BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD)"

Transkripsi

1 BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD) 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD Berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 60 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan sesuai dengan lingkup tugasnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan kegiatan kesekretariatan meliputi perencanaan dan evaluasi program, umum dan keuangan; b. penyusunan program di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan; c. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang bina marga; d. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang sumber daya air; e. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang jasa kontruksi; f. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang penataan ruang dan pertanahan; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

2 g. penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan; h. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya; dan i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri atas: a. Sekretariat; b. Bidang Bina Marga; c. Bidang Sumber Daya Air; d. Bidang Jasa Kontruksi; e. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Bidang Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, pembinaan pelaksanaan tugas dan dukungan administrasi dinas. Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan urusan administrasi dan inventarisasi aset; b. pengkoordinasian dan monitoring pengelolaan aset dan kearsipan; c. membangun, mengembangkan, dan melaksanakan system pengelolaan aset dan kearsipan; d. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan SDM, organisasi dan tata laksana Dinas; e. pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan dan urusan rumah tangga Dinas; f. pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan; g. pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Informasi dan mengelolah pengaduan masyarakat; h. pengkoordinasian dan fasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik dari internal maupun eksternal; dan i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Sekretariat terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan b. Subbagian Umum dan Kepegawaian. 1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana program dan kegiatan dinas, penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, mengkoordinir penyusunan sistem informasi infrastruktur serta melakukan penyiapan bahan pengendalian, perbendaharaan, pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyusunan rencana program dan kegiatan dinas pekerjaan umum berdasarkan usulan Bidang sesuai dengan tahapan mekanisme perencanaan; b. melaksanakan penyelarasan dan kompilasi program kegiatan dinas; c. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan dinas; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

3 d. menyusun bahan laporan pelaksanaan program kegiatan dinas; e. menyusun rencana anggaran dinas; f. menyelenggarakan tata usaha keuangan dinas; g. melaksanakan pembukuan, verifikasi, dan pembinaan bendaharawan; h. melaksanakan penyelesaian administrasi gaji pegawai; i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan dinas; j. menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dinas; k. melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang yang terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris. 2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok mengumpul dan mengolah bahan administrasi umum, administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, organisasi serta menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat. Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang umum dan kepegawaian; b. melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan; c. melaksanakan pengadaan, penyaluran, penyimpanan serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan; d. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan pegawai; e. melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan dinas; f. menyusun bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian; g. mengkoordinasikan dan memfasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik dari internal maupun eksternal; h. menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat; i. melaksanakan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris. Bidang Bina Marga Bidang Bina Marga mempunyai tugas pokok penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, fasilitasi, pembangunan serta pemeliharaan di bidang kebinamargaan; pemetaan jalan provinsi serta pengelolaan jembatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Bina Marga mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang bina marga; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan jalan provinsi; fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis pembangunan jalan dan jembatan; c. penyiapan bahan perumusan penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan provinsi; d. penyiapan bahan perumusan penetapan fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder dan jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten, antar ibukota kabupaten, jalan lokal, dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan primer; e. penetapan status jalan provinsi; f. pelaksanaan pembangunan jalan provinsi; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

4 g. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis di bidang jalan provinsi; h. penyediaan dukungan/bantuan untuk kerjasama antar kabupaten/kota dalam pengembangan jaringan jalan lintas kabupaten/kota; i. melakukan pengawasan, pengendalian, bimbingan dan pengembangan tugas bidang bina marga; j. menyediakan dan melengkapi data base jalan dan jembatan untuk mendukung perencanaan dan pengembangan program dan kegiatan; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Bidang Bina Marga terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga; b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; dan c. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan. 1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga Seksi Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana program dan kegiatan Bidang Bina Marga, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Bina Marga. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan dan penyusunan perencanaan teknik kegiatan di Bidang Bina Marga; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Bina Marga; c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Bina Marga; d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Bina Marga; e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Bina Marga; f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Bina Marga; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 2) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan. Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; c. melaksanakan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; dan f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 3) Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pemeliharaan jalan dan jembatan. Uraian tugas tersebut meliputi: Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

5 a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan preservasi jalan dan jembatan; b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian preservasi jalan dan jembatan; c. melaksanakan pembinaan teknik rekonstruksi dan teknik pemeliharaan jalan dan jembatan; d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan; f. merencanakan penanganan pemeliharaan jalan baik berupa pemeliharaan rutin maupun berkala pada sepanjang ruas jalan provinsi; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. Bidang Sumber Daya Air Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Sumber Daya Air mempunyai fungsi sebagai berikut: a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang sumber daya air; b. penyiapan bahan perumusan penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi; c. penetapan rencana, pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; d. penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; e. penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; pelaksanaan pembangunan, pengelolaan konservasi, pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; f. penetapan dan pemberian rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; g. penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air; h. penertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; i. pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah yang luasnya ha sampai dengan ha atau pada daerah irigasi lintas kabupaten/kota; j. pemberian bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada kabupaten/kota; k. fasilitasi penyelesaian sengketa pengelolaan sumber daya air antar kabupaten/kota; l. pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; m. pembangunan dan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; n. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang sumber daya air; dan o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Bidang Sumber Daya Air terdiri atas: a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air; b. Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan c. Seksi Operasi dan Pemeliharaan. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

6 1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana kegiatan Bidang Sumber Daya Air, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan teknik di Bidang Sumber Daya Air; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Sumber Daya Air; c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Sumber Daya Air; d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air; e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Sumber Daya Air; f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Sumber Daya Air; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 2) Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pengelolaan sumber daya air. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya air; b. melaksanakan pengendalian pengelolaan sumber daya air; c. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan bimbingan terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya air; dan e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 3) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Seksi Operasi dan Pemeliharaan tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan kegiatan pengendalian pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana sumber daya air; b. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air; dan d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. Bidang Jasa Konstruksi Bidang Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan, perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan pembinaan serta pelaksanaan dibidang Jasa Kontruksi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Jasa Kontruksi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. penyusunan program dan kegiatan Bidang Jasa Kontruksi; b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia; c. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha jasa kontruksi; d. penyelenggaraan pengembangan teknologi di bidang jasa kontruksi; e. pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan kontruksi; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

7 f. penyelenggaraan pembinaan jasa kontruksi baik untuk kepentingan pemerintah dan dunia usaha; g. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang jasa kontruksi; dan h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Bidang Jasa Konstruksi terdiri dari: a. Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi; b. Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi; dan c. Seksi Pengujian Konstruksi. 1) Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; c. melaksanakan arah kebijakan pembinaan jasa konstruksi; d. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi; e. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang Jasa Konstruksi; f. melaksanakan penataan sistem Jasa Konstruksi; g. menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang baik; h. melaksanakan pengawasan terhadap usaha jasa konstruksi; i. melaksanakan pengawasan terhadap tenaga kerja konstruksi; j. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi; k. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi jasa konstruksi; l. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; m. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada seksi pengaturan jasa konstruksi; n. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang. 2) Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

8 c. melaksanakan perencanaan sumber daya manusia; d. merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang pekerjaan umum untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia; e. memperluas dan meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan; f. mendorong usaha perasuransian untuk mengembangkan jenis pertanggungan atas resiko yang timbul dan tanggungjawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi; g. mendorong penyedia jasa agar mampu bersaing dipasar nasional maupun internasional; h. mengembangkan sistem informasi jasa kontruksi; i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi; j. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi; k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 3) Seksi Pengujian Konstruksi Seksi Pengujian Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pengujian konstruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian jasa konstruksi. Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengujian konstruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengujian konstruksi; c. bertanggungjawab secara langsung atas terselenggaranya kegiatan laboratorium untuk menjamin mutu dan hasil penyelidikan, pemetaan dan pengujian yang memenuhi standar; d. menjamin konsistensi pelaksanaan kegiatan pengujian konstruksi sesuai dengan persyaratan pada metode pengujian yang telah ditetapkan; e. memastikan bahwa pelaksanaan teknis dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan telah sesuai dengna persyaratan standar; f. memeriksa kondisi peralatan laboratorium dan lapangan secara rutin satu bulan sekali dalam rangka pemeliharaan peralatan uji laboratorium dan lapangan; g. melaksanakan pelatihan personil laboratorium yang relevan; h. melaksanakan kegiatan uji banding antar laboratorium/uji profesiensi; i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian konstruksi; j. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian konstruksi; k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian konstruksi; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan penataan ruang, koordinasi, fasilitasi, pengawasan, pengendalian, pemanfaatan penyelenggaraan penataan ruang wilayah serta pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

9 Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pelaksanaan penyiapan dan penyusunan program kegiatan Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan; b. pelaksanaan penyusunan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis Provinsi; c. pelaksanaan pengembangan sistem informasi dan data base tentang peraturan, pedoman, informasi di bidang penataan ruang; d. pelaksanaan sosialisasi peraturan, pedoman, dan norma standar prosedur dan kriteria (NSPK) kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Riau; e. pelaksanaan pembinaan pelaksanaan penataang ruang di kabupaten/kota; f. pelaksanaan pengembangan aparatur dan masyarakat di bidang penataan ruang; g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang penataan ruang; h. pelaksanaan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi; i. penyelenggaraan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; j. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam pengendalian dan penertiban penyelenggaraan penataan ruang; k. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar Kabupaten/Kota; l. pelaksanaan fasilitasi dan operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil bidang penataan ruang Provinsi Kepulauan Riau; m. pelaksanaan fasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; n. pelaksanaan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan; o. pelaksanaan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; p. pelaksanaan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum; q. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; r. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau; s. pelaksanaan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; t. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; u. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; v. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; w. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; x. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

10 y. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah kabuapten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan z. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Tata Ruang; b. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang; dan c. Seksi Pertanahan. 1) Seksi Perencanaan Tata Ruang Seksi Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan umum, penyelenggaraan, fasilitasi dan pembinaan bidang Penataan Ruang. Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis Provinsi; b. menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan rencana rinci tata ruang kawasan strategis Provinsi; c. menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah tentang insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang kawasan strategis Provinsi Kepulauan Riau; d. menyiapkan bahan pengembangan sistem informasi dan komunikasi, penyebar luasan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat tentang penataan ruang tingkat Provinsi; e. menyusun rumusan pembangunan dan pengembangan data Base sistem informasi tata ruang wilayah, satu peta satu kebijakan (one map policy) di provinsi kepulauan riau; f. menyiapkan bahan pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang; g. menyiapkan program pendidikan dan pelatihan bidang penataan ruang; h. menyiapkan program penelitian dan pengembangan bidang penataan ruang; i. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan ruang; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 2) Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan perumusan kebijakan umum, pengawasan, pengendalian dan pemanfaatan ruang. bahan Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan sosialisasi NSPK, SPM, bimbingan, supervisi, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, penelitiandan pengembangan penataan ruang tingkat Provinsi dan kawasan strategis Provinsi; b. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi; c. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

11 d. menyiapkan bahan pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar Kabupaten / Kota; e. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang perencanaan tata ruang; f. menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran penataan ruang; g. menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruag terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; h. memfasilitasi dan operasionalisasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Penataan ruang Provinsi Kepulauan Riau; i. menfasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfatan ruang; j. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi insentif dan disinsentif dalam penataan ruang; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. 3) Seksi Pertanahan Seksi Pertanahan mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan, dalam rangka penguasaan tanah agar sesuai dengan peruntukannya. Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan; b. menyiapkan bahan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; c. menyiapkan bahan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum; d. menyiapkan bahan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; e. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau; f. menyiapkan bahan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; g. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; h. menyiapkan bahan fasilitasi Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; i. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; j. menyiapkan bahan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; k. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; l. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah kabuapten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

12 STRUKTUR ORGANISASI Gambar 2.1. Diagram Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan 2-12 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

13 2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah Sumber Daya Manusia Jumlah seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan akhir tahun 2016 sebanyak 132 orang terdiri dari 61 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 69 orang Pegawai Non PNS, dengan rincian sebagai berikut : a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2.1. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 01 Paska Sarjana (S2) 11 orang 02 Sarjana (S1) 48 orang 03 Diploma III 8 orang 04 S M A 49 orang J u m l a h 130 orang SMA 41.53% TINGKAT PENDIDIKAN S2 9.32% Diploma % S % Berdasarkan tingkat pendidikan formal masih didominasi oleh tingkat pendidikan Sarjana (S1) berjumalh 50 orang atau sebesar 42,37 persen dan tingkat pendidikan paska sarjana (S2) berjumlah 11 orang atau sebesar 9,32 persen maka total SDM Dinas PUPP berjumlah 61 orang atau sebesar 51,69%, maka SDM Dinas PUPP cukup baik sebesar 50 % lebih. Untuk itu masih perlu ditingkatkan kemampuan dan pendidikan pegawai Dinas PUPP dan saat ini 2 orang lagi melanjutkan pendidikan S-2 sebanyak 2 orang. b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan Jumlah jabatan struktural sesuai dengan Pergub SOTK bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan sebanyak 20 Jabatan, sedangkan jabatan non struktural terdiri dari jabatan fungsional khusus dan jabatan fungsional umum (staf). Jabatan fungsional sebanyak 3 orang dan jabatan fungsional umum sebanyak 109 orang. Adapun rincian jumlah jabatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 2.2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pangkat dan Golongan NO PANGKAT & GOLONGAN JUMLAH 01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang 02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 2 orang 03 Pembina (IV.a) 6 orang 04 Penata Tk. 1 (III.d) 11 orang 05 Penata (III.c) 8 orang 06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 13 orang 07 Penata Muda (III.a) 15 orang 08 Pengatur (II.c) 4 orang 09 dibawah Pengatur (II.a) 1 orang 10 Pegawai Non PNS 69 Orang J u m l a h 130 orang Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

14 Pegawai dengan pangkat dan golongan Penata Muda Tk.1 (III.b) adalah yang terbanyak dengan jumlah 29 pegawai. Dan Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 95,65 persen. c. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2.3. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenis Kelamin NO PANGKAT & GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL 01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang - 1 orang 02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 1 Orang 1 Orang 2 orang 03 Pembina (IV.a) 5 Orang 1 Orang 6 orang 04 Penata Tk. 1 (III.d) 8 Orang 3 Orang 11 orang 05 Penata (III.c) 4 Orang 4 Orang 8 orang 06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 10 Orang 5 Orang 13 orang 07 Penata Muda (III.a) 10 Orang 5 Orang 15 orang 08 Pengatur (II.c) 2 Orang 2 Orang 4 orang 09 dibawah Pengatur (II.a) 1 Orang - 1 orang 10 Pegawai Non PNS 52 Orang 17 Orang 69 Orang J u m l a h 94 Orang 38 Orang 130 orang Grafik Perbandingan Persentase Jenis Kelamin 100% 80% 60% 40% 20% 0% IV.c IV.b IV.a III.d III.c III.b III.a II.c II.a P T T Laki-Laki Perempuan Persentase jumlah pegawai dengan jenis kelamin perempuan sebesar 25 persen (Lihat grafik diatas). Jumlah Persentase perempuan yang terbesar pada golongan III.a dengan jumlah 4 orang Aset Yang DiKelola Aset yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau per 3 Januari 2017 berdasarkan Buku Induk Inventaris, dalam pelayanan masyarakat, berupa kantor, kendaraan dinas, kendaraan operasional, dan perlengkapan kantor dengan nilai total aset adalah sebesar Rp ,00 ( Sembilan Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Lima Belas Ribu Lima Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah ). Sisanya adalah aset tanah dan infrastruktur yang merupakan infrastruktur publik. Sedangkan jumlah nilai aset yang telah dihapuskan pada tahun 2010 sebesar ,00 (Tujuh Ratus Lima Belas Juta Seratus Dua Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) dan pada tahun 2012 sebesar ,00 (Satu Milyar Empat Ratus Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan Seratus Empat Puluh Rupiah). Adapun rincian jumlah aset yang dikelolah oleh Dinas Pekerjaan Umum, khususnya aset peralatan dan mesin adalah sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

15 Tabel 2.4. Jumlah Aset yang Dikelola oleh Dinas PUPP Provinsi Kepri NO ASET YANG DIKELOLA JUMLAH 01 Mobil Mini Bus (Innova) 1 Unit 02 Sepeda Motor 6 Unit 02 Televisi Samsung 43 3 Unit 03 AC Panasonic 1 PK 4 Unit 04 UPS 15 Unit 05 Laptop / Notebook 35 Unit 06 Printer 66 Unit 07 Komputer PC 6 Unit 08 Conference System 1 Unit J u m l a h 137 unit 2.3. Kinerja Pelayanan PD Berdasarkan Laporan Penilaian SPM Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau tahun memiliki kinerja pelayanan dasar PD adalah sebagai berikut : Kondisi umum Luas Dan Batas Wilayah Administrasi Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau memiliki dua kota yaitu Kota Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi dan Kota Batam, serta memiliki lima kabupaten, yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan terakhir dengan perubahan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015, luas daratan Provinsi Kepulauan Riau seluas 8.201,72 km², dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.5. Luas Daratan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Permendagri Nomor 56 Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km 2 ) 01 Kabupaten Bintan 1.318,21 02 Kabupaten Karimun 912,75 03 Kabupaten Natuna 2.009,04 04 Kabupaten Lingga 2.266,77 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 590,14 06 Kota Batam 960,25 07 Kota Tanjungpinang 144,56 T O T A L 8.201,72 Sumber: Permendagri Nomor 56 Tahun 2015 Terkait dengan luas wilayah laut Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hitungan teknis dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 (dengan mengabaikan batas wilayah kewenangan pengelolaan sejauh 12 mil laut), luas laut Provinsi Kepulauan Riau sebesar ,97 km². Sampai saat ini belum ada penetapan luas wilayah laut melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri. Berikut ini disajikan rincian luas laut menurut kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan perhitungan Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun Tabel 2.6. Luas Wilayah Laut Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Hitungan Teknis Dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km 2 ) 01 Kabupaten Bintan ,08 02 Kabupaten Karimun 4.698,09 03 Kabupaten Natuna ,42 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

16 No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km 2 ) 04 Kabupaten Lingga 3.675,25 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 149,13 06 Kota Batam ,00 07 Kota Tanjungpinang ,00 T O T A L ,97 Sumber: Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun 2007 Letak dan Kondisi Geografis Adapun hasil Verifikasi Tim Nasional dimaksud terdapat pulau yang sudah bernama, kecuali satu pulau yaitu Pulau Berhala dimana saat itu masih dalam sengketa dengan Provinsi Jambi. Dengan terbitnya Permendagri Nomor 54 Tahun 2014 tentang Wilayah Administrasi Pulau Berhala, maka pulau Provinsi Kepulauan Riau bertambah 1 (satu) buah menjadi pulau, dengan perincian terlihat pada Tabel berikut ini : Tabel 2.7. Jumlah Pulau di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Jumlah Pulau Berpenghuni 01 Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Kepulauan Anambas Kota Batam Kota Tanjungpinang 9 2 T O T A L Catatan: Data Pulau di Kabupaten Anambas masih bergabung dengan Natuna Sumber: Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial (BIG), 2016 Perkembangan terakhir pulau di Provinsi Kepulauan Riau, berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 125.1/4275/BAK, tanggal 12 Oktober 2015 perihal penyampaian data pulau, ada penambahan pulau di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 122 pulau. Namun demikian belum ada rincian penambahan pulau tersebut Kondisi Klimatologi. Kondisi Demografis Berdasarkan database kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak jiwa, dengan perincian seperti terlihat pada Tabel berikut ini : Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa) 01 Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Kepulauan Anambas Kota Batam Kota Tanjungpinang T O T A L Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau, 2015 Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak jiwa, terdiri dari 51,24% penduduk laki laki dan 48,76% perempuan. Penyebaran penduduk di Provinsi Kepulauan Riau masih terkonsentrasi di Kota Batam yakni sebesar 56,23%, sedangkan wilayah dengan persentase penduduk paling sedikit yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

17 sebesar 2,27%. Secara rinci jumlah dan laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun No Kab/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Kota Batam Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015 Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau tergolong cukup tinggi, dengan rata-rata dari 2011 sampai dengan tahun 2015 sebesar 3,11%, terutama dikontribusikan dari pertumbuhan penduduk Kota Batam yang mencapai rata-rata sebesar 4,49%. Pertumbuhan penduduk yang besar di Kota Batam lebih disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan Kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah lain. Pertumbuhan penduduk terkecil berada di Kabupaten Lingga dengan rata-rata sebesar 0,47%. Secara rinci pertumbuhan penduduk per kabupaten/kota tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun No Kab/Kota Rata-rata 1 Karimun 1,25 1,08 1,10 1,01 0,98 1,08 2 Bintan 1,42 1,49 1,30 1,34 1,26 1,36 3 Natuna 1,45 1,46 1,50 1,30 1,43 1,43 4 Lingga 0,59 0,52 0,44 0,46 0,36 0,47 5 Kepulauan Anambas 1,54 1,63 1,39 1,32 1,31 1,44 6 Kota Batam 4,84 4,68 4,50 4,31 4,13 4,49 7 Kota Tanjungpinang 1,58 1,47 1,48 1,39 1,25 1,43 Provinsi Kepulauan Riau 3,31 3,22 3,12 3,01 2,90 3,11 Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015 Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebesar 186 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Tanjungpinang sebesar 844 jiwa/km 2 selanjutnya Kota Batam sebesar 757 jiwa/km 2 dan terendah di Kabupaten Natuna dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 26 jiwa/km 2. Terlihat peningkatan kepadatan penduduk Kota Batam dan Tanjungpinang sangat cepat dalam kurun waktu tahun Secara rinci kepadatan penduduk per kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun (jiwa/ km 2 ) No Kab/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Batam Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

18 Kondisi Klimatologi Kondisi iklim di Provinsi Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kondisi angin sehingga secara umum wilayah ini beriklim laut tropis basah. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Suhu rata-rata tertinggi di Karimun sebesar 28,08 0C dan ratarata terendah di Tanjungpinang 27,37 0C. Rata-rata Kelembaban Udara tertinggi di Natuna dan Hang Nadim (Batam) sebesar 85,92%, sedangkan rata-rata terendah di Dabo (Lingga) sebesar 82,08%. Curah hujan tertinggi di Tanjungpinang sebanyak 188,27 mm3 sedangkan curah hujan terendah di Dabo (Lingga) 105,10 mm3. Tekanan Udara tertinggi di Tanjungpinang sebesar 1.016,98 mb, sedangkan tekanan udara terendah di Karimun sebesar 1.010,62 mb. Kecepatan Angin tertinggi di Karimun sebesar 8,92 knot, terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 3,58 knot. Penyinaran matahari tertinggi di Karimun sebesar 59,92%, terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 51,92%. Secara rinci data kondisi cuaca yang tercatat di 6 stasiun BMKG di Provinsi Kepulauan Riau ditampilkan pada Tabel dibawah ini : Tabel Data Kondisi Cuaca Provinsi Kepulauan Riau No Uraian Karimun Ranai (Natuna) Dabo (Lingga) Tarempa (Anambas) Hang Nadim (Batam) Tanjung pinang 1 Suhu ( O C) Maksimun 32,80 34,90 34,10 30,30 95,00 33,60 Minimum 24,60 21,60 21,40 24,40 42,00 21,60 Rata-rata 28,08 28,08 27,92 NA 27,83 27,37 2 Kelembaban Udara (Persen) Maksimun 97,00 100,00 100,00 92,00 100,00 100,00 Minimum 69,00 54,00 47,00 69,00 54,00 43,00 Rata-rata 81,00 85,92 82,08 NA 85,92 83,75 3 Tekanan Udara (mb) 1.010, , , , , ,98 4 Kecepatan Angin 8,92 3,58 4,58 4,50 3,58 6,25 (knot) 5 Curah Hujan (mm 3 ) 121,83 151,14 105,10 130,67 151,14 188,27 6 Penyinaran matahari (persen) 59,92 51,92 59,08 56,75 51,92 53,50 Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BPS, Kepulauan Riau Dalam Angka 2016) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 867/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan di Provinsi Kepulauan Riau yaitu: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas hektar, Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) sebanyak hektar, Kawasan Hutan yang dapat dikonversi (HPK) seluas Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas lebih kurang hektar. Selain itu Kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS) seluas hektar. Non DPCLS seluas hektar. Selanjutnya perubahan fungsi kawasan hutan seluas hektar dan penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas 536 hektar. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata. Rencana kawasan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau seluas ,83 Ha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Adapun arahan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

19 diimplementasikan ke dalam 7 (tujuh) Koridor Pariwisata Daerah yang berdasarkan keunggulan kooperatif terdiri dari : 1) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), Wisata Minat Khusus, Wisata Terpadu, Eksklusif, Wisata Agro dan Wisata Alam; 2) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu, Eksklusif, Kawasan Wisata Terbuka Umum dan Wisata Minat Khusus; 3) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan Wisata Agro; 4) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan Wisata Kreatif; 5) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Ekowisata dan Minat Khusus; 6) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Kepulauan Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; 7) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari. Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan tanah longsor / gerakan tanah adalah kawasan yang memiliki kriteria berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material campuran. Kawasan tanah longsor ditetapkan dengan ketentuan kawasan yang penurunan muka tanahnya sedang sampai tinggi. Kawasan ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota dengan tingkat bahaya sedang. Kawasan ini terdapat di area dan kawasan bekas tambang dan kawasan terkena pemotongan lereng di Pulau Karimun dan Pulau Kundur di Kabupaten Karimun, Pulau Singkep di Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara total luas bahaya tanah longsor sebesar hektar. Berikut ini disajikan potensi luas bahaya tanah longsor di Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut : Tabel Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan Sedang 02 Kabupaten Karimun Tinggi 03 Kabupaten Natuna Tinggi 04 Kabupaten Lingga Tinggi 05 Kabupaten Kepulauan Anambas Tinggi 06 Kota Batam Tinggi 07 Kota Tanjungpinang 68 Sedang T O T A L TINGGI Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun Bidang Sumber Daya Air Daerah Aliran Sungai mencakup sebanyak tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau, dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Lingga. Mata air sebagai sumber air permukaan terdapat di lima kabupaten/kota yaitu Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, Bintan, Tanjungpinang dan Lingga. DAM/Waduk tersebar di seluruh kabupaten/kota. Beberapa DAM/Waduk/Embung yang direncanakan dibangun pada yaitu RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun II 8 Sei Raya, Sei Galang Utara, Galang Timur, Sei Ta tas dan Sei Curus di Kota Batam, dan DAM/Waduk/Embung Dompak di Kota Tanjungpinang. Sementara itu Kolong Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

20 terdapat di tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga. Secara rinci data mengenai potensi sumberdaya air di Kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel Potensi Sumber Daya Kabupaten/ Kota di Provinsi Kepulaun Riau No Kab/Kota Daerah Aliran Sungai Mata Air DAM/Waduk/Embung Kolong 1 Batam Terong, Gading, Ladi, Pesung, Bukit Jodoh, Tiban Lama, Tiban Lama, Balo, Nongsa, Gata, Medang, Galang Baru, Galang, Kangka, Sembulang, Abang Besar - Duriangkang, Muka Kuning, Sei Ladi, Nongsa, Sei Harapan, Rempang, Sekanak I, Sekanak 2, Sei Tembesi, Rempang Utara, Sei Gong, Sei Raya, Sei Galang Utara, Galang Timur, Sei Ta tas dan Sei Curus. - 2 Natuna Midai, Kampung Hilir, Pajang, Serasan, Lagong, Batang, Tiga Sedanau, Selor, Segeram, Kelarik, Cinak, Cinak Besar, Kelarik Hulu, Hulu, Bunguran Timur, Binjai. 3 Kepulaua n Anambas Air Abu, Nyamuk, Telaga, Siantan, Batu Belah, Air Asuk, Wampu, Ladan, Mubur, Matak, Anambas, Panai 4 Bintan Logo, Ekang, Bintan, Cikolek, Sumpai, Angus, Sopor, Mapor, Katubi, Pengibu, Tambelan, Benuwa, Tambang Besar. 5 Karimun Gemuruh, Urung, Ungar, Sawang, Teluk Radang, Bela, Rapit, Papan, Buru, Lebuh, Pauh, Durian, Tjitim, Sebesi, Karimun, Moro, Sugi, Combol, Alai, Sanglar, Durai, Terong 6 Tanjungpi nang Dompak, Jang 7 Lingga Durslin, Selamak, Musal, Pengok, Sekarim, Buluh, Bidai, Posik, Mamut, Tjempah, Mentuda, Telok, Ketam, Canot, Selapan, Jelutung, Kredong, Awak, Duara, Resun, Tembok, Kerasing, Lieng, Dabo, Sergong, Kumbang, Langkap, Maroktua, Bajau, Ara, Temiang, Sebangka, Penuba, Air Merah Nuraja, dan Gunung Datuk Tarempa, Temurun, Gunung Bini, dan Gunung Kesayana Gunung Lengkuas Balau Sedanau, Ranai Darat, Selat Lampa, Kelarik, Tapau, Sebayar. Batu Tambun, Gunung Lintang, Batu Tabir, dan Gunung Samak Waduk Tanjung Uban/Sei Jeram, Waduk Sei Jago, Waduk Lagoi, Waduk Gesek, Kolong Enam, Busung, Galang Batang, Kawal, Anculai, Kangboi, dansekuning - Waduk Sei Bati, Pongkar 1, Pongkar 2, Sentani, Paya Manggis, Sei Gunung Jantan (Pulau Karimun Besar), Waduk Tempan, Sawang (Pulau Kundur) dan Waduk Sidodadi, Sidomoro (Pulau Moro) Hutan Waduk Sei Pulai, Sei Lindung Timun, Dompak (Pancur) Gunung Daik, Gunung Muncung, Batu Ampar, Kampung Menserai, dan Kampung Tanjung Tinggi Gemuruh - - Danau Kolong Gunung Kijang,Danau Belakang Mesjid Raya, Ex. Galian Pasir Galang Batang, Ex. Galian Pasir Simpang Busung, Ex. Galian Pasir Pengujan, Bloreng, Katen, Nyirih, Tembeling dan Mantang Ex. Galian Timah Perayon, Ex. Galian Pasir Kobel, Galian Pasir Tempan - Ex. Galian Timah Singkep Sumber: Kepmen PU No. 4/PRT/M/2015; BWSS IV Kepulauan Riau dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau, 2016 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

21 Kawasan Peruntukan Pertanian Rencana kawasan peruntukan pertanian di Provinsi Kepulauan Riau seluas ,63 Ha. Kawasan pertanian ini terdiri dari kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan. Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamana Pangan, Hortikultura dan Peternakan dialokasikan di Kabupaten Lingga sebagai sentra pengembangan sektor pertanian dan Kabupaten Bintan. Pemanfaatan kawasan pertanian ditujukan untuk pemanfaatan potensi dan berdasarkan kesesuaian lahan secara berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan berorientasi agribisnis pertanian. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi Kawasan rawan gelombang pasang berada sekitar pantai rawan terhadap gelombang pasang akibat angin kencang dengan kecepatan tinggi atau gravitasi bulan atau matahari. Kriteria kawasan ini adalah kawasan yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sampai 100 kilometer per jam yang timbul akibat kecepatan angin atau gravitasi bulan dan matahari. Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan dengan ketentuan kawasan permukiman yang berada di sekitar pantai atau pesisir. Arahan kebijakan kawasan rawan gelombang pasang adalah melalui pengamanan pantai dan penanaman mangrove untuk meredam dan agar terlindung dari gelombang pasang (rob). Gelombang pasang ini juga mengakibatkan terjadinya abrasi pantai. Kawasan rawan abrasi meliputi kawasan yang mengalami perubahan bentuk pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut terutama yang berada di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar. Pantai-pantai yang rawan terhadap abrasi antara lain: a. Pulau Karimun: Pantai Tanjung Balai sepanjang ± 4 km, Pantai Pelawan sepanjang ± 3 km, Pantai Pongkar sepanjang ± 6 km, Pantai Tanjung Sebatak sepanjang ± 4 km dan Pantai Sepedas sepanjang ± 4 km. b. Pulau Kundur: Pantai Timur sepanjang ± 5 km, Pantai Selat Beliah sepanjang ± 7 km, Pantai Urung sepanjang ± 3 km dan Pantai Parit Jepang sepanjang ± 3 km. b. Pulau Bintan: Pantai Trikora sepanjang ± 10 km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5 km, Pantai Sei Kecil - Sakera sepanjang ± 10 km, Pantai Lobam sepanjang ± 4 km, Pantai Senggarang sepanjang ± 4 km, Pantai Penyengat sepanjang ± 8 km, Pantai Barat Tanjungpinang sepanjang ± 8 km, Pantai Pulau Dompa, Pantai Dompak Seberang sampai Tanjung Mocoh serta pulau-pulau kecil di Kecamatan Bintan Pesisir, Mantang dan Tambelan. c. Pulau Singkep: Pantai Kota Dabo sepanjang ± 4 km, Pantai Kote sepanjang ± 3 km, Pantai Jagoh sepanjang ± 2 km dan Pantai Kebun Nyiur sepanjang ± 4 km a. Pulau Batam: Pantai Jodoh sepanjang ± 3 Km, Pantai Punggur sepanjang ± 500 m, Pantai Nongsah sepanjang ± 5 Km dan Pantai Melayu sepanjang ± 10 km. d. Pulau Ranai: Pantai Kota Ranai sepanjang ± 8 km, Pantai Tanjung sepanjang ± 4 km. Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan bahaya kategori Sedang, dengan perincian pada sebagai berikut : Tabel Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan Sedang 02 Kabupaten Karimun Sedang 03 Kabupaten Natuna Sedang 04 Kabupaten Lingga Sedang Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

22 No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 05 Kabupaten Kepulauan Anambas Sedang 06 Kota Batam Sedang 07 Kota Tanjungpinang Sedang T O T A L SEDANG Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015 Kawasan Rawan Banjir dan Banjir Bandang Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasikan sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan banjir terutama terdapat di kawasan tangkapan air yang daerah resapan airnya sudah mengalami kerusakan lingkungan (berubah fungsi lahan) seperti reklamasi dan wilayah dengan drainase yang kurang berfungsi secara baik, sehingga sungai tidak mampu lagi menampung jumlah aliran permukaan dan air meluap dari badan sungai. Kawasan rawan banjir tersebar di 7 kabupaten/kota dengan luasan mencapai hektar. Untuk Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan termasuk kategori tinggi, sedangkan Kabupaten Karimun, Natuna, Lingga dan Kepulauan Anambas termasuk kategori sedang. Kabupaten Anambas dan Natuna termasuk kategori ringan. Potensi luas bahaya banjir terlihat pada Tabel berikut ini : Tabel Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan Tinggi 02 Kabupaten Karimun Sedang 03 Kabupaten Natuna Sedang 04 Kabupaten Lingga Sedang 05 Kabupaten Kepulauan Anambas Sedang 06 Kota Batam Tinggi 07 Kota Tanjungpinang Tinggi T O T A L TINGGI Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015 Kondisi Waduk/Embung dan Tampungan Lainnya Unit air baku yang dimaksud adalah (sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2011) adalah : 1. Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Nongsa, Waduk Muka Kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang, dan Waduk Sungai Gong di Kota Batam; 2. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Waduk Galang Batang di Kecamatan Gunung Kijang, Waduk Sungai Gesek di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sungai Kawal di sebagian Kecamatan Toapaya dan Sebagian Kecamatan Gunung Kijang, Waduk Lagoi di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Anculai di Kecamatan Teluk Sebong, dan Waduk Kangboi di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sekuning di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sungai Jago-Lepan di sebagian Kecamatan Bintan Utara dan sebagian Kecamatan Seri Kuala Lobam, dan Waduk Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara di Kabupaten Bintan; 3. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur di Kota Tanjungpinang; dan 4. Waduk Sei Bati di Kecamatan Tebing, Waduk Sei Pongkar di Kecamatan Tebing, Waduk Sei Gunung Jantan di Kecamatan Tebing, Waduk Sentani di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun; Sedangkan menurut RTRW Provinsi Kepulauan Riau Sumber Air Baku untuk jaringan air bersih adalah sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

23 a. Sumber air bersih di Kabupaten Bintan adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Tanjung Uban, Teluk Sekuni, Kijang, Lobam, Kawal, Waduk Sei Pulai, Waduk Jago, Waduk Lagoi, Waduk Sei Lepan, Waduk Sekuning, Waduk Galang Batang, Sungai Gesek, Sungai Busung, Sungai Ekang-Angculai, Sungai Kawal, Sungai Bintan, Sungai Kangboi. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari mata air dan embung/kolong pasca tambang; b. Sumber air bersih di Kota Tanjungpinang adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) waduk Sei Pulai dengan memperkuat intake Waduk Sungai Gesek dan interkoneksi Waduk Galang Batang, Estuari DAM Muara Sungai Dompak dan embung pulau dompak, Kolong Sungai Timun, Kolong Sungai Nyirih, dan Sungai Toucang. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis), kolong pasca tambang, mata air dan tampungan lainnya sebagai sumber air baku. c. Sumber air bersih di Kota Batam adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) Waduk Sungai Harapan, Muka Kuning, Duriangkang, Nongsa, Sungai Ladi, Tembesi, Sekanak, Pemping, Bulang Lintang, Sungai Rempang, Sungai Cia, Sungai Gong dan Sungai Galang. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis) dan mata air; d. Sumber air bersih di Kabupaten Natuna adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Pulau Bunguran (yang bersumber dari Sungai Ranai, Sungai Air Hijau, Sungai Ulu, Sungai Semala, Air Terjun Air Lengit, Sungai Air Kupang, Sungai Air Kimak, Sungai Tapau, Sungai Bijai, air terjun Gunung Ranai, Air Terjun Bukit Berangin, Bendung Pering); di Pulau Midai (yang bersumber dari mata air Gunung Jambat, Gunung Teledu, Sabang Muduk, sumur Limau Kecil, sumur Air Putih 1, sumur Air Putih 2, sungai Air Bunga, sungai Sebelat Laut, sungai Sabang Muduk, sungai Air Salor, sungai cabang Sungai Abit dan sungai Air Pancur); Bendung Lampa serta sumber air baku yang berasal dari embung penampungan air di pulau-pulau kecil dan mata air. e. Sumber air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) DAS Siantan, DAS Matak, DAS Mubur, DAS Jemaja, DAS Bajau, DAS Air Abu, dan DAS Telaga. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis), mata air dan air baku buatan. f. Sumber air bersih di Kabupaten Karimun adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Buru, Pulau Ungar, Pulau Sugi Bawah, Pulau Combol, Pulau Durai, Kolong pongkar I dan Kolong Pongkar II, Kolong Sentani dan Kolong Depan RSUD serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (sistem reverse osmosis), estuari dam, mata air dan kolong pasca tambang. g. Sumber air bersih di Kabupaten Lingga adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) yang bersumber dari mata air gunung Muncung, Gunung Daik, Cenot, Bukit Raja, Limbung, Sungai Kerandin, Kudung, Sungai Pinang, Tebing Gunung Lanjut, Gunung Tunggal, Bukit Selayar, Kolong Berindat, Kolong Pasir Kuning, Kolong Serayak, Kolong Sungai Kerekel, Kolong Marok Tua, Kolong Tanah Sejuk, Kolong Raya serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku berasal dari pengolahan air laut (sistem reverse osmosis), mata air dan kolong pasca tambang; Air baku merupakan air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam, sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air serta air laut. Persentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk menunjukkan peningkatan dari sebesar 36,09% pada tahun 2011 menjadi 60,60% pada tahun Untuk saat ini kondisi waduk di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

24 1. Di Kota Batam, secara keseluruhan terdapat 9 buah Waduk besar yang tersebar di Pulau Batam dan pulau sekitarnya. Adapun rincian jumlah waduk di Kota Batam adalah sebagai berikut : Tabel Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kota Batam No Nama Waduk Volume Kapasitas Tampungan (m 3 ) Luas Tampungan (Ha) 01 Waduk Nongsa ,50 02 Waduk Sei Baloi ,32 03 Waduk Sei Harapan ,20 04 Waduk Sei Ladi ,07 05 Waduk Muka Kuning ,69 06 Estuari DAM Duriangkang ,10 07 Waduk Rempang NA NA 08 Waduk Sekanak I NA 09 Waduk Sekanak II NA T O T A L Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum Gambar 2.2. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Batam 2. Di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan) memiliki waduk yang berjumlah 7 Waduk, waduk Lagoi dikelolah oleh swasta dan diperuntukan terbatas untuk pariwisata hotel di kawasan Lagoi. Adapun rincian waduk di Pulau Bintan adalah sebagai berikut : Tabel Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Bintan No Nama Waduk Volume Kapasitas Tampungan (m 3 ) Luas Tampungan (Ha) 01 Waduk Sei Pulai (Kota Tanjungpinang) ,00 02 Waduk Sei Jago (Kab. Bintan) ,00 03 Waduk Tanjung Uban/Sei Jeram (Kab ,70 Bintan) 04 Waduk Kolong Enam ,40 05 Waduk Lagoi Waduk Sei Gesek NA NA 07 Embung Dompak NA NA T O T A L Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

25 Di Pulau Bintan ada beberapa rencana pengembangan potensi waduk yang akan dikembangkan oleh pemerintah, namun masih terbatas dalam lahan dan penganggaran. Ada 7 potensi waduk yang akan dikembangkan oleh pemerintah, dan dalam waktu dekat akan dikembangkan pembangunan Waduk Kawal. Gambar 2.3. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Bintan 3. Di Kabupaten Karimun memiliki waduk yang berjumlah 6 Waduk, terdiri dari : Tabel Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Karimun No Nama Waduk Volume Kapasitas Tampungan (m 3 ) Luas Tampungan (Ha) 01 Waduk Sungai Bati ,00 02 Waduk Tempan ,00 03 Waduk Sidodadi ,50 04 Waduk Sentani ,00 05 Waduk Prayon (Kundur Utara) ,00 06 Waduk Sidomoro (Pulau Moro) ,00 T O T A L ,00 Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum 4. Sumber air baku di Kabupaten Lingga diambil dari berbagai macam sumber antara lain : a. Untuk pelayanan di Kelurahan Dabo, Kelurahan Dabo Lama, Desa Batu Berdaun dan Desa Tanjung Harapan menggunakan sumber berupa mata air yang terletak di Air Gemuruh Gunung Muncung. b. Untuk pelayanan di Desa Penuba menggunakan sumber berupa mata air di kampung Menserai dan kampung Tanjung Tinggi. c. Untuk pelayanan di Kelurahan Daik menggunakan sumber yang berasal dari mata air yang terletak di Gunung Daik. Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 150 L/detik pada tahun 2012, dengan kapasitas produksi sebesar 90 L/detik. Kondisi saat ini (2012) dapat dilihat tabel dibawah ini : Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

26 Tabel Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi Kabupaten Lingga Kawasan Pelayanan Unit Dabo Singkep a. Bukit Timah b. Kampung Boyan Unit Penuba Kap. Terpasang (lt/dtk) 25 lt/dtk 20 lt/dtk Kap. Produksi (lt/dtk) 25 lt/dtk 20 lt/dtk Cakupan Pelayanan (persen) 55,01% a. Tanah Tinggi 5 lt/dtk 5 lt/dtk 55,13% Unit Daik a. Bukit Cengkeh 50 lt/dtk 20 lt/dtk 20,67% b. Bukit Sempot 50 lt/dtk 20 lt/dtk Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum Keterangan Sudah mengalami penurunan debit air baku Sudah mengalami penurunan debit air baku Sudah mengalami penurunan debit air baku 5. Di Kabupaten Natuna tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal seharihari untuk kondisi saat ini bahwa total volume Instalasi Pengolah Air (IPA) sebesar 40 m3/tahun sedangkan jumlah kebutuhan air baku per tahun sebesar m3/tahun. Jika dilihat berdasarkan jumlah tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari bahwa diketahui Jumlah penduduk yang memiliki akses air minum yang aman sebesar jiwa, sedangkan proyeksi jumlah penduduk kabupaten/kota pada akhir tahun pencapaian SPAM sebesar jiwa. Maka cakupan pelayanan masih sangat rendah sebesar 4,49 %. Hal ini disebabkan karena pelayanan air bersih di Kabupaten Natuna dengan sisitem perpipaan masih terpusat di kawasan perkotaan. 6. Di Kabupaten Kepulauan Anambas sumber air baku masih diperoleh dari daerah perbukitan dengan sistem pengairan gravitasi. Pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas belum memiliki sumber air baku yang memadai dan sistem yang ada menggunakan SPAM IKK dengan kapasitas liter/detik. Kondisi Jaringan Irigasi Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan. Luas irigasi kondisi baik di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 sebesar Ha, meningkat dari tahun sebelumya sebesar Ha. Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi pertanian dapat berproduksi setiap tahunnya serta dapat juga dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang bermanfaat. Persentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada menunjukkan peningkatan dari sebesar 25,91% pada tahun 2011 menjadi 30,64% pada tahun Irigasi merupakan salah satu komponen penting ketahanan pangan nasional, dimana mengacu pada PP No. 20 Tahun 2006 definitif irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi yang menunjang kegiatan pertanian, yang jenisnyameliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi airbawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan jaringan irigasi adalah kesatuan saluran,bangunan, dan bangunan pelengkap irigasi yang terdiri dari jaringan irigasi teknis, semi teknis, dan non teknis. Suatu jaringan yang mengaliri suatu kesatuan lahan disebut Daerah Irigasi (DI). Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengatakan bahwa pembagian urusan Sumber Daya Air mengenai mengenai kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi untuk urusan Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1000 ha ha, dan daerah irigasi lintas Daerah kabupaten/kota. Sedangkan untuk kewenangan provinsi untuk pengelolaan dan pengembangan SPAM pada Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

27 lintas Daerah kabupaten /kota. Kondisi saat ini untuk Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau adalah : Tabel Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau No Nama Daerah Irigasi (DI) Luas Daerah Irigasi (HA) Luas Realisasi Tanam (Ha) 1 DI Tapau (Natuna) DI Kelarik (Natuna) DI Jemaja (Anambas) DI Kundur (Karimun) DI Bintan DI Lingga Jumlah Persentase Capaian Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum 30,64 Persen Melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera IV telah menangani 3 (Tiga) Daerah Irigasi yaitu : DI Tapau di Kabupaten Natuna seluas ha, DI Kelarik (masa konstruksi) juga di Kabupaten Natuna seluas 1.250ha dan DI Jemaja di Kabupaten Kepulauan Anambas seluas ha. Lokasi pekerjaan (DI Jemaja) termasuk dalam Wilayah Kecamatan Jemaja Timur, yang mana area pesawahannya tersebar dalam 2 (dua) desa, yaitu Desa Ulu Maras dan Pasiran. Pada tahun 2008 produksi padi sawah tercatat sebesar 136 ton gabah, yang dihasilkan dari lahan seluas 20 Ha yang berlokasi di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur dengan tingkat produktivitas tanaman padi pada tahun 2008 adalah 4 ton/hektar. Jaringan Irigasi Jemaja dibangun untuk menyediakan air irigasi lahan seluas ± 386 Ha, namun sampai dengan saat ini total luas areal yang sudah dibuka untuk lahan pertanian baru berkisar ± 150 Ha. Sumber Air berasal dari 2 (dua) bendung yang berlokasi di Kecamatan Jemaja Timur. Bendung pertama adalah Bendung Davit yang membendung sungai Davit dan berlokasi di Desa Ulu Maras dan bendung kedua adalah Bendung Jelis yang membendung sungai Jelis yang berlokasi di desa Ulu Maras. Secara rinci kinerja urusan Bidang Sumber Daya Air dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel Kinerja Urusan Bidang Sumber Daya Air No Indikator Sat Persentase Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (%) Persentase Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk (%) Jumlah titik rawan banjir yang diatasi (titik) % 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64 % 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60 % 10,00 16,00 22,00 28,00 34,00 Bidang Bina Marga Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendu- kung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah. Prosentase jalan provinsi berkondisi baik pada tahun 2015 telah mencapai 71,97% dan kondisi jembatan di ruas jalan provinsi sebesar 71,27 %, sedangkan panjang jalan yang ditingkatkan kelasnya 115,37 km dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dan rata-rata rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan sekitar 0,24 %. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

28 Tabel Capaian Kinerja Pengembangan Daerah (Jalan) No Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Rata-rata panjang jalan per luas wilayah Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Jumlah Panjang Jalan yang ditingkatkan kelasnya Sat % % % km Kondisi Awal Capaian Kinerja Tahunan Pencapaian Kinerja Akhir RPJMD Tahun 2010 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2015 Realisasi 2,26 2,40 2,55 2,72 2,89 3,08 3,08 % Target 2,26 2,31 2,38 2,46 2,53 2,60 2,60 % Realisasi 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 % Target 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 % Realisasi 51,19 68,52 69,45 69,68 71,27 71,50 71,50 % Target 51,19 53,33 56,04 58,74 61,28 63,56 63,56 % Realisasi 70,12 92,37 118,23 141,35 160,36 185,49 185,49 km Target 70,12 85,12 105,12 130,12 155,12 175,12 175,12 km Status Capaian Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Sumber Data DPU DPU DPU DPU Rincian capaian kinerja tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Tabel Capaian Kinerja Tahun No Indikator Sat Persentase jalan berkondisi baik (%) % 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97 2. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan 0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008 a Panjang Jalan Provinsi (km) Tanjungpinang km 58,15 61,17 63,43 65,13 70,23 Bintan km 162,77 162,77 162,77 162,77 162,77 Batam km 78,79 87,18 93,47 98,19 112,35 Karimun km 117,42 123,99 128,92 132,62 143,72 Lingga km 163,62 174,39 182,47 188,54 206,72 Natuna km 104,91 114,51 121,71 127,11 143,32 Kepulauan Anambas km 46,50 47,63 48,47 49,10 51,00 Total km 732,15 771,64 801,25 823,47 890,11 b Jumlah kendaraan (unit) Tanjungpinang unit Bintan unit Batam unit Karimun unit Lingga unit Natuna unit Kepulauan Anambas unit Total Penanganan status jalan di Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 3 status jalan yaitu status jalan nasional, status jalan provinsi, dan status jalan kabupaten/kota.status jalan nasional sudah ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Nomor: 248/KPTS/M/2015 tentang penetapan status jalan nasional di Provinsi Kepulauan Riau dengan penanganan panjang jalan 586,83 km. Sedangkan status jalan provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1863 Tahun 2016 tentang Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Kepulauan Riau dengan panjang 896,45 km. Secara rata-rata kondisi jalan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015 sudah baik sebesar 71,27 %, namun jika dilihat dari grafik sebelah diketahui Kota Tanjungpinang dan Kota Batam memiliki persentase kondisi jalan baik yang paling kecil yaitu masih dibawa 70%, hal ini disebakan karena Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

29 intensitas lalu lintas di Ibukota Provinsi dan Kota Batam sangat tinggi, sehingga perlu diprioritaskan program pemeliharaan jalan provinsi. Di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun memiliki nilai prosentase kondisi jalan baik yang tinggi, yaitu sebesar 91,57% dan kondisi jalan yang masih perlu pemeliharaan sepanjang 12,12 km Bidang Perencanaan dan Tata Ruang Tata Ruang Provinsi masih dalam pembahasan, sedangkan untuk enam Kabupaten Kota Lainnya sudah memiliki Perda RTRW, untuk Kota Batam belum memiliki Perda RTRW oleh karena itu Pemerintah Kota Batam berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang RTR Kawasan BBK (Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan dan Karimun). Tabel Perda RTRW di Provinsi Kepulauan Riau No PROV/ KAB/ KOTA PERDA RTRW 1 Provinsi Kepulauan Riau Perda Nomor 1 Tahun 2017 tentang RTRWP Tahun Kota Tanjungpinang Perda Nomor 10 Tahun 2014 tentang RTRW Kota Tanjungpinang Tahun Kota Batam Belum Perda 4 Kabupaten Bintan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Bintan Tahun Kabupaten Karimun Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karimun Tahun Kabupaten Lingga Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Lingga Tahun Kabupaten Natuna Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Natuna Tahun Kabupaten Kepulauan Anambas Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. SPM bidang penataan ruang mencakup: (1) informasi penataan ruang, (2) pelibatan peran masyarakat dalam proses penyusunan RTR, (3) izin dan pengendalian pemanfaatan ruang, (4) pelayanan pengaduan pelanggaran tata ruang, dan (5) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik. Untuk Pemanfaatan tanah di Provinsi Kepuluan Riau juga berpedoman kepada RTW yang telah di sahkan. Rencana Tata Ruang baik yang umum maupun yang rinci akan berdampak pada arah pemanfaatan ruang sehingga pada saat perencanaan pembangunan akan lebih terarah dan dapat memberikan dampak positif sehingga mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah. Sedangkan dalam rangka pengendalian pemanfaata ruang akan meminimalisir terjadinya kesalahan pemanfaatan fungsi ruang. Terkait bidang pertanahan yang menyangkut dalam pemanfaatan dapat di sesuaikan dengan rencana tata ruang sehingga dalam pelaksanaan legalitasnya akan lebih sesuai peruntukannya sebagai mana di amantkan UU Pokok Agraria Nomor 5 tahun Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

30 Sesuai dengan latar belakang dapat di rumuskan tujuan yang di capai yaitu mengawasi penyelenggaraan penataan ruang di tingkat provinsi, kabupaten dan kota melalui kegiatan pemantauan danevaluasi terhadap pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang. Untuk saat ini RTRW Provinsi masih dalam proses Ranperda RTRW dan diharapkan tahun 2016 dapat ditetapkan dan disetujui oleh DPRD Provinsi Kepulauan Riau, dan RTRW yang saat ini juga belum disyahkan juga yaitu RTRW Batam, sedangkan RTRW 6 kabupaten/kota lainnya sudah disyahkan dan ditetapkan. Berdasarkan hasil monitoring aspek pengendalian RTRW kabupaten/kota, ada beberapa kondisi program yang telah diatur dalam RTRW Kabupaten/kota yang belum dijalankan, sedan dijalakan, dan sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kabupaten Bintan Pengembangan jalan arteri primer jaringan Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor primer Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Pengembangan jembatan antar pulau dan jalan bebas hambatan Normalisasi sungai utama di Pulau Bintan Jaringan jalan arteri primer di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik, setiap tahunnya dilakukan penambalan serta perbaikan jalan untuk menjaga kondisi jalan, adapun jalan yang belum selesai pengembangannya salah satunya yaitu jalan Km 16 Lintas timur Kijang. Kondisi jaringan jalan Kolektor primer 1 di Kabupaten Bintan dalam keadaan baik, secara umum program peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Bintan sudah terealisasikan. Secara umum kondisi jalan kolektor sekunder di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik, adapun pengembangan dilakukan dalam bentuk penambalan serta perawatan jalan. Jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Bintan sebagian masih belum terealisasi maupun masih dalam tahap pengerjaan, untuk jalan lingkar di pulau mantang, pengujan, kelong dan tambelan belum terealisasi Belum ada jembatan antar pulau dan jalan bebas hambatan yang terealisasi di Kabupaten Bintan Kondisi sungai utama di Pulau Bintan yaitu S. Jago, S. Ekang- Anculai, S. Bintan, S. Kangboi, S. Gesek, S. Kawal, dan S. Lagoi cukup baik, sudah dilakukan normalisasi di beberapa titik. Rehabilitasi kondisi waduk di Pulau Bintan Waduk Galang Batang belum ada peningkatan, waduk masih berbentuk waduk alami. Waduk Sungai Gesek Waduk Sungai Kawal belum ada peningkatan. Kondisi Waduk Lagoi dalam kedaan baik Waduk Aculai belum ada peningkatan Waduk Kangboi belum ada peningkatan Waduk Sekuning dalam keadaan baik, akan tetapi peningkatan ataupun pemeliharaan di waduk ini belum ada. Waduk Sungai Jago-Lepan belum ada penigkatan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

31 Waduk Tanjung Uban dalam keadaan baik peningkatan di waduk ini belum ada. Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Dari seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Bintan 55% sudah terlaksana dengan baik, 25% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 20% masih belum terlaksana. 2. Kabupaten Karimun Peningkatan Jaringan Jalan Kolektor Primer Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Pengembangan antar pulau Pengembangan peningkatan waduk Pengembangan peningkatan sumber daya air jembatan dan dan prasarana Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Karimun dalam kondisi yang cukup baik, hampir seluruh jalan yang ada di indikasi program sudah terealisasi, hanya ruas Sp. Pongkar Teluk Ranai yang masih belum selesai pengerjaannya Kondisi jaringan jalan lokal primer berbeda-beda disetiap pulau, untuk pulau karimun dan kundur kondisinya cukup baik, namun di pulau-pulau kecil seperti belat, combol, sugi, dll masih belum terealisasi Belum terealisasi dikarenakan permasalahan hutan lindung Waduk Sungai Gunung Jantan dalam keadaan baik dan di waduk ini belum terlihat ada peningkatan ataupun pemeliharaan. Waduk Sungai Pongkar dalam keadaan baik, di waduk ini telah di bangun pintu air untuk pengendalian banjir. Di Waduk Sei Bati telah tersedia infrastruktur pengolahan air dan infrastruktur pengendalian banjir. Waduk Sei Sentani dalam keadaan kurang baik jika dibandingkan dengan waduk sebelumnya, pada waduk ini belum terlihat adanya peningkatan. Sistem pengendalian Banjir berupa waduk di Waduk Sungai Jantan, Waduk Sungai Pongkar, Waduk Sei Bati di Sungai Sei Bati dan Waduk Sentani di Sungai Ambat Sistem pengaman pantai pada pantai yang rawan abrasi Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Karimun 48% sudah terlaksana dengan baik, 17% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 35% masih belum terlaksana. 3. Kabupaten Lingga Peningkatan Jaringan Jalan Kolektor Primer Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Lingga cukup baik kondisinya, beberapa ruas yang belum terlaksana yaitu ruas Mentunda - Sungai Tenam dan Sp. Panggak Darat - Panggak Laut, Jalan akses kawasan agropolitan Kerandin, Linau Kondisi jaringan jalan lokal primer cukup baik, beberapa ruas belum terealisasi dianta.rnya ruas sungai besar - tanjung bungsu semarung linau limbung di Kecamatan Lingga Utara yang belum selesai pembangunannya Penataan mata air sumber air baku Belum terlaksana Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

32 Penataan ruang DAS Pembangunan irigasi pertanian saluran Rehabilitasi dan revitalisasi irigasi pertanian Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Belum terlaksana Sebagian sudah terlaksana yaitu di daerah Linau Sebagian sudah terlaksana Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Lingga 35% sudah terlaksana dengan baik, 24% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 41% masih belum terlaksana 4. Kabupaten Natuna Peningkatan Jaringan Jalan Kolektor Primer Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Penataan mata air sumber air baku Pembangunan Bendungan Klarik Pengembangan Sungai Ranai, Sungai Air Hijau, Sungai Ulu, Sungai Semala, Air Terjun Air Lengit, Sungai Air Kupang Dan Sungai Air Kimak (sumber air baku Bukit Berangin), Sungai Segeram, Sungai Tapau, Sungai Binjai, Air Terjun Gunung Ranai, Air Terjun Bukit Berangin dan Pembangunan Bendung Pering untuk air bersih di Pulau Bunguran Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Untuk jalan di Pulau Bunguran sudah cukup baik kondisinya, hanya jalan di kecamatan Bunguran Tengah yang banyak belum terlaksana rencana pembangunannya Kondisi jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Natuna masih sangat sedikit yang sudah terbangun, mayoritas masih dalam tahap awal-menengah Sudah terlaksana di Pulau Bunguran, untuk pulau serasan, midai dan pulau subi masih belum terlaksana Belum terlaksana Sebagian sudah terlaksana Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Natuna hanya 15% sudah terlaksana dengan baik, 55% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 30% masih belum terlaksana. 5. Kabupaten Kepulauan Anambas Peningkatan Jaringan Jalan Kolektor Primer Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Penataan mata air sumber air baku Pengembangan Sumber Air Baku Jaringan jalan kolektor primer banyak yang belum terealisasi seperti jalan genting-penebung, penebung-nyamuk, letung-kusik sementara jalan yang sudah dalam kondisi baik diantaranya ialah ruas kuala maras-sei hulu, air asuk-liuk, sei hulu-letung. Ruas jalan dan jembatan lokal primer masih sangat sedikit yang terealisasi hanya ruas dalam kota Tarempa, ruas dalam kota Letung dan air sena yang sudah cukup baik kondisinya Belum ada rencana jembatan dalam indikasi program RTRW Kabupaten Kep. Anambas yang terealisasi Sumber Air Terjun Temburun merupakan sumber air yang berasal dari air terjun temburun. Sumber Air ini digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, memasak, dan lain sebagainya di Pulau Siantan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

33 Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Sumber Air Waduk David merupakan air permukaan waduk tadah hujan. Sistem perpipaan dari waduk Kolong David dengan Kapasitas 10 liter/detik. Sumber Air Waduk David ini digunakan sebagai Sumber Air di Pulau Jemaja. Sumber Air Mata Air Matak merupakan sumber mata air yang digunakan warga di pulau Matak, digunakan warga untuk keperluan sehari hari seperti, memasak, mandi, air minum dan sebaginya Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas hanya 14% yang sudah terlaksana dengan baik, 31% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 55% masih belum terlaksana 6. Kota Tanjungpinang Peningkatan Jaringan Jalan Kolektor Primer Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer Pembangunan dan peningkatan jembatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Sungai Utama di Kota Tanjungpinang Pembangunan prasarana dan sarana pada kawasan abrasi pantai dan rawan banjir/genangan Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- An Kondisi fisik jalan dalam keadaan baik, ruas-ruas vital terutama yang dari dan menuju bandara sudah terealisasi, hanya jalan lingkar yang belum terealisasi. Kondisi jaringan jalan kolektor dan lokal dalam keadaan baik, pembangunan jalan di kawasan senggarang sudah hampir selesai, peningkatan-peningkatan jalan eksisting sudah terealisasi Secara umum kondisi jembatan yang sudah ada dalam kondisi baik, jembatan-jembatan yang terkait jalan lingkar belum terealisasi Kondisi sungai utama di Kota Tanjungpinang memang tidak dalam kondisi yang baik, perlu segera dilakukan pengerasan di bibir sungai, serta pengamanan DAS sungai utama di Kota Tanjungpinang Belum terlihat pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan abrasi pantai, untuk kawasan rawan banjir sudah ada pelebaran gorong-gorong dibeberapa titik Seluruh indikasi program RTRW Kota Tanjungpinang hanya 10% yang sudah terlaksana dengan baik, 36% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 54% masih belum terlaksana, hal ini terjadi dikarenakan RTRW Tanjungpinang baru diperdakan pada akhir 2014 sehingga perda tersebut baru berjalan kurang dari satu tahun Infrastruktur Jaringan Jembatan Infrastruktur Jaringan Jalan Wilayah Kota Batam yang terdiri dari banyak pulau, baik besar maupun kecil telah terhubung dengan 6 (enam) buah jembatan megah yang menghubungkan 7 (tujuh) pulau yaitu Pulau Batam ke Pulau Tonto ke Pulau Nipah ke Pulau Setoko ke Pulau Rempang ke Pulau Galang dan ke Pulau Galang Baru. Semua jembatan tersebut berkonstruksi besi dan beton dengan panjang keseluruhan meter 1. Melalui Dinas PU Kota Batam membangun sepanjang 4,5 Km jalan baru dan melaksanakan peningkatan jalan sepanjang 26,09 Km, selain tiu juga dilaksanakan pemeliharaan rutin di Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

34 sepanjang 35 Km jalan Kota Batam. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas PU Kota Batam, total ruas jalan Kota Batam tahun 2013 lalu yakni 882,57 Km dengan lebar ruas rata-rata 15,33 meter. 2. Dari total jalan ini, sebanyak 80,49 persen sudah berupa jalan aspal, 14,04 persen masih berupa kerikil dan 5,47 persen jalan tanah atau belum tembus. Jika dilihat dari kondisi jalan, sebanyak 66,66 persen dalam keadaan baik, sementara 9,32 persen jalan kota dalam kondisi sedang dan 9,72 persen rusak ringan serta 14,30 persen rusak berat. 3. Adapun ruas jalan nasional di Kota Batam berdasrkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 yaitu 148,209 Km, jalan nasional ini terbagi 2 (dua) yaitu ruas jalan arteri nasional sepanjang 91,574 Km dan ruas jalan kolektor nasional sepanjang 56,635 Km. 4. Ruas jalan provinsi di Kota Batam yang ditetapkan dalam SK Gubernur Kepulauan Riau Nomor 530.a tahun 2010 adalah sepanjang 67,6 Km. Infrastruktur Fly Over Badan Pengusahaan Batam telah merencanakan pembangunan 2 (dua) Fly Over yaitu Fly over Simpang Kabil dan Fly Over Simpang Jam yang tujuannya untuk mengurai kemacetan saat jam-jam sibuk. Panjang jembatan yang direncanakan 630 m dan lebar 9 m untuk Fly Over Simpang Kabil dimana Fly Over simpang Kabil nantinya akan menghubungkan Kawasan Industri Kabil-Bandara Hang Nadim dengan Nagoya, sedangkan untuk rencana Fly Over SP.Jam akan menghubungkan antara Kawasan industri Kabil Bandara Hang Nadim dengan Nagoya dan Pelabuhan Internasional Sekupang dengan panjang jembatan yang direncanakan yaitu 475 m dan lebar 9 m. Pengembangan Sungai Pengembangan peningkatan waduk Jaringan dan Pengembangan dan peningkatan sungai Harapan, Sungai Muka Kuning, Sungai Duriangkang, Sungai Beduk, Sungai Tongkong, Sungai Ngeden, Sungai Puncur, Sungai Nongsa, Sungai Ladi, Sungai Baloi, Sungai Tembesi, Sungai Cia, Sungai Gong, Sungai Langkai, Sungai Bengkong, Sungai Rempang dan Sungai Galang. (RTR KSN BBK). sungai pada DAS Terong, DAS Seraya Cundung, DAS Gading, DAS Penatu, DAS Ladi, DAS Bukit Jodoh, DAS Nongsa, DAS Balo, DAS Tiban Lama, DAS Pesung, DAS Logo, DAS Ekang, DAS Bintan, DAS Cikolek, dan DAS Sumpai di WS Kepulauan Batam-Bintan (RTR KSN Perbatasan Negara Riau- Kepri) Meliputi waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, waduk Nongsa, Waduk Muka kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang, dan Waduk Sungai Gong. Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

35 7. Kota Batam Dam Tembesi berada di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kec. Sagulung dan Kec. Sei Beduk, saat dilakukan monitoring Dam Tembesi masih dalam tahap peningkatan Waduk Nongsa, waduk telah dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti jalan inspeksi dan pagar pembatas dengan kondisi bagus. Secara administrasi waduk ini berada di Kecamatan Nongsa. Waduk Muka Kuning telah dilengkapi infrastruktur berupa jalan inspeksi dan pagar pembatas dengan kondisi bagus Waduk Duringakang telah dilengkapi infrastruktur sistem pengendalaian air dan infrastruktur pagar pembatas dengan kondisi cukup bagus, dibeberapa titik, kondisi pagar pembatas sudah jebol/rusak sehingga masya. bisa keluar/masuk ke lokasi waduk. Waduk Sie Harapan, perlu dilakukan peningkatan infrastruktur pagar pembatas, karena kondisi pagar yang bersebelahan dengan permukiman sudah roboh. Waduk ini berada di Kec. Sekupang Kondisi infrastruktur di Waduk Sei Ladi dalam Keadaan cukup baik, peningkatan infrastruktur pagar pembatas perlu dilakukan dikarenakan kondisi pagar sudah ada yang keropos/rusak Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Jasa Konstruksi dan Pengujian Laboratorium Laboratorium Pengujian UPTD Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan Dinas PU, Penataan Ruang dan Pertanahan Pemprov Kepri dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 17 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau, tanggal 01 Maret Laboratorium Pengujian ini menyediakan pelayanan uji bahan, yang meliputi uji kualitas material di bidang aspal, bidang beton dan bidang tanah. Personil tenaga laboratorium yang telah memiliki sertifikat keahlihan adalah sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun

LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH RPJMD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH RPJMD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH RPJMD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016-2021 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

K A B U P A T E N B I N T A N MUSRENBANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2015 Rabu, 1 APRIL 2015

K A B U P A T E N B I N T A N MUSRENBANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2015 Rabu, 1 APRIL 2015 K A B U P A T E N B I N T A N MUSRENBANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2015 Rabu, 1 APRIL 2015 R E N C A N A S T R A T E G I S K O N D I S I T E R K I N I U S U L A N 2 0 1 6 R E N C A N A S T R A T E G I S

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

LOKASI PELABUHAN LAUT

LOKASI PELABUHAN LAUT LOKASI PELABUHAN LAUT NO KOTA PELABUHAN 1 BATAM BATAM/BATU AMPAR PU PU PU PU 2 BATAM PULAU SAMBU PP PP PP PP 3 BATAM TELUK SENIMBA PR PR PP PP 4 BINTAN LOBAM PP PP PP PP 5 BINTAN SEI KOLAK KIJANG PP PP

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, TIPE, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KONDISI DAERAH

BAB II ANALISIS KONDISI DAERAH BAB II ANALISIS KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang dibentuk melalui Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan perangkat daerah yang melaksanakan tugas penyelenggaraan urusan teknis di bidang Bina Marga

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM SUMBER DAYA AIR DAN TATA

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah disusun untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (1)

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DINAS KEHUTANAN Bagian Pertama TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. DINAS KEHUTANAN Bagian Pertama TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dibentuk berdasarkan : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Perintah, Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/Kota.

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015-2019 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak BAB XV DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 290 Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Malang Nomor 59

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.111,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pada tahun 2007, desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun adalah 54 desa/kelurahan dengan data jumlah penduduk sebagai berikut :

Pada tahun 2007, desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun adalah 54 desa/kelurahan dengan data jumlah penduduk sebagai berikut : Pada tahun 2007, desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun adalah 54 desa/kelurahan dengan data jumlah penduduk sebagai berikut : Tabel.15. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUKUMBA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NATUNA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Dalam melaksanakan tugas setiap pejabat struktural dan pejabat fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi KETERANGAN HAL BAB I PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang... 1-1 B. Tujuan Dan Sasaran... 1-3 C. Lingkup Kajian/Studi... 1-4 D. Lokasi Studi/Kajian... 1-5 E. Keluaran Yang Dihasilkan... 1-5 F. Metodelogi...

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas : 172 LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Pekerjaan Umum 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci