BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Bandar udara Polonia Medan dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura II yang sebelumnya dikelola oleh bandara Polonia di bawah naungan PT. (Persero) Angkasa Pura I. Perusahaan Angkasa Pura merupakan salah satu BUMN yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 31 tanggal 15 November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran. Berdasarkan PP No. 21 tahun 1965 tanggal 17 Mei 1965 diadakan perubahan nama Perusahaan Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perusahaan Negara Angkasa Pura dengan kantor pusat di Jakarta. Selanjutnya berdasarkan PP No. 37 tahun 1974, ditetapkan perubahan bentuk perusahaan dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan sistem pelayanan bagi angkutan udara. Pada awalnya bandar udara Polonia dibangun tahun 1972 oleh Baron Mischalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsesi dari pemerintahan Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan. Kemudian beliau menamakan daerah konsesinya dengan nama Polandia tahun Bandar udara Polonia untuk pertama kalinya mengadakan perbaikan dengan landasan pacu sepanjang 600 meter terletak pada (100º LU 200º LS) pada tahun Sesudah masa kemerdekaan negara Republik Indonesia, kembali dibeli oleh Pemerintah Hindia Belanda setelah dikuasai oleh

2 sekutu dari tahun 1946 dan landasan pacu diperpanjang menjadi 1000 meter. Pada tahun 1950 bandara Polonia dikelola oleh TNI-AU dan landasan pacu kembali diperpanjang menjadi 1800 meter dengan lebar 45 meter. Bandar udara Polonia Medan terletak lebih kurang 1 km dari pusat kota Medan. Pada periode 1959 bandar udara Polonia dilaksanakan oleh dua instansi yaitu TNI-AU dan Jawatan Penerbangan Sipil. Tahun 1982 sampai sekarng, pengelolaan bandar udara Polonia dibagi menjadi dua daerah kegiatan militer dan penerbangan sipil dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah landasan pacu (run way). Kantor cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II bandar udara Polonia Medan mempunyai kegiatan di bidang jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan jasa bandar udara, pemeliharaan fasilitas bandar udara serta kegiatan atau tugastugas lain dengan kebijaksanaan yang digariskan direksi. Struktur organisasi perusahaan merupakan alat manajemen yang besar peranannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu struktur organisasi yang baik harus disusun sesuai dengan jenis aktivitas dan besarnya perusahaan, karena struktur organisasi yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan yang lain. Berdasarkan tugas dan fungsi susunan organisasi bahwa PT. (Persero) Angksa Pura II Kantor Cabang Medan mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya dan usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha kebandar-udaraan di bandar udara yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan kebijakan yang digariskan direksi.

3 B. Uraian Tugas dan Jabatan Adapun uraian tugas dari fungsionaris struktur organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Cabang Medan adalah sebagai berikut: Kepala Cabang Kepala Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Medan memiliki tugas dan tanggung jawab: a. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan. b. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang mempunyai hubungan usaha jasa kebandarudaraan. c. Mempertanggungjawabkan hasil kegiatan operasional perusahaan kepada direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara, mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan aedrome dan approach control/terminal control area. b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control. c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi penerbangan/aeronautika. Divisi Pelayanan Operasi Bandara, mempunyai tugas: a. Melaksanakan pengaturan pelayanan di sisi udara (airside), pengaturan di terminal dan fasilitasnya, sisi darat (landside), pelayanan penerangan dan komunikasi umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai jasa bandar udara, pengurusan perizinan masuk/pas

4 bandara serta sistem informasi operasional bandar udara. b. Melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medik di lingkungan kerja bandar udara dan sekitarnya. c. Melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan kerja bandar udara. 4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik, mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas elektronika. b. Menyiapkan dan melaksakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar. c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik listrik. d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan listrik sesuai kewenangan yang diberikan direksi. 5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan, mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaam dan pelaporan fasilitas bangunan. b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar udara. c. Menyiapkan dan melaksakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik mekanika dan peralatan. d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.

5 6. Divisi Administrasi dan Komersial, mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan usaha komersial. b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan. c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi. d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan. e. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kekaryawanan, ketatausahaan dan umum. 7. Unit Bisnis Gudang/Terminal Kargo. Unit Bisnis Gudang Kargo merupakan unit organisasi tersendiri namun masih dalam lingkup organisasi Kantor Cabang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola UBGK berasal dari internal perusahaan dan dapat juga berasal dari eksternal perusahaan. SDM yang berasal dari internal perusahaan adalah Karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II yang ditempatkan pada Unit Bisnis Gudang Kargo. Sedangkan SDM yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan karyawan outsourcing yang dipekerjakan untuk kelancaran kegiatan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo. 7a. Sumber Daya Internal Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo; Pimpinan Unit Bisnis Kargo merupakan atasan langsung dari Supervisor Operasional Kargo dan Supervisor Administrasi dan Keuangan. Fungsinya antara lain:

6 d. Perencanaan dan pengelolaan kegiatan Unit Bisnis Gudang Kargo secara terpadu; e. Pengembangan organisasi dan manajemen yang efektif, efisien dan terkendali; f. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasana; g. Penelaahan, pemantauan dan penyiapan kebijaksanaan pengelolaan gudang kargo Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Memimpin, mengurus dan mengelola Unit Bisnis Gudang Kargo secara terpadu serta menguasai dan mengurus aset yang digunakan; b. Merumuskan, menetapkan dan melakukan kebijakan unit bisnis berikut kewajiban kewajiban lainnya sesuai dengan kebijaksanaan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi; c. Menyusun laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang ditetapkan oleh Direksi; d. Menyiapkan dan menelaah data dalam rangka perumusan kebijakan di bidang pengelolaan gudang kargo; e. Mengganti tugas-tugas Supervisor Operasional atau Supervisor Administrasi dan keuangan jika berhalangan hadir; f. Bertanggung jawab atas pengelolaan gudang kargo dan pencapaian sasaran kerja secara langsung kepada Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II setempat.

7 Supervisor Operasional Kargo; Fungsi utamanya adalah membantu pelaksanaan tugas-tugas Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo, antara lain: a. Mengkoordinir pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo; b. Mengawasi pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo; c. Mengendalikan pelaksanaan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo; dan d. Melaksanakan tugas- tugas lain yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo. Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Menyiapkan dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional Unit Bisnis Gudang Kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo; b. Menyiapkan dan melaksanakan inspeksi, mengukur hasil kerja dan mengendalikan produksi jasa, menetapkan target produksi serta penyiapan bahan untuk rencana kerja setiap tahunnya; c. Bertanggung jawab pada Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo dan Direksi. d. Supervisor Operasional Kargo merupakan atasan langsung dari Petugas Pemeriksa Kargo (Checker), Petugas Pengamanan Kargo (Security), Operator Forklift, dan Porter. Supervisor Administrasi dan Keuangan. Fungsinya antara lain: a. Pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan,

8 b. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan personalia, c. Pelaksanaan administrasi perlengkapan, d. Pencatatan dan pelaporan terhadap pendapatan dan biaya Unit Bisnis Gudang Kargo. Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Menyiapkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan administrasi dan keuangan Unit Bisnis Gudang Kargo sesuai dengan standar keuangan yang berlaku; b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan personalia; c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan perlengkapan; d. Menyiapkan dalam melaksanakan fungsi manajemen kontrol administrasi dan keuangan serta menyiapkan rencana kerja anggaran dan realisasi anggaran setiap tahunnya; e. Menyiapkan dan membuat laporan pertanggungjawaban administrasi dan keuangan Unit Bisnis Gudang Kargo; f. Bertanggung jawab pada Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. g. Supervisor Administrasi dan Keuangan merupakan atasan langsung dari Kasir, Petugas Administrasi, dan Petugas Akuntansi. 7b. Sumber Daya Eksternal Pemeriksa Kargo (Checker); Fungsinya antara lain: a. Pengecekan fisik dan dokumentasi kargo;

9 b. Pengecekan secara langsung proses dan persyaratan dalam setiap kegiatan penanganan kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo; c. Pelaksanaan tugas tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang Kargo; Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pengangkutan kargo. b. Melakukan pemeriksaan fisik kargo. c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Kargo yang ditandatangani bersama petugas Airline / Ground Handling. d. Melakukan penimbangan setiap kargo dan mencatatnya dalam surat Bukti Timbang Kargo (BTK) maupun pada Checklist Incoming Kargo. e. Mencatat dengan lengkap dalam Checklist Kargo setiap kargo yang masuk/keluar dari area gudang kargo. f. Melakukan pengaturan penempatan kargo dalam gudang. g. Melaporkan setiap kegiatan operasional penanganan kargo kepada Supervisor Operasional Kargo. h. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo. Kasir Fungsinya antara lain: a. Penerimaan pembayaran jasa penanganan, penumpukan, administrasi per SMU/AWB, sewa ruangan, dan konsesi pada Unit Bisnis Gudang Kargo; b. Pengamanan dan kelancaran penerimaan dan pengeluaran uang.

10 Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: a. Menerima pembayaran jasa penanganan, penumpukan, dan administrasi per SMU/AWB kargo; b. Menerima pembayaran sewa ruangan dan konsesi; c. Membuat Bukti Pembayaran Jasa Gudang Kargo; d. Mencatat penerimaan dan pengeluaran uang pada Buku Penerimaan Kas dan Buku Pengeluaran Kas; e. Menutup Buku Penerimaan Kas pada saat pergantian tugas disertai penyerahan uang dan menandatanganinya serta diketahui oleh Supervisor Administrasi dan Keuangan; f. Membuat berita acara penyerahan uang pada akhir hari atau awal hari berikutnya dengan disertai penyerahan uang kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan; g. Melaksanakan tugas tugas lain yang berguna menunjang kegiatan pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo atas arahan dan petunjuk Supervisor Administrasi dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo; h. Kasir bertanggung jawab kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan. Petugas Administrasi Fungsinya antara lain: a. Menyiapkan, melaksanakan setiap kegiatan administrasi Unit Bisnis Gudang Kargo; b. Kegiatan ketatausahaan dan personalia; c. Administrasi perlengkapan;

11 d. Administrasi penjualan secara kredit (piutang) e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan Unit Bisnis Gudang Kargo. Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Pada bagian kargo muat / ekspor, petugas mempunyai tugas: - Menerima Bukti Timbang Kargo (BTK) dari pengirim; - Memastikan bahwa pengirim menuliskan identitas dengan benar; - Membuat Nota Pengantar Pembayaran (NPP) dan menyerahkan kepada pengirim (shipper) sebagai pengantar ke Kasir; - Melakukan kompilasi dokumen kargo muat / ekspor (Laporan Produksi) dan melaporkan hasilnya kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan; - Melaporkan setiap perkembangan dan bertanggung jawab kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. b. Pada bagian kargo tiba/impor, petugas mempunyai tugas sebagai berikut: - Menerima dokumen kargo tiba/impor dari petugas Pemeriksa (Checker); - Membuat Tanda Terima Kargo (TTK), Nota Pengantar Pembayaran (NPP) dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa kargo sebagai pengantar ke Kasir; - Melakukan kompilasi dokumen kargo tiba / impor dan melaporkan hasilnya kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan;

12 - Melaporkan setiap perkembangan dan bertanggung jawab kepada Supervisor Administrasi dan Keuangan dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. c. Membuat analisa umur piutang pada setiap periode pelaporan dan melakukan penagihan piutang kepada pengguna jasa sesuai jatuh tempo yang ditetapkan. 4. Petugas Akuntansi Fungsinya antara lain: a. Pencatatan, pengklasifikasian dan pengelompokan penerimaan pendapatan, pengeluaran, dan beban yang ada pada Unit Bisnis Gudang Kargo; b. Pencatatan (posting) pada jurnal yang sesuai; c. Berkoordinasi dengan Bagian Akuntansi Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II. d. Pelaporan Keuangan yang terkait dengan Unit Bisnis Gudang Kargo sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum. Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Mencatat, mengklasifikasian dan mengelompokkan pendapatan dan biaya (beban) sesuai dengan jenis pendapatan atas layanan yang telah ditetapkan; b. Membuat jurnal yang sesuai dengan klasifikasinya; c. Melakukan koordinasi dengan Bagian Akuntansi Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II;

13 d. Membuat laporan keuangan diantaranya Laporan Laba/Rugi, neraca, dan laporan arus kas; e. Laporan keuangan di kirim ke Cabang (Persero) Angkasa Pura II dan ditanda tangani pula oleh Supervisor Administrasi dan Keuangan; f. Teknis pencatatan akuntansi tertuang dalam manual akuntansi Unit Bisnis Gudang kargo. 5. Pengamanan Kargo (Security Cargo) Fungsinya antara lain: a. Penyiapkan dan Pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan fisik serta pengamanan dalam setiap kegiatan Gudang Kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo b. melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang Kargo; Tugas dan tanggung jawabnya meliputi: a. Mengadakan pemeriksaan fisik kargo yang akan diberangkatkan secara manual maupun dengan menggunakan peralatan pembantu seperti X-Ray, Explosive Detector dan Hand Held Metal Detector. b. Memastikan bahwa barang yang dimasukkan dalam gudang kargo dalam keadaan yang tidak membahayakan keselamatan jiwa dan keamanan penerbangan serta memenuhi persyaratan pengangkutan kargo udara. c. Menjaga keamanan kargo selama berada di dalam gudang kargo dan pada saat diserahkan kepada Pengguna Jasa. d. Menjaga keamanan seluruh aset Unit Bisnis Gudang Kargo.

14 e. Melarang orang atau kendaraan memasuki area gudang kargo tanpa ijin / tidak memiliki Pas Ijin Masuk yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Bandar Udara. f. Melaksanakan pengamanan dan pengawasan di dalam lingkungan / area Gudang Kargo. g. Melaksanakan penindakan apabila menemukan kejadian atau peristiwa yang dapat membahayakan, mengancam penerbangan. h. Melaksanakan koordinasi dengan petugas Pengamanan Penyelenggaran Bandar Udara dan petugas Pengamanan pihak Airline / Ground Handling serta Instansi terkait dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. i. Melaporkan setiap kegiatan dan perkembangannya kepada Supervisor Operasional Kargo dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. j. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. 6. Porter Fungsinya antara lain: a. Menyiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bongkar, muat dan pengaturan kargo dalam Gudang Kargo sesuai dengan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Unit Bisnis Gudang Kargo b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan operasional Gudang Kargo. Tugas dan tanggung jawab petugas Porter meliputi: a. Melaksanakan proses bongkar muat kargo dengan penuh tanggung jawab.

15 b. Menjaga kondisi kargo dengan baik pada saat proses bongkar muat kargo. c. Menyusunan kargo ke gerobak milik Airline/Ground Handling. d. Menempatkan kargo ke dalam gudang kargo sesuai petunjuk dan arahan Checker maupun Supervisor Operasional Kargo. e. Melaporkan kepada Checker setiap kali ditemukan adanya kerusakan, kejanggalan dan hal-hal yang mencurigakan pada saat proses bongkar muat atau penyimpan kargo. f. Menyusun/menempatkan peralatan kerja seperti Pallet, Hand Pallet pada tempatnya setelah digunakan. g. Bertanggung jawab penuh kepada Supervisor Operasional Kargo dan Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo. C. Tata Kerja Unit Bisnis Gudang Kargo Dalam menyelenggarakan tugas pokok Unit Bisnis Gudang Kargo, Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan unit kerja dan instansi lain di luar Unit Bisnis Gudang Kargo. Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo memimpin dengan penuh tanggung jawab dan dapat membina anggota Unit Bisnis Gudang Kargo dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

16 Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II dimana Unit Gudang Kargo berada serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. 4. Pimpinan UBGK bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Cabang. 5. Dalam melakukan tugasnya, Pimpinan Unit Bisnis Gudang Kargo wajib berkoordinasi dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya kepada Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II. Ketentuan lain-lain: Pimpinan Bisnis Unit Gudang Kargo dan anggota yang berasal dari internal PT (Persero) Angkasa Pura II diangkat dan diberhentikan oleh Direksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Sumber: SISPRO UBTK PT. AP II Polonia Medan)

17 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data Setelah diadakan penelitian di lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data, maka diperoleh berbagai data tentang identitas responden dalam kaitannya dengan hubungan pengembangan sumber daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan. Data-data yang diperoleh di lapangan sesuai dengan sampel penelitian akan disajikan dalam bentuk-bentuk data seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur dan masa kerja. Sedangkan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner di lapangan akan disajikan dalam data kuantitatif. Adapun kuesioner yang disebarkan adalah sesuai dengan jumlah sampel responden yaitu sebanyak 47 lembar, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 24 item (terdiri dari 12 item untuk variabel X dan 12 item untuk variabel Y). Untuk setiap pernyataan disediakan alternatif jawaban dengan nilai sebagai berikut: Untuk jawaban alternatif a, diberi nilai 3 Untuk jawaban alternatif b, diberi nilai 2 Untuk jawaban alternatif c, diberi nilai 1

18 Setelah kuesioner disebarkan, kemudian kuesioner dikutip kembali, dan ternyata jumlah angket yang diterima tetap seperti semula yaitu 47 lembar, sehingga validasi hasil angket mencapai 100 persen. Sebelum menganalisa data-data hasil penyebaran kuesioner terlebih dahulu akan disajikan identitas responden yaitu: Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 38 81% Perempuan 9 19% Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 38 orang (81%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (19%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak lakilaki dibanding perempuan.

19 Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase SMA/sederajat 20 43% Akademi/sederajat 24 51% S1/sederajat 3 6% Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang tamatan SMA/sederajat adalah sebanyak 20 orang (43%), tamatan Akademi/sederajat sebanyak 24 orang (51%), dan tamatan S1/sederajat sebanyak 3 orang (6%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak tamatan Akademi/sederajat, kemudian diikuti tamatan SMA/sederajat dan S1/sederajat. Ini disebabkan banyak di antara mereka memiliki tugas sebagai tenaga porter atau penyusun/angkat barang.

20 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur No. Umur Frekuensi Persentase % % lebih dari % Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang berusia tahun adalah sebanyak 33 orang (70%), sedangkan yang berusia adalah sebanyak 14 orang (30%), dan tidak ada yang berusia lebih dari 30 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak berusia tahun. Ini disebabkan dibutuhkannya tenaga-tenaga muda yang sehat dan energik untuk memberi pelayanan jasa kargo yang optimal.

21 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja No. Masa Kerja Frekuensi Persentase Kurang dari 1 tahun 1 2% 1-5 tahun 46 98% Lebih dari 5 tahun 0 0% Sumber: Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun adalah sebanyak 1 orang (2%), sedangkan yang memiliki masa kerja 1-5 tahun adalah sebanyak 46 orang (98%), dan tidak ada memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan lebih banyak memiliki masa kerja 1-5 tahun. Ini disebabkan usia unit kargo baru 2 tahun dan seluruh karyawan adalah perintis UBTK, kecuali 1 orang. B. Analisa Data Analisa data dari hasil penelitian terhadap pengaruh manajemen sumber daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, 2007 akan penulis sajikan dalam bentuk tabulasi data kuantitatif. Dan untuk menguji kebenaran

22 hipotesa yang diajukan, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Variabel Bebas Terlebih dahulu penulis akan kemukakan kajian tentang data-data yang diperoleh dari hasil angket, yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia yang merupakan variabel bebas seperti tabel berikut di bawah ini: Tabel 5 Distribusi Responden Mengikuti Seminar di Luar Perusahaan 17 36,17% 25 53,19% 5 10,64% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 1 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 17 orang (36,17%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 25 orang (53,19%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 5 orang (10,64%).

23 Tabel 6 Distribusi Responden Mengikuti Program Pendidikan dan Latihan di Luar Perusahaan 27 57,45% 20 42,55% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 2 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 27 orang (57,45%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 20 orang (42,55%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 7 Distribusi Responden Mengikuti Program Diklat di Luar Perusahaan dalam Rangka Pengembangan Karyawan 24 51,06% 23 48,94% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 3

24 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 24 orang (51,06%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 23 orang (48,94%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 8 Distribusi Responden Mengikuti Program Diklat di Luar Perusahaan dalam Membantu Pelaksanaan Pekerjaan 34 72,34% 11 23,40% 2 4,26% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 34 orang (72,34%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 11 orang (23,40%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 2 orang (4,26%).

25 Tabel 9 Distribusi Responden terhadap Materi Pendidikan dan Latihan dalam Hubungannya dengan Pekerjaan 38 80,85% 4 8,51% 5 10,64% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 5 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 38 orang (80,85%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 4 orang (8,51%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 5 orang (10,64%). Tabel 10 Distribusi Responden terhadap Pemberian Bonus 37 78,72% 7 14,89% 3 6,38% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 6

26 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 37 orang (78,72%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 7 orang (14,89%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 3 orang (6,38%). Tabel 11 Distribusi Responden terhadap Fasilitas Kantor 34 72,34% 11 23,40% 2 4,26% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 7 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 34 orang (72,34%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 11 orang (23,40%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 2 orang (4,26%).

27 Tabel 12 Distribusi Responden terhadap Insentif 34 72,34% 9 9,15% 4 8,51% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 8 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 34 orang (72,34%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 9 orang (9,15%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 4 orang (8,51%). Tabel 13 Distribusi Responden tentang Pengaruh pelatihan kerja di luar Perusahaan terhadap Kegairahan atau Semangat Kerja 40 85,11% 7 14,89% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 9

28 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 40 orang (85,11%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 7 orang (14,89%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 14 Distribusi Responden tentang Kesesuaian Pelaksanaan Pekerjaan dengan Harapan Pimpinan 34 72,34% 13 27,66% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 10 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 34 orang (72,34%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 13 orang (27,66%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak.

29 Tabel 15 Distribusi Responden dalam Melaksanakan Tugas dengan Baik 18 38,30% 29 61,70% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 11 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 18 orang (38,30%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 29 orang (61,70%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 16 Distribusi Responden dalam Penilaian Prestasi Kerja 18 38,30% 28 59,57% 1 2,13% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 12

30 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 18 orang (38,30%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 28 orang (59,57%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 1 orang (2,13%). Variabel Terikat Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai variabel terikat yaitu produktivitas kerja yang juga dalam bentuk-bentuk tabel seperti berikut di bawah ini: Tabel 17 Distribusi Responden tentang Tepat Waktu Masuk Kantor 39 82,98% 8 17,02% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 13 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 39 orang (82,98%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 8 orang (17,02%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak.

31 Tabel 18 Distribusi Responden Mengenai Waktu yang Tersedia Sudah Seimbang 37 78,72% 9 19,15% 1 2,13% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 14 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 37 orang (78,72%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 9 orang (19,15%), dan yang menjawab tidak adalah sebanyak 1 orang (2,13%). Tabel 19 Distribusi Responden Mengenai Laporan Diserahkan dengan Waktu yang Ditetapkan 39 82,98% 8 17,02% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 15

32 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 39 orang (82,98%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 8 orang (17,02%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 20 Distribusi Responden Memahami Tugas yang Akan Dilaksanakan 42 89,36% 5 10,64% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 16 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 42 orang (89,36%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 5 orang (10,64%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak.

33 Tabel 21 Distribusi Responden Memanfaatkan Waktu Luang untuk Tugas-tugas Lain 41 87,23% 6 12,77% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 17 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 41 orang (87,23%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 6 orang (12,77%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 22 Distribusi Responden tentang Kemampuan dalam Melaksanakan Tugas dengan Baik 42 89,36% 5 10,64% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 18

34 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 42 orang (89,36%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 5 orang (10,64%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 23 Distribusi Responden dalam Melakukan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Tugas-tugas 32 68,09% 15 31,91% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 19 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 32 orang (68,09%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 15 orang (31,91%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak.

35 Tabel 24 Distribusi Responden Melakukan Perbaikan terhadap Kelemahan dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kantor 39 82,98% 8 17,02% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 20 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 39 orang (82,98%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 8 orang (17,02%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 25 Distribusi Responden tentang Peralatan dan Sarana yang Tersedia Membantu dalam Pelaksanaan Tugas 39 82,98% 8 17,02% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 21

36 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 39 orang (82,98%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 8 orang (17,02%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 26 Distribusi Responden dalam Menerapkan Kemampuan Kerja 41 87,23% 6 12,77% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 22 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 41 orang (87,23%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 6 orang (12,77%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak.

37 Tabel 27 Distribusi Responden tentang Kemampuan Kerja Memberikan Kemudahan dalam Menyelesaikan Pekerjaan 38 80,85% 9 19,15% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 23 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 38 orang (80,85%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 9 orang (19,15%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. Tabel 28 Distribusi Responden Mengenai Hasil yang Diperoleh Lebih Besar dari Pengorbanan yang Dikeluarkan dalam Menyelesaikan Pekerjaan 40 85,11% 7 14,89% 0 0% Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 24

38 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 47 responden, yang menjawab ya adalah sebanyak 40 orang (85,11%), yang menjawab kadangkadang adalah sebanyak 7 orang (14,89%), dan tidak ada seorang pun yang menjawab tidak. C. Pengujian Hipotesa Dalam menguji benar tidaknya hipotesa yang diajukan, maka dilakukan pengujian data yang menggambarkan kuantitatif dari variabel. Diketahui dalam perhitungan ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (X) manajemen sumber daya manusia dan variabel terikat (Y) produktivitas kerja. Maka pengujiannya diawali dengan analisis tabulasi nilai jawaban responden sebagaimana tersebut pada tabel berikut ini: Tabel 29 Nilai Jawaban Responden terhadap Variabel Bebas (X) Manajemen Sumber Daya Manusia Nomor Nilai Responden menurut Nomor Pertanyaan Responden Jumlah

39 Jumlah = Σ X 269 Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 1 s/d 12 Tabel 30 Nilai Jawaban Responden terhadap Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Nomor Nilai Responden menurut Nomor Pertanyaan Responden Jumlah

40 Jumlah = Σ X 389 Sumber: Hasil jawaban responden dari pertanyaan no. 13 s/d 24

41 Selanjutnya, dilakukan perhitungan pengaruh nilai variabel bebas (X) manajemen sumber daya manusia terhadap variabel terikat (Y) produktivitas kerja pada tabel berikut: Tabel 31 Perhitungan Nilai Variabel Bebas (X) Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja untuk Analisa Produk Moment Nomor Responden X X 2 Y Y 2 XY

42 Jumlah Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara manajemen sumber daya manusia yang merupakan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) produktivitas kerja pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, yang sekaligus menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengna mempergunakan: r xy = N xy ( x)( y) [ N x ( x) ][ N y ( y) ] n = 47 X = 461 Y = 596 X 2 = Y 2 = XY =

43 r = r = 47(49.676) (461)(5596) { 47(45.511) (461) 2 }{ 47(54.248) (596 ) 2 } { }{ } 016 r = 312 r = 0,9106 Dari hasil pengolahan data ini diperoleh r xy antara variabel bebas (X) manajemen sumber daya manusia dengan variabel terikat (Y) produktivitas kerja diperoleh nilai korelasi dengan n = 47 adalah 0,9106. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan: Manajemen sumber daya manusia berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, terbukti kebenarannya atu diterima karena hasil penelitian r xy = 0,9106 > 0,308 dalam tabel r product moment. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh yang positif antara variabel manajemen sumber daya manusia dengan variabel prestasi kerja, maka digunakan koefisien determinasi. Perhitungannya dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment r xy 2 dan dikalikan dengan 100%, seperti berikut ini: r 2 = r 2 xy x 100% r 2 = 0, x 100% r 2 = 0,8292 x 100% r 2 = 82,92%

44 Ini menunjukkan bahwa setiap perubahan manajemen sumber daya manusia akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan sebanyak 82,92%.

45 BAB V PENUTUP Berdasarkan uraian dari keseluruhan isi penulisan penelitian ini, maka pada bab ini akan penulis uraikan beberapa kesimpulan penelitian. Selanjutnya setelah hasil penelitian ditemukan, sebagai melengkapi penulis juga memberikan saran-saran yang konstruktif pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan. A. Kesimpulan Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan untuk meningkatkan pelbagai kemampuan baik kemampuan teoritis dan umum, maupun teknis dan operasional karyawan untuk mempersiapkan suatu tanggung jawab di dalam pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Produktivitas kerja adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) pada suatu perusahaan, industri dan ekonomi secara keseluruhan. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan, hipotes yang penulis ajukan diterima dan terbukti kebenarannya, yaitu ada korelasi yang nyata dan positif antara pengembangan sumber daya manusia terhadap produktivitas kerja karyawan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero)

46 Angkasa Pura II Polonia Medan, di mana hasil pengolahan data/analisa data menunjukkan bahwa r xy = 0,9106. B. Saran Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kerja karyawan/karyawan pada kantor Unit Bisnis Terminal Kargo PT. (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan seperti pendidikan, ketrampilan, gaji, jaminan sosial, jaminan kesehatan, bonus, fasilitas dan tunjangan pendukung lainnya sudah cukup baik dan optimal. Perlu ditekankan suatu pengertian kepada seluruh karyawan/karyawan dari setiap unsur dan bagian, bahwa pencapaian tujuan perusahaan merupakan kerja sama seluruh bagian dalam satu tim.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan 1. Kepala Cabang Kepala cabang memimpin sebuah kantor cabang yang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa 9 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sebelum PT (Persero) Angkasa Pura II berdiri terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandara Polonia Medan sehingga dengan adanya landasan inilah PT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri,

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, 8 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandar

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR DI BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.662, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. STPI. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 31 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM)

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Perusahaan Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERIMAAN, PENYETORAN, PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG . BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan perdagangan bebas, mendorong perusahaan untuk semakin meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Deskripsi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga luas wilayahnya terdiri dari wilayah perairan dan terletak pada

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura (Persero) Adalah sebuah Badan usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa pengelolaan kebandaraan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016 KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016 DASAR HUKUM! Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;! Peraturan Menteri Perhubungan,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 INSTRUKSI

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula

IV. PEMBAHASAN. CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula 28 IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula berkantor di Jalan Jendral Sudirman No.49 Jakarta dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DAN INFORMATIKA KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 1984. Perubahan nama dari Perum

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 13 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 13 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 13 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bandara Husein Sastranegara Pada tahun 1920, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah lapangan terbang yang diberi nama LUCH WAART AFDELING, karena

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Mitra Jaya Bahari Belawan berdiri pada tahun 1997 bergerak dalam bidang jasa pengangkutan cargo dan container dengan pimpinan Bapak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisins di Indonesia, maka diperlukan adannya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisins di Indonesia, maka diperlukan adannya perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan usaha di Indonesia terasa semakin kompetitif. Setiap perusahaan organisasi harus selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis.

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1996 Tentang : Kebandarudaraan

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1996 Tentang : Kebandarudaraan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1996 Tentang : Kebandarudaraan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 71 TAHUN 1996 (71/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/108; TLN NO.3662

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 3 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.4 Gambaran Umum Bandara Halim Perdanakusuma Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma adalah sebuah bandar udara di Jakarta,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] BAB XXII KETENTUAN PIDANA Pasal 401 Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing yang memasuki

Lebih terperinci

BAB II PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA KUALANAMU. studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara

BAB II PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA KUALANAMU. studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara BAB II PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA KUALANAMU A. Sejarah Ringkas Perusahaan Pada tahun 1992 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. SEJARAH SINGKAT Terbentuknya Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No.1031, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. IMB. Bandar Udara. Pemberian dan Persetujuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 87 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI

Lebih terperinci

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST.03 TAHUN 2011 TENTANG

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST.03 TAHUN 2011 TENTANG INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST.03 TAHUN 2011 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL RAPAT KOORDINASI TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perdana Perkasa Elastindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang jasa Outsourcing yang

Lebih terperinci

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI SANGGAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III PERATURAN TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILINGKUNGAN UNIT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BAB III PERATURAN TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILINGKUNGAN UNIT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA BAB III PERATURAN TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILINGKUNGAN UNIT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA A. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 19 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 19 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. Bandara / Kota Letak : Husein Sastranegara Bandung : Terletak 5 KM dari Pusat Kota Bandung. Alamat : Jalan Pajajaran 156 Bandung

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Tinjauan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir Dinas Perhubungan daerah Kabupaten Rokan hilir merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) 1 General Manager Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan a. Penyiapan, penyelenggaraan dan

Lebih terperinci

BUPATI LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci