BAB IV PEMBAHASAN. karyawan. Kedisiplinan kerja telah diidentifikasikan sebagai variabel yang paling banyak

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.6 pembahasan Pengaruh Kediisplinan terhadap kinerja karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kedisiplinan kerja telah diidentifikasikan sebagai variabel yang paling banyak dipelajari dalam penelitianpenelitian tentang organisasi. Konsep tersebut telah menjadi sasaran sebagian besar pengamatan karena hipotesis hubungan antara kedisiplinan kerja dan kinerja saling berkaitan dan merupakan hal yang dapat dimanipulasi untuk keuntungan organisasi maupun perseorangan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa sarjana muda Indonesia maupun sarjana luar negeri mengenai kedisiplinan kerja. keseluruhan karyawan di PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan memiliki persepsi yang tinggi mengenai kedisiplinan, tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,9 (interval 3,40 4,19). Variabel kedisiplinan diukur dengan menggunakan bekerja sesuai aturan yang memiliki rerata sebesar 3,79, sanksi hukuman yang memiliki rerata sebesar 3,95 dan ketegasan pimpinan yang memiliki rerata sebesar 3,96 Pada variabel disiplin kerja indikator tertinggi adalah norma dan peratuiran yang berlaku di perusahaan, menurut tanggapan responden mengenai hal tersebut bahwa penerapan disiplin di PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan sudah baik, untuk kedepannya masih tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi. Namun demikian masih ada hal yang perlu untuk mendapatkan perhatian yaitu pada pernyataan bekerja sesuai aturan, hal ini berarti masih banyak

2 pegawai yang meninggalkan pekerjaan dengan berbagai alasan walaupun pekerjaan tersebut diselesaikan dengan baik. Maka pihak PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan harus lebih memperhatikan kedisiplinan karyawan agar menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya dan diadakan sosialisasi mengenai peraturan dan tata tertib yang berlaku di perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arianto (2013) yang menyatakan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pengaruh lingkungan terhadap kinerja karyawan Hasil penelitian menunjukkan lingkungan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. keseluruhan karyawan dalam membeli produk di PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan memiliki persepsi yang tinggi mengenai tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,82 (interval 3,40 4,19). Hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja diukur dengan menggunakan Suasana kekeluargaan yang memiliki rerata sebesar 3,80, Komunikasi yang baik yang memiliki rerata sebesar 3,89 dan Hubungan dengan sesama rekan kerja yang memiliki rerata sebesar 3,77. Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon usahakan maksimal tiga kali, lalu segera dijawab. Waktu yang dimiliki karyawan sangat terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama. Usahakan pula untuk melakukan komunikasi individu agar hubungan dengan karyawan lebih akrab. Anggota perusahaan juga harus memahami karyawan. Dengan memahami karyawan, bukan berarti anggota perusahaan merasa "kalah" dan harus "menyetujui"

3 pendapat karyawan, tetapi paling tidak mencoba untuk melakukan kompromi bukan melakukan perlawanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arianto (2013) dan Putra dkk (2013) yang menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pelatihan terhadap kinerja karyawan. Pelatihan menurut Dessler adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. (Dessler, 2009). keseluruhan karyawan PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan memiliki persepsi yang baik mengenai pelatihan, tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,8 (interval 3,40 4,19). Hal ini dapat diartikan bahwa pelatihan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Pelatihan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kemampuan yang memiliki rerata sebesar 3,97, keahlian yang memiliki rerata sebesar 3,89 dan pengetahuan yang memiliki rerata sebesar 3,62. Tanggapan responden untuk pelatihan adalah kemampuan yang memadai. salah satu upaya agar kinerja karyawan meningkat yaitu perusahaan harus dapat menyediakan para instruktur yang lebih berkompeten. Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill pegawai, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harus benarbenar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, dan berkompeten sesuai dengan

4 tanggungjawabnya.selanjutnya sasaran pelatihan harus sesuai dengan kriteria yang terinci dan terukur yang akan menjadikan tingkat prestasi kerja pegawai tersebut menjadi lebih tinggi. Masih terdapat karyawan yang tidak mengikuti pelatihan dengan baik dan tidak memahami betul maksud dari pelatihan yang diberikan oleh perusahaan. Perusahaan harus bisa lebih memperhatikan kembali tujuan dari pelatihan itu sendiri apakah sudah tepat sasaran atau belum. Sehingga karyawan dapat memanfaatkan pelatihan yang diberikan secara efektif dan menerapkannya pada 6pekerjaan mereka. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mailisa (2013) yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Seorang pegawai yang memiliki kompetensi yang tinggi seperti pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan sikap yang sesuai dengan jabatan yang diembannya selalu terdorong untuk bekerja secara efektif, efesien dan produktif. Hal ini terjadi karena dengan kompetensi yang dimiliki pegawai bersangkutan semakin mampu untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Diharapkan pegawai berkompetensi akan meningkatkan kinerja. keseluruhan karyawan di PT Telkom Regional Jateng dan DIY Cabang Pahlawan memiliki persepsi yang tinggi mengenai kompetensi, tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,81 (interval 3,40 4,19). Hal ini dapat diartikan bahwa kompetensi dapat mempengaruhi kinerja karyawan

5 Kompetensi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Keyakinan dan nilai-nilai yang memiliki rerata sebesar 3,64, Keterampilan yang memiliki rerata sebesar 3,83, karakteristik kepribadian, motivasi, yang memiliki rerata sebesar 3,95. Tanggapan responden menunjukkan bahwa kompetensi merupakan suatu kemampuan yang diperoleh seiring dengan masa kerja yang telah ditempuh oleh seseorang yang dapat memahami tugas tugas suatu pekerjaan dan dilaksanakan dengan baik. Lamanya seseorang menjadi karyawan akan menentukan kompetensinya dalam bekerja. Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan dalam bidang kerjanya tersebut. kompetensi seseorang akan berpengaruh pada kemampuannya mengerjakan tugas. Semakin berpengalaman, seseorang akan semakin mampu dalam mengerjakan tugasnya, karena ia semakin memahami tentang pekerjaannya. Dengan semakin memahami pekerjaannya, maka seseorang dapat mengetahui bagaimana cara melaksanakan pekerjaannya tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga dengan berbekal pengalaman, maka seseorang dapat mencapai produktivitas yang tinggi atau memiliki kinerja yang tinggi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramudya (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.