Zakaria Siregar Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UISU \

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Zakaria Siregar Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UISU \"

Transkripsi

1 Analisis Wacana Kritis Berita Kampanye Pasangan Rahudman Harahap- Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Medan 2010 di Harian Analisa dan Harian Sumut Pos Zakaria Siregar Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UISU \ ABSTRAK Teks berita bukan realitas sebenarnya melainkan hasil kompromi dari seluruh bagian dari organisasi media. Analisis isi media (content analysis) yang menggunakan metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis) memungkinkan kita untuk melakukan analisis secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan Norman Fairclough untuk menelusuri wacana yang dikembangkan Harian Analisa dan Harian Sumut Pos dalam mengkonstruksi realitas kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Dari 12 teks berita yang menjadi unit analisis penelitian, Harian Analisa cenderung menonjolkan pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Sebaliknya, Harian Sumut Pos cenderung menonjolkan pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dalam mengkonstruksi realitas kampanye. Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Teks Berita, Norman Fairclough 1

2 PENDAHULUAN Diakomodirnya calon perseorangan (independen) dalam Pilkada pasca putusan Mahkamah Konstitusi No. 5/PUU-V/2007 dan ditindaklanjuti dengan terbitnya UU No 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi sejarah baru. Tahun 2010 merupakan Pilkadasung kali kedua yang digelar di kota Medan yang berpenduduk jiwa yang tersebar di 21 kecamatan dan diikuti 10 pasangan calon. Salah satunya Sofyan Tan yang berpasangan Nelly Armayanti yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Sofyan Tan dianggap orang pertama dari etnis Tionghoa yang melibatkan diri dalam suksesi kepemimpinan di kota Medan. Fakta itu setidaknya dapat menepis anggapan bahwa masyarakat etnis Tionghoa selama ini enggan untuk terjun dalam dunia politik praktis. Etnis Tionghoa dianggap sebagai kelompok masyarakat yang lebih konsern dalam dunia usaha. Pilkada langsung kota Medan memang telah usai, pasangan Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin berhasil unggul dan menjadi calon terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Medan periode dengan perolehan suara. Sedangkan pasangan, Sofyan Tan-Nelly Armayanti memperoleh suara. Banyak faktor yang tak terpisahkan dari proses demokrasi dan politik, salah satunya keberadaan media massa, khususnya media massa cetak di kota Medan. Politik dan media dalam aktivitasnya sama-sama berhubungan dengan orang banyak. Aktivitas peliputan berita-berita kampanye merupakan bagian dari proses rekonstruksi realitas politik ke dalam bentuk teks berita. Persoalan yang diangkat menjadi masalah penelitian ini 2

3 adalah berita-berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Penelitian ini merupakan kajian analisis isi berita (content analysis) kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada putaran kedua Pilkada Medan 2010 di harian Analisa dan harian Sumut Pos dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis (critical discourse analysis/cda) multilevel metode untuk mengungkap sesuatu di balik berita (something behind text). Metode CDA diharapkan mampu mengungkap seperti apa teks disampaikan, bagaimana teks diproduksi dan apa pengaruh eksternal terhadap media dalam memberitakan suatu peristiwa adalah dengan melakukan kajian terhadap isi media. Untuk mengetahui bagaimana wacana pemberitaan kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada putaran kedua Pilkada langsung Walikota dan Wakil Walikota Medan periode di Harian Analisa dan Harian Sumut Pos Medan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan kajian terhadap analisis isi media (content analysis) dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis wacana kritis (critical discourse analysis/cda). Sesuai tuntutannya, analisis wacana kritis yang menggunakan pandangan kritis menekankan pada multilevel analisis yang menghubungkan analisis pada jenjang mikro (teks) dengan jenjang meso dan makro dengan mengacu kerangka analisis wacana kritis dari Fairclough. Tabel 1. Level Analisis Wacana Kritis No Level Masalah Level Analisis Metode Penelitian 1 Sosiocultural practise Makro Literatur 2 Discourse practise Meso Wawancara mendalam dengan pengelola media dan literatur 3

4 3 Text Mikro Teks Tabel 2. Unsur Teks Menurut Fairclough Representasi Unsur Yang Ingin Dilihat Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks Identitas Bagaimana identitas wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks Sedangkan untuk level makro (sociocultural practice), peneliti juga akan mengeksplorasi lebih jauh mengenai kecendrungan media dalam mengkonstruksi berita Pilkada langsung Medan tahun 2010 melalui studi pustaka. Analisis sociocultural didasarkan atas asumsi bahwa konteks sosial yang ada di luar media mempengaruhi bagaimana wacana dimunculkan oleh media. Meski tidak berhubungan langsung dengan produksi teks, socioculutral practice dipandang mempengaruhi bagaimana sebuah teks diproduksi dan difahami. Fairclough menjelaskan bahwa praktik itu tidak terjadi secara langsung melainkan dimediasi oleh discourse practice. Mediasi itu meliputi, pertama bagaimana teks diporduksi dan kedua bagaimana khalayak mengkonsumsi teks tersebut. Pada analisis level sociocultural practice, Fairclough membuat tiga level analisis yakni situasional, institusional dan sosial. Situasional maksudnya setiap teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas dan unik sehingga suatu teks bisa jadi berbeda dengan 4

5 teks yang lain. Sedangkan level institusional artinya melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi dalam praktik produksi wacana. Institusi itu bisa jadi berasal dari internal media sendiri ataupun eksternal media. Salah satunya adalah ekonomi media yang berpengaruh terhadap produksi berita di media yang pada gilirannya akan mempengaruhi wacana dalam pemberitaan. Pengaruh itu bisa jadi datang dari mitra iklan yang selama ini turut memberikan andil dalam kelangsungan media. Kemudian, khalayak pembaca yang dapat dilihat dari oplah yang juga memberikan kontribusi terhadap pemasukan media. Selain itu juga persaingan media dalam rangka merebut pangsa pasar khalayak dan mitra iklan. Terakhir adalah intervensi dari kepemilikan atau modal yang terkadang membuat media menjadi tidak sensitif terhadap berita yang ada hubungannya dengan pemilik atau pemodal. Selain ekonomi, institusi lain yang berpengaruh adalah politik. Pertama, adalah institusi politik yang mempengaruhi kehidupan dan kebijakan yang dilakukan media. Institusi politik yang dimaksud memang tidak berpengaruh langsung terhadap produksi berita namun menentukan seperti apa suasana ruang redaksi saat memutuskan apakah sebuah peristiwa akan diberitakan atau tidak, apakah berita tersebut akan dipotong atau tidak. Tentu pada akhirnya berita yang ditampilkan adalah hasil negosiasi dan pertarungan yang berlangsung di ruang redaksi. Pengaruh institusi redaksi ini juga dapat dilihat dengan adanya regulasi terhadap produksi berita yakni peraturan yang membatasi apa yang boleh diliput dan apa yang tidak boleh diliput. Kedua, institusi politik dalam arti media menjadi alat oleh kekuatan politik tertentu di masyarakat. Sebab media dapat menjadi alat bagi kelompok-kelompok tertentu yang dominan di masyarakat untuk memarjinalkan kelompok yang lain. Media yang menjadi alat oleh kelompok tertentu ini dapat dikatakan sebagai media partisan yang memang sengaja dibentuk untuk 5

6 mendukung kelompok atau kekuatan tertentu dimasyakarat serta kepentingankepentingan lainnya. Level ketiga dari analisis sociocultural practice adalah sosial. Menurut Fairclough, dalam level sosial, budaya masyarakat ikut menentukan perkembangan wacana media. Aspek sosial yang dimaksud lebih mengarah pada aspek makro seperti sistem politik, sistem ekonomi atau sisitem budaya masyarakat secara keseluruhan. Sistem itu menentukan siapa yang berkuasa, nilai-nilai apa yang dominan dalam masyarakat dan bagaimana kelompok yang berkuasa itu mempengaruhi masyarakat melalui media. Penelitian ini akan mengambil unit analisis yakni berita di Harian Analisa Medan dan Harian Sumut Pos. Kedua media lokal tersebut merupakan koran atau media cetak yang cukup representatif sebagai unit analisis penelitian ini. Untuk lebih memfokuskan penelitian, unit analisis yang akan digunakan yaitu berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada putaran kedua Pilkada langsung Medan tahun 2010 dari tanggal tanggal 13 hingga 15 Juni Idealnya penelitian ini, merujuk kepada paradigma defenisi sosial yang menjadi acuan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi untuk memahami realitas yang hendak diteliti. Namun hal itu tidak mungkin dilakukan karena penelitian dilakukan terhadap sesuatu yang telah terjadi. Selain itu, metode observasi juga memiliki kelemahan karena dapat mengganggu spontanitas tindakan serta kewajaran dari sikap si aktor yang diselidiki. Sebagai gantinya, untuk pengumpulan data primer dengan cara; 6

7 1. Pengumpulan berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada putaran kedua Pilkada langsung Medan tahun 2010 dari tanggal tanggal 13 hingga 15 Juni Melakukan wawancara (interview) dengan pengelola media tentang kebijakan pemberitaan terkait pelaksanaan Pilkada langsung Medan Sedangkan untuk pengumpulan data sekunder, peneliti akan melakukan studi literatur melalui buku, jurnal, majalah, artikel atau refrensi lain yang berkenaan dengan masalah penelitian Penelitian dilakukan di harian Analisa dan Harian Sumut Pos Medan. Harian Analisa merupakan salah satu media massa cetak yang eksis di kota Medan yang terbit sejak 23 Maret 1972 dengan format broadsheet, harian Analisa merupakan salah satu surat kabar terbesar di Medan yang awalnya diterbitkan seminggu sekali sebelum menjadi surat kabar harian. Sedangkan Harian Sumut Pos merupakan koran berjaringan yang menjadi anak perusahaan Grup Jawa Pos dan berkantor di Graha Pena Amplas. Dengan kekuatan jaringan yang ada, koran yang sebelumnya bernama Harian Radar Medan dan Harian Radar Nauli itu, kini melebur menjadi Harian Sumut Pos. Berdasarkan kerangka analisis wacana kritis Fairclough diperlukan teknik analisa data untuk menemukan hubungan antata analisis teks pada level mikro, discourse practice pada level meso dan konteks yang lebih besar (sociocultural practise). Pada tahapan analisis tentunya ketiga (mikro, meso dan makro) dilakukan secara bersama, yakni menggunakan metode analisis teks untuk level mikro, hingga melakukan wawancara mendalam dengan awak media untuk analisis pada level meso dan wawancara 7

8 mendalam dengan pakar komunikasi dan politik serta studi literatur untuk level makro. Untuk itu keperluan teknik analisis dilakukan dalam tiga tahapan 1. Pertama deskripsi, yakni menguraikan isi dan analisis secara deskriptif atas teks tanpa dihubungkan dengan aspek lain. Kedua interpretasi, yakni menafsirkan teks dan dihubungkan dengan praktik wacana yang dilakukan. Artinya teks tidak lagi dianalisis secara deskriptif melainkan ditafsirkan dengan menghubungkannya dengan bagaimana proses produksi teks dihasilkan. Ketiga explanasi, bertujuan untuk mencari penjelasan atas hasil penafsiran pada tahap interpretasi. Artinya peneliti akan mencoba mencari penjelasan dengan cara menghubungkan produksi teks dengan praktik sosioculutral dimana media berada. Untuk dapat memahami bagaimana realitas suatu peristiwa disajikan dalam bentuk berita dan bagaimana memahami berita tanpa melupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah berita, diperlukan kerangka kerja penelitian sebagai acuan. Kerangka kerja dalam penelitian ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam melakukan kajuan terhadap berita kampanye kedua kedua pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti pada Pilkadasung Medan 2010 di Harian Analisa dan Harian Sumut Pos. Secara umum dapat dijelaskan bahwa munculnya sebuah teks berita apapun dari media massa, termasuk dari peristiwa kampanye pasangan Rahudman Harahap- Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti selalu dipengaruhi faktor yang bersifat internal dan eksternal dari institusi media. Berita bukan cermin atau copy 1 Ibid hal 327 8

9 paste dari realitas yang terjadi. Berita adalah upaya rekonstruksi sebuah peristiwa untuk disajikan kepada khalayak. Proses rekonstruksi itu tidak terjadi dalam ruang hampa. Berita yang hadir ditengah-tengah khalayak adalah hasil dari pertarungan dan negosiasi dari berbagai kekuatan dan kepentingan. CDA dapat menjadi salah satu cara untuk menemui titik terang menelusuri ruang hampa itu, yakni bagaimana teks berita dikonstruksi oleh institusi media. Kajian itu tidak hanya sebatas analisis teks, tetapi juga menyangkut proses produksi dan kondisi sosial politik yang terjadi ketika peristiwa itu terjadi dan dikonstruksi oleh institusi media. Untuk itu, metode yang dilakukan juga tidak sebatas studi literatur dari teks berita referensi buku tetap juga dengan melakukan wawancara mendalam dengan pengelola media. Hasil dari proses itu diharapkan dapat mengungkap sesuatu yang tersembunyi dibalik teks berita serta menjawab apa yang menjadi tujuan penelitian ini. Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian 9

10 Faktor Internal Berita Kampanye Pasangan Rahudaman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti di Harian Analisa dansumut Pos CDA Model Norman Fairclough Sosial Analisis (Sosioculural discourse) Proses Analisis (Discourse Practise) Teks (Analisis teks) Methode Literatur dan interview Interview Analisis Teks Hasil: Somethin g Behind Text Faktor Eksternal HASIL PEMBAHASAN Sesuai dengan metode yang digunakan, penelitian ini merupakan kajian analisis isi media (content analysis) dengan menggunakan metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis) melalui pendekatan perubahan sosial (sosiocultural change approach) yang disampaikan oleh Norman Fairclough. Menurut Fairclough dalam proses analisis teks (tingkat mikro) yang perlu menjadi perhatian adalah unsur representasi, unsur relasi dan unsur identitas. Penelitian ini dilakukan terhadap berita kampanye pasangan Rahudman-Eldin dan Sofyan Tan-Nelly di harian Analisa dan harian Sumut Pos. Adapun jumlah berita kampanye yang terdapat di Harian Analisa selama kampanye putaran kedua Pilkada Medan tahun 2010 sebanyak 23 berita, dengan rincian 9 (sembilan) berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan 14 berita kampanye pasangan Sofyan Tan-Nelly Amryanti Lubis. Sedangkan di Harian Sumut Pos sebanyak 7 (tujuh) berita, dengan rincian 4 (empat) 10

11 berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan 3 (tiga) berita kampanye pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti Lubis. Untuk keperluan proses pembahasan, peneliti hanya menganalisa 12 teks berita kampanye putaran kedua, yakni 6 (enam) berita dari Harian Analisa dan 6 (enam) berita dari Harian Sumut Pos. Untuk lebih memudahkan, peneliti akan menulis kembali ringkasan berita dengan prinsip 5W 1H, Dalam konteks yang lebih luas, munculnya teks dan wacana terkait Pilkada Langsung kota Medan dan bagaimana teks itu difahami oleh masyarakat tidak bisa dilepas dari kondisi sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan menurut Fairclough, wacana yang muncul dalam media ditentukan oleh perubahan masyarakat. Aspek makro yang terdapat dalam level sosial itu seperti sistem politik, ekonomi atau budaya yang tengah berlangsung di masyarakat. Bagi masyarakat kota Medan, tahun 2010 adalah pemilihan kepala daerah secara langsung untuk yang keduakalinya. Pertama kali tahun 2005 pasca keluarnya UU no 32 tahun 2004 yang menjadi landasan hukum pemilihan langsung dan keduakalinya tahun 2010 lalu. Bedanya, dalam pemilihan langsung kali ini calon independen mendapat tempat dan dapat bersaing dengan calon dari partai politik. Walau dalam kenyataannya semua pasangan dari calon independen belum mampu mengungguli calon dari partai politik dalam Pilkada Medan. Sebab itu, harus difahami bahwa ajang Pilkada Medan 2010 bukanlah pengalaman yang baru bagi masyarakat kota Medan yang sebelumnya pernah mengikuti Pilkada Langsung Walikota dan Wakil Walikota Medan tahun 2005, Pilkada Langsung Gubernur tahun 2008 dan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun

12 Dari aspek sistem politik, Pilkada Langsung yang dimulai Juni 2005 dapat dikatakan sebagai lompatan demokrasi dalam perjalanan sistem politik di Indonesia. Pilkada Langsung menjadi sarana demokrasi untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpinnya secara langsung melalui mekanisme pemungutan suara. Meskipun harus difahami bahwa rakyat tetap saja tidak dapat terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan sehari-harinya. Tetapi, setidaknya masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap pemimpin yang telah mendapat mandat langsung dari rakyat saat pemilihan langsung. Disisi lain, pilkada langsung juga menciptakan penafsiran sepihak karena kerap dianggap sebagai pesta demokrasi rakyat yang memiliki kecendrungan makna negative. Sehingga tidak jarang rakyat berhak berbuat apa saja dengan insiatif sendiri atau dimobiliasasi kelompok tertentu untuk melakukan tindakan yang dapat mereduksi makna demokrasi itu sendiri. Tindakan anarkhis, orientasi materi yang memanfaatkan moment Pilkada merupakan fakta yang tidak bisa dibantah. Fenomena politik uang, intimidasi kekerasan dan anarki yang menyertai pelaksanaan pilkada merupakan bentu-bentuk distorsi dalam proses pilkada dan demokrasi. Seperti kata Mahatma Gandhi tentang perdamaian, there is no road to peace, peace is the road. Seperti itu jugalah halnya demokrasi, there is no road to democracy, democracy is the road (Tidak ada jalan menuju demokrasi, demokrasi itulah jalannya). Penggunaan cara-cara kekerasan dan bentuk apapun untuk memaksakan kehendak adalah melanggar prinsip demokrasi, sekalipun itu dilakukan demo demokrasi. Membangun demokrasi tidak boleh dilakukan dengan cara yang anti demokrasi. Media adalah bagian dari proses demokratisasi yang sangat penting. Sebaliknya, media juga dapat berperan sebaliknya, media dapat membuat praktik demokrasi yang terjadi menjadi semu, hal itu dapat saja 12

13 terjadi ketika media tidak mampu melepaskan diri dari tekanan-tekanan kepentingan secara internal maupun eksternal. Dalam konteks politik, munculnya pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti yang merupaka calon dari partai tentu tidak bisa dilepaskan dari konteks hasil pemilu legislatif tahun Hasil perolehan suara pemilu legislatif tahun 2009 itulah yang menjadi dasar bagi partai politik untuk mengusung calonnya masing-masing. Berdasarkan data hasil rekapitulasi suara di KPU Medan, untuk perolehan suara di DPRD Medan, Partai Demokrat merupakan fraksi mayoritas dengan perolehan sebanyak 16 kursi atau suara sah, disusul dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak 7 kursi atau suara sah dan partai-partai lainnya. (lihat table 4.1). Berdasarkan perolehan suara pada pemilu legislatif 2009 itulah, masing-masing partai mengajukan calonnya menjadi Walikota dan Wakil Walikota Medan Dari 10 pasangan calon yang ikut dalam Pilkadasung Medan 2010, 5 merupakan calon independen dan 5 lagi merupakan calon yang diusung partai politik. Sedangkan pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin diusung oleh partai Demokrat yang memiliki 16 kursi di DPRD Medan dan Partai Golkar memiliki 5 kursi di DPRD Medan. Sementara itu, pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti diusung oleh Partai Damai Sejahtera (PDS) dengan jumlah 4 kursi di DPRD Medan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan 5 kursi di DPRD Medan. Dari sisi kalkulasi perolehan suara dan kursi berdasarkan pemilu legislatif 2009, tentunya pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin lebih unggul dibanding dengan pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Partai Demokrat dengan jumlah perolehan suara yang sebenarnya mampu mengajukan sendiri 13

14 pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, namun merangkul Golkar yang merupakan partai dengan kursi terbanyak ke-4 di DPRD Medan. Tingginya tingkat popularitas Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin yang sebelumnya merupakan Pejabat Walikota Medan dan Sekda kota Medan serta ditopang oleh Partai Demokrat dan Golkar akhirnya berhasil memenangkan putaran kedua bersaing dengan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Tabel 3 Data Perolehan Kursi Partai Politik Hasil Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Medan Tahun 2009 NO Partai Partai Politik Peserta Pemilu Jumlah Suara Sah Jumlah Kursi 31 Partai Demokrat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Demokraasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Golonga Karya (Golkar) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Damai Sejahtera (PDS) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB) Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) Partai Patriot Partai Buruh Sosok masing-masing kandidat dan partai pengusungnya secara tidak langsung memberikan pengaruh bagaimana media mengkonstruksi realitas kampanye dalam Pilkadasung Medan putaran kedua. Harian Analisa dan Harian Sumut Pos dalam konteks pemberitaan kampanye Pilkadasung Medan putaran kedua setidaknya berhasil menjalankan perannya sbagai salah satu institusi politik dan sosial. Meskipun, harus diakui bahwa objektifitas murni akan sangat sulit dicapai karena media juga merupakan institusi ekonomi dan organisas yang sarat dengan kepentingan dan pengaruh internal dan eksternal. Namun, hal paling menonjol dan menjadi trend 14

15 kekinian adalah bagaimana nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat juga mempengaruhi bagaimana realitas dikontruksi dalam bentuk teks. Nilai itu tampil ketika teks yang dihadirkan lebih memberikan porsi kepada kelompok birokrat atau elit ketimbang terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang harusnya mendapat ruang yang sama di media. Berita elitis seperti itu memang merupakan warisan budaya orde baru yang sentralistik dan elitis, tapi harus dapat dirubah dan dikikis agar masyarakat menjadi terdidik dan pintar. Jika hal itu tidak dilakukan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, masyarakat menjadi pihak yang pasif dan media cenderung membodoh-bodohi khalayak pembaca. Keterbatasan khalayak terhadap akses politik dan ekonomi hendaknya tidak semakin diperparah pembatasan akses terhadap ruang dalam media massa. Pemberian ruang kepada khalayak jika terus diabaikan media pada akhirnya bakal membuat media menjadi tidak objektif dan parsial. Atau bisa jadi, media menjelma menjadi kekuatan tersendiri yang jauh dari fungsi sebenarnya sebagai kontrol sosial. Hasil Pembahasan Hasil analisis terhadap 12 berita kampanye pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti di Harian Analisa dan Sumut Pos memperlihatkan bagaimana kompleksnya proses analisis isi (content analysis) terhadap teks berita. Sebab, pekerjaan redaksi di media tidak berada dalam ruang hampa dan bebas terhadap intervensi. Analisis terhadap teks berita kampanye di Harian Analisa dan Harian Sumut Pos setidaknya memperlihatkan bagaimana seharusnya memahami sebuah teks berita. Hampir keseluruhan ruang-ruang dalam teks berita masih didominasi oleh sumber berita yang berasal dari kalangan birokrat 15

16 dan politisi. Sedangkan publik masih jarang tampil dalam ruang-ruang teks berita di media, sehingga counter wacana jarang tampil dalam teks media. Disisi lain, harus diakui bahwa Harian Analisa dan Harian Sumut Pos, setidaknya berhasil menyampaikan beragam wacana yang terkait dengan isu-isu penting pembangunan kota Medan di masa yang akan datang. Meskipun, harus difahami bahwa persoalan yang diwacanakan media ketika mengkonstruksi realitas kampanye masih sebatas konsep dan jauh dari pemahaman secara konkrit bagi masyarakat. Seperti halnya, wacana kesejahteraan dan penegakan hukum yang disajikan dalam teks berita kampanye pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Atau wacana konsep penataan dan pembangunan yang kerap menjadi jargon pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin karena memang pernah menjadi Pejabat Walikota dan Sekdakota Medan. Namun, tidak jarang wacana yang dihadirkan melalui teks berita cenderung menghegemoni khalayak bukan malah mengedukasi pembaca. Seperti halnya komitmen pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti yang siap digantung jika melakukan korupsi atau menerima upeti jika terpilih. Begitu juga dengan wacana seruan kepada masyarakat untuk menuntut Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin jika mereka terpilih dan pengurusan KTP/KK masih dirasakan lama oleh warga. Hal itu merupakan bentukbentuk hegemoni yang jika difahami secara harfiah tentunya dapat menciptakan persepsi yang salah kepada khalayak. Pada akhirnya, harus disadari jika pertarungan dalam redaksi dan organisasi media untuk menghasilkan sebuah teks tentunya dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari individu wartawan itu sendiri, organisasi media, hingga kondis sosial yang berada di luar organisasi media itu sendiri. Salah satu pengaruh yang cukup besar adalah persoalan capital atau modal, karena media sebagai institus politik juga merupakan 16

17 institusi ekonomi yang berusaha survive dengan mencari keuntungan. Mitra iklan, pelanggan atau kepemilikan akan memberikan warna terhadap produk media yakni teks berita. Begitu juga dengan sistem politik, walau tidak mengekang kebebasan media tetap saja akan memberikan dampak bagaimana media mempersepsikan sebuah realitas untuk disajikan ke dalam teks kepada pembaca. Kesimpulan Sebagai penutup dari proses kajian yang dilakukan peneliti terhadap analisis isi teks berita kampanye di Harian Analisa dan Harian Sumut Pos, ada beberapa poin penting yang menjadi kesimpulan bagi peneliti, yakni; 1. Dalam mengembangkan wacana melalui teks berita terkait pelaksanaan kampanye Pilkadasung Medan tahun 2010, media cenderung menjadi ajang klaim dukungan. Baik yang disampaikan atas nama kelompok, suku bahkan agama tanpa ada upaya kritis untuk menghadirkan wacana yang lebih sempurna dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam teks. Kondisi itu secara eksplisit membuat media menjadi alat stempel dan pembenaran bagi salah satu kelompok dan akhirnya menciptakan media-media yang partisan. Pergantian rezim dari orde baru kepada orde reformasi ternyata tidak serta merta membawa media mampu melepaskan diri dari pengaruh orde baru yang berkuasa hingga 32 tahun lamanya. Kebebasan media yang dilahirkan reformasi ternyata hanya menciptakan kebebasan formal yakni sebatas kebebasan untuk menerbitkan media. Harusnya media mampu membawa pencerahan dan mengedukasi khalayak pembaca, tetapi malah cenderung menghegemoni tanpa berupaya menciptakan ruang-ruang counter hegemoni 17

18 yang harusnya ada dalam ruang media. Dalam konteks kampanye Pilkadasung Medan, media tak lebih hanya penyambung lidah dan penyampai pesan para aktor politik untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya. Diskursus kekinian yang menggugat keberadaan negara ketika masyarakat membutuhkan harusnya berlaku juga terhadap media. Dimana media ketika masyarakat membutuhkannya?, ruang-ruang dalam teks berita hanya dimonopoli oleh kelompok-kelompok elit atau birokrat, khalayak tidak lebih sebagai objek dalm teks-teks yang disajikan media. 2. Harian Analisa dalam mengkontruksi realitas kampanye putaran kedua Pilkadasung Medan menghadirkan berbagai macam wacana yang beragam sebagai hasil kompromi dan tentunya wacana yang berusaha menarik simpati khalayak pembaca. Meski tidak secara tegas melakukan pemihakan terhadap salah satu pasangan, Harian Analisa cenderung memberikan porsi dan menyuguhkan realitas kampanye yang konkrit dan gampang difahami untuk pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. 3. Harian Sumut Pos dalam mengkonstruksi realitas kampanye putaran kedua Pilakdasung Medan menghadirkan wacana yang beragam untuk emnarik simpati khalayak terhadap pasangan calon. Terkait pemihakan, meski tidak secara eksplisit ditampilkan dalam teks, Harian Sumut Pos cenderung menonjolkan pasangan Rahudman-Eldin dalam teks berita. Daftar Pustaka Amiruddin., Bisri.,Z.A., 2006, Pilkada Langsung Problem dan Prospek; Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada 2005, Cetakan Pertama, Pustaka Pelajar, Yosyakarta 18

19 Althoff, Phillip dan Rush, Michael, 2007, RajaGrafindo Persada, Jakarta Pengantar Sosiologi Politik, PT Bungin, Burhan, 2007, Metodologi Penelitian Kualtatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, RajaGrafindo Persada, Jakarta Bungin, Burhan, 2008, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Informasi di Masyarakat, Cetakan Ketiga, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta Eriyanto, 2001, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, LKiS, Yogyakarta Hamad, Ibnu, 2004, Konstruksi Realitas Politik dalam media massa, sebuah studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik, Granit, Jakarta Kincaid.,D.L., dan Schramm, Wilbur, 1987, Asas-asas Komunikasi Antar Manusia, Cetakan Ketujuh, Lembaga penelitian, pendidikan dan penerangan ekonomi dan social (LP3ES) Jakarta bekerjasama dengan east-west communication institute (EWCI) Hawai Latif, Yudi., dan Ibrahim, S.I., 1996, Bahasa dan Kekuasaan; Politik Wacana di Panggung Orde Baru, Cetakan Pertama, Mizan, Bandung Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, 2010, Handout Penulisan Proposal Tesis, Medan Mulyana, 2005, Kajian Wacana; Teori, Metode & Apikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana, Tiara Wacana, Yogyakarta Mulyana, Deddy., 2005, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Cetakan Ketujuh, {T Remaja Rosdakarya, Bandung Nimmo, Dan, 2005, Komunikasi Politik, Komunikator, pesan, dan media Cetakan Keenam, PT Remaja Rosdakarya Bandung Parera, J.D., 2004, Teori Semantik, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta Peterson, Theodore and Jensen., J.W., Rivers., W.L., 2008, Media Massa dan Masyaakat Modern, Edisi Kedua, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta Prihatmoko., J.J., 2005, Pemilihan Kepala Daerah Langsung; Filosofi, Sistem dan Problem Penerapan di Indonesia, Pustaka Pelajar 19

20 Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Cetakan Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008, Kumpulan Undang-undang Tentang Pemilihan Umum Sobur, Alex, 2004, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisisi Wacana, Analisi Semiotik, dan Analisis Framing, Cetakan Ketiga, PT Remaja Rosdakarya Bandung Sudibyo. Agus, 2001, Politik Media dan Pertarungan Wacana, Penerbit LkiS Yogyakarta Suwardi., Harsono, 1993, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Syafeii, Kencana, I., 2000, Ilmu Politik, Rineka Cipta, Jakarta Vivian. Jhon, 2008, Teori Komunikasi Massa, Edisi kedelapan, Kencana, Jakarta Wardhany., A.C., dan Morisson M.A., 2009, Teori Komunikasi, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Bogor 20

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik di Indonesia, salah satunya pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah (pilkada)

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik di Indonesia, salah satunya pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah (pilkada) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi tahun 1998 menghasilkan banyak perubahan mendasar dalam sistem politik di Indonesia, salah satunya pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah (pilkada) langsung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka jenis penelitian ini lebih cocok dengan penelitian kualitatif. Menurut Raco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Patton dalam Tahir 1 Paradigma adalah sebuah pandangan dunia, perspektif umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam hal ini undang-undang pemerintahan daerah yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam hal ini undang-undang pemerintahan daerah yang tujuannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lahirnya suatu produk hukum didasari perencanaan dan tujuan yang jelas. Termasuk dalam hal ini undang-undang pemerintahan daerah yang tujuannya adalah sebagai

Lebih terperinci

Perkembangan demokratisasi di Indonesia saat ini telah

Perkembangan demokratisasi di Indonesia saat ini telah Pemilih Cerdas vs Konspirasi Media-Kandidat Pilkada di Bali Ni Made Ras Amanda G.* Judul buku: Konspirasi Media dengan Kandidat Pilkada Penulis : I Gusti Putu Artha Tebal : viii, 127 halaman Penerbit :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perubahan sistem pemilihan di tingkat nasional ternyata memiliki implikasi politis terhadap sistem pemilihan kepala pemerintahan di tingkat daerah. Pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Surat kabar sudah dikenal semenjak lama, selama enam abad. Sejarah mencatat keberadaan surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di wilayah atau daerah pemilihan dilaksanakan. Peraturan pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide,

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Sesuai dengan asumsi awal yang dikemukakan peneliti bahwa pesan yang tertuang dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015)

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015) ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 02-22 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan analisis dan bahasan terhadap suatu persoalan penelitian, ada berbagai alternatif metode penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian. Oleh sebab

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan politik, setiap individu mempunyai hak-hak politik dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan politik, setiap individu mempunyai hak-hak politik dan peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan politik, setiap individu mempunyai hak-hak politik dan peranan politiknya termasuk di dalamnya untuk turut berpatisipasi memberikan suaranya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul resmi dimulai. Calon Bupati (cabup) dan Calon Wakil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga rekomendasi bagi PKS. Di bagian temuan, akan dibahas tentang penelitian terhadap iklan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM

ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (3): 347-356 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI 2014-2019 PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung dapat berlangsung tertib dan lancar. Animo masyarakat yang besar atas pesta demokrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Partisipasi merupakan aspek yang penting dari demokrasi, partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas dari modernisasi politik. Partisipasi politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 (Kajian Terhadap Proses Seleksi Berita di Harian Suara Merdeka dalam Meliput Pasangan Calon Wali Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan Studi ini mengkaji dinamika terbentuknya pemerintahan divided atau unified yang dikaitkan dengan pembuatan kebijakan APBD pada satu periode pemerintahan. Argumen yang dikembangkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwakilan. Partai politik melalui anggota-anggotanya yang duduk di lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perwakilan. Partai politik melalui anggota-anggotanya yang duduk di lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem politik Indonesia apalagi dalam proses pelaksanaan demokrasi khususnya demokrasi perwakilan. Partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gelombang Demokrasi abad 21 melanda berbagai Negara dibelahan dunia termasuk Indonesia. Diambilnya prinsip demokrasi oleh Indonesia sebagai sebuah konsep suci

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) KAUM MARGINAL DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis Wacana tentang Relokasi PKL Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Republika Edisi Mei 2010) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada dalam bingkai interaksi politik dalam wujud organisasi negara. Hubungan negara dan rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai politik di Provinsi Lampung terhadap wacana pemilihan gubernur oleh DPRD Provinsi, sehingga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Kode Mata Kuliah : Media *(Pilihan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses panjang sistem ketatanegaraan dan politik di Indonesia telah mengalami suatu pergeseran atau transformasi yang lebih demokratis ditandai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pada saat ini momen-momen politik begitu banyak terjadi dan melibatkan masyarakat secara luas seperti melalui pemilihan umum secara langsung anggota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan kajian kritis tentang media sosial, pola komunikasi politik dan relasi kuasa dalam masyarakat kesukuan Flores dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah (2014, hlm.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan kepada khalayak, oleh sebab itu media massa mempunyai peran penting dalam mempersuasif masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI Ceramah Disampaikan pada Forum Konsolidasi Pimpinan Pemerintah Daerah Bupati, Walikota, dan Ketua DPRD kabupaten/kota Angkatan III 2010 di Lembaga Ketahanan Nasional(Lemhannas-RI).

Lebih terperinci