Pada tahap ini mahasiswa akan terlibat langsung dalam membantu pelaksanaan praktek kefarmasian di tempat PKPA yang diatur menurut setiap station dengan tugas-tugas tertentu 5. Diskusi, merupakan forum komunikasi, konfirmasi, klarifikasi, dan pemecahan masalah PKPA sekaligus refreshing materi. Pada sesi ini mahasiswa PKPA akan mempresentasikan hasil tugas individu dan kelompok serta menyampaikan hal-hal yang belum dipahami yang ditemukan di lapangan, dengan didampingi oleh Preceptor sebagai narasumber 6. Tugas-tugas (individu dan kelompok), merupakan alat bantu untuk mempermudah mahasiswa PKPA dalam memahami materi PKPA 7. Post-test, (oleh Preceptor dan dosen akademisi) merupakan tahap evaluasi untuk menilai sejauh mana materi PKPA diserap oleh mahasiswa setelah melakukan praktek kerja di tempat PKPA. Evaluasi ini dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis 8. Diskusi dan evaluasi akhir merupakan tahap cooling down PKPA, diskusi dilakukan untuk membangkitkan semangat, motivasi dan kesadaran akan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai calon apoteker, sehingga lebih siap untuk terjun di dunia kerja 9. Persiapan ujian komprehensif yang diberikan oleh Preceptor/dosen pembimbing PKPA E. Materi Materi PKPA di BBPOM adalah: 1. Profil, Visi, Misi, Tugas Utama, Tugas Balai Besar/Balai POM (UPT), Fungsi Utama Badan POM, dan Fungsi Balai Besar/Balai POM (UPT). 2. Struktur Organisasi BPOM 3. Budaya Organisasi BPOM 4. Prinsip Dasar SisPOM 5. Kerangka konsen SisPOM 6. Kebijakan Strategis, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (4 Fokus kegiatan BBPOM)
8 7. Target Kinerja BBPOM 8. Praktek di unit Pemeriksaan dan Penyidikan (Pemdik), unit Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (Serlik), unit Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, dan unit Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi. F. Beban dan lama PKPA PKPA di BBPOM adalah sebesar 2 sks. Bobot satu (1) SKS PKPA setara dengan praktek 8 jam perhari selama 1 minggu (5 hari kerja) 40 jam/minggu. Lama waktu PKPA dihitung dari jumlah hari kerja (6 8 jam/hari). Kesepakatan waktu dan jadwal PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) disepakati antara pihak perguruan tinggi Farmasi dengan BBPOM dibuat kerjasama secara tertulis.
9 BAB III. SISTEM PENILAIAN PKPA Evaluasi dan Penilaian 1. Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing dan Preceptor dalam bentuk evaluasi praktek dan ujian komprehensif apoteker. 2. Nilai akhir PKPA adalah gabungan dari nilai dari institusi tempat PKPA, nilai laporan, pretest, dan post test dari dosen pembimbing PKPA, sebagai berikut: a. Nilai dari institusi tempat PKPA = 60% b. Nilai dosen pembimbing PKPA (akademisi) = 40% i. Nilai laporan : 20% ii. Nilai pretest : 10% iii. Nilai post test : 10% 3. Perubahan nilai angka ke huruf dilakukan oleh Program Studi, dengan ketentuan sebagai berikut: Rentang nilai angka Nilai huruf Bobot nilai huruf 80 A 4,00 77 < 80 A- 3,75 75 < 77 B+ 3,50 70 < 75 B 3,00 66 < 70 B- 2,75 61 < 66 C+ 2,50 55 < 61 C 2,00 50 < 55 D+ 1,50 40 < 50 D 1,00
10 BAB IV. PENUTUP Modul ini disusun agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan PKPA. Dengan modul ini diharapkan agar mahasiswa lebih siap dalam melaksanakan PKPA di instansi pemerintahan, khususnya Balai Besar POM dan mendapat gambaran tentang materi yang akan diperoleh selama PKPA. Modul ini juga diharapkan dapat memberikan standar untuk insitusi tempat PKPA (BBPOM), agar mempunyai keseragaman dan panduan dalam menyelenggarakan PKPA di BBPOM.
11 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN LAMPIRAN 1 SUSUNAN LAPORAN PKPA BBPOM BANJARMASIN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker 1.3. Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker BAB II BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 2.1. Gambaran Umum Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) 2.2. Visi dan Misi Badan POM 2.3. Struktur Organisasi Badan POM 2.4. Tugas dan Fungsi Badan POM 2.5. Kewenangan Badan POM 2.6. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan 2.7. Logo Badan POM BAB III BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANJARMASIN 3.1. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan 3.2. Wilayah Kerja 3.3. Struktur Organisasi Balai Besar POM 3.4. Indonesia National Single Window BAB IV PRAKTEK KERJA DI UNIT-UNIT BBPOM BANJARMASIN TUGAS 4.1. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan (Pemdik) 4.2. Unit Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (Serlik) 4.3. Unit Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen 4.4. Unit Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi. DAFTAR PUSTAKA
Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat
Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat BBPOM Kota Bandar Lampung Pada awalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan
Lebih terperinciPANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL
PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan diundangkannya
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Bimbingan Teknis Ujian Dinas Tingkat I dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Tahun 2017 Jakarta, 18 Juli 2017 DASAR HUKUM, TUGAS,
Lebih terperinciPENGUMUMAN : KP
PENGUMUMAN Nomor : KP.02.02.242.11.16.09092 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) KEPALA BBPOM DI BANJARMASIN, KEPALA BBPOM DI SURABAYA KEPALA BBPOM DI MATARAM, DAN KEPALA BBPOM DI
Lebih terperinciDisampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,
Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)Pekanbaru. Pembentukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru diawali oleh terbentuknya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2017 Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Bunyamin Maftuh NIP
KATA PENGANTAR Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dibentuk pada tahun 2014 berdasarkan Keppres No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BPOM Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan apoteker yang berperan dalam pelayanan kesehatan
Lebih terperinciLAKIP TAHUN BADAN POM i
alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian
Lebih terperinciPP IAI 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA
PP IAI 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT PP IAI 2014 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciBUKU KERJA MAHASISWA
BUKU KERJA MAHASISWA (Logbook) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) NAMA MAHASISWA : NIM : PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014/2015 DATA MAHASISWA PESERTA PRAKTEK KERJA PROFESI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja.
No.1714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) Majelis Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia I. PENDAHULUAN II. KOMPONEN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Visi, Misi dan tujuan 2. Penyelenggaraan
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1
Lebih terperinciBAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BBPOM DALAM PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI OBAT TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG
35 BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BBPOM DALAM PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI OBAT TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG A. Gambaran Umum Kota Bandung Kota Bandung terletak di antara 107 36 Lintang Selatan,
Lebih terperinciLAYANAN INFORMASI PUBLIK
Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di
Lebih terperinciBALAI BESAR POM DI PONTIANAK
BALAI BESAR POM DI PONTIANAK Balai POM di Pontianak berdiri sejak tahun 1978 dan berkedudukan di ibukota Propinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Selain itu terdapat 1 (satu) Pos POM yang berkedudukan di
Lebih terperinciAlamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :
BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN Email : bbpom_banjarmasin@yahoo.com; bpom_banjarmasin@pom.go.id; Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.4, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 7124, Telp. : 511-334286 Fax.
Lebih terperinciB. Syarat Khusus : 1. Mampu berbahasa Inggris dengan baik, secara lisan maupun tulisan; 2. Memiliki kompetensi jabatan yang dibutuhkan;
PENGUMUMAN Nomor :KP.02.02.242.04.16.02429 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) KEPALA BBPOM DI BANDAR LAMPUNG DAN KEPALA BBPOM DI PALEMBANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting untuk menunjang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG
II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Tim Penyusun: Komisi Skripsi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Hal. 1 dari 10 SOP ini disahkan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.21.3592 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 05018/SK/KBPOM TAHUN 2001 TENTANG
Lebih terperinciSOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM
SOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN Kuliah praktik kerja profesi adalah praktik penerapan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Laboratorium 1.56,5 m2, dan rumah dinas dengan luas 357 m2 serta fasilitas
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Bandar Lampung terletak di Jl. Dr. Susilo No. 103-105,
Lebih terperinciPRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING
1 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2016 2 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING Cetakan ke 3 Diterbitkan oleh : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA
PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA Tim Penyusun : Nur Ani ST, MMSI Bagus Priambodo ST, MTI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 1.1 Deskripsi
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA
PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi kerja praktek Kerja praktek merupakan kegiatan akademik, berupa mata
Lebih terperinciRencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM
A. KONDISI UMUM Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN POM
DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN POM No Ringkasan isi menguasai atau penerbitan Bentuk Informasi berkaitan dengan Profil Badan POM 1 2 Latar Belakang Visi dan Misi Biro Perencanaan dan Keuangan 3 Tugas 4
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR: HK.00.05.32.5029 TENTANG INSPEKTUR NASIONAL CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa distribusi
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA Nomor : 08/SKR/UPHS/VIII/2008. t e n t a n g
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA Nomor : 08/SKR/UPHS/VIII/2008 t e n t a n g PEDOMAN TATA TERTIB DAN PELAKSANAAN SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA REKTOR UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang tidak dapat ditunda. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan kesehatan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN JALAN PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang dapat menunjang aktivitas kehidupan manusia. Apabila kesehatannya baik maka aktivitas yang dijalankan
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA
PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA Tim Penyusun : Sabar Rudiarto, M.Kom Dr. Harwikarya, MT Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 BAB 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat dan hampir seluruh kalangan manusia memiliki dan memakainya, sehingga memaksa setiap manusia untuk
Lebih terperinciPANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA SEMESTER GANJIL DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH
PANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA SEMESTER GANJIL DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH DISUSUN OLEH : TIM STIKES U BUDIYAH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN A. Tim penyusun Koordinator Anggota : Dr. Nining Sugihartini, M.Si., Apt : Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si.,
Lebih terperinciKURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015
KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKAN NOMOR: HK. 00. 05. 24.01634 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Menimbang : 1. bahwa
Lebih terperinciKKL/KKLP November 2011
STMIK KHARISMA Makassar STANDARD OPERATING PROCEDURES SOP KKL/KKLP KKL/KKLP November 2011 A. Tujuan Bagi Mahasiswa a. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan/membandingkan
Lebih terperinciLaboratorium Handal dan Terakreditasi
Laboratorium Handal dan Terakreditasi Jln. Gadjah Mada, PO BOX. 172 Padang Sumbar (25137) Telp. 0751-7054280, Fax. 0751-7055213 Email : bpom_padang@pom.go.id, bbpom_padang@yahoo.com A. GAMBARAN UMUM BALAI
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM MAGANG
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AHMAD DAHLANYOGYAKARTA PANDUAN PROGRAM MAGANG PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN TIM MAGANG EKONOMI PEMBANGUNAN (TIMEP) Panduan
Lebih terperinciPanduan Penulisan laporan PKL TA 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai dunia kerja bagi para mahasiswa STMIK MURA Lubuklinggau sekaligus memberikan kesempatan mengaplikasikan
Lebih terperinciPENGUMUMAN Nomor :KP SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2015
PENGUMUMAN Nomor :KP.02.02.242.06.15.04746 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Lebih terperinciBALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA
BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA Email : bpom_surabaya@pom.go.id Alamat : Jln. Karangmenjangan 20, Surabaya - Jawa Timur, Telp. : 031-5020575 Fax. : 031-5020575 Visi : Menjadi Institusi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Kinerja Organisasi a. Pengertian Kinerja Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai penampilan,
Lebih terperinciRechtsVinding Online
PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KASUS VAKSIN PALSU DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG Oleh: Ophi Khopiatuziadah * Naskah diterima: 8 Agustus 2016; disetujui: 14 Oktober 2016 Kejahatan yang dilakukan para tersangka
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana untuk memperoleh generasi yang baik perlu adanya peningkatan
Lebih terperinciPANDUAN BIMTEK PENGUATAN METODOLOGI RISET DAN PENGEMBANGAN
PANDUAN BIMTEK PENGUATAN METODOLOGI RISET DAN PENGEMBANGAN 018 DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 018 i KATA PENGANTAR Kementerian Riset,
Lebih terperinciDaftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan
Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan CODE PROCESS NAME SUB PROCESS SUB PROCESS CODE CFM CFM CODE POM-01 Pengelolaan Perundang-undangan dan Standar Pembentukan undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLAMPIRAN 82
LAMPIRAN 81 LAMPIRAN 82 LAMPIRAN 83 LAMPIRAN 84 LAMPIRAN 85 LAMPIRAN 86 LAMPIRAN 87 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DAN FGD Data umum yang perlu dicatat setiap kali melakukan wawancara
Lebih terperinciBUKU KERJA MAHASISWA
BUKU KERJA MAHASISWA (Logbook) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) NAMA MAHASISWA : NIM : PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2016/2017 DATA MAHASISWA PESERTA PRAKTEK KERJA PROFESI
Lebih terperinciUPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT
Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sumber daya manusia yang baik dan berkualitas diperoleh dari tubuh yang sehat. Kesehatan sendiri merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan
Lebih terperinciBUKU PEDOMAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
BUKU PEDOMAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) BUKU PEDOMAN KKL D.3 PERBANKAN SYARI AH 1 BUKU PEDOMAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG I SCHOOL OBSERVATION TAHUN AJARAN 2017/2018
PEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG I SCHOOL OBSERVATION TAHUN AJARAN 2017/2018 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017 A. Latar Belakang Amanat undang-undang guru dan dosen mensyaratkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja.
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program
Lampiran 1 RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian mutu, keamanan, dan khasiat permohonan pendaftaran
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA
PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA Tim Penyusun : Sabar Rudiarto, M.Kom Dr. Harwikarya, MT Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas
KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan masyarakat merupakan program kesejahteraan yang harus diwujudkan pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai persoalan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.
Lampiran 2 PKK PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian permohonan pendaftaran produk permohonan Dana (Rp)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia memiliki hak asasi yang diatur dalam perundang-undangan, salah satunya yaitu hak mengenai kesehatan, sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 bahwa kesehatan
Lebih terperinciPROFIL BALAI POM DI KUPANG
PROFIL BALAI POM DI KUPANG SEKILAS TENTANG BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG Balai POM di Kupang berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 05018/SK/KBPOM sejak tanggal
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG UNIVERSITAS PGRI MADIUN (UNIPMA) TAHUN Oleh : Tim
PEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG UNIVERSITAS PGRI MADIUN (UNIPMA) TAHUN 2017 Oleh : Tim KETENTUAN PELAKSANAAN 1) Pengertian Program Magang Rangkaian kegiatan di luar kelas untuk melengkapi proses belajar yang
Lebih terperinciProgram Studi S1 Teknologi Pangan
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Program Studi S1 Teknologi Pangan A University for the excellence FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2012 i KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG UNIVERSITAS PGRI MADIUN (UNIPMA) TAHUN 2017
PEDOMAN PELAKSANAAN MAGANG UNIVERSITAS PGRI MADIUN (UNIPMA) TAHUN 2017 Oleh : Tim 1) Pengertian Program Magang Rangkaian kegiatan di luar kelas untuk melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA. Pemantauan dan Pengukuran Proses Bimbingan Teknis Handling Semen Beku LEMBAR PENGESAHAN. Kepala BIB Lembang
Halaman : 1 dari 8 LEMBAR PENGESAHAN Kegiatan Nama Jabatan TandaTangan Tanggal Diperiksaoleh KRISMONO, SST Kasubag TU 31 Oktober 2016 Disyahkanoleh Ir. TRI HARSI, MP Kepala BIB Lembang 31 Oktober 2016
Lebih terperinciPERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005
PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Halaman 2 dari 9 Halaman 3 dari 9 Halaman 4 dari 9 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2 26 SEPTEMBER
Lebih terperinci1. Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional
PENGUMUMAN Nomor : KP.02.02.242.10.16.08461 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) KEPALA PUSAT PENGUJIAN OBAT DAN MAKANAN NASIONAL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2016 Dalam
Lebih terperinciKERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007.
PENDAHULUAN Untuk memenuhi dan menjawab tantangan pasar kerja serta menyiapkan mahasiswa akrab dan mengetahui seluk beluk dunia kerja, maka Fakultas MIPA UNLAM melakukan pembinaan terhadap mahasiswa melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia dan menjadi suatu hal yang penting untuk dapat menjalankan segala bentuk aktifitas sehari-hari dengan baik. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II PELAKSANAAN. A. Peserta Magang. B. Tahap Kegiatan Magang
5 BAB II PELAKSANAAN A. Peserta Magang Peserta magang adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman yang telah memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI
BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTANSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang bertanggung
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PEDOMAN PRAKTIKUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA A. Latar Belakang Amanat undang-undang guru dan dosen mensyaratkan agar guru pada masa yang akan datang mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia kesehatan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Manusia selalu berusaha memelihara, mempertahankan serta meningkatkan kebutuhan dasar
Lebih terperinciA. Tujuan Pelatihan Asesor
Pelatihan asesor akreditasi sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut sebagai pelatihan asesor adalah serangkaian kegiatan pelatihan bagi para calon asesor yang akan melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pola pikir masyarakat semakin berkembang sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Demikian juga dalam hal kesehatan, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan diartikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan visi dari Kementerian Kesehatan RI dan telah dirumuskan dalam UU RI No. 36 tahun 2009
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA DEPUTI II DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN PERIODE
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinci