IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO Joice Tatilu*, Diana Vanda Doda**, Jimmy Posangi** * Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) seperti yang tercantum dalam buku Standar Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat dalam instrumen akreditasi rumah sakit. Konsep dasar K3RS adalah upaya terpadu untuk seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit dalam menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit juga bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Penelitian ini merupakan penelitian mix method, dengan mengkombinasikan kuantitatif untuk memberikan gambaran implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit dari hasil sampel 83 responden dan penelitian kualitatif yang bersifat investigasi secara mendalam terhadap informan yang berjumlah sebanyak 6 (enam) informan yang terdiri dari 1 Direktur Rumah Sakit, 1 Ketua Tim K3RS, 1 Kepala Sub Bidang SDM, 1 Kepala Ruangan Rawat Inap dan 2 Perawat Pelaksana. Hasil penelitian kuantitatif menemukan bahwa implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano belum maksimal: komitmen dan kebijakan K3 yang belum baik sebanyak 59%, perencanaan K3 sebanyak 50,6%, pelaksanaan K3 sebanyak 59%, pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 sebanyak 71,1% dan kajian ulang manajemen K3 sebanyak 59%. Hasil penelitian kualitatif ditemukan bahwa komitmen dan kebijakan K3 yang ada yaitu pembentukan Tim K3RS dan mengadakan anggaran, namun masih kurang koordinasi dari pihak manajemen, Tim K3RS dan tenaga kesehatan. Perencanaan K3 sudah memuat tujuan dan sasaran K3 yang terdapat satuan/indikator pengukuran dan sasaran pencapaian tapi belum maksimal. Pelaksanaan K3 yang sudah dilakukan yaitu tersedianya prosedur dan instruksi kerja, pelaporan kecelakaan kerja dan pemeriksaan berkala untuk tenaga kerja. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 belum dilakukan sesuai tujuan dan sasaran K3. Kajian ulang manajemen K3belum pernah dilakukan. Kesimpulan dari implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano yaitu belum berjalan maksimal. Program pelaksanaan K3 yang berjalan hanya penyediaan sebagian APD (Alat Pelindung Diri) dan pemeriksaan kesehatan untuk tenaga kerja, sedangkan program-program lainnya belum optimal karena kurangnya koordinasi antara pihak manajemen, Tim K3RS, dan tenaga kerja. Kata Kunci: Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Ruang Rawat Inap ABSTRACT Hospital as a health care in institution is required to provide a good quality of health services and implement the Hospital Occupational Health and Safety program (K3RS), as stated in the hospital policy and accreditation standard. The basic concept of K3RS is an integrated effort to established a healthy, comfort and safe occupational environment for hospital workers, patients, and people around the hospital. The aim of this study is to analyze the implementation of the management system of health and safety in the inpatient installation Dr. Sam Ratulangi Hospital Tondano. This study is a mix method, combining quantitative to provide an overview the implementation of the management system of health and safety in the hospital with the results of 83 respondents and qualitative research that is both in-depth investigation of the informant, they are six (6) informants consisting of 1 Director of the Hospital, 1 Team Leader of OHSH, 1 Division Head of HR, 1 Head of Inpatient Installation and 2 Executive Nurses. The results of a quantitative study found that implementation of the management system of health and safety at the Hospital is not been running 60

2 optimally: commitment and OHS policy that has not been good as much as 59%, OHS planning as much as 50.6%, OHS implementation as much as 59%, OHS checking and corrective action as much as 71.1% and a review of the OHS management as much as 59%. The results of qualitative research found that commitment and OHS policy is forming the K3RS Team and organize the budget still lack of coordination on the part of management, K3RS Team and health personnel. OHS planning already contains goals and objectives occurs OHS unit / measurement indicators and target achievement but not maximized. Implementation of the availability of procedures and work instructions, work accident reporting and periodic inspections to labor has been working well. Checking and corrective action has not been carried out in accordance OHS goals and OHS objectives. A review of OHS management has not ever been conducted. The conclusion of the implementation of the management system of occupational health and safety in Hospital has not been running optimally. OHS implementation program that runs only a partial provision of PPE (Personal Protective Equipment) and a health examination for workers, while other programs has not yet been optimal due to the lack of coordination between management, K3RS team, and labor. Key Words: Management System of Health and Safety, Inpatient Installation PENDAHULUAN Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit memutuskan bahwa potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakitpenyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomik. Potensi bahaya tersebut, dapat mengancam jiwa dan kehidupan bagi setiap karyawan yang ada di rumah sakit, para pasien dan juga para pengunjung yang berada di lingkungan rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan orientasi pelayanan di rumah sakit saat ini, namun keselamatan staf rumah sakit juga penting. Goodman (2004) mengemukakan bahwa di rumah sakit terdapat hal yang saling berhubungan satu sama lain yaitu keselamatan pasien, keselamatan petugas dan keselamatan sistem. Petugas kesehatan terbanyak adalah perawat yang dengan komposisi hampir 60% dari seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan juga yang melakukan kontak terlama dengan pasien. Dampak dari mutu layanan kesehatan akan lebih signifikan jika adanya perilaku keselamatan yang baik di kalangan perawat (Sulistia, 2012). Rumah sakit dapat menjadi tempat yang berbahaya bagi perawat. Saat bekerja perawat dapat terpapar bermacam risiko cidera dan penyakit. Pekerja industri memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan petugas 61

3 kesehatan yang berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja (Kepmenkes No. 1078/2010). Penelitian yang dilakukan oleh Tinubu, dkk (2010) pada perawat di Nigeria Ibadan terdapat (84,4%) mengalami gangguan muskuloskeletal saat bekerja. Periode selama 12 bulan, prevalensi gangguan muskuloskeletal di setiap wilayah tubuh adalah (78%). Gangguan muskuloskeletal terjadi sebagian besar di punggung (44,1%), leher (28,0%), dan lutut (22,4%). Bekerja di posisi yang sama untuk waktu yang lama (55,1%), mengangkat pasien (50,8%) dan mengobati pasien dalam satu hari dengan jumlah berlebihan (44,9%) merupakan faktor risiko yang paling besar mendapatkan gangguan muskuloskeletal. Penelitian dengan metode kualitatif yang dilakukan oleh Ivana, dkk (2014) tentang analisis komitmen manajemen rumah sakit terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada RS Prima Medika Pemalang, diketahui bahwa RS Prima Medika Pemalang sudah memiliki komitmen awal yang diungkapkan secara lisan untuk membentuk struktur K3RS akan tetapi belum diwujudkan dalam bentuk kebijakan secara tertulis dan struktur organisasi yang khusus untuk K3RS, namun RS sudah memiliki dana yang digunakan untuk keperluan K3RS seperti pengadaan Alat Pelindung Diri, pembelian APAR dan alat alat keselamatan lainnya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 11 menyatakan bahwa sarana-prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS (Anonim, 2010). Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165 mengatakan, "Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja". Berdasarkan pasal tersebut maka pengelola tempat kerja 62

4 atau pihak manajemen di rumah sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya melalui upaya kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksanakan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari (Anonim, 2010). RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano merupakan rumah sakit pemerintah yang senantiasa meningkatkan mutu layanan kesehatan. RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano saat ini berstatus Akreditasi Lima Program Khusus sesuai Standar Akreditasi Rumah Sakit versi KARS tahun Persiapan menghadapi Akreditasi Program selanjutnya, RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano harus lebih memberikan perhatian terhadap manajemen fasilitas dan keselamatan yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Standar manajemen fasilitas dan keselamatan berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi KARS tahun 2012 yaitu rumah sakit harus mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan tentang pemeriksaan fasilitas; menyusun dan menjaga rencana tertulis yang menggambarkan proses untuk mengelola risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf, seorang atau lebih individu yang kompeten mengawasi perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola risiko di lingkungan pelayanan; merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik; mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya; menyusun dan memelihara rencana manajemen kedaruratan dan program menganggapi bila terjadi kedaruratan komunitas demikian, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya; merencanakan dan melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh penghuni di rumah sakit aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan lainnya; staf rumah sakit diberi pelatihan dan pengetahuan tentang peran mereka dalam rencana rumah sakit untuk pengamanan kebakaran, keamanan, bahan berbahaya dan kedaruratan. 63

5 METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode campuran (mix method) yang bertujuan untuk menganalisis komitmen dan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3, dan kajian ulang manajemen K3di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Penelitian ini dilakukan di RSUD. Dr. Sam Ratulangi Tondano. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan November 2016-Januari Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara menjalankan kuesioner ke 83 responden yaitu perawat pelaksana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi yang dibuat oleh peneliti. Sedangkan pengumpulan data kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 6 informan yaitu Direktur, Ketua Tim K3RS, Kepala Sub Bidang SDM, Kepala Ruangan Rawat Inap dan Perawat pelaksana (2 orang). Pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan prinsip kesesuaian (appropriatness) dan kecukupan (adequency). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja maka diperoleh hasil dari setiap variabel yang diukur yaitu tidak baik, dimana komitmen dan kebijakan (53,0%) tidak baik, perencanaan (50,6%) tidak baik, pelaksanaan (59,0%) tidak baik, pemeriksaan dan tindakan perbaikan (71,1%) tidak baik dan kaji ulang manajemen (59,0%) tidak baik. Hal demikian terjadi karena setelah dibuktikan dengan data pendukung dengan melakukan metode penelitian kualitatif yaitu dengan mewawancarai pihak manajemen, tim K3RS maupun perawat pelaksana bahwa sistem manajemen K3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano belum berjalan maksimal dan masih banyak kekurangan baik dari segi koordinasi, keaktifan diri, pertemuan dan diskusi antar pihak manajemen dan tim K3RS yang sudah dibentuk. Komitmen dan kebijakan K3 di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Persepsi perawat ruangan rawat inap di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat ukur kuesioner, hasil yang di dapat bahwa dari total 83 responden sebanyak 53% menyatakan komitmen dan kebijakan dari pihak manajemen dalam mengimplementasikan K3 di rumah sakit yaitu tidak baik. 64

6 Hasil penelitian di atas dilakukan pembuktian dengan menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan wawancara, didapat dari jawaban beberapa informan mengatakan bahwa kebijakan K3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sudah ditetapkan sesuai aturan pemerintah tentang K3RS, namun pihak manajemen dan tim K3RS tidak terlalu memperhatikan tentang isi dari kebijakan tersebut. Kebijakan K3yang dibuat sudah berlandaskan dengan peraturan pemerintah yang berlaku, tapi belum semua tahapan yang dilakukan sesuai peraturan. Kendalanya, karena masih kurangnya sistem koordinasi, kerjasama, pertemuan dan diskusi antara pihak manajemen dan tim K3RS. Penyusunan kebijakan K3 tidak semua yang dikonsultasikan ke wakil tenaga kerja karena dari pihak manajemen dan Tim K3RS tidak berpikir bahwa hal tersebut penting dan Tim K3RS hanya sekedar membuat kebijakan. Penetapan kebijakan K3 sudah secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3, tapi masih belum 100% tenaga kerja yang mengetahuinya. Mengenai anggaran di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano, tersedia anggaran khusus untuk pelaksanaan program K3. Sayangnya, belum tersedia tenaga kerja yang memiliki kompetensi khusus di bidang K3, tapi ada beberapa orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan K3 namun sudah pada beberapa tahun yang lalu dan harus di update lagi. Sarana-sarana yang diperlukan di bidang K3 sudah tersedia, kususnya sarana seperti Alat Pelindung Diri (APD) untuk perawat sudah tersedia di setiap ruangan rawat inap. Tapi sarana lainnya seperti peralatan safety sign, APAR dan jalur evakuasi belum tersedia. Mengenai komitmen telah ditunjukkan oleh pihak manajemen dalam menerapkan dan mengembagkan SMK3 di RS, contohnya upaya tersedianya anggaran untuk program K3 dengan dilakukannya pemeriksaan kesehatan untuk tenaga kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Salikunna dan Towidjojo (2011), tentang penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar didapatkan hasil bahwa komitmen dan kebijakan yang termasuk dalam tahap persiapan, terdapat 22,22% menyatakan tidak ada pembentukan organisasi K3 di RS Bersalin Pertiwi Makassar, dan 26,67% menyatakan tidak disediakannyaanggaran dan sarana yang diperlukan dalam K3. Perencanaan K3 di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Berdasarkan persepsi perawat ruangan rawat inap di RSUD Dr. Sam Ratulangi 65

7 Tondano dari hasil penelitian menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa dari total 83 responden sebanyak 50,6% menyatakan tidak baik. Pembuktian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yaitu melakukan wawancara didapatkan jawaban dari beberapa informan bahwa telah dilakukan identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko-risiko yang mungkin terjadi seperti infeksi tertusuk jarum yang sudah selalu diajarkan bagaimana cara untuk membuka dan menutup kembali jarum suntik yang baik dan benar dan memantau keamanan alat-alat yang digunakan. Mengenai rencana K3 juga telah memuat tujuan dan sasaran K3 yang terdapat satuan/indikator pengukuran dan sasaran pencapaian, namun belum maksimal atau belum 100% mencapai sasaran karena beberapa faktor seperti kurangnya koordinasi antara tim K3RS dan pihak manajemen, dan yang termasuk dalam tim K3RS bukan orang-orang yang berkompetensi di bidang K3. Penelitian yang dilakukan oleh Salikunna dan Towidjojo (2011) tentang penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar didapatkan hasil bahwa dalam tahap perencanaan, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa rumah sakit telah atau pernah membuat perencanaan program kerja K3, kecuali pada perencanaan pemeriksaan kesehatan hanya sebesar 31,11% yang menyatakan ada pemeriksaan kesehatan sedangkan 68,89% yang menyatakan tidak pernah menjalankan pemeriksaan kesehatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 memuat pembuatan dan pendokumentasian rencana K3. Terdapat prosedur terdokumentasi untuk identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3 terhadap rencana strategi K3. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3 yang merupakan rencana strategi K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten. Rencana strategi K3 telah ditetapkan guna untuk mengendalikan risiko K3 dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat diukur serta menjadi prioritas untuk menyediakan sumber daya. Pelaksanaan K3 di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Berdasarkan persepsi perawat ruangan rawat inap di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dari hasil penelitian menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa dari total 83 66

8 responden sebanyak 59,0% menyatakan tidak baik. Hasil wawancara dengan metode penelitian kualitatif didapatkan jawaban dari beberapa informan bahwa telah tersedia prosedur dan instruksi kerja untuk setiap tenaga kerja, dimana di setiap bagian-bagian atau ruanganruangan sudah tersedia SOP. Prosedur pelaporan untuk tenaga kerja jika terjadi kecelakaan kerja juga sudah tersedia, namun ada beberapa informan mengatakan belum pernah melihat prosedur pelaporan karena tim K3RS yang mungkin belum menunjukkan atau mensosialisasikan kepada sebagian pihak manajemen rumah sakit. Manajemen rumah sakit belum pernah mengadakan pelatihan tentang K3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano untuk tenaga kerja, tapi tenaga kerja hanya mengikuti pelatihan K3 diluar rumah sakit. Manajemen rumah sakit menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan hingga sekarang dan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Salikunna dan Towidjojo (2011) tentang penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar didapatkan hasil bahwa dalam tahap pelaksanaan, sebagian besar karyawan menyatakan rumah sakit telah melaksanakan program kerja K3. Kecuali program kerja pemeriksaan kesehatan, hanya ada 28,89% karyawan yang menyatakan rumah sakit telah melaksanakan program kerja K3 dan sebanyak 71,1% yang menyatakan tidak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 menyatakan manual SMK3 untuk semua tingkatan dalam rumah sakit terdiri dari kebijakan, tujuan, rencana, prosedur K3, instruksi kerja, formulir, catatan dan tanggung jawab K3. Penanggung jawab telah ditetapkan untuk memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai peraturan perundangan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain. Persyaratan dari peraturan perundang-undangan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3 harus dimasukkan pada prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja. Penggunaan produk, pengoperasian mesin dan peralatan, instalasi, pesawat atau proses serta informasi lainnya yang berkaitan dengan K3 dalam prosedur instruksi kerja telah dikembangkan selama perancangan dan/atau modifikasi. Kesiapan dalam menangani keadaan darurat, harus mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko untuk tenaga kerja. Rumah sakit harus menyediakan prosedur pelaporan bahaya yang 67

9 berhubungan dengan K3 dan prosedur tersebut diketahui oleh tenaga kerja. Mencakup pelaporan kecelakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran atau peledakan serta kejadian berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan dilaporkan. Tempat kerja atau rumah sakit harus mempunyai prosedur pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemantauan kesehatan tenaga kerja harus dilakukan untuk memantau kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi. Identifikasi keadaan dengan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit atau tim K3RS. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus dilakukan oleh dokter pemeriksa yang telah ditunjuk dan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Berdasarkan persepsi perawat ruangan rawat inap di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dari hasil penelitian menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa dari total 83 responden sebanyak 71,1% menyatakan tidak baik. Hasil di atas menunjukkan persentase yang cukup tinggi karena tidak baiknya pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano, dan memang setelah dibuktikan dengan melakukan wawancarametode penelitian kualitatif didapatkan jawaban dari beberapa informan bahwa pemeriksaan dan tindakan perbaikan memang belum pernah dilakukan. Begitu juga dengan pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran dari tindakan perbaikan yang belum dilakukan sesuai tujuan dan sasaran K3. Salikunna dan Towidjojo (2011) juga melakukan penelitian tentang penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar didapatkan hasil bahwa dalam tahap monitoring dan evaluasi hanya ada 44,44% karyawan yang menyatakan bahwa rumah sakit telah melakukan tahap monitoring dan evaluasi, sedangkan sisanya yaitu 55,56% menyatakan bahwa rumah sakit tidak pernah melakukan tahapan ini. Hal tersebut memiliki kesamaan dengan RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano yang 68

10 juga belum pernah melakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan. Peraturan Pemerintah Repblik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 mengatakan bahwa pemeriksaan, pengujian dan pengukuran dari setiap program pelaksanaan K3 harus dilakukan di rumah sakit, agar supaya dapat menjadi tolak ukur bagi pihak manajemen rumah sakit untuk melakukan tinjauan ulang. Kajian ulang manajemen K3 di ruang rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Hasil peneitian dari persepsi perawat ruangan rawat inap di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dari hasil penelitian menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa dari total 83 responden sebanyak 59,0% menyatakan tidak baik. Dibuktikan dengan hasil wawancara menggunakan metode penelitian kualitatif didapatkan jawaban dari beberapa informan bahwa kaji ulang manajemen K3 belum pernah dilakukan pada waktu dibuatnya kebijakan-kebijakan dan programprogram K3 rumah sakit. Kusumaningrum dan Hariyono (2014) melakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan alat pelindung diri pada perawat Unit Hemodialisa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II didapatkan dari hasil observasi bukti pelaksanaan yang dilakukan hanya ditemukan sebagian saja. Sudah ditetapkan dan dilaksanakan kebijakan maupun prosedur tetapi tidak diperhatikan. Penggunaan APD di Unit Hemodialisa tidak dilaksanakan dengan baik karena sebagian petugas tidak menggunakan APD secara lengkap. Pengawasan di Unit Hemodialisa juga belum maksimal mengingat supervisor masih disibukkan dengan kegiatan pelayanan lainnya sehingga fungsi managerial belum terlaksana dengan baik. Kurangnya pengetahuan petugas terhadap bahaya risiko, alat pelindung diri dirasa kurang nyaman, serta sistem pengawasan yang buruk terhadap penggunaan alat pelindung diri merupakan faktor ketidakpatuhan petugas dalam menggunakan alat pelindung diri. KESIMPULAN Hasil penelitian kuantitatif menemukan bahwa implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano belum maksimal: komitmen dan kebijakan K3 yang belum baik sebanyak 59%, perencanaan K3 sebanyak 50,6%, pelaksanaan K3 sebanyak 59%, pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 69

11 sebanyak 71,1% dan kajian ulang manajemen K3 sebanyak 59%. Hasil penelitian kualitatif ditemukan bahwa komitmen dan kebijakan K3 yang ada yaitu pembentukan Tim K3RS dan mengadakan anggaran, namun masih kurang koordinasi dari pihak manajemen, Tim K3RS dan tenaga kesehatan. Perencanaan K3 sudah memuat tujuan dan sasaran K3 yang terdapat satuan/indikator pengukuran dan sasaran pencapaian tapi belum maksimal. Pelaksanaan K3 yang sudah dilakukan yaitu tersedianya prosedur dan instruksi kerja, pelaporan kecelakaan kerja dan pemeriksaan berkala untuk tenaga kerja. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 belum dilakukan sesuai tujuan dan sasaran K3. Kajian ulang manajemen K3belum pernah dilakukan. Komitmen dan kebijakan K3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sebesar 47% sudah baik dan sebesar 53% tidak baik. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan rumah sakit lebih khususnya pihak manajemen dan Tim K3RS yang sudah dibentuk untuk lebih meningkatkan komitmen, kerjasama, saling koordinasi, dan berperan aktif dalam mengimplementasikan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk tercapainya tujuan dan sasaran K3 rumah sakit dalam hal mengadakan pelatihan K3, perekrutan Ahli K3, melengkapi sarana-sarana terkait dengan K3, melakukan pemeriksaan, tindakan perbaikan dan kajian ulang manajemen K3 terhadap setiap program yang dijalankan. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kota untuk memberi dukungan dan pengawasan terhadap implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano yaitu menyediakan anggaran khusus untuk pelaksanaan program K3. 3. Bagi Peneliti Lainnya Diharapkan untuk peneliti lainnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan referensi pembanding dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah RI No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta: Kepmenkes R. 70

12 2007. Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit. Jakarta: Kepmenkes RI. Ivana, A., B. Widjasena dan S. Jayanti Analisis Komitmen Manajemen Rumah Sakit terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada RS Prima Medika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e- Journal) Vol. 2, No. 1 hal 35. Kusumaningrum, D, I., W. Hariyono Evaluasi Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat Unit Hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Jurnal Keehatan Masyarakat Vol. 5, No. 1 hal 27 Salikunna, A. N. dan V. D. Towidjojo Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar. Jurnal Biocelebes Vol. 5, No. 1 hal Tinubu, M. S., E. C. A. L. Oyeyemi and A. A. Fabunmi Work Related Musculoskeletal Disorders amongnurses in Ibadan, South-west Nigeria: a crosssectionalsurvey. BioMed Central The Open Access Publisher.DOI: /

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Lebih terperinci

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS 18001 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG Oleh : Saladdin Wirawan Effendy Email : uibila360@gmail.com Dosen STIM AMKOP Palembang ABSTRACT Kayuagung

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah

Lebih terperinci

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran VI. KEGIATAN K3 LISTRIK DALAM PENERAPAN SMK3 Penetapan Kebijakan K3: - Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko terkait listrik - Melakukan peninjauan terhadap kejadian yang berbahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak akhir abad 18 di tingkat Internasional, program K3 sudah sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor kesehatan. Perkembangan K3 di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut

Lebih terperinci

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH Nurses Behavior in The Implementation of The Occupational Health and Safety in Aceh Riska Nazirah 1 ; Yuswardi 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 7 Nomor 02 Juli 2016 Artikel Penelitian ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD

Lebih terperinci

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

ISNANIAR BP PEMBIMBING I: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai fasilitator dan pengatur undang undang saat ini memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk menangani masalah kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, rumah sakit mempunyai

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh: Saladdin Wirawan Effendy 1) E-mail: uibila360@gmail.com 1) Dosen Politeknik ANIKA ABSTRACT

Lebih terperinci

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Latar Belakang PP No. 50 Tahun 2012 PENGERTIAN PASAL 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk di RS. Isu penting terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah industri yang bergerak dibidang layanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan dengan tujuan utama memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3) LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lebih terperinci

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F. IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO Aldy Tumalun*, Woodford B.S Joshep*, Harvani Boky* *Fakultas

Lebih terperinci

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS Luwiharsih Komisi Akreditasi RS STANDAR EP TELUS UR PASIEN TELUSUR STAF/PIM P T ELUSUR DOK. TELUS UR LINK Kepemimpinan dan MFK 1; 2; 3; 3.1 perencanaan Keselamatan dan keamanan MFK 4; 4.1; 4.2 Bahan berbahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri sekarang semakin pesat yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang mendukung penggunaan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan, rawat jalan, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X Yohana Amelia Gabriella, Baju Widjasena, Siswi Jayanti Bagian Keselamatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI RSIA KASIH IBU MANADO

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI RSIA KASIH IBU MANADO ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI RSIA KASIH IBU MANADO Ryane Toding 1),Jootje M.L. Umboh 1),Johan Josephus 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS. ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS Oleh : GINA ALECIA NO BP : 1121219046 Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA 351/KESEHATAN MASYARAKAT USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA POTRET MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3 RS) (STUDI EMPIRIS DI RUMAH SAKIT KABUPATEN JEMBER) Disusun oleh : ANITA DEWI PRAHASTUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih berfokus pada kualitas jasa/ produk yang dihasilkan telah mengalami pergeseran orientasi, yaitu mulai

Lebih terperinci

* Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

* Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi KEPATUHAN RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON DALAM PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN SESUAI STANDAR KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT Daud Alexander Kiroyan*, Erwin Kristanto**, Max Tulung** * Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan di Indonesia sekarang ini sangat mendapat perhatian tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang mengalami

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) (Studi di Depo Lokomotif PT. Kereta Api (Persero) Daop IX Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) BAB I PENGERTIAN Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah suatu kegiatan perencanaan, pendidikan, dan pemantauan terhadap keselamatan dan keamanan

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO Rantung Natalia Gabriel*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F Mandagi* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON BAB I PENDAHULUAN Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, m a k a s i s t e m n i l

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai spesifikasi dalam hal sumber daya manusia, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Menurut American

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kajian kesiapan penanggulangan bencana Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Tatag Taufani Amri NIM

SKRIPSI. Oleh: Tatag Taufani Amri NIM HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGHAMBAT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Studi di RSUD Balung Kabupaten Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah masalah dunia. Bekerja dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut, udara, bekerja disektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang didasari pada tuntutan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Lebih terperinci

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi yang semakin luas berdampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan yang akan diberikan. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR NAMA PERUSAHAAN : JENIS PEKERJAAN/JASA : BAGIAN 1 : KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN 1. Komitment terhadap K3LL dalam kepemimpinan a) Bagaimanakah secara pribadi manajer-manajer senior terlibat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT STRUKTUR ORGANISASI HSE PROJECT MANAGER Ir. P Tanudjaja HSE OFFICER Suharso HSE SUPERVISOR Widianto HSE SUPERVISOR Deni Santoso HSE STAFF Jauhari J HSE STAFF

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR Yulianty Scarshera, 0610190, pembimbing I Dr. Felix Kasim, dr. M.kes dan pembimbing II Dra. Rosnaeni Apt. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) RSUD dr. GARUT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka upaya perlindungan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerapan peraturan yang tepat dalam suatu organisasi dapat menentukan keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen. Pemerintah, dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Warokka, B. M. Manuel*, Paul A. T. Kawatu*, Jootje M. L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN ALAT MEDIS DI UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016

EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN ALAT MEDIS DI UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016 EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN ALAT MEDIS DI UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016 Moh. Nizar munif *), Retno Astuti Setijaningsih **) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014) Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014) Joint Commission International (JCI) International Patient Safety Goals (IPSG) Care of Patients ( COP ) Prevention & Control of Infections (PCI) Facility

Lebih terperinci

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH RSU BINA KASIH RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH I. LATAR BELAKANG Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan tidak cukup berperan sebagai institusi yang hanya mampu mengupayakan kesembuhan kepada pasien, tetapi

Lebih terperinci

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, Nama : Johanes Susanto NIM : 2021-21-046 Tugas online 2 1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Claudya M. Rarung*, Paul

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam aktivitas, termasuk bekerja. Pada saat manusia bekerja dituntut untuk dapat mengerjakan pekrjaannya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang semakin kompleks membawa banyak perubahan di berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa ini, bidang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah industri jasa yang mempunyai beragam masalah ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja di rumah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi ANALISIS PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) DI RSUP RATATOTOK BUYAT RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA THE ANALYSIS OF HOSPITAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS 1 UPAYA DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN I. PENGEMBANGAN INSTITUSI 1. Klasifikasi dan

Lebih terperinci

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan N I M : E4A005017 Nama Mahasiswa : Etty Mardiyanti Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Universitas Diponegoro 2007 ABSTRAK Etty Mardiyanti Sistem Informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat, maka rumah sakit dituntut untuk melaksanakan pengelolaan program Keselamatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN 2017 Mei Adrina TongoTongo*, Joyce Lapian*, A. Joy M. Rattu** *Program Pascasarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010 ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010 Ivan Olo Sarumpaet, 2010; Pembimbing I : DR. Felix Kasim., dr., M.Kes Staff medis sering melakukan kelalaian dalam menjalankan

Lebih terperinci

STRATEGI MENINGKATKAN KOMITMEN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

STRATEGI MENINGKATKAN KOMITMEN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017 STRATEGI MENINGKATKAN KOMITMEN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017 Imam Firmansyah 1, Depi Yulyanti 2, dan RN Bayu Sela Priyatna 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUANGAN RAWAT INAP BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SEKADAU.

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUANGAN RAWAT INAP BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SEKADAU. KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUANGAN RAWAT INAP BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SEKADAU Email: teresiandam@yahoo.com Oleh: Teresia Ndam Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber ingatan yang harus didokumentasikan, dipertanggungjawabkan dan dilaporkan oleh setiap tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

EVALUASI KEPATUHAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA ANAK DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA TESIS

EVALUASI KEPATUHAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA ANAK DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA TESIS EVALUASI KEPATUHAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA ANAK DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA TESIS Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun gawat darurat yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci