KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KRONJO NOMOR :445/57/UKP/PKM-KRJ/2016 TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KRONJO NOMOR :445/57/UKP/PKM-KRJ/2016 TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KRONJO Jalan Raya Kronjo-Balaraja KM.01 Kronjo Tangerang Telp puskesmas_konjo@yahoo.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KRONJO NOMOR :445/57/UKP/PKM-KRJ/2016 TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA PUSKESMAS KRONJO, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan kesehatan, yang diantaranya diselenggarakan oleh Laboratorium Puskesmas; b. bahwa agar mampu menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tepat, akurat, dan profesional, Laboratorium Puskesmas harus meningkatkan mutu pelayanan serta dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; c. bahwa berdasakan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b Perlu menentapkan keputusan kepala puskesmas Kronjo tentang Pelayanan Laboratorium; Mengingat : 1.UU Nomor36Tahun 2009, tentangkesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063; 2. Peraturan Menteri Kesehatan No.657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya.

2 3. Keputusan Menteri Kesehatan No.364/MENKES/SK/III/2003 Tentang Laboratoriumorium Kesehatan; 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas; 5. Keputusan Menteri Kesehatan No.1674/MENKES/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KRONJO TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KRONJO Kesatu : Pelayanan Laboratorium Puskesmas Kronjo sebagaimana tersebut didalam lampiran di bawah ini. Kedua : Pelayanan Laboratorium sebagai acuan dalam memberikan pelayanan laboratorium kepada publik. Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di ; Kronjo Pada Tanggal 2016 KEPALA PUSKESMAS KRONJO Muhammad Faridzi Fikri

3 LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KRONJO NOMOR :445/57/UKP/PKM-KRJ/2016 TENTANG : PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KRONJO I. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggitingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas. Adapun rincian kegiatan untuk masing-masing upaya ditetapkan berdasarkan kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat setempat, dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik, komprehensif dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini Puskesmas sudah merata di seluruh Indonesia, dan setiap kecamatan telah memiliki minimal satu Puskesmas. Puskesmasmemberikan kontribusi yang sangat berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun demikian belum diikuti dengan peningkatan mutu pelayanan dan keterjangkauan oleh seluruh masyarakat. Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.

4 Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. II. KETENAGAAN UntukdapatmelaksanakanfungsinyadanmenyelenggarakanupayawajibPuskesmas, saatinimemilikipolaketenagaansebagaiberikut : No JenisTenaga Kualifikasi Jumlah 1 Penanggung jawab Dokter 1 2 TenagaTeknis AnalisKesehatan 1 3 Tenaga Non Teknis Minimal SMU/ Sederajat 0 III. SARANA PRASARANA, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN A. Sarana Gambaransaranaberkaitan dengan fisik bangunan/ruangan LaboratoriumPuskesmas Kronjoadalahsebagaiberikut: 1. Ukuran ruang 3x4 m2. 2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan. 3. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik). 4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (epoxi,vinyl). 5. Pintu memiliki lebar bukaan 80 x 200 cm yang terdiri dari satu daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 200 cm. 6. Terdapat area bak cuci atauwastafel. B. Prasarana GambaranPrasarana di laboratoriumpuskesmas Kronjo adalahsebagaiberikut : 1. Pencahayaantersediadenganbaik 2. SirkulasiUdararuangantersediadenganbaik 3. SuhuRuangan, terpasang AC 4. Fasilitas air bersihtersediamengalir

5 5. TempatPembunganDahaktersediatempatterbuka 6. PembuanganLimbahCairterhubungdenganInstalasiPengelolaanLimbahCair ( IPAL) 7. PembuanganLimbahpadat MOU dengandinaskesehatankabupatentangerang. C. Perlengkapan 1. TersediaMejapengambilansampeldarah 2. TersediaKursipetugaslaboratoriumdankursipasien 3. TersediaMejapemeriksaan 4. TersediaLemari alat 5. TersediaLemaripendingin (refrigerator) DaftarPeralatanPelayananPemeriksaanLaboratoriumPuskesmas Kronjo No Nama peralatan Ada/Tidak 1 Hematologilizer(Sysmex Poch 100i) Ada 2 Centrifuge Ada 3 Mikroskop Ada 4 Biolizer Ada 5 Pipet westergreen (LED) Ada 6 Rak tabung westergreen Ada 7 Reagen Ziehl nelson (BTA) Ada 8 Reagen Golongan darah Ada 9 Reagen widal Ada 10 Reagen kit HIV Ada 11 Pipet otomatis Ada 12 Reagen HCG Ada 13 Strip urin 3 Parameter Ada 14 Strip urin 10 Parameter Ada IV. KEGIATAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMA KRONJO A. Alur Pemeriksaan Laboratorium Alur Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Kronjo adalah sebagai berikut :

6 B. Jenis JenisPemeriksaanPelayananLaboratoriumPuskesmas Kronjo JenisPelayananLaboratorium yang ada di Puskesmas Kronjo antaralain : a) Hematologi : 1. Hemoglobin (Easy Touch) 2. DarahRutin( Hemoglobin, hematokrit, LekositdanTrombosit). 3. DarahLengkap (Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Trombosit, Lekosit, LED (LajuEndapDarah) b) Kimia Klinik : 1. Glukosa 2. Asam Urat c) Mikrobiologi dan Parasitologi :

7 1. BTA ( Basil Tahan Asam) d) Immunologi / Serologi: 1. Golongan darah, 2. Widal, 3. Rapid Tes Hbs Ag, 4. Rapid Tes HIV. e)urinalisa : 1. Tes Kehamilan (HCG) 2. Makroskopis (Warna, Kejernihan, ph, Berat Jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit. 3. Mikroskopik (SedimenUrin). C. Rujukan Dalam melaksanakan pemeriksaan specimen yang tidak tersedia atau tidak mampu melakukan pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas, maka specimen atau pasien di kirim ke laboratorium lain (dirujuk) ke Laboratorium yang sudahber PKS dengan Laboratorium Puskesmas Kronjo: 1. Spesimen yang akan dirujuk, dikirim dalam bentuk yang relatif stabil dengan persyaratan pengiriman spesimen antara lain: a. Waktu pengiriman tidak melampaui masa stabilitas spesimen. b. Tidak terkena sinar matahari langsung c. Kemasan memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label bertuliskan Bahan Pemeriksaan Infeksius atau Bahan Pemeriksaan Berbahaya. 2. Spesimen yang dirujukdiberi label berisi nomor spesimen, nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal pengambilan specimen pada badan wadah. 3. Spesimen yang dirujuk disertai formulir pengiriman data pasien. D. Pencatatan Dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium baik dengan hasil normal, kritisdan CITO di lakukan pada : a. Buku Register Laboratorium b. Buku Permintaan Pemeriksaan

8 c. Buku Rujukan d. Formulir Hasil Laboratorium Pelaporan disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan KabupatenTangerang berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatatan harian. Laporan triwulan, semester, dan tahunan sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah ditentukan oleh program. V. JAM PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KRONJO A. Jam Pelayanan Senin Kamis : WIB Jumat : WIB Sabtu : WIB B. WaktuPenyerahanHasilPemeriksaanPelayananLaboratorium 1. DarahLengkap : 60 Menit 2. Hemoglobin (Easy Touch) : 10 Menit 3. LED ( LajuEndapDarah) : 60 Menit 4. DarahRutin : 30 Menit 5. Glukosa : 10 Menit 6. Asam Urat : 15 Menit 7. BTA ( Basil Tahan Asam) : 120 Menit 8. Golongan darah : 10 Menit 9. Widal : 60 Menit 10. Rapid TesHbs Ag : 60 Menit 11. Rapid TesHIV : 60 Menit 12.Tes Kehamilan (HCG) : 15 Menit 13. Urine Lengkap : 60 Menit C. WaktuPenyerahanhasilLaboratorium CITO Setelah mendapatkan instruksi pemeriksaan laboratorium Cito dilakukan pemeriksaan laboratorium secepatnya,setelah ada hasil langsung dilaporkan ke pengirim. VI. PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM BERESIKO TINGGI

9 Jenis Pelayanan Laboratorium beresiko tinggi di Laboratorium Puskesmes Kronjo antaralain : BTA, HIV, Hepatitis. A. ProsedurKerja Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melaksanakan praktek laboratorium yang benar, petugas laboratorium mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium. Kemudian untuk pencegahan tersebut, petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja dan Jas laboratorium yang bersih dipakai terus-menerus selama bekerja dalam laboratorium dan dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium. Petugas mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruanglaboratorium. B. PengelolaanSpesimen Setiap specimen diperlakukan sebagai bahan infeksius. Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan pengolahan specimen dengan benar. Semua specimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi yang baik Setiap orang yang memproses specimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti sarung tangan. C. Pengelolaan Limbah Beresiko Tinggi Limbah padat seperti Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikumpulkan dalam safety box dan dikelola oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan. Sedangkan Limbah cair infeksius ditangani dengan dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Limbah Cair puskesmas Kronjo.

10 VII. KESELAMATAN KERJA DAN PENGGUNAAN APD Kegiatan pencegahan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam Laboratorium maupun lingkungan sekitarnya merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: A. Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja 1. Desain tempat kerja yang menunjang K3 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium; Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja; Pencahayaan cukup dan nyaman; Ventilasi cukup dan sesuai; Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan; Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya; 2. Sanitasi Lingkungan Semua ruangan bersih, kering dan higienis; Tersedia tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus; Tata ruang laboratorium baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat; Tersedia tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur; Petugas laboratorium tidak diperbolehkan makan dan minum dalam laboratorium; B. Proses kerja, Bahan, dan Peralatan Kerja 1. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja,seperti : Tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran. 2. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja. 3. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus-menerus selama bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi). 4. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa laboratorium ditempatkan di bak / peti dalam laboratorium dan diberi keterangan. 5. Sarung tangan bekas pakai ditempatkan dalam bak / peti kuning (menjadi limbah medis / infeksius) yang diberi tanda khusus. 6. Semua tumpahan segera dibersihkan.

11 7. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap. 8. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab Laboratorium. 9. Tas / kantong / tempat sampah ditempatkan di tempat yang ditentukan. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium 10. Pengelolaan bahan kimia yang benar Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar VIII. REAGENSIA (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanan. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label etiket dan tanda peringatan yang sesuai. A. JENIS REAGEN ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA NO NAMA REAGEN JENIS PEMERIKSAAN 1. Poch Pack D Diluent DarahRutin 2. Poch Pack L DarahRutin 3. Cell Clean DarahRutin 4. Hematology Control Low (Eight Check) DarahRutin 5. Hematology Control Normal (Eight Check) DarahRutin 6. Hematology Control High (Eight Check) DarahRutin 7. Natrium Citrat LED 8. Salmonella Typhi O Widal 9. Salmonella Paratyphi AO Widal 10. Salmonella Paratyphi BO Widal 11. Salmonella Paratyphi CO Widal 12. Salmonella Typhi H Widal 13. Salmonella Paratyphi AH Widal 14. Salmonella Paratyphi BH Widal 15. Salmonella Paratyphi CH Widal 16. Antigen A GolonganDarah

12 17. Antigen B GolonganDarah 18. Antigen AB GolonganDarah 19. Antigen D (Rhesus) GolonganDarah 20. Cholesterol Kolesterol 21. Glucose GulaDarah 22. HDL Cholesterol (Precipitant) Kolesterol HDL 23. LDL Cholesterol (Direct) Kolesterol LDL 24. Triglycerides Trigliserid 25. Uric Acid AsamUrat 26. Urin 10 Parameter Urine LengkapMakroskopis 27. Anti HIV SD ½ HIV 28. Anti HIV Oncoprobe HIV 29. ZiehlNeelsen BTA 30. PPTest Test Kehamilan 31. Easy Touch Glucose Stik GulaDarahStik 32. Easy Touch CholesterolStik KolesterolStik 33. Easy TouchUric Acid Stik AsamUratStik 34. Tabung EDTA Darah rutin 35. Tip Kuning Tip Biru Alkohol 70 % Tissue Hypoclorit Plester Spuit 3 cc Blood Lancet Object Glass Deck Glass Pot Dahak Sputum 46. Pot Urine Urine 47. Handscoond APD 48. Masker APD 49. Kapas -

13 50. Tisu - B. BATAS BUFFER STOCK UNTUK MELAKUKAN ORDER NO NAMA REAGEN UKURAN/ JUMLAH (pieces) JMLH TEST RATA2 JMLH PASIEN PERBULAN 1. Poch Pack D Diluent 5 L 200 Test 200 pasien 2. Poch Pack L 500 ml 200 test 200 pasien 3. Cell Clean 50 ml 200 test 200 pasien Hematology Control Low (Eight Check) Hematology Control Normal (Eight Check) Hematology Control High (Eight Check) 1,5 ml 4 Test 2xcontrol 1,5 ml 4 Test 2xcontrol 1,5 ml 4 Test 2xcontrol 7 Natrium Citrat 100 pcs 100 Test 129 pasien 8 Salmonella Typhi O 5 ml 200 Test 121 test 9 Salmonella Paratyphi AO 5 ml 200 Test 121 test 10 Salmonella Paratyphi BO 5 ml 200 Test 121 test 11 Salmonella Paratyphi CO 5 ml 200 Test 121 test 12 Salmonella Typhi H 5 ml 200 Test 121 test 13 Salmonella Paratyphi AH 5 ml 200 Test 121 test 14 Salmonella Paratyphi BH 5 ml 200 Test 121 test 15 Salmonella Paratyphi CH 5 ml 200 Test 121 test 16 Antigen A 100 ml 90 test 47 pasien 17 Antigen B 100 ml 90 test 132 pasien 18 Antigen AB 50 ml 32 test 3 pasien 19 Antigen D (Rhesus) 50 ml 32 test 3 pasien 20 Cholesterol 100 ml 90 test 25 pasien 21 Glucose 25 pcs 25 test 10 pasien 22 HDL Cholesterol (Precipitant) 100 pcs 100 test 70 pasien 23 LDL Cholesterol (Direct) 50 pcs 50 test 1 pasien 24 Triglycerides 100 pcs 100 test 1 pasien 25 Uric Acid 100 ml 50 Slide 253 slide 26 Urin 10 Parameter 100 pcs 100 test 10 pasien

14 27 Anti HIV SD ½ 50 pcs 50 test 10 pasien 28 Anti HIV Oncoprobe 25 stik 25 test 10 pasien 29 ZiehlNeelsen 10 stik 10 test 10 pasien 30 PPTest 25 stik 25 test 10 pasien 31 Easy Touch Glucose Stik 100 pcs pcs 32 Easy Touch CholesterolStik 100 pcs pcs 33 Easy Touch Uric Acid Stik 1000 pcs pcs 34 Tabung EDTA 500 pcs pcs 35 Tip Kuning 100 ml ml 36 Tip Biru 1 Rol - 5 Rol 37 Alkohol 70 % 1 L ml 38 Tissue 1 Rol - 3 Rol 39 Hypoclorit 100 pcs pcs 40 Plester 100 pcs - 75 pcs 41 Spuit 3 cc 100 pcs - 30 pcs 42 Blood Lancet 100 pcs slide 43 Object Glass 100 pcs - 10 slide 44 Deck Glass 500 pcs pot 45 Pot Dahak pot 46 Pot Urine 100 pcs - 90 pcs 47 Handscoond 50 pcs - 30 pcs 48 Masker 1 L ml 49 Kapas 1 Rol - ¼ rol 50 Tisu C. RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LAORATORIUM NO PEMERIKSAAN SATUAN NILAI NORMAL 1. Hemoglobin g/dl 2. Hematokrit % 3. HitungEritrosit Juta/mm3 L : 13,2 17,3 P : 11,7 15,5 L : P : L : 4,4 5,9 P : 3,8 5,2

15 4. Leukosit Sel/mm Trombosit Sel/mm LED Mm/Jam 7 HitungJenis : Basofil % 0-1 L : 0 10 P : 0 20 Eosinofil % 2 4 Batang % 3 5 Segmen % Limfosit % Monosit % SGOT µ/l 13 SGPT µ/l L : <25 P : <21 L : <30 P : <23 14 Ureum mg/dl Kreatinin mg/dl 16 AsamUrat mg/dl 17 GulaDarahSewaktu mg/dl <120 L : 0,6 1,1 P : 0,6 0,9 L : 3,4 7,0 P : 2,4 5,7 18 GulaDarahPuasa mg/dl GulaDarah 2 Jam PP mg/dl < Cholesterol Total mg/dl < Cholesterol HDL mg/dl 22 Cholesterol LDL mg/dl 23 Trigliserid mg/dl < URINALISA MAKROSKOPIS L : >35 P : >45 L : P : Warna - Kuning Kekeruhan - Jernih ph - 5,0 8,5 BeratJenis Protein - Negatif Reduksi - Negatif Urobilinogen - Negatif Darah Samar - Negatif

16 Keton - Negatif Nitrit - Negatif Bilirubin - Negatif 25 URINALISA MIKROSKOPIS Leukosit /LPB 0 1 Eritrosit /LPB 0 1 Epitel /LPB Negatif Silinder /LPB Negatif Kristal /LPB Negatif Bakteri /LPB Negatif 26 FAECES MAKROSKOPIS Warna - Kuning Bau - Khas Darah - Negatif Konsisten - Lembek Lendir - Negatif 27 FAESES MIKROSKOPIS Leukosit /LPB Negatif Eritrosit /LPB Negatif Makrofag /LPB Negatif Amuba /LPB Negatif Telorcacing /LPB Negatif Sisamakanan /LPB Negatif Amilum /LPB Negatif Lemak /LPB Negatif IMMUNO-SEROLOGI 28 WIDAL S. Typhi O - Negatif S. Paratyphi AO - Negatif S. Paratyphi BO - Negatif S. Paratyphi CO - Negatif S. Typhi H - Negatif S. Paratyphi AH - Negatif

17 S. Paratyphi BH - Negatif S. Paratyphi CH - Negatif 29 Anti HIV - Non Reaktif 31 BTA - Negatif PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA Setiap kegiatan yag dilakukan di laboratorium puskesmas kronjo dapat menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya.untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang berlaku. Pengelolaan Limbah 1. Limbah Padat, terdiri dari limbah / sampah umum dan limbah khusus seperti benda tajam, limbah infeksius,limah sitotoksik,limbah toksik,limbah kimia,limbah B3 dan limbah plastic. Fasilitas pembuangan limbah padat : a. Tempat Pengumpulan Sampah Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan,tahan karat,kedap air dan mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal satu buah untuk satu kegiatan. Kantong plastic yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastic sebagai pembungkus sampah dengan warna dan label seperti pada table berikut : NO KATEGORI Warna tempat / kantong plastik pengumpulan sampah LAMBANG 1 Radio Aktif Merah

18 2 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning 3 Sitotoksik Ungu 4 Umum Hitam DOMESTIK warna putih b. Tersedia Penampungan Sampah Sementara Tempat penampungan sampah sementara dibersihkan dan dikosongkan dalam waktu sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam. c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir Sampah infeksius, sampah toksikdan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. Sampah umum dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Limbah Cair, terdiri dari limbah cair umum / domestic, limbah cair infeksius dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair : a. Limbah cair umum / domestic dialirkan masuk ke dalam septic tank. b. Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui IPAL. VIII. MUTU LABORATORIUM A. Pemantapan Mutu Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalahkeseluruhan proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu. 1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. A. Manfaat: 1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan

19 mempertimbangkan aspek analitik dan klinis. 2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera. 3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar. 4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya. 5. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer) B. Cakupan Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: 1. Tahap Pra Analitik 2. Tahap Analitik 3. Tahap Pasca Analitik 2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control ) Pemantapan mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta, atau internasional. Setiap laboratorium puskesmas wajib mengikuti pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium. Kegiatan pemantapan mutu eksternalini sangat bermanfaat bagilaboratorium puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus dilaksanakanoleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil

20 pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggaradicatat dan di evaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkah-langkah perbaikan. 3. Peningkatan Mutu Peningkatan mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

21 IX. PENUTUP Keputusan Kepala Puskesmas Kronjo tentang Pelayanan laboratorium ini dapat digunakan lebih lanjut dalam pengembangan.

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Jalan Raya Sungai Kakap Telp. (0561) 743574 Kecamatan Sungai Kakap Kode Pos 78381 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Nomor : 445/

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM UPT. PUSKESMAS PENANAE PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM No. Dokumen : No Revisi : SOP Tanggal terbit: Halaman: Ttd.Ka.Puskesmas : N u r a h d i a h Nip.: 196612311986032087 1. PENGERTIAN Limbah

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 5 2012, No.1118 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Perkembangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411.

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411. PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK Jalan Dokter Soetomo Nomor 62 Telepon. (0358) 321818, 326474, 326652, 328429 Faximile. (0358) 325003 NGANJUK 64415 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN PUSKESMAS PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Laboratorium untuk menentukan penyakit. 3.kebijakan Pemeriksaan Lab. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasien Laboran

Lebih terperinci

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS No. Dokumen : No. Revisi : 00. Tanggal Terbit : Halaman : 1/2

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS No. Dokumen : No. Revisi : 00. Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 No Dokumen : No Revisi : 00 drhjnilawati NIP 19621030 200210 2 001 1 2 3 Pengertian Tujuan Kebijakan Berbagai alat dan pemrosesan spesimen di laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi petugas Untuk mencegah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS )

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS ) PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS ) SOP No. Dokumen :SOP/UKP-LAB/054-03O/VII/2016 No. Revisi :0/0 TanggalTerbit :18 Juli 2016 Halaman :1/1 UPTD PUSKESMAS DTP PONED KLARI dr. DINI NURDIANTI P. M.

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN PUSKESMAS DTP MANDE BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN PUSKESMAS DTP MANDE BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN PUSKESMAS DTP MANDE A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya kemajuan teknologi serta meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitan 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 21 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

SOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013

SOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013 PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/203 Tanggal Pengertian Tujuan Kebijakan Prasarana Prosedur Tetap Catatan - Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan bakteriologis

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SOP KLINIK IMS- VCT mobile

DAFTAR ISI SOP KLINIK IMS- VCT mobile DAFTAR ISI Halaman 1. Standar minimum klinik Mobile 2 2. Standar minimum mobile laboratorium dengan pemeriksaan sifilis 5 3. Standar minimum Mobile laboratorium tanpa pemeriksaan sifilis 6 4. Standar minimum

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) No. Dokumen : 23/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-5 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman : STANDAR SENAM USILA Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk menjaga tubuh dalam

Lebih terperinci

LKM juga terbukti cukup memprihatinkan, terutama keberadaan incinerator secara

LKM juga terbukti cukup memprihatinkan, terutama keberadaan incinerator secara Ringkasan Eksekutif Riset Fasilitas Kesehatan 2011 (Rifaskes 2011) mencakup Rumah Sakit, Puskesmas dan Laboratorium Klinik Mandiri (LKM). Rifaskes LKM 2011 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang mutu

Lebih terperinci

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD)

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD) FORMULIR XXII KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD) Nama sarana :... Alamat :......... Telepon :... Tanggal pemeriksaan :... 1. Ketenagaan a. dokter bersertifikat

Lebih terperinci

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi Pendahuluan Sejak AIDS dikenal; kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DAN LABORATORIUM KESEHATAN PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 4

Lebih terperinci

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria)

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria) Lampiran : Surat No. 224/DL.004/V/AMG-2012 Tanggal 15 Mei 2012 Hal : Pemeriksaan Kesehatan MACAM DAN JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN 1. Riwayat Penyakit (Anamnesis) 2. Pemeriksaan Fisik (Physical Test) 3.

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas Disusun oleh: dr. FitrianiMangarengi, SpPK(K) Diedit oleh: dr. YuyunWidaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...

Lebih terperinci

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6 LAMPIRAN SERTIFIKA T AKREDITASI LABO RA TORIUM MEDIK NO. LM-017-IDN S.Si., M. Si; Agus Ramdan Tukino, Amd. AK; Hanna Hartati; Karliah, S.ST; dr. Cut Nur Cinthia Kimia Klinik Serum Glukosa IK.MU - 18.011/Automatic

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 796 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy 1. Pelaksanaan phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya. 4. Keadaan pasien.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.

Lebih terperinci

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG : LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH PROVINSI : JAWA TENGAH : : NOMOR : : TANGGAL : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG NO. JENIS PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1316, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Laboratorium. Pemeriksaaan. Ibu Hamil. Bersalin, dan Nifas. Penyelenggaraaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa proses pembuatan kaos

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat menegakkan

Lebih terperinci

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN -14- LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sigma metrics merupakan suatu metode penilaian kualitas dan program pengembangan yang digunakan dalam industri dan diterapkan pada laboratorium. Sigma metrics merupakan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komponen tinja tanpa air seni... 6 Tabel 2.2 Perkiraan hasil biogas dalam sehari... 7 Tabel 2.3 Polutan utama air

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komponen tinja tanpa air seni... 6 Tabel 2.2 Perkiraan hasil biogas dalam sehari... 7 Tabel 2.3 Polutan utama air DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x INTISARI...

Lebih terperinci

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. Contoh Prosedur Peminjaman Alat/Laboratorium 1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. 2. Setiap mahasiswa yang melakukan

Lebih terperinci

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH ILMU PATOLOGI KLINIK Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH ILMU PATOLOGI KLINIK Cabang ilmu kedokteran yang: 1. Memeriksa dan mempelajari contoh bahan yang berasal dari manusia : * Darah * Urine * Tinja *

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN. Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP BEKASI

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN. Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP BEKASI PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP. 8894728 BEKASI BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor: 602.2/04-PAN.Dinkes/VIII/2011 Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 110 Lampiran 2 111 112 Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA PETUGAS TB (TUBERCULOSIS) DI RUMAH SAKIT YANG TELAH DILATIH PROGRAM HDL (HOSPITAL DOTS LINGKAGE)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan dilaboraturium

Lebih terperinci

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011 Draft INDIKATOR Draft INDIKATOR RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011 LATAR BELAKANG 1. Kep Men Kes No. 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Swasta 2. Kep Men Kes No. 364/Menkes/SK/III/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urin Urin adalah sisa material yang dieksresikan oleh ginjal dan ditampung dalam saluran kemih hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi dalam bentuk cairan.

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 027/09.02/ADD.02/Brg-LS/ULP/2016 Tanggal: 23 Agustus 2016 untuk Pengadaan Reagen Laboratorium Pokja Barang 8 Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini akan menjelaskan tentang implementasi serta pengujian perangkat lunak yang telah dirancang meliputi perangkat lunak, perangkat keras, dan basis data. 5.1 Implementasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 32 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 32 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 32 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA UNIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan BA B VII STANDAR 1. Proses Pendaftaran Pasien. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai. KRITE RIA JUMLA H EP 1 7 1. SOP pendaftaran 2.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

Pada Puskesmas ditetapkan sebagai berikut :

Pada Puskesmas ditetapkan sebagai berikut : LAMPIRAN: PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 I. PELAYANAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS Jenis n A B Rawat Jalan di Puskesmas n 1 Rawat Umum (pemeriksaan,konsultasi

Lebih terperinci

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia BAB VIII KRITERIA SK SOP DOKUMEN LAINNYA 8.1.1 1. SK jenis-jenis pemeriksaan lab yang 1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia 3. Pola ketenagaan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, dan untuk pengujian kandungan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas

Lebih terperinci

trombosit; hematokrit; laju endap darah; hitung jenis; c) kimia darah, meliputi:

trombosit; hematokrit; laju endap darah; hitung jenis; c) kimia darah, meliputi: 0 TATA CARA PEMERIKSAAN KESEHATAN 1. Klasifikasi Pemeriksaan Kesehatan a. Prosedur pemeriksaan kesehatan tahap II, meliputi: 1) pemeriksaan fototoraks; ) pemeriksaan rekam jantung istirahat/ elektrokardiografi;

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

~KAN. IK. Ill/ IS.17 I ELF A I Mini vidas. test divace I Clinipette

~KAN. IK. Ill/ IS.17 I ELF A I Mini vidas. test divace I Clinipette LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM MEDIK NO. LM-012-IDN Nama Laboratorium : UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh Masa berlaku : Alam at : JI. Tgk. H. Mohd. Daud Beureueh

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR Maria Evalisa dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) DAFTAR ISI Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan K3RS --------------------------------------------- Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM ( BTA ) Acid Fast Staining

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM ( BTA ) Acid Fast Staining PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM ( BTA ) Acid Fast Staining BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan

Lebih terperinci

Elemen Penilaian BAB VIII

Elemen Penilaian BAB VIII Elemen Penilaian BAB VIII 8. 1. 1 EP 1 SK Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium SOP Pemeriksaan Laboratorium Brosur Pelayanan Laboratorium Panduan Pemeriksaan Laboratorium 8. 1. 1 EP 2 Pola Ketenagaan Persyaratan

Lebih terperinci

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M.

Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M. Post Congress Symposium KONAS XIV HKKI Alur dalam Pemantapan Mutu Eksternal Edi Yani Yusuf, S.KM., M.M. PW ILKI JATIM Hotel Bumi Surabaya, 24 April 2016 Edi Yani Yusuf, S.KM.,M.M Jombang, 30 September

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 29 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci