BAB I PENDAHULUAN. suatu permasalahan publik yang tidak dapat terhindarkan. Permasalahan publik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. suatu permasalahan publik yang tidak dapat terhindarkan. Permasalahan publik"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan, kejahatan, dan lain sebagainya menjadi suatu permasalahan publik yang tidak dapat terhindarkan. Permasalahan publik tersebut sepintas dapat dilihat dengan mudah untuk dikenali, sehingga permasalahan tersebut dengan mudah untuk diketahui dan mendapatkan penanganan secara langsung. Beberapa permasalahan publik memiliki karakteristik terselubung sehingga membutuhkan penanganan khusus untuk menggambarkan adanya permasalahan ini ke ranah publik. Penanganan permasalahan publik ini salah satunya dapat dilakukan dengan advokasi. Dalam hal ini terdapat masalah publik, namun belum memiliki solusi yang jelas dalam penyelesaiannya. Selain itu, permasalahan publik juga menyangkut hak masyarakat untuk hidup sejahtera yang terenggut dan telah berkembang sedemikian rupa, namun belum mendapatkan perhatian. Adanya keadaan dari keadaan yang tidak mendapatkan perhatian ini kemudian memunculkan ketidakadilan di dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan Undang-Undang Republik Indonesia pasal 28 H ayat (3) bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Kemiskinan yang menjerat masyarakat ini menyebabkan mereka tak mampu (unable) dan/atau tak mau (unwilling) memperjuangkan hak atau kepentingannya sendiri. 1

2 Adanya permasalahan tersebut, maka advokasi memiliki beberapa tujuan yang diungkapkan oleh SAMPARK dalam Pamungkas et al (2010) sebagai berikut: 1. Menarik perhatian para pembuat kebijakan terhadap masalah-masalah yang dihadapi kelompok marjinal. 2. Mempengaruhi proses pembuatan dan implementasi dari kebijakankebijakan yang ada. 3. Memberi pemahaman kepada publik tentang detail dari berbagai kebijakan, sistem-sistem yang ada serta skema-skema kesejahteraan sosial. 4. Meningkatkan ketrampilan dan cara pandang individu maupun kelompokkelompok sosial agar kebijakan bisa diimplementasikan secara baik dan benar. 5. Menciptakan sistem pemerintahan yang berorientasi pada rakyat. 6. Mendorong tumbuhnya aktivis-aktivis keadilan sosial yang muncul dari kekuatan masyarakat sipil. Terkait dengan adanya tujuan dari advokasi tersebut, maka dalam hal ini advokasi sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk mempublikasikan permasalahan yang ada. Selain itu, advokasi juga berguna untuk mempengaruhi keputusan dari para elite politik maupun aparatur negara terkait dengan permasalahan yang ada. Hal ini seperti yang diungkapkan Jenkins dalam Mosley (2010) bahwa advokasi kebijakan didefinisikan sebagai usaha untuk mempengaruhi keputusan dari elite-elite institusional atas nama kepentingan kolektif. Mosley (2010) juga mengungkapkan bahwa advokasi dapat dipahami sebagai taktik proaktif yang digunakan oleh organisasi-organisasi untuk mendesak maupun mempengaruhi lingkungan mereka dan untuk mengatur hubungan mereka dengan para pembuat keputusan. 2

3 Secara sederhana, advokasi dapat dipahami sebagai serangkaian tindakan yang diarahkan terhadap para pembuat kebijakan untuk mendukung isu kebijakan tertentu (THE POLICY Project dalam Pamungkas et al, 2010). Sedangkan menurut Topatimasang et al. dalam Pamungkas et al ( 2010), advokasi adalah suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju (incremental). Advokasi ini sangat dibutuhkan dari berbagai segi, seperti halnya dalam kehidupan berorganisasi. Hal ini dikarenakan permasalahan juga timbul karena tidak ada akses pada sumber daya yang ada, bahwa ketika sumber daya tersebut dimonopoli oleh sebagian pihak, serta menyebabkan ketidakadilan yang harus diadvokasi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Advokasi merupakan kunci utama bagi organisasi untuk meyakinkan para pemimpin untuk menerima dan mendukung posisi-posisi kebijakan mereka, selain itu juga untuk menaikkan akses pada sumber daya dan penerimaan dari pandangan moral yang mereka miliki. (Mosley, 2010). Selain itu, advokasi juga digunakan sebagai strategi dalam mengondisikan situasi dalam lingkungan organisasi maupun dalam lingkup publik itu sendiri terkait dengan pelayanan. Advokasi juga dapat berperan penting dan dapat menyentuh bukan hanya untuk mempublikasikan suatu permasalahan publik yang tidak terekspos, akan tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk memanajemen suatu kondisi dalam organisasi yang terkait pelayanan dalam organisasi tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Mosley (2010), bahwa: Advokasi merupakan bagian penting dalam taktik untuk mengatur kondisi lingkungan karena advokasi menaikkan dukungan untuk pandangan organisasi mengenai teknologi pelayanan, seperti jenis-jenis dari penyediaan pelayanan dan bagaimana mereka menyediakan dan untuk siapa. 3

4 Adapun advokasi memiliki berbagai bentuk dalam pelaksanaannya. Bentukbentuk advokasi ini memiliki strategi tertentu pada setiap bentuknya. Terkait dengan hal tersebut, Mosley (2010) berpendapat bahwa advokasi kebijakan mengandung taktik-taktik, dari melobi para legislator untuk berpartisipasi dalam protes dan boikot, dan menargetkan aktor-aktor pada level-level tertentu (lokal, negara atau federal). Dalam melakukan lobi kepentingan kepada aktor-aktor tersebut dapat dilakukan advokasi melalui berbagai variasi advokasi yang dapat dipilih sebagai upaya untuk mencapai tujuan dari advokasi itu sendiri. Dalam upaya untuk mencapai tujuan yang tersebut, maka berbagai bentuk kegiatan advokasi dilakukan sebagai upaya memperkuat posisi tawar (bargaining position) asosiasi atau organisasi pengusaha seperti penyadaran serta pengorganisasian kelompok-kelompok usaha, pemberian bantuan hukum yang mengedepankan pembelaan hak-hak dan kepentingan organisasi pengusaha, serta kegiatan lobby maupun demo dalam menyuarakan aspirasinya. (KADIN Indonesia, 2015) Dewasa ini bentuk advokasi dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini yaitu memasuki era digital. Hal ini mempengaruhi cara dalam beradvokasi saat ini dalam dilakukan dalam bentuk digital yaitu internet, yang pada saat ini semua elemen masyarakat tidak dapat terlepas dari internet itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, cara dalam beradvokasi di era digital saat ini yaitu dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada internet itu sendiri. Dalam perkembangan dunia internet saat ini membuat tidak ada batasan antar manusia dan informasi itu sendiri. Pasalnya, internet saat ini menyediakan fitur media sosial yang dapat menghubungkan informasi dengan cepat dari satu individu ke individu lainnya. 4

5 Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Weiser dalam Suryani (2014) bahwa aktivitas yang dapat dilakukan dalam jejaring sosial dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu komersial, informasi, dan sosial komunikasi. Sehingga dalam melakukan advokasi melalui sosial media atau jejaring sosial ini, informasi dan komunikasi sosial yang menjadi komponen penting dalam menentukan keberhasilan dari advokasi itu sendiri. Adapun media sosial yang dapat digunakan untuk beradvokasi antara lain Instagram, facebook, line, whats app, snapchat, twitter, tumbler, dan lain sebagainya. Media sosial menjadi terobosan baru sebagai media dalam beradvokasi yang baru ini tentunya berbeda dengan media komunikasi yang lama. Obar et al. (2012) mengatakan bahwa media sosial membantu kelompok-kelompok untuk mengumpulkan aksi kolektif dalam kampanye pada isu-isu yang dulu tidak dapat tersampaikan atau terekspos dengan model komunikasi yang lama. Adapun advokasi melalui media sosial ini telah menuai banyak keberhasilan yang sudah diterapkan diberbagai negara. Mulai dari negara maju hingga negara berkembang menggunakan media sosial sebagai sarana dalam melakukan advokasi tersebut. Jika melihat penggunaan media sosial sebagai sarana advokasi di negara maju, maka dapat dilihat dari Jonathan A. Obar, Paul Zube, dan Clifford Lampe yang melakukan penelitian berkaitan dengan penggunaan media sosial sebagai alat dalam beradvokasi oleh berbagai kelompok advokasi. Penelitian tersebut kemudian dituangkan ke dalam jurnal yang berjudul Advocacy 2.0: An Analysis of How Advocacy Groups in The United States Perceive and Use Social Media as Tools for Facilitating Civic Engagement and Collective Action, dalam penelitian tersebut menghasilkan penggunaan teknologi media sosial untuk berkomunikasi dengan citizen 5

6 hampir setiap hari dilakukan. Selain itu, dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa media sosial mampu mengakomodasi advokasi dan tujuan-tujuan organisasi yang berimbas pada aktivitas spesifik yang dihasilkan. Penggunaan media sosial sebagai advokasi ini tidak hanya digunakan di negara maju saja, akan tetapi negara berkembang pun juga menggunakan hal yang sama. Seperti halnya Indonesia sebagai negara berkembang yang menggunakan media sosial sebagai sarana advokasi oleh masyarakat yang dapat disebut sebagai netizen. Hal ini dapat diketahui dari penelitan oleh Dewantara (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Kesukarelawanan Kaum Muda di Sosial Media Dalam Membentuk Gerakan Sosial Baru mengatakan bahwa media sosial mempunyai keunggulan dalam hal kecepatan dalam mendistribusikan pesan dan media sosial telah menjadi ruang publik baru bagi masyarakat untuk sekedar sharing atau berdiskusi mengenai suatu isu. Kaum muda sebagai segmen pengguna media sosial terbesar memanfaatkan ruang tersebut untuk gerakan mereka dalam mendistribusikan isu dan informasi untuk mencari dukungan dari publik dan juga sebagai tanda eksistensi mereka dalam dunia online. Penelitian lainnya yaitu karya Astirini (2013) dengan judul MEDIA BARU DALAM KAMPANYE SOSIAL: Studi Kasus Penggunaan Twitter dan Blog dalam Kampanye Sahabat Lokananta. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan media baru yang mempunyai cakupan luas dan cepat dalam menyebarkan informasi. Fitur-fitur yang terdapat pada Twitter seperti reply, retweet, mention, dan hashtag juga merupakan faktor yang menunjang penyebaran kampanye ini. 6

7 Melihat adanya trend penggunaan media sosial sebagai sarana advokasi maupun mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai ini muncul juga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui media sosial Instagram, Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta memaparkan keadaan yang dapat dibilang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah itu sendiri. Melalui sebuah akun di media sosial Instagram yaitu sebuah akun yang berbeda dengan akun Instagram pada umunya. yang diprakasai oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta bukanlah merupakan akun Instagram yang memuat kegiatan yang berbau komersial, akan tetapi berisikan gambaran mengenai kaum-kaum minoritas yaitu kaum Lanjut Usia (Lansia) yang terjerat kemiskinan namun berdaya yang berada di kawasan DIY. Kemunculan akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini merupakan salah satu sub akun dari sebuah akun yaitu akun Ketimbang Ngemis. Akun Ketimbang Ngemis itu sendiri telah memiliki beberapa akun yang mewakili regionalnya seperti akun Ketimbang Ngemis Jakarta, Ketimbang Ngemis Bali dan lain sebagainya. Akun Ketimbang Ngemis ini berfokus pada isu mengenai kemiskinan yang dialami pada masyarakat lanjut usia. Hal ini juga digambarkan oleh akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta yang khusus mengangkat isu lansia yang terjerat kemiskinan namun berdaya ini di area Yogyakarta. Para lansia ini digambarkan oleh akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta yang terjerat dalam kemiskinan dan harus bekerja untuk menyambung hidupnya dan bertahan pada kondisi kemiskinan yang terjadi dimasa senja mereka tanpa harus mengemis pada orang lain seperti yang dilakukan para pengemis namun dilakukan dengan usaha mereka sendiri. 7

8 Keadaan mengenai lansia dalam lingkup kemiskinan yang bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya ini bukan tanpa sebab, khususnya di DIY sendiri hal ini dapat dikaitkan dengan adanya fenomena perubahan demografi yang terjadi di Indonesia yang membawa dampak di DIY. Kondisi yang menunjukkan adanya penuaan struktur penduduk yang ditandai dengan meningkatnya penduduk lanjut usia bersamaan dengan penurunan tingkat fertilitas yang membawa dampak pada jumlah penduduk usia muda yang menurun (Kiswanto, 2016). Data menunjukkan bahwa penduduk lansia di DIY dengan angka harapan hidup masyarakat DIY pada periode 2010 hingga tahun 2020 yaitu sebesar 74,7 menunjukkan angka tertinggi di Indonesia (BPS, 2013). Kondisi ini dapat dilihat secara absolut, jumlah penduduk lansia pada tahun 2010 lebih banyak perempuan, yaitu jiwa (56 persen) dibandingkan dengan laki-laki sebanyak jiwa (44 persen) (Kiswanto, 2016). Adanya jumlah penduduk lansia tertinggi di Indonesia dan terlebih didukung dengan usia harapan hidup, seharusnya penanganan terhadap kaum lansia di Yogyakarta tersebut mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak pemerintah. Akan tetapi dalam akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini menunjukkan gambaran bahwa masih terdapat lansia di DIY yang terjerat kemiskinan, dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kondisi tersebut kemudian memaksa para kaum lansia ini untuk berdiri sendiri demi melanjutkan hidup dengan tubuh renta mereka. Hal ini juga dipaparkan dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Program Jaminan Sosial Lanjut Usia oleh Setyo Sumarsono, dkk. Dalam penelitian tersebut dipaparkan bahwa sebagai konsekuensi pembangunan (terutama di bidang kesehatan) terjadi peningkatan usia harapan hidup. Akibatnya jumlah lanjut usia meningkat, dan hal ini berimplikasi 8

9 pada keterlantaran lansia tersebut dengan data Kementerian Sosial RI (2008) mencatat jumlah lanjut usia terlantar sebanyak jiwa, dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 2, jiwa yang mengalami kenaikan sebesar 82,1% (Sumarno et al., 2011). Kemiskinan yang tidak dapat mereka hindari seharusnya mendapatkan penanganan yang lebih krusial dari pemerintah. Hal ini dikarenakan, kaum lansia ini merupakan penduduk yang membutuhkan banyak penanganan khusus mulai dari kesehatan, tempat tinggal, bahkan hingga aspek keamanan. Hal ini juga terkait dalam pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2008, disebutkan, bahwa pemenuhan hak lansia meliputi: (1) pelayanan keagamaan dan mental spiritual; (2) pelayanan kesehatan; (3) pelayanan kesempatan kerja; (4) pelayanan pendidikan dan pelatihan; (5) kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum; (6) kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum; (7) perlindungan sosial; dan (8) bantuan sosial (Hermawati, 2015). Kondisi seperti ini seharusnya dapat ditangkap dengan mudah oleh para birokrat. Pasalnya, seperti yang terpampang di akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta tersebut terlihat bahwa para lansia yang terjerat kemiskinan namun berdaya ini menjajakan dagangannya di tempat-tempat strategis seperti pasar, kampus, studio foto, di jalan yang mereka lakukan untuk berjualan keliling, bahkan ada yang duduk dipinggir trotoar demi menunggu pelanggan datang membeli dagangan mereka yang tidak seberapa. Kemudahan untuk menemukan lansia dengan kondisi yang seperti dipaparkan diakun Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini, tetap saja birokrasi seakan tidak bergeming. Birokrasi dalam posisi ini seakan tidak 9

10 responsive bahkan tidak ramah terhadap lansia yang berada dalam jeratan kemiskinan ini. Seakan-akan menunjukkan bahwa birokrasi dengan segala perangkatnya tidak dapat ditembus dengan isu lansia yang yang terjerat kemiskinan ini, dan seakan birokrasi tertutup dengan kondisi yang sebenarnya mudah dikenali ini. Melalui akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini, lansia yang terjerat dalam kemiskinan dan jauh dari perhatian pemerintah ini pada akhirnya mereka terangkat dikhalayak umum. Hal ini dikarenakan Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta menggambarkan kondisi lansia yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, selain itu akun instagram tersebut berisikan masyarakat luas yang menggunakan media sosial Instagram. Kemudahan ini masyarakat justru lebih tanggap terhadap isu yang dihadapi, dan akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta memiliki andil dalam membagikan informasi ini secara terperinci sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh informan. Kondisi memprihatinkan dari para kaum lansia yang terjerat kemiskinan namun berdaya dalam sektor ekonomi ini kemudian diunggah melalui akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta itu sendiri. Menggunakan kekuatan media sosial Instagram, akun ini secara kekinian melakukan advokasi kepada khalayak dunia maya bahwa di lingkungan sekitar terdapat kondisi yang memprihatinkan ini. Keunikan dari komunitas ini adalah mereka menggunakan media sosial instagram sebagai sarana dalam menyalurkan advokasi. Padahal pada umumnya, instagram digunakan untuk berbagi foto yang menunjukkan kegiatan sehari-hari yang menggambarkan kegiatan anak muda zaman sekarang, iklan barang dagangan, maupun sebagai tempat untuk bertransaksi atau jual-beli. Hal yang menarik ketika, konten yang disajikan oleh 10

11 Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta tidak termasuk dalam kriteria kegiatan sehari-hari anak muda maupun perdagangan seperti pada umumnya, akan tetapi komunitas tersebut menunjukkan adanya kemiskinan yang menjerat kaum lansia. Kemiskinan yang menjerat kaum lansia memang tidak semenarik kegiatan anak muda maupun berdagang, akan tetapi respon yang didapatkan komunitas tersebut melalui instagram sangat positif. Respon yang positif ini menjadi keberhasilan dalam advokasi yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Respon yang sangat postif tersebut berupa perhatian dari para netizen yang berselancar di dunia maya khususnya media sosial Instagram itu sendiri dan. Dilansir dari akun instagram yang dimiliki dan dikelola oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta yaitu akun ( telah memiliki pengikut sekitar akun Instagram aktif dengan 158 foto per November 2016 yang telah menggambarkan kondisi lansia di daerah DIY yang terjerat kemiskinan dimasa senjanya namun tetap berusaha dengan bekerja tanpa menjadi pengemis. Selain itu, respon yang sangat besar ditunjukkan masyarakat setiap komunitas ini membuka pendaftaran terbuka bagi para volunteer melalui akun LINE yang dimiliki komunitas tersebut. Pembukaan pendaftaran secara terbuka tersebut selalu penuh dan terlihat minat masyarakat sangat besar. Respon yang positif yang ditunjukkan oleh netizen berupa permohonan kepada Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta untuk membuka pintu donasi bagi para lansia berdaya yang telah dipublikasi melalui akun instagram komunitas tersebut. Sehingga dalam hal ini Komunitas Ketimbang Ngemis 11

12 Yogyakarta dapat dikatakan berhasil dalam advokasi maupun menyampaikan pesan melalui konten yang disajikan melalui media sosial instagram. Konten yang disajikan oleh komunitas ini yaitu mendidik masyarakat untuk mengapresiasi para masyarakat yang terjebak dalam kemiskinan khususnya dalam hal ini para lansia, untuk tidak mengemis melainkan berjualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya asumsi masyarakat selama ini bahwa lansia dalam memperoleh pundi-pundi uang mengingat usianya yang sudah senja hanya dapat dilakukan dengan memintai-minta atau mengemis di sepanjang jalan atau tempat-tempat publik pada umumnya. Asumsi masyarakat tersebut didasari pada kaum lansia yang memiliki fisik yang rentan karena faktor usia. Sehingga masyarakat beranggapan bahwa lansia dalam memperoleh penghasilannya hanya dapat dari mengemis di jalan, emperan toko, bahkan ke rumah-rumah warga. Dalam hal tersebut, penggambaran berbeda ditunjukkan oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta tersebut bahwa asumsi masyarakat mengenai lansia ini terpecahkan dengan kehadiran para lansia yang tetap bekerja dan tidak mengemis. Hal ini kemudian menjadi slogan yang digunakan oleh akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta yaitu SAY NO TO MENGEMIS yang diikuti dengan quote Sesungguhnya beliau bekerja keras untuk menghindari sifat meminta-minta. Jelas saja dengan slogan dan quote tersebut yang menjadi nilai dasar dalam akun tersebut berimplikasi pada isi dari postingan di akun tersebut. Postingan dalam akun tersebut menunjukkan adanya penolakan pada kegiatan mengemis atau meminta-minta, akan tetapi mereka mengapresiasi bagi para lansia yang berdaya tanpa mengemis. 12

13 Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta mempublikasikan pesan yang disampaikannya melalui akun Data yang ditunjukkan oleh akun terdapat 158 buah foto yang telah diposting ke media sosial Instagram. Dari ke 158 tersebut terlihat bahwa kesemuanya merupakan foto para lansia yang terjerat kemiskinan namun berdaya dengan berbagai jenis usaha yang mereka dagangkan. Kemudian, keseluruhan dari foto tersebut menceritakan bahwa para lansia ini berdagang mulai dari makanan tradisional ala kadarnya hingga sapu rumah yang mereka jajakan sepanjang hari demi memenuhi kebutuhan mereka. Menurut pengakuan mereka yang tertera diketerangan foto yang diunggah pada akun tersebut, dapat terlihat bahwa para kaum lansia ini yang memiliki kebutuhan khusus dan perhatian yang lebih daripada masyarakat usia produktif, akan tetapi dalam keterbatasan mereka ini diharuskan untuk mencari nafkah demi menyambung hidup walaupun hanya untuk sekedar makan saja. Kepekaan terhadap isu utama dalam advokasi yang dilakukan oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta tersebut menuai keberhasilan. Keberhasilan advokasi yang dilakukan oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukungnya. Menurut (Obar et al., 2012) media sosial memiliki kemampuan memberdayakan dan menghubungkan antar individu, selain itu media sosial mampu untuk memperkuat pergerakan soial dan efek dari perubahan. Penggunaan media sosial termasuk instagram sebagai sarana untuk advokasi memiliki kemampuan untuk komunikasi dalam penyampaian pesan. Obar et al. (2012) mengatakan bahwa memiliki kemampuan untuk memfasilitasi segala 13

14 bentuk komunikasi politik. Dalam hal ini, advokasi termasuk dalam salah satu bentuk advokasi politik tersebut. Advokasi melalui media sosial instagram oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta menuai keberhasilan dari berbagai faktor. Pertama, seperti yang dikatakan oleh Obar et al. (2012) bahwa media sosial itu sendiri telah memiliki kekuatan yang mendorong keberhasilan dalam advokasi. Kedua, konten yang disajikan mampu menarik perhatian netizen yang dibuktikan dengan adanya tanggapan yang besar dalam setiap foto yang diunggah. Dilansir dari akun instagram komunitas tersebut, menunjukkan data berupa jumlah tanda suka yang diberikan oleh netizen rata-rata 3000an perfoto, dan jumlah kolom komentar yang diberikan netizen rata-rata 160 perfoto yang diunggah. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan pesan yang disampaikan oleh Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta. Penggunaan media sosial ini telah berhasil mengumpulkan para pengguna Instagram mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat sipil biasa. Hal ini terlihat pada followers dari akun Ketimbang Ngemis Yogyakarta yang aktif dalam mengisi komentar di kolom komentar yang terdapat dibawah foto yang diupload. Selain itu, Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini juga mempublikasikan maupun mempromosikan akun instagramnya melalui media lain seperti radio lokal hingga strasiun tv nasional. Sehingga dalam hal ini, akun Instagram dari Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta ini dapat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi menarik karena, isu kemiskinan dapat dikemas melalui media baru yang berbeda dengan media yang lama. Media lama menggunakan demo 14

15 maupun melobi yang hanya melibatkan orang-orang tertentu saja, akan tetapi dengan media baru seperti penggunaan media sosial justru melibatkan banyak masyarakat dalam pelaksanaan advokasi ini. Penggunaan media baru dalam beradvokasi juga belum dapat menjamin keberhasilannya. Hal ini tentunya membutuhkan strategi yang diformulasikan secara benar oleh para pelaku advokasi, dalam hal ini Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta memiliki strategi tersendiri dalam advokasi isu para lansia di DIY yang bekerja keras tanpa mengemis diusia senjanya. Keberhasilan advokasi dalam mencapai perubahan tersebut tentunya menggunakan strategi-strategi advokasi yang tepat. Advokasi terdiri dari strategistrategi yang berbeda yang bertujuan untuk mempengaruhi pembuat keputusan pada organisasi, lokal, provinsi, nasional dan level internasional (Sharma, 1997). Strategi advokasi yang tepat akan menghasilkan keberhasilan dalam advokasi terkait dengan kepentingan maupun isu perubahan yang disampaikan. Isu yang diadvokasi kepada pihak pembuat keputusan akan mempengaruhi keputusan yang akan dibuat. Sehingga hal ini akan menciptakan perubahan pemikiran pada para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan sesuai dengan isu maupun kepentingan yang telah diadvokasi. Seperti yang diungkapkan oleh Coates & David (2002) bahwa keragaman dalam strategi-strategi advokasi yang dapat digunakan untuk mencapai perubahan. Penggunaan strategi dalam advokasi penting untuk diidentifikasi. Hal ini dikarenakan strategi dalam advokasi akan menentukan jalannya advokasi dan merupakan hal yang penting dalam advokasi. Strategi juga menentukan keberhasilan sebuah advokasi dalam menyampaikan pesan kepada target advokasi mengenai suatu 15

16 isu. Selain itu, penggunaan strategi-strategi advokasi dapat dgunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini dikarenakan strategi dalam advokasi tentunya telah mengetahui kondisi lingkungan target advokasi, dengan mengetahui kondisi lingkungan dan strategi yang telah diformulasikan maka advokasi dengan mudah dilakukan dan mengurangi hambatan. Meskipun strategi sangat mendukung keberhasilan dalam advokasi dan sebagai cara untuk mencapai tujuan advokasi, namun strategi akan berdampak negatif jika menggunakan strategi yang salah. Penempatan strategi yang salah dalam advokasi akan menciptakan kegagalan dalam advokasi seperti tidak tercapainya tujuan maupun timbulnya masalah baru. Sebaliknya, jika pelaku advokasi mampu menggunakan strategi advokasi yang tepat sesuai dengan isu, kondisi lingkungan, dan permasalahan yang ada, maka advokasi yang dilakukan dapat mencapai keberhasilan bahkan perubahan yang diinginkan. Sehingga dalam advokasi perlu mengidentifikasi strategi yang sesuai dengan tujuan hingga kondisi lingkungan yang diadvokasi. Hal ini tentunya akan memunculkan manfaat tersendiri dan tercapainya hasil akhir yang maksimal dari advokasi yang dilakukan. Selain itu, strategi yang matang dapat mencegah timbulnya masalah yang terjadi selama advokasi dilakukan. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui strategi advokasi Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta terhadap lansia yang berdaya di Yogyakarta melalui media sosial instagram. 16

17 1.2 Rumusan Masalah ini mengenai: Uraian tersebut mengantarkan pada suatu rumusan masalah dalam penelitian Bagaimanakah strategi advokasi Komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta mengenai lansia berdaya di Yogyakarta melalui media sosial Instagram? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelebihan maupun kelemahan dari strategi komunitas Ketimbang Ngemis Yogyakarta untuk membuka ruang publik mengenai isu lansia yang terjerat kemiskinan namun berdaya melalui akun instagram. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara akademik penelitian ini akan mengungkapkan pengetahuan mengenai advokasi yang baru di era digital ini, sehingga dapat digunakan sebagai landasan penelitian selanjutnya yang serupa. 2. Secara praktis, hasil penelitian menggambarkan strategi advokasi yang beradaprasi dengan kemajuan zaman, sehingga hal ini dapat dijadikan referensi bagi komunitas maupun masyarakat sipil yang ingin melakukan advokasi dengan menyesuaikan perkembangan zaman khususnya teknologi. 17

BAB VII PENUTUP. jumlah lansia, tidak terlepas dari timbulnya permasalahan sosial. Berdasarkan hasil

BAB VII PENUTUP. jumlah lansia, tidak terlepas dari timbulnya permasalahan sosial. Berdasarkan hasil BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Keadaan demografi di DIY yang cenderung menunjukkan adanya peningkatan jumlah lansia, tidak terlepas dari timbulnya permasalahan sosial. Berdasarkan hasil estimasi jumlah

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Bisnis kuliner di era saat ini makin meningkat, hal ini diperkuat dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Menteri Peindustrian Saleh Husin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat BAB V KESIMPULAN Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat jejaring memiliki hubungan timbal balik dimana setiap masyarakat terjadi perubahan perilaku (berjejaring) maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Peneliti akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung. BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING A. Temuan Penelitian Pada penelitian kualitatif dibutuhkan analisis data berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM di Indonesia telah menunjukan geliatnya di tahun 2015, tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Twitter Twitter adalah sebuah jejaring sosial dan jaringan informasi yang terdiri atas pesan-pesan sepanjang 140 karakter yang disebut Tweet (support.twitter.com,

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Internet membawa pengaruh yang sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian.

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian. 69 BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil penelitian ini adalah data yang kemudian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Penelitian PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Anak-anak dan remaja yang jumlahnya mencapai hampir sepertiga penduduk yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara digital atau online. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Julian (2012;32) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Media sosial hadir sebagai media baru dalam berkomunikasi dimana saat ini berkomunikasi tidak hanya secara tatap muka tetapi juga melalui saluran media. Media sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang ramai dan sering dikunjungi oleh para wisatawan yang berdatangan dari luar kota maupun wisatawan asing dari luar

Lebih terperinci

, 2015 PENGARUH PERFORMANCE EXPECTANCY, EFFORT EXPECTANCY, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION INSTAGRAM

, 2015 PENGARUH PERFORMANCE EXPECTANCY, EFFORT EXPECTANCY, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION INSTAGRAM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesatnya telah memberikan manfaat bagi aktivitas manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Bonvieux adalah sebuah online shop yang khusus menyediakan produk

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Bonvieux adalah sebuah online shop yang khusus menyediakan produk BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profile Bonvieux adalah sebuah online shop yang khusus menyediakan produk fashion bagi perempuan dengan kategori top, bottom, aksesoris dan secara khusus beroperasi

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah membawa masyarakat menuju era digitalisasi. Banyak kegiatan manusia yang sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. K esimpulan

BAB V PENUTUP A. K esimpulan BAB V PENUTUP Bagian ini berisi kesimpulan dan saran terhadap penelitian. Kesimpulan berisi gambaran menyeluruh tentang hasil temuan dan analisis yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yaitu pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. memiliki sejarah tersendiri, salah satunya keresahan akan keadaan LSM yang mementingkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. memiliki sejarah tersendiri, salah satunya keresahan akan keadaan LSM yang mementingkan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kemunculan suatu gerakan, termasuk gerakan yang dilakukan organisasi SMI memang tidak bisa terlepas dari ketidakpuasan yang terjadi di sekitarnya. Latarbelakang hadirnya SMI

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan penelitian mengenai strategi promosi Indie Book Corner dalam

BAB IV PENUTUP. dengan penelitian mengenai strategi promosi Indie Book Corner dalam BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya. Maka kesimpulan yang terkait dengan penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan terakhir di mana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan internet di Indonesia berkembang terus dari tahun ke tahun seiring dengan perbaikan infrastruktur yang dibangun. Hasil riset memperlihatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang sangat berkembang seperti saat ini khususnya dibidang teknologi menjadikan informan lebih mudah untuk mengkomunikasikan dan mengiklankan sesuatu kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Internet disebut sebagai sebuah media baru yang sifatnya multimedia dan interaktif. Karakteristik unik dari media baru yang menggabungkan konvergensi, jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi serta pengembangan teknologi di Indonesia membuat internet menjadi media yang digemari masyarakat, karena internet dapat memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua hasil karya manusia baik yang sengaja diciptakan dengan kesadaran ataupun tidak, memiliki nilai keindahan sekecil apapun. Sudah tentu keindahan tersebut akan

Lebih terperinci

Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih

Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih spesifik. Kenali Platform Sosial Media Anda Pengguna Internet

Lebih terperinci

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran produk merupakan aktivitas yang terus berjalan, berevolusi dan berkembang menjadi lebih efektif, lebih cepat dan lebih massal. Kita melihat berbagai ai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu hal paling penting dalam kehidupan manusia. Semua manusia pasti berinteraksi dan bersosialisasi dengan cara berkomusikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Mujigae

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Mujigae BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Mujigae Restoran Mujigae merupakan salah satu restoran Korea yang ada di Indonesia, dimana restoran ini didirikan oleh Alvin Arief pada tanggal 10 April 2013 di Ciwalk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi saat ini membawa masyarakat Indonesia pada Second era of globalization dimana era ini dikenal dengan era digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang berkembang pada saat ini mempunyai dampak di berbagai aspek kehidupan suatu bangsa baik dari segi lingkungan sosial ekonomi politik dan

Lebih terperinci

Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas)

Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas) Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas) Tulisan tentang pengorganisasian ini adalah berangkat dari pengalaman Yamajo dalam melakukan kerja. Pengorganisasian adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang

Lebih terperinci

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi

Lebih terperinci

Cerdas untuk Mencerdaskan

Cerdas untuk Mencerdaskan Cerdas untuk Mencerdaskan ANTI KORUPSI INFORMASI Korupsi informasi menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Perkembangannya sangat cepat tetapi tidak disadari oleh para pengguna informasi. Bahkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang melibatkan penyebaran informasi diantara politisi, media baru dan masyarakat (Norris, 2004: 1).

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan menggunakan internet sebagai cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan ini. Pertumbuhan penggunaan internet yang pesat juga terjadi di Indonesia, beberapa

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN. berbeda dari konsep pasar tradisional. Berjualan bukan lagi dilihat dari

Bab V KESIMPULAN. berbeda dari konsep pasar tradisional. Berjualan bukan lagi dilihat dari Bab V KESIMPULAN Fenomena munculnya online shop dalam jejaring sosial merupakan suatu tanda bahwa masyarakat semakin cerdas dalam melihat peluang demi meningkatkan kesejahteraan mereka. Tujuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Partai Gerindra adalah partai yang mencintai Indonesia. Terlepas dari usaha untuk menilai apakah berhasil atau tidak dalam mewujudkan cita-citanya, konsistensi antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi media baru (new media) menghasilkan perubahan besar dalam pengalaman politik masyarakat. Media baru yang dirancang untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah memaksa banyak perusahaan untuk mengubah cara mereka berkomunikasi. Pada saat ini mulai ramai dan

Lebih terperinci

2. Bagaimana fungsi yang dijalankan media jejaring sosial Facebook di dalam komunitas DTLS?

2. Bagaimana fungsi yang dijalankan media jejaring sosial Facebook di dalam komunitas DTLS? BAB V PENUTUP Perkembangan teknologi di antaranya telah menghadirkan berbagai bentuk komunikasi yang berbasis media baru. Kehidupan manusia secara individual dan kehidupannya dalam suatu relasi sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang di era globalisasi saat ini berfungsi untuk mempermudah, mempercepat, atau memberikan alternatif lain bagi pilihan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KAMPANYE SOSIAL KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS REGIONAL GRESIK. disajikan pembahasan hasil penelitian.

BAB IV ANALISIS KAMPANYE SOSIAL KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS REGIONAL GRESIK. disajikan pembahasan hasil penelitian. BAB IV A. Temuan Penelitian ANALISIS KAMPANYE SOSIAL KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS REGIONAL GRESIK Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI SOFTSKILL STRATEGI PEMASARAN TOKO ONLINE RAKOENSHOP MELALUI KEKUATAN SOSIAL MEDIA Nama : Wanda Ariyatna Yanuar Npm : 557412654 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan, ternyata membawa

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan, ternyata membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya kebijakan desentralisasi yang memberi kewenangan kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan, ternyata membawa banyak terobosan bagi terciptanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Brand tidak hanya milik suatu perusahaan atau produk saja. Di luar sana banyak sekali yang membutuhkannya, termasuk dalam kehidupan pribadi seseorang pun sering disadarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup, untuk itu manusia hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY Perkembangan Media Fakultas FIKOM Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Media dalam Kehidupan Manusia Dewasa ini, media telah

Lebih terperinci

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan SEMINAR KOALISI PEREMPUAN INDONESIA (KPI) Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan 20 Januari 2016 Hotel Ambhara 1 INDONESIA SAAT INI Jumlah Penduduk Indonesia per 201 mencapai 253,60 juta jiwa, dimana

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan internet yang semakin aplikatif berbanding lurus dengan pertumbuhan pengguna internet khususnya di Indonesia. Berikut ini tersaji grafik pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak langsung bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya bagi status ekonomi kelas atas, namun ekonomi

Lebih terperinci

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web: Extracted from Democratic Accountability in Service Delivery: A practical guide to identify improvements through assessment (Bahasa Indonesia) International Institute for Democracy and Electoral Assistance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM Eka Indriani eka.indriani@raharja.info Abstrak Saat ini media sosial berkembang sangat pesat salah satunya yaitu media sosial Instagram. Instagram merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian mengenai strategi penggunaan media sosial Instagram Humblezing dalam

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian mengenai strategi penggunaan media sosial Instagram Humblezing dalam BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang telah disajikan hasil penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya. Maka kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini tempat makan dapat dijumpai di berbagai tempat, khususnya perkotaan. Tempat makan dan gaya hidup zaman sekarang sudah tidak bisa lepas dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk BAB V KESIMPULAN Gender merupakan salah satu isu yang sangat penting dalam masalah pembangunan, terkhusus Sumber Daya Manusia di dunia. Meskipun isu ini tergolong ke dalam isu yang masih baru, gender telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan Kamil menampilkan kepribadiannya sebagai walikota yang low profile, yang

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan Kamil menampilkan kepribadiannya sebagai walikota yang low profile, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang walikota harus memiliki daya tarik tersendiri agar mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat di daerah yang dipimpinnya, seperti halnya seorang pemimpin yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK. BAB I Pendahuluan 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK. BAB I Pendahuluan 1 HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI i ii iii iv vi ix x xi xii BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia tidaklah pernah dalam kondisi statis. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia tidaklah pernah dalam kondisi statis. Dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidaklah pernah dalam kondisi statis. Dinamika kehidupan manusia merupakan perubahan yang tidak pernah bisa di hindari. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Temuan Hasil Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem informasi sebagai elemen penting dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu tren dalam teknologi informasi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Memasuki era globalisasi yang identik dengan istilah modernisasi, hampir semua aspek kehidupan manusia pada masa kini mengalami berbagai perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Web 2.0 telah mengubah cara pengguna dan organisasi saling berinteraksi dan berkolaborasi. Meningkatnya popularitas interaksi sosial dalam situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak dikalangan anak-anak, remaja, bahkan orang tua sekalipun. Hal ini, membuktikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamika komunikasi masyarakat. Pada kehidupan sehari-hari seorang yang dulu

BAB I PENDAHULUAN. dinamika komunikasi masyarakat. Pada kehidupan sehari-hari seorang yang dulu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban manusia yang semakin maju ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi dinamika komunikasi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia

Lebih terperinci

Learning Day. TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) Hadir Dalam Mengatasi Masalah Komunitas. Edisi 22 Maret 2013

Learning Day. TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) Hadir Dalam Mengatasi Masalah Komunitas. Edisi 22 Maret 2013 Edisi 22 Maret 2013 TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) Hadir Dalam Mengatasi Masalah Komunitas Learning Day Narasumber : Roem Topatimasang Ari Dwipayana Akhmad Nasir Ade Tanesia Combine Resource Institution

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap

Lebih terperinci

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari sekedar produk atau jasa yang berkualitas, harga yang bersaing, dan ketersediaan produk bagi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

4 Langkah untuk Mulai Berjualan Online Sampai Berhasil Mendapatkan Pembeli

4 Langkah untuk Mulai Berjualan Online Sampai Berhasil Mendapatkan Pembeli 4 Langkah untuk Mulai Berjualan Online Sampai Berhasil Mendapatkan Pembeli Modul Pelatihan dan Pendampingan Rumah Kreatif BUMN Platform Media Berjualan Online Ada berbagai media yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik dari pada dunia nyata. Salah satu bentuknya

Lebih terperinci

Laporan Tahunan. Sloka Institute 2010

Laporan Tahunan. Sloka Institute 2010 Laporan Tahunan Sloka Institute 2010 Pengantar Tahun 2010 membawa harapan baru bagi keterbukaan informasi di Indonesia. Sejak tanggal 1 Mei 2010 lalu, Undangundang No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Lebih terperinci