EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DI KABUPATEN BANTUL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DI KABUPATEN BANTUL"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DI KABUPATEN BANTUL EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF LOCAL WORKFORCE PLACEMENT PROGRAM IN BANTUL REGENCY Oleh : Herdwining Pudyastuti dan Argo Pambudi, M.Si, Universitas Negeri Yogyakarta, p.herdwining@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul dan faktor-faktor penghambatnya. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam perbaikan pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal kedepannya. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dan mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul dari tahun 2011 sampai 2016 telah berjalan efektif. Tujuan dari program penempatan tenaga kerja yaitu menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang sesuai dengan kualifikasi keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan telah tercapai. Faktor penghambat yang muncul yaitu lowongan pekerjaan yang tersedia kurang diminati oleh pencari kerja, kualifikasi pencari kerja yang kurang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, informasi lowongan pekerjaan yang terbatas karena rendahnya kesadaran perusahaan untuk melaporkan informasi lowongan pekerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Kata Kunci: Efektivitas, Tenaga Kerja Lokal, Pengangguran Abstract The purpose of this research was to determine the effectiveness of implementation as well as the restrictive factors of the local workforce placement program in Bantul regency. The benefit of this research should be used as a consideration matters for the Government to improve its local workforce placement program. The research design was a descriptive research with a qualitative approach, which the design used to illustrate and describe effectiveness of local workforce placement program implement in Bantul regency. These results indicated that the program has effectived since 2011 until 2016 for met a better workplace placement that was on right position based on competences, skills, interests, and abilities. These research restricted by an unsuitable between the offers with people interest, not-to-meet of the qualification with the demands, limited information access yet unawareness by company s to share the information to Department of Labour and Transmigration office in Bantul regency. Keywords: Effectiveness, Local Workforce, Unemployment PENDAHULUAN Aspek ketenagakerjaan merupakan salah satu potensi pembangunan yang sangat menentukan keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Permasalahan yang ditimbulkan dalam aspek ketenagakerjaan adalah apabila ternyata sumber daya manusia di usia produktif banyak yang menjadi pengangguran (Sadono Sukirno, 2006:328). Pengangguran tidak hanya menjadi masalah bagi pemerintah pusat tetapi juga bagi pemerintah daerah. Seperti halnya yang dialami Pemerintah Kabupaten Bantul bahwa angka pengangguran merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi demi mencapai kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengatasi masalah pengangguran adalah melalui 24

2 penempatan tenaga kerja. Dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja, dijelaskan bahwa penempatan tenaga kerja adalah proses pelayanan penempatan yang diberikan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, dan kepada pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai dengan syarat jabatan yang dibutuhkan. Pelayanan penempatan tenaga kerja menurut lokasi kerja dibagi berdasarkan tiga, salah satunya yaitu penempatan tenaga kerja lokal atau Antar Kerja Lokal (AKL). Namun, penempatan tenaga kerja lokal yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul belum menunjukkan hasil yang memuaskan, hal tersebut terjadi karena jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak sebanding dengan jumlah penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul, di mana dari tahun rata-rata pencari kerja sebanyak jiwa hanya terserap oleh lapangan kerja melalui penempatan tenaga kerja lokal rata-rata sebanyak 917 jiwa atau 16,44 persen. Banyaknya pencari kerja yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia melalui penempatan tenaga kerja lokal disebabkan karena pencari kerja kurang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan calon pengguna tenaga kerja serta jenis jabatan yang kurang diminati oleh para pencari kerja. Selain itu, permasalahan lain yang terjadi adalah tidak semua perusahaan di Kabupaten Bantul melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan adanya lowongan pekerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul sesuai dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan, menjadikan kurangnya informasi lowongan pekerjaan di Informasi Pasar Kerja (IPK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang dibutuhkan oleh pencari kerja. Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai penyelenggaraan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Program Penempatan Tenaga Kerja Lokal di Kabupaten Bantul. Hal ini penting dilakukan karena akan memberikan gambaran nyata mengenai pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal. Gambaran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perbaikan pelaksanaan program kedepannya. Efektivitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif dapat mencapai hasil (outcome) yang diharapkan, atau mencapai target/tujuan dari adanya tindakan (William N. Dunn, 2003:429). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator efektivitas menurut Bryant dan White dalam (Samodra Wibawa, dkk, 1994:65) untuk mengukur efektivitas pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul. Bryant dan White mengusulkan beberapa kriteria selain tujuan dan target yaitu waktu pencapaian, tingkat pengaruh yang diinginkan, perubahan perilaku masyarakat, pelajaran yang 25

3 diperoleh para pelaksana kebijakan, dan tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Desain ini digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti dan UPTD BLK Kabupaten Bantul pada 10 Januari sampai dengan 3 Maret Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah: 1. Kepala Seksi Pelatihan dan Pemagangan Disnakertrans Kabupaten Bantul, Ibu Rina Dwi Kumaladewi S.H. 2. Kepala Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Bantul, Ibu Wartiningsih S.I.P. 3. Staf Fungsional Pengantar Kerja Disnakertrans Kabupaten Bantul, Bapak Drs. Mujihadi. 4. Petugas Antarkerja LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti, Ibu Faturohmah. 5. Staf Administrasi UPTD BLK Kabupaten Bantul, Bapak Yohanes Margono. 6. Pencari kerja yang mendaftar di Disnakertrans Kabupaten Bantul, saudari Vembrika, Rahma dan Rista. Peneliti menentukan subjek penelitian dikarenakan mereka adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam penempatan tenaga kerja lokal. Peneliti meyakini bahwa pihak-pihak tersebut mampu memberikan informasi dan data mengenai penelitian ini. Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan observasi di lapangan. Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari internet, buku, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 39 Tahun 2016, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 Tahun 2011, data statistik ketenagakerjaan Kabupaten Bantul serta data penempatan tenaga kerja Kabupaten Bantul. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti terjun langsung ke lapangan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi serta dokumen-dokumen yang didapatkan dari data sekunder. Teknik Analisis Data Dalam mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Peneliti membandingkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang didapat sampai mengalami kejenuhan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman. Teknik ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Haris Herdiansyah, 2010:164). 26

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, efektivitas pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal diukur dengan lima indikator efektivitas yaitu waktu pencapaian, tingkat pengaruh yang diinginkan, perubahan perilaku masyarakat, pelajaran yang diperoleh para pelaksana kebijakan, dan tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya. 1. Waktu Pencapaian Menurut Bryant dan White dalam (Samodra Wibawa, dkk, 1994:65) pengukuran keberhasilan suatu kebijakan berbicara tentang berapa lama kebijakan itu tercapai. Setiap kebijakan memiliki waktu yang berbeda dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan yang dimaksud disini adalah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan dalam pelayanan penempatan tenaga kerja. Waktu pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditentukan dalam pelayanan penempatan tenaga kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 2 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan ditargetkan dapat dicapai pada tahun Dari tahun 2011 sampai 2016, pelayanan penempatan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja telah mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan yaitu 70% kecuali pada tahun 2013 hanya mencapai 59,34% karena kendala baik dari sisi pencari kerja maupun pemberi kerja. Kendala dari sisi pencari kerja yaitu tidak semua lowongan pekerjaan yang tersedia atau yang ditawarkan oleh Dinas Tenaga Kerja diminati oleh pencari kerja. Kemudian, kendala dari sisi pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yaitu tidak semua perusahaan melaporkan adanya lowongan pekerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja sehingga lowongan pekerjaan yang tersedia atau yang ditawarkan terbatas. Walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala, namun pelayanan penempatan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja telah memenuhi waktu pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan sampai dengan tahun Tingkat Pengaruh yang diinginkan Menurut Bryant dan White dalam (Samodra Wibawa, dkk, 1994:65) indikator kedua dalam menilai efektivitas adalah tingkat pengaruh yang dinginkan yang merupakan kesesuaian pencapaian dari hasil pelaksanaan suatu kebijakan dengan tujuan yang ingin dicapai dari suatu kebijakan atau program. Selain itu, tingkat pengaruh yang diinginkan juga terkait kemampuan kebijakan dalam menjangkau kelompok-kelompok target. Dalam kaitannya dengan program penempatan tenaga kerja lokal, kelompokkelompok target yang dimaksud adalah masyarakat pencari kerja. Untuk menjangkau masyarakat pencari kerja sebagai kelompok target, Dinas Tenaga Kerja dan LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti melaksanakan pelayanan informasi pasar kerja melalui papan bursa kerja yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan kecamatan, 27

5 website bursa kerja online yaitu surat kabar Kedaulatan Rakyat, radio Pop FM Jogja, pamflet maupun brosur supaya masyarakat pencari kerja dapat mengetahui informasi lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga dapat mempermudah masyarakat pencari kerja dalam mencari pekerjaan. Tujuan program penempatan tenaga kerja lokal adalah untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang sesuai dengan kualifikasi keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pencocokan antara kualifikasi pencari kerja dengan persyaratan lowongan pekerjaan yang tersedia oleh Dinas Tenaga Kerja dan LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti sebelum menempatkan tenaga kerja. Tercapainya tujuan program penempatan dapat dilihat dari tidak adanya keluhan dari pencari kerja yang telah ditempatkan baik oleh Dinas Tenaga Kerja dan LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti karena tidak sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat maupun tingkat pendidikannya. Hal tersebut karena sebelumnya telah dilakukan pencocokan antara kualifikasi pencari kerja dengan persyaratan lowongan pekerjaan yang tersedia oleh Dinas Tenaga Kerja dan LPTKS PT. Kharisma Jaya Mukti, sehingga penempatan tenaga kerja lokal yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan program penempatan. 3. Perubahan Perilaku Masyarakat Program penempatan tenaga kerja lokal pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat pencari kerja. Agar masyarakat pencari kerja dapat mengetahui mengenai pelaksanaan program penempatan maka Dinas Tenaga Kerja melakukan kegiatan sosialisasi ke desa-desa di Kabupaten Bantul. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan program supaya dapat tersampaikan kepada masyarakat pencari kerja. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat pencari kerja mengenai aturan penempatan, prosedur penempatan, syarat penempatan, serta peran dan tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja sehingga dengan pemahaman tersebut dapat memberikan perubahan perilaku pada masyarakat pencari kerja. Perubahan perilaku tersebut yaitu masyarakat pencari kerja menjadi lebih berhati-hati dan lebih waspada terhadap Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) yang tidak mempunyai izin dari pemerintah, karena masyarakat telah memahami mengenai aturan dan prosedur penempatan di mana dalam pelaksanaannya tidak dipungut biaya sedikitpun sehingga dapat menghindarkan kasus penipuan yang dialami masyarakat pencari kerja di bidang penempatan tenaga kerja. Selain lebih waspada dan berhati-hati, masyarakat pencari kerja juga lebih pandai menyikapi di dalam hubungan pekerjaan, misalnya ketika mereka mendapat permasalahan di dalam perusahaan setelah ditempatkan, mereka akan menghubungi Dinas Tenaga Kerja supaya nantinya bisa dibantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemudian juga, ketika 28

6 Efektivitas Pelaksanaan Program... (Herdwining Pudyastuti dan Argo Pambudi, M.Si) mereka merasa mendapatkan perlakukan tidak adil dari perusahaan misalnya jam kerja lembur, mereka pun juga akan melapor ke Dinas Tenaga Kerja. Hal tersebut karena masyarakat pencari kerja telah memahami peran dan tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan sehingga ketika mereka mendapat permasalahan di dalam perusahaan mereka tidak tinggal diam saja dan akan menghubungi Dinas Tenaga Kerja. 4. Pelajaran yang diperoleh Para Pelaksana Kebijakan Pelaksana kebijakan atau implementor dalam program Penempatan Tenaga Kerja Lokal adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Selama implementasi program ini, Dinas Tenaga Kerja sebagai implementor pasti memperoleh sebuah pelajaran. Pelajaran yang diperoleh implementor tentunya akan membuat pelaksanaan program ini semakin baik. Kegiatan penunjang yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja untuk meningkatkan pelayanan penempatan kepada masyarakat pencari kerja adalah melalui job canvassing yaitu pencarian lowongan pekerjaan ke perusahaan dengan cara mengunjungi langsung ke perusahaan, job fair atau pameran kesempatan kerja yaitu kegiatan untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan pemberi kerja pada waktu dan tempat tertentu dengan tujuan penempatan, dan bekerjasama dengan Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) supaya dapat memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penyandang disabilitas lulusan BRTPD yang masih menganggur. Pelajaran yang diperoleh Dinas Tenaga Kerja dari pelaksanaan kegiatan job canvassing adalah perlu melakukan kunjungan ke perusahaan yang banyak membutuhkan tenaga kerja laki-laki supaya dapat menyerap lebih banyak pencari kerja laki-laki yang ada di Kabupaten Bantul. Kemudian, pelajaran yang diperoleh Dinas Tenaga Kerja dari pelaksanaan kegiatan job fair adalah perlu memperpanjang jadwal pelaksanaan job fair agar dapat menjaring lebih banyak pencari kerja, perusahaan peserta kegiatan job fair juga perlu diperbanyak khususnya yang berskala nasional. Pelajaran yang diperoleh Dinas Tenaga Kerja dari pelaksanaan kegiatan yang bekerjasama dengan BRTPD adalah perlu lebih gencar melakukan sosialisasi terkait kouta satu persen kepada perusahaan supaya dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penyandang disabilitas. Selain itu, kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan setiap tahunnya karena kegiatan tersebut dapat dijadikan sarana untuk mengetahui kemampuan atau skill difabel yang dibutuhkan oleh perusahaan yang memiliki lowongan serta sebagai wawasan perusahaan untuk mempertimbangkan kemampuan para difabel yang memungkinkan untuk dipekerjakan. 5. Tingkat Kesadaran Masyarakat akan Kemampuan Dirinya Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui program-programnya 29

7 Efektivitas Pelaksanaan Program... (Herdwining Pudyastuti dan Argo Pambudi, M.Si) semestinya mengarah ke peningkatan kemampuan masyarakat dan juga proses pembangunan dipandang sebagai usaha penyadaran masyarakat. Masyarakat yang dimaksud disini adalah masyarakat pencari kerja Kabupaten Bantul. Penempatan tenaga kerja erat kaitannya dengan pelatihan kerja. Masyarakat pencari kerja yang akan ditempatkan dapat mengikuti pelatihan kerja terlebih dahulu untuk meningkatkan keterampilannya. Peningkatan kemampuan masyarakat pencari kerja dapat dilihat dari setelah dilakukannya pelatihan kerja, di mana masyarakat pencari kerja yang sebelumnya belum memiliki keterampilan terjadi peningkatan kemampuan karena memiliki keterampilan yang layak jual setelah mengikuti pelatihan kerja. Peningkatan kemampuan tersebut dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat pencari kerja untuk bekerja di perusahaan. Masyarakat pencari kerja menjadi lebih percaya diri dalam bekerja di perusahaan karena kemampuannya yang layak dan diakui oleh perusahaan pemberi kerja. Seperti data yang telah diperoleh peneliti di lapangan, bahwasanya masyarakat pencari kerja lulusan Balai Latihan Kerja yang memenuhi persyaratan ditempatkan pada lowongan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya misalnya lulusan kejuruan menjahit ditempatkan pada lowongan pekerjaan di perusahaan bidang penjahitan antara lain PT. Busana Remaja Agra Cipta, PT. Jason Cipta Sukses, PT. Ameya Living Style Indonesia, PT. Komitrando, atau lulusan kejuruan otomotif ditempatkan pada perusahaan Astra Jogja dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya perusahaan mengakui kemampuan masyarakat pencari kerja lulusan Balai Latihan Kerja tersebut layak untuk bekerja di perusahaannya. 6. Faktor Penghambat Faktor penghambat dari Dinas Tenaga Kerja dalam hal ini bidang Penempatan Tenaga Kerja yaitu kurang efektifnya dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi ke desa-desa dan job canvassing ke perusahaan-perusahaan di Kabupaten Bantul. Hal ini karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia bidang Penempatan Tenaga Kerja yang hanya berjumlah tujuh orang. Sedangkan jumlah desa di Kabupaten Bantul ada 75 desa dan jumlah perusahaan di Kabupaten Bantul ada 671 perusahaan. Faktor penghambat dari pencari kerja yaitu kurang diminatinya lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga lowongan tersebut kesulitan terisi. Hal ini karena, sebagian besar perusahaan yang ada di Kabupaten Bantul bergerak di bidang garment sehingga rata-rata lowongan yang masuk adalah lowongan dari perusahaan garment yang banyak membutuhkan tenaga kerja di bidang operator. Selain itu, kurang sesuainya antara persediaan dalam hal ini pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dengan kebutuhan pasar kerja dalam hal ini keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja juga menjadi kendala dalam proses penempatan tenaga kerja. Kemudian, faktor penghambat dari pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yaitu rendahnya kesadaran perusahaan untuk menyampaikan informasi lowongan pekerjaan 30

8 Efektivitas Pelaksanaan Program... (Herdwining Pudyastuti dan Argo Pambudi, M.Si) kepada Dinas Tenaga Kerja sehingga informasi mengenai lowongan pekerjaan di Dinas Tenaga Kerja terbatas. Hal tersebut karena perusahaan tidak melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan adanya lowongan pekerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan karena tidak adanya sanksi yang jelas sehingga banyak perusahaan yang tidak mentaati aturan tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 telah berjalan efektif. Hal ini diukur oleh indikator-indikator sebagai berikut. a. Waktu pencapaian Program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja telah memenuhi waktu pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) penempatan tenaga kerja yang ditetapkan sampai dengan tahun b. Tingkat pengaruh yang diinginkan Program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul telah berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan yaitu menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang sesuai dengan kualifikasi keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan. c. Perubahan perilaku masyarakat Dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, pemahaman mengenai aturan, prosedur dan syarat penempatan, serta peran dan tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja dapat dipahami oleh masyarakat pencari kerja. Pemahaman tersebut dapat memberikan perubahan perilaku pada masyarakat pencari kerja, di mana masyarakat pencari kerja menjadi lebih berhati-hati dan lebih waspada terhadap penipuan berkedok penempatan serta lebih pandai menyikapi di dalam hubungan pekerjaan. d. Pelajaran yang diperoleh para pelaksana kebijakan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja yaitu job canvassing, job fair, dan bekerjasama dengan BRTPD dapat memberikan pelajaran kepada implementor. Pelajaran-pelajaran tersebut antara lain perlu lebih gencar melakukan sosialisasi kepada perusahaan terkait kouta satu persen, memperpanjang jadwal pelaksanaan kegiatan job fair supaya dapat menjaring lebih banyak pencari kerja, dan job canvassing ke perusahaan yang banyak membutuhkan tenaga kerja laki-laki. e. Tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya Pelatihan kerja yang dilakukan sebelum penempatan dapat mengarah ke peningkatan kemampuan masyarakat pencari kerja, di mana masyarakat pencari kerja memiliki keterampilan yang layak jual setelah 31

9 Efektivitas Pelaksanaan Program... (Herdwining Pudyastuti dan Argo Pambudi, M.Si) mengikuti pelatihan kerja. Peningkatan kemampuan tersebut memberikan kesadaran kepada masyarakat pencari kerja untuk bekerja di perusahaan karena kemampuannya yang layak dan diakui oleh perusahaan pemberi kerja. 2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan program penempatan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantul antara lain: lowongan pekerjaan yang tersedia kurang diminati oleh pencari kerja Kabupaten Bantul, kualifikasi pencari kerja yang kurang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan job canvassing yang belum maksimal karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia bidang Penempatan Tenaga Kerja, serta rendahnya kesadaran pihak perusahaan untuk menyampaikan informasi lowongan pekerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas penulis menyarankan: 1. Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul hendaknya perlu mengarahkan pencari kerja yang belum memiliki keterampilan untuk mengikuti pelatihan kerja supaya kualifikasi dan kompetensi pencari kerja yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di Kabupaten Bantul. 2. Perlu lebih gencar melakukan sosialisasi terkait kouta satu persen kepada perusahaan supaya dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penyandang disabilitas yang belum bekerja. 3. Perlu melalukan pemantauan kepada perusahaan yang belum menyampaikan informasi lowongan pekerjaan supaya nantinya Dinas Tenaga Kerja dapat memberikan sanksi berupa teguran kepada perusahaan yang belum menyampaikan informasi lowongan pekerjaan tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja. DAFTAR PUSTAKA Dunn, William N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. (Terjemahan Samodra Wibawa, dkk). Yogyakarta : Gadjah Mada University. Haris Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja. Sadono Sukirno. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Samodra Wibawa, dkk. (1994). Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 32

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1990, 2016 KEMENAKER. Penempatan Tenaga Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR (Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar)

PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR (Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar) PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA MAKASSAR (Labor Placement Service at the Employment Office of Makassar) Aulia Fitrani, Rakhmat dan Muhammad Rusdi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN MELALUI JOB FAIR DI KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN MELALUI JOB FAIR DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI STRATEGI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN MELALUI JOB FAIR DI KABUPATEN BOYOLALI S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis berkaitan dengan judul Kajian Terhadap Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dalam Implementasi Perluasan

Lebih terperinci

Gambar 1 Kebijakan Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja. Pemanfaatan pekerja penuh, peningkatan produktivitas dan penghargaan yang layak

Gambar 1 Kebijakan Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja. Pemanfaatan pekerja penuh, peningkatan produktivitas dan penghargaan yang layak Kebijakan dalam Perluasan Kesempatan KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DI YOGYAKARTA * Bayu Prakoso Abstract The reason behind this research is that there is

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIS PENDIRIAN OPERASIONAL BURSA KERJA KHUSUS WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.07/MEN/IV/2008 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1 Hal ini harus selaras dengan perkembangan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan PROFESIONALISME KINERJA PERANGKAT KELURAHAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus di Kelurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan program pelatihan keterampilan institusional, dan kendala yang dihadapi UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Laporan Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Laporan Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun Anggaran : 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman Tahun 2016)

ANALISIS STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman Tahun 2016) A n a l i s i s S t r a t e g i D i n a s T e n a g a.. ( K a r i m o v i c K a u t s a r ) 1 ANALISIS STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan lapangan atau kesempatan kerja baru untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu target yang harus dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hamid Edy Sunandi, Ekonomi Indonesia Dari Sentralisasi Ke Desaentralisasi, UII Press, Yogyakarta, 2006 hal 90.

BAB I PENDAHULUAN. Hamid Edy Sunandi, Ekonomi Indonesia Dari Sentralisasi Ke Desaentralisasi, UII Press, Yogyakarta, 2006 hal 90. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai luas wilayah yang sangat luas, terdapat banyak sumber daya alam dan banyaknya jumlah penduduk usia produktif, maka Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT 324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,

Lebih terperinci

Selfia Migar Novie.R.A.Palar F.Daicy.J.Lengkong ABSTRACT

Selfia Migar Novie.R.A.Palar F.Daicy.J.Lengkong ABSTRACT EFFECTIVENESS OF HEALTH SERVICES IN PUSKESMAS (Case Study in Bakun Village, Loloda Sub-district, Halmahera Barat District) State Administration Department Sam Ratulangi University Manado Selfia Migar Novie.R.A.Palar

Lebih terperinci

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI JL. Raya Puputan, Niti Mandala Renon, Denpasar Telp. (0316) 225596, 223964 Fax. (0361)226049 Website : www.bursakerja.baliprov.go.id Email : disnaker_bali@yahoo.com

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Malang sebagai kota terbesar kedua setelah Surabaya di Provinsi Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Kota Malang sebagai kota terbesar kedua setelah Surabaya di Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR Kota Malang sebagai kota terbesar kedua setelah Surabaya di Provinsi Jawa Timur menghadapi nnasalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pertambahan jumlah

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat GUBERNUR GORONTALO, : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang merupakan program pelatihan berbasis masyarakat yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peranan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pencari Kerja

Kata Kunci : Peranan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pencari Kerja PERANAN DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MEMBANTU PARA PENCARI KERJA DI KABUPATEN SAROLANGUN DAHMIRI*), MASITA DEWI**) *) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi **)

Lebih terperinci

ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3

ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3 ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3 Supervisors in performing their duties had not been implemented to the maximum.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi (2005:63), metode deskriptif dengan menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di

BAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan mengenai pengamanan pasir, kerikil, dan batu di lingkungan sungai dan pesisir di Kabupaten Bantul diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2003.

Lebih terperinci

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi)

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi) 174 PELAKSANAAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA DI BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Penulis 1: Tusri Suharyadi Penulis 2: Muhyadi Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN JOB FAIR TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN JOB FAIR TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN JOB FAIR TAHUN 2015 TANGGAL 4 NOVEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dan perdagangan, telah memacu perubahan struktur ekonomi dan industri yang tentunya akan mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga kerja sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 79 EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN Tengku Rahardian dan Isril FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Evaluation Tax Withholding of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki tingkat pengangguran yang masih tinggi. Berdasarkan informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut

Lebih terperinci

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Pencapaian Standar Kualifikasi... (Septantya Budi Saputra) 53 PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL TEACHER QUALICATION STANDARD

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah penyandang disabilitas atau sering kali disebut difabel tergolong sangat banyak. Berdasarkan hasil pendataan atau survey Pusdatin Depsos

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN 1 SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukanan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Pelaksanaan Kebijakan Jampersal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA

EFEKTIVITAS PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA EFEKTIVITAS PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA Oleh : Zakia Kemala Dewi D1114031 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal penting

Lebih terperinci

Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi

Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi Program pendidikan merupakan suatu proses peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara bertahap, sistimatis dan sesuai

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian ini bersifat holistik. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa pemberdayaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keinginan penulis yang berusaha semaksimal mungkin yang didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. keinginan penulis yang berusaha semaksimal mungkin yang didasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian Objek penelitian merupakan langkah utama yang paling penting dalam melakukan penelitian, apalagi menentukan masalah apa yang harus di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan semakin sulit karena jumlah perusahaan dapat dikatakan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Hal

Lebih terperinci

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Noprita (akunoprita@gmail.com) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG ABSTRAK Oleh: Brigitta Indriani

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur.

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. PENINGKATAN KOMPETENSI CALON TENAGA KERJA MELALUI PELATIHAN KERJA PADA BALAI LATIHAN KERJA INSTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN (BLKIP) SURABAYA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk menjelaskan mengenai efektivitas program peningkatan kualitas dan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PP NOMOR 43 TAHUN 1998 PASAL 28 TERHADAP PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT. MADUBARU - PG/PS MADUKISMO.

JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PP NOMOR 43 TAHUN 1998 PASAL 28 TERHADAP PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT. MADUBARU - PG/PS MADUKISMO. JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PP NOMOR 43 TAHUN 1998 PASAL 28 TERHADAP PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT. MADUBARU - PG/PS MADUKISMO Diajukan oleh : SEPTIAN ADI CAHYA NPM : 09 05 10029 Program Studi Program

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT - 156 - BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. waktu yang telah di tentukan yaitu tahun 2001 sampai dengan 2005.

BAB III PEMBAHASAN. waktu yang telah di tentukan yaitu tahun 2001 sampai dengan 2005. BAB III PEMBAHASAN Masalah pengangguran atau pencari kerja merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan, yang sejak keberadaannya hingga saat ini sulit ditanggulangi. Adapun masalah ketenagakerjaan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran adalah kondisi saat seseorang tidak bekerja dalam usia produktif antara 15 hingga 65 tahun. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air adalah salah satu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat besar manfaatnya bagi makhluk hidup. Dari jumlah air yang ada di bumi, 97 persennya adalah

Lebih terperinci

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO PERANAN INSTITUSI DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN WALI KOTA BUKITTINGGI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRATEGI DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (SDPK) TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang perizinan pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro yang dianalisis dengan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat mengembangkan pola kebijakan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT...

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT... DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i iii vi vii viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan untuk mendukung hak dan kewajiban. Penyandang cacat juga merupakan subyek hukum. Hal ini dapat

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14 URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14.1 KONDISI UMUM Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu antara Pemerintah, pengusaha dan pekerja atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari semua hasil temuan data dilapangan serta saran dari penulis yang diharapkan mampu menjadi perbaikan untuk selanjutnya. Secara umum

Lebih terperinci

Keywords: Surveillance,Visa visit, Abuse, Overstayed ABSTRAK

Keywords: Surveillance,Visa visit, Abuse, Overstayed ABSTRAK BENTUK PENGAWASAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA KUNJUNGAN OLEH WARGA NEGARA ASING DI PROVINSI BALI (STUDI KASUS DI KANTOR IMIGRASI KLAS I KHUSUS NGURAH RAI) Oleh Akbar Nugraha Putu Tuni CakabawaLandra Ida

Lebih terperinci

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI GAMBARAN UMUM Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 9 Tahun 2011, tentang Pembentukan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga

Lebih terperinci

Ahmad Muhammad Fakhruddin ( ) Departeman Politik dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Ahmad Muhammad Fakhruddin ( ) Departeman Politik dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Upaya Pemerintah Untuk Mewujudkan Kesetaraan Kemandirian Dan Kesejahteraan Difabel Di Kabupaten Klaten ( Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 2 Tahun 2011 Tentang Kesetaraan Kemandirian Dan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAYANAN INFORMASI PASAR KERJA (IPK) PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA HASRIANTI ULAN DARIAH 1. Abstrak

STUDI TENTANG PELAYANAN INFORMASI PASAR KERJA (IPK) PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA HASRIANTI ULAN DARIAH 1. Abstrak ejournal Administrasi Negara, 3 (1) 2015 : 158-168 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2015 STUDI TENTANG PELAYANAN INFORMASI PASAR KERJA (IPK) PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Warokka, B. M. Manuel*, Paul A. T. Kawatu*, Jootje M. L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BOGOR

DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : ama Jabatan Selanjutnya disebut pihak pertama

Lebih terperinci

PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DKI JAKARTA

PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DKI JAKARTA PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DKI JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT ANALYSIS PERFORMANCE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHER, IN THE IMPLEMENTATION GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM AT SMP N IN KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH YEAR OF 2012-2013 Andreas Setiawan (andreasstw@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai Membina, mengendalikan dan pengawasan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai Membina, mengendalikan dan pengawasan di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) adalah Lembaga pemerintahan yang mempunyai fungsi sebagai Membina, mengendalikan dan pengawasan di bidang ketenagakerjaan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Upaya dan Kendala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dalam Memberikan Informasi Lowongan Kerja kepada Masyarakat Berdasarkan

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI 7 REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI Andrizul dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Employee Recruitment and Placement. This study

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Identitas responden dari penelitian Analisis Peran Dinas Tenaga Kerja

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Identitas responden dari penelitian Analisis Peran Dinas Tenaga Kerja 52 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identitas Responden Identitas responden dari penelitian Analisis Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Pemberdayaan Tenaga Kerja Lokal di kota Pekanbaruyang berjumlah

Lebih terperinci

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Pulang Pisau Nomor 25 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS ISSN-P 207-2192 ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS Nurul Huda Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Pasar Kerja, Disnakertransos, 2013). Hingga akhir Desember 2014, jumlah

Pasar Kerja, Disnakertransos, 2013). Hingga akhir Desember 2014, jumlah PROPOSAL KEGIATAN KEBUMEN JOB FAIR 2016 LATAR BELAKANG Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Kebumen saat ini masih mensiratkan terjadi ketimpangan antara banyaknya pencari kerja yang terdaftar dengan tenaga

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

Kata kunci : Evaluasi, Pekerja Anak, Putus Sekolah, Efektif dan Efisien

Kata kunci : Evaluasi, Pekerja Anak, Putus Sekolah, Efektif dan Efisien EVALUASI PROGRAM PPA-PKH (PENGURANGAN PEKERJA ANAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN) TERHADAP PENGURANGAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013-2015 Iin Yuliyanti 1 Abstrak Alasan yang melatarbelakangi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) 1. Gambaran Umum Mengenai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan responden yang

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan responden yang BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan responden yang dilakukan oleh penulis maka telah diperoleh data dan informasi yang diperlukan, dan dari data dan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. melaksanakan berbagai kegiatan dalam program Pembinaan Bagi Para. Kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP. melaksanakan berbagai kegiatan dalam program Pembinaan Bagi Para. Kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagai berikut: BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Pembinaan Bagi Para Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta Pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa pembangunan ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan

Lebih terperinci