Pada tahun 2007, desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun adalah 54 desa/kelurahan dengan data jumlah penduduk sebagai berikut :

Transkripsi

1 Pada tahun 2007, desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Karimun adalah 54 desa/kelurahan dengan data jumlah penduduk sebagai berikut : Tabel.15. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2009 MORO 1 KEL. MORO 401, DESA PAUH 182, DESA SUGIE 704, DESA KEBAN 498, DESA TANJUNG PELANDUK 226, DESA JANG 299, DESA SELAT MIE 581, TOTAL 2.895, KUNDUR 1 KEL. TG. BATU BARAT 4, KEL. TG. BATU KOTA 35, KEL. ALAI 36, DESA SEI. SEBESI 6, DESA SEI. UNGAR 9, DESA LUBUK 61, DESA BATU LIMAU 170, DESA NGAL 161, TOTAL 484, KARIMUN 1 DESA PARIT 156, DESA TULANG 151, KEL. TELUK AIR 75, KEL. SUNGAI LAKAM 9, KEL. TANJUNG BALAI 6, KEL. LUBUK SEMUT 54, TOTAL 453, MERAL 1 KEL. MERAL KOTA 64, KEL. BARAN 21, KEL. PASIR PANJANG 258, DESA PANGKE 138, KEL. SUNGAI RAYA 112, TOTAL 595, TEBING 1 KEL. PAMAK 7, DESA PONGKAR 309, KEL. TEBING 243, KEL. TELUK UMA 215, KEL. KAPLING 86, KEL. HARJOSARI 5, KEL. DARUSSALAM TAHUN Page 40

2 TOTAL 873, BURU 1 DESA TG. HUTAN 12, KEL. BURU 20, KEL. LUBUK PUDING 335, DESA TG. BATU KECIL 484, TOTAL 851, KUNDUR BARAT 1 KEL. SAWANG 52, DESA SAWANG LAUT 40, DESA SAWANG SELATAN 40, DESA GEMURUH 82, DESA KUNDUR 83, TOTAL 299, KUNDUR UTARA 1 DESA LEBUH 425, DESA PENARAH 38, DESA SEBELE 27, KEL. URUNG 9, DESA TELUK RADANG 14, DESA URUNG BARAT 5, DESA SEI ASAM 9, DESA SUNGAI UNGAR UTARA 8, TOTAL 538, DURAI 1 DESA DURAI 11, DESA SANGLAR 1.046, DESA TANJUNG KILANG 117, DESA SEMEMBANG 294, TOTAL 1.470, Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Badan Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Karimun jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) KK dan jumlah Petani sebanyak orang (36% dari jumlah penduduk Kabupaten Karimun). Laju pertumbuhan penduduk untuk Kabupaten Karimun masih berpegang pada hasil Sensus Penduduk Tahun 1990 dengan Sensus Penduduk Tahun 2000 yaitu sebesar 2,17% TAHUN Page 41

3 III.1.1. Ketersediaan Pangan Tabel.16. Kondisi Produksi Pertanian Dan Peternakan No Jenis Pertanian Produksi 1 Tanaman pangan ton 2 Tanaman sayuran 5,300.5 ton 3 Tanaman perkebunan 9,310.9 ton 4 Tanaman buah-buahan 12,512.7 ton 5 Peternakan - Sapi ekor - Kambing ekor - Ayam Kampung ekor - Ras Pedaging ekor - Ras Petelur ekor - Babi ekor 6 Telor butir Sumber: Rencana Pembangunan Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Karimun Tahun (Program Identifikasi Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun) III.1.2. Iklim dan Hidrologi Kondisi iklim dari Kabupaten Karimun sangat dipengaruhi oleh perubahan angin. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai Mei, sewaktu angin dari arah Timur bertiup. Musim hujan terjadi pada bulan September sampai Desember. Kabupaen Karimun beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per tahun mencapai milimeter, dengan hari hujan sebanyak 147,8 hari dan dengan kelembaban udara sekitar 84 persen dan suhu udara berkisar antara 22 0 C 30 0 Celcius. Bulan Nopember dan Desember merupakan curah hujan tertinggi, dan bulan Januari serta Pebruari curah hujannya paling rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel.17. Rataan Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) Wilayah Kabupaten Karimun Tahun Rataan Curah Hujan CH (mm) Rataan Hari Hujan HH (hari) , , , , , , , TAHUN Page 42

4 Tahun Rataan Curah Hujan CH (mm) Rataan Hari Hujan HH (hari) Rata-Rata 1444,78 125,9 Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun TAHUN Page 43

5 BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI IV.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Permasalahan yang terekam pada sektor pertanian adalah soal daya saing. Harga produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk dari luar, karena tingginya biaya produksi. Perlu dilakukan terobosan-terobosan untuk menekan biaya produksi ini, misalnya dengan bantuan mekanisasi pertanian dan subsidi pupuk. Hal ini akan membuat produk pertanian lebih memiliki daya saing sekaligus menguntungkan konsumen karena harga yang semakin terjangkau. Permasalahan selanjutnya adalah banyaknya lahan tidur (idle). Lahan-lahan tersebut menjadi tidur baik karena ditelantarkan pemiliknya maupun karena pemiliknya kekurangan modal untuk menggarap. Lahan tidur yang sebenarnya produktif ini tentu saja menyebabkan potensi pertanian menjadi tidak teroptimalkan. Permasalahan lain yang disampaikan oleh para petani adalah kurangnya pembinaan teknis dilakukan. Karena kurangnya pembinaan tersebut, maka yang petani lakukan adalah trial and error yang menyebabkan biaya menjadi semakin besar karena kemungkinan gagal yang semakin besar. Pembinaan yang dirasakan dibutuhkan adalah dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, percontohan dan pendampingan teknis dan manajemen usaha. Salah satu permasalahan teknis seputar budidaya tanaman yang dihadapi petani saat ini adalah hama penyakit tanaman, khususnya pada komoditas sayur-sayuran. Keterbatasan modal menjadi permasalahan selanjutnya. Usaha pertanian termasuk jenis usaha yang padat modal. Melihat keberhasilan beberapa petani di Pulau Kundur (khususnya petani pendatang dari pulau Jawa), banyak orang yang sebenarnya tertarik untuk mengikuti jejaknya termasuk juga para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hanya saja, padatnya modal yang dibutuhkan untuk mengawali usaha menjadi satu faktor penghalang. Jika saja masalah permodalan terpecahkan, maka akan menjadi lebih produktif bagi para calon TKI itu untuk bekerja menjadi petani di desa sendiri daripada menjadi TKI di negara lain. Ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai juga menjadi permasalahan yang dihadapi petani. Sebagai satu contoh adalah tanggul di Pulau Kundur. Tanggul ini vital artinya karena memendung intrusi air laut ke daratan. Ketika tanggul di banyak titik telah rusak, maka air laut akan masuk jauh ke daratan, dan salah satu komoditas yang menjadi korban adalah kelapa. Di Pulau Kundur, produktivitas komoditas kelapa turun drastis karena intrusi air laut ini. TAHUN Page 44

6 Gambar 5. Lahan tidur, Pintu Air dan Keterbatasan modal dalam menggarap lahan Belum adanya industri hilir untuk mengolah produk-produk pertanian menjadi permasalahan tersendiri karena potensi peningkatan nilai tambah menjadi tidak teroptimalkan. Oleh karena itu pengembangan agroindustri (atau pertanian terpadu hulu-hilir) perlu dilakukan dalam rangka peningkatan nilai tambah. Salah satu permasalahan yang menonjol di sektor kehutanan adalah keberadaan hutan lindung dan batas-batas kawasannya serta pembalakan liar (illegal logging). Diperlukan upaya-upaya sehingga hutan lindung terjaga kelestariannya, salah satunya melalui penyediaan sarana dan prasarana penunjang pengamanan keberadaan hutan lindung. Masyarakat sekitar hutan lindung juga perlu diberdayakan sehingga dapat menjadi agen utama yang menjaga kelestarian hutan tersebut. Batas kawasan hutan lindung perlu ditegaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah sehingga tidak terjadi alih fungsi akibat multi interpretasi batas kawasan. Satu hal yang dirasakan sebagai hambatan adalah aturan bahwa 30% dari luas suatu hamparan harus dijadikan hutan lindung. Aturan ini tidak menemui kendala untuk diimplementasikan Pulau Kundur dan Pulau Moro, bahkan di kedua pulau tersebut persentase luas hutan lindungnya dapat melebihi ketentuan minimal. Ketentuan ini menjadi kendala jika dilaksanakan di Pulau Karimun dengan ibukota berada di dalamnya termasuk juga kawasan-kawasan industri sehingga angka 30% sulit tercapai. Pengembangan hutan tanaman industri juga perlu diperhatikan sehingga ada keseimbangan antara fungsi hutan sebagai penyangga ekosistem dan biosfer dan fungsi hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi berikut produk kayunya. IV.2. VISI DAN MISI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH IV.2.1. VISI Visi merupakan komponen penting dalam suatu kebijakan pembangunan, mengingat visi adalah suatu cita-cita yang terarah/ acuan mengenai suatu keadaan yang diinginkan pada akhir periode pemerintahan. Dengan adanya visi, maka segala sumber daya dapat digunakan secara terarah guna mewujudkan kondisi akhir yang dicita- TAHUN Page 45

7 citakan melalui serangkaian tahapan perjalanan. Oleh karena itu, visi pembangunan mempunyai berbagai fungsi antara lain adalah (i) sebagai arah bagi semua kebijakan pembangunan, (ii) sebagai tujuan dan sasaran akhir yang hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan, (iii) sebagai acuan dalam penyusunan program dan anggaran pembangunan, dan (iv) sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan. Lebih jauh, visi pembangunan dapat menjadi pranata yang berfungsi sebagai pedoman perilaku pembangunan, sebagai alat pemersatu masyarakat dalam pembangunan, dan sebagai sarana pengendali sosial dalam pembangunan. Jadi, penentuan visi pembangunan dengan misi dan strategi pencapaiannya amatlah penting agar proses pembangunan dapat dilaksanakan dengan arah dan kebijakan yang jelas. Berhubung dengan itu, untuk menjawab permasalahan dan isu strategis daerah ke depan, maka visi pembangunan Kabupaten Karimun untuk jangka waktu adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kabupaten Karimun yang Maju dan Berdaya Saing Berlandaskan Iman dan Taqwa Secara konseptual visi pembangunan Kabupaten Karimun tahun , mengarah pada mendukung tujuan pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) , dan kalimat berdaya saing diartikan sebagai kabupaten Karimun yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan baik, kreatif dan inovatif yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan investasi, membaiknya infrastruktur dasar dan pengelolaan sumber daya lokal yang optimal. IV.2.2. MISI Misi merupakan suatu tindakan yang terukur atau realisasi yang akan dijalankan demi mencapai visi secara terorganisir. Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Karimun tersebut, maka ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan memeratakan ketersediaan infrastruktur daerah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pelayanan masyarakat Peningkatan dan pemerataan ketersediaan infratruktur daerah ini diartikan sebagai penyediaan infratruktur baik dari sisi ketersediaan (kuantitas) dan kualitasnya. Infratruktur daerah yang dimaksud diantaranya adalah infrastruktur pada kawasan FTZ, terutama yang terkait dengan kawasan industri, kawasan strategis, infrastruktur dasar, infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, dan infrastruktur sosial ekonomi. TAHUN Page 46

8 2. Meningkatkan kualitas dan pendayagunaan sumber daya manusia yang berdaya guna berlandaskan iman dan taqwa Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilihat dari dua aspek (i) aspek pendidikan, (ii) aspek kesehatan, (iii) aspek pembangunan iman dan taqwa, dan (iv) aspek kesetaraan gender. Pembangunan iman dan taqwa ditujukan sehingga kehidupan keagamaan semakin marak dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat serta menguatnya sistem pendidikan keagamaan khususnya pendidikan non formal. Sumber daya manusia (SDM) yang berdaya guna adalah SDM yang produktif dilihat dari meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha. 3. Mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi yang terpadu dengan ekonomi berbasis kerakyatan Ekonomi berbasis kerakyatan yang dimaksud adalah koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, nelayan dan pembudidaya kecil, serta industri rakyat lainnya. Keterpaduan ekonomi berbasis kerakyatan dengan pusat pertumbuhan ekonomi dimaksudkan agar pertumbuhan dan perkembangan industri skala menengah dan besar dapat seiring dan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan pelaku usaha kecil. Hal ini mensyaratkan adanya keterkaitan yang saling memperkuat antar skala industri. 4. Memaksimalkan kualitas pelayanan publik Kualitas pelayanan publik yang maksimal diwujudkan dalam bentuk peningkatan kecepatan pelayanan, aksesibilitas layanan, penyusunan dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal khususnya di bidang-bidang yang menjadi urusan wajib, serta penyederhanaan system layanan khususnya di bidang perizinan. 5. Mengelola sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan Karakteristik kabupaten Karimun sebagai kabupaten kepulauan ditandai dengan melimpahnya sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil. Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya tersebut, perlu dikedepankan pengelolaan yang menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. IV.3. TELAAH RENSTRA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU IV.3.1. VISI DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sebagai instansi daerah, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu instansi atau bagian dari integral Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Karena itu, visi Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan TAHUN Page 47

9 Provinsi Kepulauan Riau mengacu sepenuhnya pada visi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dengan tetap memperhatikan lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi eksistensi organisasi. Adapun visi Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut : Mewujudkan Pertanian Sebagai Basis Ekonomi Kerakyatan Yang Maju, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Tahun 2016 IV.3.2. MISI DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Adapun misi-misi yang diemban oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau dalam mewujudkan visinya adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan pelayanan yang profesional dan dinamis melalui peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Pertanian. Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Riau dengan aparatur yang handal (profesional dan dinamis) mampu melaksanakan visi/menterjemahkan visi, tugas dan kewenangan kedalam aksi sehingga dapat mewujudkan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan stakeholders secara optimal. 2. Mewujudkan peningkatan ketahanan pangan daerah melalui pembangunan sektor pertanian dan kehutanan yang berwawasan lingkungan. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau dapat mewujudkan ketahanan pangan daerah dengan menggerakkan pembangunan sektor pertanian dan kehutanan secara optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 3. Mewujudkan Kepulauan Riau sebagai salah satu gerbang ekspor produk pertanian Indonesia. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau mewujudkan pengembangan agribisnis melalui promosi terhadap produk-produk unggulan komoditas pertanian/perkebunan dengan kemudahan akses pasar ke luar negeri. 4. Mewujudkan peningkatan SDM dan kelembagaan masyarakat pertanian serta sarana prasarana pembangunan pertanian. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau melakukan pembinaan terhadap SDM Pertanian baik petani maupun Penyuluh Pertanian dengan cara menata dan mengoptimalkan fungsi kelembagaan pertanian serta memfasilitasi penyediaan sarana prasarana pembangunan pertanian. TAHUN Page 48