BAB II STUDI PUSTAKA
|
|
- Suryadi Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II STUDI PUSTAKA A. Skydiving Terjun payung yang juga dikenal dengan skydiving, adalah tindakan akrobat yang dilakukan selama terjun bebas, Sejarah Skydiving dimulai oleh Andre- Jacques Garnerin yang membuat parasut dan sukses melompat dari balon udara pada Teknologi terjun payung militer dikembangkan sebagai cara untuk menyelamatkan awak pesawat dari keadaan darurat di atas kapal balon dan pesawat dalam penerbangan, kemudian sebagai cara mengirimkan tentara ke medan perang. (Wikipedia). B. Alat Latih Skydiving Di Indonesia Alat latih Skydiving telah dikembangkan Oleh PT. Sumber Daya Primatamanusa dengan nama Skydiving Trainning chamber. Skydiving Training Chamber adalah sarana latihan terjun bebas di dalam ruangan dengan menggunakan aliran udara buatan, yang lebih dikenal dengan Indoor Skydiving. Ruangan utama dari Indoor Skydiving adalah Flying Chamber dan Antechamber. Flying Chamber adalah ruangan yang memiliki aliran udara dengan kecepatan tinggi sehingga mampu mengangkat tubuh manusia melayang di udara. Sedangkan Antechamber adalah ruang tunggu yang tidak memiliki aliran udara. (indonetwork) Gambar I.1 Alat Latih Skydiving
2 6 C. Skala Kecepatan Angin berdasarkan skala beaufort secara umum angin terdiri dari tiga belas skala berbeda, yaitu dari skala (0) yang artinya angin tenang (calm) dengan kecepatan dibawah 1 Km/jam, sampai skala (12) yang artinya skala tertinggi yaitu angin siklon dengan kecepatan diatas 118 Km/jam. berikut ini adalah tabel tentang skala angin dan kecepatan yang dihasilkanya : Tabel I.1 Skala Beaufort Skala Keadaan Angin Kecepatan Angn Knot Ms -1 Km/jam 0 Tenang < < 1 1 Udara ringan Sepoi lemah Sepoi lembut Sepoi sedang \ Sepoi segar Sepoi kuat Angin rebut lemah Angin rebut Angin rebut kuat Badai Badai amuk Siklon >64 >32.7 >118 (Bayong Tjasyono,2006) Selain skala beaufort, kecepatan angin juga dikatagorikan berdasarkan skala kekuatanya. Menurut skala saffir simpson angin dibagi atas lima kelas katagori yaitu minimal, moderat, ekstensif, ekstrim, katastropik.
3 7 Tabel I.2 Skala Saffir simpson Tekanan udara Kecepatan angin Storm surge Katagori permukaan maksimum (m/s, kt) (m,ft) minimum (mb) Minimal m/s [64-83 kt] >= 980mb m [3-5 ft] Moderat [84-96] [6-8] Ekstensif [97-113] [9-12] Ekstrim [ ] [13-18] Katastropik > 69 [> 135] < 920 > 5.6 [> 18] (wien R. Irawan S.Si, 2005) Berdasarkan skala beaufort dan Saffir simpson, angin yang dihasilkan oleh alat latih skydiving tergolong angin berkecepatan tinggi karena angin yang dihasilkan oleh alat latih skydiving yang dibuat oleh PT.Sumber Daya Primatamanusa menghasilkan kecepatan lebih dari 120 Km/jam.
4 8 D. Mengukur Kecepatan Angin Dengan Pitot Bernoulli Hukum Bernoulli adalah suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum tersebut diturunkan dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan aliran steady (mantap, tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline), tidak kental dan tidak termampatkan. Persamaan dinyatakan dalam Hukum Bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat cair. Tabung pitot memiliki luas penampang yang sama. Pada tabung pitot, ada bagian dari pipa manometer yang menembus kedalam tabung. Pipa manometer yang menembus tabung pitot tersebut dihadapkan ke arah datangnya fluida, dengan demikian fluida yang mengalir akan menghasilkan tekanan dan menekan permukaan raksa yang menempati pipa manometer, pada umumnya tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan udara atau gas didalam pipa tertutup. Dengan mengukur perbedaan tinggi permukaan raksa didalam manometer, dapat ditentukan kelajuan fluida di dalam tabung pitot. Berdasarkan persamaan Bernoulli akan diperoleh, Gambar I.2 Skema tabung pitot
5 9 Tabung pitot adalah komponen utama dalam pembuatan alat ukur kecepatan angin extra tinggi, sebelumnya pengukuran kecepatan angin dilakukan secara manual oleh PT. Sumber Daya Primatamanusa, dengan melihat ketinggian permukaan air pada tabung pitot. Tabung pitot berdiameter 6mm dengan panjang 10 meter yang berbentuk seperti huruf U yang memiliki dua sisi, yaitu tabung dinamis, dan tabung statis. Tabung pitot memiliki tiga bagian utama yaitu : 1) Bagian atas, bagian ini berfungsi sebagai saluran masuknya angin kedalam tabung pitot, yang memiliki panjang 100mm. 2) Bagian tengah, bagian ini berfungsi sebagai jalur masuknya angin sebelum mengenai permukaan air yang berada didalam tabung Pitot 3) Bagian utama, pada bagian inilah kecepatan angin dihitung sesuai dengan ketinggian permukaan air. Air yang masuk dari sisi tabung dinamis yang kemudian menghasilkan tekanan yang mendorong air lebih rendah, sebaliknya pada sisi tabung statis permukaan air menjadi naik. Gambar I.3 Mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggian air
6 10 Fluida di bagian pipa manometer (1) tidak dapat mengalir karena tertahan oleh ujung pipa manometer sehingga v 1= 0. Diketahui pula ketinggian tabung (1) dan tabung (2) sama tinggi (h 1 = h 2 ) diukur dari bidang acuan karena tabung ditempatkan mendatar sehingga persamaan Bernoulli akan menjadi persamaan (1) Dengan menggunakan persamaan tekanan hidrostatis, bahwa tekanan di titik P sama dengan tekanan di titik Q dapat diperoleh Persamaan (2) Dengan menggabungkan persamaan (1) dan persamaan (2) akan didapatkan Jadi secara umum kecepatan aliran fluida di dalam tabung pitot adalah Dengan keterangan : = masa jenis fluida di dalam tabung pitot = masa jenis raksa = perbedaan tinggi raksa di dalam manometer V = kecepatan fluida di dalam tabung pitot (Cerdas Belajar Fisika, Kamajaya) E. Mikrokontroler ATMEGA 8535 Mikrokontroler dapat dianalogikan dengan sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip. Artinya bahwa di dalam sebuah IC mikrokontroler sebenarnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan Clock seperti halnya yang dimilikioleh sebuah komputer PC.
7 11 AVR merupakan mikrokontroler dengan arsitektur Harvard dimana antara koding program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Umumnya arsitektur Harvard ini menyimpan koding program dalam memori permanen atau semi-permanen (non-volatile) sedangkan data disimpan dalam memori tidak permanen (volatile). Sehingga dengan arsitektur seperti ini memori program mikrokontroler menjadi lebih terlindungi dari tegangan dan factor lingkungan lain yang dapat merusak koding program. Salah satu keluarga mikrokontroler keluarga AVR yaitu ATMega8535, mikrokontroler ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog comparator, EEPROM internal ada juga ADC internal yang semuanya ada di dalam ATMega8535. Selain itu kecepatan eksekusi yang lebih tinggi menjadi alasan bagi penelitian ini menggunakan mikrokontroler dari keluarga AVR yaitu ATMega8535 untuk membuat alat ukur kecepatan angin extra tinggi Berbasis Graphical User Interface (GUI). (Agus Bejo, 2009) Gambar I.4 Mikrokontroler ATMega8535 F. Komunikasi Data Serial Metode transmisi data serial dapat berupa sinkron maupun asinkron. Pada transmisi sinkron, data dikirim dalam blok dengan kecepatan tetap, dimana awal dan akhir dari blok diberi tanda berupa byte atau bit tertentu. Sedangkan pada transmisi asinkron setiap satu byte data terdiri dari 1 bit yang mengidentifikasikan awal byte data dan 1 atau 2 bit sebagai ahir byte data. Oleh karena setiap byte data diidentifikasikan sendiri-sendiri maka data dapat dikirim pada setiap saat (asinkron).
8 12 Pada saat tidak ada data dikirim, jalur sinyal akan high atau mark. Awal byte data ditandai sinyal low atau space selama satu waktu bit(bit time) dan bit data kemudian dikirim sesudahnya dimulai dari bit order terendah (LSB), dimana lebar data dapat 5,6,7 atau 8 bit. Setelah data bit adalah parity bit yang dapat berupa parity ganjil atau genap atau tanpa memakai parity. Fungsi parity bit adalah untuk memeriksa ada tidaknya kesalahan pada data yang diterima. Bit yang terakhir adalah stop bit, dimana jalur sinyal diubah menjadi high atau mark paling sedikit 1 atau 2 bit. DATA Start D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 PARITY STOP Gambar I.5 Format bit transmisi serial asinkron Baud rate atau kecepatan transfer dari data serial didefinisikan sebagai 1/(waktu 1 bit). Jika data bit 3,33 ms, maka baud rate nya 1/3,33 ms atau sebesar 300 baud. Baud rate yang sering digunakan adalah 110,300,1200,2400,4800,9600 dan baud.( Eko Putra, Agfianto,2002). G. RS-232 Komunikasi RS-232 bersifat asinkron (Asynchronous), artinya sinyal clock tidak dikirimkan bersamaan dengan data. Masing-masing word disinkronkan menggunakan bit start-nya dan clock internal pada masing-masing perangkat. Logic 1 Logic 0 DATA Start Gambar I.6 Diagram struktur data 8N1 tingkat TTL STOP +5V 0V komposisi data RS-232 dalam tingkat TTL (dari UART) yang menggunakan format 8N1 (8 bit data, tidak ada paritas dan 1 bit stop). Jalur RS-232, saat diam (idle) dalam kondisi tertunda (logika 1). Suatu transmisi akan dimulai dengan
9 13 sebuah bit start (logika 0), kemudian masing-masing bit dikirimkan berurutan diawali dengan LSB-nya dan diakhiri dengan bit stop (logika 1). Terlihat bahwa bit berikut setelah bit stop adalah logika 0. Ini artinya ada bit lain yang dikirimkan dan ini merupakan bit start-nya. Jika tidak ada data lagi yang dikirimkan maka jalur transmisi akan tetap dalam kondisi diam (logika 1). Ada suatu sinyal yang disebut sebagai sinyal break, yang terjadi saat jalur data ditahan dalam kondisi 0 untuk jangka waktu yang lebih lama dari saat pengiriman seluruh word. Dengan demikian, jika tidak mengembalikan lagi jalur ini ke kondisi diam (idle), maka penerima akan mengartikan sebagai sebagai suatu sinyal break. Pengiriman data semacam itu dinamakan dengan pengiriman data dalam frame (kerangka), sebab data ada dalm kerangka bit start dan stop. Jika bit stop yang diterima sebagai logika 0, maka terjadilah framing error dan hal ini dapat terjadi jika kedua piranti yang sedang berkomunikasi tidak dalam kecepatan yang sama. Tingkat logika RS-232 menggunakan tegangan +3 hingga +25 volt untuk logika 0 dan -3 hingga -25 volt untuk logika 1. Sembarang tegangan antara +3 dan -3 volt tidak didefinisikan. Dengan demikian dibutuhkan suatu converter tingkat RS-232 (RS-232 Level Converter). (Setiawan, Rachmad. 2008) Mark Space DATA Start STOP Gambar I.7 Diagram struktur data 8N1 tingkat RS V +10V Standar komunikasi serial RS-232 ditunjang dengan komponen utama yaitu 8250 UART ( Universal Asynchronous Receiver Transmitter) atau USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter). UART INS 8250 memiliki register-register antara lain : TX Buffer Menampung dan menyimpan data yang akan dikirim. Data ini dirikim oleh CPU ke TX buffer setelah mengecek kepastian tentang diperbolehkannya melakukan pengiriman.
10 14 RX Buffer Menampung dan menyimpan data yang diterima dari luar. Data ini harus dibaca oleh CPU setelah mengecek kepastian tentang masuknya data. Baut Rate Divisor LSB Baud Rate Divisor LSB menampung angka byte rendah untuk pembagi clock yang dimasukan ke INS 8250, agar diperoleh baud rate yang dipilih. Interrupt Enable Register Menampung pemrograman agar jika terjadi sesuatu keadaan khusus dapat melangsungkan interupsi ke CPU Bit 7 Bit Bit 5 Bit 4 Bit3 Bit2 Bit1 Bit 0 1) Bit 0 bernilai 1 bila telah menerima data dan mengaktifkan interrupt pada CPU. 2) Bit 1 bernilai 1 bila Tx Register kosong dan interrupt pada CPU diaktifkan. 3) Bit2 bernilai 1 bila mengaktifkan interrupt oleh keaddan pada line status register. 4) Bit 3 bernilai 1 jika mengkhifkan interrupt oleh keadaan pada modem status register. 5) Bit 4 harus selalu berilai 0.
11 15 6).Bit 5 harus selalu berilai 0. 7) Bit 6 harus selalu berilai 0. 8).Bit 7 harus selalu berilai 0. Interrupt Identification Register Menampung pemrograman agar dapat menentukan bagian mana yang diberi urutan prioritas khusus untuk dapat melangsungkan interupsi ke CPU Bit 7 Bit Bit 5 Bit 4 Bit3 Bit2 Bit1 Bit 0 1) Bit 0 bernilai 0 Berarti interupsi menunggu. 2) Bit 1 dan bit 2 00; prioritas interupsi oleh line status register. 01; 6 bit data 01; 7 bit data 11; 8 bit data
12 16 3) Bit 3 bernilai 1 jika mengkhifkan interrupt oleh keadan pada modem status register. 4) Bit 4 harus selalu berilai 0 5) Bit 5 harus selalu berilai 0 6) Bit 6 harus selalu berilai 0 7) Bit 7 harus selalu berilai 0 Line Control Register Menampung ketentuan yang dipilih untuk menentukan beberapa jumlah bit bagi setiap data, beberapa jumlah stop bitnya, apakah menggunakan parity cek dan apakah akan menentukan baud rate divisor. Tabel I.3 Fungsi-Fungsi kaki (pena/pin) Singkatan Keterangan Fungsi TD Transmit Data Untuk mengirikan data serial (TXD) RD Receive Data Untuk peneriaan data serial (RXD) CTS Digunakan untuk meberitahukan bahwa mode siap untuk melakukan pertukaran DCD Data Carrier Detect Saat mode endeteksi suatu carrier dari mode lain (perangkat lain) maka sinyal ini akan diaktifkan DSR Data Set Ready Memberitahukan UART bahwa modem siap melakukan hubungan komunikasi DTR Data Terminal Ready Kebalikan dari DSR, untuk memberitahukan bahwa UART siap melakukan komunikasi RTS Request To Send Sinyal untuk menginformasikan modem bahwa UART siap melakukan pertukaran data
13 17 RI Ring Indicator Akan aktif jika modem mendeteksi adanya sinyal dering dari saluran telepon
Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)
1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman
Lebih terperinciTata Cara Komunikasi Data Serial
1 Oleh : Mujahidin iddhien@gmail.com mujahidin@iddhien.com Tata Cara Komunikasi Data Serial Ada 2 macam cara komunikasi data serial yaitu Sinkron dan Asinkron 2 Pada komunikasi data serial sinkron, clock
Lebih terperinciKonsep dan Cara Kerja Port I/O
Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka dasar penunjang untuk membentuk sebuah system penghitung kwh meter terpusat, baik teori perangkat keras seperti fungsi dan
Lebih terperinciTSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Sebelumnya, dibahas tentang desain mikrokomputer yang terdiri atas CPU, RAM dan ROM operasi
Lebih terperinciPercobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART
Percobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART I. Tujuan 1. Untuk Mengenal Modul Serial port dan Mempelajari Konfigurasi Input dan Output dari serial port 2. Dapat membuat program untuk pengiriman dan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Bagian Mesin CNC
BAB II DASAR TEORI Computer Numeric Control (CNC) merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengendalikan suatu mesin secara otomatis melalui komputer sehingga dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik
Lebih terperinci= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN
10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciGambar Komunikasi serial dengan komputer
1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Uno Arduino adalah sebuah mikrokontroler yang mudah digunakan, karena menggunakan bahasa pemrograman basic yang menggunakan bahasa C. Arduino memiliki procesor yang besar
Lebih terperinciPERCOBAAN I KOMUNIKASI DATA PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, RJ11, RJ45
PERCOBAAN I KOMUNIKASI DATA PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, RJ11, RJ45 TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami kegunaan kabel/konektor DB9, RJ11, RJ45. 2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari masing-masing
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc processor), para desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciMikrokontroler 89C51 Bagian II :
Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Telah dilakukan analisis dan pembuatan program komputer untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciPublished By Stefanikha
Selain CPU dan Unit Memori, Unit Input Output (I/O) merupakan komponen pokok dalam sebuah sistem mikroprosesor. Sistem mikroprosesor memerlukan unit I/O untuk menyajikan proses dan hasil pengolahan CPU.
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL
34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter
Lebih terperinciPERCOBAAN PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, DB25, RJ45
PERCOBAAN PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, DB25, RJ45 I. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami kegunaan kabel/konektor DB9, DB25, RJ45. 2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari masing-masing pin dari konektor
Lebih terperinciPERCOBAAN I PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9,DB25,RJ45
PERCOBAAN I PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9,DB25,RJ45 TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami kegunaan kabel/konektor DB9, DB25, RJ45. 2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari masing-masing pin dari konektor
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dihasilkan berupa modul atau alat pendeteksi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 1. http://www.aisi555.com/2013/05/sms-kontrol-kirim-sms-dengan-avrattiny.html, SMS KONTROL : Kirim SMS dengan AVR ATTiny 2313, Baud rate
Lebih terperinciPERCOBAAN IV Komunikasi Data MODEM
PERCOBAAN IV Komunikasi Data MODEM 1. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan koneksi antar 2 PC menggunakan dial up modem untuk kirim dan terima karakter dan file
Lebih terperinciWireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)
Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai
Lebih terperinciMODE TRANSMISI DATA LAPISAN FISIK. Budhi Irawan, S.Si, M.T
MODE TRANSMISI DATA LAPISAN FISIK Budhi Irawan, S.Si, M.T Mode Transmisi Data Mode Transmisi Serial Mode Transmisi Paralel Mode Transmisi Serial Proses pengiriman data pada mode transmisi serial adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER UNIVERSAL SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS SERIAL RECEIVER TRANSMITTER (USART)
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER UNIVERSAL SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS SERIAL RECEIVER TRANSMITTER (USART) Oleh : Mei Rahayu Puspitasari 1541160040 JTD 2B JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler
BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciSistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor
Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program
Lebih terperinciSistem Mikrokontroler Mikrokontroller AT MEGA8535
BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroller Mikrokontroler adalah suatu mikroprosesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Nilai
Lebih terperinciKOMUNIKASI SERIAL BERBASIS PROTOKOL MODBUS UNTUK ALAT PENGHITUNG PRODUKSI GARMEN
KOMUNIKASI SERIAL BERBASIS PROTOKOL MODBUS UNTUK ALAT PENGHITUNG PRODUKSI GARMEN Leonardus Catur K.E.P., Harlianto Tanudjaja* Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Port Input/Output dalam suatu kemasan IC yang kompak. Kemampuannya
5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroller Mikrokontroler adalah suatu mikroprosesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Nilai
Lebih terperinciAplikasi Komunikasi Data Antara Kunci Elektronik dan PC Menggunakan Port Serial
Aplikasi Komunikasi Data Antara Kunci Elektronik dan PC Menggunakan Port Serial R.Budiarianto Suryo Kusumo Bidang Komputer P2 Informatika LIPI Komplek LIPI Gd. 20 Lt.3 Cisitu 154 Bandung Budiarianto@informatika.lipi.go.id
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC
Lebih terperinciPraktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto
Praktikum Mikrokontroler untuk D4 Lanjut Jenjang Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2010 Aturan Praktikum Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tertib, praktikan
Lebih terperinciINPUT- OUTPUT SERIAL
INPUT- OUTPUT SERIAL Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Input-output serial adalah unit masukan keluaran yang bekerja atas dasar prinsip urut/seri.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
Regulator LM2576 BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM 2576 adalah regulator dengan kemampuan switching. Regulator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan output yang akurat. LM2576 sendiri mampu bekerja
Lebih terperinciOrganisasi Sistem Komputer. Port Serial
Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator
Lebih terperinciTabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 1.1 Skema Alat Pengukur Laju Kendaraan Sumber Tegangan Power Supply Arduino ATMega8 Proses Modul Bluetooth Output Bluetooth S1 S2 Komputer Lampu Indikator Input 2
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti
Lebih terperinciRancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet
Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet Oleh: Syarif Hidayatullah 2205 100 158 Pembimbing: Ir. Harris Pirngadji, MT.ID. BIDANG STUDI ELEKTRONIKA Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor
Lebih terperinciMasalah Timing (pewaktu) memerlukan suatu mekanisme untuk mensinkronkan transmitter dan receiver Dua solusi. Asinkron Sinkron
TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL Masalah Timing (pewaktu) memerlukan suatu mekanisme untuk mensinkronkan transmitter dan receiver Dua solusi Asinkron Sinkron Data ditransmisikan dengan character pada satu
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciMenampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0
Menampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0 Seringkali dalam suatu system elektronik dibutuhkan komunikasi antara system tersebut dengan PC. Pada art ikel kali
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram
Lebih terperinciPORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan
Lebih terperinciFLOW CONTROL & A VARIABLE. Budhi Irawan, S.Si, M.T
FLOW CONTROL & A VARIABLE Budhi Irawan, S.Si, M.T Kendali Aliran (Flow Control) Fungsi lain yang diperlukan dalam mentransmisikan data di suatu link adalah Kendali Aliran Dibutuhkan terutama jika aliran
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciPengembangan Hardware Untuk Praktikum Digital 1 Dalam Remote Laboratory
Pengembangan Hardware Untuk Praktikum Digital 1 Dalam Remote Laboratory Nasrullah #1, Edy Satriyanto, S.Si, M.Si-1 #2, # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...
Lebih terperinciKONSEP KOMUNIKASI SERIAL. Oleh : Sunny Arief SUDIRO
PERTEMUAN 5 KONSEP KOMUNIKASI SERIAL Oleh : Sunny Arief SUDIRO 1 Konsep Komunikasi Serial Dari Segi perangkat keras: adanya proses konversi data pararel menjadi serial atau sebaliknya menggunakan piranti
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN ARUS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535
RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN ARUS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Yanuar Rohman, Anang Budikarso, Haryadi Amran D. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Laboratorium
Lebih terperinci5 BAB II DASAR TEORI. sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan
5 BAB II DASAR TEORI 5.1 Tinjauan Ringkas Organisasi Organisasi atau lembaga merupakan sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.
Lebih terperinciGambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051
1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah diagram blok Sistem. Mikrokontroler PIC 16F877A. Gambar III.1. Diagram blok sistem
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Di bawah ini adalah diagram blok Sistem Sensor Curah Hujan (Penampung Berjungkit) 1 Mikrokontroler PIC 16F877A 2 Tx 3 Rx PC Perangkat Lunak ( Delphi7
Lebih terperinciTEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI
Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Arduino Arduino adalah platform pembuatan prototype elektronik yang bersifat open-source hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang fleksibel
Lebih terperinci4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51
4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1
Pengantar Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 Model komunikasi sederhana 2 Pengantar Komunikasi Data Elemen-elemen model 1. Source (Sumber) - Membangkitkan
Lebih terperinciPERTEMUAN. KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan)
PERTEMUAN KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan) Pendahuluan KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 Perpindahan data yang melibatkan internal memory atau eksternal memory yang sudah dibahas
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin
4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan implementasi sistem telemetri yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan tugas, petugas PT. PLN (Persero) terkadang kesulitan dalam menjalankan tugas untuk menyegel atau memutus aliran listrik kepada pelanggan yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perancangan sistem pembayaran biaya parkir secara otomatis ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan perangkat keras dan juga perangkat lunak. Perangkat keras maupun perangkat lunak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Sensor Accelerometer Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan (acceleration).
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari 1. Source (Sumber) - Membangkitkan data untuk ditransmisikan Contoh : telepon dan PC (Personal Computer) 2. Transmitter (Pengirim) - Mengkonversi data
Lebih terperinciDT-SENSE. Barometric Pressure & Temperature Sensor
DT-SENSE Barometric Pressure & Temperature Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK
BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Blok Alat
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian
Lebih terperinciBAB VI INPUT OUTPUT. Universitas Gadjah Mada 1
BAB VI INPUT OUTPUT Unit input/output memberi CPU kemampuan untuk berkomunikasi dengan peripherals. Terdapat beberapa alasan diperlukannya unit I/O, diantaranya adalah : 1. Besar tegangan dan arus isyarat
Lebih terperinciPertemuan ke - 12 Unit Masukan dan Keluaran Riyanto Sigit, ST. Nur Rosyid, S.kom Setiawardhana, ST Hero Yudo M, ST
Pertemuan ke - 12 Unit Masukan dan Keluaran Riyanto Sigit, ST. Nur Rosyid, S.kom Setiawardhana, ST Hero Yudo M, ST Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Tujuan Menjelaskan system komputer unit masukkan/keluaran
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENGECEKAN KESALAHAN CHECK SUM PADA PENGIRIMAN PESAN RUNNING TEXT DARI KOMPUTER
PENERAPAN METODE PENGECEKAN KESALAHAN CHECK SUM PADA PENGIRIMAN PESAN RUNNING TEXT DARI KOMPUTER Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh : MELYANA F.R SITORUS
Lebih terperinciPENGENALAN KOMUNIKASI DATA
PENGENALAN KOMUNIKASI DATA Konsep Komunikasi Data Terminologi Komunikasi Data Bentuk Komunikasi Komponen Dasar Komunikasi Data Aplikasi Riil Sistem Komunikasi Data Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi,
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciPERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA
BAB 3. PERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA 3.1 TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami kegunaan kabel UTP dengan konektor RJ45. 2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari masing-masing pin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.
Lebih terperinci