PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DALAM MENCEGAH RELAPS. Oleh : Bambang Jarot Suryono

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DALAM MENCEGAH RELAPS. Oleh : Bambang Jarot Suryono"

Transkripsi

1 PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DALAM MENCEGAH RELAPS Oleh : Bambang Jarot Suryono

2 BAB I Latar Belakang Masalah Rehabilitasi merupakan tahapan penting bagi pecandu narkoba untuk lepas dari ketergantungan narkoba dan dukungan sosial dari keluarga juga sangat dibutuhkan setelah selesai menjalani proses rehabilitasi sehingga tidak kembali mengunakan narkoba disamping itu lingkungan yang bersih dari narkoba juga ikut membantu proses pemulihannya.

3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi? 2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi

4 Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial yaitu mengenai dukungan sosial keluarga pada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah. 2. Manfaaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi orang tua mengenai dukungan sosial keluarga yang dibutuhkan oleh mantan pecandu narkoba dan manfaat untuk masyarakat agar dapat menerima mantan pecandu narkoba kembali ke kehidupan bermasyarakat. Bagi mantan pecandu narkoba agar tidak menjadi pencandu narkoba kembali. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini tentang masalah dukungan sosial keluarga pada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi

5 BAB II Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Dukungan Sosial Keluarga Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu yang membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan sosial dapat berupa informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial serta mampu membuat individu merasa senang, berharga dan membantu individu agar dapat diterima oleh suatu kelompok. Dukungan ini berasal dari keluarga.

6 2. Bentuk Dukungan Sosial a. Dukungan instrumental b. Dukungan informasional c. Dukungan emosional d. Dukungan pada harga diri e. Dukungan dari kelompok sosial f. Dukungan appraisal atau penilaian 3. Komponen-komponen Dukungan Sosial a. Kerekatan Emosional b. Integrasi sosial c. Adanya Pengakuan d. Ketergantungan yang dapat diandalkan e. Bimbingan f. Kesempatan untuk mengasuh

7 4. Faktor yang Menyebabkan Dukungan Sosial a. Potensi Penerima Dukungan b. Potensi Penyedia Dukungan c. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial

8 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA PASCA REHABILITASI Seseorang yang mengalami ketergantungan NAZPA harus melalui beberapa tahap dalam proses penyembuhan, salah satunya adalah proses rehabilitasi. Proses rehabilitasi memerlukan biaya yang besar, jangka waktu yang lama, kerja keras, disiplin, niat yang kuat serta yang terpenting dukungan dari keluarga selaku lingkungan terdekat. Pemberian dukungan dari keluarga diharapkan dapat membantu efektivitas proses pemulihan (Retno, 2003) Dukungan sosial keluarga sangat diperlukan bagi para mantan pecandu narkoba untuk membantu proses penyembuhan pasca rehabilitasi dari kertergantungan narkoba terutama dari keluarga dan agar para mantan pecandu narkoba tidak kembali menggunakan narkoba dikemudian hari.

9 1. Pendekatan Penelitian BAB III Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode kualitatif berupa studi kasus 2. Subjek Penelitian dan pedekatannya Seorang pria mantan pecandu narkoba yang sekarang sudah tidak menggunakan narkoba dan telah menjalani rehabilitasi kecanduan narkoba selama 3 bulan 3. Jumlah Subjek 1 orang subjek dan 1 orang significant others

10 4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka b. Metode Observasi non-partisipan 5. Alat Bantu Penelitian a. Pedoman Wawancara b. Tape Recorder dan alat tulis 6. Keakuratan Penelitian a. Triangulasi Data b. Triangulasi Pengamat c. Triangulasi Teori d. Triangulasi Metodelogis

11 d. Dukungan pada harga diri Keluarga memberikan semangat kepada subjek agar subjek cepat sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kembali menjadi pecandu narkoba lagi. Keluarga juga meyakinkan subjek bahwa subjek bisa sembuh dari ketergantungan narkoba. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1998) serta Taylor (1999) tentang bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu bentuk dukungan ini berupa pemberian semangat. e. Dukungan dari kelompok sosial Keluarga melakukan aktifitas bersama. Aktifitas yang dilakukan subjek bersama keluarga yaitu setiap hari minggu subjek dan keluarga subjek melakukan lari pagi bersama. Subjek dan kakak subjek juga bersama-sama memperbaiki kendaraan milik kakak subjek. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1998) serta Taylor (1999) tentang bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya.

12 f. Dukungan appraisal atau penilaian Keluarga memberikan membenarkan atau mendukung segala sesuatu yang dilakukan subjek. Bentuk dukungan ini yaitu keluarga memberikan dukungan disaat subjek memutuskan untuk menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba dan keluarga juga mendukung subjek pasca rehabilitasi dengan cara kakak subjek memberitahu bahwa ada lowongan pekerjaan dikantor kakak subjek. Hal ini sesuai dengan pendapat Cohen & Syme (dalam Wangmuba, 2009) tentang bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu dukungan ini bisa berbentuk penguatan (pembenaran) untuk melakukan sesuatu. g. Kerekatan Emosional Subjek merasa memiliki kerekatan secara emosional dengan keluarga. Bentuk kerekatan ini yaitu keluarga yang pertama kali diberitahu subjek bahwa subjek menggunakan narkoba dan keluarga subjek yang meminta subjek untuk menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba. Subjek juga sering bercerita mencurahkan isi hatinya kepada keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan (kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima.

13 h. Integrasi sosial Keluarga suka meluangkan waktu bersama subjek dengan berekreasi bersama disaat hari libur dan setiap hari minggu subjek dan keluarga suka melakukan lari bersama pagi ketaman mini. Hal ini merupakan wujud bantuan yang yang di berikan keluarga agar subjek cepat sembuh dan tidak menggunakan narkoba kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan untuk memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersamasama. i. Adanya Pengakuan Keluarga memberi pengakuan terhadap kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh subjek dibidang tehnik mesin dengan meminta bantuan subjek untuk memperbaiki motor dan memberi pujian terhadap subjek sehingga membuat subjek bersemangat dan tidak malu dengan kondisi subjek sekarang ini dan yang terpenting subjek sudah tidak menggunakan narkoba lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu pada dukungan sosial jenis ini mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga.

14 j. Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable Reliance) Subjek merasa keluarga dapat diandalkan bantuannya disaat dibutuhkan. Bentuk bantuan yang diberikan keluarga yaitu berupa bantuan uang untuk membeli perlengkapan kerja dan barang yang berupa motor sebagi alat transportasi subjek untuk membeli perlengkapan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu dalam dukungan sosial jenis ini, dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika membutuhkan bantuan tersebut. Dukungan sosial jenis ini pada umum berasal dari keluarga. k. Bimbingan (Guidance) Keluarga memberi bantuan berupa bimbingan kepada subjek disaat subjek mempunyai masalah. Bentuk bimbingan yang diberikan keluarga yaitu berupa nasehat dan saran-saran untuk membantu menyelesaikan masalah subjek terutama untuk bekerja dikantor kakak subjek agar subjek ada kegiatan, belajar mencari uang sendiri dan agar subjek tidak memakai narkoba lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja atau pun hubungan sosial untuk mendapatkan informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.

15 l. Kesempatan untuk mengasuh Keluarga suka meminta bantuan subjek. Bantuan yang diberikan subjek terhadap keluarga yaitu bantuan tenaga untuk membereskan rumah dan untuk memperbaiki motor milik kakak subjek. Hal ini sesuai dengan pendapat Weiss (dalam Kuntjoro, 2002) tentang komponen dukungan sosial yaitu suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Jenis dukungan sosial ini memungkinkan untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada subjek yaitu potensi penerima dukungan, potensi penyedia dukungan, dan komposisi dan struktur jaringan sosial :

16 a. Potensi Penerima Dukungan Menurut subjek, keluarga selalu mengetahui disaat subjek membutuhkan bantuan. Jadi mengetahui dan sadar bahwa keluarga memberikan dukungan yang kuat terhadap subjek agar subjek sembuh dan tidak kembali memakai narkoba. Bantuan yang diberikan keluarga berupa bantuan uang disaat subjek membutuhkannya untuk melamar pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1994) tentang faktor-faktor yang menyebabkan dukungan sosial yaitu tidak mungkin sesorang menerima dukungan sosial seperti yang diharapkan jika dia tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa dia sebenarnya memerlukan pertolongan. b. Potensi Penyedia Dukungan Keluarga memberi dukungan yang kuat terhadap subjek dan keluarga sadar akan hal itu. Bantuan yang diberikan keluarga berupa bantuan uang dan barang yang berupa motor. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1994) tentang faktor-faktor yang menyebabkan dukungan sosial yaitu seseorang yang seharusnya menjadi penyedia dukungan sadar akan kebutuhan orang lain.

17 c. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar rumah subjek. Hubungan baik subjek dengan keluarga berupa bantuan uang disaat subjek membutuhkannya dan subjek memberi bantuan kepada keluarga disaat keluarga membutuhkannya yaitu berupa bantuan tenaga untuk membersihkan rumah dan memperbaiki kendaraan milik kakak subjek. Hubungan baik subjek dengan lingkungan yaitu subjek sering mengobrol dengan teman-teman dan tetangga sekitar rumah subjek dan juga subjek suka mengikuti tahlilan bilamana ada orang dari lingkungan tempat tinggal subjek yang meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1994) tentang faktor-faktor yang menyebabkan dukungan sosial yaitu hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungan.

18 BAB V Simpulan 1. Bagaimana gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi? Gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada subjek yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan pada harga diri, dukungan dari kelompok sosial, dan dukungan appraisal atau penilaian serta kerekatan emosional, integrasi sosial, adanya pengakuan, ketergantungan yang dapat diandalkan, bimbingan, dan kesempatan untuk mengasuh. 2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi? Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga yaitu potensi penerima dukungan, potensi penyedia dukungan, dan komposisi dan struktur jaringan sosial

19 Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Subjek perlu lebih terbuka terhadap keluarga mengenai masalah-masalah yang sedang subjek alami agar keluarga dapat membantu subjek lebih optimal lagi dan juja subjek diharapkan agar lebih selektif lagi dalam memilih teman sehingga subjek tidak terpengaruh untuk menggunakan narkoba kembali. 2. Kepada keluarga subjek Keluarga perlu lebih intensif lagi dalam memantau pergaulan subjek agar subjek tidak kembali berteman dengan pecandu narkoba lagi dan tidak terpengaruh untuk menggunakan narkoba lagi serta subjek diharapkan untuk menyibukan diri dengan kegiatan-kegiatan positif baik dilingkungan tempat tinggal subjek dan tempat bekerja subjek. Kegiatan-kegiatan positif ini dapat berupa kegiatan yang berhubungan dengan hobi subjek misalnya olah raga dan mengikuti pengajian mejelis taklim. 3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya Dikarenakan penyalahgunaan narkoba tidak hanya di monopoli oleh kaum pria saja tetapi banyak juga dilakukan oleh kaum perempuan, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan perempuan mantan pecandu narkoba sebagai subjek penelitian serta peneliti lain dapat menggunakan variable lain seperti penerimaan diri dan harga diri.

20 7. Analisis Data a. Mengorganisasikan Data b. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban c. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang Ada Terhadap Data d. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data e. Menulis Hasil Penelitian

21 BAB IV Hasil Penelitian 1. Gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi a. Dukungan instrumental Keluarga memberikan dukungan instrumental kepada subjek yaitu berupa bantuan uang saat subjek hendak melamar pekerjaan dan barang yang berupa motor disaat subjek membutuhkannya untuk pergi kerumah temannya. b. Dukungan informasional Keluarga memberikan dukungan informasional kepada subjek yaitu berupa nasehat dan saran-saran untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi subjek dengan cara kakak subjek memberikan saran kepada subjek supaya mau bekerja ditempatnya agar subjek ada kegiatan, tidak stres dan tidak kembali menggunakan narkoba. Keluarga subjek juga menasehati supaya subjek tidak salah menggambil keputusan dan juga untuk membantu penyembuhan subjek dari ketergantungan narkoba agar subjek tidak kembali memakai narkoba lagi.

22 c. Dukungan emosional Keluarga memberikan dukungan emosional kepada subjek yaitu berupa kasih sayang dan perhatian. Bentuk kasih sayang yang diberikan keluarga terhadap subjek yaitu keluarga selalu perhatian dengan menanyakan keadaan subjek dan keluarga selalu membantu subjek serta menanyakan apakah subjek membutuhkan sesuatu. c. Dukungan pada harga diri Keluarga memberikan dukungan harga diri berupa pemberian semangat kepada subjek agar subjek cepat sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kembali menjadi pecandu narkoba lagi. Keluarga juga meyakinkan subjek bahwa subjek bisa sembuh dari ketergantungan narkoba. d. Dukungan dari kelompok sosial Keluarga memberikan dukungan dari kelompok sosial berupa melakukan aktifitas bersama. Aktifitas yang dilakukan subjek bersama keluarga yaitu setiap hari minggu subjek dan keluarga subjek melakukan lari pagi bersama. Subjek dan kakak subjek juga bersama-sama memperbaiki kendaraan milik kakak subjek.

23 e. Dukungan appraisal atau penilaian Keluarga memberikan dukungan apprisial atau penilaian berupa membenarkan atau mendukung segala sesuatu yang dilakukan subjek. Bentuk dukungan ini yaitu keluarga memberikan dukungan disaat subjek memutuskan untuk menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba dan keluarga juga mendukung subjek pasca rehabilitasi dengan cara kakak subjek memberitahu bahwa ada lowongan pekerjaan dikantor kakak subjek. f. Kerekatan Emosional Subjek merasa memiliki kerekatan secara emosional dengan keluarga. Bentuk kerekatan ini yaitu keluarga yang pertama kali diberitahu subjek bahwa subjek menggunakan narkoba dan keluarga subjek yang meminta subjek untuk menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba. Subjek juga sering bercerita mencurahkan isi hatinya kepada keluarga.

24 g. Integrasi sosial Keluarga suka meluangkan waktu bersama subjek dengan berekreasi bersama disaat hari libur dan setiap hari minggu subjek dan keluarga suka melakukan lari bersama pagi ketaman mini. Hal ini merupakan wujud bantuan yang yang di berikan keluarga agar subjek cepat sembuh dan tidak menggunakan narkoba kembali. h. Adanya Pengakuan Keluarga memberi pengakuan terhadap kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh subjek dibidang tehnik mesin dengan meminta bantuan subjek untuk memperbaiki motor dan memberi pujian terhadap subjek sehingga membuat subjek bersemanggat dan tidak malu dengan kondisi subjek sekarang ini dan yang terpenting subjek sudah tidak menggunakan narkoba lagi. i. Ketergantungan yang dapat diandalkan Subjek merasa keluarga dapat diandalkan bantuannya disaat dibutuhkan. Bentuk bantuan yang diberikan keluarga yaitu berupa bantuan uang untuk membeli perlengkapan kerja dan barang yang berupa motor sebagi alat transportasi subjek untuk membeli perlengkapan kerja.

25 j. Bimbingan Keluarga memberi bantuan berupa bimbingan kepada subjek disaat subjek mempunyai masalah. Bentuk bimbingan yang diberikan keluarga yaitu berupa nasehat dan saran-saran untuk membantu menyelesaikan masalah subjek terutama untuk bekerja dikantor kakak subjek agar subjek ada kegiatan, belajar mencari uang sendiri dan agar subjek tidak memakai narkoba lagi. k. Kesempatan untuk mengasuh Keluarga suka meminta bantuan subjek. Bantuan yang diberikan subjek terhadap keluarga yaitu bantuan tenaga untuk membereskan rumah dan untuk memperbaiki motor milik kakak subjek.

26 2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi a. Potensi Penerima Dukungan Menurut subjek, keluarga selalu mengetahui disaat subjek membutuhkan bantuan. Jadi mengetahui dan sadar bahwa keluarga memberikan dukungan yang kuat terhadap subjek agar subjek sembuh dan tidak kembali memakai narkoba. Bantuan yang diberikan keluarga berupa bantuan uang disaat subjek membutuhkannya untuk melamar pekerjaan. b. Potensi Penyedia Dukungan Keluarga memberi dukungan yang kuat terhadap subjek dan keluarga sadar akan hal itu. Bantuan yang diberikan keluarga berupa bantuan uang dan barang yang berupa motor.

27 c. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar rumah subjek. Hubungan baik subjek dengan keluarga berupa bantuan uang disaat subjek membutuhkannya dan subjek memberi bantuan kepada keluarga disaat keluarga membutuhkannya yaitu berupa bantuan tenaga untuk membersihkan rumah dan memperbaiki kendaraan milik kakak subjek. Hubungan baik subjek dengan lingkungan yaitu subjek sering mengobrol dengan teman-teman dan tetangga sekitar rumah subjek dan juga subjek suka mengikuti tahlilan bilamana ada orang dari lingkungan tempat tinggal subjek yang meninggal dunia.

28 Pembahasan 1. Gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada mantan pecandu narkoba pasca rehabilitasi Dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada subjek yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan pada harga diri, dukungan dari kelompok sosial, dan dukungan appraisal atau penilaian serta komponen-komponen dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap subjek yaitu kerekatan emosional, integrasi sosial, adanya pengakuan, ketergantungan yang dapat diandalkan, bimbingan, dan kesempatan untuk mengasuh. a. Dukungan instrumental Keluarga memberikan bantuan kepada subjek berupa yaitu uang saat subjek hendak melamar pekerjaan dan barang yang berupa motor disaat subjek membutuhkannya untuk pergi kerumah temannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1998) serta Taylor (1999) tentang bentukbentuk dukungan sosial yaitu dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang.

29 b. Dukungan informasional Keluarga memberikan nasehat dan saran-saran untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi subjek dengan cara kakak subjek memberikan saran kepada subjek supaya mau bekerja ditempatnya agar subjek ada kegiatan, tidak stres dan tidak kembali menggunakan narkoba. Keluarga subjek juga menasehati supaya subjek tidak salah menggambil keputusan dan juga untuk membantu penyembuhan subjek dari ketergantungan narkoba agar subjek tidak kembali memakai narkoba lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1998) serta Taylor (1999) tentang bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu dukungan ini melibatkan pemberian informasi dan saran. c. Dukungan emosional Keluarga memberikan kasih sayang dan perhatian. Bentuk kasih sayang yang diberikan keluarga terhadap subjek yaitu keluarga selalu perhatian dengan menanyakan keadaan subjek dan keluarga selalu membantu subjek serta menanyakan apakah subjek membutuhkan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (1998) serta Taylor (1999) tentang bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengguna Narkoba 1. Pengertian Pengguna Narkoba Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota

Lebih terperinci

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK REMAJA AWAL BAB I A. Latar Belakang Komunikasi interpersonal merupakan suatu cara yang dilakukan orang tua tunggal dalam mendidik anak, karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

(25,5%), di sekolah (10%), tempat umum (22%), tempat kerja (5,8%), dan tempat lainnya (3 6,6%). Sedangkan berdasarkan kategori usia, kekerasan fisik t

(25,5%), di sekolah (10%), tempat umum (22%), tempat kerja (5,8%), dan tempat lainnya (3 6,6%). Sedangkan berdasarkan kategori usia, kekerasan fisik t Dukungan Sosial Terhadap Anak Yang Mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga Risya Handayani Pendahuluan Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat dimana anak belajar dan menyatakan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar. SKALA I No. Angket : Usia : Petunjuk Pengisian Skala : 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut. Kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan pikiran, keyakinan dan keadaan anda sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, jika ditinjau dari segi pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Optimisme 2.1.1 Definisi Optimisme Optimisme merupakan bagaimana seseorang bereaksi terhadap kegagalan sosial dalam kehidupannya (Myers, 2008). Dalam keadaan yang memicu stress

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER Standar Kompetensi : 2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam lingkungan Tema : Tempat Umum

Lebih terperinci

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB KUESIONER No. kuesioner DIISI OLEH PENELITI. Nama Pewawancara : Kelompok :. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB ( Berilah tanda silang (x) sesuai dengan jawaban responden ) DATA DIRI RESPONDEN. Nama :.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional a. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama, karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari

Lebih terperinci

Chairul Huda Al Husna

Chairul Huda Al Husna DIMENSI SOSIAL LANSIA Chairul Huda Al Husna PARADIGMA Lansia Proses menua Perubahan fisik Perubahan psikologis Perubahan sosial Stressor PARADIGMA Semakin tua partisipasi sosial & cakupannya menyempit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Hasil Belajar Hasil Belajar adalah suatu proses atau usaha yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini kita akan membahas pendekatan kualitatif yang dipilih sebagai pendekatan umum dan alasan dipilihnya pendekatan tersebut dalam penelitian ini. Kemudian akan ditentukan

Lebih terperinci

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik maupun mental yang sempurna. Namun pada kenyataannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik maupun mental yang sempurna. Namun pada kenyataannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menjadi seseorang yang memiliki keterbatasan bukan keinginan atau pilihan hidup setiap manusia. Tentunya semua manusia ingin hidup dengan kondisi fisik maupun

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP Pertemuan II KONSEP DASAR KELUARGA Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP. 197401121998031002 Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas I Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara (Interview Guide) digunakan pedoman wawancara sesuai focus penelitian.

Pedoman Wawancara (Interview Guide) digunakan pedoman wawancara sesuai focus penelitian. Pedoman Wawancara (Interview Guide) Pedoman wawancara ditujukan kepada Informan kunci, informan utama, dan informan tambahan untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan di lapangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosial Suami Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan oranglain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan / motivasi atau semangat

Lebih terperinci

BAB I A. Latar Belakang Masalah dewasa muda Tugas tugas pergembangannya Wanita Kebutuhan intimacy workaholic

BAB I A. Latar Belakang Masalah dewasa muda Tugas tugas pergembangannya Wanita Kebutuhan intimacy workaholic http://www.gunadarma.ac.id/ A. Latar Belakang Masalah dewasa muda BAB I Tugas tugas pergembangannya Wanita Menikah Bekerja (lajang) workaholic Kebutuhan intimacy B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh: WISNU TRI LAKSONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System (USRDS) tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian Pendidikan merupakan sebuah warisan dalam bentuk bimbingan yang biasanya diberikan pertama kali oleh orangtua kepada anak untuk persiapan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini seiring perkembangan zaman juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini seiring perkembangan zaman juga BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini seiring perkembangan zaman juga menuntut perkembangan kualitas di segala bidang, baik bidang sosial, politik, budaya maupun di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dukungan Sosial untuk Penderita Baby Blues Syndrome 2.1.1 Pengertian Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis wawancara, dapat disimpulkan : Ketiga subjek yang mengalami baby blues syndrome ini berasal dari latar belakang masalah yang berbeda.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Konsep Diri dengan Dukungan Orang Tua pada Siswa Kelas II SMU X Lampung yang sedang

Lebih terperinci

FORGIVENESS PADA DEWASA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI KEKERASAN PADA MASA KANAK-KANAK

FORGIVENESS PADA DEWASA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI KEKERASAN PADA MASA KANAK-KANAK FORGIVENESS PADA DEWASA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI KEKERASAN PADA MASA KANAK-KANAK Nama : Yohana Yosephine NPM : 10507259 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Diana Rohayati, S.Psi., M.Psi PENDAHULUAN Kekerasan

Lebih terperinci

Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba

Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba Windy Nadia Septiani, Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Minat Membaca. kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Minat Membaca. kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Minat Membaca A. Minat Membaca Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Ushfuriyah_11410073 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang yang sudah menjadi pengguna, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun ke dalam tubuh, namun proses pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran (Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran (Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan muda yang tinggal bersama, maka dapat dibuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Terdapat perbedaan pada hak dan kewajiban antara pria dan wanita dalam menjalankan ajaran agama Islam. Perbedaan ini telah diatur dalam kitab suci Al-Quran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku sehat 1. Pengertian Perilaku sehat Perilaku sehat sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka

Lebih terperinci

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian dewasa ini karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH Disusun Oleh Nama : Auliya Karimah NPM : 10507030 Pembimbing : Wahyu Rahardjo, S.Psi., M.si Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa dewasa merupakan masa dimana setiap individu sudah mulai matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), rentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM :

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM : UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM : 0606154295 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. konsekuensi bahaya atas tindakan yang dilakukan. Individu yang memiliki kontrol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. konsekuensi bahaya atas tindakan yang dilakukan. Individu yang memiliki kontrol BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontrol diri merupakan hal yang penting bagi setiap individu, termasuk dan terutama bagi individu yang sedang menjalani proses rehabilitasi narkoba. Kontrol diri menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu lahir dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama agar dapat tumbuh utuh secara mental, emosional dan sosial. Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Siswa 1. Pengertian Siswa Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), siswa berarti seorang anak yang sedang belajar dan bersekolah dan salah satu komponen dalam pengajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri bukanlah hal yang mudah bagi setiap remaja. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang paling sulit berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata Motif, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

Lebih terperinci

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 133 134 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 135 136 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 137 138

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tak kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai sembilan persen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain, apabila disalahgunakan

Lebih terperinci

TRILOGI NOVEL MARITO

TRILOGI NOVEL MARITO TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satunya adalah tuntutan ekonomi sebagai akibat dari biaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Antara Komunikasi Orangtua Dengan Regulasi Emosi Pada Remaja di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran Penyesuaian..., Nice Fajriani, FPSI UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran Penyesuaian..., Nice Fajriani, FPSI UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau dalam bahasa masyarakat awam disebut dengan penjara, merupakan tempat/kediaman bagi orang-orang yang bermasalah dengan hukum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 2.1.1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian Kecemasan menghadapi kematian (Thanatophobia) mengacu pada rasa takut dan kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa pemilihan yang akan menentukan masa depan seseorang. Tidak sedikit dari remaja sekarang yang terjerumus dalam berbagai permasalahan.tidak

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki. Niken Andalasari

Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki. Niken Andalasari Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki Niken Andalasari Cinta? Seorang psikolog asal Amerika Serikat, Ashley Montagu mendefinisikan cinta: Cinta sebagai sebuah perasaan memperhatikan, menyayangi dan menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hadirnya seorang anak merupakan harapan dari setiap orangtua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hadirnya seorang anak merupakan harapan dari setiap orangtua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya seorang anak merupakan harapan dari setiap orangtua. Kelahiran anak adalah saat-saat yang sangat di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Hal inilah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa krisis identitas bagi kebanyakan remaja. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun terkadang figur itu tidak ada didekatnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya. Seringkali hal ini yang mendasari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Task Commitment 1. Definisi Task Commitment Task Commitment atau pengikatan diri terhadap tugas adalah kemauan yang berasal dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk tekun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang dari tahun ke tahun terus bertambah, BNN (Badan Narkotika Nasional) Indonesia telah mendata untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitiannya. Hal tersebut dinilai karena pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

Gambaran Komunikasi Interpersonal pada Pasangan yang Menikah Beda Agama. Oleh : Alfi Reza Brilliyanto

Gambaran Komunikasi Interpersonal pada Pasangan yang Menikah Beda Agama. Oleh : Alfi Reza Brilliyanto Gambaran Komunikasi Interpersonal pada Pasangan yang Menikah Beda Agama Oleh : Alfi Reza Brilliyanto BAB I PENDAHULUAN Salah satu gejala modern dalam masalah pembentukan keluarga adalah adanya keinginan

Lebih terperinci

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi memaksa orangtua lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sektor, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I. mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan. narkoba terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di

BAB I. mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan. narkoba terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di BAB I 1.1 Latar Belakang Menurut Kepala Pusat Pengawasan Badan Narkotika Nasional mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Dukungan Sosial Orang Tua a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Jumlah pengguna dan pecandu narkoba dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Teoritis

BAB II. Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoritis 2.1 Dukungan sosial 2.1.1 Pengertian Dukungan Sosial Dukungan sosial menurut Gottlieb (1983) adalah informasi atau nasehat verban dan/ non verbal, bantuan nyata, atau tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia dan negara-negara lain istilah prostitusi dianggap mengandung pengertian yang negatif. Di Indonesia, para pelakunya diberi sebutan Wanita Tuna Susila. Ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

juga kelebihan yang dimiliki

juga kelebihan yang dimiliki 47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci