BAB 2 LANDASAN TEORI. uml(unified modeling language), class diagram, usecase diagram, sequence diagram,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. uml(unified modeling language), class diagram, usecase diagram, sequence diagram,"

Transkripsi

1 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pembahasan sistem informasi geografi ini meliputi : pengertian sistem, pengertian informasi, pengertian sistem informasi, geografi, pengertian sistem informasi geografi, pengertian peta dan bagian-bagiannya, jenis-jenis peta, persyaratan peta, uml(unified modeling language), class diagram, usecase diagram, sequence diagram, collaboration diagram, component diagram, deployment diagram yang akan dijelaskan sebagai berikut Pengertian Sistem Menurut Rainer and Turban (2009, p6), sistem adalah sekumpulan atau sekelompok komponen yang saling berhubungan untuk menghasikan tujuan bersama dengan menerima sebuah input dan menghasilkan sebuah output dalam sebuah proses yang terorganisir. Menurut Raymond Mcleod (2001, p12), sistem adalah elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan maksud yang sama dalam mencapai suatu tujuan. Dari definisi-definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari komponen-komponen/elemen-elemen yang saling berhubungan dan berintegrasi satu sama lain untuk menerima input, proses inputan yang ada, dan akhirnya mengeluarkan output untuk mencapai suatu tujuan.

2 Pengertian Informasi Menurut Rainer and Turban (2009, p6) informasi adalah data yang ditelah dikelolah sehingga data tersebut menjadi berarti dan berharga bagi sang penerima data. Menurut Indrajani (2008, p351) informasi adalah salah satu dari jenis sumber daya yang tersedia bagi manager, yang dapat dikelola seperti halnya sumber daya lainnya. Beberapa sumber daya informasi, yaitu: a. Perangkat keras komputer (Hardware) Perangkat keras komputer / hardware seperti CPU, keyboard, mouse, layar monitor dapat membantu menghasilkan atau mencari informasi yang dibutuhkan. b. Perangkat lunak komputer (Software) Perangkat lunak komputer / software dapat membantu menghasilkan informasi yang ingin dicari atau yang dibutuhkan. c. Spesialis informasi Spesialis informasi merupakan pegawai perusahaan yang sepenuh waktu bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara sistem berbasis komputer. Ada lima golongan utama spesialis informasi yaitu : Analis sistem Pengelola database Spesialis jaringan

3 10 Programmer Operator d. Pengguna (User) Pengguna merupakan salah satu sumber daya informasi yang berperan sangat penting, meskipun informasi yang ada sangat berharga tetapi tidak digunakan oleh pengguna karena informasinya tidak sesuai, maka informasi tersebut menjadi tidak bernilai. e. Fasilitas Fasilitas dibutuhkan oleh setiap pencari informasi dalam melakukan pencarian terhadap informasi yang dibutuhkan. f. Basis data (Database) Basis data atau database dibutuhkan untuk menampung dan menyimpan informasi yang ada. Hal ini dilakukan apabila suatu waktu informasi yang disimpan akan digunakan. g. Informasi Sumber daya yang paling berperan dalam sumber daya informasi adalah informasi itu sendiri. Dengan adanya informasi, maka setiap masyarakat dapat mengetahui hal yang ingin diketahui.

4 11 Adapun kualitas informasi ditentukan oleh beberapa hal berikut: a. Akurat Informasi yang didapatkan harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Jika tingkat kesesuaiannya rendah dengan kenyataan yang terjadi, maka kualitas informasi tersebut sangat rendah. b. Tepat Waktu Semakin cepat suatu informasi didapatkan, maka kualitas informasinya pun semakin tinggi, karena waktu penyampaian informasi dengan waktu terjadinya suatu kejadian harus cepat dan tepat dengan kenyataan yang terjadi. c. Dapat Dipercaya Informasi yang disampaikan atau didapatkan harus sangat sesuai dengan kenyataan yang terjadi, hal ini dapat membuat kualitas informasi menjadi tinggi karena semakin sesuai informasi dengan kenyataan yang ada, maka informasi tersebut menjadi dapat dipercaya. d. Relevan Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan penerima informasi yang ada. Jika penerima informasi tersebut masih anak-anak dan informasi yang diterimanya berupa politik dan ekonomi, maka informasi tersebut menjadi sangat tidak relevan. Hal ini dapat mengurangi kualitas informasi yang ada.

5 12 e. Efisien Informasi yang disampaikan atau didapatkan harus bermanfaat bagi sang penerima informasi, karena bermanfaat atau tidak suatu informasi itu sangat bergantung oleh penerima informasi. Jika suatu informasi kurang bermanfaat bagi penerima informasi, maka hal ini dapat menurunkan kualitas informasi yang ada. f. Mudah didapatkan Jika dalam mendapatkan suatu informasi sulit, maka kualitas informasi pun menjadi turun dan kegunaan dari informasi menjadi tidak ada. Dari definisi dan penjelasan-penjelasan mengenai informasi diatas dapat disimpulkan, bahwa informasi harus mempunyai arti bagi sang penerima informasi, dan juga informasi tersebut harus akurat, tepat waktu, efisien, relevan, dapat dipercaya, dan mudah didapatkan Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p6), sistem informasi merupakan kombinasi dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi jaringan, dan sumber data yang dikumpulkan, ditransformasikan, dan disebarkan informasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Rainer and Turban (2009, p7), sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan atau menerima, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi atau perusahaan.

6 13 Agar supaya sistem informasi dapat dimanfaatkan dengan efektif, maka informasi mengenai organisasi atau perusahaan, manajemen dan teknologi informasi yang membentuk sistem harus diketahui dengan pasti. Berikut ini adalah beberapa elemen-elemen sistem informasi: a. Elemen pertama yaitu organisasi yang meliputi manusia, struktur dan prosedur operasi b. Elemen kedua yaitu manajemen yang mengamati kesempatan, membuat strategi untuk menjawab kebutuhan, mengatur penempatan terhadap orang dan sumber untuk mendukung strategi tersebut. c. Elemen ketiga yaitu teknolog informasi yang merupakan alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk membantu melakukan kontrol dan membuat kegiatan baru. Dari definisi dan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang melakukan kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang ada untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh si penerima untuk proses pengambilan keputusan Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, Geos dan Graphien. Geos yang berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan Graphien mempunyai arti mencitrakan atau melukiskan. Melalui kata Geos dan Graphien, geografi dapat diartikan pelukisan bumi atau pencitraan bumi. Dalam arti yang luas, geografi

7 14 adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk dan hubungan timbal balik antara keduanya. Permukaan bumi dalam pengertian diatas dapat diartikan sebagai daratan, air atau perairan, dan lapisan-lapisan udara. Juga dapat didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan mahluk hidup Pengertian Sistem Informasi Geografis Menurut Paryono (1994, p1), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. Teknologi ini berkemban g pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer. Menurut Wahyu (2008, p116), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, menganalisis, mengolah, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Secara umum, Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang dapat memanajemen, memanipulasi, menganalisis informasi-informasi kebumian dan menampilkan keluaran / output informasi geografis berikut data dan atribut-atributnya. Komponen-komponen SIG, sebagai suatu sistem berbasiskan komputer termasuk perangkat keras,

8 15 perangkat lunak, data atau informasi, dan juga operator yang mengoperasikan serangkaian proses manipulasi. Beberapa keuntungan dalam menggunakan SIG: a. Dapat mengumpulkan data geografi ; b. Dapat mengintegrasikan data geografi (spasial dan attribute) ; c. Dapat memeriksa, mengupdate data-data geografi ; d. Dapat menganalisis data geografi ; e. Dapat memanipulasi data geografi ; f. Dapat menyimpan dan memanggil kembali data geografi ; g. Dapat menghasilkan keluaran / output ; h. Dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan cepat berdasarkan data yang terkumpul ; i. Dapat menampilkan data yang sulit ditampilkan secara manual, dan juga dapat diperbesar dan ditampilkan secara tiga dimensi. SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atributatributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basis data/database SIG. Dengan demikian, perancangan basis data (database) merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan basis data akan menentukan efektivitas dan efisiensi proses-proses pemasukan/input, pengelolaan, keluaran/output dari SIG.

9 16 Kesimpulannya, Sistem Informasi Geografis(SIG) merupakan sekumpulan komponen yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, dan mengolah data, baik data spasial atau data tekstual dan juga menampilkan hasil secara cepat, tepat, dan akurat Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis terbagi dalam beberapa subsistem, yaitu: a. Data Masukkan / Input Selain bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografi, subsistem ini juga bertugas dalam mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan data attribute dari berbagai sumber. b. Data Keluaran / Output Subsitem ini bertugas dalam menghasilkan dan menampilkan keseluruhan atau sebagian keluaran / output basis data baik dalam bentuk softcopy maupunpun hardcopy seperti grafik atau peta. a. Data Manajemen Subsistem ini bertugas dalam mengorganisasikan baik data spasial maupun data attribute ke dalam sebuah basis data

10 17 sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki. b. Manipulasi Analisis Data Subsistem ini bertugas dalam menghasilkan informasi-informasi yang didapatkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan Komponen Sistem Informasi Geografis Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi geogr afis: a. Perangkat Keras / Hardware Personal Computer / PC, Desktop, Workstation hingga multi user host yang dapat digunakan dalam suatu jaringan merupakan beberapa platform perangkat keras SIG. Adapun contoh beberapa perangkat keras yang sering digunakan, yaitu: PC, Mouse, Digitizer, Printer, Plotter,dan Scanner. b. Perangkat Lunak / Software Bila dilihat dari sisi yang berbeda, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular. Setiap subsistem diimplementasikan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, jadi tidak mengherankan apabila ada perangkat SIG yang mempunyai modul program

11 18 yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri. Software SIG memiliki beberapa kemampuan utama, yaitu: Memanipulasi dan menyajikan data geografis atau peta berupa layer. Berfungsi untuk analisis, query, dan visualisasi geografis Penyimpanan data dan manajemen database (DBMS) Graphical User Interface (GUI) c. Data Data merupakan bagian yang paling krusial dalam SIG, tanpa data maka sistem informasi geografis tidak dapat digunakan secara optimal. Data spasial, dan data attribute merupakan data yang diperlukan di dalam sistem informasi geografis. Menurut Whitten et.al. (2004, p27), data merupakan kumpulan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian / event, dan hal-hal yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan. Menurut McLeod (2001, p250), data memiliki hirarki, yaitu: File Merupakan suatu kumpulan catatan data / data record yang berhubungan dengan suatu subjek tertentu. Semua catatan yang sejenis disusun menjadi satu file.

12 19 Record Terdiri atas semua elemen data yang berhubungan dengan suatu objek atau kegiatan tertentu. Elemen Data Suatu unit data terkecil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang berarti. Himpunan data memiliki sifat-sifat yang unik, di antaranya: a. Saling berketerkaitan (Intereelated) Data tersebut akan saling berketerkaitan/berintegrasi dan disimpan secara terorganisir di dalam sebuah media penyimpanan. b. Kebersamaan (Shared) Data dapat diakses oleh berbagai macam pengguna Representasi Grafis Suatu Objek Pada Sistem Informasi Geografis Informasi grafis suatu objek dapat dimasukkan ke dalam bentuk: a. Titik Titik adalah representasi yang paling sederhana dari suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasikan diatas peta dan ditampilkan di layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik tidak dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan Menggunakan polygon apabila ingin menampilkan dalam skala

13 20 yang besar dari suatu bangunan. Tetapi, dalam skala kecil ditampilkan menggunakan titik. b. Garis Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Sebagai contoh jaringan listrik, komunikasi pipa saluran air minum, saluran pembuangan merupakan garis-garis. c. Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi seperti sungai, danau, batas kota, batas provinsi. Poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara titik-titik yang ada Jenis-jenis Data Pada Sistem Informasi Geografi a. Data attribute Merupakan data yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, populasi dan transportasi. Attribute dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada kualitatif, mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek-objek yang lain, misalnya: pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur secara skala ordinat atau tingkatan, selang atau interval dan ratio atau perbandingan satu titik ke titik lain atau titik tertentu, contohnya: Populasi danau 20 sampai 30 ekor ikan.

14 21 b. Data Spasial Data spasial merupakan jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan (titik koordinat) dari fenomena-fenomena atau keadaan yang terdapat didunia nyata. Ada dua konsep representasi entity spasial, yaitu: 1. Raster (Model Data Raster) Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan pixel-pixel atau struktur matriks yang membentuk suatu grids. Entity spasial raster ini disimpan di dalam layer secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Kelebihan format raster adalah: Data dalam bentuk raster lebih mudah. Gambar didapat lebih detail dari radar atau satelit. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah melalui scanning. Kekurangan format raster adalah: Membutuhkan memori yang besar. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya di permukaan bumi. Ukuran grid yang lebih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan mengakibatkan kehilangan informasi dan ketelitian.

15 22 2. Vector (Model Data Vector) Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, kurva atau poligon beserta atributatributnya. Menurut Prahasta (2005, p158), bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam format vector didefinisikan oleh sistem koordinat kartesius dua dimensi. Dalam format vector, garis merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang terhubung satu sama lain. Sedangkan poligon disimpan sebagai sekumpulan titik-titik tetapi titik awal dan titik akhir poligon memiliki koordinat yang sama. Kelebihan format vector adalah: Memiliki batas-batas yang teliti, tegas, dan jelas. Memiliki resolusi spasial yang tinggi. Membutuhkan tempat penyimpanan yang sedikit. Kekurangan format vector adalah: Memiliki sturktur data yang kompleks. Tidak cocok atau tidak kompatibel dengan data citra satelit pengindraan jarak jauh. Memerlukan biaya yang tinggi karena harga perangkat keras / hardware dan perangkat lunak / software yang sangat mahal.

16 Analisis Data Sistem Informasi Geografi Secara umum, terdapat dua fungsi analisis: a. Fungsi analisis spasial Fungsi ini terdiri dari: Klasifikasi Fungsi ini mengklasifikasikan kembali suatu data spasial menjadi data spasial yang baru dengan kriteria-kriteria tertentu. Network Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (line) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Overlay Fungsi ini menghasilkan data spasial yang baru dari minimal dua data spasial yang menjadi suatu masukan / input. Buffering Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkan / input. 3D Analysis Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang tiga dimensi. Digital Image Processing Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster.

17 24 b. Fungsi analisis attribute Fungsi ini terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis data (database) dan perluasannya. 2.2 Peta Sistem Informasi Geografi Pengertian Peta dan Bagian-bagiannya Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting, misalnya: kota, batas kota, sungai, laut, danau, rumah sakit. Bagian-bagian pokok yang harus ada dalam setiap pembuatan peta: a. Judul Peta Setiap peta yang dibuat harus diberi judul untuk mencerminkan apa isi dan jenis peta yang dibuat. b. Garis Astronomis Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat. c. Inset Inset berfungsi untuk menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Untuk memperjelas salah satu bagian dari peta sehingga dapat menunjukkan lokasi penting yang kurang jelas dalam peta merupakan tujuan dibuatnya inset pada peta.

18 25 d. Garis Tepi Peta Garis tepi peta berfungsi untuk membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang tepat berada di tengah-tengahnya. Disarankan garis tepi peta dibuat rangkap, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan penggambaran wilayah di dalam sebuah peta. e. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang berfungsi menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan. f. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta Sumber peta berfungsi sebagai informasi dari mana sumber peta diperoleh, dan tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta-peta yang berisikan data yang mudah berubah, misalnya: peta hasil pertanian, peta penyebaran dan perpindahan penduduk. g. Tanda Arah / Mata Angin / Penunjuk Arah Untuk membantu pengguna peta dalam mengetahui arah mata angin. h. Simbol Peta Simbol peta berfungsi sebagai tanda-tanda umum yang digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Beberapa contoh simbol-simbol yang terdapat pada sebuah peta: Simbol Garis Simbol ini melambangkan rel kereta api, sungai, jalan, batas administrasi.

19 26 Simbol Titik Simbol ini melambangkan ketinggian, monumen (candi), tanaman. Simbol Area Simbol ini melambangkan area pemukiman, perkebunan dan pertanian. i. Warna Peta Warna peta digunakan untuk mewarnai objek-objek tertentu pada peta, misalnya warna biru digunakan untuk lautan, warna putih digunakan untuk pegunungan salju, warna coklat digunakan untuk pegunungan, warna merah digunakan untuk bentang hasil budi daya manusia, warna kuning digunakan untuk dataran tinggi, dan warna hijau digunakan untuk dataran rendah. j. Legenda Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang ada dipeta agar lebih mudah dibaca dan dimengerti. k. Lettering Merupakan semua tulisan dan angka-angka untuk mempertegas dan memperjelas arti dari simbol-simbol yang ada Jenis-jenis Peta Menurut Paryono (1994, p1), ada dua jenis peta: a. Peta-peta Umum (general purpose map) Peta jenis ini menggambarkan topografi suatu daerah ataupun batas-batas administratif suatu wilayah atau negara.

20 27 b. Peta-peta Tematik (thematic purpose map) Peta jenis ini secara khusus menampilkan distribusi keruangan (spatial distribution), kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah vegetasi, atau sumberdaya alam. Klasifikasi peta berdasarkan skala: a. Peta Kadaster Peta jenis ini mempunyai skala 1:100 sampai 1:5000, peta ini digunakan untuk menggambarkan tanah, dan peta sertifikat tanah. b. Peta Skala Besar Peta jenis ini mempunyai skala 1:5000 sampai 1:250000, peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan atau kecamatan. c. Peta Skala Sedang Peta jenis ini mempunyai skala 1: sampai 1:500000, peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang agak luas, seperti propinsi, daerah-daerah regional dan pulau. d. Peta Skala Kecil Peta jenis ini mempunyai skala 1: sampai 1: , peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang cukup luas, seperti negara.

21 28 e. Peta Skala Geografis Peta jenis ini mempunyai skala lebih dari 1: , peta ini digunakan untuk menggambarkan kumpulan-kumpulan negara, benua, dan dunia. Jenis-jenis peta berdasarkan keadaan objek: a. Peta Stasioner Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contoh: Peta persebaran hutan lindung. b. Peta Dinamis Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh: Peta urbanisasi, peta pertumbuhan penduduk suatu daerah Persyaratan Peta Beberapa persyaratan pokok yang harus dipenuhi agar sebuah peta dapat berfungsi dengan baik, antara lain: a. Conform : Bentuk bentuk daerah, wilayah, pulau, benua yang digambar harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam. b. Equivalent : Daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus proposional luas dengan apa yang terdapat di alam. c. Equidistant : Jarak-jarak yang digambar peta harus tepat perbandingannya dengan jarak yang sebenarnya.

22 Internet Menurut Ellsworth (1997, p3), internet adalah jaringan yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer dan komputer tunggal di seluruh dunia, melalui saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi lainnya. Dengan kata lain internet adalah jaringan komputer yang saling berhubungan secara global. Internet dapat menghubungkan berbagai jaringan berbeda dengan fasilitas yang disediakan oleh Internet Service Provider (ISP). Kemampuan yang ditawarkan dapat melalui , chatting, teleconference, videoconference, mengakses komputer lain (remote desktop), mengirim dan menerima file Keuntungan Internet Menurut Cheffey et al. (2000, p10), keuntungan dari internet dapat disingkat dengan 6C, terdiri dari : a. Cost Reduction Dapat dicapai melalui pengurangan kebutuhan untuk penjualan dan pemasaran yang ditangani lewat telepon dan pengurangan biaya cetak dan distribusi materi pemasaran, yang semuanya akan diterbitkan dalam situs web. b. Capability Internet menyediakan peluang baru untuk produk-produk dan layanan baru serta pencarian pangsa pasar.

23 30 c. Competitive Advantage Jika perusahaan memperkenalkan kemampuan baru sebelum pesaingnya, maka akan mendapat keuntungan hingga pesaingnya memiliki kemampuan yang sama. d. Communication Improvement Hal ini meliputi peningkatan komunikasi dengan pelanggan, staf, pemasok, dan distributor. e. Control Internet menyediakan penelitian pemasaran yang lebih baik melalui pelacakan perilaku konsumen dan cara staf perusahaan memberikan pelayanan. f. Customer Service Improvement Dicapai dengan database interaktif yang mengundang ketersediaan stok atau pertanyaan-pertanyaan mengenai layanan pelanggan World Wide Web(WWW) Menurut Rainer dan Potter (2009, p23), WWW adalah bagian dari Internet yang menggunakan fungsi transportasi Internet, melalui arsitektur client/server untuk mengatasi semua tipe dari informasi digital, termasuk di dalamnya teks, hypermedia, grafik dan suara. Menurut Kadir (2003, p4), World WIde Web (WWW) atau biasa disebut dengan Web, merupakan salah satu sumber daya Internet yang berkembang pesat.

24 31 Informasi web didistribusikan melalui pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu teks pendek menjadi acuan untuk membuka dokumen yang lain. Dengan pendekatan hypertext ini seseorang dapat memperoleh informasi dengan meloncat dari suatu dokumen ke dokumen yang lain. Dokumen-dokumen yang diakses pun dapat tersebar di pelbagai mesin dan bahkan si berbagai negara Keuntungan Website Menurut Chaffey et al. (2000, p129), terdapat beberapa keuntungan dari pengadaan situs internet : Peningkatan citra perusahaan, Peningkatkan pelayanan pelanggan, Peningkatan visibility, Perluasan pangsa pasar, Transaksi online, dan Biaya komunikasi yang lebih rendah Intranet Menurut Rainer dan Potter (2003, p222), Intranet adalah suatu jaringan private yang menggunakan software Internet dan protokol TCP/IP. Menurut Chaffey (1998, p86), Intranet adalah suatu jaringan komputer yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan hanya orang-orang yang memiliki hubungan dengan perusahaan itu saja yang dapat mengakses informasi didalamnya dengan menggunakan tools seperti mengakses Internet, misal web browser. Perbedaan antara Internet dan Intranet hanya terdapat pada hak

25 aksesnya saja, Intranet hanya mengizinkan orang-orang tertentu saja yang dapat mengakses informasi. 32 Intinya adalah sebuah Internet pribadi, atau kumpulan dari segmen pribadi dari jaringan Internet umum. 2.4 Rekayasa Piranti Lunak Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Menurut Pressman (2001, p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti lunak yang ekonomis, dapat diandalkan dan berkerja secara efisien pada mesin yang sesungguhnya. Paradigma rekayasa piranti lunak yang sering digunakan adalah the Classic Life Cycle atau lebih dikenal dengan Waterfall model. (Pressman, 2001, p28-29). Gambar 2.1 waterfall model Gambar diatas adalah tahapan umum dari model proses ini. Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

26 33 System / Information Engineering and Modeling Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dan lain - lain. Tahap ini disebut Project Definition. Software Requirements Analysis Proses pencarian kebutuhan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dan lain - lain. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan. Design Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk blueprint software sebelum proses coding dimulai. Design harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. Coding Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini komputer, maka design harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin,

27 34 yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer. Testing / Verification Sesuatu yang dibuat harus diujicobakan. Demikian juga dengan software, semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Maintenance Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya. Pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar diawal project maka software dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal materi (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap selanjutnya.

28 35 Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequencetial, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut: Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal-hal seperti ini yang dapat membuang waktu pengerjaan software. Karena pendekatannya secara urut, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama dalam pengerjaannya. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masing-masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang multi-skilled, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya. Tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik dalam artian minimal untuk melakukan software engineering(se)/ pembangunan sebuah piranti lunak. Tahapan-tahapan ini juga yang digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi yang mengatakan sesuatu yang sukses diciptakan

29 36 pertama kali, maka akan terus dipakai didalam pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Dapat dikatakan bahwa inilah standar untuk melakukan pembangunan piranti lunak. Akan tetapi, yang mungkin menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari model ini adalah metode sequential-nya. Mungkin untuk langkah awal software diciptakan, hal ini tidak menjadi masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini menjadi mudah dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena itu model ini sangat populer. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini tentu tidak bisa mengikutinya. Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara berurutan tadi, seperti yang sudah diutarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang lain juga sudah diutarakan diatas, atau bahkan masih ada yang lainnya. Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada tahap evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahankelemahan tadi. Meskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model. Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya sedang mengarah kecil bisa menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, akan mengalami kesulitan jika menggunakan model ini.

30 Elemen Rekayasa Piranti Lunak Elemen pokok Rekayasa Piranti Lunak adalah sebagai berikut : a. Process Pada proses rekayasa piranti lunak merupakan perekat yang mengikat lapisan-lapisan teknologi secara bersama dan membuat perangkat lunak komputer untuk berkembang secara tepat waktu dan rasional. Proses menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan dari Key Process Areas (KPA) yang harus diterapkan untuk keefektifan pengiriman dari teknologi rekayasa piranti lunak. Key process areas merupakan bentuk dasar bagi control managemen dari proyek-proyek piranti lunak dan menerapkan konteks dimana metode teknis dapat diterapkan. Produk kerja (model, dokumen, data, laporan, bentuk, dan lain lain) yang diproduksi, kualitas yang dipastikan, dan perubahan yang diatur dengan baik. b. Methods Metode rekayasa pirantil lunak menyediakan teknik bagaimana cara untuk membangun piranti lunak. Metode yang meliputi suatu ruang lingkup tugas yang luas yang meliputi analisa kebutuhan, desain, konstruksi program, pengujian, dan dukungan. Metode rekayasa piranti lunak bergantung pada sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang memerintah tiap area dari teknologi dan meliputi kegiatan modeling dan teknik deskriptif lainnya.

31 38 c. Tools Peranan rekayasa piranti lunak menyediakan dukungan yang otomatis dan semi - otomatis bagi proses dan metode-metodenya. Ketika peralatan itu terintegrasi, maka informasi yang dibentuk oleh suatu alat dapat digunakan oleh yang lainnya, suatu sistem yang mendukung perkembangan piranti lunak disebut Computer-Aideds Software (CASE), telah didirikan. CASE merupakan kombinasi dari software, hardware, dan suatu basis data rekayasa piranti lunak (sebuah tempat penyimpanan yang berisi informasi penting tentang analisis, desain, konstruksi program, dan pengujian ) untuk menciptakan suatu lingkungan analogis rekayasa piranti lunak untuk CAD/CAE (computer-aided design/ engineering) untuk peragkat keras. 2.5 Teori Khusus Teori-teori khusus yang turut mendukung perancangan sistem yang ada UML (Unified Modeling Language) Menurut Whitten et.al. (2004,P430), UML adalah sekumpulan pemindahan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek. UML terdiri dari berbagai tipe diagram, antara lain: Class Diagram, yang mendeskripsikan kelas dan hubungan antar kelas

32 39 Interaction Diagram, yang mempunyai dua tipe yaitu sequence diagram dan collaboration diagram. Diagram ini merupakan fungsi dari sistem dalam kaitannya dengan cara interaksi objek satu dengan objek lainnya. State Chart Diagram, yang menunjukkan bagaimana sistem berkelakuan secara internal. Component Diagram dan Deployment Diagram, yang menunjukkan bagaimana berbagai komponen sistem disusun secara logikal dan fisikal. 1. Class Diagram Menurut Schmuller (1998,P8), class diagram adalah sebuah kategori atau pengelompokan dari hal-hal yang mempunyai atribut dan fungsi yang sama. Notasi-notasi yang digunakan di dalam class diagram: a. Class Class digambarkan dengan empat persegi panjang yang hanya menuliskan nama class tersebut dan sekaligus menunjukkan atribut dan operasinya. b. Generalization Generalization adalah sebuah class yang umum, biasanya disebut sebagai super class yang mendeskripsikan properties yang bersamaan kepada grup dari special class yang disebut sub class.

33 40 c. Association Association adalah hubungan terstruktur yang menspesifikasi objek yang terkoneksi dengan objek lain. d. Aggregation Aggregation adalah sebuah superior object yang terdiri dari beberapa objek. Struktur aggregation mendifinisikan hubungan antara dua buah objek atau lebih. Aggregation menjelaskan suatu objek fundamental yang terdiri atas objek-objek, sehingga apabila salah satu objek dihilangkan maka objek yang lain tidak bisa dijelaskan lagi. Sebuah class diagram terdiri dari sejumlah class yang terhubung dengan garis yang menunjukkan hubungan antar class yang ada. Contoh class diagram: Gambar 2.2 Contoh Class Diagram

34 41 2. Usecase Diagram Menurut Schmuller, (1999,p10), usecase diagram adalah sebuah gambaran dari fungsi sistem yang dipandang dari sudut pandang pemakai. Contoh usecase diagram: Gambar 2.3 Contoh Usecase Diagram 3. Statechart Diagram Menurut Lethbridge dan Lagariere (2002,p276), statechart diagram merupakan cara lain untuk mengekspresikan informasi dinamis tentang sebuah sistem, diagram ini digunakan untuk menggambarkan fungsi eksternal yang terlihat dari sebuah sistem atau dari objek secara individu.

35 42 Contoh statechart diagram: Gambar 2.4 Contoh Statechart Diagram 4. Sequence Diagram Menurut Lethbridge dan Lagariere (2002,p70), sequence diagram menunjukkan urutan pertukaran pesan yang dilakukan oleh sekumpulan objek atau aktor yang mengerjakan pekerjaan tertentu.

36 43 Contoh sequence diagram: Gambar 2.5 Contoh Sequence Diagram 5. Collaboration Diagram Menurut Lethbridge dan Lagariere (2002,p273), collaboration diagram menunjukkan besarnya objek yang bekerja sama, diagram ini merupakan sebuah grafik dengan sekumpulan objek dan aktor sebagai pusatnya.

37 44 Contoh collaboration diagram: Gambar 2.6 Contoh Collaboration Diagram 6. Component Diagram Menurut Lethbridge dan Lagariere (2002,p328), component diagram menunjukkan bagaimana komponen-komponen dari suatu sistem berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Contoh component diagram: Gambar 2.7 Contoh Component Diagram

38 45 7. Deployment Diagram Menurut Schmuller (1999,p14), deployment diagram menunjukkan arsitektur fisik dari sistem berbasis komputer. Contoh deployment diagram: Gambar 2.8 Contoh Deployment Diagram

39 Jenis-jenis Kapal Ada berbagai jenis kapal di dunia ini, di antaranya: a. Kapal Tanker Kapal tanker adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya. Jenis utama kapal tanker termasuk kapal tanker minyak, tanker kimia, dan kapal tanker pengangkut LNG. b. Pessengger Boat atau Kapal Penumpang Kapal jenis ini berfungsi sebagai alat transportasi air bagi manusia untuk berpergian dari satu tempat ke tempat yang lain. Biasanya kapal penumpang atau pessengger boat memilik sekoci atau kapal-kapal kecil di dalamnya, yang fungsi adalah sebagai kapal evakusi bagi para penumpang dan para crew kapal apabila kapal mengalami gangguan atau kecelakaan. Kapal penumpang harus memenuhi beberapa syarat sebelum digunakan: Jika kapal mengalami kebocoran atau kerusakan, kapal harus tetap dapat terapung ; Memiliki alat-alat keselamatan dan evakuasi yang memadai dan berfungsi dengan baik ; Memiliki alat-alat untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di dalam kapal. c. Supply Boat Supply boat sebenarnya berfungsi sebagai alat transportasi barang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menunjang kegiatan operasional di

40 47 lepas pantai. Dari mulai barang-barang yang diperlukan untuk pengerjaan sumur minyak sampai pasokan bahan makanan untuk katering dan keperluan pembuangan sampah. Tetapi bila diperlukan, kadang supply boat juga dipakai untuk alat transportasi manusia seperti pessengger boat.

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Penelitian yang berjudul Using Geographical Information

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI SISTEM IFORMASI GEOGRAFI A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang mulai dibuat dari kulit hewan, sampai peta yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis 2.1.1. Pengertian SIG Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografi.

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 Matakuliah Waktu : Sistem Informasi Geografis / 3 SKS : 100 menit 1. Jelaskan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG). Jelaskan pula perbedaan antara SIG dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komputer merupakan sarana pengolahan data dalam membantu manusia untuk dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah memperoleh data yang up to date dengan cepat. Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah memperoleh data yang up to date dengan cepat. Pemanfaatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan komputer berbasis teknologi komunikasi untuk memproses, menampilkan serta mengelola data beserta informasi data tersebut. Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. (Eka Pratama, 2014). Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berkembang saat ini mengharuskan segala macam bentuk transaksi diubah dari konvensional menjadi komputerisasi. Baik dari segi laporan dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS untuk terus memaksimalkan dalam mempertahankan dan meningkatkan sistemsistem yang ada saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha) mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa wilayah dalam bentuk informasi spatial (keruangan). GIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem informasi geografi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB KONEKSI DATABASE Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk menghubungkan aplikasi dengan sebuah

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Model Sekuensial Linear Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur agar sistem yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan tindakan(actionresearch). Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2005:234) : Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Penulis mengadakan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI Lingga Prayoga (11104008) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Email : yoga_206@yahoo.com ABSTRAK Informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi sistem informasi, namun harus diketahui terlebih dahulu konsep sistem dan informasi. Dari definisi sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Umum Sistem. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001, p13). Menurut O Brien (2005,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kaveling Menurut Suyantoro (2009), tanah kaveling adalah sebidang tanah di dalam kawasan real estate yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan,

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Sebagai sebuah perusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti sumber informasi dan data yang dapat diakses

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti sumber informasi dan data yang dapat diakses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, terutama teknologi internet mempengaruhi semua aspek kehidupan.teknologi internet menjadi teknologi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Amalia Maya, Alkaff Muhammad, Sari Yuslena Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG Didi Susianto 1, Rahmad Adi Guntoro 2 1) Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan perangkat telepon telah sampai pada era smartphone. Telepon pada zaman dulu hanya berfungsi sebagai alat komunikasi suara atau pesan saja.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web E-journal Teknik Informatika, volume 6, No. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web Jenry Jimmy Masudara 1), Yaulie D. Y. Rindengan 2), Xaverius B.

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penyusutan Mesin Fotokopi Rekondisi dan Analisis Break Even Point Menggunakan Model Waterfall pada Toko Utama

Perancangan Sistem Informasi Penyusutan Mesin Fotokopi Rekondisi dan Analisis Break Even Point Menggunakan Model Waterfall pada Toko Utama JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 26~38 ISSN: 2355-3677 Perancangan Sistem Informasi Penyusutan Mesin Fotokopi Rekondisi dan Analisis Break Even Point Menggunakan Model Waterfall pada Toko Utama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah yang dikerjakan untuk perancangan yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut

Lebih terperinci

Interraksi Manusia dan Komputer

Interraksi Manusia dan Komputer Yayasan Perguruan Tinggi Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Ilmu Komputer Interraksi Manusia dan Komputer oleh Tery Ade Putra, S. Kom e-mail : teriadeputra_upi@ymail.com FB : Tery

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografi. unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi. Dengan memperhatikan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografi. unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi. Dengan memperhatikan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi Pada dasarnya Sistem Informasi Geografi adalah gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem operasi untuk aplikasi bergerak yang mengalami perkembangan yang cukup pesat yaitu Android. Android adalah sistem operasi berbasis Linux dan bersifat open source.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat beberapa pengertian sistem menurut beberapa ahli yang diantaranya sebagai berikut: Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB.

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB oleh: 1.1 Jozua Ferjanus Palandi 1), Arianto Umbu Ngundjuawang 2) 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat hingga memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak perusahaan yang berusaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-11 Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi GIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijual di Toko Barokah yaitu busana dan kebaya. Dalam proses penjualannya, Toko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan hadirnya internet akhir-akhir ini yaitu salah satunya metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat, bahkan sampai pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa. Salah satu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS Budi Widjajanto Abstrak : Perencanaan pembangunan yang baik dilakukan tidak hanya dengan memperhatikan data data deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemesanan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial Sistem Informasi Geografis Model Data Spasial Representasi Grafis Untuk Objek Secara umum dikenal tiga jenis data. Ketiganya merupakan abstraksi sederhana dari objek-objek nyata yang lebih rumit. Titik:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau yang biasa dikenal masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa system Pada bagian ini akan dibahas mengenai system yang sedang berjalan ditinjau terutama dari segi proses. Pada pemodelan system antar muka (interface

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang Teknologi Informasi (TI) sangatlah berkembang dan menjadi peranan penting bagi seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkap konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Jadi teori memuat : - Konsep - Definisi

Lebih terperinci