METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4 PT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4 PT"

Transkripsi

1 I S B N

2 METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4 PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TARJUN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN) Yuslan Irianie Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang berperan besar dalam mendorong perkembangan suatu wilayah, dimana pembangunan pelabuhan jetty B4 PT.indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Tarjun Kotabaru Kalimantan Selatan merupakan pelabuhan khusus untuk fasilitas bongkar muat industri semen PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam mempermudah pelayanan transportasi material dan bahan-bahan produksi pabrik. Teknologi konstruksi pre cast merupakan suatu bentuk alternatif material konstruksi yang berkembang pada saat ini didunia konstruksi pembangunan pelabuhan dan lainnya di Indonesia dengan penerapan teknologi precast beton pada item struktur pile, balok dan slab yang praktis untuk bangunan konstruksi berada diatas perairan seperti yang digunakan pada pelabuhan jetty B4 di Tarjun ini. Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada pada pelabuhan khusus PT.Indocement unit operasi di Tarjun Kotabaru. Direncanakan dengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter dilengkapi dengan satu mooring dolphin disisi kiri dan dua mooring dolphin disisi kanan, direncanakan ukuran bobot maksimum kapal yang dapat bersandar DWT ton dengan bentuk bangunan berbentuk dermaga wharf/quay open construction yang sebagian diatas tanah dan sebagian diatas permukaan air laut dengan metode dan teknologi konstruksi kombinasi pre-cast dan cast-insitu. Metode pelaksanaan pelabuhan jetty B4 dimulai dari pekerjaan persiapan untuk pembersihan lokasi dan persiapan base camp dan lain-lain pekerjaan pengerukan dasar laut untuk membuat alur pelayaran dan lokasi jetty pekerjaan konstruksi jetty terdiri pemasangan batu belah, tetrapod, seawall untuk lapisan inti dan perkuatan kaki dilanjutkan pekerjaan lantai dermaga yang terdiri pondasi tiang pancang, pemasangan beton precast, bakesting plat lantai, penulangan plat lantai dan pengecoran lantai dermaga dilanjutkan perawatan dan pembongkaran bakesting pekerjaan fasilitas dermaga yang terdiri pemasangan fender, bollard, mekanikal dan elektrikal. Kata kunci : metode, teknologi, jetty, pre-cast dan cast insit 1. PENDAHULUAN PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesai, dengan total kapasitas produksi ton semen pertahun, dengan jumlah pabrik 12 unit, yang tesebar di daerah Jawa Barat ( 9 unit di Citeruep Bogor dan 2 unit di Cirebon) dan satu unit di Desa Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik ke 12, yang berlokasi di Desa Tarjun, mulai dibangun tahun 1996 dan beroperasi tahun 1998, dengan kapasitas produksi semen ton/tahun. PT. Indocement Unit-12 Tarjun, merupakan salah satu pabrik dengan teknologi moderen dan terintegrasi mulai dari penambangan bahan baku (Quarry), proses produksi (Cement Plant) sampai pelabuhan untuk distribusi hasil produksi (Jetty). Untuk mendistribusikan hasil produksinya, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, memiliki Pelabuhan Khusus (Pelsus), yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Kalimantan Selatan, dengan kapasitas bongkar muat lebih kurang ton perbulan, yang digunakan untuk bongkar muat semen dan meterial pendukung proses produksi semen. Pada tahun 2011 jumlah material additive dan material bahan bakar yang diperlukan sebesar ton perbulan, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi ton perbulan. Semua material additive dan material bahan bakar tersebut, berasal dari luar daerah, yang didatangkan ke lokasi pabrik dengan menggunakan angkutan kapal tongkang. Dengan terbatasnya fasilitas pelabuhan untuk bongkar muat material additive dan material bahan bakar, berdampak kepada meningkatnya jumlah antrian kapal tongkang yang akan melakukan baktivitas bongkar muat di pelabuhan khusus milik PT. Indocement, dan menyebabkan tingginya biaya sewa tongkang dan menimbulkan biaya tunggu (demurrage) kurang lebih USD ,- perbulan. Menyikapi kondisi tersebut, pihak manajemen perusahaan mengambil keputusan untuk membangun fasilitas pelabuhan bongkar muat tambahan, yang sudah delengkapi alat bongkar muat berupa harbour mobile crane (HMC), yang multi guna dan bisa juga digunakan untuk Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 108

3 bongkar muat kontainer. Hal ini sejalan dengan rencana pengiriman semen kantong, dengan menggunakan kontainer.pada bulan Agustus tahun 2012, dimulai pembanguan pelabuhan baru, yang diberi nama Jetty B4 Project. 1. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk memudahkan pembahasan dan analisis studi, maka diperlukan sistematika yang baik dan terarah. Berkaitan dengan laporan penelitian ini, maka sistematika tersebut dapat dilihat pada bagan alur pembahasan sebagai berikut: vulkanik), dan material bahan bakar (Batu bara & Solar), dengan kapasitas alat bongkar muat ton perhari, dan maksimum bobot kapal tongkang yang dapat bersandar di Jetty B1 adalah ton DWT (Maksimum panjang kapal tonggakang adalah 90 meter). 4. Jetty B2, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty B2 adalah ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 70 meter). 5. Jetty B3, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty B3 adalah ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 70 meter). Proyek pembangunan Jetty B4, direncanakandengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter, dan dilengkapi dengan satu mooring dolphin di sisi kiri dan dua mooring dolphin di sisi kanan. Ukuran bobot maksimum kapal tongkang yang bisa bersandar di Jetty B4, direncankan ton DWT dengan maksimum panjang kapal tongkang 120 meter. Untuk menunjang kecepatan bongkar muat maka direncanakan akan dipasang satu unit Harbour Mobile Crane (HMC), dengan kapasitas angkat 100 ton, dan merupkan crane multifungsi, yang dapat juga dipergunakan untuk bonkgkar muat material curah (gypsum, batu bara, trass, laterite dan fly ash), dan juga dapat dipergunakan untuk bongkar muat container. Kapasitas bongkar muat HMC untuk material curah adalah ton perhari, dan kapasitas untuk bongkar muat container adalah 400 unit kontainer perhari. Gambar 1. Flow Chart Analis 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Proyek Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada (existing), yaitu : 1. Jetty A1, yang digunakan untuk pemuatan semen curah dan clinker curah, dengan kapasitas alat muat ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty A1 adalah ton DWT (maksimum panjang kapal 180 meter). 2. Jetty A2, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty A2 adalah ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 120 meter). 3. Jetty B1, yang digunakan untuk kebutuhan material additive (gypsum & trass/abu Data-Data Proyek Rincian data-data pelaksanaan Proyek Pembangunan Jetty B4 Pelabuhan Khusus milik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ini adalah: 1. Pekerjaan : Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Jetty B4, PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk, Unit Operasi Tarjun, Kotabaru, Kalsel. 2. Sumber dana : Capital Expenditur (Capex) Perusahaan Tahun 2012/ Konsultan pengawas : Transconsulting Singapure. 4. Kontraktor pelaksana : PT. Indo Tehnik Industeri (ITI) Surabaya. 5. Nilai total kontrak : Rp ,-. 6. Waktu pelaksnaan : 24 minggu ( Agustus 2013 s/d Februari 2013). 7. Masa pemeliharaan : 6 bulan (180 hari). 8. Ukuran : 26 m x 56 m 9. Konstruksi dermaga : Beton becor 10. Tiang pancang : Tiang pancang beton. 11. Mooring dolphin : 3 unit. 12. Boulder : 5 unit ( 35 ton). 13. Vender : 4 unit (tipe V). Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 109

4 14. Kedalaman air : 5,5 meter LWS. 15. Posisi Koordinat : 03 o ,6 116 o ,5 E 16. Cat walk : 2 unit 17. Peruntukan : Bongkar muat bulk material dan container ( tongkang 300 ft). Berikut ini adalah gambar rencana pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, di pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Seperti gambar 2, 3, 5 dan 6 Gambar 5. Potongan C-C (right side section) Rencana Metode Teknologi Konstruksi Yang Akan Digunakan Rencana metode konstruksi yang akan digunakan/dipilih seperti flowchart sebagai berikut: Gambar 2. Gambar Rencana Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Jetty B4 Gambar 3. Potongan A-A (long section) Gambar 4. Potongan B-B (left side section) Gambar 6. Flowchart Rencana Metode Konstruksi Yang Akan Digunakan Rencana metode konstruksi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan pendahuluan, merupakan pekerjaan persiapan, seperti pembuatan kantor proyek, gudang material atau stock yard, base camp untuk pekerja, tempat parkir alat-alat berat dan pos jaga. 2. Pengerukan dasar laut dan kolam pelabuhan mengunakan alat keruk berupa Crane Barge, yang dilengkapi dengan clampshell (grab) dan satu unit excavator long arm. Material hasil pengerukan dibawa dengan tongkang terpisah dan selanjutnya dibuang ke darat (dumping area yang sudah ditentukan). Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 110

5 3. Pekerjaan jetty, yaitu pekerjaan pelapisan inti dan perkuatan kaki-kaki, terutama dari gerusan arus air laut dan gelombang. 4. Pekerjaan seawall, yaitu pekerjaan pembuatan diding pelindung jalan menuju dermaga dan sisi-sisi samping dermaga. 5. Pekerjaan dermaga, yaitu pekerjaan pemancangan tiang pancang, dengan menggunakan single drop hammer, dan pemilihan tiang pancang jenis concrete pile, dengan pertimbangan ketahanan terhadap korosi dan kekuatan dermaga, dimana sesuai rencana, di atas dermaga akan dipasang alat bongkar muat (Harbour Mobile Crane). Selanjutnya pekerjaan pembetonan dermaga dengan kombinasi beton pre-cast (beton pracetak) dan cast-insitu(pengecoran ditempat), dengan mempertimbangankan ketersediaan lokasi untuk pembuatan beton pre-cast, fasiltas bacthing plant yang dekat dengan lokasi proyek dan truck mixer sebagai penunjang. Disamping itu, sulitnya mendapatkan material kayu/papan untuk bekisting. Pertimbangan terpenting adalah waktu penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat dan ramah lingkungan. 6. Pemasangan fasilitas penunjang, yaitu pemasangan asesoris dermaga, seperti bolder, fender, lampu penerangan, sarana navigasi, penangkal petir dan fasilitas safety dan security seperti pipa untuk fire hydrant, kamera CCTV dan lain sebagainya. 7. Pemasangan fasilitas bongkar muat, yaitu pemasangan satu unit alat bongkar muat berupa Harbour Mobile Crane, yang bisa digunakan untuk bongkar muat material curah dan bongkar muat kontainer. Penerapan Metode Pelaksanaan Konstruksi 1. Material atau Bahan Bahan bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan bahan tersebut harus benar benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik. Material yang diperlukan dalam pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit produksi Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut: 2. Batu Pecah Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung bagian inti, lapis pelindung 2 dan juga sebagai pelindung kaki bangunan (toe protection) pada bangunan Jetty B4 dan seawall. 3. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete) Adukan beton ready mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat ISBN langsung menggunakan untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini, beton ready mixed digunakan untuk membuat tetrapod dan pada lantai dermaga dengan mutu beton K Tulangan Baja Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod, bolder, lantai dermaga, balok memanjang, balok melintang dan penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang digunakan adalah 8, 12, 19, Kawat Peng ikat Tulangan Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai dengan rencana. 6. Papan Kayu / Multiplek Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada pembuatan lantai dermaga. 7. Kayu Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik sebagai penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Pada proyek ini, kayu digunakan sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnyasementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan diterima. 8. Karet Bridgestone super Arch (tipe V) Tipe V800H 2000L Fender yang digunakan adalah type V 800H 2000L dengan defleksi 52,5 %,minimum energy absorbtion 50,4 Ton.m dan reaksi maksimum 172 Ton. Karet digunakan sebagai fender pada dermaga, fender berfungsi untuk menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga, selain itu fender juga melindungirusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin. 9. Bollard/bolder Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-SC46 (sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton, yang akan digunakan untuk mengikatkan tali-tali kapal. Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pekerjaan Persiapan Adapun pekerjaan persiapan meliputi: a. Pembuatan kantor proyek/ direksi keet. Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 111

6 b. Pembuatan gudang material, peralatan dan los kerja besi. c. Pembuatan base campstaf proyek dan barak pekerja. d. Pos jaga. e. Tempat parkir alat berat. 2. Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut Pekerjaan pengerukan dasar laut dilakukan untuk membuat alur pelayaran dan sebagai lokasi pembuatan jetty. Pekerjaan ini menggunakan crane barge yang dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long armdan satu unit tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Adapun material material hasil pengerukan yang berupa batu karang dan pasir/lumpur dan kemudian dibuang ketempat yang telah ditentukan (dumping area) dengan menggunakan dump truk. 3. Pekerjaan Konstruksi Jetty a. Pemasangan Batu Belah untuk Lapisan Inti dan Perkuatan Kaki Batu belah yang digunakan untuk lapisan kedua jettybagian kepala/ujung memiliki berat kg dan pada lapisan inti memiliki berat 20 kg. Untuk jettybagian badan/lengan, lapis pelindung kedua memiliki berat kg dan pada lapisan inti memiliki berat kg. Lapisan batu ini berguna untuk menahan datangnya arus gelombang Pekerjaan perkuatan kaki pada pembangunan jetty B4 ini terbuat dari tumpukan batu belah yang memiliki berat kg.perkuatan ini berfungsi melindungi tanah pondasi tehadap gerusan akibat gelombang. Arus dan gelombang yang besar dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah pondasi. Oleh sebab itu, diperlukan perkuatan kaki guna mengatasi masalah tersebut. Pemasangan batu belah pada kedalaman hingga 2,0 meter dilakukan dengan menggunakan excavator yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada pemasangan batu belah ini digunakan pula alat pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok patok bambu yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpassdan theodolite. b. Pemasangan Tetrapod Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat. Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus sebagai pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di lapangan dengan cetakan yang sesuai dengan desain. Pemasangan tetrapod dilakukan dengan menggunakan crane yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada pemasangan batu pecah ini tumpukan batu Tetrapod digunakan pula alat pelampung dan sensorserta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok patok bambu yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass dan theodolite. c. Pekerjaan Bangunan Seawall Pekerjaan Galian Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawallakan ditempatkan. Pekerjaan Lapis Pengisi Setelah pekerjaan galian selesai, pekerjaan berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan lapis pengisi. Lapis pengisi kedua menggunakan batu belah dengan berat kg. Pekerjaan Lapis Pelindung Utama Setelah pekerjaan pelindung kaki selesai,langkah berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan lapis pelindung utama. Lapis pelindung utama menggunakan batu belah dengan berat kg. Pekerjaan Pelindung Kaki Setelah pekerjaan lapis pelindung kedua selesai, langkah berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan pelindung kaki. Pelindung kaki menggunakan batu belah dengan berat kg. d. Pekerjaan lantai dermaga Pekerjaan pondasi tiang pancang Pondasi tiang pancang ini berfungsi untuk memindahkan atau menstransferkan bebanbeban konstruksi di atasnya (upper structure)ke lapisan tanah yang lebih dalam. Pemancangan ini dilakukan dengan menggunakan single acting hammer. Tiang pancang yang dipakai berbentuk bulat berongga yang mempunyai diameter luar 508 mm dan 609 mm dengan panjang 14 m. Tiang pancang yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis prestressed concrete spun pilesdari hasil pabrikasi PT. Wijaya Karya dengan mutu beton K-600 Pada perencanaan dermaga ini menggunakan tiang pancang karena pada lokasi, tanahnya bersifat tanah keras. Pondasi tiang pancang ini dipasang pada kedalaman -8,25 m di bawah permukaan tanah. Pemancangan tiang pancang ini harus sesuai dengan titik-titik as yang telah Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 112

7 ditentukan sehingga tiang pancang dapat mencapai dasar sesuai dengan gambar rencana. Alat yang digunakan sebagai palu untuk memukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah adalah single acting drop hammer. Pemasangan Beton Pre-cast dan Penulangan Plat Lantai Sebelum pekerjaan penulangan plat lantai dilaksanakan dipasang lantai beton pre-cast terlebih dahulu, sebagai pengganti papan bekisting. Setelah pekerjaan pemasangan lantai beton pre-cast selesai, dilakukan pekerjaan penulangan. Pada penulangan balok ini menggunakan baja tulangan dengan Ø 19 mm, Ø 8 mm. Beton decking setebal 4 cm disiapkan dan dipasang setiap jarak 1,5-3 meter. Beton decking ini digunakan sebagai acuan tebal selimut beton dan pemisah tulangan dengan bekisting, serta tulangan dengan lantai kerja, sedangkan kawat baja (bendrat) digunakan untuk mengikat tulangan yang telah terpasang. Pada pekerjaan penulangan plat lant aidermaga, tulangan dirangkai setelah pembuatan penulangan balok. Pada penulangan plat lantai dermaga ini menggunakan baja tulangan dengan diameter tulangan 12 mm. Beton decking yang telah kita persiapkan dipasang pada jarak 1,5-3 meter. Tebal beton decking pada pekerjaan ini adalah 4 cm. Beton decking ini merupakan acuan tebal selimut beton dan pemisah tulangan dengan decking serta lantai kerja. Pembuatan Bekisting Lantai Dermaga Bekisting merupakan rangkaian kayu dan papan yang dibuat menjadi satu bentuk tertentu. Bekisting mencetak beton sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pekerjaan pemasangan bekisting pada pembuatan plat lantai ini dilaksanakan bersamaan pada waktu pembuatan bekisting pada balok. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan dalam perencanaan bekisting keseluruhan dan pemasangannya, disamping itu dapat mempercepat pekerjaan dalam pengecoran. Untuk pembuatan bekisting perlu dipertimbangkan bahan-bahan yang diperlukan, hal ini untuk memenuhi aspek ekonomi dan teknologi, dengan sasaran kemudahan, aman dan ekonomis. Pengecoran Lantai Dermaga Mutu beton yang dipakai untuk pengecoran balok dan plat lantai ini adalah mutu K300. Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengecoran agar kekuatan beton tidak berkurang atau sesuai dengan spesifikasi/ syarat yang ditentukan antara lain : ISBN Kebersihan lokasi pengecoran. Lokasi pengecoran harus bersih dari segala bentuk kotoran yang mengurangi kekuatan beton. - Pemadatan beton harus menggunakan alat penggetar (vibrator concrete) sehingga diharapkan dapat menghasilkan beton yang padat dan tidak berongga sehingga dicapai kekutan beton yang disyaratkan. - Kontrol terhadap kekuatan beton segar dilakukan dengan uji slump test dan pengambilan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di laboratorium. Pada saat pengecoran harus dilakukan penggetaran dengan alat penggetar beton (vibrator concrete) yang dimaksudkan untuk memadatkan beton dan tidak terjadi rongga, sehingga kekuatan beton sesuai dengan yang direncanakan. Perawatan Lantai Dermaga dan Pembongkaran Bekisting Perawatan beton dimaksudkan untuk mendapatkan mutu beton yang baik. Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton mulai mengeras dengan cara menyiram air pada permukaan beton dalam selang waktu tertentu. Tujuan pemberian air pada beton yaitu : - Menghindari kehilangan zat cair pada awal proses pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses waktu pengikatan awal. - Mengurangi penguapan air beton yang terlalu besar akibat panas sehingga dapat menyebabkan terjadinya susut pada beton. - Perbedaan temperatur pada beton dapat mengakibatkan retak pada beton. - Perawatan beton dilaksanakan sampai batas yang ditentukan - Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran seluruh gelagar/ balok dan lantai dermaga selesai dan beton sudah mengeras dengan usia 2 hari. - Pembongkaran dilakukan terhadap seluruh bagian balok dan lantai dermaga dandilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada sruktur balok dan lantai dermaga. e. Pekerjaan Fasilitas Dermaga Pekerjaan fasilitas dermaga ini meliputi pemasangan fender, pemasangan bollard, stopper dan kelengkapan dermaga. Pekerjaan Pemasangan Fender Fender yang digunakan adalah type V 800H 2000L dengan defleksi 52,5 %,minimum energy absorbtion 50,4 Ton.m dan reaksi maksimum 172 Ton Agar posisi fender tepat sesuai dengan lokasi yang akan dipasang makapemasangan anchor menggunakan Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 113

8 template yang dibuat terlebih dahulu dimana posisilubang persis seperti fender aslinya. Pemasangan anchor fender dilaksanakan setelahpemasangan besi beton dan sebelum pemasangan bekisting samping. Setelah besibeton terpasang terlebih dahulu dipasang template fender pada sisi luar dilanjutkandengan pemasangan baut anchor pada template fender sisi bagian belakang,kemudian anchor fender di las pada besi beton agar posisi anchor tidak berubah pada saat pengecoran. Setelah semua anchor fender terpasang kuat pada besi beton maka template fender dilepas dan dilanjtkan dengan pemasangan bekisting penutup list plank. Setelah bekisting terpasang dianjutkan dengan proses pengecoran listplank. Sedangkan pemasangan fender dilakukan setelah bekisting listplank dibongkar dan cukup umur. Pekerjaan Pemasangan Bollard/bolder Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-SC46 (sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton. Pada umumnya lubang anchor bolder memiliki sedikit sekali toleransi antara 1mm sampai dengan 3 mm sehingga pemasangan anchor harus presisi agar bollarddapat terpasang nantinya. Untuk memastikan posisi pemasangan anchor bollard yangtepat maka digunakan bollard itu sendiri sebagai template yang dipasang setelahpemasangan besi beton. Setelah bollard terpasang kuat bari dilaksanakan pengecoranbeton. Pelaksanaan proyek ini diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditargetkan. Selain itu, diharapkan pula selama kegiatan pelaksanaan pembangunan tidak menimbulkan gangguan yang berarti terhadap lingkungan sekitar yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari seperti gangguan karena kebisingan, getaran, ataupun polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan serta debu akibat dari kegiatan lapangan. Sehingga penerapan manajemen lingkungan sebagai pengelolaan terhadap dampak lingkungan dilaksanakan secara ketat. f. Tahap Pemasangan Harbour Mobile Crane dan Test Commissioning Pada tahap ini, dilakukan pemasangan satu unit Horbour Mobile Crane (HMC), dengan kapasitas angkat 100 ton dan bisa dugunakan untuk bongkar muat kontainer dengan kapsitas 400 kontainer perhari, dan juga bisa digunakan untuk bongkar muat material curah ( batu bara, gypsum, trass dan laterite), dengan kapasitas 5000 ton perhari. Evaluasi dan Pembahasan a. Pekerjaan pengerukan menggunakan crane barge yang dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long arm dan satu unit tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Alat ini dipilih karena sesuai kondisi material dasar laut yang akan dikeruk berupa lanau berpasir lunak dan juga mepertimbangkan, kemudahan pemindahan material dari tongkang penampung ke atas truk dan selanjutnya dibuang ke dumping area yang berjarak sekitar 5 km dari pelabuhan. Disisi lain penggunaan clamp shell bisa bersamaan dengan excavator long arm, sehingga mempercepat penyelesaian pekerjaan dan tidak banyak menimbulkan efek terhadap lingkungan. b. Pekerjaan pemancangan, menggunakan single acting drop hammer, karena lebih mudah dioperasikan di permukaan air, dan lebih leluasa berolah gerak pada kondisi pelabuhan yang padat lalulintasnya, karena ukuranya yang tidak terlalu besar. Tiang pancang yang dipilih adalah yang berbentuk bulat berongga yang mempunyai diameter luar 508 mm dan 609 mm dengan panjang 14 m, jenis prestressed concrete spun piles dari hasil pabrikasi PT. Wijaya Karya dengan mutu beton K-600, karena sesuai dengan kedalam yang akan dipancang, dan perhitungan beban yang akan sangga termasuk peralatan bongkar muat yang akan dipasang di atas dermaga (Harbour Mobile Crane). c. Pekerjaan pengecoran menggunakan gabungan antara pre-cast dan cast in situ, untuk mempersingkat waktu pelakaksanaan proyek dan dengan mepertimbangkan, fasilitas yang tersedia, burupa area untuk pencetakan pre-cast yang cukup luas tersedia, mudah dan tersediannya material untuk pembuatan pre-cast dan tersedianya concrete batching plant yang dilengkapi dengan truck mixernya, milik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Disamping itu, penggunaan pre-cast juga mengurang limbah kayu atau papan bekas bekisting. d. Pemilihan Harbour Mobile Crane (HMC) sebagai fasilitas bongkar muat, karena mempunyai fungsi ganda, yaitu bisa dipakai untuk bongkar muat kontainer dan juga bisa dipakai untuk bongkar muat material curah (batu bara, gypsum, fly ash dan trass). Disamping itu, bobot dari pada Harbour Mobile Crane, tidak terlalu membebani pondasi dan lantai dermaga. 3. KESIMPULAN Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 114

9 1. Metode konstruksi yang dipilih yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan pengerukan dasar laut dan kolam labuh, pekerjaan jetty, pekerjaan sea wall, pekerjaan dermaga, pemasangan alat bongkar muat ( harbour mobile crane). 2. Material yang diperlukan dalam pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit produksi Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan adalah Batu Pecah ; Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)dengan mutu beton K-300; Tulangan baja 8, 12, 19, 25 ; kawat pengikat tulangan ; papan kayu atau multiplek; kayu; fender type V V800H2000L; bollard/bolder kelas 3-SC Peralatan-peralatan yang digunakanpada pelaksanaan pekerjaan pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 adalah truk mixer, concrete pump, concrete vibrator, bender, bar cutter,theodolite, waterpass, dump truck, single acting drop hammer, excavator, kapal tongkang / ponton, boat penarik (tug boat), crane dan flat bed truck. DAFTAR PUSTAKA Abrar, H. (2010). Manajemen Proyek Perencanaan Penjadwalan & Pengendalian Proyek. Yokyakarta: Andi. Alonzo De F. Quin. (1989). Design & Constuction of Port & Marine Structue. Asiyanto. (2008). Metode Konstruksi Bangunan Pelabuhan. Penerbit Universitas IndonesiaUI Press. Imam, S. (1999). Manajemen Proyek Jilid 1. Surabaya: Erlangga. Soedjono, K. (2002). Perncanaan Pelabuhan. Penerbit ITB. Susi Fatena, R. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit Rineka Cipta. Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi 115

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1. UMUM Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 225 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisa penetapan tata

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA BIAYA

BAB VII ANALISA BIAYA BAB VII ANALISA BIAYA 7.1 ANALISA BIAYA STRUKTUR DERMAGA 7.1.1 HARGA MATERIAL DAN UPAH Harga material dan upah diambil dari Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Surabaya Th 2005 dan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6 Bab 6 6 Estimasi Biaya Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 6.1 Umum Perkiraan biaya konstruksi Pekerjaan Perbaikan Dermaga Konvensional A s/d I dan pemasangan sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi Disampaikan Oleh : Habiby Zainul Muttaqin 3110100142 Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Iriani W, M.Sc Ir. Fuddoly,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk Bab IV BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi

Lebih terperinci

ZULFIKAR JAUHARI NRP

ZULFIKAR JAUHARI NRP TUGAS AKHIR MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO KERTOSONO STA. 5+350 STA. 10+350 DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU DI KABUPATEN MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR ZULFIKAR JAUHARI NRP. 3110040601

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban

Lebih terperinci

Makalah Pelabuhan 3 SIPIL 2 PAGI TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DISUSUN OLEH :

Makalah Pelabuhan 3 SIPIL 2 PAGI TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DISUSUN OLEH : Makalah Pelabuhan TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DISUSUN OLEH : Maryam Nadiara Husfika Mutiara Nurul Faadhilah Rachmat Saefulloh Ryan Adriadi Noorsiddiq Zinner Parulian 3 SIPIL 2 PAGI MAKALAH PELABUHAN

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT Wowo Afif Fathurohman 1 Asri Wulan 2 Tri Handayani 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN BAB 4. FASILITAS PELABUHAN 4.1. DEFINISI DASAR Secara umum yang dimaksud sebagai fasilitas dasar atau infrastruktur pelabuhan adalah struktur konstruksi bangunan yang menunjang kegiatan pelabuhan yang

Lebih terperinci

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan 213 BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari analisa Perencanaan Struktur Baja Dermaga Batu Bara Meulaboh Aceh Barat provinsi DI Aceh, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisa penetapan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT 1 Wowo Afif Fathurohman 2 Asri Wulan, ST., MT 3 Tri Handayani, ST., MT 1 Afief_fathuroman@rocketmail.com 2 Asr_wulan@yahoo.com

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok Julfikhsan Ahmad Mukhti Program Studi Sarjana Teknik Kelautan ITB, FTSL, ITB julfikhsan.am@gmail.com Kata

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 OLEH : DHIMAS AKBAR DANAPARAMITA / 3108100091 DOSEN PEMBIMBING : IR. FUDDOLY M.SC. CAHYA BUANA ST.,MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti : BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Pagar Sementara Pagar sementara

Lebih terperinci

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP 8.1. KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Pembangunan Dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut Tarakan - Kalimantan Timur yang meliputi : analisa data, perhitungan reklamasi,

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB VI METODE PELAKSANAAN

BAB VI METODE PELAKSANAAN BAB VI METODE PELAKSANAAN 6.1 UMUM Metode pelaksanaan yang akan diuraikan dalam bab ini, metode pelaksanaan dermaga. Dalam bab ini hanya akan membahas mengenai konsep dasar pelaksanaan dermaga, dan tidak

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat

Lebih terperinci

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA Perhitungan tiang pancang dermaga & trestle: Dimensi tiang pancang Berdasarkan dari Technical Spesification of Spiral Welded Pipe, Perusahaan Dagang dan Industri PT. Radjin,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

Lebih terperinci

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB X PENUTUP KESIMPULAN 300 BAB X PENUTUP 10.1. KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Pengembangan PPP Tasik Agung Kabupaten Rembang ini yang meliputi analisis data, perhitungan struktur dermaga serta analisis harga pekerjaan, dapat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1 Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan volume pekerjaan, kekuatan sebuah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Papan Nama Proyek (Multy Plek) Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan PLTU Cilacap 2X300 MW ditujukan selain untuk memenuhi kebutuhan listrik juga ditujukan untuk meningkatkan keandalan tegangan di

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. ANALISIS PENGGUNAAN METODE HALF SLAB TERHADAP NILAI BIAYA DAN WAKTU DALAM PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK M-GOLD TOWER BEKASI JAWA BARAT) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Nama : Bias Cahya Islami NPM : 21312452 Dosen Pembimbing : Remigius Hari S, ST.,M.Ars Latar

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Hollow Core Slab ( HCS ) Suatu terobosan baru dalam konstruksi lantai beton untuk bangunan bertingkat telah hadir di Indonesia, yaitu plat beton berongga prategang pracetak (precast

Lebih terperinci