PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM"

Transkripsi

1 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum; b. bahwa berdasarkan surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/4668/M.PAN-RB/12/2010 tanggal 31 Desember 2010 telah disetujui Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum; 1

2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 3. Keputusan Presiden Nomor 84/P tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/MPAN/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang disebut dengan : (1) Kementerian adalah Kementerian Pekerjaan Umum. (2) Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum. (3) Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi induknya. (4) Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum berupa Balai Besar, Balai, atau Loka. 2

3 (5) Organisasi yang bersifat mandiri adalah satuan kerja yang dapat diberikan kewenangan mengelola kepegawaian, keuangan, perlengkapan sendiri dan tempat kedudukannya dapat terpisah dari organisasi induknya. (6) Kedudukan unit pelaksana teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada organisasi induknya. (7) Lokasi adalah tempat kedudukan unit pelaksana teknis. (8) Wilayah Kerja adalah cakupan wilayah yang menjadi kewenangan kerja unit pelaksana teknis. Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas unit pelaksana teknis. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas unit pelaksana teknis dalam mendukung pelaksanaan tugas organisasi induknya. BAB II UPT DI BAWAH KOORDINASI SEKRETARIAT JENDERAL Pasal 3 UPT di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal terdiri atas : a. Balai Pemetaaan Tematik dan Prasarana Dasar; b. Balai Informasi Literal; c. Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum; d. Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional; e. Balai Pemantauan Kinerja; f. Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan g. Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual. Bagian Kesatu Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 4 (1) Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pengolahan Data. 3

4 (2) Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 5 Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dan pengelolaan data infrastruktur bidang pekerjaan umum. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program pelaksanaan pengelolaan data spasial; b. pelayanan teknis dan pelaksanaan pemetaan data infrastruktur pekerjaan umum; c. perekaman data spasial ke dalam bentuk digital; d. pemeliharaan database spasial dan sistem informasi geografis; e. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan f. pengembangan teknik pemetaan data infrastruktur dan aplikasi informasi geografis. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 7 Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar terdiri atas: a. Seksi Program dan Pelayanan; b. Seksi Teknis dan Pengelolaan Data Spasial; dan c. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 8 (1) Seksi Program dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyusunan program pengelolaan data spasial, penyusunan laporan Balai serta pelayanan bagi pengguna. (2) Seksi Teknis dan Pengelolaan Data Spasial mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis dan pelaksanaan pemetaan data infrastruktur pekerjaan umum, perekaman data spasial ke dalam bentuk digital, aplikasi sistem 4

5 informasi geografis serta pemeliharaan dan pengelolaan database spasial. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 9 Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar berlokasi di Jakarta. Bagian Kedua Balai Informasi Literal Paragraf 1 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Pasal 10 (1) Balai Informasi Literal berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pengolahan Data. (2) Balai Informasi Literal dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 11 Balai Informasi Literal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan informasi literal dan kestatistikan di bidang pekerjaan umum. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Balai Informasi Literal menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program informasi literal dan kestatistikan; b. pelayanan teknis dan pelaksanaan penyusunan informasi literal dan kestatistikan; c. perekaman data literal ke dalam bentuk digital; d. pemeliharaan serta pengamanan data literal; e. pelaksanaan produksi dan reproduksi data informasi literal dan kestatistikan; f. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan g. pengembangan teknik analisis data dan aplikasi sistem informasi. 5

6 Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 13 Balai Informasi Literal terdiri atas: a. Seksi Program dan Pelayanan; b. Seksi Teknis dan Pengelolaan Data Literal; dan c. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 14 (1) Seksi Program dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyusunan program dan pelayanan dalam rangka memanfaatkan keterbukaan informasi dan komunikasi. (2) Seksi Teknis dan Pengelolaan Data Literal mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, penyusunan penyebarluasan informasi literal kestatistikan, produksi dan reproduksi informasi literal dan kestatistikan, serta penyusunan laporan. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 15 Balai Informasi Literal berlokasi di Jakarta. Bagian Ketiga Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum Paragraf 1 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Pasal 16 (1) Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2) Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 17 Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai bidang pekerjaan umum. 6

7 Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan teknis dan kepemimpinan di wilayahnya; b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan kepemimpinan; c. pelaksanaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan serta diseminasi; d. pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak bagi Balai Diklat yang sudah berstatus PNBP; e. pelayanan sarana pendidikan dan pelatihan; f. pemantauan dan evaluasi materi, modul dan penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penyusunan laporan; dan g. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan h. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 19 Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Pelayanan; c. Seksi Penyelenggaraan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 20 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan, tata kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara, urusan rumah tangga balai serta pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak. (2) Seksi Program dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyiapan dan penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan teknis dan 7

8 kepemimpinan. (3) Seksi Penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan dan penyelenggaran pendidikan dan pelatihan teknis dan kepemimpinan, penataran dan kursus kursus, melaksanakan sistem informasi, diseminasi, serta pemantauan dan evaluasi materi, modul dan penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penyusunan laporan penyelenggaraan. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 21 Balai Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum berlokasi di 9 (sembilan) lokasi sebagaimana tercantum pada lampiran B.1 peraturan ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Bagian Keempat Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Paragraf 1 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Pasal 22 (1) Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2) Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala. (3) Wilayah Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional meliputi seluruh wilayah Indonesia. Pasal 23 Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan peningkatan dan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional bidang pekerjaan umum dan jabatan fungsional lainnya. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional menyelenggarakan fungsi: a. pengembangan pola pendidikan dan pelatihan fungsional; 8

9 b. penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional; c. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan peningkatan dan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional; d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan fungsional; e. pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan fungsional; f. penyebarluasan informasi pendidikan dan pelatihan fungsional; g. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan h. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 25 Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Pelayanan; c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 26 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan, tata kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara serta urusan rumah tangga balai. (2) Seksi Program dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan pengembangan pola, penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan peningkatan dan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional. (3) Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan evaluasi dan pelaporan hasil penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peningkatan dan pengembangan jabatan fungsional pekerjaan umum dan jabatan fungsional lainnya, melaksanakan sistem informasi dan penyebarluasan informasi pendidikan dan pelatihan fungsional. 9

10 Paragraf 3 L o k a s i Pasal 27 Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional berlokasi di Bandung. Bagian Kelima Balai Pemantauan Kinerja Paragraf 1 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Pasal 28 (1) Balai Pemantauan Kinerja berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2) Balai Pemantauan Kinerja dipimpin oleh seorang Kepala. (3) Wilayah Kerja Balai Pemantauan Kinerja meliputi seluruh wilayah Indonesia. Pasal 29 Balai Pemantauan Kinerja mempunyai tugas melaksanakan pemantauan kinerja pegawai untuk optimalisasi, pemberdayaan dan pengembangan profesionalisme pegawai. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Balai Pemantauan Kinerja menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program monitoring kinerja pegawai; b. pelaksanaan evaluasi kinerja pegawai; c. pelaksanaan identifikasi, pemetaan kemampuan dan klasifikasi bakat pegawai; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan pengembangan keahlian assessor; e. pelaksanaan penentuan kebutuhan pengembangan pegawai; f. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. 10

11 Balai Pemantauan Kinerja terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program; c. Seksi Pelaksanaan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 31 Pasal 32 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan, tata kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi, serta urusan rumah tangga balai. (2) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program, identifikasi, pemetaan kemampuan dan klasifikasi bakat pegawai pegawai, serta penetapan kebutuhan pengembangan pegawai. (3) Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pegawai, serta bimbingan teknis dan pengembangan keahlian assessor. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 33 Balai Pemantauan Kinerja berlokasi di Jakarta. Bagian Keenam Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 34 (1) Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2) Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala. 11

12 Pasal 35 Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan persiapan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, ke-cipta karya-an, penataan ruang dan jabatan fungsional bidang lainnya serta pengelolaan kerja sama pendidikan. Pasal 36 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan persiapan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional pekerjaan umum dan jabatan fungsional lainnya; b. pelaksanaan kerjasama pendidikan; c. pelayanan sarana pendidikan dan pelatihan; d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; e. penyebarluasan informasi pendidikan dan pelatihan; f. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 37 Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Pelayanan; c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 38 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan dan tata kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, 12

13 penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara serta urusan rumah tangga balai. (2) Seksi Program dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program pelaksanaan pendidikan dan pelatihan persiapan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional pekerjaan umum dan jabatan fungsional lainnya dan pengelolaan kerjasama pendidikan. (3) Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan persiapan pengembangan profesionalisme jabatan fungsional pekerjaan umum dan jabatan fungsional lainnya, pengelolaan kerjasama pendidikan, melaksanakan sistem informasi, dan penyebarluasan informasi pendidikan dan pelatihan. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 39 Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia berlokasi di 2 (dua) lokasi sebagaimana tercantum pada Lampiran B.2. peraturan ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Bagian Ketujuh Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 40 (1) Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Komunikasi Publik. (2) Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 41 Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual mempunyai tugas melaksanakan produksi audio visual dan peningkatan sumber daya pelayanan komunikasi dan informasi publik bidang pekerjaan umum. Pasal 42 13

14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan produksi audio visual bidang pekerjaan umum; b. peningkatan kualitas dan kuantitas penyampaian informasi kepada publik melalui pemanfaatan audio visual; c. penyediaan pelayanan jasa produksi audio visual melalui kerja sama dan penerimaan negara bukan pajak; a. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 43 Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Produksi; dan c. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 44 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan, pemeliharaan sarana dan prasarana produksi, penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara serta rumah tangga balai dan pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak. (2) Seksi Produksi mempunyai tugas melakukan produksi audio visual bidang pekerjaa umum, melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penyampaian informasi kepada publik melalui pemanfaatan audio visual dan melakukan pelayanan jasa produksi audio visual. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 45 Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual berlokasi di Surabaya. 14

15 BAB III UPT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pasal 46 UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah Balai Informasi Penataan Ruang. Bagian Kesatu Balai Informasi Penataan Ruang Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 47 (1) Balai Informasi Penataan Ruang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Penataan Ruang melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2) Balai Informasi Penataan Ruang dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 48 Balai Informasi Penataan Ruang mempunyai tugas mendukung pelaksanaan tugas Direktorat Jendral Penataan Ruang dalam pelaksanaan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dan masyarakat, serta pelayanan informasi dalam penyelenggaraan penataan ruang. Pasal 49 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Balai Informasi Penataan Ruang menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan strategi, rencana, program dan anggaran kegiatan balai; b. pelaksanaan evaluasi rencana dan program; c. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman teknis bidang penataan ruang; d. penyiapan data dan pengembangan sistem informasi, penyebarluasan informasi dan komunikasi penataan ruang termasuk pengelolaan website balai; e. fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia bidang penataan ruang; 15

16 f. pelaksanaan pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat; g. penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan h. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 50 Balai Informasi Penataan Ruang terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program; c. Seksi Data dan Informasi; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 51 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan dan kearsipan, organisasi dan tata laksana dan urusan rumah tangga balai. (2) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kebijakan dan strategi, rencana, program dan anggaran tahunan dan 5 tahunan, melakukan evaluasi dan penyusunan laporan evaluasi program dan anggaran serta evaluasi kinerja. (3) Seksi Data dan Informasi mempunyai tugas menyiapkan data penataan ruang, melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman teknis bidang penataan ruang, pengembangan sistem dan penyebarluasan informasi dan komunikasi, serta pengelolaan perpustakaan dan website balai. Paragraf 3 L o k a s i Pasal 52 Balai Informasi Penataan Ruang berlokasi di Denpasar 16

17 BAB IV UPT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR Pasal 53 UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terdiri atas: a. Balai Besar Wilayah Sungai; b. Balai Wilayah Sungai; dan c. Balai Bendungan. Bagian Kesatu Balai Besar Wilayah Sungai Paragraf 1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tipologi Pasal 54 (1) Balai Besar Wilayah Sungai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air. (2) Balai Besar dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 55 Balai Besar Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya, irigasi, air tanah, air baku, rawa, tambak dan pantai. Pasal 56 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Balai Besar Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; b. penyusunan rencana dan program, studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan sumber daya air; c. persiapan, penyusunan rencana dan dokumen pengadaan barang dan jasa; d. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku 17

18 Unit Layanan Pengadaan (ULP); e. pengendalian dan pengawasan konstruksi pelaksanaan pembangunan sumber daya air; f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai; g. pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai; h. pengelolaan sistem hidrologi; i. pengelolaan sistem informasi sumber daya air; j. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai; k. pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota; l. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; m. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai; n. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air; o. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah; p. pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan q. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta koordinasi dengan instansi terkait. Pasal 57 Balai Besar Wilayah Sungai terdiri atas 2 (dua) Tipe : a. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A; dan b. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B. 18

19 Paragraf 2 Susunan Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A Pasal 58 Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A terdiri atas : a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Program dan Perencanaan Umum; c. Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air; d. Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air; e. Bidang Operasi dan Pemeliharaan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 59 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai dan koordinasi dengan instansi terkait. Pasal 60 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 59, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana; b. pelaksanaan pengelolaan anggaran, serta administrasi dan akuntansi keuangan; c. pelaksanaan penatausahaan, pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara; d. pelaksanaan administrasi dan fasilitasi penyelesaian hasil pemeriksaan dan pengaduan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait; f. penyusunan laporan berkala Balai; g. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah; dan h. pelaksanaan urusan tata usaha, kearsipan dan rumah tangga Balai. 19

20 Pasal 61 Bagian Tata Usaha, terdiri atas : a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan dan Umum; dan c. Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara. Pasal 62 (1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana. (2) Subbagian Keuangan dan Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan dan anggaran, urusan kas dan perbendaharaan, administrasi dan akuntansi keuangan, administrasi dan fasilitasi penyelesaian hasil pemeriksaan dan pengaduan masyarakat, penyusunan laporan berkala serta urusan tata usaha, kearsipan dan rumah tangga. (3) Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan penatausahaan, pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara, pengamanan fisik dan proses sertifikasi barang milik negara. Pasal 63 Bidang Program dan Perencanaan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, rencana pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai, usulan program dan anggaran, analisis dan evaluasi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan, evaluasi kinerja, penerapan sistem manajemen mutu, penyediaan bimbingan teknis dalam penyusunan program dan perencanaan umum, pengelolaan sistem informasi sumber daya air dan komunikasi publik, serta pemberdayaan masyarakat. Pasal 64 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Bidang Program dan Perencanaan Umum menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah 20

21 sungai; b. pelaksanaan evaluasi kelayakan serta evaluasi kinerja, manfaat dan dampak kegiatan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; c. pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan; d. penyusunan rencana pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai; e. penyusunan usulan program kegiatan dan anggaran; f. penyiapan, penyusunan rencana dan dokumen pengadaan barang dan jasa; g. pengelolaan sistem informasi sumber daya air dan komunikasi publik; h. pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu dan bimbingan teknis dalam penyusunan program dan perencanaan umum; dan i. pemberdayaan masyarakat dalam penyusunan program dan perencanaan umum. Pasal 65 Bidang Program dan Perencanaan Umum terdiri atas : a. Seksi Program; dan b. Seksi Perencanaan Umum. Pasal 66 (1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan usulan program kegiatan dan anggaran, evaluasi kelayakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai, pengelolaan sistem informasi sumber daya air dan komunikasi publik, evaluasi kinerja, manfaat dan dampak kegiatan pengelolaan sumber daya air, penerapan sistem manajemen mutu, bimbingan teknis dan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan penyusunan program. (2) Seksi Perencanaan Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, analisis kelayakan pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai, analisis mengenai dampak lingkungan, penerapan sistem manajemen mutu, bimbingan teknis dan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan perencanaan umum. 21

22 Pasal 67 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan konservasi sumber daya air, pengendalian daya rusak air dan pengendalian sedimen, perencanaan teknis, persiapan operasi dan pemeliharaan, pengendalian pelaksanaan konstruksi, sistem manajemen mutu, penyediaan bimbingan teknis jaringan sumber air serta penyiapan, penyusunan rencana, dokumen dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Pasal 68 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya; b. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya; c. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya termasuk pemantauan dan evaluasinya; d. pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu dalam penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya; e. penyediaan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota;pelaksanaan pembinaan teknis pengelolaan sungai, pantai danau dan waduk yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota; dan f. pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana sungai, pantai, danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya. Pasal 69 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air terdiri atas : a. Seksi Pengendalian Pelaksanaan Sungai dan Pantai; dan b. Seksi Pengendalian Pelaksanaan Danau dan Bendungan. Pasal 70 22

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT-PUSAT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang

Lebih terperinci

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18 /MenLHK-II/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/PRT/M/2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/PRT/M/2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/PRT/M/2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Dl DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Dl DAERAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Dl DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/I/2011 TENTANG PEMBINAAN DAN KOORDINASI PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci